islam masa khulafaur rasydin kel 3

26
10 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan islam merupakan suatu hal yang paling utama bagi suatu negara, karena maju dan keterbelakangan suau negara akan ditentukan oleh tinggi dan rendahnya tingkat pendidikan warga negaranya. Salah satu bentuk pendidikan yang mengacu kepada pembangunan tersebut yaitu pendidikan agama adalah modal dasar yang merupakan tenaga penggerak yang tidak ternilai harganya bagi pengisian aspirasi bangsa, karena dengan terselenggaranya pendidikan agama secara baik akan membawa dampak terhadap pemahaman dan pengamalan ajaran agama. Pendidikan islam bersumber kepada Al-Qur’an dan Hadis adalah untuk membentuk manusia yang seutuhnya, yakni manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Allah SWT. , dan untuk memelihara nilai-nilai kehidupan manusia agar dapat menjalankan seluruh kehidupannya, sebagai mana yang telah ditentukan Allah dan Rasul-Nya, demi kebahagiaan di dunia dan akherat atau dengan kata lain, untuk mengembalikan manusia kepada fitrahnya, yaitu memanusiakan manusia, supaya sesuai dengan hendak Allah yang menciptakan sebagai hamba dan khalifah di muka bumi. Manusia adalah makhluk yang selalu merindukan kesempurnaan, oleh karena itu dengan segala potensi yang dimilikinya, manusia berusaha maju dan berkembang untuk mencapai kesempurnaannya itu. Manusia setiap saat

Upload: mahasiswa

Post on 30-Jul-2015

185 views

Category:

Education


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Islam masa khulafaur rasydin kel 3

10

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan islam merupakan suatu hal yang paling utama bagi suatu negara, karena

maju dan keterbelakangan suau negara akan ditentukan oleh tinggi dan rendahnya

tingkat pendidikan warga negaranya. Salah satu bentuk pendidikan yang mengacu

kepada pembangunan tersebut yaitu pendidikan agama adalah modal dasar yang

merupakan tenaga penggerak yang tidak ternilai harganya bagi pengisian aspirasi

bangsa, karena dengan terselenggaranya pendidikan agama secara baik akan membawa

dampak terhadap pemahaman dan pengamalan ajaran agama.

Pendidikan islam bersumber kepada Al-Qur’an dan Hadis adalah untuk membentuk

manusia yang seutuhnya, yakni manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Allah

SWT. , dan untuk memelihara nilai-nilai kehidupan manusia agar dapat menjalankan

seluruh kehidupannya, sebagai mana yang telah ditentukan Allah dan Rasul-Nya, demi

kebahagiaan di dunia dan akherat atau dengan kata lain, untuk mengembalikan manusia

kepada fitrahnya, yaitu memanusiakan manusia, supaya sesuai dengan hendak Allah

yang menciptakan sebagai hamba dan khalifah di muka bumi.

Manusia adalah makhluk yang selalu merindukan kesempurnaan, oleh karena itu

dengan segala potensi yang dimilikinya, manusia berusaha maju dan berkembang untuk

mencapai kesempurnaannya itu. Manusia setiap saat membutuhkan belajar dari

lingkungan atau alam semesta dan juga diperlukan dari luar yang oleh Slamet Imam

Santoso disebut dengan istilah Pendidikan.

Dengan demikian, jelaslah bahwa proses kependididkan merupakan rangkaian usaha

membimbing, mengarahkan potensi hidup manusia, dan kemampuan belajar yang

dilandasi oleh nilai-nilai islam. Berbicara masalah sejarah pendidikan Islam, paling

tidak ada dua hal yang perlu diperhatikan tentang rumusan sejarah pendidikan Islam.

Cabang ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan pertumbuhan dan perkembangan

dan perkembangan pendidikan islam sejak zaman Nabi Muhammad SAW. Sampai

sekarang. Pendidikan islam mulai dilaksanakan Rasulullah setelah mendapatkan

perintah dari Allah melalui Firman-Nya QS. 74 : 1-7 langkah awal yang ditempuh oleh

Nabi Muhammad SAW adalah menyeru keluarganya, sahabat-sahabatnya, tetangga,

dan masyarakat luas.

Page 2: Islam masa khulafaur rasydin kel 3

10

Pada masa Nabi, negara Islam meliputi seluruh jazirah Arab dan pendidikan Islam

berpusat di Madinah, setelah Rasulullah wafat kekuasaan pemerintahan Islam dipegang

oleh Khulafaur Rasyidin dan wilayah Islam telah meluas di Jazirah Arab. Para khalifah

ini memusatkan perhatiannya kepada pendidikan, syiarnya agama, dan kokohnya

negara Islam.

Apa dan bagaimana pola pendidikan yang dterapkan oleh para khulafaur rasyidin pada

masanya, sehingga dapat dijadikan perbandingan terhadap proses pendidikan pada masa

sekarang. Makalah yang sederhana ini akan mencoba mengupas persoalan tersebut.

B. Rumusan Masalah

1. Masa khalifah Abu Bakar as-Siddiq

2. Masa Umar Bin Khattab

3. Masa Khalifah Utsman Bin Affan

4. Masa khalifah Ali bin Abi Thalib

5. Pusat-pusat pendidikan pada masa khulafaur Rasyidin.

Page 3: Islam masa khulafaur rasydin kel 3

10

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Khulafaur Rasyidin

Khalifah secara khusus maksudnya adalah pengganti Nabi Muhammad saw sebagai

Imam umatnya, dan secara kondisional juga menggantikannya sebagai penguasa sebuah

identitas kedaulatan Islam (negara). Sebagaimana diketahui bahwa Muhammad saw

selain sebagai Nabi dan Rasul juga sebagai Imam, Penguasa, Panglima Perang, dan lain

sebagainya.

Yang dimaksud dengan Khulafaur Rasyidin adalah para pemimpin pengganti

Rasulullah dalam mengatur kehidupan umat manusia yang adil, bijaksana, cerdik, selalu

melaksanakan tugas dengan benar dan selalu mendapat petunjuk dari Alloh. Tugas

Khulafaur Rasyidin adalah menggantikan kepemimpinan Rasulullah dalam mengatur

kehidupan kaum muslimin. Jika tugas Rasulullah terdiri dari dua hal yaitu tugas

kenabian dan tugas kenegaraan. Maka Khulafaur Rasyidin bertugas menggantikan

kepemimpinan Rasulullah dalam masalah kenegaraan yaitu sebagai kepala Negara atau

kepala pemerintahan dan pemimpin agama. Adapun tugas kerosulan tidak dapat

digantikan oleh Khulafaur Rasyidin karena Rasulullah adalah Nabi dan Rosul yang

terakhir. Setelah Beliau tidak ada lagi Nabi dan Rosul lagi.

Tugas Khulafaur Rasyidin sebagai kepala Negara adalah mengatur kehidupan

rakyatnya agar tercipta kehidupan yang damai, adil, makmur, aman, dan sentosa.

Sedangkan sebagai pemimpin agama Khulafaur Rasyidin bertugas mengatur hal-hal

yang berhubungan dengan masalah keagamaan. Bila terjadi perselisihan pendapat maka

Khalifah yang berhak mengambil keputusan. Meskipun demikian Khulafaur Rasyidin

dalam melaksanakan tugasnya selalu mengutamakan musyawarah bersama, sehingga

setiap kebijakan yang diambil tidak bertentangan dengan kaum muslimin. Sahabat

Rasulullah yang termasuk Khulafaur Rasyidin adalah:

1. Abu Bakar As Shiddiq (11 – 13 H / 632 – 634 M)

2. Umar Bin Khattab (13 – 23 H / 634 – 644 M)

3. Utsman Bin Affan (24 – 36 H / 644 – 656 M)

4. Ali Bin Abi Thalib(36 – 41 H / 656 – 651)

Page 4: Islam masa khulafaur rasydin kel 3

10

B. MASA KEPEMIMPINAN KHULAFAUR RASYIDIN

1. Masa Khalifah Abu Bakar as-Siddiq (11 – 13 H / 632 – 634 M)

Abu Bakar merupakan orang yang pertama kali masuk islam ketika islam mulai

didakwakan. Baginya tidaklah sulit untuk mempercayai ajaran yang dibawa oleh

Muhammad SAW. Dikarenakan sejak kecil, ia telah mengenal keagungan

Muhammad. Setelah masuk islam, ia tidak segan untuk menumpahkan segenap

jiwa dan harta bendanya untuk Islam. Tercatat dalam sejarah, dia pernah

membela Nabi ketika Nabi disakiti oleh suku Quraisy,menemani Rasul Hijrah,

membantu kaum yang lemah dan memerdekakannya, seperti terhadap Bilal ,

setia dalam peperangan dll.

Hartanya banyak dikorbankan untuk kepentingan dakwah islam. Kesetiaan Abu

Bakar terhadap islam dan Rasulullah tidak diragukan lagi. Oleh karena itu ,

Rasulullah memilih Abu Bakar menjadi sahabat perjalanan hijrah ke Yastrib.

Selain itu ia juga pernah ditunjuk Rosul sebagai penggantinya untuk

mengimami shalat ketika Nabi sakit.

Proses Pengangkatan Abu Bakar sebagai Khalifah :

Rasulullah meninggal dunia pada tahun 11 H (632 M). setelah sebagian

penduduk Arabia masuk islam. Wafatnya Rasulullah menghadirkan masyarakat

islam kepada situasi kritis kepemimpinan. Ketika Rasulullah masih hidup tidak

pernah menunjuk diantara sahabat yang menggantikannya sebagai pemimpin

umat islam. Bahkan tidak pula membentuk suatu dewan yang dapat menentukan

siapa penggantinya.

Setelah Nabi wafat, sebagai pemimpin umat Islam adalah Abu Bakar as-Siddiq

sebagai Khalifah. 1

a. Problematika ketika kepemimpinan Abu Bakar As-shidiq :

- Penyelesaian Kaum Riddat dan Nabi Palsu

Gerakan riddah bermula menjelang Nabi Muhammad jatuh sakit. Ketika

tersiar berita beliau, maka gerakan berbelok agama itu meluas di wilayah

bagian tengah, timur, selatan sampai Madinah dan Makkah, tempat itu

sudah di kepung ketika Abu Bakar menjadi sebagi khalifah. Gerakan riddat

itu bermula dengan kemunculan tiga tokoh yang mengaku dirinya Nabi,

guna menyayangi Nabi Muhammad SAW, yaitu Musailamah Thuia,

Aswad Al-Insah. Para Nabi palsu tersebut pada umumnya menarik hati para

1 Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta : PT. Grafindo Persada, 2001) Hlm. 36

Page 5: Islam masa khulafaur rasydin kel 3

10

orang islam dengan membebaskan prinsip-prinsip moralis dan upacara

keagamaan seperti membolehkan minuman-minuman keras, berjudi.

Mengurangi Sholat lima waktu menjadi tiga, puasa Rhamadan di hapus,

mengubah pembayaran zakat yang wajib menjadi sukarela dan meniadakan

batasan dalam perkawinan. Gerakan Nabi palsu itu berusaha mengusai dan

mempengaruhi masyarakat islam dengan menggerakkan pasukan untuk

masuk ke daerah-daerah dan mereka semakin gencar melaksanakan

misinya. Dengan sikap Khalifah Abu Bakar membentuk sebelas pasukan

dan menyerahkan Al-liwa, (panji pasukan) kepada masing-masing pasukan.

Untuk menumpas hal tersebut Ia membentuk sebelas pasukan masing-

masing dipimpin oleh panglima perang yang tangguh seperti Khalid bin

Walid, Amr bin Ash, Ikrimah bin Abu Jahal, dan Surabil bin Basanah.

Dalam waktu singkat. Seluruh kekacauan dan pemberontakan. Yang terjadi

dalam Negeri dapat ditumpas dengan sukses. Dalam penumpasan ini banyak

umat Islam yang gugur, yang terdiri dari sahabat dekat Rasulullah dan para

Hafidz Al-Qur’an, sehingga mengurangi jumlah sahabat yang hafal Al-

Qur’an. Oleh karena itu, Umar Ibn Khattab menyarankan kepada khalifah

Abu Bakar Untuk mengumpulkan ayat-ayat Al-Qur’an kemudian untuk

merealisasikan saran tersebut diutuslah Zaid bin Tsabit untuk

mengumpulkan semua tulisan Al-Qur’an.2

Pola pendidikan pada masa Abu Bakar masih seperti pada masa Nabi, baik

dari segi materi maupun lembaga pendidikannya.

Dari segi materi pendidikan Islam terdiri dari pendidikan Tauhid atau

keimanan, akhlak ibadah, kesehatan dan lainnya.

1. Pendidikan Keimanan, yaitu menanamkan bahwa satu-satunya yang

wajib disembah adalah Allah SWT.

2. Pendidikan Akhlak, seperti adab masuk rumah orang, sopan santun

bertetangga, bergaul dalam masyarakat, dll. Pendidikan ibadah seperti

pelaksanaan shalat, puasa, zakat, haji, dll.

3. Kesehatan seperti kebersihan, gerak gerik dalam shalat merupakan

didikan untuk memperkuat jasmani dan rohani.3

- Timbulnya kemunafikan dan kemurtadan

2 Slamet Imam Santoso, Pendidikan di Indonesia dari Masa ke masa (Mas Agung, Jakarta, 1987). Hlm. 523 Hanun Asroh, Sejarah Peradaban Islam (Jakarta: Wacana Ilmu, 2001). Hlm : 36

Page 6: Islam masa khulafaur rasydin kel 3

10

Hal ini disebabkan adanya anggapan bahwa setelah Nabi Muhammad SAW.

Wafat, maka segala perjanjian Nabi menjadi terputus. Adapun orang murtad

pada waktu itu ada dua: yaitu

a) Mereka yang menganggap Nabi dan pengikutnya, termasuk didalamnya

orang yang meninggalakan sholat, zakat dan kembali mmelakukan

kebiasaqan jahliah.

b) Mereka membedakan antara sholat dan zakat, tidak mau mengakui

kewajiban zakat dan mengeluarkannya.

b. Realitas ketika kepemimpinan Abu Bakar As-shidiq

- Peristiwa Tsaqifah Bani Sa’idah

Sejarah mengatakan bahwa meninggalnya Nabi SAW tidak meninggalkan

wasiat orang yang akan menggatikannya. Lalu mereka bermusyawarah di

Tsaqifah bani Sa’idah guna memilih pengganti Rasulullah untuk memimpin

umat islam. Pihak dari ansor mencalonkan sa’ad bin Ubaidah, sedangkan

pihak lain menghendaki Ali bin Abi Thalib sebagai penganti beliau.

Peristiwa itu diketahui umar, kemudian ia pergi ke kediaman Nabi dan

mengutus seorang untuk menemani Abu Bakar. Kemudian ia berangkat dan

dalam perjalanan ia bertemu dengan Ubaidah bin Jarrah. Setibannya dibalai

Bani Sa’ad, ia mendapat dua golongan besar kaum Anshar dan Muhajirin

sedang bersitegang

- Sistem Politik Islam Masa Khalifah Abu Bakar

Adapun sistem politik islam pada masa Abu Bakar bersifat “sentral” jadi

kekuasaan legeslatif, eksekutif, dan yudikatif terpusat ditangan Khalifah,

meskipun sedemikian dalam memutuskan suatu masalah, Abu Bakar selalu

mengajak para sahabat untuk bermusyawarah. Karena sistem musyawarah

yang dijalankan Abu Bakar dalam pemerintahannya, itu makin memperkuat

persatuan itu.

- Mengirim pasukan dibawah pimpinan Usamah bin Zaid

Untuk memerangi kaum Romawi sebagai realisasi dari rencana Rasulullah,

ketika Beliau masih hidup. Sebenarnya dikalangan para sahabat termasuk

Umar bin Khattab banyak yang tidak setuju dengan kebijaksanaan khalifah

Page 7: Islam masa khulafaur rasydin kel 3

10

ini. Alasan mereka, karena dalam negeri sendiri pada saat itu timbul gejala

kemunafikan dan kemurtadan yang merambah untuk menghancurkan islam

dari dalam. Tapi Abu bakar tetap mengirim pasukan usamah untuk

menyerbu Romawi, sebab menurutnya hal itu merupakan perintah Nabi

SAW.

- Amanat Baitul Mal

Para sahabat Nabi, beranggap bahwa Baitul Mal adalah amanat Allah dan

masyarakat kaum muslimin. Karena itu mereka tidak mengizinkan

pemasukan sesuatu kedalamnya dan pengeluaran pada sesuatu darinya.

Yang berlawanan dengan apa yang telah ditetapkan oleh syari’at. Mereka

mengharamkan tindakan penguasa yang menggunakan Baitul Mal untuk

mencapai tujuan pribadi.

- Kekuasaan Undang-Undang

Abu Bakar tidak pernah menempatkan diri beliau di atas Undang-undang.

Beliau juga tidak pernah memberi sanak kerabatnya suatu kekuasaan yang

lebih tinggi dari Undang-undang. Dan mereka itu dihadapkan Undang-

undang adalah sama seperti rakyat yang lain, baik kaum Muslimn maupun

non Muslim.4

2. Masa Khalifah Umar bin Khattab (13 – 23 H / 634 – 644 M)

Abu Bakar telah menyaksikan persoalan yang timbul di kalangan kaum

muslimin setelah Nabi wafat, berdasarkan hal inilah Abu Bakar menunjukan

penggantinya yaitu Umar bin Khattab, yang tujuannya adalah untuk mencegah

supaya tidak terjadi perselisihan dan perpecahan di kalangan umat Islam,

kebijakan Abu Bakar tersebut ternyata diterima masyarakat.5

Pada masa khalifah Umar Bin Khattab, kondisi politik dalam keadaan stabil,

usaha perluasan wilayah Islam memperoleh hasil yang gemilang. Wilayah Islam

pada masa Umar bin Khattab meliputi semenanjung Arabia, Palestina, Syiria,

Irak, Persia, dan Mesir. Dengan meluasnya wilayah Islam mengakibatkan

meluas pula kehidupan dalam segala bidang. Untuk memenuhi kebutuhan ini

4 Asama Hasan Fahmi, Sejarah dan Filsafat Pendidikan Islam (Jakarta : Bulan Bintang ) Hlm. 305 Yatim Badri. Op. Cit. Hl 38

Page 8: Islam masa khulafaur rasydin kel 3

10

diperlukan manusia yang memiliki keterampilan dan keahlian, sehingga dalam

hal ini diperlukan pendidikan.

Pada masa Khalifah Umar bin Khattab, sahabat-sahabat yang sangat

berpengaruh tidak diperbolehkan untuk keluar daerah kecuali atas izin dari

khalifah dan dalam waktu yang terbatas. Jadi, kalau ada iantara umat Islam yang

ingin belajar hadis harus pergi ke Madinah, ini berarti bahwa penyebaran ilmu

dan pengetahuan para sahabat dan tempat pendidikan adalah terpusat di

Madinah.

Meluasnya kekuasaan Islam, mendorong kegiatan pendidikan Islam bertambah

besar, karena mereka yang baru menganut agama Islam ingin menimba Ilmu

keagamaan dari sahabat-sahabat yang menerima langsung dari Nabi. Pada masa

ini terjadi mobilitas penuntut ilmu dari daerah-daerah yang jauh dari Madinah,

sebagai pusat agama Islam. Gairah menuntut ilmu agama islam yang kemudian

mendorong lahirnya sejumlah pembidangan disiplin keagamaan. 6

Berdasarkan kesimpulan di atas masa Khalifah Umar bin Khattab lebih maju di

bidang Pendidikan, pemerintahan Negara Islam.

a) Kepemerintahan Umar bin Khattab

Umar Bin Khattab adalah orang yang paling baik dan paling berilmu tentang

al-Kitab dan as-Sunnah setelah Abu Bakar As Siddiq. Dalam masa

kepemimpinan sepuluh tahun Umar bin Khattab, penaklukan-penaklukan

penting dilakukan Islam. Tak lama sesudah Umar bin Khattab memegang

tampuk kekuasaan sebagai khalifah, pasukan Islam menduduki Suriah dan

Palestina, yang kala itu menjadi bagian Kekaisaran Byzantium. Dalam

pertempuran Yarmuk (636), pasukan Islam berhasil memukul habis

kekuatan Byzantium. Damaskus jatuh pada tahun itu juga, dan Darussalam

menyerah dua tahun kemudian. Menjelang tahun 641, pasukan Islam telah

menguasai seluruh Palestina dan Suriah, dan terus menerjang maju ke daerah

yang kini bernama Turki. Tahun 639, pasukan Islam menyerbu Mesir yang

juga saat itu di bawah kekuasaan Byzantium. Dalam tempo tiga tahun,

penaklukan Mesir diselesaikan dengan sempurna.

Kebijaksanaan dan keadilan Umar bin Khattab ini dilandasi oleh

kekhawatirannya terhadap rasa tanggung jawabnya kepada Allah SWT.

Sehingga jauh-jauh hari Umar bin Khattab sudah mempersiapkan

6 Sukarno dan Ahmad Supardi, Sejarah dan Filsafat Islam ( Bandung : Angkasa, 2008) hlm 51.

Page 9: Islam masa khulafaur rasydin kel 3

10

penggantinya jika kelak dia wafat. Sebelum wafat, Umar berwasiat agar

urusan khilafah dan pimpinan pemerintahan, dimusyawarahkan oleh enam

orang yang telah mendapat ridha Nabi SAW. Mereka adalah Utsman bin

Affan, Ali bin Abu Thalib, Thalhah bin Ubaidilah, Zubair binl Awwam,

Sa'ad bin Abi Waqqash, dan Abdurrahman bin Auf. Umar menolak

menetapkan salah seorang dari mereka, dengan berkata, aku tidak mau

bertanggung jawab selagi hidup sesudah mati. Kalau AIlah menghendaki

kebaikan bagi kalian, maka Allah akan melahirkannya atas kebaikan mereka

(keenam orang itu) sebagaimana telah ditimbulkan kebaikan bagi kamu oleh

Nabimu.

b) Wafatnya Umar bin Khattab

Pada hari Rabu bulan Dzulhijah tahun 23 H Umar Bin Kattab wafat, Beliau

ditikam ketika sedang melakukan Shalat Subuh oleh seorang Majusi yang

bernama Abu Lu’luah, budak milik al-Mughirah bin Syu’bah diduga ia

mendapat perintah dari kalangan Majusi. Umar bin Khattab dimakamkan di

samping Nabi saw dan Abu Bakar as Siddiq, beliau wafat dalam usia 63

tahun.

3. Utsman Bin Affan (24 – 36 H / 644 – 656 M)

Nama lengkapnya adalah Utsman ibn Abil Ash ibn Umaiyah. Beliau masuk

islam atas seruan Abu Bakar Siddiq. Beliau termasuk saudagar besar dan kaya

dan sangat pemurah menafkahkan kekayaannya untuk kepentingan umat islam.

Utsman diangkat menjadi khalifah hasil dari pemilihan panitia enam yang

ditunjuk oleh khalifah Umar bin Khattab menjelang beliau akan meninggal.

Panita tersebut adalah : Utsman, Ali bin Abi Thalib, Thalah, Zubair bin Awwam,

Saad bin Abi Waqash, dan Abdurrahman bin ‘Auf.

Pada masa Utsman bin Affan, pelaksanaan pendidikan islam tidak jauh

berbeda dengan masa sebelumnya. Pendidikan di masa ini hanya melanjutkan

apa yang telah ada, namun hanya sedikiti terjadi perubahan yang ewarnai

pendidikan islam. Para sahabat yang berpengaruh dan dekat dengan Rasulullah

yang tidak diperbolehkan meninggalkan Madinah di Masa khalifah Umar,

diberikan kelonggaran untuk keluar dan menetap di daerah-daerah yang mereka

Page 10: Islam masa khulafaur rasydin kel 3

10

sukai. Kebijakan ini sangat besar pengaruhnya bagi pelaksanaan di daerah-

daerah.

Khalifah Utsman sudah merasa cukub dengan pendidikan yang sudah

berjalan. Namun begitu ada satu usaha yang cemerlang yang telah terjadi di

masa ini yang berpengaruh luar biasa bagi pendidikan islam, yaitu untuk

mengumpulkan ayat-ayat al-Qur’an. Penyalinan ini terjadi karena perselisihan

dalam bacaan al-Quran. Berdasarkan hal ini, khalifah Umar memerintahkan

kepada tim untuk penyalinan tersebut, mereka adalah : Zaid bin Tsabit,

Abdullah bin Zubair, Zaid bin Ash, Abdurrahman bin Harris.

Bila terjadi pertikaian bacaan, maka harus d ambil pedoman kepada dialek

suku Quraisy, sebab Al-Qur’an ini di turunkan menurut dialek mereka sesuai

dengan lisan Quraisy, karena al-Qur’an diturunkan dengan lisan Quraisy. Ziad

bin Tsabit bukan orang Quraisy sedangkan ketiganya adalah orang Quraisy.

Tugas mendidik dan mengajar pada umat pada masa Utsman bin Affan

diserahkan kepada umat itu sendiri, maksudnya pemerintah tidak mengangkat

guru-guru, dengan demikian para pendidik sendiri melaksanakan tugasnya

hanya dengan mengharapkan keridhaan Allah SWT.

Pada masa khalifah Utsman bin Affan tidak banyak terjadi perkembangan

pendidikan, kalau dibandingkan dengan masa kekhalifahan Umar bin Khattab,

sebab pada masa khalifah Utsman urusan pendidikan diserahkan saja kepada

rakyatnya. Dan apabila dilihat dari segi kondisi pemerintahan Utsman banyak

timbul pergolakan dalam masyarakat sebagai akibat ketidaksenangan mereka

terhadap kebijkan Utsman yang mengangkat kerabatnya dalam jabatan

pemerintahan.

a) Usaha-usaha yang dilakukan

- Perluasan Wilayah Islam

Seperti yang telah dikemukakan diatas bahwasanya Utsman harus bekerja lebih

keras lagi dalam mempertahankan dan melanjutkan perjuangan panji Islam

sebab berbagai ancaman dan rintangan akan semakin berat untuknya mengingat

pada masa sebelumnya telah tersiar tanda-tanda adanya negeri yang pernah

ditaklukkan oleh Islam hendak berbalik memberontak padanya. Banyak

kesulitan, tetapi beliau sanggup meredakan dan menumpas segala

pembangkangan mereka, bahkan pada masa ini Islam berhasil tersebar hampir

Page 11: Islam masa khulafaur rasydin kel 3

10

ke seluruh belahan dunia mulai dari Anatolia, dan Asia kecil, Afganistan,

Samarkand, Tashkent, Turkmenistan, Khurasan dan Thabrani Timur hingga

Timur Laut seperti Libya, Aljazair, Tunisia, Maroko dan Ethiopia. Maka Islam

lebih luas wilayahnya jika dibandingkan dengan Imperium sebelumnya yakni

Romawi dan Persia karena Islam telah menguasai hampir sebagian besar daratan

Asia dan Afrika.

- Pembentukan Armada Laut Islam Pertama

Ide atau gagasan untuk membuat sebuah armada laut Islam sebenarnya telah ada

sejak masa kekhalifahan Umar Ibn khattab namun beliau menolaknya lantaran

khawatir akan membebani kaum muslimin pada saat itu. Setelah kekhalifahan

berpindah tangan pada Utsman maka gagasan itu diangkat kembali

kepermukaan dan berhasil menjadi kesepakatan bahwa kaum muslimin memang

harus ada yang mengarungi lautan meskipn sang khalifah mengajukan syarat

untuk tidak memaksa seorangpun kecuali dengan sukarela. Berkat armada laut

ini wilayah Islam bertambah luas setelah menaklukkan pulau Cyprus meski

harus melewati peperangan yang melelahkan.

- Kodifikasi Al-Qur’an

Masa penyusunan Al-Qur’an memang telah ada pada masa Khalifah Abu Bakar

atas usulan Umar Bin Khattab yang kemudian disimpan ditangan istri Nabi

Hafsah binti Umar. Berdasar pertimbangan bahwa banyak dari para penghafal

Al-Qur’an yang gugur usai peperangan Yamamah. Kini setelah Ustman

memegang tonggak kepemimpinan dan bertambah luas pula wilayah kekuasaan

Islam maka banyak ditemukan perbedaan lahjah dan bacaan terhadap Al-

Qur’an. Inilah yang mendorong beliau untuk menyusun kembali Al-Qur’an yang

ada pada Hafsah dan menyeragamkannya kedalam bahasa Quraisy agar tidak

terjadi perselisihan antara umat dikemudian hari. Seperti halnya kitab suci umat

lain yang selalu berbeda antar sekte yang satu dengan yang lainnya.

- Akhir Masa Kepemimpinan Ustman Bin Affan

Page 12: Islam masa khulafaur rasydin kel 3

10

Satu dekade pertama kepemimpinan Ustman adalah masa yang dipenuhi dengan

prestasi penting dan kesejahteraan ekonomi yang tiada duanya, terkecuali pada

dua tahun terakhir yang berbanding terbalik dengan sebelumnya kondisi serba

sulit akibat merebaknya fitnah dan kedengkian musuh-musuh Islam yang

diarahkan padanya sehingga beliau syahid dengan amat tragis pada jum’at sore

18 Dzulhijjah 35 H ditangan pemberontak Islam.

4. Ali Bin Abi Thalib(36 – 41 H / 656 – 651)

Ali bin Abi Thalib bin Abdul Muthalib adalah putra dari paman Rasulullah dan

suami dari fatimah anak dari Rasulullah. Ali bin Abi Thalib diasuh dan dididik

oleh Nabi. Ali terkenal sebagai anak yang mula-mula beriman kepada

Rasulullah. Ali adalah khalifah yang keempat setelah Utsman bin Affan. Pada

pemerintahannya sudah diguncang peperangan dengan Aisyah (istri Nabi)

beserta Thalah dan Abdullah bin Zubair karena kesalahpahaman dalam

menyikapi pembunuhan terhadap Utsman peperangan diantara mereka disebut

perang Jamal (unta) karena Aisyah menggunakan kendaraan Unta. Setelah

berhasil mengatasi pemberontakan Aisyah, muncul pemberontakan lain,

sehingga masa kekuasaan Khalifah Ali tidak pernah mendapatkan ketenangan

dan kedamaian.

Muawiyah sebagai gubernur di Damaskus memberontak untuk menggulingkan

kekuasaan. Peperangan ini disebut dengan peperangan Siffin, karena terjadi di

Siffin. Ketika tentara Muawiyah terdesak oleh pasukan Ali, maka Muawiyah

segera segera mengambil siasat untuk menyatakan tahkim (penyelesaian dalam

adil dan damai). Semula Ali menolak, tapi karena desakan bagian dari

tentaranya akhirnya Ali Menerima, namun tahkim malah menimbulkan

kekacauan, sebab Muawiyah bersikap curang, sebab tahan tanding di Damaskus.

Sementara itu sebagian tentara yang menentang keputusan Ali dengan cara

tahkim, meninggalkan Ali dan membuat kelompok tersendiri yaitu khawarij.

Kesimpulan di atas bahwa pada masa Ali telah terjadi kekacauan dan

pemberontakan, sehingga dimasa ia berkuasa pemerintahannya tidak stabil.

Dengan kericuhan politik pada masa Ali berkuasa, kegiatan islam mendapat

hambatan dan gangguan. Pada masa itu Ali tidak sempat memikirkan masalah

pendidikan sebab keseluruhan perhatiannya ditumpahkan pada masalah

keamanan dan kedamaian bagi masyarakat Islam. Dengan demikian, pola

Page 13: Islam masa khulafaur rasydin kel 3

10

pendidikan Khulafur Rasyidin tidak jauh berbeda dengan masa Nabi yang

menekan pada pengajaran baca tulis dan ajaran-ajaran Islam yang bersumber

pada al-Qur’an dan Al-Hadis.

setelah dibai’at, khalifah Ali mengambil langkah-langkah politik yaitu:

1. Memecat para pejabat yang diangkat oleh Utsman, termasuk didalamnya

beberapa gubernur lalu menunjuk penggantinya.

2. Mengambil tanah yang telah dibagikan Utsman kepada keluarga dan kaum

kerabatnya.

3. Memberikan kepada kaum muslimin tunjangan yang diambil dari bait al-mal,

seperti yang pernah dilakukan oleh Abu Bakar, pemberian dilakukan secara

merata, tanpa membedakan sahabat yang lebih dulu memeluk agama Islam

atau yang belakangan.

4. Meninggalkan kota Madinah dan menjadikan kota Kufah sebagai pusat

pemerintahan.7

5. Pusat-pusat Pendidikan pada masa Khulafaur Rasyidin

1. Madrasah Makkah (Mekkah. Guru pertama di Mekkah adalah Muaz bin Jabal

yang mengajarkan AL-Qur’an dan Fiqh.)

Guru pertamanya yaitu Mu’az bin Jabal, ia mengajarkan agama islam dan mana

yang halal dan mana yang haram dalam islam. Kemudian khalifah abdul malik

bin marwan, abdullah bin abbas, pergi ke mekkah dan mengajar di masjidil

haram, ia mengajarkan tafsir, fiqh dan sastra, dan dialah yang membangun

madrasah mekkah yang termahsyur di seluruh negara islam. Kemudian

digantikan murid-muridnya tabi’in yaitu mujahid bin jabar yang termahsyur

meriwayatkan tafsir al qur’an dari ibn abbas. Athak bin abu rabah yang

termahsyur dalam ilmu fiqh terutama dalam manasik haji. Thawus bin

kaisan,yaitu seorang fukaha dan mufti.

2. Madrasah Madinah (Madinah. Sahabat yang terkenal antara lain : Abu Bakar,

Utsman bin Affan, Ali bin Abi Thalib, dan sahabat-sahabat lainnya.)

7 Ahmad Jamil, Sejarah Kebudaya Dinamika Islam (Gresik:Putra Kembar Jaya,2011), hal 22

Page 14: Islam masa khulafaur rasydin kel 3

10

Disinilah tempat sahabat-sahabat nabi saw dan ulama-ulama yang termahsyur

seperti Umar bin khattab, Ali bin abi thalib, Zaid bin sabit, Abdullah bin umar

bin khattab, mereka bekerja sebagai guru, Zaid bin sabit adalah ahli qiraat dan

ahli fiqh, terutama dalam faraid. Abdullah bin umar adalah ahli hadits, ia

mengumpulkan hadits-hadits serta menuliskanya, kemudian meriwayatkanya

kepada murid-muridnya. Setelah mereka wafat maka digantikan oleh murid-

muridnya yaitu Said bin Al Musaiyab yaitu murid Zaid bin sabit. Urwah bin Az

Zubair bin Al awam. Dan madrasah madinah ini melahirkan imam malik bin

anas, imam madinah.

3. Madrasah Basrah (Basrah.sahabat yang termasyur antara lain Abu Musa al-

Asy’Ary dia adalah seorang ahli fiqh dan al-Qur’an.)

Ulama yang termahsyur disisni adalah Abu Musa Al Asy’ari yang ahli dalam

fiqh dan hadits dan ahli Qur’an, dan Annas bin Malik yang termahsyur di ahli

hadits. Madrasah Basrah ini melahirkan Al Hasan Basry yang ahli dalam fiqh,

taswauf, dan ia tidak hanya mengajarkan pelajaran kepada murid-muridnya tapi

menceritakan kisah-kisah, dan Ibn Sirin ia belajar kepada zaid bin sabit, ia ahli

hadis dan fiqh. Mereka hidup di masa umayyah nanti.

4. Madrasah Kuffah (Kuffah. Sahabat yang termasyur disini adalah Ali bin Abi

Thalib dan Abdullah bin Mas’ud. Abdullah bin Mas’ud mengajarkan Al-Qur’an

ia adalah Ahli Tafsir, Hadis, dan Fiqh.)

Ulama yang tinggal disini adalah Ali bin abi thalib dan Abdullah bin mas’ud,

pekerjaan ali diirak adalah soal politik dan peperangan ia tidak sempat

mengajarkan pendidikan, sedangkan abdullah bin mas’ud mengajarkan al

Qur’an dan ilmu agama, tafsir dan fiqh. Dan dia diutus ke kuffah untuk menjadi

guru oleh umar bin khattab, dan ia melahirkan enam ulama besar seperti al

qamah, al aswad, masruq, ubaidah, al haris, dan amr, dan mereka menggantikan

abdullah untuk menjadi guru di kuffah, mereka bukan saja belajar dikuffah tapi

mereka pergi kemadinah belajar dengan umar bin khattab,ali bin abi thalib,

abdullah bin abbas, mu’az bin jabal dan lain-lain.

5. Madrasah Damsyik

Page 15: Islam masa khulafaur rasydin kel 3

10

Damasyik (Syam). Setelah Syam (Syiria) menjadi bagian negara Islam dan

penduduknya banyak beragama Islam. Maka khalifah Umar mengirimkan tiga

orang ke negara itu. Mereka adalah : Mu’az bin Jabal (di Palestina),

Ubaidah(Hims), dan Abu Darda’(di Damsyik).

Dan mereka mengajarkan al Qur’an dan ilmu agama pada tiga tempat yaitu :

abud-dardak di damasyik, mu’az bin jabal di palestina, dan ubadah di hims.

Kemudian mereka digantikan oleh ulama –ulama seperti umar bin abdul aziz

dan lain-lain.

6. Madrasah Fistat ( Mesir )

Mesir telah menjadi pusat ilmu-ilmu agama, dan ulama yang pertama kali

mendirukanya adalah Abdullah bin amr bin al’as, ia ahli dengan kata yang

sebenarnya karena ia tidak hanya mendengar hadits dari nabi tapi hadits tersebut

dituliskanya dalam catatanya, sehingga ia tidak lupa jika ia meriwayatkan hadits

kepada murid-muridnya. Kemudian setelah Abdullah bin amar yang termahsyur

di madrasah mesir adalah Yazid bin abu habib an nuby. Dan ia yang mula-mula

menyiarkan fiqh yang halal dan haram dalam islam, kemudian setelah dia

tekenal Abdullah bin abu ja’far bin rabi’ah.

Jadi ulama-ulama yang besar terus meluas seiring dengan berkembangnya

agama islam, dan merekalah yang mendirikan madrasah-madrasah pada tiap-tiap

kota, diantara mereka yang termahsyur adalah : Abdullah bin umar di Madinah,

Abdullah bin mas’ud di kuffah, Abdullah bin Abbas di Makkah, Abdullah bin

amr bin al ash di mesir. 8

BAB III

PENUTUP

8 Badri Yatim, Op. Cit hlm 51

Page 16: Islam masa khulafaur rasydin kel 3

10

KESIMPULAN

Dari masa pemerintahan Abu Bakar as-Siddiq sampai masa pemerintahan Ali bin

Abi Thalib mengalami perbedaan dalam sistem perluasan pendidikan Islam. Pada masa

pemerintahan Abu Bakar beliau mengumpulkan ayat-ayat Al-Qur’an kemudian untuk

merealisasikan Al-Qur’an.

Pada masa kekhalifahan Umar bin Khattab pendidikan Islam, Pada masa ini terjadi

mobilitas penuntut ilmu dari daerah-daerah yang jauh dari Madinah, sebagai pusat

agama Islam.

Pada masa kekhalifahan Utsman bin Affan di masa ini yang berpengaruh luar biasa

bagi pendidikan islam, yaitu untuk mengumpulkan ayat-ayat al-Qur’an. Penyalinan ini

terjadi karena perselisihan dalam bacaan al-Quran. Pada masa khalifah Utsman bin

Affan tidak banyak terjadi perkembangan pendidikan, kalau dibandingkan dengan masa

kekhalifahan Umar bin Khattab, sebab pada masa khalifah Utsman urusan pendidikan

diserahkan saja kepada rakyatnya.

Dan pada masa kekhalifahan Ali bin Abi Thalib banyak terjadi kericuhan dan

peperangan, sehingga perkembangan pendidikan islam hanya melanjutkan dari khalifah

yang sebelumnya, yaiutu Utsman bin Affan.

Pusat pusat pendidikan Islam pada masa Khulafaur Rasyidin terdapat di, Mekkah,

Madinah, Damaskus, Kuffah, Damsyik (Syam), dan Mesir.

DAFTAR PUSTAKA

Page 17: Islam masa khulafaur rasydin kel 3

10

1. Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta : PT. Grafindo Persada, 2001).

2. Slamet Imam Santoso, Pendidikan di Indonesia dari Masa ke masa (Mas Agung,

Jakarta, 1987).

3. Hanun Asroh, Sejarah Peradaban Islam (Jakarta: Wacana Ilmu, 2001).

4. Sukarno dan Ahmad Supardi, Sejarah dan Filsafat Islam ( Bandung : Angkasa,

2008).

5. Ahmad Jamil, Sejarah Kebudaya Dinamika Islam (Gresik:Putra Kembar

Jaya,2011).