isi makalah etika profesi dan hukum kesehatan (kloning dalam pandangan etika, hukum dan agama)

43
Etika Profesi dan Hukum Kesehatan * Pandangan terhadap Kloning ABSTRAK Kloning merupakan penggandaan suatu organisme kehidupan. Kloning dilakukan dengan mengambil embrio dasar dari suatu makhluk hidup, kemudian memberikan instruksi pada embrio tersebut agar bisa menjadi makhluk serupa. Embrio dasar tersebut bisa didapatkan dengan mengambil satu sel sehat dari organ manusia, kemudian sel tersebut ditanamkan pada rahim atau pada tempat lain untuk menumbuhkannya hingga kelahiran embrio tersebut. Teknologi cloning ini tidak terlepas dari berbagai pro dan kontra dari berbagai pihak baik di segi etik, hukum maupun bebagai agama khususnya di Negara Indonesia. Page 1

Upload: rahma-neyya-elhumayra

Post on 20-Jun-2015

7.375 views

Category:

Health & Medicine


10 download

DESCRIPTION

Kloning merupakan penggandaan suatu organisme kehidupan. Kloning dilakukan dengan mengambil embrio dasar dari suatu makhluk hidup, kemudian memberikan instruksi pada embrio tersebut agar bisa menjadi makhluk serupa. Embrio dasar tersebut bisa didapatkan dengan mengambil satu sel sehat dari organ manusia, kemudian sel tersebut ditanamkan pada rahim atau pada tempat lain untuk menumbuhkannya hingga kelahiran embrio tersebut.

TRANSCRIPT

Page 1: Isi makalah etika profesi dan hukum kesehatan (kloning dalam pandangan etika, hukum dan agama)

Etika Profesi dan Hukum Kesehatan * Pandangan terhadap Kloning *

ABSTRAK

Kloning merupakan penggandaan suatu organisme kehidupan. Kloning

dilakukan dengan mengambil embrio dasar dari suatu makhluk hidup, kemudian

memberikan instruksi pada embrio tersebut agar bisa menjadi makhluk serupa.

Embrio dasar tersebut bisa didapatkan dengan mengambil satu sel sehat dari organ

manusia, kemudian sel tersebut ditanamkan pada rahim atau pada tempat lain

untuk menumbuhkannya hingga kelahiran embrio tersebut.

Teknologi cloning ini tidak terlepas dari berbagai pro dan kontra dari

berbagai pihak baik di segi etik, hukum maupun bebagai agama khususnya di

Negara Indonesia.

Page 1

Page 2: Isi makalah etika profesi dan hukum kesehatan (kloning dalam pandangan etika, hukum dan agama)

Etika Profesi dan Hukum Kesehatan * Pandangan terhadap Kloning *

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Hampir semua negara meyakini bahwa ilmu pengetahuan dan teknologi

adalah salah satu faktor yang penting dalam menopang pertumbuhan negara,

dengan kata lain kemajuan suatu negara ditentukan oleh penguasaannya

terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi. Negara yang tidak menguasai ilmu

pengetahuan dan teknologi akan tertinggal dari peradaban. Ilmu pengetahuan

dan teknologi sekarang ini seakan-akan dijadikan sebagai ideology. Orang

cenderung untuk mengkultuskan dan mendewa-dewakan teknologi, seakan-

akan teknologi adalah suatu azimat dan passport satu-satunya menuju

kesejahteraan, kemakmuran dan keadilan. Yang jelas kultus teknologi ini

menimbulkan masyarakat yang konsumtif.

Perkembangan teknologi pada masa sekarang ini luar biasa cepatnya.

Suatu penemuan teknologi baru belum sempat diintegrasikan pada

masyarakat, sudah muncul lagi teknologi yang lain lagi. Hal ini

mengakibatkan teknologi cepat usang. Selain itu masyarakat dituntut untuk

selalu melakukan penyesuaian terhadap teknologi secara terus-menerus. Tidak

salah lagi jika pada abad ini merupakan abad teknologi (khususnya

bioteknologi). Teknologi telah memasuki di semua aspek kehidupan manusia.

Bahkan sampai kepada hal-hal yang bersifat pribadi pun tidak lepas dari

campur tangannya.

T.Jacob membagi siklus ilmu pengetahuan dan teknologi tersebut menjadi

5 (lima) siklus Kondratieff, yaitu yang berulang-ulang setiap 50 tahun. Salah

satu siklus dari kelima siklus tersebut yakni siklus terakhir atau siklus kelima

(sekarang) yaitu dengan ciri perkembangan mikro elektronik dan bioteknologi.

Page 2

Page 3: Isi makalah etika profesi dan hukum kesehatan (kloning dalam pandangan etika, hukum dan agama)

Etika Profesi dan Hukum Kesehatan * Pandangan terhadap Kloning *

Bioteknologi kini berkembang sangat pesat di Negara-negara maju.

Bahkan ada anggapan bahwa masa depan manusia didominasi oleh produk

bioteknologi, seperti yang diungkapkan oleh John Naisbitt dalam bukunya

Megatrend 2000, pada masa kini bioteknologi menjadi kehadiran yang

berkuasa di dalam kehidupan kita. Bioteknologi adalah penggunaan makhluk

hidup, atau bahkan yang didapat dari makhluk hidup untuk membuat suatu

yang bermanfaat bagi manusia. Bioteknologi sudah ada sejak masa awal

peradaban manusia. Tetapi kenyatannya, ilmuwan baru mengerti dasar

biokimia sifat keturunan atau hereditas pada tahun 1940-an dan tahun1950-an.

Kini kita tahu bahwa instruksi untuk membangun suatu makhluk, apakah itu

berupa makhluk kecil dan sederhana seperti bakteri, atau makhluk besar dan

kompleks seperti gajah, atau bahkan manusia ditentukan dalam gen.

Bioteknologi secara umum berarti meningkatkan kualitas organism melalui

aplikasi teknologi. Aplikasi teknologi tersebut dapat memodifikasi fungsi

organism dengan menambahkan gen dari organism lain atau merekayasa gen

pada organism tersebut. Salah satu penerapan bidang bioteknologi yang sering

dibicarakan orang yaitu cloning.

Di dalam obstetri dan ginekologi banyak berhubungan dengan masalah

kelahiran, penuaan, reproduksi dan kematian yang sering mengundang dilema

etik, hukum dan moral. Etik, moral dan hukum bertugas sebagai pengawal

bagi kemanusiaan, yaitu untuk tetap manusiakan manusia, untuk memperadab

manusia.  Benturan dalam hal etik, hukum dan moral ini bisa terjadi karena

perbedaan pemahaman akan keyakinan bagi masing-masing individu atau

tiap-tiap kelompok berdasar sudut pandang dan kepentingan. Seringkali ada

kesenjangan antara ‘apa yang sesungguhnya’ dengan ‘apa yang sebaiknya’,

antara ‘kearifan’ dan ‘kebenaran’ terkait dengan tingkat keyakinan masyarakat

yang semakin dinamis termasuk tentang teknik reproduksi buatan khususnya

dalam hal cloning.

Page 3

Page 4: Isi makalah etika profesi dan hukum kesehatan (kloning dalam pandangan etika, hukum dan agama)

Etika Profesi dan Hukum Kesehatan * Pandangan terhadap Kloning *

Dalam bidang kedokteran sudah umum dilakukan cloning sel-sel dan

jaringan kanker tikus, kera dan manusia untuk tujuan penelitian. Hasil

mutakhir didapatkan bahwa kanker pada manusia antara lain disebabkan oleh

adanya kerusakan genetic yang terkait dengan pembuatan protein 53. Protein

ini bertanggung jawab untuk menekan kerusakan gen lain yang mampu

sebagai penyebab utama kanker. Dalam bidang kedokteran molekuler banyak

penelitian membutuhkan cloning sel dan jaringan manusia untuk mengetahui

seluk beluk penyakit. Kloning tidak hanya terbatas dilakukan pada sel atau

jaringan makhluk hidup. Pada masa sekarang ini cloning dapat pula dilakukan

terhadap individu. Keberhasilan cloning individu dilakukan oleh Ian Wilmut.

Kloning Individu dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu dengan

menggunakan sel makhluk hidup dewasa atau sel embrio. Ian Wilmut

mengadakan percobaan cloning terhadap domba.

Secara teknis cloning individu yang berhasil dilakukan oleh Ian Wilmut

pada domba, dapat pula dilakukan terhadap manusia. Klonasi individu

manusia diramalkan akan dapat dilakukan dalam 25 tahun ini dengan biaya

yang sangat mahal karena kemungkinan keberhasilannya sangat rendah.

Mengingat karena ketidakpastian mengenai kemungkinan timbulnya dan

besarnya untung dan rugi, kita harus berhati-hati menghadapi teknologi yang

akibatnya tidak dapat dirubah lagi. Penilaian-penilaian tersebut tidak dapat

dilepaskan dari peran agama. Agama merupakan suatu sumber utama yang

menghasilkan pertimbangan dan evaluasi etis. Di kalangan ahli agama banyak

yang menentang cloning manusia, begitu juga di kalangan ilmuwan, bahkan

Ian Wilmut sendiri sebagai pelopor cloning individu menentang jika cloning

ini diterapkan pada manusia.

Di negara barat yang pengaruh agamanya sudah sangat berkurang akibat

proses kemasyarakatan yang disebut sekulerisasi, agama tidak pernah

dilewatkan di dalam debat masalah etis. Pertimbangan dan kejelasan etis ini

merupakan masukan amat berharga bagi hukum. Pada saat ini pula para pakar

Page 4

Page 5: Isi makalah etika profesi dan hukum kesehatan (kloning dalam pandangan etika, hukum dan agama)

Etika Profesi dan Hukum Kesehatan * Pandangan terhadap Kloning *

mendapatkan bahwa pengkloningan individu manusia itu tidak dapat diterima

dari segi etik, agama dan hukum. Riset ke arah pengkloning individu tidak

dapat dibenarkan. WHO menfatwakan bahwa setiap penggunaaan teknik

cloning untuk menciptakan manusia identik tidak bisa diterima karena

dianggap melanggar sebagaian dari prinsip umum yang mengatur prokreasi

yang dibantu teknologi kedokteran.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa dari segi hukum, agama dan

etik di Indonesia , upaya kehamilan diluar cara alami tidak dapat dilakukan

diluar pasangan suami istri yang sah, dengan perkataan lain keikutsertaan

donor/ibu pengganti dalam upaya tersebut tergolong tidak legal (illegal).

1.2 Rumusan Masalah

a. Apa yang dimaksud dengan kloning ?

b. Apa dampak teknologi kloning terhadap kehidupan manusia ?

c. Bagaimana pandangan etika terhadap teknologi kloning ?

d. Bagaimana pandangan hukum terhadap teknologi kloning ?

e. Bagaimana pandangan agama terhadap teknologi kloning ?

1.3 Tujuan Penulisan

a. Untuk mengetahui bahasan tentang cloning.

b. Untuk mengetahui dampak teknologi cloning terhadap kehidupan manusia.

c. Untuk mengetahui pandangan etika terhadap cloning.

d. Untuk mengetahui pandangan hukum terhadap teknologi cloning.

e. Untuk mengetahui pandangan agama terhadap teknologi cloning.

1.4 Manfaat Penulisan

Makalah ini bermanfaat bagi pembaca serta dapat memberikan wawasan,

pengetahuan yang telah dirangkum dari berbagai sumber cetak dan elektronik.

Page 5

Page 6: Isi makalah etika profesi dan hukum kesehatan (kloning dalam pandangan etika, hukum dan agama)

Etika Profesi dan Hukum Kesehatan * Pandangan terhadap Kloning *

1.5 Metode Penulisan

Metode penulisan makalah ini, tim penulis menggunakan metode

kepustakaan dengan mengambil materi-materi yang bersumber pada media

cetak dan elektronik.

1.6 Sistematika Penulisan

Dalam penulisan makalah ini, tim penulis membagi menjadi 3 BAB , yaitu:

Bab I : Pendahuluan berisi latar belakang penulisan, rumusan masalah,

tujuan penulisan, manfaat penulisan, metode penulisan, dan

sistematika penulisan.

Bab II : Pembahasan berisi pengertian kloning; dampak teknologi

cloning terhadap kehidupan manusia; pandangan etika

terhadap teknologi cloning; pandangan hukum terhadap

teknologi cloning; pandangan agama Islam, Kristen, Hindu dan

Buddha terhadap teknologi cloning.

Bab III : Penutup berisi tentang kesimpulan dan saran.

Page 6

Page 7: Isi makalah etika profesi dan hukum kesehatan (kloning dalam pandangan etika, hukum dan agama)

Etika Profesi dan Hukum Kesehatan * Pandangan terhadap Kloning *

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian

Istilah klon secara etimologis berasal dari bahasa Greek (cloning) yang

berarti ranting pohon. Istilah tersebut di kalangan holticultura sudah lama

dipakai untuk menyatakan tanaman (beserta kelompoknya) yang berasal dari

pohon induk saja. Pohon ini biasanya pohon unggul dari hasil mutasi dari

pohon kebanyakan.

Di dalam perkembangannya istilah tidak hanya menunjukkan pada

tumbuh-tumbuhan, akan tetapi sudah meluas. Sehingga pada masa sekarang

istilah tersebut diartikan sebagai sekelompok sel atau organisme yang

susunan genetisnya identik, berasal dari pembiakan aseksual (tanpa

perkawinan antara sel benih jantan dan sel benih betina) satu sel atau

individu.

Seperti yang telah disebutkan clone adalah suatu organism yang

mempunyai informasi genetic yang identik sebagai suatu organisme sendiri

yang terpisah. Proses cloning dapat terjadi secara alami maupun sengaja

dibuat dan hal itu dapat terjadi pada tanaman, serangga, organisme bersel

tunggal maupun manusia.

Kloning juga dapat diartikan sebagai penggandaan suatu organisme

kehidupan. Contoh nyata kloning alami adalah adanya kembar dari dua

pasang bersaudara. Keduanya identik secara bentuk tetapi berbeda pada

perilakunya. Seiring dengan perkembangan teknologi, manusia mulai

menyelidiki bagaimana membuat kloning dari suatu makhluk hidup.

Tujuannya pun bermacam-macam. Tetapi dari tujuan tersebut setidaknya ada

Page 7

Page 8: Isi makalah etika profesi dan hukum kesehatan (kloning dalam pandangan etika, hukum dan agama)

Etika Profesi dan Hukum Kesehatan * Pandangan terhadap Kloning *

dua tujuan besar mengapa kloning diteliti, yaitu untuk tujuan pengobatan dan

tujuan reproduksi.

2.2 Dampak Kloning Terhadap Kehidupan Manusia

Dampak kloning sangat besar bagi manusia, baik dampak positif maupun

dampak negatif. Perdebatan tentang kloning di kalangan ilmuwan barat terus

terjadi, bahkan dalam hal kloning binatang sekalipun, apalagi dalam hal

kloning manusia. Kelompok kontra kloning diwakili oleh George Annos

(seorang pengacara kesehatan di universitas Boston) dan Pdt. Russel E.

Saltzman (Pendeta gereja Lutheran).

2.2.1 Dampak Positif

Perkembangan teknologi kloning mempunyai pengaruh yang

sangat besar bagi kehidupan manusia. Dampak positif yang dirasakan

adalah penerapannya di bidang medis maupun di bidang pertanian

serta peternakan.

Di antara beberapa beberapa keuntungan yang dikemukakan oleh

Ian Wilmut dari penerapan teknologi cloning salah satunya yaitu Cell

therapy yakni sel-sel lengkap telah digunakan untuk mengobati pasien

dari beberapa jenis penyakit, termasuk serangan leukemia dan

Parkinson. Paling banyak kasus sel-sel ini telah dihasilkan dari kerabat

dekat untuk menghindari masalah penolakan kekebalan.

2.2.2 Dampak Negatif

Dampak negative cloning manusia lebih banyak menyangkut

aspek social daripada aspek biologis. Dampak negative yang timbul

antara lain:

a. Timbulnya permasalahan dalam hukum positif

b. Membuka kemungkinan terhadap kejahatan-kejahatan dengan

cara mengkomersialkan manusia dan organ tubuh manusia,

Page 8

Page 9: Isi makalah etika profesi dan hukum kesehatan (kloning dalam pandangan etika, hukum dan agama)

Etika Profesi dan Hukum Kesehatan * Pandangan terhadap Kloning *

seperti perdagangan organ manusia (termasuk jaringan maupun

gen) dan mengkontrakkan bagian tubuh manusia untuk tujuan

tertentu yang bertentangan dengan martabat dan nilai-nilai

kemanusiaan.

Penerapan cloning manusia banyak menimbulkan pro dan kontra.

Penerapan pada tumbuhan dan binatang secara umum dapat diterima,

baik dipandang dari segi etika maupun agama akan tetapi tidak

demikian halnya jika diterapkan pada manusia. Kekhawatiran yang

muncul terhadap penerapan cloning pada manusia ini terutama adalah

menyangkut hak asasi dan martabat manusia.

Belum semua negara menetapkan suatu kebijakan legislaif yang

membatasi kegiatan cloning manusia. Ini memberikan peluang bagi

ilmuwan untuk melakukan kegiatan eksperimen ataupun membuka

suatu klinik komersial. Pada saat ini ada suatu klinik yaitu Dream

Tech International yang menawarkan jasa cloning manusia dan

binatang. Kloning manusia terutama ditujukan untuk pasangan yang

kesulitan mendapatkan keturunan dengan reproduksi secara ilmiah

maupun dengan reproduksi in vitro.

Sedangkan menurut George Annos, kloning akan memiliki

dampak buruk bagi kehidupan, antara lain:

a. Merusak peradaban manusia.

b. Memperlakukan manusia sebagai objek.

c. Hilangnya hukum variasi di alam raya.

d. Kerancuan hubungan antara orang yang di kloning dengan

orang hasil kloningannya.

e. Kemungkinan kerusakan lainnya seperti terjangkit penyakit.

f. Kloning bertentangan dengan sunah untuk berpasang-

pasangan.

Page 9

Page 10: Isi makalah etika profesi dan hukum kesehatan (kloning dalam pandangan etika, hukum dan agama)

Etika Profesi dan Hukum Kesehatan * Pandangan terhadap Kloning *

Jika kloning dilakukan, manusia seolah seperti barang mekanis

yang bisa dicetak semaunya oleh pemilik modal. Hal ini akan

mereduksi nilai-nilai kemanusiaan yang dimiliki oleh manusia hasil

kloning.

Kloning akan menimbulkan perasaan dominasi dari suatu

kelompok tertentu terhadap kelompok lain. Kloning biasanya

dilakukan pada manusia unggulan yang memiliki keistimewaan di

bidang tertentu. Tidak mungkin kloning dilakukan pada manusia

awam yang tidak memiliki keistimewaan. Misalnya kloning Einsten,

kloning Beethoven mupun tokoh-tokoh yang lain. Hal ini akan

menimbulkan perasaan dominasi oleh manusia hasil kloning tersebut

sehingga bukan suatu kemustahilan ketika manusia hasil kloning

malah menguasai manusia sebenarnya karena keunggulan mereka

dalam berbagai bidang.

Kloning yang dilakukan pada laki-laki atau perempuan baik yang

bertujuan untuk memperbaiki kualitas keturunan dengan

menghasilkan keturunan yang lebih cerdas, lebih kuat, lebih sehat, dan

lebih rupawan, maupun yang bertujuan untuk memperbanyak

keturunan guna meningkatkan jumlah penduduk suatu bangsa agar

bangsa atau negara itu lebih kuat seandainya benar-benar terwujud,

maka sungguh akan menjadi bencana dan biang kerusakan bagi dunia.

2.3 Pandangan Etika Terhadap Teknologi Kloning

Etika Teknologi Reproduksi Buatan belum tercantum secara

eksplisit dalam Buku Kode Etik Kedokteran Indonesia. Tetapi  dalam

addendum 1, dalam buku tersebut di atas terdapat penjelasan khusus dari

beberapa pasal revisi Kodeki Hasil Mukernas Etik Kedokteran III, April

2002.

Page 10

Page 11: Isi makalah etika profesi dan hukum kesehatan (kloning dalam pandangan etika, hukum dan agama)

Etika Profesi dan Hukum Kesehatan * Pandangan terhadap Kloning *

Pada Kloning dijelaskan bahwa pada hakekatnya: menolak kloning pada

manusia, karena menurunkan harkat, derajat dan serta martabat manusia

sampai setingkat bakteri dst; menghimbau ilmuwan khususnya kedokteran,

untuk tidak mempromosikan kloning pada manusia;   mendorong agar

ilmuwan tetap menggunakan teknologi kloning pada :

a. Sel atau jaringan dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan

misalnya untuk pembuatan zat antigen monoclonal.

b. Sel atau jaringan hewan untuk penelitian klonasi organ, ini untuk

melihat kemungkinan klonasi organ pada diri sendiri.

Beberapa ketentuan etik yang dikeluarkan FIGO antara lain:

a. Preconceptional sex selection untuk maksud diskriminasi seks

dilarang, tetapi untuk menghindari penyakit tertentu, misalnya sex-

linked genetic disorders, penelitiannya dapat dilanjutkan.

b. Reproductive cloning atau kloning pada manusia, dilarang.

c. Theraupetic cloning (stem cell) dapat disetujui.

d. Penelitian pada embiro manusia, sampai 14 hari pasca fertilisasi (pre-

embrio), tidak termasuk periode simpan beku:

diperbolehkan apabila tujuannya bermanfaat untuk kesehatan

manusia.

harus mendapat ijin dari pemilik pe-embrio.

harus disyahkan oleh komisi atau badan khusus yang mengatur

hal tersebut.

tidak ditransfer ke dalam uterus, kecuali untuk mendapatkan

outcome kehamilan yang lebih baik.

tidak untuk tujuan komersial.

e. Tidak etis melakukan hal-hal berikut :

melakukan penelitian, seperti kloning setelah masa pre-embrio

( 14 hari setelah fertilisasi).

mendapatkan hybrid dengan fertilisasi inter-spesies.

Page 11

Page 12: Isi makalah etika profesi dan hukum kesehatan (kloning dalam pandangan etika, hukum dan agama)

Etika Profesi dan Hukum Kesehatan * Pandangan terhadap Kloning *

implantasi pre-embrio ke dalam uterus spesies lain.

manipulasi genome pre-embrio, kecuali untuk tujuan

pengobatan suatu penyakit.

2.4 Pandangan Hukum Terhadap Teknologi Kloning

Di Indonesia, hukum dan perundangan mengenai teknik reproduksi buatan

diatur dalam :

a. UU Kesehatan no. 23 tahun 1992, pasal 16 menyebutkan antara lain :

1) Kehamilan di luar cara alami dapat dilakukan sebagai upaya terakhir

untuk membantu suami-istri mendapatkan keturunan.

2) Upaya kehamilan di luar cara alami sebagaimana dimaksud pada ayat

(1) hanya dapat dilakukan oleh pasangan suami-istri yang syah dengan

ketentuan :

hasil pembuahan sperma dan ovum dari suami-istri yang

bersangkutan, ditanam dalam rahim istri, darimana ovum itu

berasal.

dilakukan oleh ahli kesehatan yang memiliki keahlian dan

kewenangan untuk itu.

pada sarana kesehatan tertentu.

3) Ketentuan mengenai persyaratan penyelenggaraan kehamilan di luar

cara alami sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan (2) ditetapkan

dengan Peraturan Pemerintah.

b. Keputusan Menteri Kesehatan no 72/Menkes/Per/II/1999 tentang

Penyelenggaraan Teknologi Reproduksi Buatan, yang berisikan: ketentuan

umum, perizinan, pembinaan, dan pengawasan, Ketentuan Peralihan dan

Ketentuan Penutup.

Page 12

Page 13: Isi makalah etika profesi dan hukum kesehatan (kloning dalam pandangan etika, hukum dan agama)

Etika Profesi dan Hukum Kesehatan * Pandangan terhadap Kloning *

2.5 Pandangan Agama Terhadap Teknologi Kloning

2.5.1 Pandangan Agama Islam Terhadap Teknologi Kloning

Secara singkat, kloning dapat berlangsung melalui proses

pengambilan sel dari tubuh manusia, baik laki-laki ataupun

perempuan, kemudian inti selnya diambil dan digabungkan dengan sel

telur perempuan yang telah dibuang inti selnya. Sel telur ini lalu

ditransfer ke dalam rahim perempuan agar memperbanyak diri,

berkembang, berubah menjadi janin dan akhirnya dilahirkan sebagai

bayi. Bayi yang dilahirkan merupakan keturunan dengan kode genetik

yang sama dengan manusia yang menjadi sumber pengambilan sel

tersebut.

Melihat fakta kloning manusia secara menyeluruh, syari’at Islam

mengharamkan kloning terhadap manusia, dengan argumentasi

sebagai berikut :

Pertama, anak-anak produk proses kloning dihasilkan melalui

cara yang tidak alami (percampuran antara sel sperma dan sel telur).

Padahal, cara alami inilah yang telah ditetapkan oleh syariat sebagai

sunatullah menghasilkan anak-anak dan keturunannya. Allah SWT

berfirman:

م�ن ( (٤٦) �طف�ة� ن �ذ�ا إ �ى �من �ر�) ٤٥ت الذ�ك �ى �نث و�األ

�ه� �ن و�أ خ�ل�ق� ن� وج�ي الز� “Dan bahwasannya Dialah yang menciptakan berpasang-pasangan

laki-laki dan perempuan dari air mani apabila dipancarkan.” (QS

an-Najm, 53: 45-46)

Dalam ayat lain dinyatakan pula :

�ان� (٣٨) ك �ق�ة+ ع�ل ف�خ�ل�ق� و�ى �م� ( ف�س� �ي6 )٣٧ث م�ن �ى �من ي

�م �ل أ �ك� ي �طف�ة+ ن م:ن

Page 13

Page 14: Isi makalah etika profesi dan hukum kesehatan (kloning dalam pandangan etika, hukum dan agama)

Etika Profesi dan Hukum Kesehatan * Pandangan terhadap Kloning *

“Bukankah dia dahulu setetes mani yag ditumpahkan (ke dalam

rahim), kemudian mani itu menjadi segumpal darah, lalu Allah

menciptakannya dan menyempurnakannya. Lalu Allah menjadikan

daripadanya sepasang laki-laki dan perempuan.” (QS al-Qiyâmah,

75: 37-38).

Kedua, anak-anak produk kloning dari perempuan — tanpa adanya

laki-laki — tidak akan memunyai ayah. Anak produk kloning tersebut

jika dihasilkan dari proses pemindahan sel telur — yang telah

digabungkan dengan inti sel tubuh — ke dalam rahim perempuan

yang bukan pemilik sel telur, tidak pula akan memunyai ibu sebab

rahim perempuan yang menjadi tempat pemindahan sel telur tersebut

hanya menjadi penampung (mediator). Oleh karena itu, kondisi ini

sesungguhnya telah bertentangan dengan firman Allah SWT :

�ر� اذ�ك و� ثى �ن أ و� �م ناك ج�ع�ل + ع�وبا ش� و� �ل� �م ق�بائ �قناك ل خ� �ا م�ن �ن إ

يا �ه�ا ي� أ �اس� الن

د� ن ع� �ه� الل �م قاك �ت أ �ن� إ �ه� الل Eيم� ع�ل Eير� ب �ن� خ� إ �م م�ك ر� �ك أ

ف�وا �عار� �ت ل

”Hai manusia, sesungguhnya kami menciptakan kamu dari

seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu

berbangsa – bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-

mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu

disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu.

Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal.” (QS

al-Hujurât, 49: 13)

Juga bertentangan dengan firman-Nya yang lain,

Page 14

Page 15: Isi makalah etika profesi dan hukum kesehatan (kloning dalam pandangan etika, hukum dan agama)

Etika Profesi dan Hukum Kesehatan * Pandangan terhadap Kloning *

ه�و� �قس�ط� أ ع�ند� �ه� الل �ن ف�إ �م ل �م�وا �عل ت �اءه�م آب �م �ك �خو�ان ف�إ

ادع�وه�م �ه�م �ائ آلب

س� �ي و�ل �م ك �ي ع�ل Eاح� ن ج� ف�يم�ا �م ت �خط�أ أ �ه� ب �ك�ن و�ل م�ا

ف�ي الد:ين� �م �يك و�م�و�ال

�ع�م�د�ت ت �م �ك �وب ق�ل �ان� و�ك �ه� الل ا غ�ف�ور+ ح�يم+ا ر�”Panggilah mereka (anak-anak angkat itu) dengan (memakai) nama

bapak-bapak mereka; Itulah yang lebih adil pada sisi Allah, dan jika

kamu tidak mengetahui bapak-bapak mereka, maka (panggilah

mereka sebagai) saudara-saudaramu seagama dan maula-maulamu

[Maula-maula ialah: seorang hamba sahaya yang sudah

dimerdekakan atau seorang yang telah dijadikan anak angkat, seperti

Salim anak angkat Huzaifah, dipanggil maula Huzaifah] dan tidak

ada dosa atasmu terhadap apa yang kamu khilaf padanya, tetapi

(yang ada dosanya) apa yang disengaja oleh hatimu. Dan adalah

Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS al-Ahzâb. 33: 5).

Ketiga, kloning manusia akan menghilangkan nasab (garis

keturunan). Padahal Islam telah mewajibkan pemeliharaan nasab. Ini

berdasarkan hadis yang diriwayatkan dari Ibnu Abbas r.a. yang

mengatakan bahwa Rasulullah saw. telah bersabda, “Siapa saja yang

menghubungkan nasab kepada orang yang bukan ayahnya, atau

(seorang budak) bertuan (loyal/taat) kepada selain tuannya, maka dia

akan mendapat laknat dari Allah, para malaikat dan seluruh manusia.”

(H.R. Ibnu Majah).

Diriwayatkan pula dari Abu ‘Utsman An Nahri r.a. yang berkata,

“Aku mendengar Sa’ad dan Abu Bakrah masing-masing berkata,

‘Kedua telingaku telah mendengar dan hatiku telah menghayati sabda

Muhammad s.a.w., “siapa saja yang mengaku-ngaku (sebagai anak)

Page 15

Page 16: Isi makalah etika profesi dan hukum kesehatan (kloning dalam pandangan etika, hukum dan agama)

Etika Profesi dan Hukum Kesehatan * Pandangan terhadap Kloning *

kepada orang yang bukan bapaknya, padahal dia tahu bahwa orang itu

bukan bapaknya, maka surga baginya haram.” (H.R. Ibnu Majah).

Diriwayatkan pula dari Abu Hurairah r.a. bahwasannya tatkala turun

ayat li’an dia mendengar Rasulullah saw. bersabda: “Siapa saja

perempuan yang memasukkan kepada suatu kaum nasab (seseorang)

yang bukan dari kalangan kaum itu, maka dia tidak akan mendapat

apapun dari Allah dan Allah tidak akan pernah memasukkannya ke

dalam surga. Dan siapa saja laki-laki yang mengingkari anaknya

sendiri padahal dia melihat (kemiripan)nya, maka Allah akan akan

tertutup darinya dan Allah akan membeberkan perbuatannya itu

dihadapan orang-orang yang terdahulu dan kemudian (pada Hari

Kiamat)” (H.R. Ad-Darimi).

Kloning manusia yang bermotif memproduksi manusia-manusia

unggul dalam hal kecerdasan, kekuatan fisik, kesehatan, kerupawanan

— jelas mengharuskan seleksi terhadap orang-orang yang akan

dikloning, tanpa memperhatikan apakah mereka suami-isteri atau

bukan, sudah menikah atau belum. Sel-sel tubuh itu akan diambil dari

perempuan atau laki-laki yang terpilih. Semua ini akan mengacaukan,

menghilangkan dan membuat bercampur aduk nasab.

Keempat, memproduksi anak melalui proses kloning akan

mencegah (baca: mengacaukan) pelaksanaan banyak hukum-

hukum syara’ seperti hukum tentang perkawinan, nasab, nafkah, hak

dan kewajiban antara bapak dan anak, waris, perawatan anak,

hubungan kemahraman, hubungan ‘ashabah, dan banyak lagi. Di

samping itu, kloning akan mencampur-adukkan dan menghilangkan

nasab serta menyalahi fitrah yang telah diciptakan Allah untuk

manusia dalam masalah kelahiran anak. Konsekuensi kloning ini akan

menjungkirbalikkan struktur kehidupan masyarakat.

Page 16

Page 17: Isi makalah etika profesi dan hukum kesehatan (kloning dalam pandangan etika, hukum dan agama)

Etika Profesi dan Hukum Kesehatan * Pandangan terhadap Kloning *

Pengharaman ini hanya berlaku untuk kasus kloning pada manusia

a.n. sich. Kloning bagi hewan dan tumbuhan, apalagi bertujuan untuk

mencari obat, justru dibolehkan bahkan disunahkan. Ini dapat dilihat

dari dua hadis di bawah ini, “Sesungguhnya Allah Azza Wa Jalla

setiap kali menciptakan penyakit, Dia menciptakan pula obatnya.

Maka berobatlah kalian!.” (H.R. Imam Ahmad). Imam Abu Dawud

dan Ibnu Majah meriwayatkan dari Usamah bin Syuraik r.a. yang

berkata, “Aku pernah bersama Nabi, lalu datanglah orang-orang Arab

Badui. Mereka berkata, ‘Wahai Rasulullah, bolehkah kami berobat?’

Maka Nabi saw. menjawab, “Ya. Hai hamba-hamba Allah, berobatlah

kalian sebab sesungguhnya Allah Azza wa Jalla tidaklah menciptakan

penyakit kecuali menciptakan pula obat baginya….” Maka,

berdasarkan nash (teks) ini diperbolehkan memanfaatkan proses

kloning untuk memperbaiki kualitas tanaman dan hewan untuk

mempertinggi produktivitasnya. (Dikutip dan diselaraskan dari tulisan

Denny Kodrat. Peneliti Institute of Islamic Analysis and Development

(INQIYAD) Bandung.

2.5.2 Pandangan Agama Kristen Terhadap Teknologi Kloning

Banyaknya aliran-aliran dalam gereja Kriesten di Indonesia

menjadikan kendala bagi penyatuan persepsi dalam membahas

masalah-masalah kemasyarakatan. Kloning manusia baik menyangkut

masalah fertikal maupun horizontal.

Menurut ajaran agama Kristen bahwa anak harus dilahirkan di

dalam suatu perkawinan, menurut cara-cara yang telah diajarkan oleh

agama. Dalam Kitab Kejadian pasal 2:24 disebutkan bahwa : “Sebab

itu seorang laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan

bersatu dengan istrinya, sehingga keduanya menjadi satu daging.”

Page 17

Page 18: Isi makalah etika profesi dan hukum kesehatan (kloning dalam pandangan etika, hukum dan agama)

Etika Profesi dan Hukum Kesehatan * Pandangan terhadap Kloning *

Salah satu tujuan dari perkawinan adalah untuk memperoleh

keturunan, seperti yang dalam Firman Tuhan yang terdapat di dalam

Kitab Kejadian pasal 1:28, yaitu : Allah memberkati mereka lalu Allah

berfirman kepada mereka : “Beranak cuculah dan bertambah banyak;

penuhilah bumi dan taklukkanlah itu , berkuasalah atas ikan-ikan di

laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang

merayap di bumi.”

Anak adalah anugerah Tuhan yang diberikan kepada manusia.

Anak mempunyai hak untuk mendapatkan kehidupan layak dari kedua

orang tuanya. Untuk itu dalam menurunkan keturunan manusia harus

mematuhi ketentuan-ketentuan yang telah digariskan oleh Tuhan.

Teknik yang bertentangan dengan prinsip-prinsip yang telah

digariskan dilarang. Sangat tidak dibenarkan menurunkan seorang

anak diluar ikatan perkawinan. Segala teknik reproduksi yang

digunakan untuk menolong manusia mendapatkan keturunan,

sepanjang tidak melanggar prinsip-prinsip Kristen diperkenankan.

2.5.3 Pandangan Agama Hindu Terhadap Teknologi Kloning

Veda dan ajaran Hindu Dharma memandang bahwa setiap orang

hendaknya dapat meningkatkan dirinya dengan memperdalam ilmu

pengetahuan. Mengembangkan ilmu pengetahuan dan meningkatkan

ketajaman intelektual atau kecerdasan diamanatkan dalam kitab suci

veda (Rgveda VIII.35.16), demikian pula mengasah ketajaman

intelektual bagaikan memiliki mata yang ketiga (Rgveda X.56.1).

Menurut ajaran agama Hindu ilmu pengetahuan tidak bebas nilai,

harus memperhatikan moral dan etika. Ilmu pengetahuan dan

teknologi akan mempunyai makna apabila senantiasa berlandaskan

ajaran moral dan etika serta spiritual. Ilmu pengetahuan dan teknologi

tidak boleh dilepaskan dari frame ajaran moral, etika dan spiritual.

Page 18

Page 19: Isi makalah etika profesi dan hukum kesehatan (kloning dalam pandangan etika, hukum dan agama)

Etika Profesi dan Hukum Kesehatan * Pandangan terhadap Kloning *

Munculnya teknologi kloning hendaknya juga diarahkan untuk

tujuan mensucikan dan meningkatkan moral, etika dan spiritual umat

manusia. Ceritera-ceritera keagamaan pada masa lalu banyak

menggambarkan proses terciptanya makhluk hidup yang pada

hakekatnya tidak lain menggambarkan proses kloning dan rekayasa

genetika. Di dalam ceritera mahabarata digambarkan kelahiran

Kurawa yang dapat diinterpretasikan sebagai proses kloning. Kurawa

yang berjumlah 100 orang berasal dari gumpalan darah yang dieram

kemudian berubah menjadi manusia dengan sifat-sifat raksasa yang

buas.

Secara normal pengembangan jenis atau keturunan, masing-

masing organisme oleh tuhan telah ditetapkan suatu rancangan

pembiakan melalui rahim ( jiwaja), melalui bertelur ( andaja), melalui

biji (udbija), dan dengan panas (swedaja). Selengkapnya adalah

sebagai berikut :

Pacawaca mrgaccaiwa

Wyataccobbayatodatah,

Raksansi ca picacacca

Manusyacca jarayujah.

(Manu smerti: I.43)

“Binatang ternak, Kijang, binatang pemakan daging yang bergigi

dua baris, raksasa dan manusia lahir dari kandungan.”

Tuhan menciptakan manusia berpasang-pasangan sebagai laki-laki

dan perempuan untuk dapat mengembangkan keturunan. Untuk

mengetahui persepsi Hindu terhadap kloning manusia perlu disimak

isi dari Kitab Suci Ayurveda. Dan dari kitab tersebut dapat

disimpulkan bahwa secara teknis, kloning manusia ( menurut

Ayurveda) hal itu dimungkinkan.

Page 19

Page 20: Isi makalah etika profesi dan hukum kesehatan (kloning dalam pandangan etika, hukum dan agama)

Etika Profesi dan Hukum Kesehatan * Pandangan terhadap Kloning *

Kloning tidak terlepas dari proses seleksi, hal ini berarti akan

mengorbankan fetus hasil kloning yang tidak mempunyai kualitas

yang baik. Di dalam agama Hindu dikemukakan bahwa sejak terjadi

pertemuan antara sonita (sel telur) dan sukra (sel sperma) maka sejak

itulah telah ada kehidupan. Kegiatan seleksi dengan meniadakan

fetus- fetus tersebut berarti melakukan pembunuhan. Hal ini sangat

bertentangan dengan ajaran agama Hindu.

Salah satu alasan yang dikemukakan oleh para ilmuan yang

bermaksud melakukan kloning manusia adalah untuk menolong

pasangan suami istri yang mengalami kesulitan mendapatkan

keturunan secara alami maupun in vitro. Tidak dapat disangkal

keberadaan anak di dalam suatu keluarga merupakan suatu hal yang

penting. Di dalam kitab Veda pun juga diungkapkan betapa

pentingnya keberadaan anak di dalam suatu keluarga, beberapa sloka

menunjukkan hal tersebut yaitu antara lain :

Acchunam tantum anu sam tarema

Atharveda VI, 122. 1

“ Kita dapat menyeberangi lautan kehidupan dengan memelihara garis

keturunan / melahirkan putra saputra”.

Namun demikian hal tersebut tidak dapat dijadikan alasan

pembenar bagi kegiatan kloning manusia. Karena apada hakikatnya

mempunyai keturunan bukan satu-satunya tujuan perkawinan.

Menurut ajaran agama hindu tujuan perkawinan adalah meliputi

Dharmasampatti (bersama-sama suami istri mewujudkan pelaksanaan

dharma), praja (melahirkan keturunan), dan rati (menikmati

kehidupan seksual dan kepuasan indria lainnya). Jadi tujuan utama di

dalam perkawinan adalah untuk melaksanakan dharma.

Page 20

Page 21: Isi makalah etika profesi dan hukum kesehatan (kloning dalam pandangan etika, hukum dan agama)

Etika Profesi dan Hukum Kesehatan * Pandangan terhadap Kloning *

Meskipun Parisada Hindu Dharma belum mengeluarkan suatu

fatwa tentang kloning manusia, namun demikian dari pandangan yang

diberikan oleh tokoh-tokoh Hindu dapat disimpulkan bahwa :

a. Veda mengamanatkan agar manusia senantiasa mengembangkan

ilmu pengetahuan. Pengembangan ilmu pengetahuan ini tidak

bebas nilai sehingga harus dilakukan sesuai dengan tujuan dharma.

Sebagai perwujudannya pada masyarakat Bali yang menganut

agama Hindu mereka setiap setahun 2 kali yaitu pada hari Sabtu

Bulan Wuku Gunung melakukan upacara Saraswati, sebagai

penghargaan terhadap Dewi Saraswati yang merupakan lambang

Dewi ilmu pengetahuan dan kebijaksanaan.

b. Kloning sebagai hasil perkembangan ilmu pengetahuan dan

teknologi penerapannya harus pula disesuaikan dengan tujuan

dharma.

c. Secara teknis hal tersebut tidak bertentangan dengan ajaran

dharma, namun jika hal itu benar-benar diterapkan pada manusia

akan melanggar beberapa pranata, moral dan etika yang diajarkan

oleh Veda.

d. Selain itu tidak ada alasan yang mendesak untuk dilakukan kloning

manusia.

2.5.4 Pandangan Agama Buddha Terhadap Teknologi Kloning

Kloning manusia sangat erat kaitannya dengan proses tumimbal

lahir. Tumimbal lahir adalah salah satu dogma agama yang syarat

dengan nilai sedangkan kloning merupakan produk ilmu pengetahuan

dan teknologi. Intisari agama Buddha adalah kausalitas, segala

sesuatu yang ada di alam ini tidak terlepas dari hukum sebab akibat.

“Orang melihat sebab akibat, melihat dharma, “ demikan sabda

Buddha (M.1,191). Namun demikian sekalipun sama-sama berdasar

Page 21

Page 22: Isi makalah etika profesi dan hukum kesehatan (kloning dalam pandangan etika, hukum dan agama)

Etika Profesi dan Hukum Kesehatan * Pandangan terhadap Kloning *

kausalitas dan memiliki metode empiris, Buddhisme dan sains

mengembangakan jalan yang berbeda.

Sabda buddha : “para bikkhu, embrio terjadi karena penggabungan

3 hal. Sekalipun ada pertemuan unsur laki-laki dan perempuan, jika

perempuan tidak sedang dalam kondisi masa subur dan tidak ada

gandhabba yang siap untuk terlahir kembali, tidak akan terjadi

kehamilan dalam kandungan : Ada pertemuan unsur laki-laki dan

perempuan, perempuan dalam kondisi masa subur dan ada

gandhabba, yang siap terlahir kembali, maka terjadi kehamilan karena

pertemuan ketiga faktor tersebut. Ibu mengandung selama sembilan

bulan dengan penuh beban kecemasan. Selanjutnya pada akhir 9 atau

10 bulan, dengan penuh beban kecemasan ibu melahirkan anaknya.

Ketika bayi telah lahir, ia memeliharanya dengan darahnya sendiri :

mengingat dalam Vinaya Ariya, susu ibu disebut sebagai darah. (M.I,

266-267)

Menurut agama Buddha, kehidupan dimulai saat terjadi

pembuahan. Bergabungnya faktor gandhabba tanpa gandhabba, suatu

wujud organisme yang berasal dari sperma dan sel telur tidak

memenuhi syarat makhluk yang memiliki jasmani dan rohani. Sperma

dan ovum bukan merupakan makhluk yang mempunyai jasmani dan

rohani, melainkan hanya semata-mata materi.

Gagasan kloning untuk memproduksi manusia bukan hal yang baru

dalam agama Buddha. Kloning yang dimaksud adalah produk tenaga

batin (Abhinna). Kemampuan tenaga batin lainnya misalnya membuat

diri tidak terlihat, menyalin rupa, menciptakan harimau jadi-jadian,

menembus tanah, berjalan di atas air, atau membaca pikiran orang

lain, mengingat tumumbal lahir yang terdahulu dan sebagainya

(D.III,281).

Page 22

Page 23: Isi makalah etika profesi dan hukum kesehatan (kloning dalam pandangan etika, hukum dan agama)

Etika Profesi dan Hukum Kesehatan * Pandangan terhadap Kloning *

Reproduksi dengan teknik kloning dilihat dari teori tumimbal lahir

merupakan suatu hal yang mungkin terjadi. Apa yang disebut nyawa

dalam bahasa konvensional atau dalam terminologi Buddhis

patisandhi citta/gandhahha di jagat raya ini tidak terhingga jumlahnya

dan akan muncul menjadi makhluk baru dengan mendapatkan unsur

jasmani yang tepat untuknya. Agama buddha tidak mengenal kekuatan

luar yang menentukan nasib dan kelahiran seseorang, tetapi karma

masing-masing yang menentukan.

Reproduksi manusia dengan teknik kloning ini apakah dapat

diterima atau tidak tergantung dari tujuan dan kemanfaatan

dilakukannya tindakan tersebut. Apakah dengan melakukan kloning

manusia dapat membawa kemajuan batin bagi orang tua. Jika hal

tersebut justru mengakibatkan kemerosotan batin maka akan

bertentangan dengan tujuan misi agama budha.

Selain itu kita tidak dapat menutup mata bahwa teknik kloning

mempunyai tingkat kesulitan yang sangat tinggi, sehingga resiko

kegagalan juga sangat tinggi. Seperti yang sudah terjadi pada

reproduksi dengan cara in vitro, setiap proses bayi tabung selalu di

ikuti dengan seleksi dari sejumlah embrio. Agama Buddha sangat

menghargai kehidupan, baik yang telah lahir maupun yang akan di

lahirkan harus di kasihani. Menurut Abhidhammattasangaha, suatu

perbuatan di anggap sebagai pembunuhan jika memenuhi 5 syarat :

a. Adanya makhluk hidup;

b. Mengetahui makhluk itu hidup;

c. Ada pikiran hendak membunuh;

d. Berusaha untuk membunuh;

e. Makhluk itu mati disebabkan usaha tersebut.

Page 23

Page 24: Isi makalah etika profesi dan hukum kesehatan (kloning dalam pandangan etika, hukum dan agama)

Etika Profesi dan Hukum Kesehatan * Pandangan terhadap Kloning *

Jika akan melakukan kloning manusia harus dipertimbangkan dan

mengenali hukum sebab akibat. Akibat sudah bertunas dalam sebab,

bakal buah sudah ada dalam benih baik dan buruk terkait dengan

kehendak sebelum, sewaktu dan sesudah melaksanakan. Buddha

menyatakan kehendak itu sebgai karma. Terdapat 3 akar mula

penyebab karma yang buruk atau penderitaan, yaitu keserakahan

(lobha), kebencian (dosa), dan kebodohan atau kegelapan batin

(moha). Ketiganya di nyatakan sebagai akar kejahatan (It.45).

Apakah melakukan kloning suatu perbuatan benar atau salah, di

dasarkan atas pertimbangan apakah perbuatan itu membawa

kebebasan atau keterikatan terhadap penderitaan. Suatu perbuatan di

tolak jika tidak membawa ke arah pembebasan (viraga) dan

ketegangan (vupasama) dari gejolak nafsu. Terdapat 8 hal yang

menjadi pedoman penilaian. Buddha tidak membenarkan hal-hal

sebagai berikut :

a. Sesuatu yang merangsang hawa nafsu;

b. Yang menambah penderitaan;

c. Yang memupuk kotoran batin;

d. Yang membutuhkan berlebihan;

e. Yang menimbulkan ketidakpuasan;

f. Yang tidak membatasi pergaulan;Yang membuang waktu atau

bersifat malas;

g. Yang tidak sederhana atau sukar dilayani (A. VIII, 6, 253).

Perbuatan baru dinyatakan tidak baik jika mendatangkan

penderitaan bagi diri sendiri atau pihak lain atau kedua-duanya (M.

1,416). Bila selesai dilakukan, perbuatan yang baik tidak membuat

seseorang menyesal (Dp. 68).

Page 24

Page 25: Isi makalah etika profesi dan hukum kesehatan (kloning dalam pandangan etika, hukum dan agama)

Etika Profesi dan Hukum Kesehatan * Pandangan terhadap Kloning *

Kesimpulan yang dapat ditarik dari paparan di atas adalah bahwa

dari sisi tekhnik, jika kloning manusia mungkin dilakukan maka tidak

bertentangan dengan agama Buddha. Namun demikian untuk

melakukan kloning manusia harus ditinjau dampaknya terhadap umat

manusia. Jika dengan melakukan kloning manusia tidak ada

manfaatnya bagi kesejahteraan manusia, atau bahkan dapat

memerosotkan harkat dan martabat manusia. Maka hal itu

bertentangan dengan moral agama Buddha. Tujuan ajaran dharma

adalah untuk membawa harkat manusia ke arah keluhuran

membebaskan dari ikatan derita kelahiran. Untuk itu dalam

mengembangkan teknologi manusia harus mendasari segala karya

ilmiahnya dengan kebijaksanaan.

Page 25

Page 26: Isi makalah etika profesi dan hukum kesehatan (kloning dalam pandangan etika, hukum dan agama)

Etika Profesi dan Hukum Kesehatan * Pandangan terhadap Kloning *

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat ditarik dari uraian makalah kami sebagai berikut :

Kloning manusia dilihat dari sudut pandang agama yang dianut di

Indonesia, etika dan moral tidak dapat diterima. Nilai yang dilanggar

terutama berkaitan dengan harkat dan martabat manusia. Di sini kloning

manusia dapat merendahkan harkat dan martabat manusia.

Pada kenyataanya teknologi kloning manusia dikembangkan bukan

semata-mata untuk tujuan kemanusiaan, namun cenderung untuk kepentingan

komersial. Komersialisasi manusia merupakan perbuatan yang patut untuk

dicegah karena dapat merendahkan harkat dan martabat manusia.

WHO menfatwakan bahwa setiap penggunaaan teknik cloning untuk

menciptakan manusia identik tidak bisa diterima karena dianggap melanggar

sebagaian dari prinsip umum yang mengatur prokreasi yang dibantu teknologi

kedokteran.

Page 26

Page 27: Isi makalah etika profesi dan hukum kesehatan (kloning dalam pandangan etika, hukum dan agama)

Etika Profesi dan Hukum Kesehatan * Pandangan terhadap Kloning *

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa dari segi hukum, agama dan

etik di Indonesia , upaya kehamilan diluar cara alami tidak dapat dilakukan

diluar pasangan suami istri yang sah, dengan perkataan lain keikutsertaan

donor/ibu pengganti dalam upaya tersebut tergolong tidak legal (illegal).

3.2 Saran

Saran yang dapat penulis berikan adalah agar mahasiswa dapat memahami

tentang Etika Profesi dan Hukum Kesehatan dengan bahasan Pandangan

terhadap Kloning

Kami sebagai penulis makalah ini berharap siapapun yang membaca

makalah ini dapat memahami pengertian dan memahami model serta konsep

dari “Etika Profesi dan Hukum Kesehatan ( Kloning dalam Pandangan Etika,

Hukum dan Agama) “.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan semoga makalah ini dapat

memberikan dorongan, semangat, serta pemikiran-pemikiran yang baru bagi

para pembaca, serta semoga makalah ini pula dapat menjadi pedoman kaidah

yang baik.

Demikianlah sekilas penjelasan tentang “Etika Profesi dan Hukum

Kesehatan (Kloning dalam Pandangan Etika, Hukum dan Agama) ” , bila

mungkin terdapat salah dalam penulisan kata-kata kami mohon maaf, semoga

makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin.

Page 27

Page 28: Isi makalah etika profesi dan hukum kesehatan (kloning dalam pandangan etika, hukum dan agama)

Etika Profesi dan Hukum Kesehatan * Pandangan terhadap Kloning *

DAFTAR PUSTAKA

Hendrik. 2011. Etika & Hukum Kesehatan. Jakarta : Buku Kedokteran ECG (hal 97-98)

http://arl.blog.ittelkom.ac.id/blog/2010/12/etika-dan-hukum-reproduksi-buatan/

Diakses pada: Kamis, 03 Oktober 2013 (11:59:37 WIB)

http://eprints.undip.ac.id/12951/1/1998FH652.pdf

Diakses pada Senin, 07 Oktober 2013 (15:01:44 WIB)

http://muhsinhar.staff.umy.ac.id/kontroversi-tentang-kloning-manusia-dalam-

perspektif-hukum-islam/

Diakses pada Kamis, 03 Oktober 2013 (11:35:31 WIB)

http://www.e-jurnal.com/2013/09/dampak-kloning.html

Diakses pada Senin, 07 Oktober 2013 (17:32:46 WIB)

http://www.knepk.litbang.depkes.go.id/knepk/download%20dokumen/artikel

%20&%20paper/human%20cloning.pdf

Diakses pada: Kamis, 03 Oktober 2013 (12:01:41 WIB )

Page 28

Page 29: Isi makalah etika profesi dan hukum kesehatan (kloning dalam pandangan etika, hukum dan agama)

Etika Profesi dan Hukum Kesehatan * Pandangan terhadap Kloning *

Page 29