iufd

6
INTRA UTERINE FETAL DEATH (IUFD) A. Pengertian Kematian janin adalah hasil akhir dari gangguan pertumbuhan janin, kegawatan janin atau akibat infeksi yang tidak terdiagnosis sebelumnya sehingga tidak diobati ( Prawirohardjo, 2010) Kematian janin adalah tidak adanya tanda-tanda kehidupan janin dalam kandungan, kematian janin atau Intra Uterin Foetal Death (IUFD) dijumpai pada kehamilan lebih dari 20 minggu (Obstetri Williams, 2007) Kematian janin dapat terjadi akibat gangguan pertumbuhan janin, gawat janin, atau kelahiran bawaan atau akibat infeksi yang tidak terdiagnosis sebelumnya, sehingga tidak diobati (B.P.P Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, 2012) B. Etiologi a. Pendarahan : Placenta previa, abrupsio placenta, asfiksia (kekurangan O 2 ) janin akan meninggal b. Preeklamasi : Terjadi penyempitan pembuluh darah maka aliran darah menuju retroplacenta berkurang nutrisi berkurang c. Penyakit : kelainan darah, CO 2 , O 2 , asfikasi dan mengakibatkan kematian janin dalam rahim d. Penyakit infeksi : Gangguan metabolisme dan aliran nutrisi dan menular berkurang bisa terjadi kematian janin dan rahim e. Penyakit endokrin : DM, Hypertiroid

Upload: verlina-maya-gita

Post on 24-Sep-2015

225 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

f

TRANSCRIPT

INTRA UTERINE FETAL DEATH (IUFD)

A. Pengertian Kematian janin adalah hasil akhir dari gangguan pertumbuhan janin, kegawatan janin atau akibat infeksi yang tidak terdiagnosis sebelumnya sehingga tidak diobati ( Prawirohardjo, 2010) Kematian janin adalah tidak adanya tanda-tanda kehidupan janin dalam kandungan, kematian janin atau Intra Uterin Foetal Death (IUFD) dijumpai pada kehamilan lebih dari 20 minggu (Obstetri Williams, 2007) Kematian janin dapat terjadi akibat gangguan pertumbuhan janin, gawat janin, atau kelahiran bawaan atau akibat infeksi yang tidak terdiagnosis sebelumnya, sehingga tidak diobati (B.P.P Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, 2012)B. Etiologia. Pendarahan : Placenta previa, abrupsio placenta, asfiksia (kekurangan O2) janin akan meninggalb. Preeklamasi : Terjadi penyempitan pembuluh darah maka aliran darah menuju retroplacenta berkurang nutrisi berkurangc. Penyakit : kelainan darah, CO2, O2, asfikasi dan mengakibatkan kematian janin dalam rahimd. Penyakit infeksi : Gangguan metabolisme dan aliran nutrisi dan menular berkurang bisa terjadi kematian janin dan rahime. Penyakit endokrin : DM, Hypertiroidf. Mal nutrisi, Anemia : Hipoksia akan menyebabkan kematian janing. Penyakit jantung : puncak Hemodelusi pada kehamilan 28-32 minggu yang mempengaruhi janin bisa mati dalam kandunganC. Patofisiologi Pada bulan-bulan pertama kehmilan, diagnosa kematian janin mungkin memberikan kesulitan. Tanpa menggunakan teknik ultrasonik khusus, diagnosa kematian janin ditentukan pasti setelah terbukti pemeriksaan berulang-ulang bahwa besarnya uterus tetap atau bertambah kecil dalam beberapa minggu. Karena plasenta masih terus menghasilkan HCG beberapa minggu setelah kematian embrio atau janin, uji endokirin kehamilan yang positif tidak membuktikan bahwa janin hidup.Pada pertengahan kedua kehamilan, berhentinya gerakan janin memberi tanda pada wanita kemungkinan kematian jnain tetapi bila denyut jantung janin pasti hidup. Tetapi bila dengan auskultasi yang teliti suara jantung janin tidak terdengar, janin kemungkinan mati.Apabila janin telah lama mati, dengan pmeriksaan yang teliti biasanya dapat ditunjukkan bahwa besar uterus tidak sesuai dengan perkiraan umur kehamilannya atau bahwa uterus tidak sesuai dengan perkiraan umur keahmilannya atau bahwa uteru menjadi lebih kecil dibnding dnegan pemeriksaan sebelumnya. Dengan matinya janin, kenaikan berat badan sedikit. Disamping itu terdapat pada perubahan retrogresi padsa buah dada.

D. Penilaian klinik a. Pertumbuhan janin berkurang : bahkan janin mengecil sehingga tinggi fundus uteri menurun.b. Bunyi jantung janin tidak terdengar dengan fotoskop dan dipastikan dengan dopplerc. Keluhan ibnu menghilanngnya gerakan janind. Berat badan ibu menurune. Tulang kepala kolapsf. USG merupakan sarana penunjang diagnostik yang baik untuk memastikan kematian janin dimana gambarnya menunjukkan janin tanpa tanda kehidupan.g. Catatan : pemeriksaan radiologi dapat menimbulkan masalah dan tidak perlu dilakukan 5 hari setelah kematian janin akan tampak gambaran sebagai berikut : Tulang kepala janin tumpang tindih ntara satu sama yang lain Tulang belakang mengalami hiperfleksi Tampak gambaran gas pada jantung dan pembuluh darah Edema di sekitar tulang kepalah. Pemeriksaan HCG urin jadi negatif, hasil ini terjadi beberapa setelah kematian janinE. Komplikasi menurut Prawirohardjo, 2010 :a. Trauma emosional yang berat terjadi bila waktu antara kematian janin dan persalinan cukup lamab. Dapat terjadi koagulopati bila kematian janin berlangsung lebih dari 2 mingguc. Kematin dalam kandungan 3-4 minggu, biasanya tidak membahayakan ibud. Setelah lewat 3-4 minggu kemungkinan terjadi kelainan pembekuan darah (hipofibrinogenemia) akan lebih besar, oleh karena itu pemeriksaan pembekuan darah harus dilakukan.F. Penatalaksanaan menurut Prawirohardjo, 2010 :a. Bila disangka telah terjadi kematian janin, tidak usah terburu-buru bertindak. Sebaiknya diobservasi (bis sampai 2 minggu) untuk mencari kepastian diagnosab. Biasanya selama menunggu ini 70 09% akan terjadi persalinan spontan.c. Bila setelah 2 minggu atau 1 minggu kepastian diagnosa partus belum dimulai maka harus dirawat untuk dilakukan induksi persalinand. Induksi persalinan dapat dimulai dengan pemberian estrogen untuk mengurangi efek progesteron atau langsung dengan oksitosin drip tanpa amniotomiG. Penanganan menurut Prawirohardjo, 2010:a. Periksa TTVb. Ambilan darah untuk pemeriksaan darah perifer, fungsi pembekuan, golongan darah, ABO dan rhesus.c. Jelaskan seluruh prosedur pemeriksaan dan hasilnya serta rencana tindakan yang akan dilakukan kepada pasien dan keluarganya bila belum ada kepastian sebab kematian, hindari memberikan infoemasi yang tidak tepat.d. Dukungan mental emosional perlu diberikan kepada pasien sebaiknya pasien selalu didampingi oleh orang terdekatnya atau suami yakinkan bahwa besar kemungkinan dapat lahir pervaginam.e. Rencana persalinan pervaginam dengan cara induksi maupun ekspektatif perllu dibicarakan dengan pasien dan keluarganya sebelum keputusan diambil.f. Bila pilihan adalah manajemen aktif induks persalinan menggunakan oksitosin atau misoprastol, seksio sesarea, merupakan pilihan mislanya pada letak lintang.g. Bila pilihan eksptatif tunggu persalinan spontan akan terjadi tanpa komplikasi.h. Berikan kesempatan kepada ibu dan keluarganya untuk melihat dan melakukan berbagai kegiatan ritual bagi janin yang meninggal tersebut.i. Pemeriksaan patologi plasenta akan mengungkapkan adanya patologi plasenta dan infeksi.H. Kehilangan dan berdukaProses berduka orang memperlihatkan perilaku yang khas dan merasakan emosional. Hal ini dikelompokkan ke dalam berbagai tahapan, tingkat dan emosianal yang diatur tahap ini berbeda meliputi :1. Syok dan menyangkalKetika disampaikan bayinya mati, orang tua pertam kali adalah syok, mimpi tidak percaya dan menyangkal. Gejala fisik lemah hingga nafsu makan, sesak di dada. Gejala fisik orang merasa hampa dan sendiri. Untuk itu biarkan yang mati tersebut atau lahir mati. Dan berikan informasi yang nyata untuk membantu mereka menerima kenyataan tentang kehilangan, berikan keterangan fisik, empati yang adekuat, kehangatan ketulusan.2. marah dan bergainingberberapa kali menyebut ini sebagai tahap pencarian karena orang tua mencari alasan tentang kematian. Ketidakberdayaan mereka untuk mengubah lingkungan yang menciptakan ras marah, yang mungkin ditujukan orang tua pada anggota staff, wanita yang melahirkan bayi yang sehat, orang lain dan mereka sendiri. Orang yang marah ingin didengarkan jangan menanggapi marah yang kontrotatif dengan respon serupa lebih baik dengarkan dengan empati dan penuh perhatian, dan menjadi bagian dari proses berduka.3. Disorientasi dan depresiEmosi predominan pada fase ini adalah kesedihan. Berduka dibarengi dengan kehilangan, mereka menolak dan menarik diri fisiologi depresi post partum yang normalnya timbul 24 jam sampai 48 jam setelah melahirkan mungkin bercampur dengan depresi berduka bagi ibu dengan janin yang meninggal. Memberikan mereka informasi tentang depresi post partum yang lazim untuk membantu mereka mendapatkan rasa kenormalan.4. reorganisasi dan penerimaan fase akhir ini berduka meliputi penerimaan rasa kehilangan dan kembali ke aktivitas normal sehari-hari. Hal ini menjalani rasa yang menyakitkan terhadap kehilangan yang sangat individu ini mungkin membutuhkan untuk beberapa bulan.