isi

Upload: eriska-yunita-sari

Post on 08-Jan-2016

215 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

HIV

TRANSCRIPT

BAB IFILOSOFI

1.1. Kasus HIV/AIDS pertama

Kejadian ini berawal pada musim panas di Amerika Serikat tahun 1981, ketika itu untuk pertama kalinya oleh Centers for Disease Control and Prevention dilaporkan bahwa ditemukannya suatu peristiwa yang tidak dapat dijelaskan sebelumnya dimana ditemukan penyakit Pneumocystis Carinii Pneumonia (infeksi paru-paru yang mematikan) yang mengenai 5 orang homosexual di Los Angeles, kemudian berlanjut ditemukannnya penyakit Sarkoma Kaposi yang menyerang sejumlah 26 orang homosexsual di New York dan Los Angeles. Beberapa bulan kemudian penyakit tersebut ditemukan pada pengguna narkoba suntik, segera hal itu juga menimpa para penerima transfusi darah.Sesuai perkembangan pola epidemiologi penyakit ini, semakin jelaslah bahwa penyebab proses penularan yang paling sering adalah melalui kontak sexual, darah dan produk darah serta cairan tubuh lainnya.Pada tahun 1983, ditemukan virus HIV pada penderita dan selanjutnya pada tahun 1984 HIV dinyatakan sebagai faktor penyebab terjadinya Aquired Immuno Deficiency Syndrom (AIDS).

1.2. Asal-Usul Virus HIV

Penemuan kasus AIDS untuk pertama kalinya di Amerika Serikat pada tahun 1981, ternyata hanya sedikit memberi informasi tentang sumber penyakit ini. Sekarang sudah terbukti bahwa AIDS disebabkan oleh virus yang dikenal dengan HIV. Jadi untuk menemukan sumber AIDS kita perlu mencari asal-usul HIV.HIV adalah bagian dari keluarga atau kelompok lentivirus. Lentivirus seperti HIV dapat ditemukan dalam lingkup luas primata non-manusia. Lentivirus yang lain, diketahui secara kolektif sebagai virus monyet yang dikenal dengan SIV (Simian Immunodeficiency Virus). Dan sekarang secara umum diterima bahwa HIV merupakan keturunan SIV.BAB IIMODEL KEPERAWATAN CALLISTA ROY

Sebelum mengenal konsep dasar keperawatan Callista Roy akan lebih baik jika mengetahui filosofi, falsafah keperawatan. Filsafah keperawatan mengkaji penyebab dan hukum-hukum yang mendasari realitas serta keingintahuan tentang gambaran sesuatu yang lebih berdasarkan pada alasan logis dan metode empiris.

Contoh dari falsafah keperawatan menurut Roy ( Mc Quiston, 1995 ) : Roy memiliki delapan falsafah yang kemudian dibagi menjadi dua yaitu empat berdasarkan falsafah humanisme dan empat yang lainnya berdasarkan falsafah veritivity.

Falsafah humanisme / kemanusiaan berarti bahwa manusia itu memiliki rasa ingin tahu dan menghargai, jadi seorang individu akan memiliki rasa saling berbagi dengan sesama dalam kemampuannya memecahkan suatu persoalan atau untuk mencari solusi, bertingkah laku untuk mencapai tujuan tertentu, memiliki holism intrinsik dan selalu berjuang untuk mempertahankan integritas agar senantiasa bisa berhubungan dengan orang lain.

Model Konseptual Adaptasi roy, ada empat elemen penting yang termasuk dalam model adaptasi keperawatan adalah manusia, Lingkungan; kesehatan; keperawatan. Unsur keperawatan terdiri dari dua bagian yaitu tujuan keperawatan dan aktivitas keperawatan, juga termasuk dalam elemen penting pada konsep adaptasi.

BAB IIIKONSEP/TEORI KEPERAWATAN DAN KEBUTUHAN PENDERITA

Model Konseptual Adaptasi roy, ada empat elemen penting yang termasuk dalam model adaptasi keperawatan adalah manusia, Lingkungan; kesehatan; keperawatan.

1. ManusiaRoy mengemukakan bahwa manusia sebagai sebuah sistem adaptif. Sebagai sistem adaptif, manusia dapat digambarkan secara holistic sebagai satu kesatuan yang mempunyai input, control, output, dan proses umpan balik. Proses control adalah mekanisme koping yang dimanifestasikan dengan cara adaptasi. Lebih spesifik manusia di definisikan sabagai sebuah sistem adaptif dengan aktivitas kognator dan regulator untuk mempertahankan adaptasi dalam empat cara adaptasi yaitu : fungsi fisiologi, konsep diri, fungsi peran, dan interdependensi.Dalam model adaptasi keperawatan, manusia dijelaskan sebagai suatu sistem yang hidup, terbuka dan adaptif yang dapat mengalami kekuatan dan zat dengan perubahan lingkungan. Sebagai sistem adaptif manusia dapat digambarkan dalam istilah karakteristik sistem, Jadi manusia dilihat sebagai satu kesatuan yang saling berhubungan antar unit fungsional secara keseluruhan atau beberapa unit fungsional untuk beberapa tujuan. Sebagai suatu sistem manusia juga dapat digambarkan dengan istilah input, proses control dan umpan balik serta output.Input pada manusia sebagai suatu sistem adaptasi adalah dengan menerima masukan dari lingkungan luar dan lingkungan dalam diri individu itu sendiri. Input atau stimulus termasuk variable satandar yang berlawanan yang umpan baliknya dapat dibandingkan. Variabel standar ini adalah stimulus internal yang mempunyai tingkat adaptasi dan mewakili dari rentang stimulus manusia yang dapat ditoleransi dengan usaha-usaha yang biasanya dilakukan.

Proses control manusia sebagai suatu sistem adaptasi adalah mekanisme koping yang telah diidentifikasi yaitu : subsistem regulator dan subsistem kognator. Regulator dan kognator adalah digambarkan sebagai aksi dalam hubunganya terhadap empat efektor cara adaptasi yaitu : fungsi fisiologis, konsep diri, fungsi peran dan interdependensi.a.) Model Fungsi Fisiologi. Fungsi fisiologi berhubungan dengan struktur tubuh dan fungsinya. Roy mengidentifikasi sembilan kebutuhan dasar fisiologis yang harus dipenuhi untuk mempertahankan integritas, yang dibagi menjadi dua bagian, model fungsi fisiologis tingkat dasar yang terdiri dari 5 kebutuhan dan fungsi fisiologis dengan proses yang kompleks terdiri dari 4 bagian yaitu :1. Oksigenasi : Kebutuhan tubuh terhadap oksigen dan prosesnya, yaitu ventilasi, pertukaran gas dan transpor gas (Vairo,1984 dalam Roy 1991).2. Nutrisi : Mulai dari proses ingesti dan asimilasi makanan untuk mempertahankan fungsi, meningkatkan pertumbuhan dan mengganti jaringan yang injuri. (Servonsky, 1984 dalam Roy 1991).3.Eliminasi : Yaitu ekskresi hasil dari metabolisme dari instestinal dan ginjal. ( Servonsky, 1984 dalam Roy 1991).4.Aktivitas dan istirahat : Kebutuhan keseimbangan aktivitas fisik dan istirahat yang digunakan untuk mengoptimalkan fungsi fisiologis dalam memperbaiki dan memulihkan semua komponen-komponen tubuh. (Cho,1984 dalam Roy, 1991).5.Proteksi/ perlindungan : Sebagai dasar defens tubuh termasuk proses imunitas dan struktur integumen ( kulit, rambut dan kuku) dimana hal ini penting sebagai fungsi proteksi dari infeksi, trauma dan perubahan suhu. (Sato, 1984 dalam Roy 1991).6.The sense / perasaan : Penglihatan, pendengaran, perkataan, rasa dan bau memungkinkan seseorang berinteraksi dengan lingkungan . Sensasi nyeri penting dipertimbangkan dalam pengkajian perasaan.( Driscoll, 1984, dalam Roy, 1991).7. Cairan dan elektrolit. : Keseimbangan cairan dan elektrolit di dalamnya termasuk air, elektrolit, asam basa dalam seluler, ekstrasel dan fungsi sistemik. Sebaliknya inefektif fungsi sistem fisiologis dapat menyebabkan ketidakseimbangan elektrolit. (Parly, 1984, dalam Roy 1991).8.Fungsi syaraf / neurologis : Hubungan-hubungan neurologis merupakan bagian integral dari regulator koping mekanisme seseorang. Mereka mempunyai fungsi untuk mengendalikan dan mengkoordinasi pergerakan tubuh, kesadaran dan proses emosi kognitif yang baik untuk mengatur aktivitas organ-organ tubuh (Robertson, 1984 dalam Roy, 1991).9.Fungsi endokrin : Aksi endokrin adalah pengeluaran horman sesuai dengan fungsi neurologis, untuk menyatukan dan mengkoordinasi fungsi tubuh. Aktivitas endokrin mempunyai peran yang signifikan dalam respon stress dan merupakan dari regulator koping mekanisme ( Howard & Valentine dalam Roy,1991).

b.)Model Konsep DiriModel konsep diri berhubungan dengan psikososial dengan penekanan spesifik pada aspek psikososial dan spiritual manusia. Kebutuhan dari konsep diri ini berhubungan dengan integritas psikis antara lain persepsi, aktivitas mental dan ekspresi perasaan. Konsep diri menurut Roy terdiri dari dua komponen yaitu the physical self dan the personal self.1.The physical self, yaitu bagaimana seseorang memandang dirinya berhubungan dengan sensasi tubuhnya dan gambaran tubuhnya. Kesulitan pada area ini sering terlihat pada saat merasa kehilangan, seperti setelah operasi, amputasi atau hilang kemampuan seksualitas.2.The personal self, yaitu berkaitan dengan konsistensi diri, ideal diri, moral- etik dan spiritual diri orang tersebut. Perasaan cemas, hilangnya kekuatan atau takut merupakan hal yang berat dalam area ini.c.) Model fungsi peranMode fungsi peran mengenal pola pola interaksi sosial seseorang dalam hubungannya dengan orang lain, yang dicerminkan dalam peran primer, sekunder dan tersier. Fokusnya pada bagaimana seseorang dapat memerankan dirinya dimasyarakat sesuai kedudukannya

d.) Mode InterdependensiMode interdependensi adalah bagian akhir dari mode yang dijabarkan oleh Roy. Fokusnya adalah interaksi untuk saling memberi dan menerima cinta/ kasih sayang, perhatian dan saling menghargai.Interdependensi yaitu keseimbangan antara ketergantungan dan kemandirian dalam menerima sesuatu untuk dirinya. Ketergantungan ditunjukkan dengan kemampuan untuk afiliasi dengan orang lain. Kemandirian ditunjukkan oleh kemampuan berinisiatif untuk melakukan tindakan bagi dirinya. Interdependensi dapat dilihat dari keseimbangan antara dua nilai ekstrim, yaitu memberi dan menerima.Output dari manusia sebagai suatu sistem adaptif adalah respon inefektif. Respon-respon yang adaptif itu mempertahankan atau meningkatkan integritas, sedangkan respon yang tidak efektif atau maladaptif itu mengganggu integritas. Melalui proses umpan balik respon-respon memberikan lebih lanjut masukan (input) pada manusia sebagai suatu sisem.Subsistem regulator dan kognator adalah mekanisme adaptasi atau koping dengan perubahan lingkungan, dan diperlihatkan melalui perubahan biologis, psikologis, dan social. Subsistem regulator adalah gambaran respon yang kaitannya dengan perubahan pada sistem saraf, kimia tubuh dan organ endokrin serta subsistem kognator adalah gambaran respon yang kaitannya dengan perubahan kognitif dan emosi, termasuk didalamnya persepsi, proses informasi, pembelajaran, dan membuat alasan dan emosional, yang termasuk didalamnya mempertahankan untuk mencari bantuan.

2. LingkunganLingkungan digambarkan sebagai dunia di dalam dan di luar manusia. Lingkungan merupakan masukan (input) bagi manusia sebagai sistem yang adaptif sama halnya lingkungan sebagai stimulus eksternal dan internal. Lebih lanjut stimulus itu dikoelompokkan menjadi tiga jenis stimulus yaitu : fokal, konstektual, dan residual. Lebih luas lagi lingkungan didefinisikan sebagai segala kondisi, keadaan disekitar dan mempengaruhi keadaan, perkembangan dan perilaku manusia sebagai individu ata kelompok.

3. Kesehatan. Menurut Roy, kesehatan didefinisikan sebagai keadaan dan proses menjadi manusia secara utuh dan terintegrasi secara keseluruhan. Integritas atau keutuhan manusia menyatakan secara tidak langsung bahwa kkesehatan atau kondisi tidak terganggu mengacu kelengkapan atau kesatuan dan kemungkinan tertinggi dari pemenuhan potensi manusia. Jadi Integritas adalah sehat, sebaliknya kondisi yang tidak ada integritas kurang sehat. Definisi kesehatan ini lebih dari tidak adanya sakit tapi termasuk penekanan pada kondisi sehat sejahtera.Dalam model adaptasi keperawatan, konsep sehat dihubungkan dengan konsep adaptasi. Adaptasi yang bebas energi dari koping yang inefektif dan mengizinkan manusia berespon terhadap stimulus yang lain. Pembebasan energi ini dapat meningkatkan penyembuhan dan mempertinggi kesehatan. Hal ini adalah pembebasan energi yang menghubungkan konsep adaptasi dan kesehatan.Adaptasi adalah komponen pusat dalam model keperawatan. Didalamnya menggambarkan manusia sebagai sistem adaptif. Adaptasi dipertimbangkan baik proses koping terhadap stressor dan produk akhir dari koping. Proses adaptasi termasuk fungsi holistic untuk mempengaruhi kesehatan secara positif dan itu meningkatkan integritas. Proses adaptasi termasuk semua interaksi manusia dan lingkungan terdiri dari dua proses. Bagian pertama dari proses ini dimulai dengan pperubahan dalam lingkungan internal dan eksternal yan gmembutuhkan sebuah respon. Perubahan perubahan itu adalah stressor atau stimulus fokal dan ditengahi oleh factor-faktor konstektual dan residual. Bagian-bagian stressor menghasilkan interaksi yang biasanya disebut stress. Bagian kedua adalah mekanisme koping yang merangsang untuk menghasilkan respon adaptif dan inefektif.Produk adaptasi adalah hasil dari proses adaptasi dan digambarkan dalam istilah kondisi yang meningkatkan tujuan-tujuan manusia yang meliputi : kelangsungan hidup, pertumbuhan, reproduksi dan penguasaan yang disebut integritas. Kondisi akhir ini adalah kondisi keseimbangan dinamik equilibrium yang meliputi peningkatan dan penurunan respon-respon. Setiap kondisi adaptasi baru dipengaruhi oleh adaptasi, sehingga dinamik equilibrium manusia berada pada tingkat yang lebih tinggi. Jarak yang besar dari stimulus dapat disepakati dengan suksesnya manusia sebagai sistem adaptif. Jadi peningkatan adaptasi mengarah pada tingkat-tingkat yang lebih tinggi pada keadaan sejahtera atau sehat. Adaptasi kemudian disebut sebagai suatu fungsi dari stimuli yang masuk dan tingkatan adaptasi.

4. Keperawatan Roy (1983) menggambarkan keperawatan sebagai disiplin ilmu dan praktek. Sebagai ilmu, keperawatan mengobservasi, mengklasifikasikan dan menghubungkan proses yang secara positif berpengaruh pada status kesehatan. Sebagai disiplin, praktek, keperawatan menggunakan pendekatan pengetahuan untukmenyediakan pelayanan pada orang-orang. Lebih spesifik dia mendefinisikan keperawatan sebagai ilmu praktek dari peningkatan adaptasi untuk meningkatkan kesehatan sebagai tujuan untuk mempengaruhi kesehatan secara positif. Keperawatan meningkatkan adaptasi individu dan kelompok dalam situasi yang berkaitan dengan kesehatan, Jadi model adaptasi keperawatan menggambarkan lebih spesifik perkembangan ilmu keperawatan dan praktek keperawatan yang berdasarkan ilmu keperawatan tersebut. Dalam model tersebut, keperawatan terdiri dari tujuan keperawatan dan aktivitas keperawatan.Keperawatan adalah berhubungan dengan manusia sebagai satu kesatuan yang berinteraksi dengan perubahan lingkungan dan tanggapan terhadap stimulus internal dan eksternal yang mempengaruhi adaptasi. Ketika stressor yang tidak biasa atau koping mekanisme yang lemah membuat upaya manusia yang biasa menjadi koping yang tidak efektif, manusia memerlukan seorang perawat. Ini tidak harus, bagaimanapun diinterpretasikan umtuk memberi arti bahwa aktivitas keperawatan tidak hanya diberikan ketika manusia itu sakit. Roy menyetujui, pendekatan holistic keperawatan dilihat sebagai proses untuk mempertahankan keadaan baik dan tingkat fungsi yang lebih tinggi.Keperawatan terdiri dari dua yaitu : tujuan keperawatan dan aktivitas keperawatan. Tujuan keperawatan adalah mempertinggi interaksi manusia dengan lingkungan. Jadi peningkatan adaptasi dalam tiap empat cara adaptasi yaitu : (1) fungsi fisiologis; (2) konsep diri; (3) fungsi peran dan (4) interdependensi. Dorongan terhadap peningkatan integritas adaptasi dan berkontribusi terhadap kesehatan manusia, kualitas hidup dan kematian dengan damai. Tujuan keperawatan diraih ketika stimulus fokal berada dalam suatu area dengan tingkatan adaptasi manusia. Ketika stimulus fokal tersebut berada pada area tersebut dimana manusia dapat membuat suatu penyesuaian diri atau respon efektif. Adaptasi membebaskan energi dari upaya koping yang tidak efektif dan memungkinkan individu untuk merespon stimulus yang lain. Kondisi tersebut dapat mencapai peningkatan penyembuhan dan kesehatan. Jadi peranan penting adaptasi sangat ditekankan pada konsep ini.Tujuan dari adaptasi adalah membantu perkembangan aktivitas keperawatan yang digunakan pada proses keperawatan meliputi : pengkajian, diagnosa keperawatan , tujuan, intervensi dan evaluasi. Adaptasi model keperawatan menetapkan data apa yang dikumpulkan, bagaimana mengidentifikasi masalah dan tujuan utama.

BAB IVPERAN PERAWAT4.1 Secara Umum

Perawatan di rumah biasanya dilaksanakan oleh perawat dari rumahsakit semula, perawat komunitas di mana klien berada atau tim khusus yang menangani perawatan dirumah.Pelayanan keperawatan yang diberikan meliputi pelayanan primer, sekunder, dantersier yang berfokus pada asuhan keperawata klien melalui kerjasama dengan keluarga kliendan petugas kesehatan lainnya. Secara umum, terdapat dua peran perawat pada perawatankesehatan di rumah, yaitu perawatan langsung dan perawatan tak langsung (Efendi, 2009).

1.Perawatan langsungMerupakan perawatan yang diberikan melalui interaksi langsung (direct care) antara perawat dengan klien meliputi pengkajian fisik hingga intervensi keperawatanyang dilakukan untuk klien. Beberapa tindakan yang dapat dilakukan pada pelayanan perawatan di rumah antara lain: pengukuran TTV, pemasangan atau penggantianselang lambung (NGT) dan kateter, perawatan luka dekubitus, pengisapan lendir ataumukus, pengambilan preparat untuk pemeriksaan laboratorium2.Perawatan tidak langsung,Perawatan ini dilakukan saat klien tidak melakukan interaksi langsung(indirect care) dengan perawat. Perawatan tidak langsung ini lebih mengarah padakegiatan konsultasi dan konseling.Selain itu, perawat juga dapat berperan sebagai:1.Manajer Kasus: Mengelola dan mengkolaborasikan dengan anggota keluarga dan penyedia pelayanan kesehatan atau pelayanan sosial yang lain untuk meningkatkan pencapaian pelayanan (Rice, 2006),2.Pelaksana /Pemberi Asuhan: Memberikan pelayanan langsung dan melakukansupervisi pelayanan yang diberikan oleh anggota keluarga atau pelaku rawat (care giver ).4.2 Peran perawat HIV/AIDSPeran perawat pada pasien HIV home care:1. Perawat sebagai kenselor: perawat bisa memberikan layanan feed back dengan pasien , agar pasien dapat mengutarakan semua keluhan yang ada pada dirinya, dan bisa dipahami oleh perawat.2. Memberi rasa aman dan nyaman: perawat melakukan tindakan secara hati-hati , sehingga membuat paisen merasa nyaman.3. Sebagai care giver: perawat memberikan pelayanan seperti hal nya: kebutuhan dasar pasien,melakukan TTV,dll.4. Pemberian pendidikan: perawat memberikan edukasi dan pendidikan kepada pasien untuk mengerti perkembangan perbaikan tubuh pasien.5. farmakologis bagi pasien: perawat menyediakan obat-obatan yang diperlukan pasien.6. Sebagai media spiritual: membimbing pasien untuk lebih mendekatkan diri kepada tuhan nya.7. Advokasi penentuan biaya: membantu pasien agar mengetahui perkembangan biaya untuk pasien HIV.

BAB VPROSEDUR PERAWATAN HIV/AIDS

A. Mencegah penularan HIV di rumah

HIV tidak mudah menular, kecuali bila melakukan hubungan seksual yang tidak aman/terlindungi atau ada kontak darah dengan darah (penularan melalui darah, penggunaan jarum suntik bersama, transfusi). Virus HIV cepat mati di luar tubuh manusia. Prinsipnya resiko penularan tidak akan terjadi pada perawatan Odha, asalkan mengikuti aturan-aturan yang sudah ditetapkan seperti :1. Cuci tangan dengan sabun dan air setelah mengganti seprei , baju atau setelah terkontaminasi oleh cairan tubuh Odha (misalnya : darah, air kencing, dahak)2. Tutuplah luka, baik yang ada pada perawat (keluarga) maupun Odha. Prinsipnya semua luka terbuka yang memungkinkan adanya kontak darah dengan orang lain, dengan seprei/baju Odha, harus ditutup dengan kain bersih. Gunakan potongan plastik, kertas, sarung tangan untuk menyisihkan cairan-cairan yang mungkin keluar dari luka tersebut.3. Jagalah agar seprei dan baju tetap bersih agar Odha merasa nyaman dan mencegah kemungkinan timbulnya masalah kulit. Bila yang merawat bisa mengikuti aturan di atas, resiko penularan dari kontak dengan cairan tubuh Odha akan sangat rendah. Bahan-bahan yang terkontaminasi cairan tubuh Odha harus dicuci dan pisahkan dari bahan yang lain, selalu memegang bagian yang tidak terkena noda/cairan. cucilah dengan air dan sabun, bilas, keringkan dan setrika seperti biasanya.4. Jangan berbagi barang-barang yang tajam seperti alat cukur, sikat gigi, jarum atau apapun yang memungkinkan terkena darah Odha. Jika terpaksa harus berbagi, alat-alat tersebut harus direbus terlebih dahulu dalam air mendidih sebelum digunakan5. Jauhkan barang-barang seperti popok, tissue bekas pakai, saputangan atau apapun yang memungkinkan terkontaminasi cairan tubuh Odha. Letakkan pada tempat yang tertutup dan sulit dijangkau terutama oleh anak-anak6. HIV tidak menular melalui kontak sosial, misalnya bersalaman, ngobrol, berpelukan. Akan tetapi Odha dan keluarga sedapat mungkin mneghindari infeksi yang bisa ditularkan melalui kontak sosial seperti Infeksi saluran pernafasan dan diare.

B. Menghindari Infeksi lainnya

Odha mempunyai daya tahan tubuh yang lemah sehingga mudah terkena infeksi. Infeksi dapat melemahkan daya tahan tubuh Odha. Beberapa cara menjaga kebersihan yang harus dijalankan oleh semua anggota keluarga termasuk Odha :1. Cuci tangan sebelum : memasak, makan, menyuapi makanan dan memberi obat2. Cuci tangan setelah : memakai kertas tissu toilet, mengganti popok/pakaian dalam3. Gunakan air bersih (matang) untuk makan/minum terutama untuk anak-anak4. Cucilah seprei/handuk/baju dengan sabun dan air5. Simpanlah makanan dalam tempat tertutup sehingga tidak tercemar oleh kotoran/lalat6. Bila ada anggota keluarga yang sakit, cucilah gelas sebelum digunakan orang lain7. Jangan meludah disembarang tempat8. Cucilah dengan air bersih buah-buahan dan sayuran segar yang langsung dimakan tanpa dimasak9. Membuang sampah pada tempatnya, kelola dengan benar (ditimbun/dibakar).

BAB VIKASUS

6.1 KASUSA. Identitas KlienNama : Tn. AAlamat : ds. Candinegoro wonoayu sidoarjoUsia : 52 tahunAgama : IslamSuku / bangsa : Jawa / IndonesiaPekerjaan : wirausaha

B. Kondisi Yang Dialamisaat ini Tn A mengidap PCP (pneumocystis carini pneumonia). Tn. A mengatakan bahwa ia merasa sesak nafas dan menderita batuk yang parah akibat merokok, tampak pernafasan yang tidak teratur (asma).C. Riwayat Kesehatan DahuluSetahun yang lalu Tn A telah mengidap penyakit AIDS dan sampai sekarang masih dalam proses pengobatan dan. Tn A juga merupakan perokok aktif sampai saat ini.D. Riwayat Kesehatan SekarangTn. A mengungkapkan bahwa dirinya masih merasa takut akan penyakit yang telah diidapnya dalam setahun ini karena masih sering dicemooh oleh masyarakat disekitarnya, Tn. A juga takut meninggalkan keduan anaknya karena Tn A merupakan kepala rumah tangga sedangkan Tn A menyatakan bahwa ia merasa letih karena tuntutan kebutuhan hidup akan kedua anak dan istrinya.

E. Peran Anggota Keluarga Saat Merawat Lansia Dengan Kondisi TerminalKeluarga merupakansupport systemutama bagi pasien dalam kondisi mempertahankan dukungan kesehatannya. 1. dukungan keluarga dalam mengatur gaya hidup pasien hiv aids2. dukungan keluarga pada pasien hiv yang berhadapan dengan stress3. dukungan keluarga sebagai support system yang utama4. pemberian dukungan emosional dan moril kepada pasien hiv5. dukungan perawatan pemberian obat

6.2 Tindakan Perawat Dalam perawatan Odha

FaktorTindakanWaktuHasil yang diharapkan

Fisiologi 1. Tinggikan kepala tempat tidur usahakan pasien untuk berbalik, batuk, menarik nafas sesuai kebutuhan2. Pemberian inhaler yang adekuat3. Lakukan penimbangan BB4. Dorong pasien untuk makan tepat waktu5. Jadwalkan pemberian obat secara teratur

Sore saat kunjungan

1 .supaya jalan pernafasan pasien lancar.2. agar pasien dapat bernafas secara adekuat.3. Untuk mengatahui perubahan BB yang terjadi pada pasien.4. agar asupan nutrisi pasien terpenuhi.5. dapat mengurangi penyakit yang dideritanya

Konsep diri1. Dorong pasien untuk lebih mendekatkan diri pada tuhan2. Jamin pasien tentang kerahasiaan dalam batasan situasi tertentu3. Berikan lingkungan terbuka dimana pasien akan merasa aman untuk mendiskusikan perasaan atau menahan diri untuk berbicara

Setiap kali kunjungan ke pasien

1. agar dapat menerima penyakit yang di deritanya.2. agar pasien mempunyai kepercayaan diri lebih baik3. agar pasien tidak rendah diri dan stress.

.

Fungsi peran1. Meminta saudara dan anggota keluarga yang lain untuk sering mengunjungi 2. Keluarga memperhatikan gaya hidup pasien3. Berikan edukasi pada keluarga supaya pasien dapat mengungkapkan perasannya pada keluarga.4. Dukungan support system keluargaSaat berinteraksi dengan keluarga Tn.A1. keluarga dapat memahami keadaan pasien.2. agar derejat kesehatan pasien dapat meningkat3. agar pasien merasa diperhatiakan dan nyaman dalam lingkungan keluarga4. agar pasien semangat dalam menajalani kehidupanseperti orang normal

Interdependensi 1. berikan sosialisasi pendidikan kepeda tetangganya tentang AIDS2. berikan edukasi pada keluarga tentang pencegahan infeksi pada pasien.3. Ajak keluarga dan pasien untuk mengikuti kegiatan di RT /RW nya.Saat berkunjung kerumah Tn.A1. agar pasien mau berinteraksi dengan masyarakat dalam kehidupan sehari-hari

2. agar tidak timbul kekambuhan infeksi yang lain pada pasien 3. agar kebutuhan sosialisasi pasien dapat terpenuhi

15