isi

21
PRODUKTIVITAS KERJA BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pengertian produktivitas kerja menurut Kisdarto (2001), adalah perbandingan antara keluaran (output) yang ingin dicapaidengan masukan (input) yang diberikan. Produktivitas juga merupakan hasil dari efesiensi pengelolaan masukan dan efektivitas pencapaian sasaran. Efektivitas dan efesiensi yang tinggi akan menghasilkan produktivitas yang tinggi. Muchdarsyah Sinungan (2008), “Produktivitas itu diartikan sebagai hubungan antara hasil nyata maupun fisik (barang-barang atau jasa) dengan masukanya yang sebenarnya”. Paul Mali seperti yang dikutip oleh Sedarmayanti (2001) mengutarakan bahwa: “Produktivitas adalah bagaimana menghasilkan atau meningkatkan hasil barang dan jasa setinggi mungkin dengan memanfaatkan sumber daya secara efisien. Oleh karena itu produktivitas sering diartikan seba gai rasio antara keluaran dan masukan dalam satuan waktu tertentu”. 1 | Page

Upload: mariana-feng

Post on 01-Dec-2015

189 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

msdm

TRANSCRIPT

Page 1: Isi

PRODUKTIVITAS KERJA

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pengertian produktivitas kerja menurut Kisdarto (2001), adalah perbandingan

antara keluaran (output) yang ingin dicapaidengan masukan (input) yang

diberikan. Produktivitas juga merupakan hasil dari efesiensi pengelolaan

masukan dan efektivitas pencapaian sasaran. Efektivitas dan efesiensi yang

tinggi akan menghasilkan produktivitas yang tinggi.

Muchdarsyah Sinungan (2008), “Produktivitas itu diartikan sebagai hubungan

antara hasil nyata maupun fisik (barang-barang atau jasa) dengan masukanya

yang sebenarnya”. Paul Mali seperti yang dikutip oleh Sedarmayanti (2001)

mengutarakan bahwa:

“Produktivitas adalah bagaimana menghasilkan atau meningkatkan hasil

barang dan jasa setinggi mungkin dengan memanfaatkan sumber daya secara

efisien. Oleh karena itu produktivitas sering diartikan seba gai rasio antara

keluaran dan masukan dalam satuan waktu tertentu”.

Ambar T. Sulistiyani dan Rosidah (2003) mengemukakan bahwa

“Produktivitas menyangkut masalah akhir, yakni seberapa besar hasil akhir

yang diperoleh di dalam proses produksi. Dalam hal ini tidak terlepas dengan

efisiensi dan efektivitas.”

Menurut Faustino Cardoso Gomez (2001) Berbagai ungkapan seperti output,

kinerja, efisiensi, efektivitas, dan bang for the buck sering dihubungkan

dengan produktivitas. Secara umum, pengertian produktivitas dikemukakan

orang dengan menunjukkan kepada rasio output terhadap input. Bahkan ada

yang melihat pada performansi dengan memberikan penekanan pada nilai

efisiensi. Selain efisiensi, produktivitas juga dikaitkan dengan kualitas output,

yang diukur berdasarkan beberapa standar yang telah ditetapkan sebelumnya.

1 | P a g e

Page 2: Isi

Talizuduhu Ndraha (2002) mengemukakan pengertian produk, produksi dan

produktivitas sebagai berikut:

Product adalah hasil (output, a thing produced), production adalah kegiatan

atau proses memproduksi sesuatu (the act of producing), producer (produser)

adalah orang atau badan yang memproduksi sesuatu, dan productive adalah

kata sifat yang diberikan pada suatu yang mempunyai kekuatan atau

kemampuan untuk memproduksi sesuatu. Produktivitas (produktivity)

mengandung beberapa pengertian, pada level filosofis, manjerial dan teknis

operasional.

Menurut Talizuduhu Ndraha (2002) “produktivitas mempunyai konsep

capability (capacity dan ability) dan menyangkut competence tentang status

dan peran”. Maka dari itu, produktivitas juga dapat dilihat dari segi

kualitasnya dan tidak setiap produktivitas hanya dapat dilihat dari output yang

dapat dihasilkan pegawai saja.

Capacity dapat diartikan kapasitas dari pegawai dan Ability dapat diartikan

sebagai kemampuan dalam diri yang dimiliki oleh pegawai. Laeham dan

Wexley, seperti yang dikutip oleh Sedarm ayanti (2001) menyatakan bahwa

produktivitas kerja bukan semata-mata ditujukan untuk mendapatkan hasil

kerja sebanyak-banyaknya, melainkan kualitas untuk kerja juga penting

diperhatikan. Sebagaimana diungkapkan bahwa:

“.....Performance appraisals are crucial to the effectivity management of an

organization’s human resources, and the proper mana gement of human

resources is a critical variable effecting an organization’s productivity”.

Produktivitas individu dapat dinilai dari apa yang dilakukan oleh individu

tersebut dalam kerjanya. Dengan kata lain, produktivitas individu adalah

bagaimana seseorang melaksanakan pekerjaannya atau unjuk kerja (job

performance).

Menurut Tjuju Yuniarsih dan Suwatno (2008) menyatakan produktivitas

dapat diartikan sebagai hasil kongkrit (produk) yang dihasilkan individu

ataupun kelompok, selama satuan waktu tetentu dalam satuan proses kerja.

2 | P a g e

Page 3: Isi

Gilmore seperti yang dikutip oleh Sedarmayanti (2001) menyatakan bahwa

orang yang produktif adalah:

“Who is making a tangible and significant contribution in his choosen field,

who is imaginative, perceptive, and inovative in his approach to life problems

and to accomplishment of his own goals (creativity), and who is at the same

time both responsible and responsive in his relationship with other”.

Dalam uraian tersebut, Gilmore menekankan kontribusi yang positif dari diri

seseorang terhadap lingkungannya dimana dia berada. Dengan adanya

tindakan yang konstruktif, imaginatif, kreatif, dari individu dalam suatu

organisasi, maka diharapkan produktivitas organisasi akan meningkat.

Berdasarkan pendapat para ahli tersebut, produktivitas dapat diartikan sebagai

Dari berbagai uraian dan pendapat diatas, maka dapat diambil kesimpulan

bahwa produktivitas kerja tidak hanya dipandang sebagai perbandingan atau

rasio masukan dan keluaran, melainkan kemampuan seorang tenaga kerja

dalam menyelesaikan pekerjaan dalam jangka waktu tertentu dengan

memperhatikan kualitas kerja, disiplin kerja, kemampuan kerja dan berupaya

untuk meningkatkan hasil kerja, produktifitas tidak hanya dilihat dari segi

efektifitas dan efisiensi produksi, tetapi juga berkaitan dengan sikap mental

karyawan yang selalu menginginkan peningkatan terus menerus, hari ini

harus lebih baik dari hari kemarin.

1.2 Rumusan Masalah

Untuk selanjutnya akan dibahas mengenai :

1. Apa pengertian produktivitas kerja ?

2. Apa saja factor – factor yang mempengaruhi produktivitas kerja ?

3. Bagaimana cara mengukur produktivitas kerja?

4. Apa manfaat dari penilaian produktivitas kerja?

5. Apa yang menjadi indicator produktivitas kerja ?

3 | P a g e

Page 4: Isi

1.3 Tujuan dan Manfaat

1.3.1 Tujuan

Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah :

1. Mengetahui pengertian produktivitas kerja.

2. Mengetahui apa saja factor – factor yang mempengaruhi

produktivitas kerja.

3. Mengatahui bagaimana cara mengukur produktivitas kerja.

4. Mengetahui manfaat dari penilaian produktivitas kerja.

5. Mengetahui apa saja yang menjadi indicator produktivitas kerja.

1.3.2 Manfaat

Dengan adanya pembahasan mengenai produktivitas kerja, diharapkan

bagi para pihak yang bersangkutan dapat saling meningkatkan tingkat

produktivitas kerja masing – masing individu maupun kelompok.

4 | P a g e

Page 5: Isi

BAB II

ISI

2.1 PENGERTIAN PRODUKTIVITAS KERJA

Setiap perusahaan selalu berusaha agar karyawan bisa berprestasi dalam

bentuk memberikan produktivitas kerja yang maksimal. Produktivitas

kerja karyawan bagi suatu perusahaan sangatlah penting sebagai alat

pengukur keberhasilan dalam menjalankan usaha. Karena semakin tinggi

produktivitas kerja karyawan dalam perusahaan, berarti laba perusahaan

dan produktivitas akan meningkat.

International Labour Organization (ILO) yang dikutip oleh Malayu S.P

Hasibuan (2005: 127) mengungkapkan bahwa secara lebih sederhana

maksud dari produktivitas adalah perbandingan secara ilmu hitung antara

jumlah yang dihasilkan dan jumlah setiap sumber yang dipergunakan

selama produksi berlangsung. Sumber tersebut dapat berupa:

1) Tanah

2) Bahan baku dan bahan pembantu

3) Pabrik, mesin-mesin dan alat-alat

4) Tenaga

Konsep produktivitas pada dasarnya dapat dilihat dari dua dimensi, yaitu

dimensi individu dan dimensi organisasi. Pengkajian masalah pr

oduktivitas dari dimensi individu tidak lain melihat produktivitas terutama

dalam hubungannya dengan karakteristikkarakteristik kepribadian

individu.

Dalam konteks ini esensi pengertian produktivitas adalah sikap mental

yang selalu mempunyai pandangan bahwa mutu kehidupan hari ini harus

lebih baik dari hari kemarin, dan hari esok harus lebih baik dari hari ini

(Kusnendi, 2003:8.4).

5 | P a g e

Page 6: Isi

Muchdarsyah Sinungan (2005: 64) juga mengisyaratkan dua kelompok

syarat bagi produktivitas perorangan yang tinggi:

1) Kelompok pertama

a) Tingkat pendidikan dan keahlian

b) Jenis teknologi dan hasil produksi

c) Kondisi kerja

d) Kesehatan, kemampuan fisik dan mental

2) Kelompok kedua

a) Sikap mental (terhadap tugas), teman sejawat dan pengawas

b) Keaneka ragam tugas

c) Sistem insentif (sistem upah dan bonus)

d) Kepuasan kerja

Sementara itu ditinjau dari dimensi keorganisasian, konsep produktivitas

secara keseluruhan merupakan dimensi lain dari pada upaya mencapai

kualitas dan kuantitas suatu proses kegiatan berkenaan dengan bahasan

ilmu ekonomi. Oleh karena itu, selalu berorientasi kepada bagaimana

berpikir dan bertindak untuk mendayagunakan sumber masukan agar

mendapat keluaran yang optimum.

Dengan demikian konsep produktivitas dalam pandangan ini selalu

ditempatkan pada kerangka hubungan teknis antara masukan (input) dan

keluaran (output) (Kusnendi, 2003: 8.4).

Dari berbagai pendapat diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa

produktivitas kerja adalah kemampuan menghasilkan barang dan jasa dari

berbagai sumberdaya atau faktor produksi yang digunakan untuk

meningkatkan kualitas dan kuantitas pekerjaan yang dihasilkan dalam

suatu perusahaan.

6 | P a g e

Page 7: Isi

2.2 FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

PRODUKTIVITAS KERJA

Dalam upaya meningkatkan produktivitas kerja karyawan di suatu

perusahaan perlu memperhatikan faktor - faktor yang mempengaruhi

produktivitas kerja karyawan tersebut. Banyak faktor yang dapat

mempengaruhi produktivitas kerja karyawan baik yang berhubungan

dengan tenaga kerja itu sendiri maupun faktor - faktor yang berhubungan

dengan lingkungan perusahaan dan kebijakan pemerintah secara

keseluruhan.

Menurut Pandji Anoraga (2005: 56-60). Ada 10 faktor yang sangat

diinginkan oleh para karyawan untuk meningkatkan produktivitas kerja

karyawan, yaitu:

(1) pekerjaan yang menarik

(2) upah yang baik

(3) keamanan dan perlindungan dalam pekerjaan

(4) etos kerja dan

(5) lingkungan atau sarana kerja yang baik

(6) promosi dan perkembangan diri mereka sejalan dengan perkembangan

perusahaan

(7) merasa terlibat dalam kegiatan-kegiatan organisasi

(8) pengertian dan simpati atas persoalan - persoalan pribadi

(9) kesetiaan pimpinan pada diri sipekerja

(10) Disiplin kerja yang keras.

Menurut Payaman J. Simanjutak (1985: 30) faktor yang mempengaruhi

produktivitas kerja karyawan perusahaan dapat digolongkan pada dua

kelompok, yaitu:

1) Yang menyangkut kualitas dan kemampuan fisik karyawan yang

meliputi: tingkat pendidikan, latihan, motivasi kerja, etos kerja, mental

dan kemampuan fisik karyawan

7 | P a g e

Page 8: Isi

2) Sarana pendukung, meliputi:

a) Lingkungan kerja, meliputi:

produksi, sarana dan peralatan produksi, tingkat keselamatan, dan

kesejahteraan kerja.

b) Kesejahteraan karyawan, meliputi:

Manajemen dan hubungan industri.

Sedangkan menurut Muchdarsyah (dalam Yuli Tri Cahyono dan Lestiyana

Indira M, 2007: 227) menyebutkan bahwa yang dapat mempengaruhi

produktivitas kerja adalah sebagai berikut:

1) Tenaga kerja

Kenaikan sumbangan tenaga kerja pada produktivitas adalah karena

adanya tenaga kerja yang lebih sehat, lebih terdidik dan lebih giat.

Produktivitas dapat meningkat karena hari kerja yang lebih pendek.

Imbalan dari pengawas dapat mendorong karyawan lebih giat dalam

mencapai prestasi. Dengan demikian jelas bahwa tenaga kerja berperan

penting dalam produktivitas.

2) Seni serta ilmu manajemen

Manajemen adalah faktor produksi dan sumberdaya ekonomi,

sedangkan seni adalah pengetahuan manajemen yang memberikan

kemungkinan peningkatan produktivitas. Manajemen termasuk

perbaikan melalui penerapan teknologi dan pemanfaatan pengetahuan

yang memerlukan pendidikan dan penelitian.

3) Modal

Modal merupakan landasan gerak suatu usaha perusahaan, karena

dengan modal perusahaan dapat menyediakan peralatan bagi manusia

yaitu untuk membantu melakukan pekerjaan dalam meningkatkan

produktivitas kerja. Fasilitas yang memadai akan membuat semangat

8 | P a g e

Page 9: Isi

kerja bertambah secara tidak langsung produktivitas kerja dapat

meningkat.

Dari berbagai pendapat di atas dapat disimpulkan kondisi utama karyawan

yang semakin penting dan menentukan tingkat produktivitas karyawan

yaitu pendidikan dan pelatihan, motivasi, disiplin, ketrampilan, tingkat

penghasilan, lingkungan dan iklim kerja, penguasaan peralatan. Dengan

harapan agar karyawan semakin gairah dan mempunyai semangat dalam

bekerja dan akhirnya dapat mempertinggi mutu pekerjaan, meningkatkan

produksi dan produktivitas kerja.

2.3 PENGUKURAN PRODUKTIVITAS KERJA

Untuk mengetahui produktivitas kerja dari setiap karyawan maka perlu

dilakukan sebuah pengukuran produktivitas kerja. Pengukuran

produktivitas tenaga kerja menurut sistem pemasukan fisik per orang atau

per jam kerja orang ialah diterima secara luas, dengan menggunakan

metode pengukuran waktu tenaga kerja (jam, hari atau tahun). Pengukuran

diubah ke dalam unit-unit pekerja yang diartikan sebagai jumlah kerja

yang dapat dilakukan dalam satu jam oleh pekerja yang bekerja menurut

pelaksanakan standar (Muchdarsyah Sinungan , 2005: 262 dalam jurnal

GD. Wayan Darmadi).

Menurut Henry Simamora (2004: 612) faktor-faktor yang digunakan

dalam pengukuran produktivitas kerja meliputi kuantitas kerja, kualitas

kerja dan ketepatan waktu:

1) Kuantitas kerja adalah merupakan suatu hasil yang dicapai oleh

karyawan dalam jumlah tertentu dengan perbandingan standar ada atau

ditetapkan oleh perusahan.

9 | P a g e

Page 10: Isi

2) Kualitas kerja adalah merupakan suatu standar hasil yang berkaitan

dengan mutu dari suatu produk yang dihasilkan oleh karyawan dalam

hal ini merupakan suatu kemampuan karyawan dalam menyelesaikan

pekerjaan secara teknis dengan perbandingan standar yang ditetapkan

oleh perusahaan.

3) Ketepatan waktu merupakan tingkat suatu aktivitas diselesaikan pada

awal waktu yang ditentukan, dilihat dari sudut koordinasi dengan hasil

output serta memaksimalkan waktu yang tersedia untuk aktivitas lain.

Ketepatan waktu diukur dari persepsi karyawan terhadap suatu aktivitas

yang disediakan diawal waktu sampai menjadi output.

Mengukur produktivitas kerja menurut dimensi organisasi menurut Alan

Thomas (dalam Kusnendi, 2003: 8.5) yang secara matematis hubungannya

diformulasikan sebagai berikut:

Dimana Oi adalah output, sedangkan adalah sejumlah input yang

dipergunakan dalam mencapai output tertentu. Dengan kata lain formula

diatas dapat diperjelas kepada formula yang lebih dipahami, yakni sebagai

berikut:

Dimana:

P = Produktivitas;

O = Output;

I = Input

Dalam Muchdarsyah Sinungan (2003: 23) secara umum pengukuran

produktivitas berarti perbandingan yang dapat dibedakan dalam tiga jenis

yang sangat berbeda.

10 | P a g e

Page 11: Isi

1). Perbandingan-perbandingan antara pelaksanaan sekarang dengan

pelaksanaan secara historis yang tidak menunjukan apakah

pelaksanaan sekarang ini memuaskan namun hanya mengetengahkan

apakah meningkat atau berkurang serta tingkatannya.

2). Perbandingan pelaksanaan antara satu unit (perorangan tugas, seksi,

proses) dengan lainnya. Pengukuran seperti itu menunjukan

pencapaian relatif.

3) Perbandingan pelaksanaan sekarang dengan targetnya dan inilah yang

terbaik sebagai memusatkan perhatian pada sasaran/tujuan.

Untuk menyusun perbandingan - perbandingan ini perlulah

mempertimbangkan tingkatan daftar susunan dan perbandingan

pengukuran produktivitas. Paling sedikit ada dua jenis tingkat

perbandingan yang berbeda, yakni produktivitas total dan produktivitas

parsial.

Pengukuran produktivitas kerja ini mempunyai peranan penting

untuk mengetahui produktivitas kerja dari para karyawan sehingga dapat

diketahui sejauh mana produktivitas yang dapat dicapai oleh karyawan.

Selain itu pengukuran produktivitas juga dapat digunakan sebagai

pedoman bagi para manajer untuk meningkatkan produktivitas kerja sesuai

dengan apa yang diharapkan oleh perusahaan.

2.4 MANFAAT DARI PENILAIAN PRODUKTIVITAS KERJA

Menurut Muchdarsyah Sinungan (2005: 126) manfaat dari

pengukuran produktivitas kerja adalah sebagai beikut:

11 | P a g e

Page 12: Isi

1) Umpan balik pelaksanaan kerja untuk memperbaiki produktivitas kerja

karyawan.

2) Evaluasi produktivitas kerja digunakan untuk penyelesaian misalnya:

pemberian bonus dan bentuk kompensasi lainnya.

3) Untuk keputusan-keputusan penetapan, misalnya: promosi, transfer dan

demosi.

4) Untuk kebutuhan latihan dan pengembangan.

5) Untuk perencanaan dan pengembangan karier.

6) Untuk mengetahui penyimpangan-penyimpangan proses staffing.

7) Untuk mengetahui ketidak akuratan informal.

8) Untuk memberikan kesempatan kerja yang adil.

2.5 INDIKATOR PRODUKTIVITAS KERJA

Seperti dijelaskan Simamora ( 2004: 612) faktor - faktor yang digunakan

dalam pengukuran produktivitas kerja meliputi kuantitas kerja, kualitas

kerja dan ketepatan waktu.

Dalam penelitian ini peneliti mengukur produktivitas kerja dengan

menggunakan indikator-indikator dibawah ini:

1) Kuantitas kerja

2) Kualitas kerja

3) Ketepatan waktu

12 | P a g e

Page 13: Isi

BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Pengangguran adalah orang yang tidak mempunyai pekerjaan,

lengkapnya orang yang tidak bekerja dan (masih atau sedang) mencari.

Kemiskinan adalah akibat terbesar dari banyaknya pengangguran.

Terdapat jenis – jenis pengangguran berdasarkan jam kerja dan

berdasarkan penyebab terjadinya, penyebab yang mendasari terjadinya

pengangguran, akibat dari pengganguran yang semakin hari semakin

meningkat baik bagi perekonomian Negara maupun bagi masyarakat

yang mendiami Negara tersebut, serta kebijakan – kebijakan yang

dilakukan untuk mengatasi pengangguran yang menjamur tersebut.

Indonesia adalah negara dengan tingkat kemiskinan tinggi yang

disebabkan oleh banyaknya pengangguran, karena hal itulah banya

permasalahan yang terjadi di Indonesia diantaranya masalah

perekonomian.

Sudah seharusnya pemerintah Indonesia berusaha untuk menekan

angka kemiskinan agar tidak menimbulkan permasalahan yang lebih

buruk lagi. Diantaranya terdapat program-program yang diperuntukan

untuk rakyat miskin guna menekan angka kemiskinan di Indonesia.

Diharapkan program-program tadi dapat benar-benar menekan angka

kemiskinan dan menjadikan Indonesia menjadi negara yang lebih

maju, mandiri dan lebih baik kedepan.

13 | P a g e

Page 14: Isi

3.2 SARAN

Semoga dengan membaca makalah ini, teman – teman dapat mengerti

dan memahami yang dimaksud pengangguran dan dapat bekerja sama

dengan pihak pemerintah untuk mengatasi dan memberantasi

pengangguran di Indonesia.

14 | P a g e

Page 15: Isi

DAFTAR PUSTAKA

Dumairy. 1997. Perekonomian Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta.

Effendi, Tadjuddin Noer. 1993. Sumber Daya Manusia Peluang Kerja dan

Kemiskinan. Yogyakarta: Tiara Wacana Yogya.

www.wikipedia.com

www.google.com

15 | P a g e