strategi pengembangan usaha tani sayuran organik kelompok ... · tahapan budidaya sayuran organik ....
TRANSCRIPT
42
43
Lampiran 1. Tahapan Budidaya Sayuran Organik
Pasca Panen
Panen
Pengendalian Hama Pemupukan Penyiraman Penyiraman
Pemeliharaan
Penanaman
Persiapan Lahan
Pembibitan
Persiapan Media
Persemaian
44
Lampiran 2. Harga Produk Sayuran Organik Bangkit Merbabu
No Jenis Sayuran Harga (Rp/kg) Harga (Rp/kg/packing)
1 Brokoli 12.500 15.000
2 Sawi Putih 6.000 8.500
3 Sawi Sendok 6.000 8.500
4 Wortel 10.000 12.500
5 Labu Siam/Jipan 6.000 8.500
6 Bawang Daun/Onclang 10.000 12.500
7 Spinach 12.000 15.000
8 Selada Hijau 12.500 15.000
9 Selada Merah 17.500 20.000
10 Romen 15.000 17.500
11 Beetroot 15.000 17.500
12 Petersely 25.000 27.500
13 Kubis 7.000 9.500
14 Tamarillo 12.000 15.000
15 Lobak 5.000 7.500
16 Bayam Merah 15.000 17.500
17 Bayam Hijau 10.000 12.500
18 Buncis Baby/Perancis 15.000 17.500
19 Buncis Super 12.000 14.000
20 Daun Ketumbar 60.000 62.500
21 Timun Jepang 10.000 12.500
22 Terong Ungu 7.500 10.000
23 Lotus 12.500 15.000
24 Bunga Kol 12.500 15.000
25 Tomat 12.500 15.000
Sumber : data primer, 2016
45
Lampiran 3. Tahap Analisis Data
1. Pengukuran Tahap Analisis Data
Tahap Definisi Alat Ukur
Tahap Input
Proses (Pencocokan)
Tahap Output
(keputusan)
Tahap yang dilakukan untuk
menganalisis lingkungan internal
dan eksternal usahatani sayuran
organik
Tahap mengelola informasi hasil
dari masukan untuk memadukan
kekuatan dan kelemahan dari
analisis lingkungan internal dan
dengan peluang dan acaman dari
analisis eksternal untuk
merumuskan alternatif strategi
usahatani sayuran organik
Untuk mengevaluasi dan memilih
alternatif dan memilah alternatif
strategi mana yang paling tepat
untuk diterapkan usahatani sayuran
organik
Matriks IFE dan EFE
Matriks IE dan SWOT
Matriks QSPM
2 Tahap Input
Analisis internal terdiri dari kekuatan dan kelemahan usahatani sayuran
organik di kelompok Tani Bangkit Merbabu dan alat bantu analisa sebagai
berikut.
Alat Bantu Internal Usahatani Sayuran Organik
Analisis Fungsional Kekuatan Kelemahan
Manajemen
Pemasaran
Keuangan
Operasi/produksi
Sumber daya manusia
Sistem informasi manajemen
Sedangkan alat bantu analisis eksternal usahatani sayuran organik, dengan
alat bantu sebagai berikut.
Alat Bantu Eksternal Usahatani Sayuran Organik
Analisis Faktor Eksternal Peluang Ancaman
Sosial budaya
Ekonomi
Teknologi
Pemerintah
Persaingan
Tahap-tahap untuk mengidentifikasi faktor-faktor lingkungan dalam
46
matriks IFE dan EFE adalah sebagai berikut :
1. Langkah awal yang dilakukan adalah mengidentifikasi daftar faktor-faktor
utama yang mempunyai dampak penting untuk aspek internal (kekuatan dan
kelemahan) dan eksternal (peluang dan ancaman) perusahaan. Penentuan
faktor-faktor tersebut ditentukan melalui diskusi antar pihak kelompok Tani
Bangkit Merbabu.
2. Memberikan bobot setiap faktor dengan skala mulai dari 1,0 (paling penting
samapai 0,0 (tidak penting). Penentuan bobot tersebut berdasarkan pengaruh
setiap faktor yang mempengaruhi posisi strategi usahatani sayuran organik.
Penentuan bobot dilakukan dengan mengajukan identifikasi faktor strategis
internal dan eksternal kepada pihak responden terpilih dengan menggunakan
metode paired comparison atau metode perbandingan berpasangan (David,
2006). Metode ini digunakan untuk memberikan penilaian terhadap bobot
setiap faktor penentu internal dan eksternal dengan membandingkan setiap
variabel pada baris (horizontal) dengan variabel pada kolom (vertikal). Untuk
menentukan bobot setiap faktor penentu internal dan eksternal. Untuk
menentukan bobot setiap variabel digunakan skala 1, 2 dan 3. Skala yang
digunakan untuk pengisian kolom adalah :
1 = Jika indikator horizontal kurang penting daripada indikator vertikal
2 = Jika indikator horizontal sama penting dibandingkan indikator vertikal
3 = Jika indikator horizontal lebih penting dibanding indikator vertikal
Untuk lebih jelasnya rancangan bentuk penilaian pembobotan menurut Taylor
dalam Wijayanti (2009) dapat dilihat pada tabel .4. dan 5.
47
Penilaian Bobot Internal Usahatani Sayuran Organik Kelompok Tani
Bangkit Merbabu
Faktor Strategi Internal A B C D …… Total
A X1
B
C
D
……
Total ∑
Penilaian bobot Faktor Strategi Eksternal Usahatani Sayuran Organik
Bangkit Merbabu
Faktor Strategi Eksternal A B C D …… Total
A X1
B
C
D
……
Total ∑
Bobot setiap variabel diperoleh dengan menentukan nilai setiap variabel
terhadap jumlah nilai keseluruhan variabel dengan menggunakan rumus :
∑
dimana αi = bobot variabel ke-i
Xi = nilai variabel X
n = jumlah data
i = 1,2,3…n
ΣXi = total nilai variabel
3. Menentukan rating/peringkat kekuatan antara 1 sampai 4 untuk setiap faktor
pada matriks IFE dengan skala nilai peringkat untuk kekuatan yang digunakan
48
yaitu: 1 (sangat lemah), 2 (lemah), 3 (kuat), dan 4 (sangat kuat). Untuk faktor-
faktor kelemahan kebalikan dari faktor kekuatan, dimana skala 1 berarti sangat
kuat dan skala 4 berarti sangat lemah. Sedangkan untuk faktor strategis
eksternal peluang pada matriks EFE diberi rating/peringkat dengan skala yang
digunakan yaitu : 1 = rendah ( respon kurang), 2 = sedang (respon sama
dengan rata-rata), 3 = tinggi (respon diatas rata-rata), dan 4 = sangat tinggi
(respon superior). Sedangkan untuk faktor yang menjadi ancaman pemberian
nilai rating/peringkat dilakukan sebaliknya.
4. Kalikan setiap bobot pada kolom penilaian bobot faktor ( langkah 2) dengan
rating atau peringkat untuk memperoleh faktor pembobotan. Hasilnya berupa
skor pembobotan untuk masing-masing faktor yang nilainya bervariasi, nilai
mulai 4,00 (outstanding) sampai dengan 1,00 (poor).
5. Jumlah faktor pembobotan ( tahap 4) untuk memperoleh total skor
pembobotan bagi perusahaan. Nilai ini menunjukkan bagaimana perusahaan
tertentu bereaksi terhadap faktor eksternal dan internal. Total skor bernilai
antara 1,0-4,0 dengan rata-rata 2,5. Jika total skor pembobotan IFE bernilai
dibawah 2,5 menunjukankan bahwa usaha tersebut memiliki posisi internal
yang lemah dan berlaku juga untuk matriks EFE.
Format penyusunan matriks IFE dan EFE pada tabel 6 dan 7 di bawah ini.
Matriks IFE
Faktor Internal Bobot Rating Bobot x
rating/Peringkat
Kekuatan
…..
Kelemahan
…..
Total
1,00
MatrikS EFE
Faktor Eksternal Bobot Rating Bobot x
Rating/peringkat
Peluang
…..
Ancaman
…..
Total
1,00
49
2. Tahap Proses Pencocokan
Tahap pencocokan dalam penelitian ini menggunkan matriks internal dan
eksternal (IE) dilanjutkan dengan matriks SWOT. Sumbu horizontal pada matriks
I-E menunjukkan skor total IFE sedangkan pada sumbu vertikal menunjukkan
total skor EFE. Tujuan penggunaan matriks ini adalah untuk memperoleh strategi
bisnis di tingkat divisi unit bisnis yang lebih detail.
Total rata-rata tertimbang nilai IFE
Kuat (3,0-4,0) Rata-Rata (2,0-2,9) Lemah (1,0-1,99)
Kuat
(3,0-4,0)
Rata-rata
(2,0-2,9)
Lemah
(1,0-1,9)
Gambar 1. Matriks IE
Sumber (David, 2006)
Diagram tersebut dapat mengindentifikasikan sembilan sel strategi
perusahaan dalam matriks I-E, tetapi pada prinsipnya kesembilan sel itu dapat
dikelompokkan menjadi strategi utama, yaitu :
1. Strategi tumbuh dan bina (growth and build), yang berada pada sel I, II dan
IV. Strategi yang tepat untuk diterapkan adalah strategi intensif (penetrasi
pasar, pengembangan pasar dan pengembangan produk) atau strategi integratif
(integrasi ke depan, ke belakang dan horizontal).
2. Strategi mempertahankan dan memelihara (hold and maintain), yang berada
pada sel III, V, atau VII. Strategi penetrasi pasar dan pengembangan produk
merupakan dua strategi yang terbanyak dilakukan untuk tipe-tipe divisi ini.
3. Strategi panen atau divestasi (harvest or divest), yang berada pada sel VI,
VIII, IX. Strategi yang umum dipakai adalah strategi divestasi, dan strategi
likuidasi.
Organisasi yang berhasil mampu mencapai portofolio bisnis yang masuk atau
berada seputar sel 1 pada matriks IE (Wijayanti, 2009).
I
II
III
IV
V VI
VII
VIII IX
Tota
l ra
ta-r
ata
teti
mb
an
g n
ilai
EF
E
50
Matriks SWOT menurut Wijayanti (2009) digunakan untuk menyusun
strategi kelompok tani. Matriks ini dapat menggambarkan secara jelas bagaimana
peluang dan ancaman yang dihadapi perusahaan disesuaikan dengan kekuatan dan
kelemahan yang dimilikinya. Matriks ini dapat menghasilkan empat sel
kemungkinan alternatif strategi S-O, strategi W-O, strategi W-T, dan strategi S-T.
Bagan mengenai alat analisis SWOT dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Matriks SWOT Internal
Eksternal
Kekuatan (S)
Faktor Internal
Kelemahan (W)
Faktor Internal
Peluang (O)
Faktor Eksternal
Strategi S-O
Gunakan kekuatan untuk
memanfaatkan peluang
Strategi W-O
Atasi kelemahan dengan
memanfaatkan peluang
Ancaman (T)
Faktor Eksternal
Strategi S-T
Gunakan kekuatan untuk
mengatasi ancaman
Strategi W-T
Meminimumkan kelemahan
dan menghindari ancaman
4. Tahap Output
Langkah untuk mengembangkan QSPM menurut Wijayanti (2009) yaitu:
1. Menyusun daftar kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang sama
dengan matriks SWOT.
2. Memberikan bobot untuk masing-masing kekuatan, kelemahan, peluang
dan ancaman. Bobot ini sama dengan bobot yang diberikan pada matriks
IFE dan EFE.
3. Menyusun alternatif strategi yang akan dievaluasi.
4. Menetapkan nilai daya tarik (Attractiveness Scores - AS) yang berkisar
antara 1 sampai 4. Nilai 1 = tidak menarik, 2 = agak menarik, 3 = cukup
menarik, 4 = sangat menarik. Bila tidak ada pengaruhnya terhadap
alternatif strategi yang sedang dipertimbangkan tidak diberikan nilai (AS).
5. Menghitung total nilai daya tarik (Total Attractiveness Scores–TAS),
kemudian mengalikan bobot dengan nilai daya tarik (AS).
6. Menghitung jumlah total nilai daya tarik (STAS). Alternatif strategi yang
memiliki nilai total terbesar merupakan strategi yang paling baik.
51
Mtriks QSPM
Faktor
Alternatif Strategi
Bobot Strategi 1 Stategi 2
AS TAS AS TAS
Kekuatan
Kelemahan
Peluang
Ancaman
Total TAS
Sumber David (2006)
Keterangan :
Kolom bobot : diperoleh dari bobot IFE dan EFE
Stretegi 1 : Jangkauan untuk nilai dara tarik (1-4)
Strategi 1 : Σ(bobot x AS)
Jangkauan nilai daya tarik :1=tidak menarik, 2 agak menarik, 3
cukup menarik, 4= sangat menarik.
52
Lampiran 4. Biodata Responden Internal dan Eksternal
a. Responden Internal
1. Nama : Bapak Zaenal
Jabatan : Ketua Kelompok Tani Bangkit Merbabu
Pendidikan : D2
Umur : 59 tahun
Alamat : Dusun Kali Duren, Desa Batur, Kecamatan Getasan
2. Nama : Bapak Rochmad
Jabatan : Penasehat dan Divisi Pertanian Kelompok Tani Bangkit
Merbabu
Pendidikan : SLTA/SPG
Umur : 66 tahun
Alamat : Dusun Kali Duren, Desa Batur, Kecamatan Getasan
3. Nama : Bapak Rebu Wahono
Jabatan : Skretaris dan Divisi Pemasaran Kelompok Tani Bangkit
Merbabu
Pendidikan : SD
Umur : 45 tahun
Alamat : Dusun Kali Duren, Desa Batur, Kecamatan Getasan
4. Nama : Bapak Makruf
Jabatan : Bendahara dan Divisi Pemasaran Kelompok Tani Bangkit
Merbabu
Pendidikan : SD
Umur : 39 tahun
Alamat : Dusun Kali Duren, Desa Batur, Kecamatan Getasan
5. Nama : Bapak Sumadi
Jabatan : Anggota Kelompok Tani Bangkit Merbabu
Pendidikan : SLTA/SPG
Umur : 65 tahun
Alamat : Dusun Kali Duren, Desa Batur, Kecamatan Getasan
53
b. Responden Eksternal
1. Nama : Bapak Suwalim
Jabatan : Penyuluh Pertanian Kecamatan Getasan dan Pendamping
ICS Kelompok Tani Bangkit Merbabu
Pendidikan : SMK Pertanian
Umur : 37 tahun
Alamat : Dusun Kali Duren, Desa Batur, Kecamatan Getasan
2. Nama : Bapak Agustinus Tri Antono (Toni)
Jabatan : Manajer PT. Duta Agro Sejahtera
Pendidikan : S1 Pertanian
Umur : 48 tahun
Alamat : Jl. Yosudarso, Ambarawa Kabupaten Semarang Jawa
Tengah