darmadi18.files.wordpress.com · web viewbab i pendahuluan latar belakang kabupaten merauke sabagai...

22
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kabupaten Merauke sabagai lumbung pangan Indonesia dengan program Merauke Integrated Food and Energy Estate (MIFEE) telah mengundang banyak investor yang bergerak di bidang perkebunan, salah satunya perkebunan tebu untuk produksi gula pasir serta etanol untuk bahan bakar. Dikarenakan tidak adanya material pasir, kerikil dan batu di kabupaten Merauke menyebabkan biaya pembangunan infrastruktur jalan menjadi mahal sehingga masih banyak jalan sebagai sarana penunjang transportasi belum terbangun terutama jalan yang menghubungkan perkebunan ke dermaga di kota Merauke. Dengan kondisi tersebut salah satu investor perkebunan swasta akan membangun dermaga sendiri guna memenuhi kebutuhan perusahaan sekaligus dapat dipergunakan untuk masyarakat umum di lokasi muara sungai Bian di distrik Malind.

Upload: trankien

Post on 19-Mar-2019

217 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: darmadi18.files.wordpress.com · Web viewBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Kabupaten Merauke sabagai lumbung pangan Indonesia dengan program Merauke Integrated Food and Energy Estate

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kabupaten Merauke sabagai lumbung pangan Indonesia dengan program

Merauke Integrated Food and Energy Estate (MIFEE) telah mengundang banyak

investor yang bergerak di bidang perkebunan, salah satunya perkebunan tebu

untuk produksi gula pasir serta etanol untuk bahan bakar. Dikarenakan tidak

adanya material pasir, kerikil dan batu di kabupaten Merauke menyebabkan biaya

pembangunan infrastruktur jalan menjadi mahal sehingga masih banyak jalan

sebagai sarana penunjang transportasi belum terbangun terutama jalan yang

menghubungkan perkebunan ke dermaga di kota Merauke. Dengan kondisi

tersebut salah satu investor perkebunan swasta akan membangun dermaga sendiri

guna memenuhi kebutuhan perusahaan sekaligus dapat dipergunakan untuk

masyarakat umum di lokasi muara sungai Bian di distrik Malind.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang dijelaskan di atas, penulis ingin

melakukan perencanaan struktur dermaga sungai Bian distrik Malind kabupaten

Merauke.

Dermaga ini direncanakan untuk menampung kapal dengan kapasitas

maksimum 3000 DWT. Tipe struktur dermaga adalah jetty dengan trestle sebagai

penghubung antara lapangan penumpukan dengan dermaga. Panjang trestle 200 m

Page 2: darmadi18.files.wordpress.com · Web viewBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Kabupaten Merauke sabagai lumbung pangan Indonesia dengan program Merauke Integrated Food and Energy Estate

dengan lebar 4 m sementara panjang dermaga 60 m, lebar 10 m dengan ramp up

panjang 30 m.

1.3 Pembatasan Masalah

Mengingat banyaknya masalah perencanaan dermaga yang akan timbul

dalam penyusunan proyek akhir ini serta keterbatasan data maupun ilmu yang

dikuasai, maka perlu dipakai batasan masalah yang meliputi:

1. Data bathymetri, arus pasang surut, angin dan tanah sesuai dengan laporan

survei konsultan

2. Perencanaan struktur meliputi perencanaan pelat lantai dan balok

3. Perencanaan tiang pancang, fender, bollard, dolphin dan ramp up tidak

dibahas

4. Perhitungan sedimentasi tidak dibahas

5. Rencana anggaran biaya tidak dibahas

6. Metode pelaksanaan kerja dan syarat-syarat tidak dibahas

7. Perencanaan fasilitas darat tidak dibahas

1.4 Manfaat Penulisan

Manfaat penulisan ini adalah untuk menerapkan materi perkuliahan yang

telah diperoleh ke dalam bentuk penerapan secara utuh. Penerapan materi

perkuliahan yang telah diterima diaplikasikan dengan merencanakan suatu

bangunan dermaga yang cukup komplek sehingga diharapkan mahasiswa dapat

mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang dipeoleh.

1

Page 3: darmadi18.files.wordpress.com · Web viewBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Kabupaten Merauke sabagai lumbung pangan Indonesia dengan program Merauke Integrated Food and Energy Estate

1.5 Sistematika Penulisan

Penulisan tugas akhir ini disusun dalam bab-bab yang secara garis besar

sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Dalam bab ini berisikan tentang latar belakang, ruang lingkup, batasan

masalah dan sistematika pembahasan

BAB II LANDASAN TEORI

Dalam bab ini membahas hal-hal yang akan menjadi acuan atau kerangka

dalam perencanaan dermaga jetty

BAB III DATA DAN ANALISIS

Dalam bab ini berisikan pengumpulan dan analisis data hasil survei

pembangunan dermaga jetty

BAB IV KRITERIA DESAIN

Dalam bab ini berisikan peraturan yang digunakan, kapal rencana,

kualitas material dan dimensi struktur yang digunakan serta pembebanan

BAB V ANALISA STRUKTUR

Dalam bab ini berisikan perhitungan struktur dengan SAP 2000 dan

perencanaan dimensi struktur serta penulangannya

BAB VI PENUTUP

Dalam bab ini berisikan kesimpulan dan saran

2

Page 4: darmadi18.files.wordpress.com · Web viewBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Kabupaten Merauke sabagai lumbung pangan Indonesia dengan program Merauke Integrated Food and Energy Estate

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Umum

Pelabuhan adalah daerah perairan yang terlindung terhadap gelombang

yang dilengkapi dengan fasilitas dermaga di mana kapal dapat bertambat untuk

bongkar-muat barang. Pelabuhan dapat dibedakan menjadi beberapa macam

tergantung dari sudut pandangnya, yaitu segi penyelenggara, pengusahaannya,

fungsi dalam perdagangan nasional dan internasional, segi kegunaan, dan letak

geografisnya.

Jika ditinjau dari segi penggunaan macam-macam dermaga dapat

dibedakan sebagai berikut:

Pelabuhan ikan

Pelabuhan minyak

Pelabuhan barang

Pelabuhan penumpang

Pelabuhan campuran

Pelabuhan militer

Dalam hal ini dermaga sungai Bian direncanakan sebagai pelabuhan campuran di

mana fungsi utama untuk bongkar-muat barang produksi gula dan ramp up

digunakan untuk kapal penumpang yang melayani masyarakat sekitar.

3

Page 5: darmadi18.files.wordpress.com · Web viewBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Kabupaten Merauke sabagai lumbung pangan Indonesia dengan program Merauke Integrated Food and Energy Estate

Dermaga dapat dibedakan menjadi tiga tipe yaitu wharf, pier dan jetty.

Wharf adalah dermaga yang pararel dengan pantai dan biasanya berhimpit dengan

garis pantai. Pier adalah dermaga yang berada pada garis pantai dan posisinya

tegak lurus dengan garis pantai (berbentuk jari). Jetty adalah dermaga yang

menjorok ke laut sedemikian rupa sehinggga sisi depannya berada pada

kedalaman yang cukup untuk merapatkan kapal.

Gambar 2.1 Dermaga tipe wharf, pier dan jetty

4

Page 6: darmadi18.files.wordpress.com · Web viewBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Kabupaten Merauke sabagai lumbung pangan Indonesia dengan program Merauke Integrated Food and Energy Estate

2.2 Struktur Dermaga Jetty

Dermaga merupakan batas muka anatara daratan dan perairan di mana

kapal dapat bertambat, untuk tipe jetty dibangun cukup jauh menjorok ke arah laut

dengan maksud agar ujung dermaga berada pada kedalaman yang cukup bagi

kapal terbesar untuk merapat.

Struktur dermaga tipe jetty terdiri dari beberapa bagian untuk mendukung

operasional di pelabuhan, diantaranya:

2.2.1 Pemecah Gelombang Air

Pemecah gelombang merupakan bangunan yang digunakan untuk

melindungi daerah perairan pelabuhan dari gangguan gelombang air. Bangunan

ini memisahkan daerah perairan dengan laut bebas, sehingga perairan pelabuhan

tidak banyak dipengaruhi oleh gelombang besar di laut sehingga pelabuhan lebih

tenang dan kapal dapat melakukan bongkar muat barang dengan mudah.

Dikarenakan dermaga sungai Bian ini berada di muara sungai sehingga

gelombang yang terjadi relatif kecil (sesuai dengan perhitungan fetch) sehingga

tidak diperlukan struktur bangunan pemecah gelombang.

2.2.2 Fasilitas Bersandar (Berthing)

Pada waktu kapal merapat ke dermaga masih memiliki kecepatan

sehingga akan terjadi benturan antar kapal dan dermaga. Untuk itu maka

disepanjang dermaga diberi bantalan yang berfungsi untuk menyerap energi

5

Page 7: darmadi18.files.wordpress.com · Web viewBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Kabupaten Merauke sabagai lumbung pangan Indonesia dengan program Merauke Integrated Food and Energy Estate

benturan, bantalan ini disebut fender. Dalam perencanaan ini tidak dilakukan

perhitungan fender.

2.2.3 Fasilitas Penambat (Mooring)

Kapal yang merapat ke dermaga akan ditambatkan dengan menggunakan

tali ke alat penambat, pengikatan ini dimaksudkan untuk menahan gerakan kapal

yang disebabkan oleh angin, arus dan gelombang. Ada tiga macam alat penambat

yaitu bollard/ bitt, mooring buoy dan dolphin.

Kapal yang berlabuh ditambatkan ke dermaga dengan mengikatkan tali-

tali ke alat penambat di bagian haluan, buritan dan badan kapal, tali-tali penambat

diikatkan pada alat penambat yang disebut bitt, bitt dengan ukuran besar disebut

dengan bollard.

Kapal-kapal yang akan bongkar muat tidak selalu dapat merapat

langsung ke dermaga karena dermaga sedang dipakai, diperbaiki atau lainya

sehingga kapal harus menunggu diluar dermaga dan berhenti. Apabila kapal

berada di luar lindungan daerah pemecah gelombang maka kapal dapat

membuang jangkarnya sendiri, tetapi di daerah luar gelombangnya tidak tenang

sehingga sebaiknya berhenti dan menunggu di daerah yang terlindung di daerah

pemecah gelombang, akan tetapi dikarenakan keterbatasan wilayah maka kapal

tidak dapat membuang jangkarnya karena akan menganggu kapal lain. Maka

diperlukan pelampung penambat/mooring buoy di daerah terlindung pemecah

gelombang untuk membantu kapal berhenti.

6

Page 8: darmadi18.files.wordpress.com · Web viewBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Kabupaten Merauke sabagai lumbung pangan Indonesia dengan program Merauke Integrated Food and Energy Estate

Dolphin digunakan untuk menambatkan kapal besar dan bisa untuk

membantu kapal berputar. Dikarenakan dolphin berfungsi untuk menahan kapal

maka khususnya dolphin penahan dilengkapi dengan fender.

2.3 Kapal

Panjang, lebar dan sarat/ draft kapal yang akan menggunakan pelabuhan

berhubungan langsung pada perencanaan pelabuhan. Berikut beberapa istilah yang

masih dalam bahasa asing mengenai kapal mengingat dalam praktek masih

digunakan istilah tersebut.

Ukuran isi tolak/ Displacement Tonnage adalah volume air yang dipindahkan

oleh kapal yang merupakan berat kapal

Ukuran isi tolak kapal bermuatan penuh/ Displacement Tonnage Loaded

yaitu berak kapal maksimum, di mana apabila kapal dibebani lebih dari nilai

ini maka akan terganggu stabilitasnya sehingga kapal akan tenggelam

Ukuran isi tolak dalam keadaan kosong/ Displacement Tonnage Light yaitu

berat kapal tanpa muatan/kosong

Bobot mati/ Deadweight Tonnage (DWT) berat total muatan di mana kapal

dapat mengangkut dalam pelayaran optimal (draft maksimum). Besarnya

DWT adalah selisih dari nilai Displacement Tonnage Loaded dengan

Displacement Tonnage Light

Ukuran isi kotor/ Gross Register Tons (GRT) adalah ukuran volume

keseluruhan ruangan kapal (1 GRT = 2,83 m3 = 100 ft3)

7

Page 9: darmadi18.files.wordpress.com · Web viewBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Kabupaten Merauke sabagai lumbung pangan Indonesia dengan program Merauke Integrated Food and Energy Estate

Ukuran isi bersih/ Netto Register Tons (NRT) adalah volume ruangan yang

disediakan untuk muatan dan penumpang saja

Sarat/ Draft adalah bagian kapal yang terendam air pada keadaan maksimum

Panjang total/ Length Overall (Loa) adalah panjang kapal yang dihitung dari

ujung depan (haluan) sampai ujung belakang (buritan)

Panjang garis air/ Length Between Perpendiculars (Lpp) adalah panjang

antara kedua ujung kapal yang terendam air

Lebar kapal/ Beam adalah jarak maksimum antara dua sisi kapal kiri dan

kanan

Bongkar muat barang secara vertikal/ Lift on Lift off (Lo/Lo) adalah bongkar

muat barang yang dilakukan dengan keran kapal (crane), mobile crane, crane

tetap di dermaga

Bongkar muat barang secara horizontal/ Roll on Roll off (Ro/Ro) adalah

bongkar muat barang yang diangkut dengan truk

1. LOKASI

Lokasi proyek gedung Asia Pacific Center for Ecohydrology

(APCE), Komplek Cibinong Science Center and Botanical Garden,

Jl. Raya Jakarta Bogor Km.46 Cibinong , Kabupaten Bogor

8

Page 10: darmadi18.files.wordpress.com · Web viewBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Kabupaten Merauke sabagai lumbung pangan Indonesia dengan program Merauke Integrated Food and Energy Estate

2. SCHEDULE

Jadwal Rencana Penyelesaian Tugas AkhirJurusan Teknik Sipil

Program Lanjutan Strata 1 (S1)Universitas Jayabaya

                                           

No Uraian KegiatanApril Mei Juni Juli Agustus

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 201 Pengajuan Proposal                                        2 Bimbingan BAB I                                        3 Bimbingan BAB II                                        4 Bimbingan BAB III                                        5 Bimbingan BAB IV                                        

6 Bimbingan BAB V                          Libur

lebaran          7 Penyelesaian Naskah                                        8 Pemasukan Naskah TA                                        

Page 11: darmadi18.files.wordpress.com · Web viewBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Kabupaten Merauke sabagai lumbung pangan Indonesia dengan program Merauke Integrated Food and Energy Estate

OUTLINE ISI TUGAS AKHIR

Halaman

Halaman Pengesahan ………………………………………………….... i

Lembar Persetujuan Tim Penguji …………………………………………. ii

Pernyataan Keaslian Karya Ilmiah ………………………………………... iii

Kata Pengantar …………………………………………………………… iv

Abstrak ………………………………………………………………….. v

Daftar Isi ……………………………………………………………….... vi

Daftar Tabel ……………………………………………………………... xi

Daftar Gambar …………………………………………………………... xii

Daftar Notasi (Singkatan) ………………………………………………... xvi

Daftar Lampiran …………………………………………………………... xxi

BAB I PENDAHULUAN

1.6 Latar Belakang …………………………………………………... 1

1.7 Rumusan Masalah ……………………………………………… 1

1.8 Pembatasan Masalah ……………………………………………. 2

1.9 Manfaat Penulisan ………………………………………………. 2

1.10 Sistematika Penulisan ……………………………………………. 3

BAB II LANDASAN TEORI

2.1 Umum …………………………………………………………… 4

2.2 Struktur Dermaga Jetty ………………………………………… 6

2.2.1 Pemecah Gelombang Air ………………………………… 6

10

Page 12: darmadi18.files.wordpress.com · Web viewBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Kabupaten Merauke sabagai lumbung pangan Indonesia dengan program Merauke Integrated Food and Energy Estate

2.2.2 Fasilitas Bersandar (Berthing) …………………………… 6

2.2.3 Fasilitas Penambat (Mooring) …………………………… 7

2.3 Kapal …………………………………………………………… 8

BAB III DATA DAN ANALISA

3.1 Data Topografi …………………………………………………. 10

3.2 Data Bathymetri ………………………………………..……… 11

3.3 Data Arus dan Pasang Surut

3.3.1 Data Arus ………………………………………….……… 14

3.3.2 Data Pasang Surut ………………………………………… 18

3.4 Data Angin ……………………………………………………… 22

3.5 Data Tanah ……………………………………………………… 25

BAB IV KRITERIA DESAIN

4.1 Peraturan ………………………………………………..……… 29

4.2 Kapal Rencana ………………………………………………… 30

4.3 Panjang Dermaga ……………………………………………… 31

4.4 Lebar Dermaga ………………………………….……………… 32

4.5 Evaluasi Permukaan …………………………………………… 34

4.6 Kebutuhan Kedalaman ………………………………..……… 34

4.7 Kualitas Material

4.7.1 Mutu Beton ……………………………………………… 35

4.7.2 Mutu Baja ………………………………………….…… 35

4.7.3 Selimut Beton …………………………………………… 36

4.7.4 Tiang Pancang ……………….………..………………… 36

11

Page 13: darmadi18.files.wordpress.com · Web viewBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Kabupaten Merauke sabagai lumbung pangan Indonesia dengan program Merauke Integrated Food and Energy Estate

4.8 Desain Dimensi Struktur …………………………………..…… 36

4.8.1 Dimensi Struktur Dermaga ………………………….…… 36

4.8.2 Dimensi Struktur Trestle ………………………………… 37

4.8.3 Dimensi Struktur Ramp Up ……………………………… 37

4.8.4 Dimensi Struktur Fender ………………………………… 38

4.8.5 Dimensi Struktur Dolphin ……………………………….. 38

4.9 Layout Pembalokan ………………………………………..…… 38

4.10 Pembebanan …………………………………………………… 42

4.10.1 Beban Vertikal

4.10.1.1 Beban Mati (Berat Sendiri Konstruksi) ………… 42

4.10.1.2 Beban Mati Terpusat ………........……………… 42

4.10.1.3 Beban Hidup Merata …………………………… 43

4.10.1.3.1 Beban Terbagi Merata /

Uniformly Distributed Load (UDL) …………….. 43

4.10.1.3.2 Beban Gari /

Knife Edge Load (KEL) ……………………..… 44

4.10.2 Beban Horisontal

4.10.2.1 Beban Gempa …………………………………… 45

4.10.2.2 Beban Arus Drag Force dan Lift Force …...…… 49

4.10.2.3 Beban Gelombang ……………………………..… 50

4.10.2.3.1 Beban Gelombang Pada Tiang ………………… 61

4.10.2.3.2 Beban Gelombang Pada Tepi Dermaga ……..… 63

4.10.3 Beban Kapal

4.10.3.1 Beban Tumbukan Kapal (Berthing) ………….…..…… 64

4.10.3.2 Beban Mooring ………………………………………… 69

12

Page 14: darmadi18.files.wordpress.com · Web viewBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Kabupaten Merauke sabagai lumbung pangan Indonesia dengan program Merauke Integrated Food and Energy Estate

4.10.3.2.1 Beban Mooring Akibat Angin ……………………… 70

4.10.3.2.1.1 Beban Mooring Akibat Angin Transversal ………… 70

4.10.3.2.1.2 Beban Mooring Akibat Angin Longitudinal ……… 71

4.10.3.2.1 Beban Mooring Akibat Arus

4.10.3.2.1.1 Beban Mooring Akibat Arus Arah Transversal … 71

4.10.3.2.1.2 Beban Mooring Akibat Arus Arah Longitudinal ... 72

4.11 Kombinasi Pembebanan ………………………………………. 78

BAB V ANALISA STRUKTUR

5.1 Perhitungan Plat Lantai

5.1.1 Beban mati plat lantai (DL) …..………………………… 84

5.1.2 Beban hidup (LL) ………………………………………… 84

5.1.3 Beban berfaktor …………………………………………… 85

5.1.4 Perhitungan momen pada plat lantai ……………………… 86

5.1.5 Desain pelat lantai ………………………………………… 88

5.1.6 Perhitungan tulangan pelat lantai

5.1.6.1 Tulangan lapangan (arah X dan Y) ………………. 89

5.1.6.2 Tulangan tumpuan (arah X dan Y) ……………… 89

5.2 Perhitungan Balok

5.2.1 Perhitungan Lebar Effektif Flens Balok T & L …………… 92

5.2.2 Pemakaian Jenis Analisa Balok …………………………… 93

5.2.3 Analisa Tulangan ………………………………………… 94

5.2.3.1 Analisa Tulangan Daerah Tumpuan

5.2.3.1.1 Analisa Tulangan Tarik & Tekan Daerah Tumpuan .. 98

5.2.3.1.2 Analisa Tulangan Geser Daerah Tumpuan ………… 101

13

Page 15: darmadi18.files.wordpress.com · Web viewBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Kabupaten Merauke sabagai lumbung pangan Indonesia dengan program Merauke Integrated Food and Energy Estate

5.2.3.1.3 Analisa Lebar Retak Daerah Tumpuan …………… 103

5.2.3.1.4 Analisa Tulangan Puntir Daerah Tumpuan ………… 104

5.2.3.2 Analisa Tulangan Daerah Lapangan

5.2.3.2.1 Analisa Tulangan Tarik & Tekan Daerah Lapangan .. 105

5.2.3.2.2 Analisa Tulangan Geser Daerah Lapangan ………… 108

5.2.3.2.3 Analisa Lebar Retak Daerah Lapangan …………… 110

5.2.3.2.4 Analisa Tulangan Puntir Daerah Lapangan ……… 110

BAB VI PENUTUP

6.1 Kesimpulan ……………………………………………………… 113

6.2 Saran …………………………………………………………..… 114

DAFTAR PUSTAKA

14