upaya menumbuhkan karakter peduli sosial pada siswa kelas ...eprints.ums.ac.id/67844/11/naskah...

15
UPAYA MENUMBUHKAN KARAKTER PEDULI SOSIAL PADA SISWA KELAS ATAS MI MUHAMMADIYAH BOLON Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata 1 pada Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Oleh: AGUS HERI SUWANTO A510140136 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2018

Upload: duongkhuong

Post on 15-Jun-2019

224 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

i

UPAYA MENUMBUHKAN KARAKTER PEDULI SOSIAL PADA SISWA

KELAS ATAS MI MUHAMMADIYAH BOLON

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata 1 pada Jurusan

Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Oleh:

AGUS HERI SUWANTO

A510140136

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2018

ii

i

2

iii

1

UPAYA MENUMBUHKAN KARAKTER PEDULI SOSIAL PADA SISWA

KELAS ATAS MI MUHAMMADIYAH BOLON

Abstrak

Tujuan penelitian ini adalah: (1) Mendiskripsikan upaya menumbuhkan karakter peduli

sosial pada siswa kelas atas MI Muhammadiyah Bolon, (2) Untuk mengetahui kendala

yang dihadapi dalam upaya menumbuhkan karakter peduli sosial pada siswa kelas atas

MI Muhammadiyah Bolon, (3) Untuk mengetahui solusi yang dilakukan dalam

mengatasi kenadala dalam upaya menumbuhkan karakter peduli sosial pada siswa kelas

atas MI Muhammadiyah Bolon. Jenis penelitian ini kualitatif dengan metode deskriptif

kualitatif. Teknik pengumpulan data melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi.

Teknik analisis data dengan reduksi data, sajian data, penarikan kesimpulan. Uji

validitas data menggunakan trianggulasi sumber dan teknik. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa (1) Upaya menumbuhkan karakter peduli sosial pada siswa kelas

atas MI Muhammadiyah Bolon dilakukan dalam, (a) kegiatan rutin yaitu infak mingguan

setiap hari jum’at, pembagian sembako dan daging kurban, (b) kegiatan spontan

dilakukan guru menegur siswa yang melakukan pelanggaran, penggalangan dana untuk

korban bencana alam, menjenguk teman yang sakit, (c) keteladanan dilakukan guru

memberi contoh infak, menjenguk warga sekolah, (d) Integrasi dalam mata pelajaran

dengan mencantumkan karakter peduli sosial dalam RPP, (e) budaya sekolah

menyediakan fasilitas untuk menyumbang, memfasilitasi kegiatan aksi sosial dan bakti

sosial, mengumpulkan uang untuk korban bencana alam, membangun kerukunan antar

sesama warga kelas. (2) Kendala yang dihadapi yaitu: (a) siswa belum menyadari akan

pentingnya peduli sosial, (b) factor lingkungan luar sekolah. (3) Solusi untuk mengatasi

kendala tersebut yaitu: (a) menegur dan menasehati secara berkelanjutan, (b)

mengadakan rapat guru dan wali murid guna mengevaluasi pembiasaan siswa.

Kata Kunci: Upaya, Menumbuhkan, Karakter Peduli Sosial

Abstract

The purpose of this study are: (1) Describe the efforts to foster the character of social

care for upper class students MI Muhammadiyah Bolon, (2) To describe out the

obstacles faced in an effort to foster the character of social care for upper class students

MI Muhammadiyah Bolon, (3) To describe out the solution which was done in

overcoming cadet in an effort to foster the character of social care for upper class

students of MI Muhammadiyah Bolon. This type of research is qualitative with

qualitative descriptive methods. Data collection techniques through interviews,

observation, and documentation. Data analysis techniques with data reduction, data

presentation, conclusion drawing. Test data validity using source and technique

triangulation. The results showed that (1) Efforts to foster the character of social care for

2

upper class students of MI Muhammadiyah Bolon were carried out in (a) routine

activities namely weekly infaq every Friday, distribution of basic necessities and

sacrificial meat, (b) spontaneous activities carried out by the teacher admonishing

students who commit violations, raise funds for victims of natural disasters, visit friends

who are ill, (c) exemplary teachers are given examples of infaq, visit school citizens, (d)

Integration in subjects by including social caring characters in RPP, (e) culture schools

provide facilities to donate, facilitate social action activities and social services, raise

money for victims of natural disasters, build harmony among fellow class members. (2)

Constraints faced are: (a) students have not yet realized the importance of social care, (b)

factors outside the school environment. (3) Solutions to overcome these obstacles are:

(a) admonishing and advising on an ongoing basis, (b) holding teacher meetings and

student guardians to evaluate student habituation.

Keywords : Effort, Growing, Social caring character.

1. PENDAHULUAN

Pendidikan merupakan usaha yang dilakukan lembaga kependidikan untuk mencapai

tujuan tertentu. Pendidikan merupakan sarana untuk pembentukan kepribadian dan

kecerdasan manusia. Pendidikan karakter merupakan upaya-upaya yang dilakukan

dalam menciptakan sekolah untuk pembentukan kepribadian siswa yang memiliki etika,

tanggung jawab, dan kepedulian dengan menerapkan dan mengajarkan karakter-karakter

yang baik melalui penekanan pada nilai-nilai dasar kemanusiaan. Hal ini sesuai dengan

tujuan UU Sisdiknas tahun 2013 menjelaskan bahwa pendidikan tidak hanya

membentuk manusia yang cerdas, akan tetapi juga membentuk manusia yang

berkepribadian dan berkaraker. Pendidikan karakter memiliki makna yang sama dengan

pendidikan moral dan pendidikan akhlak. Tujuannya adalah membentuk pribadi anak

supaya menjadi manusia yang baik dan menjadi warga Negara yang baik pula. Karakter

seseorang jika tidak dikembangkan akan menjadi lembek, maka dari itu menumbuhkan

karakter perlu adanya latihan demi latihan, maka karakter akan menjadi kuat dan akan

mewujudkan kebiasaan

Sebagaimana menurut pendapat Gunawan (2012: 3) karakter adalah keadaan asli

yang ada dalam diri individu seseorang yang membedakan dirinya dengan orang lain.

Hidayatullah (2010: 13) menyatakan bahwa karakter ciri khas yang dimiliki oleh setiap

3

individu. Pendidikan karakter bukan sekedar mengajarkan mana yang benar dan mana

yang salah, lebih dari itu, pendidikan karakter menanamkan kebiasaan tentang mana

yang baik sehingga siswa menjadi paham tentang mana yang benar dan mana yang

salah, serta mampu merasakan nilai yang baik dan biasa melakukannya. Seseorang dapat

dikatakan berkarakter jika telah berhasil menyerap nilai dan keyakian yang dikehendaki

masyarakat serta digunakan sebagai kekuatan moral dalam hidupnya.

Menurut Kemendiknas (2010: 29) peduli sosial adalah sikap dan tindakan yang

selalu ingin memberikan bantuan kepada orang lain dan masyarakat yang membutuhkan.

Sedangkan menurut Sari (2014: 21) sikap toleransi dan peduli sosial yang ditunjukkan

siswa ditandai dengan menghargai pendapat orang lain baik, bersahabat tanpa

membedakan suku dan agama, sikap saling menghargai, mengendalikan emosi, tidak

mengejek teman, merancang dan melakukan berbagai kegiatan sosial, menghormati

petugas-petugas sekolah, saling membantu, menjenguk teman yang sakit, dan melayat

apabila ada orang tua siswa meninggal. Manusia adalah makhluk sosial yang selalu

membutuhkan pihak lain. Seseorang manusia tidak akan mungkin tumbuh secara ideal

tanpa bantuan dari orang lain. Membantu dan memikirkan kepentingan orang lain adalah

suatu tindakan terpuji. Tidakan seperti itulah yang sering disebut dengan peduli atau

kepedulian. Pendidikan karakter peduli sosial merupakan hal penting yang harus

ditumbuhkan kepada siswa agar mempunyai rasa peka terhadap kondisi yang berada

disekitarnya dan saling menghormati. Dari pentingnya pendidikan karakter tersebut

diharapkan siswa dapat menumbuhkan karakter dirinya menjadi pribadi yang baik dan

mempunyai karakter yang baik terutama pada karakter peduli sosial.

Permasalahan yang sering muncul di MI Muhammadiyah Bolon mengenai

menumbuhkan karakter peduli sosial diantaranya mengenai anak yang belum menyadari

dan memahami pentingnya peduli sosial, siswa dalam menolong memilih-milih teman,

masih ada siswa hanya mementingkan dirinya sendiri, dan masih ada siswa yang egois

dan kurang memiliki rasa kepedulian terutama terhadap temannya sendiri.

Pendidikan karakter guna membentuk karakter siswa sangat penting diajarkan

mulai sejak dini, karena dalam membentuk karakter siswa membutuhkan waktu yang

4

lama, dan dilaksanakan melalui pembiasaan secara rutin dan berkelanjutan. Menurut

pendapat Gunawan (2012: 95) menyatakan bahwa kebiasaan yang dilakukan secara terus

menerus akan membentuk karakter. Adapun kegiatan pembiasaan siswa yang dilakukan

secara tidak terprogram dapat dilaksnakan dengan cara kegiatan rutin, kegiatan yang

dilakukan secara spontan dan keteladanan.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti tertarik untuk mengadakan

penelitian yang berjudul “upaya menumbuhkan karakter peduli sosial pada siswa kelas

atas MI Muhammadiyah Bolon”. Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini

adalah (1) mendiskripsikan upaya menumbuhkan karakter peduli sosial pada siswa kelas

atas MI Muhammadiyah Bolon, (2) mengetahui kendala yang dihadapi dalam upaya

menumbuhkan karakter peduli sosial pada siswa kelas atas MI Muhammadiyah Bolon,

(3) mengetahui solusi yang dilakukan untuk mengatasi kendala dalam upaya

menumbuhkan karakter peduli sosial pada siswa kelas atas MI Muhammadiyah Bolon.

2. METODE

Penelitian ini dilaksanakan di MI Muhammadiyah Bolon di Kecamatan Colomadu,

Karanganyar. Tahap pelaksanaan kegiatan penelitian ini sejak persiapan dengan

penyususnan laporan penelitian secara keseluruhan dilakukan selama kuarang lebih lima

bulan mulai bulan April sampai Agustus 2018.

Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif diskriptif, dalam pengumpulan

data ,menggunakan teknik wawancara, observasi dan dokumentasi. Wawancara

dilaksanakan secara lisan dalam pertemuan tatap muka secara individual, Syaodih (2010

: 216). Wawancara dilakukan dengan kepala sekolah, guru, dan siswa. observasi

merupakan teknik pengumpulan data dengan mengamati secara langsung, Sanjaya (2013

: 270). Sedangkan dokumentasi adalah dokumen yang dihimpun sesuai dengan fokus

masalah, Syaodih (2010: 221).

Teknik analisis data menggunakan model Miles Hubermaan melalui reduksi

data, sajian data, dan penarikan kesimpulan, Sugiyono (20017: 337-345). Uji keabsahan

data peneliti menggunakan trianggulasi. Menurut Sugiyono (2017: 372-374)

5

memamparkan bahwa trianggulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data dengan

memanfaatkan sesuatu di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau pembanding

terhadap data tersebut. Uji validitas menggunakan trianggulasi teknik dan sumber.

3. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Penelitian yang dilakukan peneliti pada 28 Mei 2018 melalui wawancara, observasi dan

dokumentasi terhadap kepala sekolah, guru, dan siswa mengenai upaya menumbuhkan

karakter peduli sosial, kendala yang dihadapi dalam upaya menumbuhkan karakter

peduli sosial pada siswa kelas atas MI Muhammadiyah Bolon, dan solusi yang dilakukan

dalam upaya menumbuhkan karakter peduli sosial pada siswa kelas atas MI

Muhammadiyah Bolon. Berikut ini data dan temuan yang diperoleh dari lokasi

penelitian.

Upaya menumbuhkan karakter peduli sosial pada siswa kelas atas MI

Muhammadiyah Bolon dilakukan melalui kegiatan rutin, kegiatan spontan, keteladanan,

inegrasi dalam mata pelajaran, dan budaya sekolah.

3.1 Kegiatan rutin

Kegiatan rutin adalah kegiatan yang dilakukan siswa secara terus menerus

dan konsisten setiap saat. Berikut merupakan bentuk kegiatan rutin yang dilakukan

dalam upaya menumbuhkan karakter peduli sosial pada siswa kelas atas MI

Muhammadiyah Bolon.

3.1.1 Infak mingguan setiap hari jum’at

Kegaiat infak dilaksanakan setiap hari jum’at, infak dilaksanakan melalui

wali kelas maisng-masing. Cara yang dilakukan ketika infak bermacam-macam,

ada yang diberikan langsung ke wali kelas, setiap pagi sebelum pembelajaran

salah satu siswa berkeliling kelas dengan membawa kencreng atau kotak infak.

3.1.2 Pembagian sembako dan daging kurban

Pembagian sembako dilakukan ketika bulan ramadhan oleh siswa yang

didampingi oleh guru, serta pembagian hewan qurban itu dilaksanakan ketika

6

hari raya idhul adha dalam kegiatan ini siswa diajak berpartisipasi dalam

penyembelihan hewan kurban maupun pembagian hewan kurban.

Kegiatan diatas dilakukan oleh sekolah konsisten dan terus menerus. Hal

tersebut sesuai dengan pernyataan Gunawan (2012: 95) bahwa kegiatan rutin

dilakukan secara terjadwal dan dilakukan secara terus menerus. Kegiatan rutin

dilakukan secara terus-menerus agar membiasakan anak untuk melakukan

kegiatan yang baik dalam lingkungan sekolah maupun lingkungan masyarakat.

3.2 Kegiatan spontan

Kegiatan spontan adalah kegiatan yang dilakukan guru maupun siswa secara

langsung tanpa terjadwal. Kegiatan yang dilakukan guru dalam menumbuhkan

karate peduli sosial siswa adalah

3.2.1 Guru memberikan teguran kepada siswa

Guru memberikan teguran kepada siswa yang melakukan pelanggaran

atau siswa ramai sendiri ketika dalam pembelajaran dan tidak menghargai

temannya yang menyampaikan pendapat di depan kelas. Teguran itu dilakukan

dengan spontan pada saat itu juga ketika siswa melakukan pelanggaran.

3.2.2 Penggalangan dana untuk korban bencana alam

Hasil penelitian penggalangan dana dilakukan dengan spontan jika terjadi

bencana alam. Pada kegiatan ini guru memberitahukan kepada siswa bahwa

sekolah akan mengadakan penggalangan dana untuk korban bencana lama.

3.2.3 Menjenguk teman yang sakit

Dalam satu kelas ada teman yang sakit guru mengajak siswa untuk

menjenguk teman yang sakit, serta guru mengajak siswa takziah.

Kegiatan diatas dilakukan oleh guru secara spontan saat itu juga ketika

melihat siswa yang bertingkah laku kurang baik dan kegiatan spontan untuk

menolong orang yang membutuhkan. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan

Gunawan (2010: 92-93) menyatakan bahwa kegiatan spontan dilakukan tenaga

pendidik mengetahui adanya perbutan yang kurang baik dari siswa yang

dikoreksi pada saat itu juga. Apabila pendidik mengetahui adanya sikap siswa

7

yang kurang baik pendidik melakukan koreksi sehingga siswa tidak akan

mengulangi tindakan yang kurang baik tersebut. Kegiatan spontan kepada siswa

yang berprilaku baik guru memberi pujian kepada siswa tersebut.

3.3 Keteladanan

Keteladanan adalah sikap yang dicontohkan kepada siswa agar siswa meniru

apa yang dilakukan guru. keteladan yang dilakukan guru dalam menumbuhkan

karakter peduli sosial siwa adalah

3.3.1 Guru melakukan infak

Guru memberikan contoh kepada siswa dengan cara berikap menunjukkan

kepada orang lain, seperti guru ikut menyisihkan uang untuk infak, sehingga

siswa meniru apa yang dilakukan guru.

3.3.2 Menjenguk warga sekolah

Ketika warga sekolah ada yang sakit guru mengajak siswa untuk

menjenguk, dan guru mengajak siswa bertakziah. Guru memberikan nasehat

kepada siswa agar selalu membantu orang lain yang mengalami kesulitan dan

menghargai orang lain.

Dalah tahap ini peran guru dalam melaksanakan pendidikan karakter

sangat penting, karena keteladanan seorang guru dalam berbagai aktivitasnya di

sekolah akan menjadi cerminan bagi siswa. hal tersebut sesuai dengan

pernyataan Gunawan (2010: 91) menyatakan bahwa keteladanan adalah

perilaku dan sikap pendidik dalam memberikan contoh dan tindakan-tindakan

yang baik sehingga diharapkan menjadi panutan bagi siswa untuk

mencontohnya. Selaras dengan pernyataan Hendriana dan Jacobus (2016)

menyatakan bahwa pendidikan karakter di sekolah dapat diterapkan melalui

keteladanan yang dilakukan guru dan juga dapat ditanam melalui pembiasaan

secara terus menerus. Teladan merupakan tahap awal pembiasaan. Jika guru

menghendaki siswa agar bersikap dan berprilaku sesuai dengan nilai-nilai

karakter, maka guru adalah orang pertama yang membrikan contoh dan teladan

sesuai dengan nilai-nilai karakter.

8

3.4 Integrasi dalam mata pelajaran

Hasil penelitin guru sudah membuat RPP yang memuat nilai karakter peduli

sosial. Mengintegrasikan nilai-nilai karakter dalam mata pelajaran dengan tujuan

untuk menumbuhkan nilai-nilai karakter siswa. Dalam kegitan pembelajaran guna

menumbuhkan karakter peduli sosial di kelas guru menggunakan strategi dengan

pendekatan belajar aktif, seperti pendekatan kontekstual, pendekatan kooperatif dan

pembelajaran berbasis masalah.

Sejalan dengan pendapat Rizal dan Munip (2017) menyatakan bahwa setiap

mata pelajaran nilai-nilai karakter yang termuat dalam RPP adalah sebagai

pengembangan madrasah atas kepedulian para guru dalam mengembangkan

kompetensi pembelajaran “kognitif, efektif, dan psikomotorik” secara seimbang

sebagai salah satu dasar dalam menumbuhkan nilai-nilai karakter siswa.

Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Minsih dkk, menyatakan bahwa:

“penerapan pembelajaran karakter dikelas antara lain dapat dilakukan

dengan cara berikut ini: a) membuat aturan kelas (misalnya tidak boleh

mengolok-olok teman, melaksanakan kewajiban piket sesuai jadwal, tidak

boleh menyontek, harus tolong menolong, menghargai pendapat teman dan

bekerja sama dengan baik, serta saling membantu), b) mengintegrasikan nilai

karakter dalam kegiatan pembelajaran (guru dapat menyelipkan dengan

sengaja isi karakter yang sesuai dengan topik pembelajaran seperti

contohnya sikap religious, kejujuran, disiplin, dan lain sebagainya).

3.5 Budaya Sekolah

Dalam menumbuhkan karakter peduli sosial mencakup mencakup kegiatan-

kegiatan yang dilakukan sekolah dengan menggunakan fasilitas sekolah.

Kemendiknas (2010: 30-31) menyatakan ada beberapa budaya sekolah diantaranya:

1) menyediakan fasilitas untuk menyumbang, 2) memfasilitasi kegiatan aksi sosial

dan bakti sosial, 3) mengumpulkan uang untuk korban bencana alam, 4)

membangun kerukunan warga kelas, 5) berempati kepada sesama teman kelas.

Berikut ini beberapa budaya sekolah yang digunakan dalam menumbuhkan karakter

peduli sosial sebagai berikut.

9

3.5.1 Menyediakan fasilitas untuk menyumbang

Di MI Muhammadiyah Bolon memfasilitasi siswa untuk menyumbang

dengan cara infak mingguan yaitu setiap hari jum’at, dan ada juga wali kelas

yang mengadakan infak pada hari sabtu setelah shalat dhuha. Infak yang

dilakukan di sekolah menjadi sarana untuk menyumbang, dan di gunakan

menjenguk siswa maupun guru yang sakit, serta takziah.

3.5.2 Memfasilitasi kegiatan aksi sosial dan bakti sosial

Sekolah melaksanakan pendidikan karakter pedui sosial dengan

memfasilitasi siswa melakukan bakti sosial.bakti sosial berupa memnagikan

sembako kepada warga sekitar sekolah, membagikan zakat dan membagikan

daging hewan qurban setiap hari raya idhul adha.

3.5.3 Mengumpulkan uang untuk korban bencana alam

Sekolah dalam menumbuhkan karakter peduli sosial itu dilakukan

melalui pengumpulan uang untuk membantu korban bencana alam, kegiatan

tersebut dilakukan ketika terjadi peristiwa alam yang besar, seperti gempa bumi

di Lombok beberapa waktu yang lalu.

3.5.4 Membangun kerukunan antar warga kelas

Dalam kegiatan pembelajaran di kelas siswa menciptakan suasana

pembelajaran yang nyaman, disaat belajar guru dan siswa membuat kesepakan

pada saat pembelajaran tidak boleh ramai sendiri. Saling menghormati teman

dan saling tolong menolong. Ketika mengadakan diskusi di kelas semua siswa

harus menghargai teman yang menggungkapkan pendapat.

Dalam upaya menumbuhkan karakter peduli sosial pada siswa kelas ata MI

Muhammadiyah Bolon terdapat beberapa kendala yang dihadapi diantaranya adalah :

1) Siswa belum menyadari pentingnya peduli sosial

Dalam menumbuhkan karakter peduli sosial yeng menjadi kendala yaitu

ada beberapa siswa yang belum menyadari dan memahami pentingnya peduli

sosial, karena ada saja siswa hanya mementingkan dirinya sendiri, dan suka

memilih-milih kalau mau menolong temannya.

10

2) Lingkungan luar sekolah

Pengaruh dengan kondisi lingkungan sekitar juga menjadi kendala dalam

menumbuhkan katakter peduli sosial siswa, misalnya pergaulan siswa dengan

teman sebaya dan orang disekitar. Setiap kendala pasti ada solusi tersendiri yang

diberikan oleh guru untuk mengatasi kendala tersebut. Berikut solusi yang

dilakukan guru untuk mengatasi kendala tersebut.

3) Menegur dan menasehati secara berkelanjutan

Jika diketahui siswa hanya mementingkan dirinya sendiri dan suka

memilih-milih teman dalam menolong temannya guru dengan spontan

menasehati siswa tersebut.

4) Mengadakan rapat guru maupun wali murid

Guru mengadakan rapat sebutan sekali guna mengevaluasi pembiasaan di

sekolah, sekaligus guru mengundang wali murid. Guru mengadakan kunjungan

kerumah siswa untuk mengetahui perkembangan siswa sewaktu di rumah, serta

guru menjalin komunikasi dengan orang tua siswa melalui media sosial.

4. PENUTUP

Upaya menumbuhkan karakter peduli sosial pada siswa kelas atas MI Muhammadiyah

Bolon melalui kegiatan rutin, kegiatan spontan, keteladanan, integrasi dalam mata

pelajaran, dan budaya sekolah. Bentuk kegiatan rutin yang dilakukan adalah infak

mingguan setiap hari jum’at, membagikan sembako dan daging kurban. Kegitan spontan

dilakukan guru memberikan teguran kepada siswa, penggalangan dana untuk korban

bencana alam, menjenguk teman yang sakit. Keteladanan yang dilakukan guru

melakukan infak, dan menjenguk warga sekolah yang sakit. Serta integrasi dalam mata

pelajaran mencantumkan karakter peduli sosial dalam RPP. Budaya sekolah yang

dilakukan yaitu menyediakan fasilitas untuk menyumbang, memfasilitasi kegiatan aksi

sosial dan bakti sosial, mengumpulkan dana untuk korban bencana alam, membangun

kerukunan antar sesama warga kelas.

11

Kendala yang dihadapi dalam upaya menumbuhkan karakter peduli sosial pada

siswa kelas atas MI Muhammadiyah Bolon yaitu, siswa belum menyadari pentingnya

peduli sosial, lingkungan luar sekolah. Solusi dalam mengatasi kendala tersebut yaitu

guru melakukan peneguran dan menasehati secara berkelanjutan, dan sekolah

mengadakan rapat guru maupun dengan wali murid.

DAFTAR PUSTAKA

Gunawan, Heri. 2012. Pendidikan Karakter Konsep Dan Implementasi .Bndung :

Alfabeta.

Hidayatullah, M. Furqon. 2010. Pendidikan Karakter: Membangun Peradaban Bangsa.

Surakarta: Yuma Perkasa.

Hendriana, dan Jacobus. 2016. “Implementasi Pendidikan Karakter Di Sekolah Melalui

Keteladanan Dan Pembiasaan”. Jurnal Pendidikan Dasar Indonesia. Volume 1

Nomor 2 Bulan September 2016 : 25-29

Kementerian Pendidikan Nasional. (2010). Pengembangan pendidikan budaya dan

karakter bangsa.Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Pusat Kurikulum.

Minsih. 2015. “Pelaksanaan Layanan Dasar Bimbingan Dalam Membentuk

Karakter Siswa Di Sd Muhammadiyah Program Khusus Kota

Surakarta”. Jurnal Profesi Pendidikan Dasar.Vol.2 (2) : 10

Rizal, dan Munip. 2017. Strategi Guru Kelas Dalam Menumbuhkan Nilai Nilai Karakter

Pada Siswa SD/MI. Jurnal Pendidikan Guru MI. Vol 4 Nomor 1 : 40-65

Sanjaya, Wina. 2013. Penelitian Pendidikan, Jenis, Metode, dan Prosedur. Jakarta:

Prenadamedia Grup.

Sugiyono. 2017 Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R

& D. Bandung: Alfabet.

Sari, Yuni Maya. 2014. “Pembinaan Toleransi Dan Peduli Sosial Dalam Upaya

Memantapkan Watak Kewarganegaraan (Civic Disposition) Siswa”. Jurnal

Pendidikan Ilmu Sosial Volume 23, No. 1, Edisi Juni 2014 : 15-26.

Syaodih Sukmadinata, Nana. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya.

Undang-Undang SISDIKNAS (Sistem Pendidikan Nasional) (UU RI No.20 Th.2003).

Jakarta: Sinar Grafika.