jawab skpd.untuk lebih jelas, lihat dan dijelaskan gambar...

89

Upload: vuhanh

Post on 06-Jun-2019

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

D i n a s K e b e r s i h a n d a n R u a n g T e r b u k a H i j au K o t a S u r a b a y a

1 | B a b I R e n c a n a S t r a t e g i s 2 0 1 6 - 2 0 2 1

BAB I PENDAHULUAN

I.1. Pengertian Renstra

I.1.1 Pengertian Renstra SKPD

Rencana strategis SKPD yang selanjutnya disingkat dengan Renstra SKPD

adalah dokumen perencanaan SKPD untuk periode 5 (lima) tahun.

I.1.2 Proses Penyusunan Renstra Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau

Renstra Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau disusun sesuai dengan

tugas dan fungsi Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau serta berpedoman

kepada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah dan bersifat indikatif.

Renstra Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau disusun berdasarkan (sumber

: Permendagri 54/2010 Pasal 11 Ayat (1)) :

a. Pendekatan kinerja, kerangka pengeluaran jangka menengah serta

perencanaan dan penganggaran terpadu;

b. Kerangka pendanaan (untuk penyusunan RPJMD dan Renstra SKPD) dan

pagu indikatif (Untuk Penyusunan RKPD dan Renja SKPD); dan

Awarding Surabaya Green and Clean 2015

D i n a s K e b e r s i h a n d a n R u a n g T e r b u k a H i j au K o t a S u r a b a y a

2 | B a b I R e n c a n a S t r a t e g i s 2 0 1 6 - 2 0 2 1

c. Urusan wajib yang mengacu pada SPM sesuai dengan kondisi nyata daerah

dan kebutuhan masyarakat, atau urusan pilihan yang menjadi tanggung

jawab SKPD.Untuk lebih jelas, lihat dan dijelaskan Gambar 1.1 berikut ini.

Gambar 1.1 Proses Penyusunan Renstra SKPD

Proses penyususnan Renstra Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau

Kota Surabaya seperti pada gambar 1.1. terbagi dalam beberapa tahap, tahapan

pertama adalah Penyiapan penyusunan rancangan Renstra. Pertama – tama

dikumpulkan dulu data – data penunjang untuk menyusun renstra ini seperti

peraturan peraturan yang berlaku, renstra dari kementerian maupun SKPD

Provinsi, RPJMD juga SPM. Selanjutnya dilakukan pengolahan data dan informasi

untuk merumuskan SWOT dan isu strategis dari Dinas Kebersihan dan Ruang

Terbuka Hijau berdasar bahan – bahan yang tadi telah disebutkan. Kemudian

dilakukan perumusan Rancangan Renstra DKRTH Surabaya mulai visi-kegiatan

indikatif yang telah memperhatikan rancangan RPJMD. Selanjutnya

disampaikanlah Penyajian dan rancangan Renstra DKRTH Surabaya baik berupa

tabel maupun penjelasannya yang telah berwujud dokumen. Langkah berikutnya

adalah verifikasi dan penyempurnaan Rancangan Renstra SKPD yang mengacu

pada Rancangan akhir RPJMD difasilitasi oleh BAPPEKO Surabaya. Langkah

terakhir adalah Penetapan Renstra DKRTH Surabaya.

I.1.3 Keterkaitan Antara Renstra SKPD dengan Dokumen Perencanaan Lainnya

Keterkaitan antara Renstra SKPD dengan dokumen RKPD, dengan Renja

Kementerian/Lembaga (K/L) dan Renja provinsi/Kabupaten/kota, serta tindak

lanjutnya dengan proses penyusunan RAPBD digambarkan pada Gambar 1.2.

Analisis Gambaran pelayanan

SKPD

Perumusan Isu-isu

strategis berdasarkan

tusi

Perumusan Strategi dan

kebijakan

Perumusan rencana kegiatan, indikator kinerja,

kelompok sasaran dan pendanaan

indikatif berdasarkan

rencana program prioritas RPJMD

Pengolahan data dan informasi

Perumusan visi dan misi

SKPD

Perumusan Tujuan

Perumusan sasaran

Rancangan Renstra-SKPD

· Pendahuluan· Gambaran pelayanan SKPD· isu-isu strategis berdasarkan

tugas pokok dan fungsi· visi, misi, tujuan dan sasaran,

strategi dan kebijakan · rencana program, kegiatan,

indikator kinerja, kelompok sasaran dan pendanaan indikatif

· indikator kinerja SKPD yang mengacu pada tujuan dan sasaran RPJMD.

Perumusan indikator kinerja

SKPD yang mengacu pada

tujuan dan sasaran RPJMD

SPM

Renstra-KLdan Renstra Kabupaten/

Kota

Penelaahan RTRW

Rancangan Renstra-SKPD

Nota Dinas Pengantar Kepala SKPD perihal penyampaian Rancangan Renstra-SKPD

kepada Bappeda

Penelaahan KLHS

Renstra-KLdan Renstra Kabupaten/

Kota

Renstra-KLdan Renstra

SKPD Provinsi

D i n a s K e b e r s i h a n d a n R u a n g T e r b u k a H i j au K o t a S u r a b a y a

3 | B a b I R e n c a n a S t r a t e g i s 2 0 1 6 - 2 0 2 1

Gambar 1.2 Keterkaitan Antar Dokumen Perencanaan Pembangunan

Gambar di atas menunjukkan alur penyusunan Renstra SKPD yang

berpedoman pada RPJMD, dan kemudian menjadi pedoman penyusunan Rencana

Kerja SKPD. Dokumen Renstra SKPD adalah penjabaran RPJMD, terkait program

dan kegiatan Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau dalam mendukung

prioritas visi dan misi Walikota.

I.2. Landasan Hukum

1.2.1 Ketentuan tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja (SOTK) dan Kewenangan

SKPD

Struktur Organisasi Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau mengacu

pada Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Organisasi Perangkat

Daerah dan Peraturan Walikota Surabaya Nomor 50 Tahun 2016 Tentang

Kedudukan, Susunan Organisasi, Uraian Tugas Dan Fungsi Serta Tata Kerja Dinas

Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau Kota Surabaya, Dinas Kebersihan dan

Ruang Terbuka Hijau merupakan organisasi perangkat daerah yang berbentuk

kedinasan bergerak di bidang pekerjaan umum dan penataan ruang sub urusan

persampahan dan urusan air limbah, dipimpin oleh seorang Kepala Dinas dan

mempunyai tugas pokok dan fungsi sebagai berikut:

TUGAS

Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau mempunyai tugas membantu

Walikota melaksanakan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah

dan tugas pembantuan di bidang pekerjaan umum dan penataan ruang sub urusan

persampahan dan urusan air limbah.

FUNGSI

D i n a s K e b e r s i h a n d a n R u a n g T e r b u k a H i j au K o t a S u r a b a y a

4 | B a b I R e n c a n a S t r a t e g i s 2 0 1 6 - 2 0 2 1

Dalam memnyelenggarakan tugas sebagaimana tersebut di atas, Dinas

Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau mempunyai fungsi :

1. perumusan kebijakan sesuai dengan lingkup tugasnya;

2. pelaksanaan kebijakan sesuai dengan lingkup tugasnya;

3. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan sesuai dengan lingkup tugasnya;

4. pelaksanaan administrasi Dinas sesuai dengan lingkup tugasnya; dan

5. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Walikota terkait dengan tugas

dan fungsinya.

Berdasarkan Peraturan Walikota Surabaya Nomor 50 Tahun 2016 Tentang

Kedudukan, Susunan Organisasi, Uraian Tugas Dan Fungsi Serta Tata Kerja Dinas

Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau Kota Surabaya, Susunan Organisasi Dinas

Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau Kota Surabaya sebagai berikut :

1. Kepala Dinas;

2. Sekretaris membawahkan :

a. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian

b. Sub Bagian Keuangan

3. Bidang Ruang Terbuka Hijau dan Penerangan Jalan Umum membawahkan :

a. Seksi Ruang Terbuka Hijau

b. Seksi Penerangan Jalan Umum

c. Seksi Dekorasi Kota

4. Bidang Sarana dan Prasarana membawahkan :

a. Seksi Pembangunan Sarana dan Prasarana

b. Seksi Pemeliharaan Sarana dan Prasarana

5. Bidang Kebersihan membawahkan :

a. Seksi Pembersihan Jalan dan Pedestrian

b. Seksi Operasional Pengangkutan Sampah dan Alat Berat

6. Unit Pelaksana Teknis Dinas Kebersihan Saluran Pematusan (Peraturan

Walikota nomor 86 tahun 2016);

7. Unit Pelaksana Teknis Dinas Pemanfaatan Sampah (Peraturan Walikota

nomor 87 tahun 2016);

8. Unit Pelaksana Teknis Dinas Instalasi Pengolahan Limbah Cair (Peraturan

Walikota nomor 88 tahun 2016);

9. Unit Pelaksana Teknis Dinas Taman Rekreasi (Peraturan Walikota nomor 96

tahun 2008).

10. Kelompok Jabatan Fungsional.

Selanjutnya untuk struktur organisasi Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka

Hijau berdasarkan Peraturan Walikota Surabaya Nomor 50 Tahun 2016

sebagaimana terlampir (pada gambar 1.3)

D i n a s K e b e r s i h a n d a n R u a n g T e r b u k a H i j au K o t a S u r a b a y a

5 | B a b I R e n c a n a S t r a t e g i s 2 0 1 6 - 2 0 2 1

Gambar 1.3. Struktur Organisasi Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau Kota Surabaya

D i n a s K e b e r s i h a n d a n R u a n g T e r b u k a H i j au K o t a S u r a b a y a

6 | B a b I R e n c a n a S t r a t e g i s 2 0 1 6 - 2 0 2 1

Gambar 1.3. menggambarkan struktur organisasi Dinas Kebersihan dan

Ruang Terbuka Hijau Kota Surabaya. Dapat dilihat posisi tertinggi dijabat oleh

Kepala Dinas yang membawahi Sekretaris Dinas. Sekretaris Dinas membawahi

dua Kepala Sub Bagian, yakni Kasubag Keuangan dan Kasubag Umum dan

Kepegawaian. Dibawah dua kasubag ini terdapat jabatan fungsional tertentu serta

tiga Kepala Bidang yang dibawahi langsung oleh Kepala Dinas, namun tidak

berhubungan langsung dengan kedua kepala Kasubag. Kepala Bidang tersebut

adalah Kabid Kebersihan, Kabid Sarana dan Prasarana, dan Kabid Ruang

Terbuka Hijau dan PJU. Masing – masing Kabid membawahi Kepala Seksi,

dengan terdapat 2 sampai 3 seksi dibawah Kabid. Dibawah seksi ini juga terdapat

empat Kepala UPTD yang dibawahi langsung oleh Kepala Dinas, tidak

berhubungan langsung dengan Kabid maupun Sekretaris. Semua Kepala UPTD

membawahi Kepala Sub Bagian.

1.2.2 Ketentuan tentang Perencanaan dan Penganggaran

Peraturan yang memayungi perencanaan adalah:

a. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

Pembangunan Nasional;

b. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara

Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana

Pembangunan Daerah;

c. Peraturan Menteri dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan

Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 Tentang Tahapan, Tata Cara

Penyusunan, Pengendalian Dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana

Pembangunan Daerah.

Peraturan yang memayungi penganggaran adalah:

a. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara;

b. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara;

c. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah;

d. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan

Daerah;

e. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman

Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah kedua kali dengan

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011.

1.2.3 Ketentuan tentang Standar Pelayanan Minimal (SPM)

Peraturan mengenai Standar Pelayanan Minimal (SPM) Dinas Kebersihan dan

Ruang Terbuka Hijau :

Peraturan Menteri Pekerjaan umum nomor 01/PRT/M/2014.

Mengamanatkan target SPM yang harus dipenuhi oleh Dinas Kebersihan dan

Ruang Terbuka Hijau sebagai berikut:

SPM di bidang urusan pekerjaan umum dan penataan ruang memiliki indikator

antara lain:

a. Persentase pengurangan sampah di perkotaan, dengan target untuk tahun

2019 sebesar 20%;

D i n a s K e b e r s i h a n d a n R u a n g T e r b u k a H i j au K o t a S u r a b a y a

7 | B a b I R e n c a n a S t r a t e g i s 2 0 1 6 - 2 0 2 1

b. Persentase pengangkutan sampah, dengan target untuk tahun 2019 sebesar

70%;

c. Persentase pengoperasian Tempat Pembuangan Akhir (TPA), dengan target

untuk tahun 2019 sebesar 70 %;

d. Persentase tersedianya luasan RTH publik sebesar 20 % dari luas wilayah

kota/kawasan perkotaan, dengan target untuk tahun 2019 sebesar 50 %.

1.2.4 Ketentuan tentang Indikator Kinerja Kunci (IKK)

Dalam menjalankan tugas dan fungsinya, Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka

Hijau Kota Surabaya melayani urusan kebersihan (persampahan) dan pertamanan

sesuai dengan peraturan yang terkait:

a. Pengelolaan sampah, diatur dalam ketentuan hukum :

- Undang-undang Nomor 18 Tahun 20018 tentang Pengelolaan Sampah;

- Peraturan Pemerintah Nomor 81 Tahun 2012 tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga;

- Peraturan Presiden Nomor 18 Tahun 2016 tentang Percepatan Pembangunan Pembangkit Listrik Berbasis Sampah di Provinsi DKI Jakarta, Kota Tangerang, kota bandung, Kota Semarang, Kota Surakarta, Kota Surabaya, dan Kota Makassar

- Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 3 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Prasarana dan Sarana Persampahan dalam Penanganan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga;

- Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 13 Tahun 2012 tentang Pedoman Pelaksanaan Reduce, Reuse, dan Recycle Melalui Bank Sampah;

- Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 33 Tahun 2010 tentang Pedoman Pengelolaan Sampah;

- Peraturan Daerah Kota Surabaya Nomor 5 Tahun 2014 tentang Pengelolaan

Sampah dan Kebersihan di Kota Surabaya;

- Peraturan Daerah Kota Surabaya Nomor 10 Tahun 2012 tentang Retribusi

Pelayanan Persampahan/Kebersihan.

b. Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau, diatur dalam ketentuan hukum :

- Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang;

- Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 2007 tentang Penataan

Ruang Terbuka Hijau Kawasan Perkotaan;

- Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 5 Tahun 2008 tentang Pedoman

Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka hijau di Kawasan

Perkotaan;

- Peraturan Daerah Kota Surabaya Nomor 19 Tahun 2014 tentang

Perlindungan Pohon;

- Peraturan Daerah Kota Surabaya Nomor 13 Tahun 2003 tentang

Pengelolaan Tempat Pemakaman dan Penyelenggaraan Pemakaman

Jenazah;

- Peraturan Daerah Kota Surabaya Nomor 7 Tahun 2002 tentang Pengelolaan

Ruang Terbuka Hijau;

D i n a s K e b e r s i h a n d a n R u a n g T e r b u k a H i j au K o t a S u r a b a y a

8 | B a b I R e n c a n a S t r a t e g i s 2 0 1 6 - 2 0 2 1

1.2.5 Ketentuan Indikator tentang Millenium Development Goals (MDG’s) Indikator yang ada pada Millenium Development Goals (MDG’s) yang dikaitkan dengan tugas fungsi Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau terdiri atas:

Rasio luas kawasan tertutup pepohonan berdasarkan hasil pemotretan citra satelit

dan survei foto udara terhadap luas daratan

I.3. Maksud dan Tujuan

1.3.1 Maksud Penyusunan Renstra Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau, antara

lain :

1. Menjabarkann rencana strategis kota dalam rencana strategis Dinas

Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau jangka pendek (5 tahun);

2. Menyelaraskan rencana strategis kota dengan pelayanan Dinas Kebersihan

dan Ruang Terbuka Hijau, usulan masyarakat, dan evaluasi kinerja lima tahun

lalu menjadi rencana strategis;

1.3.2 Tujuan Penyusunan Renstra Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau, antara

lain :

1. Menjadi pedoman dalam implementasi strategi dan visi misi Pemerintah Kota;

2. Menjadi pedoman dalam pelaksanaan pelayanan Dinas Kebersihan dan

Ruang Terbuka Hijau dalam jangka waktu 5 tahun;

3. Menjadi pedoman dalam penyusunan rencana anggaran Dinas Kebersihan

dan Ruang Terbuka Hijau;

4. Menjadi pedoman dalam pelaksanaan program kerja.

I.4. Sistematika Penulisan

Bab I Pendahuluan

I.1 Latar Belakang

I.2 Landasan Hukum

I.3 Maksud dan Tujuan

I.4 Sistematika Penulisan

Bab II Gambaran Pelayanan Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau

II.1 Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi

II.2 Sumber Daya Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau

II.3 Kinerja Pelayanan Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau

II.4 Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan Dinas Kebersihan

dan Pertamanan

Bab III Isu-isu Strategis Berdasarkan Tugas dan Fungsi Dinas Kebersihan dan

Pertamanan

III.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Dinas

Kebersihan dan Pertamanan

III.2 Telaah visi, misi dan program Kepala Daerah dan Wakil Kepala

Daerah

Terpilih

III.3 Telaahan Renstra K/L dan Renstra Provinsi/Kabupaten/Kota

III.4 Telaah Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup

Strategis

III.5 Penentuan Isu-isu Strategis

Bab IV Visi, Misi, Tujuan, Sasaran, Strategi dan Kebijakan

D i n a s K e b e r s i h a n d a n R u a n g T e r b u k a H i j au K o t a S u r a b a y a

9 | B a b I R e n c a n a S t r a t e g i s 2 0 1 6 - 2 0 2 1

IV.1 Visi dan Misi Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau

IV.2 Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Dinas Kebersihan dan

Pertamanan

IV.3 Strategi dan Kebijakan

Bab V Rencana Program, Kegiatan, Indikator Kinerja, Kelompok Sasaran, dan

Pendanaan Indikatif

Bab VI Indikator Kinerja Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau yang Mengacu

Pada Tujuan dan Sasaran RPJMD

D i n a s K e b e r s i h a n d a n R u a n g T e r b u k a H i j a u K o t a S u r a b a y a

1 | B a b II R e n c a n a S t r a t e g i s 2 0 1 6 - 2 0 2 1

BAB II GAMBARAN PELAYANAN DINAS

KEBERSIHAN DAN RUANG TERBUKA HIJAU

II.1 Tugas. Fungsi dan Struktur Organisasi

II.1.1 Tugas Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau

Berdasarkan Peraturan Walikota Surabaya Nomor 50 Tahun 2016 Tentang

Kedudukan, Susunan Organisasi, Uraian Tugas Dan Fungsi Serta Tata Kerja

Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau Kota Surabaya. Susunan Organisasi

Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau Kota Surabaya sebagai berikut :

1. Kepala Dinas;

Tugasnya melaksanakan urusan pemerintahan daerah berdasarkan azas

otonomi dan tugas pembatuan di bidang pekerjaan umum dan penataan

ruang sub urusan persampahan dan urusan air limbah.

Dekorasi Kota. Jembatan Monkasel

D i n a s K e b e r s i h a n d a n R u a n g T e r b u k a H i j a u K o t a S u r a b a y a

2 | B a b II R e n c a n a S t r a t e g i s 2 0 1 6 - 2 0 2 1

2. Sekretaris:

Tugasnya melaksanakan sebagian tugas DKRTH di bidang kesekretariatan.

Rincian tugas sekretaris :

• Menyusun dan melaksanakan rencana program dan petunjuk teknis;

• Melaksanakan koordinasi dan kerjasama dengan lembaga dan instansi

lain;

• Melaksanakan pengawasan dan pengendalian;

• Melaksanakan evaluasi dan pelaporan;

• Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai

dengan tugas dan fungsinya.

Sedangkan fungsi dari Sekretaris adalah:

• Pelaksanaan koordinasi perencanaan program. anggaran dan perundang -

undangan;

• Pelaksanaan pengelolaan dan pelayanan administrasi umum dan

administrasi perizinan/non perizinan/rekomendasi;

• Pelaksanaan pengelolaan administrasi kepegawaian;

• Pelaksanaan pengelolaan administrasi keuangan;

• Pelaksanaan penatausahaan barang milik daerah;

• Pelaksanaan urusan rumah tangga, dokumentasi, hubungan masyarakat,

dan protokol;

• Pelaksanaan pengelolaan kearsipan dan perpustakaan;

• Pelaksanaan koordinasi penyelenggaraan tugas-tugas bidang;

• Pelaksanaan koordinasi pelaporan indikator kinerja dinas yang tertuang

dalam dokumen perencanaan strategis;uang dalam dokumen

perencanaan strategis;

• Pelaksanaan pembinaan organisasi dan ketatalaksanaan;

• Pelaksanaan monitoring, evaluasi dan penyusunan laporan pelaksanaan

tugas;

• Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh kepala dinas sesuai

tugas dan fungsinya.

a. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian

Tugasnya :

• Menyiapkan bahan pelaksanaan koordinasi penyusunan perencanaan

program dan perundang-undangan;

• Menyiapkan bahan pelaksanaan pengelolaan dan pelayanan administrasi

umum dan administrasi perizinan/non perizinan/rekomendasi;

• Menyiapkan bahan pelaksanaan pengelolaan administrasi kepegawaian;

• Menyiapkan bahan pelaksanaan penatausahaan barang milik daerah;

• Menyiapkan bahan pelaksanaan urusan rumah tangga, dokumentasi,

hubungan masyarakat dan protokol;

• Menyiapkan bahan pelaksanaan pengelolaan kearsipan dan

perpustakaan;

D i n a s K e b e r s i h a n d a n R u a n g T e r b u k a H i j a u K o t a S u r a b a y a

3 | B a b II R e n c a n a S t r a t e g i s 2 0 1 6 - 2 0 2 1

• Menyiapkan bahan pelaksanaan koordinasi pelaporan indikator kinerja

dinas yang tertuang dalam dokumen perencanaan strategis;

• Menyiapkan bahan pelaksanaan pembinaan organisasi dan

ketatalaksanaan;

• Menyiapkan bahan pelaksanaan monitoring, evaluasi dan penyusunan

laporan pelaksanaan tugas;

• Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh sekretaris sesuai tugas

dan fungsinya.

b. Sub Bagian Keuangan

Tugasnya :

• Menyiapkan bahan pelaksanaan koordinasi penyusunan anggaran;

• Menyiapkan bahan pelaksanaan pengelolaan administrasi keuangan;

• Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh sekretaris sesuai tugas

dan fungsinya.

3. Bidang Ruang Terbuka Hijau dan Penerangan Jalan Umum

Tugasnya melaksanakan sebagian tugas DKRTH di bidang bidang

pertamanan, jalur hijau dan penerangan jalan umum.

Rincian tugas Bidang Ruang Terbuka Hijau dan Penerangan Jalan Umum:

• Menyusun dan melaksanakan rencana program dan petunjuk teknis;

• Melaksanakan koordinasi dan kerjasama dengan lembaga dan instansi

lain;

• Melaksanakan pengawasan dan pengendalian;

• Melaksanakan evaluasi dan pelaporan;

• Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh kepala dinas sesuai

dengan tugas dan fungsinya.

Sedangkan fungsi Bidang Ruang Terbuka Hijau dan Penerangan Jalan

Umum adalah :

• Pemrosesan teknis perizinan/rekomendasi sesuai bidangnya;

• Penyusunan kebijakan mengenai pengembangan pertamanan, jalur hijau,

penerangan jalan umum dan dekorasi kota, dengan mengacu pada

kebijakan nasional dan provinsi, di bidang ruang terbuka hijau kota dan

penerangan jalan umum;

• Penyusunan peraturan daerah berdasarkan norma, standar, prosedur dan

kriteria (nspk) yang ditetapkan oleh pemerintah dan provinsi, di bidang

ruang terbuka hijau kota yang meliputi pertamanan dan jalur hijau;

• Penyusunan rencana pengembangan pertamanan, jalur hijau, penerangan

jalan umum dan dekorasi kota di bidang ruang terbuka hijau kota dan

penerangan jalan umum;

• Pelaksanaan pembangunan, pengembangan, pengelolaan dan

pemeliharaan pertamanan, jalur hijau, penerangan jalan umum dan

dekorasi kota;

D i n a s K e b e r s i h a n d a n R u a n g T e r b u k a H i j a u K o t a S u r a b a y a

4 | B a b II R e n c a n a S t r a t e g i s 2 0 1 6 - 2 0 2 1

• Pelaksanaan koordinasi, kerjasama dan fasilitasi dengan lembaga, instansi

lain dan dunia usaha serta masyarakat dalam pengembangan

pertamanan, jalur hijau, penerangan jalan umum dan dekorasi kota;

• Pemberian bantuan teknis bidang pertamanan, jalur hijau, penerangan

jalan umum dan dekorasi kota kepada kecamatan, kelurahan, serta

kelompok masyarakat di kota;

• Pelaksanaan pengawasan dan pengendalian terhadap seluruh tahapan

pengembangan pertamanan, penerangan jalan umum dan dekorasi kota;

• Pelaksanaan perhitungan pelaporan indikator kinerja dinas yang tertuang

dalam dokumen perencanaan strategis;

• Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas;

• Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh kepala dinas sesuai

dengan tugas dan fungsinya.

a. Seksi Ruang Terbuka Hijau

Tugasnya :

• Menyiapkan bahan pemrosesan teknis perizinan/rekomendasi sesuai di

bidangnya;

• Menyiapkan bahan penyusunan kebijakan mengenai pengembangan

pertamanan dan jalur hijau dengan mengacu pada kebijakan nasional dan

provinsi, di bidang ruang terbuka hijau;

• Menyiapkan bahan koordinasi dan kerjasama dengan lembaga dan

instansi lain di bidang pembersihan jalan dan taman;

• Menyiapkan bahan penyusunan peraturan daerah berdasarkan norma,

standar, prosedur dan kriteria (nspk) yang ditetapkan oleh pemerintah dan

provinsi, di bidang ruang terbuka hijau kota yang meliputi pertamanan dan

jalur hijau;

• Menyiapkan bahan penyusunan rencana pengembangan pertamanan dan

jalur hijau, di bidang ruang terbuka hijau;

• Menyiapkan bahan pelaksanaan pembangunan, pengembangan,

pengelolaan dan pemeliharaan pertamanan dan jalur hijau;

• Menyiapkan bahan pelaksanaan koordinasi, kerjasama dan fasilitasi

dengan lembaga, instansi lain dan dunia usaha serta masyarakat dalam

pengembangan pertamanan dan jalur hijau;

• Menyiapkan bahan pemberian bantuan teknis bidang pertamanan dan jalur

hijau kepada kecamatan, kelurahan, serta kelompok masyarakat di kota;

• Menyiapkan bahan pelaksanaan pengawasan dan pengendalian terhadap

seluruh tahapan pengembangan pertamanan dan jalur hijau;

• Menyiapkan bahan pelaksanaan perhitungan pelaporan indikator kinerja

dinas yang tertuang dalam dokumen perencanaan strategis;

• Menyiapkan bahan pelaksanaan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan

tugas;

• Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh kepala bidang ruang

terbuka hijau dan penerangan jalan umum sesuai dengan tugas dan

fungsinya.

D i n a s K e b e r s i h a n d a n R u a n g T e r b u k a H i j a u K o t a S u r a b a y a

5 | B a b II R e n c a n a S t r a t e g i s 2 0 1 6 - 2 0 2 1

b. Seksi Penerangan Jalan Umum

Tugasnya :

• Menyiapkan bahan pemrosesan teknis perizinan/rekomendasi sesuai

bidangnya;

• Menyiapkan bahan penyusunan kebijakan mengenai pengembangan

pertamanan dan jalur hijau mengacu pada kebijakan nasional dan provinsi,

di bidang penerangan jalan umum;

• Menyiapkan bahan penyusunan peraturan daerah berdasarkan norma,

standar, prosedur dan kriteria (nspk) yang ditetapkan oleh pemerintah dan

provinsi, di bidang penerangan jalan umum;

• Menyiapkan bahan penyusunan rencana pengembangan pertamanan dan

jalur hijau, di bidang penerangan jalan umum;

• Menyiapkan bahan pelaksanaan pembangunan, pengembangan,

pengelolaan dan pemeliharaan penerangan jalan umum;

• Menyiapkan bahan pelaksanaan koordinasi, kerjasama dan fasilitasi

dengan lembaga, instansi lain dan dunia usaha serta masyarakat dalam

pengembangan penerangan jalan umum;

• Menyiapkan bahan pemberian bantuan teknis bidang penerangan jalan

umum kepada kecamatan, kelurahan, serta kelompok masyarakat di kota;

• Menyiapkan bahan pelaksanaan pengawasan dan pengendalian terhadap

seluruh tahapan pengembangan penerangan jalan umum;

• Menyiapkan bahan pelaksanaan perhitungan pelaporan indikator kinerja

dinas yang tertuang dalam dokumen perencanaan strategis;

• Menyiapkan bahan pelaksanaan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan

tugas;

• Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh kepala bidang ruang

terbuka hijau dan penerangan jalan umum sesuai dengan tugas dan

fungsinya.

c. Seksi Dekorasi Kota

Tugasnya :

• Menyiapkan bahan pemrosesan teknis perizinan/rekomendasi sesuai

bidangnya;

• Menyiapkan bahan penyusunan kebijakan mengenai pengembangan

dekorasi kota mengacu pada kebijakan nasional dan provinsi, di bidang

penerangan jalan umum;

• Menyiapkan bahan penyusunan peraturan daerah berdasarkan norma,

standar, prosedur dan kriteria (nspk) yang ditetapkan oleh pemerintah dan

provinsi, di bidang dekorasi kota;

• Menyiapkan bahan penyusunan rencana pengembangan pertamanan dan

jalur hijau, di bidang dekorasi kota;

• Menyiapkan bahan pelaksanaan pembangunan, pengembangan,

pengelolaan dan pemeliharaan dekorasi kota;

• Menyiapkan bahan pelaksanaan koordinasi, kerjasama dan fasilitasi

dengan lembaga, instansi lain dan dunia usaha serta masyarakat dalam

pengembangan dekorasi kota;

D i n a s K e b e r s i h a n d a n R u a n g T e r b u k a H i j a u K o t a S u r a b a y a

6 | B a b II R e n c a n a S t r a t e g i s 2 0 1 6 - 2 0 2 1

• Menyiapkan bahan pemberian bantuan teknis bidang dekorasi kota

kepada kecamatan, kelurahan, serta kelompok masyarakat di kota;

• Menyiapkan bahan pelaksanaan pengawasan dan pengendalian terhadap

seluruh tahapan pengembangan penerangan jalan umum;

• Menyiapkan bahan pelaksanaan perhitungan pelaporan indikator kinerja

dinas yang tertuang dalam dokumen perencanaan strategis;

• Menyiapkan bahan pelaksanaan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan

tugas;

• Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh kepala bidang ruang

terbuka hijau dan penerangan jalan umum sesuai dengan tugas dan

fungsinya.

4. Bidang Sarana dan Prasarana

Tugasnya melaksanakan sebagian tugas DKRTH di bidang sarana dan

prasarana.

Rincian tugas Bidang Sarana dan Prasarana:

• Menyusun dan melaksanakan rencana program dan petunjuk teknis;

• Melaksanakan koordinasi dan kerjasama dengan lembaga dan instansi

lain;

• Melaksanakan pengawasan dan pengendalian;

• Melaksanakan evaluasi dan pelaporan, dan melaksanakan tugas-tugas

lain yang diberikan oleh kepala dinas sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Sedangkan fungsi Bidang Sarana dan Prsarana adalah :

• Pemrosesan teknis perizinan/rekomendasi sesuai bidangnya;

• Penyusunan kebijakan mengenai pengembangan sarana prasarana

kebersihan, air limbah skala kota dan pemakaman mengacu pada

kebijakan nasional dan provinsi, di bidang sarana dan prasarana;

• Penyusunan rencana pengembangan sarana prasarana kebersihan, air

limbah skala kota dan pemakaman;

• Penyusunan peraturan daerah berdasarkan norma, standar, prosedur dan

kriteria (nspk) yang ditetapkan oleh pemerintah dan provinsi, di bidang

kebersihan;

• Pemberian pelayanan sarana prasarana dalam pengelolaan kebersihan,

air limbah skala kota dan pemakaman;

• Pelaksanaan pengelolaan pemakaman yang dikelola oleh pemerintah

daerah;

• Pelaksanaan koordinasi, kerjasama dan fasilitasi dengan lembaga, instansi

lain dan dunia usaha serta masyarakat dalam penyelenggaraan sarana

prasarana kebersihan, air limbah skala kota dan pemakaman;

• Pemberian bantuan teknis sarana prasarana kebersihan, air limbah skala

kota dan pemakaman kepada kecamatan, kelurahan, serta kelompok

masyarakat kota;

• Pelaksanaan pembangunan, pengadaan, pengembangan dan

pemeliharaan sarana prasarana pendukung pengelolaan kebersihan,

ruang terbuka hijau, air limbah skala kota dan pemakaman;

D i n a s K e b e r s i h a n d a n R u a n g T e r b u k a H i j a u K o t a S u r a b a y a

7 | B a b II R e n c a n a S t r a t e g i s 2 0 1 6 - 2 0 2 1

• Pengawasan dan pengendalian di bidang sarana dan prasarana

kebersihan, air limbah skala kota dan pemakaman;

• Pelaksanaan perhitungan pelaporan indikator kinerja dinas yang tertuang

dalam dokumen perencanaan strategis;

• Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas;

• Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh kepala dinas sesuai

dengan tugas dan fungsinya.

a. Seksi Pembangunan Sarana dan Prasarana

Tugasnya :

• Menyiapkan bahan pemrosesan teknis perizinan/rekomendasi sesuai

bidangnya;

• Menyiapkan bahan penyusunan kebijakan mengenai pengembangan

sarana prasarana kebersihan, air limbah skala kota dan pemakaman

mengacu pada kebijakan nasional dan provinsi, di bidang pembangunan

sarana dan prasarana;

• Menyiapkan bahan penyusunan rencana pengembangan sarana

prasarana kebersihan, air limbah skala kota dan pemakaman;

• Menyiapkan bahan penyusunan peraturan daerah berdasarkan norma,

standar, prosedur dan kriteria (nspk) yang ditetapkan oleh pemerintah dan

provinsi, di bidang pembangunan sarana dan prasarana;

• Menyiapkan bahan teknis pelayanan pembangunan sarana prasarana

dalam pengelolaan kebersihan, air limbah skala kota dan pemakaman;

• Menyiapkan bahan pelaksanaan pengelolaan pemakaman yang dikelola

oleh pemerintah daerah;

• Menyiapkan bahan pelaksanaan koordinasi, kerjasama dan fasilitasi

dengan lembaga, instansi lain dan dunia usaha serta masyarakat dalam

penyelenggaraan pembangunan sarana prasarana kebersihan, air limbah

skala kota dan pemakaman;

• Menyiapkan bahan pelaksanaan bantuan teknis pembangunan sarana

prasarana kebersihan, air limbah skala kota dan pemakaman kepada

kecamatan, kelurahan, serta kelompok masyarakat kota;

• Menyiapkan bahan pelaksanaan pembangunan, pengadaan, dan

pengembangan sarana prasarana pendukung pengelolaan kebersihan,

ruang terbuka hijau, air limbah skala kota dan pemakaman;

• Menyiapkan bahan pengawasan dan pengendalian di bidang

pembangunan sarana dan prasarana kebersihan, air limbah skala kota dan

pemakaman;

• Menyiapkan bahan pelaksanaan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan

tugas;

• Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh kepala bidang sarana

dan prasarana sesuai dengan tugas dan fungsinya.

b. Seksi Pemeliharaan Sarana dan Prasarana

Tugasnya :

D i n a s K e b e r s i h a n d a n R u a n g T e r b u k a H i j a u K o t a S u r a b a y a

8 | B a b II R e n c a n a S t r a t e g i s 2 0 1 6 - 2 0 2 1

• Menyiapkan bahan pemrosesan teknis perizinan/rekomendasi sesuai

bidangnya;

• Menyiapkan bahan penyusunan kebijakan mengenai pengembangan

sarana prasarana kebersihan, air limbah skala kota dan pemakaman

mengacu pada kebijakan nasional dan provinsi, di bidang pemeliharaan

sarana dan prasarana;

• Menyiapkan bahan penyusunan rencana pengembangan sarana

prasarana kebersihan, air limbah skala kota dan pemakaman;

• Menyiapkan bahan penyusunan peraturan daerah berdasarkan norma,

standar, prosedur dan kriteria (nspk) yang ditetapkan oleh pemerintah dan

provinsi, di bidang pemeliharaan sarana dan prasarana;

• Menyiapkan bahan teknis pelayanan pemeliharaan sarana prasarana

dalam pengelolaan kebersihan, air limbah skala kota dan pemakaman;

• Menyiapkan bahan pelaksanaan koordinasi, kerjasama dan fasilitasi

dengan lembaga, instansi lain dan dunia usaha serta masyarakat dalam

penyelenggaraan pemeliharaan sarana prasarana kebersihan, air limbah

skala kota dan pemakaman;

• Menyiapkan bahan pelaksanaan bantuan teknis sarana prasarana

kebersihan, air limbah skala kota dan pemakaman kepada kecamatan,

kelurahan, serta kelompok masyarakat kota;

• Menyiapkan bahan pelaksanaan pengembangan dan pemeliharaan

sarana prasarana pendukung pengelolaan kebersihan, ruang terbuka

hijau, air limbah skala kota dan pemakaman;

• Menyiapkan bahan pengawasan dan pengendalian di bidang

pemeliharaan sarana dan prasarana kebersihan, air limbah skala kota dan

pemakaman;

• Menyiapkan bahan pelaksanaan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan

tugas;

• Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh kepala bidang sarana

dan prasarana sesuai dengan tugas dan fungsinya.

5. Bidang Kebersihan

Tugasnya melaksanakan sebagian tugas DKRTH di bidang kebersihan.

Rincian tugas Bidang Kebersihan:

• Menyusun dan melaksanakan rencana program dan petunjuk teknis;

• Melaksanakan koordinasi dan kerjasama dengan lembaga dan instansi

lain;

• Melaksanakan pengawasan dan pengendalian, melaksanakan evaluasi

dan pelaporan;

• Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh kepala dinas sesuai

dengan tugas dan fungsinya.

Sedangkan Bidang Kebersihan mempunyai fungsi :

• Pemprosesan teknis perizinan/rekomendasi sesuai bidangnya;

D i n a s K e b e r s i h a n d a n R u a n g T e r b u k a H i j a u K o t a S u r a b a y a

9 | B a b II R e n c a n a S t r a t e g i s 2 0 1 6 - 2 0 2 1

• Penyusunan kebijakan pengembangan pengelolaan kebersihan kota

mengacu pada kebijakan nasional dan provinsi, di bidang kebersihan;

• Penyusunan rencana pengembangan pengelolaan kebersihan kota;

• Penyusunan peraturan daerah berdasarkan norma, standar, prosedur dan

kriteria (nspk) yang ditetapkan oleh pemerintah dan provinsi, di bidang

kebersihan;

• Pemberian pelayanan pengelolaan kebersihan skala kota, di bidang

kebersihan;

• Pelaksanaan koordinasi, kerjasama dan fasilitasi dengan lembaga, instansi

lain dan dunia usaha serta masyarakat dalam penyelenggaraan

pengelolaan kebersihan;

• Pemeliharaan sarana pengangkutan sampah dan alat berat;

• Pemberian bantuan teknis bidang kebersihan kepada kecamatan,

kelurahan, serta kelompok masyarakat di kota;

• Pengawasan dan pengendalian terhadap seluruh tahapan pengembangan

pengelolaan kebersihan kota;

• Pelaksanaan perhitungan pelaporan indikator kinerja dinas yang tertuang

dalam dokumen perencanaan strategis;

• Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas;

• Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh kepala dinas sesuai

dengan tugas dan fungsinya.

a. Seksi Pembersihan Jalan dan Pedestrian

Tugasnya :

• Menyiapkan bahan penyusunan kebijakan pengembangan pengelolaan

kebersihan kota mengacu pada kebijakan nasional dan provinsi, di bidang

kebersihan;

• Menyiapkan bahan pemprosesan teknis perizinan/rekomendasi di bidang

pembersihan jalan dan pedestrian;

• Penyusunan kebijakan pengembangan pengelolaan kebersihan kota

mengacu pada kebijakan nasional dan provinsi di bidang pembersihan

jalan dan pedestrian;

• Menyiapkan bahan penyusunan rencana pengembangan pengelolaan

kebersihan kota;

• Menyiapkan bahan penyusunan peraturan daerah berdasarkan norma,

standar, prosedur dan kriteria (nspk) yang ditetapkan oleh pemerintah dan

provinsi di bidang pembersihan jalan dan pedestrian;

• Menyiapkan bahan pemberian pelayanan pengelolaan kebersihan skala

kota di bidang pembersihan jalan dan pedestrian;

• Menyiapkan bahan pelaksanaan koordinasi, kerjasama dan fasilitasi

dengan lembaga, instansi lain dan dunia usaha serta masyarakat dalam

penyelenggaraan pembersihan jalan dan pedestrian;

• Menyiapkan bahan pemberian bantuan teknis bidang kebersihan kepada

kecamatan, kelurahan, serta kelompok masyarakat di kota;

• Menyiapkan bahan pengawasan dan pengendalian terhadap seluruh

tahapan pengembangan pengelolaan kebersihan kota;

D i n a s K e b e r s i h a n d a n R u a n g T e r b u k a H i j a u K o t a S u r a b a y a

10 | B a b II R e n c a n a S t r a t e g i s 2 0 1 6 - 2 0 2 1

• Menyiapkan bahan pelaksanaan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan

tugas;

• Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh kepala bidang

kebersihan sesuai dengan tugas dan fungsinya.

b. Seksi Operasional Pengangkutan Sampah dan Alat Berat

Tugasnya :

• Menyiapkan bahan penyusunan kebijakan pengembangan pengelolaan

kebersihan kota mengacu pada kebijakan nasional dan provinsi di bidang

operasional pengangkutan sampah dan alat berat;

• Menyiapkan bahan penyusunan rencana pengembangan pengelolaan

kebersihan kota;

• Menyiapkan bahan penyusunan peraturan daerah berdasarkan norma,

standar, prosedur dan kriteria (nspk) yang ditetapkan oleh pemerintah dan

provinsi di bidang operasional pengangkutan sampah dan alat berat;

• Menyiapkan bahan pemberian pelayanan pengelolaan kebersihan skala kota

di bidang operasional pengangkutan sampah dan alat berat;

• Menyiapkan bahan pelaksanaan koordinasi, kerjasama dan fasilitasi dengan

lembaga, instansi lain dan dunia usaha serta masyarakat dalam

penyelenggaraan operasional pengangkutan sampah dan alat berat;

• Menyiapkan bahan pemeliharaan sarana pengangkutan sampah dan alat

berat;

• Menyiapkan bahan pemberian bantuan teknis bidang kebersihan kepada

kecamatan, kelurahan, serta kelompok masyarakat di kota;

• Menyiapkan bahan pengawasan dan pengendalian terhadap seluruh tahapan

pengembangan pengelolaan kebersihan kota;

• Menyiapkan bahan pelaksanaan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas;

• Menyiapkan melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh kepala

bidang kebersihan sesuai dengan tugas dan fungsinya.

6. Unit Pelaksana Teknis Dinas Kebersihan Saluran Pematusan (Peraturan

Walikota nomor 86 tahun 2016);

Susunan Organisasi UPTD Kebersihan Saluran Pematusan terdiri dari :

a. UPTD

b. Sub Bagian Tata Usaha

c. Kelompok Jabatan Fungsional

Tugas UPTD Kebersihan Saluran Pematusan adalah melaksanakan sebagian

tugas Dinas di bidang pembersihan sampah di saluran pematusan.

UPTD Kebersihan Saluran Pematusan mempunyai fungsi :

• Pelaksanaan penyusunan program kegiatan UPTD;

• Pelaksanaan pembersihan sampah di saluran pematusan;

• Pelaksanaan pengkoordinasian dan pengendalian kegiatan operasional

pembersihan sampah di saluran pematusan;

• Pelaksanaan penyiapan sarana kebersihan;

• Pelaksanaan perawatan sarana kebersihan;

D i n a s K e b e r s i h a n d a n R u a n g T e r b u k a H i j a u K o t a S u r a b a y a

11 | B a b II R e n c a n a S t r a t e g i s 2 0 1 6 - 2 0 2 1

• Pelaksanaan ketatausahaan UPTD;

• Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas UPTD;

• Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai

dengan tugas dan fungsinya.

a. Sub Bagian Tata Usaha

Tugasnya:

• melaksanakan penyusunan program kegiatan UPTD;

• melaksanakan urusan administrasi umum, keuangan, rumah tangga,

perlengkapan dan peralatan;

• melaksanakan kebersihan, keamanan dan ketertiban;

• melaksanakan administrasi kepegawaian;

• melaksanakan pembinaan kelembagaan dan ketatalaksanaan;

• melaksanakan penyusunan laporan kegiatan;

• melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala UPTD sesuai

dengan tugas dan fungsinya.

7. Unit Pelaksana Teknis Dinas Pemanfaatan Sampah (Peraturan Walikota

nomor 87 tahun 2016);

Susunan Organisasi UPTD Pemanfaatan Sampah terdiri dari :

a. UPTD

b. Sub Bagian Tata Usaha

c. Kelompok Jabatan Fungsional

Tugas UPTD Pemanfaatan Sampah adalah melaksanakan sebagian tugas

Dinas di bidang pertamanan khususnya pemanfaatan sampah..

UPTD Pemanfaatan Sampah mempunyai fungsi :

• Pelaksanaan penyusunan program kegiatan UPTD;

• Pelaksanaan penerimaan dan pencatatan sampah;

• Pelaksanaan pemilahan, pencacahan, pengayakan dan pemanfaatan

sampah;

• Pelaksanaan pengkomposan;

• Pelaksanaan distribusi kompos;

• Pelaksanaan penerimaan dan fasilitasi kunjungan di UPTD;

• Pelaksanaan pembinaan dan pemantauan pengelolaan sampah di

masyarakat;

• Pelaksanaan pengelolaan sampah di TPST (Tempat Pengolah Sampah

Terpadu);

• Pelaksanaan ketatausahaan UPTD;

• Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas UPTD;

• Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai

dengan tugas dan fungsinya.

a. Sub Bagian Tata Usaha

Tugasnya:

• melaksanakan penyusunan program kegiatan UPTD;

D i n a s K e b e r s i h a n d a n R u a n g T e r b u k a H i j a u K o t a S u r a b a y a

12 | B a b II R e n c a n a S t r a t e g i s 2 0 1 6 - 2 0 2 1

• melaksanakan urusan administrasi umum, keuangan, rumah tangga,

perlengkapan dan peralatan;

• melaksanakan kebersihan, keamanan dan ketertiban;

• melaksanakan administrasi kepegawaian;

• melaksanakan pembinaan kelembagaan dan ketatalaksanaan;

• melaksanakan penyusunan laporan kegiatan;

• melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala UPTD sesuai

dengan tugas dan fungsinya.

8. Unit Pelaksana Teknis Dinas Instalasi Pengelolaan Limbah Cair (Peraturan

Walikota nomor 88 tahun 2016);

Susunan Organisasi UPTD IPLC terdiri dari :

a. UPTD

b. Sub Bagian Tata Usaha

c. Kelompok Jabatan Fungsional

Tugas UPTD IPLC adalah melaksanakan sebagian tugas Dinas di bidang

pengelolaan air limbah dan pengelolaan limbah tinja.

UPTD IPLC mempunyai fungsi :

• Pelaksanaan penyusunan program;

• Pengelolaan dan pemeliharaan sarana dan prasarana taman flora;

• Pelaksanaan pengelolaan tanaman;

• Pelaksanaan ketatausahaan UPTD;

• Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas;

• Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai

dengan tugas dan fungsinya.

a. Sub Bagian Tata Usaha

Tugasnya:

• Menyusun perencanaan dan kegiatan UPTD;

• Melaksanakan urusan kepegawaian;

• Melaksanakan pembinaan organisasi dan ketatalaksanaan;

• Melaksanakan urusan keuangan. rumah tangga. perlengkapan dan

peralatan serta kebersihan kantor;

• Melaksanakan koordinasi penyusunan laporan UPTD;

• Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala UPTD sesuai

dengan tugas dan fungsinya.

9. Unit Pelaksana Teknis Dinas Taman Rekreasi (Peraturan Walikota nomor 96

tahun 2016);

Susunan Organisasi UPTD Taman Rekreasi terdiri dari :

a. UPTD

b. Sub Bagian Tata Usaha

c. Kelompok Jabatan Fungsional

Tugas UPTD Taman Rekreasi adalah melaksanakan sebagian tugas Dinas di

bidang pertamanan khususnya pengelolaan taman rekreasi.

D i n a s K e b e r s i h a n d a n R u a n g T e r b u k a H i j a u K o t a S u r a b a y a

13 | B a b II R e n c a n a S t r a t e g i s 2 0 1 6 - 2 0 2 1

UPTD Taman Rekreasi mempunyai fungsi :

• Pelaksanaan penyusunan program kegiatan UPTD;

• Pengelolaan dan pemeliharaan sarana dan prasarana taman rekreasi;

• Pelaksanaan pengelolaan tanaman;

• Pelaksanaan ketatausahaan UPTD;

• Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas UPTD;

• Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai

dengan tugas dan fungsinya.

a. Sub Bagian Tata Usaha

Tugasnya:

• melaksanakan penyusunan program kegiatan UPTD;

• melaksanakan urusan administrasi umum, keuangan, rumah tangga,

perlengkapan dan peralatan;

• melaksanakan kebersihan, keamanan dan ketertiban;

• melaksanakan administrasi kepegawaian;

• melaksanakan penyusunan pelaporan UPTD;

• melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala UPTD sesuai

dengan tugas dan fungsinya.

II.1.2 Struktur Organisasi Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau

Struktur Organisasi Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau terdiri dari :

1. Kepala Dinas;

2. Sekretaris membawahkan :

a. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian

b. Sub Bagian Keuangan

3. Bidang Ruang Terbuka Hijau dan Penerangan Jalan Umum membawahkan :

a. Seksi Ruang Terbuka Hijau

b. Seksi Penerangan Jalan Umum

c. Seksi Dekorasi Kota

4. Bidang Sarana dan Prasarana membawahkan :

a. Seksi Pembangunan Sarana dan Prasarana

b. Seksi Pemeliharaan Sarana dan Prasarana

5. Bidang Kebersihan membawahkan :

a. Seksi Pembersihan Jalan dan Pedestrian

b. Seksi Operasional Pengangkutan Sampah dan Alat Berat

6. Unit Pelaksana Teknis Dinas Kebersihan Saluran Pematusan (Peraturan

Walikota nomor 86 tahun 2016);

D i n a s K e b e r s i h a n d a n R u a n g T e r b u k a H i j a u K o t a S u r a b a y a

14 | B a b II R e n c a n a S t r a t e g i s 2 0 1 6 - 2 0 2 1

7. Unit Pelaksana Teknis Dinas Pemanfaatan Sampah (Peraturan Walikota

nomor 87 tahun 2016);

8. Unit Pelaksana Teknis Dinas Instalasi Pengolahan Limbah Cair (Peraturan

Walikota nomor 88 tahun 2016);

9. Unit Pelaksana Teknis Dinas Taman Rekreasi (Peraturan Walikota nomor 96

tahun 2008).

10. Kelompok Jabatan Fungsional.

Lebih rinci tergambar pada bagan berikut ini.

D i n a s K e b e r s i h a n d a n R u a n g T e r b u k a H i j a u K o t a S u r a b a y a

15 | B a b II R e n c a n a S t r a t e g i s 2 0 1 6 - 2 0 2 1

Gambar 2.1 Struktur Organisasi Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau Kota Surabaya

D i n a s K e b e r s i h a n d a n R u a n g T e r b u k a H i j a u K o t a S u r a b a y a

16 | B a b II R e n c a n a S t r a t e g i s 2 0 1 6 - 2 0 2 1

Gambar 2.1. menggambarkan struktur organisasi Dinas Kebersihan dan

Ruang Terbuka Hijau Kota Surabaya. Dapat dilihat posisi tertinggi dijabat oleh

Kepala Dinas yang membawahi Sekretaris Dinas. Sekretaris Dinas membawahi

dua Kepala Sub Bagian, yakni Kasubag Keuangan dan Kasubag Umum dan

Kepegawaian. Dibawah dua kasubag ini terdapat jabatan fungsional tertentu serta

tiga Kepala Bidang yang dibawahi langsung oleh Kepala Dinas, namun tidak

berhubungan langsung dengan kedua kepala Kasubag. Kepala Bidang tersebut

adalah Kabid Kebersihan, Kabid Sarana dan Prasarana, dan Kabid Ruang

Terbuka Hijau dan PJU. Masing – masing Kabid membawahi Kepala Seksi,

dengan terdapat 2 sampai 3 seksi dibawah Kabid. Dibawah seksi ini juga terdapat

empat Kepala UPTD yang dibawahi langsung oleh Kepala Dinas, tidak

berhubungan langsung dengan Kabid maupun Sekretaris. Semua Kepala UPTD

membawahi Kepala Sub Bagian.

II.2 Sumber Daya Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau

1. Sumber Daya Manusia

a. Komposisi Pegawai

Secara keseluruhan jumlah personil Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka

Hijau sesuai komposisi pegawai menurut kedudukan dalam organisasi Dinas

Kebersihan Tahun 2015 adalah 497 orang dan Tahun 2016 sampai dengan

bulan September adalah 481 orang.

b. Pegawai menurut Status, Pangkat, Golongan dan Jabatan

Secara lengkap gambaran tentang kepegawaian pada organisasi Dinas

Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau menurut status, pangkat dan golongan

adalah sebagaimana ditunjukkan pada tabel 2.1 dan 2.2.

Tabel 2.1 Jumlah Pegawai di Lingkungan DKRTH Kota Surabaya

Bagian/Bidang Pegawai Negeri Sipil

Golongan

Honorarium

Daerah

PP/31

I II III IV

2015

Sekretariat 8 32 9 2 0 0

Kebersihan 81 130 3 1 18 1

Sarana dan Prasarana 2 10 4 1 0 0

Ruang Terbuka Hijau

dan Penerangan Jalan

Umum

7 46 9 1 7 0

UPTD Pemanfaatan

Sampah

6 7 2 0 0 0

UPTD Makam 47 31 1 0 5 0

UPTD IPLC 7 5 2 0 2 0

UPTD Kebersihan

Saluran Pematusan

0 1 2 0 0 0

UPTD Taman Rekreasi 1 4 2 0 0 0

Jumlah 159 266 34 5 32 1

D i n a s K e b e r s i h a n d a n R u a n g T e r b u k a H i j a u K o t a S u r a b a y a

17 | B a b II R e n c a n a S t r a t e g i s 2 0 1 6 - 2 0 2 1

Bagian/Bidang Pegawai Negeri Sipil

Golongan

Honorarium

Daerah

PP/31

I II III IV

2016

Sekretariat 6 34 9 2 0 0

Operasional 65 131 4 1 14 0

Sarana dan Prasarana 2 9 4 1 0 0

Ruang Terbuka Hijau

dan Penerangan Jalan

Umum

7 54 7 1 6 0

UPTD Pemanfaatan

Sampah

6 7 2 0 0 0

UPTD Makam 28 50 1 0 5 0

UPTD IPLC 7 5 2 0 2 0

UPTD Kebersihan

Saluran Pematusan

0 1 2 0 0 0

UPTD Taman Rekreasi 0 5 2 0 0 0

Jumlah 121 296 33 5 26 0

Tabel 2.2 Jumlah Pegawai Berdasarkan Jabatan

UNIT KERJA PEJABAT STRUKTURAL NON STRUKTURAL

SEKRETARIAT 4 49

KEBERSIHAN 3 216

(RAYON KEBERSIHAN) - 101

(UPTD KEBERSIHAN

SALURAN PEMATUSAN) 1 2

SARANA DAN PRASARANA 3 14

UNIT KERJA PEJABAT STRUKTURAL NON STRUKTURAL

(UPTD PEMANFAATAN

SAMPAH) 1 14

(UPTD PEMAKAMAN) 1 80

(UPTD IPLC) 1 13

RUANG TERBUKA HIJAU DAN

PENERANGAN JALAN UMUM 4 69

(UPTD TAMAN REKREASI) 1 6

c. Pegawai menurut tingkat pendidikan

Dilihat dari tingkat pendidikannya Dinas Kebersihan memiliki pegawai

dengan latar belakang pendidikan yang cukup bervariasi. mulai dari tingkat

sekolah dasar hingga tingkat sarjana. Untuk tingkat Sekolah Dasar (SD)

berjumlah 208 orang. tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) berjumlah

115 orang. tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA/SMK) berjumlah 278

orang. diploma (D1-D3) 3 orang . strata-1 (S1) berjumlah 33 orang dan

untuk Strata Dua (S2) berjumlah 9 orang. Untuk lebih lengkapnya

sebagaimana ditunjukkan pada tabel 2.3.

D i n a s K e b e r s i h a n d a n R u a n g T e r b u k a H i j a u K o t a S u r a b a y a

18 | B a b II R e n c a n a S t r a t e g i s 2 0 1 6 - 2 0 2 1

Tabel 2.3 Jumlah Pegawai berdasarkan tingkat pendidikan

Bidang SD SMP SMA/SMK Diploma S1 S2

Sekretariat 3 6 33 0 7 2

Kebersihan 90 43 76 3 2 1

Sarana dan

Prasarana 1 1 7 2 3 2

Ruang Terbuka

Hijau dan

Penerangan Jalan

Umum

5 8 46 5 10 1

UPTD

Pemanfaatan

Sampah

6 1 5 0 2 1

UPTD Makam 20 16 46 0 1 1

UPTD IPLC 8 0 6 0 1 0

UPTD Kebersihan

Saluran

Pematusan

0 0 1 0 2 0

UPTD Taman

Rekreasi 0 2 3 0 2 0

Jumlah 133 77 223 10 30 8

2. Aset Perlengkapan Milik Dinas

Berdasarkan data yang dimiliki oleh Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau.

aset-aset yang dimiliki dan mendukung tugas pokok dan fungsi organisasi secara

rinci adalah sebagai berikut :

Tabel 2.4 Jumlah Aset Perlengkapan Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka

Hijau

No Nama aset Jumlah

1. TPA 1 unit

2. LPS/Depo 182 unit

3. Kendaraan Pengangkut sampah (compactor.

dump truck. armroll)

155 unit

4. Peralatan alat berat (bulldozer. excavator . whell

loader. backhoe loader)

15 unit

5. TPS 3R 2 unit

6. IPLT 1 unit

7. Mini Hydraulic Excavator 2 unit

8. Pedestrian Scrubber Dryer 3 unit

9. Road Sweeper 1 unit

10. Toilet Mobile 7 unit

D i n a s K e b e r s i h a n d a n R u a n g T e r b u k a H i j a u K o t a S u r a b a y a

19 | B a b II R e n c a n a S t r a t e g i s 2 0 1 6 - 2 0 2 1

No Nama aset Jumlah

11. Portable Toilet 20 unit

12. Mesin Pencacah Sampah 30 unit

13. Mesin Pencacah Sampah Mobile 1 unit

14. Truck Tangki Air 37 unit

15. Truck Sky Walker 13 unit

16. Truck Bak 2 unit

17. Mobil Pick Up 54 unit

18. Rumah Kompos 54 unit

19. Sepeda Motor Roda 3 (Fukuda) 27 unit

Tabel 2.5 Jumlah Sarana dan Prasarana yang Terbagi ke Masyarakat (2016)

No Nama aset Jumlah

20. Tempat Sampah (Ban Karet) Terbagi 639 unit

21. Tempat Sampah Besi Berstiker Terbagi 3 unit

22. Tempat Sampah Biru dan Orange Terbagi 110 unit

23. Tempat Sampah Dorong 120 lt terbagi 161 unit

24. Tong Bin Beroda Uk.100 Terbagi 100 unit

25. Tong Bin Beroda Uk. 240 Terbagi 2 unit

26. Gerobak Sampah Terbagi 39 unit

27. Keranjang Takakura Terbagi 553 unit

28. Tong Komposter Terbagi 358 unit

D i n a s K e b e r s i h a n d a n R u a n g T e r b u k a H i j a u K o t a S u r a b a y a

20 | B a b II R e n c a n a S t r a t e g i s 2 0 1 6 - 2 0 2 1

II.3 Kinerja Pelayanan Pencapaian Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijauan

Setiap SKPD tentunya memiliki target dari indikator yang harus dipenuhi. baik yang berasal dari SPM (Standar Pelayanan Minimal) maupun yang

berasal dari Renstra (Rencana Strategis). Berikut akan dibahas penjabaran tentang rasio capaian dari target setiap indikator dalam lima tahun penerapan

renstra periode sebelumnya. Penyajian pencapaian Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau Kota Surabaya dapat dilihat pada tabel 2.6 :

Tabel 2.6. Target dan Capaian Indikator Kinerja Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau Kota Surabaya

NO Indikator Kinerja sesuai Tugas dan Fungsi SKPD ***)

Target SPM

Target IKK

Target Indikator Lainnya

Target Renstra SKPD Tahun ke- Realisasi Capaian Tahun ke- Rasio Capaian pada Tahun ke-

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20)

SPM (PERMEN.PU NO. 1 TAHUN 2014)

1 Tersedianya fasilitas pengurangan sampah di perkotaan

20%

2 Tersedianya sistem penanganan sampah diperkotaan

20%

3 Persentase Pengoperasian Tempat Pembuangan Akhir (TPA)

70%

4 Tersedianya luasan RTH publik sebesar 20% dari luas wilayah kota/kawasan perkotaan

50%

RENCANA STRATEGIS TAHUN 2010 - 2015

1 Rasio angka ketersediaan makam selama lima tahun ke depan

0.21 0.26 0.33 0.47 0.85 0.21 0.16 0.18 0.23 0.22 1 0.61 0.54 0.48 0.26

D i n a s K e b e r s i h a n d a n R u a n g T e r b u k a H i j a u K o t a S u r a b a y a

21 | B a b II R e n c a n a S t r a t e g i s 2 0 1 6 - 2 0 2 1

NO

Indikator Kinerja sesuai Tugas dan Fungsi SKPD ***)

Target SPM

Target IKK

Target Indikator Lainnya

Target Renstra SKPD Tahun ke- Realisasi Capaian Tahun ke- Rasio Capaian pada Tahun ke-

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20)

2 Rasio panjang jalan yang sudah mendapatkan penerangan terhadap seluruh panjang jalan

73.15% 76.55% 79.95% 83.36% 86.76% 74.49% 80.46% 86.56% 94.54% 98.49% 1.01 1.05 1.08 1.13 1.13

3 Cakupan layanan kebersihan

165/175 167/175 171/175 173/175 175/175 174/175 176/175 179/175 184/175 185/175 1.05 1.05 1.05 1.07 1.05

4 Jumlah sampah yang dikelola di TPA (ton/hari)

1229.39 1217.1 1204.92 1192.9 1180.94 1150.02 1169.27 1394.22 1455.9 1477.65 0.93 0.96 1.15 1.22 1.25

5 Rata-rata jumlah sampah yang diangkut dari TPS (m3)

3558.82 3552.9 3517.4 3482.2 3447.41 3554.55 3533.52 3681.5 3883.8 3940.4 0.99 0.99 1.04 1.11 1.14

6 Persentase luas RTH yang berfungsi optimal terhadap keseluruhan luas RTH yang ada

3.46 0.38 0.525 4.6491 1.0465

Keterangan :

Indikator Renstra SKPD 2010 – 2015

(1) Rasio makam : perbandingan antara ketersediaan lahan dengan kebutuhan makam dengan jangka waktu lima tahun.

(2) Rasio panjang jalan yang terlayani PJU : perbandingan antara panjang jalan yang dilayani pemasangan PJU dengan jangka waktu lima tahun.

(3) Cakupan layanan kebersihan : penyediaan TPS sesuai kebutuhan dengan jangka waktu lima tahun.

(4) Jumlah sampah yang dikelola di TPA : total sampah yang masuk ke TPA dengan jangka waktu lima tahun.

(5) Rata-rata jumlah sampah yang diangkut dari TPS : jumlah sampah yang diangkut dari TPS dengan jangka waktu lima tahun.

(6) Persentase luas RTH optimal : perbandingan antara luas RTH yang dikelola DKRTH terhadap luas RTH Kota dengan jagka waktu lima tahun.

D i n a s K e b e r s i h a n d a n R u a n g T e r b u k a H i j a u K o t a S u r a b a y a

22 | B a b II R e n c a n a S t r a t e g i s 2 0 1 6 - 2 0 2 1

Target pelayanan yang telah tercapai adalah :

a. Rasio angka ketersediaan makam pada tahun pelaksanaan renstra pada tahun

pertama.

Tanah makam merupakan suatu kebutuhan yang tidak dapat dipungkuri akan selalu

dibutuhkan. Namun tanah di Kota Surabaya semakin lama semakin banyak digunakan untuk

kebutuhan lain seperti bangunan Ruko (Rumah Toko). apartemen. perumahan. mall. dan

lain – lain. Hal ini menyebabkan DKRTH sulit memenuhi kebutuhan tanah makam. namun

pada tahun 2011 DKRTH masih dapat memenuhinya.

Namun. kebutuhan makam sampai tahun 2015 masih dapat terpenuhi dengan lahan

yang tersedia untuk makam. Pada tahun 2014. ada pembebasan lahan makam sebesar

1965 Ha. Kebutuhan makam tahun 2015 sekitar 3.74 Ha. lahan yang tersedia sekitar 17.19

Ha. Realisasi pemakaman yang dimakamkan di lahan Pemerintah Kota Surabaya tercapai

22% dari kebutuhan lahan makam. Target rasio angka ketersediaan makam pada tahun

pertama adalah 0.21. Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau Kota Surabaya berhasil

mencapainya sebesar 0.21 juga. Target pada tahun kedua 0.26 . tahun ketiga 0.33. tahun ke

empat 0.47. tahun kelima 0.85. Sedangkan pencapaian pada tahun kedua sebanyak 0.16.

tahun ketiga sebanyak 0.18. tahun keempat sebanyak 0.23. tahun kelima sebanyak 022.

Rasio angka ketersediaan makam pada tahun pelaksanaan renstra pada tahun kedua

hingga kelima.

b. Rasio panjang jalan yang sudah mendapatkan penerangan terhadap seluruh

panjang jalan pada lima tahun pelaksanaan renstra

Penerangan jalan juga merupakan suatu kebutuhan yang penting demi mencegah

terjadi kejahatan kendaraan bermotor di malam hari maupun kecelakaan. Pemeliharaan

lampu jalan telah dijalankan dengan baik. penambahan lampu jalan juga dilakukan dari

tahun ke tahun sehingga rasio panjang jalan yang telah mendapatkan penerangan telah

melebihi target. Pembayaran rekening PJU juga tepat waktu sehingga PJU selalu menyala

sesuai waktunya. Target pada tahun pertama adalah 73.15% dan tercapai sebanyak

74.49%. pada tahun kedua targetnya adalah 76.55% tercapai sebanyak 80.46%. tahun

ketiga targetnya adalah 79.95% tercapai sebanyak 86.56% . tahun ke empat targetnya

adalah 83.35% tercapai sebanyak 94.54% . dan pada tahun kelima targetnya adalah 86.76%

tercapai sebanyak 98.49%.. Jumlah titik PJU sampai dengan tahun 2015 sebanyak 78118

(78865) titik. dengan panjang jalan kota 2379530 m.

c. Cakupan layanan kebersihan pada tahun pelaksanaan renstra selama lima tahun

pelaksanaan renstra

Cakupan Layanan kebersihan DKRTH dapat memenuhi target dikarenakan sarana

dan prasarana untuk menjaga Surabaya agar tetap bersih terus ditingkatkan . selain itu

diadakannya pengawasan operasional pelayanan kebersihan baik penyapuan jalan maupun

layanan kebersihan lain juga membuat para pekerja dapat mengerjakan tugasnya dengan

baik sehingga pelayanan kebersihan dapat terlaksana dengan baik. Penambahan tenaga

kerja juga dilakukan agar cakupan layanan kebersihan dapat diperluas. Layanan kebersihan

dengan menyediakan lahan TPS sudah memenuhi kebutuhan. Tahun 2015 penyediaan TPS

di 185 lokasi. Target pada tahun pertama adalah 165/175 . takun kedua 167/175. tahun

ketiga 171/175. tahun ke empat 173/175. tahun kelima 175/175. Sedangkan pencapaian

pada tahun pertama sebanyak 174/175. tahun kedua sebanyak 176/175. tahun ketiga

sebanyak 179/175. tahun keempat sebanyak 184/175. tahun kelima sebanyak 185/175.

D i n a s K e b e r s i h a n d a n R u a n g T e r b u k a H i j a u K o t a S u r a b a y a

23 | B a b II R e n c a n a S t r a t e g i s 2 0 1 6 - 2 0 2 1

d. Jumlah sampah yang dikelola di TPA (ton/hari) pada tahun pertama dan kedua

pelaksanaan renstra (2011 dan 2012).

Dilakukan peningkatan pelaksana operasional pengangkutan sampah .kemudian

perawatan alat angkut seperti alat berat dan truk juga dilakukan dengan baik. adanya

pengawasan proses pengangkutan juga mendukung meningkatnya jumlah sampah yang

dikelola. Dari Tempat Pembuangan Akhir juga dilakukan perawatan dan peningkatan saran

dan prasarana nya. Belum maraknya kerja bakti dan pertumbuhan ekonomi pada tahun

2011 dan 2012 membuat jumlah sampah yang masuk ke TPA masih dibawah target

maksimal.

e. Persentase luas RTH yang berfungsi optimal terhadap keseluruhan luas RTH yang

ada

Target capaian persentase luas RTH merupakan tanggung jawab bersama .

sehingga hanya akan dibahas pencapaian yang dilakukan oleh Dinas Kebersihan dan

Ruang Terbuka Hijau Kota Surabaya. Capaian luaan RTH yang optimal ini meliputi beberapa

komponen ruang terbuka hijau. RTH yang dikelola oleh Dinas Kebersihan dan Ruang

Terbuka Hijau adalah makam. taman aktif. dan jalur hijau. Luasan RTH taman dan jalur hijau

sampai dengan tahun 2015 (optimalisasi) sebesar 0.8465 Ha. makam (optimal) sebesar

0.2880 Ha. Secara keseluruhan. prosentase capaian RTH oleh DKRTH meningkat. dapat

dilihat pada tabel 2.7.

Tabel 2.7. Tabel Rincian Ruang Terbuka Hijau

Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015

Target 21.27% 30.4% 40.26% 47.37% 51.88%

Capaian Data Luasan

RTH yang

berfungsi

optimal :

- Taman dan

JH sebesar

2.92 Ha

- Pembuatan

blok makam

keputih

sebesar 0.54

Ha

Luas RTH yang

optimal (Taman

dan JH = 0.38

Ha)

Luas RTH yang

optimal (Taman

dan JH =

0.525077 Ha)

Luas RTH yang

optimal (Taman

dan JH =

3.305053 Ha.

Makam Keputih

= 1.3442 Ha)

Luas RTH

DKRTH optimal

2015 = taman

JH optimal

0.8465 Ha +

makam optimal

0.2880 Ha =

1.0465 Ha

Luas RTH total

yang harus

dioptimalkan

2015 = 301.12

Ha

Sedangkan target pelayanan yang belum tercapai adalah :

a. Jumlah sampah yang dikelola di TPA (ton/hari) pada tahun ketiga hingga

kelima pelaksanaan renstra (2013-2015)

Jumlah sampah yang dikelola di TPA dalam jangka waktu 5 tahun (2010-2015)

ditargetkan relative berkurang. namun ada capaian pada tahun 2015 ini relative naik.

dikarenakan ada peningkatan pertumbuhan ekonomi. banyak aktivitas perdagangan dan

jasa yang baru seperti hotel. apartemen. dan perjanjian kerjasama TPA dengan minimal

volume sampah yang masuk 1.400 ton/hari.

Target pada tahun ketiga 1204.92. tahun ke empat 1192.87. tahun kelima 1180.94.

Sedangkan pencapaian pada tahun ketiga sebanyak 1394.22. tahun keempat sebanyak

1455.9. tahun kelima sebanyak 1477.65. Seharusnya pencapaian tidak boleh melebihi

D i n a s K e b e r s i h a n d a n R u a n g T e r b u k a H i j a u K o t a S u r a b a y a

24 | B a b II R e n c a n a S t r a t e g i s 2 0 1 6 - 2 0 2 1

target maksimal. namun dikarenakan factor – factor yang telah dijelaskan di awal tadi

sehingga sampah yang masuk ke TPA melebihi target maksimal. Namun disisi lain sampah

di perkotaan ikut berkurang dan kota menjadi lebih bersih.

b. Rata-rata jumlah sampah yang diangkut dari TPS (m3) selama lima tahun

pelaksanaan renstra

Rata – rata jumlah sampah yang diangkut dari TPS dalam jangka waktu 5 tahun

(2010 – 2015) ditargetkan relatif berkurang. namun ada capaian pada tahun 2015 ini relative

naik. karena aktivitas masyarakat melakukan kerja bakti yang relaif meningkat sehingga

sampah yang dibuang ke TPS bertambah. Target pada tahun pertama adalah 3558.82 .

tahun kedua 3552.93 . tahun ketiga 3517.4. tahun ke empat 3482.23. tahun kelima 3447.41.

Sedangkan pencapaian pada tahun pertama sebanyak 3554.55. tahun kedua sebanyak

3533.52. tahun ketiga sebanyak 3681.5. tahun keempat sebanyak 3883.8. tahun kelima

sebanyak 3940.4. Seharusnya jumlah sampah yang diangkut dari TPS tidak melebihi target

maksimal. namun seperti dijelaskan diatas sampah meningkat karena banyak masyarakat

tergerak melakukan kerja bakti sehingga sampah di TPS meningkat. namun kota dan

Kampung menjadi bersih.

D i n a s K e b e r s i h a n d a n R u a n g T e r b u k a H i j a u K o t a S u r a b a y a

25 | B a b II R e n c a n a S t r a t e g i s 2 0 1 6 - 2 0 2 1

Untuk periode berikutnya Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau akan berusaha keras agar semua target dapat tercapai.

Adapun sumber daya berupa anggaran untuk mendukung pelaksanaan program dan kegiatan pembangunan di Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau Kota

Surabaya adalah sebagai berikut:

Tabel 2.8. Anggaran dan Realisasi Pendanaan Pelayanan Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau Kota Surabaya

Uraian ***) Anggaran pada Tahun ke- Realisasi Anggaran pada Tahun ke-

2011 2012 2013 2014 2015 2011 2012 2013 2014 2015

PENDAPATAN DAERAH

Pendapatan Asli Daerah

37.435.733.097 30.940.641.116 35.347.169.454 54.722.510.000 68.056.531.000 23.544.764.965 14.560.491.366 55.357.793.071 76.600.612.871 61.356.889.188

BELANJA DAERAH

- Belanja pegawai 61.424.305.152 58.567.152.932 52.175.666.485 57.160.239.091 57.168.657.573 51.681.979.225 49.693.557.925 48.060.593.047 49.183.203.266 53.411.875.268

- Belanja barang dan jasa

191.473.954.779 205.855.615.289 282.551.347.461 352.173.817.054 403.437.472.717 171.011.774.514 179.467.197.334 255.497.694.410 326.085.420.158 376.377.937.156

- Belanja modal 43.378.289.284 42.586.856.532 90.196.715.403 91.736.905.630 65.281.443.865 25.778.123.752 24.468.710.560 45.214.145.437 73.836.642.491 42.848.660.536

Total 333.712.282.312 337.950.265.869 460.270.898.803 555.793.471.775 593.944.105.155 272.016.642.456 268.189.957.185 404.130.225.965 525.705.878.787 533.995.362.148

Uraian ***) Rasio antara Realisasi dan Anggaran pada Tahun ke-

2011 2012 2013 2014 2015

PENDAPATAN DAERAH

Pendapatan Asli Daerah

63 % 47 % 157 % 140 % 90 %

BELANJA DAERAH

- Belanja pegawai 84 % 85 % 92 % 86 % 93 %

- Belanja barang dan jasa

89 % 87 % 90 % 93 % 93 %

- Belanja modal 59 % 57 % 50 % 80 % 66 %

Total

D i n a s K e b e r s i h a n d a n R u a n g T e r b u k a H i j a u K o t a S u r a b a y a

26 | B a b II R e n c a n a S t r a t e g i s 2 0 1 6 - 2 0 2 1

Berdasar data anggaran, rasio realisasi antar anggaran dengan prosentase terkecil

adalah pada tahun 2012 pada Pendapatan Asli Daerah. Pada tahun 2012, target anggaran

pemasukannya adalah sebesar Rp 30.940.641.116, 00. Namun pendapatan yang didapat

hanya Rp 14.560.491.366,00 , tidak sesuai target dan hanya tercapai 47%. Pendapatan

termasuk buruk karena peraturan terkait retribusi kebersihan belum disakan, sehingga

belum ada pemasukan dari retribusi. Sedangkan pada tahun 2013 pemasukan melojak

karena adanya andil dari retribusi sehingga pencapaian target mendapat mencapai 157%.

Dari segi belanja, belanja modal memiliki realisasi anggaran terkecil yakni 50% pada tahun

2012. Anggarannya sebanyak Rp 42.586.856.532,00 , sedangkan realisasinya adalah Rp

24.468.710.560,00.

II.4 Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan SKPD

Tantangan dan peluang pengembangan pelayanan Dinas Kebersihan dan

Ruang Terbuka Hijau Kota Surabaya untuk menjalankan sesuai tugas dan

fungsinya selama 5 (lima) tahun ke depan sebagai salah satu Satuan Kerja

Perangkat Daerah di Kota Surabaya adalah sebagai berikut :

a. Tantangan :

- Laju pertumbuhan penduduk yang berpengaruh pada jumlah timbulan

sampah. kebutuhan makam dan PJU

- Kenaikan UMK dan TDL setiap tahun serta fluktuasi harga BBM

- Peraturan tentang pengelolaan sampah spesifik

- Perkembangan kota yang mendorong peningkatan kebutuhan penyediaan

sarana dan prasarana pengelolaan kebersihan. RTH dan utilitas PJU

- Biaya pemeliharaan dan operasional

b. Peluang :

- Partisipasi aktif masyarakat dan pihak swasta dalam bidang kebersihan.

pertamanan. PJU dan penyediaan PSU

- Suplai material. bahan baku dan suku cadang

- Perkembangan teknologi ramah lingkungan dalam pengolahan sampah.

RTH dan PJU

- Perkembangan teknologi informasi

- Potensi penambahan PAD melalui pajak dan retribusi

- Kerjasama regional. nasional dan internasional

II.4.1. Analisis Renstra Kementerian / Lembaga (K/L) dan Renstra SKPD

Kementerian Republik Indonesia yang menaungi Dinas Kebersihan dan Ruang

Terbuka Hijau Kota Surabaya ada dua. yaitu Kementerian Lingkungan Hidup dan

Kehutanan serta Kementerian Pekerjaan Umum. Sedangkan untuk SKPD provinsi yang

menaungi DKRTH adalah Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya dan Tata Ruang provinsi

Jawa Timur serta Badan Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Timur. Setiap Kementerian

maupun SKPD baik level provinsi. kota. maupun kabupaten tentunya memiliki sasaran

berdasar renstra masing – masing. Capaian sasaran Dinas Kebersihan dan Ruang

Terbuka Hijau Kota Surabaya telah membantu pencapaian sasaran kedua SKPD

provinsi maupun kedua kementerian. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 2.9. berikut.

D i n a s K e b e r s i h a n d a n R u a n g T e r b u k a H i j a u K o t a S u r a b a y a

27 | B a b II R e n c a n a S t r a t e g i s 2 0 1 6 - 2 0 2 1

Tabel 2.9. Komparasi Capaian Sasaran Renstra Dinas Kebersihan dan Ruang

Terbuka Hijau Kota Surabaya terhadap Sasaran Renstra BLH Provinsi Jawa Timur.

Renstra Dinas PU Cipta Karya dan Tata Ruang Provinsi Jawa Timur . serta Renstra

Kementerian PU dan KLHK

No Indikator Kinerja

Capaian Sasaran Renstra SKPD Kabupaten/Kota

Sasaran pada Renstra K/L

RENCANA STRATEGI KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA

1

Jumlah sampah yang dikelola di TPA (ton/hari)

Jumlah sampah yang dikelola di TPA dalam jangka waktu 5 tahun (2010-2015) ditargetkan relatif berkurang. namun ada capaian pada tahun 2015 ini relatif naik. minimal volume sampah yang masuk 1.400

ton/hari.

Berkurangnya jumlah timbulan sampah pada sumbernya sebesar 20% dari 124.6 juta ton atau sebesar 24.5 juta ton dalam 5 tahun di 380 kota Rata-rata

jumlah sampah yang diangkut dari TPS (m3)

Rata-rata jumlah sampah yang diangkut dari TPS dalam jangka waktu 5 tahun (2010-2015) ditargetkan relatif berkurang. namun ada capaian pada tahun 2015 ini relatif naik..

2

Jumlah sampah yang dikelola di TPA (ton/hari)

Jumlah sampah yang dikelola di TPA dalam jangka waktu 5 tahun (2010-2015) ditargetkan relatif berkurang. namun ada capaian pada tahun 2015 ini relatif naik. minimal volume sampah yang masuk 1.400

ton/hari. Tertanganinya jumlah sampah sebesar 75% dari 124.6 jt ton atau sebesar 97.8 jt ton dalam 5 tahun di 380 kota Rata-rata

jumlah sampah yang diangkut dari TPS (m3)

Jumlah sampah yang dikelola di TPA dalam jangka waktu 5 tahun (2010-2015) ditargetkan relatif berkurang. namun ada capaian pada tahun 2015 ini relatif naik. minimal volume sampah yang masuk 1.400

ton/hari.

RENCANA STRATEGI KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

1 Cakupan layanan kebersihan

Layanan kebersihan dengan menyediakan lahan TPS sudah memenuhi kebutuhan. Tahun 2015 penyediaan TPS di 185 lokasi.

Berkurangnya jumlah timbulan sampah pada sumbernya sebesar 20% dari 124.6 juta ton atau sebesar 24.5 juta ton dalam 5 tahun di 380 kota

D i n a s K e b e r s i h a n d a n R u a n g T e r b u k a H i j a u K o t a S u r a b a y a

28 | B a b II R e n c a n a S t r a t e g i s 2 0 1 6 - 2 0 2 1

No Indikator Kinerja Capaian Sasaran Renstra SKPD Kabupaten/Kota Sasaran pada Renstra K/L

RENCANA STRATEGI BADAN LINGKUNGAN HIDUP PROVINSI JAWA TIMUR

1

Persentase luas RTH yang berfungsi optimal terhadap keseluruhan luas RTH yang ada

Capaian luasan RTH yang optimal ini meliputi beberapa komponen ruang terbuka hijau. RTH yang dikelola oleh Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau adalah makam. taman aktif dan jalur hijau. Luasan RTH taman dan jalur hijau sampai dengan tahun 2015 (optimalisasi) sebesar 0.8465 Ha. makam (optimal) sebesar 0.2880 Ha.

Meningkatnya keanekaragaman hayati wilayah daratan (Taman keanekaragaman hayati / lokasi) sebesar 300 titik dalam 5 tahun pelaksanaan renstra

Rasio angka ketersediaan makam selama lima tahun ke depan

Kebutuhan makam sampai tahun 2015 masih dapat terpenuhi dengan lahan yang tersedia untuk makam. Pada tahun 2014. ada pembebasan lahan makam sebesar 1.965 Ha. Kebutuhan makam tahun 2015 sekitar 3.74 Ha. lahan yang tersedia sekitar 17.19 Ha. Realisasi pemakaman yang dimakamkan di lahan Pemerintah Kota Surabaya tercapai 22 % dari kebutuhan lahan makam

2 Cakupan layanan kebersihan

Layanan kebersihan dengan menyediakan lahan TPS sudah memenuhi kebutuhan. Tahun 2015 penyediaan TPS di 185 lokasi.

Meningkatnya jumlah desa/kelurahan pelestari kualitas dan fungsi lingkungan sebanyak 100%

RENCANA STRATEGI DINAS PEKERJAAN UMUM CIPTA KARYA DAN TATA RUANG PROVINSI JAWA TIMUR

1

Cakupan layanan kebersihan

Layanan kebersihan dengan menyediakan lahan TPS sudah memenuhi kebutuhan. Tahun 2015 penyediaan TPS di 185 lokasi.

Meningkatnya sarana prasarana persampahan

Rata-rata jumlah sampah yang diangkut dari TPS (m3)

Rata-rata jumlah sampah yang diangkut dari TPS dalam jangka waktu 5 tahun (2010-2015) ditargetkan relatif berkurang. namun ada capaian pada tahun 2015 ini relatif naik..

2

Jumlah sampah

yang dikelola di

TPA (ton/hari)

Jumlah sampah yang dikelola di TPA dalam jangka

waktu 5 tahun (2010-2015) ditargetkan relatif

berkurang. namun ada capaian pada tahun 2015 ini

relatif naik. minimal volume sampah yang masuk

1.400 ton/hari.

Meningkatnya

kinerja

pengelolaan

sampah

Cakupan layanan kebersihan

Layanan kebersihan dengan menyediakan lahan TPS sudah memenuhi kebutuhan. Tahun 2015 penyediaan TPS di 185 lokasi.

II.4.2. Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah

Surabaya telah memiliki Rencana Tata Ruang Wilayah untuk periode 2014 – 2034.

pembagian wilayah juga sudah tertera di Peta RTRW Surabaya 2014-2034. Berikut akan di

telaah tentang RTRW Surabaya dan pengaruhnya terhadap pelayanan Dinas Kebersihan

dan Ruang Terbuka Hijau Kota Surabaya lima tahun ke depan. dapat dlihat pada tabel

berikut.

D i n a s K e b e r s i h a n d a n R u a n g T e r b u k a H i j a u K o t a S u r a b a y a

29 | B a b II R e n c a n a S t r a t e g i s 2 0 1 6 - 2 0 2 1

Tabel 2.10 Hasil Telaahan Struktur Ruang Wilayah Kota Surabaya

No Rencana Struktur Ruang

Struktur

Ruang Saat Ini

Indikasi Program

Pemanfaatan Ruang pada

Periode Perencanaan Berkenaan

Pengaruh Rencana Struktur Ruang

terhadap Kebutuhan Pelayanan

SKPD

Arahan Lokasi Pengembangan

Pelayanan SKPD

1 Pembentukan Sistem Prasarana Wilayah Kota : a. Rencana Sistem Infrastruktur Perkotaan

Rencana Sistem Infrastruktur

Kebutuhan pelayanan SKPD mengikuti pengembangan wilayah khususnya untuk penyediaan sarana dan prasarana sesuai dengan tugas fungsi Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau

Pengembangan Sistem Persampahan : 1. Pengembangan teknologi pengolahan sampah dengan konsep zero waste dan pengembangan energi alternatif pada TPA Benowo 2. Pembangunan TPA di Kawasan Surabaya Timur 3. Penyediaan TPS di lokasi Kota Surabaya yang tersebar dengan penerapan teknologi tepat guna 4. Penyediaan transfer depo pada setiap unit timbulan sampah Pasar 5. Pembangunan sarana penangkap sampah di sungai-sungai Surabaya Penyediaan dan Pemanfaatan Sarana dan Prasarana Jaringan Jalan : 1. Penyediaan fasilitas pelengkap antara lain berupa PJU di Kota Surabaya

D i n a s K e b e r s i h a n d a n R u a n g T e r b u k a H i j a u K o t a S u r a b a y a

30 | B a b II R e n c a n a S t r a t e g i s 2 0 1 6 - 2 0 2 1

Tabel 2.11 Hasil Telaahan Pola Ruang Wilayah Kota Surabaya

No Rencana Pola Ruang Pola Ruang Saat Ini

Indikasi Program Pemanfaatan Ruang Pada

Periode Perencanaan Berkenaan

Pengaruh Rencana Pola

Ruang terhadap

Kebutuhan Pelayanan

SKPD

Arahan Lokasi Pengembangan

Pelayanan SKPD

1 Rencana Pola Ruang Wilayah Kota Surabaya meliputi : 1. Rencana Kawasan Lindung 2. Rencana Kawasan Budidaya

Perlindungan kawasan dengan pengembangan ruang terbuka hijau dan/atau ruang terbuka non hijau

Penyediaan ruang terbuka hijau (taman, jalur hijau dan makam)

Kota Surabaya (UP I Rungkut, UP V Tanjung Perak, UP X Wiyung dan UP XII Sambikerep)

Rencana struktur ruang wilayah Kota Surabaya meliputi Sistem Pusat Pelayanan &

Fungsi Kegiatan Wilayah dan Sistem Prasarana Wilayah Kota. Terkait Sistem Prasarana

Wilayah Kota direncanakan meliputi :

Rencana Pengembangan Sistem Infrastruktur Perkotaan Lain:

- Sistem Pengelolaan Sampah, dilakukan pada :

a. Penyediaan Tempat Penampungan Sampah Sementara (TPS) yang

tersebar dan dilengkapi dengan penerapan teknologi tepat guna sesuai

dengan tingkat dan lingkup pelayanan; penyediaan transfer depo pada

setiap unit timbulan sampah pasar; dan penyediaan Tempat Pemrosesan

Akhir (TPA) di Bagian Timur dan Bagian Barat Kota Surabaya yang

ramah lingkungan dengan penerapan teknologi tepat guna termasuk

pengolahan sampah menjadi energi alternatif;

b. Pengembangan sistem pengkomposan pada TPS dan Rumah Kompos;

pengembangan teknologi pengelolaan sampah untuk energi alternatif di

TPA; dan pemberdayaan masyarakat dan penerapan teknologi tepat

guna yang ramah lingkungan dalam penanganan sampah serta

mendukung pelaksanaan program penanganan sampah terpadu

termasuk penyediaan prasarana dan sarana pada lingkup regional;

Rencana pola ruang wilayah Kota Surabaya meliputi Rencana Kawasan Lindung dan

Rencana Kawasan Budidaya. Terkait Rencana Kawasan Lindung salah satunya adalah

pengembangan Ruang Terbuka Hijau (RTH), khususnya pengembangan RTH Publik paling

sedikit seluas 20% dari luas wilayah daratan kota, meliputi : makam, jalur hijau, sempadan

waduk/boezem, lapangan, hutan kota, sempadan saluran/sungai, taman, kawasan

penyangga dan sempadan pantai.

Untuk Analisis terhadap Dokumen Hasil Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)

sesuai dengan pelayanan SKPD, tidak dilakukan karena KLHS sudah dilakukan tingkat kota.

D i n a s K e b e r s i h a n d a n R u a n g T e r b u k a H i j a u K o t a S u r a b a y a

1 | B a b III R e n c a n a S t r a t e g i s 2 0 1 6 - 2 0 2 1

BAB III ISU – ISU STRATEGIS BERDASARKAN

TUGAS & FUNGSI

III.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi SKPD

Setiap SKPD tentunya memiliki permasalahan dalam menjalankan tugas dan

fungsinya pada masyarakat. Permasalahan tersebut juga turut dipengaruhi beberapa

faktor. Permasalahan DKRTH Surabaya telah diidentifikasi dan dapat dilihat pada

Tabel 3.1.

Dekorasi Kota. Jembatan Monkasel Depo Sutorejo, TPS 3R Kota Surabaya

D i n a s K e b e r s i h a n d a n R u a n g T e r b u k a H i j a u K o t a S u r a b a y a

2 | B a b III R e n c a n a S t r a t e g i s 2 0 1 6 - 2 0 2 1

Tabel 3.1. Identifikasi Permasalahan Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau Kota Surabaya

Aspek Kajian Capaian/Kondisi Saat ini Standar yang

Digunakan

Faktor yang Mempengaruhi

Permasalahan Pelayanan SKPD

INTERNAL EKSTERNAL

(KEWENANGAN SKPD) (DILUAR

KEWENANGAN SKPD)

Gambaran pelayanan SKPD

Lingkungan Hidup

Pengelolaan dan pengolahan sampah

Sarana prasarana dalam upaya pengelolaan dan pengolahan sampah

Jumlah sarana dan prasarana pengelolaan kebersihan

Perkembangan teknologi informasi

Belum optimalnya kualitas sarana dan prasarana pengelolaan kebersihan (usia kendaraan melebihi usia laik pakai)

Kualitas sarana dan prasarana pengelolaan kebersihan

Perkembangan teknologi pengolahan sampah dengan ramah lingkungan

potensi pemanfaatan teknologi perlu dikembangkan

Partisipasi masyarakat dan swasta dalam pengelolaan kebersihan

Partisipasi masyarakat dan swasta (potensi CSR)

Potensi partisipasi masyarakat yang perlu dioptimalkan

Peraturan atau regulasi terkait kebersihan kota

Peraturan terkait pengolahan sampah spesifik

D i n a s K e b e r s i h a n d a n R u a n g T e r b u k a H i j a u K o t a S u r a b a y a

3 | B a b III R e n c a n a S t r a t e g i s 2 0 1 6 - 2 0 2 1

Aspek Kajian Capaian/Kondisi Saat ini Standar

yang Digunakan

Faktor yang Mempengaruhi

Permasalahan Pelayanan SKPD

INTERNAL EKSTERNAL

(KEWENANGAN SKPD) (DILUAR

KEWENANGAN SKPD)

Gambaran pelayanan SKPD

Pengelolaan ruang terbuka hijau (RTH)

Ketersediaan lahan untuk ruang terbuka hijau

Keterbatasan lahan untuk penyediaan ruang terbuka hijau

Ketersediaan lahan yang belum merata akibat keterbatasan lahan yang dapat dimanfaatkan untuk ruang terbuka hijau, termasuk lahan untuk makam

biaya operasional dan pemeliharaan ruang terbuka hijau

Fluktuatif BBM , kenaikan UMK

Tingginya biaya operasional dan pemeliharaan ruang terbuka hijau

Partisipasi pihak swasta dan masyarakat dalam penyediaan ruang terbuka hijau

Partisipasi masyarakat dan swasta (potensi CSR)

Potensi partisipasi masyarakat yang perlu dioptimalkan

Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang

Pengembangan utilitas penerangan jalan umum (PJU)

Pemerataan pemasangan PJU Pemerataan pemasangan PJU

Pemerataan pemasangan PJU belum optimal

Pengembangan teknologi hemat energi dan ramah lingkungan

Pengembangan PJU dengan memanfaatkan teknologi yang hemat energi dan ramah lingkungan

potensi pemanfaatan teknologi perlu dikembangkan

D i n a s K e b e r s i h a n d a n R u a n g T e r b u k a H i j a u K o t a S u r a b a y a

4 | B a b III R e n c a n a S t r a t e g i s 2 0 1 6 - 2 0 2 1

Aspek Kajian Capaian/Kondisi Saat ini Standar yang

Digunakan

Faktor yang Mempengaruhi

Permasalahan Pelayanan SKPD INTERNAL EKSTERNAL

(KEWENANGAN SKPD)

(DILUAR KEWENANGAN SKPD)

Kajian terhadap Renstra SKPD provinsi

BLH Provinsi Jawa Timur

Meningkatnya keanekaragaman hayati wilayah daratan (Taman keanekaragaman hayati / lokasi)

Keterbatasan lahan untuk penyediaan ruang terbuka hijau

Ketersediaan lahan yang belum merata akibat keterbatasan lahan yang dapat dimanfaatkan untuk ruang terbuka hijau, termasuk lahan untuk makam

Meningkatnya jumlah desa/kelurahan pelestari kualitas dan fungsi lingkungan

Partisipasi masyarakat dan swasta (potensi CSR)

Potensi partisipasi masyarakat yang perlu dioptimalkan

DINAS PEKERJAAN UMUM CIPTA KARYA DAN TATA RUANG PROVINSI JAWA TIMUR

Meningkatnya sarana prasarana persampahan

Jumlah sarana dan prasarana pengelolaan kebersihan

Perkembangan teknologi informasi

Belum optimalnya kualitas sarana dan prasarana pengelolaan kebersihan (usia kendaraan melebihi usia laik pakai)

Kualitas sarana dan prasarana pengelolaan kebersihan

Perkembangan teknologi pengolahan sampah dengan ramah lingkungan

potensi pemanfaatan teknologi perlu dikembangkan

Meningkatnya kinerja pengelolaan sampah

Jumlah sarana dan prasarana pengelolaan kebersihan

Perkembangan teknologi informasi

Belum optimalnya kualitas sarana dan prasarana pengelolaan kebersihan (usia kendaraan melebihi usia laik pakai)

D i n a s K e b e r s i h a n d a n R u a n g T e r b u k a H i j a u K o t a S u r a b a y a

5 | B a b III R e n c a n a S t r a t e g i s 2 0 1 6 - 2 0 2 1

Aspek Kajian Capaian/Kondisi Saat ini Standar yang

Digunakan

Faktor yang Mempengaruhi

Permasalahan Pelayanan SKPD INTERNAL EKSTERNAL

(KEWENANGAN SKPD)

(DILUAR KEWENANGAN SKPD)

DINAS PEKERJAAN UMUM CIPTA KARYA DAN TATA RUANG PROVINSI JAWA TIMUR

Kualitas sarana dan prasarana pengelolaan kebersihan

Perkembangan teknologi pengolahan sampah dengan ramah lingkungan

potensi pemanfaatan teknologi perlu dikembangkan

Kajian terhadap Renstra K/L

KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA

Berkurangnya jumlah timbulan sampah pada sumbernya

Kualitas sarana dan prasarana pengelolaan kebersihan

Perkembangan teknologi pengolahan sampah dengan ramah lingkungan

potensi pemanfaatan teknologi perlu dikembangkan

Tertanganinya jumlah sampah

Jumlah sarana dan prasarana pengelolaan kebersihan

Perkembangan teknologi informasi

Belum optimalnya kualitas sarana dan prasarana pengelolaan kebersihan (usia kendaraan melebihi usia laik pakai)

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

Berkurangnya jumlah timbulan sampah

Kualitas sarana dan prasarana pengelolaan kebersihan

Perkembangan teknologi pengolahan sampah dengan ramah lingkungan

potensi pemanfaatan teknologi perlu dikembangkan

Kajian Terhadap RTRW Kota Surabaya

a. Pengembangan sistem persampahan

Pengembangan teknologi pengolahan sampah dengan zero waste dan pengembangan energi alterfantif di TPA

potensi pemanfaatan teknologi perlu dikembangkan

b. Rencana Kawasan Ruang Terbuka Hijau

Keterbatasan lahan untuk penyediaan ruang terbuka hijau

Ketersediaan lahan yang belum merata akibat keterbatasan lahan yang dapat dimanfaatkan untuk ruang terbuka hijau, termasuk lahan untuk makam

D i n a s K e b e r s i h a n d a n R u a n g T e r b u k a H i j a u K o t a S u r a b a y a

6 | B a b III R e n c a n a S t r a t e g i s 2 0 1 6 - 2 0 2 1

Pada aspek Sarana prasarana dalam upaya pengelolaan dan pengolahan

sampah, terdapat beberapa masalah antara lain belum optimalnya kualitas sarana

dan prasarana pengelolaan kebersihan (usia kendaraan melebihi usia laik pakai)

yang dipengaruhi oleh faktor jumlah saran dan prasarana kebersihan serta

perkembangan teknologi informasi. Hal ini berdampak pada jumlah sampah yang

dikelola di TPA (ton/hari). Jika kendaraan telah berusia tua dan melebihi usia layak

pakai, maka pengangkutan ke TPA akan berkurang dan sampah akan menumpuk di

TPS hingga rumah – rumah warga. Hal ini juga berpengaruh pada persentase

pengoperasian Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Jika sampah yang diangkut ke

TPA sedikit, maka target pengoperasian TPA tidak akan tercapai. Oleh karena itu

kendaraan harus layak pakai agar pengangkutan sampah dapat berjalan dengan

baik.

Selain itu juga ada masalah pada potensi pemanfaatan teknologi yang perlu

dikembangkan agar tidak tertinggal. Faktor yang mempengaruhi adalah kualitas

sarana dan prasarana pengolahan kebersihan serta perkembangan teknologi

pengolahan sampah dengan ramah lingkungan. Hal ini berdampak pada juga pada

Jumlah sampah yang dikelola di TPA (ton/hari). Jika kualitasnya rendah maka jumlah

sampah yang diangkut ke TPA akan semakin banyak dan meningkat dari tahun ke

tahun. Dapat dilihat bahwa dari tahun 2011 hingga 2015 sampah yang masuk ke

TPA meningkat, bahkan melebihi target maksimal pada tahun 2013 hingga 2015.

Padahal seharusnya warga dapat membantu untuk mengurangi sampah yang masuk

ke TPA dengan mengolah kembali sampah yang masih bisa dimanfaatkan. Hal ini

juga berpengaruh pada target tersedianya fasilitas pengurangan sampah di

perkotaan. Jika teknologi pengolahan sampah dikembangkan otomatis akan

memperkaya fasilitas pengurangan sampah.

Masalah lainnya adalah Potensi partisipasi masyarakat yang perlu

dioptimalkan dengan faktor partisipasi masyarakat dan swasta (potensi CSR). Disini

DKRTH dapat bekerja sama dengan perusahaan swasta yang memiliki kewajiban

besar pada CSR sehingga turut pula memberikan manfaat pada masyarakat dan

memicu semangat masyarakat untuk berpartisipasi dalam pengelolaan kebersihan.

Hal ini dapat berpotensi dalam memperluas cakupan wilayah kebersihan dari Dinas

Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau Kota Surabaya. Tersedianya fasilitas

pengurangan sampah di perkotaan juga berpengaruh terhadap partispasi

masyarakat. Jika fasilitas terjamin, otomatis masyarakat juga ingin berpartisipsi.

Berikutnya masalah yang berkaitan dengan peraturan, yakni belum ada

peraturan tentang pengolahan sampah spesifik, sehingga sampah spesifik masih

tercampur, seperti limbah B3 (baterai, lampu TL), puing bongkaran bangunan, dll.

Masalab ini berpengaruh pada indicator tersedianya fasilitas pengurangan sampah di

perkotaan dan tersedianya sistem penanganan sampah diperkotaan. Jika belum ada

regulasi terkait sampah spesifik maka target dari kedua indicator ini akan sulit

dipenuhi mengingat belum diketahuinya secara luas tata cara pengelolaan sampah

spesifik dan tidak ada sarana prasarana untuk mengelola sampah spesifik secara

pasti dan benar. Contohnya puing bongkaran bangunan, masih banyak masyarakat

yang membuang begitu saja puing bangunan di tanah kosong yang tersedia.

D i n a s K e b e r s i h a n d a n R u a n g T e r b u k a H i j a u K o t a S u r a b a y a

7 | B a b III R e n c a n a S t r a t e g i s 2 0 1 6 - 2 0 2 1

Masalah lainnya adalah beberapa masalah yang terkait RTH. Seperti

ketersediaan lahan yang belum merata akibat keterbatasan lahan yang dapat

dimanfaatkan untuk ruang terbuka hijau, termasuk lahan untuk makam. Hal ini

berpengaruh pada indicator Persentase luas RTH yang berfungsi optimal terhadap

keseluruhan luas RTH yang ada dan tersedianya luasan RTH publik sebesar 20%

dari luas wilayah kota/kawasan perkotaan. Adanya target terkait luasan RTH yang

harus tersedia dan berfungsi optimal membuat DKRTH harus bekerja keras untuk

terus menjalankan perawatan RTH yang telah tersedia . Rasio ketersediaan makam

masih dapat terpenuhi, begitu pula ketersediaan luas RTH public. Namun karena

RTH merupakan sharing indicator bagi beberapa SKPD, yang dibahas disini hanya

peranan DKRTH saja.

Selain itu ada Tingginya biaya operasional dan pemeliharaan ruang terbuka

hijau. Faktor yang mempegaruhi adalah Fluktuatif BBM dan kenaikan UMK. Hal ini

kembali berpengaruh terhadap tersedianya luasan RTH publik sebesar 20% dari luas

wilayah kota/kawasan perkotaan juga Persentase luas RTH yang berfungsi optimal

terhadap keseluruhan luas RTH yang ada. Jika biaya operasional dan pemeliharaan

sedikit , otomatis akan sulit menambah RTH maupun ruang untuk makam, juga agar

RTH terjaga dengan baik. Akibatnya target akan sulit tercapai.

Ada juga potensi partisipasi masyarakat yang perlu dioptimalkan dalam RTH.

Potensi CSR dari swasta dapat dimafaatkan untuk mencapai luasan RTH yang

ditargetkan dan keoptimalam RTH. Jika partisipasinya rendah, maka RTH akan sulit

terawatt, bukan tidak mungkin ada warga yang menggunakan RTH untuk

kepentingan pribadi dan malah merusak RTH dan mengurangi luasannya. Seperti

kejadian pembagian gratis es krim gratis salah satu perusahaan swasta yang malah

merusak RTH di taman bungkul dan sekitarnya. Padahal seharusnya perusahaan

tersebut membantu menjaganya, bukan malah merusaknya.

Selain itu dari aspek Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang untuk

Pengembangan utilitas penerangan jalan umum (PJU) ada masalah tentang

pemerataan pemasangan PJU belum optimal. Memang target untuk indicator Rasio

panjang jalan yang sudah mendapatkan penerangan terhadap seluruh panjang jalan

sudah terpenuhi, namun penyebarannya belum merata. Permasalahan lannya

adalah potensi pemanfaatan teknologi perlu dikembangkan. Faktor yang

mempengaruhi adalah Pengembangan PJU dengan memanfaatkan teknologi yang

hemat energi dan ramah lingkungan. Pengaruhnya tetap pada indicator yang

berhubungan dengan PJU, yaitu rasio panjang jalan yang sudah mendapatkan

penerangan terhadap seluruh panjang jalan. Jika ada penghematan energy, maka

anggaran bisa dihemat dan dipangkas dari pembayaran anggaran pada PLN untuk

penengarangan PJU dan digunakan untuk pemerataan jalan yang harus diterangi

PJU. Tentunya Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau Kota Surabaya akan

berusaha mengatasi masalah – masalah tersebut secara perlahan hingga dapat

teratasi.

III.2 Perumusan Isu-Isu Strategis Berdasarkan Tugas dan Fungsi

Isu – isu strategis Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau

berdasarkan hasil analisis internal berupa analisis eksternal berupa kondisi

D i n a s K e b e r s i h a n d a n R u a n g T e r b u k a H i j a u K o t a S u r a b a y a

8 | B a b III R e n c a n a S t r a t e g i s 2 0 1 6 - 2 0 2 1

yang menciptakan peluang dan ancaman, identifikasi permasalahan

pembangunan bagi Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau lima tahun

mendatang dapat dilihat pada tabel 3.2.

D i n a s K e b e r s i h a n d a n R u a n g T e r b u k a H i j a u K o t a S u r a b a y a

9 | B a b III R e n c a n a S t r a t e g i s 2 0 1 6 - 2 0 2 1

Tabel 3.2. Identifikasi Isu-Isu Strategis (Lingkungan Eksternal)

No

Isu Strategis

Dinamika Internasional Dinamika Nasional DinamikaRegional/Lokal Lain-lain

1 Potensi partisipasi masyarakat yang terlibat dalam

pembangunan

2 Perkembangan kota yang mendorong peningkatan kebutuhan penyediaan dan pelayanan pengelolaan kebersihan, ruang terbuka hijau dan PJU

3

Korelasi antara laju pertumbuhan penduduk dan peningkatan layanan pengelolaan kebersihan, ruang terbuka hijau dan PJU

4 Harga BBM yang fluktuatif

5

Potensi kerjasama internasional dalam

rangka pembangunan di bidang kebersihan,

ruang terbuka hijau dan penerangan jalan

umum

6

Perkembangan teknologi yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan pelayanan agar lebih cepat, efisien dan ramah lingkungan

D i n a s K e b e r s i h a n d a n R u a n g T e r b u k a H i j a u K o t a S u r a b a y a

10 | B a b III R e n c a n a S t r a t e g i s 2 0 1 6 - 2 0 2 1

Salah satu isu strategis di Dinamika Regional / Lokal adalah

Perkembangan kota yang mendorong peningkatan kebutuhan penyediaan

dan pelayanan pengelolaan kebersihan, ruang terbuka hijau dan PJU. Kota

Surabaya merupakan salah satu kota besar dimana pertumbuhan penduduk

dan ekonomi nya tergolong cepat. Semakin banyak apartemen, perumahan,

mall, café yang dibangun dan beroperasi membuat Surabaya semakin hidup

mulai dari pagi hari hingga malam hari. Para pencari kerja juga berlomba –

lomba mencari di Surabaya, mengingat lowongan kerja di Surabaya cukup

banyak. Warga dari luar kota yang bermigrasi dan merantau di Surabaya juga

semakin banyak. Pertumbuhan penduduk tentunya diiringi dengan

pertumbuhan angka kematian. Hal – hal tersebut tentunya mempengaruhi

kebersihan, timbulan sampah, kebutuhan lahan makam hingga kebutuhan

PJU di jalanan kota Surabaya pada malam hari.

Tentunya isu ini juga berpengaruh terhadap permasalahan di Dinas

Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau Kota Surabaya, yakni potensi

pemanfaatan teknologi perlu dikembangkan. Faktor yang mempengaruhi

antara lain kualitas sarana dan prasarana pengelolaan kebersihan dan

perkembangan teknologi pengolahan sampah dengan ramah lingkungan. Jika

kualitas sarana dan prasarana pengelolaan kebersihan dan tidak

dikembangkan teknologi ramah lingkungan, tentu Dinas Kebersihan dan

Ruang Terbuka Hijau tidak dapat mengikuti dampak di kebersihan dan

persampahan yang diciptakan dari perkembangan kota Surabaya yang pesat.

Pengurangan sampah seharusnya dapat dikurangi dari sumbernya jika

masyarakat telah mengenal cara pengelolaan sampah skala Rumah Tangga

dan tersedia fasilitas untuk mengelola sampah tersebut. Sampah yang tidak

dikelola dapat menimbulkan bibit penyakit dan berdampak pada aspek

lainnya.Oleh karenanya, pengembangan teknologi pengelolaan sampah

diperlukan supaya tugas dan fungsi Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka

Hijau dapat terlaksana dengan memanfaatkan peluang bagi DKRTH dan

mengatasi ancaman lima tahun ke depan sebaik – baiknya.

Isu – isu strategis akan selalu bermunculan dan menjadi tantangan

tersendiri bagi Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau Kota Surabaya

untuk tetap dapat memberikan pelayanan dengan baik dan optimal.

III.3 Telaah Visi, Misi dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah

Terpilih

Diperlukan telaah visi, misi, dan program Kepala Daerah dan Wakil

Kepala Daerah Terpilih untuk pembangunan agar dapat melakukan analisis

terhadap tugas pokok dan fungsi Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau

Kota Surabaya. Nantinya akan didapat faktor penghambat dan pendorong

untuk pelayanan Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau Kota Surabaya

yang dapat mempengaruhi visi dan misi Walikota.

Visi nya adalah

Mempertahankan Surabaya Bersih, Hijau Asri Berbasis Ekologi

dengan Partisipasi Masyarakat dan IT Terintegrasi

D i n a s K e b e r s i h a n d a n R u a n g T e r b u k a H i j a u K o t a S u r a b a y a

11 | B a b III R e n c a n a S t r a t e g i s 2 0 1 6 - 2 0 2 1

Berikut telaah visi misi dari Walikota dan Wakil Walikota Surabaya

dapat dilihat pada Tabel 3.3.

Tabel 3.3. Faktor Penghambat dan Pendorong Pelayanan SKPD

Terhadap Pencapaian Visi, Misi dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah

Visi: Mempertahankan Surabaya Bersih, Hijau Asri Berbasis Ekologi dengan Partisipasi Masyarakat dan IT Terintegrasi

No

Misi dan Program Permasalahan

Pelayanan SKPD

Faktor

KDH dan Wakil KDH terpilih

Penghambat Pendorong

1 Misi 4. Mewujudkan penataan ruang yang terintegrasi dan memperhatikan daya dukung kota

2016 Program Pengelolaan Kebersihan Kota

Sarana dan prasarana pengelolaan kebersihan

Belum optimalnya kualitas sarana dan prasarana pengelolaan kebersihan (usia kendaraan melebihi usia laik pakai)

Kuantitas sarana dan prasarana pengeloaan kebersihan relatif memadai

2017 - 2021 Program Pengelolaan Kebersihan

Perkembangan teknologi

potensi pemanfaatan teknologi perlu dikembangkan

Potensi partisipasi masyarakat yang terlibat dalam pembangunan

Potensi partisipasi masyarakat yang terlibat dalam pembangunan perlu dioptimalkan

2016 Program Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (RTH)

Ketersediaan lahan untuk penyediaan ruang terbuka hijau

Ketersediaan lahan yang belum merata akibat keterbatasan lahan yang dapat dimanfaatkan untuk ruang terbuka hijau, termasuk lahan untuk makam

2017 - 2021 Program Pengelolaan dan Peningkatan Ruang Terbuka Hijau

Fluktuatif BBM dan kenaikan UMK

Fluktuatif BBM dan kenaikan UMK tenaga operasional mempengaruhi tingginya biaya operasional dan pemeliharaan ruang terbuka hijau

Potensi partisipasi masyarakat yang terlibat dalam pembangunan

Potensi partisipasi masyarakat yang terlibat dalam pembangunan perlu dioptimalkan

D i n a s K e b e r s i h a n d a n R u a n g T e r b u k a H i j a u K o t a S u r a b a y a

12 | B a b III R e n c a n a S t r a t e g i s 2 0 1 6 - 2 0 2 1

No

Misi dan Program Permasalahan

Pelayanan SKPD

Faktor

KDH dan Wakil KDH terpilih

Penghambat Pendorong

2 Misi 10. Mewujudkan infrastruktur dan utilitas kota yang terpadu dan efisien

2016 Program Utilitas Perkotaan

Pemerataan pemasangan PJU

Pemerataan pemasangan PJU belum optimal

2017 - 2021 Program Pengelolaan dan Peningkatan Pelayanan PJU

Pengembangan PJU dengan memanfaatkan teknologi yang hemat energi dan ramah lingkungan perlu dioptimalkan

Misi yang diampu oleh Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau

Kota Surabaya sebanyak dua misi, yakni mewujudkan penataan ruang yang

terintegrasi dan memperhatikan daya dukung kota serta Mewujudkan

infrastruktur dan utilitas kota yang terpadu dan efisien. Untuk misi pertama,

penghambatnya yakni belum optimalnya kualitas sarana dan prasarana

pengelolaan kebersihan (usia kendaraan melebihi usia laik pakai),

ketersediaan lahan yang belum merata akibat keterbatasan lahan yang dapat

dimanfaatkan untuk ruang terbuka hijau, termasuk lahan untuk makam, serta

Fluktuatif BBM dan kenaikan UMK tenaga operasional mempengaruhi

tingginya biaya operasional dan pemeliharaan ruang terbuka hijau. Peran

DKRTH dalam penataan ruang yang terintegrasi dan memperhatikan daya

dukung kota adalah terkait dengan RTH dan makam, serta kebersihan yang

akan membantu meningkatkan daya dukung kota. Namun dengan adanya

keterbatasan lahan maka akan sulit mewujudkan penataan ruang terintegrasi

karena belum tentu bisa sesuai rencana. Selain itu jika kebersihan tidak

dikelola dengan optimal maka daya dukung kota juga terbatas sehingga

penataan ruang tidak bisa leluasa. Untuk fluktuatifnya harga BBM dan

kenaikan UMK akan mempengaruhi operasional, distribusi, perawatan dari

RTH, makam, dll. Untuk pengelolaan kebersiham , dll tentunya akan

membutuhkan biaya ekstra jika harga BBM meninggi dan tuntutan kenaikan

UMK dari para pekerja

Untuk misi kedua, faktor penghambatnya adalah Pemerataan

pemasangan PJU belum optimal. Penerangan jalan umum merupakan salah

satu aspek yang dapat membantu mewujudkan infrastruktur dan utilitas kota

yang terpadu dan efisien. Jika pemerataan PJU optimal, maka infrastuktur

dan utilitas kota akan terpadu dan efisien. Semua jalanan di Kota Surabaya

akan aman dan tidak gelap saat dilalui, hal ini mampu mendukung dan

D i n a s K e b e r s i h a n d a n R u a n g T e r b u k a H i j a u K o t a S u r a b a y a

13 | B a b III R e n c a n a S t r a t e g i s 2 0 1 6 - 2 0 2 1

mengimbangi pertumbuhan Kota Surabaya yang pesat. Jika ditemukan

teknologi yang lebih hemat dan ramah lingkunga, tentunya hal itu mendukup

terciptanya infrastruktur dan utilitas kota yang efisien.

III.4 Telaahan Renstra K/L dan Restra Provinsi/Kabupaten Kota

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutananan maupun Kementerian

Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat memiliki sasaran jangka menengah yang

harus didukung oleh Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau Kota Surabaya.

Untuk mencapai sasaran tersebut Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau

memiliki permasalahan yang harus dihadapi, terdapat pula faktor pendukung dan

faktor penghambat yang telah dianalisis. Hasil analisis sasaran jangka menengah

untuk Kementerian dapat dilihat pada tabel 3.4

Tabel 3.4. Permasalahan Pelayanan SKPD Kota berdasarkan Sasaran Renstra K/L beserta Faktor Penghambat dan Pendorong

KeberhasilanPenanganannya

No Sasaran Jangka

Menengah Renstra K/L

Permasalahan Sebagai Faktor

Pelayanan SKPD Provinsi/Kabupaten/Kota

Penghambat Pendorong

1 Kementerian : Berkurangnya

jumlah timbulan sampah pada

sumbernya sebesar 20% dari

124,6 juta ton atau sebesar 24,5 juta ton dalam 5 tahun di 380 kota

Sarana dan prasarana pengelolaan kebersihan

Belum optimalnya kualitas sarana dan prasarana pengelolaan kebersihan (usia kendaraan melebihi usia laik pakai)

Kuantitas sarana dan prasarana pengeloaan kebersihan relatif memadai

Perkembangan teknologi

potensi pemanfaatan teknologi perlu dikembangkan

Potensi partisipasi masyarakat yang terlibat dalam pembangunan

Potensi partisipasi masyarakat yang terlibat dalam pembangunan perlu dioptimalkan

Visi dari Kementerian Pekerjaan Umum berdasar renstra tahun 2014 – 2019

adalah Terwujudnya Infrastruktur Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat yang

Handal Dalam Mendukung Indonesia yang Berdaulat, Mandiri, dan Berkepribadian

Berlandaskan Gotong Royong. Visi tersebut tentunya tidak dapat terwujud tanpa

peranan dari Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau Surabaya. Berdasar tabel

di atas, sasaran dari Kementerian adalah Berkurangnya jumlah timbulan sampah

pada sumbernya sebesar 20% dari 124,6 juta ton atau sebesar 24,5 juta ton dalam 5

tahun di 380 kota. Untuk mencapainya, DKRTH dihadapkan pada 3 permasalahan,

yakni sarana dan prasarana pengelolaan kebersihan. Dalam pemenuhannya,

D i n a s K e b e r s i h a n d a n R u a n g T e r b u k a H i j a u K o t a S u r a b a y a

14 | B a b III R e n c a n a S t r a t e g i s 2 0 1 6 - 2 0 2 1

terdapat faktor penghambat dan faktor pendorong. Faktor pendorongnya adalah

Kuantitas sarana dan prasarana pengelolaan kebersihan relatif memadai, sehingga

kebutuhan sarana dan prasarana pengelolaan kebersihan untuk kota Surabaya

dapat terpenuhi, dan timbulan sampah akan berkurang. Namun faktor

penghambatnya adalah belum optimalnya kualitas sarana dan prasarana

pengelolaan kebersihan, contohnya usia kendaraan melebihi usia laik pakai,

sehingga kualitasnya kurang baik. Hal tersebut dapat teratasi jika perawatannya

benar dan baik.

Masalah lainnya adalah Perkembangan teknologi. Faktor pendorongnya

adalah potensi pemanfaatan teknologi perlu dikembangkan. Jika pemanfaatan

teknologi terus dikembangkan dan ditemukan metode terbaru dan mutakhir dalam

pengolahan maupun pengelolaan sampah, maka DKRTH dapat sangat membantu

Kementerian untuk mencapai sasaran dalam mengurangi timbulan sampah. Masalah

berikutnya adalah Potensi partisipasi masyarakat yang terlibat dalam pembangunan.

Faktor pendorongnya adalah potensi partisipasi masyarakat yang terlibat dalam

pembangunan perlu dioptimalkan. Untuk mampu mengurangi timbulan sampah pada

sumbernya, diperlukan partisipasi aktif dari masyarakat juga yang merupakan

sumber dari segala sumber sampah dengan semua aktivitasnya.

Untuk analisis pada SKPD Provinsi, digunakan renstra dari Badan

Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Timur dan Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya dan

Tata Ruang. Masalah dari DKRTH Surabaya beserta faktor pendukung dan

penghambatnya dapat dilihat pada tabel 3.5.

Tabel 3.5. Permasalahan Pelayanan SKPD Kabupaten/Kota Berdasarkan

Sasaran Renstra SKPD Provinsi beserta Faktor Penghambat dan Pendorong

Keberhasilan Penanganannya

No Sasaran Jangka

Menengah Renstra SKPD Provinsi

Permasalahan Sebagai Faktor

Pelayanan SKPD Penghambat Pendorong

1 BLH JATIM

Meningkatnya keanekaragaman

hayati wilayah daratan (Taman

keanekaragaman hayati / lokasi) sebesar 300 titik dalam 5 tahun pelaksanaan renstra

Ketersediaan lahan untuk penyediaan ruang terbuka hijau

Ketersediaan lahan yang belum merata akibat keterbatasan lahan yang dapat dimanfaatkan untuk ruang terbuka hijau, termasuk lahan untuk makam

Fluktuatif BBM dan kenaikan UMK

Fluktuatif BBM dan kenaikan UMK tenaga operasional mempengaruhi tingginya biaya operasional dan pemeliharaan ruang terbuka hijau

Potensi partisipasi masyarakat yang terlibat dalam pembangunan

Potensi partisipasi masyarakat yang terlibat dalam pembangunan perlu dioptimalkan

D i n a s K e b e r s i h a n d a n R u a n g T e r b u k a H i j a u K o t a S u r a b a y a

15 | B a b III R e n c a n a S t r a t e g i s 2 0 1 6 - 2 0 2 1

No Sasaran Jangka

Menengah Renstra SKPD Provinsi

Permasalahan Sebagai Faktor

Pelayanan SKPD Penghambat Pendorong

2 PU JATIM

Meningkatnya sarana prasarana

persampahan

Sarana dan prasarana pengelolaan kebersihan

Belum optimalnya kualitas sarana dan prasarana pengelolaan kebersihan (usia kendaraan melebihi usia laik pakai)

Kuantitas sarana dan prasarana pengeloaan kebersihan relatif memadai

Perkembangan teknologi

potensi pemanfaatan teknologi perlu dikembangkan

Meningkatnya kinerja pengelolaan sampah

Perkembangan teknologi

potensi pemanfaatan teknologi perlu dikembangkan

Potensi partisipasi masyarakat yang terlibat dalam pembangunan

Potensi partisipasi masyarakat yang terlibat dalam pembangunan perlu dioptimalkan

Sasaran jangka menengah dari Badan Lingkungan Hidup Provinsi Jawa

Timur adalah meningkatnya keanekaragaman hayati wilayah daratan (Taman

keanekaragaman hayati / lokasi) sebesar 300 titik dalam 5 tahun pelaksanaan

renstra dengan permasalahan sebagai berikut : Ketersediaan lahan untuk

penyediaan ruang terbuka hijau dengan faktor penghambatnya adalah Ketersediaan

lahan yang belum merata akibat keterbatasan lahan yang dapat dimanfaatkan untuk

ruang terbuka hijau, termasuk lahan untuk makam. Titik keanekaragaman hayati

yang ditargetkan oleh BLH Jatim termasuk banyak, walaupun banyak SKPD juga

yang berkewajiban mewujudkan sasaran ini.

Masalah lainnya adalah Fluktuatif BBM dan kenaikan UMK. Faktor

penghambatnya adalah fluktuatif BBM dan kenaikan UMK tenaga operasional

mempengaruhi tingginya biaya operasional dan pemeliharaan ruang terbuka hijau.

Jika RTH tidak dipelihara dengan baik, bisa jadi RTH yang aktif akan menjadi tidak

aktif bahkan rusak, sehingga tidak bisa dihitung sebagai salah satu titik taman

keanekaragaman hayati. Dengan adanya kenaikan harga bbm contohnya, maka

biaya akan membengkak sedangkan dana yang sudah dianggarkan bisa jadi kurang

atau tidak cukup. Juga dengan kenaikan UMK membuat kebutuhan anggaran bisa

jadi membengkak.

Potensi partisipasi masyarakat yang terlibat dalam pembangunan. Faktor

pendorongnya adalah potensi partisipasi masyarakat yang terlibat dalam

pembangunan perlu dioptimalkan. Jika partipasi masyarakat dioptimalkan, hal ini

dapat menghemat kebutuhan dana, juga membantu agar RTH semakin baik, bukan

tidak mungkin masyarakat juga dapat membantu merawat RTH. Untuk Dinas

Pekerjaan Umum dan Cipta Karya, sasaran jangka menengahnya adalah

Meningkatnya sarana prasarana persampahan dengan dua permasalahan, yang

pertama adalah sarana dan prasarana pengelolaan kebersihan dengan faktor

pendukung kuantitas sarana dan prasarana pengeloaan kebersihan relatif memadai

D i n a s K e b e r s i h a n d a n R u a n g T e r b u k a H i j a u K o t a S u r a b a y a

16 | B a b III R e n c a n a S t r a t e g i s 2 0 1 6 - 2 0 2 1

dan faktor penghambat belum optimalnya kualitas sarana dan prasarana

pengelolaan kebersihan (usia kendaraan melebihi usia laik pakai). Untuk

meningkatkan sarana dan prasarana persampahan tentunya membutuhkan

kuantitas yang memadai untuk mencukupi kebutuhan sarana dan prasarana

persampahan mulai dari tingkat Rumah Tangga (RT) hingga Tempat Pembuangan

Akhir (TPA) , agar sampah dapat terkelola dengan baik. Namun terdapat sedikit

hambatan dengan adanya kualitas sarana prasarana pengelolaan sampah yang

belum optimal membuat hasilnya tidak efektif dan efisien.

Masalah kedua adalah Perkembangan teknologi dengan faktor pendukung

potensi pemanfaatan teknologi perlu dikembangkan. Dengan tidak adanya faktor

penghambat untuk masalah ini, Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau Kota

Surabaya optimis dapat mengatasinya dan membantu mewujudkan sasaran Dinas

Pekerjaan Umum Cipta Karya dan Tata Ruang Provinsi Jawa Timur dengan baik.

Jika teknologi pengolahan dan pengelolaan sampah dikembangkan dengan baik,

tentunya akan meningkatkan kualitas dari sarana dan prasarana persampahan

dengan baik.

Sasaran kedua dari PU Cipta Karya dan Tata Ruang Jatim adalah

meningkatnya kinerja pengelolaan sampah dengan permasalahan perkembangan

teknologi dan faktor pendukung potensi pemanfaatan teknologi perlu dikembangkan.

Dengan ditemukan dan diterapkannya teknologi mutakhir tentang persampahan,

tentunya akan meningkatkan kinerja pengelolaan sampah . Berpeluang membuatnya

lebih cepat, lebih rapi, efektif dan efisien. Sedangkan permasalahan kedua adalah

potensi partisipasi masyarakat yang terlibat dalam pembangunan dengan faktor

pendukung potensi partisipasi masyarakat yang terlibat dalam pembangunan perlu

dioptimalkan. Dengan tidak adanya faktor penghambat diharapkan Dinas Kebersihan

dan Ruang Terbuka Hijau Kota Surabaya dapat membantu dalam pencapaian

sasaran tersebut dengan memecahkan permasalahan ini.Jika masyarakat maupun

perusahaan - perusahaan dengan CSR nya turut mengelola sampah otomatis dari

level Rumah Tangga akan terbantu.

III.5 Telaah Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup

Strategis

Rencana Tata Ruang Wilayah telah ditelaah pada bab 2, hasilnya, terdapat

dua sasaran dari RTRW yang terkait dengan tugas dan fungsi dari DKRTH Kota

Surabaya. Berikut hubungan antara sasaran RTRW , permasalahan pelayanan SKP

, dengan faktor pendorong dan penghambatnya telah ditabelkan dan dapat dilihat

pada tabel 3.6.

D i n a s K e b e r s i h a n d a n R u a n g T e r b u k a H i j a u K o t a S u r a b a y a

17 | B a b III R e n c a n a S t r a t e g i s 2 0 1 6 - 2 0 2 1

Tabel 3.6. Permasalahan Pelayanan SKPD berdasarkan Telaahan

Rencana Tata Ruang Wilayah beserta Faktor Penghambat dan Pendorong

Keberhasilan Penanganannya

No

Sasaran berdasar Telaahan

Rencana Tata Ruang

Wilayah Kota Surabaya

Permasalahan Sebagai Faktor

Pelayanan SKPD

Penghambat Pendorong

1

Rencana Kawasan

Ruang Terbuka Hijau

Ketersediaan lahan untuk penyediaan ruang terbuka hijau

Ketersediaan lahan yang belum merata akibat keterbatasan lahan yang dapat dimanfaatkan untuk ruang terbuka hijau, termasuk lahan untuk makam

2

Pengembangan sistem

persampahan

Sarana dan prasarana pengelolaan kebersihan

Belum optimalnya kualitas sarana dan prasarana pengelolaan kebersihan (usia kendaraan melebihi usia laik pakai)

Kuantitas sarana dan prasarana pengeloaan kebersihan relatif memadai

Perkembangan teknologi

potensi pemanfaatan teknologi perlu dikembangkan

Potensi partisipasi masyarakat yang terlibat dalam pembangunan

Potensi partisipasi masyarakat yang terlibat dalam pembangunan perlu dioptimalkan

Sasaran pertama adalah Rencana Kawasan Ruang Terbuka Hijau , dengan

permasalahan pertama adalah Ketersediaan lahan untuk penyediaan ruang terbuka

hijau dan faktor penghambat Ketersediaan lahan yang belum merata akibat

keterbatasan lahan yang dapat dimanfaatkan untuk ruang terbuka hijau, termasuk

lahan untuk makam. Untuk mendukung rencana kawasan RTH , dibutuhkan

ketersediaan lahan yang merata, baik untuk RTH maupun makam. Kondisi

pertamanan untuk RTH sudah cukup baik.

Untuk sasaran kedua yakni pengembangan sistem persampahan, terdapat

tiga masalah yakni Sarana dan prasarana pengelolaan kebersihan. Hambatannya

adalah Belum optimalnya kualitas sarana dan prasarana pengelolaan kebersihan

(usia kendaraan melebihi usia laik pakai). Sistem persampahan dapat dikembangkan

jika sarana dan prasarana pengelola kebersihannya memadai. Namun kualitasnya

masih perlu ditingkatkan lagi terutama usia kendaraan. Faktor pendorongnya adalah

kuantitas sarana dan prasarana nya baik dan terpenuhi, sehingga mampu

mengimbangi kualitas yang kurang optimal. Kemudian masalah kedua adalah

Perkembangan teknologi.

Dengan faktor pendorong potensi pemanfaatan teknologi perlu

dikembangkan, tentunya pengembangan sistem persampahan dapat tercapai.

D i n a s K e b e r s i h a n d a n R u a n g T e r b u k a H i j a u K o t a S u r a b a y a

18 | B a b III R e n c a n a S t r a t e g i s 2 0 1 6 - 2 0 2 1

Teknologi semakin berkembang dari waktu ke waktu, terutama jika diterapkan pada

sistem persampahan, hal ini berdampak positif pada Dinas Kebersihan dan Ruang

Terbuka Hijau Kota Surabaya. Untuk masalah terakhir yaitu Potensi partisipasi

masyarakat yang terlibat dalam pembangunan, perlu dioptamalkan agar dapat

mendukung sistem persampahan yang lebih baik.

Untuk telaah terhadap Kajian Lingkungan Hidup Strategis sudah dibahas

disini karena masuk dalam program kota.

III.6 Penentuan isu-isu strategis

Dengan mereview kembali faktor pendorong dan penghambat maka akan

didapat isu – isu strategis yang berhubungan dengan Dinas Kebersihan dan

Ruang Terbuka Hijau Kota Surabaya. Berikut review hasil analisis SWOT

yang menghasilkan Kelemahan (Weakness) dan Kekuatan (Strengths) yang

berasal dari faktor internal, sedangkan Peluang (Opportunities) dan Ancaman

(Threaths) berasal dari faktor eksternal. Faktor pendorong merupakan

• Kelemahan :

a. Rencana induk, kebijakan strategis dan operasional pengelolaan

kebersihan, pertamanan, dan PJU.

Dengan rencana induk dan kebijakan strategis yang matang, maka

operasional pengelolaan kebersihan, pertamanan, dan PJU akan berjalan

sesuai rencana dan akan didapat hasil sesuai harapan. Namun hal ini masih

menjadi kelemahan bagi DKRTH Surabaya dikarenakan DKRTH Surabaya

masih belum memiliki rencana induk yang matang.

b. Kualitas sarana dan prasarana pengelolaan kebersihan, pertamanan

dan PJU.

Kualitas sarana dan prasarana tentu mempengaruhi hasil dari

pelayanan Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau kepada warga

Surabaya. Jika kualitasnya baik, maka hasil yang didapat baik juga, dan

pekerjaan akan lebih efisien dan efektif, begitu pula sebaliknya. Hal tersebut

masih menjadi kelemahan bagi DKRTH Surabaya, karena beberapa sarana

maupun alat yang digunakan usianya sudah melebihi usia layak pakai.

c. Kualitas SDM dalam pengelolaan kebersihan, pertamanan dan PJU.

Jika kualitas SDM baik, maka masalah akan cepat terselaikan dan

hasil pekerjaanya akan baik juga. Namun sebaliknya, jika SDM tidak tanggap,

tidak cepat, dan tidak tepat dapat menimbulkan masalah baru bahkan dapat

terbengkalai. Hal tersebut masih dapat dijadikan kelemahan DKRTH

Surabaya karena tenaga kerja yang sangat banyak untuk outsourching

bagian pngelolaan maupun di lapangan, tentunya membutuhkan pengawasan

ekstra.

d. Kelengkapan data dan proses analisa.

D i n a s K e b e r s i h a n d a n R u a n g T e r b u k a H i j a u K o t a S u r a b a y a

19 | B a b III R e n c a n a S t r a t e g i s 2 0 1 6 - 2 0 2 1

Kelengkapan data merupakan salah satu tahap penting dalam segala

jenis perencanaan, karena data yang valid merupakan dasar yang kuat dalam

melakukan proses analisa maupun ketapatan dalam perhitungan suatu

perencanaan. Jika data tidak lengkap, tidak valid, proses analisa tidak sesuai

prosedur maka bisa jadi hasil perencanaan akan berantakan dan terkesan

memaksa. Hal ini masih menjadi kelemahan dari DKRTH Surabaya karena

untuk mengumpulkan suatu data bukan merupakan hal yang mudah,

dibutuhkan survey dan pengamatan yang statis.

• Kekuatan :

a. Komitmen dan etos kerja.

Komitmen dan etos kerja yang tinggi dari para SDM dari berbagai

tingkatan membuat DKRTH Surabaya solid dalam melayani masayarakat

Surabaya. Hal ini masih menjadi salah satu kekuatan dari DKRTH Surabaya

karena semua SDM nya masih melakukan yang terbaik bagi DKRTH

Surabaya dan warga Surabaya.

b. Peraturan/produk hukum tentang operasional pengelolaan dan

pelayanan dibidang kebersihan, pertamanan, PJU.

Peraturan atau produk hukum dapat mengikat operasional

pengelolaan dan pelayanan DKRTH Surabaya, semua akan tunduk dan

bekerja sesuai dengan arahan. Hal ini masih menjadi kekuatan DKRTH

dengan adanya media hukum seperti Surat Tugas atau lembar disposisi

untuk setiap tugas yang diamanahi kepada para pekerja.

c. Jumlah sarana dan prasarana pengelolaan kebersihan dan

pertamanan.

Sarana dan prasarana dalam bidang pengelolaan keberihan dan

pertamanan yang dimiliki DKRTH Surabaya terbilang memadai dan mampu

mengcover kebutuhan warga Surabaya. Hal ini tentunya dapat menjadi

kekuatan juga bagi Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau Kota

Surabaya.

d. Sistem manajemen pengangkutan sampah.

Sistem manajemen pengangkutan sampah yang dimiliki oleh Dinas

Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau Kota Surabaya termasuk baik sehingga

sangat jarang sekali ditemui sampah yang masih tertumpuk di rumah warga

atau TPS. Dilihat dari data jumlah sampah yang diangkut dari TPS menuju

TPA juga banyak, hal ini didukung dengan armada yang dimiliki. Sistem

manajemen ini masih menjadi kekuatan bagi DKRTH Surabaya karena

perencanaan pengangkutan sampah nya dapat diacung jempol.

• Peluang :

a. Partisipasi aktif masyarakat dan pihak swasta dalam bidang

kebersihan, pertamanan, PJU dan penyediaan PSU.

D i n a s K e b e r s i h a n d a n R u a n g T e r b u k a H i j a u K o t a S u r a b a y a

20 | B a b III R e n c a n a S t r a t e g i s 2 0 1 6 - 2 0 2 1

Adanya pastisipasi masyarakat maupun pihak swasta merupakan

salah satu peluang bagi Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau Kota

Surabaya untuk terus meningkatkan kualitas pelayanan pada warga

Surabaya. Semakin banyaknya kader lingkungan yang dimiliki sehingga

masyarakat tergerak untuk perduli pada lingkungan. Juga adanya kewajiban

CSR dari perusahaan – perusahaan swasta membuat DKRTH Surabaya

terbantu untuk mengoptimalkan hal ini agar menjadi peluang.

b. Suplai material, bahan baku dan suku cadang.

Pasokan material, bahan baku, dan suku cadang untuk melengkapi

dan mendukung saran dan prasarana maupun alat berat dan kendaraan

untuk pengelolaan dan perawatan kebersihan, pertamanan, dan PJU masih

menjadi salah satu peluang bagi Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau

Kota Surabaya untuk meningkatkan dan memperbaiki kualitas layanannya.

Sebaliknya jika tidak ada pasokan bahan bahan tersebut, proses pengelolaan

dan perawatan tidak akan berjalan mulus.

c. Perkembangan teknologi ramah lingkungan dalam pengolahan

sampah, RTH dan PJU.

Teknologi ramah lingkungan dapat membantu pengolahan sampah,

perawatan RTH dan PJU menjadi lebih baik dan tidak menimbulkan polusi

tambahan. Hal ini dapat merupakan peluang bagi DKRTH Surabaya karena

masyarakat berlomba – lomba menciptakan teknologi ramah lingkungan demi

Surabaya bebas sampah pada 2020.

d. Perkembangan teknologi informasi.

Teknologi informasi dapat menyebarkan informasi dengan cepat

sehingga masyarakat yang awalnya tidak tahu, menjadi tahu dan dapat

menerapkan apa yang bisa dilakukan mereka demi Surabaya yang lebih baik.

Hal ini masih menjadi peluang bagi DKRTH Surabaya dalam mningkatkan

pelayanan dari dan untuk warga Surabaya.

e. Potensi penambahan PAD melalui pajak dan retribusi.

Dengan adanya tambahan PAD maka anggaran untuk meingkatkan

kualitas pelayanan dan permasalahan terkait sarana prasaraa, biaya

operasional dan perawatan juga dapat teratasi. Hal ini masih menjadi peluang

bagi DKRTH karena pajak juga sedang gencar – gencarnya melakukan

tranparansi, begitupula retribusi juga terus berjalan.

f. Kerjasama regional, nasional dan internasional.

Adanya kerjasama dengan beberapa pihak lain akan membuat

DKRTH dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan pada warga

Surabaya, juga mendapat dukungan positif dari berbagai pihak. Hal ini

merupakan peluang bagi DKRTH untuk dapat menjalankan tugas dan

fungsinya dengan baik.

D i n a s K e b e r s i h a n d a n R u a n g T e r b u k a H i j a u K o t a S u r a b a y a

21 | B a b III R e n c a n a S t r a t e g i s 2 0 1 6 - 2 0 2 1

• Ancaman :

a. Laju pertumbuhan penduduk yang berpengaruh pada jumlah timbulan

sampah, kebutuhan makam dan PJU.

Laju pertumbuhan penduduk yang tinggi membuat timbulan sampah,

kebutuhan makam, dan kebutuhan PJU meningkat. Hal ini merupakan

ancaman bagi DKRTH Surabaya, dan harus dapat dipenuhi oleh DKRTH

Surabaya.

b. Kenaikan UMK dan TDL setiap tahun serta fluktuasi harga BBM.

Kenaikan UMK, TDL, dan fluktuasi harga BBM membuat anggaran

membengkak secara tidak terduga dan tidak dapat diprediksi. Hal ini

membuat DKRTH Surabaya harus pandai – pandai mengelola keuangan

mereka agar cukup hingga masa anggaran yang sedang dijalani berakhir dan

berganti dengan periode anggaran baru.

c. Peraturan tentang pengelolaan sampah spesifik.

Belum adanya peraturan tentang sampah spesifik seperti B3, bekas

puing bangunan maupun sampah spesifik lain membuat masyarakat masih

membuang sampah spesifik secara sembarangan dan membuat sampah

tersebut tercampur dengan sampah rumah tangga atau sampah pasar. Hal ini

membuat proses pemilahan sampah menjadi tidak optimal karena sampah

sudah tercampur dari sumbernya.

d. Perkembangan kota yang mendorong peningkatan kebutuhan

penyediaan sarana dan prasarana pengelolaan kebersihan, RTH dan

utilitas PJU.

Kota Surabaya merupakan salah satu kota besar sehingga

berkembangnya kebutuhan dan mode dari kota ini seperti menjamurnya

apartemen, mall, dll, yang membuat DKRTH harus bekerja ekstra untuk

mengelola kebersihan, RTH dan utilitas PJU agar Kota Surabaya tetap

bersih, indah, dan nyaman untuk ditempati. Hal ini merupakan ancaman

serius dan DKRTH harus cermat dalam mengamati dan mengeksekusi setiap

perkembangan warga, fasilitas, maupun sarana dan prasarananya.

e. Biaya pemeliharaan dan operasional.

Biaya pemeliharaan dan operasional yang tinggi, bahkan terkadang

melebihi anggaran membuat kinerja Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka

Hijau Surabaya terancam tidak dapat maksimal dalam menjalankan tugas

dan fungsinya. Namun hal ini harus dapat diakali oleh DKRTH Surabaya

dengan memilah kebutuhan mana yang lebih urgent untuk dilakukan dan

dipenuhi.

Kemudian hasil analisisnya baik penentuan isu strategis,

pengelompokan bobotnya, skala kriteria hingga pembobotan rata - rata skor

D i n a s K e b e r s i h a n d a n R u a n g T e r b u k a H i j a u K o t a S u r a b a y a

22 | B a b III R e n c a n a S t r a t e g i s 2 0 1 6 - 2 0 2 1

akan disajikan pada tabel 3.7 dan tabel 3.8. Sedangkan Gambar peta posisi

SWOT DKRTH Kota Surabaya dapat dilihat pada lampiran.

Tabel 3.7. Skor Kriteria Penentuan Isu-isu Strategis

No Kriteria*) Bobot**)

1 Manfaat/Dampak Bagi Publik (M)

30

2 Daya Ungkit Pembangunan Daerah (DU)

20

3 Kemungkinan/Kemudahan untuk Di-Capai/Ditangani (C)

20

4 Pokok Isu terkandung dalam Visi-Misi Kota (VMK)

30

Total 100

Tabel 3.8. Nilai Skala Kriteria

No Isu Strategis

Nilai Skala Kriteria ke-

Total Skor

1 2 3 4

Nilai nilai x bobot

Nilai nilai

x bobot

Nilai nilai

x bobot

Nilai nilai

x bobot

1 Peningkatan kebutuhan penyediaan sarana dan prasarana akibat perkembangan kota

5 1.5 5 1 3 0.6 4 1.2 4.3

2 Laju pertumbuhan penduduk yang meningkat (penduduk tetap dan pekerja komuter)

5 1.5 2 0.4 3 0.6 3 0.9 3.4

3 Beban biaya pemeliharaan dan operasional dengan adanya penyerahan PSU dan pelimpahan rekening PJU

1 0.3 1 0.2 3 0.6 3 0.9 2

4 Belum ada ketentuan pengelolaan sampah spesifik

2 0.6 2 0.4 2 0.2 2 0.6 1.8

5 Kenaikan UMK, harga BBM yang fluktuatif yang berpengaruh pada biaya operasional pelayanan pengelolaan kebersihan dan pertamanan

2 0.6 2 0.4 2 0.4 2 0.6 2

6 Peningkatan peran serta masyarakat yang aktif dan mandiri dalam pengelolaan lingkungan

5 1.5 4 0.8 3 0.6 5 1.5 4.4

D i n a s K e b e r s i h a n d a n R u a n g T e r b u k a H i j a u K o t a S u r a b a y a

23 | B a b III R e n c a n a S t r a t e g i s 2 0 1 6 - 2 0 2 1

No Isu Strategis

Nilai Skala Kriteria ke- Total Skor

1 2 3 4

Nilai nilai x bobot

Nilai nilai

x bobot

Nilai nilai

x bobot

Nilai nilai

x bobot

7 Perkembangan teknologi ramah lingkungan

3 0.9 4 0.8 3 0.6 4 1.2 3.5

8 Kerjasama regional, nasional dan internasional yang mendukung pembangunan kota

3 0.9 4 0.8 3 0.6 3 0.9 3.2

9 Pemanfaatan teknologi untuk peningkatan pelayanan kerja agar lebih cepat, efisien, dan ramah lingkungan

4 1.2 4 0.8 3 0.6 3 0.9 3.5

10 Potensi penambahan PAD melalui retribusi

2 0.6 5 1 3 0.6 1 0.3 2.5

11 Perencanaan induk dan kebijakan strategis yang menjadi acuan dalam pelaksanaan kebijakan operasional

2 0.6 4 0.8 3 0.6 2 0.6 2.6

12 Kualitas sarana dan prasarana yang belum optimal

3 0.9 3 0.6 3 0.6 3 0.9 3

13 Data yang belum lengkap dan belum dilakukan analisa

1 0.3 3 0.6 3 0.6 1 0.3 1.8

14 Masih diperlukan SDM yang memiliki ketrampilan khusus

2 0.6 4 0.8 3 0.6 3 0.9 2.9

15 Komitmen dan etos kerja yang besar

4 1.2 3 0.6 3 0.6 3 0.9 3.3

16 Jumlah sarana dan prasarana yang relatif banyak dan variatif

4 1.2 4 0.8 3 0.6 3 0.9 3.5

17 Memiliki peraturan tentang operasional pengelolaan dan pelayanan di bidang kebersihan, pertamanan, PJU

3 0.9 2 0.4 2 0.4 2 0.6 2.3

18 Memiliki sistem manajemen pengangkutan sampah (SWAT)

2 0.6 3 0.6 3 0.6 3 0.9 2.7

Tiga isu dengan skor tertinggi adalah Peningkatan kebutuhan penyediaan sarana

dan prasarana akibat perkembangan kota, Partisipasi aktif masyarakat dan pihak swasta

D i n a s K e b e r s i h a n d a n R u a n g T e r b u k a H i j a u K o t a S u r a b a y a

24 | B a b III R e n c a n a S t r a t e g i s 2 0 1 6 - 2 0 2 1

dalam bidang kebersihan, pertamanan, PJU dan penyediaan, serta Jumlah sarana dan

prasarana yang relatif banyak dan variatif. Isu yang pertama terkait peningkatan kebutuhan

penyediaan sarana dan prasarana akibat perkembangan kota adalah satu isu yang tidak

dapat terhindarkan dan berpengaruh pada pelayanan Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka

Hijau Kota Surabaya. Dengan berkembanganya Kota Surabaya sebagai salah satu kota

besar di Indonesia di berbagai aspek seperti teknologi, ekonomi, banyaknya perantau dll

membuat penyediaan sarana dan prasarana harus ditambah agar mampu mengimbangi

pertumbuhannya. Sarana dan prasarana dalam persampahan juga merupakan satu hal

yang penting agar Surabaya tetap bersih, indah, dan sehat. Banyaknya sampah yang

dihasilkan dari aktivitas masyarakat akan membuat timbulan sampah meningkat dan harus

ditangani segera. Selain itu kebutuhan makam tentunya juga meningkat, begitu pula dengan

penerangan jalan umum seiring dengan bergesernya waktu isitrahat warga Surabaya. Oleh

karenanya, penyediaan sarana dan prasarana harus ditingkatkan.

Isu kedua adalah Partisipasi aktif masyarakat dan pihak swasta dalam bidang

kebersihan, pertamanan, PJU dan penyediaan. Ini menjadi salah satu peluang agar Dinas

Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau Kota Surabaya dapat melayani masyarakat dalam hal

kebersihan, pertamananan, PJU, dan penyediaan PSU. Jika masyarakat mampu

berpartisipasi aktif dan turut membantu dalam pengurangan sampah dari sumbernya yaitu

Rumah Tangga, hal ini akan sangat membantu bidang kebersihan. Juga jika masyarakat

rajin memunguti sampah atau minimal tidak membuang sampah sembarangan di RTH

maupun di taman, turut menjaga keindahan taman, dan menjaga fasilitas umum yang

terdapat di taman , maka akan sangat membantu bidang pertamanan juga. Masyarakat juga

dapat membantu dengan menjaga dan tidak merusak PJU serta melaporkan jika ada

kerusakan sehingga cepat ditindaklanjuti. Peran dari perusahaan swasta juga akan

membantu jika mereka mengadakan CSR dan bekerja sama dengan DKRTH Surabaya.

Isu terakhir adalah jumlah sarana dan prasarana yang relatif banyak dan variatif.

Dengan adanya pilihan sarana prasarana yang beragam dan banyak, maka pemecahan dari

setiap masalah terkait kebersihan, pertamanan, PJU, RTH, akan semakin cepat juga

ditemukan dan dilakukan. Hal ini menjadi salah satu kekuatan DKRTH Surabaya dalam

menjalankan tugas dan fungsi nya untuk melayani warga Surabaya. Misalkan untuk

penebangan pohon dapat digunakan dump truck untuk menampung potongan pohon,

kemudian hasil ini akan dibawa ke rumah kompos untuk diolah menjadi kompos.

Komposnya pun bermanfaat bagi taman – taman di Surabaya maupun warga yang berminat

untuk memakai kompos dapat mengambil sendiri di rumah kompos, tersedia secara gratis.

D i n a s K e b e r s i h a n d a n R u a n g T e r b u k a H i j a u K o t a S u r a b a y a

25 | B a b III R e n c a n a S t r a t e g i s 2 0 1 6 - 2 0 2 1

Lampiran peta posisi kuadran SWOT :

D i n a s K e b e r s i h a n d a n R u a n g T e r b u k a H i j a u K o t a S u r a b a y a

26 | B a b III R e n c a n a S t r a t e g i s 2 0 1 6 - 2 0 2 1

D i n a s K e b e r s i h a n d a n n R u a n g T e r b u k a H i j a u K o t a S u r a b a y a

1 | B a b IV R e n c a n a S t r a t e g i s 2 0 1 6 - 2 0 2 1

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN,

STRATEGI DAN KEBIJAKAN

IV.1 Visi dan Misi Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau

Salah satu aspek yang penting dalam pembangunan kota adalah lingkungan hidup.

Pengelolaan kualitas lingkungan yang diemban Dinas Kebersihan dan Ruang

Terbuka Hijau sesuai tugas dan fungsinya yaitu pengelolaan

kebersihan/persampahan serta pengelolaan Ruang Terbuka Hijau.

Permasalahan mengenai penyediaan sistem pengelolaan kebersihan dan

persampahan meliputi beberapa aspek seperti:

1. Pengelolaan dan pengolahan sampah baik skala kota maupun regional;

2. Sarana prasarana dalam upaya pengelolaan dan pengolahan sampah;

3. Partisipasi masyarakat dan swasta dalam penngelolaan kebersihan;

4. Peraturan atau regulasi terkait kebersihan kota

Dekorasi Kota. Jembatan Monkasel Depo Sutorejo, TPS 3R Kota Surabaya

LFG Power Plant , TPA Benowo

D i n a s K e b e r s i h a n d a n n R u a n g T e r b u k a H i j a u K o t a S u r a b a y a

2 | B a b IV R e n c a n a S t r a t e g i s 2 0 1 6 - 2 0 2 1

Adapun permasalahan pengelolaan ruang terbuka hijau meliputi beberapa aspek

seperti:

1. Ketersediaan lahan yang belum merata akibat keterbatasan lahan yang dapat

dimanfaatkan untuk ruang terbuka hijau, termasuk lahan untuk makam;

2. Tingginya biaya operasional dan pemeliharaan ruang terbuka hijau;

3. Kualitas dan fungsi ruang terbuka hijau yang belum optimal;

4. Partisipasi pihak swasta dan masyarakat dalam penyediaan ruang terbuka hijau;

5. Kualitas sistem manajemen pengelolaan dan pemeliharaan ruang terbuka hijau;

6. Jenis dan karakter vegetasi yang sesuai dengan kondisi Kota Surabaya.

Selain urusan lingkungan hidup di atas, layanan Dinas Kebersihan dan Ruang

Terbuka Hijau dalam menjalankan tugas dan fungsinya terhadap penyediaan utilitas

perkotaan salah satunya adalah penerangan jalan umum.

Permasalahan mengenai pengembangan utilitas penerangan jalan umum (PJU)

secara terpadu dan merata meliputi beberapa aspek seperti:

1. Pemerataan pemasangan PJU;

2. Biaya pemeliharaan dan operasional PJU;

3. Pengembangan PJU dengan memanfaatkan teknologi yang hemat energi dan

ramah lingkungan;

4. Kualitas sistem manajemen pemeliharaan dan operasional PJU.

Agar permasalahan baik dari urusan lingkungan hidup ataupun terkait penyediaan

utilitas perkotaan dapat diatasi dengan baik dan dapat berkelanjutan bagi social

ekonomi masyarakat, visi yang dicapai untuk memberikan pelayanan oleh Dinas

Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau Kota Surabaya adalah “ Mempertahankan

Surabaya Bersih, Hijau Asri Berbasis Ekologi dengan Partisipasi Masyarakat

dan IT Terintegrasi”.

Dalam mewujudkan visi di atas, Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau Kota

Surabaya perlu merumuskan langkah-langkah atau upaya-upaya responsive melalui

misi:

1. “Meningkatkan kualitas pengelolaan kebersihan dan pertamanan secara

terpadu dengan penerapan teknologi informasi, teknologi tepat guna dan

ramah lingkungan serta meningkatkan peran serta masyarakat, swasta,

kerjasama regional, nasional dan internasional”

2. “Meningkatkan pengelolaan ruang terbuka hijau”

3. “Meningkatkan kualitas pengelolaan PJU yang efisien dengan penerapan

teknologi informasi dan teknologi ramah lingkungan”.

D i n a s K e b e r s i h a n d a n n R u a n g T e r b u k a H i j a u K o t a S u r a b a y a

3 | B a b IV R e n c a n a S t r a t e g i s 2 0 1 6 - 2 0 2 1

Tabel 4.1 Perwujudan Visi terhadap Isu Strategis

Isu Strategis Isu Strategis Isu Strategis Isu Strategis

Permasalahan Pemb. Daerah Perwujudan Visi 1 Perwujudan Visi 2 Perwujudan Visi 3

Pengelolaan dan pengolahan

sampah baik skala kota

maupun regional

Meningkatkan

kerjasama regional,

nasional, dan

internasional

Sarana prasarana dalam

upaya pengelolaan dan

pengolahan sampah

Meningkatkan

kualitas sarana dan

prasarana

pengelolaan dan

pengolahan sampah

Partisipasi masyarakat dan

swasta dalam penngelolaan

kebersihan

Mengoptimalkan

potensi partisipasi

masyarakat dan

pihak swasta

Peraturan atau regulasi terkait

kebersihan kota

Mengembangkan

dan menerapkan

evaluasi

pelaksanaan

kebijakan di bidang

lingkungan

Ketersediaan lahan yang

belum merata akibat

keterbatasan lahan yang dapat

dimanfaatkan untuk ruang

terbuka hijau, termasuk lahan

untuk makam

Meningkatkan penerapan

dan pengembangan

teknologi ramah lingkungan

Tingginya biaya operasional

dan pemeliharaan ruang

terbuka hijau

Melakukan pengembangan

dan penetapan instrument

pengelolaan ruang terbuka

hijau

Kualitas dan fungsi ruang

terbuka hijau yang belum

optimal

Meningkatkan penerapan

dan pengembangan

teknologi ramah lingkungan

Partisipasi pihak swasta dan

masyarakat dalam penyediaan

ruang terbuka hijau

Mengoptimalkan potensi

partisipasi masyarakat dan

pihak swasta

Kualitas sistem manajemen

pengelolaan dan pemeliharaan

ruang terbuka hijau

Meningkatkan penerapan

dan pengembangan

teknologi ramah lingkungan

Jenis dan karakter vegetasi

yang sesuai dengan kondisi

Kota Surabaya

Melakukan pengembangan

dan penetapan instrument

pengelolaan ruang terbuka

hijau

D i n a s K e b e r s i h a n d a n n R u a n g T e r b u k a H i j a u K o t a S u r a b a y a

4 | B a b IV R e n c a n a S t r a t e g i s 2 0 1 6 - 2 0 2 1

Isu Strategis Isu Strategis Isu Strategis Isu Strategis

Permasalahan Pemb. Daerah Perwujudan Visi 1 Perwujudan Visi 2 Perwujudan Visi 3

Pemerataan pemasangan PJU Mengoptimalkan

pemerataan

pemasangan PJU

Biaya pemeliharaan dan

operasional PJU

Meningkatkan

penerapan dan

pengembangan

teknologi ramah

lingkungan

Pengembangan PJU dengan

memanfaatkan teknologi yang

hemat energi dan ramah

lingkungan

Meningkatkan

penerapan dan

pengembangan

teknologi ramah

lingkungan

Kualitas sistem manajemen

pemeliharaan dan operasional

PJU

Melakukan

pengembangan dan

penetapan instrument

Pengelolaan PJU

Tabel 4.2 Perumusan Visi

No Perwujudan Visi Pokok-Pokok Visi Pernyataan Visi

1 Meningkatkan kerjasama

regional, nasional, dan

internasional

Berbasis Ekologi

Pemanfaatan Teknologi

Partisipasi Masyarakat

Mempertahankan

Surabaya Bersih, Hijau Asri

Berbasis Ekologi dengan

Partisipasi Masyarakat dan

IT Terintegrasi 2 Meningkatkan kualitas sarana

dan prasarana pengelolaan dan

pengolahan sampah

3 Mengoptimalkan potensi

partisipasi masyarakat dan

pihak swasta

4 Mengembangkan dan

menerapkan evaluasi

pelaksanaan kebijakan di

bidang lingkungan

5 Meningkatkan penerapan dan

pengembangan teknologi ramah

lingkungan

6 Melakukan pengembangan dan

penetapan instrument

pengelolaan ruang terbuka hijau

D i n a s K e b e r s i h a n d a n n R u a n g T e r b u k a H i j a u K o t a S u r a b a y a

5 | B a b IV R e n c a n a S t r a t e g i s 2 0 1 6 - 2 0 2 1

Tabel 4.3 Penjelasan Visi

No Visi Pokok-Pokok Visi Penjelasan Visi

Mempertahankan Surabaya

Bersih, Hijau Asri Berbasis

Ekologi dengan Partisipasi

Masyarakat dan IT

Terintegrasi

Berbasis Ekologi

Pemanfaatan Teknologi

Partisipasi Masyarakat

Surabaya sebagai Kota yang

mampu menciptakan

lingkungan Bersih, Hijau, Asri

dan Memperhatikan daya

dukung kota melalui

pemantapan sarana dan

prasarana yang ramah

lingkungan serta keterlibatan

masyarakat

Tabel 4.4 Perumusan Visi dan Misi Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau

Kota Surabaya

VISI POKOK-POKOK VISI MISI

Mempertahankan

Surabaya Bersih, Hijau Asri

Berbasis Ekologi dengan

Partisipasi Masyarakat dan

IT Terintegrasi

Berbasis Ekologi

Pemanfaatan Teknologi

Partisipasi Masyarakat

Meningkatkan kualitas

pengelolaan kebersihan

dan pertamanan secara

terpadu dengan

penerapan teknologi

informasi, teknologi tepat

guna dan ramah

lingkungan serta

meningkatkan peran

serta masyarakat,

swasta, kerjasama

regional, nasional dan

internasional

Meningkatkan

pengelolaan ruang

terbuka hijau

Meningkatkan kualitas

pengelolaan PJU yang

efisien dengan

penerapan teknologi

informasi dan teknologi

ramah lingkungan

D i n a s K e b e r s i h a n d a n n R u a n g T e r b u k a H i j a u K o t a S u r a b a y a

6 | B a b IV R e n c a n a S t r a t e g i s 2 0 1 6 - 2 0 2 1

Dari tabel tabel diatas, dapat dilihat dan disimpulkan bahwa dengan visi

Mempertahankan Surabaya Bersih, Hijau Asri Berbasis Ekologi dengan Partisipasi

Masyarakat dan IT Terintegrasi dan tiga misi berikut : Meningkatkan kualitas

pengelolaan kebersihan dan pertamanan secara terpadu dengan penerapan

teknologi informasi, teknologi tepat guna dan ramah lingkungan serta meningkatkan

peran serta masyarakat, swasta, kerjasama regional, nasional dan internasional”, dan “Meningkatkan pengelolaan ruang terbuka hijau”, serta “Meningkatkan kualitas pengelolaan PJU yang efisien dengan penerapan teknologi informasi dan teknologi

ramah lingkungan”, Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau Kota Surabaya

dapat meliputi dan menaungi tugas dan fungsi dari DKRTH Surabaya dalam

melayani warga Kota Surabaya.

Terkait misi pertama, dengan meningkatnya kualitas pengelolaan kebersihan

dan pertamanan maka DKRTH akan dapat mencapai Surabaya yang bersih, hijau,

dan asri yang berbasis ekologi. Selain itu dengan diterapkannya teknologi informasi,

tepat guna dan ramah lingkungan maka dapat dicapai pula visi mempertahankan

Surabaya bersih, hijau, dan asri dengan IT terintegrasi. Terakhir, dengan

meningkatkan peran serta masyarakata, swasta, kerjasama regional, nasional, dan

internasional, akan tercapai visi DKRTH Surabaya dengan peran dari partisipasi

masyarakat.

Sedangkan misi kedua , yakni meningkatkan pengelolaan Ruang Terbuka

Hijau, maka akan membantu mempertahanlan Surabaya Hijau dan Asri yang

berbasis ekologi. Seperti diketahui bahwa Ruang Terbuka Hijau yang dikelola

DKRTH berupa jalur hijau, taman, dan makam. Dengan kinerja DKRTH yang akan

terus membaik maka akan mendukung misi kedua yang harus meningkatkan

pengelolaan Ruang Terbuka Hijau.

Misi terakhir, dengan menerapkan teknologi ramah lingkungan terkait

pengelolaan PJU, maka akan membantu mempertahankan Surabaya Bersih, Hijau

Asri dengan IT terintegrasi karena peran dari PJU sendiri yang dapat membantu

aktivitas warga di malam hari maupun pekerja lapangan DKRTH Surabaya.

IV.2 Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah SKPD

Tujuan adalah pernyataan-pernyataan tentang hal-hal yang perlu dilakukan

untuk mencapai visi, melaksanakan misi, memecahkan permasalahan, dan

menangani isu strategis daerah yang dihadapi. Berdasarkan visi dan misi yang telah

ditetapkan, maka tujuan dan sasaran pelayanan yang akan dicapai oleh Dinas

Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau Kota Surabaya adalah sebagai berikut:

D i n a s K e b e r s i h a n d a n n R u a n g T e r b u k a H i j a u K o t a S u r a b a y a

7 | B a b IV R e n c a n a S t r a t e g i s 2 0 1 6 - 2 0 2 1

Tabel 4.5 Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Dinas Kebersihan dan Ruang

Terbuka Hijau Kota Surabaya

MISI TUJUAN SASARAN INDIKATOR

SASARAN

TARGET

Meningkatkan

kualitas

pengelolaan

kebersihan dan

pertamanan secara

terpadu dengan

penerapan

teknologi informasi,

teknologi tepat

guna dan ramah

lingkungan serta

meningkatkan

peran serta

masyarakat,

swasta, kerjasama

regional, nasional

dan internasional

Optimalisasi

sistem

pengelolaan

kebersihan dan

persampahan

secara terpadu

yang berbasis

masyarakat

dengan

penerapan

teknologi tepat

guna dan

ramah

lingkungan

Meningkatkan

pelayanan,

sarana dan

prasarana serta

partisipasi

masyarakat

dalam

pengelolaan

kebersihan dan

persampahan

a. Peningkatan

pengelolaan

sampah

berbasis

masyarakat

dengan

sistem 3R

b. Prosentase

penanganan

sampah

30 RT

85 %

Meningkatkan

pengelolaan ruang

terbuka hijau

Meningkatkan

manajemen

pengelolaan

dan kualitas

RTH

Meningkatkan

penyediaan dan

pengadaan

taman, jalur

hijau dan

makam

Persebaran

RTH di setiap

Kecamatan

31 Kecamatan

Meningkatkan

kualitas

pengelolaan PJU

yang efisien

dengan penerapan

teknologi informasi

dan teknologi

ramah lingkungan

Meningkatnya

sistem jaringan

dan kualitas

PJU

Optimalisasi

pelayanan PJU

secara merata

dan efisien

Prosentase

Pengembangan

Layanan PJU

12,11 %

Sasaran DKRTH Surabaya ada 3, yang pertama adalah meningkatkan

pelayanan, sarana dan prasarana serta partisipasi masyarakat dalam pengelolaan

kebersihan dan persampahan. Indikatornya adalah Peningkatan pengelolaan

sampah berbasis masyarakat dengan sistem 3R dengan target 30 RT, dan

Prosentase penanganan sampah dengan target 85 %.

Sasaran kedua adalah Meningkatkan penyediaan dan pengadaan taman,

jalur hijau dan makam. Indikatornya adalah Persebaran RTH di setiap Kecamatan

dengan target 31 Kecamatan.

D i n a s K e b e r s i h a n d a n n R u a n g T e r b u k a H i j a u K o t a S u r a b a y a

8 | B a b IV R e n c a n a S t r a t e g i s 2 0 1 6 - 2 0 2 1

Sasaran yang terakhir adalah Optimalisasi pelayanan PJU secara merata dan

efisien dengan indikator Prosentase Pengembangan Layanan PJU dan target

sebesar 12,11%.

Tujuan Optimalisasi sistem pengelolaan kebersihan dan persampahan secara

terpadu yang berbasis masyarakat dengan penerapan teknologi tepat guna dan

ramah lingkungan berkontribusi pada misi pertama DKRTH yakni Meningkatkan

kualitas pengelolaan kebersihan dan pertamanan secara terpadu dengan penerapan

teknologi informasi, teknologi tepat guna dan ramah lingkungan serta meningkatkan

peran serta masyarakat, swasta, kerjasama regional, nasional dan internasional. Hal

ini dikarenakan dengan optimalnya sistem pengelolaan kebersihan dan

persampahan, maka kualitas pengelolaan kebersihan dan pertamanan otomatis akan

meningkat juga. Penerapan teknologi juga akan membantu tercapainya misi pertama

dari DKRTH tersebut.

Tujuan kedua adalah Meningkatkan manajemen pengelolaan dan kualitas

RTH akan membantu tercapainya misi Meningkatkan pengelolaan ruang terbuka

hijau. Dengan manajemen yang tertata rapi dan baik, juga dengan peningkatan

kualitas RTH, otomatis pengelolaan RTH juga akan meningkat.

Tujuan terakhir adalah Meningkatnya sistem jaringan dan kualitas PJU yang

akan membantu mencapai misi Meningkatkan kualitas pengelolaan PJU yang efisien

dengan penerapan teknologi informasi dan teknologi ramah lingkungan. Dengan

ditingkatkannya jaringan dan kualitas PJU, maka pengelolaan PJU yang efisien akan

tercapai.

IV.3 Strategi dan Kebijakan SKPD

Untuk mewujudkan visi, melaksanakan misi, mencapai tujuan dan sasaran

yang telah ditetapkan, dibutuhkan strategi dalam pelaksanaannya. Rumusan strategi

merupakan pernyataan-pernyataan yang menjelaskan bagaimana tujuan dan

sasaran akan dicapai serta selanjutnya dijabarkan dalam serangkaian kebijakan.

Agar strategi yang ditetapkan dapat diterapkan secara efektifdan optimal, maka perlu

dilakukan analisis SWOT terhadap potensi-potensi dan faktor-faktor yang

mempengaruhi baik dari eksternal maupun internal Dinas Kebersihan dan Ruang

Terbuka Hijau Kota Surabaya. Hasil analisis SWOT yang dilakukan adalah sebagai

berikut:

D i n a s K e b e r s i h a n d a n n R u a n g T e r b u k a H i j a u K o t a S u r a b a y a

9 | B a b IV R e n c a n a S t r a t e g i s 2 0 1 6 - 2 0 2 1

Tabel 4.6 Penentuan Alternatif Strategi

Faktor Eksternal Peluang (Opportunity) Ancaman (Threat)

Faktor Internal 1. Partisipasi aktif

masyarakat dan pihak

swasta dalam bidang

kebersihan,

pertamanan, PJU dan

penyediaan PSU (M4

dan M10)

2. Perkembangan

teknologi ramah

lingkungan dalam

pengolahan sampah,

RTH dan PJU (M4 dan

M10)

3. Kerjasama regional,

nasional dan

internasional (M4 dan

M10)

4. Perkembangan

teknologi informasi (M4

dan M10)

5. Potensi penambahan

PAD melalui pajak dan

retribusi (M4 dan M10)

1. Perkembangan kota

yang mendorong

peningkatan kebutuhan

penyediaan sarana dan

prasarana pengelolaan

kebersihan, RTH dan

utilitas PJU (M4 & M10)

2. Laju pertumbuhan

penduduk yang

berpengaruh pada

jumlah timbulan

sampah, kebutuhan

makam dan PJU (M4

dan M10)

3. Biaya pemeliharaan

dan operasional (M4

dan M10)

4. Peraturan tentang

pengelolaan sampah

spesifik (M4)

5. Kenaikan UMK dan

TDL setiap tahun serta

fluktuasi harga BBM

(M4 dan M10)

Kekuatan (Strength):

1. Komitmen dan etos

kerja (M4 dan M10)

2. Jumlah sarana dan

prasarana pengelolaan

kebersihan dan

pertamanan (M4 dan

M10)

3. Peraturan/produk

hukum tentang

operasional

pengelolaan dan

pelayanan di bidang

kebersihan,

pertamanan, PJU (M4

dan M10)

4. Sistem manajemen

pengangkutan sampah

(M4)

Alternatif Strategi:

1. Mengoptimalkan potensi partisipasi masyarakat dan

pihak swasta dalam pembangunan bidang

kebersihan, pertamanan dan penyediaan PJU;

2. Meningkatkan penerapan dan pengembangan

teknologi ramah lingkungan;

3. Mengembangkan teknologi informasi untuk efisiensi

layanan bidang kebersihan, pertamanan dan

penyediaan PJU;

4. Meningkatkan kerjasama regional, nasional, dan

internasional dalam bidang kebersihan, pertamanan

dan penyediaan PJU;

5. Mengembangkan pelaksanaan program

pengurangan sampah;

6. Meningkatkan kualitas sarana dan prasarana

pengelolaan kebersihan, pertamanan dan PJU;

7. Mengembangkan dan menerapkan evaluasi

pelaksanan kebijakan di bidang kebersihan,

pertamanan dan penyediaan PJU;

D i n a s K e b e r s i h a n d a n n R u a n g T e r b u k a H i j a u K o t a S u r a b a y a

10 | B a b IV R e n c a n a S t r a t e g i s 2 0 1 6 - 2 0 2 1

Kelemahan (Weakness):

1. Rencana induk,

kebijakan strategis dan

operasional

pengelolaan

kebersihan,

pertamanan, dan PJU

(M4 dan M10)

2. Kualitas sarana dan

prasarana pengelolaan

kebersihan, pertamanan

dan PJU (M4 dan M10)

3. Kelengkapan data dan

proses analisa (M4 dan

M10)

4. Kualitas SDM dalam

pengelolaan

kebersihan, pertamanan

dan PJU (M4 dan M10)

Alternatif Strategi:

8. Melakukan pengembangan dan penetapan

instrument pengelolaan kebersihan, pertamanan dan

PJU.

Berdasarkan hasil analisis SWOT, selanjutnya perlu dilakukan analisis terhadap

ketepatan korelasi antara visi, misi, tujuan, sasaran, strategi dan kebijakan agar

strategi dan kebijakan yang ditetapkan dapat sesuai dengan visi, misi, tujuan dan

sasaran. Adapun hasil dari analisis tersebut pada tabel berikut:

Tabel 4.7 Tujuan, Sasaran, Strategi dan Kebijakan

Visi : Mempertahankan Surabaya Bersih, Hijau Asri Berbasis Ekologi dengan

Partisipasi Masyarakat dan IT Terintegrasi

Misi 1 : Meningkatkan kualitas pengelolaan kebersihan dan pertamanan secara terpadu

dengan penerapan teknologi informasi, teknologi tepat guna dan ramah lingkungan

serta meningkatkan peran serta masyarakat, swasta, kerjasama regional, nasional dan

internasional

Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan

Optimalisasi sistem

pengelolaan

kebersihan dan

persampahan

secara terpadu

yang berbasis

masyarakat

dengan penerapan

teknologi tepat

guna dan ramah

lingkungan

Meningkatkan

pelayanan,

sarana dan

prasarana serta

partisipasi

masyarakat

dalam

pengelolaan

kebersihan dan

persampahan

1. Mengoptimalkan potensi

partisipasi masyarakat dan

pihak swasta dalam

pembangunan bidang

kebersihan, pertamanan

dan penyediaan PJU;

1. Peningkatan

peran serta

sekolah dan

kantor swasta

dalam

pengendalian

sampah

D i n a s K e b e r s i h a n d a n n R u a n g T e r b u k a H i j a u K o t a S u r a b a y a

11 | B a b IV R e n c a n a S t r a t e g i s 2 0 1 6 - 2 0 2 1

Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan

2. Meningkatkan

penerapan dan

pengembangan

teknologi ramah

lingkungan;

3. Mengembangkan

teknologi informasi

untuk efisiensi layanan

bidang kebersihan;

4. Mengembangkan

pelaksanaan program

pengurangan sampah;

5. Meningkatkan kualitas

sarana dan prasarana

pengelolaan

kebersihan.

2. Peningkatan

pengelolaan

sampah

berbasis 3R

di tingkat

RT/RW dan

Kelurahan

secara

berkala

3. Peningkatan

pemanfataan

fasilitas

pengelolaan

sampah

berteknologi

tepat guna

dan ramah

lingkungan

Misi 2 : Meningkatkan pengelolaan ruang terbuka hijau

Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan

Meningkatkan

manajemen

pengelolaan dan

kualitas RTH

Meningkatkan

penyediaan dan

pengadaan

taman, jalur hijau

dan makam

1. Meningkatkan penerapan

dan pengembangan

teknologi ramah

lingkungan;

2. Mengembangkan teknologi

informasi untuk efisiensi

layanan bidang

pertamanan;

3. Meningkatkan kerjasama

regional, nasional, dan

internasional dalam bidang

pertamanan;

4. Meningkatkan kualitas

sarana dan prasarana

pengelolaan pertamanan;

5. Mengembangkan dan

menerapkan evaluasi

pelaksanan kebijakan di

bidang pertamanan;

6. Melakukan pengembangan

dan penetapan instrument

pengelolaan pertamanan .

1. Optimalisasi

UPTD

dan/atau

rayon yang

secara

khusus

menangani

pengelolaan

RTH

2. Penyediaan

kecukupan

anggaran

pembanguna

n,

operasional

dan

pemeliharaan

dalam rangka

peningkatan

penyediaan

RTH

D i n a s K e b e r s i h a n d a n n R u a n g T e r b u k a H i j a u K o t a S u r a b a y a

12 | B a b IV R e n c a n a S t r a t e g i s 2 0 1 6 - 2 0 2 1

Misi 3 :Meningkatkan kualitas pengelolaan PJU yang efisien dengan penerapan

teknologi informasi dan teknologi ramah lingkungan

Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan

Meningkatkan

kualitas

pengelolaan PJU

yang efisien

dengan penerapan

teknologi informasi

dan teknologi

ramah lingkungan

Optimalisasi

pelayanan PJU

secara merata

dan efisien

1. Meningkatkan kualitas

sarana dan prasarana

pengelolaan PJU;

2. Mengembangkan dan

menerapkan evaluasi

pelaksanan kebijakan di

bidang penyediaan PJU;

3. Melakukan pengembangan

dan penetapan instrument

pengelolaan PJU.

1. Penerapan sistem manajemen dalam pemantauan dan pemeliharaan PJU secara berkala;

2. Penyediaan utilitas PJU;

3. Penggunaan PJU hemat energi.

Untuk sasaran Meningkatkan pelayanan, sarana dan prasarana serta

partisipasi masyarakat dalam pengelolaan kebersihan dan persampahan, strategi

yang digunakan sebanyak lima buah, yang berasal dari perspektif masyarakat. Kelima

strategi tersebut adalah Mengoptimalkan potensi partisipasi masyarakat dan pihak

swasta dalam pembangunan bidang kebersihan, pertamanan dan penyediaan PJU;

Meningkatkan penerapan dan pengembangan teknologi ramah lingkungan;

Mengembangkan teknologi informasi untuk efisiensi layanan bidang kebersihan;

Mengembangkan pelaksanaan program pengurangan sampah; Meningkatkan kualitas

sarana dan prasarana pengelolaan kebersihan. Terlihat bahwa kelima strategi

tersebut berdampak baik dan memang ditujukan DKRTH untuk melayani warga Kota

Surabaya.

Begitu pula sasaran kedua, Meningkatkan penyediaan dan pengadaan

taman, jalur hijau dan makam dengan keenam strategi juga berasal dari perspektif

masyarakat. Keenam strategi tersebut adalah Meningkatkan penerapan dan

pengembangan teknologi ramah lingkungan; Mengembangkan teknologi informasi

untuk efisiensi layanan bidang pertamanan; Meningkatkan kerjasama regional,

nasional, dan internasional dalam bidang pertamanan; Meningkatkan kualitas sarana

dan prasarana pengelolaan pertamanan; Mengembangkan dan menerapkan evaluasi

pelaksanan kebijakan di bidang pertamanan; dan Melakukan pengembangan dan

penetapan instrument pengelolaan pertamanan. Terlihat bahwa keenam strategi

tersebut berdampak baik dan memang ditujukan DKRTH untuk melayani warga Kota

Surabaya.

Sasaran terakhir adalah Optimalisasi pelayanan PJU secara merata dan

efisien dengan tiga strategi juga berasal dari persektif masyarakat. Ketiga strategi

tersebut adalah Meningkatkan kualitas sarana dan prasarana pengelolaan PJU;

Mengembangkan dan menerapkan evaluasi pelaksanan kebijakan di bidang

penyediaan PJU; dan Melakukan pengembangan dan penetapan instrument

D i n a s K e b e r s i h a n d a n n R u a n g T e r b u k a H i j a u K o t a S u r a b a y a

13 | B a b IV R e n c a n a S t r a t e g i s 2 0 1 6 - 2 0 2 1

pengelolaan PJU.Terlihat bahwa keenam strategi tersebut berdampak baik dan

memang ditujukan DKRTH untuk melayani warga Kota Surabaya.

Tiga arah kebijakan pada misi pertama yakni Peningkatan peran serta

sekolah dan kantor swasta dalam pengendalian sampah, Peningkatan pengelolaan

sampah berbasis 3R di tingkat RT/RW dan Kelurahan secara berkala, dan

Peningkatan pemanfataan fasilitas pengelolaan sampah berteknologi tepat guna dan

ramah lingkungan mengacu pada permasalahan Sarana dan prasarana pengelolaan

kebersihan dan Potensi partisipasi masyarakat yang terlibat dalam pembangunan,

serta Perkembangan teknologi. Digunakan pula strategi yang mampu membantu

menyelesaikan masalah. Program yang diampu adalah program Pengelolaan

Kebersihan. Diharapkan dengan arah kebijakan tersebut mampu mengatasi kedua

permasalahan DKRTH Surabaya tersebut.

Untuk dua arah kebijakan pada misi kedua yakni Optimalisasi UPTD dan/atau

rayon yang secara khusus menangani pengelolaan RTH serta Penyediaan kecukupan

anggaran pembangunan, operasional dan pemeliharaan dalam rangka peningkatan

penyediaan RTH, mengacu pada permasalahan DKRTH Ketersediaan lahan untuk

penyediaan ruang terbuka hijau. Program yang diampu adalah program pengelolaan

dan peningkatan Ruang Terbuka Hijau. Digunakan pula strategi yang mampu

membantu menyelesaikan masalah. Diharapkan dengan arah kebijakan tersebut

mampu mengatasi permasalahan DKRTH Surabaya tersebut.

Sedangkan tiga arah kebijakan terakhir dalam misi terakhir yakni Penerapan

sistem manajemen dalam pemantauan dan pemeliharaan PJU secara berkala;

Penyediaan utilitas PJU; dan Penggunaan PJU hemat energy, mengacu pada

permasalahan Pemerataan pemasangan PJU. Program yang diampu adalah program

Pengelolaan dan Peningkatan Pelayanan PJU. Digunakan pula strategi yang mampu

membantu menyelesaikan masalah. Diharapkan dengan arah kebijakan tersebut

mampu mengatasi permasalahan DKRTH Surabaya tersebut.

D i n a s K e b e r s i h a n d a n n R u a n g T e r b u k a H i j a u K o t a S u r a b a y a

1| B a b V R e n c a n a S t r a t e g i s 2 0 1 6 - 2 0 2 1

BAB V RENCANA PROGRAM, KEGIATAN,

INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN,

DAN PENDANAAN INDIKATIF

Dalam kerangka pembangunan Good Governance yang berorientasi pada hasil, dan

dalam rangka mendukung pencapaian kebijakan di bidang lingkungan hidup dan

utilitas perkotaan, serta mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan, Dinas

Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau Kota Surabaya perlu menyusun dan

menetapkan rencana program dan kegiatan, indikator kinerja, kelompok sasaran,

dan pendanaan indikatif sesuai prioritas dalam RPJMD serta visi, misi, tujuan dan

sasaran yang telah ditetapkan. Untuk mencapai efektivitas dan efisiensi dalam

pelaksanaan rencana program dan kegiatan, penyusunan dan penetapan yang

dilakukan perlu dititikberatkan pada penentuan Indikator Kinerja Utama (IKU) yang

tidak hanya menunjukan kemampuan terhadap besarnya penyerapan atau realisasi

anggaran seperti persepsi yang ada selama ini. IKU yang ditetapkan harus dapat

Taman Buah Undaan, CSR Bank Jatim

D i n a s K e b e r s i h a n d a n n R u a n g T e r b u k a H i j a u K o t a S u r a b a y a

2| B a b V R e n c a n a S t r a t e g i s 2 0 1 6 - 2 0 2 1

mendeskripsikan dan menggambarkan kinerja DKRTH Kota Surabaya, serta

menunjukan keberhasilan pembangunan di lingkungan hidup dan utilitas perkotaan.

Program Prioritas Penunjang Visi-Misi SKPD

Terdiri dari program-program untuk menunjang pencapaian Misi 1, “Meningkatkan

kualitas pengelolaan kebersihan dan pertamanan secara terpadu dengan penerapan

teknologi informasi, teknologi tepat guna dan ramah lingkungan serta meningkatkan

peran serta masyarakat, swasta, kerjasama regional, nasional dan internasional”.

1. Program Pengelolaan Kebersihan Kota (2016)

Merupakan salah satu program untuk menjaga dan mengelola

kebersihan kota Surabaya yang telah dan sedang dijalankan pada tahun 2016.

Beberapa indikatornya antara lain Jumlah Sampah Yang Dikelola di TPA, Rata -

rata Jumlah Sampah Yang Diangkut dari TPS, dan Cakupan Layanan

Kebersihan. Sedangkan untuk kegiatannya adalah Kegiatan Operasional

Pengolahan Sampah, Kegiatan Perencanaan Teknis Kebersihan Dan

Pertamanan, Kegiatan Operasional Pengelolaan Rumah Kompos, Kegiatan

Pengadaan Sarana Dan Prasarana Pengelolaan Persampahan, Kegiatan

Operasional Dan Pemeliharaan Sarana Kebersihan, Kegiatan Operasional

Pembersihan Sampah Di Saluran, Kegiatan Pengawasan Operasional

Penyapuan Dan Pengangkutan Sampah, Kegiatan Operasional Dan

Pemeliharaan IPLT Keputih, Kegiatan Pemeliharaan Prasarana dan Sarana

Persampahan, Kegiatan Operasional Penyapuan Jalan, Kegiatan Operasional

Dan Pemeliharaan Sarana Kebersihan, Kegiatan Peningkatan Pelayanan Posko

Kebersihan, Kegiatan Operasional Pengangkutan Sampah, dan Kegiatan

Peningkatan Peran Serta Masyarakat Dalam Pengelolaan Persampahan.

Kegiatan ini akan mendukung tercapainya program pengelolaan kebersihan kota

berdasarkan ketiga indikator yang telah ditetapkan.

2. Program Pengelolaan Kebersihan (2017 – 2021)

Merupakan salah satu program untuk menjaga dan mengelola

kebersihan kota Surabaya yang akan dijalankan pada tahun 2017 hingga 2021.

Beberapa indikatornya antara lain Persentase pembangunan fasilitas

pengelolaan sampah yang menerapkan teknologi 3R, Jumlah volume sampah

yang diangkut, Tingkat pertumbuhan peran serta masyarakat dalam

pengelolaan kebersihan.

Sedangkan untuk kegiatannya adalah Kegiatan Operasional dan

Pemeliharaan Pengelolaan Rumah Kompos, Kegiatan Operasional

Pengangkutan Sampah, Kegiatan Peningkatan Manajemen Pengelolaan

Kebersihan dan Pertamanan, Kegiatan Pengawasan Operasional Penyapuan

Jalan dan Pengangkutan Sampah, Kegiatan Peningkatan Pelayanan Posko

Kebersihan, Kegiatan Pemeliharaan Sarana Penyapuan, Pengangkutan

Sampah dan Toilet, Kegiatan Operasional Pembersihan Sampah Di Saluran,

Kegiatan Operasional IPLT Keputih, Kegiatan Peningkatan Peran Serta

Masyarakat Dalam Pengelolaan Persampahan, Kegiatan Pembayaran

Operasional Pengolahan Sampah, Kegiatan Operasional Pembersihan Jalan

dan Jalur Pedestrian, Kegiatan Pembangunan dan Penyediaan Sarana

D i n a s K e b e r s i h a n d a n n R u a n g T e r b u k a H i j a u K o t a S u r a b a y a

3| B a b V R e n c a n a S t r a t e g i s 2 0 1 6 - 2 0 2 1

Prasarana Kebersihan dan Pertamanan, dan Kegiatan Pemeliharaan Sarana

Prasarana Kebersihan. Kegiatan ini akan mendukung tercapainya program

pengelolaan kebersihan kota berdasarkan ketiga indikator yang telah ditetapkan.

Program untuk menunjang pencapaian Misi 2, “Meningkatkan pengelolaan ruang

terbuka hijau”.

1. Program Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (RTH) (2016)

Merupakan salah satu program untuk Meningkatkan pengelolaan

ruang terbuka hijau kota Surabaya yang telah dan sedang dijalankan pada

tahun 2016. Beberapa indikatornya antara lain Persentase luas RTH yang

berfungsi optimal terhadap keseluruhan luas RTH yang ada, Persentase

keberhasilan Pemeliharaan dan Pengadaan Sarana Taman dan Jalur Hijau,

Persentase keberhasilan Penataan RTH, dan Persentase keberhasilan

Pengembangan Dekorasi Kota. Sedangkan untuk kegiatannya adalah Kegiatan

Pemeliharaan dan Pengadaan Sarana Taman dan Jalur Hijau, Kegiatan

Pemeliharaan dan Pengadaan Prasarana Taman Rekreasi, Kegiatan

Pengembangan Dekorasi Kota, Kegiatan Penataan RTH. Kegiatan ini akan

mendukung tercapainya program Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (RTH)

berdasarkan indikator yang telah ditetapkan.

2. Program Pengelolaan dan Peningkatan Ruang Terbuka Hijau (2017 – 2021)

Merupakan salah satu program untuk menjaga dan mengelola

kebersihan kota Surabaya yang akan dijalankan pada tahun 2017 hingga 2021.

Beberapa indikatornya antara lain Persentase pertumbuhan luas RTH yang

dipelihara dan diawasi, Persentase luas RTH yang dibangun dan ditingkatkan

fungsinya, Jumlah makam yang dipelihara, Jumlah taman dan jalur hijau yang

dipelihara, dll. Sedangkan untuk kegiatannya adalah Kegiatan Pemeliharaan

dan Penyediaan Sarana dan Prasarana Makam, Kegiatan Pemeliharaan dan

Penyediaan Sarana Taman dan Jalur Hijau, Kegiatan Penataan Taman dan

Jalur Hijau, dll. Kegiatan ini akan mendukung tercapainya program Pengelolaan

Ruang Terbuka Hijau (RTH) berdasarkan indikator yang telah ditetapkan.

Program untuk menunjang pencapaian Misi 3, “Meningkatkan kualitas pengelolaan PJU yang efisien dengan penerapan teknologi informasi dan teknologi ramah

lingkungan”.

1. Program Utilitas Perkotaan (2016)

Merupakan salah satu program untuk Meningkatkan Utilitas Perkotaan

kota Surabaya agar menjadi lebih bak yang telah dan sedang dijalankan pada

tahun 2016. Beberapa indikatornya antara lain Panjang jalan yang sudah

mendapatkan penerangan, Persentase Keberhasilan Pengadaan dan

Pembayaran Rekening Penerangan Jalan Umum, Persentase Keberhasilan

Pemasangan Penerangan Jalan Umum, dll. Sedangkan untuk kegiatannya

adalah Kegiatan Pengadaan dan Pembayaran Rekening Penerangan Jalan

Umum dan Kegiatan Pemasangan Penerangan Jalan Umum. Kegiatan ini akan

D i n a s K e b e r s i h a n d a n n R u a n g T e r b u k a H i j a u K o t a S u r a b a y a

4| B a b V R e n c a n a S t r a t e g i s 2 0 1 6 - 2 0 2 1

mendukung tercapainya program berdasarkan indicator Utilitas Perkotaan yang

telah ditetapkan.

2. Program Pengelolaan dan Peningkatan Pelayanan PJU (2017 – 2021)

Merupakan salah satu program untuk menjaga dan mengelola

kebersihan kota Surabaya yang akan dijalankan pada tahun 2017 hingga 2021.

Beberapa indikatornya antara lain Panjang jalan yang sudah mendapatkan

penerangan, Jumlah PJU yang terpasang, Jumlah pemeliharaan penerangan

jalan umum, dll. Sedangkan untuk kegiatannya adalah Kegiatan Pemasangan

Penerangan Jalan Umum, Kegiatan Pembayaran Rekening Penerangan Jalan

Umum, Kegiatan Pemeliharaan Penerangan Jalan Umum, dll. Kegiatan ini akan

mendukung tercapainya program Utilitas Perkotaan berdasarkan indikator yang

telah ditetapkan.

Kerangka pendanaan atas rencana program, kegiatan dilakukan dengan pendekatan

estimasi belanja langsung, sedangkan untuk program, kegiatan Tahun 2016

mengacu pada RKPD Kota Surabaya Tahun 2016. Penjelasan mengenai hal

tersebut dapat dilihat pada Tabel 5.1

D i n a s K e b e r s i h a n d a n n R u a n g T e r b u k a H i j a u K o t a S u r a b a y a

1| B a b VI R e n c a n a S t r a t e g i s 2 0 1 6 - 2 0 2 1

BAB VI INDIKATOR KINERJA SKPD YANG

MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN

RPJMD

6.1. Review terhadap tujuan dan sasaran dalam rancangan awal RPJMD

Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau memiliki tujuan antara lain :

1. Optimalisasi sistem pengelolaan kebersihan dan persampahan secara terpadu yang

berbasis masyarakat dengan penerapan teknologi tepat guna dan ramah lingkungan;

2. Meningkatkan manajemen pengelolaan dan kualitas RTH;

3. Meningkatnya sistem jaringan dan kualitas PJU.

Tujuan SKPD yang dirumuskan adalah sasaran kota pada RPJMD sehingga sudah selaras

dengan rancangan awal RPJMD.

Tujuan 1. Optimalisasi sistem pengelolaan kebersihan dan persampahan secara terpadu

yang berbasis masyarakat dengan penerapan teknologi tepat guna dan ramah lingkungan

Kampung Green and Clean, Maspati

D i n a s K e b e r s i h a n d a n n R u a n g T e r b u k a H i j a u K o t a S u r a b a y a

2| B a b VI R e n c a n a S t r a t e g i s 2 0 1 6 - 2 0 2 1

memiliki indikator Persentase selisih timbulan sampah ke TPA, dan dikontribusikan dalam

sasaran Peningkatan pelayanan, sarana dan prasarana serta partisipasi masyarakat dalam

pengelolaan kebersihan dan persampahan yang memiliki indikator peningkatan pengelolaan

sampah berbasis masyarakat dengan sistem 3R serta prosentase penanganan sampah.

Tujuan 2. Meningkatkan manajemen pengelolaan dan kualitas RTH memiliki indikator

Persentase selisih luasan RTH yang dibangun dan dipelihara, dan dikontribusikan dalam

sasaran Meningkatkan penyediaan dan pengadaan taman, jalur hijau dan makam yang

memiliki indikator Persebaran RTH di setiap Kecamatan.

Tujuan 3. Meningkatnya sistem jaringan dan kualitas PJU memiliki indikator Persentase

panjang jalan yang sudah terpasang PJU dalam kondisi baik, dan dikontribusikan dalam

sasaran Optimalisasi pelayanan PJU secara merata dan efisien yang memiliki indikator

Prosentase Pengembangan Layanan PJU.

Selengkapnya dapat dilihat dalam Tabel berikut.

Tabel 6.1 Keselarasan Tujuan, Sasaran SKPD dengan Sasaran RPJMD

Sasaran

RPJMD

Indikator

Sasaran

RPJMD

Tujuan

SKPD

Indikator

Tujuan

Sasaran

SKPD

Indikator

Sasaran

Optimalisasi

sistem

pengelolaan

kebersihan dan

persampahan

secara terpadu

yang berbasis

masyarakat

dengan

penerapan

teknologi tepat

guna dan

ramah

lingkungan

Persentase

selisih

timbulan

sampah ke

TPA

Optimalisasi

sistem

pengelolaan

kebersihan dan

persampahan

secara terpadu

yang berbasis

masyarakat

dengan

penerapan

teknologi tepat

guna dan

ramah

lingkungan

Persentase

selisih

timbulan

sampah ke

TPA

Peningkatan

pelayanan,

sarana dan

prasarana

serta

partisipasi

masyarakat

dalam

pengelolaan

kebersihan dan

persampahan

a. Peningkatan

pengelolaan

sampah

berbasis

masyarakat

dengan sistem

3R

b. Prosentase

penanganan

sampah

Meningkatkan

Manajemen

Pengelolaan

dan Kualitas

Ruang

Terbuka Hijau

(RTH)

Persentase

selisih luasan

RTH yang

dibangun dan

dipelihara

Meningkatkan

manajemen

pengelolaan

dan kualitas

RTH

Persentase

selisih luasan

RTH yang

dibangun dan

dipelihara

Meningkatkan

penyediaan

dan

pengadaan

taman, jalur

hijau dan

makam

Persebaran RTH di

setiap Kecamatan

Meningkatnya

sistem jaringan

dan kualitas

PJU

Persentase

panjang jalan

yang sudah

terpasang

PJU dalam

kondisi baik

Meningkatnya

sistem jaringan

dan kualitas

PJU

Persentase

panjang jalan

yang sudah

terpasang

PJU dalam

kondisi baik

Optimalisasi

pelayanan PJU

secara merata

dan efisien

Prosentase

Pengembangan

Layanan PJU

D i n a s K e b e r s i h a n d a n n R u a n g T e r b u k a H i j a u K o t a S u r a b a y a

3| B a b VI R e n c a n a S t r a t e g i s 2 0 1 6 - 2 0 2 1

6.2. Identifikasi bidang pelayanan pada pencapaian tujuan dan sasaran RPJMD

Dalam rangka mendukung pencapaian tujuan dan sasaran RPJMD Kota Surabaya, Dinas

Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau memiliki tujuan yang telah dijelaskan di atas, dalam

pemenuhannya sesuai dengan tugas fungsi Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau

akan dikontribusikan oleh masing-masing pelaksana dalam hal ini Bidang yang terkait,

antara lain terlihat dalam tabel berikut.

Tabel 6.2 Kontribusi Pencapaian Indikator Sasaran RPJMD oleh SKPD

Tujuan

SKPD

Indikator

Tujuan

Sasaran SKPD Indikator Sasaran Kontribusi oleh

Bidang

Optimalisasi

sistem

pengelolaan

kebersihan

dan

persampahan

secara terpadu

yang berbasis

masyarakat

dengan

penerapan

teknologi tepat

guna dan

ramah

lingkungan

Persentase

selisih

timbulan

sampah ke

TPA

Peningkatan

pelayanan, sarana dan

prasarana serta

partisipasi masyarakat

dalam pengelolaan

kebersihan dan

persampahan

a. Peningkatan

pengelolaan

sampah berbasis

masyarakat

dengan sistem

3R

b. Prosentase

penanganan

sampah

Kontribusi

langsung oleh

a. Sekretariat

(peningkatan

peran serta

masyarakat)

b. Bidang

Operasional

Kebersihan

(prosentase

penanganan

sampah)

c. Bidang

Sarana dan

Prasarana

(prosentase

penanganan

sampah)

Meningkatkan

manajemen

pengelolaan

dan kualitas

RTH

Persentase

selisih luasan

RTH yang

dibangun dan

dipelihara

Meningkatkan

penyediaan dan

pengadaan taman, jalur

hijau dan makam

Persebaran RTH di

setiap Kecamatan

Kontribusi oleh

Bidang

Pertamanan dan

Penerangan Jalan

(sharing 50 %

terhadap sasaran

kota)

Meningkatnya

sistem jaringan

dan kualitas

PJU

Persentase

panjang jalan

yang sudah

terpasang PJU

dalam kondisi

baik

Optimalisasi pelayanan

PJU secara merata dan

efisien

Prosentase

Pengembangan

Layanan PJU

Kontribusi

langsung oleh

Bidang

Pertamanan dan

Penerangan Jalan

Berdasarkan visi, misi, tujuan, sasaran, strategi dan kebijakan, serta rencana

program dan kegiatan sebagaimana telah disusun pada bab sebelumnya, diperoleh

D i n a s K e b e r s i h a n d a n n R u a n g T e r b u k a H i j a u K o t a S u r a b a y a

4| B a b VI R e n c a n a S t r a t e g i s 2 0 1 6 - 2 0 2 1

bahwa indikator kinerja Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau Kota Surabaya

yang mengacu pada dan mendukung pencapaian tujuan dan sasaran RPJMD serta

Indikator Kinerja Daerah adalah sebagai berikut:

Tabel 6.3 Indikator Kinerja SKPD yang Mengacu pada Tujuan dan Sasaran RPJMD

NO Indikator

Kondisi

Target Capaian Setiap Tahun

Kondisi Kinerja pada akhir

periode RPJMD

Kinerja pada awal periode

RPJMD

2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)

1 Jumlah Sampah Yang Dikelola di TPA

1477,65 ton/hari

1400 ton/hari

2 Rata - rata Jumlah Sampah Yang Diangkut dari TPS

3940,43 m3/hari

3500 m3/hari

3 Cakupan Layanan Kebersihan

185 TPS 187 TPS

4 Persentase pembangunan fasilitas pengelolaan sampah yang menerapkan teknologi 3R

8,33%

7,69% 15,38% 23,08% 30,77% 38,46% 38,46%

5 Tingkat pertumbuhan peran serta masyarakat dalam pengelolaan kebersihan

0% (1372 komunitas)

2,19% 4,37% 6,56% 8,75% 10,93% 10,93%

6 Persentase pengangkutan sampah dari TPS ke TPA yang ≤ 1 hari

80,54%

81,62% 82,70% 83,78% 84,86% 85,95% 85,95%

7 Persentase luas RTH yang berfungsi optimal terhadap keseluruhan luas RTH yang ada

34,56% 41,15%

8 Persentase pertumbuhan luas RTH yang dipelihara dan diawasi

1,87%

3,66% 5,40% 7,07% 8,68% 10,24% 10,24%

D i n a s K e b e r s i h a n d a n n R u a n g T e r b u k a H i j a u K o t a S u r a b a y a

5| B a b VI R e n c a n a S t r a t e g i s 2 0 1 6 - 2 0 2 1

NO Indikator

Kondisi

Target Capaian Setiap Tahun

Kondisi Kinerja pada akhir

periode RPJMD

Kinerja pada awal periode

RPJMD

2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)

9 Persentase luas RTH yang dibangun dan ditingkatkan fungsinya

20,49%

34,01% 43,60% 50,76% 56,31% 60,73% 60,73%

10 Lama perbaikan PJU padam < 6 jam

N/A 64%

11 Panjang jalan yang sudah mendapatkan penerangan

2365920 meter

2431470 meter

12 Persentase penggunaan LED untuk PJU

8,75% 13%

13 Panjang jalan yang sudah mendapatkan penerangan

2480250 m 2480250 m

2540250 m

2600250 m

2660250 m

2720250 m

2780250 m

2780250 m

14 Persentase pemasangan PJU hemat energi

42,79% 42,79% 64,49% 74,26% 79,81% 83,39% 85,90% 85,90%

D i n a s K e b e r s i h a n d a n n R u a n g T e r b u k a H i j a u K o t a S u r a b a y a

6| B a b VI R e n c a n a S t r a t e g i s 2 0 1 6 - 2 0 2 1

Lebih lanjut, pencapaian Indikator Kinerja Daerah berupa Indeks Kualitas

Lingkungan Hidup dan Persampahan (IKLHS). Adapun Indikator Kinerja Daerah

yang berkenaan langsung dengan kinerja layanan Dinas Kebersihan dan Ruang

Terbuka Hijau Kota Surabaya sebagai berikut:

Tabel 6.4 Indikator Kinerja Daerah Terhadap Capaian Kinerja Penyelenggaraan

Urusan Pemerintahan Kota Surabaya

NO Indikator

Kondisi

Target Capaian Setiap Tahun

Kondisi Kinerja

pada akhir periode RPJMD (2021)

Kinerja pada awal periode

RPJMD

sd Tahun 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)

1

IKLHS (Indeks Kualitas Lingkungan Hidup dan Persampahan)

59,18

60,25

61,1

63,3

64,9

65

65,1

65,1