penyususnan rapbd

Upload: iyandri-tiluk-wahyono

Post on 11-Feb-2018

232 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/23/2019 Penyususnan RAPBD

    1/46

    PENYUSUNAN RANCANGANANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA

    DAERAH (RAPBD)

    Penganggaran adalah proses penyusunan anggaran. Penganggaran

    merupakan satu aspek penting bagi keuangan daerah. Anggaran

    merupakan pedoman tindakan yang akan dilaksanakan pemerintah

    meliputi rencana pendapatan, belanja, transfer, dan pembiayaan yang

    diukur dalam satuan rupiah, yang disusun menurut klasifikasi tertentu

    secara sistematis untuk satu periode.

    Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) adalah rencanakeuangan tahunan pemerintahan daerah yang disetujui oleh Dewan

    Perwakilan Rakyat Daerah. Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja

    Daerah merupakan bahan APBD yang diajukan oleh Pemerintah Daerah

    untuk dibahas dalam sidang DPRD untuk disetujui sebagai APBD. APBD

    merupakan anggaran tahunan yang dilaksanakan mulai tanggal 1 Januari

    hingga 31 Desember.

    APBD disusun sesuai dengan kebutuhan penyelenggaraan

    pemerintah dan kemampuan pendapatan daerah. Azas ini mengharuskanpemerintah daerah merencanakan kegiatan daerah yang dibutuhkan

    masing-masing dengan memperhatikan kemampuan daerah dalam

    memperoleh pendapatan. Daerah diseyogyakan untuk menghindari utang

    daerah.

    167

    BAB

    7

  • 7/23/2019 Penyususnan RAPBD

    2/46

    Penyusunan APBD didasarkan kepada rencana kerja pemerintah

    daerah untuk mewujudkan pelayanan masyarakat untuk mencapai cita-

    cita negara.

    APBD mempunyai fungsi-fungsi sebagai berikut.

    1. otorisasi2. perencanaan

    3. pengawasan

    4. alokasi

    5. distribusi

    6. stabilisasi.

    Fungsi otorisasi bermakna bahwa anggaran daerah menjadi dasar

    untuk merealisasi pendapatan dan belanja pada tahun bersangkutan.Tanpa dianggarkan dalam APBD sebuah kegiatan tidak memiliki kekuatan

    untuk dilaksanakan.

    Fungsi perencanaan bermakna bahwa anggaran daerah menjadi

    pedoman bagi manajemen dalam merencanakan kegiatan pada tahun yang

    bersangkutan.

    Fungsi pengawasan mengandung makna bahwa anggaran daerah

    menjadi pedoman untuk menilai keberhasilan atau kegagalan

    penyelenggaraan pemerintah daerah.Fungsi alokasi mengandung makna bahwa anggaran daerah harus

    diarahkan untuk menciptakan lapangan kerja, mengurangi pengangguran,

    dan pemborosan sumberdaya, serta meningkatkan efisiensi dan

    efektifitas perekonomian daerah.

    Fungsi distribusi memiliki makna bahwa kebijakan-kebijakan dalam

    penganggaran daerah harus memperhatikan rasa keadilan dan

    kepatutan.

    Fungsi stabilitasi memliki makna bahwa anggaran daerah menjadialat untuk memelihara dan mengupayakan keseimbangan fundamental

    perekono-mian daerah.

    PROSES PENYUSUNAN RAPBD

    Proses secara garis besar penyusunan RAPBD melalui dua tahap:

    168 Bab 7

  • 7/23/2019 Penyususnan RAPBD

    3/46

    1. Tahap pertama disebut proses penganggaran makro yang merupakan

    perencanaan daerah berisi rumusan kebijakan umum daerah sampai

    dengan perumusan kegiatan.

    2. Tahap kedua disebut penganggaran mikro yaitu perencanaan daerah

    yang berisi anggaran keuangan dan kinerja yang tertuang dalamrencana kerja anggaran satuan kerja perangkat daerah (RKA-SKPD).

    Proses penganggaran dapat digambarkan sebagai berikut.

    PedomanMendagri

    Hasil JaringAsmara

    Timahli

    PemerintahDaerah

    Tim AnggaranPemerintah Daerah

    Panitiaanggaran DPRD

    Unitkerja

    Gambar 7.1 Proses Penyusunan APBD

    Penyusunan RAPBD 169

    DPRD

  • 7/23/2019 Penyususnan RAPBD

    4/46

    Sedangkan prosedur penyusunan APBD secara garis besar

    digambarkan dalam gambar 7.2

    RPJP(D) = Rencana Pembangunan Jangka Panjang

    (Daerah)RPJM(D) = Rencana Pembangunan menengah Panjang(Daerah)KUA = Kebijakan Umum AnggaranPPA = Prioritas dan Plafon Anggaran

    Gambar 7.2. Prosedur Penyusunan APBD

    170 Bab 7

  • 7/23/2019 Penyususnan RAPBD

    5/46

    PENGANGGARAN MAKRO

    Untuk menyusun APBD, pemerintah daerah lebih dahulu menyusun

    rencana kerja pemerintah daerah (RKPD) yang merupakan penjabaran

    dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD). RPJMD

    memuat rancangan kerangka ekonomi daerah, prioritas pembangunandan kewajiban daerah, rencana kerja yang terukur dan pendanaannya,

    baik yang dilaksanakan langsung oleh pemerintah, pemerintah daerah

    maupun yang secara tidak langsung yang dianggarkan dengan mendorong

    partisipasi masyarakat. RKPD disusun untuk menjamin keterkaitan dan

    konsistensi antara perencanaan, pelaksanaan dan pengawasannya.

    Penganggaran makro disusun melalui dua tahap yaitu penyusunan

    kebijakan umum APBD dan perumusan prioritas dan plafon anggaran.

    1. Perumusan Kebijakan Umum APBD

    Kebijakan umum memuat pertunjuk dan ketentuan-ketentuan

    umum yang disepakati sebagai pedoman dalam penyusunan APBD.

    Kebijakan APBD memuat komponen-komponen pelayanan yang akan

    diberikan dan tingkat pencapaian yang diharapkan. Kebijakan umum

    dirumuskan berdasarkan pedoman penyusunan APBD yang ditetapkan

    Menteri dalam negeri setiap tahun. Pedoman tersebut memuat antara

    lain:a. pokok-pokok kebijakan yang memuat sinkronisasi kebijakan

    pemerintah daerah dngan kebijakan pemerintah.

    b. Prinsip dan kebijakan penyusunan APBD untuk tahun bersangkutan

    c. Teknis penyusunan APBD

    d. Hal-hal khusus lainnya

    Draft KUA diserahkan kepada DPRD paling lambat pertengahan

    bulan Juni sebelum tahun anggaran untuk dibahas dalam pembicaraanpendahuluan RAPBD tahun anggran berikutnya. Dalam penyusunan KUA,

    pemerintah daerah dibantu oleh tim anggaran pemerintah daerah

    (TAPD) yang dipimpin oleh sekretaris daerah. TAPD juga mendampingi

    dalam pembahasan KUA di DPRD.

    Rancangan KUA memuat target pencapaian kinerja yang terukur

    dari program-program yang akan dilaksanakan oleh pemerintah

    Penyusunan RAPBD 171

  • 7/23/2019 Penyususnan RAPBD

    6/46

    daerah untuk setiap urusan pemerintahan daerah yang disertai

    dengan proyeksi pendapatan daerah, alokasi belanja daerah, sumber

    dan penggunaan pembiayaan yang disertai dengan asumsi yang

    mendasarinya. Program-program diselaraskan dengan prioritas

    pembangunan yang ditetapkan oleh pemerintah.Asumsi yang mendasari yakni mempertimbangkan perkembangan

    ekonomi makro dan perubahan pokok-pokok kebijakan fiskal yang

    ditetapkan oleh pemerintah.

    Dalam menyusun rancangan KUA kepala daerah dibantu oleh

    TAPD yang dipimpin oleh sekretaris daerah. Rancangan KUA yang

    telah disusun disampaikan oleh sekretaris daerah selaku koordinator

    pengelola keuangan daerah kepada kepala daerah, paling lambat pada

    awal bulan Juni dan kemudian disampaikan kepada DPRD palinglambat pertengahan bulan Juni tahun anggaran bedajan untuk dibahas

    dalam pembicaraan pendahuluan RAPBD tahun anggaran berikutnya.

    Pembahasan dilakukan oleh TAPD bersama panitia anggaran

    DPRD. Rancangan KUA yang telah dibahas selanjutnya disepakati

    menjadi KUA paling lambat minggu pertama bulan Juli tahun

    anggaran berjalan.

    Isi Kebijakan Umum AnggaranIsi Kebijakan Umum Anggaran dibagi menjadi 4 bagian yaitu

    pendahuluan, gambaran umum RKPD Kerangka ekonomi makro dan

    implikainya terhadap sumber pendanaan dan penutup.

    Pendahuluan berisi

    1. Uraian kondisi/prestasi yang telah dicapai pada tahun sebelumnya

    tahun berjalan dan prakiraan pencapaian pada tahun yang kan

    datang.

    2. Uraian ringkas identifikasi permasalahan/hambatan dan tantanganutama yang dihadapi pada tahun sebelumnya.

    Gambaran umum RKPD memuat gambaran umum prioritas

    pembangunan daerah yang diamanatkan dalam RKPD untuk

    menyelesaiakan permasalahan/hambatan utama serta menjawab

    tantangan yang mendesak dan berdampak luas bagi peningkatan

    172 Bab 7

  • 7/23/2019 Penyususnan RAPBD

    7/46

    kesejahteraan serta mendukung upaya sasaran dan tujuan yang telah

    ditetapkan dalam RPJMD. Gambaran umum ini diikuti dengan target

    pencapaian kinerja yang terukur dari setiap urusan pemerintah daerah.

    Kerangka ekonomi makro berisi tentang uraian dan penjelasan

    tentang asumsi, kondisi yang telah terjadi dan diperkiraan akan terjadiyang menjadi dasar penyusunan kebijakan umum. Contoh asumsi adalah

    laju inflasi daerah, pertumbuhan ekonomi daerah, tingkat pengangguran.

    Pada bagian ini juga diuraikan proyeksi pendapatan, belanja dan

    pembiayaan daerah.

    Perumusan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS)

    Penyusunan kebijakan biasanya menggunakan beberapa asumsi yang

    ideal, namun dalam pelaksanaan seringkali dijumpai kendala karenaketerbatasan sumberdaya. Diperlukan strategi dan pemilihan prioritas

    yang tepat untuk memenuhi tuntutan kebijakan umum.

    Penentuan Prioritas

    Prioritas adalah upaya mendahulukan atau mengutamakan sesuatu

    yang dianggap lebih penting. Prioritas merupakan proses dinamis dalam

    pembuatan keputusan atau tindakan yang pada saat tertentu dinilai

    lebih penting dengan dukungan komitmen untuk melaksanakan keputusan

    tersebut. Penentuan prioritas mencakup juga menentukan skala atauperingkat kebijakan/ program yang harus didahulukan dibandingkan

    kebijakan/program yang lain. Aspek-aspek yang menentukan prioritas

    kegiatan di pemerintahan adalah:

    a. Tingkat urgensi/kepentingan dari isu-isu strategik yang akan

    diselesaikan. Aspek ini menyangkut tingkat cepat tanggap

    terhadap kebutuhan masyarakat.

    b. Ketersediaan sumberdaya dan waktu untuk melaksanakan

    Kepala daerah menyampaikan rancangan PPAS kepada DPRD untuk

    dibahas paling lambat minggu kedua bulan Juli sebelum tahun anggaran.

    Pembahasan ini juga didampingi tim anggaran pemerintah daerah (TAPD)

    Rancangan PPAS disusun dengan tahapan sebagai berikut:

    a. Menentukan skala prioritas untuk urusan wajin dan urusan pilihan

    b. Menentukan urutan program untuk masing-masing urusan

    Penyusunan RAPBD 173

  • 7/23/2019 Penyususnan RAPBD

    8/46

    c. Menyusun plafon anggaran sementara untuk masingmasing

    program.

    Berdasarkan KUA yang telah disepakati pemerintah daerah

    menyusun rancangan PPAS. Rancangan PPAS disusun dengan tahapansebagai berikut:

    a. menentukan skala prioritas untuk urusan wajib dan urusan

    pilihan.

    b. menentukan urutan program untuk masing-masing urusan.

    c. menyusun plafon anggaran sementara untuk masing-masing

    program.

    Kepala daerah menyampaikan rancangan PPAS yang telah disusunkepada DPRD untuk dibahas paling lambat minggu kedua bulan Juli

    tahun anggaran berjalan. Pembahasan dilakukan oleh TAPD bersama

    panitia anggaran DPRD. Rancangan PPAS yang telah dibahas

    selanjutnya disepakati menjadi PPA paling lambat akhir bulan Juli

    tahun anggaran berjalan.

    Isi PPAS

    Isi PPAS dibagi menjadi empat bagian yaitu pendahuluan, KUA,proyeksi pendapatan, belanja dan pembiayaan, prioritas program dan

    plafon anggaran, plafon anggaran menurut organisasi dan penutup..

    Pendahuluan berisi,

    1. Uraian kondisi/prestasi yang telah dicapai pada tahun

    sebelumnya tahun berjalan dan prakiraan pencapaian pada tahun

    yang kan datang.

    2. Uraian ringkas identifikasi permasalahan/hambatan

    dan tantangan utama yang dihadapi pada tahun sebelumnya.

    KUA berisi target pencapaian kinerja yang terukur dari setiap

    urusan pemerintah daerah. Proyeksi pendapatan, belanja dan

    pembiayaan berisi asumsi makro ekonomi yang disepakati terhadap

    implikasi kemampuan fiskal daerah, kebijakan yang ditempuh dalam

    upaya peningkata npendapatan daerah, faktor-faktor yang

    174 Bab 7

  • 7/23/2019 Penyususnan RAPBD

    9/46

    mempengaruhi tidak terjadinya atau terjadinya peningkatan belanja

    daerah dan kebijakan pemerintah daerah di bidang pembiayaan daerah.

    Uraian ini diikuit dengan ringkasan proyeksi APBD.

    Prioritas program dan flafon anggaran berisi uraian tentang

    prioritas program dan plafon anggaran yang disepakati mencakupsasaran program, dasar pertimbangan penentuan besaran pagu indikatif

    untuk mencapai sasaran program serta hal-hal yang perlu mendapatkan

    perhatian SKPD dalam menjabarkan lebih lanjut ke dalam masing-

    masing kegiatan. Uraian ini diikutio dengan matrik prioritas dan plafon

    anggaran.

    Plafon anggaran menurut organisasi berisi matrik plafon

    anggaran menurut organisasi yang dibagi menurut urusan wajib dan

    urusan pilihan.KUA serta PPA yang telah disepakati masing-masing dituangkan

    ke dalam nota kesepakatan yang ditandatangani bersama antara

    kepala daerah dengan pimpinan DPRD. Bila berhalangan kepala

    daerah dapat menunjuk pejabat yang diberi wewenang untuk

    menandatangani nota kepakatan KUA dan PPA. Bila kepala daerah

    berhalangan tetap, penandatanganan nota kepakatan KUA dan PPA

    dilakukan oleh penjabat yang ditunjuk oleh pejabat yang berwenang.

    PENGANGGARAN MIKRO

    Penggangagran mikro dimulai setelah penganggaran makro selesai.

    Setelah kesepakatan PPAS ditandatangani maka dimulailah pengang-

    garan mikro. Penganggaran mikro dimulai dengan penjabaran program

    hingga diajukan perda APBD ke DPRD.

    Proses penganggaran mikro meliputi beberapa kegiatan.

    1. Pengeluaran Surat Edaran RKA-SKPDBerdasarkan nota kesepakatan Kebijakan Umum APBD serta Prioritas

    dan Plafon APBD, TAPD menyiapkan rancangan surat edaran kepala

    daerah tentang pedoman penyusunan RKA-SKPD sebagai acuan

    kepala-kepala SKPD dalam menyusun RKA. Surat edaran tersebut

    mencakup:

    Penyusunan RAPBD 175

  • 7/23/2019 Penyususnan RAPBD

    10/46

    a. PPA yang dialokasikan untuk setiap program SKPD

    berikut rencana pendapatan dan belanjanya.

    b. Sinkronisasi program dan kegiatan antar SKPD

    dengan kinerja SKPD sesuai dengan standar pelayanan minimal

    yang ditetapkan.c. Batas waktu penyampaian RKA-SKPD.

    d. Hal-hal lain yang perlu mendapatkan perhatian dari

    SKPD terkait dengan prinsip-prinsip peningkatan efisiensi,

    efektifitas, tranparansi dan akuntabilitas penyusunan anggaran

    dalam rangka pencapaian kinerja.

    e. Dokumen-dokumen sebagai lampiran meliputi KUA,

    PPA, kode rekening APBD, format RKA-SKPD, analisis standar

    belanja dan standar satuan harga.Penyusunan RKA-SKPD

    Berdasarkan pedoman penyusunan RKA-SKPD kepala-kepala SKPD

    menyusun RKA-SKPD. RKA-SKPD disusun dengan menggunakan

    pendekatan kerangka pengeluaran jangka menengah daerah,

    penganggaran terpadu dan penganggaran berdasarkan prestasi

    kerja. Pendekatan kerangka pengeluaran jangka menengah daerah

    dilaksanakan dengan menyusun prakiraan maju. Prakiraan maju

    berisi perkiraan kebutuhan anggaran untuk program dan kegiatanyang direncanakan dalam tahun anggaran berikutnya dari tahun

    anggaran yang direncanakan.

    Pendekatan penganggaran dilakukan dengan memadukan seluruh

    proses perencanaan dan penganggaran pendapatan, belanja, dan

    pembiayaan di lingkungan SKPD untuk menghasilkan dokumen

    rencana kerja dan anggaran. Pendekatan penganggaran

    berdasarkan prestasi kerja dilakukan dengan memperhatikan

    keterkaitan antara pendanaan dengan keluaran yang diharapkandari kegiatan dan hasil serta manfaat yang diharapkan termasuk

    efisiensi dalam pencapaian hasil dan keluaran tersebut.

    Untuk terlaksananya penyusunan RKA-SKPD berdasarkan

    pendekatan dan terciptanya kesinambungan RKA-SKPD, kepala SKPD

    mengevaluasi hasil pelaksanaan program dan kegiatan dua tahun

    176 Bab 7

  • 7/23/2019 Penyususnan RAPBD

    11/46

    anggaran sebelumnya sampai dengan semester pertama tahun

    anggaran berjalan. Evaluasi bertujuan menilai program dan kegiatan

    yang belum dapat dilaksanakan dan/atau belum diselesaikan tahun-

    tahun sebelumnya untuk dilaksanakan dan/atau diselesaikan pada

    tahun yang direncanakan atau satu tahun berikutnya dari tahun yangdirencanakan. Bila suatu program dan kegiatan merupakan tahun

    terakhir untuk pencapaian prestasi kerja yang ditetapkan,

    kebutuhan dananya harus dianggarkan pada tahun yang direnca-

    nakan.

    Penyusunan RKA-SKPD berdasarkan prestasi kerja berdasarkan

    pada indikator kinerja, capaian atau target kinerja, analisis standar

    belanja, standar satuan harga, dan standar pelayanan minimal.

    Indikator kinerja adalah ukuran keberhasilan yang akan dicapai dariprogram dan kegiatan yang direncanakan.

    Capaian kinerja merupakan ukuran prestasi kerja yang akan

    dicapai yang berwujud kualitas, kuantitas, efisiensi dan efektifitas

    pelaksanaan dari setiap program dan kegiatan. Analisis standar

    belanja merupakan penilaian kewajaran atas beban kerja dan biaya

    yang digunakan untuk melaksanakan suatu kegiatan. Standar satuan

    harga merupakan harga satuan setiap unit barang/jasa yang berlaku

    disuatu daerah yang ditetapkan dengan keputusan kepala daerah.Standar pelayanan minimal, merupakan tolok ukur kinerja dalam

    menentukan capaian jenis dan mutu pelayanan dasar yang merupakan

    urusan wajib daerah.

    RKA-SKPD memuat rencana pendapatan, rencana belanja untuk

    masing-masing program dan kegiatan, serta rencana pembiayaan

    untuk tahun yang direncanakan dirinci sampai dengan rincian objek

    pendapatan, belanja, dan pembiayaan serta prakiraan maju untuk

    tahun berikutnya. RKA-SKPD juga memuat informasi tentang urusanpemerintahan daerah, organisasi, standar biaya, prestasi kerja yang

    akan dicapai dari program dan kegiatan.

    Rencana memuat kelompok, jenis, obyek dan rincian obyek

    pendapatan daerah, yang dipungut/dikelola/ diterima oleh SKPD

    sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya, ditetapkan berdasarkan

    peraturan perundang-undangan. Peraturan adalah peraturan daerah,

    Penyusunan RAPBD 17717

  • 7/23/2019 Penyususnan RAPBD

    12/46

    peraturan pemerintah atau undang-undang. Rencana belanja memuat

    kelompok belanja tidak langsung dan belanja langsung yang masing-

    masing diuraikan menurut jenis, obyek dan rincian obyek belanja.

    Rencana pembiayaan memuat kelompok penerimaan pembiayaan

    yang dapat digunakan untuk menutup defisit APBD dan pengeluaranpembiayaan yang digunakan untuk memanfaatkan surplus APBD yang

    masing-masing diuraikan menurut jenis, obyek dan rincian obyek

    pembiayaan.

    Urusan pemerintahan daerah memuat bidang urusan

    pemerintahan daerah yang dikelola sesuai dengan tugas pokok dan

    fungsi organisasi. Organisasi memuat nama organisasi atau nama

    SKPD selaku pengguna anggaran/pengguna barang. Prestasi kerja

    yang hendak dicapai terdiri dari indikator, tolok ukur kinerja dantarget kinerja.

    Program memuat nama program yang akan dilaksanakan SKPD

    dalam tahun anggaran berkenaan. Kegiatan memuat nama kegiatan

    yang akan dilaksanakan SKPD dalam tahun anggaran berkenaan.

    Indikator meliputi masukan, keluaran dan hasil. Tolok ukur kinerja

    merupakan ukuran prestasi kerja yang akan dicapai dari keadaan

    semula dengan mempertimbangkan faktor kualitas, kuantitas,

    efisiensi dan efektifitas pelaksanaan dari setiap program dankegiatan. Target kinerja merupakan hasil yang diharapkan dari suatu

    program atau keluaran yang diharapkan dari suatu kegiatan.

    Formulir-formulir yang digunakan

    RKA-SKPD Rencana Kerja Anggaran Satuan Kerja Perangkat

    Daerah. Berisi Ringkasan Anggaran Pendapatan dan

    Belanja dan Pembiayaan Satuan Kerja Perangkat

    Daerah.RKA SKPD 1 berisi Rincian Anggaran Pendapatan Satuan Kerja

    Perangkat Daerah.

    RKA SKPD 2.1 berisi Rincian Anggaran Belanja Tidak Langsung

    Satuan Kerja Perangkat Daerah.

    RKA SKPD 2.2 berisi Rekapitulasi Anggaran Belanja Langsung

    Satuan Kerja Perangkat Daerah berdasarkan

    178 Bab 7

    17

  • 7/23/2019 Penyususnan RAPBD

    13/46

    program dan kegiatan.

    RKA SKPD 2.2.1 berisi Tolok ukur Kinerja bel;anja Langsung dan

    Rincian Anggaran Belanja Langsung menurut Program

    dan per kegiatan Satuan Kerja Perangkat Daerah.

    RKA SKPD 3.1 berisi Rincian Penerimaan Pembiayaan DaerahRKA SKPD 3.2 berisi Rincian Pengeluaran Pembiayaan Daerah

    Bagan Alir Pengerjaan RKA-SKPD tampak sebagai berikut.

    Gambar 2.3 Bagan Alir Pengerjaan RKA- SKPD untuk SKPD selain BPKD

    Penyusunan RAPBD 179

  • 7/23/2019 Penyususnan RAPBD

    14/46

    Gambar 2.4 Bagan Alir Pengerjaan RKA- SKPD untuk BPKD

    180 Bab 7

    RKA-SKPDRKA-SKPD

    2.2RKA-SKPD

    2.2.1

    RKA-SKPD3.1

    RKA-SKPD3.2

    RKA-SKPD2.1

    RKA-SKPD 1

  • 7/23/2019 Penyususnan RAPBD

    15/46

    Contoh Formulir RKA- SKPD

    RENCANA KERJA DAN ANGGARANSATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH Formulir

    RKA SKPD

    Provinsi/Kabupaten/KotaTahun Anggaran ....

    Urusan pemerintahan : x.xx ................Organisasi : x.xx.x ..............

    Ringkasan Anggaran Pendapatan dan Belanja dan PembiayaanSatuan Kerja Perangkat Daerah

    KodeRekening Uraian Jumlah (Rp)

    1 2 3

    Surplus/Defisit

    Pembiayaan neto

    ............, tanggal ..........Kepala SKPD

    ttd

    ( )NIP.

    Penyusunan RAPBD 181

  • 7/23/2019 Penyususnan RAPBD

    16/46

    RENCANA KERJA DANANGGARAN

    SATUAN KERJAPERANGKAT DAERAH

    FormulirRKA SKPD 1

    Provinsi/Kabupaten/KotaTahun Anggaran

    Urusan pemerintahan : x.xx ................Organisasi : x.xx.x ..............

    Rincian Anggaran Pendapatan Satuan Kerja PerangkatDaerah

    Kode Rekening Uraian Jumlah (Rp)volume

    satuan Tarif/harga

    1 2 3 4 5 6=(3x5)

    x x x xx

    xx

    x x x xx

    xx

    x x x xx

    xx

    x x x xx

    xx

    x x x xx

    xx

    x x x xx

    xx

    x x x xx

    xx

    x x x xx

    xx

    x x x xx

    xx

    x x x xx

    xx

    x x x xx

    xx

    x x x xx

    xx

    Jumlah. ............, tanggal ..........Kepala SKPD

    ttd

    ( )NIP

    KeteranganTanggal pembahasanCatatan hasil pembahasan

    182 Bab 7

  • 7/23/2019 Penyususnan RAPBD

    17/46

    12Dst

    Tim Anggaran Pemerintah daerah:

    No Nama NIP Jabatan Tandatangan1

    234dst

    RENCANA KERJA DAN ANGGARANSATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH Formulir

    RKA SKPD

    2.1

    Provinsi/Kabupaten/Kota

    Tahun AnggaranUrusan pemerintahan : x.xx ................Organisasi : x.xx.x ..............

    Rincian Anggaran belanja Tidak Langsung Satuan Kerja PerangkatDaerah

    KodeRekening

    UraianTahun ini

    Tahunn+1

    volume

    satuan Hargasatuan

    Jumlah(Rp)

    1 2 3 4 5 6= 3x5 7x x x x

    x

    X

    xx x x x

    xXx

    x x x xx

    Xx

    x x x xx

    Xx

    x x x xx

    Xx

    x x x xx

    Xx

    x x x xx

    Xx

    x x x xx

    Xx

    x x x xx

    Xx

    x x x xx

    Xx

    x x x xx

    Xx

    x x x xx

    Xx

    x x x xx

    Xx

    Penyusunan RAPBD 183

  • 7/23/2019 Penyususnan RAPBD

    18/46

    x x x xx

    Xx

    Jumlah. ............, tanggal ..........

    Kepala SKPDttd

    ( )NIP

    KeteranganTanggal pembahasanCatatan hasil pembahasan12Dst

    Tim Anggaran Pemerintah daerah:

    No Nama NIP Jabatan Tandatangan

    12dst

    RENCANA KERJA DAN ANGGARANSATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH Formulir

    RKA SKPD2.2.1Provinsi/Kabupaten/KotaTahun Anggaran

    Urusan pemerintahan : x.xx ................Organisasi : x.xx.x ..............Program : x.xx.xx.xx .......................Kegiatan : x.xx.xx.xx.xx ..................Lokasi Kegiatan : Jumlah Tahun n-1 : Rp ..................( .......................................................................) Jumlah Tahun n : Rp ..................

    ( ........................................................................) Jumlah Tahun n+1 : Rp ..................( ........................................................................)

    Indikator dan Tolok Ukur Kinerja Belanja Langsung

    Indikator Tolok ukur kinerja Target kinerja

    CapaianporgramMasukanKeluaran

    184 Bab 7

  • 7/23/2019 Penyususnan RAPBD

    19/46

    Hasil

    Rincian Anggaran belanja Langsung menurut Program dan KegiatanSKPD

    Kode RekeningUraian

    Rincian perhitungan Jumlah (Rp)

    volume satuan Tarif/harga

    1 2 3 4 5 6=(3x5)x x x xx Xxx x x xx Xxx x X xx Xx

    Jumlah. ............, tanggal ..........

    Kepala SKPDttd

    ( )NIP

    Keterangan

    Tanggal pembahasanCatatan hasil pembahasan12Dst

    Tim Anggaran Pemerintah daerah:

    No Nama NIP Jabatan Tandatangan12dst

    Penyusunan RAPBD 185

  • 7/23/2019 Penyususnan RAPBD

    20/46

    RENCANA KERJA DAN ANGGARANSATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH Formulir

    RKA SKPD2.2

    Provinsi/Kabupaten/KotaTahun Anggaran

    Urusan pemerintahan : x.xx ................

    Organisasi : x.xx.x ..............

    Rekapitulasi Anggaran Belanja Langsung BerdasarkanProgram dan Kegiatan

    KodeUraian Lokasi

    kegiatanh

    Targetkinerja(kuantit

    atif)

    Tahun n Tahunn+1

    program kegiatan Belanja

    pegaw

    ai

    Barang&j asa

    Modal Jumlah

    1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

    xx Program ...

    xx Kegiatan ...

    xx Kegiatan ...

    xx Dst

    xx Program ...

    xx Kegiatan ...

    xx Kegiatan ..

    .xx Dst

    xx Program ...

    xx Kegiatan ...

    xx Kegiatan ...

    xx Dst

    xx Program ...

    xx Kegiatan ...

    xx Kegiatan ..

    .xx Dst

    Jumlah

    ............., tanggal ..........

    Kepala SKPDTtd

    ( )

    186 Bab 7

  • 7/23/2019 Penyususnan RAPBD

    21/46

    NIP

    Penyusunan RAPBD 187

  • 7/23/2019 Penyususnan RAPBD

    22/46

    RENCANA KERJA DAN ANGGARANSATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH Formulir

    RKA SKPD 3.1Provinsi/Kabupaten/KotaTahun Anggaran

    Urusan pemerintahan : x.xx ................

    Organisasi : x.xx.x ..............

    Rincian Penerimaan Pembiayaan

    Kode Rekening Uraian Jumlah (Rp)

    1 2 3x x x xx xxx x x xx xxx x x xx xxx x x xx xxx x x xx xxx x x xx xxx x x xx xxx x x xx xxx x x xx xxx x x xx xxx x x xx xxx x x xx xxx x x xx xx

    Jumlah Penerimaan

    . ............, tanggal ..........Kepala SKPD

    ttd

    ( )NIP

    KeteranganTanggal pembahasanCatatan hasil pembahasan

    12Dst

    Tim Anggaran Pemerintah daerah:

    No Nama NIP Jabatan Tandatangan12dst

    188 Bab 7

  • 7/23/2019 Penyususnan RAPBD

    23/46

    RENCANA KERJA DAN ANGGARANSATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH Formulir

    RKA SKPD 3.2Provinsi/Kabupaten/KotaTahun Anggaran

    Urusan pemerintahan : x.xx ................Organisasi : x.xx.x ..............

    Rincian Pengeluaran Pembiayaan

    Kode Rekening Uraian Jumlah (Rp)

    1 2 3x x x xx xxx x x xx xxx x x xx xxx x x xx xxx x x xx xxx x x xx xxx x x xx xxx x x xx xxx x x xx xxx x x xx xxx x x xx xxx x x xx xxx x x xx xx

    Jumlah Pengeluaran.

    ............, tanggal ..........Kepala SKPD

    ttd

    ( )NIP

    KeteranganTanggal pembahasanCatata hasil pembahasan1

    2Dst

    Tim Anggaran Pemerintah daerah:

    No Nama NIP Jabatan Tandatangan12dst

    Penyusunan RAPBD 189

  • 7/23/2019 Penyususnan RAPBD

    24/46

    RAPBD mulai disusun sejak bulan Mei tahun sebelumnya. Jadwal

    penyusunan APBD dapat dilihat pada skedul berikut.

    JADWAL PENYUSUNAN APBD1 Penyusunan RKPD Akhir bulan Mei

    2 Penyampaian rancangan KUAkepada Kepala Daerah

    Awal bulan Juni 1 bulan

    3 Penyampaian Rancangan KUAdari Kepala Daerah kepadaDPRD

    Pertengahan bulan Juni 3 minggu

    4 KUA disepakati antara KepalaDaerah dan DPRD

    Minggu pertama bulanJuli

    5 Penyusunan rancangan PPAS 1 minggu6 Penyampaian rancangan PPAS

    ke DPRDMinggu kedua bulan Juli 3 minggu

    7 PPAS disepakati antara KepalaDaerah dan DPRD8 Penetapan pedoman

    penyusunan RKA-SKPDAwal bulan Agustus 1 minggu

    9 Penyampaian Raperda APBDkepada DPRD

    Minggu pertama bulanOktober

    2 bulan

    10 Pengambilan keputusanbersama DPRD dan KepalaDaerah terhadap RAPBD

    Paling lama satu bulansebelum tahunanggaran bersangkutan

    11 Penetapan hasil evaluasi 15 hari kerja(pertengahan bulan

    Desember)12 Penetapan Perda tentang

    APBD dan Raper KDH tentangPenjabaran APBD bila sesuaihasil evaluasi

    Akhir Desember

    13 Penyempurnaan sesuai hasilevaluasi

    7 hari kerja

    14 Pembatalan sesuai hasilevaluasi

    Akhir bulanDesember

    15 Penghentian dan pencabutanpelaksanaan Perda tentang

    APBD bersama DPRD

    7 hari kerja Awal bulanJanuari

    16 Penetapan pimpinan DPRDtentang penyempurnaanPerda APBD dan penyampaianhasil penyempurnaanberdasarkan hasil evaluasi

    3 hari kerja setelahkeputusan ditetapkan

    17 Penetapan Perda APBD danPeraturan kepala Daerahtentang penjabaran APBD

    31 Desember

    18 Penyampaian Perda APBD dan 7 hari kerja

    190 Bab 7

  • 7/23/2019 Penyususnan RAPBD

    25/46

    Peraturan kepala Daerahtentang penjabaran APBDkepada Menteri DalamNegeri/Gubernur

    Penyusunan RAPBD 191

  • 7/23/2019 Penyususnan RAPBD

    26/46

    Pendekatan Penyusunan RKA-APBD

    RKA-APBD disusun dengan pendekatan kerangka pengeluaran

    jangka menengah daerah, penganggaran terpadu dan pengganggaran

    berdasarkan prestasi kerja.

    Pendekatan kerangka pengeluaran jangka menengah daerahdilaksanakan dengan penyusun prakiraan maju yangbberisi prakiraan

    kebutuhan anggaran untuk program dan kegiatan yang direncanakan

    dalam tahun anggaran berikutnya dari tahun anggaran yang

    direncanakan. Untuk mencapainya maka kepala SKPD mengevaluasi hasil

    pelaksanaan program dan kegiatan dua tahun anggaran sebelumnya

    sampai dengan semester pertama tahun anggaran berjalan. Evaluasi

    tersebut digunakan untuk menilai kegiatan yang belum dapat

    dilaksanakan dan/atau diselesaiakan tahun-tahun sebelumnya agardiselesaian pada tahun yang direncanakan atau satu tahun berikutnya.

    Pendekatan penganggaran terpadu dilakukan dngan memadukan

    seluruh proses perencanaan dan penganggaranpendapatan, belanja dan

    pembiayaan di lingkungan SKPD untuk menghasilkan rencana kerja dan

    anggaran.

    Pendekatan penganggaran berdasarkan prestasi kerja dilakukan

    dengan memperhatikan keterkaitan antara pendanaan dengan keluaran

    yang diharapkan dari kegiatan dan hasil serta manfaat yang diharapkantermasuk efisiensi dalam pencapaian hasil dan keluaran tersebut.

    Penyusunan RKA-SKPD dengan pendekatan ini berdasarkan pada

    indikator kinerja, capaian atau target kinerja, analisis standar belanja,

    standar satuan harga dan standar pelayanan minimal.

    Indikator kinerja adalah ukuran ukuran keberhasilan yang bakan

    dicapai dari program dan kegiatan yang direncanakan. Analisis standar

    belanja adalah penilaian kewajaran atas beban kerja dan biaya yang

    digunakan untuk melaksanakan suatu kegiatan. Standar satuan hargaadalah harga setiap unit barang/jasa yangberlaku di suatu daerah yang

    ditetapkan dengan keputusan kepala daerah. Standar pelayanan minimal

    merupakan tolok ukur kinerja dalam menentukan capaian jenis dan mutu

    pelayanan dasar yang merupakan urusan wajib.

    192 Bab 7

  • 7/23/2019 Penyususnan RAPBD

    27/46

    Penetapan APBD

    Kepala daerah menyampaikan rancangan peruturan daerah

    (Raperda) tentang APBD beserta lampirannya kepada DPRD paling

    lambat minggu pertama bulan Oktober tahun sebelum anggaran yang

    dibahas. Penyampaian Raperda dilampiri nota keuangan. Pengambilankeputusan Raperda paling lama satu bulan sebelum tahun anggaran

    dimulai. Pembahasan Raperda berpedoman pada KUA, serta PPA yang

    telah disepakati.

    Apabila sampai batas waktu yang ditentukan Raperda belum

    ditetapkan, untuk keperluan setiap bulan kepala daerah melaksanakan

    pengeluaran setinggi-tingginya sebesar angka APBD tahun sebelumnya.

    Keperluan setiap bulan diprioritaskan untuk belanja yang bersifat

    mengikat dan wajib. Belanja bersifat mengikat adalah belanja yangsecara terus menerus dan harus dialokasikan oleh pemerintah daerah

    seperti belanja pegawai, belanja barang dan jasa. Belanja bersifat

    wajib adalah belanja untuk menjamin kelangsungan pemenuhan

    pendanaan pelayanan dasar masyarakat antara lain pendidikan dan

    kesehatan.

    Hal-hal Khusus

    Dalam penyusunan APBD mungkin terdapat kasus yang spesifik,misalnya,

    a. Bila DPRD tidak mengambil keputusan terhadap rancangan perda

    tentang APBD sampai dengan batas waktu menurut undang-undang.

    Dalam kasus ini rancangan peraturan daerah disampaikan kepada

    Gebernur bagi kabupaten atau kota, kepada menteri dalam negeri

    bagi pemerintah provinsi. Penyampaian rancangan Peraturan kepala

    daerah kepada Menteri Dalam Negeri/Gubernur paling lambat 15 hari

    kerja setelah Raperda tidak disetujui DPRD (pertengahan bulanDesember). Selanjutnya Menteri Dalam Negeri/Gubernur

    memberikan pengesahan paling lama dalam 30 hari kerja.

    b. Bila daerah belum memiliki DPRD karena baru dibentuk.

    Dalam kasus ini maka rancangan KUA dan PPAS harus diserahkan

    kepada Menteri Dalam Negeri/Gubernur pada bulan Juni dan

    pengesahannya pada minggu pertama bulan Juli. Selanjutnya

    Penyusunan RAPBD 193

  • 7/23/2019 Penyususnan RAPBD

    28/46

    rancangan Perda tentang APBD harus diserahkan 30 hari kerja sejak

    KUA dan PPAS disahkan Menteri Dalam Negeri/Gubernur.

    Struktur APBD

    APBD disusun dengan struktur sebagai berikut.Ringkasan APBD

    Ringkasan APBD disusun menurut urusan Pemda dan organisasi.

    Urusan di Pemda adalah urusan wajib dan urusan pilihan. Belanja

    menurut urusan wajib meliputi urusan- urusan:

    a. pendidikan

    b. kesehatan

    c. pekerjaan umum

    d. perumahan rakyate. penataan ruang

    f. perencanaan pembangunan

    g. perhubungan

    h. lingkungan hidup

    i. pertanahan

    j. kependudukan dan catatan sipil

    k. pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak

    l. keluarga berencana dan keluarga sejahteram. sosial

    n. ketenagakerjaan

    o. koperasi dan usaha kecil dan menengah

    p. penanaman modal

    q. kebudayaan

    r. kepemudaan dan olah raga

    s. kesatuan bangsa dan politik dalam negeri

    t. otonomi daerah, pemerintahan umum, administrasi keuangandaerah, perangkat daerah, kepegawaian dan persandian

    u. ketahanan pangan

    v. pemberdayaan masyarakat dan desa

    w. statistik

    x. kearsipan

    y. komunikasi dan informatika

    194 Bab 7

  • 7/23/2019 Penyususnan RAPBD

    29/46

    z. perpustakaan.

    Belanja menurut urusan pilihan mencakup:

    a. pertanian

    b. kehutanan

    c. energi dan sumber daya minerald. pariwisata

    e. kelautan dan perikanan

    f. perdagangan

    g. industri

    h. ketransmigrasian.

    Ringkasan APBD yang disusun menurut organisasi terdiri dari anggaran

    unit-unit atau SKPD. SKPD terdiri dari dinas-dinas, sekretariat-sekretariat, biro-biro, dan badan-badan.

    Pendapatan Daerah

    Pendapatan Daerah adalah hak pemerintah daerah yang diakui

    sebagai penambah nilai kekayaan bersih. Pendapatan daerah terdiri

    dari:

    - Pendapatan Asli Daerah (PAD)

    - Dana perimbangan- Lain-lain pendapatan

    Belanja Daerah

    Belanja Daerah adalah kewajiban pemerintah daerah yang diakui

    sebagai pengurang nilai kekayaan bersih. Belanja daerah terdiri dari:

    - Belanja Langsung

    - Belanja tak Langsung

    Kelompok belanja tidak langsung merupakan belanja yang

    dianggarkan tidak terkait secara langsung dengan pelaksanaan

    program dan kegiatan.

    Kelompok belanja langsung merupakan belanja yang dianggarkan

    terkait secara langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan.

    Penyusunan RAPBD 195

  • 7/23/2019 Penyususnan RAPBD

    30/46

    Klasifikasi belanja menurut fungsi yang digunakan untuk tujuan

    keselarasan dan keterpadu pengelolaan keuangan negara terdiri dari:

    a. pelayanan umum

    b. ketertiban dan ketentraman

    c. ekonomid. lingkungan hidup

    e. perumahan dan fasilitas umum

    f.kesehatan

    g. pariwisata dan budaya

    h. pendidikan

    i.perlindungan sosial.

    Klasifikasi belanja menurut organisasi disesuaikan dengan susunanorganisasi pada masing-masing pemerintah daerah.

    Klasifikasi belanja menurut program dan kegiatan dalam disesuaikan

    dengan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah.

    Belanja menurut kelompok belanja terdiri dari:

    a. belanja tidak langsung;

    b. belanja langsung.

    Belanja Tidak Langsung

    Kelompok belanja tidak langsung dibagi menurut jenis belanja yang

    terdiri dari:

    a. belanja pegawai

    b. bunga

    c. subsidi

    d. hibahe. bantuan sosial

    f. belanja bagi hasil

    g. bantuan keuangan

    h. belanja tidak terduga.

    Belanja pegawai merupakan belanja kompensasi, dalam bentuk gaji

    196 Bab 7

  • 7/23/2019 Penyususnan RAPBD

    31/46

    dan tunjangan, serta penghasilan lainnya yang diberikan kepada

    pegawai negeri sipil yang ditetapkan sesuai dengan ketentuan

    perundang-undangan.

    Belanja bunga digunakan untuk menganggarkan pembayaran bunga

    utang yang dihitung atas kewajiban pokok utang (principaloutstanding) berdasarkan perjanjian pinjaman jangka pendek,

    jangka menengah, dan jangka panjang.

    Belanja subsidi digunakan untuk menganggarkan bantuan biaya

    produksi kepada perusahaan/lembaga tertentu agar harga jual

    produksi/jasa yang dihasilkan dapat terjangkau oleh masyarakat

    banyak.

    Belanja hibah digunakan untuk menganggarkan pemberian hibah

    dalam bentuk uang, barang dan/atau jasa kepada pemerintah ataupemerintah daerah lainnya, perusahaan daerah, masyarakat, dan

    organisasi kemasyarakatan yang secara spesifik telah ditetapkan

    peruntukannya.

    Hibah kepada pemerintah bertujuan untuk menunjang peningkatan

    penyelenggaraan fungsi pemerintahan di daerah.

    Belanja hibah bersifat bantuan yang tidak mengikat/tidak secara terusmenerus dan tidak wajib serta harus digunakan sesuai dengan

    persyaratan yang ditetapkan dalam naskah perjanjian hibah daerah.

    Hibah yang diberikan secara tidak mengikat/tidak secara terus

    menerus diartikan bahwa pemberian hibah tersebut ada batas akhirnya

    tergantung pada kemampuan keuangan daerah dan kebutuhan atas

    kegiatan tersebut dalam menunjang penyelengga raan pemerintahan

    daerah.

    Belanja bantuan sosial digunakan untuk menganggarkan pemberian

    bantuan yang bersifat sosial kemasyarakatan dalam bentuk uang

    dan/atau barang kepada kelompok/anggota masyarakat, dan partai

    politik.

    Belanja bagi hasil digunakan untuk menganggarkan dana bagi hasil

    yang bersumber dari pendapatan provinsi kepada kabupaten/kota

    Penyusunan RAPBD 197

  • 7/23/2019 Penyususnan RAPBD

    32/46

    atau pendapatan kabupaten/kota kepada pemerintah desa atau

    pendapatan pemerintah daerah tertentu kepada pemerintah daerah

    Iainnya sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.

    Bantuan keuangan digunakan untuk menganggarkan bantuan keuangan yang bersifat umum atau khusus dari provinsi kepada

    kabupaten/kota, pemerintah desa, dan kepada pemerintah daerah

    Iainnya atau dari pemerintah kabupaten/kota kepada pemerintah

    desa dan pemerintah daerah Iainnya dalam rangka pemerataan

    dan/atau peningkatan kemampuan keuangan.

    Bantuan keuangan yang bersifat umum peruntukan dan

    penggunaannya diserahkan sepenuhnya kepada pemerintah

    daerah/pemerintah desa penerima bantuan.Bantuan keuangan yang bersifat khusus peruntukan dan pengelo-

    laannya diarahkan/ditetapkan oleh pemerintah daerah pemberi

    bantuan.

    Pemberi bantuan bersifat khusus dapat mensyaratkan penyediaan

    dana pendamping dalam APBD atau anggaran pendapatan dan belanja

    desa penerima bantuan.

    Belanja tidak terduga merupakan belanja untuk kegiatan yangsifatnya tidak biasa atau tidak diharapkan berulang seperti

    penanggulangan bencana alam dan bencana sosial yang tidak

    diperkirakan sebelumnya, termasuk pengembalian atas kelebihan

    penerimaan daerah tahuntahun sebelumnya yang telah ditutup.

    Kegiatan yang bersifat tidak biasa yaitu untuk tanggap darurat

    dalam rangka pencegahan gangguan terhadap stabilitas

    penyelenggaraan pemerintahan demi terciptanya keamanan,

    ketentraman dan ketertiban masyarakat di daerah.

    Belanja pegawai dianggarkan pada belanja organisasi berkenaan

    sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

    Belanja Langsung

    198 Bab 7

  • 7/23/2019 Penyususnan RAPBD

    33/46

    Kelompok belanja langsung dari suatu kegiatan dibagi menurut jenis

    belanja yang terdiri dari:

    a. belanja pegawai

    b. belanja barang dan jasa

    c. belanja modal.

    Belanja pegawai untuk pengeluaran honorarium/upah dalam melaksana

    kan program dan kegiatan pemerintahan daerah.

    Belanja barang/jasa digunakan untuk menganggarkan pengadaan barang

    dan jasa yang nilai manfaatnya kurang dari duabelas bulan dalam

    melaksanakan program dan kegiatan pemerintahan daerah. Belanja

    modal digunakan untuk pengeluaran yang dilakukan dalam rangkapengadaan aset tetap berwujud yang mempunyai nilai manfaat lebih dari

    duabelas bulan untuk digunakan dalam kegiatan pemerintahan.

    Pembiayaan Daerah

    Pembiayaan Daerah adalah semua penerimaan yang perlu dibayar

    kembali dan/atau pengeluaran yang akan diterima kembali, balk pada

    tahun anggaran yang bersangkutan maupun pada tahun-tahun

    anggaran berikutnya.Pembiayaan Daerah

    Pembiayaan daerah terdiri dari penerimaan pembiayaan dan

    pengeluaran pembiayaan.

    1 Penerimaan pembiayaan mencakup:

    a. sisa lebih perhitungan anggaran tahun anggaran sebelumnya

    (SiLPA)

    b. pencairan dana cadangan

    c. hasil penjualan kekayaan daerah yang dipisahkand. penerimaan pinjaman daerah

    e. penerimaan kembali pemberian pinjaman

    f. penerimaan piutang daerah.

    2 Pengeluaran pembiayaan mencakup:

    a. pembentukan dana cadangan

    Penyusunan RAPBD 199

  • 7/23/2019 Penyususnan RAPBD

    34/46

    b. penerimaan modal (investasi) pemerintah daerah

    c. pembayaran pokok utang

    d. pemberian pinjaman daerah.

    Pembiayaan neto merupakan selisih antara penerimaan pembiayaandengan pengeluaran pembiayaan.

    200 Bab 7

  • 7/23/2019 Penyususnan RAPBD

    35/46

    CONTOH APBDPEMERINTAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL

    ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAHTAHUN 2008

    NOMOR URAIAN JUMLAH

    1 PENDAPATAN DAERAH 650.655.344.5551.1 Pendapatan Asli Daerah 25.239.545.4581.1.1 Hasil pajak daerah 4.533.859.750

    1.1.2 Hasil Retribusi daerah 14.860.431.708

    1.1.3 Hasil Pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan 2.680.000.000

    1.1.4 Lain-lain Pemdapatan Daerah yang Sah 3.165.254.000

    1.2 Dana perimbangan 586.697.618.0971.2.1 Bagi hasil Pajak dan Bukan Pajak 21.422.868.097

    1.2.2 Dana Alokasi Umum 504.395.750.000

    1.2.3 Dana alokasi Khusus 60.879.000.000

    1.3 Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah 38.718.181.000

    1.3.1 Pendapatan Hibah 18.024.181.0001.3.2 Pendapatan Hasil Pajak dari Provinsi 20.640.000.000

    1.3.3 Bantuan Keuangan dari Provinsi 54.000.000

    Jumlah Pendapatan 650.655.344.555

    2 BELANJA DAERAH 688.458.132.9792.1 Belanja Tidak Langsung 417.957.397.6912.1.1 Belanja Pegawai 350.150.985.491

    2.1.2 Belanja Bunga 77.000.000

    2.1.4 Belanja Hibah 415.000.000

    2.1.5 Belanja bantuan Sosial 28.861.915.000

    2.1.6 Belanja Bagi Hasil kepada Pemerintah Desa 2.088.697.2002.1.7 Belanja bantuan Keuangan kepada Pemerintah Desa 32.863.800.000

    2.1.8 Belanja Tak Terduga 3.500.000.000

    2.2 Belanja Langsung 270.500.735.2882.2.1 Belanja Pegawai 42.855.908.400

    2.2.2 Belanja barang dan Modal 95.428.940.312

    2.2.3 Belanja Modal 132.215.886.576

    Jumlah belanja 688.458.132.979

    Defisit 37.802.788.424

    3 PEMBIAYAAN DAERAH 37.802.788.4243.1 Penerimaan Pembiayaan 46.672.115.3343.1.1 Sisa Lebih Perhitungan Anggaran tahun 2007 43.792.115.334

    3.1.5 Penerimaan Kembali Pemberian Pinjaman 2.869.326.910

    Jumlah Penerimaan Pembiayaan 46.672.115.334

    3.2 Pengeluaran Pembiayaan 8.869.326.9103.2.2 Penyertaan Modal 8.800.000.000

    3.2.3 Pembayaran Pokok Utang 69.326.910

    Pengeluaran Pembiayaan 8.869.326.910

    Penyusunan RAPBD 201

  • 7/23/2019 Penyususnan RAPBD

    36/46

    Pembiayaan Neto 37.802.788.424

    Perubahan APBD

    Perubahan APBD hanya dapat dilakukan satu kali dalam satu

    tahun anggaran, kecuali dalam keadaan luar biasa. Perubahan APBDdapat dilakukan apabila terjadi hal-hal berikut.

    a. perkembangan yang tidak sesuai dengan asumsi KUA

    b. keadaan yang menyebabkan harus dilakukan pergeseran

    anggaran antar unit organisasi, antar kegiatan, dan antar jenis

    belanja

    c. keadaan yang menyebabkan saldo anggaran Iebih tahun

    sebelumnya harus digunakan dalam tahun berjalan

    d. keadaan darurate. keadaan luar biasa.

    Perubahan APBD disebabkan perkembangan yang tidak sesuai

    dengan asumsi KUA dapat berupa terjadinya pelampauan atau tidak

    tercapainya proyeksi pendapatan daerah, alokasi belanja daerah,

    sumber dan penggunaan pembiayaan yang semula ditetapkan dalam

    KUA. Kepala daerah memformulasikan hal-hal yang mengakibatkan

    terjadinya perubahan APBD ke dalam rancangan kebijakan umumperubahan APBD serta PPAS perubahan APBD.

    Dalam rancangan kebijakan umum perubahan APBD dan PPAS

    perubahan APBD disajikan secara lengkap penjelasan mengenai:

    a. perbedaan asumsi dengan KUA yang ditetapkan sebelumnya

    b. program dan kegiatan yang dapat diusulkan untuk ditampung

    dalam perubahan APBD dengan mempertimbangkan sisa waktu

    pelaksanaan APBD tahun anggaran berjalan

    c. capaian target kinerja program dan kegiatan yang harusdikurangi dalam perubahan APBD apabila asumsi KUA tidak

    tercapai.

    d. capaian target kinerja program dan kegiatan yang harus

    ditingkat-kan dalam perubahan APBD apabila melampaui asumsi

    KUA.

    202 Bab 7

  • 7/23/2019 Penyususnan RAPBD

    37/46

    Rancangan kebijakan umum perubahan APBD dan PPAS

    perubahan APBD disampaikan kepada DPRD paling lambat minggu

    pertama bulan Agustus dalam tahun anggaran berjalan. Rancangan

    kebijakan umum perubahan APBD dan PPAS perubahan APBD, setelah

    dibahas selanjutnya disepakati menjadi kebijakan umum perubahanAPBD serta PPA perubahan APBD paling lambat minggu kedua bulan

    Agustus tahun anggaran berjalan.

    Bila persetujuan DPRD terhadap rancangan peraturan daerah

    tentang perubahan APBD diperkirakan jatuh pada akhir bulan

    September tahun anggaran berjalan, agar dihindari adanya

    penganggaran kegiatan pembangunan fisik di dalam rancangan

    peraturan daerah tentang perubahan APBD.

    Kebijakan umum perubahan APBD serta PPA perubahan APBD yang telah disepakati, masing-masing dituangkan ke dalam nota

    kesepakatan yang ditandatangani bersama antara kepala daerah

    dengan pimpinan DPRD.

    Berdasarkan nota kesepakatan TAPD menyiapkan rancangan

    surat edaran kepala daerah perihal pedoman penyusunan RKA-SKPD

    yang memuat program dan kegiatan baru dan/atau kriteria DPA-

    SKPD yang dapat diubah untuk dianggarkan dalam perubahan APBD

    sebagai acuan bagi kepala SKPD. Rancangan surat edaran kepaladaerah mencakup hal-hal berikut.

    a. PPA perubahan APBD yang dialokasikan untuk program baru

    dan/atau kriteria DPA-SKPD yang dapat diubah pada setiap

    SKPD berikut rencana pendapatan dan pembiayaan;

    b. sinkronisasi program dan kegiatan SKPD dengan program

    nasional dan antar program SKPD dengan kinerja SKPD

    berkenaan sesuai dengan standar pelayanan minimal yang

    ditetapkan;c. batas waktu penyampaian RKA-SKPD dan/atau DPA-SKPD yang

    telah diubah kepada PPKD;

    d. hal-hal lainnya yang perlu mendapatkan perhatian dari SKPD

    terkait dengan prinsip-prinsip peningkatan efisiensi,

    efektifitas, transpa-ransi dan akuntabilitas penyusunan

    anggaran dalam rangka pencapaian prestasi kerja; dan

    Penyusunan RAPBD 203

    20

  • 7/23/2019 Penyususnan RAPBD

    38/46

    e. dokumen-dokumen lain sebagai lampiran meliputi kebijakan

    umum perubahan APBD, PPA perubahan APBD, kode rekening

    APBD, format RKA-SKPD dan/atau DPA-SKPD, standar analisa

    belanja dan standar harga.

    Perubahan DPA-SKPD dapat berupa peningkatan atau

    pengurangan capaian target kinerja program dan kegiatan dari yang

    telah ditetapkan semula. Peningkatan atau pengurangan capaian

    target kinerja program dan kegiatan diformulasikan dalam format

    dokumen pelaksanaan perubahan anggaran SKPD (DPPA-SKPD). Dalam

    format DPPA-SKPD dijelaskan capaian target kinerja, kelompok,

    jenis, obyek, dan rincian obyek pendapatan, belanja serta pembiayaan

    baik sebelum dilakukan perubahan maupun setelah perubahan.

    Pergeseran Anggaran

    Pergeseran anggaran antar unit organisasi, antar kegiatan, dan

    antar jenis belanja serta pergeseran antar obyek belanja dalam

    jenis belanja dan antar rincian obyek belanja diformulasikan dalam

    DPPA-SKPD. Pergeseran antar rincian obyek belanja dalam obyek

    belanja berkenaan dapat dilakukan atas persetujuan PPKD.

    Pergeseran antar obyek belanja dalam jenis belanja berkenaandilakukan atas persetujuan sekretaris daerah.

    Pergeseran anggaran dilakukan dengan cara mengubah

    peraturan kepala daerah tentang penjabaran APBD sebagai dasar

    pelaksanaan, untuk selanjutnya dianggarkan dalam rancangan

    peraturan daerah tentang perubahan APBD. Pergeseran anggaran

    antar unit organisasi, antar kegiatan, dan antar jenis belanja dapat

    dilakukan dengan cara merubah peraturan daerah tentang APBD.

    Anggaran yang mengalami perubahan baik berupapenambahan dan/atau pengurangan akibat pergeseran, harus

    dijelaskan dalam kolom keterangan peraturan kepala daerah

    tentang penjabaran perubahan APBD. Tata cara pergeseran

    diatur dalam peraturan kepala daerah.

    Penggunaan Saldo Anggaran Lebih Tahun Sebelumnya

    204 Bab 7

  • 7/23/2019 Penyususnan RAPBD

    39/46

    Saldo anggaran lebih tahun sebelumnya merupakan sisa lebih

    perhitungan tahun anggaran sebelumnya. Keadaan yang menyebabkan

    saldo anggaran lebih tahun sebelumnya harus digunakan dalam tahun

    anggaran berjalan dapat berupa:

    a. membayar bunga dan pokok utang dan/atau obligasi daerah yangmelampaui anggaran yang tersedia mendahului perubahan APBD.

    b. melunasi seluruh kewajiban bunga dan pokok utang.

    c. mendanai kenaikan gaji dan tunjangan PNS akibat adanya kebijakan

    pemerintah.

    d. mendanai kegiatan lanjutan sesuai dengan ketentuan.

    e. mendanai program dan kegiatan baru dengan kriteria harus

    diselesaikan sampai dengan batas akhir penyelesaian pembayaran

    dalam tahun anggaran berjalan.f. mendanai kegiatan-kegiatan yang capaian target kinerjanya

    ditingkatkan dari yang telah ditetapkan semula dalam DPA-SKPD

    tahun anggaran berjalan yang dapat diselesaikan sampai dengan

    batas akhir penyelesaian pembayaran dalam tahun anggaran

    berjalan.

    Penggunaan saldo anggaran tahun sebelumnya untuk pendanaan

    pengeluaran diformulasikan terlebih dahulu dalam DPPA-SKPD.Penggunaan saldo anggaran lebih tahun sebelumnya untuk mendanai

    pengeluaran diformulasikan terlebih dahulu dalam DPAL-SKPD.

    Penggunaan saldo anggaran lebih tahun sebelumnya untuk mendanai

    pengeluaran diformulasikan terlebih dahulu dalam RKA-SKPD.

    Pendanaan Keadaan Darurat

    Keadaan darurat sekurang-kurangnya memenuhi kriteria

    berikut.a. bukan merupakan kegiatan normal dari aktivitas pemerintah

    daerah dan tidak dapat diprediksikan sebelumnya

    b. tidak diharapkan terjadi secara berulang

    c. berada diluar kendali dan pengaruh pemerintah daerah

    d. memiliki dampak yang signifikan terhadap anggaran dalam

    rangka pemulihan yang disebabkan oleh keadaan darurat.

    Penyusunan RAPBD 205

  • 7/23/2019 Penyususnan RAPBD

    40/46

    Dalam keadaan darurat, pemerintah daerah dapat melakukan

    pengeluaran yang belum tersedia anggarannya, yang selanjutnya

    diusulkan dalam rancangan perubahan APBD. Pendanaan keadaan

    darurat yang belum tersedia anggarannya dapat menggunakanbelanja tidak terduga. Dalam hal belanja tidak terduga tidak

    mencukupi dapat dilakukan dengan cara-cara berikut.

    a. menggunakan dana dari hasil penjadwalan ulang capaian target

    kinerja program dan kegiatan lainnya dalam tahun anggaran

    berjalan; dan/atau

    b. memanfaatkan uang kas yang tersedia.

    Pengeluaran termasuk belanja untuk keperluan mendesak yangkriterianya ditetapkan dalam peraturan daerah tentang APBD.

    Kriteria belanja untuk keperluan mendesak mencakup:

    a. program dan kegiatan pelayanan dasar masyarakat yang

    anggaran-nya belum tersedia dalam tahun anggaran berjalan

    b. keperluan mendesak lainnya yang apabila ditunda akan

    menimbulkan kerugian yang lebih besar bagi pemerintah daerah dan

    masyarakat.

    Penjadwalan ulang capaian target kinerja program dan kegiatan

    lainnya dalam tahun anggaran berjalan diformulasikan terlebih

    dahulu dalam DPPA-SKPD.

    Pendanaan keadaan darurat untuk kegiatan diformulasikan

    terlebih dahulu dalam RKA-SKPD.Dalam hal keadaan darurat terjadi

    setelah ditetapkannya perubahan APBD, pemerintah daerah dapat

    melakukan pengeluaran yang belum tersedia anggarannya, dan

    pengeluaran tersebut disampaikan dalam laporan realisasianggaran .Dasar pengeluaran untuk kegiatan-kegiatan diformulasikan

    terlebih dahulu dalam RKA-SKPD untuk dijadikan dasar pengesahan

    DPA-SKPD oleh PPKD setelah memperoleh persetujuan sekretaris

    daerah. Pelaksanaan pengeluaran untuk mendanai kegiatan dalam

    keadaan darurat terlebih dahulu ditetapkan dengan peraturan kepala

    daerah.

    206 Bab 7

    20

  • 7/23/2019 Penyususnan RAPBD

    41/46

    Pendanaan Keadaan Luar Biasa

    Keadaan Iuar biasa merupakan keadaan yang menyebabkan

    estimasi penerimaan dan/atau pengeluaran dalam APBD mengalami

    kenaikan atau penurunan lebih besar dari 50%. Persentase tersebutmerupakan selisih (gap)kenaikan atau penurunan antara pendapatan

    dan belanja dalam APBD.

    Bila kejadian luar biasa yang menyebabkan estimasi penerimaan

    dalam APBD mengalami peningkatan lebih dari 50% dapat dilakukan

    penambahan kegiatan baru dan/atau penjadwalan ulang/peningkatan

    capaian target kinerja program dan kegiatan dalam tahun anggaran

    berjalan. Penambahan kegiatan baru diformulasikan terlebih dahulu

    dalam RKA-SKPD. Penjadwalan ulang/peningkatan capaian targetkinerja program dan kegiatan diformulasikan terlebih dahulu dalam

    DPPA-SKPD. RKA-SKPD dan DPPA-SKPD digunakan sebagai dasar

    penyusunan rancangan peraturan daerah tentang perubahan kedua

    APBD.

    Bila kejadian Iuar biasa yang menyebabkan estimasi penerimaan

    dalam APBD mengalami penurunan lebih dari 50%, maka dapat

    dilakukan penjadwalan ulang/pengurangan capaian target kinerja

    program dan kegiatan Iainnya dalam tahun anggaran berjalan.Penjadwalan ulang/pengurangan capaian target diformulasikan ke

    dalam DPPA-SKPD.

    DPPA-SKPD digunakan sebagai dasar penyusunan rancangan

    peraturan daerah tentang perubahan kedua APBD.

    Penyiapan Raperda Perubahan APBD

    RKA-SKPD yang memuat program dan kegiatan baru dan DPPA-

    SKPD yang akan dianggarkan dalam perubahan APBD yang telahdisusun oleh SKPD disampaikan kepada PPKD untuk dibahas lebih

    lanjut oleh TAPD. Pembahasan oleh TAPD dilakukan untuk menelaah

    kesesuaian antara RKA-SKPD dan DPPASKPD dengan kebijakan umum

    perubahan APBD serta PPA perubahan APBD, prakiraan maju yang

    direncanakan atau yang telah disetujui dan dokumen perencanaan

    lainnya, serta capaian kinerja, indikator kinerja, standar analisis

    Penyusunan RAPBD 207

  • 7/23/2019 Penyususnan RAPBD

    42/46

    belanja, standar satuan harga, dan standar pelayanan minimal. Dalam

    hal hasil pembahasan RKA-SKPD dan DPPA-SKPD yang memuat

    program dan kegiatan yang akan dianggarkan dalam perubahan APBD

    terdapat ketidaksesuaian dengan ketentuan SKPD melakukan

    penyempurnaan.

    Refleksi

    Jawablah pertanyaan berikut

    1 Apa maksud APBD sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan

    daerah?

    2 Apa saja fungsi APBD?

    3 Apa makna fungsi APBD dalam alokasi dan distribusi?4 Mulai dengan kegiatan apa dan kapan penyusunan mulai dan

    berakhir?

    5 Apa yang dimaksud anggaran makro dan mikro pada APBD?

    6 Apa tahapan penyusunan anggaran makro?

    7 Apa isi dari KUA?

    8 Apa yang dimaksud dengan asumsi pada KUA?

    9 Mungkinkah PPA tidak selaras dengan KUA? Jelaskan!

    10 Formulir apa saja yang digunakan dalam penyusunan APBD?11 Pendekatan apa saja yang ada dalam penyusunan APBD?

    12 Apa yang dimaksud pendekatan APBD berdasarkan prestasi kerja?

    13 Bagaimana Struktur APBD?

    14 Mengapa disusun PPA?

    15 Apa saja yang dapat mendorong dilakukan perubahan APBD?

    16 Bagaimana prosedur perubahan APBD?

    Pilihkan jawaban yang benar

    1. Di daerah, anggaran makro disusun oleh

    A. SKPD

    B. DPRD

    C. Pemerintah daerah

    D. Sekretariat daerah

    208 Bab 7

  • 7/23/2019 Penyususnan RAPBD

    43/46

    2. Anggaran mikro mulai disusun dengan membuat

    A. strategi dan prioritas

    B. analisis SWOT

    C. RKA- SKPD

    D.

    RPJMD

    3. Penganggaran selesai bila telah menghasilkan

    A. RKA-SKPD

    B. Perda APBD

    C. PPAS

    D. Kebijakan umum APBD

    4. Proses penganggaran makro dimulai dengan perumusanA. kegiatan

    B. prioritas dan plafon anggaran

    C. kebijakan umum

    D. RPJMD

    5. Bila APBD sampai akhir Desember belum disetujui DPRD diserahkan

    kepada

    A. Pemerintah di atasnyaB. masyarakat

    C. DPR

    D. SKPD kembali

    6. Pedoman dalam menyusun anggaran mikro salah satunya berupa

    A. RPJPD

    B. Kebijakan ekonomi makro

    C. tupoksiD. UU kedinasan

    7. RKA-SKPD untuk DPRD disusun oleh

    A. Pemerintah daerah

    B. Sekretariat dewan

    C. Bendaharawan

    Penyusunan RAPBD 209

  • 7/23/2019 Penyususnan RAPBD

    44/46

    D. Panitia anggaran

    8. Yang dimaksud asumsi dalam kebijakan umum adalah

    A. ekonomi makro

    B.

    asumsi musimanC. keadaan normal

    D. kemungkinan terburuk

    9. APBD yang memperhatikan keadilan menunjukkan fungsi

    A. otorisasi

    B. distribusi

    C. pengawasan

    D. manifestasi

    10. APBD yang memperhatikan kesejahteraan masyarakat menunjukkan

    fungsi

    A. Alokasi

    B. distribusi

    C. pengawasan

    D. perencanaan

    11. PPAS disusun ................ KUA.

    A. sesudah

    B. sebelum

    C. bersamaan dengan

    D. selang seling dengan

    12. Pilih pernyataan yang benar mengenai PPAS.

    A. dibahas sebelum KUAB. dibahas pada bulan Desember

    C. berisi skala prioritas

    D. belum mengandung plafon anggaran

    13. Pembuatan program kegiatan dalam tahap penyusunan APBD

    disebut

    210 Bab 7

  • 7/23/2019 Penyususnan RAPBD

    45/46

    A. penggangaran mikro

    B. penganggaran makro

    C. penganggaran tahap satu

    D. pra penganggaran

    14. Penjaringan aspirasi masyarakat reaktif dapat berupa

    A. observasi

    B. wawancara

    C. inpeksi mendadak

    D. dengar pendapat

    15. Tahap pertama dalam penyusunan APBD adalah pembuatan

    A. Kebijakan Umum AnggaranB. Prioritas anggaran

    C. Plafon anggaran

    D. Arah dan kebijakan umum

    16. Formulir penggangaran daerah yang digunakan adalah

    A. RASK

    B. RKPBD

    C. RKA-SKPDD. RAMS

    17. Pilih pernyataan yang benar mengenai penyusunan RAPBD

    A. berbasis kas

    B. harus diproses dengan komputer

    C. harus menunjukkan tolok ukur kinerja

    D. dilakukan oleh dinas-dinas saja

    18. Pilih pernyataan yang salah mengenai plafon anggaran

    A. ditentukan oleh pemda

    B. kesepakatan pemda dan DPRD

    C. ditentukan oleh DPRD

    D. ditentukan sendiri oleh masing-masing SKPD

    Penyusunan RAPBD 211

  • 7/23/2019 Penyususnan RAPBD

    46/46

    19. Salah satu pedoman penyusunan kebijakan APBD adalah

    A. RENSTRADA

    B Pemnas

    C. RPJMD

    D. Musrenbang

    20. Penyusunan APBD di tingkat SKPD dimulai dengan adanya

    A. Surat Perintah kepala daerah

    B. Surat keputusan DPRD

    C. RPJMD

    D. Surat Edaran Kepala daerah

    21. APBD yang telah disetujui tertuang dalamA. Peraturan daerah

    B. Peraturan menteri

    C. Berita daerah

    D. Pengumuman daerah