upaya menumbuhkan karakter peduli sosial pada siswa kelas ...eprints.ums.ac.id/67844/11/naskah...
TRANSCRIPT
i
UPAYA MENUMBUHKAN KARAKTER PEDULI SOSIAL PADA SISWA
KELAS ATAS MI MUHAMMADIYAH BOLON
Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata 1 pada Jurusan
Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Oleh:
AGUS HERI SUWANTO
A510140136
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2018
1
UPAYA MENUMBUHKAN KARAKTER PEDULI SOSIAL PADA SISWA
KELAS ATAS MI MUHAMMADIYAH BOLON
Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah: (1) Mendiskripsikan upaya menumbuhkan karakter peduli
sosial pada siswa kelas atas MI Muhammadiyah Bolon, (2) Untuk mengetahui kendala
yang dihadapi dalam upaya menumbuhkan karakter peduli sosial pada siswa kelas atas
MI Muhammadiyah Bolon, (3) Untuk mengetahui solusi yang dilakukan dalam
mengatasi kenadala dalam upaya menumbuhkan karakter peduli sosial pada siswa kelas
atas MI Muhammadiyah Bolon. Jenis penelitian ini kualitatif dengan metode deskriptif
kualitatif. Teknik pengumpulan data melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi.
Teknik analisis data dengan reduksi data, sajian data, penarikan kesimpulan. Uji
validitas data menggunakan trianggulasi sumber dan teknik. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa (1) Upaya menumbuhkan karakter peduli sosial pada siswa kelas
atas MI Muhammadiyah Bolon dilakukan dalam, (a) kegiatan rutin yaitu infak mingguan
setiap hari jum’at, pembagian sembako dan daging kurban, (b) kegiatan spontan
dilakukan guru menegur siswa yang melakukan pelanggaran, penggalangan dana untuk
korban bencana alam, menjenguk teman yang sakit, (c) keteladanan dilakukan guru
memberi contoh infak, menjenguk warga sekolah, (d) Integrasi dalam mata pelajaran
dengan mencantumkan karakter peduli sosial dalam RPP, (e) budaya sekolah
menyediakan fasilitas untuk menyumbang, memfasilitasi kegiatan aksi sosial dan bakti
sosial, mengumpulkan uang untuk korban bencana alam, membangun kerukunan antar
sesama warga kelas. (2) Kendala yang dihadapi yaitu: (a) siswa belum menyadari akan
pentingnya peduli sosial, (b) factor lingkungan luar sekolah. (3) Solusi untuk mengatasi
kendala tersebut yaitu: (a) menegur dan menasehati secara berkelanjutan, (b)
mengadakan rapat guru dan wali murid guna mengevaluasi pembiasaan siswa.
Kata Kunci: Upaya, Menumbuhkan, Karakter Peduli Sosial
Abstract
The purpose of this study are: (1) Describe the efforts to foster the character of social
care for upper class students MI Muhammadiyah Bolon, (2) To describe out the
obstacles faced in an effort to foster the character of social care for upper class students
MI Muhammadiyah Bolon, (3) To describe out the solution which was done in
overcoming cadet in an effort to foster the character of social care for upper class
students of MI Muhammadiyah Bolon. This type of research is qualitative with
qualitative descriptive methods. Data collection techniques through interviews,
observation, and documentation. Data analysis techniques with data reduction, data
presentation, conclusion drawing. Test data validity using source and technique
triangulation. The results showed that (1) Efforts to foster the character of social care for
2
upper class students of MI Muhammadiyah Bolon were carried out in (a) routine
activities namely weekly infaq every Friday, distribution of basic necessities and
sacrificial meat, (b) spontaneous activities carried out by the teacher admonishing
students who commit violations, raise funds for victims of natural disasters, visit friends
who are ill, (c) exemplary teachers are given examples of infaq, visit school citizens, (d)
Integration in subjects by including social caring characters in RPP, (e) culture schools
provide facilities to donate, facilitate social action activities and social services, raise
money for victims of natural disasters, build harmony among fellow class members. (2)
Constraints faced are: (a) students have not yet realized the importance of social care, (b)
factors outside the school environment. (3) Solutions to overcome these obstacles are:
(a) admonishing and advising on an ongoing basis, (b) holding teacher meetings and
student guardians to evaluate student habituation.
Keywords : Effort, Growing, Social caring character.
1. PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan usaha yang dilakukan lembaga kependidikan untuk mencapai
tujuan tertentu. Pendidikan merupakan sarana untuk pembentukan kepribadian dan
kecerdasan manusia. Pendidikan karakter merupakan upaya-upaya yang dilakukan
dalam menciptakan sekolah untuk pembentukan kepribadian siswa yang memiliki etika,
tanggung jawab, dan kepedulian dengan menerapkan dan mengajarkan karakter-karakter
yang baik melalui penekanan pada nilai-nilai dasar kemanusiaan. Hal ini sesuai dengan
tujuan UU Sisdiknas tahun 2013 menjelaskan bahwa pendidikan tidak hanya
membentuk manusia yang cerdas, akan tetapi juga membentuk manusia yang
berkepribadian dan berkaraker. Pendidikan karakter memiliki makna yang sama dengan
pendidikan moral dan pendidikan akhlak. Tujuannya adalah membentuk pribadi anak
supaya menjadi manusia yang baik dan menjadi warga Negara yang baik pula. Karakter
seseorang jika tidak dikembangkan akan menjadi lembek, maka dari itu menumbuhkan
karakter perlu adanya latihan demi latihan, maka karakter akan menjadi kuat dan akan
mewujudkan kebiasaan
Sebagaimana menurut pendapat Gunawan (2012: 3) karakter adalah keadaan asli
yang ada dalam diri individu seseorang yang membedakan dirinya dengan orang lain.
Hidayatullah (2010: 13) menyatakan bahwa karakter ciri khas yang dimiliki oleh setiap
3
individu. Pendidikan karakter bukan sekedar mengajarkan mana yang benar dan mana
yang salah, lebih dari itu, pendidikan karakter menanamkan kebiasaan tentang mana
yang baik sehingga siswa menjadi paham tentang mana yang benar dan mana yang
salah, serta mampu merasakan nilai yang baik dan biasa melakukannya. Seseorang dapat
dikatakan berkarakter jika telah berhasil menyerap nilai dan keyakian yang dikehendaki
masyarakat serta digunakan sebagai kekuatan moral dalam hidupnya.
Menurut Kemendiknas (2010: 29) peduli sosial adalah sikap dan tindakan yang
selalu ingin memberikan bantuan kepada orang lain dan masyarakat yang membutuhkan.
Sedangkan menurut Sari (2014: 21) sikap toleransi dan peduli sosial yang ditunjukkan
siswa ditandai dengan menghargai pendapat orang lain baik, bersahabat tanpa
membedakan suku dan agama, sikap saling menghargai, mengendalikan emosi, tidak
mengejek teman, merancang dan melakukan berbagai kegiatan sosial, menghormati
petugas-petugas sekolah, saling membantu, menjenguk teman yang sakit, dan melayat
apabila ada orang tua siswa meninggal. Manusia adalah makhluk sosial yang selalu
membutuhkan pihak lain. Seseorang manusia tidak akan mungkin tumbuh secara ideal
tanpa bantuan dari orang lain. Membantu dan memikirkan kepentingan orang lain adalah
suatu tindakan terpuji. Tidakan seperti itulah yang sering disebut dengan peduli atau
kepedulian. Pendidikan karakter peduli sosial merupakan hal penting yang harus
ditumbuhkan kepada siswa agar mempunyai rasa peka terhadap kondisi yang berada
disekitarnya dan saling menghormati. Dari pentingnya pendidikan karakter tersebut
diharapkan siswa dapat menumbuhkan karakter dirinya menjadi pribadi yang baik dan
mempunyai karakter yang baik terutama pada karakter peduli sosial.
Permasalahan yang sering muncul di MI Muhammadiyah Bolon mengenai
menumbuhkan karakter peduli sosial diantaranya mengenai anak yang belum menyadari
dan memahami pentingnya peduli sosial, siswa dalam menolong memilih-milih teman,
masih ada siswa hanya mementingkan dirinya sendiri, dan masih ada siswa yang egois
dan kurang memiliki rasa kepedulian terutama terhadap temannya sendiri.
Pendidikan karakter guna membentuk karakter siswa sangat penting diajarkan
mulai sejak dini, karena dalam membentuk karakter siswa membutuhkan waktu yang
4
lama, dan dilaksanakan melalui pembiasaan secara rutin dan berkelanjutan. Menurut
pendapat Gunawan (2012: 95) menyatakan bahwa kebiasaan yang dilakukan secara terus
menerus akan membentuk karakter. Adapun kegiatan pembiasaan siswa yang dilakukan
secara tidak terprogram dapat dilaksnakan dengan cara kegiatan rutin, kegiatan yang
dilakukan secara spontan dan keteladanan.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti tertarik untuk mengadakan
penelitian yang berjudul “upaya menumbuhkan karakter peduli sosial pada siswa kelas
atas MI Muhammadiyah Bolon”. Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini
adalah (1) mendiskripsikan upaya menumbuhkan karakter peduli sosial pada siswa kelas
atas MI Muhammadiyah Bolon, (2) mengetahui kendala yang dihadapi dalam upaya
menumbuhkan karakter peduli sosial pada siswa kelas atas MI Muhammadiyah Bolon,
(3) mengetahui solusi yang dilakukan untuk mengatasi kendala dalam upaya
menumbuhkan karakter peduli sosial pada siswa kelas atas MI Muhammadiyah Bolon.
2. METODE
Penelitian ini dilaksanakan di MI Muhammadiyah Bolon di Kecamatan Colomadu,
Karanganyar. Tahap pelaksanaan kegiatan penelitian ini sejak persiapan dengan
penyususnan laporan penelitian secara keseluruhan dilakukan selama kuarang lebih lima
bulan mulai bulan April sampai Agustus 2018.
Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif diskriptif, dalam pengumpulan
data ,menggunakan teknik wawancara, observasi dan dokumentasi. Wawancara
dilaksanakan secara lisan dalam pertemuan tatap muka secara individual, Syaodih (2010
: 216). Wawancara dilakukan dengan kepala sekolah, guru, dan siswa. observasi
merupakan teknik pengumpulan data dengan mengamati secara langsung, Sanjaya (2013
: 270). Sedangkan dokumentasi adalah dokumen yang dihimpun sesuai dengan fokus
masalah, Syaodih (2010: 221).
Teknik analisis data menggunakan model Miles Hubermaan melalui reduksi
data, sajian data, dan penarikan kesimpulan, Sugiyono (20017: 337-345). Uji keabsahan
data peneliti menggunakan trianggulasi. Menurut Sugiyono (2017: 372-374)
5
memamparkan bahwa trianggulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data dengan
memanfaatkan sesuatu di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau pembanding
terhadap data tersebut. Uji validitas menggunakan trianggulasi teknik dan sumber.
3. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Penelitian yang dilakukan peneliti pada 28 Mei 2018 melalui wawancara, observasi dan
dokumentasi terhadap kepala sekolah, guru, dan siswa mengenai upaya menumbuhkan
karakter peduli sosial, kendala yang dihadapi dalam upaya menumbuhkan karakter
peduli sosial pada siswa kelas atas MI Muhammadiyah Bolon, dan solusi yang dilakukan
dalam upaya menumbuhkan karakter peduli sosial pada siswa kelas atas MI
Muhammadiyah Bolon. Berikut ini data dan temuan yang diperoleh dari lokasi
penelitian.
Upaya menumbuhkan karakter peduli sosial pada siswa kelas atas MI
Muhammadiyah Bolon dilakukan melalui kegiatan rutin, kegiatan spontan, keteladanan,
inegrasi dalam mata pelajaran, dan budaya sekolah.
3.1 Kegiatan rutin
Kegiatan rutin adalah kegiatan yang dilakukan siswa secara terus menerus
dan konsisten setiap saat. Berikut merupakan bentuk kegiatan rutin yang dilakukan
dalam upaya menumbuhkan karakter peduli sosial pada siswa kelas atas MI
Muhammadiyah Bolon.
3.1.1 Infak mingguan setiap hari jum’at
Kegaiat infak dilaksanakan setiap hari jum’at, infak dilaksanakan melalui
wali kelas maisng-masing. Cara yang dilakukan ketika infak bermacam-macam,
ada yang diberikan langsung ke wali kelas, setiap pagi sebelum pembelajaran
salah satu siswa berkeliling kelas dengan membawa kencreng atau kotak infak.
3.1.2 Pembagian sembako dan daging kurban
Pembagian sembako dilakukan ketika bulan ramadhan oleh siswa yang
didampingi oleh guru, serta pembagian hewan qurban itu dilaksanakan ketika
6
hari raya idhul adha dalam kegiatan ini siswa diajak berpartisipasi dalam
penyembelihan hewan kurban maupun pembagian hewan kurban.
Kegiatan diatas dilakukan oleh sekolah konsisten dan terus menerus. Hal
tersebut sesuai dengan pernyataan Gunawan (2012: 95) bahwa kegiatan rutin
dilakukan secara terjadwal dan dilakukan secara terus menerus. Kegiatan rutin
dilakukan secara terus-menerus agar membiasakan anak untuk melakukan
kegiatan yang baik dalam lingkungan sekolah maupun lingkungan masyarakat.
3.2 Kegiatan spontan
Kegiatan spontan adalah kegiatan yang dilakukan guru maupun siswa secara
langsung tanpa terjadwal. Kegiatan yang dilakukan guru dalam menumbuhkan
karate peduli sosial siswa adalah
3.2.1 Guru memberikan teguran kepada siswa
Guru memberikan teguran kepada siswa yang melakukan pelanggaran
atau siswa ramai sendiri ketika dalam pembelajaran dan tidak menghargai
temannya yang menyampaikan pendapat di depan kelas. Teguran itu dilakukan
dengan spontan pada saat itu juga ketika siswa melakukan pelanggaran.
3.2.2 Penggalangan dana untuk korban bencana alam
Hasil penelitian penggalangan dana dilakukan dengan spontan jika terjadi
bencana alam. Pada kegiatan ini guru memberitahukan kepada siswa bahwa
sekolah akan mengadakan penggalangan dana untuk korban bencana lama.
3.2.3 Menjenguk teman yang sakit
Dalam satu kelas ada teman yang sakit guru mengajak siswa untuk
menjenguk teman yang sakit, serta guru mengajak siswa takziah.
Kegiatan diatas dilakukan oleh guru secara spontan saat itu juga ketika
melihat siswa yang bertingkah laku kurang baik dan kegiatan spontan untuk
menolong orang yang membutuhkan. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan
Gunawan (2010: 92-93) menyatakan bahwa kegiatan spontan dilakukan tenaga
pendidik mengetahui adanya perbutan yang kurang baik dari siswa yang
dikoreksi pada saat itu juga. Apabila pendidik mengetahui adanya sikap siswa
7
yang kurang baik pendidik melakukan koreksi sehingga siswa tidak akan
mengulangi tindakan yang kurang baik tersebut. Kegiatan spontan kepada siswa
yang berprilaku baik guru memberi pujian kepada siswa tersebut.
3.3 Keteladanan
Keteladanan adalah sikap yang dicontohkan kepada siswa agar siswa meniru
apa yang dilakukan guru. keteladan yang dilakukan guru dalam menumbuhkan
karakter peduli sosial siwa adalah
3.3.1 Guru melakukan infak
Guru memberikan contoh kepada siswa dengan cara berikap menunjukkan
kepada orang lain, seperti guru ikut menyisihkan uang untuk infak, sehingga
siswa meniru apa yang dilakukan guru.
3.3.2 Menjenguk warga sekolah
Ketika warga sekolah ada yang sakit guru mengajak siswa untuk
menjenguk, dan guru mengajak siswa bertakziah. Guru memberikan nasehat
kepada siswa agar selalu membantu orang lain yang mengalami kesulitan dan
menghargai orang lain.
Dalah tahap ini peran guru dalam melaksanakan pendidikan karakter
sangat penting, karena keteladanan seorang guru dalam berbagai aktivitasnya di
sekolah akan menjadi cerminan bagi siswa. hal tersebut sesuai dengan
pernyataan Gunawan (2010: 91) menyatakan bahwa keteladanan adalah
perilaku dan sikap pendidik dalam memberikan contoh dan tindakan-tindakan
yang baik sehingga diharapkan menjadi panutan bagi siswa untuk
mencontohnya. Selaras dengan pernyataan Hendriana dan Jacobus (2016)
menyatakan bahwa pendidikan karakter di sekolah dapat diterapkan melalui
keteladanan yang dilakukan guru dan juga dapat ditanam melalui pembiasaan
secara terus menerus. Teladan merupakan tahap awal pembiasaan. Jika guru
menghendaki siswa agar bersikap dan berprilaku sesuai dengan nilai-nilai
karakter, maka guru adalah orang pertama yang membrikan contoh dan teladan
sesuai dengan nilai-nilai karakter.
8
3.4 Integrasi dalam mata pelajaran
Hasil penelitin guru sudah membuat RPP yang memuat nilai karakter peduli
sosial. Mengintegrasikan nilai-nilai karakter dalam mata pelajaran dengan tujuan
untuk menumbuhkan nilai-nilai karakter siswa. Dalam kegitan pembelajaran guna
menumbuhkan karakter peduli sosial di kelas guru menggunakan strategi dengan
pendekatan belajar aktif, seperti pendekatan kontekstual, pendekatan kooperatif dan
pembelajaran berbasis masalah.
Sejalan dengan pendapat Rizal dan Munip (2017) menyatakan bahwa setiap
mata pelajaran nilai-nilai karakter yang termuat dalam RPP adalah sebagai
pengembangan madrasah atas kepedulian para guru dalam mengembangkan
kompetensi pembelajaran “kognitif, efektif, dan psikomotorik” secara seimbang
sebagai salah satu dasar dalam menumbuhkan nilai-nilai karakter siswa.
Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Minsih dkk, menyatakan bahwa:
“penerapan pembelajaran karakter dikelas antara lain dapat dilakukan
dengan cara berikut ini: a) membuat aturan kelas (misalnya tidak boleh
mengolok-olok teman, melaksanakan kewajiban piket sesuai jadwal, tidak
boleh menyontek, harus tolong menolong, menghargai pendapat teman dan
bekerja sama dengan baik, serta saling membantu), b) mengintegrasikan nilai
karakter dalam kegiatan pembelajaran (guru dapat menyelipkan dengan
sengaja isi karakter yang sesuai dengan topik pembelajaran seperti
contohnya sikap religious, kejujuran, disiplin, dan lain sebagainya).
3.5 Budaya Sekolah
Dalam menumbuhkan karakter peduli sosial mencakup mencakup kegiatan-
kegiatan yang dilakukan sekolah dengan menggunakan fasilitas sekolah.
Kemendiknas (2010: 30-31) menyatakan ada beberapa budaya sekolah diantaranya:
1) menyediakan fasilitas untuk menyumbang, 2) memfasilitasi kegiatan aksi sosial
dan bakti sosial, 3) mengumpulkan uang untuk korban bencana alam, 4)
membangun kerukunan warga kelas, 5) berempati kepada sesama teman kelas.
Berikut ini beberapa budaya sekolah yang digunakan dalam menumbuhkan karakter
peduli sosial sebagai berikut.
9
3.5.1 Menyediakan fasilitas untuk menyumbang
Di MI Muhammadiyah Bolon memfasilitasi siswa untuk menyumbang
dengan cara infak mingguan yaitu setiap hari jum’at, dan ada juga wali kelas
yang mengadakan infak pada hari sabtu setelah shalat dhuha. Infak yang
dilakukan di sekolah menjadi sarana untuk menyumbang, dan di gunakan
menjenguk siswa maupun guru yang sakit, serta takziah.
3.5.2 Memfasilitasi kegiatan aksi sosial dan bakti sosial
Sekolah melaksanakan pendidikan karakter pedui sosial dengan
memfasilitasi siswa melakukan bakti sosial.bakti sosial berupa memnagikan
sembako kepada warga sekitar sekolah, membagikan zakat dan membagikan
daging hewan qurban setiap hari raya idhul adha.
3.5.3 Mengumpulkan uang untuk korban bencana alam
Sekolah dalam menumbuhkan karakter peduli sosial itu dilakukan
melalui pengumpulan uang untuk membantu korban bencana alam, kegiatan
tersebut dilakukan ketika terjadi peristiwa alam yang besar, seperti gempa bumi
di Lombok beberapa waktu yang lalu.
3.5.4 Membangun kerukunan antar warga kelas
Dalam kegiatan pembelajaran di kelas siswa menciptakan suasana
pembelajaran yang nyaman, disaat belajar guru dan siswa membuat kesepakan
pada saat pembelajaran tidak boleh ramai sendiri. Saling menghormati teman
dan saling tolong menolong. Ketika mengadakan diskusi di kelas semua siswa
harus menghargai teman yang menggungkapkan pendapat.
Dalam upaya menumbuhkan karakter peduli sosial pada siswa kelas ata MI
Muhammadiyah Bolon terdapat beberapa kendala yang dihadapi diantaranya adalah :
1) Siswa belum menyadari pentingnya peduli sosial
Dalam menumbuhkan karakter peduli sosial yeng menjadi kendala yaitu
ada beberapa siswa yang belum menyadari dan memahami pentingnya peduli
sosial, karena ada saja siswa hanya mementingkan dirinya sendiri, dan suka
memilih-milih kalau mau menolong temannya.
10
2) Lingkungan luar sekolah
Pengaruh dengan kondisi lingkungan sekitar juga menjadi kendala dalam
menumbuhkan katakter peduli sosial siswa, misalnya pergaulan siswa dengan
teman sebaya dan orang disekitar. Setiap kendala pasti ada solusi tersendiri yang
diberikan oleh guru untuk mengatasi kendala tersebut. Berikut solusi yang
dilakukan guru untuk mengatasi kendala tersebut.
3) Menegur dan menasehati secara berkelanjutan
Jika diketahui siswa hanya mementingkan dirinya sendiri dan suka
memilih-milih teman dalam menolong temannya guru dengan spontan
menasehati siswa tersebut.
4) Mengadakan rapat guru maupun wali murid
Guru mengadakan rapat sebutan sekali guna mengevaluasi pembiasaan di
sekolah, sekaligus guru mengundang wali murid. Guru mengadakan kunjungan
kerumah siswa untuk mengetahui perkembangan siswa sewaktu di rumah, serta
guru menjalin komunikasi dengan orang tua siswa melalui media sosial.
4. PENUTUP
Upaya menumbuhkan karakter peduli sosial pada siswa kelas atas MI Muhammadiyah
Bolon melalui kegiatan rutin, kegiatan spontan, keteladanan, integrasi dalam mata
pelajaran, dan budaya sekolah. Bentuk kegiatan rutin yang dilakukan adalah infak
mingguan setiap hari jum’at, membagikan sembako dan daging kurban. Kegitan spontan
dilakukan guru memberikan teguran kepada siswa, penggalangan dana untuk korban
bencana alam, menjenguk teman yang sakit. Keteladanan yang dilakukan guru
melakukan infak, dan menjenguk warga sekolah yang sakit. Serta integrasi dalam mata
pelajaran mencantumkan karakter peduli sosial dalam RPP. Budaya sekolah yang
dilakukan yaitu menyediakan fasilitas untuk menyumbang, memfasilitasi kegiatan aksi
sosial dan bakti sosial, mengumpulkan dana untuk korban bencana alam, membangun
kerukunan antar sesama warga kelas.
11
Kendala yang dihadapi dalam upaya menumbuhkan karakter peduli sosial pada
siswa kelas atas MI Muhammadiyah Bolon yaitu, siswa belum menyadari pentingnya
peduli sosial, lingkungan luar sekolah. Solusi dalam mengatasi kendala tersebut yaitu
guru melakukan peneguran dan menasehati secara berkelanjutan, dan sekolah
mengadakan rapat guru maupun dengan wali murid.
DAFTAR PUSTAKA
Gunawan, Heri. 2012. Pendidikan Karakter Konsep Dan Implementasi .Bndung :
Alfabeta.
Hidayatullah, M. Furqon. 2010. Pendidikan Karakter: Membangun Peradaban Bangsa.
Surakarta: Yuma Perkasa.
Hendriana, dan Jacobus. 2016. “Implementasi Pendidikan Karakter Di Sekolah Melalui
Keteladanan Dan Pembiasaan”. Jurnal Pendidikan Dasar Indonesia. Volume 1
Nomor 2 Bulan September 2016 : 25-29
Kementerian Pendidikan Nasional. (2010). Pengembangan pendidikan budaya dan
karakter bangsa.Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Pusat Kurikulum.
Minsih. 2015. “Pelaksanaan Layanan Dasar Bimbingan Dalam Membentuk
Karakter Siswa Di Sd Muhammadiyah Program Khusus Kota
Surakarta”. Jurnal Profesi Pendidikan Dasar.Vol.2 (2) : 10
Rizal, dan Munip. 2017. Strategi Guru Kelas Dalam Menumbuhkan Nilai Nilai Karakter
Pada Siswa SD/MI. Jurnal Pendidikan Guru MI. Vol 4 Nomor 1 : 40-65
Sanjaya, Wina. 2013. Penelitian Pendidikan, Jenis, Metode, dan Prosedur. Jakarta:
Prenadamedia Grup.
Sugiyono. 2017 Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R
& D. Bandung: Alfabet.
Sari, Yuni Maya. 2014. “Pembinaan Toleransi Dan Peduli Sosial Dalam Upaya
Memantapkan Watak Kewarganegaraan (Civic Disposition) Siswa”. Jurnal
Pendidikan Ilmu Sosial Volume 23, No. 1, Edisi Juni 2014 : 15-26.
Syaodih Sukmadinata, Nana. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Undang-Undang SISDIKNAS (Sistem Pendidikan Nasional) (UU RI No.20 Th.2003).
Jakarta: Sinar Grafika.