j a s e m a - arupa...kelompok tani hutan (kth) jasema terong j a s e m a desa terong, kecamatan...
TRANSCRIPT
DESA TERONG, KECAMATAN DLINGO, KABUPATEN BANTULTAHUN 2015
DOKUMEN RENCANA KELOLA KELOMPOK TANI HUTAN (KTH) JASEMA TERONG
J A S E M A
DESA TERONG, KECAMATAN DLINGO, KABUPATEN BANTULTAHUN 2015
DOKUMEN RENCANA KELOLA KELOMPOK TANI HUTAN (KTH) JASEMA TERONG
J A S E M A
DAFTAR ISI
Halaman Judul...................................................................................................Daftar Isi...............................................................................................................Daftar Tabel........................................................................................................Daftar Gambar....................................................................................................
Bab I Pendahuluan..............................................................................A. Latar Belakang........................................................................B. Maksud, Tujuan, dan Sasaran............................................
Bab II Gambaran Wilayah Terong...................................................A. Data KTH Jasema....................................................................B. Kondisi Wilayah KTH Jasema............................................C. Data Anggota Kelompok Tani Hutan...............................D. Kondisi Sosial Masyarakat.................................................E. Sumber Daya Manusia..........................................................F. Kondisi Air.................................................................................G. Ekosistem Hutan Rakyat KTH Jasema............................
Bab III Rencana Pengelolaan Hutan Rakyat................................I. Rencana Silvikultur Hutan Rakyat Jasema...............................
A. Rencana Inventarisasi Tegakan........................................B. Rencana Penyiapan Lahan.................................................C. Rencana Pembenihan / Pembibitan...............................D. Rencana Penanaman............................................................E. Rencana Pemeliharaan........................................................F. Perlindungan dan Pengamanan Hutan..........................G. Rencana Penebangan / Pemanenan...............................
II. Ekologi..................................................................................................III. Sosial, Ekonomi, dan Budaya......................................................
Bab IV Penutup.....................................................................................
iiiiiiiv
113
555
1111131417
2424242425262727272931
32
ii
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Sasaran Kegiatan dalam RKHR 2015 di Hutan Rakyat KTH Jasema...................................................................................
Tabel 2. Tata Guna Lahan di Desa Terong...........................................Tabel 3. Sebaran Luas Areal Hutan Rakyat Desa Terong..............Tabel 4. Daftar Sumber Mata Pencaharian Warga Desa Terong Tabel 5. Daftar Tingkat Pendidikan Warga Desa Terong..............Tabel 6. Debit Sungai dan Penggunaan Airnya di Desa Terong Tabel 7. Sumber Mata Air di Desa Terong...........................................Tabel 8. Jenis Tanaman pada Sub-ekosistem Lahan Pertanian
di Desa Terong.............................................................................Tabel 9. Daftar Nama Beberapa Jenis Umbi yang Ditemukan di
Desa Terong..................................................................................Tabel 10. Jenis Tanaman pada Sub-ekosistem Permukiman di
Desa Terong..................................................................................Tabel 11. Jenis Tanaman pada Sub-ekosistem Mata Air.................Tabel 12 Jenis Burung di Sub-ekosistem Hutan...............................Tabel 13. Daftar Jenis Hewan di Desa Terong......................................Tabel 14. Jenis Fauna Mamalia di Sub-ekosistem Hutan................Tabel 15. Daftar Hewan Langka yang Sering Ditemui Warga........Tabel 16. Pranoto Mongso Hutan Rakyat di KTH JASEMA..............Tabel 17. Rencana Pengadaan Bibit........................................................Tabel 18. Rencana Penanaman 2015.....................................................Tabel 19. Rencana Pemeliharaan.............................................................Tabel 20. Rencana Perlindungan dan Pengamanan Hutan............Tabel 21. Potensi Jumlah Pohon per Hektar.........................................Tabel 22. Rencana Penebangan/Pemanenan.....................................Tabel 23. Jenis Tanaman Pelindung Air di Terong............................
4101012141517
18
19
2020212222232526262727282831
iii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Peta Administratif Desa Terong............................................Gambar 2. Peta Hutan Rakyat Desa Terong............................................Gambar 3. Peta Sebaran Mata Air di Desa Terong ................................Gambar 4. Peta Sempedan Sumber Air ...................................................
68
1631
iv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar BelakangSaat ini keberadaan hutan rakyat, yang dibangun masyarakat di
lahan milik, telah dirasakan cukup berarti dalam sumbangannya terhadap perbaikan kondisi lingkungan hidup. Pembangunan hutan rakyat telah mengubah kondisi regional yang kering, panas dan gersang menjadi hijau, subur dan sejuk. Hutan rakyat juga cukup memberi dampak dalam penurunan emisi gas rumah kaca, karena tanaman/ pohon pada hutan rakyat melakukan proses fotosintesa yang salah satu unsur yang dibutuhkan dalam proses tersebut adalah karbon, dan kemudian karbon tersebut disimpan oleh tanaman dalam bentuk selulosa dan menjadi biomasa hutan.
Bagi pemiliknya, hutan rakyat merupakan bagian penting dalam kehidupan mereka. Pola pemanfaatan dan interaksi masyarakat desa hutan dengan hutan rakyat cukup beragam dan berbeda-beda satu-sama lain, tergantung kondisi kesuburan tanah, kultur masyarakat secara umum, dan kebijakan lokal kabupaten yang terkait dengan pembangunan hutan rakyat. Namun demikian secara umum teridentifikasi bahwa hutan rakyat memegang peran penting dalam kehidupan ekonomi dan sosial masyarakat desa hutan.
Beberapa wilayah hutan rakyat dengan kondisi tanah yang subur, sebagian masyarakat desa hutan menggantungkan hidupnya pada hutan rakyat. Dari hutan rakyat mereka dapat memenuhi baik kebutuhan harian, kebutuhan jangka mengengah, dan kebutuhan jangka panjang. Kebutuhan jangka pendek mereka penuhi dari dari panenan tanaman jangka pendek seperti cabe, kapulaga, dll. Sementara kebutuhan jangka menengah dipenuhi dari hasil panen tahunan seperti ketela, kemukus, dll. Kebutuhan jangka panjang dipenuhi dari panenan jangka panjang, tanaman kayu-kayuan. Di daerah yang kurang subur hutan rakyat sangat berperan dalam menopang kehidupan masyarakat pada saat pertanian tidak menghasilkan.
Pada umumnya, pengelolaan hutan rakyat dilakukan dengan konsep pengelolaan yang sangat sederhana, yaitu hanya dengan menanami tanah miliknya dengan tanaman berkayu dan
Rencana Kelola KTH JASEMA Tahun 2015
1
membiarkannya tumbuh berkembang. Dalam perjalanannya, teknik-teknik silvikultur di dalam pengelolaan hutan rakyat berkembang cukup pesat. Upaya-upaya perbanyakan tanaman dengan metode alami, bibit, sambung dan cangkok telah cukup akrab bagi petani hutan rakyat. Begitu pula dengan model penanaman multi jenis dan multilayer serta cara pemanenan pohon yang tidak merusak tanaman lain telah menjadi warna tersendiri dalam pengelolaan hutan rakyat. Namun perkembangan teknis ini tidak diikuti dengan peningkatan kapasitas manajerial yang memadai. Hal ini sangat berpengaruh terhadap proses pengaturan hasil yang hampir dikatakan tidak ada, karena selalu dikaitkan dengan pemenuhan kebutuhan yang sifatnya mendadak, yang kemudian popular dengan istilah “tebang butuh”. Pemenuhan ini membuat petani hutan rakyat sebagai produsen kayu selalu menjadi pihak lemah dalam proses tawar-menawar harga produk.
Beberapa karakter umum pengelolaan hutan rakyat ditinjau dari aspek manajemen hutan adalah:1. Berada di tanah milik yang dijadikan hutan dengan alasan tertentu,
seperti lahan yang kurang subur, kondisi topografi yang sulit, tenaga kerja yang terbatas, kemudahan pemeliharaan, faktor resiko kegagalan yang kecil dan lain sebagainya.
2. Hutan tidak mengelompok, tetapi tersebar berdasarkan letak dan luas kepemilikan lahan, serta keragaman pola wanatani.
3. Basis pengelolaan berada pada tingkat keluarga, setiap keluarga melakukan pengembangan dan pengaturan secara terpisah.
4. Pemanenan dilakukan berdasarkan sistem tebang butuh, sehingga konsep kelestarian hasil belum berdasarkan kontinuitas hasil yang dapat di peroleh dari perhitungan pemanenan yang sebanding dengan pertumbuhan (riap) tanaman.
5. Belum terbentuk organisasi yang profesional untuk melakukan pengelolaan hutan rakyat.
6. Belum dokumen Rencana Kelola Hutan Rakyat, sehingga tidak ada petani hutan rakyat yang berani memberikan jaminan terhadap kontinuitas pasokan kayu bagi industri.
7. Mekanisme perdagangan kayu rakyat di luar kendali petani hutan rakyat sebagai produsen, sehingga keuntungan terbesar dari pengelolaan hutan tidak dirasakan petani hutan rakyat.
Karakter-karakter tersebut sangat mengisyaratkan rentannya
2
Rencana Kelola KTH JASEMA Tahun 2015
kelestarian hutan rakyat akibat adanya peningkatan kebutuhan industri berbasis kehutanan, terutama bahan baku kayu. Untuk meningkatkan kinerja pengelolaan dan mendorong pengelolaan lestari maka ada kebutuhan menyusun Rencana Kelola Hutan Rakyat KTH JASEMA DESA TERONG 2015. RKTHR ini disusun dengan metode partisipatif berdasar pengalaman, kebutuhan dan harapan masyarakat Desa Terong. Rencana Kelola ini akan digunakan sebagai pemandu KTH Jasema dalam Pengelolaan Hutan Rakyat tahun 2015.
B. Maksud, Tujuan dan SasaranMaksud penyusunan Rencana Kelola Hutan Rakyat (RKHR) ini
adalah sebagai arahan pelaksanaan kegiatan-kegiatan dalam pengelolaan hutan rakyat dibawah Kelompok Tani Hutan (KTH) JASEMA.
Tujuan penyusunan RKHR Tahun 2015 ini adalah untuk mewujudkan kelestarian hutan berdasar penetapan kelestarian produksi / ekonomi, keseimbangan lingkungan, serta aspek Sosekbud masyarakat Desa Terong.
Sasaran penyusunan RKHR ini adalah tercapainya kegiatan yang terencana dan terukur selama tahun 2015 yang meliputi:
1. Silvikultur yaitu terdiri dari kegiatan : inventarisasi tegakan, penyiapan lahan, perbenihan/pembibitan, penanaman, pemeliharaan, perlindungan dan pengamanan hutan, dan penebangan/pemanenan
2. Kelola Ekologi yaitu terdiri dari rencana untuk lokasi yang memiliki nilai konservasi tinggi, dan
3. Kelola Sosekbud, yaitu rencana kelola yang terkait dengan kelembagaan, anggota dan sosial.
3
Rencana Kelola KTH JASEMA Tahun 2015
Tabel 1. Sasaran Kegiatan dalam RKHR 2015 di Hutan Rakyat KTH JASEMA
No. Faktor Interen Satuan Sasaran Cara Penerapan
1 Inventarisasi tegakan Kepala KeluargaLahan garapan
per KK.
KK menginventarisir tegakan di
lahan garapannya dibantu oleh
pengurus kelompok
2 Penyiapan lahan Kepala KeluargaLahan garapan
per KK.KK mengolah lahan garapannya.
3Perbenihan /
pembibitanKTH Jasema Bibit
KTH menyediakan bibit untuk
lahan garapannya atau KTH
memfasilitasi pengadaan bibit
unggul.
4 Penanaman Kepala KeluargaLahan garapan
per KK.
KK menanam di lahan
garapannya.
5 Pemeliharaaan Kepala KeluargaLahan garapan
per KK.
KK memelihara tegakan di lahan
garapannya.
Lahan garapanKK mengamankan lahan
garapannya
Blok / DukuhKT Pedukuhan mengamankan
blok HR
7Penebangan /
pemanenanPohon/m3 Lahan garapan
KK menebang pohon sesuai
Kebutuhan dan tidak melebihi
etat (RKT).
1Identifikasi Kawasan
KonservasiKTH Jasema
Pemilik
sekitar lokasi
HCVF
Survei, Pengalaman, Peta Desa
2Identifikasi Flora dan
Fauna LangkaKTH Jasema KTH Jasema
Data Sekunder BLH, Informasi
warga Terong
1 Rapat Anggota KTH Jasema Anggota Agenda Rutin
I. Silvikultur
6Perlindungan dan
pengamanan hutan
Kepala Keluarga
per Padukuhan
II. Ekologi
III. Sosekbud
4
Rencana Kelola KTH JASEMA Tahun 2015
BAB II GAMBARAN WILAYAH TERONG
A. Data KTH JASEMAOrganisasi yang diberi mandat untuk mewujudkan pengelolaan
hutan rakyat lestari di Desa Terong ini adalah KTH JASEMA, Kecamatan Dlingo, Kabupaten Bantul. KTH JASEMA didirikan pada tanggal 13 Oktober 2012 dan disahkan sebagai badan hukum melalui akte notaris akte pendirian No. 03, tanggal 25 Bulan September Tahun 2013 dengan Notaris Silvia Mahardiani, SH..
Data KTH selengkapnya adalah sebagai berikut:Nama : KTH JASEMAAlamat : Desa Terong. Kecamatan Dlingo.
Kabupaten Bantul. Nomor Telepon : 0852 9212 8223. Ketua : Sugiono (Bapak) Sekretaris : Rubikem (Ibu) Bendahara : Suprihatin (Bapak).
KTH memperoleh mandat dari anggota dengan surat komitmen keanggotaan dari 554 KK/ petani di Terong. Dari mandat anggota yang terkumpul luasan hutan rakyat yang dikelola KTH JASEMA seluas 312 an Hektar di Desa Terong Kecamatan Dlingo Kabupaten Bantul
B. Kondisi Wilayah KTH JASEMAKondisi areal kerja KTH JASEMA yang akan diuraikan terdiri dari:
1. Luas wilayah Desa Terong yaitu 775 hektar, yang terbagi dalam peruntukan pemukiman dan pekarangan 143 hektar, sawah 144 hektar, tegalan 378 hektar, dan lain-lain 110 hektar. Wilayah Desa Terong berbukit-bukit dan berada pada ketinggian antara 325-350 mdpl.
2. Secara administratif, areal ini termasuk dalam wilayah Desa Terong Kecamatan Dlingo, Kabupaten Bantul.
5
Rencana Kelola KTH JASEMA Tahun 2015
6
Gam
bar 1
. Peta A
dm
inistratif D
esa Tero
ng
· Luas areal hutan rakyat seluruhnya adalah 668,842 hektar yang tersebar di 9 Padukuhan. Padukuhan terkecil berada di Dukuh Terong 2 dengan luas 13,933 hektar, dan Padukuhan terbesar di Dukuh Pencitrejo seluas 105, 760 hektar.
· Luas areal yang di kelola KTH JASEMA merupakan areal yang sudah memperoleh sertifikat S-LK (SERTIFIKAT : SVLK NO : 034/ LVLK/ -009/XI/2013) dengan luasan 312,32 Ha.
7
Rencana Kelola KTH JASEMA Tahun 2015
68
Gam
bar 2
. Peta H
utan
Rak
yat Desa T
eron
g
· Keadaan lahan secara umum berbatasan dengan kawasan Karst, mayoritas jenis tanahnya berupa tanah latosol atau tanah lempung yang memiliki kedalaman tanah yang minim (rata-rata < 70 cm) dengan bentuk topografi yang berbukit. Ketinggian Desa Terong adalah di 350 mdpl, dengan kemiringan lahan 20 % dengan kadar PH 4,5 – 6
· Kondisi Desa Terong yang berada di perbukitan Kecamatan Dlingo hampir sama dengan lima desa lainnya. Topografi Desa Terong sendiri relatif lebih datar karena posisi kecamatan Dlingo berada di puncak perbukitan Dlingo. Kondisi tanah di Desa Terong tersusun atas tanah mediteran yang berasal dari batugamping karang, batu gamping berlapis dan batupasir. Selain itu tanah di Desa Terong juga tersusun sebagai tanah latosol yang mempunyai tingkat kesuburan dan kelembaban yang sedang. Tanah ini berasal dari batuan induk breksi.
· Ciri–ciri tanah latosol adalah pori-pori/lubang kecilnya jarang, berwarna kekuning kuningan, tanahnya liat, biasanya yang dapat tumbuh hanya tanaman yang membutuhkan sedikit air, Jumlah mikroorganisme yang sedikit membutuhkan kompos dan pupuk kandang.
9
Rencana Kelola KTH JASEMA Tahun 2015
Tabel 2. Tata Guna Lahan di Desa Terong
Keterangan:1. Pekarangan dan tegalan yang di Desa Terong masuk dalam
kriteria hutan rakyat, jika dijumlahkan maka luasannya menjadi 668,842 atau 75,01%
2. Luas lain-lain berupa fasilitas umum seperti kantor, sekolah dan fasilitas kesehatan
Tabel 3. Sebaran Luas Areal Hutan Rakyat Desa Terong
uSumber. Data AR PA, 2014
Luas Persen
(ha) (%)
1 Hutan Lindung 21,168 2,37
2 Lapangan 1,35 0,15
3 Makam 0,68 0,08
4 Pariwisata 4,082 0,46
5 Pekarangan1 155,893 17,48
6 Tegalan1 512,949 57,52
7 Sawah 179,744 20,16
8 Tebu 11,532 1,29
9 Lain-lain2 4,306 0,48
891,704 100
No Penggunaan Lahan
Jumlah
Luas (Ha) Persen (%) Luasan (ha) Persen (%)
1 Pancuran 130,081 14,59 103,496 15,47
2 Sendangsari 109,275 12,25 82,774 12,38
3 Pencitrejo 142,029 15,93 105,76 15,81
4 Kebokuning 85,102 9,54 71,853 10,74
5 Terong 1 14,223 1,6 59,126 8,84
6 Terong 2 65,26 7,32 13,933 2,08
7 Ngenep 133,958 15,02 88,615 13,25
8 Rejosari 116,704 13,09 68,754 10,28
9 Saradan 95,072 10,66 74,531 11,14
891,704 100 668,842 100
No
Luas Dusun Luas Hutan Rakyat per Dusun
Jumlah
Nama
Dusun
10
Rencana Kelola KTH JASEMA Tahun 2015
C. Data Anggota Kelompok Tani HutanPetani yang tergabung dalam KTH untuk mengelola hutan rakyat
dibantu oleh Kordus berjumlah 9 orang, selain itu KTH juga memiliki Lembaga Usaha yaitu LKM Koperasi Tunda Tebang, bisnis pupuk dan pembibitan.
Berdasarkan data desa pada bulan Februari 2010, jumlah penduduk Desa Terong sebanyak 6.484 orang. Jumlah Kepala Keluarga (KK) sebanyak 1.605 KK, dengan jumlah anggota JASEMA 554 Keluarga (hampir 30%).
D. Kondisi Sosial MasyarakatDalam aktivitas keseharian, masyarakat Desa Terong sangat taat
dalam menjalankan ibadah keagamaan. Setiap Rukun Tetangga (RT) dan padukuhan memiliki kelompok-kelompok pengajian. Pada peringatan hari besar Islam, penduduk Desa Terong kerap menggelar acara peringatan dan karnaval budaya dengan tema yang disesuaikan dengan hari besar keagamaan. Sebagian besar warga Desa Terong terafiliasi pada organisasi kemasyarakat Islam Muhammadiyah.
Gelaran perayaan lain selalu dilakukan dalam rangka memperingati Hari Kemerdekaan Republik Indonesia. Setiap pedukuhan akan turut serta dan semangat menampilkan ciri khasnya dalam acara peringatan dan karnaval budaya.
Kelompok pemuda di Desa Terong yang tergabung dalam kelompok pegiat Karang Taruna menjadi aktor utama dalam banyak kegiatan desa. Kelompok ini aktif menggelar program kegiatan untuk isu demokrasi kepada warga, penguatan ekonomi produktif, pelatihan penanggulangan bencana, dan kampanye Gerakan Remaja Sayang Ibu (GEMAS).
Sejumlah penduduk Desa Terong bekerja merantau di daerah di luar Yogyakarta. Namun, ikatan sosial mereka terhadap tanah kelahiran tetap tinggi. Penduduk asli Desa Terong yang tinggal di Jakarta dan sekitarnya misalnya, mereka membentuk paguyuban untuk memelihara silaturahmi antar sesama warga perantauan. Setiap bulan diadakan kegiatan arisan keliling secara bergilir di setiap tempat anggotanya. Setiap dua tahun sekali diadakan pula kegiatan mudik bersama ke kampung halaman di Desa Terong.
11
Rencana Kelola KTH JASEMA Tahun 2015
Mata pencaharian penduduk Desa Terong beragam, data berikut merupakan hasil dari data KK pada tahun 2010 :
Tabel 4. Daftar Sumber Mata Pencaharian Warga Desa Terong
Sumber : http://terong-bantul.web.id/
No Jenis Pekerjaan % Jumlah Penduduk
1 Petani/Pekebun 23,62% 1.274
2 Belum/Tidak Bekerja 21,44% 1.156
3 Pelajar/Mahasiswa 14,70% 793
4 Mengurus Rumah tangga 8,70% 469
5 Wiraswasta 6,95% 375
6 Buruh Tani 6,36% 343
7 Buruh Harian Lepas 5,25% 283
8 Karyawan Swasta 4,65% 251
9 Tukang Kayu 1,39% 75
10 PNS 1,24% 67
11 Tukang batu 0,96% 52
12 PRT 0,87% 47
13 Pedagang 0,83% 45
14 Akuntan 0,70% 38
15 Guru 0,46% 25
16 Mekanik 0,26% 14
17 Perangkat desa 0,24% 13
18 Peternak 0,22% 12
19 Karyawan BUMN 0,17% 9
20 Pensiunan 0,15% 8
21 Polisi 0,13% 7
22 TNI 0,11% 6
23 Dokter 0,07% 4
24 Sopir 0,07% 4
25 Perawat 0,06% 3
26 Seniman 0,06% 3
27 Bidan 0,06% 3
28 Konsultan 0,04% 2
29 Tukang Jahit 0,04% 2
30 Pedagang 0,04% 2
31 Pengrajin 0,02% 1
32 Tabib 0,02% 1
33 Paranormal 0,02% 1
34 Notaris 0,02% 1
35 Kary. Honorer 0,02% 1
36 Anggota BPK 0,02% 1
37 Nelayan/Perikanan 0,02% 1
38 Anggota Mahkamah Konstitusi 0,02% 1
100% 5.393Jumlah
12
Rencana Kelola KTH JASEMA Tahun 2015
Dalam pemenuhan kebutuhan sehari-hari masyarakat Desa Terong mengandalkan dari hasil tanaman di lahan. Karena rata-rata masyarakat Desa Terong memilki lahan walaupun relatif sempit. Di lahan-lahan tersebut masyarakat biasa menanam tanaman pertanian (padi, ketela, jagung, dan sebagainya) untuk kondisi tanah yang relatif subur dan untuk lahan yang kurang produktif masyarakat menanaminya dengan tanaman keras. Selain di lahan yang kurang produktif masyarakat juga menanam tanaman keras di pinggir-pinggir lahan sebagai batas kepemilikan lahan. Tanaman keras yang ditanam adalah tanaman yang mempunyai nilai komersil semisal jati, akasia, mahoni selain itu masyarakat juga menanam tanaman lain seperti sonokelling, sengon, jabon dsb. Pada saat ini sudah hampir tidak ada lahan yang kosong, semua lahan dimanfaatkan oleh masyarakat dengan ditanami tanaman produktif/tanaman keras. Tanaman-tanaman keras ini digunakan oleh masyarakat sebagai cadangan dana/investasi yang didasarkan pada pemenuhan kebutuhan. Masyarakat akan melakukan penebangan ketika kebutuhan akan dana mendesak dan cukup besar. Kebiasaan ini sering disebut tebang butuh. Kebiasaan tebang butuh ini terjadi ketika : 1. Hajatan/Nyumbang2. Membayar biaya Sekolah3. Berobat kerumah sakit
Tiga kebutuhan tersebut yang menjadi ancaman kelestarian hutan rakyat yang berada di Desa Terong. Walaupun masyarakat juga dengan kesadaran sendiri maupun melalui bantuan dari pihak ketiga juga melakuakan penanaman. Dalam hal penebangan masyarakat hanya menebang pohon yang sesuai dengan kebutuhan dana yang diperlukan. Jarang sekali masyarakat melakukan “tebang keplek” (tebang habis).
E. Sumber Daya ManusiaJumlah penduduk Desa Terong usia produktif pada tahun 2009
adalah 4.746 orang. Jumlah angkatan kerja tersebut jika dilihat berdasarkan tingkat pendidikannya adalah sebagai berikut:
13
Rencana Kelola KTH JASEMA Tahun 2015
Tabel 5. Daftar Tingkat Pendidikan Warga Desa Terong
F. Kondisi AirDaerah ini mempunyai curah hujan 84,06 mm. Desa Terong
mempunyai cadangan air berupa embung sejumlah 3 buah yang terletak di Dusun Pencitrejo. Daerah Dlingo menurut beberapa peneliti termasuk daerah dengan satuan akuifer di bagian barat Lereng Kaki dan perbukitan Baturagung satuan ini menjadi referensi ketersediaan/ kandungan air tanah. Berdasarkan kondisi batuannya, MacDonald and Partner (1984) menyatakan bahwa Perbukitan Baturagung bukan merupakan akuifer, namun merupakan daerah air tanah langka. Nilai permeatibilitas dan transmisibilitas di system akuifer ini tidak bisa ditentukan. Namun demikian, di bagian lereng kaki bagian barat dan lembah antara perbukitan berupa endapan koluvium yang mampu menyimpan air dengan cukup baik.Permeabilitas akuifer rata-rata di daerah ini termasuk dalam kategori sedang yaitu sebesar 1,72 m/hari, sedangkan
2transmisibilitas rata-ratanya sebesar 12,55 m /hari.Desa Terong dilewati 5 aliran sungai, sungai-sungai tersebut
adalah : Sungai Watugede di Dusun Pancuran. Sungai Nglarangan yang juga melewati Dusun Pancuran. Sungai Dungmiri dan sungai Kalijoko yang melewati Dusun Ngenep. Sungai Kebokuning di Dusun Kebokuning. Dan Sungai Panggah di Dusun Saradan.
No. Angkatan Kerja L P Jumlah
1 Tidak Tamat SD 59 56 115
2 SD 880 792 1.672
3 SLTP 813 683 1.496
4 SLTA 725 673 1.398
5 Akademi 13 11 24
6 Perguruan Tinggi 23 18 41
2.513 2.233 4.746Jumlah Total
14
Rencana Kelola KTH JASEMA Tahun 2015
Tabel 6. Debit Sungai dan Penggunaan Air di Desa Terong
Sumber : Dokumen PDD Terong, 2013
Untuk menopang kebutuhan air di Desa Terong, lebih dari 734 KK (50% lebih) menggunakan sumber sumur (gali), dari mata air 491 KK (33% lebih), dari tangki 44 KK (3%), sumur bor 500 KK(11%) (rapat 14/2014), dari PDAM sebanyak 22 KK (1%) dan sisanya dari sungai. (1.600 KK).
Kemarau Penghujan
Watugede - Ada Pertanian dan mandikan ternak
Nglarangan Ada Ada Pertanian mandikan ternak
Dungmiri Ada Ada Pertanian mandikan ternak
Kalijoko Ada Ada Pertan mandikan ternak ian
3 Kebokuning Kebokuning - Ada Pertanian mandikan ternak
4 Saradan Panggah Ada Ada Pertanian mandikan ternak
Debit AirPenggunaan
1 Pancuran
Ngenep2
No Nama Dusun Nama Sungai
15
Rencana Kelola KTH JASEMA Tahun 2015
16
Gam
bar 3
. Peta Seb
aran M
ata Air d
i Desa T
eron
g
Tabel 7. Sumber Mata Air di Desa Terong
Sumber : Dokumen RPP Desa Terong, 2008
G. Ekosistem Hutan Rakyat KTH JASEMADi Desa Terong, jenis-jenis pohon yang mempunyai nilai ekonomi
tinggi sengaja ditanam bahkan dibudidayakan. Walaupun ada jenis-jenis dominan tetapi hutan rakyat di Desa Terong tetap dengan pola multi stratum dan polykultur. Sehingga dengan pola-pola tersebut dapat menjaga eksistensi satwa-satwa yang masih ada karena jika dalam hutan yang dibudidayakan hanya monokultur pasti akan mengancam kelestarian/eksistensi satwa-satwa yang pernah ada. Vegetasi dominan adalah: Akasia (Acacia auriculiformis), Jati (Tectona grandis), Mahoni (Switenia mahagoni), dan Sonokeling (Dalbergia latifolia).
Pada pemanfaatan lahan sawah dan tegalan, jenis vegetasi umumnya bertipe musiman dan tahunan. Secara umum dijumpai 51 jenis tanaman budidaya (Tabel 7). Di antara berbagai jenis tanaman tersebut memiliki kemampuan konservasi air yang cukup baik, terutama pada jenis tanaman tahunan, seperti: asam, akasia, bambu, cengkeh, durian, dan jambu.
Untuk konservasi tanah sendiri di lahan-lahan pertanian ditanami tanaman kacang-kacangan yang menyuburkan tanah dan juga tanaman bambu merupakan penetralisir zat-zat yang berbahaya didalam tanah akibat penggunaan pupuk kimia yang berlebihan. Selain itu juga ditemukan jenis kayu-kayuan sebagaimana yang ditanam pada hutan rakyat, seperti: Akasia (Acacia auriculiformis), Jati (Tectona grandis), Kayu putih (Melaleuca leucadendron), Mahoni (Switenia mahagoni), Sengon (Albizzia chinensis), dan Sonokeling
Sumber Mata Air Jumlah Debit Lokasi
Sendangsari 1 1 lt/ s Belik Jambu
Kebokuning 2 0,5 lt/s Bronjong, Ndautan, Duren
Ngenep 5 0,1 lt/sBelik Dadap, Belik Duren 1, Belik Duren 2, Belik
Nglarangan (2)
Saradan 5 >1 lt/sB Sumur (tanaman bibis), B Nggayam, B Jambu, B
Kembang, B Ringin
Pancuran 5 >1 lt/s
B Pancuran, B Nggayam, B Gadung, Kedung Gede, B
Duren, B Gumuk, B Lore Mbah mur, B gempol, B mintuk B
Srumbung
Pencitrejo 4 >1 lt/s B Bendo, B Suko, B Niten, Ngasinan, B Ngesong, B Salak
Terong II 4 >1 lt/s B Sentong, Kayu Gerit, B Ringin,
Rejosari 2 1 lt/s B Bendo, B Sapit Urang, B Bibis, Nggayam, Pelem,
17
Rencana Kelola KTH JASEMA Tahun 2015
(Dalbergia latifolia), yang memiliki daya konservasi yang baik.
Tabel 8. Jenis Tanaman pada Sub-ekosistem Lahan Pertanian di Desa Terong
Sumber: Berbagai Telaah Pustaka, 2005; Kapedal, 2004
No Nama Lokal Nama Latin No Nama Lokal Nama Latin
1 Akasia Acacia auriculiformis 27 Kelapa Cocos nucifera
2 Alpokat Persea americana 28 Kweni Mangifera odonata
3 Asam Jawa Tamarindus indicus 29 Lamtoro Leucaena glauca
4 Asam Kranji Dialium indum 30 Mahoni Switenia mahagoni
5 Bambu Bambusa sp 31 Mangga Mangifera indica
6 Bawang Merah Allium cepa 32 Melinjo Gnetum gnemon
7 Belimbing Averrhea carambola 33 Mojo Feronia limonia
8 Cabe Capsium fructescens 34 Munggur Enterolobium saman
9 Cengkeh Eugenia aromatica 35 Nanas Ananas comosus
10 Durian Durio zibethinus 36 Nangka Artocarpus integra
11 Gamal Gliricidia sepium 37 Padi Oryza sativa
12 Gayam Inocarpus fagiferus 38 Pepaya Carica papaya
13 Jagung Zea mays 39 Pete Parkia spesiosa
14 Jambu Air Eugenia sp 40 Pisang Musa paradisiacal
15 Jambu Biji Psidium guajava 41 Pulai Alstonia scholaris
16 Jambu Mete Anacardium occidentale 42 Rambutan Nephelium nappacum
17 Jati Tectona grandis 43 Randu Ceiba pentandra
18 Jeruk Citrus sp. 44 Sawo Manilkara kauki
19 Johar Cassia siamea 45 Sengon Albizzia chinensis
20 Kacang Hijau Phaseolus vulgaris 46 Sonokeling Dalbergia latifolia
21 Kacang Panjang Phaseolus sp 47 Sukun Artocarpus communis
22 Kacang Tanah Phaseolus vulgaris 48 Talas Acolocasia esculentum
23 Kakao Theobroma cacao 49 Tembakau Nicotiana tabaccum
24 Kaliandra Calliandra callopthyrsus 50 Tomat Solanum lycopersium
25 Kedelai Soya max 51 Ubi Kayu Manihot esculenta
26 Kedondong Spondias dulcis
18
Rencana Kelola KTH JASEMA Tahun 2015
Selain tanaman dari tabel di atas, tanaman pertanian yang masuk dalam umbi-umbian juga dibudidayakan oleh masyarakat Desa Terong adalah :
Tabel 9. Daftar Nama Beberapa Jenis Umbi yang Ditemukan di Desa Terong
Pada pekarangan ditemukan 29 jenis vegetasi, baik yang dibudidayakan maupun yang tumbuh secara alami. Diantara jenis-jenis tanaman pekarangan tersebut diantaranya memiliki kemampuan konservasi air yang cukup baik, terutama pada jenis tanaman tahunan, seperti: asam, akasia, bambu, alpokat, durian, jambu. Selengkapnya jenis tanaman pada sub-ekosistem permukiman di Desa Terong dapat dilihat pada Tabel 9.
No Nama Lokal Nama Latin
1 Gadung Dioscorea hispida
2 Garut Maranta arundinacea
3 Gembili Dioscorea esculenta
4 Uwi Dioscorea alata
5 Suweg Amorphophallus paeoniifolius
6 Talas Colocasia esculenta
19
Rencana Kelola KTH JASEMA Tahun 2015
Tabel 10. Jenis Tanaman pada Sub-ekosistem Permukiman di Desa Terong
Sumber: Berbagai Telaah Pustaka, 2005; Kapedal, 2004
Pekarangan sekitar rumah merupakan perluasan dari hutan rakyat dalam kerumahtanggaan petani. Warga menanami dengan tanaman produktif untuk pemenuhan kebutuhan sendiri, baik itu dikonsumsi sendiri atau dijual. Misal: pohon buah-buahan dan pakan ternak.
Pada sumber/ mata air diketahui ada 9 jenis vegetasi, yang dulu tumbuh secara alami. Jenis-jenis tanaman tersebut memiliki kemampuan konservasi air yang cukup baik. Selengkapnya jenis tanaman sub-ekosistem mata air di Desa Terong dapat dilihat pada Tabel 11.
Tabel 11. Jenis Tanaman pada Sub-ekosistem Mata Air
Sumber : PDD Desa Terong
No Nama Lokal Nama Latin No Nama Lokal Nama Latin
1 Akasia Acacia auriculiformis 16 Kelengkeng Euphorbia longana
2 Bambu Bambusa sp 17 Kelor Moringa oleifera
3 Belimbing Wuluh Averrhea carambola 18 Ketapang Terminalia catappa
4 Beringin Ficus benyamina 19 Mangga Mangifera indica
5 Bungur Lagerstroemia speciosa 20 Melinjo Gnetum gnemon
6 Coklat Theogroma cacao 21 Mindi Melia azedarach
7 Duwet Eugenia cumini 22 Nangka Artocarpus integra
8 Filisium Filicium decipiens 23 Pepaya Carica papaya
9 Flamboyan Delonix regia 24 Pisang Musa paradisiacal
10 Glodogan Polyathia longifolia 25 Puspa Schima noronhae
11 Jakaranda Jacaranda filicifolia 26 Rambutan Nephelium lappaceum
12 Jambu mete Anacardium occidentale 27 Sawo Manilkara kauki
13 Johar Cassia siamea 28 Srikaya Annona squamosa
14 Karsen Muntingia calabura 29 Waru Hibiscus tiliaceus
15 Kelapa Cocos nucifera
No Nama Vegetasi Kondisi
1. Pule wulung -
2. Bulu 1-2
3. Bendo -
4. Kepuh -
5. Pule Pandak -
6. Beringin 1-2
7. Munggur 1-2
8. Waru 1-2
9. Randu Alas -
20
Rencana Kelola KTH JASEMA Tahun 2015
Fauna yang terdapat pada ekosistem hutan pada umumnya berupa burung (aves) dan mamalia, seperti disajikan dalam Tabel 11 dan 12 Jenis burung yang dilindungi adalah adalah Elangular Bido (Spilornis cheela) dan Cekakak (Halcyon cyanoventris). Sementara jenis satwa liar kelompok mamalia yang dijumpai adalah tikus (Rattus sp), tupai (Tupaia javanica), bajing kelapa (Callosciurus notatus)
Tabel 12. Jenis Burung di Sub-ekosistem Hutan
Sumber: Berbagai Telaah Pustaka, 2005; Kapedal, 2004
Nama Lokal Nama Latin
Cucak Kutilang Pycnonotus aurigaster
Walet Sapi Collocalia esculenta
Bondol Jawa Lonchura leucogastroides
Perenjak padi Prinia inornata
Bentet Kelabu (Pentet) Lanius schach
Tekukur Streptopelia chinensis
Kacamata Jawa Zosterops flavus
Kipasan belang Rhipidura javanica
Burungmadu Hitam Leptocoma sericea
Burungmadu Sepah-raja (Madu Merah) Aethopyga siparaja
Sepah Kecil Pericrocotus cinnamomeus
Rajaudang Meninting Alcedo meninting
Cekakak Sungai Halcyon chloris
Gelatik Batu Kelabu Parus major
Elangular Bido (Bido) Spilornis cheela
Cekaka Jawa Halcyon cyanoventris
Kangkok Ranting (Kedasih) Cuculus saturatus
21
Rencana Kelola KTH JASEMA Tahun 2015
Tabel 13. Daftar Jenis Hewan di Desa Terong
uSumber: Wawancara dan pengamatan AR PA
Tabel 14. Jenis Fauna Mamalia di Sub-ekosistem Hutan
Sumber: Berbagai Telaah Pustaka, 2005; Kapedal, 2004
No. Nama Lokal Nama Latin Keterangan
1 Kuntul Kerbau Bubulcus ibis dilindungi PP No. 7 tahun 1999
2 Blekok Sawah Ardeola speciosa dilindungi PP No. 7 tahun 1999
3 Elangular Bido Spilornis cheela dilindungi PP No. 7 tahun 1999, cites: appendix II
4 Sikepmadu Asia Pernis ptilorhynchus dilindungi PP No. 7 tahun 1999, cites: appendix II
5 Wiwik kelabu Cacomantis merulinus
6 Celepuk Reban Otus lempiji cites: appendix II
7 Tekukur biasa Streptopelia chinensis
8 Walet Linci Collocalia linchi
9 Cekakak Sungai Halcyon chloris dilindungi PP No. 7 tahun 1999
10 Layanglayang Batu Hirundo tahitica
11 Cipoh Kacat Aegithina tiphia
12 Cucak Kutilang Pycnonotus aurigaster
13 Gelatikbatu Kelabu Parus major
14 Merbah Cerukcuk Pycnonotus goiavier
15 Cinenen Pisang Orthotomus sutorius
16 Perenjak Padi Prinia inornata
17 Burungmadu Sriganti Cinnyris jugularis dilindungi PP No. 7 tahun 1999
18 Cabai Jawa Dicaeum trochileum
19 Bondol Jawa Lonchura laucogastroides
20 Burunggereja Erasia Passer montanus
Nama Daerah Nama Latin
Prionailurus javanensis
Prionailurus bengalensis
Garangan Herpetes javanicus orientalis
Landak Hystrix branchyura
Luwak Paradoxurus hermaphrodites
Trenggiling Manis javanicus
Tupai Callosciurus notatus
Blacan
22
Rencana Kelola KTH JASEMA Tahun 2015
Tabel 15. Daftar Hewan Langka yang Sering Ditemui Warga
Jenis fauna yang terdapat sawah/ tegalan adalah beberapa jenis burung, seperti: prenjak, kutilang, tekukur, burung madu, gelatik, pipit, dan sebagainya; jenis mamalia seperti: kambing, sapi dan beberapa jenis reptilia, seperti: kadal dan ular.
Jenis fauna yang terdapat di pekarangan hampir sama dengan ekosistem lahan pertanian, yaitu beberapa jenis burung, seperti: prenjak, kutilang, tekukur, burung madu, gelatik, pipit, dan sebagainya; jenis mamalia seperti: kambing dan sapi dan beberapa jenis reptilia, seperti: kadal dan ular. Fauna kelompok mamalia yang terdapat pada sub-ekosistem permukiman dan tersebaran di seluruh wilayah Desa Semoyo adalah mamalia ternak berupa kambing dan sapi.
Nama Daerah Nama Latin Sebaran Lokasi
Macan Tutul + Dusun Saradan
Kera ekor panjang Herpetes javanicus orientalis + Cino mati
23
Rencana Kelola KTH JASEMA Tahun 2015
BAB III RENCANA PENGELOLAAN HUTAN RAKYAT
I.Rencana Silvikultur Hutan Rakyat JASEMAA. Rencana Inventarisasi Tegakan
Kegiatan inventarisasi tegakan telah dilakukan tahun 2011, Jan 2014, Juli 2014 telah dilakukan dan akan dilakukan lagi untuk penyempurnaan dengan adanya tambahan tanaman pada bulan Juli tahun 2014. Kegiatan inventarisasi tegakan dilaksanakan dengan rincian sebagai berikut:
1. Pengarahan/coaching dari petugas kehutanan/LSM pendamping.
2. Inventarisasi hutan rakyat dilakukan melalui metode Sampling.
3. Inventarisasi dilakukan dengan menetapkan jenis, mengukur diameter, menaksir tinggi pohon dan penomoran.
4. Hasil inventarisasi dicatat dalam blanko/ tallysheet inventori
5. Pengurus kelompok tani melakukan perhitungan dan analisis taksiran volume.
6. Kegiatan dilaksanakan secara periodik , minimal setiap 2 tahun sekali
Di Terong telah memiliki Tim Invent yang berjumlah 9 dengan rincian masing-masing dusun memiliki 1 tim yang terdiri dari 4 orang. Peran dalam tim antara lain: 1. Ketua sekaligus mencatat, 2. Mengukur Diameter, 3. Pengukur Tinggi, 4. Penanda Pohon.
B. Rencana Penyiapan LahanPenyiapan lahan yang akan dilakukan adalah penyiapan lahan
secara tradisional untuk penyiapan tanaman pokok (hutan), tanaman unggulan (pertanian), dan tanaman penyangga kehidupan (empon-empon, dan lain-lain), meliputi:
1. Labuhan2. Walikan3. Pemberian Pupuk, dllTata waktu/ pranoto mongso Desa Terong bisa di lihat pada tabel
16 di bawah ini.
24
Rencana Kelola KTH JASEMA Tahun 2015
Tabel 16. Pranoto Mongso Hutan Rakyat di KTH JASEMA
C. Rencana Perbenihan / PembibitanKegiatan pembibitan adalah sebagai berikut:1. Pengadaan bibit dilakukan masing-masing KK dengan
memanfaatkan anakan yang ada pada lahan garapan atau KTH memfasilitasi pengadaan bibit unggul melalui KBR [ s u b s i d i / b a n t u a n d a r i p i h a k l u a r ( Pe m e r i t a h Pusat/Provinsi/Kabupaten)].
2. Anggota kelompok tani akan memilih semai yang tumbuh dengan baik untuk ditanam, dan menghilangkan semai yang tumbuh kurang baik.
3. Kegiatan dilaksanakan di seluruh areal hutan rakyat yang masih kosong/ kurang hijau.
4. Kebutuhan bibit direncanakan sebanyak 10 bibit/anggota untuk pengkayaan potensi kayu.
10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 Inventarisasi tegakan v v v
2 Penyiapan lahan v v v
3Perbenihan /
pembibitanv v v
4 Penanaman v v v
5 Pemeliharaaan v v v v v
6Perlindungan dan
pengamanan hutanv v v v v v v v v v v v
7Penebangan /
pemanenanv v v v
8Pengolahan dan
pemasaran hasil hutanv v v v v v v v v v v v
BULANNo. Kegiatan
25
Rencana Kelola KTH JASEMA Tahun 2015
Tabel 17 . Rencana Pengadaan Bibit
D. Rencana PenanamanKegiatan penanaman dilaksanakan dengan rincian sebagai
berikut:1. Penanaman dilaksanakan oleh setiap KK di masing-masing
lahan garapan/ miliknya.2. Semai alam yang tumbuh baik akan dipertahankan. 3. Penanaman dapat dilakukan dengan semai/anakan yang
telah dipersiapkan.4. Penanaman dilakukan di dekat pohon yang ditebang,
sehingga akan ada jaminan tanaman baru. Tunggak tidak diperkenankan untuk dibongkar karena ada sogolan/ semai.
5. Tanaman semusim/palawija mulai ditanam pada awal musim hujan dengan jenis padi, tanaman jagung, kacang-kacangan, dan lain-lainl.
6. Kegiatan dilaksanakan di seluruh areal kerja sehingga volume pekerjaan ini adalah 300 an hektar tersebar di seluruh areal JASEMA.
Tabel 18. Rencana Penanaman 2015
Sumber Benih 2014 Prosentase 2015 Prosentase
Swadaya Petani 10.000 bt (sengon)70% (+10% beli
dan 60% alami)10.000 bt 70%
Kelompok 0 0Kerjasama, UGM-Vokasi
Kehutanan (100 induk)20%
Dipertanhut (Kakao-
Proposal)
Jati, Sengon, Duren –
Tanaman Penghijauan
(MPTS 30% Kehutanan 70%)
6.100 bt (Jati & duren) 30% 10%Bantuan Pihak
Lain ARuPA
No Jenis TanamanLuas / Jumlah
Batang
Luas / Jumlah
Batang tahun iniKeterangan
1Jenis Tanaman Kehutanan
(Jati, Mahoni, Sengon)542 orang * 20 bt 11.000 bt Berbasis KK
2 (Swadaya) 10 – 15 bt per KK 15 bt/ KK(60% Mindah, 30 %
bantuan, 10% beli)
26
Rencana Kelola KTH JASEMA Tahun 2015
E. Rencana Pemeliharaan
Tabel 19. Rencana Pemeliharaan
F. Perlindungan dan Pengamanan HutanKegiatan perlindungan dan pengamanan hutan dilakukan
terhadap: hama penyakit, kebakaran hutan, pencurian kayu dan penggembalaan, pencegahan longsor, dan kekeringan.
Tabel 20. Rencana Perlindungan dan Pengamanan Hutan
G. Rencana Penebangan/PemanenanKegiatan penebangan/pemanenan meliputi:1. Jatah tebang dihitung dengan beberapa pendekatan sebagai
berikut:31. Potensi per hektar adalah 63 m /ha, berarti total
3volume kayu di Desa Terong adalah 312 ha * 63 m , 3potensi KTH JASEMA 19.656 m
2. Kayu yang keluar (empiris) adala 3 -4 truk seminggu (1 3truk = 7m ), artinya dalam 1 tahun jumlah tebangan = 4
3truk *4(sebulan)*12 (setahun)*7 m , realisasi kayu 3yang keluar 1.344 m per tahun
3. Penggunaan rumus Von Mantel , Etat = Potensi Kayu *2/ daur (disepakati daur 15 tahun), = 19.656*2/15 =
No Uraian Satuan Rencana tahun 2015
1. Pemupukan Ha@1 sak 3500 m2, bawah
tegakan singkong.
2. Penyulaman Batang 5-10 bt per KK
3. Pendangiran Umur 1 – 3 tahun 40 ha (20 % lokasi)
4. Pengendalian gulma “ 20% lokasi
5. Pemangkasan cabang 1 – 5 tahun 10% lokasi
No Uraian Fokus atau Lokasi
1.Pengendalian hama
penyakit
Sengon – olan2 à 20%, per pohon, sonokeling
jamur upas, mahoni mblendok
2.Pengendalian
kebakaran hutan
Kebakaran di lokasi Cinomati à manusia (iseng),
4 ha
27
Rencana Kelola KTH JASEMA Tahun 2015
32.620,8 m / tahun.4. Potensi pohon per hektar dari beberapa jenis kayu yang
ada di Desa Terong.
Tabel 21. Potensi Jumlah Pohon per Hektar
32. Volume per hektar adalah 63 m , sehingga untuk luas areal 3312 ha taksiran potensi adalah 19.656 m . 3 3. Jatah tebangan per tahun adalah 2.620 m /tahun
Tabel 22. Rencana Penebangan/Pemanenan
Pekarangan Tegalan
1 Mahoni 1.050 851
2 Jati 489 880
3 Sonokeling 269 260
4 Sengon 112 70
5 Lain-lain 507 281
6 Akasia 22 23
2.449 2.365
No Jenis pohonJumlah Pohon (batang)
Jumlah
No Uraian Realisasi Rencana Keterangan
1.
Jenis keras jenis Mahoni, Sono,
akasia, Sengon, Jati, Kayu
Nongko, Kayu Tahun
31.344 m 31.800 m
Masih dibawah etat hanya menggunakan
jatah 70% dari etat, yang 30% sebagai
cadangan “kebutuhan tak terduga”
Jagung (5-6 Ton)
Telo (9-12 Ton)
Pisang (1 truk seminggu)
Kacang tanah (3-4 ton)
5 Truk/ tahun
40 – 80 kg/ha Rambutan :
Rambutan + Mangga
Mangga + apokat
Pisang+ Mlinjo
Petai
Cengkeh
Empon 1. Jahe (2 ha – 60 Jt,) Kunyit à Temulawak, Laos,
Gembili, Gadung
2. Palawija (non Kayu) 40 – 80 kg/ha
28
Rencana Kelola KTH JASEMA Tahun 2015
3Rencana penebangan untuk tahun ini sebanyak 1.800 m di KTH JASEMA, sedangkan di Desa Terong akan dipantau melalui cek Dokumen.
Penebangan boleh dilakukan di hutan rakyat berdasarkan tebang butuh tetapi tidak dianjurkan melebihi etat di atas.
II.EkologiKarena wilayah JASEMA yang memiliki kerawanan bencana, baik
kekurangan air maupun bahaya longsor, maka dilakukan perencanaan untuk mencegah rusaknya kondisi hutan rakyat di Desa Terong. Salah satunya dalam penebangan, JASEMA memperhatikan aspek-aspek yang ramah lingkungan.
Dalam rencana penebangan, JASEMA memastikan beberapa hal yaitu;
1. Menghindari tebang habis untuk kawasan penyangga atau perlindungan sumber mata air.
2. Menghindari penebangan atau kerusakan terhadap pohon lain.
3. pohon yang terdapat dikawasan yang curam tidak ditebang sekaligus dalam sekali tebang.
$. mengupayakan sekecil mungkin agar pohon yang tidak ditebang tidak mengalami kerusakan, yaitu dengan menerapkan metode cara penebangan yang benar yang telah ditetapkan JASEMA.
Selain ketentuan di atas, juga dilakukan pemantauan untuk kondisi kawasan, misalnya; Pengawasan dan Monitoring Kondisi Tegakan Pohon Pasca Penebangan, 1) Pemantauan terhadap tingkat kerusakan pada pohon lain yang tidak ditebang dan anakannya. 2) Strata/tingkat tutupan tajuk, dan 3) Pemantauan terhadap penanaman kembali.
Tindakan yang harus dilakukan: 1) Jika kerusakan pohon lain dan anakannya cukup besar maka harus dilakukan evaluasi dan perbaikan pada teknik arah rebah saat penebangan dilakukan 2) Melakukan penanaman kembali dan tingkat keberhasilannya pemulihannya harus dipantau terus menerus. Selain itu inventraisasi akan dilakukan secara berkala untuk memantau kondisi tegakan.
Pengawasan dan Monitoring Kondisi Kawasan (Tanah dan daerah penyangga seperti sumber-sumber air) Pasca
29
Rencana Kelola KTH JASEMA Tahun 2015
Penebangan; Kepadatan tanah dan erosi yang mungkin terjadi akibat aktivitas penebangan sebelum dan sesudah penebangan.
Tindakan yang harus dilakukan: 1) Jika terjadi kepadatan tanah dan erosi, maka evaluasi dan perbaikan harus dilakukan pada cara pengangkutan kayu dan evaluasi terhadap maksimal derajat kemiringan lahan yang diperkenankan untuk dilakukan penebangan pohon sesuai dengan kondisi lingkungannya. 2) Jika terjadi kerusakan pada kawasan penyangga dan sumber air maka tindakan evaluasi dan perbaikan pada jarak penebangan yang paling aman untuk dilakukan agar hal serupa tidak terjadi lagi.
Pengawasan dan Monitoring Kondisi Satwa Liar Pasca Penebangan, Pemantauan terhadap satwa dan sarang yang ada sebelum dan sesudah dilakukan penebangan.
Tindakan yang harus dilakukan, jika terjadi penurunan populasi satwa dan terjadi kerusakan sarang maka, pengurus harus memperbaiki sistem pengecekan dan memperketat pengawasannya terhadap kondisi satwa dan sarang sebelum dilakukan penebangan. Jika penurunan populasi satwa akibat dari perburuan yang tidak terkendali bukan akibat dari penebangan maka koperasi bersama dengan pemerintah setempat akan memusawarhkannya untuk mengambil tindakan yang perlu dan harus dilakukan agar hal serupa tidak terjadi lagi. Minimal akan dilakukan monitoring dan pencegahan terhadap perburuannya.
Pencegahan Penggunaan Bahan Kimia Berbahaya, JASEMA menganjurkan penggunaan bahan ramah lingkungan/ organic untuk pestisida pada tanaman yang dikelola oleh anggotanya.
30
Rencana Kelola KTH JASEMA Tahun 2015
31
Gam
bar 4
. Peta Sem
ped
an Su
mb
er Air
Tabel 23. Jenis Tanaman Pelindung Air di Terong
III.Sosial, Ekonomi, dan BudayaUntuk melengkapi dokumen rencana kelola ini, JASEMA akan
melakukan monitoring dari dampak pengelolaan hutan terhadap kondisi social budaya di Desa Terong. Mekanisme ini rencananya akan diselenggarakan pada saat Rapat Anggota Tahunan.
No Nama Vegatasi Kondisi
1 Pule Wulung -
2 Bulu 1-2
3 Bendo (Dusun Ngenep) -
4 Kepuh -
5 Pule Pandak -
6 Beringin (bibis, beringin, preh) 1-2
7 Munggur 1-2
8 Waru 1-2
9 Randu Alas -
10 Nyamplung
11Klepu, Aren, Gayam, Cangkring, Ketepeng, Flamboyan, Trembalo,
Tanjung, Sambi, Weru, Mindi
32
Rencana Kelola KTH JASEMA Tahun 2015
BAB IV PENUTUP
Demikian Rencana Kelola Hutan Rakyat KTH JASEMA 2015 ini disusun sebagai acuan pelaksanaan kegiatan di lapangan .
33
Rencana Kelola KTH JASEMA Tahun 2015
ICCTF