issues on food & energy

11
BEBERAPA PERSOALAN DI SEKTOR PANGAN & ENERGI Oktober 2013 1

Upload: udi-h-pungut

Post on 12-Jun-2015

313 views

Category:

Business


5 download

DESCRIPTION

Slide dibuat oleh Indonesia Research and Strategic Analysis (IRSA) untuk kepentingan pihak ketiga. silakan digunakan bilamana diperlukan, dengan menyebut IRSA sebagai sumber. Udi H Pungut @Bang_PM

TRANSCRIPT

Page 1: Issues on food & energy

1

BEBERAPA PERSOALAN DI SEKTOR PANGAN & ENERGI

Oktober 2013

Page 2: Issues on food & energy

2

Teknik budi daya tanaman pangan meningkat pesat, namun lahan

(soil) tetap merupakan sumber daya penting (utama) dalam

produksi pangan.

Sumber daya lahan adalah anugrah tuhan, tidak dapat diproduksi

oleh manusia. Perluasan lahan pertanian dan arable land terkendala

oleh total luas lahan yang bersifat tetap dan kompetisi dengan

penggunaan lain.

Indonesia masih memiliki cadangan lahan yang dapat dikonversi

menjadi lahan pertanian dan produksi pangan. Tetapi, lahan cadangan tersebut umumnya sudah mempunyai fungsi

ekologis yang akan hilang apabila dikorversi; lahan yang tersedia untuk di garap belum tentu cocok untuk

pertanian, berada di lokasi yang tidak ekonomis, perlu

pembangunan infrastruktur berbiaya besar.

DAYA DUKUNG LAHAN (soil carrying capacity)

Page 3: Issues on food & energy

3

Indonesia sering dikatakan sebagai negara agraris, tetapi porsi lahan

pertanian di Indonesia relatif kecil dibandingkan dengan di India,

China, AS dan Brazil, dan bahkan lebih rendah dari rata-rata dunia.

Indonesia memiliki lahan pertanian & arable land paling sedikit

dibandingkan India, China, USA dan Brazil.

Indonesia India China Brazil USA Japan World, total

Land area, total (mil. ha) 181.2 297.3 932.7 845.9 914.7 36.5 13,003.4Composition (%)

Agricultural land 30.1 60.5 55.7 32.5 45.0 12.5 37.8Arable land 13.0 52.9 12.0 8.5 17.5 11.7 10.7Permanent crops 11.0 4.1 1.6 0.8 0.3 0.8 1.2Meadow & pastures 6.1 3.4 42.1 23.2 27.2 0.0 25.9

Forest 51.7 23.1 22.5 61.2 33.3 68.6 31.0Others + inland water 18.2 16.5 21.9 6.3 21.8 18.9 31.3

Land use, 2011

Source: FAOSTAT, Calculated.

In-done

sia

India China Brazil USA Japan0

100

200

300

400

500

600

55

180

519

275

411

524

157112

72

160

4

Agricultural area Arable land

Agricultural area, 2011(million ha)

Page 4: Issues on food & energy

4

Arable land per kapita di Indonesia (0.1 ha) hanya sedikit di atas

critical level (0.07 ha per orang). Ketersediaan lahan untuk produksi

pangan hampir mencapai batas kritis.

Indonesia India China Brazil USA Japan Rest of the World

0.0

0.5

1.0

1.5

2.0

0.230.14

0.39

1.40 1.32

0.04

0.70

0.10 0.13 0.08

0.370.51

0.030.20

Agricultural area Arable land

Source: FAOSTAT, Calculated.

Land per capita, 2011 (ha.)

Page 5: Issues on food & energy

5

KEBIJAKAN KETAHANAN PANGANProduksi pangan domestik menjamin stabilitas pasokan jangka

panjang dan kedaulatan politik negara sehingga tidak rentan terhadap

instabilitas hubungan ekonomi, politik dan militer antar negara.

Persoalan: • Apakah tersedia lahan cukup untuk memproduksi semua jenis pangan dengan

jumlah sesuai kebutuhan?• Berapa besar sumber daya publik diperlukan untuk mencapai swasembada

komoditas tertentu?

Karena sifatnya sebagai makanan pokok dan volume perdagangan

internasionalnya relatif kecil dibanding kebutuhan nasional, untuk

komoditas Beras, nampaknya tidak ada pilihan kebijakan selain

mendorong Swasembada.

Untuk komoditas lain, diperlukan re-orientasi kebijakan ketahanan

pangan: fokus pada swasembada atau meningkatkan produktivitas

dan efesiensi?

Page 6: Issues on food & energy

6

Indonesia memiliki sumber daya kelautan dan perikanan melimpah:

• 95.181 km garis pantai;

• 5.8 juta km2 luas lautan:

2.3 juta km2 perairan kepulauan;

0.8 juta km2 perairan teritorial; dan

2.7 juta km2 ZEE.

• Iklim tropis: ikan dapat tumbuh lebih cepat.

Persoalan:

• Iklim investasi -- > Pemanfaatkan optimal sumber daya kelautan

& perikanan.

• Struktur insentif dan dukungan -- > bagi peningkatan

produktivitas sektor perikanan & kelautan.

PEMANFAATAN SUMBERDAYA KELAUTAN

Page 7: Issues on food & energy

7

ISU LINGKUNGANIsu lingkungan sering kali digunakan untuk menghambat ekspor Minyak Sawit dari negara berkembang. Standard lingkungan yang diterapkan sering kali tidak masuk akal dan sulit terpenuhi.

ISU LINGKUNGAN:Deforestation;Feat soil; methane gas capture; forest fire.

ENVIROMENTAL STANDARDS

COST OF COMPLIANCE

BARRIER TO TRADE

Additional cost: Induce significant impacts to

smallholders -1.7 mil HH or 7 mil people. (barrier to prosperity);

Reduce competitiveness.

Impediment to exportNote: Palm oil is a major

contributor to national exports (US24 bn);

Oil palm plantation creates rural productive employment significantly, and promote regional growth.APA YANG HARUS DILAKUKAN?

Page 8: Issues on food & energy

8

Diperlukan upaya bersama (seluruh stakeholder: pemerintah, swasta dan petani) untuk men-counter hambatan perdagangan yang berlindung dibalik isu lingkungan.

Ada upaya serius untuk menerapkan sustainable farming:

• Compliance terhadap RSPO & ISPO ditingkatkan, termasuk oleh smallholders.

Joint research & assessment (dengan LSM lingkungan; evironmentalist; etc.) untuk mengkaji persoalan lingkungan dan sosial dan merumuskan tindakan yang diperlukan.

Offensive campaign:

• Meluruskan bias persepsi di negara maju dan di kalangan masyarakat tertentu;

• Menunjukkan manfaat positif perkebunan kelapa sawit;

• Meningkatkan lobby di negara maju;

Page 9: Issues on food & energy

9

KEBIJAKAN ENERGIImplemetasi kebijakan energi (struktur insentif dan pembangunan infrastruktur untuk mengarahkan penduduk menggunakan energi tertentu) sangat minimal. -- > investasi di sektor energi alternatif tidak berkembang.

Persoalan:

• Tindakan nyata untuk meningkatkan penggunaan sumber energi bukan minyak bumi, sangat kurang. Diperlukan: ketegasan untuk mengurangi ekspor batu bara dan gas alam; insentif fiskal bagi investasi di sektor bio energi dan pembangkit listrik

bersumber matahari dan panas bumi; penyesuaian subsidi harga biofuel dan tarif listrik bersumber energi

alterntif sehingga lebih dapat bersaing dengan BBM.

• Komposisi aplikasi energi untuk masing masing-masing sumber energi perlu di pertegas.

Misalnya, batu bara, x% untuk industri dan y% untuk pembangkit listrik.

• Pembangunan infrastruktur energi perlu diarahkan untuk mendorong diversifikasi energi dan disesuaikan dengan target aplikasi energi.

Page 10: Issues on food & energy

10

Sumber energi Aplikasi Kebijakan & regulasi Penyediaan infrastruktur

Minyak bumi • Industri• Transportasi

• Disinsentif penggunaan BBM, terutama untuk transportasi darat.

• Mendorong investasi eksplorasi dan pengilangan.

Gas alam • Pembangkit listrik;• Industri;• Transportasi;• Rumah tangga

• Review kebijakan ekspor ;• Insentif investasi di sektor

eksplorasi.

• Memperbanyak stasium pengisian gas;

• Sarana distribusi gas (kapal pengangkut, terminal penyimpanan, piping, dlsb);

• Deregulasi ukuran tabung;• Konverter kit.

Batu bara • Pembangkit listrik;• Industri;• Home industry.

• Terminal handling untuk batu bara;

• Kompor briket.Nabati:CPO, Jarak, dll

• Industri;• Transportasi. • Insentif fiskal;

• Penyesuaian subsidi harga dan tarif .Lain-lain:

Matahari, Panas Bumi

• Pembangkit listrik

KERANGKA KEBIJAKAN ENERGI

Page 11: Issues on food & energy

11

TERIMA KASIHTHANK YOU