irfan endrian - iwan yusuf - mujahidin ja n g a n s e n t u...

40
JA NGAN SEN TUH Irfan Hendrian - Iwan Yusuf - Mujahidin Nurrahman - Oktaviyani - Suranto - Widi Pangestu Sugiono - Yudi Sulistyo

Upload: dokhue

Post on 31-Jan-2018

230 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Irfan endrian - Iwan Yusuf - Mujahidin Ja n g a n S e n t u hvismagallery.com/art/filedownload/katalog_jangan_sentuh_final.pdf · dan abu-abu yang digunakannya adalah residu bubur

J a

n g a n

S e n

t u h

Irfan

he

nd

rian

- Iwa

n Y

us

uf - M

uja

hid

in n

urra

hm

an

- Ok

tav

iya

ni - S

ura

nto

- Wid

i Pa

ng

es

tu S

ug

ion

o - Y

ud

i Su

listy

o

Page 2: Irfan endrian - Iwan Yusuf - Mujahidin Ja n g a n S e n t u hvismagallery.com/art/filedownload/katalog_jangan_sentuh_final.pdf · dan abu-abu yang digunakannya adalah residu bubur

2

Page 3: Irfan endrian - Iwan Yusuf - Mujahidin Ja n g a n S e n t u hvismagallery.com/art/filedownload/katalog_jangan_sentuh_final.pdf · dan abu-abu yang digunakannya adalah residu bubur

3

J a

n g a n

S e n

t u h

Irfan hendrian

Iwan Yusuf

Mujahidin nurrahman

Oktaviyani

Suranto

Widi Pangestu Sugiono

Yudi Sul istyo

Page 4: Irfan endrian - Iwan Yusuf - Mujahidin Ja n g a n S e n t u hvismagallery.com/art/filedownload/katalog_jangan_sentuh_final.pdf · dan abu-abu yang digunakannya adalah residu bubur

4

Katalog ini diterbitkan untuk pameran Jangan SentuhVisma art gallery, Surabaya13 Oktober - 10 november 2017

Komisaris Irawan hadikusumo

Direkturteja Putra Lesmana

Manager Keuangan gabby

Kurator hendro Wiyanto

Desain katalog Kotasis Kamar Desain 3x3x3

Diterbitkan olehVisma art & Design galleryJl. tegalsari no. 35 - 37, Surabaya, 60262, Indonesiatelepon: 031 532 2535email: [email protected], [email protected]: vismagalleryig: @vismagallery

Copyright 2017. Visma art galleryall rights reserved. no part of this publication may be transmitted via any form of electronic or mechanical devices without prior permission and consent from the authors and the publisher.

Cover: Irfan hendrian, detil , 2017

Page 5: Irfan endrian - Iwan Yusuf - Mujahidin Ja n g a n S e n t u hvismagallery.com/art/filedownload/katalog_jangan_sentuh_final.pdf · dan abu-abu yang digunakannya adalah residu bubur

5

Dalam perbincangan sehari-hari seringkali karya seni rupa dimaknai sebagai karya berupa lukisan di atas medium kanvas. Jamak terlontar pertanyaan punya berapa banyak lukisan? Lukisan karya seniman siapa saja yang dikoleksi? Padahal dalam seni rupa ada berbagai bentuk medium sebagai sarana ekspresi dari kreativitas para seniman.

Sejalan dengan misi dan konsistensi kami untuk mempertunjukkan berbagai karya seni rupa kontemporer yang sudah dikenal dengan baik oleh dunia seni rupa maka perhelatan seni rupa kali ini menghadirkan karya dari para seniman yang tidak terikat dengan medium karya harus berupa cat di atas kanvas. Para seniman bebas mengeksplorasi berbagai medium sehingga bisa lepas dari belenggu harus berbentuk medium tertentu.

terima kasih kepada hendro Wiyanto, kurator pameran ini, yang dalam pencariannya dapat mengumpulkan tujuh seniman dari Yogyakarta, Bandung dan Batu, Malang. Kami berharap presentasi dari karya-karya seni rupa yang tidak terikat medium ini bisa memuaskan dahaga peminat seni rupa untuk bisa melihat dan mengamati secara langsung karya-karya seni rupa ini sehingga bisa menghadirkan sensasi tersendiri di dalam hati dan kepala.

Selamat mengapresiasi karya-karya seni rupa pameran Jangan Sentuh.

Salam budaya,Irawan Hadikusumo & Teja P. Lesmana

V I S M a a r t g a L L e r YD

ar

I ga

Le

rI

Page 6: Irfan endrian - Iwan Yusuf - Mujahidin Ja n g a n S e n t u hvismagallery.com/art/filedownload/katalog_jangan_sentuh_final.pdf · dan abu-abu yang digunakannya adalah residu bubur
Page 7: Irfan endrian - Iwan Yusuf - Mujahidin Ja n g a n S e n t u hvismagallery.com/art/filedownload/katalog_jangan_sentuh_final.pdf · dan abu-abu yang digunakannya adalah residu bubur

7

V I S M a a r t g a L L e r YK

ur

at

Or

IaL

He

nD

ro

wIy

an

To

Salah satu ‘ritual’ pada sebuah pameran seni adalah larangan untuk tidak menyentuh karya. Supaya kelihatan, tanda ‘jangan sentuh’ ditaruh tak jauh dari karya seni. Khalayak pameran memandang karya seni dari jarak tertentu, tidak menyentuhnya. tabu itu juga berlaku bagi senimannya sendiri. Ketika menjelaskan seninya bagi pengunjung pameran, seniman pun menjaga jarak dari karyanya tanpa niatan menyentuhnya. adegan itu menunjukkan kepada kita, karya seni dipahami dengan cara ‘memandang’ melalui wicara seniman. Memandang karya seni lewat ujaran-ujaran seniman atau mengalaminya ‘secara langsung’ adalah dua hal yang berbeda. Kedua hal itu bahkan dianggap berseteru, dan perseteruan itu setua sejarah pemikiran atau filsafat.

Khalayak memahami sepenuhnya arti ‘jangan sentuh’ demi keamanan kehadiran dan ke-steril-an karya itu. Membolehkan semua orang menyentuh karya di ruang pameran justru malah membahayakan eksistensinya. Itulah nalar umum. tapi tanda ‘jangan sentuh’ pasti tidak berlaku pada saat karya itu diciptakan. Sebelum berstatus sebagai ‘seni’ – yakni, belum hadir di ruang pameran —banyak tangan yang telah menyentuh dan ikut memprosesnya. tilas sentuhan tangan seniman sendiri ada di mana-mana pada karya itu, yang tak sendirinya terlihat.

Page 8: Irfan endrian - Iwan Yusuf - Mujahidin Ja n g a n S e n t u hvismagallery.com/art/filedownload/katalog_jangan_sentuh_final.pdf · dan abu-abu yang digunakannya adalah residu bubur

8

Beberapa tahun yang lalu, seniman S.teddy D. (1970-2016) menciptakan karyanya sehubungan dengan tabu ‘jangan sentuh’ yang merajalela di dunia seni. teddy memproduksi seni instalasinya dengan intensi untuk tidak menyentuhnya sama sekali. Ia membangun sebuah dinding batas panjang dengan batu bata dari kaleng-kaleng. Ketika proses pengerjaan karya itu dilakukan oleh tukang-tukang kaleng di bengkel, ia memperhatikan mereka, membolehkan dirinya memberi instruksi-instruksi tanpa menyentuh bendanya. tabu fisik itu juga berlaku bagi karya itu di ruang pameran, tertuju pada semua khayalak, termasuk senimannya sendiri. teddy mau merenungkan kembali makna aturan main ‘jangan sentuh’ yang selalu muncul di ruang pameran. Jika tabu ‘jangan sentuh’ biasanya hanya berlaku bagi khalayak dan kehadiran karya seni, ia ingin membuat analogi pengalaman semacam itu bagi proses bekerjanya juga. Bagi teddy, tanpa sedikit pun pernah menyentuh secara fisik karyanya sendiri, seniman bisa melahirkan karyanya. Dengan cara ini seniman hanya terhubung dengan (dunia) ide. Karya seni adalah gugusan ide. teddy memutuskan untuk mengekstremkan larangan bersentuhan dengan seni secara fisik dan meng-konsepkannya bagi metode berkaryanya. Ia menjuluki karyanya seperti suatu aturan main yang khas di dunia pameran: “Dilarang menyentuh karya, tak terkecuali Seniman”.

* * *

‘Jangan Sentuh’ adalah sebuah siasat memandang. Kita bisa memahami lebih baik arti kata itu – dalam hal karya seni— justru kalau kita memikirkan yang sebaliknya. Kita sudah menyebut siasat teddy di sekitar larangan ‘jangan sentuh’ untuk lebih menekankan dunia ide ketimbang hal-hal yang material-fisik. Ia menegaskan ulang makna penting subyek-seniman dalam menciptakan karya seni. Salah satu atau salah dua dari makna-makna itu — sudah sangat sering diomongkan— adalah perkara otonomi seni dan otoritas si seniman. Karya seni memiliki otonomi artistiknya sendiri. Seni mengandaikan adanya kategori penilaian yang khas, yang tidak sama dengan bidang-bidang lain seperti tradisi, moral atau agama. Otoritas seniman dilandasi oleh subjektivitas dan kemandirian pandangan estetikanya.

J a n g a n S e n t u h

Page 9: Irfan endrian - Iwan Yusuf - Mujahidin Ja n g a n S e n t u hvismagallery.com/art/filedownload/katalog_jangan_sentuh_final.pdf · dan abu-abu yang digunakannya adalah residu bubur

9

Seberapa jauh hal-hal ini dianggap mutlak, tentunya perlu penjelasan yang lebih panjang mengenai sejarah seni.

Mengenai otonomi dan otoritas di dunia seni, pernah ada pertanyaan yang sulit. Seorang filsuf bernama Martin heidegger suatu kali berucap, mana yang lebih dulu mesti kita pikirkan: karya seni atau senimannya? apakah karya seni yang melahirkan seniman atau seniman yang menyebabkan munculnya seni? Manakah di antara keduanya yang lebih dulu ada di dalam lingkaran setan seni dan seniman ?

Sebagai ‘siasat’ dalam memandang, kita dapat mengartikan ‘jangan sentuh’ tidak sekadar larangan fisik. tabu ‘jangan sentuh’ yang dipasang di ruang pameran telah membuat kita gentar dalam memandang karya seni. Menghadapi aturan main ini, kita antara lain lalu berpaling pada wicara seniman. Paradoksnya, larangan ‘jangan sentuh’ hanya menjadi masuk akal karena justru benda-benda bernama seni itu bisa disentuh. tapi persentuhan fisik dengan benda seni terlanjur dianggap tidak bermakna apa-apa. Karena itu, untuk menciptakan makna (seni), jangan (pernah) menyentuhnya! Siasat itu terselubung melalui tabu.

Karya media baru seperti seni video, misalnya tidak memproduksi larangan ‘jangan sentuh’. tidak ada keperluan pemandang untuk menyentuh layar monitor atau televisi kotak. Karya-karya instalasi atau obyek-obyek konkret pun biasanya juga demikian. Karya itu melingkungi dan ‘menyerbu’ khalayak penonton, mengepungnya dengan berbagai macam hal. Karya seni adalah benda-benda biasa yang menciptakan lingkungan baru yang boleh disentuh, bahkan benda-benda itu boleh diraba-raba dan diubah-ubah susunannya kalau perlu. Yang demikian juga tetap seni, kata para seniman. Intensi pembiaran ini menentang berbagai konvensi artistik sebelumnya. Pada tahun 70-an dulu, seniman gerakan Seni rupa Baru menyepakati hal baru. Mereka mengatakan, kalau komunikasi inderawi antara karya seni dan khalayak dianggap tak cukup efektif dan bermakna maka fisik atau tubuh penontonnya yang akan diganggu.

V I S M a a r t g a L L e r YK

ur

at

Or

IaL

He

nD

ro

wIy

an

To

Page 10: Irfan endrian - Iwan Yusuf - Mujahidin Ja n g a n S e n t u hvismagallery.com/art/filedownload/katalog_jangan_sentuh_final.pdf · dan abu-abu yang digunakannya adalah residu bubur

10

Sebagai siasat memandang, ‘jangan sentuh’ lebih dari sekadar tanda. aturan main ini adalah wacana yang dikonstruksi di dunia seni.

* * *

PaMeran InI adalah upaya untuk sedikit memikirkan apa makna ‘jangan sentuh’ bagi benda seni di ruang pameran. Siasat memandang apa yang membuat karya seni rupa tak boleh disentuh? apa artinya persentuhan dengan karya seni kalau kita memandangnya?

Karya-karya seni di pameran ini sangat memancing para pemandang untuk menyentuh atau merabanya. ada ciri dan kekhasan material yang mencuat ke permukaan atau dengan sengaja ditonjolkan oleh seniman yang membuatnya. Kita menjumpai kertas, karton, benang, jaring nilon, jaring tambang dan bahan tanah liat. Kekhasan materinya bisa kita rasakan melalui perbedaan sifat-sifatnya: tipis, tembus pandang, lembut, getas, kendur, tegang, liat, padat, kasar, dan sebagainya. Bahan-bahan semacam itu bagi sejumlah seniman makin biasa digunakan untuk menggantikan cat, kanvas, kayu, batu, logam, porselen, kaca-serat yang sering dibilang lebih ‘abadi’. Kertas, karton, jaring, tali-tambang tak jarang adalah bahan-bahan sisa, beberapa dibuat sendiri oleh seniman. Yang mencolok dari cara memanfaatkan bahan-bahan ini adalah pembiaran kekhasannya sebagai bahan. Bahan lebih tampak ‘mentah’ dan apa adanya sebagai bahan. Kekhasan bahan pada karya-karya inilah yang menggugah kepekaan mata pemandang untuk mengenali materialitas dan rupa bahan. Materialitas itu menantang cara meraba sifat-sifat khas suatu bahan melalui mata. Bahan tidak sepenuhnya memalih atau beralih rupa menjadi sesuatu yang lain.

Perhatikan misalnya karya Octaviyani. Ia menggunakan benang untuk membuat citra wajah perempuan. Kita melihat citra orang, tapi di saat yang sama juga menyadari hadirnya sifat fisik benang. Memang, benang-benang Oktaviyani menghadirkan susunan warna, pengelolaan gelap-terang, jalur-jalur acak yang membentuk sesuatu. tapi benang tidak sekadar pengantara atau wahana untuk

J a n g a n S e n t u h

Page 11: Irfan endrian - Iwan Yusuf - Mujahidin Ja n g a n S e n t u hvismagallery.com/art/filedownload/katalog_jangan_sentuh_final.pdf · dan abu-abu yang digunakannya adalah residu bubur

11

menghadirkan citra atau bentuk, tapi hadir sebagai benang. Pada sebuah karyanya, Yani membiarkan sisa-sisa benang menjulur ke luar bidang, seakan mau kembali sebagai benang. ada keseduaan (dualitas) antara representasi dan presentasi. Selain representasi kesedihan wajah perempuan bermata belok tapi sayu, benang-benangnya adalah suatu presentasi. relasi antara keduanya nisbi.

Widi Pangestu memproduksi bahan kertas sendiri untuk memperoleh ketebalan tertentu yang diinginkan. Bahan-bahan yang diolahnya adalah jenis kertas katun putih. Ia membuat relief pada permukaan kertas yang terkesan empuk, seperti bantalan dengan barik-raba berpola. Itulah perulangan bentuk-bentuk mirip – kotak-kotak dan lingkaran —, gatra yang menjadi susunan adigatra. Grid ( jejala) hitam dan abu-abu yang digunakannya adalah residu bubur kertas. Dengan mengolah citra piksel yang tampak kontemporer dari foto lama keluarganya, kerja manual seniman menegaskan keintiman dengan bahan.

Sensasi kertas juga kita rasakan pada karya Irfan hendrian. Ia menyusun dan menumpuk lembaran-lembaran kertas tipis hingga menjadi obyek trimata yang pepat-pejal. Kepadatan kertas yang mirip ketebalan buku ini menimbulkan sensasi materialitas pada karya Irfan. Ketebalan tak terpisahkan dari ketipisan. Obyek kertasnya nirvisual, tanpa citra tertentu yang terpapar pada permukaan. tapi nircitra adalah sensasi suatu citra. Inilah tactile-sensation yang membuat kita merasakan ‘irama’ tumpukan kertas. tumpuk-menumpuk kertas Irfan tidak mengingatkan kita hanya pada obyek visual (misalnya buku atau papan tebal), tapi juga pada keperajinan. Kita bisa menyebutnya — mengutip Deleuze— sebagai visi haptic. Visi itu berarti yang visual tidak melakukan subordinasi atas kerja tangan, dan pandangan (sight) menemukan pada dirinya sendiri fungsi sentuhan. Pada yang haptic, yang teraba (tactile) dan yang terlihat (optical) terlampaui secara visual.

Mujahidin nurrahman adalah seniman yang sudah lama berkecimpung dengan bahan bersahaja: kertas. Dengan cara memapar-melubangi kertas dengan ornamen-ornamen khas tradisi

V I S M a a r t g a L L e r YK

ur

at

Or

IaL

He

nD

ro

wIy

an

To

Page 12: Irfan endrian - Iwan Yusuf - Mujahidin Ja n g a n S e n t u hvismagallery.com/art/filedownload/katalog_jangan_sentuh_final.pdf · dan abu-abu yang digunakannya adalah residu bubur

12

relijius arab-Islam, Mujahidin menyelubungi pesan ‘politik keagamaan’. Memilih bidang kertas kosong, tipis dan datar merupakan sikap ‘politik’. Bentuk-bentuk geometri itu saling bertaut-kelindan, ujung-ujungnya menggambarkan kepala rudal dan senapan. Kehidupan dan kematian tak terpisahkan.

Mujahidin memanfaatkan cahaya dan kegelapan untuk menampilkan sifat terawang dan pantulan bayangan yang bertumpang-tindih pada permukaan kap lampu. Lapisan-lapisan kertasnya disimulasi menjadi lorong atau teropong panjang yang membawa penglihatan kita menembus labirin kertasnya. Menerawang benda-benda tipis yang rumit itu membawa kita pada sensasi optis, bayangan dan cahaya.

Kita juga merasa-rasakan ruang diorama pada pekerjaan Yudi Sulistyo yang sangat telaten memanipulasi bahan-bahan —kardus, kertas, pipa kecil, kancing, dan benda-benda mungil lainnya— menjadi konstruksi yang kokoh, mesin-mesin dan cerobong-cerobong pabrik. Inilah keperajinan yang menghasilkan citraan lanskap hiper-realisme yang menggoda sensasi visual. Yudi menggabungkan kecermatan tangan dan sensibilitas optisnya yang terukur untuk menggubah sebuah karya miniatur yang njelimet. Mata kita dihibur oleh kecermatan pekerjaan tangan Yudi. tapi ilusi yang diciptakannya bukan sekadar ilusi atau sensasi optis, tetapi juga taktil. tipuan mata dan sensibilitas ruang pada karya Yudi niscaya melibatkan kepekaaan kita pada barik-raba yang digubah dengan cermat.

Sensasi cahaya yang dihadirkan oleh karya Mujahidin kontras dengan kepejalan karya terakota Suranto. Suranto membangun rumah semut berukuran besar yang disusun dari puluhan ribu batu-bata kecil —seukuran 12 x 24 x 5 milimeter — berbahan terakota. Katanya, inilah sarang semut yang melambangkan menara kapitalisme mutakhir, akumulasi sumber-sumber kekayaan dan pangan sejagat yang memusat pada segerombolan hewan. Mereka siap menyerang balik jika diganggu. Simbol agresif karya Suranto tidak melenyapkan keindahan susunan, ketelatenan, kerapian pekerjaan tangan dan sensasi taktil pada karyanya.

J a n g a n S e n t u h

Page 13: Irfan endrian - Iwan Yusuf - Mujahidin Ja n g a n S e n t u hvismagallery.com/art/filedownload/katalog_jangan_sentuh_final.pdf · dan abu-abu yang digunakannya adalah residu bubur

13

Iwan Yusuf adalah seniman yang sangat peka pada paparan pola-pola alami seperti fraktal maupun grid. Ia menggarap jaring nilon dan jaring tambang bekas pakai. Kelenturan jaring nilon menggugah rasa-merasa Iwan akan irama. Ia membayangkan jaring nilon itu tak terlepas dari habitat kehidupan laut sesuai fungsinya. Kelenturan dan sifat liat jaring itulah yang menginspirasi Iwan untuk menggubah bentuk-bentuk abstraksi dari hewan-hewan laut seperti ubur-ubur. Bagi Iwan, materi di dalam karya seni tidak untuk ditaklukkan atas nama kepekaan seniman. Materi itu akan muncul sebagai sensasi. Sensasi bagi Iwan adalah sebuah pengalaman yang mau ‘lepas’ dari kecenderungan mimesis bentuk-bentuk di alam.

tentu saja, ‘sensasi’ dalam pameran ini tak ada kaitannya dengan semacam ulah yang menimbulkan kegemparan sesaat. Sensasi adalah soal penginderaan, soal rasa-merasa atau mempersepsi sesuatu melalui berbagai kompleksitas penginderaan kita. Kita tak terpuaskan dengan hanya memandang, tapi juga berhasrat menyentuhnya. Mata kita selalu menagih tempat, ruang dan kekonkretan.

Pengalaman melihat kita bukanlah semata sensasi epistemologis, terpuaskan oleh segepok informasi atau pesan tertentu. tatapan juga melibatkan pengalaman kehadiran tubuh kita, the bodiliness of bodily sensation. * * *

Hendro wiyantoKurator Pameran

V I S M a a r t g a L L e r YK

ur

at

Or

IaL

He

nD

ro

wIy

an

To

Page 14: Irfan endrian - Iwan Yusuf - Mujahidin Ja n g a n S e n t u hvismagallery.com/art/filedownload/katalog_jangan_sentuh_final.pdf · dan abu-abu yang digunakannya adalah residu bubur

14

tumpukan kertas pada kayu120 x 89 cm & Ø 75 cm2017

Page 15: Irfan endrian - Iwan Yusuf - Mujahidin Ja n g a n S e n t u hvismagallery.com/art/filedownload/katalog_jangan_sentuh_final.pdf · dan abu-abu yang digunakannya adalah residu bubur

15

IrF

an

He

nD

rIa

n

Detil

Page 16: Irfan endrian - Iwan Yusuf - Mujahidin Ja n g a n S e n t u hvismagallery.com/art/filedownload/katalog_jangan_sentuh_final.pdf · dan abu-abu yang digunakannya adalah residu bubur

16

Page 17: Irfan endrian - Iwan Yusuf - Mujahidin Ja n g a n S e n t u hvismagallery.com/art/filedownload/katalog_jangan_sentuh_final.pdf · dan abu-abu yang digunakannya adalah residu bubur

17

DiveJaring ikan, senar nilon, tinta plastik, lem panas, benang, kain wool di atas kanvas220 x 120 cm2017

Iwa

n y

US

UF

Terumbu KarangJaring tampar, akrilik320 x 800 cm2017

Page 18: Irfan endrian - Iwan Yusuf - Mujahidin Ja n g a n S e n t u hvismagallery.com/art/filedownload/katalog_jangan_sentuh_final.pdf · dan abu-abu yang digunakannya adalah residu bubur

18

FlyJaring ikan, tinta plastik, benang di atas kanvas100 x 100 cm2017

DancerJaring ikan, senar nilon, tinta plastik, lem panas, benang, kain wool di atas kanvas120 x 160 cm2017

Page 19: Irfan endrian - Iwan Yusuf - Mujahidin Ja n g a n S e n t u hvismagallery.com/art/filedownload/katalog_jangan_sentuh_final.pdf · dan abu-abu yang digunakannya adalah residu bubur

19

LandscapeJaring ikan, senar nilon, tinta plastik, lem panas, benang, kain wool di atas kanvas160 x 120 cm2017

Iwa

n y

US

UF

Page 20: Irfan endrian - Iwan Yusuf - Mujahidin Ja n g a n S e n t u hvismagallery.com/art/filedownload/katalog_jangan_sentuh_final.pdf · dan abu-abu yang digunakannya adalah residu bubur

20

Straight Light #345 x 45 x 40 cmPotongan kertas dengan kerajinan tangan, lampu LeD, kap lampu, plexyglass, kawat2017

Page 21: Irfan endrian - Iwan Yusuf - Mujahidin Ja n g a n S e n t u hvismagallery.com/art/filedownload/katalog_jangan_sentuh_final.pdf · dan abu-abu yang digunakannya adalah residu bubur

21

MU

Ja

HID

In n

Ur

ra

HM

an

Dualism106 x 50 x 50 cmPotongan kertas dengan kerajinan tangan, kayu, lem, plastik, pernis, plexiglass2016

Straight Light #152 x 46 x 90 cmPotongan kertas dengan kerajinan tangan, lampu LeD, kap lampu, plexyglass, kawat, kayu, plastik2017

Straight Light #245 x 45 x 29 cmPotongan kertas dengan kerajinan tangan, lampu LeD, kap lampu, plexyglass, kawat2017

Page 22: Irfan endrian - Iwan Yusuf - Mujahidin Ja n g a n S e n t u hvismagallery.com/art/filedownload/katalog_jangan_sentuh_final.pdf · dan abu-abu yang digunakannya adalah residu bubur

22

The ChoiceBenang, lem dan akrilik pada kanvas150 x 100 cm2017

Maraguak TangihBenang, lem dan akrilik pada kanvas200 x 140 cm2017

Detil The Choice

Page 23: Irfan endrian - Iwan Yusuf - Mujahidin Ja n g a n S e n t u hvismagallery.com/art/filedownload/katalog_jangan_sentuh_final.pdf · dan abu-abu yang digunakannya adalah residu bubur

23

oK

Ta

vIy

an

I

Page 24: Irfan endrian - Iwan Yusuf - Mujahidin Ja n g a n S e n t u hvismagallery.com/art/filedownload/katalog_jangan_sentuh_final.pdf · dan abu-abu yang digunakannya adalah residu bubur

24

Detil Sarang Semut

Page 25: Irfan endrian - Iwan Yusuf - Mujahidin Ja n g a n S e n t u hvismagallery.com/art/filedownload/katalog_jangan_sentuh_final.pdf · dan abu-abu yang digunakannya adalah residu bubur

25

SU

ra

nT

o

Sarang SemutObyek, terakota100 x 100 x 190 cm Batu bata berukuran 12 x 24 x 5 mm2017

Page 26: Irfan endrian - Iwan Yusuf - Mujahidin Ja n g a n S e n t u hvismagallery.com/art/filedownload/katalog_jangan_sentuh_final.pdf · dan abu-abu yang digunakannya adalah residu bubur

26

BiasBubur kertas dan pewarna dari kertas124 x 90 cm2017

Love and everything in Between Bubur kertas dan pewarna dari kertas90 x 90 cm2017

Page 27: Irfan endrian - Iwan Yusuf - Mujahidin Ja n g a n S e n t u hvismagallery.com/art/filedownload/katalog_jangan_sentuh_final.pdf · dan abu-abu yang digunakannya adalah residu bubur

27

wID

I Pa

ng

eS

TU

SU

gIo

no

we are Happy FamilyBubur kertas, benang dan pewarna dari kertas 93 x 93 cm2017

Page 28: Irfan endrian - Iwan Yusuf - Mujahidin Ja n g a n S e n t u hvismagallery.com/art/filedownload/katalog_jangan_sentuh_final.pdf · dan abu-abu yang digunakannya adalah residu bubur
Page 29: Irfan endrian - Iwan Yusuf - Mujahidin Ja n g a n S e n t u hvismagallery.com/art/filedownload/katalog_jangan_sentuh_final.pdf · dan abu-abu yang digunakannya adalah residu bubur

29

yU

DI S

UL

IST

yo

Menggapai Mimpi #1Bahan campuran122 x 200 x 30 cm2017

Page 30: Irfan endrian - Iwan Yusuf - Mujahidin Ja n g a n S e n t u hvismagallery.com/art/filedownload/katalog_jangan_sentuh_final.pdf · dan abu-abu yang digunakannya adalah residu bubur

30

Page 31: Irfan endrian - Iwan Yusuf - Mujahidin Ja n g a n S e n t u hvismagallery.com/art/filedownload/katalog_jangan_sentuh_final.pdf · dan abu-abu yang digunakannya adalah residu bubur

31

yU

DI S

UL

IST

yo

Menggapai Mimpi #2Bahan campuran200 x 122 x 25 cm2017

Page 32: Irfan endrian - Iwan Yusuf - Mujahidin Ja n g a n S e n t u hvismagallery.com/art/filedownload/katalog_jangan_sentuh_final.pdf · dan abu-abu yang digunakannya adalah residu bubur

32

IrF

an

He

nD

rIa

n Irfan Hendrian lahir di Ohio (amerika Serikat), 1987. Bela-jar seni rupa di Visual Communication Design, LaSaLLe College of arts, Singapura (2006-2007), Wanganui School of Design, new Zealand (2007-2008). Memperoleh Mas ter of Fine art di Institut teknologi Bandung, (2013-2016). Ia direpresentasikan oleh Sullivan+Strumpf. Menetap dan berkarya di Bandung, Indonesia.

Pameran tunggal

2017 Terrene, eK art gallery, Seoul, Korea Selatan.

2016 Terrene, Jeonbuk Museum of art residency Program, Jeonju, Korea Selatan.

Sediments, Wei Ling gallery, Kuala Lumpur, Malaysia dan galeri hidayat, Bandung, Indonesia

2012 Logical Aesthetic, ViaVia, Yogyakarta, Indonesia

2011 Secular World, asbestos artspace, Bandung, Indonesia

Pameran bersama

2017 artstage Jakarta with Sullivan+Strumpf, Jakarta, Indonesia.

art|JOg|10, Jogja national Museum, Yogyakarta, Indonesia.

That Was Then, This is Now, Sullivan+Strumpf, Singapura.

artstage Singapore with Sullivan+Strumpf, Singapura.

Main artist exhibition, eK art gallery, Seoul, Korea Selatan.

2016 uOB Painting of the Year awards, Ciputra artpreneur, Jakarta, Indonesia.

Mild Encounter, Boston gallery, Manila, Filipina.

Bazaar art Jakarta with artsphere, Jakarta, Indonesia.

gyeongnam International art Fair, eK art gallery, gyeongnam, Korea Selatan.

Seek a Seek, Dialogue artspace, Jakarta, Indonesia.

Mulat Sarira Nagri Parahyangan, nu art, Bandung, Indonesia.

2015 ASEAN 5, Wei-Ling Contemporary gallery, Penang, Malaysia.

Karyawisata, Jogja Contemporary, Yogyakarta, Indonesia.

2014 Reflexive transmission of cultural traditions … be associated with subject-centered reason & future-oriented historical consciousness ™, galeri hidayat, Bandung, Indonesia.

15x15x15: Mini Art Project #5, galeri Soemardja, Bandung, Indonesia.

The Weight of Weightlessness, Dialogue artspace, Jakarta, Indonesia.

2013 BANDUNG CONTEMPORARY: Disposition, Selasar Sunaryo, Bandung, Indonesia.

2012 Indonesia Contemporary Fiber Art #1: MAPPING, art One, Jakarta, Indonesia.

6 to 5, S14, Bandung, Indonesia.

Unforgettable, Jakarta art District by 8 galleries, Indonesia.

Refleksi 11 Tahun Rumahproses, rumahproses, Bandung, Indonesia.

2011 Jakarta Bienalle 14 with rumahproses, galeri Cipta 2, tIM, Jakarta, Indonesia.

Distraksi, galeri titik Oranje, Bandung, Indonesia

art|JOg|2011 / Jogjakarta art Fair 2011, Yogyakarta, Indonesia.

residensi

2016 Jeonbuk Museum of art, Jeonju, Korea Selatan.

2011 galeri 212, Sekolah tinggi Seni Indonesia, Bandung, Indonesia.

Penghargaan

2016 Best 50 of uOB Painting of the Year awards.

Page 33: Irfan endrian - Iwan Yusuf - Mujahidin Ja n g a n S e n t u hvismagallery.com/art/filedownload/katalog_jangan_sentuh_final.pdf · dan abu-abu yang digunakannya adalah residu bubur

33

Iwan yusuf lahir di gorontalo (Sulawesi utara), 1982. Belajar seni rupa secara otodidak. Menetap dan berkarya di Kota Batu, Malang (Jawa timur).

Pameran tunggal 

2015 Pukat, D gallerie Kebayoran Baru, Jakarta.

2013 Menghadap Bumi, land art, Danau Limboto, gorontalo.

2012 Bayi Angsa, site specific art, gunung Banyak, Kota Batu, Jawa timur

2007 Menghadap Bumi, galeri Surabaya, Surabaya.

Pameran bersama 

2017 Sept/OS, September Open Studio, Studio Jaring, Batu.

Yogya Annual Art, Sangkring art Space, Yogyakarta.

Art Cult, the artists Showplace gallery, Dalas texas, uSa.

Modulanga Lipu, Museum Provinsi gorontalo, gorontalo.

2016 Biennale Jawa tengah, galeri Semarang, Semarang.

Air Tanah, Seni lingkungan untuk sumber air gemulo, kota Batu Jawa

timur.

2015   Biennale Jawa timur #6, Kompleks Balai Pemuda, Surabaya.

            Pameran seni rupa di galeri riden Baruady, gorontalo.

            Treasure of Culture, gedung Olah raga, ganesa, Batu Malang.

            Bale Project, Bazar art Jakarta, Jakarta.

2014   Transit #2, Selasar Sunaryo art Space, galleri Canna, Jakarta.

Melankolia, rumah Seni Kemarin Sore di Sangkring art Project, Yogyakarta

2013 Transit #2, Zona transisi, Selasar Sunaryo art Space, Bandung.

            Rumahku, galeri raos, Batu.

2012 Grand Opening, galeri eSa Sampoerna, Surabaya.

            Malaysia expo, Malaysia.

2011 Jakarta Biennale #14, galeri nasional Indonsia, Jakarta.

            Biennale Jawa timur #4, Orasis art gallery, Surabaya.

            Imaji Ornamen, galeri nasional Indonseia, Jakarta.

2010 Jakarta Art Award, north art Space, ancol, Jakarta.

Iwa

n y

US

UF

Page 34: Irfan endrian - Iwan Yusuf - Mujahidin Ja n g a n S e n t u hvismagallery.com/art/filedownload/katalog_jangan_sentuh_final.pdf · dan abu-abu yang digunakannya adalah residu bubur

34

Mujahidin nurrahman lahir di Bandung, 14 november, 1982. Belajar di Program Studi Seni grafis, Institut teknologi Bandung.

Pameran Tunggal

2017 The Black Gold, art Fair tokyo, tokyo, Jepang.

2016 Chamber of God, Lawangwangi gallery, Singapore artstage.

2015 Essentia, Centre Intermondes, La rochelle, Perancis.

hidden, JIKKa, tokyo, Jepang.

2014 SOFT POWER >< with All Reasons and Decisions, Lawangwangi, Bandung, Indonesia.

2010 Ornamen Kritis, Platform3, Bandung, Indonesia.

2008 In The End of Time, galeri Cemara 6, Jakarta, Indonesia.

Pameran Bersama

2016 French – Indonesian Connection: History in the making contemporary art, Lawangwangi Creative Space, Bazaar art Jakarta, Indonesia.

Waiting for It Happen, Platform3, galeri nadi, Jakarta, Indonesia.

2015 VOID, galeri Langgeng, Magelang, Indonesia. NOW: Here - There - Everywhere, galeri Semarang, Semarang, Indonesia.

2014 The Language of Human Consciousness, athr gallery, Jeddah, Saudi arabia. Today and Tomorrow : Indonesian Contemporary Art, Yallay galleryart Dubai, D gallerie, Jakarta, Indonesia.

2013 Every Day Is Like Sunday, galeri Langgeng, Magelang, Indonesia. the Sea+ triennial 2013, galeri nasional Indonesia, Jakarta, Indonesia

2012  Collective Project #1, Platform3, emmitan gallery, Indonesia.

Yunnan International Prints 2012, Yunnan, China.

art/JOg/11, Yogyakarta’s Cultural Park, Yogyakarta, Indonesia.

2010  Sang Ahli Gambar dan Kawan-kawan, galeri Kita, Bandung, Indonesia.  

Room is Mine, edwin’s gallery, Jakarta, Indonesia.

residensi

2015 Centre Intermondes, La rochelle, Perancis. FAIR, Fuwari no more artist In residency, narita, Jepang.

award

2013 Bandung Contemporary art award # 3.

MU

Ja

HID

In n

Ur

ra

HM

an

Page 35: Irfan endrian - Iwan Yusuf - Mujahidin Ja n g a n S e n t u hvismagallery.com/art/filedownload/katalog_jangan_sentuh_final.pdf · dan abu-abu yang digunakannya adalah residu bubur

35

oktaviyani lahir di Duri (Sumatera Barat), 27 Oktober 1994. Belajar di Jurusan Seni Lukis, Institut Seni Indonesia (ISI), Yogyakarta. aktif berpameran di beberapa kota di Indonesia.

Pameran bersama

2017 ART-TIVITIES NOW, Breeze art Space, Serpong, tangerang.

Bloom in Diversity, Bale Banjar Sangkring art Space, Yogyakarta.

PING PROJECT, Kiniko art, Sarang Building #2 & Studio aruna Yunizar, Yogyakarta.

BaKaBa #6 INDONESIA, Jogja gallery, Yogyakarta.

2016 FAP #2: Hope, garis art Space, Yogyakarta.

After Mooi Indie, gallery Katamsi, Institut Seni Indonesia, Yogyakarta.

Segaris, garis art Space, Yogyakarta.

BAKABA#5, Cadiak Indak Mambuang Pandai, Jogja gallery, Yogyakarta.

Minangkabau Culture and Art Festival, taman Ismail Marzuki, Jakarta.

Terang Bulan, Pelataran Djoko Pekik, Yogyakarta.

Aksi Artsy, gallery Katamsi, Institut Seni Indonesia, Yogyakarta.

2015 Dunia Yang Dilipat, Kelompok Kucing hitam, galeri taman Budaya, Yogyakarta.

Politics, Kelompok Kucing hitam, Institut Seni Indonesia, Yogyakarta.

AB – BA, rumah ada Seni, Perupuk tabing, Padang, Sumatera Barat, Indonesia.

Dies Mortalist, Institut Seni Indonesia Yogyakarta, Indonesia.

Ecolustrasi, galeri uPt, Institut Seni Indonesia, Yogyakarta, Indonesia.

2014 Rupa-Rupa SeniRupa: Nandur Srawung 500 Seniman, galeri taman Budaya, Yogyakarta, Indonesia.

Penghargaan

2015 Khatil Quran/ Kaligrafi pada Musabaqah tilawatil Quran (MtQ) nasional, universitas Indonesia, Jakarta.

2014 Mural Spirit Of The Future: Art For Humanizing Civilization, Festival Kesenian Indonesia (FKI), Institut Seni Indonesia, Yogyakarta.

oK

Ta

vIy

an

I

Page 36: Irfan endrian - Iwan Yusuf - Mujahidin Ja n g a n S e n t u hvismagallery.com/art/filedownload/katalog_jangan_sentuh_final.pdf · dan abu-abu yang digunakannya adalah residu bubur

36

Suranto/ Kenyoeng lahir di Bantul, 2 Desember 1980. aktif berpameran di Yogyakarta. Menetap dan berkarya di Yogyakarta.

Pameran

2017 art|JOg|10, Jogja national Museum, Yogyakarta.

2015 Orang Utan, Jogja national Museum, Yogyakarta.

Kolam Susu, taman Budaya Yogyakarta, Yogyakarta.

Biennale teracotta, Pelataran Djoko Pekik, Yogyakarta

2014 Lempuyangan art award #3, Lorong art Space SD Lempuyangan 1, Yogyakarta.

2013 Turah, rumah Petruk Karang Kletak, Yogyakarta.

2013 Van nJava, taman Budaya Yogyakarta, Yogyakarta.

2012 Panen terakhir, Persawahan nitiprayan, Yogyakarta.

SU

ra

nT

o

Page 37: Irfan endrian - Iwan Yusuf - Mujahidin Ja n g a n S e n t u hvismagallery.com/art/filedownload/katalog_jangan_sentuh_final.pdf · dan abu-abu yang digunakannya adalah residu bubur

37

widi Pangestu Sugiono lahir di Bandung, 15 Mei 1993. Belajar seni rupa di Institut Seni Indonesia (ISI), Yogyakarta. aktif berpameran di beberapa kota di Indonesia. Menetap dan berkarya di Yogyakarta.

Pameran tunggal

2017 Everything in Between, Indonesia Contemporary art network (ICan), Yogyakarta

Pameran bersama

2016 Idiosyncratic, Bentara Budaya Yogyakarta, Yogyakarta.

2015 Indonesia Drawing Festival, gedung Indonesia Menggugat, Bandung.

Ecolustrasi, galeri r.J. Katamsi, Yogyakarta.

Dies Mortalis Dies Fatalist, Institut Seni Indonesia, Yogyakarta.

Nalar Sensasi dan Seni, galeri nasional Indonesia, Jakarta.

Dunia yang Dilipat, taman Budaya Yogyakarta, Yogyakarta.

2014 Pameran Besar Seni Lukis Dasar, Institut Seni Indonesia, Yogyakarta.

2013 Seni Lukis Dasar 1, galeri r.J. Katamsi, Yogyakarta.

Earth, Yogya national Museum, Yogyakarta.

2012 Came and Joy, hoopers Bars, Bandung.

2011 Djumat Djahat I, II, Institut teknologi nasional, Bandung.

Klub Djahat, Institut teknologi nasional, Bandung.

Penghargaan

2015 Pameran Seni Mahasiswa Indonesia, galeri nasional Indonesia, Jakarta.

wID

I Pa

ng

eS

TU

SU

gIo

no

Page 38: Irfan endrian - Iwan Yusuf - Mujahidin Ja n g a n S e n t u hvismagallery.com/art/filedownload/katalog_jangan_sentuh_final.pdf · dan abu-abu yang digunakannya adalah residu bubur

38

yudi Sulistyo lahir di Yogyakarta, 22 Oktober 1972. Belajar seni rupa di Jurusan Disain Komunikasi Visual, Institut Seni Indonesia (ISI), Yogyakarta. Menetap dan bekerja di Yogyakarta.

Pameran bersama

2017 artstage Singapore, Singapura.

2016 Pearl Lam gallery, Singapura.

artstage Singapore, Singapura.

art|JOg|16, Yogyakarta, Indonesia.

2015 art|JOg|15, Yogyakarta, Indonesia.

after utopia, Singapore art Museum, Singapura

2014 art|JOg|14, Yogyakarta, Indonesia.

SHOUT! INDONESIAN CONTEMPORARY ART, rome’s Museo d”art Contemporanea, roma, Italia.

VERSI, trienal Seni Patung #2, galeri nasional Indonesia, Jakarta

2013 ONE EAST ASIA, London, Inggris.

art|JOg |13, Yogyakarta, Indonesia.

artstage Singapore, Singapura.

2012 A TRIBUTE TO A MENTOR: Indonesian Modern and

Contemporary art, gedung tribakti, Magelang, Indonesia.

art|JOg|12, Yogyakarta, Indonesia.

ROMANCING INDONESIA: Modern and Contemporary Painting and Sculpture, royal Opera arcade gallery, Pall Mall, London, Inggris.

2011 artstage Singapore, Singapura.

art|JOg|11, Yogyakarta, Indonesia.

BaZaar art JaKarta, Jakarta, Indonesia.

Korea International art Fair, Korea.

Flight For Light-Religiosity in Indonesia Art, art: 1 Museum, Jakarta, Indonesia.

MAXIMUM CITY: Survive or Escape, Jakarta Biennale#14, Jakarta, Indonesia.

Penghargaan

2003 Finalis Indofood art award, Jakarta, Indonesia.

1999 Komik nasional LIMPaD Semarang, Indonesia.

1998 Cergam nasional 4 (Komik tropas dan Komik Si Ican), Depdikbud Pusat Jakarta, Indonesia.

1997 Cergam nasional 3 (Komik Kecoa) Depdikbud Pusat Jakarta, Indonesia.

yU

DI

SU

LIS

Ty

o

Page 39: Irfan endrian - Iwan Yusuf - Mujahidin Ja n g a n S e n t u hvismagallery.com/art/filedownload/katalog_jangan_sentuh_final.pdf · dan abu-abu yang digunakannya adalah residu bubur

39

Page 40: Irfan endrian - Iwan Yusuf - Mujahidin Ja n g a n S e n t u hvismagallery.com/art/filedownload/katalog_jangan_sentuh_final.pdf · dan abu-abu yang digunakannya adalah residu bubur

Jl. tegalsari no. 35 - 37Surabaya, Indonesiawww.vismagallery.com