ispa

15
STATUS PASIEN I. Identitas Nama : An.T Umur : 1,7 tahun II. Anamnesa Demam ± 12 hari Riwayat penyakit sekarang Demam ± 12 hari,sejak kapan? Terus-menerus tidak demamnya? pilek (+),sejak kapan? Kental atau encer? batuk (-), mual (-). BAB (+) normal, menangis (+) III. Vital sign Tingkat Kesadaran : compos mentis Suhu :37,9 0 C Nadi : 100 x/menit RR : 22 x/menit IV. Pemeriksaan Fisik Kepala : CA (-), SI (-) Leher : dbn Thoraks : vesikuler, rh-/-, w -/- Abdomen :supel, BU (+) Ekstremitas : akral hangat V. Diagnosis kerja ISPA ICD X : JO6(ISPA) ICPC 2: R83(Respiratory infection other) Tingkat kemampuan : 4A VI. Diagnosis banding

Upload: mimba-wibiyana

Post on 19-Nov-2015

212 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

STATUS PASIENI. Identitas Nama : An.TUmur : 1,7 tahunII. Anamnesa Demam 12 hariRiwayat penyakit sekarangDemam 12 hari,sejak kapan? Terus-menerus tidak demamnya? pilek (+),sejak kapan? Kental atau encer? batuk (-), mual (-). BAB (+) normal, menangis (+)III. Vital signTingkat Kesadaran : compos mentisSuhu :37,90CNadi : 100 x/menitRR : 22 x/menitIV. Pemeriksaan Fisik Kepala : CA (-), SI (-)Leher : dbnThoraks : vesikuler, rh-/-, w -/-Abdomen :supel, BU (+)Ekstremitas : akral hangatV. Diagnosis kerjaISPAICD X : JO6(ISPA)ICPC 2: R83(Respiratory infection other)Tingkat kemampuan : 4AVI. Diagnosis bandingDifteriMononukleosis infeksiosaAgranulositosis

VII. Pemeriksaan penunjangDPL VIII. Terapi Sanmol drop 4x0,7 mlCefadroxil 2x3/4 cth

TINJAUAN PUSTAKA

A. DEFINISI Infeksi saluran pernafasan adalah suatu keadaan dimana saluran pernafasan (hidung, pharing dan laring) mengalami inflamasi yang menyebabkan terjadinya obstruksi jalan nafas dan akan menyebabkan retraksi dinding dada pada saat melakukan pernafasan.

B. ETIOLOGI DAN PENCETUSEtiologi ISPA terdiri dari jenis bakteri, virus dan riketsia. Bakteri penyebab ISPA antara lain adalah dari genus Streptokokus, Stafilokokus, Pneumokokus, Hemofillus, Bordetelia dan Korinebakterium. Virus penyebab ISPA antara lain adalah golongan Miksovirus, Adnovirus, Koronavirus, Pikornavirus, Mikoplasma, Herpesvirus.Saluran pernapasan dari hidung sampai bronkhus dilapisi oleh membran mukosa bersilia (silia = rambut-rambut halus). Udara yang masuk melalui rongga hidung disaring, dihangatkan dan dilembabkan. Partikel debu yang kasar dapat disaring oleh rambut yang terdapat dalam hidung, sedangkan partikel debu yang halus akan terjerat dalam lapisan mukosa. Gerakan silia mendorong lapisan mukosa ke posterior/belakang ke rongga hidung dan ke arah superior/atas menuju faring.Secara umum, efek pencemaran udara terhadap saluran pernafasan dapat menyebabkan pergerakan silia hidung menjadi lambat dan kaku bahkan dapat berhenti sehingga tidak dapat membersihkan saluran pernafasan akibat iritasi oleh bahan pencemar. Produksi lendir akan meningkat sehingga menyebabkan penyempitan saluran pernafasan dan rusaknya sel pembunuh bakteri di saluran pernafasan. Akibat dari hal tersebut akan menyebabkan kesulitan bernafas sehingga benda asing tertarik dan bakteri lain tidak dapat dikeluarkan dari saluran pernafasan, hal ini akan memudahkan terjadinya infeksi saluran pernafasan.C. Klasifikasi ISPAKlasifikasi penyakit ISPA dibedakan untuk golongan umur dibawah 2 bulan dan untuk golongan umur 2 bulan-5 tahuna. Golongan Umur Kurang 2 Bulan

1) Pneumonia BeratBila disertai salah satu tanda tarikan kuat di dinding pada bagianbawah atau napas cepat. Batas napas cepat untuk golongan umur kurang 2 bulan yaitu 6x per menit atau lebih.2) Bukan Pneumonia (batuk pilek biasa)Bila tidak ditemukan tanda tarikan kuat dinding dada bagian bawah atau napas cepat. Tanda bahaya untuk golongan umur kurang 2 bulan, yaitu: Kurang bisa minum (kemampuan minumnya menurun sampai kurang dari volume yang biasa diminum). Kejang Kesadaran menurun Stridor Wheezing Demam / dingin. b.Golongan Umur 2 Bulan-5 Tahun1) Pneumonia BeratBila disertai napas sesak yaitu adanya tarikan di dinding dada bagian bawah ke dalam pada waktu anak menarik nafas (pada saat diperiksa anak haru dalam keadaan tenang, tidak menangis atau meronta).2) Pneumonia SedangBila disertai napas cepat. Batas napas cepat ialah:- Untuk usia 2 bulan-12 bulan = 50 kali per menit atau lebih- Untuk usia 1-4 tahun = 40 kali per menit atau lebih.3) Bukan PneumoniaBila tidak ditemukan tarikan dinding dada bagian bawah dan tidak ada napas cepat.Tanda bahaya untuk golongan umur 2 bulan-5 tahun yaitu :- Tidak bisa minum- Kejang- Kesadaran menurun- Stridor- Gizi buruk

Klasifikasi ISPA menurut Depkes RI (2002) adalah :a. ISPA ringanSeseorang yang menderita ISPA ringan apabila ditemukan gejala batuk, pilek dan sesak.b. ISPA sedangISPA sedang apabila timbul gejala sesak nafas, suhu tubuh lebih dari 390C dan bila bernafas mengeluarkan suara seperti mengorok.c. ISPA beratGejala meliputi: kesadaran menurun, nadi cepat atau tidak teraba, nafsu makan menurun, bibir dan ujung nadi membiru (sianosis) dan gelisah.D. PatofisiologiISPA terjadi dapat karena masuknya virus kedalam saluran pernafasan atas, kemudia virus bereplika (membelah) pada sel epitel kolumner bersilia (hidung, sinus, faring) menyebabkan radang pada tempat tersebut. Peradangan itu merangsang pelepasan mediator histamin dalam sekresi hidung sehingga permeabilitas vaskuler naik dan akibatnya terjadi odema pada mukosa dan hidung menjadi tersumbat akibat akumulasi mukus, dari kejadian itu menimbulkan masalah inefektif bersihan jalan nafas.Perubahan yang terjadi adalh edema pada mukosa, infiltrat sel mononuler yang menyertai, kemudian fungsional silia mengakibatkan pembersihan mukus terganggu. Pada infeksi berat sampai sedang epitel mengelupas, ada produksi mukus yang banyak sekali, mula-mula encer, kemudian mengental dan biasanya purulen. Dapat juga ada keterlibatan anatomis saluran nafas atas, masuk oklusi dan kelainan rongga sinus.E. Tanda dan gejalaISPA merupakan proses inflamasi yang terjadi pada setiap bagian saluran pernafasan atas maupun bawah, yang meliputi infiltrat peradangan dan edema mukosa, kongestif vaskuler, bertambahnya sekresi mukus serta perubahan struktur fungsi siliare Tanda dan gejala ISPA banyak bervariasi antara lain demam, pusing, malaise (lemas), anoreksia (tidak nafsu makan), vomitus (muntah),photophobia (takut cahaya), gelisah, batuk, keluar sekret, stridor (suara nafas), dyspnea (kesakitan bernafas), retraksi suprasternal (adanya tarikan dada), hipoksia (kurang oksigen), dan dapat berlanjut pada gagal nafas apabila tidak mendapat pertolongan dan mengakibatkan kematian.Sedangkan tanda gejala ISPA menurut Depkes RI (2002) adalah :a. Gejala dari ISPA RinganSeseorang anak dinyatakan menderita ISPA ringan jika ditemukan satu atau lebih gejala-gejala sebagai berikut: Batuk Serak, yaitu anak bersuara parau pada waktu mengeluarkan suara (misal pada waktu berbicara atau menangis). Pilek, yaitu mengeluarkan lender atau ingus dari hidung. Panas atau demam, suhu badan lebih dari 370 C atau jika dahi anak diraba.b. Gejala dari ISPA SedangSeorang anak dinyatakan menderita ISPA sedang jika dijumpai gejala dari ISPA ringan disertai satu atau lebih gejala-gejala sebagai berikut: Pernafasan lebih dari 50 kali per menit pada anak yang berumur kurang dari satu tahun atau lebih dari 40 kali per menit pada anakyang berumur satu tahun atau lebih. Cara menghitung pernafasan ialah dengan menghitung jumlah tarikan nafas dalam satu menit. Untuk menghitung dapat digunakan arloji. Suhu lebih dari 390 C (diukur dengan termometer). Tenggorokan berwarna merah. Timbul bercak-bercak merah pada kulit menyerupai bercak campak. Telinga sakit atau mengeluarkan nanah dari lubang telinga. Pernafasan berbunyi seperti mengorok (mendengkur). Pernafasan berbunyi menciut-ciut.c. Gejala dari ISPA BeratSeorang anak dinyatakan menderita ISPA berat jika dijumpai gejala-gejala ISPA ringan atau ISPA sedang disertai satu atau lebih gejala-gejala sebagai berikut: Bibir atau kulit membiru. Lubang hidung kembang kempis (dengan cukup lebar) pada waktu bernafas. Anak tidak sadar atau kesadaran menurun. Pernafasan berbunyi seperti orang mengorok dan anak tampak gelisah. Sela iga tertarik ke dalam pada waktu bernafas. Nadi cepat lebih dari 160 kali per menit atau tidak teraba. Tenggorokan berwarna merah.

F. KOMPLIKASI Meningitis abses peritonsiliar sepsis demam rematik otitis media hemoragiG. PEMERIKSAAN PENUNJANG pemeriksaan kultur/ biakan kuman (swab); hasil yang didapatkan adalah biakan kuman (+) sesuai dengan jenis kuman. pemeriksaan hitung darah (deferential count); laju endap darah meningkat disertai dengan adanya leukositosis dan bisa juga disertai dengan adanya thrombositopenia. Rongten sinus : dilakukan untuk menyingkirkan kelainan yang bersifat sitemik, atau setempat, seperti tumor, fistula dan alergi. Kultur tenggorok : merupakan cara penentuan penyebab, setelah diresepkan terapi yang sesuai.

H. DIAGNOSIS BANDINGPenyakit infeksi saluran pernafasan ini mempunyai beberapa diagnosis banding yaitu difteri, mononukleosis infeksiosa dan agranulositosis yang semua penyakit diatas memiliki manifestasi klinis nyeri tenggorokan dan terbentuknya membrana. Mereka masing-masing dibedakan melalui biakan kultur melalui swab, hitungan darah dan test Paul-bunnell. Pada infeksi yang disebabkan oleh streptokokus manifestasi lain yang muncul adalah nyeri abdomen akut yang sering disertai dengan muntah.

I. PENATALAKSANAAN PERAWATAN PENDERITA ISPA DI RUMAH1. Mengatasi panas (demam) Untuk orang dewasa, diberikan obat penurun panas yaitu parasetamol. Untuk anak usia 2 bulan sampai 5 tahun, demam diatasi dengan memberikan parasetamol dan dengan kompres.-Parasetamol diberikan 4 kali tiap 6 jam untuk waktu 2 hari. Cara pemberiannya, tablet dibagi sesuai dengan dosisnya, kemudian digerus dan diminumkan.-Memberikan kompres, dengan menggunakan kain bersih, celupkan pada air biasa (tidak perlu air es). Bayi di bawah 2 bulan dengan demam sebaiknya segera dibawa ke pusat pelayanan kesehatan.2. Mengatasi batuk Dianjurkan memberi obat batuk yang aman, yaitu ramuan tradisional berupa jeruk nipis sendok teh dicampur dengan kecap atau madu sendok teh , diberikan tiga kali sehari. Dapat digunakan obat batuk lain yang tidak mengandung zat yang merugikan seperti kodein, dekstrometorfan, dan antihistamin.3. Pemberian makanan Berikan makanan yang cukup gizi, sedikit-sedikit tetapi berulang-ulang yaitu lebih sering dari biasanya, lebih-lebih jika muntah. Pemberian ASI pada bayi yang menyusu tetap diteruskan.4. Pemberian minumanKekurangan cairan akan menambah parah sakit yang diderita. Usahakan pemberian cairan (air putih, air buah, dan sebagainya) lebih banyak dari biasanya. Ini akan membantu mengencerkan dahak dan mencegah kekurangan cairan.5. Lain-lain Tidak dianjurkan mengenakan pakaian atau selimut yang terlalu tebal dan rapat, lebih-lebih pada anak dengan demam menghambat keluarnya panas. Jika pilek, bersihkan hidung untuk mempercepat kesembuhan dan menghindari komplikasi yang lebih parah. Usahakan lingkungan tempat tinggal yang sehat, yaitu yang berventilasi cukup, dengan pencahayaan yang memadai, dan tidak berasap. Apabila selama perawatan dirumah keadaan memburuk, maka dianjurkan untuk membawa ke dokter. Untuk penderita yang mendapat obat antibiotik, obat yang diperoleh tersebut harus diberikan dengan benar sampai habis. Dan untuk penderita yang tidak mendapatkan antibiotik, usahakan agar setelah 2 hari kembali ke dokter untuk pemeriksaan ulang.J. PENCEGAHANPencegahan ISPA dapat dilakukan dengan : Menjaga keadaan gizi agar tetap baik. Imunisasi. Menjaga kebersihan perorangan dan lingkungan. Mencegah kontak dengan penderita ISPA.

DAFTAR PUSTAKA

0. Behrman, dkk. (2000). Ilmu Kesehatan AnakNelson. Volume 2 Jakarta: EGC.0. Lubis, IN. Pediatrician. Departemen ilmu kesehatan anak. FK USU.2007.0. Sudoyo, Aru W et al (2009) Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta : Internal Publishing.