jbptitbpp gdl mirameiraw 22639 3 2011ts 2

23
  7 Bab II Tatanan Geologi II.1 Fisiografi Regional Van Bemmelen membagi Jawa Barat menjadi 4 zona fisiografi yang berarah  barat-timur. Zona tersebut dari utara ke selatan terdiri dari: 1. Dataran Pantai Jakarta, merupakan daerah relatif stabil yang terdiri dari endapan sedimen sungai berumur Eosen-Oligosen, ditutupi oleh endapan lahar gunung api muda. 2. Zona Bogor, terdiri dari endapan sedimen laut berumur Tersier yang telah terlipat dan ditutupi oleh endapan alluvial sungai, lahar dan endapan volkaniklastik yang berasal dari pegunungan di bagian selatan. Pada zona ini banyak ditemukan intrusi-intrusi berbentuk stok, hipabisal, yang menerobos batuan sedimen berumur Tersier . 3. Zona Band ung, terdiri dari terdiri dari batuan berumur Oligosen-Miosen yang ditutupi oleh endapan gunungapi Kuarter dan endapan alluvial (Van Bemmelen, 1949). 4. Zona Pegunungan Selatan Jawa Barat, terdiri dari terdiri dari morfologi dataran tinggi yang terdiri dari: Jampang, Pangalengan, dan Karangnunggal. Berdasarkan pembagian zona fisiografi Jawa Barat (Gambar II.1), komplek Gunung Wayang dan Gunung Windu terletak pada Zona Pegunungan Kuarter yang berada pada daerah di antara Zona Bogor dan Zona Bandung. Zona ini termasuk ke dalam zona depresi tengah, yang dibentuk oleh depresi antar  pegunungan (  Intramontane depressions). Van Bemmelen (1949) dalam Martodjojo (1984) menyatakan bahwa daerah ini merupakan puncak antiklin Jawa Barat yang runtuh setelah pengangkatan, lalu terisi oleh endapan gunung api muda. Dam (1994) dalam Wibowo (2006) menyatakan bahwa kehadiran gunungapi di Jawa Barat berasosiasi dengan depresi berarah barat-timur di bagian tengah Jawa Barat.

Upload: muhammad-reza-ramdhan

Post on 08-Oct-2015

15 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

referensi

TRANSCRIPT

  • 7

    Bab II Tatanan Geologi

    II.1 Fisiografi Regional

    Van Bemmelen membagi Jawa Barat menjadi 4 zona fisiografi yang berarah

    barat-timur. Zona tersebut dari utara ke selatan terdiri dari:

    1. Dataran Pantai Jakarta, merupakan daerah relatif stabil yang terdiri dari

    endapan sedimen sungai berumur Eosen-Oligosen, ditutupi oleh endapan

    lahar gunung api muda.

    2. Zona Bogor, terdiri dari endapan sedimen laut berumur Tersier yang telah

    terlipat dan ditutupi oleh endapan alluvial sungai, lahar dan endapan

    volkaniklastik yang berasal dari pegunungan di bagian selatan. Pada zona

    ini banyak ditemukan intrusi-intrusi berbentuk stok, hipabisal, yang

    menerobos batuan sedimen berumur Tersier.

    3. Zona Bandung, terdiri dari terdiri dari batuan berumur Oligosen-Miosen

    yang ditutupi oleh endapan gunungapi Kuarter dan endapan alluvial (Van

    Bemmelen, 1949).

    4. Zona Pegunungan Selatan Jawa Barat, terdiri dari terdiri dari morfologi

    dataran tinggi yang terdiri dari: Jampang, Pangalengan, dan

    Karangnunggal.

    Berdasarkan pembagian zona fisiografi Jawa Barat (Gambar II.1), komplek

    Gunung Wayang dan Gunung Windu terletak pada Zona Pegunungan Kuarter

    yang berada pada daerah di antara Zona Bogor dan Zona Bandung. Zona ini

    termasuk ke dalam zona depresi tengah, yang dibentuk oleh depresi antar

    pegunungan (Intramontane depressions). Van Bemmelen (1949) dalam

    Martodjojo (1984) menyatakan bahwa daerah ini merupakan puncak antiklin Jawa

    Barat yang runtuh setelah pengangkatan, lalu terisi oleh endapan gunung api

    muda. Dam (1994) dalam Wibowo (2006) menyatakan bahwa kehadiran

    gunungapi di Jawa Barat berasosiasi dengan depresi berarah barat-timur di bagian

    tengah Jawa Barat.

  • 8

    Gambar II.1. Zona Fisiografi Jawa Barat (dimodifikasi dari Van Bemmelen 1949 dalam Martodjojo, 1984).

    II.2 Struktur Regional

    Proses tektonik yang terjadi di Pulau Jawa sangat dipengaruhi oleh subduksi

    lempeng Indo-Australia ke bawah lempeng Eurasia. Terdapat tiga pola struktur

    dominan yang berkembang di Pulau Jawa menurut Pulunggono dan Martodjojo

    (1994), yaitu: pola Meratus berarah timurlaut-baratdaya (NE-SW) terbentuk pada

    80 sampai 53 juta tahun yang lalu (Kapur Akhir-Eosen Awal); pola Sunda berarah

    utara-selatan (N-S) terbentuk 53 sampai 32 juta tahun yang lalu (Eosen Awal-

    Oligosen Awal); pola Jawa berarah barat-timur (W-E) terbentuk sejak 32 juta

    tahun yang lalu.

    Gambar II.2 menunjukkan struktur geologi Jawa Barat berdasarkan Suwijanto

    (1978) dan Martodjojo (1984). Suwijanto (1978) menyatakan bahwa Jawa Barat

    terdiri dari empat kelurusan, beradasarkan pengamatan citra LANDSAT, yaitu

    kelurusan berarah 45 , 305 , 330 dan 350 E. Struktur-struktur tersebut

    terkonsentrasi di sekitar Bogor dan barat daya Cirebon, dan berhubungan dengan

    struktur besar Cimandiri, Baribis dan Cidurian (Suwijanto, 1978) (Gambar II.2).

  • 9

    Gambar II.2. Struktur geologi, dikumpulkan dari Suwijanto (1978) dan Martodjojo (1984).

    II.3 Tatanan Geologi Daerah Penelitian

    II.3.1 Stratigrafi Daerah penelitian

    Daerah Wayang Windu termuat dalam Peta Geologi Garut-Pameungpeuk Lembar

    1206-8 yang disusun oleh Alzwar dkk. (1992). Unit batuan paling tua yang

    tersingkap pada daerah ini terdiri dari lava andesit, breksi dengan komposisi

    andesit hornblenda, dan tuf, yang berasal dari Formasi Jampang berumur Oligosen

    akhir hingga Miosen awal. Formasi Jampang tersingkap pada daerah sejauh 50 km

    bagian tenggara Gunung Wayang dan Gunung Windu (Alzwar dkk, 1992).

    Formasi ini diterobos oleh intrusi diorit kuarsa yang berumur Miosen Tengah.

    Alzwar dkk (1994) kemudian menyatakan bahwa Formasi Jampang ditindih

    secara tidak selaras oleh Formasi Bentang yang berumur Miosen akhir hingga

    Pliosen awal. Formasi Bentang terdiri dari konglomerat, perlapisan batupasir

  • 10

    tufan-batulempung dengan lensa-lensa lignit, yang bergradasi menjadi tuf

    berkomposisi batu apung, di bagian atasnya. Formasi Beser berumur Miosen akhir

    adalah unit batuan tua selanjutnya yang tersingkap di bagian utara Gunung

    Malabar. Formasi Beser terdiri dari breksi tufan dan lava yang berkomposisi

    andesit hingga basalt. Adapun hubungan antara Formasi Bentang dengan Formasi

    Beser masih belum jelas.

    Daerah Wayang Windu adalah tubuh gunungapi yang disusun oleh batuan-batuan

    volkanik berkomposisi andesit hingga basaltik (Alzwar dkk., 1992). Hasil

    penelitian Pertamina (1998) dalam Unocal Geothermal Indonesia (2002)

    menyatakan bahwa contoh batuan lava andesit piroksen yang diambil dari Gunung

    Wayang menunjukkan umur pembentukkan berkisar 12.0 0.1 jtl (Kuarter).

    Gambar II. 3 menunjukkan komplek batuan volkanik berumur Kuarter yang

    menyusun daerah Wayang Windu. Unit batuan volkanik ini terdiri dari tuf, breksi

    tufan, breksi andesit, dan lava berkomposisi andesit piroksen dan andesit

    hornblenda, berumur Plio-Pleistosen, yang berasal dari endapan Gunungapi Tua

    Tak Teruraikan (Qtv). Endapan Gunungapi tak teruraikan (Qtv) diendapkan

    secara tidak selaras di atas endapan Breksi tufan (Tpv) yang berumur Pliosen.

    Unit batuan Andesit Waringin-Bedil, Malabar Tua (Qwb), yang berumur

    Pleistosen, kemudian terendapkan secara tidak selaras di atas endapan Gunungapi

    Tua Tak Teruraikan (Qtv). Unit batuan ini terdiri dari perselingan breksi, tuf dan

    lava yang berkomposisi andesit piroksen dan andesit hornblenda. Unit batuan ini

    tersingkap di daerah Gunung Wayang, dan bagian selatan serta barat daya daerah

    Wayang Windu, dan memiliki kemiringan sebesar 14-220 ke arah utara (Bogie

    dan Mackenzie (1998).

    Endapan Gunungapi tua Tak teruraikan (Qopu) merupakan unit batuan berumur

    Pleistosen yang kemudian terendapkan di atas Unit Andesit Waringin-Bedil,

    Malabar Tua (Qwb). Endapan ini terdiri dari tuf dasitik berukuran halus hingga

    kasar, breksi tufan dengan fragmen batuan pumis, dan endapan laharik yang

    berkomposisi andesit hingga basalt. Di daerah bagian utara, yaitu Gunung

    Malabar, endapan ini ditutupi oleh endapan Gunungapi Malabar-Tilu (Qmt) yang

  • 11

    terdiri dari tuf, breksi laharik, dan lava yang berkomposisi andesit hingga basaltik

    dan dasitik. Sedangkan di bagian selatan, yaitu Gunung Kencana, endapan

    Gunungapi Tua Tak Teruraikan ditutupi oleh endapan lava andesit hingga basaltik

    yang berasal dari Unit Lava Kencana (Alzwar dkk, 1992). Unit Gunungapi

    Malabar-Tilu terdistribusi di permukaan sebagai suatu gunung Malabar

    stratovolkano besar dengan salah satu puncaknya berupa Gunung Puncak Besar di

    bagian lereng selatan (Bogie dan Mackenzie, 1998). Hasil analisa K-Ar terhadap

    contoh dari unit ini menghasilkan umur pembentukkan berkisar 0.23 jtl 0.03

    (Bogie dan Mackenzie, 1998).

    Unit batuan Gunungapi Muda (Qyw) merupakan unit batuan paling muda di

    daerah Wayang Windu, yang tersingkap di permukaan sebagai satuan batuan yang

    memanjang berarah relatif utara-selatan, menutupi puncak Gunung Wayang

    Windu-Gambung-Bedil. Unit ini terdiri dari endapan tefra dan lava berkomposisi

    andesit dan basalt yang berasal dari letusan Gunung Wayang dan Gunung Windu.

    Unit ini terdiri dari lava andesit dengan xenokris kuarsa dan tuf kristal dengan

    butiran berupa piroksen dan kuarsa (Bogie dan Mackenzie, 1998). Hasil analisa

    K-Ar terhadap contoh dari unit ini menghasilkan umur pembentukkan berkisar

    0.18 untuk contoh batuan dari Gunung Bedil, dan 0.10 jtl untuk contoh batuan

    dari Gunung Windu.(Bogie dan Mackenzie, 1998).

    II.3.2 Struktur Geologi

    Sesar yang berpengaruh di daerah Gunung Malabar, Wayang Windu, dan Tilu

    berarah timurlautbaratdaya dan beberapa baratlaut-tenggara (Alzwar dkk, 1992).

    Sudarman dkk (1986), menyatakan bahwa terdapat pola kelurusan berarah

    timurlaut-baratdaya dan baratlaut-tenggara yang mempengaruhi penyebaran mata

    air panas dan fumarol di daerah panas bumi Wayang Windu. Unocal Geothermal

    Indonesia (2002) menyatakan bahwa terdapat tiga pola struktur dominan di daerah

    Wayang Windu. Struktur pertama berarah timurlaut-baratdaya yang konsisten

    dengan sesar geser regional, struktur kedua berarah baratlaut-timurdaya yang

    memotong struktur timurlaut sehingga membentuk orthogonal, dan struktur yang

  • 12

    ketiga berarah utaratimurlaut-selatanbaratdaya yang teridentifikasi melalui

    kelurusan struktur permukaan dan formation imaging logs (FMI). Mandala

    Nusantara Ltd (1997) menyatakan bahwa terdapat struktur horst dan graben di

    daerah Wayang Windu yang membagi sistem panasbumi menjadi reservoir-

    reservoir yang lebih kecil.

    Gambar II.3. Peta Geologi Regional Garut Pamempeuk (Alzwar dkk, 1992).

  • 13

    II.3.3 Manifestasi Panas bumi di Daerah Wayang Windu

    Terdapat dua tipe manifestasi termal yang hadir di lapangan panas bumi Wayang

    Windu, yaitu: fumarol dan air panas bikarbonat. Mata air panas klorida tidak hadir

    di daerah Wayang Windu. Fumarol merupakan indikasi untuk zona permeabilitas

    bawah permukaan yang dangkal. Berdasarkan hasil analisa kimia, fumarol yang

    hadir di lapangan Wayang Windu merupakan discharge langsung dari reservoir

    (Sudarman dkk., 1986). Fumarol dan alterasi hidrotermal meluas dari Gunung.

    Windu bagian utara sampai ke lereng selatan Malabar. Adapun mata air panas

    dengan komposisi bikarbonat hadir pada bagian barat lereng Gunung Wayang dan

    Gunung Windu, serta di sepanjang lereng selatan Gunung Malabar, di antara

    Gunung Gambung dan Gunung Wayang (Gambar II.3). Sudarman dkk, 1986

    menyatakan bahwa temperatur mata air panas bikarbonat ini adalah 25-66oC, dan

    memiliki kandungan klorida yang rendah. Lebih lanjut lagi Unocal Geothermal

    Indonesia (2002) menyatakan bahwa mata air panas bikarbonat berasal dari

    kondensasi uap air hasil boiling dengan sistem air tanah lokal, yang mengalir ke

    bawah lereng lembah antara Gunung Malabar dan Gunung Wayang Windu.

    II.4 Tatanan Stratigrafi Sumur Penelitian

    II.4.1 Stratigrafi Sumur WWT-1

    Sumur WWT-1 adalah sumur yang terletak pada lereng barat Gunung Wayang

    dengan koordinat 790302mE, 9202476mS (UTM 48S) dan mencapai kedalaman

    2133,5 m. Data litologi bawah permukaan diperoleh dengan melakukan

    pengamatan sayatan dari serbuk bor dan dibandingkan dengan parameter Rate of

    Penetration dari data sumur. Berdasarkan hasil pengamatan terhadap 31 contoh

    serbuk bor, susunan batuan dari tua ke muda pada sumur WWT-1 kedalaman 12-

    1937 m di bawah permukaan, adalah sebagai berikut:

  • 14

    II.4.1.1 Unit Tuf-lapili dan Andesit

    Unit ini merupakan unit paling tua yang teridentifikasi pada sumur WWT-1, hadir

    pada kedalaman 1333-1937 meter di bawah permukaan. Unit ini terdiri dari tuf

    litik, tuf-lapili, dan andesit yang hadir sebagai batuan terobosan.

    Tuf litik, kemas terbuka, pemilahan baik, butiran: fragmen andesit, basalt, tuf

    kristal, butiran detritus seperti plagioklas, K-feldspar, menyudut-menyudut

    tanggung, berukuran 0.23-1,75 mm, matriks hadir berupa debu volkanik yang

    telah teralterasi (Gambar II.4). Tuf lapili, kemas terbuka, pemilahan baik, butiran:

    fragmen andesit piroksen, andesit hornblenda, tuf kristal, butiran detritus seperti

    plagioklas, K-feldspar, berbentuk menyudut-menyudut tanggung, berukuran 0.35-

    2,25 mm. Matriks terdiri dari debu volkanik, dan K-feldspar berukuran 0.04-0.09

    mm.

    Andesit hadir sebagai batuan terobosan pada kedalaman 1393-1396 meter di

    bawah permukaan. Andesit menunjukkan tekstur porfiritik, fenokris: plagioklas,

    K-feldspar, massadasar terdiri dari mikrolit plagioklas yang membentuk tekstur

    trakhitik. Berdasarkan stratigrafi regional Alzwar ( 1992), satuan batuan ini

    disetarakan dengan unit Andesit Waringin-Bedil, Malabar Tua (Qwb) yang

    berumur Pleistosen.

    II.4.1.2 Unit Breksi Volkanik, Tuf-lapili dan Andesit Piroksen

    Unit ini hadir pada sumur WWT-1 kedalaman 732-1333 meter di bawah

    permukaan. Unit ini terdiri dari perlapisan breksi volkanik dan tuf-lapili, dengan

    sisipan andesit piroksen. Breksi volkanik, kemas terbuka, pemilahan buruk,

    butiran: fragmen andesit piroksen, andesit hornblenda, lava, tuf kristal, pumis,

    menyudut tanggung-menyudut, tertanam pada matriks berupa debu volkanik dan

    butiran detritus seperti K-feldspar, plagioklas, berukuran 0.08-0.25 mm (Gambar

    II.4).

  • 15

    Tuf-lapili, kemas terbuka, pemilahan baik, butiran terdiri dari fragmen andesit

    piroksen, andesit hornblenda, tuf kristal, plagioklas, K-feldspar, berbentuk

    menyudut tanggung-membundar tanggung, berukuran 0,23-2.28 mm. Matriks

    terdiri dari debu volkanik dan K-feldspar berukuran 0.15-0.28 yang telah

    teralterasi.

    Andesit Piroksen, porfiritik, fenokris terdiri dari plagioklas, piroksen, K-feldspar,

    euhedral-subhedral, 0.25-2.25 mm, tertanam pada massadasar yang terdiri dari

    mikrolit plagioklas dan mineral opak yang membentuk tekstur pilotaksitik.

    Berdasarkan stratigrafi regional Alzwar ( 1992), satuan batuan ini disetarakan

    dengan Endapan Remah Lepas Gunung api Tua tak Teruraikan (Qopu) yang

    berumur Pleistosen Tengah.

    Gambar II.4. Sayatan tuf litik dengan butiran berupa fragmen andesit, K-feldspar, pada sumur WWT-1 kedalaman 1874-1877 meter (1,2) dan sayatan breksi volkanik dengan butiran berupa fragmen tuf gelas, pada sumur WWT-1 kedalaman 1033-1036 meter (3,4)

  • 16

    II.4.1.3 Unit Tuf-lapili dan Lava Andesit, Basalt

    Unit ini merupakan unit paling muda yang teridentifikasi pada sumur WWT-1,

    hadir pada kedalaman 12-732 meter di bawah permukaan. Unit ini terdiri dari tuf

    litik, tuf-lapili, yang berlapis dengan lava andesit dan basalt. Tuf litik, kemas

    terbuka, pemilahan baik, butiran: fragmen andesit, tuf kristal, plagioklas, K-

    feldspar, menyudut-menyudut tanggung, berukuran 0.45-1,37 mm. Matriks berupa

    debu volkanik yang telah terlaterasi. Tuf-lapili, kemas terbuka, pemilahan baik,

    butiran: fragmen andesit piroksen, andesit hornblenda, tuf kristal, butiran detritus

    seperti: kuarsa, hornblenda, K-feldspar, menyudut tanggung-menyudut, berukuran

    0.3-2,05 mm. Matriks terdiri dari debu volkanik dan K-feldspar berukuran 0.08-

    0.18 mm.

    Andesit Hornblenda, hipokristalin, vitrofiritik, fenokris terdiri dari plagioklas,

    honblenda, piroksen, kuarsa, K-feldspar, tertanam pada massadasar berupa

    mikrolit plagioklas K-feldspar dan gelas volkanik. Fenokris honblenda hadir

    sebagai pseudomorf mineral berbentuk rhombik yang telah terubah 100% menjadi

    mineral opak dan stilpnomelan (Gambar II.5), kuarsa sebagai fenokris berukuran

    0.5-1.13 mm, menunjukkan tekstur embayment.

    Andesit Piroksen, hipokristalin, porfirik, fenokris terdiri dari plagioklas, piroksen,

    K-feldspar, 0.25-2.25 mm. Massadasar terdiri dari mikrolit plagioklas dan

    klinopiroksen yang membentuk tekstur intergranular.

    Basalt, porfiritik, fenokris terdiri dari plagioklas, piroksen, olivin, berukuran 0.25-

    1.75 mm, tertanam pada massadasar yang terdiri dari plagioklas dan klinopiroksen

    membentuk tekstur intergranular (Gambar II.5). Olivin sebagai fenokris hadir

    berbentuk anhedral dan telah terubah menjadi hematit. Berdasarkan stratigrafi

    regional Alzwar ( 1992), unit batuan ini disetarakan dengan Endapan Gunungapi

    Muda (Qyw) yang berumur Holosen.

  • 17

    Gambar II.5. Sayatan andesit hornblenda dengan tekstur vitrofirik, pada sumur WWT-1 kedalaman 192-195 meter (1,2) dan sayatan basalt dengan tekstur porfiritik, pada sumur WWT-1 kedalaman 492-495 meter (3,4).

    II.4.2 Stratigrafi Sumur WWD-2

    Sumur WWD-2 adalah sumur yang terletak di lereng timur Gunung Bedil, pada

    koordinat 790388mT, 9203047mS (UTM zone 48S) dan mencapai kedalaman

    2146,6 meter. Berdasarkan hasil pengamatan terhadap 36 contoh serbuk bor,

    susunan batuan dari tua ke muda pada sumur WWD-2 kedalaman 12-2114 m di

    bawah permukaan, adalah sebagai berikut:

    II.4.2.1 Unit Tuf-lapili dan Andesit

    Unit ini adalah unit batuan paling tua yang teridentifikasi pada sumur WWD-2,

    hadir pada kedalaman 1150-2114 meter. Unit ini terdiri dari tuf litik, tuf lapili, dan

    sisipan andesit.

  • 18

    Gambar II.6. Pemerian litologi dan satuan batuan yang hadir pada sumur WWT-1

    Tuf litik, kemas terbuka, pemilahan sedang-baik, butiran: fragmen andesit, K-

    feldspar, kuarsa, plagioklas, piroksen, menyudut tanggung, 0.25-0.75 mm, matriks

    berupa debu volkanik yang telah teralterasi. Tuf-lapili, kemas terbuka, pemilahan

    sedang-buruk, butiran: fragmen andesit, tuf kristal, tuf gelas, plagioklas, K-

    feldspar, menyudut tanggung, berukuran 0.12-2.35 mm, matriks berupa debu

    volkanik dan K-feldspar berukuran 0.08-0.15 mm yang telah teralterasi. Andesit,

    porfiritik, fenokris: plagioklas, K-feldspar, euhderal-subhedral, 0,15-0.75 mm,

  • 19

    tertanam pada massadasar berupa mikrolit plagioklas yang membentuk tekstur

    trakhitik. Berdasarkan stratigrafi regional Alzwar ( 1992), satuan batuan ini

    disetarakan dengan Unit Andesit Waringin-Bedil, Malabar Tua (Qwb) yang

    berumur Pleistosen Awal.

    II.4.2.2 Unit Batuan Breksi Volkanik, Tuf-lapili dan Lava Andesit Piroksen

    Unit ini hadir pada sumur WWD-2 kedalaman 609-1150 meter. Unit batuan ini

    terdiri dari breksi volkanik, tuf lapili, dan sisipan andesit piroksen. Breksi

    volkanik, kemas terbuka, pemilahan buruk, butiran: fragmen andesit, tuf kristal,

    pumis, menyudut-menyudut tanggung, matriks terdiri dari debu volkanik,K-

    feldspar, plagioklas, berukuran 0.08-0.28 mm (Gambar II.7). Tuf-lapili, kemas

    terbuka, pemilahan sedang-baik, butiran: fragmen andesit, tuf kristal, plagioklas,

    K-feldspar, menyudut tanggung, berukuran 0.22-2.25 mm, matriks terdiri dari

    debu volkanik dan K-feldspar berukuran 0.08-0.15 mm yang telah teralterasi.

    Andesit Piroksen, porfiritik, fenokris: plagioklas, piroksen, K-feldspar, 0.22-2.25

    mm, tertanam pada massadasar berupa kriptolit plagioklas yang membentuk

    tekstur hialofilitik. Andesit telah teralterasi menjadi smektit-kalsit-klorit-kalsedon-

    serisit. Berdasarkan stratigrafi regional Alzwar ( 1992), satuan batuan ini

    disetarakan dengan Endapan Remah Lepas Gunung api Tua tak teruraikan (Qopu)

    yang berumur Pleistosen Tengah.

    II.4.2.3 Unit Tuf-lapili dan Lava Andesit, Basalt

    Unit batuan ini adalah unit paling muda yang teridentifikasi pada sumur WWD-2,

    hadir pada kedalaman 12-609 meter. Unit ini terdiri dari perlapisan tuf-lapili dan

    lava andesit, basalt.

  • 20

    Gambar II.7. Sayatan tuf kristal pada sumur WWD-2 kedalaman 1750-1753 meter (1,2) dan sayatan Breksi Volkanik dengan fragmen tuf kristal, andesit, dan pumis, pada sumur WWD-2 kedalaman 789-792 meter (3,4)

    Tuf-lapili, kemas terbuka, pemilahan baik, butiran: fragmen andesit, basalt, tuf

    kristal, plagioklas, K-feldspar, menyudut tanggung-menyudut, berukuran 0.22-

    2.05 mm, tertanam pada matriks berupa debu volkanik dan K-feldspar berukuran

    0.08-0.15 mm (Gambar II.8). Tuf kristal-litik, kemas terbuka, pemilahan baik,

    butiran: K-feldspar, piroksen, plagioklas, hornblenda, kuarsa, fragmen andesit,

    menyudut tanggung, 0.25-0.85 mm. Matriks terdiri dari debu volkanik, dan

    butiran kuarsa menunjukkan tekstur embayment.

    Andesit piroksen, porfiritik, fenokris: plagioklas, piroksen, K-feldspar, kuarsa,

    euhedral-subhedral, 0,25-2.25 mm, tertanam pada massadasar berupa plagioklas

    dan klinopiroksen yang membentuk tekstur intergranular. Kuarsa sebagai fenokris

    berukuran 0.35-1.25 mm dan menunjukkan tekstur embayment. Hadir pula

    xenolith mikrogabro dan basalt pada andesit piroksen.

  • 21

    Andesit Hornblenda, hipokristalin, vitrofirik, fenokris: plagioklas, hornblenda,

    kuarsa, piroksen, berukuran 0.4-0.89 mm subhedral-euhderal, tertanam pada

    massadasar berupa gelas volkanik yang telah teralterasi (Gambar II.8) . Kuarsa

    sebagai fenokris berukuran 0.65-1.75 mm menunjukkan tekstur embayment,

    hornblenda hadir pula sebagai mineral berbentuk rhombik yang dikelilingi oleh

    hematit. Andesit juga memperlihatkan tekstur hancuran akibat deformasi yang

    ditunjukkan oleh pecahan K-feldspar berbentuk menyudut dengan ukuran 0.05-

    0.15 mm, pada kedalaman 189-192 m.

    Gambar II.8. Sayatan andesit honblenda dengan tekstur vitrofirik dan fenokris kuarsa berbentuk embayment, pada sumur WWD-2 kedalaman 189-192 meter (1,2) dan sayatan tuf-lapili dengan fragmen tuf pada sumur WWD-2 kedalaman 369-372 meter (3,4)

    Basalt, hipokristalin, porfiritik, fenokris: plagioklas, piroksen, olivin, K-feldspar,

    subhedral-euhedral, Massadasar terdiri dari mikrolit plagioklas, gelas volkanik

    dan klinopiroksen membentuk tekstur intergranular. Piroksen sebagai fenokris

    memperlihatkan tekstur eksolusi yang dibentuk oleh augit mengelilingi hiperstene

    dan pigeonit mengelilingi augit. Hadir pula xenolit mikrogabro pada batuan

  • 22

    basalt. Berdasarkan stratigrafi regional Alzwar ( 1992), satuan batuan ini

    disetarakan dengan Endapan Gunungapi Muda (Qyw) yang berumur Holosen.

    Gambar II.9 menunjukkan pemerian litologi dan unit batuan yang hadir pada

    sumur WWD-2.

    Gambar II.9. Pemerian litologi dan satuan batuan yang hadir pada sumur WWD-2

  • 23

    II.4.3 Stratigrafi Sumur WWQ-5

    Sumur WWQ-5 adalah sumur yang terletak di lereng selatan Gunung Gambung,

    pada koordinat 791045mE, 9204713mS (UTM zona 48S), dan mencapai

    kedalaman 2297,7 meter. Berdasarkan hasil pengamatan terhadap 24 contoh

    serbuk bor, susunan batuan dari tua ke muda pada sumur WWQ-5 kedalaman 45-

    1725 meter di bawah permukaan, adalah sebagai berikut:

    II.4.3.1 Unit Tuf lapili dan Andesit

    Unit ini adalah unit paling tua yang teridentifikasi pada sumur WWQ-5, hadir

    pada kedalaman 1125-1725 meter. Unit ini terdiri dari andesit piroksen, dan

    perselingan tuf litik dan tuf kristal. Tuf kristal, kemas terbuka, pemilahan baik,

    butiran: plagioklas, K-feldspar, fragmen andesit, menyudut tanggung-menyudut,

    0.08-0.55 mm, matriks berupa debu volknaik yang telah teralterasi. Tuf litik,

    kemas terbuka, pemilahan buruk, butiran: fragmen tuf kristal, andesit piroksen,

    plagioklas, K-feldspar, menyudut tanggung, berukuran 0.08-0.65 mm, matriks

    berupa debu volkanik yang telah teralterasi (Gambar II.10). Tuf kristal-litik telah

    terubah menjadi kuarsa sekunder-kalsit-klorit-wairakit adularia-epidot prehnit

    aktinolit-serisit.

    Andesit Piroksen, porfiritik, fenokris terdiri dari plagioklas, piroksen, hornblenda,

    K-feldspar, berukuran 0.25-2.25 mm, tertanam pada massadasar berupa mikrolit

    plagioklas yang telah terubah menjadi kuarsa sekunderkaolinit-smektit-klorit-

    hematitepidotserisit

    Berdasarkan stratigrafi regional Alzwar ( 1992), satuan batuan ini disetarakan

    dengan Unit Andesit Waringin-Bedil, Malabar Tua (Qwb) yang berumur

    Pleistosen Awal.

  • 24

    II.4.3.2 Unit Tuf-lapili dan Lava Andesit

    Unit ini hadir pada sumur WWQ-5 kedalaman 705-1125 meter. Unit ini terdiri

    dari tuf-lapili dan tuf kristal-litik. Tuf-lapili, kemas terbuka, pemilahan buruk,

    butiran: fragmen batuan andesit, tuf kristal, pumis, plagioklas, K-feldspar,

    piroksen, menyudut tanggung, 0.25-2,25 mm (Gambar II.10). Tuf kristal-litik,

    kemas terbuka, pemilahan buruk, butiran: palgioklas, K-feldspar, fragmen andesit,

    menyudut tanggung, berukuran 0.18-0.65 mm.

    Berdasarkan stratigrafi regional Alzwar ( 1992), satuan batuan ini disetarakan

    dengan Endapan Remah Lepas Gunung api Tua tak teruraikan (Qopu) yang

    berumur Pleistosen Tengah.

    II.4.3.3 Unit Breksi Volkanik dan Lava Andesit

    Unit ini adalah unit batuan paling muda yang teridentifikasi pada sumur WWQ-5,

    hadir pada kedalaman 45-705 meter. Unit ini terdiri dari perselingan breksi

    volkanik dan lava andesit. Andesit Piroksen, porfiritik, fenokris: plagioklas,

    piroksen, pseudomorf honrblenda, K-feldspar, kuarsa (Gambar II.11). Massadasar

    terdiri dari mikrolit plagioklas dan gelas volkanik yang telah terubah menjadi

    smektit-stilbit-kaolinit-kuarsa sekunder. Piroksen sebagai fenokris menunjukkan

    tekstur eksolusi yang dibentuk oleh augit mengelilingi hipersten. Kuarsa dan K-

    feldspar hadir sebagai fenokris berukuran 0,55-1.65 mm, dengan tekstur

    embayment. Hadir pula xenolit berupa basalt pada Andesit Piroksen.

    Breksi volkanik, kemas terbuka, pemilahan buruk, butiran: fragmen andesit,

    basalt, lava, tuf kristal, menyudut tanggung, 0.15-5 mm, tertanam pada matriks

    berupa debu volkanik dan K-feldspar, plagioklas, berukuran 0.08-0.25 mm

    (Gambar II.11). Breksi Volkanik telah terubah menjadi smektit-kaolinit-klorit-

    kalsit-stilbitheulandit-sideritanhidrit.

    Berdasarkan stratigrafi regional Alzwar ( 1992), satuan batuan ini disetarakan

    dengan Endapan Gunungapi Malabar-Tilu (Qmt) yang berumur Pleistosen Akhir.

  • 25

    Gambar II.10. Sayatan tuf litik dengan fragmen andesit, pada kedalaman 1725 meter (1,2) dan sayatan tuf-lapili dengan fragmen pumis dan andesit, pada sumur WWQ-5 kedalaman 1005 meter dan (3,4)

    Gambar II.11. Sayatan lava andesit dengan fenokris berupa piroksen, plagioklas, dan kuarsa berbentuk embayment, pada sumur WWQ-5 kedalaman 45 meter (1,2) dan sayatan breksi volkanik dengan fragmen andesit pada sumur WWQ-5 kedalaman 225 meter (3,4)

  • 26

    Gambar II.12 di bawah ini menunjukkan pemerian litologi dan unit batuan yang

    hadir pada sumur WWQ-5.

    Gambar II.12. Pemerian litologi dan satuan batuan yang hadir pada sumur WWQ-5

  • 27

    II.5 Model Penampang Litologi Sumur Penelitian

    Pemerian batuan berdasarkan analisa petrografi menghasilkan 4 satuan batuan

    yang hadir pada sumur penelitian, satuan tersebut dari tua ke muda adalah: Unit

    Tuf-lapili dan Andesit; Unit Breksi Volkanik, Tuf-lapili dan Andesit Piroksen;

    Unit Breksi Volkanik dan Andesit; Unit Tuf-lapili dan Lava Andesit Basalt.

    Distribusi litologi bawah permukaan dan struktur pada daerah penelitian

    dilakukan dengan mengacu pada peta geologi regional dari Alzwar dkk (1992),

    seperti yang ditunjukkan oleh model penampang litologi pada Gambar II. 13.

    Gambar II.13. Model penampang litologi sumur WWT-1,WWD-2, dan WWQ-5 Unit Tuf-lapili dan Andesit, yang pada model diwakili oleh warna abu-abu,

    merupakan unit batuan paling tua yang hadir pada daerah penelitian. Unit ini

    terdiri dari tuf-lapili dengan fragmen andesit piroksen, andesit hornblenda, yang

    diterobos oleh andesit dengan tekstur trakhitik. Unit ini memiliki ketebalan

    berkisar 650 m dan hadir di tiga sumur yang di teliti. Bogie dan Mackenzie (1998)

    menyatakan bahwa unit ini berasal dari letusan gunungapi tua yang terdapat di

    daerah bagian selatan. Berdasarkan penyetaraan dengan stratigrafi regional

    Alzwar (1992), unit batuan ini dimasukkan ke dalam Unit Andesit Waringin-

    Bedil, Malabar Tua (Qwb) yang berumur Pleistosen awal.

  • 28

    Unit Breksi Volkanik, Tuf-lapili dan Andesit Piroksen, pada model diwakili oleh

    warna oranye, merupakan unit batuan yang diendapkan di atas Unit Tuf-lapili dan

    Andesit, memiliki ketebalan berkisar 550 m dan semakin menipis semakin ke arah

    utara. Unit ini dicirikan oleh hadirnya fragmen pumis pada tuf-lapili dan breksi

    volkanik yang menyusun unit ini. Berdasarkan penyetaraan dengan stratigrafi

    regional Alzwar (1992), Unit Breksi Volkanik, Tuf-lapili dan Andesit Piroksen

    dimasukkan ke dalam Endapan Gunungapi tua Tak teruraikan (Qopu) yang

    berumur Pleistosen tengah.

    Unit Breksi Volkanik dan Andesit, pada model diwakili oleh warna merah,

    merupakan unit paling muda yang hadir pada sumur WWQ-5. Unit ini memiliki

    ketebalan berkisar 650 m dan hanya hadir di sumur WWQ-5 yang terletak di

    daerah bagian utara. Berdasarkan penyetaraan dengan stratigrafi regional Alzwar

    (1992), unit ini dimasukkan ke dalam Unit batuan Gunungapi Malabar-Tilu (Qmt)

    yang berumur 0.23 jtl 0.03 (Bogie dan Mackenzie, 1998). Unit ini berasal dari

    letusan Gunung Malabar di bagian utara (Bogie dan Mackenzie, 1998).

    Unit Tuf-lapili dan Lava Andesit Basalt, pada model diwakili oleh warna merah

    muda, merupakan unit paling muda yang hadir pada daerah penelitian. Unit ini

    dicirikan oleh hadirnya basalt, dan andesit hornblenda dengan tekstur vitrofirik.

    Pada unit ini fenokris kuarsa bentuk embayment, dan piroksen dengan tekstur

    eksolusi pun hadir dan menjadi salah satu penciri yang membedakan unt ini

    dengan unit batuan di bawahnya.

    Berdasarkan penyetaraan dengan stratigrafi regional Alzwar (1992), Unit Tuf-

    lapili dan Lava Andesit Basalt dimasukkan ke dalam Unit Gunungapi Muda

    (Qyw) yang berasal dari letusan gunungapi muda di bagian selatan. Bogie dan

    Mackenzie, (1998) menyatakan bahwa analisa K-Ar menunjukkan umur 0.18 jtl

    untuk Gunung Bedil dan 0.10 jtl untuk Gunung Windu. Unit ini hanya hadir pada

    sumur-sumur di bagian selatan, yaitu WWT-1 dan WWD-2 dan memiliki

    ketebalan berkisar 700 m.

  • 29

    Berdasarkan peta geologi regional daerah Garut-Pamempeuk (Alzwar dkk, 1990)

    terdapat tiga sesar yang hadir pada daerah penelitian, yaitu sesar naik berarah

    baratlaut-tenggara yang hadir di bagian utara sumur WWT-1, sesar turun berarah

    baratlaut-tenggara dan sesar turun berarah baratlaut utara-tenggara selatan, yang

    hadir pada daerah di antara sumur WWD-2 dan WWQ-5 (Gambar II.13). Sesar

    turun berarah baratlaut-tenggara merupakan sesar tua yang memisahkan unit

    batuan di utara dan selatan. Sesar turun berarah baratlaut utara-tenggara selatan

    dan sesar naik baratlaut-tenggara merupakan sesar muda yang memotong semua

    unit batuan yang hadir di daerah penelitian. Pengamatan petrografi menunjukkan

    hadirnya tekstur milonitisasi pada tuf lapili yang berasal dari sumur WWD-2

    kedalaman 1750-1753 m. Tekstur ini mengindikasikan pengaruh deformasi pada

    kedalaman tersebut, yang berasal dari sesar turun berarah baratlaut utara-

    tenggara.

    e'gX0SPSYSvTi