isi

Upload: fitrianisa-burmana-ii

Post on 05-Mar-2016

229 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

ikkom

TRANSCRIPT

STEP 1

STEP 1Unfamiliar Terms

1. Provider primary careSistem pelayanan kesehatan dasar (untuk tingkat pertama) seperti Puskesmas, Dokter Umum, Klinik X.

2. System pra upayaSistem pembayaran dimana pembayaran dilakukan di awal (sebelum mendapatkan pelayanan kesehatan).

3. PuskesmasUnit pelaksana teknis yang menangani pengembangan pembangunan kesehatan di wilayah kecamatan.

4. Universal coverageUniversal coverage terdiri atas universal yang artinya menyeluruh dan coverage yang artinya melindungi.Jadi universal coverage adalah suatu upaya pelindungan/penjaminan kesehatan bagi seluruh rakyat Indonesia.Contohnya ASKES yang adil baik pada pelaksanaan promotif, preventif, dan kuratif yang diberikan secara cuma-cuma.

5. Fee for serviceSystem pembayaran diman pembayaran dilakukan di akhir (setelah mendapatkan pelayanan kesehatan).

STEP 2Rumusan Masalah

1. Apa saja fungsi, visi, misi, program dan manajemen puskesmas?2. Apa saja jenis provider primary care selain puskesmas?3. Apa saja fungsi dan peranan universal coverage?4. Apa itu penjaminan mutu puskesmas? Bagaimana prinsip dan bentuknya?5. Bagaimana cara mengevaluasi program puskesmas?

STEP 3Brain Storming

1. Apa saja fungsi, visi, misi, program dan manajemen puskesmas?Puskesmasa. Fungsi Puskesmas : Pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan; Pusat pemberdayaan masyarakat; Pusat pelayanan kesehatan strata pertama.

b. Manajemen puskesmas terdiri dari beberapa model, antara lain : Model PIE (Planning, Implementation, Evaluation); Model POAC (Planning, Organizing, Actuating, Controling); Model P1 (Perencanaan) - P2 (Pengenalan, pelaksanaan) - P3 (Pengawasan, pengendalian, penilaian); Model ARRIF (Analisis, Rumusan, Rencana, Implementasi, Program komunikasi); Model ARRIME (Analisis, Rumusan, Rencana, Monitoring, Evaluation).

c. Upaya Kesehatan Puskesmas : Upaya Wajib Upaya promosi kesehatan Upaya kesehatan lingkungan Upaya kesehatan ibu dan anak serta keluarga berencana Upaya perbaikan gizi masyarakat Upaya pencegahan dan pengendalian penyakit menular Upaya pengobatan dasar Upaya Pengembangan Upaya kesehatan sekolah Upaya kesehatan olahraga Upaya kesehatan masyarakat Uapaya kesehatan kerja Upaya kesehatan gigi dan mulut Upaya kesehatan jiwa Upaya kesehatan mata Upaya kesehatan usia lanjut Upaya kesehatan pengobatan tradisional

d. Visi : Terwujudnya kecamatan yang sehat

2. Apa saja jenis provider primar care selain puskesmas?Pelayanan kesehatan tingkat pertama, antara lain :a. Dokter umum baik swasta maupun negeri;b. Dokter perusahaan;c. Dokter keluarga;d. BKIA (Balai Kesehatan Ibu dan Anak);e. Balai Pengobatan;f. Bidan.

3. Apa saja fungsi dan peranan universal coverage?LO

4. Apa itu penjaminan mutu puskesmas? Bagaimana prinsip dan bentuknya?Penjaminan mutu pelayanan kesehatan adalah suatu proses upaya yang dilaksanakan secara berkesinambungan, sistematis, objektif dan terpadu dalam menetapkan masalah dan penyebab masalah mutu pelayanan kesehatan yang diselenggarakan berdasarkan standar yang telah ditetapkan serta menentukan dan memutuskan cara pemecahan masalah mutu sesuai dengan kemampuan yang ada dan menilai hasil yang dicapai guna menyususn saran tindak lanjut untuk lebih meningkatkan mutu pelayanan kesehatan.

Prinsip jaminan mutu pelayanan kesehatan, antara lain :a. Bekerja dalam tim;b. Memberikan fokus perubahan pada proses;c. Mempunyai orientasi kinerja dan pelanggan;d. Pengambilan keputusan berdasarkan data;e. Adanya komitmen pimpinan dan keterlibatan bawahan dalam perbaikan proses pelayanan.Bentuk jaminan mutu pelayanan kesehatan, yaitu :a. Prospektif;b. Konkuren;c. Retrospektif.

5. Bagaimana cara mengevaluasi program puskesmas?LO

STEP 4Penjelasan Lengkap

1. Apa saja fungsi, visi, misi, program dan manajemen puskesmas?Puskesmasa. Fungsi Puskesmas : Pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan; Pusat pemberdayaan masyarakat; Pusat pelayanan kesehatan strata pertama.

b. Manajemen puskesmas terdiri dari beberapa model, antara lain : Model PIE (Planning, Implementation, Evaluation); Model POAC (Planning, Organizing, Actuating, Controling); Model P1 (Perencanaan) - P2 (Pengenalan, pelaksanaan) - P3 (Pengawasan, pengendalian, penilaian); Model ARRIF (Analisis, Rumusan, Rencana, Implementasi, Program komunikasi); Model ARRIME (Analisis, Rumusan, Rencana, Monitoring, Evaluation).

c. Upaya Kesehatan Puskesmas : Upaya Wajib Upaya promosi kesehatan Upaya kesehatan lingkungan Upaya kesehatan ibu dan anak serta keluarga berencana Upaya perbaikan gizi masyarakat Upaya pencegahan dan pengendalian penyakit menular Upaya pengobatan dasar Upaya Pengembangan Upaya kesehatan sekolah Upaya kesehatan olahraga Upaya kesehatan masyarakat Uapaya kesehatan kerja Upaya kesehatan gigi dan mulut Upaya kesehatan jiwa Upaya kesehatan mata Upaya kesehatan usia lanjut Upaya kesehatan pengobatan tradisional

d. Visi : Terwujudnya kecamatan yang sehat

Puskesmas

PerencanaanUpaya WajibUpaya PengembanganUsulanPelaksanaanIdentifikasi upaya yang perlu dikerjakan

Kedudukan Puskesmas

Kedudukan PuskesmasSistem Kesehatan NasionalSistem Kabupaten / KotaSistem Pemerintah daerah

2. Apa saja jenis provider primar care selain puskesmas?Pelayanan kesehatan tingkat pertama, antara lain :a. Dokter umum baik swasta maupun negeri;b. Dokter perusahaan;c. Dokter keluarga;d. BKIA (Balai Kesehatan Ibu dan Anak);e. Balai Pengobatan;f. Bidan.

Pelayanan kesehatan tingkat pertama

Pelayanan KesehatanPrimerSekunderTersier

3. Apa saja fungsi dan peranan universal coverage?LO

4. Apa itu penjaminan mutu puskesmas? Bagaimana prinsip dan bentuknya?Penjaminan mutu pelayanan kesehatan adalah suatu proses upaya yang dilaksanakan secara berkesinambungan, sistematis, objektif dan terpadu dalam menetapkan masalah dan penyebab masalah mutu pelayanan kesehatan yang diselenggarakan berdasarkan standar yang telah ditetapkan serta menentukan dan memutuskan cara pemecahan masalah mutu sesuai dengan kemampuan yang ada dan menilai hasil yang dicapai guna menyususn saran tindak lanjut untuk lebih meningkatkan mutu pelayanan kesehatan.

Prinsip jaminan mutu pelayanan kesehatan, antara lain :a. Bekerja dalam tim;b. Memberikan focus perubahan pada proses;c. Mempunyai orientasi kinerja dan pelanggan;d. Pengambilan keputusan berdasarkan data;e. Adanya komitmen pimpinan dan keterlibatan bawahan dalam perbaikan proses pelayanan.Bentuk jaminan mutu pelayanan kesehatan, yaitu:a. Prospektifb. Konkurenc. Retrospektif

5. Bagaimana cara mengevaluasi program puskesmas?LO

STEP 5Learning Objective

1. Jelaskan tujuan dan jenis program (upaya kesehatan) puskesmas?2. Jelaskan pembiayaan kesehatan (prinsip dan jenis asuransi kesehatan)?3. Jelaskan penjaminan mutu pelayanan kesehatan?4. Jelaskan evaluasi program puskesmas?5. Jelaskan fungsi, kedudukan dan manajemen pelayanan kesehatan tingkat pertama?6. Jelaskan tujuan dan teknik pergerakan masyarakat dan program kesehatan?

STEP 6Belajar Mandiri

Depkes. Renstra Depkes 2005-2009. Diakses pada tanggal 19 April 2012.

Dorland. 1998. Buku Saku Kedokteran. EGC. Jakarta.

Ilmu Kesehatan Masyarakat. Dasar-Dasar Dan Sejarah Pengembangannya Puskesmas.1982. dr A.L. Slamet Ryadi, SKM

Info Askes. 2011. Wujudkan Segera Universal Coverage. Diakses pada tanggal 19 April 2012.

Manajemen Kesehatan. Dr. A.A. Gde Muninjaya, MPH.

Pengantar Administrasi Kesehatan. Edisi ketiga. DR.Dr. Azrul Azwar M.P.H.

Penyelenggaraan Puskesmas di Era Desentralisasi. Depkes RI. 2001. Dirjen Bina Kesehatan Masyarakat.

Perawatan Kesehatan Masyarakat. Drs. Nasrul Effendy.

Profil Indonesia Sehat 2010. Depkes RI. 2000.

Rokx, Claudia dkk. Health Financing in Indonesia A Reform Road Map. The Word Bank. Diakses pada tanggal 19 April 2012.

STEP 7Diskusi Panel

1. Jelaskan tujuan dan jenis program (upaya kesehatan) puskesmas?Upaya Kesehatan wajib Puskesmas adalah upaya yang ditetapkan berdasarkan komitmen nasional, regional, dan global serta yang mempunyai daya ungkit tinggi untuk peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Upaya kesehatan wajib ini harus diselenggarakan oleh setiap Puskesmas yang ada di wilayah Indonesia. Upaya kesehatan Wajib tersebut adalah :

0. Kesejahteraan Ibu dan Anak Keluarga BerencanaKesejahteraan Ibu dan Anak (KIA)Tujuan umum :1. Menurunkan kematian (mortality) dan kejadian sakit (morbility) dikalangan Ibu.1. Kegiatan pokok ini ditujukan untuk menjaga kesehatan ibu selama kehamilan, pada saat bersalin dan saat ibu menyusui.1. Meningkatkan derajat kesehatan anak, melalui pemantauan status gizi dan pencagahan sedini mungkin berbagai penyakit menular yang bisa dicegah dengan imunisasi dasar sehingga anak dapat tumbuh dan berkembang secara optimal.

Sasarannya yaitu ibu hamil, ibu menyusui, anak-anak sampai dengan umur 5 tahun. Kelompok-kelompok masyarakat ini adalah sasaran primer program. Sasaran sekunder adalah dukun bersalin dan kader kesehatan (Dainur, 1995).

Keluarga Berencana (KB)Program ini dilaksanakan dengan tujuan untuk meningkatkan kepedulian dan peran serta masyarakat terhadap pendewasaan usia perkawinan, penurunan angka kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga, dan peningkatan kesejahteraan keluarga. Untuk mencapai tujuan tersebut, dilaksanakan kegiatan-kegiatan komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE), pelayanan keluarga berencana, pembangunan keluarga sejahtera, pemantapan pelembagaan program, pendidikan dan pelatihan, pelaporan dan penelitian. Upaya-upaya tersebut telah meningkatkan jumlah peserta KB, meningkatkan kesejahteraan keluarga, dan mengajak masyarakat melaksanakan KB secara mandiri (www.bappenas.go.id).

0. Usaha Kesehatan GiziProgram perbaikan gizi ditujukan untuk meningkatkan mutu gizi konsumsi pangan sehingga berdampak pada perbaikan keadaan gizi masyarakat. Kegiatan utama program ini meliputi penyuluhan gizi masyarakat, usaha perbaikan gizi keluarga (UPGK), upaya perbaikan gizi institusi, fortifikasi pangan, dan peningkatan penerapan sistem kewaspadaan pangan dan gizi (SKPG). Pelayanan gizi di posyandu, terutama ditujukan kepada kelompok masyarakat yang rawan gizi yaitu wanita pranikah, ibu hamil, ibu menyusui, bayi dan anak balita. Posyandu merupakan ujung tombak dalam penanggulangan masalah gizi kurang seperti kurang vitamin A (KVA), gangguan akibat kurang iodium (GAKI), anemia gizi besi (AGB) dan kurang energi protein (KEP). Kegiatan pemantauan pelayanan gizi di posyandu antara lain meliputi pemantauan pertumbuhan dan perkembangan anak, pemberian paket pelayanan gizi, pemberian makanan tambahan dan pemantauan dini terhadap perkembangan kehamilan (www.bapennas.go.id).

c. Kesehatan Lingkungan Sanitasi lingkungan adalah wawasan lingkungan fisik, biologis, sosial, dan ekonomi yang mempengaruhi kesehatan manusia dimana lingkungan yang berguna ditingkatkan dan diperbanyak sedangkan yang merugikan diperbaiki atau dihilangkan. Pentingnya lingkungan sehat ini telah dibuktikan oleh WHO, dimana dari penyelidikan-penyelidikan di seluruh dunia didapatkan hasil bahwa angka kematian (mortalitas), angka perbandingan orang sakit (morbidity) yang tinggi serta seringnya terjadi epidemi terdapat di tempat-tempat yang higiene dan sanitasi lingkungannya buruk, yaitu di tempat-tempat dimana terdapat banyak lalat dan nyamuk, seperti pembuangan kotoran dan sampah yang tidak teratur, air rumah tangga yang buruk, perumahan yang terlalu sesak dan keadaan sosial ekonomi yang buruk. Terbukti bahwa di tempat-tempat dimana higiene dan sanitasi lingkungan diperbaiki, mortality dan morbidity menurun dan wabah berkurang dengan sendirinya (Entjang, 2000).

Kegiatan-kegiatan utama kesehatan lingkungan yang dilakukan staf puskesmas adalah :1. Penyehatan air bersih;1. Penyehatan pembuangan kotoran;1. Penyehatan lingkungan perumahan;1. Penyehatan air buangan/limbah;1. Pengawasan sanitasi tempat umum;1. Penyehatan makanan dan minuman; 1. Pelaksanaan peraturan perundangan.

d. Pencegahan Penyakit Menular (P2M)Bertujuan menemukan kasus penyakit menular sedini mungkin dan mengurangi berbagai faktor resiko lingkungan masyarakat untuk memudahkan terjadinya penyebaran suatu penyakit menular. Dengan sasaran ibu hamil, balita dan anak-anak sekolah untuk kegiatan imunisasi. Sasaran sekunder adalah lingkungan pemukiman masyarakat. Untuk pemberantasan penyakit menular tertentu (misal, penyakit kelamin), kelompok-kelompok tertentu masyarakat yang berperilaku resiko tinggi juga perlu dijadikan sasaran kegiatan P2M. Penyakit menular adalah penyakit infeksi yang dapat dipindahkan dari orang atau hewan sakit, dan reservoir ataupun dari benda-benda yang mengandung bibit penyakit lainnya kepada manusia-manusia sehat (Efendi, 1998).

Pengertian pencegahan secara umum adalah mengambil tindakaan terlebih dahulu sebelum kejadian. Dalam mengambil langkah-langkah untuk pencegahan, haruslah didasarkan pada data / keterangan yang bersumber pada hasil analisis epidemiologi atau hasil pengamatan / penelitian epidemiologi (Entjang, 2000).

e. PengobatanBertujuan memberi pengobatan dan perawatan di puskesmas (khusus untuk puskesmas perawatan). Dengan sasaran masyarakat yang mengunjungi puskesmas yang mencari pengobatan. Upaya yang dapat dilakukan :1. Melaksanakan diagnosa sedini mungkin melalui :0. mendapatkan riwayat penyakit0. mengadaan pemeriksaan fisik0. mengadaan pemeriksaaan laboratorium1. Membuat diagnosa1. Melaksanakan tindakan pengobatan.1. Melakukan upaya rujukan bila dipandang perlu, rujukan tersebut dapat berupa :0. rujukan diagnostik0. rujukan pengobatan/rehabilitasi0. rujukan lain

f. Upaya penyuluhan kesehatanTujuan : menimbulkan kesadaran penduduk akan nilai nilai kesehatan melalui perubahan perilaku.Kegiatan : karena kegiatan penyuluhan merupakan bagian dari tiap program Puskesmas, maka tidak ada program penyuluhan kesehatan yang berdiri sendiri.

2. Jelaskan pembiayaan kesehatan (prinsip dan jenis asuransi kesehatan)?Pengertian biaya kesehatan adalah besarnya dana yang harus disediakan untuk menyelenggarakan dan/atau memanfaatkan berbagai upaya kesehatan yang diperlukan oleh perorangan, keluarga, kelompok dan masyarakat (Azrul A, 1996). Dari defenisi di atas, ada dua pihak yang terlibat yakni penyelenggara pelayanan kesehatan (provider) dan pemakai jasa pelayanan kesehatan. Bagi penyelenggara, terkait besarnya dana untuk menyelenggarakan upaya kesehatan yang berupa dana investasi serta dana operasional, sedangkan bagi pemakai jasa layanan berhubungan dengan besarnya dana yang dikeluarkan untuk dapat memanfaatkan suatu upaya kesehatan.Pembiayaan kesehatan suatu negara mempertimbangkan adanya sektor swasta selain pemerintah sebagai penyelenggaraan layanan kesehatan. Total biaya dari sisi pemerintah dihitung dari besarnya dana yang dikeluarkan oleh pemerintah (expence) untuk penyelenggaraan pelayanan kesehatan, bukan berdasarkan besarnya dana yang dikeluarkan oleh pemakai jasa (income pemerintah). Jadi total biaya kesehatan adalah penjumlahan biaya dari sektor pemerintah dengan besarnya dana yang dikeluarkan pemakai jasa pelayanan untuk sektor swasta.

Secara umum biaya kesehatan dibedakan atas biaya pelayanan kedokteran dan biaya pelayanan kesehatan masyarakat. Biaya pelayanan kedokteran adalah biaya untuk menyelenggarakan dan atau memanfaatkan pelayanan kedokteran dengan tujuan utama lebih ke arah pengobatan dan pemulihan (aspek kuratif-rehabilitatif) dengan sumber dana dari sektor pemerintah maupun swasta. Sementara biaya pelayanan kesehatan masyarakat adalah biaya untuk menyelenggarakan dan/atau memanfaatkan pelayanan kesehatan masyarakat dengan tujuan utama lebih ke arah peningkatan kesehatan dan pencegahan (aspek preventif-promotif) dengan sumber dana terutama dari sektor pemerintah. Sumber pembiayaan dari pemerintah pusat maupun pemerintah daerah (propinsi dan kabupaten/kota) berasal dari pajak (umum dan penjualan), deficit financial (pinjaman luar negeri) serta asuransi sosial. Sedang pembiayaan dari sector swasta bersumber dari perusahaan, asuransi kesehatan swasta, sumbangan sosial, pengeluaran rumah tangga serta communan self help.

Setidaknya ada empat skema pengembangan jaminan kesehatan yakni : pertama, jaminan kesehatan penerima bantuan iuran (PBI) dalam SJSN; kedua, pengembangan Jaminan Kesehatan (JK) non PBI sebagai bagian dari Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN); ketiga, pengembangan jaminan kesehatan berbasis sukarela seperti asuransi kesehatan komersial atau Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat (JPKM) sukarela; keempat, pengembangan jaminan kesehatan sektor informal seperti jaminan kesehatan mikro/microfinancing (dana sehat) dan dana sosial masyarakat.

Dari berbagai pengalaman diberbagai negara, ada tiga model sistem pembiayaan kesehatan bagi rakyatnya yang diberlakukan secara nasional yakni model asuransi kesehatan sosial (Social Health Insurance), model asuransi kesehatan komersial (Commercial/Private Health Insurance), dan model NHS (National Health Services). Model Social Health Insurance berkembang di beberapa Negara Eropa sejak Jerman dibawah Bismarck pada tahun 1882 kemudian ke Negara-negara Asia lainnya yakni Philipina, Korea, Taiwan. Kelebihan sistem ini memungkinkan cakupan 100 persen penduduk dan relatif rendahnya peningkatan biaya pelayanan kesehatan.

Sedangkan model Commercial/Private Health Insurance berkembang di AS. Sistem ini gagal mencapai cakupan 100% penduduk sehingga Bank Dunia merekomendasikan pengembangan model Regulated Health Insurance. Amerika Serikat adalah negara dengan pengeluaran untuk kesehatannya paling tinggi (13,7% GNP) pada tahun 1997 sementara Jepang hanya 7% GNP tetapi derajat kesehatan lebih tinggi Jepang. Indikator umur harapan hidup didapatkan untuk laki-laki 73,8 tahun dan wanita 79,7 tahun di Amerika Serikat sedang di Jepang umur harapan hidup laki-laki 77,6 tahun dan wanita 84,3 tahun. Terakhir model National Health Services dirintis pemerintah Inggris sejak usai perang dunia kedua. Model ini juga membuka peluang cakupan 100% penduduk, namun pembiayaan kesehatan yang dijamin melalui anggaran pemerintah akan menjadi beban yang berat.

Sistem Pembiayaan Kesehatan IndonesiaSistem pembiayaan kesehatan Indonesia secara umum terbagi dalam 2 sistem yaitu :a. Fee for Service (Out of Pocket)Sistem ini secara singkat diartikan sebagai sistem pembayaran berdasarkan layanan, dimana pencari layanan kesehatan berobat lalu membayar kepada pemberi pelayanan kesehatan (PPK). PPK (dokter atau rumah sakit) mendapatkan pendapatan berdasarkan atas pelayanan yang diberikan, semakin banyak yang dilayani, semakin banyak pula pendapatan yang diterima.Sebagianbesar masyarakat Indonesia saat ini masih bergantung pada sistem pembiayaan kesehatan secara Fee for Service ini. Dari laporan World Health Organization di tahun 2006 sebagian besar (70%) masyarakat Indonesia masih bergantung pada sistem, Fee for Service dan hanya 8,4% yang dapat mengikuti sistem Health Insurance (WHO, 2009). Kelemahan sistem Fee for Service adalah terbukanya peluang bagi pihak pemberi pelayanan kesehatan (PPK) untuk memanfaatkan hubungan Agency Relationship, dimana PPK mendapat imbalan berupa uang jasa medik untuk pelayanan yang diberikannya kepada pasien yang besar-kecilnya ditentukan dari negosiasi. Semakin banyak jumlah pasien yang ditangani, semakin besar pula imbalan yang akan didapat dari jasa medik yang ditagihkan ke pasien. Dengan demikian, secara tidak langsung PPK didorong untuk meningkatkan volume pelayanannya pada pasien untuk mendapatkan imbalan jasa yang lebih banyak.

b. Health InsuranceSistem ini diartikan sebagai sistem pembayaran yang dilakukan oleh pihak ketiga atau pihak asuransi setelah pencari layanan kesehatan berobat. Sistem health insurance ini dapat berupa system kapitasi dan system Diagnose Related Group (DRG system).

Sistem kapitasi merupakan metode pembayaran untuk jasa pelayanan kesehatan dimana PPK menerima sejumlah tetap penghasilan per peserta untuk pelayanan yang telah ditentukkan per periode waktu. Pembayaran bagi PPK dengan system kapitasi adalah pembayaran yang dilakukan oleh suatu lembaga kepada PPK atas jasa pelayanan kesehatan dengan pembayaran di muka sejumlah dana sebesar perkalian anggota dengan satuan biaya (unit cost) tertentu. Salah satu lembaga di Indonesia adalah Badan Penyelenggara JPKM (Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat). Masyarakat yang telah menajdi peserta akan membayar iuran dimuka untuk memperoleh pelayanan kesehatan paripurna dan berjenjang dengan pelayanan tingkat pertama sebagai ujung tombak yang memenuhi kebutuhan utama kesehatan dengan mutu terjaga dan biaya terjangkau.Sistem kedua yaitu DRG (Diagnose Related Group) tidak berbeda jauh dengan system kapitasi di atas. Pada system ini, pembayaran dilakukan dengan melihat diagnosis penyakit yang dialami pasien. PPK telah mendapat dana dalam penanganan pasien dengan diagnosis tertentu dengan jumlah dana yang berbeda pula tiap diagnosis penyakit. Jumlah dana yang diberikan ini, jika dapat dioptimalkan penggunaannya demi kesehatan pasien, sisa dana akan menjadi pemasukan bagi PPK.

Kelemahan dari system Health Insurance adalah dapat terjadinya underutilization dimana dapat terjadi penurunan kualitas dan fasilitas yang diberikan kepada pasien untuk memperoleh keuntungan sebesar-besarnya. Selain itu, jika peserta tidak banyak bergabung dalam system ini, maka resiko kerugian tidak dapat terhindarkan. Namun dibalik kelemahan, terdapat kelebihan system ini berupa PPK mendapat jaminan adanya pasien (captive market), mendapat kepastian dana di tiap awal periode waktu tertentu, PPK taat prosedur sehingga mengurangi terjadinya multidrug dan multidiagnose. Dan system ini akan membuat PPK lebih kea rah preventif dan promotif kesehatan.

Ikatan Dokter Indonesia (IDI) menilai, pembiayaan kesehatan dengan sistem kapitasi dinilai lebih efektif dan efisien menurunkan angka kesakitan dibandingkan sistem pembayaran berdasarkan layanan (Fee for Service) yang selama ini berlaku. Namun, mengapa hal ini belum dapat dilakukan sepenuhnya oleh Indonesia? Tentu saja masih ada hambatan dan tantangan, salah satunya adalah sistem kapitasi yang belum dapat memberikan asuransi kesehatan bagi seluruh rakyat tanpa terkecuali seperti yang disebutkan dalam UU No. 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN). Sampai saat ini, perusahaan asuransi masih banyak memilah peserta asuransi dimana peserta dengan resiko penyakit tinggi dan atau kemampuan bayar rendah tidaklah menjadi target anggota asuransi. Untuk mencapai terjadinya pemerataan, dapat dilakukan universal coverage yang bersifat wajib dimana penduduk yang mempunyai resiko kesehatan rendah akan membantu mereka yang beresiko tinggi dan penduduk yang mempunyai kemampuan membayar lebih akan membantu mereka yang lemah dalam pembayaran. Hal inilah yang masih menjadi pekerjaan rumah bagi sistem kesehatan Indonesia.

Memang harus kita akui, bahwa tidak ada sistem kesehatan terutama dalam pembiayaan pelayanan kesehatan yang sempurna, setiap sistem yang ada pasti memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Namun sistem pembayaran pelayanan kesehatan ini harus bergerak dengan pengawasan dan aturan dalam suatu sistem kesehatan yang komprehensif, yang dapat mengurangi dampak buruk bagi pemberi dan pencari pelayanan kesehatan sehingga dapat terwujud sistem yang lebih efektif dan efisien bagi pelayanan kesehatan di Indonesia.

Asuransi KesehatanASKES SOSIALProgram Asuransi Kesehatan Sosial merupakan penugasan Pemerintah kepada PT Askes (Persero) melalui Peraturan Pemerintah No. 69 tahun 1991.

2. Peserta program Askes Sosial adalah : Pegawai Negeri Sipil dan Calon Pegawai Negeri Sipil (tidak termasuk PNS dan Calon PNS di Kementrian pertahanan, TNI/Polri), Calon PNS, Pejabat Negara, Penerima Pensiun (Pensiunan PNS, Pensiunan PNS di lingkungan Kementrian Pertahanan, TNI/Polri, Pensiunan Pejabat Negara), Veteran ( Tuvet dan Non Tuvet) dan Perintis Kemerdekaan beserta anggota keluarga*) yang di tangggung. Pegawai Tidak Tetap (Dokter/Dokter Gigi/Bidan PTT, melalui SK Menkes nomor 1540/MENKES/SK/XII/2002, tentang Penempatan Tenaga Medis Melalui Masa Bakti Dan Cara Lain). *) Anggota Keluarga adalah : Isteri / suami yang sah dari peserta yang mendapat tunjangan istri/suami (Daftar isteri / suami yang sah yang tercantum dalam daftar gaji / slip gaji, dan termasuk dalam daftar penerima pensiun/carik Dapem). Anak (anak kandung / anak tiri / anak angkat) yang sah dari peserta yang mendapat tunjangan anak, yang tercantum dalam daftar gaji/slip gaji, termasuk dalam daftar penerima pensiun/carik Dapem, belum berumur 21 tahun atau telah berumur 21 tahun sampai 25 tahun bagi anak yang masih melanjutkan pendidikan formal, dan tidak atau belum pernah kawin, tidak mempunyai penghasilan sendiri serta masih menjadi tanggungan peserta. Jumlah anak yang ditanggung maksimal 2 (dua) anak sesuai dengan urutan tanggal lahir, termasuk didalamnya anak angkat maksimal satu orang.

Hak peserta askes sosial : Memperoleh Kartu Peserta. Memperoleh penjelasan/informasi tentang hak, kewajiban serta tata cara pelayanan kesehatan Mendapatkan pelayanan kesehatan di fasilitas kesehatan yang bekerjasama dengan PT Askes (Persero), sesuai dengan hak dan ketentuan yang berlaku. Menyampaikan keluhan/pengaduan, kritik dan saran secara lisan atau tertulis ke Kantor PT Askes (Persero).

Kewajiban peserta : Mengurus Kartu Peserta dan melaporkan perubahan data peserta. Menjaga Kartu Peserta agar tidak rusak, hilang atau dimanfaatkan oleh orang yang tidak berhak. Melaporkan dan mengembalikan Kartu Peserta yang telah meninggal dunia ke Kantor PT Askes (Persero) Mengetahui dan mentaati semua ketentuan dan tata cara pelayanan kesehatan Membayar iuran sesuai dengan ketentuan pemerintah yang berlak

Jenis pelayanan kesehatan yang dijamin oleh PT. ASKES :0. Pelayanan Kesehatan Dasar : Konsultasi, penyuluhan, pemeriksaan medis dan pengobatan; Pemeriksaan dan pengobatan gigi; Tindakan medis kecil/sederhana; Pemeriksaan penunjang diagnostik sederhana; Pengobatan efek samping kontrasepsi; Pemberian obat pelayanan dasar dan bahan kesehatan habis pakai; Pemeriksaan kehamilan dan persalinan sampai anak kedua hidup; Pelayanan imunisasi dasar; Pelayanan Rawat Inap di Puskesmas Perawatan/Puskesmas dengan Tempat Tidur.

b. Pelayanan Kesehatan Lanjutan :a. Rawat Jalan Konsultasi, pemeriksaan dan pengobatan oleh dokter spesialis; Pemeriksaan Penunjang Diagnostik : Laboratorium, Rontgen/ Radiodiagnostik, Elektromedik dan pemeriksaan alat kesehatan canggih sesuai ketentuan PT Askes (Persero); Tindakan medis poliklinik dan rehabilitasi medis; Pelayanan obat sesuai Daftar dan Plafon Harga Obat (DPHO) dan ketentuan lain yang ditetapkan oleh PT Askes (Persero).b. Rawat Inap Rawat Inap di ruang perawatan sesuai hak Peserta. Pemeriksaan, pengobatan oleh dokter spesialis. Pemeriksaan Penunjang Diagnostik : Laboratorium, Rontgen/ Radiodiagnostik, Elektromedik dan pemeriksaan alat kesehatan canggih sesuai ketentuan PT Askes (Persero). Tindakan medis operatif. Perawatan intensif (ICU, ICCU,HCU, NICU, PICU). Pelayanan rehabilitasi medis. Pelayanan obat sesuai Daftar dan Plafon Harga Obat (DPHO) dan ketentuan lain yang ditetapkan oleh PT Askes (Persero)c. Pemeriksaan kehamilan, gangguan kehamilan dan persalinan sampai anak kedua hidup.d. Pelayanan Transfusi Darah dan Cuci Darah.e. Cangkok (transplantasi) Organ.f. Pelayanan Canggih sesuai ketentuan PT Askes (Persero)g. Alat Kesehatan diberikan untuk Peserta dengan ketentuan sebagai berikut : Kacamata (1 kali /2 tahun) Gigi Tiruan (1 kali /2 tahun) Alat Bantu Dengar (1 kali /2 tahun) Kaki / tangan tiruan Implant (alat kesehatan yang ditanam dalam tubuh) antara lain : IOL (lensa tanam di mata); Pen & Screw (alat penyambung tulang); Mesh (alat yang dipasang setelah operasi hernia).

ASKES PJKMUProgram Jaminan Kesehatan Masyarakat Umum (PJKMU)Program PJKMU adalah program jaminan kesehatan bagi masyarakat dari Pemerintah Daerah yang dalam pelaksanaannya menugaskan PT Askes (Persero) untuk mengelola berdasarkan mekanisme asuransi sosial.Peraturan perundang-undangan yang menjadi landasan hukum penyelenggaraan Program Jaminan Kesehatan Masyarakat Umum (PJKMU) adalah :a. UU nomor 40 tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional.b. UU nomor 19 tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik NegaraPasal 66 ayat (1) Pemerintah dapat memberikan penugasan khusus kepada BUMN untuk menyelenggarakan fungsi kemanfaatan umum dengan tetap memperhatikan maksud dan tujuan kegiatan BUMN.c. UU nomor 2 tahun 1992 Tentang Usaha PerasuransianPasal 14 ayat 1 : Program Asuransi sosial hanya dapat diselenggarakan oleh BUMN.Berdasarkan landasan hukum tersebut di atas, manajemen PT.Askes (Persero) menetapkan :1) SK Direksi Nomor : 494/Kep/1207 tanggal 28 Desember 2007 tentang Program Jaminan Kesehatan Masyarakat Umum.2) SK Direksi Nomor : 09/Kep/0108 tanggal 24 Januari 2008 tentang Petunjuk Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Masyarakat Umum.3) SK Direksi Nomor : 321/Kep/0709 tanggal 21 Juli 2009 tentang Petunjuk Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Masyarakat Umum.4) SK Direksi Nomor : 182/Kep/0310 tanggal 31 Maret 2010 tentang Petunjuk Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Masyarakat Umum.

Tujuan pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan bagi Masyarakat Umum adalah : Meningkatnya akses dan mutu pelayanan kesehatan kepada seluruh masyarakat di wilayah Propinsi atau Kabupaten/Kota, agar tercapai derajat kesehatan masyarakat yang optimal secara efektif dan efisien. Terjaminnya penyelenggaraan jaminan kesehatan dengan prinsip asuransi sosial berdasarkan prinsip managed care yaitu tersedianya pelayanan kesehatan yang bermutu dengan pembiayaan yang terkendali. Menjadi bagian dari program Pemerintah untuk menuju terselenggaranya jaminan kesehatan nasional yang mencakup semua penduduk (Universal coverage)

Penyelenggaraan Program :Program ini diselenggarakan dalam rangka mewujudkan jaminan pemeliharaan kesehatan bagi masyarakat umum di Propinsi/Kabupaten/Kota, dengan pokok pokok penyelenggaraan :2. Penugasan dari Pemerintah Daerah yang dilanjutkan dengan Perjanjian Kerjasama antara PT Askes (Persero) dengan Pemerintah Daerah, yang antara lain memuat tentang manajemen kepesertaan, pelayanan kesehatan dan keuangan.2. Pengelolaan dana amanat dan Nirlaba dengan pemanfaatn untuk semata-mata peningkatan kesejahteraan masyarakat umum.2. Pelayanan kesehatan bersifat menyeluruh (komprehensif) sesuai standar pelayanan medik yang cost effective dan rasional.2. Pelayanan kesehatan dilakukan berstruktur dan berjenjang.2. Mekanisme Asuransi Kesehatan Sosial2. Tranparansi dan akuntabilitas.2. Sumber dana berasal dari APBD dengan pengelompokan peruntukan untuk : Biaya pelayanan kesehatan langsung Biaya pelayanan kesehatan tidak langsung Biaya operasional untuk penyelenggaraan program2. Apabila ada sisa dana Pelayanan Kesehatan Langsung dan Tidak Langsung pada akhir pernjian, maka sisa dana tersebut dikembalikan kepada Pemerintah Daerah.2. Apabila terjadi defisit dana Pelayanan Kesehatan Langsung dan Tidak Langsung, maka menjadi tangguangjawab Pemerintah Daerah untuk memenuhinya.

Perkembangan kepesertaan pemda PJKMU adalah sebagai berikut : Tahun 2008 : 32 kabupaten/kota PKS Tahun 2009 : 72 kabupaten/kota PKS Tahun 2010 : 149 kabupaten/kota PKS Potensi tahun 2011 sebanyak 340 Kabupaten/Kota.

Peserta PJKMU adalah masyarakat umum di wilayah kabupaten / kota di seluruh Indonesia yang ditetapkan oleh pemerintah daerah Propinsi, Kabupaten dan Kota yang melakukan pengikatan kerjasama dengan PT. Askes (Persero) dalam pengelolaan manajemen jaminan kesehatan masyarakat daerah setempat melalui program PJKMU PT. Askes (Persero). Identitas peserta tersebut ditetapkan oleh Pemerintah Daerah dan disampaikan kepada PT Askes (Persero) setempat yang selanjutnya dilakukan perekaman data peserta, penerbitan kartu peserta dan pendistribusian kartu peserta.

Setiap peserta (kepala keluarga dan anggota keluarga) berhak untuk mendapatkan kartu dengan nomor identitas unik yang ditetapkan oleh PT Askes (Persero). Kartu peserta merupakan identitas yang sah untuk mendapatkan pelayanan kesehatan. Pada kartu peserta dapat ditampilkan logo dari Pemerintah Daerah.

Peserta PJKMU berhak untuk :a. Mendapatkan kartu peserta.b. Mendapatkan informasi dan sosialisasi tentang hak, kewajiban dan prosedur untuk mendapatkan pelayanan. c. Mendapatkan pelayanan administrasi dan pelayanan kesehatan.d. Menyampaikan keluhan, kritik, saran dan pujian

Peserta mempunyai kewajiban untuk :0. Memberikan informasi yang benar dan akurat tentang identitas peserta.0. Menjaga kartu peserta agar tidak rusak, hilang dan dimanfaatkan oleh orang lain yang tidak berhak.0. Melaporkan apabila ada anggota keluarganya yang menjadi peserta PJKMU telah meninggal.0. Mengetahui dan mentaati semua ketentuan dan tatacara pelayanan administrasi dan pelayanan kesehatan yang berlaku

3. Jelaskan penjaminan mutu pelayanan kesehatan?Konsep Kualitas/mutuKualitas telah menjadi isu kritis dalam persaingan modern dewasa ini, dan hal itu telah menjadi beban tugas bagi para manager menengah. Dalam tataran abstrak kualitas telah didefinisikan oleh dua pakar penting bidang kualitas yaitu Joseph Juran dan Edward Deming. Mereka berdua telah berhasil menjadikan kualitas sebagai mindset yang berkembang terus dalam kajian managemen, khususnya managemen kualitas.

Menurut Juran Kualitas adalah kesesuaian untuk penggunaan (fitness for use), ini berarti bahwa suatu produk atau jasa hendaklah sesuai dengan apa yang diperlukan atau diharapkan oleh pengguna, lebih jauh Juran mengemukakan lima dimensi kualitas yaitu :a. Rancangan (design), sebagai spesifikasi produk;b. Kesesuaian (conformance), yakni kesesuaian antara maksud desain dengan penyampaian produk aktual;c. Ketersediaan (availability), mencakup aspek kedapatdipercayaan, serta ketahanan. Dan produk itu tersedia bagi konsumen untuk digunakan;d. Keamanan (safety), aman dan tidak membahayakan konsumen;e. Guna praktis (field use) , kegunaan praktis yang dapat dimanfaatkan pada penggunaannya oleh konsumen.

Penjaminan keberlangsungan proses system manajemen mutu pada dasarnya terdiri dari 3 fase :1) Input : customer merupakan bagian utama yang harus kita perhatikan mulai dari kebutuhan, keinginan, keperluan sebagai permintaan maupun tuntutannya.2) Proses : didalam proses ini ada 4 komponen yang harus diperhatikan yaitu :a) Managemen responsibility,b) Resources management,c) Product realization,d) Measuremant analysis and improvement. 3) Out put : adalah kepuasan customer sebagai harapan dari kedua pihak yaitu pihak manajemen sebagai input dalam upaya perbaikan dan apabila kepuasan itu terpenuhi maka customer akan kembali menggunakan produk yang dihasilkan.

Implementasi Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000 di PUSKESMAS melalui 4 tahapan yaitu: tahap persiapan, tahap perancangan, tahap pelaksanaan dan audit internal, tahap pendampingan sertifikasi.

Pelaksanaan kegiatan di atas perlu melibatkan komitmen seluruh stake holder puskesmas mulai dari dinkes kab/kota, pemda kab/kota, DPRD kab/kota, dinkes propinsi, pemda propinsi untk mencapai kesepakatan merubah citra puskesmas. Sebelum ditetapkan sebagai puskesmas yang akan di intervensi ISO 9001:2000 terlebih dahulu dilakukan penilaian terhadap puskesmas yang mewakili masing-masing kabupaten/kota tentang kesiapan pelaksanaan ISO,meliputi 6 aspek yaitu : Leadership, Structure, Process, Workforce, Change, lain-lain.

Prinsip-Prinsip Jaminan MutuMutu tidak akan pernah dicapai dalam jangka waktu yang singkat. Hal tersebut memerlukan waktu yang sangat bervariasi tergantung dari pada standar mutu yang dinginkan. Pengertian tentang program jaminan mutu mungkin sudah sering kita ketahui dari berbagai sumber yang sangat bervariasi.

Secara singkat disebutkan bahwa program jaminan mutu melibatkan setiap orang yang berada dalam organisasi untuk peningkatan pelayanan yang terus menerus dimana mereka akan memenuhi kebutuhan standar dan harapan dari pada pelanggan baik pelanggan intern ataupun pelanggan ekstern. Hal ini adalah suatu metode yang mengkombinasikan teknik manajemen, keterampilan teknik, dan pemanfaatan penuh potensi sumber daya manusia dalam organisasi Puskesmas dan Rumah Sakit.

Program Jaminan Mutu dapat dibedakan dengan bentuk manajemen yang lain, dimana jaminan mutu didasarkan pada prinsip prinsip sebagai berikut : 6. Setiap orang didalam organisasi harus dilibatkan dalam penentuan , pengertian dan peningkatan proses yang berkelanjutan dengan masing masing kontrol dan bertanggung jawab dalam setiap mutu yang dihasilkan oleh masing masing orang.6. Setiap orang harus sepakat untuk memuaskan masing masing pelanggan, baik pelanggan eksternal maupun pelanggan internal. 6. Peningkatan mutu dilaksanakan dengan menggunakan metode ilmiah yaitu dengan menggunakan data untuk pengambilan keputusan, penggunaan alat alat statistik dan keterlibatan setiap orang yang terkait. 6. Adanya pengertian dan penerimaan terhadap suatu perbedaan yang alami. 6. Pembentukan teamwork. Baik itu dalam part time teamwork, fulltime teamwork ataupun cross functional team . 6. Adanya komitmen tentang pengembangan karyawan (development of employees ) melalui keterlibatan didalam pengambilan keputusan. 6. Partisipasi dari pada setiap orang dalam kegitatan merupakan dorongan yang positif dan harus dilaksanakan. 6. Program pendidikan dan pelatihan dianggap sebagai suatu investment/modal dalam rangka pengembangan kemampuan dan pengetahuan pegawai untuk mencapai potensi mereka harapkan. 6. Supliers dan Customer diintegrasikan dalam proses peningkatan mutu.

4. Jelaskan evaluasi program puskesmas?Evaluasi merupakan bagian yang penting dari proses manajemen karena dengan evaluasi akan diperoleh umpan balik (feed back) terhadap program atau pelaksanaan kegiatan. Tanpa adanya evaluasi, sulit rasanya untuk mengetahui sejauh mana tujuan-tujuan yang direncanakan itu telah mencapai tujuan atau belum.

Banyak batasan tentang evaluasi, secara umum dapat dikatakan bahwa evaluasi adalah suatu proses untuk menilai atau menetapkan sejauh mana tujuan yang telah ditetapkan tercapai. Evaluasi adalah membandingkan antara hasil yang telah dicapai oleh suatu program dengan tujuan yang direncanakan.Menurut kamus istilah manajemen, evaluasi ialah suatu proses bersistem dan objektif menganalisis sifat dan ciri pekerjaan didalam suatu organisasi atau pekerjaan. Levey (1973) mengatakan, "To evaluate is to make a value judment, it involves comparing something with another and then making either choice or action decision".

Sedangkan menurut Perhimpunan Kesehatan Masyarakat Amerika, evaluasi ialah suatu proses untuk menentukan nilai atau jumlah keberhasilan dan usaha pencapaian suatu tujuan yang telah ditetapkan. Proses tersebut mencakup kegiatan-kegiatan memformulasikan tujuan, identifikasi kriteria yang tepat untuk digunakan mengukur keberhasilan, menentukan dan menjelaskan derajat keberhasilan dan rekomendasi untuk kelanjutan aktivitas program.

Dari batasan-batasan tersebut dapat disimpulkan bahwa proses atau kegiatan dan dalam kegiataan evaluasi itu mencakup langkah-langkah :a. Menetapkan atau memformulasikan tujuan evaluasi, yakni tentang apa yang akan dievaluasi terhadap program yang dievaluasi.b. Menetapkan kriteria yang akan digunakan dalam menentukan keberhasilan program yang akan dievaluasi.c. Menetapkan cara atau metode evaluasi yang akan digunakan.d. Melaksanakan evaluasi, mengolah dan menganalisis data atau hasil pelaksanaan evaluasi tersebut.e. Menentukan keberhasilan program yang dievaluasi berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan tersebut serta memberikan penjelasan-penjelasan.f. Menyusun rekomendasi atau saran-saran tindakan lebih lanjut terhadap program berikutnya berdasarkan hasil evaluasi tersebut.Dilihat dari implikasi hasil evaluasi bagi suatu program, dibedakan adanya jenis evaluasi, yakni evaluasi formatif dan evaluasi sumatif. Evaluasi formatif dilakukan untuk mendiagnosis suatu program yang hasilnya digunakan untuk pengembangan atau perbaikan program. Biasanya evaluasi formatif dilakukan pada proses program (program masih berjalan).

Sedangkan evaluasi sumatif adalah suatu evaluasi yang dilakukan untuk menilai hasil akhir dari suatu program. Biasanya evaluasi sumatif ini dilakukan pada waktu program telah selesai (akhir program). Meskipun demikian pada praktek evaluasi program sekaligus mencakup kedua tujuan tersebut.

Evaluasi suatu program kesehatan masyarakat dilakukan terhadap tiga hal, yakni evaluasi terhadap proses pelaksanaan program, evaluasi terhadap hasil program dan evaluasi terhadap dampak program.a. Evaluasi proses ditujukan terhadap pelaksanaan program yang menyangkut penggunaan sumber daya, seperti tenaga, dana, dan fasilitas lain.b. Evaluasi hasil program ditujukan untuk menilai sejauh mana program tersebut berhasil, yakni sejauh mana tujuan-tujuan yang telah ditetapkan tercapai. Misalnya meningkatnya cakupan imunisasi, meningkatnya ibu-ibu hamil yang memeriksakan kehamilannya, dan sebagainya.c. Evaluasi dampak program ditujukan untuk menilai sejauh mana program itu mempunyai dampak terhadap peningkatan kesehatan masyarakat. Dampak program-program kesehatan ini tercermin dari membaiknya atau meningkatnya indikator-indikator kesehatan masyarakat. Misalnya menurunnya angka kematian bayi (IMR), meningkatnya status gizi anak balita, menurunnya angka kematian ibu, dan sebagainya.

Dalam program kesehatan masyarakat, disamping evaluasi juga dilakukan monitoring atau pemantauan program. Monitoring dilakukan sejalan dengan evaluasi, dengan tujuan agar kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam rangka mencapai tujuan program tersebut berjalan sesuai dengan yang direncanakan, baik waktunya maupun jenis kegiatannya.

Dalam monitoring tidak dilakukan penilaian seperti pada evaluasi tetapi hanya mengamati dan mencatat. Apabila terjadi ketidaksesuaian antara kegiatan dengan yang direncanakan, dilakukan koreksi. Demikian pula apabila terjadi ketidakcocokan antara penggunaan sumber daya (biaya, tenaga, dan sarana) dengan yang direncanakan, dilakukan pembetulan. Oleh sebab itu, dalam prakteknya monitoring atau pemantauan ini kadang-kadang diidentikkan dengan evaluasi proses dari suatu program.

Standar Keberhasilan Program PuskesmasDinas Kesehatan secara rutin menetapkan target atau standar kuantitatif keberhasilan masing-masing kegiatan program. Standar keberhasilan program ini terkait dengan standar unjuk kerja (standar performance) staf. Standar unjuk kerja merupakan ukuran kualitatif keberhasilan program. Tingkat keberhasilan program secara kuantitatif diukur dengan membandingkan target yang sudah ditetapkan dengan zot put (cakupan pelayanan) kegiatan program (Muninjaya, 1999).

Secara kualitatif keberhasilan program diukur dengan membandingkan standar prosedur kerja untuk masing-masing kegiatan program dengan penampilan (kemampuan) staf dalam melaksanakan kegiatan masing-masing program. Cakupan program dapat dianalisa secara langsung oleh staf puskesmas dengan menganalisa data harian setiap kegiatan program. Perubahan pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakat (effect program) dan dampak program (impact) seperti tingkat kematian, kesakitan (termasuk gangguan gizi), tingkat kelahiran, dan kecacatan tidak diukur secara langsung oleh puskesmas. Impact program akan diukur setiap lima tahun melalui survei kesehatan rumah tangga (SKRT) Depkes. Khusus unutk perkembangan masalah gizi dipantau setiap tiga tahun tapi hanya sampai di tingkat kabupaten (Muninjaya, 1999).

5. Jelaskan fungsi, kedudukan dan manajemen pelayanan kesehatan tingkat pertama?Kedudukan Puskesmas menurut Departemen Kesehatan RI tahun 2006, antara lain :a. Kedudukan Puskesmas dalam sistem kesehatan kabupaten:1) Kedudukan dalam bidang administrasiPuskesmas merupakan perangkat Pemerintah Daerah Tingkat II dan bertanggung jawab langsung baik teknis maupun administratif kepada Kepala Dinas Kesehatan Dati II.2) Kedudukan dalam jenjang sistem rujukan pelayanan kesehatan : Pada urutan tingkat pelayanan kesehatan dalam sistem rujukan, puskesmas berkedudukan pada tingkat fasilitas pelayanan kesehatan pertama.

b. Kedudukan dalam sistem kesehatan secara nasionalPuskesmas berkedudukan sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan nasional.

c. Kedudukan dalam sistem pembangunan nasionalPuskesmas berkedudukan sebagai salah satu unsur pembangunan dalam bidang kesehatan yang terdepan dan yang pada dasarnya saling tergantung satu dengan lainnya dengan unsur pembangunan sektor terkait di tingkat kecamatan.Fungsi PuskesmasPuskesmas mempunyai fungsi pengembangan upaya kesehatan, pembinaan peran serta masyarakat dan pelayanan kesehatan masyarakat sebagai berikut :a. Sebagai pusat pengembangan kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya.Dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan dan pemerataan jangkauan pelayanan kesehatan, puskesmas berfungsi menegakkan diagnosis masalah masyarakat, mengadakan pengamatan secara terus menerus terhadap segala perubahan yang terjadi yang mungkin membahayakan kesehatan masyarakat, mengembangkan inovasi dan memanfaatkan teknologi tepat guna penyelenggaraan pelayanan kesehatan masyarakat.

b. Sebagai pusat pembinaan peran serta masyarakat di wilayah kerjanya dalam rangka meningkatkan kemampuan masyarakat untuk hidup sehat.Puskesmas berfungsi mendidik, mendorong dan membantu masyarakat untuk mandiri dalam bidang kesehatan, meningkatkan pengertian, kemauan dan kemampuannya untuk hidup sehat.c. Sebagai pusat untuk memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh, terpadu dan bermutu kepada masyarakat dalam rangka memelihara dan melindungi kesehatan masyarakat.

6. Jelaskan tujuan dan teknik pergerakan program kesehatan?Fungsi aktuasi yaitu untuk menggerakkan dan mengarahkan pelaksanan program. Aktuasi lebih memusatkan perhatian pada pengelolaan sumber daya manusia. Oleh karena itu, fungsi aktuasi lebih menekankan pada manajer dalam mengarahkan dan menggerakkan semua sumber daya (manusia dan yang bukan manusia) untuk mencapai tujuan yang telah disepakati.

Fungsi pergerakan dalam suatu organisasi adalah usaha untuk tindakan dari pimpinan dalam rangka menimbulkan kemauan dan membuat staf mengerti dalam menjalankan tugasnya sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan sebelumnya. Untuk menggerakkan dan mengarahkan sumber daya manusia dalam organisasi, peranan kepemimpinan (leadership), motivasi staf, kerja sama dan komunikasi antar staf merupakan hal pokok yang perlu mendapat perhatian para manajer organisasi.

Penggerakan dan pelaksanaan (aktuasi) adalah upaya untuk menjadikan perencanaan menjadi kenyataan, dengan melalui berbagai pengarahan dan pemotivasian agar setiap staf dapat melaksanakan kegiatan secara optimal sesuai dengan peran, tugas dan tanggungjawabnya. (George, R. Terry, 1986)

Fungsi aktuasi haruslah dimulai pada diri manajer selaku pimpinan organisasi. Manajer yang ingin berhasil menggerakkan karyawannya agar bekerja lebih produktif, harus memahami dan menerapkan ilmu psikologi, ilmu komunikasi, kepemimpinan dan sosiologi.

Seorang manajer harus mampu bersikap yaitu objektif dalam menghadapi berbagai persoalan organisasi melalui pengamatan, objektif dalam menghadapi perbedaan dan persamaan karakter stafnya baik sebagai individu maupun kelompok manusia. Manajer mempunyai tekad untuk mencapai kemajuan, peka terhadap lingkungan dan adanya kemampuan bekerja sama dengann orang lain secara harmonis.Dengan kata lain, manajer harus peka dengan kodrat manusia yaitu mempunyai kekuatan dan kelemahan, tidak mungkin akan mampu bekerja sendiri dan pasti akan memerlukan bantuan orang lain, manusia mempunyai kebutuhan yang bersifat pribadi dan sosial, dan pada diri manusia kadang-kadang muncul juga sifat-sifat emosional.

Tujuan fungsi aktuasi, adalah :a. Menciptakan kerja sama yang lebih efisienb. Mengembangkan kemampuan dan ketrampilan stafc. Menumbuhkan rasa memiliki dan menyukai pekerjaand. Mengusahakan suasana lingkungan kerja yang meningkatkan motivasi dan prestasi kerja stafe. Membuat organisasi berkembang secara dinamis

Prinsip-prinsip PenggerakanAda beberapa prinsip dalam penggerakan staf suatu organisasi yang perlu diperhatikan, yaitu :a. Efisienb. Komunikasic. Jawaban terhadap pertanyaan 5w + 1Hd. Penghargaan linsentifTahapan PenggerakanTindakan penggerakan dibagi dalam tiga tahap, yaitu :0. Memberikan semangat, motivasi, inspirasi atau dorongan sehingga timbul kesadaran dan kemauan para petugas untuk bekerja dengan baik. Tindakan ini juga disebut motivating.0. Pemberian bimbingan melalui contoh-contoh tindakan atau teladan. Tindakan ini juga disebut koding yang meliputi beberapa tindakan, seperti: pengambilan keputusan, mengadakan komunikasi antara pimpinan dan staf, memilih orang-orang yang menjadi anggota kelompok dan memperbaiki sikap, pengetahuan maupun ketrampilan staf.0. Pengarahan (directing atau commanding) yang dilakukan dengan memberikan petunjuk-petunjuk yang benar, jelas dan tegas. Segala saran-saran atau instruksi kepada staf dalam pelaksanaan tugas harus diberikan dengan jelas agar terlaksana dengan baik terarah kepada tujuan yang telah ditetapkan.

Faktor-faktor Penghambat Fungsi AktuasiKegagalan manajer menumbuhkan motivasi staf merupakan hambatan utama fungsi aktuasi. Hal ini dapat terjadi karena manajer kurang memahami hakekat perilaku dan hubungan antar manusia. Seorang manajer yang berhasil akan menggunakan pengetahuannya tentang perilaku manusia untuk menggerakan stafnya agar bekerja secara optimal dan produktif.

Abraham H. Maslow mengemukakan tentang perilaku manusia yang membahas tentang jenjang (tingkatan) kebutuhan manusia (Hierarchy of Needs), yaitu :0. Kebutuhan untuk keseimbangan faali (physical needs)Kebutuhan untuk melangsungkan kehidupan, seperti makanan, minuman, tidur, istirahat dan seksual.0. Kebutuhan untuk rasa aman dan tenteram (security needs)Kebutuhan yang ada kaitannya dengan kepastian untuk hidup yang bebas dari ancaman dan bahaya yang didalamnya termasuk ancaman dan bahaya dari sudut ekonomi dan sosial.0. Kebutuhan untuk duterima oleh lingkungan sosialnya (social needs)Kebutuhan seseorang sebagai anggota kelompok simpati yang dicintai dan disayangi. Kebutuhan sosial ini disebut juga dengan nama the belonging and love needs.0. Kebutuhan untuk diakui (self esteem needs)Kebutuhan status, kehormatan, pengakuan, gengsi, sukses mencapai kedudukan dan status sosial yang lebih tinggi.0. Kebutuhan untuk menunjukkan kemampuan diri (self actualization needs)Kebutuhan untuk melakukan sesuatu sesuai dengan bakatnya, ingin berprakarsa, mengeluarkan idea dan gagasan kebutuhan penampilan diri ini disebut juga dengan realizatio needs.

KepemimpinanKepemimpinan adalah kemampuan seseorang untuk mempengaruhi perubahan perilaku orang lain, baik langsung maupun tidak langsung. Seorang manajer yang ingin kepemimpinannya lebih efektif, maka ia harus mampu :1) Memotivasi dirinya sendiri untuk bekerja dan banyak membaca2) Memiliki kepekaan yang tinggi terhadap permasalahan organisasi dan komitmen tinggi untuk memecahkannya; ia harus selalu merasa ditantang untuk mengatasi hambatan yang menjadi penghalang tercapainya tujuan organisasi yang ia pimpin.3) Menggerakkan atau memotivasi staf agar mereka mau dan sadar melaksanakan tugas-tugas pokok organisasi sesuai dengan kewenangan dan tanggung jawab yang melekat pada setiap tugas tersebut.

Pendekatan Pada MotivasiApabila telah dapat diketahui kebutuhan yng dimiliki seseorang, langkah selanjutnya yang perlu dilakukan adalah melakukan pendekatan kepada orang tersebut. Oleh Strauss dan Sayles pendekatan pada motivasi ini dibedakan atas lima macam, yaitu:a. Pendekatan yang keras (be strong)Pendekatan dimana kekuasaan dan wewenang yang dimilki dipergunakan dalam melakukan motivasi. Pendekatan yang seperti ini sering berhasil jika kebutuhan karyawan masih terbatas pada kebutuhan dasar faali.

b. Pendekatan untuk memperbaiki (be good)Pendekatan yang dilakukan oleh administrator untuk meperbaiki karyawan melaui pemenuhan kebutuhan yang dimilki. Pendekatan yang seperti ini berhasil jika kebutuhan karyawan baru mencapai kebutuhan dasar faali serta kebutuhan akan rasa aman. Diharapkan setelah dilakukan perbaikan, karyawan mau bekerja dengan baik.

c. Pendekatan dengan tawar-menawar (implicit bargaining)Pendekatan yang dilakukan oleh administrator melalui tawar-menawar dengan staff, tentang kebutuhan akan dipenuhi. Pendekatan yang seperti ini hanya berhasil jika kebutuhan masih berkisar pada kebutuhan faali dan kebutuhan akan rasa aman.

d. Pendekatan melalui persaingan efektif (effective competition)Pendekatan yang dilakukan administrator dengan memberikan kesempatan timbulnya persaingan yang sehat antar karyawan untuk mencapai kemajuan.Pendekatan yang seperti ini dapat diterapkan untuk setiap macam kebutuhan yang ditemukan dikalangan karyawan, meskipun diakui hasilnya lebih dirasakan jika kebutuhan karyawan telah mencapai tingkat dihargai, dihormati dan ataupun penampilan diri.

e. Pendekatan dengan proses internalisasi (internalization process)Pendekatan yang dilakukan oleh administrator dengan jalan menimbulkan kesadaran pada diri masing-masing karyawan. Pendekatan yang seperti ini sering dipergunakan pada masyarakat yang telah maju.

Masing-masing pendekatan tersebut ada aspek positif dan aspek negatifnya. Penerapannya dalam kehidupan sehari-hari amat tergantung dari situasi dan kondisi yang dihadapi. Jika situasi dan kondisi memang membutuhkan pendekatan secara keras, maka pendekatan dengan cara tersebut haruslah dilakukan.

Penggerakan Pelaksanaan Pembangunan KesehatanPenggerakan pelaksanaan pembangunan kesehatan mencakup sebuah spektrum pelayanan kesehatan mulai dari pelayanan kesehatan individual yang bersifat private goods sampai pelayanan kesehatan masyarakat yang bersifat public goods. Pelayanan kesehatan tersebut mencakup jaringan pelayanan kesehatan rujuakan mulai dari pelayanan kesehatan dasar (puskesmas), sekunder (rumah sakit swasta) dan tersier (rumah sakit umum).

Apapun bentuk pelayanan yang diberikan, penggerakan pelaksanaan program kesehatan sesungguhnya bukanlah melalui penyediaan pelayanan kesehatan yang bertujuan untuk memperbaiki derajat kesehatan masyarakat di suatu wilayah,namun lebih dari itu adalah suatu upaya menyeluruh untuk menyediakan pelayanan kesehatan yang dapat memenuhi berbagai atribut normatif pelayanan kesehatan yang paripurna sekaligus pula memenuhi kebutuhan pihak-pihak yang terlibat dengan pelayanan kesehatan.a. Atribut NormatifMerupakan pembangunan kesehatan yang melekat secara inherent didalam penggerakan pelaksanaan adalah :a) Goodness of Services. Penggerakan pelaksanaan pembangunan kesehatan di semua jenjang administrasi harus mampu menyediakan pelayanan kesehatan yang dapat mempertahankan dan bahkan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat sampai ke tingkat yang paling mungkin dicapai dengan sumber daya yang tersedia.b) Fairness or Equity of Services. Penggerakan dan pelaksaaan pembangunan kesehatan seyogyanya mampu menyediakan pelayanan kesehatan dengan resiko yang sekecil mungkin untuk terjadinya perbedaan derajat kesehatan baik diantara orang perorang, maupun diantara satu kelompok masyarakat dengan kelompok masyarakat lainnya.c) Quality of Services. Penggerakan pelaksanaan pembangunan kesehatan harus mampu menyediakan pelayanan yang berkualitas menurut standar profesi baik untuk pelayanan yang bersifat promotif, preventif, penemuan kasus secara dini, kuratif, maupun untuk pelayanan yang bersifat rehabilitatif.d) Efficiency of Services. Penggerakan pelaksanaan pembangunan kesehatan harus mampu menjamin penyelenggaraan pembangunan kesehatan yang efisien, baik ditinjau dari sudut teknis, ekonomis maupun skala cakupan pelayanannya.e) Sustainability of Services. Penggerakan pelaksanaan pembangunan kesehatan harus mampu menyediakan pelayanan kesehatan secara berkesinambungan dalam jenis yang lengkap (adanya pilihan pelayanan kesehatan untuk berbagai kelompok masyarakat dengan latar belakang sosioekonomi dan kemampuan fianansial yang berbeda), cakupan wilayah/jumlah yang adekuat, spesifikasi yang sesuai dengan kebutuhan, kualitas yang memenuhi standar profesi, acceptable (sesuai dengan norma sosio-budaya yang berlaku di tengah masyarakat) dan accessible (dapat dijangkau oleh sebagian besar masyarakat baik dalam konteks harga pelayanan kesehatan yang dibutuhkan maupun jarak yang perlu ditempuh untuk memperolehnya).b. Pihak-pihak yang telibat dalam penggerakan pelaksanaan pembangunan kesehatan adalah pemerintah dan masyarakat.

Blok Community Medicine Kelompok Tutorial 1 | Kasus 5 : Kepala Puskesmas 1