dari abu huroirohsurga

7
Dari Abu Huroiroh, ia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Allah telah berfirman : Aku telah menyiapkan bagi hamba-hambaku yang sholeh (di surga) kenikmatan-kenikmatan yang tidak pernah terlihat oleh mata- mata, dan tidak pernah terdengar oleh telinga-telinga, dan tidak pernah terbetik dalam benak manusia”, Jika kalian ingin maka silahkan bacalah (firman Allah) : Tak seorangpun mengetahui berbagai nikmat yang menanti, yang indah dipandang sebagai Balasan bagi mereka, atas apa yang mereka kerjakan” (QS As-Sajdah : 17) (HR Al-Bukhari no 3072 dan Muslim no 7310)

Upload: najmiadil

Post on 07-Aug-2015

25 views

Category:

Spiritual


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Dari abu huroirohsurga

Dari Abu Huroiroh, ia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam  bersabda :

“Allah telah berfirman : Aku telah menyiapkan bagi hamba-hambaku yang sholeh (di surga) kenikmatan-kenikmatan yang tidak pernah terlihat oleh mata-mata, dan tidak pernah terdengar oleh telinga-telinga, dan tidak pernah terbetik dalam benak manusia”, Jika kalian ingin maka silahkan bacalah (firman Allah) :Tak seorangpun mengetahui berbagai nikmat yang menanti, yang indah dipandang sebagai Balasan bagi mereka, atas apa yang mereka kerjakan” (QS As-Sajdah : 17) (HR Al-Bukhari no 3072 dan Muslim no

7310) 

Page 2: Dari abu huroirohsurga
Page 3: Dari abu huroirohsurga

S

Surga adalah tempat kenikmatan yang kekal sempurna diakhirat yang tidak ada didalamnyya kekurangan sama sekali. Ia disediakan Allah bagi mereka yang mentaati perintahnya dan tidak mengingkarinya kebenaran yang dibawa rasul-Nya. Yakni orang-orang yang beramal saleh semasa hidupnya. Sebagai seorang muslim, kita sama-sama sepakat bahwa tujuan hidup kita di dunia ini adalah beribadah dan taat kepada Allah, sesuai dengan firman Allah dalam surat Adz Dzariyat ayat 56. Dan kita pun sama-sama setuju bahwa peribadahan kita itu adalah suatu usaha untuk memperoleh janji Allah kepada hamba-hamba-Nya yang beriman, yaitu surga yang dipenuhi dengan segala kenikmatan tiada tara yang sebelumnya tak pernah terbayangkan di pikiran, tak pernah terindra oleh mata atau telinga, serta tak pernah bisa terdefinisikan dalam kata-kata.

Namun, pada kenyataannya di sekeliling kita lebih banyak orang-orang yang tidak taat beribadah sesuai syariat, tidak bersyukur dan bahkan tidak beriman kepada Allah,

Page 4: Dari abu huroirohsurga

walaupun Ia mengaku sebagai muslim. Itu artinya penghuni neraka juga akan lebih banyak daripada penghuni surga. Fenomena orang-orang kebanyakan ini banyak sekali disinggung dalam ayat-ayat Al Quran. Beberapa contohnya yaitu : 

Dan barang siapa di antara mereka (orang-orang Quraisy) dan sekutu-sekutunya yang kafir kepada Al Qur'an, maka nerakalah tempat yang diancamkan baginya karena itu janganlah kamu ragu-ragu terhadap Al Qur'an itu. Sesungguhnya (Al Qur'an) itu benar-benar dari Tuhanmu, tetapi kebanyakan manusia tidak beriman. (QS. Hud (11): 17)

Ini adalah ayat-ayat Al Kitab (Al Qur'an). Dan Kitab yang diturunkan kepadamu daripada Tuhanmu itu adalah benar; akan tetapi kebanyakan manusia tidak beriman (kepadanya). (Ar Ra’d (13):1)

Mereka mengetahui nikmat Allah, kemudian mereka mengingkarinya dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang kafir. (QS. An nahl (16): 83)

Sesungguhnya Allah mempunyai karunia terhadap manusia tetapi kebanyakan manusia tidak bersyukur. (QS Al baqarah (2): 243)

Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat suatu tanda kekuasaan Allah. Dan kebanyakan mereka tidak beriman. (QS. Asy syuara’(26):8)

Iblis menjawab: "Karena Engkau telah menghukum saya tersesat, saya benar-benar akan (menghalang-halangi) mereka dari jalan Engkau yang lurus,kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur (taat). (QS. Al A’raf(7): 16-17) 

Mayoritas dari kita juga cenderung mengikuti apa yang dilakukan oleh orang kebanyakan. Kita menganggap bahwa yang dilakukan oleh mayoritas orang adalah suatu kebenaran. Kita menganggap bahwa suara terbanyak adalah keputusan yang harus selalu diikuti. Padahal tidak seperti itu. Parameter kebenaran dalam Islam bukanlah parameter orang kebanyakan. Islam memiliki standar dan parameter yang tetap mengenai definisi kebenaran, yaitu yang sesuai syariat, sesuai dengan Al Quran dan Sunnah. Tidak peduli orang yang mengikuti syariat itu banyak atau sedikit, standar kebenaran itu tidak akan pernah berubah selamanya. Walaupun seiring perkembangan zaman, semakin sedikit yang mengikutinya, kebenaran dalam Islam akan selalu kokoh pada prinsipnya sendiri.

Seringkali ketika banyak orang melakukan kemaksiatan, kita pun ikut-ikutan melakukannya karena itu sudah menjadi hal yang lumrah dalam masyarakat. Banyak sekali contoh kemaksiatan yang sekarang sudah sangat membudaya dalam masyarakat, malah dijadikani symbol kemajuan, symbol pergaulan modern, dan semacamnya. Kita bisa dengan mudah melihat di layar kaca begitu banyak artis-artis yang memamerkan auratnya dengan mengatasnamakan kebebasan berekspresi. Kita pun sudah terlalu akrab dengan pergaulan remaja yang sangat kelewat batas. Dalam konteks yang lebih sederhana, kita begitu mudah membuang sampah di sembarang tempat karena terlalu banyak orang yang juga berbuat hal yang sama.

Tentu akan sangat berbahaya jika kita menjadikan parameter orang kebanyakan sebagai parameter kebenaran. Kita tidak membiasakan yang benar tapi malah membenarkan yang biasa. Hasilnya adalah, karena mengikuti orang kebanyakan, kita jadi terjauhkan dari kebenaran sejati, kita jadi terjauhkan dari cita-cita surga kita, kita jadi terseret orang kebanyakan berkubang dalam lumpur kehinaan dunia akhirat.

Hal ini menegaskan kepada kita bahwa ketika kita memutuskan untuk menjadi seorang muslim sejati, yang bukan hanya muslim identitas belaka, kita harus siap untuk menjadi orang yang berbeda dengan orang-orang kebanyakan di sekitar kita. Jika sebagian besar manusia di muka bumi akan masuk neraka, maka untuk bisa menjadi orang-orang terpiih yang mengisi keabadian dengan menghuni surga, kita harus beramal dan beribadah jauh lebih banyak daripada orang-orang kebanyakan. Kita harus menjadi orang yang luar biasa.

Page 5: Dari abu huroirohsurga

Karena itu, standar hidup kita haruslah lebih tinggi daripada orang kebanyakan. Kerja-kerja dan amalan ibadah kita adalah kerja dan amal yang lebih baik daripada orang kebanyakan. Itulah syarat untuk mencapai cita-cita kita menuju surga. Karena kenikmatan surga adalah nikmat yang luar biasa, usaha kita untuk bisa mendapatkannya pun juga harus luar biasa, melebihi apa yang dilakukan oleh orang kebanyakan.

Jika kita meyakini bahwa kita harus lebih baik dari orang kebanyakan untuk meraih cita-cita surga kita, maka ketika orang lain sering lalai dengan shalatnya, mengerjakannya di akhir waktu, tidak berjamaah di Masjid untuk kaum laki-laki, kita harus tetap istiqomah untuk senantiasa menyempurnakan shalat di awal waktu dengan berjamaah di Masjid. Tidak ada lagi alasan,” Yang lain kan juga nggak shalat di masjid, jadi gak papa dong kalau aku juga shalat di rumah”.

Jika waktu rapat semua orang datang terlambat dari waktu yang ditentukan, tidak ada pembenaran bahwa kita juga boleh datang terlambat. Karena standar kita bukan orang kebanyakan, tapi standar kita adalah syariat Islam. Ketika Islam mengajarkan kita untuk disiplin dan menepati janji, maka kita akan senantiasa disiplin dan menepati janji, walaupun tak ada seorang pun yang disiplin. Karena kita tidak ingin nasib kita sama seperti orang kebanyakan, dilemparkan ke neraka karena tidak beriman. Karena mengikuti orang kebanyakan dan menjadikan perbuatan mereka sebagai standar perbuatan sama artinya dengan merelakan kulit kita dilalap api neraka. Naudzubillahi min dzalik. 

Pilihan kita hanya dua: larut dalam standar hidup orang kebanyakan atau mentransformasi diri untuk menjadi lebih baik daripada orang-orang kebanyakan. Masing-masing pilihan punya konsekuensi sendiri-sendiri. Berpuas diri dengan standar perilaku orang kebanyakan memang mudah, tapi itu akan membuat kita jauh dari surga dan terancam dilumat api neraka. Sedangkan menjadi orang yang istiqomah berpegang pada standar hidup Islam memang tidak mudah. Ia harus melampaui apa yang dikerjakan oleh banyak orang. Tapi itulah harga surga. Hanya orang-orang yang mau menjadi luar biasa yang bisa membayar tiket masuknya. 

Wallahu a’lam

Suatu hari di sebuah masjid ketika Rasullullah SAW bersama-sama Para Sahabat selesai melaksanakan ibadah sholat, tiba-tiba Bilau bersabda bahwa sebentar lagi akan

datang seseorang yang akan dijamin masuk surga oleh ALLAH SWT. Kemudian masuklah seseorang (sebut saja dia Fulan) yang kemudian juga melakukan sholat dan

langsung berlalu ketika dia selesai melakukannya.

Keesokan harinya, Rasullullah juga mengatakan hal yang sama, dan kemudian muncul juga seseorang yang sama dengan hari kemarin. Kejadian inipun berulang sampai 3

hari berturut-turut. Sahabat Abdullah bin Amr pun penasaran terhadap amalan apa yang biasa dilakukan oleh si Fulan sehingga Rasullullah pun 3x menyerukan bahwa ia

adalah seorang yang dijamin masuk surga.

Rasa penasaran inipun membuat Sahabat Abdullah Bin Amr kemudian mendatangi rumah si Fulan. Ketika Sahabat Abdullah Bin Amr mengetuk pintu Fulan dan

dibukakannya pintu itu, Sahabat Abdullah Bin Amr kemudian mengatakan bahwa dirinya saat itu sedang ada sedikit masalah dengan ayahnya dan berjanji tidak ingin

menemui ayahnya sampai 3 hari kedepan dan kemudian meminta ijin untuk bisa menginap di rumah si Fulan sampai 3 hari kedepan, dan si Fulan pun mengijinkan Beliau

begitu saja untuk menginap di rumahnya tanpa bertanya apaun lagi kepada Sahabat Abdullah Bin Amr.

Page 6: Dari abu huroirohsurga

Selama 3 hari itu Sahabat Abdullah Bin Amr selalu meperhatikan setiap perbuatan si Fulan. Dan Beliaupun tidak menemukan suatu ibadah yang istimewa yang dilakukan

oleh Fulan, sholat tahajud pun jarang Fulan lakukan, kecuali Fulan selalu berdzikir ketika tidurnya terganggu di tengah malam dan kemudian mengubah posisi tidurnya, dan

inipun dilakukannya setiap fulan bangun tidur.

Setelah 3 hari Beliau menginap di rumah Fulan, sebelum berpamitan pulang akhirnya Sahabat Abdullah Bin Amr menceritakan semuanya kepada Fulan. bahwa sebenarnya

Beliau sedang tidak bertengkar dengan ayahnya, dan keadaan baik-baik saja. Beliau juga bercerita bahwa Beliau melakukan ini semua karena ingin tahu ibadah khusus

apa yang Fulan lakukan sehingga Rasullullah menjaminnya masuk surga dan Rasullullah katakan hal tersebut sampai 3x. Dan Beliau tidak mendapati Fulan melakukan

ibadah khusus apapun selain dzikir tersebut.

Dengan segala kerendahan hatinya fulan kemudian berkata

“Aku memang tidak punya amalan atau ibadah yang istimewa, aku hanya tidak mempunyai rasa benci, iri, dengki kepada semua orang”

Dari Hadits diatas kita kiranya dapat mengambil beberapa intisari yang dapat kita teladani diantaranya

Fulan ialah seorang Ahli Masjid

Latar belakang Hadits di atas ialah di sebuah masjid, ini berarti salah satu tanda ahli surga ialah orang-orang yang memakmurkan masjid dengan segala aktifitas ibadah

Fulan Selalu Khuznudzon / berbaik sangka

Perbuatan Fulan yang langsung mengijinkan Sahabat Abdullah Bin Amr menginap dirumahnya selama 3 hari tanpa ada rasa curiga sesuai dengan Al-Quran Surat Al

Hujurat Ayat 12 yang artinya

“Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah sebahagian kamu menggunjing sebahagian yang lain. Sukakah salah seorang di antara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima tobat lagi Maha Penyayang.”

Fulan bukan orang yang suka Tajazzuz (mencari-cari tahu)

Ketika mendengar cerita Sahabat Abdullah Bin Amr yang sedang bermasalah dengan ayahnya fulan tidak serta merta menanyakann dengan detail mengenai masalah yang

dihadapi, ini adalah salah satu sifat fulan yang tidak suka tajazzuz

Fulan selalu bangun dalam keadaan Berdzikir

Page 7: Dari abu huroirohsurga

Dari kebiasaan fulan ini dapat dilihat bahwa Fulan juga merupakan orang yang terbiasa berdzikir dalam setiap perbuatannya

Fulan Tidak berkata sesuatu yang sia-sia

Salah satu sifat fulan ialah dia tidak suka banyak berkata sesuatu yang tidak perlu

Fulan tidak memiliki sifat benci, iri, dengki kepada orang lain

hal ini seperti yang disampaikannya kepada Sahabat Abdullah Bin Amr