jawaban lt 9 (amoy)

22
1. Jelaskan bagaimana penanganan awal dan lanjutan dari pasien sprain, stain dan kontusio (NOMOR 5 PADA LT) Jawab : Penanganan Memar/ Kontusio 1. Kompres dengan es selama 12-24 jam untuk menghentikan pendarahan kapiler. Es adalah pilihan paling baik untuk menangani memar. Letakkan sebungkus es di daerah yang terkena cedera sesegera mungkin dan selama beberapa hari pertama setelah cedera terjadi. Diamkan selama 15 menit dan alasi kulit Anda dengan handuk tipis. Es akan mencegah memar tersebar ke daerah sekitar, tetapi Anda harus berhati-hati supaya tidak terlalu lama meletakkan es batu di permukaan kulit untuk mencegah terjadinya frost bite. 2. Istirahat untuk mencegah cedera lebih lanjut dan mempercepat pemulihan jaringan jaringan lunak yang rusak. Sangat penting untuk mengistirahatkan area tubuh yang memar karena aktifitas yang berlangsung dapat menyebabkan peningkatan tekanan pada daerah yang memar dan memperlambat proses penyembuhan. Jika diperlukan dan juga bergantung pada posisi memar, maka Anda bisa membalut area memar untuk memberikan tekanan secukupnya supaya aliran darah di tempat memar tersebut menjadi terbatas 3. Hindari benturan di daerah cedera pada saat latihan maupun pertandingan berikutnya. Penanganan Lanjutan Memar/Kontusio

Upload: umi-krisdyantini

Post on 11-Nov-2015

244 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

lt

TRANSCRIPT

1. Jelaskan bagaimana penanganan awal dan lanjutan dari pasien sprain, stain dan kontusio (NOMOR 5 PADA LT)Jawab :

Penanganan Memar/ Kontusio1. Kompres dengan es selama 12-24 jam untuk menghentikan pendarahan kapiler.Es adalah pilihan paling baik untuk menangani memar. Letakkan sebungkus es di daerah yang terkena cedera sesegera mungkin dan selama beberapa hari pertama setelah cedera terjadi. Diamkan selama 15 menit dan alasi kulit Anda dengan handuk tipis. Es akan mencegah memar tersebar ke daerah sekitar, tetapi Anda harus berhati-hati supaya tidak terlalu lama meletakkan es batu di permukaan kulit untuk mencegah terjadinya frost bite. 2. Istirahat untuk mencegah cedera lebih lanjut dan mempercepat pemulihan jaringan jaringan lunak yang rusak.Sangat penting untuk mengistirahatkan area tubuh yang memar karena aktifitas yang berlangsung dapat menyebabkan peningkatan tekanan pada daerah yang memar dan memperlambat proses penyembuhan. Jika diperlukan dan juga bergantung pada posisi memar, maka Anda bisa membalut area memar untuk memberikan tekanan secukupnya supaya aliran darah di tempat memar tersebut menjadi terbatas

3. Hindari benturan di daerah cedera pada saat latihan maupun pertandingan berikutnya.Penanganan Lanjutan Memar/Kontusio1. Ketika memar diikuti dengan nyeri, maka Anda bisa menggunakan obat anti nyeri atau salep anti nyeri untuk meredakan nyeri. Anda bisa mengkonsumsi asetaminofen untuk meredakan nyeri dan asetaminofen juga dapat mencegah timbulnya endapan darah. Disarankan juga supaya Anda menghindari penggunaan ibuprofen atau aspirin karena obat ini cenderung akan menimbulkan perdarahan. Vitamin K juga sangat baik untuk mempercepat proses penyerapan darah ke dalam tubuh. Untuk membatasi aliran darah yang dapat memperluas memar, sangat disarankan untuk meminimalisir pergerakan.2. Setelah tiga hari, mengompres daerah memar dengan sesuatu yang hangat akan membantu mempercepat proses pemulihan. Memar akan hilang dengan pengobatan dan penanganan seperti yang disebutkan di atas dalam waktu seminggu sampai sepuluh hari 3. Jika memar tidak menghilang dalam dua minggu dan nyeri juga semakin tidak tertahankan, mungkin terjadi sesuatu yang serius sehingga Anda harus menemui dokter untuk mendapat pemeriksaan dan tindakan lebih lanjut. Penanganan Strain dan Sprain

Bahr (2003) menyatakan beberapa hal dapat mengatasi strain dan sprain yaitu :

(a) Sprain/strain tingkat satu

Pada keadaan ini, bagian yang mengalami cedera cukup diistirahatkan untuk memberi

kesempatan regenerasi.

(b) Sprain/strain tingkat dua

Pada keadaan ini penanganan yang dilakukan adalah berdasarkan prinsip RICE (Rest,

Ice, Compession and Elevation). Rest (istirahat)

Mengistirahatkan bagian tubuh yang cedera, bertujuan untuk mencegah bertambah parahnya cedera dan mengurangi aliran darah yang menuju kedaerah yang cedera.

Ice (aplikasi dingin)

Yaitu memberikan es selama dua hari setelah cedera untuk melokalisir daerah cedera, mematikan ujung syaraf sehingga mengurangi rasa nyeri, dan mencegah agar jaringan yang cedera tidak bertambah bengkak karena pemberian es akan menyebabkan vasokontriksi sehingga aliran darah yang menuju daerah cedera berkurang. Pemberian es jangan sampai terlalu lama karena akan mengakibatkan iritasi, hypothermia, dan frost bite yaitu kerusakan yang terjadi karena penerapan aplikasi dingin yang berlebihan. Cara penerapan aplikasi dingin atau pemberian es yaitu:

a) Es ditempatkan pada kantong plastik kemudian dibungkus dengan

handuk.

b) Kompres es dilakukan selama 2-3 menit

c) Bila sudah terasa kesemutan atau telihat pucat pemberian es dapat dihentikan sementara. Ini merupakan tanda telah terjadi vasokontriksi

Compression (pembalutan)

Yaitu mempergunakan kompresi elastis selama dua hari untuk mencegah pembengkakan dan menghentikan perdarahan. Pembalutan dapat menggunakan perban atau pembalut tekan yang elastis (tensocrepe) dan harus dipakai senyaman mungkin.

Elevation (meninggikan daerah cedera)

Berusaha agar bagian yang cedera ada di atas letak jantung untuk mengurangi kemungkinan terjadinya pembengkakan akibat perdarahan dan peradangan. Dalam perawatan nyeri yang disebabkan karena cedera, terapi dingin dilakukan sampai pembengkakan berkurang. Terapi dingin biasanya digunakan pada 24 sampai 48 jam setelah terjadinya cedera dan dipakai untuk mengurangi sakit dan pembengkakan. Panas selanjutnya digunakan dalam fase rehabilitasi fase kronis. Beberapa kondisi yang dapat ditangani dengan RICE antara lain cedera memar, strain dan sprain, dan kram otot.

Tindakan istirahat yang dilakukan sebaiknya dalam bentuk fiksasi dan imobilisasi (suatu tindakan yang diberikan agar bagian yang cedera tidak dapat digerakan) dengan cara balut tekan, spalk maupun gibs. Tindakan imobilisasi dilakukan selama 3-6 minggu. Terapi dingin yang dilakukan dilakukan pada fase awal cedera. Pada fase lanjut terapi dingin digantikan dengan terapi panas. Pada keadaan subkronis dimana tanda tanda peradangan sudah menurun dilakukan terapi manual berupa massage. Pada fase akhir dapat dilakukan terapi latihan untuk memaksimalkan proses penyembuhan.(c) Sprain/strain tingkat tiga

Pada keadaan ini, penderita diberi pertolongan pertama dengan metode RICE dan

segera diikirim kerumah sakit untuk dijahit dan menyambung kembali robekan ligamen, otot maupun tendo.

2. Jelaskan diagnosa keperawatan/Masalah keperawatan yang mungkin muncul pada pasien dengan sprain, strain dan kontusio (NOMOR 7 PADA LT)Jawab :

Masalah keperawatan yang mungkin muncul pada pasien dengan sprain, strain dan kontusio adalah

1. Nyeri AkutNyeri Akut merupakan pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan yang muncul akibat kerusakan jaringan yag actual atau potensial atau digambarkan dalam hal kerusakan sedemikian rupa (International Association for the study of pain). Awitan yang tiba-tiba atau lambat dari intensitas ringan hingga berat dengan akhir yang dapat diantisipasi atau diprediksi dan berlangsung < 6 bulan. Pada pasien dengan sprain,strain dan kontusio akan mengalami pembengkakan dan menimbulkan nyeri tekan pada daerah yang terkena.

Diagnosa Keperawatan :

Nyeri Akut berhubungan dengan agens cedera fisik yang ditandai dengan sikap melindungi area nyeri dan melaporkan nyeri secara verbal.2. Kerusakan Integritas Jaringan

Kerusakan Integritas Jaringan merupakan kerusakan jaringan pada daerah membrane mukosa, kornea, integumen atau subkutan. Pada pasien dengan sprain, strain, dan kontusio akan mengalami kerusakan jaringan berupa kerusakan jaringan ikat di bawah kulit yaitu tendon, otot serta ligament akibat putusnya ligament atau robekan pada otot.

. Diagnosa Keperawatan :Kerusakan Integritas Jaringan berhubungan dengan faktor mekanik (mis., tekanan, koyakan/robekan, friksi) yang ditandai dengan kerusakan jaringan 3. Hambatan Mobilitas Fisik Hambatan Mobilitas Fisik adalah keterbatasan pada pergerakan fisik tubuh atau satu atau lebih ekstremitas secara mandiri dan terarah. Pada pasien dengan sprain, strain dan kontusio pada fase lanjut atau sprain dan strain tingkat III akan mengalami kesulitan pergerakan atau tidak dapat bergerak seperti biasa pada daerah yang terserang karena putusnya seluruh ligament atau terjadi robekan total pada unit musculo tendineus. Diagnosa Keperawatan :

Hambatan Mobilitas Fisik berhubungan dengan penurunan kekuatan otot dan intoleransi aktivitas yang ditandai dengan keterbatasan kemampuan melakukan keterampilan motorik kasar (berjalan) dan pergerakan lambat. 3. Pasien dengan sprain dan kontusion biasanya baru datang ke tempat pelayanan kesehatan jika kondisinya terlalu parah dan tidak bisa ditangani di rumah atau dengan pengobatan tradisional. Jelaskan Obat tradisional atau penanganan tradisional atau kearifan local (local wishdom) yang anda ketahui sering digunakan oleh masyarakat dalam menangani sprain, stain dan kontusio (ceritakan apa yang anda ketahui dan temukan di lingkungan sekitar anda. Boleh menggunakan pendapat pribadi dan tidak menggunakan sumber ilmiah) (NOMOR 10 PADA LT)Jawab :

a. Salah satu penanganan menggunakan obat tradisional pada pasien dengan sprain, strain dan kontusio adalah menggunakan buah pala atau yang biasa dikenal dengan jebu garum oleh masyarakat bali serta ditambahkan dengan arak api. Beberapa masyarakat bali percaya bahwa keseleo atau terkilir dapat disembuhkan dengan pengobatan tradisional ini. Isi buah pala atau jebu garum dihancurkan dan dicampurkan dengan arak api, lalu kasa atau kapas direndam dalam ramuan tersebut dan ditempelkan pada kaki yang keseleo. Beberapa masyarakat bali percaya bahwa buah pala atau jebu garum dapat meringankan keseleo serta mengobati bengkak pada kaki yang keseleo, sedangkan arak api dipercaya memberikan sensasi dingin dan nyaman pada kaki karena kandungan alkohol yang tinggi pada arak api.

SHAPE \* MERGEFORMAT b. Cendana adalah pohon tahunan yang sangat bermanfaat dan banyak tumbuh di Indonesia. Kayu cendana sudah banyak dimanfaatkan sebagai bahan bangunan, furniture, kriya atau kerajinan tangan, karya seni, hingga tasbih. Namun, dibalik manfaat kayu cendana sebagai kerajinan, tanaman ini sebenarnya bermanfaat juga untuk kesehatan. Salah satu manfaat dari kayu cendana dalam bidang kesehatan adalah meringankan bengkak pada keseleo. Kebanyakan masyarakat, khususnya masyarakat Bali percaya nyeri dan bengkak yang ditimbulkan karena keseleo dapat berkurang dengan menggunakan gosokan kayu cendana. Kayu cendana digosokkan pada tempat gosokan kayu cendana yang telah berisi sedikit air, kemudian digosok hingga air tersebut berwarna kecoklatan. Setelah berwarna kecoklatan, ambil gumpalan kapas kemudian celupkan pada air ramuan tadi dan ditempelkan pada daerah kaki yang bengkak.

c. Kencur merupakan tanaman yang tumbuh subur di daerah dataran rendah atau pegunungan yang tanahnya gembur dan tidak terlalu banyak air. Tanaman yang memiliki daging buah yang lunak dan tidak berserat ini berwarna putih, berkulit luar coklat dan rimpangnya memiliki aroma yang spesifik. Selain digunakan sebagai bumbu masakan kencur juga kerap kali digunakan sebagai bahan obat-obatan tradisional. Salah satu khasiat kencur sebagai obat tradisional adalah untuk meringankan memar. Di masyarakat, kencur biasanya ditumbuk bersama dengan beras hingga lunak, kemudian di balurkan pada bagian yang memar atau keseleo. Masyaraklat percaya bahwa dengan menggunakan kencur yang ditumbuk bersamaan dengan beras dapat memberikan sensasi nyaman.

NoDiagnosa KeperawatanTujuan dan Kriteria HasilIntervensiRasionalEvaluasi

1.Nyeri Akut berhubungan dengan agens cedera fisik yang ditandai dengan sikap melindungi area nyeri dan melaporkan nyeri secara verbal.

Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama ...... x 24 jam, diharapkan nyeri yang dirasakan pasien dapat berkurang dengan kriteria hasil :

Pain Control :a. Mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab nyeri, mampu menggunakan teknik nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri, mencari bantuan)

b. Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan menggunakan manajemen nyeri

Pain Level

a. Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang (tidak tampak merintih, menangis, gelisah serta melindungi area nyeri)

b. Tanda-tanda vital pasien dalam rentang normal (nadi : 90-150 kali/menit, RR : 24-40 kali/menit, tekanan darah : 80-100, suhu 36,5-37,5oCNIC:Pain Management

a. Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, dan faktor predisposisi

b. Observasi reaksi non verbal dari ketidaknyamanan

c. Control lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti suhu ruangan, pencahayaan dan kebisingan

d. Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi

e. Ajarkan tentang teknik non farmakologi seperti relaksasi dengan menarik nafas dalam serta distraksi seperti menonton dan mendengarkan musik

Analgesic Administration:

a. Kolaborasi pemberian obat analgetik untuk mengurangi nyeri

b. Berikan informasi tentang nyeri berapa lama nyeri akan berkurang dan antisipasi ketidaknyamanan dari prosedur

c. Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgesic pertama kali

Pain Management:

a. Untuk mengetahui lokasi, karakteristik, awitan dan durasi, frekuensi, kualitas, intensitas atau keparahan nyeri, faktor presipitasi nyeri.

b. Untuk mengetahui isyarat nonverbal ketidaknyamanan pasien

c. Untuk mengurangi adanya gangguan dari lingkungan luar yang dapat meningkatkan rasa nyeri

d. Untuk mengetahui tindakan yang tepat yang dapat dilakukan untuk mengontrol/ mengurangi intensitas nyeri

e. Mengalihkan perhatian klien agar tidak terfokus pada rasa nyeri yang dirasakan

Analgesic Administration:

a. Memberikan efek untuk mengurangi rasa nyeri

b. Agar pasien mengetahui informasi tentang nyeri, penyebab nyeri, berapa lama akan berlangsung, dan antisipasi ketidaknyamanan akibat prosedur.

c. Untuk memantau adanya perubahan vital sign sebelum dan sesudah diberikan analgesic pertama kali

S : Pasien melaporkan bahwa nyerinya berkurang serta mengatakan merasa lebih nyaman setelah nyerinya berkurang

O : pasien tampak lebih tenang, skala nyeri pasien berkurang dilihat dari ekspresi wajah pasien serta tanda-tanda vital pasien dalam rentang normal

A: Tujuan tercapai,masalah teratasi

P:Pertahankan kondisi pasien

2.Kerusakan Integritas Jaringan berhubungan dengan faktor mekanik (mis., tekanan, koyakan/robekan, friksi) yang ditandai dengan kerusakan jaringan

Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama ...... x 24 jam, diharapkan kerusakan jaringan yang dialami pasien dapat berkurang dengan kriteria hasil : Tissue Integrity : Skin & Mucous Membranesa. Perfusi jaringan pasien dapat kembali normal (warna kulit kembali normal dari kebiruan menjadi kemerahanb. Ketebalan dan tekstur jaringan kembali normal (memar pada kaki pasien berkurang/hilang

NIC Heat /Cold Apllication a. Jelaskan penggunaan dari kompres hangat dan dingin, alasan penggunaannya dan efek yang akan dirasakan pasien b. Pilih salah satu metode penggunaan kompres dingin seperti menggunakan es yang dibalut kain

c. Inspeksi tanda-tanda iritasi pada kulit atau kerusakan jaringan pada

DAFTAR PUSTAKA

Bahr, R. and I. Holme (2003). "Risk factors for sports injuriesa methodological approach." British journal of sports medicine 37(5): 384.Ronald. P. Feiffer. (2009). Sports First Aid (Pertolongan Pertama dan Pencegahan Cedera Olahraga). Jakarta: Erlangga

NANDA International. 2013.Diagnosa Keperawatan Definisi dan Klasifikasi 2012-2014.Jakarta:EGCMoorhead S, Jonson M, Mass ML et al. 2008. Nursing Outcome Classfication. USA :Mosby Elsevier.Doctherman JMC, Bulecheck GN. 2008. Nursing Intervention Classification. USA : Mosby Elsevier