jawaban li

4
Pedagogy adalah ilmu tentang pembelajaran pada anak-anak Andragogy adalah ilmu tentang pembelajaran pada orang dewasa Orang dewasa membutuhkan kebebasan dalam menentukan arah pembelajarannya Dosen hanya sebagai fasilitator yang mengetahui topik pembelajaran dan mengarahkannya sesuai dengan keinginan mahasiswa dan tidak bertindak sebagai pemberi ilmu Dalam proses pembelajaran mereka perlu mengetahui tujuan pembelajaran yang harus dicapai Tujuan pembelajaran itu harus tergambar dalam awal-awal proses pembelajaran ini Mahasiswa harus merasakan bahwa kelompok mereka ini akan membantu mereka dalam mencapai tujuan pembelajaran KHALILUL RAHMAN Medical Education Unit Fakultas Kedokteran Univesitas Andalas P a d a n g Proses belajar bagi anak-anak dan orang dewasa tidak sama. Belajar bagi anak-anak bersifat untuk mengumpulkan pengetahuan sebanyak-banyaknya. Sedangkan bagi orang dewasa lebih menekankan untuk apa ia belajar. Konsep diri pada seorang anak adalah bahwa dirinya tergantung pada orang lain. Ketika ia beranjak menuju dewasa, ketergantungan kepada orang lain mulai berkurang dan ia merasa dapat mengambil keputusan sendiri. Selanjutnya sebagai orang dewasa, ia memandang dirinya sudah mampu sepenuhnya mengatur diri sendiri. http://edu-articles.com/pembelajaran-orang-dewasa/ Soft skills is a sociological term which refers to the cluster of personality traits, social graces, facility with language, personal habits, friendliness, and optimism that mark people to varying degrees. Soft skills complement hard skills, which are the technical requirements of a job. http://edukasi.kompasiana.com/2010/02/23/sinergi-soft-skill- dan-hard-skill/ Knowles (1975, disitasi oleh O’Shea, 2003) mendefinisikan SDL adalah sesuatu proses dimana seseorang memiliki inisiatif, dengan atau tanpa bantuan orang lain, untuk menganalisis kebutuhan belajarnya sendiri, merumuskan tujuan belajarnya sendiri, mengidentifikasi sumber–sumber belajar, memilih dan melaksanakan strategi belajar yang sesuai dan mengevaluasi hasil belajarnya sendiri. Merriam dan Caffarella (1991)

Upload: heavin-rakhmat

Post on 04-Dec-2015

216 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

jawaban li lbm 1 berpikir kritis

TRANSCRIPT

Page 1: Jawaban LI

Pedagogy adalah ilmu tentang pembelajaran pada anak-anak

Andragogy adalah ilmu tentang pembelajaran pada orang dewasa

Orang dewasa membutuhkan kebebasan dalam menentukan arah pembelajarannya

Dosen hanya sebagai fasilitator yang mengetahui topik pembelajaran dan mengarahkannya sesuai dengan keinginan mahasiswa dan tidak bertindak sebagai pemberi ilmu

Dalam proses pembelajaran mereka perlu mengetahui tujuan pembelajaran yang harus dicapai

Tujuan pembelajaran itu harus tergambar dalam awal-awal proses pembelajaran ini

Mahasiswa harus merasakan bahwa kelompok mereka ini akan membantu mereka dalam mencapai tujuan pembelajaran

KHALILUL RAHMAN Medical Education Unit Fakultas KedokteranUnivesitas Andalas P a d a n g

Proses belajar bagi anak-anak dan orang dewasa tidak sama. Belajar bagi anak-anak bersifat untuk mengumpulkan pengetahuan sebanyak-banyaknya. Sedangkan bagi orang dewasa lebih menekankan untuk apa ia belajar.Konsep diri pada seorang anak adalah bahwa dirinya tergantung pada orang lain. Ketika ia beranjak menuju dewasa, ketergantungan kepada orang lain mulai berkurang dan ia merasa dapat mengambil keputusan sendiri. Selanjutnya sebagai orang dewasa, ia memandang dirinya sudah mampu sepenuhnya mengatur diri sendiri.http://edu-articles.com/pembelajaran-orang-dewasa/

Soft skills is a sociological term which refers to the cluster of personality traits, social graces, facility with language, personal habits, friendliness, and optimism that mark people to varying degrees. Soft skills complement hard skills, which are the technical requirements of a job.http://edukasi.kompasiana.com/2010/02/23/sinergi-soft-skill-dan-hard-skill/

Knowles (1975, disitasi oleh O’Shea, 2003) mendefinisikan SDL adalah sesuatu proses dimana seseorang memiliki inisiatif, dengan atau tanpa bantuan orang lain, untuk menganalisis kebutuhan belajarnya sendiri, merumuskan tujuan belajarnya sendiri, mengidentifikasi sumber–sumber belajar, memilih dan melaksanakan strategi belajar yang sesuai dan mengevaluasi hasil belajarnya sendiri. Merriam dan Caffarella (1991) mendefinisikan SDL adalah sesuatu metode belajar di mana pelajar mempunyai tanggung jawab yang utama dalam perencanaan, pelaksanakan dan penilaian hasil belajar.

Learner independence is also known by a number of other terms: learner autonomy, independent learning, lifelong learning, learning to learn, thinking skills (Sinclair, 2001).All these terms refer to a concept where learners are involved in their own learning process.  By being involved in this process, they start to make meaningful connections with the world outside the classroom.http://ilearn.20m.com/research/zuinde.htm

Page 2: Jawaban LI

Bertolak dari dimensi psikologis di atas, implementasi konsep belajar sepanjang hayat ini bisanya tidak membutuhkan orang lain sebagai pembimbing khusus. Mereka mencari sendiri bahan-bahan pelajaran yang mereka butuhkan, mempelajari sendiri, dan mencoba menempatkannya. Jadi bagi mereka dapat belajar di mana saja dan dengan cara apa saja di lingkungan kediaman mereka. Pada hakekatnya mereka mengaktualisasi din sendiri sejalan dengan teori belajar naturalis. Namun demikian belajar sepanjang hayat dapat juga dilaksanakan secara kelompok dalam bentuk kursus-kursus, kelompok sosial dan kelompok keagamaan.

Dari segi tujuan, belajar sepanjang hayat ini pada mulanya bersifat individual, yakni untuk memperkaya kehidupan rohani atau intelektual seseorang. Pada taraf perkembangan selanjutnya belajar sepanjang hayat ini mulai mengembangkan tujuan-tujan yang bersifat sosial. Mulai disadari bahwa kegiatan belajar mengajar sepanjang hayat ini tidak hanya menguntungkan perorangan-perorangan saja, melainkan juga bermanfaat bagi masyarakat secara keseluruhan. Apabila mayoritas anggota suatu masyarakat selalu melibatkan diri dalam kesibukan belajar setelah mereka memasuki berbagai lingkungan pekerjaan, maka pada umumnya masyarakat semacam ini akan menjadi lebih dinamis, lebih mudah menenima gagasan-gagasan pembaruan, dan lebih mudah pula memahami interpendensi dan interaksi yang ada antara dirinya dengan masyarakat-masyarakat lain. Suatu masyarakat dengan kegiatan belajar sepanjang hayat yang intensif akan lebih mudah membangun dirinya pada masyarakat yang tidak mengembangkan kebiasaan untuk belajar secara terus menerus.23

Di masyarakat pada umumnya kelompok yang amat membutuhkan layanan belajar sepanjang hayat adalah remaja yang putus sekolah dan orang dewasa atau orang tua yang ingin meningkatkan kehidupanya. Karena itu di tinjau dan aspek signifakasi dan relevansi konsep belajar sepanjang hayat dalam hubungannya dengan keinginan untuk meningkatkan kualitas kehidupan yang ada dalam masyarakat.

Maka konsep ini merupakan wahana yang tepat dan tangguh untuk memacu kehidupan masyarakat, kalau dengan salah satu cara dapat diusahakan :a. Bahwa sebagian besar remaja dan orang dewasa dan orang tua yang aktif dalam kehidupan kemasyarakatan benar-benar mendapatkan pelayanan belajar yang memadai dan relevan dengan kebutuhan mereka sebagai individu dan sebagai anggota masyarakat.b. Bahwa program-program belajar seperti ini benar-benar dikembangkan dan dilaksanakanc. Bahwa masyarakat remaja, orang dewasa serta orang tua yang aktif dalam kehidupan kemasyarakatan benar-benar terangsang untuk mengikuti program-program belajar sepanjang hayat ini.

Belajar sepanjang hayat akan berrnanfaat apabila mendapatkan respon positif dari individu atau warga masyarakat yang memiliki kemauan dan kegemaran untuk belajar secara terus menerus, sesuai dengan kebutuhan kebutuhan masing-masing individu warga belajamya. Dengan demikian konsep belajar sepanjang hayat memiliki signifikasi di dalam masyarakat. http://makalahkumakalahmu.wordpress.com/2008/10/26/konsep-belajar-sepanjang-hayat/

(1) berpusat pada masalah, (2) menuntut dan mendorong peserta untuk aktif, (3) mendorong peserta untuk mengemukakan pengalaman sehari-harinya, (4) menumbuhkan kerja sama, baik antara sesama peserta, dan antara peserta dengan tutor, dan (5) lebih bersifat pemberian pengalaman, bukan merupakan transformasi atau penyerapan materi.(Knowles)

Page 3: Jawaban LI

Tujuan program menyatakan domain tingkah laku serta tingkatan tingkah laku yang ingin dicapai sebagai hasil belajar. Selain dari itu warga belajar dapat memiliki kesiapan mental dalam mengikuti program kegiatan belajar yang akan dilaksanakan. Gagasan ini merupakan aplikasi dari hukum kesiapan mental dari Thorndike.