jamur lichenes

23
Jamur Lichenes-Indikator Pencemaran Udara Posted: November 5, 2008 by Gigih Wahyu in Tak Berkategori 7 4 Votes Jamur Lichenes merupakan jamur yang sering disebut sebagai jamur kerak, karena jamur ini merupakan simbiosis antara fungi dan alga yang membentuk lumut kerak atau lichenes. Jamur lichenes mempunyai banyak manfaat bagi kehidupan, salah satunya ada lah sebagai indikator pencema ran udara . Hal ini diakibatkan zat -zat berbahaya seperti logam berat , fluorida , pestisida, radioaktif, dan zat berbahaya lainnya dapa t mempenga ruhi per tumbuhan koloni Lichenes (Dr s. Sudjino, M.S.,dkk., 2005). Kenapa bisa koloni lichenes dapat tumbuh dangan adanya zat-zat berbahaya seperti itu? Morfologi dalam (anatomi) dari Jamur Lichenes sebagai berikut: Struktur morfologi dalam diwakili oleh jenis foliose, karena jenis ini mempunyai empat bagian tubuh yang dapat diamati secara jelas yaitu. - Korteks atas, berupa jalinan yang padat disebut pseudoparenchyma dari hifa jamurnya. Sel ini saling mengisi dengan material yang berupa gelatin. Bagian ini tebal dan berguna untuk perlindungan. - Daerah alga, merupakan lapisan biru atau biru hijau yang terletak di bawah korteks atas. Bagian ini terdiri dari jalinan hifa yang longgar. Diantara hifa-hifa itu terdapat sel-sel hijau, yaitu Gleocapsa, Nostoc, Rivularia dan Chrorella. Lapisan thallus untuk tempat fotosintesa disebut lapisan gonidial sebagai organ reproduksi. - Medulla, terdiri dari lapisan hifa yang berjalinan membentuk suatu bagian tengah yang luas dan longgar. Hifa jamur pada bagian ini tersebar ke segala arah dan biasanya mempunyai dinding yang tebal. Hifa pada bagian

Upload: fioriin4mico

Post on 04-Jul-2015

861 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Jamur Lichenes

Jamur Lichenes-Indikator Pencemaran Udara

Posted: November 5, 2008 by Gigih Wahyu in Tak Berkategori 7 4 Votes

Jamur Lichenes merupakan jamur yang sering disebut sebagai jamur kerak, karena jamur ini merupakan simbiosis antara fungi dan alga yang membentuk lumut kerak atau lichenes. Jamur lichenes mempunyai banyak manfaat bagi kehidupan, salah satunya ada lah sebagai indikator pencema ran udara . Hal ini diakibatkan zat -zat berbahaya seperti logam berat , fluorida , pestisida, radioaktif, dan zat berbahaya lainnya dapa t mempenga ruhi per tumbuhan koloni Lichenes (Dr s. Sudjino, M.S.,dkk., 2005). Kenapa bisa koloni lichenes dapat tumbuh dangan adanya zat-zat berbahaya seperti itu?

Morfologi dalam (anatomi) dari Jamur Lichenes sebagai berikut:Struktur morfologi dalam diwakili oleh jenis foliose, karena jenis ini mempunyai empat bagian tubuh yang dapat diamati secara jelas yaitu.- Korteks atas, berupa jalinan yang padat disebut pseudoparenchyma dari hifa jamurnya. Sel ini saling mengisi dengan material yang berupa gelatin.Bagian ini tebal dan berguna untuk perlindungan.- Daerah alga, merupakan lapisan biru atau biru hijau yang terletak dibawah korteks atas. Bagian ini terdiri dari jalinan hifa yang longgar.Diantara hifa-hifa itu terdapat sel-sel hijau, yaitu Gleocapsa, Nostoc,Rivularia dan Chrorella. Lapisan thallus untuk tempat fotosintesa disebutlapisan gonidial sebagai organ reproduksi.- Medulla, terdiri dari lapisan hifa yang berjalinan membentuk suatu bagiantengah yang luas dan longgar. Hifa jamur pada bagian ini tersebar kesegala arah dan biasanya mempunyai dinding yang tebal. Hifa pada bagianyang lebih dalam lagi tersebar di sepanjang sumbu yang tebal pada bagianatas dan tipis pada bagian ujungnya. Dengan demikian lapisan tadimembentuk suatu untaian hubungan antara dua pembuluh.- Korteks bawah, lapisan ini terdiri dari struktur hifa yang sangat padat danmembentang secara vertikal terhadap permukaan thallus atau sejajardengan kulit bagian luar. Korteks bawah ini sering berupa sebuah akar(rhizines). Ada beberapa jenis lichenes tidak mempunyai korteks bawah.Dan bagian ini digantikan oleh lembaran tipis yang terdiri dari hypothallusyang fungsinya sebagai proteksi.Manfaa t Lichenes dia t a s merupakan manfaa t yang sangat ba ik apabilaset iap or ang mau mengama t i lingkungan khususnya tumbuhan Lichenes ter sebut .Dengan begitu ma sya raka t akan t ahu bahwa da erah yang mereka tempat i ter sebutkeada an uda ranya ba ik a t au buruk dengan ca r a meliha t jamur lichenes tumbuha t au t idak dan bia sanya jamur t er sebut tumbuh pada ba t ang sua tu tumbuhandikotil.Jamur Lichenes membuat saya tertarik dan bertanya -tanya senyawa apakahyang terkandung dida lam jamur ter sebut . Sebagai mahasiswa jurusan kimia , sayaingin t ahu senyawa apakah itu dan mengapa senyawa itu bisa bereaksi denganudara/zat yang ganas sehingga t erbentuklah koloni dari jamur lichenes. Mungkindariana tomi jamur Lichenes yang t er tulis diatas itu dapat kita teliti lebih lanjut

Page 2: Jamur Lichenes

apakah za t -za t penyusunnya dan mengapa za t itu bisa menanggapi rangsangberupa udara /zat berbahaya? Dari rasa penasaran inilah terbesit dalam pikiransaya apakah bisa senyawa dida lam jamur lichenes ter sebut kita ekstrak ataumembuat sendiri senyawa yang sama untuk dibuat sebuah objek/benda indikatordari senyawa -senyawa tersebut sehingga benda tersebut dapat kita gunakansebagai alternatif untuk mengetahui tingkat polusi udara disuatu daerah.Alangkah bahagianya jika semua orang bisa tahu dengan keadaan udara didaerahmereka , sehingga mereka dapat mawas diri dan berhati-hati agar tidak terlalusering menghirup udara-udara berbahaya seperti itu. Dengan begitu tingkatkesehatan masyarakat Indonesia bisa bertingkat . Perlu diingat bahwa penyebabutama timbulnya suatu penyakit adalah makanan yang tidak sehat danlingkungan khususnya keadaan udara yang sudah banyak terkontaminasi olehadanya zat-zat berbahaya.

http://gigihkurnia.wordpress.com/2008/11/05/jamur-lichenes-indikator-pencemaran-udara/

« Biologi

Sklereid »

lichenes

May 23, 2010 by cahyobiologi

LICHENES SEBAGAI INDIKATOR

PENCEMARAN UDARA

(Makalah Pengetahuan Lingkungan)

Oleh:

Ermayanti Sutiyo                    (0913024035)

Fatmala Ajeng Perkerti         (0913024039)

PENDIDIKAN  BIOLOGI

JURUSAN PENDIDIKAN MIPA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

Page 3: Jamur Lichenes

2010

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan ridho-Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah untuk mata kuliah Pengetahuan Lingkungan ini tepat pada waktunya.

Ucapan terima kasih kami haturkan kepada pihak-pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun tak langsung.

Kami menyadari masih terdapat banyak kekurangan dari makalah yang berjudul “Lichenes Sebagai Indikator Pencemaran Udara” ini. Atas dasar itu, dengan tangan terbuka kami menerima kritik dan saran yang membangun dari para pembaca sekalian. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Bandar Lampung,        Mei 2010,

Penyusun

DAFTAR ISI

Kata Pengantar………………………………………………………………………………….. i

1. Pendahuluan

Latar Belakang………………………………………………………………………………. 1

Tujuan…………………………………………………………………………………………… 1

1. Pembahasan

2.1 Gambaran Umum Tentang Lichenes………………………………….. 2

2.1.1. Pengertian Lichenes………………………………………………….. 2

…….           2.1.2. Struktur Morfologi Lichenes……………………………………… 4

Page 4: Jamur Lichenes

2.1.3 Ciri-ciri Lichenes ………………………………………………………. 6

2.1.4 Klasifikasi Lichenes………………………………………………………7

2.2 Pencemaran Udara…………………………………………………………………9

2.3 Pengaruh Lichenes Terhadap pencemaran Udara………………………15

III.       Kesimpulan……………………………………………………………………………… 17

Daftar Pustaka…………………………………………………………………………………….. 18

Lampiran

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Lichenes atau lumut kerak sering disebut sebagai tumbuhan perintis. Lichenes hidup sebagai epifit pada pohon-pohonan tetapi dapat juga di atas tanah, terutama di daerah tundra disekitar kutub utara. Lichenes tergolong ke dalam tumbuhan perintis yang ikut berperan dalam pembuatan tanah. Lichenes dapat kita temukan di tepi pantai sampai di atas gunung-gunung yang tinggi.

Lichenes tidak memerlukan syarat-syarat hidup yang tinggi dan tahan kekurangan air dalam hangka waktu yang lama, karena panas yang terik Lichenes yang hidup pada batu-batu dapat menjadi kering tetapi tidak mati dan jika kemudian turun hujan lichenes dapat hidup subur kembali namun pertumbuhannya sangat lambat. Lichenes dapat hidup pada kayu-kayu, batang,pohon, dan batu-batuan.Tetapi banyak orang yang tidak mengetahui manfaat dari lichenes ternyata lichenes dapat dijadikan sebagai indikator pencemaran udara. Untuk lebih memahami tentang hal itu, maka penyusun menyusun makalah ini.

1.2. Tujuan

Adapun tujuan disusunnya makalah ini ialah sebagai berikut:

1. Untuk menyelesaikan tugas dalam matakuliah pengetahuan lingkungan yang ditugaskan oleh dosen pembimbing

2. Mengetahui dan memahami tentang Ciri dan peranan Lichenes sebagai indikator pencemaran udara.

BAB II

ISI

Page 5: Jamur Lichenes

2.1 Gambaran Umum Tentang Lichenes

2.1.1. Pengertian Lichenes

Organisme ini sebenarnya kumpulan antara Fungi dan Algae, tetapi sedemikian rupa, hingga dari segi morfologi dan fisiologi merupakan suatu kesatuan.

Lichenes hidup sebagai epifit pada pohon-pohonan, tetapi dapat jiga di atas tanah, terutama di daerah tundra di sekitar kutub utara. Di daerah ini areal dengan luas ribuan km2 tertutup oleh lichenes. Baik di atas cadas maupun di dalam batu, tidak terikat tingginya tempat di atas permukaan air laut. Lichenes dapat kita temukan dari tepi pantai sampai di atas gunung-gunung yang tinggi. Tumbuhan ini tergolong dalam tumbuhan perintis yang ikut berperan dalam pembentukan tanah. Beberapa jenis dapat masuk pada bagian pinggir batu-batu, oleh karenanya disebut bersifat endolitik.

Lichenes tidak memerlukan syarat-syarat hidup yang tinggi, dan tahan kekurangan air dalam jangka waktu yang lama. Karena panas yang terik lichenes yang hidup pada batu-batu dapat menjadi kering, tetapi tidak mati, dan jika kemudian turun hujan, Lichenes dapat hidup kembali. Pertumbuhan thalusnya sangat lambat, dalam satu tahun jarang lebih dari 1 cm. tubuh buah baru terbentuk setelah mengadakan pertumbuhan vegetatif bertahun-tahun.

Algae yang ikut menyusun tubuh Lichenes disebut gonidium, dapat bersel tunggal atau berkoloni. Kebanyakan gonidium adalah ganggang biru (Cyanophyceae) antara lain Chroococcus dab Nostoc, kadang-kadang juga ganggang hijau 9chlorophyceae) misalnya Cystococcus dan Trentepohlia.

Kebanyakan cendawan yang ikut menyusun Lichenes tergolong ke dalam Ascomycetes terutama Discomycetales, hanya kadang-kadang Pyrenomycetales. Mungkin juga Basidiomycetes mengambil bagian dalam pembentukan Lichenes. Kebanyakan cendawan-cendawan tertentu bersimbiosis dengan ganggang tertentru pula. Untuk memelihara Lichenes pada medium buatan dijimpai bamnyak kesukaran. Tetapi jika cendawan dan ganggangnya dipisahkan, masing-masing dapat dipiara dengan mudah pada medium buatan. Pada umumnya Lichenes pada medium buatan tidak memperlihatkan pertumbuhan yang kuat. Jadi daya untuk hidup sendiri telah hilang, sehingga cendawan itu dalam jarang sekali ditemukan dalam keadaan hidup bebas. Dalam kultur murni cendawan itu memperlihatkan  susunan morfologi menurut jenisnya, tetapi bentuk thalus seperti Lichenes baru terjadi, jika bertemu dengan jenis ganggang yang tepat. Lain ganggang akan menghasilkan lain Lichenes. Jadi bentuk lichenes bergantung pada macam cara hidup bersama antara kedua macam organisme yang menyusunnya.

Hidup bersama antara dua organisme yang berlainan jenis umumnya disebut simbiosis. Masing-masing organisme itu sendiri disebut simbion. Dalam pembicaraan sehari-hari simbiosis itui sering diartikan sebagai hidup bersama dengan keuntungan bagi kedua simbion, yang seharusnya dinamakan mutualisme.

Pada lichenes simbiosis antara fungi dan algae diberikan tafsiran yang berbeda-beda. Ada yang menafsirkan sebagai mutualisme, karena dipandang kedua-duanya dapat memperoleh keuntungan dari hidup bersama itu. Ganggang memberikan hasil-hasil fotosintesis terutama yang berupa karbohidrat kepada cendawan, dan sebaliknya cendawan memberikan air dan garam-garam kepada ganggang.

Page 6: Jamur Lichenes

Dapat juga hubuingan antara ganggang dan jamur itu dianggap sebagai suatu helotisme. Keuntungan yang timbal balik itu hanya sementara, yaitu pada permulaan saja, tetapi akhirnya ganggan diperalat oleh cendawan, hubungan mana menyerupai hunbungan seorang majikan dengan budaknya (heloot). Dalam hal ini hidup bersama natara cendawan dan ganggang pada Lichenes dinamakan helotisme. . Mengenai hal tersebut memang masih belum tercapai persesuaian paham.

Pada penampang melintang talus lichenes tampak hifa cendawan sering kali membalut sel-sel ganggang, bahkan ada yang memasukkan haustorium ke dalam sel-sel ganggang. Ganggang tetap hidup, tetapi tidak dapat membiak dengan sel-sel lembaganya sendiri. Adapula yang miselium cendawan hanya msuk kedalam selaput lender sel-sel ganggang. Dalam hal tersebut bentuk ganggang menentukan bentuk Lichenes. Pada umumnya miselium cendawan jauh lebih banyak bagian dalam takus terdiri atas anyaman hiva yang renggang dan merupakan lapisan teras(lapisan empulur). Dalam lapisan ini dekat dengan permukaan sel-sel ganggang, bergerombol yang merupakan lapisan yang dinamakan  lapisan gonidium. Kulit luarnya terdiri atas mislelium cendawan lagi yang teranyam sebagai plektenkim dengan rapat.

Menurut habitusnya kita membedakan Lichenes yang talusnya menyerupai lembaran-lembaran, dan seperti semak. Yang pertama biasanya melekat dengan benang-benang menyerupai rizoid pada substratnya dengan seluruh sisi bawah talus, sedang yang kedua mempunyai ujung talus yang bebas dalam udara. Pembagian ini sama sekali tidak menunjukkan hubungan filogenetik antara anggota-anggota yang tergolong di dalamnya. Kebanyakan Lichexnes berkembang biak vegetatif, karena  bila sebagian talus terpisah lalu tumbuh menjadi individu baru. Pada bebarapa jenis Lichenes,pembiakan berlangsung dengan perantaraan soredium, yaitu kelompok kecil sel-sel ganggang yang sedang membelah dan diselubungi benang-benang miselium menjadi suatu badan yang dapat terlepas dari indukknya. Dengan robeknya dinding talus soredium tersebar seperti debu yang ditiup angin. Benda-benda tersebut pada tempat lain dapat tumbuh menjadi Lichenes baru. Seringkali soredium itu tetjadi dalam talus pada tempat-tempat yang mempunyai batas yang jelas yang dinamakan soralum. Pada talus Lichenes, cendawan akhirnya dapat membentuk tubuh buah yang menurut jenis cendawan dapat berupa apotesium atau peritesium. Spora yang dilepaskan , di tempat yang baru jika menjumpai jenis ganggang yang tepat, yang sama dengan jenis ganggang pada talus indukknya.

2.1.2. Struktur Morfologi Lichenes

A. Morfologi Luar

Tubuh lichenes dinamakan thallus yang secara vegetatif mempunyai kemiripan dengan alga dan jamur. Thallus ini berwarna abu-abu atau abu-abu kehijauan. Beberapa spesies ada yang berwarna kuning, oranye, coklat atau merah dengan habitat yang bervariasi. Bagian tubuh yang memanjang secara selluler dinamakan hifa. Hifa merupakan organ vegetatif dari thallus atau miselium yang biasanya tidak dikenal pada jamur yang bukan lichenes. Alga selalu berada pada bagian permukaan dari thallus. Berdasarkan bentuknya lichenes dibedakan atas empat bentuk .

a.CrustoseLichenes yang memiliki thallus yang berukuran kecil, datar, tipis dan selalu melekat ke permukaan batu, kulit pohon atau di tanah. Jenis ini susah untuk mencabutnya tanpa merusak substratnya.

Page 7: Jamur Lichenes

Contoh : Graphis scipta, Haematomma puniceum, Acarospora atau Pleopsidium.

Lichen Crustose yang tumbuh terbenam di dalam batu hanya bagian tubuh buahnya yang berada di permukaan disebut endolitik, dan yang tumbuh terbenam pada jaringan tumbuhan disebut endoploidik atau endoploidal. Lichenes yang longgar dan bertepung yang tidak memiliki struktur berlapis, disebut leprose.

b. FolioseLichen foliose memiliki struktur seperti daun yang tersusun oleh lobuslobus.Lichen ini relatif lebih longgar melekat pada substratnya. Thallusnya datar, lebar, banyak lekukan seperti daun yang mengkerut berputar. Bagian permukaan atas dan bawah berbeda. Lichenes ini melekat pada batu, ranting dengan rhizines. Rhizines ini juga berfungsi sebagai alat untuk mengabsorbsi makanan.Contoh : Xantoria, Physcia, Peltigera, Parmelia dll.

c. FruticoseThallusnya berupa semak dan memiliki banyak cabang dengan bentuk seperti pita. Thallus tumbuh tegak atau menggantung pada batu, daun-daunan atau cabang pohon. Tidak terdapat perbedaan antara permukaan atas dan bawah.

Contoh : Usnea, Ramalina dan Cladonia.d. SquamuloseLichen ini memiliki lobus-lobus seperti sisik, lobus ini disebut squamulus yang biasanya berukuran kecil dan saling bertindih dan sering memiliki struktur tubuh buah yang disebut podetia.

B. Morfologi dalam (Anatomi)Struktur morfologi dalam diwakili oleh jenis foliose, karena jenis ini mempunyai empat bagian tubuh yang dapat diamati secara jelas yaitu:

Korteks atas

Berupa jalinan yang padat disebut pseudoparenchyma dari hifa jamurnya. Sel ini saling mengisi dengan material yang berupa gelatin. Bagian ini tebal dan berguna untuk perlindungan.Daerah alga, merupakan lapisan biru atau biru hijau yang terletak di bawah korteks atas. Bagian ini terdiri dari jalinan hifa yang longgar. Diantara hifa-hifa itu terdapat sel-sel hijau, yaitu Gleocapsa, Nostoc,Rivularia dan Chrorella. Lapisan thallus untuk  tempat fotosintesa disebutlapisan gonidial sebagai organ reproduksi.

Medulla

Terdiri dari lapisan hifa yang berjalinan membentuk suatu bagiantengah yang luas dan longgar. Hifa jamur pada bagian ini tersebar ke segala arah dan biasanya mempunyai dinding yang tebal. Hifa pada bagian yang lebih dalam lagi tersebar di sepanjang sumbu yang tebal pada bagian atas dan tipis pada bagian ujungnya. Dengan demikian lapisan tadi membentuk suatu untaian hubungan antara dua pembuluh.

Korteks bawah

Page 8: Jamur Lichenes

Lapisan ini terdiri dari struktur hifa yang sangat padat dan membentang secara vertikalterhadap permukaan thallus atau sejajar dengan kulit bagian luar. Korteks bawah ini sering berupa sebuah akar (rhizines).

Ada beberapa jenis lichenes tidak mempunyai korteks bawah. Dan bagian ini digantikan oleh lembaran tipis yang terdiri dari hypothallus yang fungsinya sebagai proteksi. Dari potongan melintang Physcia sp. terlihat lapisan hijau sel-sel alga dan rhizines coklat bercabang pada bagian bawah. Bagian tengah yang berwarna putih terdiri dari sel-sel jaringan jamur yang disebut medulla. Struktur pipih pada bagian atas dan kanan disebut apothecia dan lapisancoklat di atasnya disusun oleh asci, yaitu bagian dari ascomycete yang megandung spora jamur.C. Struktur Vegetatif

Struktur tubuh lichenes secara vegetatif terdiri dari:

Soredia

Soredia terdapat pada bagian medulla yang keluar melalui celah kulit sehingga soredia dapat dengan mudah. Diameternya sekitar 25 – 100 m diterbangkan angin dan akan tumbuh pada kondisi yang sesuai menjadi tumbuhan licenes yang baru. Jadi pembiakan berlangsung dengan perantaraan soredia. Soredia itu sendiri merupakan kelompok kecil sel-sel gangang yang sedang membelah dan diselubungi benang-benang miselium menjadi satu badan yang dapat terlepas dari induknya. Sorediaini terdapat di dalam soralum. Potongan Lobaria pulmonaria. Bagian hitam yang membengkak disebut cephalodium dan struktur bentuk mahkota adalah soralium dengan bentuk bola kecil soredia di atasnya. Lapisan hijau adalah koloni alga.

Isidia

Isidia berbentuk silinder, bercabang seperti jari tangan dan terdapat pada dan tingginya antara 0,5 – 3 m ìkulit luar. Diamaternya 0,01 – 0,03 m. Berdasarkan kemampuannya bergabung dengan thallus, maka dalam media perkembangbiakan, isidia akan menambah luas permukaan luarnya. Sebanyak 25 – 30 % dari spesies foliose dan fructicose mempunyai isidia. Proses pembentukan isidia belum diketahui, tetapi dianggap sebagai faktor genetika.

LobulaLobula merupakan pertumbuhan lanjutan dari tahllus lichenes yang sering dihasilkan di sepanjang batas sisi kulit luar. Lobula ini dapat berkembang dengan baik pada jenis foliose, Genus Anaptycia, Neproma, Parmelia dan Peltigera. Lobula sangat sukar dibedakan dengan isidia.RhizinesRhizines merupakan untaian yang menyatu dari hifa yang berwarna kehitam-hitaman yang muncul dari kulit bagian bawah (korteks bawah) dang mengikat thallus ke bagian dalam. Ada dua jenis rhizines yaitu bercabang seperti pada Ctraria, Physcia dan Parmelia dan yang tidak bercanag terdapat pada Anaptycis dan beberapa Parmelia.TomentumTomentum memiliki kepadatan yang kurang dari rhizines dan merupakan lembaran serat dari rangkaian akar atau untaian yang renggang. Biasanya muncul pada lapisan bawah seperti pada Collemataceae, Peltigeraceae dan Stictaceae.Cilia

Page 9: Jamur Lichenes

Cilia berbentuk seperti rambut, menyerupai untaian karbon dari hifa yang muncul di sepanjang sisi kulit. Cilia berhubungan dengan rhizines dan hanya berbeda pada cara tumbuhsaja.

Cyphellae dan PseudocyphellaeCypellae berbentuk rongga bulat yang agak besar serta terdapat pada korteks bawah dan hanya dijumpai pada genus Sticta. Pseudocyphellae dan mempunyai ukuran yang lebih kecil dari cyphellae yaitu sekittar 1 m terdapat pada korteks bawah spesies Cetraria, Cetralia, Parmelia dan Pasudocyphellaria. Rongga ini berfungsi sebagai alat pernafasan atau pertukaran udara.Cephalodia.Cephalodia merupakan pertumbuhan lanjutan dari thallus yang terdiri dari alga-alga yangg berbedadari inangnya. Pada jenis peltigera aphthosa, cephalodia mulai muncul ketika Nostoc jatuh pada permukaan thallus dan terjaring oleh hifa cephalodia yang berisikan Nostoc biru kehijauan. Jenis ini mampu menyediakan nitrogen thallus seperti Peltigera, Lecanora,Stereocaulon, Lecidea dan beberapa jenis crustose lain.

2.1.3. Ciri-ciri Lichenes

LICHENES, Organisme ini sebenarnya kumpulan antara fungi dan algae, tetapi sedemikian rupa, hingga dari segi morfologi dan fisiologi merupakan suatu kesatuan.

Lichenes memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

Pada Penampang melintang talus Lichenes, kelihatan hifa cendawan membalut sel-sel algae, bahkan ada yang memasukkan haustorium ke dalam sel-sel algae. Algae tetap hidup tetapi tidak dapat membiak dengan sel-sel lembaganya sendiri.

Ada pula yang miselium cendawannya hanya masuk ke dalam selaput lander sel-sel algae, sehingga bentuk algae menentukan bentuk Lichenesnya.

Bagian dalam talus terdiri dari anyaman hifa yang renggang dan merupakan lapisan teras / empulus. Dalam lapisan ini sel-sel algae bergerombol membentuk lapisan gonidium. Kulit luarnya terdiri atas miselium cendawan yang teranyam sebagai plektenkim yang rapat.

Bagi lichenes yang talusnya menyerupai lembaran, biasanya melekat dengan benang-benang yang menyerupai rizoid. Sedangkan ujung semak menyerupai ujung talus yang bebas dalam udara.

Lichenes hidup sebagai epifit pada pohon-pohonan, tetapi dapat juga di atas tanah, terutama di daerah tundra, digolongkan sebagai tumbuhan perintis yang ikut berperan dalam pembentukan tanah. Beberapa jenis dapat masuk pada pinggir batuan, disebut endolitik.

Syarat hidupnya tidak sulit dan taha terhadap kekurangan air dalam waktu yang lama.Dapat menjadi kering akibat terik matahari tetapi tidak mati, dan jika kemudian turun hujan, Lichenes dapat hidup kembali

Pertumbuhaan talus sangat lambat. Tubuh buah baru terbentuk setelah mengadakan pertumbuhan vegetative bertahun-tahun.

Kebanykan Lichenes bereproduksi dengan perantaan soredium. Komponen cendawannya sering dapat membentuk spora dan hanya membentuk lichenes

jika jatuh dekat algae yang merupakan simbionnya. Menurut cendawan penyusunnya, Lichenes dibagi menjadi 2 kelas, yaitu Ascomychenes dan

Basidiolichenes.

2.1.4 Klasifikasi Lichenes

Page 10: Jamur Lichenes

Lichenes sangat sulit untuk diklasifikasikan karena merupakan gabungandari alga dan fungi serta sejarah perkembangan yang berbeda. Para ahli sepertiBessey (1950), Martin (1950) dan Alexopoulus (1956), berpendapat bahwalichenes dikelompokkan dan diklasifikasikan ke dalam kelompok jamursebenarnya. Bessey meletakkannya dalam ordo Leocanorales dari Ascomycetes.Smith (1955) menganjurkan agar lichenes dikelompokkan dalam kelompok yangterpisah yang berbeda dari alga dan fungi.Lichenes diklasifikasikan menurut cendawan yang menyusunnya. Berdasarkan itu Lichenes dibedakan dalam dua kelas yakni Ascolichenes dan Basidiolichenes.

1. Kelas Ascolichenes

Jika cendawan penyusunnya berupa:

1. Pyrenomycetales, maka tubuh buah yang dihasilkan berupa peritesium, contohnya Dermatocarpon dan Verrucaria.

2. Discomycetales, maka tubuhnya berupa apotesium, contohnya:

Usnea barbata dan U. dasypoga, mempunyai khasiat obat yang dibuat sebagai ramuan dalam jamu-jamu tradisional. Usnea menghasilkan antibiotic asam usnin yang berguna untuk melawan tuberculosis.Rocella tinctoria, untuk pembuatan lakmus.

Gambar Parmelia acetubulum                             Cladonia rangivera

Cetralia islandica

1. Kelas Basidiolichenes 1. Talus berbentuk lembaran-lembaran2. Pada tubuh buah terbentuk lapisan himenium yang mengandung basidium,

menyerupai tubuh buah Hymenomycetales3. Berguna untuk bahan pembuatan obat-obatan, pembuatan zat warna, ada yang

dapatimakan, ada pula yang beracun4. Contoh: Cora pavonia, Rocella tinctoria untuk pembuatan lakmus.

2.2. Pencemaran Udara

Pencemar udara dibedakan menjadi dua yaitu, pencemar primer dan pencemar sekunder. Pencemar primer adalah substansi pencemar yang ditimbulkan langsung dari sumber pencemaran udara. [Karbon monoksida]adalah sebuah contoh dari pencemar udara primer karena ia merupakan hasil dari pembakaran. Pencemar sekunder adalah substansi pencemar yang terbentuk dari reaksi pencemar-pencemar primer di atmosfer. Pembentukan [ozon]dalam [smog fotokimia]adalah sebuah contoh dari pencemaran udara sekunder.

Belakangan ini pertumbuhan keprihatinan akan efek dari emisi polusi udara dalam konteks global dan hubungannya dengan [pemanasan global yg mempengaruhi;

Kegiatan manusia

Transportasi Industri

Page 11: Jamur Lichenes

Pembangkit listrik Pembakaran (perapian, kompor, furnace,[insinerator]dengan berbagai jenis bahan bakar Gas buang pabrik yang menghasilkan gas berbahaya seperti (CFC)

Sumber alami

Gunung berapi Kebakaran hutan dan rawa-rawa Nitrifikasi dan denitrifikasi biologi

Sumber-sumber lain

Transportasi amonia Kebocoran tangkim klor Timbulan gas metana dari lahan uruk (tempat pembuangan akhir) Uap pelarut organik

Jenis-jenis pencemar

Karbon monoksida Oksida nitrogen Oksida sulfur CFC Hidrokarbon Ozon Volatile Organic Compounds Partikulat

Dampak

1. Dampak kesehatan

Substansi pencemar yang terdapat di udara dapat masuk ke dalam tubuh melalui sistem pernapasan. Jauhnya penetrasi zat pencemar ke dalam tubuh bergantung kepada jenis pencemar. Partikulat berukuran besar dapat tertahan di saluran pernapasan bagian atas, sedangkan partikulat berukuran kecil dan gas dapat mencapai paru-paru. Dari paru-paru, zat pencemar diserap oleh sistem peredaran darah dan menyebar ke seluruh tubuh.

Dampak kesehatan yang paling umum dijumpai adalah ISPA (infeksi saluran pernapasan akut), termasuk di antaranya, asma, bronkitis, dan gangguan pernapasan lainnya. Beberapa zat pencemar dikategorikan sebagai toksik dan karsinogenik.

memperkirakan dampak pencemaran udara di Jakarta yang berkaitan dengan kematian prematur, perawatan rumah sakit, berkurangnya hari kerja efektif, dan ISPA pada tahun 1998 senilai dengan 1,8 trilyun rupiah dan akan meningkat menjadi 4,3 trilyun rupiah di tahun 2015.

Page 12: Jamur Lichenes

2. Dampak terhadap tanaman

Tanaman yang tumbuh di daerah dengan tingkat pencemaran udara tinggi dapat terganggu pertumbuhannya dan rawan penyakit, antara lain klorosis, nekrosis, dan bintik hitam. Partikulat yang terdeposisi di permukaan tanaman dapat menghambat proses fotosintesis.

3. Hujan asam

pH biasa air hujan adalah 5,6 karena adanya CO2 di atmosfer. Pencemar udara seperti SO2 dan NO2 bereaksi dengan air hujan membentuk asam dan menurunkan pH air hujan. Dampak dari hujan asam ini antara lain:

Mempengaruhi kualitas air permukaan Merusak tanaman Melarutkan logam-logam berat yang terdapat dalam tanah sehingga mempengaruhi kualitas

air tanah dan air permukaan Bersifat korosif sehingga merusak material dan bangunan

4. Efek rumah kaca

Efek rumah kaca disebabkan oleh keberadaan CO2, CFC, metana, ozon, dan N2O di lapisan troposfer yang menyerap radiasi panas matahari yang dipantulkan oleh permukaan bumi. Akibatnya panas terperangkap dalam lapisan troposfer dan menimbulkan fenomena pemanasan global.

Dampak dari pemanasan global adalah:

Pencairan es di kutub Perubahan iklim regional dan global Perubahan siklus hidup flora dan fauna

5. Kerusakan lapisan ozon

Lapisan ozon yang berada di stratosfer (ketinggian 20-35 km) merupakan pelindung alami bumi yang berfungsi memfilter radiasi ultraviolet B dari matahari. Pembentukan dan penguraian molekul-molekul ozon (O3) terjadi secara alami di stratosfer. Emisi CFC yang mencapai stratosfer dan bersifat sangat stabil menyebabkan laju penguraian molekul-molekul ozon lebih cepat dari pembentukannya, sehingga terbentuk lubang-lubang pada lapisan ozon. Dampak == Adanya gas-gas dan partikulat-partikulat tersebut, baik yang diperoleh secara alami dari gunung berapi, pelapukan tumbuh-tumbuhan, ledakan gunung berapi dan kebakaran hutan, maupun yang diperoleh dari kegiatan manusia ini akan mengganggu siklus yang ada di udara dan dengan sendirinya akan mengganggu sistem keseimbangan dinamik di udara, sehingga dapat menyebabkan terjadinya pencemaran udara.

Gas-gas CO, SO2, H2S, partikulat padat dan partikulat cair yang dapat mencemari udara secara alami ini disebut bahan pencemar udara alami, sedangkan yang dihasilkan karena kegiatan manusia disebut bahan pencemar buatan.

Page 13: Jamur Lichenes

Untuk kepentingan kesejahteraan makhluk hidup di alam semesta ini telah terjadi sistem keseimbangan dinamik melalui berbagai macam siklus yang telah diatur oleh Tuhan Yang Maha Esa. Salah satu contoh adalah siklus nitrogen dan siklus karbon.

Gambar 1 Siklus nitrogen

Sumber: “Environmental Science”, third edition, 1984, Jonathan Turk & Amos Turk, hal. 52

Bahan pencemar yang dihasilkan oleh kegiatan manusia ini konsentrasinya relatif lebih tinggi dibandingkan dengan yang sudah ada di udara, terjadi secara alami, sehingga dapat mengganggu sistem kesetimbangan dinamik di udara dan dengan demikian dapat mengganggu kesejahteraan manusia dan lingkungannya.

Gambar 2 Siklus karbon

Sumber: “Environmental Science”, third edition, 1983, hal. 50

Sumber bahan pencemar udara ada lima macam yang merupakan penyebab utama (sekitar 90%) terjadinya pencemaran udara global di seluruh dunia yaitu:

1. Gas karbon monoksida, CO2. Gas-gas nitrogen oksida, NOx3. Gas hidrokarbon, CH4. Gas belerang oksida, SOx5. Partikulat-partikulat (padat dan cair)

Gas karbon monoksida merupakan bahan pencemar yang paling banyak terdapat di udara, sedangkan bahan pencemar berupa partikulat (padat maupun cair) merupakan bahan pencemar yang sangat berbahaya (sifat racunnya sekitar 107 kali dari sifat racunnya gas karbon monoksida).

a. Gas karbon monoksida, CO

Karbon monoksida adalah gas yang tidak berwarna, tidak berbau, tidak mempunyai rasa, titik didih -192º C, tidak larut dalam air dan beratnya 96,5% dari berat udara. Reaksi-reaksi yang menghasilkan gas karbon monoksida antara lain:

Pembakaran tidak sempurna dari bahan bakar atau senyawa senyawa karbon lainnya:

2 C + O 2 ? 2 CO

Reaksi antara gas karbon dioksida dengan karbon dalam proses industri yang terjadi dalam tanur:

CO2 + C ? 2 CO

Penguraian gas karbon dioksida pada suhu tinggi:

2 CO2 ? 2 CO + O 2

Page 14: Jamur Lichenes

Gas karbon monoksida yang dihasilkan secara alami yang masuk ke atmosfer lebih sedikit bila dibandingkan dengan yang dihasilkan dari kegiatan manusia.

b. Gas-gas Nitrogen oksida, NOx

Gas-gas Nitrogen oksida yang ada di udara adalah Nitrogen monoksida NO, dan Nitrogen dioksida NO2 termasuk bahan pencemar udara. Gas Nitrogen monoksida tidak berwarna, tidak berbau, tetapi gas nitrogen dioksida berwarna coklat kemerahan dan berbau tajam dan menyebabkan orang menjadi lemas. Reaksi-reaksi yang menghasilkan gas NO dan NO2 antara lain:

(1210 – 1765)ºC

2 N + O2  ? 2 NO

2 NO + O2 ? 2 NO

c. Hidrokarbon CH

Sumber terbesar senyawa hidrokarbon adalah tumbuhtumbuhan. Gas metana CH4 adalah senyawa hidrokarbon yang banyak dihasilkan dari penguraian senyawa organik oleh bakteri anaerob yang terjadi dalam air, dalam tanah dan dalam sedimen yang masuk ke dalam lapisan atmosfer:

2 (CH2O)n ? CO2 + CH4

d. Gas-gas belerang oksida SOx

Gas belerang dioksida SO2 tidak berwarna, dan berbau sangat tajam. Gas belerang dioksida dihasilkan dari pembakaran senyawasenyawa yang mengandung unsur belerang. Gas belerang dioksida SO2 terdapat di udara biasanya bercampur dengan gas belerang trioksida SO3 dan campuran ini diberi simbol sebagai SOx.

S + O2 ? SO2

2 SO2 + O 2 ? 2 SO3

e. Partikulat

Yang dimaksud dengan partikulat adalah berupa butiran-butiran kecil zat padat dan tetes-tetes air. Partikulat-partikulat ini banyak terdapat dalam lapisan atmosfer dan merupakan bahan pencemar udara yang sangat berbahaya.

2.3. Pengaruh Lichenes Terhadap Pencemaran Udara

Lumut kerak (Lichenes) ini merupakan gabungan miselium jamur yang di dalamnya terjalin sel-sel alga dan keduanya saling bersimbiosis mutualisme. Jamurnya adalah golongan Ascomycota atau Basidiomycota dengan alga hijau/Chlorophyta atau alga biru/Cyanophyta yang uniseluler.Meskipun keduanya hidup sendiri-sendiri, tetapi dengan hidup pada lumut kerak lebih

Page 15: Jamur Lichenes

menguntungkan bagi keduanya, karena mereka mampu hidup pada substrat atau tempat yang organisme lain tidak dapat hidup, misalnya batu. Karena mampu hidup pada batu-batuan, Lichenes ini dikatakan sebagai organisme perintis yang mampu hidup di atas batu. Lichenes tersebut memulai pembentukan tanah dengan melapukkan permukaan batuan dan menambahkan kandungan zat-zat yang dimiliknya. Lichenes dapat juga digunakan sebagai indikator pencemaran udara, karena dia tidak mampu hidup pada udara yang sudah tercemar. Jadi, apabila di suatu daerah tidak ada Lichenes, ini menunjukkan bahwa udara di daerah tersebut sudah tercemar. Selain itu, Lichenes dapat dimanfaatkan pula sebagai obat, digunakan sebagai penambah rasa dan aroma, serta pigmen yang dihasilkan dapat dibuat kertas lakmus celup untuk menentukan indikator pH.

Dari sejumlah laporan diketahui bahwa talus Lichenes dapat mengakumulasi Pb yang berasal dari hasil emisi gas buang kendaraan bermotor. Hasil penelitian Bargagli et al (1987) dalam Nursal, dkk (2005) menunjukkan bahwa Lichenes merupakan indikator yang baik terhadap pencemaran udara. Di daerah Tuscany-Italia, konsentrasi Pb pada talus Lichenes terdapat 13,2 μgg-1 berat kering. Konsentrasi Pb terbanyak ditemukan di daerah yang dekat dengan area parkir kendaraan dan di dekat jalan raya. Akumulasi Pb pada Parmelia physodes menurun secara proporsional pada jarak yang semakin jauh dari jalan raya (Deruelle dan Kovacs, 1992 dalam Nursal, dkk, 2005). Hasil penelitian Deruelle (1981) dalam Nursal, dkk (2005) juga menunjukkan bahwa pada jarak 15 m dari jalan raya akumulasi Pb ditemukan sebanyak 1002 μgg-1 berat kering, sedangkan pada jarak 600 m dari jalan raya akumulasi Pb hanya 65 μgg-1 berat kering. Lichenes juga dapat digunakan sebagai indikator terhadap berbagai polutan diantaranya SO2, NO2, HF, Chlorida, O3, peroksi asetat, logam berat, isotop radioaltif, pupuk, pestisida, dan herbisida (Kovacs, 1992 dalam Nursal, dkk, 2005). Jenis-jenis Lichenes mempunyai tingkat sensitifitas yang berbeda terhadap bahan pencemar. Ada yang bersifat sensitif dan ada pula yang bersifat toleran. Kisaran toleransi Lichenes terhadap SO2 ternyata cukup tinggi. Lecanora conizoides masih dapat hidup pada konsentrasi SO2 150μgm-3. Pada konsentrasi SO2 lebih dari 170 μgm-3 tidak ada lagi jenis Lichenes yang bisa hidup. Lecanora conizaeoides ditemukan pada kulit batang pohon yang dikoloni oleh alga apabila konsentrasi SO2 125 μgm-3. Usnea ceratina dapat ditemui pada pohon yang sama apabila konsentrasi SO2 35 μgm-3 dan Usnea florida dapat ditemukan apabila konsentrasi SO2 30 μgm-3

Pb yang terdapat di udara dapat terakumulasi pada jaringan tubuh makhluk hidup terutama pada talus Lichenes (Lumut kerak). Dari sejumlah laporan diketahui bahwa talus Lichenes dapat mengakumulasi Pb yang berasal dari hasil emisi gas buang kendaraan bermotor. Hasil penelitian Bargagli et al (1987) menunjukkan bahwa Lihenes merupakan indikator yang baik terhadap pencemaran udara. Di daerah Tuscany-Italia, konsentrasi Pb pada talus Lichenes terdapat 13,2 μgg-1 berat kering. Konsentrasi Pb terbanyak ditemukan di daerah yang dekat dengan area parkir kendaraan dan di dekat jalan raya. Akumulasi Pb pada Parmelia physodes menurun secara proporsional pada jarak yang semakin jauh dari jalan raya (Deruelle dalam Kovacs, 1992). Hasil penelitian Deruelle (1981) juga menunjukkan bahwa pada jarak 15 m dari jalan raya akumulasi Pb ditemukan sebanyak 1002 μgg-1 berat kering,sedangkan pada jarak 600 m dari jalan raya akumulasi Pb hanya 65 μgg-1 berat kering Lichenes juga dapat digunakan sebagai indikator terhadap berbagai polutan diantaranya SO2, NO2, HF, Chlorida, O3, Peroksi asetat, Logam berat, Isotop radioaltif, pupuk, pestisida, dan   (Kovacs, 1992). Jenis-jenis Lichenes mempunyai tingkat sensitifitas yang berbeda terhadap bahan pencemar. Ada yang bersifat sensitif dan ada pula yang bersifat toleran. Kisaran toleransi Lichenes terhadap SO2 ternyata cukup tinggi. Lecanora conizoides masih dapat hidup pada konsentrasi SO2 150μgm-3. Pada konsentrasi SO2 lebih dari 170 μgm-3 tidak ada lagi jenis Lichenes

Page 16: Jamur Lichenes

yang bisa hidup. Lecanoraonizaeoides ditemukan pada kulit batang pohon yang dikoloniet oleh alga apabila konsentrasi SO2 125 μgm-3. Usnea ceratina dapat ditemui pada pohon yang sama apabila konsentrasi SO2 35 μgm-3 dan Usneaflorida dapat ditemukan apabila konsentrasi SO2 30 μgm-3 (Galun and Ronen dalam Galun, 2000). Untuk dapat memprediksi lebih  awal kemungkinan dampak yang dapat ditimbulkan oleh polutan Pb di masa yang akan datang terhadap kehidupan, perlu dilakukan monitoring terhadap keberadaannya sebagai bahan pencemar (polutan) di udara. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui akumulasi Timbal (Pb) pada talus Lichenes yang tumbuh pada permukaan batang pohon di jalur hijau Kota Pekanbaru. Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan informasi awal tentang kualitas lingkungan udara di Kota Pekanbaru. Selain itu juga diharapkan dapat berguna bagi keperluan penelitian lebih lanjut.

III

KESIMPULAN

Dari data-data yang terdapat di atas dapat disimpulkan bahwa:

1. lichenes tidak dapat hidup di suatu tempat yang udaranya tercemar2. Lichenes dapat dijadikan sebagai indikator pencemaran udara artinya jika

disuatu tempat masih terdapat lichenes maka dapat diketahui bahwa udara di

tempat tersebut masih tergolong bersih.

1. Jika di suatu tempat tidak terdapat Lichenes maka dapat diketahui udara di

tempat tesebut sudah tercemar.

DAFTAR PUSTAKA

Hasnunidah, Neni.2009.Botani Tumbuhan Rendah. Bandarlampung:Unila

Tjitrosupomo, Gembong.2004.Taksonomi Tumbuhan.Yogyakarta:UGM

http//:www.google.com/Lichenes sebagai indikator pencemaran udara/

http//:www.google.com/Pencemaran udara/.

http//:www.google.com/ Pengaruh lichenes terhadap pencemaran udara/.

www.wikipwdia.org

http://cahyobiologi.wordpress.com/2010/05/23/lichenes/