tugas akhir pembuatan asap cair grade 1 berbahan …

29
TUGAS AKHIR PEMBUATAN ASAP CAIR GRADE 1 BERBAHAN LIMBAH TEMPURUNG KELAPA SEBAGAI BAHAN PENGAWET MAKANAN Disusun oleh: THUROIHAN AMINULLOH 2017009 PROGRAM STUDI BUDI DAYA TANAMAN HORTIKULTURA POLITEKNIK PERTANIAN DAN PETERNAKAN MAPENA TUBAN 2020

Upload: others

Post on 01-Oct-2021

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: TUGAS AKHIR PEMBUATAN ASAP CAIR GRADE 1 BERBAHAN …

TUGAS AKHIR

PEMBUATAN ASAP CAIR GRADE 1 BERBAHAN LIMBAH

TEMPURUNG KELAPA SEBAGAI BAHAN PENGAWET

MAKANAN

Disusun oleh:

THUROIHAN AMINULLOH

2017009

PROGRAM STUDI BUDI DAYA TANAMAN HORTIKULTURA

POLITEKNIK PERTANIAN DAN PETERNAKAN MAPENA

TUBAN

2020

Page 2: TUGAS AKHIR PEMBUATAN ASAP CAIR GRADE 1 BERBAHAN …

ii

TUGAS AKHIR

PEMBUATAN ASAP CAIR GRADE 1 BERBAHAN LIMBAH

TEMPURUNG KELAPA SEBAGAI BAHAN PENGAWET

MAKANAN

Disusun oleh:

THUROIHAN AMINULLOH

2017009

Tugas Akhir ini Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar A.Md.

pada Program Studi Diploma III Budi Daya Tanaman Hortikultura

Politeknik Pertanian dan Peternakan Mapena

PROGRAM STUDI BUDI DAYA TANAMAN HORTIKULTURA

POLITEKNIK PERTANIAN DAN PETERNAKAN MAPENA

TUBAN

2020

Page 3: TUGAS AKHIR PEMBUATAN ASAP CAIR GRADE 1 BERBAHAN …

iii

LEMBAR PENGESAHAN

PEMBUATAN ASAP CAIR GRADE 1 BERBAHAN LIMBAH

TEMPURUNG KELAPA SEBAGAI BAHAN PENGAWET

MAKANAN

Thuroihan Aminulloh

2017009

Diterima dan Disetujui

Tanggal:

Dosen Pembimbing,

Adi Rastono, S.Pd., M.Si.

NIDN. 0713129001

Dosen Penguji,

Masrur Muzadi, S.P., M.P.

NIDN. 0703039303

Direktur,

Ali Saifudin, drh., M.Sc.

NIDN. 0713048402

Ketua Program Studi,

Adi Rastono, S.Pd., M.Si.

NIDN. 0713129001

Page 4: TUGAS AKHIR PEMBUATAN ASAP CAIR GRADE 1 BERBAHAN …

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas nikmat

dan rahmat nya, sehingga penulisan Tugas Akhir yang berjudul “Pembuatan Asap

Cair Grade 1 Berbahan Limbah Tempurung Kelapa Sebagai Bahan Pengawet

Makanan” dapat diselesaikan. Tugas akhir ini tidak lepas dari bantuan banyak

pihak. Oleh karena itu, perkenankan penulis mengucapkan banyak terima kasih

kepada:

1. Direktur dan Wakil Direktur Politeknik Pertanian dan Peternakan Mapena

atas izin pelaksanaan tugas akhir.

2. Bapak Adi Rastono, S.Pd., M.Si. selaku Ketua Program Studi Budi Daya

Tanaman Hortikultura dan sekaligus Dosen Pembimbing yang telah

banyak memberikan ide, motivasi, saran dan bimbingan dalam penulisan

tugas akhir.

3. Bapak Masrur Muzadi, S.P., M.P. selaku Dosen Penguji yang telah

memberikan masukan, kritik, dan saran dalam penulisan tugas akhir.

4. Seluruh Dosen Politeknik Pertanian dan peternakan Mapena yang

memberikan ilmu, pengetahuan, semangat dan motivasi.

5. Bapak Junaidi dan Ibu Tiani serta keluarga tercinta yang selalu

memberikan doa, nasihat, motivasi dan biaya selama menempuh

pendidikan di Politeknik Pertanian dan Peternakan Mapena.

6. Teman dan Sahabat Seperjuangan yang telah memberikan semangat,

masukan dan saran dalam penyusunan tugas akhir.

7. Semua pihak yang telah memberikan bantuan dalam penulisan tugas akhir.

Penulis menyadari bahwa tugas akhir ini masih kurang sempurna. Meskipun

demikian, penulis berharap agar tugas akhir ini dapat bermanfaat untuk banyak

pihak.

Tuban, Agustus 2020

Penulis

Page 5: TUGAS AKHIR PEMBUATAN ASAP CAIR GRADE 1 BERBAHAN …

v

ABSTRAK

Penggunaan bahan pengawet yang mengandung zat berbahaya masih

banyak ditemukan hampir di seluruh industri makanan dan kalangan masyarakat.

Penggunaan bahan pengawet yang tidak sesuai dengan prosedur yang benar akan

berdampak buruk pada kesehatan manusia. Upaya untuk mengatasi masalah

tersebut perlu adanya produk yang dapat mengantikan bahan pengawet kimia

sebagai alternatif untuk mengawetkan makanan secara alami. Salah satu solusinya

adalah bahan pengawet dari asap cair grade 1 berbahan limbah pertanian seperti

tempurung kelapa. Asap cair grade 1 yang berbahan baku tempurung kelapa ini

menjadi produk dengan kreteria food grade. Tempurung kelapa dipilih sebagai

bahan baku utama karena mengandung senyawa-senyawa yang menghasilkan

senyawa anti mikroba seperti fenol, karbonil, keton, dan piridin. Asap cair yang

diperoleh dari tahap pirolisis masih mengandung kadar tar dan benzonpiren

tinggi sehingga belum bisa diaplikasikan sebagai pengawet makanan. Sifat

fungsional dari asap cair diperoleh, dari proses destilasi untuk menghasilkan

tasteasap yang rendah dari tahap ini dilakukan tahap pengendapan, penyaringan

dengan zeolite dan karbon aktif sehingga dapat menghasilkan asap cair dengan

warna bening dan aroma asap yang tidak tajam sehingga asap cair grade 1

dapat digunakan untuk pengawet makanan secara alami.

Kata Kunci: asap cair, limbah pertanian, pengawet

Page 6: TUGAS AKHIR PEMBUATAN ASAP CAIR GRADE 1 BERBAHAN …

vi

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL LUAR ............................................................................. i

HALAMAN SAMPUL DALAM ........................................................................ ii

LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................... iii

KATA PENGANTAR ......................................................................................... iv

ABSTRAK ............................................................................................................ v

DAFTAR ISI ........................................................................................................ vi

DAFTAR TABEL ............................................................................................... vii

DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... viii

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ........................................................................................ 1

1.2 Tujuan ..................................................................................................... 2

1.3 Manfaat ................................................................................................... 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .......................................................................... 3

2.1 Bahan Pengawet ...................................................................................... 3

2.2 Asap Cair ................................................................................................ 3

2.3 Tempurung Kelapa ................................................................................. 5

BAB III METODE ............................................................................................... 7

3.1 Metodelogi .............................................................................................. 7

3.1.1 Waktu dan Lokasi Pelaksanaan ........................................................ 7

3.1.2 Alat dan Bahan ................................................................................. 7

3.1.3 Cara Pembuatan ................................................................................ 7

3.2 Jadwal Kegiatan ...................................................................................... 9

3.3 Rancangan Anggaran Biaya (RAB) ....................................................... 9

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................. 10 4.1 Pengambilan Limbah Tempurung Kelapa .............................................. 10

4.2 Proses Pembuatan Asap Cair grade 1 ..................................................... 10

4.3 Hasil Produk .......................................................................................... 15

4.5 Pengemasan Produk ............................................................................... 16

BAB V PENUTUP ............................................................................................... 17

5.1 Kesimpulan ............................................................................................ 17

5.2 Saran ...................................................................................................... 17

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 18

RIWAYAT HIDUP ............................................................................................. 21

Halaman

Page 7: TUGAS AKHIR PEMBUATAN ASAP CAIR GRADE 1 BERBAHAN …

vii

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Jadwal Rencana Pelaksanaan Tugas Akhir ............................................... 9

Tabel 2. Rancangan Anggaran Biaya ...................................................................... 9

Halaman

Page 8: TUGAS AKHIR PEMBUATAN ASAP CAIR GRADE 1 BERBAHAN …

viii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Skema pelaksanaan Tugas Akhir ......................................................... 8

Gambar 2. Pengambilan limbah tempurung kelapa .............................................. 10

Gambar 3. Persiapan Alat dan Bahan ................................................................... 11

Gambar 4. Alat dan Proses pembakaran (Pirolisator) ........................................... 11

Gambar 5. Hasil Asap cair grade 3 ....................................................................... 12

Gambar 6. Alat Pemurnian (destilator) ................................................................. 13

Gambar 7. Hasil Asap cair grade 2 ....................................................................... 13

Gambar 8. Hasil Asap cair grade 1 ....................................................................... 14

Gambar 9. Produk Asap cair grade 1 ..................................................................... 15

Gambar 10. Pengemasan produk pengawet makanan ............................................... 16

Halaman

Page 9: TUGAS AKHIR PEMBUATAN ASAP CAIR GRADE 1 BERBAHAN …

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bahan pengawet merupakan zat atau bahan kimia yang ditambahkan ke

dalam produkuntuk mencegah terjadinya dekomposisi yang disebabkan oleh

adanya pertumbuhan mikrob atau oleh perubahan kimiawi. Maraknya

penggunaan bahan pengawet berbahaya ke dalam makanan juga membuat

resah masyarakat. Penggunaan bahan pengawet makanan menjadi

permasalahan serius yang dihadapi oleh pemerintah (Afrianti, 2008).

Berbagai alasan produsen makanan melakukan pengawetan pada makanan.

Salah satunya karena daya tahan hampir sebagian besar bahan makanan

sangat terbatas dan mudah rusak. Dengan adanya pengawet makanan produk

bisa disimpan berhari-hari, bahkan berbulan-bulan dan sangat menguntungkan

produsen. Selain itu, beberapa zat pengawet berfungsi sebagai penambah daya

tarik makanan itu sendiri. Penambahan bahan pengawet bertujuan agar produk

yang dihasilkan menarik konsumen untuk membeli produk tersebut

(Winarno, 2002).

Beragam pengawet yang perlu dihindari dalam makanan antara lain

formalin dan borak (Wahyuni, 2011). Kedua bahan tersebut sangat berbahaya

dan sering digunakan untuk mengawetkan makanan seperti mie, pentol bakso,

dan ikan laut. Menurut Cahyadi (2006), menjelaskan jika formalin dan borak

dikonsumsi dalam jangka panjang dapat mengakibatkan gangguan jantung,

sistem pernapasan, ginjal, kulit, bahkan gangguan otak. Selain formalin dan

boraks, masih ada banyak macam-macam Bahan pengawet makanan

berbahaya seperti; Methanil Yellow, Merupakan zat pewarna tekstil untuk

pengawet makanan yang mempunyai tujuan supaya tahan lama berhari-hari

dan warnanya menjadi cantik, seperti mie kuning dan kerupuk warna-warni.

Apabila dikonsumsi terus menerus bisa menyebabkan penyakit ginjal

(Rohman, 2007). Rhodamin B, Merupakan pewarna sintetis (pewarna kain)

untuk pengawet makanan yang bertujuan utuk memberikan warna mencolok

pada produk makanan. Namun jika dikonsumsi secara terus menerus akan

mengakibatkan sakit pada tenggorokan (Wisnu, 2006).

Page 10: TUGAS AKHIR PEMBUATAN ASAP CAIR GRADE 1 BERBAHAN …

2

Seiring dengan meningkatnya ilmu pengetahuan dan teknologi, untuk

mengurangi penggunaan bahan pengawet berbahaya, alternatifnya dapat

menggunakan teknologi asap cair. Menurut Soldera (2008), asap cair ini

dihasilkan dari redestilasi asap cair sebanyak dua kali. Bahan yang digunakan

dalam pembuatan asap cair adalah limbah pertanian salah satunya tempurung

kelapa. Asap cair grade 1 ini dapat digunakan sebagai pengganti formalin

untuk mengawetkan makanan seperti mie, pentol bakso, tahu, dan udang.

Produk dari asap cair tempurung telah dibuktikan mampu mengawetkan

berbagai makanan dan mampu bertahan hingga 3-6 hari. Dampak asap cair

bagi lingkungan yaitu dapat mengurangi penumpukan limbah yang tidak

digunakan atau terbuang sia-sia dan mencoba untuk mengembangkan bahan

pengawet alami yang aman untuk dikonsumsi (Umboh, 2013).

1.2 Tujuan

Tujuan dari kegiatan tugas akhir pembuatan asap cair grade 1 berbahan

limbah tempurung kelapa sebagai pengawet makanan ini adalah :

a. Menghasilkan produk bahan pengawet alami

b. Mengurangi dampak limbah terhadap lingkungan

c. Mengajak masyarakat untuk hidup sehat

1.3 Manfaat

Manfaat dari kegiatan tugas akhir ini adalah :

a. Manfaat bagi mahasiswa

Memperoleh pengetahuan atau ilmu baru, pemahaman, wawasan,

keterampilan serta informasi tentang pembuatan asap cair grade 1

berbahan limbah tempurung kelapa sebagai bahan pengawet makanan

b. Manfaat bagi perguruan tinggi

Menambah kepustakaan atau referensi serta meningkatkan kelulusan

dan kualitas kampus.

Page 11: TUGAS AKHIR PEMBUATAN ASAP CAIR GRADE 1 BERBAHAN …

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Bahan Pengawet

Bahan pengawet adalah bahan tambahan yang dapat mencegah atau

menghambat proses fermentasi, pengasaman, atau penguraian terhadap

makanan yang disebabkan oleh aktivitas mikroorganisme. Pengawetan

makanan dapat dilakukan dengan berbagai cara dan metode. Hal ini

diupayakan agar makanan dapat bertahan dalam waktu yang panjang (Afrianti,

2008).

Menurut Cahyadi (2009) Penggunaan pengawet makanan harus tepat,

baik jenis maupun dosisnya. Pada saat ini banyak ditemukan bahan-bahan

pengawet yang dilarang untuk digunakan dalam makan dan berbahaya bagi

kesehatan. Zat pengawet terdiri dari 2 macam yaitu zat pengawet organik dan

Anorganik. Dari ke dua zat pengawet yang sering digunakan adalah zat

pengawet organik karena mudah untuk didapatkan dan menghambat

pertumbuhan mikroba pembusuk pada makanan yang bersifat patogen atau

tidak pathogen (Tyas R, 2009).

2.2 Asap Cair

Asap cair (liquid smoke) merupakan suatu hasil destilasi atau

pengembunan dari uap hasil pembakaran tidak langsung maupun langsung

dari bahan yang banyak mengandung karbon dan senyawa-senyawa lain

(Kamulyan, 2008). Bahan baku yang banyak digunakan untuk membuat asap

cair salah satunya adalah limbah tempurung kelapa. Asap cair bisa juga berarti

hasil pendinginan dan pencairan asap dari bahan limbah tempurung kelapa

yang dibakar dalam tabung tertutup. Asap yang semula partikel padat

didinginkan dan kemudian menjadi cair itu disebut dengan nama asap cair.

Asap cair umumnya digunakan sebagai pengganti teknik pengasapan

konvensional. Asap cair juga mengandung lebih dari 400 komponen dan

memiliki fungsi sebagai penghambat perkembangan bakteri dan cukup aman

sebagai pengawet alami. Selain itu komposisi asap dipengaruhi oleh berbagai

Page 12: TUGAS AKHIR PEMBUATAN ASAP CAIR GRADE 1 BERBAHAN …

4

faktor, diantaranya jenis atau kualitas tempurung kelapa, kadar air tempurung

kelapa, suhu pembakaran yang digunakan (Abdulgani, 2013).

Asap cair memiliki beberapa senyawa Senyawa yang umum terdeteksi

dan dikelompokkan menjadi beberapa golongan Menurut Sholicin (2008)

antara lain; Senyawa fenol, senyawa ini berperan sebagai antioksidan sehingga

dapat memperpanjang masa simpan produk. Kandungan senyawa fenol dalam

asap sangat tergantung pada suhu pirolisis tempurung kelapa. Presentase

kandungan fenol tempurung kelapa yaitu 4,13%. beberapa jenis fenol yang

terdapat dalam produk asapan adalah guaiakol dan siringol. Senyawa fenol

dalam asap cair dapat menghambat pertumbuhan bakteri dan juga dapat

berfungsi sebagai antioksidan dengan cara menstabilkan radikal bebes, serta

memiliki sifat anti-mikroba yang kuat dan salah satu kegunaan yang paling

awal adalah sebagai antiseptik. Senyawa karbonil, senyawa ini dalam asap

memiliki peran pada pewarnaan dan citarasa produk. Kandungan senyawa

karbonil dari tempurung kelapa yaitu 11,3%. Jenis senyawa karbonil yang

terdapat dalam asap cair antara lain adalah vanilin dan siringai dehiga.

Senyawa asam, senyawa ini mempunyai peran sebagai antibakteri, memberi

citarasa produk dan mempengaruhi pH dan umur simpan makanan.

Kandungan senyawa asam dalam asap tempurung kelapa yaitu 10,2%. Jenis

senyawa asam yang terdapat dalam asap cair antara lain asam asetat,

propionat, butirat dan valerat. Senyawa HPA (Hidrokarbon Polisiklis

Aromatis) senyawa ini memiliki pengaruh buruk karena bersifat karsinogen

sehingga harus dihilangkan pada proses awal pembuatan asap cair (Fatimah,

2009). Selain memiliki kandungan senyawa yang berperan sebagai antioksida

asap cair memiliki manfaat lainnya berdasarkan tingkatan atau grade. Menurut

Amritama (2007), mengatakan bahwa asap cair merupakan hasil dari destilasi

yang didapatkan dari uap pembakaran. Asap cair terbagi menjadi 3 grade,

Pertama Asap cair grade 3. Asap cair grade 3 ini merupakan grade yang

paling jelek karena hasil dari pirolisis pertama yang dikondensasi dan belom

dilakukan destilasi sehingga warnanya hitam keruh. Asap cair grade 3 ini pada

umumnya digunakan untuk pengolahan karet, penghilang bau dan pengawet

kayu sehingga tahan terhadap kerusakan rayap. Cara mengaplikasikan asap

Page 13: TUGAS AKHIR PEMBUATAN ASAP CAIR GRADE 1 BERBAHAN …

5

cair grade 3 ini adalah 1 cc/ml asap cair grade 3 dilarutkan dengan 300 ml air,

kemudian disemprotkan atau merendam kayu ke dalam larutan (Wijaya,

2008). Kedua asap cair grade 2. Asap cair grade 2 merupakan hasil dari grade

3 yang dilakukan destilasi warnanya coklat mudah sehingga dapat di gunakan

untuk pengawet makanan mentah seperti daging asap, ikan asap atau bandeng

asap. Cara mengaplikasikan asap cair grade 2 ini adalah celupkan ikan atau

daging yang telah dibersihkan ke dalam 25% asap cair dan tambahkan garam.

Biasanya ikan atau daging yang diawetkan dengan menggunakan asap cair

grade 2 bisa tahan selama 3 hari (Saparianto, 2007). Dan Ketiga asap cair

grade 1. Asap cair grade 1 merupakan asap cair yang paling bagus karena

hasil dari redestilasi grade 3 dan 2 warnanya yang bening sehingga asap cair

grade 1 ini digunakan sebagai pengawet makanan siap saji seperti mie

basah,pentol bakso, tahu, bumbu-bumbu barbaque. Asap cair paling bagus

kualitasnya serta tidak mengandung senyawa yang berbahaya untuk

diaplikasikan ke produk makanan. Cara pengaplikasian asap cair grade 1 ini

adalah 15 ml asap cair grade 1 dilarutkan dalam 1 liter air, kemudian

campurkan larutan tersebut ke dalam produk mie basah, pentol bakso atau

tahu kemudian direndam kurang lebih 5-15 menit setelah itu buang air

rendaman. Biasanya bakso yang memakai pengawet asap cair grade 1 bisa

tahan penyimpanan selama 3-6 hari. Asap cair ini mampu menjadi

desinfektan sehingga bahan makanan dapat bertahan lama tanpa

membahayakan konsumen (Darmaji, 2002).

2.3 Tempurung Kelapa

Pohon kelapa biasanya tumbuh pada daerah atau kawasan tepi pantai.

Buah kelapa terdiri dari kulit luar, sabut, tempurung, kulit daging, daging

buah, air kelapa dan lembaga. Menurut Ashari (2009), Buah kelapa yang

sudah tua memiliki bobot sabut (35%), tempurung (12%), endosperm (28%)

dan air (25%). Tempurung kelapa adalah salah satu bahan karbon aktif yang

kualitasnya cukup baik dijadikan arang aktif. Bentuk, ukuran dan kualitas

tempurung kelapa merupakan hal yang harus diperhatikan dalam pembuatan

arang aktif. Kualitas tempurung kelapa dan proses pembakaran sangat

Page 14: TUGAS AKHIR PEMBUATAN ASAP CAIR GRADE 1 BERBAHAN …

6

menentukan rendemen karbon aktif yang dihasilkan Secara fisologis, bagian

tempurung merupakan bagian yang paling keras dibandingkan dengan bagian

kelapa lainnya (Husseinsyah, 2011). Struktur yang keras disebabkan oleh

silikat (SiO2) yang cukup tinggi kadarnya pada tempurung kelapa tersebut.

Berat dan tebal tempurung kelapa sangat ditentukan oleh jenis tanaman

kelapa. Berat tempurung kelapa ini sekitar 15 –19 % dari berat keseluruhan

buah kelapa, sedangkan tebalnya sekitar 3 –5 mm (Suhartana, 2006). Dari

segi kualitas, tempurung kelapa yang memenuhi syarat untuk dijadikan bahan

arang aktif adalah kelapa yang benar-benar tua, keras, masih utuh dan dalam

keadaan kering. Untuk membuat arang aktif yang benar-benar berkualitas,

tempurung kelapa harus bersih dan terpisah dari sabutnya. Sedangkan untuk

mengetahui kualitas yang baik dari arang tempurung kelapa, pembakarannya

menghasilkan arang yang tampak hitam, mengkilap, utuh, keras dan mudah

dipatahkan. Menurut Prananta (2007), Arang tempurung kelapa dapat

digunakan sebagai kayu bakar biasa atau diolah menjadi arang aktif yang

dapat digunakan oleh berbagai industri pengolahan. Arang aktif dari

tempurung kelapa ini memiliki daya saing yang kuat karena mutunya tinggi

dan tergolong sumber daya yang terbarukan. Dengan demikian, tempurung

kelapa merupakan limbah perkebunan yang memiliki potensi yang besar dan

dapat dimanfaatkan lebih lanjut sebagai arang aktif (Erizza, 2008).

Page 15: TUGAS AKHIR PEMBUATAN ASAP CAIR GRADE 1 BERBAHAN …

BAB III

METODE

3.1 Metodologi

3.1.1 Waktu dan Lokasi Pelaksanaan

Pelaksanaan tugas akhir ini akan dilaksanakan pada tanggal 16 Juli

2020 sampai 01 Agustus 2020, bertempat di Desa Kedungharjo,

Kecamatan Bangilan, Kabupaten Tuban.

3.1.2 Alat dan Bahan

Alat yang digunakan untuk pembuatan asap cair yaitu Pirolisator,

Destilator, Bak Air, Botol putih, sedangkan bahan yang digunakan

untuk bahan bakunya adalah tempurung kelapa, dan bahan penunjang-

nya Pasir Zeolit Aktif dan Arang karbon aktif.

3.1.3 Cara Pembuatan

a. Mempersiapkan Alat dan Bahan

b. Membersihkan tempurung kelapa dari kotoran dan sabut.

c. Tempurung kelapa dipecah menjadi beberapa bagian dengan

ukuran 7-9 cm .

d. Menimbang berat tempurung kelapa untuk mengetahui berat awal

e. Kemudian tempurung kelapa dikeringkan dengan cara di jemur

untuk mengurangi kadar air

f. Memasukan Tempurung kelapa yang sudah kering dalam ke dalam

tabung pirolisis untuk proses pembakaran selama kurang lebih 8

jam.

g. Selanjutnya proses pengembunan (Kondensasi) dilakukan dengan

alat kondensator yang di arahkan ke bak pendingin untuk

menghasilkan Asap cair grade 3.

h. Asap cair yang diperoleh dari proses kondensasi diendapkan

selama seminggu.

i. Kemudian Asap cair grade 3 yang sudah diendapkan dimasukkan

ke dalam alat destilator untuk proses pemurnian (Destilasi) dengan

Page 16: TUGAS AKHIR PEMBUATAN ASAP CAIR GRADE 1 BERBAHAN …

8

tujuan menyaring atau memisah dari zat kimia menggunakan Pasir

zeolit aktif dan menghasilkan Asap cair grade 2.

j. Asap cair grade 2 kembali dilakukan pemurnian tahap 2

(Redestilasi) yang digunakan dengan Arang karbon aktif untuk

mendapatkan filtrat asap cair grade 1 dengan bau asap yang ringan,

tidak menyengat dan dapat digunakan untuk pengawet makanan.

Gambar 1. Skema Pelaksanaan Tugas Akhir

Persiapan

Alat dan Bahan

Sortasi

Penimbangan

Penjemuran

Pembakaran

Kondensasi

Pendinginan

Pengendapan

Destilasi

Redestilasi

Asap Cair

Grade 1

Page 17: TUGAS AKHIR PEMBUATAN ASAP CAIR GRADE 1 BERBAHAN …

9

3.2 Jadwal Kegiatan

Tabel 1. Jadwal Rencana pelaksanaan tugas akhir

No

Kegiatan

Pelaksanaan Tugas Akhir

Juni Juli Agustus

3 4 1 2 3 4 1

1. Penyusunan Proposal

Tugas Akhir

2. Persiapan Alat dan

Bahan

3. Pelaksanaan Tugas

Akhir

5. Bursa Inovasi

Mahasiswa (BIM)

6. Penyusunan Laporan

Tugas Akhir

3.2 Rancangan Anggaran Biaya (RAB)

Estimilasi sumber biaya dan sumber dana yang digunakan dalam Tugas

Akhir (TA) diuraikan pada tabel 2 dibawah ini.

Tabel 2. Rancangan Anggaran Biaya (RAB) dalam tugas akhir.

Pendapatan

No Uraian Total

1. Mahasiswa TA Rp. 500.000

Pengeluaran

No Uraian Jumlah Harga Satuan Total Harga

1. Tempurung Kelapa - - Rp. 200.000

2 Bak Air 1 buah Rp. 50.000 Rp. 50.000

.3 Botol Putih 250ml 3 buah Rp. 5000 Rp. 15.000

.4 Botol Putih 500ml 3 buah Rp. 10.000 Rp. 30.000

5. Biaya Lain-lain - - Rp. 205.000

Total Pengeluaran Rp. 500.000

Page 18: TUGAS AKHIR PEMBUATAN ASAP CAIR GRADE 1 BERBAHAN …

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Pengambilan Limbah Tempurung Kelapa

Pengambilan limbah tempurung kelapa ini dilaksanakan di pasar

Bangilan dan singgahan pada tanggal 16 juli 2020. Pengambilan didapatkan

dengan cara meminta langsung kepada pemilik selep kelapa yang ada dipasar.

Tempurung kelapa merupakan bagian dari buah kelapa yang berupa

endokrap, bersifat keras, dan diselimuti oleh sabut kelapa. Tempurung kelapa

biasanya dimanfaatkan sebagai bahan kerajinan, bahan bakar, dan briket.

Tempurung kelapa yang diolah dapat menghasilkan nilai tambah yang amat

berharga. Tempurung kelapa juga memiliki potensi yang sangat bagus untuk

bahan baku asap cair, karena tempurung kelapa memiliki senyawa atau

kandungan utama seperti: asam asetat (51,99%), fenol (19,90%), metil asetat

(5,37%), furfural (4,56%), hidroksi aseton (2,90%), guaiakol (2,62%) dan

siringol (1,85%). Asap cair tempurung kelapa memiliki pH sebesar 3,21

(Serot, 2004).

4.2 Proses Pembuatan Asap Cair grade 1

Pembuatan asap cair ini diawali dengan persiapan alat dan bahan.

Persiapan alat dan bahan merupakan tahapan pengumpulan alat-alat dan

bahan baku yang digunakan untuk pembuatan asap cair grade 1, untuk alat

yang digunakan dalam pembuatan asap cair grade 1 yaitu pirolisator dan

destilator. Bahan bakunya menggunakan limbah tempurung kelapa.

Gambar 2. Pengambilan limbah tempurung kelapa

Page 19: TUGAS AKHIR PEMBUATAN ASAP CAIR GRADE 1 BERBAHAN …

11

Tahap selanjutnya melakukan proses sortasi tempurung kelapa dari

kotoran dan serabut atau benda yang tidak diinginkan. Tempurung kelapa

dipotong dengan ukuran 7-9 cm bertujuan agar permukaan tempat

pembakaran menjadi lebih luas sehingga proses pembakaran lebih cepat.

Kemudian tempurung kelapa ditimbang untuk mengetahui berat awal dan

mengetahui kadar air. Proses selanjutnya penjemuran tempurung kelapa untuk

mengurangi kadar air sehingga benar-benar kering kemudian dilakukan

pembakaran. Proses inti dari pembuatan asap cair grade 1 ini yaitu dengan

tiga tahapan, yakni proses pembakaran (pirolisis), proses pemurnian

(destilasi), dan proses pemurnian tahap 2 (redestilasi).

a. Proses Pembakaran

Proses pembakaran tempurung kelapa ini menggunakan alat

pirolisator dengan volume 60:1 m. Proses pembakaran diawali dengan

memasukkan tempurung kelapa kedalam alat pirolisator dengan waktu

kurang lebih 8 jam dan temperatur 300o

C. Asap dari proses pembakaran

kemudian diarahkan kedalam alat kondensator melalui pipa-pipa yang

terpasang. Di dalam alat konsensator terdapat air yang digunakan untuk

mengembunkan asap sehingga menjadi asap cair. Pada proses

pembakaran (Pirolisis) menghasilkan 3 macam yaitu; Asap cair grade 3,

Tar, Arang.

Gambar 4. Alat dan Proses pembakaran (Pirolisator)

Gambar 3. Persiapan alat dan bahan

Page 20: TUGAS AKHIR PEMBUATAN ASAP CAIR GRADE 1 BERBAHAN …

12

Hasil dari Pembakaran (Pirolisis) tempurung kelapa dengan

temperature 300o C selama kurang lebih 8 jam dan menghasilkan asap

cair grade 3 yang berbau sangat menyengat dan berwarna coklat pekat.

Asap cair ini masih bercampur dengan tar yang memiliki sifat

karsinogenik sehingga asap cair ini tidak bisa langsung digunakan untuk

pengawetan suatu bahan makanan. Asap cair yang mengandung senyawa

tar dan senyawa benzopiren yang bersifat karsinogeik dan toksik dapat

menyebabkan kerusakan asam amino esensial dari protein dan vitamin.

Asap cair terlebih dahulu perlu disimpan kurang lebih tujuh hari untuk

mengendapkan tarnya. Asap cair grade 3 ini digunakan untuk pengawet

kayu dan disnifektan hama penyakit.

Gambar 5. Hasil Asap cair grade 3

b. Proses Destilasi

Setelah melakukan proses pembakaran (pirolisis) selanjutkan

dilakukan proses destilasi. Proses destilasi dilaksanakan dengan

menggunakan alat kondensator dan temperatur 150o C sangat berpengaruh

besar terhadap kualitas asap cair yang didapatkan karena mengurangi

kandungan – kandungan yang dapat mengganggu kualitas asap cair.

Residu atau ampas yang dihasilkan dapat terlihat jelas bahwa kandungan

tar yang terdapat pada asap cair sebelum didestilasi yang membuat warna

asap cair tersebut menjadi hitam. Setelah dilakukan destilasi warnanya

berubah menjadi coklat bening dikarenakan memiliki kandungan tar jauh

lebih rendah 16,6%, kandungan fenol 9,55%, dan kandungan karbonil

1,67% (Siswanto, 2011).

Page 21: TUGAS AKHIR PEMBUATAN ASAP CAIR GRADE 1 BERBAHAN …

13

Gambar 6. Alat Pemurnian (Destilator)

Proses untuk mendapatkan Asap cair yang lebih aman dari zat

karsinogenik, asap cair didestilasi atau pemurnian dengan temperature

150oC agar terpisah dari senyawa-senyawa berbahaya yang masih

terkandung dalam asap cair tersebut. proses tersebut menghasilkan asap

cair grade 2. Proses distilasi asap cair juga dapat menghilangkan

senyawa yang tidak diinginkan yaitu senyawa tar dan hidrokarbon

polisikis aromatic (Darmaji, 2002). Keunggulan dari asap cair grade2

ini dapat digunakan untuk pengawetan ikan asap seperti ikan asin, dan

lain-lain.

Gambar 7. Hasil Asap Cair grade 2

Asap cair grade 2 merupakan asap cair yang dihasilkan setelah

melewati proses destilasi kemudian disaring dengan menggunakan pasir

zeolit. Proses penyaringan ini menyebabkan kandungan senyawa

berbahaya seperti benzopyrene serta tar yang masih terdapat dalam asap

cair grade 2 teradsorbsi oleh pasir zeolit (Sulaiman, 2004). Asap cair

grade 2 ini dapat dimanfaatkan untuk mengawetkan dan memberi aroma

ikan asap.

Page 22: TUGAS AKHIR PEMBUATAN ASAP CAIR GRADE 1 BERBAHAN …

14

c. Proses Redestilasi

Redestilasi merupakan proses penyaringan tahap II dari asap cair

yang bertujuan untuk mendapatkan hasil yang lebih aman dari zat

Berbahaya seperti tar dan senyawa benzopiren yang bersifat toksik dan

karsinogenik serta menyebabkan kerusakan asam amino esensial dari

protein dan vitamin yang masih terkandung dalam asap cair tersebut.

proses redestilasi menghasilkan asap cair grade 1. Asap cair grade 1

merupakan asap cair yang mempunyai kualitas tinggi karena hasil dari

Redestilasi grade 3 dan 2 warnanya yang bening sehingga asap cair

grade 1 ini digunakan sebagai pengawet makanan siap saji seperti Pentol

bakso, mie basah, tahu, bumbu-bumbu barbaque.

Gambar 8. Hasil Asap cair grade 1

Asap cair grade 1 dapat digunakan sebagai pengawet karena

adanya senyawa asam, fenolat dan karbonil yang memiliki kemampuan

mengawetkan bahan makanan. Untuk menghasilkan asap cair grade 1

yakni asap cair yang dapat digunakan sebagai pengawet makanan, maka

dilakukan proses distilasi, penyaringan dengan zeolit aktif dan arang

aktif. Zeolit aktif digunakan untuk mendapatkan asap cair yang benar-

benar bebas dari zat berbahaya seperti benzopiren. Sedangkan arang aktif

bertujuan untuk mendapatkan filtrat asap cair dengan bau asap yang

ringan dan tidak menyengat sehingga aman untuk dipakai sebagai bahan

pengawet (Adhitya Rinaldi, 2015).

Page 23: TUGAS AKHIR PEMBUATAN ASAP CAIR GRADE 1 BERBAHAN …

15

4.3 Hasil produk

Hasil dari pembuatan asap cair grade 1 berbahan limbah tempurung

kelapa yaitu produk pengawet alami sebagai berikut:

Gambar 9. Produk Asap cair grade 1

Produk Asap cair dari tempurung kelapa memiliki warna kuning

bening. Asap cair ini memiliki kandungan komponen fenol sebanyak kurang

lebih 400 jenis dan memiliki fungsi sebagai penghambat perkembangan

bakteri yang cukup aman sebagai pengawet alami. Senyawa fenol merupakan

salah satu senyawa kimia utama yang bersifat antibakteri (Sugiastuti, 2002).

Selain itu dalam asap cair terdapat komponen kimia seperti Metil, abu,

liqminit, selulosa. Keunggulan dari asap cair grade 1 untuk mengawetkan

makanan hingga 3-6 Hari dan dapat digunakan untuk kesehatan. Seperti pada

penelitian Julia Dewi et. al., (2018), pengawetan tahu menggunakan asap cair

yang di lakukan dengan cara direndamkan dan diamati selama 8 hari,

menujukkan bahwa makanan yang diberi pengawet asap cair dapat bertahan

selama 4 hari. Tahu akan mulai busuk dan mengeluarkan bau tidak sedap jika

melewati batas waktu tersebut. Menurut penelitian Ita et. al., (2009)

melakukan penelitian pH pada makanan bakso ikan dengan asap cair,

menunjukan bahwa hasil analisa nilai pH bakso ikan yang direbus asap cair

mengalami penurunan pH pada jam ke-24 kemudian naik kembali sampai

akhir penyimpanan.

Page 24: TUGAS AKHIR PEMBUATAN ASAP CAIR GRADE 1 BERBAHAN …

16

4.4 Pengemasan Produk

Pengemasan produk ini dilakukan setelah proses redestilasi. Asap cair

grade 1 dikemas pada botol kemasan 250 ml dan 1 L, setelah dilakukan

pengemasan pada botol kemudian dilakukan pelabelan. Penggunaan

pengemasana berfungsi untuk melindungi barang dari pengaruh luar dan

pengaruh dalam. Menurut Sucipta et. al., (2017), bahwa kemasan berfungsi

melindungi dari sinar matahari, kelembaban dan terhadap produk melindungi

dari pengaruh penanganan yang tidak benar

Gambar 10. Pengemasan Produk Pengawet makanan

Page 25: TUGAS AKHIR PEMBUATAN ASAP CAIR GRADE 1 BERBAHAN …

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Dari hasil Tugas Akhir ini dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai

berikut :

1. Proses Pembuatan asap cair dimulai dengan pembakaran pertama

menghasilkan asa cair grade 3, tar, dan arang.

2. Proses Kedua dilakukan destilasi atau pemurnian untuk

menghilangkan kadar tar dan zat-zat berbahaya dan bau yang tajam.

Proses ini menghasilkan asap cair grade 2 namun masih belum bias

digunakan untuk pengawet makanan

3. Proses ketiga dilakukan redestilasi untuk menghilang zat serta

senyawa-senyawa berbahaya lainnya agar dapat digunakan untuk

mengawetkan makanan siap saji

5.2 Saran

Penulis diharapakan untuk melaksanakan kegiatan lanjutan berupa

pengujian laboratorium untuk mengetahui senyawa yang terkandung di

dalam asap cair grade 1. Selanjutnya melaksanakan uji coba produk asap

cair terhadap makanan untuk mengetahui lama simpan setelah diberikan

asap cair.

Page 26: TUGAS AKHIR PEMBUATAN ASAP CAIR GRADE 1 BERBAHAN …

19

DAFTAR PUSTAKA

Abdulgani. 2013. Komponen Kimia Asap Cair Hasil Pirolisis Limbah Tempurung

Kelapa. Jurnal Rekayasa Kimia dan Lingkungan. 9(3): 109-116

Aditya. 2015. Pemurnian Asap Cair dari Kulit Durian. Jurnal molekul.

10(2):112 - 120

Amritama. 2007. Asap Cair.http://tech.groups.yahoo.comessage/7945.Diakses

tanggal 2 Juli 2020

Afrianti. 2008. Teknologi Pengawetan Pangan. Bandung: Alfabeta

Ashari. 2009. Impregnasi Asap Cair Tempurung Kelapa, Poliester Tak Jenuh

Yukalac 157 BQTN-EX dan Toluena Diisosianat Terhadap Kayu

Kelapa Sawit. Medan: Sekolah Pasca Sarjana Universitas Sumatra

Utara

Budijanto. 2008. Identifikasi dan Uji Keamanan Asap Cair Tempurung Kelapa

untuk Produk Pangan. Jurnal Pascapanen. 5(1): 32-40

Cahyadi. 2009. Analisis dan Aspek Kesehatan Bahan Tambahan Pangan. Jakarta :

Bumi Aksara.

Cahyadi. 2006. Analisis dan Aspek Kesehatan Bahan Tambahan Pangan. Jakarta:

Bumi Aksara

Darmadji, P., 2002, Optimasi pemurnian asap cair dengan metode redistilasi,

Fakultas Teknologi Pertanian. [Skripsi]. Yogyakarta [ID]: Universitas

Gadjah Mada. Jurnal Teknologi dan Industri Pangan. 8(3): 267

Darmaji, P. 2002. Optimasi proses pembuatan tepung asap. Agritech Fakultas

Teknologi Pertanian. [Skripsi]. Yogyakarta [ID]: Universitas Gajah

Mada. Jurnal Teknologi dan Industri Pangan. 22(4): 174-175.

Erizza. 2008. Pembuatan Asap Cair dari Sampah Organik Sebagai Bahan

Pengawet Makanan. Jogjakarta : Agromedia

Fatimah. 2009. Penurunan Kandungan Benzo[A]Pirena Asap Cair Hasil

Pembakaran. Chemistry Progress Journal. 2(1): 15-21.

Page 27: TUGAS AKHIR PEMBUATAN ASAP CAIR GRADE 1 BERBAHAN …

20

Husseinsyah. 2011. The Effect of Filter Content on Properties of Coconut

Shell Filled Polyester Composites. Malaysian Polymer Journal.

6(1):87-97

Kamulyan. 2008. Isolasi Bahan Bakar(Biofuels) dari Tar-asap cair hasil pirolisis

tempurung kelapa. [Skripsi]. Yogyakarta [ID]: FMIPA Universitas

Gadjah Mada.

Pranata. 2007. Pemanfaatan Sabut Kelapa dan Tempurung Kelapa Serta

cangkang Sawit untuk Pembuatan Asap Cair sebagai Pengawet

Makanan Alami. Jakarta: Penebar Swadaya

Rohman. 2007. Analisis Makanan untuk kesehatan. Yogyakarta: Gadjah Mada

University Press

Saparianto. 2007. Membuat Aneka Olahan Bandeng. Jakarta: Penebar Swadaya

Siswanto. 2011. Fraksinasi dan identifikasi senyawa pada asap cair tempurung

kelapa hibrida Agritech. Jurnal molekul. 30(2): 105-106.

Soldera. 2008. Composition of phenolic compounds and antioxidant activity of

commercial aqueous smoke flavorings. J Agric Food Chem journal.

5(6):2727–2734.

Solichin. 2008. Gema Industri Kecil Standart Teknologi Asap Cair “Deorub”

menjadi Lokomotif Industri. Jakarta: Direktorat Industri Kecil dan

Menengah

Sugiastuti. 2007. Petunjuk Praktikum Analisis Bahan Biologi. Yogyakarta:

Jurdik Biologi FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta.

Suhartana. 2006. Pemanfaatan Tempurung kelapa Sebagai Bahan Baku Arang

Aktif Dan Aplikasinya Untuk Penjernihan Air Sumur di Desa Belor

Kecamatan Ngaringan Kabupatan Grobogan. Jurnal Berkala Fisika.

9(3): 151-156.

Sulaiman. 2004. Penjernihan Asap Cair Hasil Pirolisis Tempurung Kelapa

Menggunakan Kolom Kromatografi dengan Zeolit Alam. Yogyakarta:

Gajah Mada Press.

Tyas R. 2009. Penelitian pengaruh formalin, diazepam, dan minuman

beralkohol terhadap sistem tubuh. Semarang: Direktorat Jenderal

Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan.

Page 28: TUGAS AKHIR PEMBUATAN ASAP CAIR GRADE 1 BERBAHAN …

21

Umboh. 2013. Pemanfaatan dan Pemasaran Biobriket dan Asap Cair Tempurung

Kelapa. Depok: Penebar swadaya.

Wahyuni. 2011. Zat-zat yang terkandung dalam makanan. Yogyakarta: Gramedia

Pustakan Utama

Wijaya. 2008. Karakterisasi Asap Cair dan Pemanfaatannya sebagai

Biopestisida. Bionature. Jurnal pertanian vol 9(1):34-40.

Winarno FG. 2002. Kimia pangan dan gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

Wisnu. 2006. Analisis dan Aspek Kesehatan Bahan Tambahan Pangan. Jakarta:

Bumi Aksara

Page 29: TUGAS AKHIR PEMBUATAN ASAP CAIR GRADE 1 BERBAHAN …

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, pada tanggal 28

November 1998 tepatnya di Desa Mojogebang, Kecamatan Kemlagi, Kabupaten

Mojokerto. Penulis merupakan anak ke tiga dari tiga bersaudara, putra dari

pasangan Bapak Junaidi dan Ibu Tiani. Penulis menempuh pendidikan formal di

SD Negeri Mojogebang dan lulus pada tahun 2011. Penulis melanjutkan

pendidikan menengah pertama di SMP Negeri 1 Kemlagi dan lulus pada tahun

2014. Penulis kemudian melanjutkan pendidikan sekolah menengah atas di MA

Al-falah Bangilan, Tuban dan lulus pada tahun 2017. Pada Tahun 2017 penulis

mendapatkan Beasiswa Rekomendasi dan diterima di Politeknik Pertanian dan

Peternakan Mapena pada Program Studi Diploma III Budi Daya Tanaman

Hortikultura.

Selama menjadi mahasiswa, penulis ikut serta menjadi pengurus BEKM

(Badan Eksekutif Keluarga Mahasiswa) divisi hubungan masyarakat dan

komunikasi dan informasi serta menjadi pengurus HIMAPRODI (Himpunan

Mahasiswa Program Studi) “TRANSFARMERS” divisi komunikasi dan

informasi (Kominfo). Penulis telah melaksanakan kegiatan magang di KNOC

(Komunikasi Ngawi Organik Center) di Kabupaten Ngawi, Jawa Timur. Penulis

pernah menjadi ketua pelaksana Field Trip Program studi di yogyakarta pada

tahun 2018. Penulis juga pernah mengikuti Bimbingan teknologi inovasi di

Balitjestro Batu, Malang dan mewakili kampus untuk mengkuti sosialisasi PKM

LLPT WILAYAH VII di Malang, Jawa timur tahun 2019.