ahok masih persoalkan kewenangan plt menandatangani rapbd filedi-upload ke youtube, semua kepu- ......

1
[JAKARTA] Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tjahjo Kumolo telah menunjuk Dirjen Otonomi Daerah Kementerian Dalam Negeri, Sumarsono, menjadi Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta, selama Gubernur Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) menjalani cuti kampanye pilgub hingga 11 Februari 2017. Plt Gubernur DKI Jakarta diharapkan mampu menjaga kinerja gubernur definitif, agar pembangunan Jakarta tidak terbengkalai. Terkait pembahasan RAPBD 2017, juga diminta mampu menutup celah anggaran siluman. Selain itu, juga diharapkan mampu menjaga disiplin aparat Pemprov dalam menjalankan tugas pelayanan publik secara akun- tabel dan transparan. Mendagri Tjahjo Kumolo mene- kankan, Plt juga perlu melaksanakan tata kelola pemerintahan dengan baik sesuai ketentuan perundang-undang- an. “Program pembangunan daerah sebagaimana keputusan yang disahkan bersama DPRD setempat harus dija- lankan. Jaga hubungan tata kelola pemerintahan pusat dan daerah yang efektif, efisien, taat kepada hukum,” ujarnya, Rabu (26/10). Selain Sumarsono, Mendagri juga menunjuk empat pejabat eselon I Kemdagri menjadi Plt Gubernur. Mereka adalah Dirjen Bina Pemerintahan Desa Kemdagri, Nata Irawan (Plt Gubernur Banten), Sekretaris Jenderal Kemdagri, YuswandiATemenggung (Plt Gubernur Bangka Belitung), Dirjen Kependudukan dan Catatan Sipil Kemdagri, Zudan Arif Fakrulloh (Plt Gubernur Gorontalo), serta Dirjen Politik dan Pemerintahan Umum Kemdagri, Soedarmo (Plt Gubernur Aceh). Sementara itu, Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) berpesan kepada Plt Gubernur yang akan menggantikannya untuk mengontrol pekerjaan di lapangan. Ahok tak khawatir dengan pro- gram-program infrastruktur yang sedang dikerjakan di lapangan. Hal itu lantaran adanya Peraturan Gubernur (Pergub) yang mengharuskan seluruh dokumentasi rapat diunggah ke situs jejaring sosial Youtube. Dengan demi- kian, Plt pun harus melakukannya. “Kecuali Plt mengatakan, misalnya, saya tidak mau rapat-rapat kami di-upload ke Youtube, semua kepu- tusan untuk izin-izin properti tidak boleh di-upload, berarti kita curiga dong ada apa nih? Waktu saya pulang (kembali menjabat), saya periksa semua, jangan sampai izin lama muncul lagi. Tapi saya kira tidak akan terjadi. Plt tentu profesional. Kalau tidak, malu dong Mendagri,” katanya. Soal RAPBD Hal yang masih dipersoalkan Ahok adalah siapa yang harus menandata- ngani RAPBD 2017 saat dia cuti. “Apakah Plt yang menandatangani RAPBD bisa dianggap sah atau tidak?” ujarnya. Hal tersebut, lanjut Ahok, masih dipertanyakan ke Mahkamah Konstitusi (MK). Oleh karenanya terkait pem- bahasan RAPBD 2017, dia memper- cayakan kepada Sekretaris Daerah (Sekda) DKI Jakarta Saefullah, Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) DKI Tuty Kusumawati, serta Kepala Badan Pengelolaan Keuangan danAset Daerah (BPKAD) Heru Budi Hartono. “Karena yang saya persoalkan adalah apakah boleh Plt Gubernur diberi wewenang mengurusi RAPBD? Dalam UUD 1945 sampai UU Keuangan Daerah, tanda tangan APBD itu adalah hak gubernur, tidak ada Plt. Persoalannya apakah Permendagri bisa mengalahkan UUD? Itu yang sedang diuji di MK. Kalau soal cuti sih tidak masalah, yang saya persoal- kan soal membahas anggaran,” terangnya. Sementara itu, sejumlah kalangan mengingatkan semua pihak untuk tidak mempersoalkan pejabat Plt kepala daerah. Pakar politik dari Universitas Indonesia (UI) Cecep Hidayat mengatakan, Plt yang ditun- juk memiliki tugas pokok dan fungsi yang sama dengan pejabat definitif. “Dia paham terhadap rutinitas biro- krasi di institusi tersebut. Harapannya agar (birokrasi) tidak ketinggalan,” kata Cecep. Dengan demikian, Plt yang akan ditunjuk seharusnya memiliki kemam- puan untuk menjaga roda pemerin- tahan dan birokrasi yang sudah ter- bangun oleh kepala daerah definitif. Hal senada disampaikan pakar politik LIPI, Siti Zuhro. Plt untuk menggantikan sementara tugas guber- nur dan wakil gubernur yang cuti kampanye akan ditunjuk pejabat eselon 1 Kemdagri. Dengan level ini, kata Siti, pejabat yang bakal meng- gantikan sementara Ahok dan Djarot bukan orang yang asing dengan birokrasi. Sebaliknya, Plt tersebut justru atasan dari birokrasi yang ada di pemerintahan daerah. Dalam melaksanakan tugasnya, Plt akan diawasi oleh unsur penga- wasan yang melekat seperti Bawasda dan Inspektorat. Kalaupun pengawas- an ini tidak berjalan efektif, Plt juga akan diawasi oleh BPK, Kemdagri, dan Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi. Anggota Komisi II DPR Hetifah Sjaifudian juga mengingatkan, peng- angkatan Plt gubernur DKI Jakarta oleh Mendagri tidak perlu menjadi polemik. “Pemerintah pusat tahu yang terbaik untuk daerah. Kita harus dukung,” ujarnya. Politisi Golkar itu mengatakan, kompetensi dari Sumarsono sebagai Plt gubernur DKI tak perlu diragu- kan lagi. Sumarsono telah memiliki pengalaman dalam mengelola pemerintahan. Politisi PDI-Perjuangan Masinton Pasaribu juga mengungkapkan, peng- angkatan Plt gubernur DKI Jakarta oleh pemerintah pusat seharusnya tak perlu dipermasalahkan. Sebab, peng- angkatan Plt merupakan amanat UU. “Semua pihak harus menghormati keputusan pemerintah itu. Kita lihat saja kinerja Plt yang ditunjuk,” katanya. [C-6/D-14/F-5/H-14] Utama 2 Suara Pembaruan Rabu, 26 Oktober 2016 Plt Gubernur Diminta Menjaga Jakarta Ahok Masih Persoalkan Kewenangan Plt Menandatangani RAPBD > 24 Terkait halaman Politisi Incar Posisi Dubes Korsel? P emerintah akan segera mengganti duta besar (dubes) di beberapa negara. Penggantian dilakukan karena telah selesai masa tugasnya. Salah satunya adalah dubes Indonesia untuk Korea Selatan (Korsel). Beberapa nama telah disiapkan untuk mengisi jabatan yang kini dipegang John Prasetio tersebut. Salah satunya adalah politisi dari parpol pen- dukung pemerintah yang kini duduk di Komisi I DPR. Informasi yang diperoleh SP menyebut- kan, alasan politisi yang bersangkutan karena Korsel sangat strategis. Korsel adalah negara maju yang memiliki banyak investasi di Indonesia. “Dia ingin bisa meningkatkan kerja sama yang ada. Dia ingin mengkapitalisasi sema- ngat nge-fans masyarakat Indonesia terha- dap budaya Korsel sebagaimana yang terjadi saat ini,” kata sumber tersebut di Jakarta, Senin (24/10). Sumber itu menjelaskan, politisi itu tidak akan kesulitan mewujudkan harapannya, terutama di internal Komisi I yang nantinya akan melakukan uji kepatutan dan kela- yakan (fit and proper test) terhadap para calon dubes yang diajukan pemerintah. “Semua ang- gota Komisi I mendu- kung. Sekarang bergan- tung pada usulan peme- rintah,” tuturnya. Dari sisi kemam- puan, lanjut sum- ber tersebut, tidak perlu diragukan. Sebab, yang bersangkutan sudah lima tahun menjadi ang- gota Komisi I. Sekarang adalah masa jabatan untuk periode kedua. Selain itu, yang bersang- kutan juga fasih berbaha- sa Inggris dan menguasai perkembangan budaya Korsel. “Dia sudah sangat paham tugas dan tang- gung jawab seorang dubes. Budaya Korsel tidak terlalu jauh berbeda dengan Indonesia. Sesama negara Asia sangat mudah dipahami oleh siapa saja,” tutur- nya. Ditambahkan, ketua umum parpol yang ber- sangkutan sudah meres- tuinya. “Dari internal partai sudah tidak ada masalah. Bahkan sang ketua umum telah meminta secara khusus kepada Presiden Jokowi agar dia ditempatkan di Korsel. Tinggal menung- gu penetapan dari peme- rintah saja,” ujarnya. [R-14] [JAKARTA] Dirjen Otonomi Daerah Kementerian Dalam Negeri, Sumarsono, ditunjuk Mendagri menjadi Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta selama Gubernur Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) menjalani cuti dalam rangka kampanye menjelang Pilgub 2017. Dia pun berkomitmen memimpin Jakarta melanjutkan program guber- nur definitif. “Saya akan melaksanakan tugas untuk melanjutkan kebijakan yang dibuat oleh gubernur sesuai KUA PPAS (Kebijakan Umum Anggaran dan Prioritas Plafon Anggaran Sementara) yang telah ditetapkan, sehingga bisa berkelanjutan antara sebelum cuti dan setelah cuti,” kata pria yang akrab dipanggil Soni ini, Selasa (25/10). Soni yang juga pernah ditunjuk menjadi Penjabat Gubernur Sulawesi Utara (Sulut) itu menjelaskan, posisi dirinya sebagai Plt Gubernur DKI berperan menjembatani pembahasan RAPBD 2017. “Itu yang prinsip dari sisi perencanaan terkait RAPBD 2017, sehingga nyambung kare- na sifatnya kita mengisi kekosongan,” ujarnya. Dia juga mendukung penuh upaya yang telah dilakukan Gubernur Ahok dalam mewujudkan tata kelola pemerintahan yang bersih. “Bebas dari korupsi. Ini komitmen saya. Amanah Permendagri 74/2016 akan kami laksanakan, tentu tetap sesuai petunjuk dan bimbingan Mendagri,” tandasnya. [C-6] Sumarsono: Tugas Saya Melanjutkan Kebijakan ISTIMEWA Sumarsono

Upload: dangkhuong

Post on 12-Jul-2019

226 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

[JAKARTA] Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tjahjo Kumolo telah menunjuk Dirjen Otonomi Daerah Kementerian Dalam Negeri, Sumarsono, menjadi Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta, selama Gubernur Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) menjalani cuti kampanye pilgub hingga 11 Februari 2017. Plt Gubernur DKI Jakarta diharapkan mampu menjaga kinerja gubernur definitif, agar pembangunan Jakarta tidak terbengkalai.

Terkait pembahasan RAPBD 2017, juga diminta mampu menutup celah anggaran siluman. Selain itu, juga diharapkan mampu menjaga disiplin aparat Pemprov dalam menjalankan tugas pelayanan publik secara akun-tabel dan transparan.

Mendagri Tjahjo Kumolo mene-kankan, Plt juga perlu melaksanakan tata kelola pemerintahan dengan baik sesuai ketentuan perundang-undang-an. “Program pembangunan daerah sebagaimana keputusan yang disahkan bersama DPRD setempat harus dija-lankan. Jaga hubungan tata kelola pemerintahan pusat dan daerah yang efektif, efisien, taat kepada hukum,” ujarnya, Rabu (26/10).

Selain Sumarsono, Mendagri juga menunjuk empat pejabat eselon I Kemdagri menjadi Plt Gubernur. Mereka adalah Dirjen Bina Pemerintahan Desa Kemdagri, Nata Irawan (Plt Gubernur Banten),

Sekretaris Jenderal Kemdagri, Yuswandi A Temenggung (Plt Gubernur Bangka Be l i tung) , D i r j en Kependudukan dan Catatan Sipil Kemdagri, Zudan Arif Fakrulloh (Plt Gubernur Gorontalo), serta Dirjen Politik dan Pemerintahan Umum Kemdagri, Soedarmo (Plt Gubernur Aceh).

Sementara itu, Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) berpesan kepada Plt Gubernur yang akan menggantikannya untuk mengontrol pekerjaan di lapangan.Ahok tak khawatir dengan pro-gram-program infrastruktur yang sedang dikerjakan di lapangan. Hal itu lantaran adanya Peraturan Gubernur (Pergub) yang mengharuskan seluruh dokumentasi rapat diunggah ke situs jejaring sosial Youtube. Dengan demi-kian, Plt pun harus melakukannya.

“Kecuali Plt mengatakan, misalnya, saya tidak mau rapat-rapat kami di-upload ke Youtube, semua kepu-tusan untuk izin-izin properti tidak boleh di-upload, berarti kita curiga dong ada apa nih? Waktu saya pulang (kembali menjabat), saya periksa semua, jangan sampai izin lama muncul lagi. Tapi saya kira tidak akan terjadi. Plt tentu profesional. Kalau tidak, malu dong Mendagri,” katanya.

Soal RAPBDHal yang masih dipersoalkan Ahok

adalah siapa yang harus menandata-

ngani RAPBD 2017 saat dia cuti. “Apakah Plt yang menandatangani RAPBD bisa dianggap sah atau tidak?” ujarnya.

Hal tersebut, lanjut Ahok, masih dipertanyakan ke Mahkamah Konstitusi (MK). Oleh karenanya terkait pem-bahasan RAPBD 2017, dia memper-cayakan kepada Sekretaris Daerah (Sekda) DKI Jakarta Saefullah, Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) DKI Tuty Kusumawati, serta Kepala Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Heru Budi Hartono.

“Karena yang saya persoalkan adalah apakah boleh Plt Gubernur diberi wewenang mengurusi RAPBD? Dalam UUD 1945 sampai UU Keuangan Daerah, tanda tangan APBD itu adalah hak gubernur, tidak ada Plt. Persoalannya apakah Permendagri bisa mengalahkan UUD? Itu yang sedang diuji di MK. Kalau soal cuti sih tidak masalah, yang saya persoal-kan soal membahas anggaran,” terangnya.

Sementara itu, sejumlah kalangan mengingatkan semua pihak untuk tidak mempersoalkan pejabat Plt kepala daerah. Pakar politik dari Universitas Indonesia (UI) Cecep Hidayat mengatakan, Plt yang ditun-juk memiliki tugas pokok dan fungsi yang sama dengan pejabat definitif. “Dia paham terhadap rutinitas biro-krasi di institusi tersebut. Harapannya agar (birokrasi) tidak ketinggalan,” kata Cecep.

Dengan demikian, Plt yang akan ditunjuk seharusnya memiliki kemam-puan untuk menjaga roda pemerin-tahan dan birokrasi yang sudah ter-bangun oleh kepala daerah definitif.

Hal senada disampaikan pakar politik LIPI, Siti Zuhro. Plt untuk menggantikan sementara tugas guber-nur dan wakil gubernur yang cuti kampanye akan ditunjuk pejabat eselon 1 Kemdagri. Dengan level ini, kata Siti, pejabat yang bakal meng-gantikan sementara Ahok dan Djarot bukan orang yang asing dengan birokrasi. Sebaliknya, Plt tersebut

justru atasan dari birokrasi yang ada di pemerintahan daerah.

Dalam melaksanakan tugasnya, Plt akan diawasi oleh unsur penga-wasan yang melekat seperti Bawasda dan Inspektorat. Kalaupun pengawas-an ini tidak berjalan efektif, Plt juga akan diawasi oleh BPK, Kemdagri, dan Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi.

Anggota Komisi II DPR Hetifah Sjaifudian juga mengingatkan, peng-angkatan Plt gubernur DKI Jakarta oleh Mendagri tidak perlu menjadi polemik. “Pemerintah pusat tahu yang terbaik untuk daerah. Kita harus dukung,” ujarnya.

Politisi Golkar itu mengatakan, kompetensi dari Sumarsono sebagai Plt gubernur DKI tak perlu diragu-kan lagi. Sumarsono telah memiliki pengalaman dalam mengelola pemerintahan.

Politisi PDI-Perjuangan Masinton Pasaribu juga mengungkapkan, peng-angkatan Plt gubernur DKI Jakarta oleh pemerintah pusat seharusnya tak perlu dipermasalahkan. Sebab, peng-angkatan Plt merupakan amanat UU. “Semua pihak harus menghormati keputusan pemerintah itu. Kita lihat saja kinerja Plt yang ditunjuk,” katanya. [C-6/D-14/F-5/H-14]

Utama2 Sua ra Pem ba ru an Rabu, 26 Oktober 2016

Plt Gubernur Diminta Menjaga JakartaAhok Masih Persoalkan Kewenangan Plt Menandatangani RAPBD

> 24Terkait halaman

Politisi Incar Posisi Dubes Korsel?

Pemerintah akan segera mengganti duta besar (dubes)

di beberapa negara. Penggantian dilakukan karena telah selesai masa tugasnya. Salah satunya adalah dubes Indonesia untuk Korea Selatan (Korsel). Beberapa nama telah disiapkan untuk mengisi jabatan yang kini dipegang John Prasetio tersebut.

Salah satunya adalah politisi dari parpol pen-dukung pemerintah yang kini duduk di Komisi I DPR. Informasi yang diperoleh SP menyebut-kan, alasan politisi yang bersangkutan karena Korsel sangat strategis.

Korsel adalah negara maju yang memiliki banyak investasi di Indonesia.

“Dia ingin bisa meningkatkan kerja sama yang ada. Dia ingin mengkapitalisasi sema-ngat nge-fans masyarakat Indonesia terha-dap budaya Korsel sebagaimana yang terjadi saat ini,” kata sumber tersebut di Jakarta, Senin (24/10). Sumber itu menjelaskan, politisi itu tidak akan kesulitan mewujudkan harapannya, terutama di internal Komisi I yang nantinya akan melakukan uji kepatutan dan kela-

yakan (fit and proper test) terhadap para calon dubes yang diajukan pemerintah. “Semua ang-gota Komisi I mendu-kung. Sekarang bergan-tung pada usulan peme-

rintah,” tuturnya. Dari sisi kemam-puan, lanjut sum-ber tersebut, tidak

perlu diragukan. Sebab, yang bersangkutan sudah lima tahun menjadi ang-gota Komisi I. Sekarang adalah masa jabatan untuk periode kedua. Selain itu, yang bersang-kutan juga fasih berbaha-sa Inggris dan menguasai perkembangan budaya Korsel.

“Dia sudah sangat

paham tugas dan tang-gung jawab seorang dubes. Budaya Korsel tidak terlalu jauh berbeda dengan Indonesia. Sesama negara Asia sangat mudah dipahami oleh siapa saja,” tutur-nya. Ditambahkan, ketua umum parpol yang ber-sangkutan sudah meres-tuinya. “Dari internal partai sudah tidak ada masalah. Bahkan sang ketua umum telah meminta secara khusus kepada Presiden Jokowi agar dia ditempatkan di Korsel. Tinggal menung-gu penetapan dari peme-rintah saja,” ujarnya. [R-14]

[JAKARTA] Dirjen Otonomi Daerah Kementerian Dalam Negeri, Sumarsono, ditunjuk Mendagri menjadi Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta selama Gubernur Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) menjalani cuti dalam rangka kampanye menjelang Pilgub 2017. Dia pun berkomitmen memimpin Jakarta melanjutkan program guber-nur definitif.

“Saya akan melaksanakan tugas untuk melanjutkan kebijakan yang dibuat oleh gubernur sesuai KUA PPAS (Kebijakan Umum Anggaran dan Prioritas Plafon Anggaran Sementara) yang telah ditetapkan, sehingga bisa berkelanjutan antara sebelum cuti dan setelah cuti,” kata pria yang akrab dipanggil Soni ini, Selasa (25/10).

Soni yang juga pernah ditunjuk menjadi Penjabat Gubernur Sulawesi Utara (Sulut) itu menjelaskan, posisi dirinya sebagai Plt Gubernur DKI berperan menjembatani pembahasan RAPBD 2017. “Itu yang prinsip dari sisi perencanaan terkait RAPBD 2017, sehingga nyambung kare-na sifatnya kita mengisi kekosongan,” ujarnya.

Dia juga mendukung penuh upaya yang telah dilakukan Gubernur Ahok dalam mewujudkan tata kelola pemerintahan yang bersih. “Bebas dari korupsi. Ini komitmen saya. Amanah Permendagri 74/2016 akan kami laksanakan, tentu tetap sesuai petunjuk dan bimbingan Mendagri,” tandasnya. [C-6]

Sumarsono: Tugas Saya Melanjutkan Kebijakan

istimewa

Sumarsono