arsen berwarna abu

22
Arsen berwarna abu-abu, namun bentuk ini jarang ada di lingkungan. Arsen di air di temukan dalam bentuk senyawa dengan satu atau lebih elemen lain. Bermacam-macam bentuk senyawa kimia dari arsen ini yaitu sebagai berikut ; 1. Arsen triokasida (As 2 O 3 ), 2. Arsen pentaoksida (As 2 O 5 ) 3. Arsenat (misalnya : PbHAsO 4 ) 4. Arsen organic Sumber Pencemaran Oleh Arsen 1. Keberadaan Arsen di Alam - Batuan (Tanah) dan Sedimen - Udara - Air - Biota 2. Produksi dalam Industri 3. Penggunaan Senyawa Arsen Toksisitas pada Arsen Toksisitas senyawa arsenik dan sangat bervariasi.Minimal dosis akut arsenik yang mematikan pada orang dewasa diperkirakan 70-200 mg atau 1 mg/kg/hari. Sebagian besar melaporkan keracunan arsenik tidak disebabkan oleh unsur arsenik, tapi oleh salah satu senyawa arsen, terutama arsenik trioksida, yang sekitar 500 kali lebih beracun daripada arsenikum murni. Mekanisme Terjadinya Toksisitas Arsen Mekanisme Masuknya Arsen dalam tubuh manusia umumnya melalui oral, dari makanan/minuman. Arsen yang tertelan secara cepat akan diserap lambung dan usus halus kemudian masuk ke peredaran darah. Gejala Toksisitas Arsen - Toksisitas Akut Toksisitas akut arsen biasanya memperlihatkan gejala sakit perut, gejala tersebut disebabkan oleh adanya vasodilatasi (pelebaran pembuluh darah) yang akan mengakibatkan terbentuknya vesikel (lepuh) pada lapisan submukose lambung dan usus. Gangguan tersebut mengakibatkan rasa mual, muntah, diare (kadang bercampur darah) dan sakit perut yang sangat. Gas arsenik dapat

Upload: komang-bayu-hendrawan

Post on 01-Dec-2015

57 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Arsen Berwarna Abu

   Arsen berwarna abu-abu, namun bentuk ini jarang ada di lingkungan. Arsen di air di temukan dalam bentuk senyawa dengan satu atau lebih elemen lain.Bermacam-macam bentuk senyawa kimia dari arsen ini yaitu sebagai berikut ;1.         Arsen triokasida (As2O3),2.         Arsen pentaoksida (As2O5)3.         Arsenat (misalnya : PbHAsO4)4.         Arsen organic

  Sumber Pencemaran Oleh Arsen1.      Keberadaan Arsen di Alam-          Batuan (Tanah) dan Sedimen-          Udara-          Air-          Biota2.      Produksi dalam Industri3.      Penggunaan Senyawa Arsen  Toksisitas pada Arsen

            Toksisitas senyawa arsenik dan sangat bervariasi.Minimal dosis akut arsenik yang mematikan pada orang dewasa diperkirakan 70-200 mg atau 1 mg/kg/hari. Sebagian besar melaporkan keracunan arsenik tidak disebabkan oleh unsur arsenik, tapi oleh salah satu senyawa arsen, terutama arsenik trioksida, yang sekitar 500 kali lebih beracun daripada arsenikum murni.

  Mekanisme  Terjadinya Toksisitas Arsen            Mekanisme Masuknya Arsen dalam tubuh manusia umumnya melalui oral, dari makanan/minuman. Arsen yang tertelan secara cepat akan diserap lambung dan usus halus kemudian masuk ke peredaran darah.

  Gejala Toksisitas Arsen-          Toksisitas Akut

            Toksisitas akut arsen biasanya memperlihatkan gejala sakit perut, gejala tersebut disebabkan oleh adanya vasodilatasi (pelebaran pembuluh darah) yang akan mengakibatkan terbentuknya vesikel (lepuh) pada lapisan submukose lambung dan usus. Gangguan tersebut mengakibatkan rasa mual, muntah, diare (kadang bercampur darah) dan sakit perut yang sangat. Gas arsenik dapat mengakibatkan hemolisis dalam waktu 3-4 jam dan mengakibatkan nekrosis tubulus ginjal akut sehingga terjadi kegagalan ginjal.

Page 2: Arsen Berwarna Abu

Tanda-tanda toksisitas As yang akut juga terlihat jelas ialah dengan ditemukannya gejala rambut rontok kebotakan (alopesia) , tidak berfungsinya saraf tepi yang ditandai dengan kelumpukan anggota gerak bagian bawah,kaki lemas,persendian tangan lumpuh, dan daya reflex menurun

-          Toksisitas kronis            Gejala akan timbul dalam waktu 2 - 8 minggu sejak penderita mulai mengonsumsi air yang terkontaminasi tersebut. Gejala yang jelas terlihat adalah adanya kelainan pada kulit dan kuku, terciri dengan adanya hyperkeratosis, hiperpigmentasi, dermatitis dengan terkelupasnya kulit  dan adanya warna putih pada persambungan kulit dan kuku.terjadinya kanker pada kulit, paru-paru, hati, kantung kencing, ginjal, dan kolon.

  Pemeriksaan Laboratorium            Pada pemeriksaan laboratorium ditemukan gejala kerusakan hati ditandai dengan kolestasis, hiperbilirubinemia dan peningkatan aktivitas enzim alkaline fosfatase yang disertai dengan tingginya konsentrasi arsenik dalam urine.            Gangguan saraf perifer akan mulai terlihat pada fase lanjut.Saraf kaki akanlebih parah dari pada saraf tangan , menyebabkan kulumpuhan pada saraf motorik dan sensorik.Terlihat kecenderungan terjadinya ulcer (borok) dalam saluran pencernaan, hepatitis kronis, dan sirosis.

Page 3: Arsen Berwarna Abu

MAKALAH TOKSIKOLOGI

ARSEN (As)Disususn untuk memenuhi tugas Toksikologi Kesehatan

  

Disusun oleh   ;

1. Tri Novi Susanti                              NIM.P07133111035

2. Valentino Oktavianto Prianggoro    NIM.P07133111036

3. Yolamba ervian Sujarwo                 NIM.P07133111037

4. Yolla Ayu Medikawanti                 NIM.P07133111038

5. Yuliastuti                                        NIM.P07133111039

KEMENTRIAN KESEHATAN REPOBLIK INDONESIAPOLITEKNIK KESEHATAN YOGYAKARTA

JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN

Page 4: Arsen Berwarna Abu

2012

BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) merupakan bahan yang karena sifat atau konsentrasi,

jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung, dapat mencemari atau merusak

lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup manusia serta mahluk hidup lain.

Menurut data dari Environmental Protection Agency (EPA) tahun 1997, yang menyusun

”top-20” B3 antara lain: Arsenic, Lead, Mercury, Vinyl chloride, Benzene, Polychlorinated

Biphenyls (PCBs), Kadmium, Benzo(a)pyrene, Benzo(b)fluoranthene, Polycyclic Aromatic

Hydrocarbons, Chloroform, Aroclor 1254, DDT, Aroclor 1260, Trichloroethylene, Chromium

(hexa valent), Dibenz[a,h]anthracene, Dieldrin, Hexachlorobutadiene, Chlordane. Beberapa

diantaranya merupakan logam berat, antara lain Arsenic (As), Lead (Pb), Mercury (Hg),

Kadmium (Cd) dan Chromium (Cr) (Sudarmaji, 2006). Logam-logam berat tersebut dalam

konsentrasi tinggi akan berbahaya bagi kesehatan manusia bila ditemukan di dalam lingkungan,

baik di dalam air, tanah maupun udara.

Arsen (As) adalah salah satu logam toksik yang sering diklasifikasikan sebagai logam,

Tetapi lebih bersifat nonlogam. Tidak seperti logam lain yang membentuk kation, Arsen (As)

dialam berbentuk anion, seperti H2AsO4 (Ismunandar, 2004). Arsen (As) tidak rusak oleh

lingkungan, hanya berpindah menuju air atau tanah yang dibawa oleh debu, hujan, atau awan.

Beberapa senyawa Arsen (As) tidak bisa larut di perairan dan akhirnya akan mengendap di

sedimen. Senyawa arsen pada awalnya digunakan sebagai pestisida dan hibrisida, sebelum

senyawa organic ditemukan, dan sebagai pengawet kayu (Copper Chromated Arsenic (CCA)).

Arsen (As) dialam ditemukan berupa mineral, antara lain arsenopirit, nikolit, orpiment,

enargit, dan lain-lain. Demi keperluan industry mineral, Arsen (As) dipanaskan terlebih dahulu

sehingga As berkondensasi menjadi bentuk padat.

Arsen (As) berasal dari kerak bumi yang bila dilepaskan ke udara sebagai hasil

sampingan dari aktivitas peleburuan bijih baruan, Arsen (As) dalam tanah berupa bijih, yaitu

arsenopirit dan orpiment, yang pada akhirnya bisa mencemari air tanah. Arsen (As) merupakan

unsur kerak bumi yang berjumah besar, yaitu menempati urutan keduapuluh dari unsure kerak

Page 5: Arsen Berwarna Abu

bumi, sehingga sangat besar kemungkinannya mencemari air tanah dan air minum. Jutaan

manusia bisa terpapar Arsen (As), seperti yang pernah terjadi di Bangladesh, India, Cina. Semua

batuan mengandung Arsen (As) 1-5 ppm. Kosentrasi yang lebih tinggi ditemukan pada batuan

beku dan sedimen. Tanah hasil pelapukan batuan biasanya mengandung Arsen (As) sebesar 0,1–

40 ppm dengan rata-rata 5-6 ppm.

B. Tujuan :

         Mengetahui pengertian arsen.

         Mengetahui toksisitas arsen terhadap manusia dan lingkungan.

         Mengetahui cara pencegahan paparan arsen.

C. Ruang Lingkup :

Makalah arsen ini merupakan ruang lingkup toksikologi.

D. Manfaat :

            Makalah ini dapat menambah pengetahuan tentang toksisitas arsen terhadap manusia dan

lingkungan.

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

A.   PengertianArsen merupakan  logam berat dengan valensi 3 atau 5, dan  berwarna metal (steel-grey).

Senyawa arsen didalam alam  berada dalam 3 bentuk: Arsen trichlorida (AsCl3) berupa cairan  berminyak, Arsen trioksida (As2O3, arsen putih) berupa kristal putih dan berupa gas arsine (AsH3). Lewisite, yang sering disebut sebagai gas perang, merupakan salah satu turunan gas arsine. Pada umumnya arsen tidak berbau, tetapi beberapa senyawanya dapat mengeluarkan bau bawang putih. Racun arsen pada umumnya mudah larut dalam air, khususnya dalam air panas .

Arsen merupakan unsur dari komponen obat sejak dahulu kala. Senyawa  arsen trioksida  misalnya pernah digunakan sebagai  tonikum, yaitu dengan dosis 3 x 1-2 mg. Dalam jangka panjang, penggunaan  tonikum ini ternyata telah menyebabkan  timbulnya gejala intoksikasi arsen kronis. Arsen juga pernah digunakan sebagai obat untuk berbagai infeksi parasit, seperti protozoa, cacing, amoeba, spirocheta dan tripanosoma, tetapi kemudian tidak lagi digunakan

Page 6: Arsen Berwarna Abu

karena ditemukannya obat lain yang lebih aman. Arsen dalam dosis kecil sampai saat ini  juga masih digunakan sebagai obat pada  resep homeopathi .

Bermacam-macam bentuk senyawa kimia dari arsen ini yaitu sebagai berikut ;

1.      Arsen triokasida (As2O3), ialah bentuk garam inorganic dan bentuk trivial dari asam arsenat

(H4AsO4) berwarna putih dan padat seperti gula.

2.      Arsen pentaoksida (As2O5)

3.      Arsenat (misalnya : PbHAsO4), ialah bentuk garam dari asam arsenat, merupakan senyawa arsen

yang banyak dijumpai di alam dan bersifat kurang toksik.

4.      Arsen organic, arsen berikatan kovalen dengan rantai karbon alifatik atau struktur cincin,dimana

arsen terikat dalam bentuk trivalent ataupun pentavalen.Bentuk senyawa arsen ini kurang toksin

dibandingkan denagn bentuk senyawa arsen inorganic trivalent.

Bentuk senyawa arsen yang paling beracun ialah gas arsin (AsH3),yang terbentuk bila asam

bereaksi dengan arsenat yang mengandung logam lain.

Selain dapat ditemukan di udara, air maupun makanan, arsen juga dapat ditemukan di

industri seperti industri pestisida, proses pengecoran logam maupun pusat tenaga geotermal.

Elemen yang mengandung arsen dalam jumlah sedikit atau komponen arsen organik (biasanya

ditemukan pada produk laut seperti ikan laut) biasanya tidak beracun(tidak toksik). Arsen dapat

dalam bentuk in organik bervalensi tiga dan bervalensi lima. Bentuk in organik arsen bervalensi

tiga adalah arsenik trioksid, sodium arsenik, dan arsenik triklorida.,  sedangkan  bentuk in

organik arsen bervalensi lima adalah arsenik pentosida, asam arsenik, dan arsenat (Pb arsenat, Ca

arsenat). Arsen bervalensi tiga (trioksid) merupakan bahan kimia yang cukup potensial untuk

menimbulkan terjadinya  keracunan akut.

B.     Karakteristik Arsen

Arsen berwarna abu-abu, namun bentuk ini jarang ada di lingkungan. Arsen di air di

temukan dalam bentuk senyawa dengan satu atau lebih elemen lain (Wijanto, 2005).

Arsen secara kimiawi memiliki karakteristik yang serupa dengan fosfor, dan sering dapat

digunakan sebagai pengganti dalam berbagai reaksi biokimia dan juga beracun. Ketika

dipanaskan, arsen akan cepat teroksidasi menjadi oksida arsen, yang berbau seperti bau bawang

putih. Arsen dan beberapa senyawa arsen juga dapat langsung tersublimasi, berubah dari padat

menjadi gas tanpa menjadi cairan terlebih dahulu. Zat dasar arsen ditemukan dalam dua bentuk

padat yang berwarna kuning dan metalik, dengan berat jenis 1,97 dan 5,73.

C.     Sifat Kimia Arsen

Arsen, Sb, dan Bi, terutama terdapat sebagai mineral sulfide seperti mispickel,FeAsS, atau

stibnite,Sb2S3.

Arsen, Sb, dan Bi, diperoleh sebagai logamnya.semuanya membentuk Kristal yang strukturnya

mirip dengan fosfor hitam. Namun ketiga unsure tersebut tampak mengkilat dan seperti logam,

serta mempunyai tahanan masing-masing 30, 40, dan 105µΩ cm, yang bias dibandingkan dengan

Page 7: Arsen Berwarna Abu

logam-logam seperti Ti dan Mn (berturut-turut 42 dan 185 µΩ cm). melalui reduksi oksidasinya

dengan karbon dan hydrogen. Logamnya terbakar pada pemanasan dalam oksigen menghasilkan

oksida.

Arsen trihalida mirip dengan trihalida fosfor. SbCl3 berbeda karena ia larut dalam sejumlah air

yang terbatas menghasilkan larutan jernih, yang dalam pengenceran menghasilkan okso klorida

yang tidak terlarut seperti SbOCl dan Sb4O5Cl2. Tidak ada ion Sb3+ sederhana dalam larutan

BiCl3, suatu padatan Kristal putih, terhidrolisis oleh air menjadi BiOCl namun reaksi ini di

bolak=balik :

BiCl3 + H2O ↔ BiOCl + 2 HCl

Arsen membentuk As4S3, As4S4, As2S3, dan As2S5 dengan interaksi langsung. Dua yang

terakhir juga dapat mengendap dari larutan asam hidroklorida   dan   

dengan  S. As2S3 tidak larut dalam air dan asam, namun larut sebagai asam dalam larutan

alkalin sulfide menghasilkan anionlhio. As 2S5 berperilaku sama. As4S4 yang terdapat sebagai

mineral realgar, mempunyai struktur dengan tetrahedron As4.

D.    Sumber Pencemaran Oleh Arsen

Keberadaan arsen di alam (meliputi keberadaan di batuan (tanah) dan sedimen, udara, air

dan biota), produksi arsen di dalam industri, penggunaan dan sumber pencemaran arsen di

lingkungan.

1.Keberadaan Arsen di Alam

a.Batuan (Tanah) dan Sedimen

Di batuan atau tanah, arsen (As) terdistribusi sebagai mineral. Kadar As tertinggi dalam bentuk

arsenida dari amalgam tembaga, timah hitam, perak dan bentuk sulfida dari emas. Mineral lain

yang mengandung arsen adalah arsenopyrite (FeAsS), realgar (As4S4) dan orpiment (As2S3).

Secara kasar kandungan arsen di bumi antara 1,5-2 mglkg (NAS, 1977). Bentuk oksida arsen

banyak ditemukan pada deposit/sedimen dan akan stabil bila berada di lingkungan.

Tanah yang tidak terkontaminasi arsen ditemukan mengandung kadar As antara 0,240 mg/kg,

sedang yang terkontaminasi mengandung kadar As rata-rata lebih dari 550 mg/kg (Walsh &

Keeney, 1975).

Secara alami kandungan arsen dalam sedimen biasanya di bawah 10 mg/kg berat kering.

Sedimen bagian bawah dapat terjadi karena kontaminasi yang berasal dari sumber buatan kering

ditemukan pada sedimen bagian bawah yang dekat dengan buangan pelelehan tembaga.

b.Udara

Zat padat di udara (total suspended particulate = TSP) mengandung senyawa arsen dalam bentuk

anorganik dan organik (Johnson & Braman, 1975). Crecelius (1974) menunjukkan bahwa hanya

Page 8: Arsen Berwarna Abu

35% arsen anorganik terlarut dalam air hujan. Di lokasi tercemar, kadar As di udara ambien

kurang dari satu gram per meter kubik (Peirson, et al 1974; Johnson & Braman, 1975).

c.Air

Beberapa tempat di bumi mengandung arsen yang cukup tinggi sehingga dapat merembes ke air

tanah. Kebanyakan wilayah dengan kandungan arsen tertinggi adalah daerah aluvial yang

merupakan endapan lumpur sungai dan tanah dengan kaya bahan organik. Arsenik dalam air

tanah bersifat alami dan dilepaskan dari sedimen ke dalam air tanah karena tidak adanya oksigen

pada lapisan di bawah permukaan tanah (www.wikipedia.org, 2009).

Arsen terlarut dalam air dalam bentuk organik dan anorganik (Braman, 1973; Crecelius, 1974).

Jenis arsen bentuk organik adalah methylarsenic acid dan methylarsenic acid, sedang anorganik

dalam bentuk arsenit dan arsenat. Arsen dapat ditemukan pada air permukaan, air sungai, air

danau, air sumur dalam, air mengalir, serta pada air di lokasi di mana terdapat aktivitas panas

bumi (geothermal).

d.Biota

Penyerapan ion arsenat dalam tanah oleh komponen besi dan aluminium, sebagian besar

merupakan kebalikan dari penyerapan arsen pada tanaman (WaIlsh, 1977). Kandungan arsen

dalam tanaman yang tumbuh pada tanah yang tidak tercemari pestisida bervariasi antara 0,01-5

mg/kg berat kering (NAS, 1977). Tanaman yang tumbuh pada tanah yang terkontaminasi arsen

selayaknya mengandung kadar arsen tinggi, khususnya di bagian akar (Walsh & Keene, 1975;

Grant & Dobbs, 1977). Beberapa rerumputan yang mengandung kadar arsen tinggi merupakan

petunjuk/indikator kandungan arsen dalam tanah (Porter & Peterson, 1975). Selain itu, ganggang

laut dan rumput laut juga umumnya mengandung sejumlah kecil arsen.

2.Produksi dalam Industri

Berdasarkan data yang digunakan dari Biro Pertambangan Amerika Serikat (Nelson, 1977),

dapat diperkirakan bahwa total produksi senyawa arsen di dunia mulai tahun 1975 sekitar

600.000 ton. Negara-negara produser utama adalah: China, Peru, Swedia, USA dan USSR.

Negara-negara tersebut mampu mencukupi sampai 90% produk dunia. Arsen trivalen adalah

basis utama industri kimia arsen dan merupakan produk samping dalam pelelehan bijih tembaga

dan timah hitam.

3.Penggunaan Senyawa Arsen

Arsen banyak digunakan dalam berbagai bidang, yaitu salah satunya dalam bidang pertanian. Di

dalam pertanian, senyawa timah arsenat, tembaga acetoarsenit, natrium arsenit, kalsium arsenat

dan senyawa arsen organik digunakan sebagai pestisida.

Sebagian tembakau yang tumbuh di Amerika Serikat, perlu diberi pestisida yang mengandung

arsen untuk mengendalikan serangga yang menjadi hama tanaman tersebut selama masa

pertumbuhannya. Tembakau ini akan digunakan sebagai bahan baku pembuatan rokok.

Page 9: Arsen Berwarna Abu

E.     Toksisitas

Toksisitas senyawa arsenik dan sangat bervariasi. Bentuk organik tampaknya memiliki

toksisitas yang lebih rendah daripada bentuk arsenik anorganik.. Penelitian telah menunjukkan

bahwa arsenites (trivalen bentuk) memiliki toksisitas akut yang lebih tinggi daripada arsenates

(pentavalent bentuk). Minimal dosis akut arsenik yang mematikan pada orang dewasa

diperkirakan 70-200 mg atau 1 mg/kg/hari. Sebagian besar melaporkan keracunan arsenik tidak

disebabkan oleh unsur arsenik, tapi oleh salah satu senyawa arsen, terutama arsenik trioksida,

yang sekitar 500 kali lebih beracun daripada arsenikum murni. Gejalanya antara lain: sakit di

daerah perut, produksi air liur berlebihan, muntah, rasa haus dan kekakuan di tenggorokan, suara

serak dan kesulitan berbicara, masalah muntah (kehijauan atau kekuningan, kadang-kadang

bernoda darah), diare, tenesmus, sakit pada organ kemih, kejang-kejang dan kram, keringat

basah, lividity dari ekstremitas, wajah pucat, mata merah dan berair (www.wikipedia.org, 2009).

Gejala keracunan arsenik ringan mulai dengan sakit kepala dan dapat berkembang menjadi

ringan dan biasanya, jika tidak diobati, akan mengakibatkan kematian (www.wikipedia.org,

2009).

F.      Mekanisme Terjadinya Toksisitas

Mekanisme Masuknya Arsen dalam tubuh manusia umumnya melalui oral, dari

makanan/minuman. Arsen yang tertelan secara cepat akan diserap lambung dan usus halus

kemudian masuk ke peredaran darah (Wijanto, 2005).

Arsen adalah racun yang bekerja dalam sel secara umum.Hal tersebut terjadi apabila arsen

terikat dengan gugus sulfhidril (-SH), terutama yang berada dalam enzim.Salah satu system

enzim tersebut ialah kompleks.piruvat dehidrogenase yang berfungsi untuk oksidasi

dekarboksilasi piruvat menjadi Co-A dan CO2 sebelummasuk dalam siklus TOA (tricarbocyclic

acid). Dimana enzim tersebut terdiri dari beberapa enzim dan kofaktor.Reaksi tersebut

melibatkan transasetilasi yang mengikat koenzim A(CoA-SH) untuk membentuk asetil CoA dan

dihidrolipoil-enzim, yang mengandung dua gugus sulfhidril.Kelompok sulfhidril sangat berperan

mengikat arsen trivial yang membentuk kelat.kelat dari dihidrofil-arsenat dapat menghambat

reoksidasi dari kelompok akibatnya bila arsen terikat dengan system enzim, akan terjadi

akumulasi asam piruvat dalam darah.

     Arsenat juga memisahkan oksigen dan fosfolirasi pada fase kedua dariglikolosis dengan jalan

berkompetisi dengan fosfat dalama reaksi gliseraldehid dehidrogenase.Dengan adanya

pengikatan arsenat reaksi gliseraldehid-3-fosfat, akibatnya tidak terjadi proses enzimatik

hidrolisis menjadi 3-fosfogliserat dan tidak memproduksi ATP.Selama Arsen bergabung dengan

gugus –SH,maupun gugus –SH yang terdapat dalam enzim,maka akan banyak ikatan As dalam

hati yang terikat sebagai enzim metabolic.Karena adanya protein yang juga mengandung gugus –

SH terikat dengan As, maka hal inilah yang meneyebbkan As juga ditemukan dalam rambut,

Page 10: Arsen Berwarna Abu

kuku dan tulang.Karena eratnya As bergabung dengan gugus –SH, maka arsen masih dapat

terdeteksi dalam rambut dan tulang bebrapa tahun kemudian.

G.    Gejala Toksisitas Arsen

   Toksisitas Akut

Toksisitas akut arsen biasanya memperlihatkan gejala sakit perut, gejala tersebut disebabkan oleh

adanya vasodilatasi (pelebaran pembuluh darah) yang akan mengakibatkan terbentuknya vesikel

(lepuh) pada lapisan submukose lambung dan usus. Gangguan tersebut mengakibatkan rasa

mual, muntah, diare (kadang bercampur darah) dan sakit perut yang sangat. Bau napas seperti

bawang putih, diare profus menyebabkan banyak cairan tubuh keluar sehingga menyebabkan

gejala hipontesi. Terjadinya diare profus menyebabakan banyak larutan protein terbuang keluar

tubuh,sehingga mengakibatkan usus ridak berfungsi normal (enteropati). Arsen juga dapat

menyebabkan peningkatan aktivitas mitotik pada sel hati. Gas arsenik dapat mengakibatkan

hemolisis dalam waktu 3-4 jam dan mengakibatkan nekrosis tubulus ginjal akut sehingga terjadi

kegagalan ginjal.

   Tanda-tanda toksisitas As yang akut juga terlihat jelas ialah dengan ditemukannya gejala

rambut rontok kebotakan (alopesia) , tidak berfungsinya saraf tepi yang ditandai dengan

kelumpukan anggota gerak bagian bawah,kaki lemas,persendian tangan lumpuh, dan daya reflex

menurun

   Toksisitas kronis

Terjadinya toksisitas kronis biasanya melibatkan sejumlah populasi penduduk yang  tinggal

dalam suatu kawasan  pencemarn lingkungan oleh arsen dari limbah industri pestisida, pabrik

kertas, bubur pulp dan sebagainya. Epidemiologi penyakit toksisitas arsen kronis terjadi pada

sebuah populasi penduduk di Bangladesh yang mengonsumsi air tanah yang mengandung arsen.

Konsentrasi arsen dalam air tanah pada daerah tersebut dapat mencapai 10 sampai 1820 mg/l.

Gejala akan timbul dalm waktu 2 sampai 8 minggu sejak penderita mulai mengonsumsi air yang

terkontaminasi tersebut. Gejala yang jelas terlihat adalah adanya kelainan pada kulit dan kuku,

terciri dengan adanya hyperkeratosis, hiperpigmentasi, dermatitis dengan terkelupasnya kulit 

dan adanya warna putih pada persambungan kulit dan kuku.

Toksisitas As kronik juga dapat meningkatkan penyebab risiko terjadinya kanker pada kulit,

paru-paru, hati (liver-angiosarkoma), kantung kencing, ginjal, dan kolon. Beberapa kelompok

peneliti menyatakan bahwa keracunan kronis A dapat menyebabkan hepatotoksik

hidroarsenicisme (karena mengonsumsi air minum yang terkontaminasi As), hal tersebut terjadi

setelah 1-15 tahun sejak mengonsumsi air tersebut. Hepatomegali (pembesaran hati) terjadi pada

76,7% dari 248 pasien yang dirawat karena kasus toksisitas kronis As ini.

Page 11: Arsen Berwarna Abu

Pada pemeriksaan laboratorium ditemukan gejala kerusakan hati ditandai dengan kolestasis,

hiperbilirubinemia dan peningkatan aktivitas enzim alkaline fosfatase yang disertai dengan

tingginya konsentrasi arsenik dalam urine.

  Gangguan saraf perifer akan mulai terlihat pada fase lanjut.Saraf kaki akanlebih parah dari pada

saraf tangan , menyebabkan kulumpuhan pada saraf motorik dan sensorik.Terlihat

kecenderungan terjadinya ulcer (borok) dalam saluran pencernaan, hepatitis kronis, dan sirosis.

   Pada pemeriksaan darah tepi terlihat adanya pansitopeni (sel darah berkurang),terutama

neutropeni (sel darah putih menurun).produksi sel darah merah berhenti dan adanya gambaran

basophilic stippling.Anemia yang ada hubungannya dengan defisiensi asam folat juga terlihat.

   Pada penelitian epidemiologi, nyata hubungan antara toksisitas kronis dari arsen trivial dan

arsen pentavalen dengan ditemukannya kasus kanker paru,kanker limfa, dan kanker kulit.

H.    Dampak Toksisitas Arsen

Sekitar 90% arsen yang diabsorbsi dalam tubuh manusia tersimpan dalam

hati,ginjal,dinding saluaran pencernaan,limfa, dan paru.Juga tersimpan dalam jumlah sedikit

dalam rambut dan kuku serta dapat terdeteksi dalam waktu lama, yaitu beberapa tahun setelah

keracunan kronis.Di dalam darah yang normal ditemukan arsen 0,2µg/100ml. sedangkan pada

kondisi keracunan ditemukan 10µg/100ml dan pada oarng yang mati keracunan arsen ditemukan

60-90µg/100ml.

I.       Pencegahan Terjadinya  Paparan ArsenUsaha pencegahan terjadinya paparan arsen secara umum  adalah pemakaian alat proteksi diri bagi semua individu yang mempunyai potensi terpapar oleh arsen. Alat proteksi diri tersebut misalnya :- Masker yang memadai- Sarung tangan yang memadai- Tutup kepala- Kacamata khususUsaha pencegahan lain adalah melakukan surveilance medis, yaitu pemeriksaan kesehatan dan laboratorium yang dilakukan secara rutin setiap tahun. Jika keadaan dianggap luar biasa, dapat dilakukan biomonitoring arsen di dalam urine.Usaha pencegahan agar lingkungan kerja terbebas dari kadar arsen yang berlebihan adalah perlu dilakukan pemeriksaan kualitas udara (indoor), terutama kadar arsen dalam patikel debu. Pemeriksaan

Page 12: Arsen Berwarna Abu

kualitas udara tersebut setidaknya dilakukan setiap tiga bulan. Ventilasi tempat kerja harus baik, agar sirkulasi udara dapat lancar.

J.       Cara Menanggulangi Toksisitas Arsen

Pada pengobatan kasus keracunan As

Pada kasus keracunan akut, perlu segera diberi obat suportif dan simptomatik untuk

mencegah terjadinya gejala neuropati. Pengobatan dengan pemberian khelasi spesifik yaitu BAL.

Standar pemberian BAL ialah 3-5 mg/kg yang diberikan setiap 4 jam selama 2 hari diikuti

dengan pemberian 2,5 mg/kg setiap 6 jam selama 2 hari. Kemudian diberikan 2,5 mg/kg setiap

12 jam selama 1 minggu. Pada periode pemberian pengobatan tersebut, sampel urine diperiksa

setiap 24 jam dan pengobatan segera dihentikan jika konsentrasi As dalam urine kurang dari 50

mg. pengobatan BAL sering diikuti dengan pemberian penisilamin yang diberikan setiap 6 jam

selama 5 hari.

Pada kasus keracunan kronis, tindakan pertama yang dilakukan ialah menghilangkan sumber

kontaminasi dari penderita. Pengobatan sistem kelasi tidak dianjurkan, karena As mempunyai

waktu paruh biologik hanya sekitar 3-4 hari.

Page 13: Arsen Berwarna Abu

BAB IIIPENUTUP

A.    Kesimpulan

1.   Arsen merupakan logam berat dengan valensi 3 atau 5, dan  berwarna metal (steel-grey).

2.   Toksisitas senyawa arsenik dan sangat bervariasi. Bentuk organik tampaknya memiliki toksisitas

yang lebih rendah daripada bentuk arsenik anorganik.

3.   Cara pencegahan paparan arsen dengan menggunakan alat proteksi diri dan melakukkan

surveilance medis.

B.     Saran

Untuk menghindari terjadinya keracunan akibat paparan arsen melalui udara, air, tanah,biota

dan kegiatan industry maka yang harus dilakukan adalah menggunakkan alat proteksi diri ,

seperti memakai masker, sarung tangan, kacamata dll saat berada di lingkungan kerja yang

berhubungan dengan pertambangan. Selain itu melakukkan surveilance medis setiap tahun secara

rutin. Ini ditujukan agar tidak terjadinya keracunan akibat paparan Arsen.

BAB IV

Page 14: Arsen Berwarna Abu

DAFTAR PUSTAKACotton dan Wilkinson . 2009 . Kimia Anorganik Dasar . Jakarta  : UI-Press

Darmono . 2006 . Lingkungan Hidup dan Pencemaran Hubungannya Dengan Toksikologi

Seyawa Logam . Jakarta . UI-PressAdnan Agnesa. 2010. Makalah Toksikologi Industri ARSEN. http://kesmas-unsoed.blogspot.com/2010/10/makalah-toksikologi-industri-arsen.html.30 Maret 2012Fhazira. 2010. Logam Berat Arsen. http://chitralestari.blogspot.com/2010/09/logam-berat-arsen.html. 30 Maret 2012Darmono . 2009 . Farmasi Forensik dan Toksikologi . Jakarta : UI-Press

http://id.wikipedia.org/wiki/Arsen 

 darah sangat tergantung pada diet sehari-hari dan lingkungan sekitar. Pada komunitasdengan kadar arsen normal pada air minumnya, konsentrasi arsen dalam serum antara 3 ± 5 µg/L. Sedangkan pada komunitas dengan kadar arsen 393 µg/L dalam air minumnya,didapati konsentrasi arsen dalam darahnya rata-rata 13 µg/L. Pada pemeriksaan darahlengkap bisa didapatkan gambaran anemia hemolitik.(2,7,8) 3.Pemeriksaan rambut dan kukuArsen disimpan secara selektif di jaringan ektodermal, terutama di jaringan keratinkuku dan rambut. Kadar arsen kurang dari 0,1 mg/100 gram rambut umumnya tidak  punya makna. Kadar sebesar itu dapat terjadi akibat akumulasi arsen pada paparansubklinik pada orang normal, misalnya dar air, debu atau bahan kosmetik. Arsen dapatdideteksi pada rambut dan kuku dalam jumlah signifikan hanya 30 jam setelah paparan.Kadar normalnya untuk orang yang tinggal di lingkungan yang bebas kontaminasi adalah(2,7,8)G.PENATALAKSANAAN Penatalaksanaan intoksaikasi arsen dilakukan dngan beberapa tindakan sbb(1,4,8):1.Dekontaminasi usus: Pemberian arang aktif (norit), lavase dan/atau laksan dapat dilakukanuntuk dekontaminasi usus.2.Percepatan eliminasi: Tindakan hemodialisis dapat dipertimbangkan jika arsen ditelandalam jumlah banyak dan ditemukan adanya gejala sistemik berupa hipotensi, kekacauanmental, koma, oliguria dan / atau asidosis laktat. Dimercaprol atau BAL dapat diberikan bersama hemodialisis untuk mencegah kemungkina redistribusi arsen.3.Terapi suportif: Balans cairan dan elektrolit perlu mendapat perhatian karena arsenmenyebabkan vasodilatasi. Obati hipotensi yang terjadi dengan pemberian cairansebelum menggunakan obat vasopresor. Lakukan EKG dan monitor irama jantung.Lakukan pemantauan

Page 15: Arsen Berwarna Abu

fungsi liver dan ginjal secara ketat. Foto thoraks juga perludilakukan karena pada intoksikasi arsen dapat terjadi komplikasi edema pulmonal,

 meskipun jarang, dan dapat pula terjadi gagal napas akibat kelemahan otot yangmungkin terjadi beberapa minggu setelah keracunan berat.4.Antoidotum: British Anti Lewisite (BAL) dalam minyak (dimercaprol) merupakanantidotum untuk semua kondisi keracunan arsen akut yang serius, kecuali untuk intoksikasi arsine. Dosis pemberian BAL bervariasi tergantung dari berat ringannya paparan arsen. Penicillamine merupakan terapi tambahan pada kelainan pencernaan yangserius dan efek sampingnya lebih ringan dibandingkan BAL. Obat lainnya yaituDimercaptosuccinic acid (DMSA) merupakan obat oral dan diduga bermanfaat untuk  pengobatan jangka panjang atau pengobatan lanjut keracunan arsen Dimercapto propanesulfonate (DMPS) akan memproduksi kompleks yang larut air dengan arsen, sehinggalebih baik dari BAL karena dapat menembus ssp.H.ASPEK MEDIKOLEGAL Pemeriksaa forensik dalam kasus keracunan, dapat dibagi dalam dua kelompok, yaituatas dasar dari tujuan pemeriksaan itu sendiri. Yang pertama bertujuan untuk mencari penyebab kematian, dalam hal ini keracunan akibat arsen. Yang kedua untuk mengetahuimengapa peristiwa keracunan itu bisa terjadi, misalnya pembunuhan, kelalaian/kecelakaan,ataupun bunuh diri.(12) Ditinjau dari segi kepentingan menurut medikolegal, maka dapat disimpulkan mengenaiarsen sbb(8):1.Arsen sangat sering digunakan utuk membunuh, karena:yHarganya murahyMudah diperolehyTidak mempunyai bau dan rasa sehingga mudah dicampur dengan makananySangat efektif karena hanya dibutuhkan dalam jumlah sedikit

 2.keracunan karena ketidaksengajaaan biasanya karena salah menentukan identitas3.bunuh diri menggunakan arsen sangat jarang ditemukan4.kadang-kadang digunakan untuk membantu tindakan abortus.Mengenai keracunan itu sendiri dalam KUHAP diatur dalam pasal 133 (1), yang berbunyi: Dalam hal penyidik untuk kepentingan peradilan menangani seorang korban baik luka, keracunan ataupun mati yang diduga karena peristiwa yang merupakan tindak pidana,ia berwenang mengajukan permintaan keterangan ahli kepada ahli kedokteran kehakimanatau dokter atau ahli lainnya.(12) DAFTAR PUSTAKA 1.Dyro, Frances M. Arsenic. Available from: URL:http://emedicine.org/html. [Access on:24thAugust 2008].2.Caravati, EM. Arsenic and arsine gas. In: Dart RC.

Page 16: Arsen Berwarna Abu

 Medical Toxicology. Third edition.Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins. 2004. p:1393-1401.3.Agency for Toxic Substances and Disease Registry. Arsenic. Division of Toxicology andEnvironmental Medicine. Atlanta. 2006. Available from:http://www.atsdr.cdc.gov.pdf.[Access on: 24thAugust 2008].4.DiMaio,Vincent J; DiMaio,Dominick. Forensic Pathology. Second edition. CRC PressLLC. 2001. p:500-08, 523-24.5.Marcus, Steven. Toxicity,Arsenic. Available from:URL: http://emedicine.org/html.[Access on: 24thAugust 2008].6.Agency for Toxic Substances and Disease Registry. Arsenic Toxicity Exposure Pathways.Available from:http://www.atsdr.cdc.gov/csem/arsenic/exposure_pathways.html.[Accesson: 24thAugust 2008].7.Agency for Toxic Substances and Disease Registry. Arsenic Toxicity Clinical Evaluation.Available from:http://www.atsdr.cdc.gov/csem/arsenic/.html.[Access on: 24thAugust2008].8.Chadha,Vijay. Ilmu Forensik dan Toksikologi. Edisi kelima. Jakarta: Widya Medika. 1995.p 258-63.

Page 17: Arsen Berwarna Abu
Page 18: Arsen Berwarna Abu

 9.Atmadja, DS. Mendeteksi kematian karena arsen.Available from: URL:http://www.freewebs.com/arsenpapdi/caramendeteksi.html.10.Sampurna B,dr. Ilmu Kedokteran Forensik. Cetakan 2. Jakarta: FKUI. p.101-10611.Suyono A. Keracunan Zat Korosif dan logam. Available on :http://www.freewebs.com/reef_forensik/index.htm. [Access on: 24th August 2008].12.Abdul MI. Pedoman Ilmu Kedokteran Forensik. Edisi pertama. Jakarta: Binarupa Aksara.1997. p.330-31