isolasi dan pemurnian asap cair berbahan dasar … · asap cair mengandung senyawa- ......

92
ISOLASI DAN PEMURNIAN ASAP CAIR BERBAHAN DASAR TEMPURUNG DAN SABUT KELAPA SECARA PIROLISIS DAN DISTILASI CANDRA LUDITAMA F34102053 2006 FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

Upload: lethien

Post on 06-Mar-2019

250 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: ISOLASI DAN PEMURNIAN ASAP CAIR BERBAHAN DASAR … · Asap cair mengandung senyawa- ... mengidentifikasi komposisi senyawa- ... penulis pernah menjadi asisten praktikum mata kuliah

ISOLASI DAN PEMURNIAN ASAP CAIR

BERBAHAN DASAR TEMPURUNG DAN SABUT KELAPA

SECARA PIROLISIS DAN DISTILASI

CANDRA LUDITAMA

F34102053

2006

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

Page 2: ISOLASI DAN PEMURNIAN ASAP CAIR BERBAHAN DASAR … · Asap cair mengandung senyawa- ... mengidentifikasi komposisi senyawa- ... penulis pernah menjadi asisten praktikum mata kuliah

ISOLASI DAN PEMURNIAN ASAP CAIR

BERBAHAN DASAR TEMPURUNG DAN SABUT KELAPA

SECARA PIROLISIS DAN DISTILASI

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar

SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN

Pada Departemen Teknologi Industri Pertanian

Fakultas Teknologi Pertanian

Institut Pertanian Bogor

Oleh

CANDRA LUDITAMA

F34102053

2006

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

Page 3: ISOLASI DAN PEMURNIAN ASAP CAIR BERBAHAN DASAR … · Asap cair mengandung senyawa- ... mengidentifikasi komposisi senyawa- ... penulis pernah menjadi asisten praktikum mata kuliah

DEPARTEMEN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

ISOLASI DAN PEMURNIAN ASAP CAIR

BERBAHAN DASAR TEMPURUNG DAN SABUT KELAPA

SECARA PIROLISIS DAN DISTILASI

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar

SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN

Pada Departemen Teknologi Industri Pertanian

Fakultas Teknologi Pertanian

Institut Pertanian Bogor

Oleh

CANDRA LUDITAMA

F34102053

Dilahirkan di Tangerang

pada tanggal 20 Februari 1984

Tanggal Lulus : 9 November 2006

Bogor, Desember 2006

Menyetujui,

Dr.Ir. Erliza Noor Dr. Gustan Pari, MSi, APU NIP : 131667793 NIP : 710.005.078

Pembimbing I Pembimbing II

Page 4: ISOLASI DAN PEMURNIAN ASAP CAIR BERBAHAN DASAR … · Asap cair mengandung senyawa- ... mengidentifikasi komposisi senyawa- ... penulis pernah menjadi asisten praktikum mata kuliah

Candra Luditama (F34102053). Isolation and Purification of Liquid Smoke from Coconut Shell and Coir by Pyrolisis and Distillation. Revised by Dr. Ir. Erliza Noor and Dr. Gustan Pari, MSi.

SUMMARY

Liquid smoke is a vinegar obtained by pyrolisis of organic material such as wood, then followed by condensation through water-cooled condenser. Liquid smoke consist of antibakterial and antioxydant compounds, so that it was widely used in food industries as preservatives, health industries, fertilizers, bioinsecticides, pesticides, desinfectants, herbisides, and many more.

Smoke was obtained by the combustion of the wood that is consist of hemicellulose, cellulose, and lignine. The combustion of hemicellulose, cellulose, and lignine of wood will produce acids and its derivations, alcohols, phenols, aldehydes, karbonils, ketons and piridins. Besides antimikrobial and antioxydant compounds, liquid smoke also consist of Polysiclic Aromatic Hydrocarbon (PAH) that is hazardous if consumed by human being. This hazardous substrate can be separated from the liquor by precipitation for 24 hours or by distillation. Principally, another organic material that is consist of hemicellulose, cellulose, and lignine can be used as a raw material of liquid smoke, such as coconut coir, coconut shell, and paddy rank. The condition of combustion process affects the quality and quantity of liquid smoke obtained. Factors that is determine the quality and quantity of liquid smoke are the materials, pressure, heat temperature, and the duration of combustion process.

The aim of this research is to produce liquid smoke from coconut shell and coir at various conditions of process, identify the compounds consist in liquid smoke, and separate the active compouns in liquid smoke. The pyrolisis was carried out in a reactor at temperature 300 °C and 500 °C for 5 hours. At this pyrolisis process, wood components, that is consist of hemicellulose, cellulose, and lignine, decomposed to acids and its derivations, alcohols, phenols, aldehydes, karbonils, ketons, piridins, and tar. After that, purification is done to separate tar and condense the concentration of phenol and acetic acid. Purification is conducted by distillation at 4 spanning temperatures, that is 0-100 °C, 100-125 °C, 125-150 °C, dan 150-200 °C.

The result of coconut coir combustion at temperature of 300 °C and 500 °C yield 40,29 % dan 57,45 % liquid smoke and the coconut shell combustion at temperature of 300 °C dan 500 °C yield 40,08 % and 42,10 % liquid smoke. The result of 300 °C and 500 °C coconut coir’s liquid smoke purificaton yield 14,7 % - 22,9 % and 7,5 % - 45,5%, while the 300 °C and 500 °C coconut shell’s liquid smoke purificaton yield 1,4 % - 15,9 % and 1,3 % - 18,8 %.

From physical and chemical properties test, purified liquid smoke has 1,76 - 2,97 acidity, 4,151 % - 59,934 % acids, 0,370 % - 0,835 % phenols, and 1,076 g/ml – 1,144 g/ml of specific gravity. Liquid smoke characteristic in the form of pH, acid contents and specific gravity fulfill standard of wood Japan vinegar.

Page 5: ISOLASI DAN PEMURNIAN ASAP CAIR BERBAHAN DASAR … · Asap cair mengandung senyawa- ... mengidentifikasi komposisi senyawa- ... penulis pernah menjadi asisten praktikum mata kuliah

Candra Luditama (F34102053). Isolasi dan Pemurnian Asap Cair Berbahan Dasar Tempurung dan Sabut Kelapa Secara Pirolisis dan Distilasi. Dibawah bimbingan Dr. Ir. Erliza Noor dan Dr. Gustan Pari, MSi.

RINGKASAN

Asap cair merupakan asam cuka (vinegar) yang diperoleh dengan cara pirolisis bahan baku pengasap seperti kayu, lalu diikuti dengan peristiwa kondensasi dalam kondensor berpendingin air. Asap cair mengandung senyawa-senyawa antibakteri dan antioksidan, sehingga penggunaannya sangat luas mencakup industri makanan sebagai pengawet, industri kesehatan, pupuk tanaman, bioinsektisida, pestisida desinfektan, herbisida, dan lain sebagainya.

Asap diperoleh melalui pembakaran kayu yang mengandung selulosa, hemiselulosa dan lignin. Pembakaran hemiselulosa, selolusa, dan lignin dari kayu akan menghasilkan senyawa asam dan turunannya, alkohol, fenol, aldehid, karbonil, keton dan piridin. Selain terdapat zat antimikroba, antibakteri, dan antioksidan, di dalam asap cair juga terdapat senyawa Polisiklik Aromatis Hidrokarbon (PAH) yang berbahaya apabila dikonsumsi oleh manusia. Zat berbahaya ini dapat dipisahkan dari asap cair dengan cara diendapkan selama 24 jam atau didistilasi. Pada prinsipnya, bahan-bahan lain yang memiliki kandungan senyawa-senyawa diatas dapat digunakan sebagai bahan baku asap cair, seperti serabut kepala, tempurung kelapa maupun merang padi. Kondisi proses pembakaran mempengaruhi kualitas dan kuantitas asap cair yang diperoleh. Faktor-faktor yang menentukan kualitas dan kuantitas asap cair tersebut adalah bahan baku, tekanan, suhu pembakaran, dan lamanya waktu pembakaran. Penelitian ini bertujuan untuk membuat asap cair dari tempurung dan sabut kelapa pada berbagai kondisi proses, mengidentifikasi komposisi senyawa-senyawa yang terkandung di dalamnya, dan memisahkan komponen-komponen aktif pada asap cair. Variasi suhu pembakaran adalah 300 °C dan 500 °C selama 5 jam. Pada proses pirolisis ini, komponen kayu, yaitu selulosa, hemiselulosa, dan lignin, mengalami dekomposisi menghasilkan senyawa asam dan turunannya, alkohol, fenol, aldehid, karbonil, keton piridin dan tar. Selanjutnya dilakukan proses pemurnian untuk memisahkan senyawa tar dan meningkatkan konsentrasi fenol dan asam organik. Proses pemurnian ini dilakukan dengan cara distilasi pada 4 rentang suhu, yaitu 0-100 °C, 100-125 °C, 125-150 °C, dan 150-200 °C.

Hasil pembakaran sabut kelapa pada suhu pembakaran 300 °C dan 500 °C menghasilkan asap cair dengan rendemen sebesar 40,29 % dan 57,45 %, sedangkan pembakaran tempurung kelapa pada suhu 300 °C dan 500 °C menghasilkan asap cair dengan rendemen sebesar 40,08 % dan 42,10 %. Pada pemurnian asap cair dengan cara distilasi didapatkan hasil bahwa asap cair dari bahan sabut kelapa dengan suhu pembakaran 300 °C dan 500 °C memiliki rendemen distilasi sebesar 14,7 % - 22,9 % dan 7,5 % - 45,5%, sedangkan pada pemurnian asap cair dari bahan tempurung kelapa dengan suhu pembakaran 300 °C dan 500 °C memiliki rendemen distilasi sebesar 1,4 % - 15,9 % dan 1,3 % - 18,8 %.

Dari pengujian sifat fisik dan kimia asap cair didapatkan bahwa asap cair yang didistilasi memiliki keasaman (pH) sebesar 1,76-2,97, kadar asam sebesar

Page 6: ISOLASI DAN PEMURNIAN ASAP CAIR BERBAHAN DASAR … · Asap cair mengandung senyawa- ... mengidentifikasi komposisi senyawa- ... penulis pernah menjadi asisten praktikum mata kuliah

4,151 % - 59,934 %, kadar fenol 0,370 % - 0,835 %, dan bobot jenis 1,076 g/ml – 1,144 g/ml. Karakteristik asap cair berupa pH, kadar asam dan bobot jenis memenuhi standar wood vinegar Jepang.

Page 7: ISOLASI DAN PEMURNIAN ASAP CAIR BERBAHAN DASAR … · Asap cair mengandung senyawa- ... mengidentifikasi komposisi senyawa- ... penulis pernah menjadi asisten praktikum mata kuliah

LEMBAR PERNYATAAN

Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripasi dengan judul :

ISOLASI DAN PEMURNIAN ASAP CAIR BERBAHAN DASAR

TEMPURUNG DAN SABUT KELAPA SECARA PIROLISIS DAN DISTILASI

adalah karya asli saya sendiri, dengan arahan dosen pembimbing akademik,

kecuali yang dengan jelas ditunjukkan rujukannya

Bogor, Desember 2006

Yang membuat pernyataan

Candra Luditama NRP : F34102053

Page 8: ISOLASI DAN PEMURNIAN ASAP CAIR BERBAHAN DASAR … · Asap cair mengandung senyawa- ... mengidentifikasi komposisi senyawa- ... penulis pernah menjadi asisten praktikum mata kuliah

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Tangerang pada

tanggal 20 Februari 1984 dan merupakan anak

pertama dari dua bersaudara.

Penulis memulai jenjang pendidikannya

di SDN Cipeureudeuy I dan SDN Serang XI, lalu

melanjutkan ke SLTPN 1 Serang dan SLTPN 5

Cirebon serta SMUN 1 Cirebon. Penulis

melanjutkan pendidikannya ke Institut Pertanian

Bogor melalui jalur USMI pada tahun 2002.

Selama pendidikannnya di IPB, penulis pernah terlibat dalam beberapa

organisasi diantaranya KOPMA (Koperasi Mahasiswa), IKC (Ikatan

Kekeluargaan Cirebon), serta menjadi staf Departemen Kewirausahaan

HIMALOGIN (Himpunan Mahasiswa Teknologi Industri). Selain itu juga penulis

pernah mengikuti seminar-seminar yang diadakan di IPB.

Selain itu, penulis pernah menjadi asisten praktikum mata kuliah Gambar

Teknik pada semester 5 dan asisten praktikum mata kuliah Laboratorium

Penyimpanan dan Pengemasan pada semester 6. Penulis juga terlibat dalam tim

PKM (Program Kreativitas Mahasiswa) berjudul ‘Penanganan Limbah Cair dan

Gas pada Industri Kecil dengan Teknologi Biotrickling Filter’.

Pada tahun 2005, penulis melaksanakan Praktek Lapang di PG. Jatitujuh

dengan judul ‘Mempelajari Teknologi Proses Produksi Gula di PT. Rajawali II

Unit PG. Jatitujuh’.

Page 9: ISOLASI DAN PEMURNIAN ASAP CAIR BERBAHAN DASAR … · Asap cair mengandung senyawa- ... mengidentifikasi komposisi senyawa- ... penulis pernah menjadi asisten praktikum mata kuliah

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena hanya berkat

kuasanya skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik dan sebagaimana mestinya.

Skripsi ini disusun berdasarkan penelitian berjudul Isolasi dan Pemurnian Asap

Cair Berbahan Dasar Tempurung dan Sabut Kelapa Secara Pirolisis dan

Distilasi. Penelitian ini dilaksanakan selama bulan Maret sampai Agustus di

Laboratorium Kimia Kayu, Pusat Pengembangan dan Penelitian Hasil Hutan

Bogor.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Dr. Ir. Erliza Noor sebagai dosen pembimbing yang telah mengarahkan

penulis selama menyelesaikan kuliah dan skripsi,

2. Dr. Gustan Pari, MSi sebagai pembimbing II yang telah menyediakan sarana

dan prasarana penelitian serta bimbingan,

3. Prayoga Suryadharma, STP, MT sebagai dosen penguji atas evaluasi dan

sarannya pada skripsi ini,

4. Ayah dan Ibu tercinta atas kesabaran, perhatian, dan saran-saran bijaknya,

serta adikku Tika,

5. Pak Mahpudin, Pak Salim, Pak Dadang S., serta seluruh staf dan karyawan

Laboratorium Kimia Kayu, Pusat Pengembangan dan Penelitian Hasil Hutan

Bogor yang telah banyak membantu penulis dalam melakukan penelitian,

6. Nurlita Soraya, yang selalu ada dan mendampingi penulis serta memberikan

semangat dan dorongan untuk menyelesaikan skripsi ini, serta

7. Seluruh pihak yang telah membantu dan tidak dapat disebutkan satu-persatu.

Penulis sadar bahwa skripsi ini masih belum sempurna. Oleh karena itu,

kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan demi perbaikan skripsi ini.

Semoga skripsi ini dapat bermafaat bagi pembaca.

Desember 2006

Penulis

Page 10: ISOLASI DAN PEMURNIAN ASAP CAIR BERBAHAN DASAR … · Asap cair mengandung senyawa- ... mengidentifikasi komposisi senyawa- ... penulis pernah menjadi asisten praktikum mata kuliah

DAFTAR ISI

Halaman

Halaman Pengesahan..................................................................................

Summary......................................................................................................

Ringkasan....................................................................................................

Lembar Pernyataan....................................................................................

Riwayat Hidup.............................................................................................

Kata Pengantar...........................................................................................

Daftar Isi......................................................................................................

Daftar Tabel................................................................................................

Daftar Gambar............................................................................................

Daftar Lampiran.........................................................................................

I. PENDAHULUAN.................................................................................

A. Latar Belakang..................................................................................

B. Tujuan..............................................................................................

C. Manfaat............................................................................................

II. TINJAUAN PUSTAKA........................................................................

A. Asap Cair..........................................................................................

B. Bahan Pengasap................................................................................

C. Proses Pirolisa..................................................................................

D. Pemurnian Asap Cair Dengan Distilasi............................................

E. Perkembangan Produksi Asap Cair..................................................

F. Aplikasi............................................................................................

III. METODOLOGI....................................................................................

A. Bahan dan Alat..................................................................................

B. Metode..............................................................................................

C. Rancangan Percobaan.......................................................................

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN............................................................

A. Pengaruh Suhu Terhadap Produksi Asap Cair

i

ii

iii

v

vi

vii

viii

x

xi

xii

1

1

3

3

4

4

7

9

10

11

11

14

14

14

16

18

Page 11: ISOLASI DAN PEMURNIAN ASAP CAIR BERBAHAN DASAR … · Asap cair mengandung senyawa- ... mengidentifikasi komposisi senyawa- ... penulis pernah menjadi asisten praktikum mata kuliah

Secara Pirolisis..................................................................................

B. Komponen-Komponen pada Asap Cair............................................

C. Fraksinasi Asap Cair........................................................................

D. Pengujian Kualitas Asap Cair..........................................................

1. Nilai pH.....................................................................................

2. Kadar Asam...............................................................................

3. Kadar Fenol................................................................................

4. Bobot Jenis.................................................................................

5. Produktivitas Asap Cair Hasil Pemurnian..................................

V. KESIMPULAN DAN SARAN.............................................................

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................

LAMPIRAN..............................................................................................

18

21

23

25

26

29

33

36

37

41

42

47

Page 12: ISOLASI DAN PEMURNIAN ASAP CAIR BERBAHAN DASAR … · Asap cair mengandung senyawa- ... mengidentifikasi komposisi senyawa- ... penulis pernah menjadi asisten praktikum mata kuliah

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Komposisi Kimia Asap Cair..................................................... 6

Tabel 2. Komposisi Kimia Tempurung Kelapa...................................... 8

Tabel 3. Komposisi Kimia Sabut dan Serbuk Sabut Kelapa................... 9

Tabel 4. Produksi Asap Cair pada Dua Suhu Pirolisis yang Berbeda..... 19

Tabel 5. Senyawa Dominan di dalam Asap Cair Hasil Deteksi GC-MS...............................................................

21

Tabel 6. Jumlah Kondensat Asap Cair Pada Berbagai Rentang Suhu Distilasi..............................................................

24

Tabel 7. Nilai pH Asap Cair Pada Berbagai Variasi Bahan Pengasap dan Suhu Pembakaran...............................................

27

Tabel 8. Nilai pH Asap Cair Pada Berbagai Variasi Bahan Pengasap, Suhu Pembakaran dan Suhu Distilasi...........

28

Tabel 9. Kadar Asam Asap Cair Pada Berbagai Variasi Bahan Pengasap dan Suhu Pembakaran....................................

30

Tabel 10. Kadar Asam Asap Cair Pada Berbagai Variasi Bahan Pengasap, Suhu Pembakaran dan Suhu Distilasi...........

32

Tabel 11. Kadar Asam pada Bahan Pengasap........................................... 32

Tabel 12. Kadar Fenol Asap Cair Pada Berbagai Variasi Bahan Pengasap dan Suhu Pembakaran....................................

33

Tabel 13. Kadar Fenol Asap Cair Pada Berbagai Variasi Bahan Pengasap, Suhu Pembakaran dan Suhu Distilasi...........

35

Tabel 14. Kadar Fenol pada Bahan Pengasap........................................... 35

Tabel 15. Bobot Jenis Asap Cair Pada Berbagai Variasi Bahan Pengasap........................................................................

36

Tabel 16. Bobot Jenis Asap Cair Pada Berbagai Variasi Bahan Pengasap, Suhu Pembakaran dan Suhu Distilasi...........

37

Tabel 17. Produktivitas Asap Cair Hasil Pemurnian................................. 38

Tabel 18. Kualitas Dan Kuantitas Asap Cair pada Berbagai Grade.......... 39

Page 13: ISOLASI DAN PEMURNIAN ASAP CAIR BERBAHAN DASAR … · Asap cair mengandung senyawa- ... mengidentifikasi komposisi senyawa- ... penulis pernah menjadi asisten praktikum mata kuliah

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Alat Pembuat Asap Cair......................................................... 14

Gambar 2. Rancangan Alat Untuk Distilasi............................................. 15

Gambar 3. Sabut dan Tempurung Kelapa................................................ 18

Gambar 4. Asap Cair Sabut dan Tempurung Kelapa............................... 20

Page 14: ISOLASI DAN PEMURNIAN ASAP CAIR BERBAHAN DASAR … · Asap cair mengandung senyawa- ... mengidentifikasi komposisi senyawa- ... penulis pernah menjadi asisten praktikum mata kuliah

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Hasil Deteksi GC-MS Kondensat Sabut Kelapa Suhu 300 °C.................................................

48

Lampiran 2. Hasil Deteksi GC-MS Kondensat Sabut Kelapa Suhu 500 °C.................................................

49

Lampiran 3. Hasil Deteksi GC-MS Kondensat Tempurung Kelapa Suhu 300 °C........................................

50

Lampiran 4. Hasil Deteksi GC-MS Kondensat Tempurung Kelapa Suhu 500 °C........................................

51

Lampiran 5. Komponen Kondensat Sabut Kelapa Suhu 300 °C Hasil Deteksi GC-MS...................................

52

Lampiran 6. Komponen Kondensat Sabut Kelapa Suhu 500 °C Hasil Deteksi GC-MS...................................

54

Lampiran 7. Komponen Kondensat Tempurung Kelapa Suhu 300 °C Hasil Deteksi GC-MS...................................

55

Lampiran 8. Komponen Kondensat Tempurung Kelapa Suhu 500 °C Hasil Deteksi GC-MS...................................

56

Lampiran 9. Hasil Uji ANOVA Pirolisis............................................. 57

Lampiran 10. Hasil Uji ANOVA Distilasi............................................. 58

Lampiran 11. Hasil Uji ANOVA pH..................................................... 60

Lampiran 12. Hasil Uji ANOVA Kadar Asam...................................... 62

Lampiran 13. Hasil Uji ANOVA Kadar Fenol...................................... 64

Lampiran 14. Hasil Uji ANOVA Bobot Jenis....................................... 66

Lampiran 15. Data dan Perhitungan Pirolisis........................................... 68

Lampiran 16. Data dan Perhitungan Distilasi........................................... 69

Lampiran 17. Data dan Perhitungan Kadar Asam.................................... 70

Lampiran 18. Data dan Perhitungan Kadar Fenol..................................... 72

Lampiran 19. Data dan Perhitungan Bobot Jenis...................................... 74

Lampiran 20. Data dan Perhitungan Produktivitas................................... 76

Lampiran 21. Analisis Sifat Fisik dan Kimia............................................ 77

Page 15: ISOLASI DAN PEMURNIAN ASAP CAIR BERBAHAN DASAR … · Asap cair mengandung senyawa- ... mengidentifikasi komposisi senyawa- ... penulis pernah menjadi asisten praktikum mata kuliah

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Asap cair merupakan asam cuka (vinegar) yang diperoleh dengan cara

distilasi kering bahan baku pengasap seperti kayu, lalu diikuti dengan peristiwa

kondensasi dalam kondensor berpendingin air. Asap cair berasal dari bahan alami

yaitu pembakaran hemiselulosa, selulosa, dan lignin dari kayu-kayu keras

sehingga menghasilkan senyawa-senyawa yang memiliki efek antimikroba,

antibakteri, dan antioksidan seperti senyawa asam dan turunannya, alkohol, fenol,

aldehid, karbonil, keton dan piridin.

Prospek penggunaan asap cair sangat luas, mencakup industri makanan

sebagai pengawet, industri kesehatan, pupuk tanaman, bioinsektisida, pestisida

desinfektan, herbisida, dan lain sebagainya. Prospek penggunaan asap cair yang

sangat luas ini memiliki berbagai keunggulan bila dibandingkan dengan

penggunaan bahan kimia sintetik. Asap cair lebih mudah diaplikasikan karena

konsentrasi asap cair dapat dikontrol agar memberi flavor dan warna yang sama

dan seragam. Asap cair telah disetujui oleh banyak negara untuk digunakan pada

bahan pangan dan sekarang ini banyak digunakan pada produk daging. Bahan ini

dapat diproduksi secara sederhana dengan menggunakan bahan dan peralatan

yang mudah diperoleh serta relatif murah.

Kualitas dan kuantitas unsur kimia asap umumnya tergantung pada jenis

bahan pengasap yang digunakan. Bahan baku yang umum digunakan adalah

bahan yang mengandung selulosa, hemiselulosa, dan lignin. Selama ini bahan

kayu keras seperti kayu jati (Firmansyah, 2004), mangium, tusam (Nurhayati,

2000), dan sengon banyak digunakan sebagai bahan pembuatan asap cair. Kedua

jenis kayu tersebut digunakan dalam bentuk blok kayu ataupun serbuk kayu yang

dipres. Namun, harga kayu yang mahal dan ketersediaannya yang terbatas

menyebabkan biaya produksi pembuatan asap cair menjadi tinggi.

Adanya kendala-kendala penggunaan bahan pengasap dari kayu tersebut

mendorong penggunaan bahan pengasap dari jenis lain, seperti tempurung dan

sabut kelapa. Bahan ini masih memiliki komponen selulosa, hemiselulosa, dan

lignin yang cukup besar. Selain itu, penggunaan limbah kelapa ini dapat

Page 16: ISOLASI DAN PEMURNIAN ASAP CAIR BERBAHAN DASAR … · Asap cair mengandung senyawa- ... mengidentifikasi komposisi senyawa- ... penulis pernah menjadi asisten praktikum mata kuliah

memberikan nilai tambah lain sebagai asap cair dibandingkan dengan

penggunaannya sebagai keset, anyaman, atau suvenir. Saat ini asap cair dijual

dengan harga berkisar antara Rp. 6000,- sampai Rp. 18000,- per liter, tergantung

kualitas dari asap cair.

Kualitas dan kuantitas asap cair sangat dipengaruhi oleh kondisi proses

pembakaran bahan bakunya. Selama ini, penelitian-penelitian terdahulu telah

dilakukan untuk menentukan proses terbaik dalam pembuatan asap cair. Misalnya

Tranggono et al. (1996) yang menggunakan suhu pembakaran 350 - 400 °C.

Selain itu, Nurhayati (2000) mencoba membandingkan dua metode pembakaran,

yaitu metode tungku kubah dan metode distilasi kering (destructive distillation)

pada produksi asap cair. Dari hasil penelitian ini didapatkan hasil bahwa metode

destilasi kering, dimana suhu karbonisasi dapat dikontrol sampai 500 °C

menghasilkan asap cair dengan jumlah yang lebih banyak daripada metode tungku

yang memiliki rata-rata suhu sebesar 350 °C. Selain itu juga, metode distilasi

kering mampu menghasilkan asap cair dengan kadar fenol dan kadar asam yang

lebih besar. Firmansyah (2004) juga mencoba untuk menentukan kondisi proses

pembakaraan yang terbaik untuk memproduksi asap cair dengan cara

menambahkan cangkang telur pada bahan pengasap berupa serbuk kayu jati

dengan berbagai komposisi yang mampu meningkatkan suhu pembakaran.

Namun asap cair yang dihasilkan pada penelitian ini memiliki kadar fenol yang

kecil karena suhu pembakaran yang terbentuk tidak terlalu tinggi yaitu sekitar 210

°C.

Dari ketiga penelitian terdahulu diatas, dapat diketahui bahwa kondisi

proses berupa suhu pembakaran sangat mempengaruhi kualitas dan kuantitas dari

asap cair yang dihasilkan. Oleh karena itu, pada penelitian ini digunakan suhu

yang lebih tinggi yaitu 500 °C untuk menghasilkan asap cair dengan kualitas dan

kuantitas yang lebih tinggi daripada penelitian-penelitian terdahulu. Selain itu,

suhu 500 °C dipilih agar komponen lignin dapat terdekomposisi membentuk

senyawa fenol pada suhu 400 °C. Sedangkan suhu 300 °C dipilih karena pada

suhu tersebut komponen selulosa dan hemiselulosa terdekomposisi membentuk

senyawa-senyawa asam organik.

Page 17: ISOLASI DAN PEMURNIAN ASAP CAIR BERBAHAN DASAR … · Asap cair mengandung senyawa- ... mengidentifikasi komposisi senyawa- ... penulis pernah menjadi asisten praktikum mata kuliah

Kualitas dari asap cair ditentukan oleh kemurnian dari senyawa-senyawa

yang terkandung didalamnya, terutama fenol dan asam-asam organik. Oleh karena

itu, proses pemurnian perlu dilakukan untuk memisahkan kedua senyawa tersebut

sehingga dihasilkan asap cair dengan kualitas yang tinggi. Selama ini, proses

pemurnian yang dilakukan pada asap cair hanya sebatas menghilangkan

kandungan tar dengan cara mengendapkannya selama 24 jam. Cara tersebut tidak

mampu memisahkan senyawa fenol dan asam organik. Pemurnian yang

digunakan pada penelitian ini adalah dengan cara distilasi berdasarkan perbedaan

titik didih. Kualitas dan kuantitas fenol dan asam asetat dibandingkan pada

berbagai rentang suhu distilasi.

B. Tujuan

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan rendemen asap cair

dari berbagai kondisi fisik (suhu pembakaran dan suhu distilasi) dan kimia (bahan

baku)

C. Manfaat

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi mengenai

produksi serta kualitas asap cair dari bahan pengasap tempurung dan sabut kelapa.

Page 18: ISOLASI DAN PEMURNIAN ASAP CAIR BERBAHAN DASAR … · Asap cair mengandung senyawa- ... mengidentifikasi komposisi senyawa- ... penulis pernah menjadi asisten praktikum mata kuliah

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Asap Cair

Pengasapan merupakan pemanfaatan panas dan asap dari hasil

pembakaran. Tujuan pengasapan pada awalnya hanya untuk pengawetan bahan

makanan, namun dalam pengembangannya berubah, yaitu menghasilkan produk

dengan aroma tertentu, meningkatkan cita rasa, memperbaiki penampilan dan

meningkatkan daya simpan produk yang diasap (Girard, 1992). Asap mengandung

sejumlah besar senyawa yang dibentuk oleh pirolisis konstituen dari kayu seperti

selulosa, hemiselulosa dan lignin, dari hasil ikutan hewani seperti tulang, darah

dan sebagainya (Djatmiko et al., 1985).

Asap cair merupakan suatu campuran larutan dan dispersi koloid dari uap

asap kayu dalam air yang diperoleh dari hasil pirolisa kayu atau dibuat dari

campuran senyawa murni (Maga, 1988). Asap diproduksi dengan cara

pembakaran yang tidak sempurna yang melibatkan reaksi dekomposisi konstituen

polimer menjadi senyawa organik dengan berat molekul rendah karena pengaruh

panas yang meliputi reaksi oksidasi, polimerisasi, dan kondensasi (Girrard, 1992).

Partikel asap mempunyai diameter 0,1 μm. Proporsi partikel padatan dan cairan

dalam medium gas menentukan kepadatan asap. Selain itu asap juga memberikan

atribut warna dan flavor pada medium pendispersi gas (Pszczola, 1995).

Asap cair merupakan asam cuka (vinegar) diperoleh secara distilasi kering

bahan baku asap misalnya batok kelapa, sabut kelapa atau kayu pada suhu 400 °C

selama 90 menit lalu diikuti dengan peristiwa kondensasi dalam kondensor

berpendingin air (Pszczola, 1995). Destilat yang diperoleh dimasukkan dalam

corong pemisah untuk dipisahkan dari senyawa-senyawa kimia yang tidak

diinginkan misalnya senyawa tar yang tidak larut dengan asam pirolignat. Asam

pirolignat merupakan campuran dari asam-asam organik, fenol, aldehid, dan lain-

lain.

Asap cair pertama kali diproduksi pada tahun 1980 oleh sebuah pabrik

farmasi di Kansas City, dikembangkan dengan metode kasar dari distilasi kayu

asap (Pszczola, 1995). Produk yang berupa asap cair digunakan untuk

Page 19: ISOLASI DAN PEMURNIAN ASAP CAIR BERBAHAN DASAR … · Asap cair mengandung senyawa- ... mengidentifikasi komposisi senyawa- ... penulis pernah menjadi asisten praktikum mata kuliah

mengawetkan daging babi dan babi asin dan untuk memberi citarasa pada

beberapa bahan makanan.

Menurut Maga (1988), asap cair mempunyai kelebihan antara lain :

a. Beberapa flavor dapat dihasilkan dalam produk yang seragam dengan

konsentrasi yang lebih tinggi dibandingkan dengan pengasapan

tradisional.

b. Lebih intensif dalan pemberian flavor.

c. Kontrol hilangnya flavor lebih mudah

d. Dapat diaplikasikan pada berbagai jenis bahan pangan.

e. Dapat digunakan oleh konsumen pada level komersial.

f. Lebih hemat dalam pemakaian kayu sebagai sumber asap.

g. Polusi lingkungan dapat diperkecil.

h. Dapat diaplikasikan ke dalam berbagai cara penyemprotan,

pencelupan, atau dicampur langsung ke dalam makanan (Pearson and

Tauber, 1984).

Eklund (1982) mengemukakan bahwa asap cair tidak menunjukkan

karsinogenik atau sifat-sifat toksik lain dari hasil pengujian Hidrokarbon

Aromatik Polisiklik (HAP). Hal ini didukung oleh pernyataan Hollenbeck (1978),

bahwa asap cair mempunyai sifat anti bakterial, mudah diaplikasikan dan lebih

aman dari asam konvensional dan fraksi tar yang mengandung hidrokarbon

aromatik dapat dipisahkan, sehingga produk asap cair bebas polutan dan

karsinogenik.

Zaitsev et al. (1969) mengemukakan bahwa asap mengandung beberapa

zat antimikroba, antara lain :

a. Asam dan turunannya : format, asetat, butirat, propionat, metil ester.

b. Alkohol : metil, etil, propil, alkil, dan isobutil alkohol.

c. Aldehid : formaldehid, asetaldehid, furfural, dan metil furfural.

d. Hidrokarbon : silene, kumene, dan simene.

e. Keton : aseton, metil etil keton, metil propil keton, dan etil propil

keton.

f. Fenol

g. Piridin dan metil piridin.

Page 20: ISOLASI DAN PEMURNIAN ASAP CAIR BERBAHAN DASAR … · Asap cair mengandung senyawa- ... mengidentifikasi komposisi senyawa- ... penulis pernah menjadi asisten praktikum mata kuliah

Menurut Harris dan Karmas (1989), komponen asap dibagi menjadi 4

kelompok berdasarkan pengaruhnya terhadap nilai gizi produk yang diasap, antara

lain :

a. Zat yang melindungi penyusutan nilai gizi produk yang diasap dengan

menghambat perubahan kimiawi dan biologis yang merugikan.

b. Komponen yang tidak menunjukkan aktivitas dari segi nilai gizi.

c. Senyawa yang berinteraksi dengan komponen bahan pangan dan

menurunkan nilai gizi produk yang diasap.

d. Komponen beracun.

Komposisi kimia asap cair beserta persentasenya dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Komposisi Kimia Asap Cair

Komposisi Kimia Kandungan (%)

Air 11 – 92

Fenol 0,2 – 2,9

Asam 2,8 – 4,5

Karbonil 2,6 – 4,6

Ter 1 - 17 Sumber : Maga (1988)

Senyawa yang sangat berperan sebagai antimikrobial adalah senyawa

fenol dan asam asetat, dan peranannya semakin meningkat apabila kedua senyawa

tersebut ada bersama – sama (Darmadji, 1995). Selain fenol, senyawa aldehid,

aseton dan keton juga memiliki daya bakteriostatik dan bakteriosidal pada produk

asap. Menurut Maga (1987), asap cair pada konsentrasi 6,5 gr/kg dapat

memperpanjang fase lage Staphylococcus aurus (105 CFU/ml) selama 4 hari pada

suhu kamar (30ºC) dan pada konsentrasi 9,8 g/kg adalah 14 hari. Girrard (1992)

menyatakan bahwa asap dalam bentuk cair berpengaruh terhadap keseluruhan

jumlah asam dalam kondensat asap, yaitu mencapai 40% dengan 35 jenis asam.

Kandungan asam yang mudah menguap dalam asam akan menurunkan pH,

sehingga dapat memperlambat pertumbuhan mikroorganisme (Buckle et al.,1985).

Menurut Haris dan Karmas (1989), kerja bakteriosidal dari pengasapan adalah

Page 21: ISOLASI DAN PEMURNIAN ASAP CAIR BERBAHAN DASAR … · Asap cair mengandung senyawa- ... mengidentifikasi komposisi senyawa- ... penulis pernah menjadi asisten praktikum mata kuliah

faktor nyata dalam perlindungan nilai gizi produk yang diasap terhadap perusakan

biologis. Efek fungisidal dalam asap disebabkan oleh fenol dan formaldehid

(Daun, 1979; Toth dan Potthast, 1984).

Fenol selain bersifat bakteriosidal juga sebagai antioksidan. Sifat ini

terutama pada senyawa fenol dengan titik didih tinggi, seperti 2,6-dimethoksi

fenol, 2,6-dimethoksi-4-metil fenol dan 2,6-dimethoksi-4-ethyl fenol (Pearson dan

Tauber, 1973). Senyawa – senyawa fenolat lainnya yang terdapat dalam asap dan

memperlihatkan aktivitas oksidatif adalah pirokathkol, hidrokuinon, guaiakol,

eugenol, isoeugenol, vanilin, salisilaldehid, asam 2-hidroksibenzoat, dan senyawa

- senyawa tersebut hampir semuanya bersifat larut dalam eter (Maga, 1988;

Fiddler et al., 1970). Senyawa ini mendonasikan hidrogen dan dalam konsentrasi

yang sangat kecil sudah memperlihatkan efektivitasnya sebagai penghambat

reaksi oksidasi. (Maga, 1988). Senyawa fenol dengan titik didih rendah memiliki

sifat antioksidan yang agak rendah. Aktivitas antioksidan dari komponen asap

adalah sifat yang penting dalam melindungi penyusutan nilai gizi produk yang

diasap (Daun, 1979).

Asap dalam bentuk cair juga masih mempunyai berbagai sifat fungsional.

Fungsi lainnya adalah untuk memberikan flavor yang diinginkan pada produk

asap karena adanya senyawa fenol dan karbonil (Pszczola, 1995). Rasa dan aroma

khas produk pengasapan terutama disebabkan oleh senyawa guaiakol, 4-metil-

guaiakol, dan 2,6-dimetoksi fenol. Girard (1992) mengatakan bahwa dari berbagai

penelitian terdahulu, diketahui bahwa senyawa – senyawa fenolat tertentu seperti

guaiakol, 4-metil guaiakol, 2,6-dimetoksi fenil dan seringol menentukan flavor

dari bahan pangan yang diasap dimana guaiakol akan memberikan rasa asap dan

seringol memberikan aroma asap. Rasa dan aroma yang khas pada makanan yang

diasap disebabkan oleh senyawa fenol yang bereaksi dengan protein dan lemak

yang terdapat pada makanan (Daun, 1979).

B. Bahan Pengasap

Asap diperoleh melalui pembakaran kayu keras dan kayu lunak yang

banyak mengandung selulosa, hemiselulosa dan lignin (Maga, 1988). Menurut

Zaitsev et al. (1969), umumnya kayu mengandung selulosa 40-60%,

Page 22: ISOLASI DAN PEMURNIAN ASAP CAIR BERBAHAN DASAR … · Asap cair mengandung senyawa- ... mengidentifikasi komposisi senyawa- ... penulis pernah menjadi asisten praktikum mata kuliah

hemiselulosa 20-30%, lignin 20-30%. Menurut Tillman et al. (1981), secara

umum kayu keras memiliki holoselulosa (e.g. karbohidrat) dan lebih sedikit lignin

daripada kayu lunak. Selulosa adalah golongan polisakarida (C6H10O5)n dengan

berat molekul sekitar 1.500.000, jika dihidrolisis akan membentuk glukosa.

Selanjutnya dikatakan, bahwa selain kayu juga dapat digunakan serabut dan

tempurung kelapa maupun merang padi sebagai penghasil asap (Zaitsev et al.,

1969). Hasil pirolisis dari senyawa selulosa, hemiselulosa dan lignin diantaranya

akan menghasilkan asam organik, fenol dan karbonil yang berbeda dalam proporsi

diantaranya tergantung pada jenis kayu, kadar air kayu dan suhu pirolisis yang

digunakan (Yulistyani et al., 1997).

Tempurung kelapa dikategorikan oleh Grimwood (1975) sebagai kayu

keras, tetapi mempunyai kadar lignin lebih tinggi dan kadar selulosa lebih rendah.

Pirolisa tempurung kelapa menghasilkan senyawa fenol 4,13%, karbonil 1,30%

dan keasaman 10,2% (Tranggono et al., 1996; Darmadji, 1995). Tempurung

merupakan lapisan yang keras dengan ketebalan 3-5 mm. Sifat kerasnya

disebabkan oleh banyaknya kandungan silikat (SiO2) di tempurung tersebut. Dari

berat total buah kelapa, 15-19% merupakan berat tempurungnya. Selain itu,

tempurung juga banyak mengandung lignin. Sedangkan kandungan methoxyl

dalam tempurung hampir sama dengan yang terdapat dalam kayu. Namun, jumlah

kandungan unsur-unsur itu bervariasi tergantung lingkungan tumbuhnya.

Komposisi kimia tempurung kelapa menurut Djatmiko et al. (1985) disajikan

dalam Tabel 2.

Tabel 2. Komposisi Kimia Tempurung Kelapa

Komponen Persentase (%)

Abu 0,23

Lignin 33,30

Selulosa 27,31

Pentosan 17,67

Metoxil 5,39 Sumber : Djatmiko et al., (1985)

Page 23: ISOLASI DAN PEMURNIAN ASAP CAIR BERBAHAN DASAR … · Asap cair mengandung senyawa- ... mengidentifikasi komposisi senyawa- ... penulis pernah menjadi asisten praktikum mata kuliah

Sutater et al. (1998) menyatakan bahwa sifat kimia dari serbuk sabut

kelapa sangat bervariasi dari daerah mana kelapa tersebut diproduksi. Komponen

utama penyusun sabut kelapa dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Komposisi Kimia Sabut dan Serbuk Sabut Kelapa

Komponen Persentase (%)

Sabut Kelapa Serbuk Sabut Kelapa

Air 26,0 5,23

Pektin 14,25 3,00

Hemiselulosa 8,50 0,25

Lignin 29,23 45,84

Selulosa 21,07 43,44 Sumber : Joseph dan Kindagen (1993)

C. Proses Pirolisa

Proses pirolisa melibatkan berbagai proses reaksi yaitu dekomposisi,

oksidasi, polimerisasi, dan kondensasi. Reaksi-reaksi yang terjadi selama pirolisa

kayu adalah : penghilangan air dari kayu pada suhu 120-150 °C, pirolisa

hemiselulosa pada suhu 200-250 °C, pirolisa selulosa pada suhu 280-320 °C dan

pirolisa lignin pada suhu 400 °C. Pirolisa pada suhu 400 °C ini menghasilkan

senyawa yang mempunyai kualitas organoleptik yang tinggi dan pada suhu lebih

tinggi lagi akan terjadi reaksi kondensasi pembentukan senyawa baru dan oksidasi

produk kondensasi diikuti kenaikan linier senyawa tar dan hidrokarbon polisiklis

aromatis (Girrard, 1992; Maga, 1988).

Hemiselulosa adalah komponen kayu yang mengalami pirolisa paling

awal menghasilkan furfural, furan, asam asetat dan homolognya. Hemiselulosa

tersusun atas pentosan (C5H8O4) dan heksosan (C6H10O5) dan rata-rata proporsi

ini tergantung pada spesies kayu. Pirolisis dari pentosan membentuk furfural,

furan dan turunannya beserta suatu seri yang panjang dari asam karboksilat.

Bersama-sama dengan selulosa, pirolisis heksosan membentuk asam asetat dan

homolognya. Dekomposisi hemiselulosa terjadi pada suhu 200-250 °C (Girrard,

1992). Lignin dalam pirolisis menghasilkan senyawa fenol dan eter fenolik seperti

Page 24: ISOLASI DAN PEMURNIAN ASAP CAIR BERBAHAN DASAR … · Asap cair mengandung senyawa- ... mengidentifikasi komposisi senyawa- ... penulis pernah menjadi asisten praktikum mata kuliah

guaiakol (2-metoksifenol) dan homolognya serta turunannya yang berperan

terhadap aroma asap dari produk-produk hasil pengasapan. Fenol dihasilkan dari

dekomposisi lignin yang terjadi pada suhu 300 °C dan berakhir pada suhu 450 °C

(Girrard, 1992). Proses selanjutnya yaitu pirolisa selulosa menghasilkan senyawa

asam asetat, dan senyawa karbonil seperti asetaldehida, glikosal dan akreolin.

Pirolisa lignin akan menghasilkan senyawa fenol, guaiakol, siringol bersama

dengan homolog dan derivatnya (Maga, 1988).

Distilasi kering kayu adalah salah satu cara yang digunakan untuk

membuat produk-produk komersial dalam bentuk cair, padat maupun gas. Proses

distilasi kering dilakukan dengan cara memanaskan kayu secara langsung maupun

tidak langsung dengan udara terbatas ataupun tanpa udara. (Hendra, 1992).

Produk yang diawetkan dengan asap yang diproduksi pada suhu 400 °C, lebih

unggul mutu organoleptiknya dibanding perlakuan asap yang diproduksi dengan

suhu yang lebih tinggi (Hanson, 2004). Selain itu, menurut Fretheim et al. (1980),

efektifitas antara antioksidan dari fenol yang paling baik adalah dari hasil

pembakaran pada temperatur 400 °C.

Jumlah dan sifat fenol yang terdapat dalam asap berhubungan langsung

dengan suhu pirolisis kayu (Hamm dan Potthast, 1976 dalam Girard, 1992). Kadar

maksimum senyawa fenol tercapai pada suhu pirolisis 600 °C (Hamm dan

Potthast, 1976 dalam Girard, 1992). Peningkatan suhu sebesar 150 °C dari 350

menjadi 500 °C secara nyata tidak merubah kondensat asam, tetapi terjadi sedikit

peningkatan efek antioksidatif. Suhu optimum pembuatan asap adalah sekitar 400

°C (Fratheim et al., 1980).

D. Pemurnian Asap Cair Dengan Distilasi

Unit operasi distilasi merupakan metode yang digunakan untuk

memisahkan komponen-komponen yang ada di dalam suatu larutan atau cairan,

yang tergantung pada distribusi komponen-komponen yang ada di dalam suatu

larutan atau cairan, yang tergantung pada distribusi komponen-komponen tersebut

antara fase uap dan fase cair. Semua komponen-komponen ini terdapat dalam

kedua fase tersebut. Fase uap terbentuk dari fase cair melalui penguapan pada titik

didihnya (Geankoplis, 1983). Distilasi asap cair dilakukan untuk menghilangkan

Page 25: ISOLASI DAN PEMURNIAN ASAP CAIR BERBAHAN DASAR … · Asap cair mengandung senyawa- ... mengidentifikasi komposisi senyawa- ... penulis pernah menjadi asisten praktikum mata kuliah

senyawa-senyawa yang tidak diinginkan dan berbahaya, seperti poliaromatik

hidrokarbon (PAH) dan tar, dengan cara pengaturan suhu didih sehingga

diharapkan didapat asap cair yang jernih, bebas ter dan benzopiren (Darmadji,

2002). Senyawa utama yang terkandung di dalam tar yang merupakan hasil dari

suatu proses distilasi adalah senyawa fenol yang terdapat dalam jumlah yang

sedikit terutama terdiri dari senyawa piridin dan quinolin (Holleman, 1903).

E. Perkembangan Produksi Asap Cair

Asap cair adalah kondensat komponen asap yang bisa digunakan untuk

menciptakan flavor asap pada produk (Whittle dan Howgate, 2002). Asap cair

sudah dibuat pada akhir tahun 1800-an, tapi baru sepuluh sampai lima belas tahun

belakangan digunakan secara komersial pada industri pengasapan ikan (Moody

dan Flick, 1990).

Berbagai penelitian telah dilakukan untuk mengembangkan produk asap

cair, diantaranya melihat sifat kimia dan komposisi kimia asap cair dari berbagai

jenis kayu yang dibuat secara pirolisis pada suhu 350 – 400 °C (Tranggono et al.,

1996; Holzschuh et al., 2003). Darmadji (2002) melakukan optimasi kondisi

proses barupa suhu distilasi, waktu distilasi dan suhu kondensasi pembuatan asap

cair dengan menggunakan bahan tempurung kelapa pada suhu 400 °C yang

dibakar selama 1 jam.

Saat ini, asap cair yang beredar di pasaran adalah asap cair yang telah

dipisahkan dari komponen tar. Di dalam tar terkandung senyawa Polisiklik

Aromatik Hidrokarbon (PAH) yang karsinogenik terhadap manusia. Cara

pemisahan komponen tar dari asap cair dilakukan dengan cara mengekstrak

kondensat hasil pirolisis dengan menggunakan pelarut antara lain gugus CO,

propana, metana, etilen, amonia, metanol, air dan campuran dari satu atau lebih

komponen tersebut (Plaschke, 2002).

F. Aplikasi

Pengasapan cair merupakan salah satu metode yang dapat digunakan

untuk dapat membandingkan ikan asap yang dihasilkan dari pengasapan

tradisional. Metode pengasapan cair akan dapat dilakukan modifikasi proses

Page 26: ISOLASI DAN PEMURNIAN ASAP CAIR BERBAHAN DASAR … · Asap cair mengandung senyawa- ... mengidentifikasi komposisi senyawa- ... penulis pernah menjadi asisten praktikum mata kuliah

pengeringan atau pengovenan sehingga kadar air produk yang dihasilkan dapat

lebih rendah yang berdampak pada daya simpan yang lebih lama. Selain itu,

senyawa-senyawa Hidrokarbon Aromatik Polisiklik (HAP) dapat diminimalisasi

(Maga, 1988).

Pengasapan cair lebih mudah diaplikasikan karena konsentrasi asap cair

dapat dikontrol agar memberi flavor dan warna yang sama dan seragam. Asap cair

telah juga disetujui oleh banyak negara untuk digunakan pada bahan pangan dan

sekarang ini banyak digunakan pada produk daging (Eklund, 1982). Pengasapan

cair dilakukan dengan merendam produk pada asap yang sudah dicairkan melalui

proses pirolisis. Pengasapan dengan cara ini dilakukan dengan menggunakan

larutan asap, baik asap cair alami ataupun sintetik (Maga, 1988).

Penggunaan asap cair menurut Pearson dan Tauber (1973), pada

pembuatan makanan yang diasap adalah dengan cara :

a. Mencampur secara langsung ke dalam emulsi daging.

b. Pencelupan.

c. Pemercikan cairan (spraying).

d. Penyemprotan kabut asap cair ke dalam ruang pengasapan

(atomizing).

e. Asap cair diuapkan dengan cara meletakkan asap cair tersebut di atas

permukaan yang panas.

Boetje (1998) melakukan penelitian terhadap total jamur dari ikan asap

yang diberikan perlakuan penyuntikan dalam asap cair dalam perlakuan kuring,

dan perendaman dalam larutan kuring masing-masing 3 x 10, 9.8 x 103 dan 1.2 x

102.

Hasil distilasi kering yang potensial untuk dimanfaatkan terutama adalah

ter, kreosote, fenol dan asam-asam kayu. Ter mempunyai peluang untuk

digunakan sebagai bahan pelunak (softener) sebagai campuran dalam pembuatan

ban, desinfektan dan bahan pengawet kayu dan juga dapat digunakan sebagai

bahan perekat. Residu produk tunggal yang tertinggal dalam retort adalah arang

kayu. Arang kayu ini dapat diaplikasikan lebih lanjut menjadi arang aktif yang

dapat memberikan nilai tambah lebih tinggi (Hendra, 1992).

Page 27: ISOLASI DAN PEMURNIAN ASAP CAIR BERBAHAN DASAR … · Asap cair mengandung senyawa- ... mengidentifikasi komposisi senyawa- ... penulis pernah menjadi asisten praktikum mata kuliah

Cuka kayu merupakan produk multi manfaat karena dapat berfungsi

sebagai penyubur tanaman, hormon dan pupuk, pengendali organisme perusak

tanaman dan berfungsi sebagai antiseptik yang optikal. Penggunaannya sebagai

pestisida, hormon dan pupuk memberipetunjuk bahea cuka kayu termasuk bagian

dari teknologi Clean Development Mechanism. Oleh karena itu, selain dalam

penggunaannya tidak memberikan efek pada lingkungan (tidak beracun dan dapat

dipegang oleh pemakai), juga terdapat pendaur ulangan unsur C, yaitu

pengembalian unsur C ke tanah melalui semprotan pada tanaman yang

mengakibatkan tanaman menjadi sehat (Nurhayati et al., 2003).

Di Jepang, asap cair dari bambu diaplikasikan sebagai anti alergi dan

antioksidan. Asap cair ini dibuat dengan suhu pembakaran 350 °C sampai 450 °C

dan didistilasi pada suhu rendah, yaitu 50 °C sampai 60 °C. Asap cair ini untuk

konsumsi sehingga umumnya 1 liter asap cair dicampur dengan 100 liter air atau

jus jeruk. Komponen utama dari asap cair ini adalah asam asetat dan tidak

mengandung senyawa penyebab kanker seperti benzopyren, dibenzathracene, dan

methylcholanthrene (Imamura dan Watanabe, 2004).

Page 28: ISOLASI DAN PEMURNIAN ASAP CAIR BERBAHAN DASAR … · Asap cair mengandung senyawa- ... mengidentifikasi komposisi senyawa- ... penulis pernah menjadi asisten praktikum mata kuliah

III. METODOLOGI

A. Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah sabut kelapa dan

tempurung kelapa yang didapat dari penjual kelapa parut di Pasar Gunung Batu.

Tempurung kelapa dibersihkan permukaannya dari sabut dan dipecah dengan

menggunakan golok sampai diameter 5-8 cm, sedangkan sabut dan serbuk kelapa

dipisahkan dari jaringannya dengan menggunakan tangan. Untuk bahan analisis

digunakan etanol 95 %, akuades, reagen Folin-Ciocalteu, asam tanat 0,2 %,

Na2S2O3 5 %, Na2CO3 5 %, indikator fenolphthalein, dan NaOH 0,1 N.

Peralatan yang digunakan adalah pembuat arang, labu leher tiga,

kondensor, selang, bunsen, golok, termometer, pH meter, erlenmeyer, gelas piala,

tabung reaksi, buret, pipet tetes, labu ukur, vortex shaker, sentrifuse,

spektrofotometer, piknometer, dan GC-MS.

B. Metode

Adapun metodologi pelaksanaan penelitian ini terdiri dari beberapa tahap,

yaitu :

1. Pembuatan Asap Cair

Gambar 1. Alat pembuat asap cair

Page 29: ISOLASI DAN PEMURNIAN ASAP CAIR BERBAHAN DASAR … · Asap cair mengandung senyawa- ... mengidentifikasi komposisi senyawa- ... penulis pernah menjadi asisten praktikum mata kuliah

Sebelum dibakar, bahan baku dibersihkan terlebih dahulu. Tempurung kelapa

dibersihkan untuk menghilangkan sabut dari permukaannya. Setelah itu,

tempurung kelapa dipotong-potong sampai berukuran diameter kira-kira 5-6

cm, sedangkan sabut dilepaskan serat-seratnya agar mudah dimasukkan ke

dalam alat pembakar.. Pengukuran kadar air dilakukan pada bahan setiap

bahan baku sebelum dibakar. Pembuatan asap cair dilakukan dengan

menggunakan kiln yang terbuat dari baja tahan karat yang dilengkapi dengan

alat pemanas listrik, tiga kondensor dan dua buah labu penampung destilat.

Setiap kali pembakaran, kiln dapat memuat 2000 – 2500 gram tempurung

kelapa atau 500 gram sabut kelapa. Suhu pengolahan diukur dengan

thermokopel yang dipasang pada bagian tengah kiln. Suhu yang digunakan

adalah 300 °C dan 500 °C untuk masing-masing bahan dengan pemanasan

selama 5 jam. Cairan yang terbentuk mengalir melalui bagian bawah kiln ke

alat pendingin, kemudian destilat ditampung dalam 2 buah labu dengan

volume 2 liter. Destilat dikumpulkan dalam labu pemisah, dikocok dan

dibiarkan 24 jam untuk mengendapkan ter. Bagian atas larutan destilat adalah

pyroligneous liquor sedangkan bagian bawah adalah endapan ter (settled ter).

2. Pemurnian Asap Cair

Gambar 2. Rancangan alat untuk distilasi

Page 30: ISOLASI DAN PEMURNIAN ASAP CAIR BERBAHAN DASAR … · Asap cair mengandung senyawa- ... mengidentifikasi komposisi senyawa- ... penulis pernah menjadi asisten praktikum mata kuliah

Pemurnian asap cair dilakukan dengan cara distilasi. Asap cair dimasukkan

sebanyak 200 ml ke dalam labu distilasi, dipanaskan menggunakan pemanas

listrik. Proses distilasi ini dilakukan untuk mengambil seluruh fraksi dan

diatur pada berbagai suhu dan dilakukan hingga suhu maksimum, yaitu 200

°C. Suhu yang ditera adalah suhu asap cair dalam labu distilasi. Uap yang

terbentuk lalu masuk ke dalam pipa pendingin balik (condensor) dan destilat

ditampung dalam sebuah wadah atau labu.

3. Analisis

Analisis – analisis yang dilakukan antara lain :

a. Rendemen (SNI 06-3735-1998)

b. pH (AOAC, 1995)

c. Total Asam Tertitrasi (SNI, 1992)

d. Kadar Fenol (Shetty et al., 1995)

e. Bobot Jenis (SNI 06-2388-1998)

4. Studi Pustaka

Studi pustaka dilakukan untuk menganalisis hasil penelitian yang didapat dan

menarik kesimpulan dari apa yang diteliti. Studi pustaka ini dapat berasal dari

buku, jurnal, laporan penelitian, majalah, atau melalui media elektronik

seperti internet.

C. Rancangan Percobaan

Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak

Lengkap (RAL) faktor tunggal dengan dua kali ulangan. Faktor-faktor dalam

rancangan ini adalah :

a. Sampel yang terdiri dari dua taraf, yaitu a11 = sabut kelapa, dan a12 =

tempurung kelapa

b. Suhu pirolisis yang terdiri dari dua taraf, yaitu a21 = 300 °C, dan a22 = 500 °C

c. Suhu distilasi yang terdiri dari empat taraf, yaitu a31 = T < 100 °C, a32 = 100

°C < T < 125 °C, a33 = 125 °C < T < 150 °C, dan a34 = 150 °C < T < 200 °C.

Adapun model rancangan percobaannya sebagai berikut :

Page 31: ISOLASI DAN PEMURNIAN ASAP CAIR BERBAHAN DASAR … · Asap cair mengandung senyawa- ... mengidentifikasi komposisi senyawa- ... penulis pernah menjadi asisten praktikum mata kuliah

Y = μ + aij + ε dimana Y = Pengamatan hasil percobaan

μ = Rataan umum

aij = Faktor ke-i, taraf ke-j

ε = Pengaruh galat

Page 32: ISOLASI DAN PEMURNIAN ASAP CAIR BERBAHAN DASAR … · Asap cair mengandung senyawa- ... mengidentifikasi komposisi senyawa- ... penulis pernah menjadi asisten praktikum mata kuliah

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Pengaruh Suhu Terhadap Produksi Asap Cair Secara Pirolisis

Gambar 3. Sabut dan tempurung kelapa

Bahan baku yang digunakan untuk pembuatan asap cair pada penelitian ini

adalah tempurung dan sabut kelapa (Gambar 3) yang mengalami proses pirolisis

pada dua suhu yang berbeda, yaitu 300 °C dan 500 °C. Suhu 300 °C dipilih

sebagai suhu pembakaran, karena menurut Girard (1992) dan Maga (1988), pada

suhu 300 °C komponen selulosa terdekomposisi menghasilkan asam-asam

organik. Suhu 500 °C dipilih sebagai suhu pembakaran, karena menurut Girard

(1992) dan Maga (1988) pada suhu 500 °C komponen kayu seperti lignin dapat

diuraikan dan menghasilkan berbagai macam senyawa seperti fenol, guaiakol, dan

sebagainya. Selain itu, suhu 500 °C juga merupakan suhu pembakaran maksimal

pada proses pembuatan asap cair. Pada suhu diatas 500 °C, yang terjadi bukan lagi

dekomposisi komponen-komponen kayu menjadi senyawa-senyawa organik,

melainkan proses pemanasan dan pemasakan arang. Menurut Girard (1992),

reaksi-reaksi yang terjadi selama pirolisa kayu adalah :

1. Penghilangan air dari kayu pada suhu 120-150 °C;

2. Pirolisa hemiselulosa pada suhu 200-250 °C yang menghasilkan furfural,

furan, asam asetat, dan homolognya;

3. Pirolisa selulosa pada suhu 280-320 °C yang menghasilkan senyawa asam

asetat, dan senyawa karbonil seperti asetaldehid, glioksal, dan akreolin; dan

4. Pirolisa lignin pada suhu 400 °C menghasilkan senyawa fenol, guaiakol,

siringol bersama dengan homolog dan derivatnya.

Page 33: ISOLASI DAN PEMURNIAN ASAP CAIR BERBAHAN DASAR … · Asap cair mengandung senyawa- ... mengidentifikasi komposisi senyawa- ... penulis pernah menjadi asisten praktikum mata kuliah

Perbedaan suhu reaksi penguraian komponen-komponen kayu tersebut menjadi

dasar pemilihan suhu pada penelitian ini. Banyaknya kondensat yang diperoleh

dihitung dengan membandingkan antara bobot kondensat yang diperoleh dengan

bobot awal bahan baku yang dibakar.

Jumlah Kondensat (%b/b) = Bobot kondensat hasil pirolisis (gram) Bobot awal bahan yang dibakar (gram)

Jumlah Arang (%b/b) = Bobot arang hasil pirolisis (gram) Bobot awal bahan yang dibakar (gram)

Produksi asap cair sabut dan tempurung kelapa kotor pada dua suhu pirolisis yang

berbeda dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Produksi Asap Cair pada Dua Suhu Pirolisis yang Berbeda

No Bahan Pengasap

Suhu Pirolisis

(°C)

Jumlah Kondensat

(% b/b)

Jumlah Arang

(% b/b)

Jumlah Bobot yang Hilang (%)

1 Sabut Kelapa 300 40,29 45,57 14,14

2 Sabut Kelapa 500 57,45 37,08 5,47

3 Tempurung Kelapa 300 40,08 38,27 21,16

4 Tempurung Kelapa 500 42,10 34,42 23,48 Keterangan : Data dan perhitungan pada Lampiran 15

Hasil yang didapat pada penelitian ini tidak jauh berbeda dengan hasil

penelitian Tranggono et al. (1996) yaitu sebesar 52,85 %. Tranggono

menggunakan bahan baku berbagai jenis kayu dan tempurung kelapa serta

dilakukan pada suhu pembakaran 350 - 400 °C.

Asap cair dari sabut kelapa pada suhu pembakaran 500 °C memiliki bobot

yang paling tinggi yaitu sebesar 57,45 %. Hal ini disebabkan karena pada pirolisis

dengan suhu 300 °C belum terjadi dekomposisi lignin yang sempurna sehingga

jumlah asap yang dihasilkan lebih sedikit bila dibandingkan dengan pirolisis suhu

500 °C.

Sabut kelapa memiliki jumlah kondensat yang lebih besar bila

dibandingkan dengan tempurung kelapa. Hal ini disebabkan karena sabut kelapa

memiliki kadar air yang lebih besar daripada tempurung kelapa. Sabut kelapa

yang dibakar pada suhu 300 °C dan 500 °C masing-masing memiliki kadar air

Page 34: ISOLASI DAN PEMURNIAN ASAP CAIR BERBAHAN DASAR … · Asap cair mengandung senyawa- ... mengidentifikasi komposisi senyawa- ... penulis pernah menjadi asisten praktikum mata kuliah

awal sebesar 23,14 % dan 27,04 %, sedangkan tempurung kelapa yang dibakar

pada suhu 300 °C dan 500 °C memiliki kadar air masing-masing sebesar 14,06 %

dan 14,88 %. Bahan yang memiliki kadar air yang tinggi cenderung menghasilkan

kondensat yang lebih banyak. Hal ini dikarenakan pada saat pembakaran

berlangsung, kandungan air pada bahan akan ikut menguap pada suhu 100 °C dan

mengalami kondensasi ketika uap air melalui kondensor sehingga meningkatkan

jumlah kondensat asap cair yang dihasilkan.

Selisih jumlah kondensat yang dihasilkan dari pembakaran sabut pada

suhu 300 °C dan 500 °C adalah sebesar 17,16 %, sedangkan selisih jumlah

kondensat dari pembakaran tempurung kelapa pada suhu 300 °C dan 500 °C

adalah sebesar 2,02 %. Ini menunjukkan bahwa perbedaan kandungan komponen

lignin pada sabut, yang lebih besar daripada tempurung kelapa, berpengaruh

terhadap jumlah kondensat yang dihasilkan. Sabut kelapa mengandung 29,23-

45,84 % lignin, sedangkan tempurung kelapa mengandung 33,30 % lignin (Joseph

dan Kindagen (1993); Djatmiko et al. (1985)). Jumlah kondensat asap cair pada

suhu pembakaran 500 °C lebih banyak daripada jumlah kondensat pada suhu

pembakaran 300 °C karena pada suhu pembakaran 500 °C terjadi dekomposisi

lignin pada suhu 400 °C sehingga meningkatkan jumlah kondensat dari asap cair.

Gambar 4. Asap cair sabut dan tempurung kelapa

Pada produksi asap cair ini terdapat kehilangan (loss) bobot sebesar 5,47-

23,48 %. Kehilangan bobot terbesar terdapat pada proses pirolisis tempurung

kelapa yaitu sebesar 21,16-23,48 %. Bobot yang hilang ini dapat berupa gas yang

Page 35: ISOLASI DAN PEMURNIAN ASAP CAIR BERBAHAN DASAR … · Asap cair mengandung senyawa- ... mengidentifikasi komposisi senyawa- ... penulis pernah menjadi asisten praktikum mata kuliah

tidak terkondensasi dan langsung manguap setelah melewati kondesor. Selain itu,

kehilangan bobot pada proses pirolisis ini juga dapat berupa kerak yang tertinggal

pada alat pembakaran ataupun pada kondensor.

B. Komponen-Komponen pada Asap Cair

Analisis GC-MS dilakukan untuk mengetahui jenis-jenis senyawa yang

terdapat pada asap cair. Campuran senyawa yang dilewatkan pada kromatografi

gas akan terpisah menjadi komponen-komponen individual. Lima senyawa

dominan dari masing-masing sampel asap cair dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Senyawa Dominan di dalam Asap Cair Hasil Deteksi GC-MS

No Sampel Komponen %

1 Kondensat Sabut Kelapa Suhu 300 °C

Fenol 44,10 2-methoxy fenol 14,84 1,2-benzenediol 7,22 4 methyl catecol 4,54 2,6-dimethoxy fenol 4,17

2 Kondensat Sabut Kelapa Suhu 500 °C

Fenol 44,30 1,2-benzenediol 15,06 2,6-dimethoxy fenol 13,644 methyl catechol 5,55 3 methyl-1,2-benzenediol 2,90

3 Kondensat Tempurung Kelapa Suhu 300 °C

Fenol 34,45 2,6-dimethoxy fenol 12,58 2-methoxy fenol 9,81 1,2-benzenediol 8,62 3-methoxy-1,2-benzenediol 6,46

4 Kondensat Tempurung Kelapa Suhu 500 °C

Fenol 31,93 2,6-dimethoxy fenol 12,44 1,2-benzenediol 9,47 2-methoxy fenol 9,19 3-methoxy-1,2-benzenediol 6,20

Dari hasil spektra kromatografi gas, senyawa dominan dari masing-

masing sampel adalah fenol (C6H6O, BM = 94) dengan luas area bervariasi antara

31,93 - 44,30 %. Hasil ini tidak jauh berbeda dengan hasil penelitian Tranggono,

et al. (1996), yang menggunakan bahan baku berbagai jenis kayu dan tempurung

kelapa pada suhu pembakaran 350-400 °C, dimana senyawa dominan dari asap

Page 36: ISOLASI DAN PEMURNIAN ASAP CAIR BERBAHAN DASAR … · Asap cair mengandung senyawa- ... mengidentifikasi komposisi senyawa- ... penulis pernah menjadi asisten praktikum mata kuliah

cair hasil penelitiannya adalah fenol dengan luas area sebesar 44,13 %. Senyawa

dominan lainnya adalah 2,6-dimethoxy fenol yang terdapat pada seluruh sampel

dan merupakan senyawa dominan kedua pada sampel yang menggunakan bahan

pengasap tempurung kelapa. Senyawa lainnya yang terdapat pada keempat sampel

adalah 1,2-benzenediol yang terdapat pada masing-masing sampel dengan

persentase luas area yang bervariasi, lalu diikuti oleh 2-methoxy fenol, 4 methyl

catechol, 3 methoxy 1,2-benzenediol, dan 3 methyl 1,2-benzenediol.

Dari hasil pengukuran menggunakan GC-MS diatas juga dapat diketahui

bahwa asap cair sabut kelapa memiliki kadar fenol yang lebih besar bila

dibandingkan dengan asap cair dari tempurung kelapa. Asap cair sabut kelapa

memiliki fenol sebesar 44,10 - 44,30 % sedangkan asap cair tempurung kelapa

memiliki fenol sebesar 31,93 - 34,45 %. Hal ini berarti bahwa sabut kelapa

memiliki potensi yang lebih besar sebagai asap cair daripada tempurung kelapa

apabila dilihat dari kandungan fenol pada asap cairnya.

Selain itu, dari pengukuran asap cair menggunakan GC-MS juga dapat

diketahui bahwa asap cair yang dibakar pada suhu pembakaran 300 °C memiliki

fenol yang tidak jauh berbeda dengan asap cair yang dibakar pada suhu

pembakaran 500 °C. Padahal berdasarkan teori, kadar fenol pada asap cair berasal

dari dekomposisi lignin pada suhu pembakaran 400 °C yang berarti pada suhu

pembakaran 300 °C seharusnya tidak terdapat fenol. Namun, pada penelitian ini

diketahui bahwa pada suhu pembakaran 300 °C terdapat fenol yang jumlahnya

tidak jauh berbeda dengan fenol yang terdapat pada asap cair dengan suhu

pembakaran 500 °C. Dengan kata lain, fenol ternyata tidak hanya dihasilkan dari

dekomposisi lignin saja, namun juga dapat dihasilkan dari dekomposisi

hemiselulosa atau selulosa pada suhu pembakaran dibawah 300 °C.

Fenol dan turunannya menjadi senyawa yang paling dominan dari seluruh

sampel asap cair. Hal ini dikarenakan komponen yang paling banyak terdapat

pada bahan pengasap kayu terutama kayu keras adalah lignin. Lignin apabila

dibakar dan mengalami pirolisis akan menghasilkan senyawa fenol. Hasil lengkap

senyawa penyusun masing-masing sampel asap cair hasil analisis GC-MS dapat

dilihat pada Lampiran 1 – 8.

Page 37: ISOLASI DAN PEMURNIAN ASAP CAIR BERBAHAN DASAR … · Asap cair mengandung senyawa- ... mengidentifikasi komposisi senyawa- ... penulis pernah menjadi asisten praktikum mata kuliah

C. Fraksinasi Asap Cair

Distilasi merupakan salah satu cara pemurnian terhadap asap cair, yaitu

merupakan proses pemisahan kembali suatu larutan berdasarkan perbedaan titik

didihnya. Distilasi asap cair dilakukan untuk memisahkan zat aktif pada asap cair,

dalam hal ini berupa fenol dan asam asetat, sehingga didapatkan asap cair yang

memiliki sifat pengawetan yang tinggi. Selain itu, distilasi asap cair juga

dilakukan untuk menghilangkan senyawa-senyawa yang tidak diinginkan dan

,berbahaya, seperti Poliaromatik Hidrokarbon (PAH) dan ter, dengan cara

pengaturan suhu didih sehingga diharapkan didapat asap cair yang jernih, bebas

ter dan benzopiren.

Distilasi ini dilakukan pada empat rentang suhu yang berbeda untuk

mendapatkan empat fraksi asap cair. Fraksi-fraksi tersebut yaitu fraksi suhu

sampai 100 °C, 100 °C sampai 125 °C, 125 °C sampai 150 °C, dan 150 °C

sampai 200 °C (Darmadji, 2002). Rentang suhu distilasi ini dipilih berdasarkan

titik didih komponen yang akan dipisahkan. Seperti yang terlihat pada subbab B,

komponen dominan pada asap cair adalah fenol. Fenol merupakan zat aktif pada

asap cair yang akan dipisahkan dari asap cair. Fraksi suhu sampai 100 °C dipilih

untuk menghilangkan kandungan air pada asap cair. Fraksi suhu 100 °C sampai

125 °C dipilih untuk memisahkan senyawa asam organik berupa asam asetat.

Asam asetat adalah senyawa yang memiliki titik didih 118 °C. Fraksi suhu 150 °C

sampai 200 °C dipilih untuk memisahkan komponen senyawa fenol pada asap

cair. Fenol merupakan zat aktif pada asap cair yang memiliki titik didih 181,8 °C.

Proses distilasi asap cair ini terjadi dalam rentang waktu total 3 sampai 3,5

jam. Pada distilasi asap cair dari tempurung kelapa, asap cair terfraksinasi selama

1,5 sampai 2 jam pada suhu 0 - 100 °C, 0,5 sampai 1 jam pada suhu distilasi 100

°C - 125 °C, 0,5 jam pada suhu distilasi 125 °C - 150 °C, dan 0,5 jam pada suhu

distilasi 150 - 200 °C. Pada distilasi asap cair dari sabut kelapa, asap cair

terfraksinasi selama 2 jam pada suhu distilasi 0 - 100 °C, dan 0,5 sampai 1 jam

pada suhu distilasi 100 - 125 °C. Pada distilasi asap cair dari sabut kelapa, asap

cair hanya terdistilasi sampai suhu distilasi 100 °C sampai 125 °C.

Page 38: ISOLASI DAN PEMURNIAN ASAP CAIR BERBAHAN DASAR … · Asap cair mengandung senyawa- ... mengidentifikasi komposisi senyawa- ... penulis pernah menjadi asisten praktikum mata kuliah

Jumlah kondensat hasil pemurnian yang diperoleh dihitung berdasarkan

perbandingan volume kondensat yang diperoleh dalam satuan mililiter dengan

volume asap cair yang didistilasi dalam satuan mililiter.

Jumlah kondensat (%v/v) = Volume asap cair terdistilasi (ml) Volume awal asap cair yang didistilasi (ml)

Jumlah kondensat asap cair pada berbagai rentang suhu distilasi dapat dilihat

pada Tabel 6.

Tabel 6. Jumlah Kondensat Asap Cair Pada Berbagai Rentang Suhu Distilasi

No Bahan Pengasap Jumlah Kondensat (% v/v)

T≤100 100<T≤125 125<T≤150 150<T≤200 1 Kondensat Sabut

Kelapa Suhu 300 °C

56,75 36,50 - -

2 Kondensat Sabut Kelapa Suhu 500 °C

79,25 13,00 - -

3 Kondensat Tempurung Kelapa Suhu 300 °C

39,75 30,75 4,45 3,57

4 Kondensat Tempurung Kelapa Suhu 500 °C

44,75 24,25 5,10 3,13

Keterangan : Data dan perhitungan pada Lampiran 16

Untuk masing-masing sampel (sabut dan tempurung kelapa), suhu distilasi

mampu menghasilkan jumlah kondensat asap cair yang berbeda. Ini dapat dilihat

dari jumlah kondensat asap cair yang semakin kecil seiring dengan peningkatan

suhu distilasi. Dari hasil analisis ANOVA juga diketahui bahwa suhu pembakaran

tidak mempengaruhi jumlah kondensat asap cair yang diperoleh. Apabila

dianalisis sampai pada suhu distilasi fraksi kedua, jenis sampel dan suhu distilasi

mempengaruhi jumlah kondensat asap cair yang diperoleh. Hal ini dapat dilihat

pada hasil uji ANOVA pada Lampiran 10.

Page 39: ISOLASI DAN PEMURNIAN ASAP CAIR BERBAHAN DASAR … · Asap cair mengandung senyawa- ... mengidentifikasi komposisi senyawa- ... penulis pernah menjadi asisten praktikum mata kuliah

Berdasarkan hasil pengamatan dari keempat sampel kondensat yang

didistilasi, rendemen distilat asap cair yang terbesar terdapat pada fraksi suhu

distilasi sampai 100 °C. Hal ini dikarenakan pada suhu sampai 100 °C hampir

semua fraksi air yang ada pada asap cair tersebut menguap sehingga memperbesar

rendemen yang diperoleh. Selanjutnya semakin tinggi suhu fraksi distilasi,

persentase asap cair yang terekstrak semakin kecil. Hal ini dikarenakan pada suhu

fraksi diatas 100 °C, komponen yang teruapkan tidak lagi mengandung air bebas,

melainkan hanya komponen-komponen penyusun asap cair sehingga jumlah fraksi

asap cair yang dihasilkan tidak terlalu besar.

Fraksi suhu sampai 100 °C diharapkan memiliki komponen dominan

berupa air karena 100 °C merupakan titik didih air. Kehadiran air pada fraksi asap

cair akan menurunkan kemurnian dari asap cair yang dihasilkan. Oleh karena itu

diharapkan fraksi asap cair pada suhu distilasi antara 100 °C sampai 125 °C,

fraksi suhu antara 125 °C sampai 150 °C, dan fraksi suhu 150 °C sampai 200 °C

tidak lagi mengandung air bebas dan hanya mengandung senyawa aktif yang

memiliki sifat pengawet. Pada fraksi suhu 100 °C sampai 125 °C diharapkan

mengandung senyawa asam asetat. Asam asetat merupakan senyawa yang

memiliki sifat antimikroba. Fraksi suhu 150 °C sampai 200 °C diharapkan

memiliki komponen dominan berupa fenol. Fenol merupakan zat aktif pada asap

cair yang memiliki sifat antibakteri dan antioksidan.

Hasil pengukuran pada penelitian ini berbeda dengan hasil yang didapat

oleh Darmadji (2002) yang menggunakan bahan tempurung kelapa dimana jumlah

fraksi suhu sampai 100 °C sebesar 15,72 %, jumlah fraksi suhu 100 °C sampai

125 °C sebesar 42,11 %, jumlah fraksi suhu 125 °C sampai 150 °C sebesar 27,22

%, dan fraksi suhu 150 °C sampai 200 °C sebesar 3,69 %.

D. Sifat Fisik dan Kimia Asap Cair

Kualitas asap cair sangat ditentukan oleh komposisi senyawa-senyawa

kimia yang dikandungnya, sebab senyawa tersebut dijadikan kriteria mutu citarasa

dan aroma sebagai ciri khas yang dimiliki oleh asap. Pengujian kualitas asap cair

terdiri dari pengujian sifat asap cair secara fisik maupun kimia. Sifat fisik yang

Page 40: ISOLASI DAN PEMURNIAN ASAP CAIR BERBAHAN DASAR … · Asap cair mengandung senyawa- ... mengidentifikasi komposisi senyawa- ... penulis pernah menjadi asisten praktikum mata kuliah

diamati adalah bobot jenis, sedangkan sifat kimia yang diamati meliputi pH, kadar

asam, dan kadar fenol.

1. Nilai pH

Nilai pH merupakan salah satu parameter kualitas dari asap cair yang

dihasilkan. Nilai pH ini menunjukkan tingkat proses penguraian komponen kayu

yang terjadi untuk menghasilkan asam organik pada asap cair. Bila asap cair

memiliki nilai pH yang rendah, maka kualitas asap cair yang dihasilkan tinggi

karena secara keseluruhan berpengaruh terhadap nilai awet dan daya simpan

produk asap maupun sifat organoleptiknya. Pengukuran nilai pH ini dilakukan

dengan menggunakan alat pH meter.

Hasil pengukuran sampel sebelum distilasi menunjukkan bahwa kenaikan

suhu pembakaran tidak mempengaruhi nilai pH dari asap cair. Hal ini dikarenakan

komponen kayu yang menghasilkan asam organik dan homolognya, yaitu

hemiselulosa dan selulosa, telah mengalami proses pirolisis pada suhu

pembakaran dibawah 300 °C. Nilai pH asap cair pada suhu pembakaran 300 °C

lebih rendah daripada asap cair pada suhu pembakaran 500 °C karena kadar asam

asap cair suhu pembakaran 300 °C lebih besar daripada asap cair suhu 500 °C

(lihat Tabel 9).

Hasil pengukuran juga menunjukkan bahwa sabut kelapa memiliki nilai

pH yang lebih besar dibandingkan dengan tempurung kelapa. Hal ini dikarenakan

tempurung kelapa memiliki komponen hemiselulosa dan selulosa lebih besar

daripada sabut kelapa sehingga jumlah asam yang dihasilkan lebih besar.

Hemiselulosa dan selulosa adalah komponen kayu yang apabila terdekomposisi

akan menghasilkan senyawa-senyawa asam organik seperti asam asetat. Menurut

Grimwood (1975), sabut kelapa mengandung hemiselulosa, yang merupakan

penghasil asam organik ketika dibakar, sebesar 7,69 % dan selulosa sebesar 18,24

%, sedangkan tempurung kelapa mengandung hemiselulosa sebesar 8,80 % dan

selulosa sebesar 19,24 %. Selain itu, perbedaan nilai pH dari sabut dan tempurung

kelapa juga dipengaruhi oleh kadar fenol dari kedua bahan ini. Semakin tinggi

kadar fenol dari asap cair, maka semakin rendah pula nilai pH dari asap cair

tersebut. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 13, dimana tempurung kelapa memiliki

Page 41: ISOLASI DAN PEMURNIAN ASAP CAIR BERBAHAN DASAR … · Asap cair mengandung senyawa- ... mengidentifikasi komposisi senyawa- ... penulis pernah menjadi asisten praktikum mata kuliah

kadar fenol yang lebih tinggi daripada sabut kelapa sehingga tempurung kelapa

memiliki pH yang kebih rendah daripada sabut kelapa. Nilai pH asap cair pada

suhu pembakaran 500 °C lebih besar daripada pH asap cair pada suhu

pembakaran 300 °C. Hal ini juga disebabkan karena kadar fenol pada asap cair

pada suhu pembakaran 500 °C lebih besar daripada kadar fenol asap cair pada

suhu pembakaran 300 °C (lihat Tabel. 12). Seperti yang sudah dikatakan diatas

bahwa kadar fenol mempengaruhi keasaman asap cair dimana semakin tinggi

kadar fenol maka asap cair akan semakin asam. Nilai pH asap cair pada berbagai

variasi bahan pengasap dan suhu pembakaran dapat dilihat pada Tabel 7.

Tabel 7. Nilai pH Asap Cair Pada Berbagai Variasi Bahan Pengasap dan Suhu Pembakaran

No Sampel pH

300 °C 500 °C

1 Sabut Kelapa 3,51 3,55

2 Tempurung Kelapa 2,75 2,80

Nilai pH asap cair hasil distilasi dapat dilihat pada Tabel 8. Hasil uji

ANOVA dari nilai pH asap cair setelah distilasi (Lampiran 11) menunjukkan

bahwa untuk masing-masing sampel (sabut dan tempurung kelapa), suhu distilasi

menghasilkan nilai pH yang berbeda. Hal ini dapat dilihat dari nilai pH yang

semakin kecil (semakin asam) seiring dengan peningkatan suhu distilasi. Dari

hasil analisis ANOVA juga dapat diketahui baha suhu pembakaran tidak

mempengaruhi nilai pH yang diperoleh. Apabila dianalisis sampai pada suhu

distilasi fraksi kedua, jenis sampel dan suhu distilasi mempengaruhi nilai pH dari

kondensat asap cair.

Pengukuran pH pada masing-masing fraksi menunjukkan bahwa asap cair

sabut dan tempurung kelapa memiliki tingkat keasaman yang tinggi. Fraksi asap

cair dengan suhu distilasi sampai 100 °C seharusnya memiliki pH 7 karena hanya

mengandung air, namun hasil pengukuran menunjukkan bahwa fraksi tersebut

memiliki pH 2,66 sampai 2, 97. Keasaman pada fraksi asap cair ini kemungkinan

disebabkan adanya kandungan fenol pada asap cair. sperti yang telah disebutkan

Page 42: ISOLASI DAN PEMURNIAN ASAP CAIR BERBAHAN DASAR … · Asap cair mengandung senyawa- ... mengidentifikasi komposisi senyawa- ... penulis pernah menjadi asisten praktikum mata kuliah

sebelumnya bahwa kandungan fenol pada asap cair dapat menurunkan pH asap

cair tersebut.

Tabel 8. Nilai pH Asap Cair Pada Berbagai Variasi Bahan Pengasap, Suhu Pembakaran dan Suhu Distilasi

No Sampel pH

T≤100 100<T≤125 125<T≤150 150<T≤200 1 Kondensat

Sabut Kelapa Suhu 300 °C

2,97 2,87 - -

2 Kondensat Sabut Kelapa Suhu 500 °C

2,98 2,87 - -

3 Kondensat Tempurung Kelapa Suhu 300 °C

2,66 2,47 2,07 1,76

4 Kondensat Tempurung Kelapa Suhu 500 °C

2,66 2,44 2,07 1,77

Perlakuan distilasi pada asap cair cenderung menurunkan nilai pH atau

membuat asap cair semakin asam. Dari Tabel 7 dan Tabel 8 dapat dilihat bahwa

nilai pH dari sampel sebelum distilasi lebih rendah daripada nilai pH setelah

distilasi. Hal ini terjadi karena komponen asam organik pada asap cair yang

didistilasi terfraksinasi berdasarkan perbedaan titik didihnya masing-masing. Dari

Tabel 8 juga dapat dilihat bahwa nilai pH menjadi semakin rendah seiring dengan

meningkatnya fraksi suhu distilasi. Asap cair yang didistilasi sampai suhu 100 °C

memiliki pH yang paling tinggi, karena pada fraksi asap cair ini mengandung

banyak air sehingga menurunkan keasaman dari asap cair. Fraksi asap cair pada

suhu distilasi 100 °C sampai 125 °C memiliki nilai pH yang lebih besar karena

fraksi asap cair ini mengandung asam asetat yang memiliki titik didih 118 °C

ataupun asam butanoic yang memiliki titik didih 122 °C. Fraksi asap cair dengan

suhu distilasi 125 °C sampai 150 °C dan suhu distilasi 150 °C sampai 200 °C

Page 43: ISOLASI DAN PEMURNIAN ASAP CAIR BERBAHAN DASAR … · Asap cair mengandung senyawa- ... mengidentifikasi komposisi senyawa- ... penulis pernah menjadi asisten praktikum mata kuliah

memiliki pH yang sangat rendah karena fraksi-fraksi asap cair tersebut memiliki

kadar asam yang sangat tinggi yaitu berkisar antara 43-60 % (Tabel 11). Hasil

pengukuran nilai pH pada penelitian ini sesuai dengan standar kualitas wood

vinegar asal Jepang yaitu berkisar antara 1,5 sampai 3,7.

2. Kadar Asam

Kadar asam merupakan salah satu sifat kimia yang menentukan kualitas

dari asap cair yang diproduksi. Asam organik yang memiliki peranan tinggi dalam

asap cair adalah asam asetat. Asam asetat kemungkinan terbentuk sebagian dari

lignin dan sebagian lagi dari komponen karbohidrat dari selulosa. Achsan dalam

Browning (1963) memformulasikan produksi asam asetat sebagai berikut :

CH2OH CH2OH CH2OH HOH HO OH OH OH OH OH OH CH2OH CH2 CH2OH HO OH HO OH HO OH OH OH - H2O - H2O CH2OH CH2OH CH2 HOCH O HOH HO OH OH OH O OH - H2O C6H10O5 Dehidration and Charring

Page 44: ISOLASI DAN PEMURNIAN ASAP CAIR BERBAHAN DASAR … · Asap cair mengandung senyawa- ... mengidentifikasi komposisi senyawa- ... penulis pernah menjadi asisten praktikum mata kuliah

Lalu apabila (C6H10O5)n dihidrolisis akan membentuk glukosa :

(C6H10O5)n + nH2O (C6H12O6)

C6H12O6 3CH3COOH

C6H12O6 CH3CH2CH2COOH + 2HCOOH

Senyawa-senyawa asam pada asap cair memiliki sifat antimikroba. Sifat

antimikroba tersebut akan semakin meningkat apabila asam organik ada bersama-

sama dengan senyawa fenol.Ssenyawa asam organik terbentuk dari pirolisis

komponen-komponen kayu seperti hemiselulosa dan selulosa pada suhu tertentu.

Penentuan kadar asam ini dengan menggunakan metode total asam tertitrasi yang

dihitung sebagai jumlah asam asetat dalam asap cair.

Hasil pengamatan kadar asam asap cair sebelum distilasi menunjukkan

bahwa asap cair memiliki kadar asam yang lebih kecil pada suhu pembakaran

yang lebih tinggi. Perbedaan jumlah kadar asam ini dikarenakan asam organik

yang dihasilkan dari dekomposisi komponen hemiselulosa dan selulosa

mengalami proses pirolisis pada suhu pembakaran dibawah 300 °C. Asap cair

pada suhu pembakaran 500 °C memiliki kadar asam yang lebih rendah karena

menurut Maga (1988) pada suhu pembakaran diatas 300 °C senyawa-senyawa

fenol, guaikol, siringol telah terdekomposisi dari lignin sehingga mempengaruhi

kadar asam dari asap cair. Sedangkan perbedaan kadar asam pada asap cair sabut

dan tempurung kelapa disebabkan karena perbedaan kadar fenol dari kedua asap

cair tersebut. Asap cair tempurung kelapa memiliki kadar fenol yang lebih tinggi

daripada asap cair sabut kelapa sehingga kadar asam asap cair tempurung kelapa

lebih tinggi daripada kadar asam asap cair sabut kelapa. Kadar asam asap cair

pada berbagai variasi bahan pengasap dan suhu pembakaran dapat dilihat pada

Tabel 9.

Tabel 9. Kadar Asam Asap Cair Pada Berbagai Variasi Bahan Pengasap dan Suhu Pembakaran

No Sampel Kadar Asam (%)

300 °C 500 °C

1 Sabut Kelapa 7,918 6,815

2 Tempurung Kelapa 8,390 8,273

Page 45: ISOLASI DAN PEMURNIAN ASAP CAIR BERBAHAN DASAR … · Asap cair mengandung senyawa- ... mengidentifikasi komposisi senyawa- ... penulis pernah menjadi asisten praktikum mata kuliah

Kadar asam asap cair hasil distilasi dapat dilihat pada Tabel 10. Hasil uji

ANOVA dari kadar asam asap cair setelah distilasi (Lampiran 12) menunjukkan

bahwa untuk masing-masing sampel (sabut dan tempurung kelapa), suhu distilasi

mempengaruhi persentase kadar asam dari asap cair. Hal ini dapat dilihat dari

persentase kadar asam yang semakin tinggi (semakin asam) seiring dengan

peningkatan suhu distilasi. Apabila dianalisis sampai pada suhu distilasi fraksi

kedua, jenis sampel dan suhu distilasi mempengaruhi nilai rendemen yang

diperoleh.

Kadar asam yang diperoleh pada penelitian ini berkisar antara 4,262 %

sampai 59,934 % yang jauh berbeda dengan hasil Darmadji (2002) yang

dihasilkan pada suhu 400 °C selama 1 jam dengan kadar asam berkisar antara

4,94 % sampai 29,10 %. Hal ini terjadi karena proses pirolisis pada penelitian ini

berlangsung selama 5 jam sehingga memungkinkan bagi komponen dari kayu

untuk terdekomposisi seluruhnya menghasilkan senyawa-senyawa penyusun asap

cair, termasuk asam-asam organik. Apabila pembakaran dilakukan secara cepat,

maka ada kemungkinan komponen kayu tersebut tidak terdekomposisi secara

sempurna. Selain itu, suhu pembakaran yang digunakan pada penelitian ini lebih

tinggi daripada suhu yang digunakan pada penelitian Darmadji (2002). Pirolisis

pada suhu 400 °C akan menghasilkan senyawa yang mempunyai kualitas

organoleptik tinggi dan pada suhu lebih tinggi lagi akan terjadi reaksi kondensasi

pembentukan senyawa baru dan oksidasi produk kondensasi diikuti kenaikan

linier senyawa tar dan hidrokarbon polisiklis aromatik (Girrard, 1992; Maga,

1988).

Keasaman dari asap cair ini juga dipengaruhi oleh kadar fenol pada asap

cair tersebut. Semakin tinggi kadar fenol, maka asap cair akan menjadi semakin

asam. Hal ini dapat dibuktikan pada Tabel 13 dimana semakin tinggi suhu

distilasi, kadar fenol dari asap cair hasil distilasi juga semakin tinggi. Hasil

pengujian kadar asam dari asap cair juga menunjukkan bahwa semakin tinggi

fraksi suhu distilasi, maka kadar asamnya menjadi semakin besar. Hal ini sesuai

dengan hasil pengukuran pH (Tabel 8) dimana semakin tinggi fraksi suhu distilasi,

maka pH asap cair menjadi semakin kecil atau dengan kata lain asap cair menjadi

semakin asam.

Page 46: ISOLASI DAN PEMURNIAN ASAP CAIR BERBAHAN DASAR … · Asap cair mengandung senyawa- ... mengidentifikasi komposisi senyawa- ... penulis pernah menjadi asisten praktikum mata kuliah

Tabel 10. Kadar Asam Asap Cair Pada Berbagai Variasi Bahan Pengasap, Suhu Pembakaran dan Suhu Distilasi

No Sampel Kadar Asam (%)

T≤100 100<T≤125 125<T≤150 150<T≤200 1 Kondensat

Sabut Kelapa Suhu 300 °C

4,262 8,186 - -

2 Kondensat Sabut Kelapa Suhu 500 °C

4,151 8,082 - -

3 Kondensat Tempurung Kelapa Suhu 300 °C

9,649 18,748 43,963 59,934

4 Kondensat Tempurung Kelapa Suhu 500 °C

9,582 18,919 44,243 58,634

Keterangan : Data dan perhitungan pada Lampiran 17

Apabila data kadar asam pada Tabel 9 dikalikan dengan jumlah persen

kondensat hasil pirolisis pada Tabel 4 dan hasilnya dirata-ratakan, maka akan

didapat data kadar asam sebagai asam asetat yang terdapat pada bahan baku asap

cair.

Kadar asam pada bahan baku (%)= Kadar asam pada asap cair (%) Jumlah kondensat hasil pirolisis (%)

Dari hasil perhitungan kadar asam pada bahan baku didapatkan bahwa

kandungan asam organik yang berperan sebagai zat antimikroba pada asap cair

pada sabut dan tempurung kelapa relatif sama yaitu sekitar 3,5 %. Data kadar

asam pada sabut dan tempurung kelapa dapat dilihat pada Tabel 11.

Tabel 11. Kadar Asam pada Bahan Pengasap

No Sampel Kadar Asam (%)

1 Sabut Kelapa 3,552

2 Tempurung Kelapa 3,442

Page 47: ISOLASI DAN PEMURNIAN ASAP CAIR BERBAHAN DASAR … · Asap cair mengandung senyawa- ... mengidentifikasi komposisi senyawa- ... penulis pernah menjadi asisten praktikum mata kuliah

3. Kadar Fenol

Fenol merupakan zat aktif yang dapat memberikan efek antibakteri dan

antimikroba pada asap cair. Selain itu, fenol juga dapat memberikan efek

antioksidan kepada bahan makanan yang akan diawetkan. Identifikasi fenol

terhadap kualitas asap cair yang dihasilkan diharapkan dapat mewakili kriteria

dari mutu asap cair tersebut, sehingga hasilnya dapat diaplikasikan kepada semua

produk pengasapan. Kadar fenol pada asap cair juga menentukan aplikasi asap

cair tersebut. Kadar fenol yang rendah digunakan untuk asap cair yang dapat

dikonsumsi langsung oleh manusia. Kadar fenol asap cair pada berbagai variasi

bahan pengasap dan suhu pembakaran dapat dilihat pada Tabel 12.

Dari Tabel 12 dapat dilihat bahwa perbedaan suhu pembakaran dari suatu

bahan tidak mempengaruhi kadar fenol dari asap cair. Hal ini dapat dilihat dari

kadar fenol yang nilainya hampir sama pada asap cair dengan suhu pembakaran

yang berbeda. Sedangkan perbedaan penggunaan bahan pengasap mempengaruhi

kadar fenol pada asap cair yang dihasilkan. Perbedaan kadar fenol pada bahan

pengasap ini disebabkan oleh perbedaan kandungan lignin pada bahan pengasap.

Lignin merupakan komponen kayu yang apabila terdekomposisi akan

menghasilkan senyawa fenol. Menurut Djatmiko, et al. (1985), tempurung kelapa

mengandung lignin sebesar 33,30 % sedangkan menurut Joseph dan Kindagen

(1993), sabut kelapa mengandung lignin sebesar 29,23 %.

Tabel 12. Kadar Fenol Asap Cair Pada Berbagai Variasi Bahan Pengasap dan Suhu Pembakaran

No Sampel Kadar Fenol (%)

300 °C 500 °C

1 Sabut Kelapa 0,89 0,91

2 Tempurung Kelapa 1,40 1,44

Faktor utama yang menentukan kadar fenol dalam asap cair adalah

banyaknya asap yang dihasilkan selama pembakaran. Hal ini terkait pada faktor

suhu dan bahan pengasap yang digunakan. Intensitas pirolisis berhubungan

langsung dengan suhu yang dicapai yang terdiri atas transfer panas dan

Page 48: ISOLASI DAN PEMURNIAN ASAP CAIR BERBAHAN DASAR … · Asap cair mengandung senyawa- ... mengidentifikasi komposisi senyawa- ... penulis pernah menjadi asisten praktikum mata kuliah

keberadaan oksigen (reaksi oksidasi). Sedangkan bahan pengasap berhubungan

langsung dengan jenis bahan yang terdiri atas kayu keras ataupun bahan yang

dapat dibakar yaitu selulosa, hemiselulosa, lignin, persenyawaan protein dan

mineral yang mempengaruhi keberadaan senyawa-senyawa kimia asap (Djatmiko

et al., 1985).

Kadar fenol asap cair hasil distilasi dapat dilihat pada Tabel 13. Hasil uji

ANOVA dari kadar asam asap cair setelah distilasi (Lampiran 13) menunjukkan

bahwa untuk masing-masing sampel (sabut dan tempurung kelapa), suhu distilasi

mampu menghasilkan nilai kadar fenol yang berbeda. Hal ini dapat dilihat dari

kadar fenol yang cenderung semakin besar seiring dengan peningkatan suhu

distilasi kecuali pada fraksi suhu distilasi keempat. Dari analisis ANOVA ini juga

dapat dikatahui bahwa suhu pembakaran tidak mempengaruhi kadar fenol yang

diperoleh. Apabila dianalisis sampai pada suhu distilasi fraksi kedua, suhu

distilasi mempengaruhi nilai kadar fenol dari asap cair yang diperoleh.

Asap cair yang didistilasi memiliki kadar fenol yang lebih rendah daripada

asap cair sebelum distilasi. Hal ini dikarenakan asap cair tersusun dari berbagai

macam senyawa fenolat dengan titik didih yang bervariasi. Senyawa fenolat

tersebut diantaranya fenol, 2-methyl fenol, 2-methoxy fenol, 2-ethyl fenol, 2,4-

dimethyl fenol, 3-ethyl fenol, 3,4-dimethyl fenol, dan 2-methoxy-4-methyl fenol.

Dengan distilasi pada suhu yang berbeda-beda, senyawa-senyawa fenolat tersebut

terfraksinasi berdasarkan titik didihnya masing-masing. Selain itu, ada beberapa

senyawa fenolat yang memiliki titik didih tinggi sehingga tidak terfraksinasi pada

distilasi sampai suhu 200 °C yang digunakan pada penelitian ini sehingga

menyebabkan kadar fenol pada asap cair setelah distilasi lebih rendah daripada

kadar fenol asap cair sebelum distilasi.

Dari hasil pengukuran kadar fenol dari fraksi-fraksi asap cair, didapatkan

hasil bahwa fraksi yang memiliki kadar fenol paling tinggi adalah fraksi asap cair

dengan suhu distilasi 150 °C sampai 200 °C. Hal ini terjadi karena senyawa fenol,

yang merupakan komponen dominan pada asap cair memiliki titik didih 181,8 °C.

Kadar fenol asap cair pada penelitian ini berkisar antara 0,39 - 1,44 %, sesuai

dengan hasil penelitian Maga (1988) yaitu kadar fenol sebesar 0,2 % - 2,9 %.

Page 49: ISOLASI DAN PEMURNIAN ASAP CAIR BERBAHAN DASAR … · Asap cair mengandung senyawa- ... mengidentifikasi komposisi senyawa- ... penulis pernah menjadi asisten praktikum mata kuliah

Tabel 13. Kadar Fenol Asap Cair Pada Berbagai Variasi Bahan Pengasap, Suhu Pembakaran dan Suhu Distilasi

No Sampel Kadar Fenol (%)

T≤100 100<T≤125 125<T≤150 150<T≤200 1 Kondensat

Sabut Kelapa Suhu 300 °C

0,39 0,65 - -

2 Kondensat Sabut Kelapa Suhu 500 °C

0,37 0,62 - -

3 Kondensat Tempurung Kelapa Suhu 300 °C

0,47 0,59 0,64 0,78

4 Kondensat Tempurung Kelapa Suhu 500 °C

0,44 0,66 0,84 0,64

Keterangan : Data dan perhitungan pada Lampiran 18

Apabila data Tabel 12 dibagi dengan jumlah kondensat pirolisis (Tabel 4)

maka akan didapatkan data kadar fenol yang terdapat pada bahan baku asap cair.

Kadar fenol pada bahan pengasap (%) = Kadar fenol asap cair (%) Jumlah kondensat hasil pirolisis (%)

Dari hasil perhiungan kadar asam pada bahan baku dapat dilihat bahwa

kandungan fenol pada sabut kelapa lebih sedikit bila dibandingkan dengan kadar

fenol yang terdapat pada tempurung kelapa. Hal ini disebabkan karena pada asap

cair sabut kelapa tidak mengandung fenol yang bertitik didih tinggi. Hal ini dapat

terlihat dari hasil distilasi dimana asap cair sabut kelapa hanya mampu terdistilasi

sampai fraksi suhu 100 °C-125 °C. Data kadar fenol pada bahan pengasap dapat

dilihat pada Tabel 14.

Tabel 14. Kadar Fenol pada Bahan Pengasap

No Sampel Kadar Fenol (%)

1 Sabut Kelapa 0,087

2 Tempurung Kelapa 0,134

Page 50: ISOLASI DAN PEMURNIAN ASAP CAIR BERBAHAN DASAR … · Asap cair mengandung senyawa- ... mengidentifikasi komposisi senyawa- ... penulis pernah menjadi asisten praktikum mata kuliah

4. Bobot Jenis

Bobot jenis merupakan rasio antara berat suatu sampel dengan volumenya.

Dalam sifat fisik asap cair, bobot jenis tidak berhubungan langsung dengan tinggi

rendahnya kualitas asap cair. Namun bobot jenis dapat menunjukkan banyaknya

komponen di dalam asap cair. Penentuan bobot jenis asap cair ini dilakukan

dengan menggunakan alat piknometer.

Hasil pengamatan bobot jenis asap cair sebelum distilasi menunjukkan

bahwa jenis sampel dan suhu pembakaran tidak mempengaruhi nilai bobot jenis

dari asap cair. Bobot jenis dari keempat sampel asap cair diatas menunjukkan nilai

yang tidak jauh berbeda yaitu berkisar antara 1,084 sampai 1,119. Bobot jenis

asap cair pada berbagai variasi bahan pengasap dan suhu pembakaran dapat

dilihat pada Tabel 15.

Tabel 15. Bobot Jenis Asap Cair Pada Berbagai Variasi Bahan Pengasap dan Suhu Pembakaran

No Sampel Bobot Jenis

300 °C 500 °C

1 Sabut Kelapa 1,091 1,084

2 Tempurung Kelapa 1,113 1,119

Hasil pengamatan bobot jenis fraksi asap cair pada penelitian ini berkisar

antara 1,076 sampai 1,151. Hasil yang didapat tidak jauh berbeda dengan hasil

penelitian Nurhayati (2000) yang menggunakan bahan pengasap kayu mengium

dan tusam dengan bobot jenis asap cair antara 1,019 sampai 1,028. Hasil

pengamatan bobot jenis fraksi asap cair pada penelitian ini lebih besar daripada

standar wood vinegar Jepang yang bernilai 1,001 sampai 1,005.

Bobot jenis asap cair hasil distilasi dapat dilihat pada Tabel 16. Hasil uji

ANOVA dari bobot jenis asap cair setelah distilasi (Lampiran 14) menunjukkan

bahwa untuk masing-masing sampel (sabut dan tempurung kelapa), suhu distilasi

mempengaruhi nilai bobot jenis dari asap cair. Hal ini dapat dilihat dari nilai

bobot jenis yang semakin tinggi seiring dengan peningkatan suhu distilasi. Dari

analisis ANOVA ini juga dapat diketahui bahwa suhu pembakaran tidak

Page 51: ISOLASI DAN PEMURNIAN ASAP CAIR BERBAHAN DASAR … · Asap cair mengandung senyawa- ... mengidentifikasi komposisi senyawa- ... penulis pernah menjadi asisten praktikum mata kuliah

mempengaruhi nilai bobot jenis asap cair. Apabila dianalisis sampai pada suhu

distilasi fraksi kedua, jenis sampel dan suhu distilasi mempengaruhi nilai bobot

jenis asap cair yang diperoleh. Bobot jenis ini dipengaruhi oleh berat molekul dari

senyawa-senyawa yang menyusun asap cair.

Tabel 16. Bobot Jenis Asap Cair Pada Berbagai Variasi Bahan Pengasap, Suhu Pembakaran dan Suhu Distilasi

No Sampel Bobot Jenis

T≤100 100<T≤125 125<T≤150 150<T≤200

1 Kondensat Sabut Kelapa Suhu 300 °C

1,076 1,084 - -

2 Kondensat Sabut Kelapa Suhu 500 °C

1,077 1,083 - -

3 Kondensat Tempurung Kelapa Suhu 300 °C

1,090 1,100 1,127 1,151

4 Kondensat Tempurung Kelapa Suhu 500 °C

1,087 1,112 1,125 1,144

Keterangan : Data dan perhitungan pada Lampiran 19

E. Produktivitas Asap Cair Hasil Pemurnian

Perhitungan produktivitas asap cair ini berguna untuk memperkirakan

jumlah kondensat asap cair yang didapatkan per 1000 gram bahan baku, dihitung

dengan mengalikan persentase kondensat hasil pirolisis (Tabel 4) dengan berat

bahan baku, lalu dibagi bobot jenisnya masing-masing (Tabel 15).

Jumlah kondensat pirolisis (ml) = Persen kondensat (%) × 1000 gram Bobot jenis (gr/ml)

Jumlah kondensat distilasi (ml) = Jumlah kondensat pirolisis (ml) × Persen kondensat distilasi (%)

Jumlah kondensat distilasi (gr) = Jumlah kondensat distilasi (ml) × Bobot jenis (gr/ml)

Page 52: ISOLASI DAN PEMURNIAN ASAP CAIR BERBAHAN DASAR … · Asap cair mengandung senyawa- ... mengidentifikasi komposisi senyawa- ... penulis pernah menjadi asisten praktikum mata kuliah

Produktivitas = Jumlah kondensat distilasi (gr) × 100 % 1000 gram

Perhitungan produktivitas asap cair ini berguna ketika kita akan

mendirikan suatu industri pembuatan asap cair yang dimurnikan, terutama pada

saat penentuan kapasitas produksi. Data jumlah kondensat hasil pemurnian per

1000 gram sabut dan tempurung kelapa disajikan pada Tabel 17.

Tabel 17. Produktivitas Asap Cair Hasil Pemurnian

No Bahan Pengasap Produktivitas (%)

T≤100 100<T≤125 125<T≤150 150<T≤200

1 Kondensat Sabut Kelapa Suhu 300 °C

22,9 14,7 - -

2 Kondensat Sabut Kelapa Suhu 500 °C

45,5 7,5 - -

3 Kondensat Tempurung Kelapa Suhu 300 °C

15,9 12,3 1,8 1,4

4 Kondensat Tempurung Kelapa Suhu 500 °C

18,8 10,2 2,1 1,3

Keterangan : Data dan perhitungan dapat dilihat pada Lampiran 20

Fraksi asap cair yang dihasilkan pada penelitian ini memiliki kualitas dan

kuantitas yang bervariasi yang disebabkan oleh perbedaan suhu distilasi. Semakin

tinggi suhu distilasi, kualitas asap cair yang dihasilkan semakin tinggi. Namun

sebaliknya, semakin tinggi suhu distilasi, kuantitas asap cair yang dihasilkan

semakin rendah. Aplikasi dari asap cair yang dihasilkan pada penelitian ini dapat

disesuaikan dengan kualitas dan kuantitas asap cair tersebut. Oleh karena itu,

grade asap cair dibuat untuk membedakan kualitas dan kuantitas dari masing-

masing fraksi asap cair yang dihasilkan pada penelitian ini. Grade ini dibuat

berdasarkan fraksi suhu pada proses distilasi atau pemurnian. Grade 1 adalah

Page 53: ISOLASI DAN PEMURNIAN ASAP CAIR BERBAHAN DASAR … · Asap cair mengandung senyawa- ... mengidentifikasi komposisi senyawa- ... penulis pernah menjadi asisten praktikum mata kuliah

fraksi asap cair yang dihasilkan pada suhu distilasi 150<T≤200 °C, grade 2 adalah

fraksi asap cair yang dihasilkan pada suhu distilasi 125<T≤150 °C, grade 3 adalah

fraksi asap cair yang dihasilkan pada suhu distilasi 100<T≤125 °C, dan grade 4

adalah fraksi asap cair yang dihasilkan pada suhu distilasi T≤100 °C. Grade 1

adalah asap cair yang memiliki kualitas yang paling tinggi, sedangkan grade 4

adalah asap cair yang memiliki kualitas paling rendah. Kualitas dan kuantitas asap

cair pada berbagai grade dapat dilihat pada Tabel 18.

Tabel 18. Kualitas Dan Kuantitas Asap Cair pada Berbagai Grade

No Grade* Kuantitas

(% b/b)

Kualitas

Kadar Fenol (%) Kadar Asam (%)

1 Grade 1 1,3 - 1,4 0,64 - 0,78 58,63 - 59,93

2 Grade 2 1,8 - 2,1 0,64 43,96 - 44,24

3 Grade 3 7,5 - 14,7 0,59 - 0,64 8,08 - 18,92

4 Grade 4 15,9 - 45,5 0,37 - 0,47 4,15 - 9,65 *Keterangan : Penentuan grade oleh penulis

Grade 1 merupakan asap cair yang dihasilkan dari distilasi pada suhu 150

°C sampai 200 °C. Grade 1 memiliki kualitas yang tertinggi dibandingkan dengan

fraksi asap cair lainnya karena memiliki kandungan fenol dan asam organik yang

paling tinggi. Asap cair grade 1 ini memiliki kadar fenol sebesar 0,64 - 0,78 %

dan kadar asam sebesar 58,63 - 59,93 %. Menurut Darmadji (1995), fenol dan

asam organik berfungsi sebagai zat antimikrobial pada asap cair, dan peranannya

akan semakin meningkat apabila kedua senyawa tersebut ada bersama-sama.

Namun, grade 1 ini memiliki kuantitas distilat yang paling rendah dibandingkan

dengan grade lainnya yaitu hanya 1,3 - 1,4 %. Grade 1 hanya terdiri dari asap cair

dengan bahan baku tempurung kelapa yang dibakar pada suhu 300 °C dan 500 °C.

Grade 2 merupakan asap cair yang dihasilkan dari distilasi pada suhu 125

°C sampai 150 °C. Asap cair grade 2 ini memiliki kualitas dibawah kualitas asap

cair grade 1 karena memiliki kadar fenol sebesar 0,64 % dan kadar asam sebesar

43,96 - 44,24 %. Namun asap cair grade 2 ini memiliki kuantitas sebesar 1,8 - 2,1

%, yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan kuantitas asap cair grade 1. Asap

Page 54: ISOLASI DAN PEMURNIAN ASAP CAIR BERBAHAN DASAR … · Asap cair mengandung senyawa- ... mengidentifikasi komposisi senyawa- ... penulis pernah menjadi asisten praktikum mata kuliah

cair grade 2 ini hanya terdiri dari asap cair dengan bahan baku tempurung kelapa

pada suhu pembakaran 300 °C dan 500 °C.

Grade 3 merupakan asap cair yang berasal dari distilasi pada suhu 100 °C

sampai 125 °C. Asap cair grade 3 ini memiliki kualitas dibawah kualitas asap cair

grade 2 karena memiliki kadar fenol dan kadar asam yang lebih rendah. Asap cair

grade 3 ini memiliki kadar fenol sebesar 0,59 - 0,64 % dan kadar asam sebesar

8,08 - 18,92 %. Asap cair grade 2 ini memiliki kuantitas yang lebih tinggi bila

dibandingkan dengan asap cair grade 2 dan grade 1. Jumlah distilat yang bisa

dihasilkan pada grade 3 ini adalah sebesar 7,5 - 14,7 %. Asap cair grade 3 ini

terdiri dari asap cair dengan bahan baku sabut dan tempurung kelapa dengan suhu

pembakaran 300 °C dan 500 °C.

Grade 4 merupakan asap cair yang berasal dari distilasi pada suhu sampai

100 °C. Asap cair grade 4 ini merupakan asap cair dengan kualitas yang paling

rendah karena memiliki kadar fenol dan kadar asam yang paling kecil, yaitu

sebesar 0,37 - 0,47 % dan 4,15 - 9,65 %. Walaupun memiliki kualitas yang paling

rendah, asap cair drade 4 ini memiliki kuantitas yang paling tinggi diantara grade

lainnya, yaitu sebesar 15,9 - 45,5 %. Kuantitas yang tinggi ini disebabkan karena

asap cair grade 4 ini memiliki komponen air dalam jumlah yang banyak. Air dapat

menurunkan kepekatan dan kualitas dari asap cair. Asap cair grade 4 ini terdiri

dari asap cair dengan bahan baku sabut dan tempurung kelapa dengan suhu

pembakaran 300 °C dan 500 °C.

Kualitas asap cair yang dihasilkan pada penelitian ini ditentukan oleh

kadar fenol dan kadar asam pada asap cair karena kedua senyawa tersebut yang

memiliki peranan paling besar sebagai zat antimikroba. Semakin tinggi kadar

fenol dan kadar asam dari asap cair, maka kemampuan untuk menekan

pertumbuhan mikroorganisme dari asap cair tersebut akan semakin tinggi. Asap

cair yang memiliki kualitas paling tinggi (grade 1) memiliki kuantitas yang paling

rendah karena kandungan air pada asap cair tersebut sangat rendah sehingga

meningkatkan kepekatan dari zat aktif di dalamnya seperti fenol dan asam asetat.

Sebaliknya, asap cair dengan kualitas yang paling rendah (grade 4) memiliki

kuantitas yang paling tinggi, karena kandungan air di dalamnya sangat tinggi

sehingga menurunkan tingkat kepekatan zat aktif di dalamnya.

Page 55: ISOLASI DAN PEMURNIAN ASAP CAIR BERBAHAN DASAR … · Asap cair mengandung senyawa- ... mengidentifikasi komposisi senyawa- ... penulis pernah menjadi asisten praktikum mata kuliah

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Tempurung dan sabut kelapa memiliki potensi sebagai bahan baku pembuatan

asap cair.

2. Kualitas asap cair, yaitu kadar fenol dan asam asetat, dari asap cair tempurung

kelapa lebih tinggi dari asap cair sabut kelapa yaitu masing-masing sebesar

19,23 % dan 128,13 % pada suhu pembakaran 300 °C, serta sebesar 30,30 %

dan 132,98 % pada suhu pembakaran 500 °C.

3. Distilasi mampu memisahkan berbagai komponen asap cair tempurung dan

sabut kelapa menjadi empat fraksi dengan suhu distilasi antara 0 sampai 200

°C. Namun perlu dilakukan aplikasi secara langsung untuk mengetahui

kemampuan masing-masing fraksi sebagai pengawet atau fungsi lainnya.

B. Saran

Perlunya dilakukan analisis komponen kimia penyusun fraksi-fraksi asap

cair hasil distilasi dengan menggunakan GC-MS untuk menentukan kegunaan dari

fraksi-fraksi asap cair hasil distilasi tersebut.

Page 56: ISOLASI DAN PEMURNIAN ASAP CAIR BERBAHAN DASAR … · Asap cair mengandung senyawa- ... mengidentifikasi komposisi senyawa- ... penulis pernah menjadi asisten praktikum mata kuliah

DAFTAR PUSTAKA

Association of Official Analytical Chemist. 1995. Official Method of Analysis.

16th edition. Assiciation of Official Analytical Chemist, Inc. Washington.

Buckle, K. A., R. A. Edwards, G. H. Fleet dan M. Wooton. 1985. Ilmu Pangan.

Terjemahan H. Purnomo dan Adiono. Indonesian University Press.

Jakarta.

Boetje. 1998. pengaruh Cara Aplikasi Asap Cair Terhadap Umur Simpan

Cakalang Asar dalam Bentuk ‘Steak’. Penelitian Pasca Sarjana.

Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.

Browning, B. L. 1963. The Chemistry of Wood. Interscience Publishers John

Wiley & Sons, Inc. USA.

Cutting, C. I. 1965. Smoking dalam Fish As Food. Vol 3. Edited by Borgstorm.

G. New York. Academic Press. 55-105p.

Darmadji, P. 1995 Produksi Asap Cair dan Sifat-Sifat Fungsionalnya. Fakultas

Teknologi Pangan, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Darmadji, P. 2002. Optimasi Pemurnian Asap Cair dengan Metode Redistilasi.

Jurnal Teknologi dan Industri Pangan 8(3);267-171.

Daun, H.1979. Interaction of Wood Smoke Components and Foods. Food

Technol. 33 (5) 66-71.

Davis, T. A. 1992. Coconut Research Institute, Manado Indonesia Overview of

Research Activities, Indonesia.

Page 57: ISOLASI DAN PEMURNIAN ASAP CAIR BERBAHAN DASAR … · Asap cair mengandung senyawa- ... mengidentifikasi komposisi senyawa- ... penulis pernah menjadi asisten praktikum mata kuliah

Departemen Pertanian. 2002. Statistik Perkebunan Kelapa Indonesia. Direktorat

Jenderal Bina Produksi Perkebunan. Departemen Pertanian, Jakarta.

Djatmiko, B., S. Ketaren dan Setyakartini. 1985. Arang Pengolahan dan

Kegunaannya. Departemen Teknologi Hasil Pertanian, Fakultas Teknologi

Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Eklund. 1982. Inhibitor of Clostridium botulinum Types A and B Toxin

Production by Liquid Smoke and NaCl in Hot Process Smoke Flavoured

Fish. J. Food Protect. 6:32-41.

Foster, W. W. 1977. The Physic of Wood Smoke dalam Fish as Food. Vol. 3.

Edited by Borgstorm. G. London. Three Academic Press.

Fremond,Y., R. Ziller, dan M. De La Motte. 1966. Le Cocotier. Maisonneuve and

La Rose, Paris.

Fretheim, K., P. E. Granum dan Vold. 1980 Influence of Generation Temperature

on The Chemical Composition, Antioxidative Antimicrobial Effects of

Wood Smoke. J. Food Science 45 : 999-1007.

Geankoplis, C. J. 1983. Transport Processes and Unit Operations, 2nd ed. Allyn

and Bacon, Inc., Boston.

Girrard, J.P. 1992. Technology of Meat and Meat Products. Ellis horwood. New

York.

Grimwood, B. E. 1975. Coconut Palm Product Tropical. London. Product

Institute.

Harris, R. S. dan E. Karmas. 1989. Evaluasi Gizi pada Pengolahan Pangan.

Terjemahan Achmadi S., Bandung Technology Institute Press, Bandung.

Page 58: ISOLASI DAN PEMURNIAN ASAP CAIR BERBAHAN DASAR … · Asap cair mengandung senyawa- ... mengidentifikasi komposisi senyawa- ... penulis pernah menjadi asisten praktikum mata kuliah

Hendra, D. 1992. Hasil Pirolisis dan Nilai Kalor dari 8 Jenis Kayu di Indonesioa

Bagian Timur. Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol. 10(4);122-124.

Holleman, H. F. 1903. A Text Book of Organic Chemistry. John Wiley & Sons,

New York.

Hollenbeck, C. M. 1978. Summaries of Addition Paper on Smoke Curing. The

Symposium Smoke Curing Advances in Theory of Food Tech. Dallas.

Texas June 4-7.

Holzschuh, Pierre ; et al. Process for the production of alimentary smoke by

pyrolysis, the use of means particularly adapted to said process, smoke

and smoked foodstuffs obtained. www.uspto.gov

Immamura, E., dan Y. Watanabe. 2004. Anti-Allergy Composition Comprising

Wood Vinegar or Bamboo Vinegar-Distilled Solution. United States

Patent Application. Cleveland.

Joseph, G. H. dan J. G. Kindagen. 1993. Potensi dan Peluang Pengembangan

Tempurung, Sabut dan Batang Kelapa untuk Bahan Baku. Prosiding

Konperensi Nasional Kelapa III, Yogyakarta.

Kuriyama, A. 1961. Destructive distillation of Wood. Overseas Technical

Corporation Agency. Tokyo.

Maga, J.A. 1988. Smoke in Food Processing. CRC Press, Florida.

Moeljanto. 1982. Pengasapan dan Fermentasi Ikan. Jakarta. Penebar Swadaya.

Moody, M. W. dan G. J. Flick. 1990. Smoked, Cured, and Dried Fish. Di dalam

Martin, R. E. Dan G. J. Flick (eds.) The Seafood Industry. Van Nostrand

Reinhold. New York.

Page 59: ISOLASI DAN PEMURNIAN ASAP CAIR BERBAHAN DASAR … · Asap cair mengandung senyawa- ... mengidentifikasi komposisi senyawa- ... penulis pernah menjadi asisten praktikum mata kuliah

Nurhayati, T. 2000. Produksi Arang dan Destilat Kayu Mangium dan Tusam dari

Tungku Kubah. Buletin Penelitian Hasil Hutan 18(3);137-151.

Nurhayati, T., Sylviani, dan Mahpudin. 2003. Analisis Teknis dan Ekonomis

Produksi Terpadu Arang dan Cuka Kayu dari Tiga Jenis Kayu. Buletin

Penelitian Hasil Hutan 21(2) ; 155-166.

Pearson, A.M. dan F.W. Tauber. 1973. Processed Meats, second edition. AVI

Publishing Company Inc., Wesport Connecticut.

Pranatalia, D. 2004. Pyroligneous Acid dari Limbah Tempurung Kelapa Sawit

(Elaeis guineensis Jacq) dan Pemanfaatannya pada Bibit Mahoni

(Swietenia macrophylla King). Skripsi. Fakultas Kehutanan, Institut

Pertanian Bogor.

Price, J. F., B. S. Schweigert. 1987. The Science of Meat and Meat Products.

Food and Nutrition Press, Inc. Wesport, Connecticut.

Pszczola, Donald E. 1995. Tour Highlights Production and Uses of Smoke-Based

Flavors. Food Technol. 49(1);70-74.

Reinhold, J. F. F. 1993. Martindale. The Extract Pharmacopodia 30th. edition.

The Pharmacentical. London

Rumokoi, M. M. M., H. F. J. Motulo, H. Kembuan, E. Goniwala, dan E.

Lumintang. 1997. Biokonversi Sabut dan Air Kelapa menjadi Pakan dan

Pupuk Organik. Laporan Tahunan Balai Penelitian Tanaman Kelapa dan

Palma Lain. Badan Penalitian dan Pengambangan Pertanian, Manado.

Soeparno. 1994. Ilmu dan Teknologi Daging. Edisi Kedua. Gadjah Mada

University Press, Yogyakarta.

Page 60: ISOLASI DAN PEMURNIAN ASAP CAIR BERBAHAN DASAR … · Asap cair mengandung senyawa- ... mengidentifikasi komposisi senyawa- ... penulis pernah menjadi asisten praktikum mata kuliah

Soetoyo, M. D. 1987. Pedoman Mengasap Ikan Cara Sederhana dan Modern.

Jakarta. Titik Terang.

Sutater, T., Sucianti dan R. Tejasarwana. 1998. Serbuk Sabut Kelapa sebagai

Media Tanam Krisan. Konperensi Nasional Kelapa. Modernisasi Usaha

Pertanian Berbasis Kelapa. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman

Industri, Bandar Lampung.

Tillman, D. A., A. J. Rossi dan W. D. Kitto. 1981. Wood Combustion, Principles,

Processes, and Economics.Academic Press. New York.

Toth, L. dan K. Potthast. 1984. Chemical Aspect of the Smoking of Meat and

Meat Products dalam C. O. Chichester, E. M. Mrakdan B. S. Schweigert

(ed.). Advances in Food Research. Vol. 29. Academic Press, Inc., New

York. London.

Tranggono, Suhardi, B. Setiadji, P.Darmadji, Supranto, dan Sudarmanto. 1996.

Identifikasi Asap Cair dari Berbagai jenis Kayu dan tempurung Kelapa. J.

Ilmu dan Teknologi Pangan 1(2);15 – 24.

Whittle, K. J., P. Howgate. 2002. Glossary of Fish Technology Terms.

www.onefish.org/global/ishTechnologyGlossaryFeb02.

Zaitsev, I., I. Kizeveter, L. Lacunov, T. Makarova, L. Mineer, dan V. Podsevalor.

1969. Fish Curing and Processing. Mir Publishers. Moskow.

Page 61: ISOLASI DAN PEMURNIAN ASAP CAIR BERBAHAN DASAR … · Asap cair mengandung senyawa- ... mengidentifikasi komposisi senyawa- ... penulis pernah menjadi asisten praktikum mata kuliah
Page 62: ISOLASI DAN PEMURNIAN ASAP CAIR BERBAHAN DASAR … · Asap cair mengandung senyawa- ... mengidentifikasi komposisi senyawa- ... penulis pernah menjadi asisten praktikum mata kuliah

Lampiran 1. Hasil Deteksi GC-MS Kondensat Sabut Kelapa Suhu 300 °C

Page 63: ISOLASI DAN PEMURNIAN ASAP CAIR BERBAHAN DASAR … · Asap cair mengandung senyawa- ... mengidentifikasi komposisi senyawa- ... penulis pernah menjadi asisten praktikum mata kuliah

Lampiran 2. Hasil Deteksi GC-MS Kondensat Sabut Kelapa Suhu 500 °C

Page 64: ISOLASI DAN PEMURNIAN ASAP CAIR BERBAHAN DASAR … · Asap cair mengandung senyawa- ... mengidentifikasi komposisi senyawa- ... penulis pernah menjadi asisten praktikum mata kuliah

Lampiran 3. Hasil Deteksi GC-MS Kondensat Tempurung Kelapa Suhu 300 °C

Page 65: ISOLASI DAN PEMURNIAN ASAP CAIR BERBAHAN DASAR … · Asap cair mengandung senyawa- ... mengidentifikasi komposisi senyawa- ... penulis pernah menjadi asisten praktikum mata kuliah

Lampiran 4. Hasil Deteksi GC-MS Kondensat Tempurung Kelapa Suhu 500 °C

Page 66: ISOLASI DAN PEMURNIAN ASAP CAIR BERBAHAN DASAR … · Asap cair mengandung senyawa- ... mengidentifikasi komposisi senyawa- ... penulis pernah menjadi asisten praktikum mata kuliah

Lampiran 5. Komponen Kondensat Sabut Kelapa Suhu 300 °C Hasil Deteksi GC-MS

No Sampel %

1 Fenol 44,1

2 Pyridin, 3-methoxy 0,92

3 Butanoic acid, propyl ester 0,70

4 2-cyclopenten-1-one, 2-hydroxy-3-methyl 1,68

5 1,3-dimethyl-2-cyclopentwn 0,13

6 Fenol, 2-methyl 2,78

7 Fenol, 2-methoxy 14,84

8 Oxyrane, propyl 0,19

9 2-methoxycyclohexanone / trans-2-methyl-4-hexan 1,83

10 4-pyran-4-one, 3-hydroxy-2-metil 0,93

11 2-cyclopenten-1-one, 3ethyl-2-hydroxy 0,72

12 Fenol, 2-ethyl 0,21

13 Fenol, 2,4-dimethyl 0,90

14 Fenol, 3-ethyl 0,51

15 Fenol, 3,4-dimethyl 0,70

16 2-methoxy-4-methyl fenol 1,99

17 Pyridinone, 3-methyl 1,04

18 1,2-benzenediol 7,22

19 1-methoxy-4-(1’-methyl ethyl) cyclo 0,23

20 1,2-benzenediol, 3-methoxy 1,95

21 Fenol, 4-ethyl-2-methoxy 0,55

22 1,2-benzenediol, 3-methyl 1,69

23 4-methyl catechol 4,54

24 Fenol, 2,6-dimethoxy 4,17

25 2,5-dihydroxybenzaldehide 0,29

26 Benzaldehide, 4-hydroxy-3-methoxy 0,27

27 1,3-benzenediol, 4-ethyl 0,89

Page 67: ISOLASI DAN PEMURNIAN ASAP CAIR BERBAHAN DASAR … · Asap cair mengandung senyawa- ... mengidentifikasi komposisi senyawa- ... penulis pernah menjadi asisten praktikum mata kuliah

Lampiran 5. Komponen Kondensat Sabut Kelapa Suhu 300 °C Hasil Deteksi GC-MS (lanjutan)

No Sampel %

28 1,2,4-trimethoxybenzene 0,83

29 Etanone 0,27

30 3-(2-nepthyl)-1-butene 0,32

31 2,6-dimethyl-4-hydroxyaniline 1,45

Page 68: ISOLASI DAN PEMURNIAN ASAP CAIR BERBAHAN DASAR … · Asap cair mengandung senyawa- ... mengidentifikasi komposisi senyawa- ... penulis pernah menjadi asisten praktikum mata kuliah

Lampiran 6. Komponen Kondensat Sabut Kelapa Suhu 500 °C Hasil Deteksi GC-MS

No Sampel %

1 Fenol 44,30

2 1-hidroxy-2-pentanone 1,84

3 Pyridin, 3-methoxy 0,79

4 2-cyclopenten-1-one, 2-hydroxy-3-methyl 1,44

5 Fenol, 2-methyl 4,62

6 Fenol, 2-methoxy 13, 64

7 3-methylene-1,5-heptadien-4-ol 0,31

8 4-pyran-4-one, 3-hydroxy-2-metil 0,22

9 2-cyclopenten-1-one, 3ethyl-2-hydroxy 0,28

10 Fenol, 2-ethyl 0,18

11 Fenol, 2,4-dimethyl 0,57

12 Fenol, 3-ethyl 0,93

13 Fenol, 2,4-dimethyl 0,48

14 2-methoxy-4-methyl fenol 0,84

15 4-ethoxy pyridine 0,06

16 1,2-benzenediol 15,06

17 1,2-benzenediol, 3-methoxy 1,91

18 1,2-benzenediol, 3-methyl 2,90

19 4-methyl catechol 5,55

20 Fenol, 2,6-dimethoxy 2,42

21 4-flourocumene 1,16

22 4,5-dimethoxy-2-methyl fenol 0,60

23 2,3,5-trimethoxy toluene 0,22

24 2-methoxy-4-propyl fenol 0,91

Page 69: ISOLASI DAN PEMURNIAN ASAP CAIR BERBAHAN DASAR … · Asap cair mengandung senyawa- ... mengidentifikasi komposisi senyawa- ... penulis pernah menjadi asisten praktikum mata kuliah

Lampiran 7. Komponen Kondensat Tempurung Kelapa Suhu 300 °C Hasil Deteksi GC-MS

No Sampel %

1 Fenol 34,45

2 3-cyclobutene-1,2-dione, 3,4-dihydroxy 0,18

3 Pyridin, 3-methoxy 0,35

4 Butanoic acid, propyl ester 0,32

5 2-cyclopenten-1-one, 2-hydroxy-3-methyl 2,57

6 Fenol, 2-methyl 1,84

7 Fenol, 2-methoxy 9,81

8 4-hexene-3-one, 4,5-dimethyl 0,52

9 Hexadecane, 1,1-dimethoxy 4,21

10 Fenol, 3-ethyl 0,38

11 2-methoxy-4-methyl fenol 3,05

12 1,2-benzenediol 8,62

13 1,2-benzenediol, 3-methoxy 6,46

14 1,2-benzenediol, 3-methyl 0,66

15 4-methyl catechol 1,60

16 Fenol, 2,6-dimethoxy 12,57

17 Fenol, 3,4-dimethoxy 0,29

18 Benzoic acid, 4-hydroxy metil ester 0,91

19 Benzaldehide, 4-hydroxy-2-methoxy 0,32

20 Fenol, 2-methoxy-4-(1-propenyl) 0,32

21 Benzene, 1,2,3-trimethoxy 3,09

22 2,4-dimethyl-3-(methoxycarbonil) 2,62

23 Benzeneacetic acid, 4-hydroxy-3-metil 1,38

24 Fenol, 2,4-dimethoxy-4-(2-propenyl) 0,96

25 Ethanone, 1-(4-hydroxy-2,5,dimethoxy) 0,37

26 2-pentanone, 1-(2,4,6-trihydroxyphenyl) 1,45

Page 70: ISOLASI DAN PEMURNIAN ASAP CAIR BERBAHAN DASAR … · Asap cair mengandung senyawa- ... mengidentifikasi komposisi senyawa- ... penulis pernah menjadi asisten praktikum mata kuliah

Lampiran 8. Komponen Kondensat Tempurung Kelapa Suhu 500 °C Hasil Deteksi GC-MS

No Sampel %

1 Fenol 31,93

2 2-pyran, 3,4-dihydro-2-methoxy 0,22

3 Pyridin, 3-methoxy 0,31

4 Butanoic acid 0,26

5 2-cyclopenten-1-one, 2-hydroxy-3-methyl 2,53

6 Fenol, 2-methyl 1,67

7 Fenol, 2-methoxy 9,19

8 Thiopene, 2-propyl 0,44

9 Octadecane, 1,1-dimethoxy 3,40

10 Fenol, 2,4-dimethyl 0,34

11 Fenol, 3,5-dimethyl 0,41

12 2-methoxy-4-methyl fenol 2,85

13 1,2-benzenediol 9,47

14 1,2-benzenediol, 3-methoxy 6,20

15 4-methyl catechol 1,87

16 Fenol, 2,6-dimethoxy 12,44

17 Fenol, 3,4-dimethoxy 0,26

18 Benzoic acid, 4-hydroxy metil ester 1,42

19 Benzaldehide, 4-hydroxy-3-methoxy 0,39

20 Fenol, 2-methoxy-4-(1-propanyl) 0,64

21 1,2,4-trimethoxybenzene 3,62

22 4-(methylthio) acetophenone 0,67

23 7,8-dimethylbenzocyclooctene 3,45

24 Benzeneacetic acid, 4-hydroxy-3-metil 1,67

25 Fenol, 2,4-dimethoxy-4-(2-propenyl) 1,44

26 2-chloro-1-phenyl-1-penten-3-ol 0,52

27 Ethanone, 1-(4-hydroxy-3,5-dimethoxy) 0,53

28 1-butanone, 1-(2,4,6-trihydroxy-3-methylpenyl) 1,87

Page 71: ISOLASI DAN PEMURNIAN ASAP CAIR BERBAHAN DASAR … · Asap cair mengandung senyawa- ... mengidentifikasi komposisi senyawa- ... penulis pernah menjadi asisten praktikum mata kuliah

Lampiran 9. Hasil Uji ANOVA Pirolisis Source                  DF           Sum of Squares             Mean Square  F Value    Pr > F Model                    2             268.47115333            134.23557667     3.95    0.0712 Error                    7             238.10560667             34.01508667 Corrected Total          9             506.57676000                    R‐Square                     C.V.                Root MSE        KONDST Mean                   0.529971                 13.16475              5.83224542        44.30200000  Source                  DF                 Anova SS             Mean Square  F Value    Pr > F SAMPEL                   1              68.77962667             68.77962667     2.02    0.1980 SUHU                     1             199.69152667            199.69152667     5.87    0.045  Lampiran 10. Hasil Uji ANOVA Distilasi

Page 72: ISOLASI DAN PEMURNIAN ASAP CAIR BERBAHAN DASAR … · Asap cair mengandung senyawa- ... mengidentifikasi komposisi senyawa- ... penulis pernah menjadi asisten praktikum mata kuliah

Distilasi sabut    Analysis of Variance Procedure Dependent Variable: DIS Source                  DF           Sum of Squares             Mean Square  F Value    Pr > F Model                    2            3763.06250000           1881.53125000     8.03    0.0275 Error                    5            1171.40625000            234.28125000 Corrected Total          7            4934.46875000                    R‐Square                     C.V.                Root MSE           DIS Mean                   0.762607                 33.04993             15.30624872        46.31250000  Source                  DF                 Anova SS             Mean Square  F Value    Pr > F SUPMB                    1               0.28125000              0.28125000     0.00    0.9737 SUDIS                    1            3762.78125000           3762.78125000    16.06    0.0102  Distilasi Tempurung    Analysis of Variance Procedure Dependent Variable: DIS Source                  DF           Sum of Squares             Mean Square  F Value    Pr > F Model                    4            4535.23812500           1133.80953125   145.53    0.0001 Error                   11              85.70171875              7.79106534 Corrected Total         15            4620.93984375                    R‐Square                     C.V.                Root MSE           DIS Mean                   0.981454                 14.79052              2.79124799        18.87187500  Source                  DF                 Anova SS             Mean Square  F Value    Pr > F SUPMB                    1               0.66015625              0.66015625     0.08    0.7764 SUDIS                    3            4534.57796875           1511.52598958   194.01    0.0001 

Lampiran 10. Hasil Uji ANOVA Distilasi (lanjutan) Distilasi Sabut+tempurung Analysis of Variance Procedure Dependent Variable: DIS Source                  DF           Sum of Squares             Mean Square  F Value    Pr > F Model                    3            3903.04687500           1301.01562500     7.52    0.0043 

Page 73: ISOLASI DAN PEMURNIAN ASAP CAIR BERBAHAN DASAR … · Asap cair mengandung senyawa- ... mengidentifikasi komposisi senyawa- ... penulis pernah menjadi asisten praktikum mata kuliah

Error                   12            2075.56250000            172.96354167 Corrected Total         15            5978.60937500                    R‐Square                     C.V.                Root MSE           DIS Mean                   0.652835                 32.39799             13.15156043        40.59375000  Source                  DF                 Anova SS             Mean Square  F Value    Pr > F SAMPEL                   1             523.26562500            523.26562500     3.03    0.1075 SUPMB                    1               1.26562500              1.26562500     0.01    0.9332 SUDIS                    1            3378.51562500           3378.51562500    19.53    0.0008  

Lampiran 11. Hasil Uji ANOVA pH pH Sabut Analysis of Variance Procedure Dependent Variable: PH Source                  DF           Sum of Squares             Mean Square  F Value    Pr > F Model                    2               0.02322500              0.01161250    29.59    0.0017 Error                    5               0.00196250              0.00039250 Corrected Total          7               0.02518750  

Page 74: ISOLASI DAN PEMURNIAN ASAP CAIR BERBAHAN DASAR … · Asap cair mengandung senyawa- ... mengidentifikasi komposisi senyawa- ... penulis pernah menjadi asisten praktikum mata kuliah

                  R‐Square                     C.V.                Root MSE            PH Mean                  0.922084                 0.677031              0.01981161         2.92625000  Source                  DF                 Anova SS             Mean Square  F Value    Pr > F SUPMB                    1               0.00011250              0.00011250     0.29    0.6153 SUDIS                    1               0.02311250              0.02311250    58.89    0.0006  pH Tempurung Analysis of Variance Procedure Dependent Variable: PH Source                  DF           Sum of Squares             Mean Square  F Value    Pr > F Model                    4               1.91292500              0.47823125  1277.22    0.0001 Error                   11               0.00411875              0.00037443 Corrected Total         15               1.91704375                    R‐Square                     C.V.                Root MSE            PH Mean                   0.997852                 0.864574              0.01935024         2.23812500  Source                  DF                 Anova SS             Mean Square  F Value    Pr > F SUPMB                    1               0.00005625              0.00005625     0.15    0.7057 SUDIS                    3               1.91286875              0.63762292  1702.91    0.0001 

Lampiran 11. Hasil Uji ANOVA pH (lanjutan) pH sabut+tempurung Analysis of Variance Procedure Dependent Variable: PH Source                  DF           Sum of Squares             Mean Square  F Value    Pr > F Model                    3               0.63642500              0.21214167   200.84    0.0001 Error                   12               0.01267500              0.00105625 Corrected Total         15               0.64910000                    R‐Square                     C.V.                Root MSE            PH Mean                   0.980473                 1.185050              0.03250000         2.74250000  Source                  DF                 Anova SS             Mean Square  F Value    Pr > F SAMPEL                   1               0.54022500              0.54022500   511.46    0.0001 SUPMB                    1               0.00010000              0.00010000     0.09    0.7636 

Page 75: ISOLASI DAN PEMURNIAN ASAP CAIR BERBAHAN DASAR … · Asap cair mengandung senyawa- ... mengidentifikasi komposisi senyawa- ... penulis pernah menjadi asisten praktikum mata kuliah

SUDIS                    1               0.09610000              0.09610000    90.98    0.0001   

Lampiran 12. Hasil Uji ANOVA Kadar Asam kadar asam sabut Analysis of Variance Procedure Dependent Variable: KAS Source                  DF           Sum of Squares             Mean Square  F Value    Pr > F Model                    2              21.30730600             10.65365300    26.60    0.0022 Error                    5               2.00241000              0.40048200 Corrected Total          7              23.30971600                    R‐Square                     C.V.                Root MSE           KAS Mean                   0.914095                 12.55752              0.63283647         5.03950000  Source                  DF                 Anova SS             Mean Square  F Value    Pr > F SUPMB                    1               1.05705800              1.05705800     2.64    0.1652 SUDIS                    1              20.25024800             20.25024800    50.56    0.0009  kadar asam tempurung  Analysis of Variance Procedure

Page 76: ISOLASI DAN PEMURNIAN ASAP CAIR BERBAHAN DASAR … · Asap cair mengandung senyawa- ... mengidentifikasi komposisi senyawa- ... penulis pernah menjadi asisten praktikum mata kuliah

Dependent Variable: KAS Source                  DF           Sum of Squares             Mean Square  F Value    Pr > F Model                    4            5227.95373975           1306.98843494  1488.30    0.0001 Error                   11               9.65996119              0.87817829 Corrected Total         15            5237.61370094                    R‐Square                     C.V.                Root MSE           KAS Mean                   0.998156                 3.123816              0.93711167        29.99893750  Source                  DF                 Anova SS             Mean Square  F Value    Pr > F SUPMB                    1               0.67363056              0.67363056     0.77    0.3998 SUDIS                    3            5227.28010919           1742.42670306  1984.14    0.0001 

Lampiran 12. Hasil Uji ANOVA Kadar Asam (lanjutan) kadar asam sabut+tempurung Analysis of Variance Procedure Dependent Variable: KAS Source                  DF           Sum of Squares             Mean Square  F Value    Pr > F Model                    3             432.29107850            144.09702617    58.82    0.0001 Error                   12              29.39664750              2.44972063 Corrected Total         15             461.68772600                    R‐Square                     C.V.                Root MSE           KAS Mean                   0.936328                 15.34845              1.56515834        10.19750000  Source                  DF                 Anova SS             Mean Square  F Value    Pr > F SAMPEL                   1             259.48377225            259.48377225   105.92    0.0001 SUPMB                    1               0.00313600              0.00313600     0.00    0.9720 SUDIS                    1             172.80417025            172.80417025    70.54    0.0001   

Page 77: ISOLASI DAN PEMURNIAN ASAP CAIR BERBAHAN DASAR … · Asap cair mengandung senyawa- ... mengidentifikasi komposisi senyawa- ... penulis pernah menjadi asisten praktikum mata kuliah

Lampiran 13. Hasil Uji ANOVA Kadar Fenol kadar fenol sabut Analysis of Variance Procedure Dependent Variable: FENOL Source                  DF           Sum of Squares             Mean Square  F Value    Pr > F Model                    2          146573.29040000          73286.64520000    38.99    0.0009 Error                    5            9397.68180000           1879.53636000 Corrected Total          7          155970.97220000                    R‐Square                     C.V.                Root MSE         FENOL Mean                   0.939747                 8.027036             43.35361992       540.09500000  Source                  DF                 Anova SS             Mean Square  F Value    Pr > F SUPMB                    1            1700.61120000           1700.61120000     0.90    0.3852 SUDIS                    1          144872.67920000         144872.67920000    77.08    0.0003 kadar fenol tempurung Analysis of Variance Procedure Dependent Variable: FENOL Source                  DF           Sum of Squares             Mean Square  F Value    Pr > F Model                    4          205570.47272501          51392.61818125     6.60    0.0058 Error                   11           85699.13207500           7790.83018864 Corrected Total         15          291269.60480000                    R‐Square                     C.V.                Root MSE         FENOL Mean                   0.705774                 13.40497             88.26567956       658.45500000  

Page 78: ISOLASI DAN PEMURNIAN ASAP CAIR BERBAHAN DASAR … · Asap cair mengandung senyawa- ... mengidentifikasi komposisi senyawa- ... penulis pernah menjadi asisten praktikum mata kuliah

Source                  DF                 Anova SS             Mean Square  F Value    Pr > F SUPMB                    1            6211.80422500           6211.80422500     0.80    0.3910 SUDIS                    3          199358.66850000          66452.88950000     8.53    0.0033 

Lampiran 13. Hasil Uji ANOVA Kadar Fenol (lanjutan) kadar fenol sabut+tempurung Analysis of Variance Procedure Dependent Variable: FENOL Source                  DF           Sum of Squares             Mean Square  F Value    Pr > F Model                    3          205195.01762500          68398.33920833    28.02    0.0001 Error                   12           29287.45515000           2440.62126250 Corrected Total         15          234482.47277500                    R‐Square                     C.V.                Root MSE         FENOL Mean                   0.875097                 8.904125             49.40264429       554.82875000  Source                  DF                 Anova SS             Mean Square  F Value    Pr > F SAMPEL                   1            3473.33422500           3473.33422500     1.42    0.2559 SUPMB                    1             147.62250000            147.62250000     0.06    0.8099 SUDIS                    1          201574.06090000         201574.06090000    82.59    0.0001 

Page 79: ISOLASI DAN PEMURNIAN ASAP CAIR BERBAHAN DASAR … · Asap cair mengandung senyawa- ... mengidentifikasi komposisi senyawa- ... penulis pernah menjadi asisten praktikum mata kuliah

Lampiran 14. Hasil Uji ANOVA Bobot Jenis BJ sabut Analysis of Variance Procedure Dependent Variable: BJ Source                  DF           Sum of Squares             Mean Square  F Value    Pr > F Model                    2               0.00009125              0.00004562     3.59    0.1082 Error                    5               0.00006363              0.00001273 Corrected Total          7               0.00015488                    R‐Square                     C.V.                Root MSE            BJ Mean                   0.589185                 0.330259              0.00356721         1.08012500  Source                  DF                 Anova SS             Mean Square  F Value    Pr > F SUPMB                    1               0.00000012              0.00000012     0.01    0.9249 SUDIS                    1               0.00009112              0.00009112     7.16    0.0440  BJ tempurung Analysis of Variance Procedure Dependent Variable: BJ Source                  DF           Sum of Squares             Mean Square  F Value    Pr > F Model                    4               0.00787975              0.00196994    62.78    0.0001 Error                   11               0.00034519              0.00003138 Corrected Total         15               0.00822494                    R‐Square                     C.V.                Root MSE            BJ Mean                   0.958032                 0.501480              0.00560185         1.11706250  Source                  DF                 Anova SS             Mean Square  F Value    Pr > F SUPMB                    1               0.00000006              0.00000006     0.00    0.9652 SUDIS                    3               0.00787969              0.00262656    83.70    0.0001 

Lampiran 14. Hasil Uji ANOVA Bobot Jenis (lanjutan) BJ sabut+tempurung Analysis of Variance Procedure 

Page 80: ISOLASI DAN PEMURNIAN ASAP CAIR BERBAHAN DASAR … · Asap cair mengandung senyawa- ... mengidentifikasi komposisi senyawa- ... penulis pernah menjadi asisten praktikum mata kuliah

Dependent Variable: BJ Source                  DF           Sum of Squares             Mean Square  F Value    Pr > F Model                    3               0.00175225              0.00058408    16.55    0.0001 Error                   12               0.00042350              0.00003529 Corrected Total         15               0.00217575                    R‐Square                     C.V.                Root MSE            BJ Mean                   0.805354                 0.545705              0.00594068         1.08862500  Source                  DF                 Anova SS             Mean Square  F Value    Pr > F SAMPEL                   1               0.00115600              0.00115600    32.76    0.0001 SUPMB                    1               0.00002025              0.00002025     0.57    0.4634 SUDIS                    1               0.00057600              0.00057600    16.32    0.0016

Page 81: ISOLASI DAN PEMURNIAN ASAP CAIR BERBAHAN DASAR … · Asap cair mengandung senyawa- ... mengidentifikasi komposisi senyawa- ... penulis pernah menjadi asisten praktikum mata kuliah

Lampiran 15. Data dan Perhitungan Pirolisis No Sampel Suhu

(°C) Bobot

Sampel (gr)

Kadar Air (%)

Bobot kondensat

(gr)

Persen Kondensat

(% b/b)

Bobot Arang

(gr)

Persen Arang

(% b/b) 1 Sabut 300 520 22,57 175 41,13 195 46,02

2 Sabut 300 480 23,71 153 39,45 175 45,18

3 Sabut 500 507 26,31 231 57,56 147 36,57

4 Sabut 500 503 27,76 226 57,34 148 37,60

5 Tempurung 300 2600 14,77 952 42,02 948 41,85

6 Tempurung 300 2600 13,34 875 38,14 796 34,70

7 Tempurung 500 1704 15,14 688 46,48 519 35,07

8 Tempurung 500 2322 14,63 764 37,72 684 33,77

Contoh Perhitungan :

Sampel 1

Berat kering = Bobot Sampel × 100 % (100 + kadar air) %

= 520 gr × 100 % = 424,25 gr (100 + 22,57) %

Persen Kondensat = Bobot Kondensat × 100 % Berat Kering

= 175 gr × 100 % = 41,13 % 424,25 gr

Persen Arang = Bobot Arang × 100 % Berat Kering

= 195 gr × 100 % = 46,02 % 424,25 gr Rata-rata

Persen kondensat rata-rata = % kondensat ulangan 1 + % kondensat ulangan 2 2

= 41,13 % + 39,45 % = 40,29 % (lihat Tabel 4) 2

Page 82: ISOLASI DAN PEMURNIAN ASAP CAIR BERBAHAN DASAR … · Asap cair mengandung senyawa- ... mengidentifikasi komposisi senyawa- ... penulis pernah menjadi asisten praktikum mata kuliah

Lampiran 16. Data dan Perhitungan Distilasi

No Sampel Volume Awal (ml)

T≤100 100<T≤125 125<T≤150 150<T≤200Vol (ml)

% (v/v)

Vol (ml)

% (v/v)

Vol (ml)

% (v/v)

Vol (ml)

% (v/v)

1 Kondensat Sabut

Kelapa Suhu 300 °C

200 148 74,00 37 18,50 - - - -

2 Kondensat Sabut

Kelapa Suhu 300 °C

200 117 58,50 70 35,00 - - - -

3 Kondensat Sabut

Kelapa Suhu 500 °C

200 169 84,50 15 7,50 - - - -

4 Kondensat Sabut

Kelapa Suhu 500 °C

200 148 74,00 37 18,50 - - - -

5 Kondensat Tempurung

Kelapa Suhu 300 °C

200 81 40,50 60 30,00 4,2 2,10 6,8 3,40

6 Kondensat Tempurung

Kelapa Suhu 300 °C

200 78 39,00 63 31,50 4,7 2,35 7,5 3,75

7 Kondensat Tempurung

Kelapa Suhu 500 °C

200 94 47,00 45 22,50 4,5 2,25 6,5 3,25

8 Kondensat Tempurung

Kelapa Suhu 500 °C

200 85 42,50 52 26,00 5,7 2,85 6 3,00

Contoh Perhitungan :

Sampel 7

Persen terekstrak (T≤100) = Volume Terekstrak (ml) × 100 % Volume Awal (ml)

= 94 ml × 100 % = 47,00 % 200 ml

% terekstrak rata-rata = %Terekstrak ulangan 1 + %Terekstrak ulangan 2 × 100% 2

= 47,00 % + 42,50 % × 100 % = 44,75 % ( lihat Tabel 6) 2

Page 83: ISOLASI DAN PEMURNIAN ASAP CAIR BERBAHAN DASAR … · Asap cair mengandung senyawa- ... mengidentifikasi komposisi senyawa- ... penulis pernah menjadi asisten praktikum mata kuliah

Lampiran 17. Data dan Perhitungan Kadar Asam No Sampel Suhu

Pembakaran (°C)

Suhu Distilasi

Bobot Sampel

(gr)

Vol. NaOH Awal (ml)

Vol. NaOH Akhir (ml)

Kadar Asam (%)

1 Sabut 300 - 2,036 0 28 8,251

2 Sabut 300 - 2,025 0,3 28,3 8,296

3 Sabut 500 - 2,037 0 28,2 8,306

4 Sabut 500 - 2,032 0,1 28,8 8,474

5 Tempurung 300 - 1,988 0 21,4 6,426

6 Tempurung 300 - 1,982 21,7 45,5 7,205

7 Tempurung 500 - 1,992 1,4 29,3 8,404

8 Tempurung 500 - 1,991 0 24,7 7,443

9 Sabut 300 T≤100 1,968 20,2 35 4,512

10 Sabut 300 T≤100 1,967 35 49,9 4,545

11 Sabut 300 100<T≤125 1,988 0 27,4 8,270

12 Sabut 300 100<T≤125 1,999 0 28 8,404

13 Sabut 500 T≤100 1,973 0 9,8 2,980

14 Sabut 500 T≤100 1,976 9,8 19,8 3,050

15 Sabut 500 100<T≤125 1,989 19,8 40 6,093

16 Sabut 500 100<T≤125 1,997 0 20,2 6,069

17 Tempurung 300 T≤100 1,993 0 32,9 9,905

18 Tempurung 300 T≤100 1,980 0 32,6 9,879

19 Tempurung 300 100<T≤125 2,017 0 62 18,443

20 Tempurung 300 100<T≤125 2,019 0 62,6 18,603

21 Tempurung 300 125<T≤150 0,516 0 39,1 45,465

22 Tempurung 300 125<T≤150 0,512 0 39,4 46,172

23 Tempurung 300 150<T≤200 0,514 0 51,3 59,883

24 Tempurung 300 150<T≤200 0,524 0 53,2 60,916

25 Tempurung 500 T≤100 1,970 0 30,4 9,529

26 Tempurung 500 T≤100 1,981 0 31,1 9,419

27 Tempurung 500 100<T≤125 2,006 0 63,7 19,053

28 Tempurung 500 100<T≤125 2,015 0 64,6 19,236

29 Tempurung 500 125<T≤150 0,523 0 37,5 43,021

30 Tempurung 500 125<T≤150 0,520 0 38,8 42,461

30 Tempurung 500 150<T≤200 0,528 0 50,5 57,386

32 Tempurung 500 150<T≤200 0,516 0 50,7 58,953

Page 84: ISOLASI DAN PEMURNIAN ASAP CAIR BERBAHAN DASAR … · Asap cair mengandung senyawa- ... mengidentifikasi komposisi senyawa- ... penulis pernah menjadi asisten praktikum mata kuliah

Lampiran 17. Data dan Perhitunagn Kada Asam (lanjutan) Contoh Perhitungan :

Sampel 5

Kadar Asam = Vol NaOH (l) × N NaOH × BM as. asetat × 100 % Bobot Contoh (gr)

= (21,4-0) × 0,1 × 60 × 100 % = 6,426 % 1,988 × 1000

Kadar Asam Rata-Rata = % Kadar Asam Ulangan 1 + % Kadar Asam Ulangan 2 2

= 6,426 % + 7,205 % = 6,815 % (lihat Tabel 9) 2

Page 85: ISOLASI DAN PEMURNIAN ASAP CAIR BERBAHAN DASAR … · Asap cair mengandung senyawa- ... mengidentifikasi komposisi senyawa- ... penulis pernah menjadi asisten praktikum mata kuliah

Lampiran 18. Data dan Peritungan Kadar Fenol No Sampel Suhu

Pembakaran (°C) Suhu Distilasi

(°C) Kadar Fenol gr/l %

1 Sabut 300 - 946,54 0,895

2 Sabut 500 - 967,19 0,914

3 Tempurung 300 - 1482,38 1,402

4 Tempurung 500 - 1522,48 1,439

5 Sabut 300 T≤100 398,54 0,377

6 Sabut 300 T≤100 439,85 0,416

7 Sabut 300 100<T≤125 657,35 0,622

8 Sabut 300 100<T≤125 722,96 0,684

9 Sabut 500 T≤100 346,29 0,327

10 Sabut 500 T≤100 437,42 0,414

11 Sabut 500 100<T≤125 625,76 0,592

12 Sabut 500 100<T≤125 692,59 0,655

13 Tempurung 300 T≤100 467,80 0,442

14 Tempurung 300 T≤100 527,34 0,499

15 Tempurung 300 100<T≤125 645,20 0,610

16 Tempurung 300 100<T≤125 603,89 0,571

17 Tempurung 300 125<T≤150 633,05 0,598

18 Tempurung 300 125<T≤150 718,10 0,679

19 Tempurung 300 150<T≤200 803,16 0,759

20 Tempurung 300 150<T≤200 844,47 0,798

21 Tempurung 500 T≤100 467,80 0,442

22 Tempurung 500 T≤100 527,34 0,499

23 Tempurung 500 100<T≤125 667,07 0,631

24 Tempurung 500 100<T≤125 721,75 0,682

25 Tempurung 500 125<T≤150 885,78 0,837

26 Tempurung 500 125<T≤150 880,92 0,833

27 Tempurung 500 150<T≤200 594,17 0,562

28 Tempurung 500 150<T≤200 752,13 0,711

Page 86: ISOLASI DAN PEMURNIAN ASAP CAIR BERBAHAN DASAR … · Asap cair mengandung senyawa- ... mengidentifikasi komposisi senyawa- ... penulis pernah menjadi asisten praktikum mata kuliah

Lampiran 18. Data dan Perhitungan Kadar Fenol (lanjutan) Contoh Perhitungan :

Sampel 1

Kadar Fenol (%) = Kadar Fenol (gr/l) × 1 l BJ Fenol (gr/ml) 1000 ml

= 946,54 (gr/l) × 1 l = 0.895 % 1,0576 1000 ml

Kadar Fenol Rata-Rata = Kadar Fenol Ulangan 1 + Kadar Fenol Ulangan 2 2

= 0,377 % + 0,416 % = 0,396 % (lihat Tabel 13) 2

Page 87: ISOLASI DAN PEMURNIAN ASAP CAIR BERBAHAN DASAR … · Asap cair mengandung senyawa- ... mengidentifikasi komposisi senyawa- ... penulis pernah menjadi asisten praktikum mata kuliah

Lampiran 19. Data dan Perhitunagn Bobot Jenis No Sampel Suhu

Pembakaran (°C)

Suhu Distilasi

(°C)

Volume (ml)

Bobot Awal (gr)

Bobot Akhir (gr)

Bobot Jenis

(gr/ml) 1 Sabut 300 - 5 13,103 18,558 1,091

2 Sabut 500 - 5 13,110 18,530 1,084

3 Tempurung 300 - 5 13,147 18,709 1,113

4 Tempurung 500 - 5 13,147 18,742 1,119

5 Sabut 300 T≤100 5 13,108 18,478 1,074

6 Sabut 300 T≤100 5 13,110 18,490 1,076

7 Sabut 300 100<T≤125 5 13,109 18,494 1,077

8 Sabut 300 100<T≤125 5 13,111 18,516 1,081

9 Sabut 500 T≤100 5 13,107 18,502 1,079

10 Sabut 500 T≤100 5 13,110 18,495 1,077

11 Sabut 500 100<T≤125 5 13,110 18,510 1,080

12 Sabut 500 100<T≤125 5 13,109 18,519 1,082

13 Tempurung 300 T≤100 5 13,113 18,538 1,085

14 Tempurung 300 T≤100 5 13,110 18,555 1,089

15 Tempurung 300 100<T≤125 5 13,111 18,616 1,101

16 Tempurung 300 100<T≤125 5 13,109 18,654 1,109

17 Tempurung 300 125<T≤150 5 13,111 18,756 1,129

18 Tempurung 300 125<T≤150 5 13,108 18,723 1,123

19 Tempurung 300 150<T≤200 5 13,114 18,854 1,148

20 Tempurung 300 150<T≤200 5 13,112 18,872 1,152

21 Tempurung 500 T≤100 5 13,107 18,502 1,079

22 Tempurung 500 T≤100 5 13,111 18,586 1,095

23 Tempurung 500 100<T≤125 5 13,110 18,635 1,105

24 Tempurung 500 100<T≤125 5 13,108 18,643 1,107

25 Tempurung 500 125<T≤150 5 13,109 18,719 1,122

26 Tempurung 500 125<T≤150 5 13,112 18,732 1,124

27 Tempurung 500 150<T≤200 5 13,110 18,830 1,144

28 Tempurung 500 150<T≤200 5 13,107 18,807 1,140

Page 88: ISOLASI DAN PEMURNIAN ASAP CAIR BERBAHAN DASAR … · Asap cair mengandung senyawa- ... mengidentifikasi komposisi senyawa- ... penulis pernah menjadi asisten praktikum mata kuliah

Lampiran 19. Data dan Perhitungan Bobot Jenis (lanjutan) Contoh Perhitungan

Sampel 5

Bobot Jenis = Bobot Akhir (gr) – Bobot Awal (gr) Volume (ml)

= 18,478 gr – 13,108 gr = 1,074 gr/ml 5 ml

Bobot Jenis Rata-Rata = Bobot Jenis Ulangan 1 + Bobot Jenis Ulangan 2 2

= 1,074 + 1,076 = 1,075 (lihat Tabel 16) 2

Page 89: ISOLASI DAN PEMURNIAN ASAP CAIR BERBAHAN DASAR … · Asap cair mengandung senyawa- ... mengidentifikasi komposisi senyawa- ... penulis pernah menjadi asisten praktikum mata kuliah

Lampiran 20. Data dan Perhitungan Produktivitas No Sampel Suhu

Pembakaran (°C)

Suhu Distilasi

(°C)

Jumlah Kondensat

Distilasi (%)

Boot Jenis

(gr/ml)

Jumlah Kondensat

Pirolisis (%)

Produktivitas (%)

1 Sabut 300 T≤100 56,75 1,076 40,29 22,9

2 Sabut 300 100<T≤125 36,50 1,084 40,29 14,7

3 Sabut 500 T≤100 79,25 1,077 57,45 45,5

4 Sabut 500 100<T≤125 13,00 1,083 57,45 7,5

5 Tempurung 300 T≤100 39,75 1,090 40,08 15,9

6 Tempurung 300 100<T≤125 30,75 1,100 40,08 12,3

7 Tempurung 300 125<T≤150 4,45 1,127 40,08 1,8

8 Tempurung 300 150<T≤200 3,57 1,151 40,08 1,4

9 Tempurung 500 T≤100 44,75 1,087 42,10 18,8

10 Tempurung 500 100<T≤125 24,25 1,112 42,10 10,2

11 Tempurung 500 125<T≤150 5,10 1,125 42,10 2,1

12 Tempurung 500 150<T≤200 3,13 1,144 42,10 1,3

Contoh Perhitungan (basis 1000 gram)

Sampel 1

Jumlah Kondensat Pirolisis = Persen Kondensat Pirolisis (%) × 1000 gram Bobot Jenis (gr/ml)

= 40,29 % × 1000 gram = 374,44 ml 1,076 gr/ml

Jumlah Kondensat Distilasi = Jumlah kondensat Pirolisis (ml) × % Kondensat Distilasi (%)

= 374,44 ml × 56,75 % = 212,50 ml

Jumlah kondensat distilasi (gr) = Jumlah kondensat distilasi (ml) × Bobot jenis (gr/ml)

= 212,50 ml × 1,076 gr/ml = 228,64 gram

Produktivitas = Jumlah kondensat distilasi (gr) × 100 % 1000 gram

= 228,64 gr × 100 % = 22,86 % 1000 gr

Page 90: ISOLASI DAN PEMURNIAN ASAP CAIR BERBAHAN DASAR … · Asap cair mengandung senyawa- ... mengidentifikasi komposisi senyawa- ... penulis pernah menjadi asisten praktikum mata kuliah

Lampiran 21. Analisis Sifat Fisik dan Kimia a. Rendemen (SNI 06-3735-1998)

Rendemen diukur berdasarkan volume kondensat yang dihasilkan (ml) dari

setiap satuan berat bahan yang dibakar.

Rendemen (%) = Volume (ml) × 100 %

Berat bahan (gram)

b. pH (AOAC, 1995)

Sampel sebanyak 10 ml diukur dengan menggunakan pH meter, dengan

terlebih dahulu dilakukan standarisasi dengan buffer pH 4,0 dan 7,0.

pengukuran sampel dilakukan dengan mencelupkan elektroda pH meter ke

dalam sampel dan skala dibaca setelah jarum penunjuk konstan.

c. Total Asam Tertitrasi (SNI, 1992)

Sampel sebanyak 10 gram diencerkan menjadi 100 ml dengan akuades.

Larutan sampel sebanyak 10 ml ditambah indikator fenolphthalein sebanyak

2-3 tetes dan dititrasi dengan larutan NaOH 0,1 N sampai titik akhir titrasi,

yaitu berubahnya warna sampel menjadi merah keunguan dan stabil (tidak

berubah bila dihomogenkan). Total asam tertitrasi dinyatakan sebagai persen

asam asetat.

% Total Asam = V × N × BM × 100 %

BC

V = Volume titar NaOH

N = Normalitas NaOH

BM = Berat molekul asam asetat

BC = Bobot contoh (gram)

d. Kadar Fenol (Shetty et al., 1995)

Sampel sebanyak 10 ml disentrifuse pada 400 rpm selama 10 menit. Lalu 10

ml sampel ditempatkan ke dalam tabung reaksi yang sudah berisi 1 ml etanol

95 % dan 5 ml air destilat ke dalam tabung reaksi tersebut. Kemudian

Page 91: ISOLASI DAN PEMURNIAN ASAP CAIR BERBAHAN DASAR … · Asap cair mengandung senyawa- ... mengidentifikasi komposisi senyawa- ... penulis pernah menjadi asisten praktikum mata kuliah

ditambahkan 0,5 ml reagen Folin-Ciocalteu ke masing-masing tabung

tersebut. Diamkan selama 5 menit, lalu ditambahkan 1 ml Na2S2O3 5 % ke

tiap-tiap sampel, lalu dikocok dalam Vortex Shaker, lalu disimpan dalam

ruang gelap selama 60 menit. Setelah 60 menit, sampel kembali dikocok

dengan menggunakan Vortex Shaker dan diukur absorbansinya pada panjang

gelombang 725 nm.

Pembuatan kurva standar : 0,2 % asam tanat dibuat dengan pelarut air.

Kemudian ambil masing-masing 0, 1, 2, 3, 4, 5 ml dan masukkan dalam labu

ukur 10 ml. Kemudian tambahkan akuades ke dalam labu ukur sampai tera.

Kemudian masing-masing standar dipipet ke dalam tabung reaksi,

ditambahkan 1 ml etanol 95 %, 5 ml akuades, 0,5 ml reagen Folin-Ciocalteu,

dan 1 ml Na2CO3 5 %. Diamkan selama 60 menit, lalu ukur absorbansinya

pada panjang gelombang 725 nm.

e. Bobot Jenis (SNI 06-2388-1998)

Piknometer dibersihkan dengan alkohol, kemudian dikeringkan dan ditimbang

dengan teliti. Sampel diisi ke dalam piknometer sampai melebihi tanda tera,

kemudian ditutup dan dihindari dari adanya gelembung-gelembung udara.

bagian luar piknometer dikeringkan dari bahan yang menempel. Piknometer

yang telah diisi oleh akuades didiamkan beberapa saat, kemudian ditimbang.

Bobot Jenis =

(berat sampel + berat piknometer kosong) – berat piknometer kosong (gr)

(berat air + berat piknometer kosong) – berat piknometer kosong (gr)

f. GC-MS

Instrument : Agilent Technologies 6890 Gas

Chromatograph with Auto Sampler and

5973 Mass Selective Detector and

Chemstation Data System

Ionisation mode : Electron Impact

Electron energy : 70 eV

Coloumn : HP Ultra , Capillary Coluomn

Page 92: ISOLASI DAN PEMURNIAN ASAP CAIR BERBAHAN DASAR … · Asap cair mengandung senyawa- ... mengidentifikasi komposisi senyawa- ... penulis pernah menjadi asisten praktikum mata kuliah

Length 50 (m) × 0,2 (mm) I.D × 0,11

(µm) Film Thickness

Oven temperature : Initial temperature at 60 ºC hold for 2

minutes, rising at 5 ºC/min to 280 ºC

hold for 5 minutes

Injection port temperature : 250 ºC

Ion source temperature : 230 ºC

Interface temperature : 280 ºC

Quadrupole temperature : 140 ºC

Carrier gas : Helium

Colounm mode : Constant flow

Flow coloumn : 0,6 µL/minute

Injection volume : 5 µL

Split : 100 : 1