isi

14
1 BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Geologi struktur merupakan salah satu cabang ilmu dari disiplin ilmu geologi yang mempelajari bentuk arsitektur permukaan bumi dan konfigurasi batuan di kerak bumi yang terdeformasi dimana lapisan batuan terpatahkan, tergeser, atau terlipat menjadi pegunungan lipatan. Pengetahuan mengenai struktur daoat membantu dalam pencarian dan penyebaran bahan galian (Sapiie, Benjamin. D.K.K. 2006). Selain itu, geologi struktur menjabarkan konfigurasi geometri dari batuan dan struktur geologi tidak lepas dari geometri, distribusi dan formasi dari struktur itu sendiri. Geologi struktur lebih cenderung pada geometri batuan dengan skala kecil (lokasi atau regional), sementara yang lain lebih cenderung pada gaya-gaya dan pergerakan yang menghasilkan struktur geologi. Analisis data struktur geologi dengan deskriptif geometri dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu proyeksi orthogonal, proyeksi perspektif dan proyeksi stereografis (Sudarno, D.K.K., 2008). Ketiga metode dua dimensi ini memiliki mekanisme dan cara yang berbeda-beda tetapi pada umumnya proyeksi stereografis paling banyak digunakan pada penyelasaian masalah terkait geologi struktur seperti yang akan dibahas dalam laporan praktikum ini. 1.2 Rumusan Masalah Praktikum ini berfokus pada analisis arah-arahh tegasan utama pada daerah penelitian dan manfaat analisa struktur untuk kepentingan masyarakat umum. Untuk itu beberapa rumusan masalah yang diangkat antara lain: 1. Bagaimana kondisi struktur geologi, terkait pengaruh arah tegasan yang berlaku sehingga membentuk struktur geologi daerah praktikum ? 2. Bagaimana nilai titik plot data dari struktur data kekar gerus berpasangan pada lokasi praktikum ? 3. Dimanakah letak bidang lemah, terkait bidang gelincir yang suatu saat dapat menjadi potensi longsor atau rock fall pada daerah praktikum?

Upload: barrapangalilaamin

Post on 13-Apr-2016

214 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Isi Laporan Geologi Struktur

TRANSCRIPT

Page 1: Isi

1

BAB I Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

Geologi struktur merupakan salah satu cabang ilmu dari disiplin ilmu geologi

yang mempelajari bentuk arsitektur permukaan bumi dan konfigurasi batuan di

kerak bumi yang terdeformasi dimana lapisan batuan terpatahkan, tergeser, atau

terlipat menjadi pegunungan lipatan. Pengetahuan mengenai struktur daoat

membantu dalam pencarian dan penyebaran bahan galian (Sapiie, Benjamin.

D.K.K. 2006). Selain itu, geologi struktur menjabarkan konfigurasi geometri dari

batuan dan struktur geologi tidak lepas dari geometri, distribusi dan formasi dari

struktur itu sendiri. Geologi struktur lebih cenderung pada geometri batuan

dengan skala kecil (lokasi atau regional), sementara yang lain lebih cenderung

pada gaya-gaya dan pergerakan yang menghasilkan struktur geologi.

Analisis data struktur geologi dengan deskriptif geometri dapat dilakukan

dengan tiga cara yaitu proyeksi orthogonal, proyeksi perspektif dan proyeksi

stereografis (Sudarno, D.K.K., 2008). Ketiga metode dua dimensi ini memiliki

mekanisme dan cara yang berbeda-beda tetapi pada umumnya proyeksi

stereografis paling banyak digunakan pada penyelasaian masalah terkait geologi

struktur seperti yang akan dibahas dalam laporan praktikum ini.

1.2 Rumusan Masalah

Praktikum ini berfokus pada analisis arah-arahh tegasan utama pada daerah

penelitian dan manfaat analisa struktur untuk kepentingan masyarakat umum.

Untuk itu beberapa rumusan masalah yang diangkat antara lain:

1. Bagaimana kondisi struktur geologi, terkait pengaruh arah tegasan yang

berlaku sehingga membentuk struktur geologi daerah praktikum ?

2. Bagaimana nilai titik plot data dari struktur data kekar gerus berpasangan

pada lokasi praktikum ?

3. Dimanakah letak bidang lemah, terkait bidang gelincir yang suatu saat

dapat menjadi potensi longsor atau rock fall pada daerah praktikum?

Page 2: Isi

2

1.3 Tujuan Praktikum

Tujuan pembuatan laporan ini adalah untuk mengetahui kondisi suatu strukutr

geologi dilapangan, menganalisa geometri dan potensi geohazard yang

berhubungan dengan struktur geologi memungkinan suatu saat dapat terjadi

Selain itu, untuk memberikan pengetahuan bagi kita khususnya sebagai

mahasiswa teknik teknik geologi tentang kondisi singkapan dilapangan dan

bagaimana analisa proyeksi stereografis.

Page 3: Isi

3

BAB II Tinjauan Pustaka

2.1 Geologi Regional

Secara regional, daerah penelitian termasuk dalam Peta Geologi

Bersistem Indonesia Lembar Tilamuta, Sulawesi, skala 1:250.000 yang

diterbitkan oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Bandung

(Sukamto, 1982). Kajian mengenai geologi regional lembar ini terbagi atas :

2.1.1 Geomorfologi

Didaerah yang dipetakan dibedakan menjadi tiga satuan morfologi yaitu:

satuan pegunungan berlereng terjal, perbukitan menggelombang yang telah

mengalami denudasional dan satuan dataran rendah.

2.1.2 Stratigrafi

Litologi batuan daerah penelitian, menurut Peta Geologi Regional Lembar

Tilamuta (Sukamto 1982) terdiri atas :

1. Tmb (Diorit Bone)

Umumnya terdiri atas diorite kuarsa, diorite, granodiorit, granit.

Diorite kuarsa banyak dijumpai di daerah sungai S. Taludaa, dengan

keragaman diorite, granodiorite dan granit. Umur satuan ini sekitar Miosen

Akhir.

2. TQpv (Batuan Gunungapi Pinogu)

Tuf, tuf lapilli, breksi dan lava. Breksi gunungapi di Peg. Bone, G.

Mongadalia dan Pusian bersusunan andesit dan dasit. Tuf yang tersingkap

di G. Lemibut dan G. Lolombulan umumnya berbatuapung, kuning muda,

berbutir sedang sampai kasar, diselingi oleh lava bersusunan menengah

sampai basa. Tuf dan tuf lapilli di sekitar S. Bone bersusunan dasitan.

Lava berwarna kelabu muda hingga kelabu tua, pejal, umumnya

bersusunan andesit piroksin. Satuan ini secara umum termampatkan lemah

sampai sedang, umumnya diduga Pliosen – Plistosen.

Page 4: Isi

4

3. QI (Batu Gamping Terumbu)

Batugamping terumbu terangkat dan batugamping klastik dengan

komponen utama koral, setempat berlapis, terutama dijumpai di daerah

pantai selatan dan setempat di dekat Panong, daerah pantai utara.

Gambar 2.1 Peta Lokasi Praktkum secara Geologi Regional Lembar Kota

Mobagu, modifikasi.

2.1.3 Struktur dan Tektonika

Struktur geologi yang utama di daerah penelitian adalah sesar, berupa

sesar normal dan sesar jurus mendatar. Sesar normal terdapat di Gunung

Boliohuto menunjukan pola memancar, sedangkan sesar jurus mendatar

umumnya besifat menganan, tetapi adapula yang mengiri. Hal tersebut dapat

juga dipengaruhi oleh zona subdaksi pada bagian utara pulau Sulawesi.

Pada miosen, terjadi pengendapan Formasi Dolokapa. Selain itu, diduga

pada waktu itu terjadi penunjaman dari arah utara keselatan di Laut Sulawesi

yang menghasilkan formasi tersebut.

Page 5: Isi

5

Breksi Wobudu terbentuk diduga pada akhir kegiatan magmatik, jalur

Tunjaman Sulawesi Utara diduga masih aktif dan menghasilkan sejumlah sesar

mendatar dibagian barat.

Page 6: Isi

6

BAB III Metodologi Praktikum

Metode Praktikum dalam praktikum ini dilakukan metode langsung dan

tidak langsung, yaitu dengan penyelidikan langsung dilapangan untuk

mengumpulkan data/informasi selengkap mungkin tentang keberadaan

sumberdaya atau sampel yang akan diteliti dan analisis proyeksi stereografis.

Penelitian ini terbagi ke dalam empat tahap yaitu tahap persiapan, tahap

lapangan, tahap analisis, dan tahap yang terakhir merupakan tahap terakhir yaitu

peyusunan laporan akhir penelitian.

3.1 Tahap Persiapan

Tahap persiapan terdiri dari studi literatur, pemberian materi oleh dosen

pengampuh mata kuliah Bapak Aang Panji Permana, S.T. M.T., penentuan lokasi

praktikum lapangan, dan penyelesaian kelengkapan administrasi.

3.2 Tahap Pengambilan Data Lapangan

Tahap ini bertujuan untuk pengambilan data-data lapangan untuk mengetahui

kondisi geologi umum yang meliputi:

a) Observasi geomorfologi dilakukan untuk mengetahui kondisi

geomorfologi daerah penelitian seperti mengetahui kemiringan lereng,

bentuk lembah sungai, bentuk punggungan, bentuk muka bumi, dan

proses-proses geomorfologi sehingga dapat ditentukan satuan

geomorfologi di daerah penelitian.

b) Pembuatan stasiun lapangan dilakukan untuk mengetahui letak titik

koordinat lapangan daerah penelitian

c) Pengambilan data lapangan, berupa struktur geologi meliputi deskripsi

singkapan, pembuatan sketsa singkapan atau pengambilan gambar dan

data struktur kekar tensional dan shear.

3.3 Tahap Analisis dan Pengolahan Data

Analisis dan pengolahan data dilakukan di laboratorium. Tahap ini didukung

dengan studi pustaka dan diskusi dengan dosen pengampuh mata kuliah, Bapak

Aang Panji Permana, S.T. M.T.

Analisis yang dilakukan adalah:

3.3.1 Analisis Geomorfologi dan Pengamatan Batuan secara Megaskopis

Page 7: Isi

7

Analisis ini dilakukan untuk mengetahui kemiringan lereng dan

kontrol struktur, berupa data peta dan data kondisi geomorfologi daerah

telitian dilakukan di Laboratorium.

3.3.2 Analisis Strukutr Kekar

Melakukan proyeksi stereografis dengan manual dan secara software

untuk menganalisa dan membandingkan hasil akurasi dengan dua cara

tersebut untuk menghasilkan data yang lebih akurat dengan analisa yang

baik. Dengan menentukan arah tegasan σ1, σ2 dan σ3.

3.4 Tahap Penyusunan Akhir Penelitian

Menyediakan data hasil akhir dari praktikum lapangan, dengan hasil olahan

data yang bermutu dan dapat dipertanggung jawabkan. Berupa pembuatan laporan

akhir.

Tah

ap

Persia

pan

Tah

ap

Lap

an

gan

Tah

ap

An

alisis

Tah

ap

Pen

yu

sun

an

Lap

ora

n A

kh

ir

Pen

elitian

Studi Literatur

(Pemberian materi oleh desen

pangampuh mata kuliah, Peta

Geologi Regional dan Topografi)

Penentuan Lokasi,

Pengamatan &

Pengambilan Sampel

Melakukan pengamatan unsur-

unsur litologi, meliputi

geomorfologi, petrologi

Analisis data lapangan

Penyusunan laporan akhir

Analisis geomorfologi dan batuan secara megaskopis

Analisis Sampel dengan X-RF

Dokumen tugas akhir

Persiapan Perlengkapan &

bahan untuk praktikum

lapangan.

Penyusunan Administrasi

(Kelengkapan peserta,

akomodasi, dll.)

Pengambilan data

strukutur kekar

tensional dan shear

Diagram 3.1 Diagram Alir Metodologi Praktikum Lapangan

Page 8: Isi

8

BAB IV Hasil dan Pembahasan

No.

Strike 1 (/) Strike 1 (/)

Strike

(N...°)

Dip

(°)

Arah Strike

(N...°)

Dip

(°)

Arah

Strike

+ 90 °…

Strike

+ 90 °…

1 282 49 372 NS 224 84 314 NW

2 282 49 372 NS 330 79 420 NS

3 282 49 372 NS 313 62 403 NS

4 247 49 337 NW 334 75 424 NS

5 247 49 337 NW 344 79 434 NS

6 247 49 337 NW 335 76 425 NS

7 247 49 337 NW 326 85 416 NS

8 247 49 337 NW 344 71 434 NS

9 247 49 337 NW 332 71 422 NS

10 247 49 337 NW 336 75 426 NS

11 284 64 374 NS 334 70 424 NS

12 284 64 374 NS 333 64 423 NS

13 284 64 374 NS 246 67 336 NW

14 86 90 176 SE 340 11 430 NS

15 56 58 146 SE 338 45 428 NS

16 238 69 328 NW 338 45 428 NS

17 74 76 164 SE 31 81 121 SE

18 55 81 145 SE 59 42 149 SE

19 79 90 169 SE 59 42 149 SE

20 291 46 381 NS 61 85 151 SE

21 291 46 381 NS 75 81 165 SE

22 281 21 371 NS 1 74 91 SE

4.1 Data Pengamatan

Tabel 4.1 Data Hasil Pengukuran Shear Joint

Page 9: Isi

9

23 48 60 138 SE 355 50 445 NS

24 103 60 193 SW 45 75 135 SE

25 82 75 172 SE 331 49 421 NS

26 20 81 110 SE 295 21 385 NS

27 330 46 420 NS 11 65 101 SE

28 54 90 144 SE 330 46 420 NS

29 60 80 150 SE 340 80 430 NS

30 71 77 161 SE 340 80 430 NS

No. Strike (N...°) Dip (°)

Arah

Strike + 90 °…

1 321 79 411 NS

2 320 74 410 NS

3 314 80 404 NS

4 291 49 381 NS

5 330 54 420 NS

6 216 44 306 NW

7 321 49 411 NS

8 331 51 421 NS

9 65 66 155 SE

10 10 66 100 SE

11 326 32 416 NS

12 315 18 405 NS

13 77 84 167 SE

14 348 57 438 NS

15 325 41 415 NS

16 335 50 425 NS

17 38 42 128 SE

18 73 90 163 SE

Tabel 4.2 Data Hasil Pengukuran Tensional Joint

Page 10: Isi

10

19 340 60 430 NS

20 345 30 435 NS

21 95 16 185 SE

22 127 90 217 SW

23 64 85 154 SE

24 129 89 219 SW

25 67 85 157 SE

26 352 45 442 NS

27 305 27 395 NS

28 350 18 440 NS

29 335 30 425 NS

30 340 60 430 NS

Koordinat Lokasi :

N :

Page 11: Isi

11

4.2 Hasil Proyeksi Stereografis

4.2.1 Proyeksi shear joint

Page 12: Isi

12

4.2.2 Proyeksi tensional joint

Page 13: Isi

13

4.3 Pembahasan

Dari data hasil analisis kekar tidak berpasangan menurut equatorial equal-

area net memiliki arah N 330° E / 53° NE (maksima satu) dan N 70°E / 88 SE

(maksima dua). Sehingga dapat di jelaskan bahwa arah maksima satu relative

ke arah barat laut dan maksima dua relatif kea rah timur laut.

Sementara untuk data proyeksi kekar gerus berpasangan (shear joint)

menurut equatorial equal-area net memiliki arah N 230°E / 80° NW (maksima

satu) relatif ke arah barat laut dan N 78°E / 80° SE (maksima dua) relatif ke

arah timur laut. Dengan arah tegasan menurut smith-net σ1 22°, N 27° E, σ2 67°,

195° E, dan σ3 4°, N 296° E.

Untuk nilai-nilai gaya, σ1>σ2>σ3 dan σ1┴σ2┴σ3, dapat dikatakan bahwa

bidang lemah dari daerah praktikum tersebut berada pada arah σ3 dengan arah

4°, N 296° E yang relatif kea rah barat daya. Apabila suatu saat apabila daerah

tersebut mengalam tektonisme yang cukup kuat, suatu saat dapat mengalami

pergerakan massa, mungkindalam bentuk rock fall atau jatuhan batu akibat

perbesaran gaya pada bidang lemah (kekar) pada batuan daerah praktikum

tersebut.

Page 14: Isi

14

BAB VI Kesimpulan

Keterdapatan kekar-kekar lokasi praktikum dapat ditemukan yaitu kekar

tidak berpasang dan kekar gerus berpasangan. Kekar tidak berpasangan

menurut equatorial equal-area net memiliki arah N 330° E / 53° NE (maksima

satu) dan N 70°E / 88 SE (maksima dua). Sehingga dapat di jelaskan bahwa

arah maksima satu relative ke arah barat laut dan maksima dua relatif kea rah

timur laut.

Data proyeksi kekar gerus berpasangan (shear joint) menurut equatorial

equal-area net memiliki arah N 230°E / 80° NW (maksima satu) relatif ke arah

barat laut dan N 78°E / 80° SE (maksima dua) relatif ke arah timur laut.

Dengan arah tegasan menurut smith-net σ1 22°, N 27° E, σ2 67°, 195° E, dan σ3

4°, N 296° E.

Untuk nilai-nilai gaya, σ1>σ2>σ3 dan σ1┴σ2┴σ3, bidang lemah σ3 dengan

arah 4°, N 296° E memiliki arah relatif ke barat daya yang suatu saat

berkemungkan dapat mengalami geohazard atau bencana geologi berupa

runtuhan batuan (rock fall).