ipal choy

Upload: tonystark

Post on 02-Mar-2016

47 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

vnvbn

TRANSCRIPT

  • 7/18/2019 IPAL CHOY

    1/16

    Initial Concept Paper

    Pembangunan Usaha Jasa Pengolahan LimbahDi Propinsi Jawa Tengah

    Kajian awal atas peluang dan tantangan investasi dalam usaha jasapengolahan limbah dan pengelolaan bahan berbahaya dan beracun (B3) diPropinsi Jawa Tengah.

    Masih dibutuhkan kajian yang lebih teknis untuk memperkuat analisisdasar dan awal ini.

  • 7/18/2019 IPAL CHOY

    2/16

    Initial Concept Paper

    Pembangunan Usaha Jasa Pengolahan LimbahDi Propinsi Jawa Tengah

    Kesimpulan :

    Potensi pasar :- Sekurangnya 1.160 industri di Jateng dan terus bertambah setiap tahunnya.

    - Volume limbah bahan berbahaya dan beracun (B-3) sekitar 49.000 m3 atau setaradengan potensi pasar sebesar 294.000 - 588.000 US$ pertahun. Belum termasukpotensi dari 894.000.000 ton limbah padat B-3.

    Lokasi prioritas : Pekalongan, Semarang, Surakarta

    Kompetitor :Minimum

    Tantangan :- Negosiasi dengan birokrasi, pelibatan Pemerintah Propinsi Jawa Tengah dan KLH

    - Alokasi lokasi terbaik dan negosiasi dengan Pemerintah lokal dan masyarakatsekitar

    - Penyediaan modal dalam jumlah yang memadai pada skema keuntungan jangkapanjang

    - Membangun kepercayaan dan kekuatan legalitas untuk membangun komitmenpasar.

  • 7/18/2019 IPAL CHOY

    3/16

    halaman 1

    Pengantar

    Memecahkan dilema pengusaha dan industriawan adalahjasa/layanan usaha yang akan diberikan oleh rencana usaha ini.Pengusaha dan pelaku industri biasanya memiliki keinginanuntuk meningkatkan kemampuan saing produknya, salah satucaranya adalah melalui sertifikasi ramah lingkungan. Merekajuga memiliki kewajiban untuk mengolah limbah yangdiproduksinya untuk menghindari terjadinya kerusakanlingkungan, konflik sosial/lingkungan atau bahkan sanksiadministratif sampai pidana akibat pencemaran yang

    dilakukannya.Pada sisi lain, membangun instalasi pengolah limbah, membiayaioperasional staff dan instalasi sampai memonitor lingkungannya,tidak dapat disebut murah. Hal ini akan meningkatkan biayaproduksi pada aspek yang tidak berkontribusi secara langsungpada produktivitas.

    Dilema inilah yang menjadi sasaran usaha Perusahaan JasaPengolah Limbah ini.

    Menyelesaikan dilema antara keuntungan dari produksi bersih dankewajiban hukum dengan biaya produksi.

  • 7/18/2019 IPAL CHOY

    4/16

    halaman 2

    Jenis Usaha

    Usaha pada dasarnya adalah jasa pengolahan limbah industri.Produk turunan dari jasa pengolahan limbah ini adalah jasadalam hal :

    1. Jasa pengelolaan bahan berbahaya dan beracun (B3) baikpadat maupun cair termasuk berbagai jenis limbahlainnya;

    2. Jasa Konsultasi Bidang Administrasi Lingkungan(penyusunan dokumen AMDAL, UKL/UPL, dll);

    3. Jasa Konsultasi dan Konstruksi Pembuatan InstalasiPengolahan Limbah (IPAL), instalasi pengolahan air bersih.

    4. Jasa Konsultasi dan Supervisi sertifikasi produk.

    Adapun dalam pengembangannya usaha ini dapat jugabergerak dalam memproduksi air bersih, jasa pengelolaan TPA,pemanfaatan limbah untuk bahan baku konstruksi dan daurulang limbah.

    Usaha ini pada dasarnya adalah jasa pengolahan limbah industridengan berbagai derivat usaha jasa konsultan lingkungan hiduplainnya.

    Pengolahan limbah :- limbah pada dan cair- limbah industri- limbah domestik- limbah kawasan

    Pengelolaan B3 :

    - pengangkutan- penyimpanan- pengolahan limbah

    Desain & konstruksi :

    - IPAL- WTP

    Dokumen lingkunganhidup :

    - AMDAL- UKL/UPL

    Pemanfaatan limbah

  • 7/18/2019 IPAL CHOY

    5/16

    halaman 3

    Basis Asumsi Peluang Usaha

    Tren pasar

    1. Lingkungan hidup pada saat ini adalah salah satu aspekyang menjadi faktor penting dalam pengelolaan sebuah usaha,terutama bagi industri yang berorientasi ekspor.Perkembangan pasar saat ini cenderung mensyaratkan sistemproduksi yang bersih.

    2. Berbagai jenis sertifikasi produk seperti ISO dan Ecolabelberkembang dan menjadi instrumen yang bermanfaat dalammeningkatkan daya saing produk di pasar dunia, terutamaEropa dan Amerika.

    3. Berbagai lembaga dan organisasi perdagangan danpembiayaan internasional juga memberikan banyak fasilitasbagi indutri yang bersih dan tidak merusak lingkungan sepertCDM (Clean Development Mechanism).

    Para pelaku industri akan mendapat berbagai keuntungan danmanfaat berupa dukungan pembiayaan ataupun berbagai fasilitaspasar yang lebih baik lagi jika mereka mampu mengelolaindustrinya secara bersih dan tidak merusak lingkungan.

    M a n f a a t b a g ipengusaha :

    - manfaat produksi(e f is iens i b iayamodal dan produksi)

    - manfaa t pasar( k e u n t u n g a nkompara t i f da r isertifikasi produk)

    - manfaat regulasi(kewajiban industri)

    - manfaat sosia l( s t a b i l i t a slingkungan sosial).

  • 7/18/2019 IPAL CHOY

    6/16

    Regulasi

    1. Bahwa pada dasarnya setiap pelaku usaha diwajibkanuntuk melakukan pengelolaan limbah hasil usahanya.Termasuk didalamnya adalah melakukan pengelolaanterhadap bahan berbahaya dan beracun (B3). Bahwapengelolaan limbah tersebut dapat dilakukan ataudiserahkan kepada pihak lain .

    2. Bahwa pencemaran lingkungan oleh sebuah kegiatan atauusaha adalah pelanggaran hukum dan merupakan tindakpidana .

    [1]

    [2]

    [Lanjutan]

    Basis Asumsi Peluang Usaha

    [1] Kutipan : UURI No. 23 tahun 1997Pasal 16

    (1) Setiap penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan wajibmelakukan pengelolaan limbah hasil usaha dan/ataukegiatan.

    (2) Penanggungjawab usaha dan/atau kegiatan sebagaimanadimaksud pada ayat (1) dapat menyerahkan pengelolaanlimbah tersebut kepada pihak lain.

    Pasal 17(1) Setiap penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan wajib

    melakukanpengelolaan bahan berbahaya dan beracun.(2) Pengelolaan bahan berbahaya dan beracun meliputi:

    menghasilkan,mengangkut, mengedarkan, menyimpan,menggunakan dan/atau membuang.

    [2] Lihat Bab IX pasal 41 48, UURI No. 23 tahun 1997

    halaman 4

  • 7/18/2019 IPAL CHOY

    7/16

    Risiko usaha

    1. Pengolahan limbah yang baik dapat meminimalisasikan

    risiko terjadinya kerusakan lingkungan sekitar areal usaha /industri.

    2. Semakin kecil risiko kerusakan lingkungan akanmeminimalisasikan juga risiko sosial dan risiko birokrasi /administrasi yang timbul sebagai dampak terjadinyapencemaran / kerusakan lingkungan.

    [Lanjutan]

    Basis Asumsi Peluang Usaha

    halaman 5

    Media Indonesia, 10Agustus 2004

    B a s i s R e g u l a s i /Dokumen Perizinan

    1. Izin Pembuangan AirLimbah (IPLC)

    2. Izin pemanfaatan airl i m b a h ( L a n dAplication)

    3. Izin pembuangan airlimbah domestik

    3. Izin pembuangan airlimbah/Dumping keLaut

    4. Iz in PengelolaanLimbah B3

    a. Izin PenyimpananSementara

    b.Izin/ RekomendasiPengangkutan

    c. Izin/Rekomendasi

    Pemanfaatand. Izin Pengolahan

    e. Izin Penimbunan

  • 7/18/2019 IPAL CHOY

    8/16

    halaman 6

    Deskripsi Pasar

    Sasaran pasar dari usaha jasa pengelolaan limbah ini adalahindustri yang belum memiliki Instalasi Pengolah Limbah (IPAL)yang memadai dan atau industri yang belum memiliki ijinpengelolaan bahan berbahaya dan beracun (B3).

    Data produksi limbah

    Sampai saat ini tercatat ada sekurangnya 1.160 industri yangada di Jateng setiap tahunnya menghasilkan limbah bahanberbahaya dan beracun (B-3). Setiap tahun, sekitar 49.000 m3limbah cair berbahaya dan beracun dibuang ke saluran-salurandaerah aliran sungai (DAS).

    Sementara itu, pada saat yang sama sedikitnya 894.000.000 tonlimbah padat B-3 mengancam kelestarian lingkungan tanah danair [3].

    Pada saat ini, apa lagi dimasa mendatang, pasar jasa pengolahanlimbah di Jawa Tengah sangat besar.

  • 7/18/2019 IPAL CHOY

    9/16

    No. Keterangan Jumlah

    1.Pertanian, Peternakan, Kehutanan, Perburuan, danPerikanan

    265

    2. Pertambangan 48

    3. Industri Pengolahan 1.638

    4. Listrik, Gas, dan Air 6

    5. Bangunan 108

    6. Perdagangan, Rumah Makan, dan Hotel 236

    7. Angkutan Darat dan Angkutan dengan Pipa 72

    8.Keuangan, Asuransi, Usaha, Persewaan Bangunan,Tanah, dan Jasa Perusahaan

    208

    9. Jasa-jasa Lainnya 209

    TOTAL 2.790

    Jenis usaha / industri potensial

    Industri yang potensial adalah berbagai industri yangmenggunakan atau menghasilkan limbah terutama limbah B3seperti industri kimia, petrokimia, garmen dan industripelapisan logam.

    Berikut adalah statistik industri yang ada di Jawa Tengah.

    Industri potensial :

    - Industr i garmen /tekstil

    - Industri farmasi

    - Industri kimia danpetro kimia

    - Industr i pe lap isanlogam

    - Industri plastik dandaur ulang plastik

    - Industri rambut palsu

    - Industri kertas

    - I nd us t ri c at d anpewarna lainnya

    - Industri pestisida dansejenisnya

    - Industri kosmetik- Kawasan industri

    - Kawaan Perkotaan,permukiman

    - dll

    [Lanjutan]

    Deskripsi Pasar

    Sumber : KADIN Propinsi Jawa Tengah.

    halaman 7

  • 7/18/2019 IPAL CHOY

    10/16

    Lokasi potensial

    Kota Semarang merupakan salah satu kota dengan tingkatpencemaran terberat selain Kendal, Kudus, Pati, Kota Surakarta,Karanganyar, Sukoharjo, Wonogiri, Klaten, Sragen, Pekalongan,Cilacap, Banjarnegara, dan Banyumas .

    Adapun gambaran umum sebaran lokasi usaha dan industriadalah sebagaimana tabel berikut :

    [3]

    [4]

    [Lanjutan]

    Deskripsi Pasar

    [3] Bapedal Propinsi Jawa Tengah, 2004.[4] Sumber : KADIN Propinsi Jawa Tengah.

    Tabel ini adalah analog gambaran sebaran usaha / industri di Jawa Tengah berdasarkansebaran anggota KADIN Propinsi Jawa Tengah. Meskipun bukan jumlah pasti seluruhindustri dan usaha lainnya, akan tetapi sebarannya dapat memberikan gambarankepadatan usaha/industri pada suatu daerah.Jumlah usaha / industri tersebut tidak secara pasti merujuk pada usaha / industri sasaranusaha sebagaimana diusulkan dalam kertas konsep ini. Tidak semua usaha / industrimenghasilkan limbah yang secara spesifik perlu diolah. Kabupaten Banyumas misalnya,

    jumlah terbesar usaha atau industri di kabupaten ini adalah sektor jasa.

    halaman 8

    No. Kabupaten/Kota Jumlah No. Kabupaten/Kota Jumlah No. Kabupaten/Kota Jumlah1 Kota Semarang 509 13 Kab. Boyolali 64 25 Kota Tegal 23

    2 Kab. Semarang 356 14Kab.Karanganyar 60 26 Kota Salatiga 9

    3

    Kab.

    Temanggung 289 15 Kab. Batang 55 27 Kab. Pati 104 Kab. Pekalongan 203 16 Kab. Kudus 46 28 Kab. Sragen 8

    5 Kab. Jepara 188 17 Kab. Sukoharjo 44 29 Kab. Grobogan 7

    6 Kab. Banyumas 182 18 Kab. Klaten 41 30 Kab. Wonosobo 7

    7 Kab. Magelang 153 19 Kab. Tegal 22 31 Kab. Brebes 4

    8 Kota Pekalongan 140 20 Kab. Demak 23 32 Kab. Blora 5

    9 Kota Surakarta 133 21Kab.Banjarnegara 21 33 Kab. Wonogiri 3

    10 Kab. Kebumen 110 22 Kab. Kendal 22 34 Kab. Purworejo 8

    11 Kab. Cilacap 96 23 Kota Magelang 12 35 Kab. Rembang 3

    12 Kab. Purbalingga 73 24 Kab. Pemalang 10

    Lokasi sasaran strategispembangunan usaha jasapengolahan limbah

  • 7/18/2019 IPAL CHOY

    11/16

    Proyeksi pasar

    Proyeksi pasar jasa pengolahan limbah akan tumbuh secaralinier seiring pertumbuhan industri (dan pertumbuhaninvestasi) di Jawa Tengah. Perkembangan investasi yangditanamkan di Jawa Tengah sangat berfluktuasi selamaperiode tahun 2003-2007, meskipun ada kecenderunganmeningkat.

    Pada tahun 2007 Penanaman Modal Daerah Dalam Negeri(PMDN) berdasarkan Surat Persetujuan Tetap (SPT) telahdisetujui sebanyak 24 proyek dengan total investasi sebesar1.307,0 milyar rupiah. Untuk Penanaman Modal Asing (PMA)

    SPT yang dikeluarkan sebanyak 108 proyek dan diperkirakanmampu menyerap tenaga kerja sebanyak 26 ribu orangdengan nilai investasi sebesar 374 juta dolar Amerika .

    Belum lagi penambahan pasar limbah yang meningkat darirelokasi berbagai industri dari Jakarta dan sekitarnya.akibatselisih inflasi daerah .

    [5]

    [5]

    [Lanjutan]

    Deskripsi Pasar

    [5] Badan Pusat Statistik Propinsi Jawa Tengah.

    [6] Tempo Interaktif, Kamis26 Januari 2006. Lebih lengkapnya lihat Box pada halamanberikut.

    halaman 9

    Tahun ProyekNilai Investasi

    (Juta Rp)

    TenagaKerja

    (Orang)2007 24 1.306.994,53 2.912

    2006 15 3.821.468,58 22.086,00

    2005 20 1.912.678,00 18.263,00

    Grafik pertumbuhanproyek investasi di Jawa

    Tengah

  • 7/18/2019 IPAL CHOY

    12/16

    [Lanjutan]

    Deskripsi Pasar

    halaman 10

    Industri Garmen Jabotabek Pindah ke Jawa Tengah

    Kamis, 26 Januari 2006 | 10:53 WIB

    TEMPO Interaktif, Solo:Sejumlah pengusaha industri garmen di kawasan Jabotabekdan Jawa Barat mulai memindahkan pabrik mereka ke wilayah Karesidenan Surakarta,Jawa Tengah (Jateng).

    Pertimbangannya, menurut Tan Kiem Sing, penasehat Asosiai Pertekstilan Indonesia(API) Jateng, biaya produksi di wilayah ini lebih murah dibandingkan di Jabotabek."Sudah ada beberapa yang memindahkan mesin garmennya ke Surakarta, terutama dariJabotabek dan Bandung," kata Tan kepawa wartawan, Kamis (26/1).

    Menurutnya, nilai upah minimum kabupaten/kotamadya (UMK) buruh di kawasan inijauh lebih rendah dibanding di kawasan Jabotabek maupun kota-kota besar di Jawa

    Barat dan Jawa Timur.

    Untuk merelokasi pabrik ke kawasan Surakarta, mereka ada yang melakukan kerjasama dengan pengusaha setempat yang sudah menutup pabriknya, atau membeli lahansendiri.

    Tan yang juga pemilik PT Surakarta Sentosa Sejahtera dan PT Sumber Jaya Textile diKaranganyar ini mengaku tidak tahu pasti berapa pengusaha yang sudah merelokasipabriknya ke Surakarta. Sebab mereka juga tidak punya keharusan untuk melapor keAPI sebagai organisasi pertekstilan.

    "Hanya saja, saya sudah mendapat pemberitahuan dari beberapa pengusaha kalau maudipindah ke Surakarta," ujarnya.

    Sementara itu, Hartono Setyo, pengusaha tekstil dari PT Sari Warna Asli, mengakuidirinya telah merelokasi pabrik garmen miliknya dari Tangerang ke Solo. "Sudahratusan mesin saya tarik ke pabrik di Solo," ujarnya.

    Ia memperkirakan pemindahan pabrik ke daerah yang memiliki potensi ongkosproduksi lebih murah akan terus bertambah. Kalau di Jawa Barat, tujuan relokasi adalahSukabumi.Anas Syahirul

  • 7/18/2019 IPAL CHOY

    13/16

    halaman 11

    Kompetitor

    Sampai saat ini baru teridentifikasi satu kompetitor (CV. Bioso)yang bergerak dalam bidang yang relatif sama yaitupengolahan limbah cair. Perusahaan ini baru mulaiberoperasi di Kabupaten Purbalingga pada tahun 2008 dansampai saat ini belum memiliki ijin usaha. CV. Biosoberoperasi dengan modal kecil (sekitar 2 milyar) denganluasan lahan kurang dari 4.000 meter persegi.

    Kompetitor lain yang beroperasi dan berlokasi di Jawa Tengahbelum teridentifikasi. Hanya ada PT. Tenang Jaya Sejahterayang hanya membuka kantor sales dan marketing untuk areaSemarang, Solo, Surabaya, dan Yogyakarta dengan lokasi diSurabaya.

    Adapun kompetitor dengan skala besar sekurangnya terdapat5 perusahaan yang beroperasi di Jakarta, Tanggerang, Bekasidan Karawang, serta Cilegon (Jawa Barat) .

    Kisaran tarif pengolahan limbah cair sekitar 30 60 USD perdrum kapasitas 200 liter. Kisaran kapasitas produksi 250 10.000 ton per bulan. Kisaran jumlah klien 20 600perusahaan.

    [7]

    Dapat dikatakan tidak ada kompetitor untuk jasa pengolahanlimbah B3 di Jawa Tengah.

    Kompetitor :1 perusahaan sejenis

    berskala kecil;

    5 perusahaan sejenistetapi berlokasi di

    Jakarta dan sekitarnya;

    sekitar 7 perusahaankonsultan lingkungan;

    Kapasitas existingkompetitor :

    Tarif pengolahan limbahcair 30 60 USD perdrum kapasitas 200 liter.

    Kapasitas produksi 250 10.000 ton / bulan.

    Jumlah klien 20 600perusahaan.

    [7] Kementerian Lingkungan Hidup

  • 7/18/2019 IPAL CHOY

    14/16

    halaman 12

    5

    Sumber Pembiayaan

    dan Bentuk Korporasi

    Peran keterlibatan Pemerintah Propinsi menjadi salah satufaktor kunci dalam membangun basis legalitas danakseptabilitas usaha yang menjadi basis kekuatan pemasaranpada usaha di sektor ini. Terdapat sekurangnya dua instansisektoral yang menjadi pemain kunci yaitu BAPEDAL PropinsiJawa Tengah dan BPM Propinsi Jawa Tengah.

    Opsi 1 : Perusda

    Dalam kapasitas modal yang dimilikinya (maksimal 51 persendengan perspektif stabilitas usaha) Pemprop Jatengmembangun perusahaan patungan dengan investor (60persen).

    Bentuk Perusda memiliki kekuatan legitimasi sekaliguskapasitas untuk bermain dalam ruang regulasi birokrasiyang lebih baik. Sisi negatifnya mudah terintervensi olehpolitisi.

    Pembiayaan usaha ini diharapkan dapat bersumber sekurangnya dari2 pihak yaitu investor dan Pemerintah Propinsi Jawa Tengah.

    Kapasitas kunci :

    - Basis legalitas- Akseptabilitas pasar- Dukungan birokrasi- Kapasitas modal- Kapasitas teknologi

  • 7/18/2019 IPAL CHOY

    15/16

    [Lanjutan]

    halaman 13

    Opsi 2 : Perusahaan Perseroan

    Pemprop Jateng bersama investor membangun perusahaanpatungan dengan proporsi penyertaan modal yang kondisionaldan proporsional. Idealnya, investor memiliki sekurangnya 55 70 persen saham.

    Bentuk Perusahaan perseroan ini memiliki kekuatan legitimasisekaligus kapasitas untuk bermain dalam ruang regulasi birokrasi yang masih baik, bergantung pada proses inisiasi danagitas pada kedua instansi kunci diatas. Pada sisi lain intervensipolitik lebih mudah dikendalikan.

    Opsi 3 : Perseroan multipihak

    Investor dan Pemerintah Propinsi Jawa tengah sebagai pemiliksaham dominan, dapat juga melibatkan para pihak secara lebihluas lagi seperti Pemerintah Kabupaten lokal, KADIN PropinsiJateng atau asosiasi industri lainnya.

    Keuntungannya adalah ruang pasar yang terkonsolidasi danmasih adanya dukungan birokrasi. Sedikit sisi negatifnya, akandimungkinkan resistensi dari instansi lingkungan hidup akibatperan pemerintah yang lebih kecil.

    Sumber Pembiayaandan Bentuk Korporasi

  • 7/18/2019 IPAL CHOY

    16/16

    halaman 14

    Daftar istilah

    Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup,termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan

    kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain;Pencemaran lingkungan hidup adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi,dan/atau komponen lain ke dalam lingkungan hidup oleh kegiatan manusia sehingga kualitasnyaturun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan hidup tidak dapat berfungsi sesuaidengan peruntukannya;

    Perusakan lingkungan hidup adalah tindakan yang menimbulkan perubahan langsung atau tidaklangsung terhadap sifat fisik dan/atau hayatinya yang mengakibatkan lingkungan hidup tidakberfungsi lagi dalam menunjang pembangunan berkelanjutan;

    Limbah adalah sisa suatu usaha dan/atau kegiatan;

    Bahan berbahaya dan beracun adalah setiap bahan yang karena sifat atau konsentrasi, jumlahnya,baik secara langsung maupun tidak langsung, dapat mencemarkan dan/atau merusakkanlingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup manusia serta makhluk hidup lain;

    Limbah bahan berbahaya dan beracun adalah sisa usaha dan/atau kegiatan yang mengandungbahan berbahaya dan/atau beracun yang karena sifat dan/atau konsentrasinya dan/atau jumlahnya,baik secara langsung maupun tidak langsung, dapat mencemarkan dan/atau merusakkanlingkungan hidup, dan/atau dapat membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidupmanusia serta makhluk hidup lain;

    Sengketa lingkungan hidup adalah perselisihan antara dua pihak atau lebih yang ditimbulkan olehadanya atau diduga adanya pencemaran dan/atau perusakan lingkungan hidup;

    Dampak lingkungan hidup adalah pengaruh perubahan pada lingkungan hidup yang diakibatkanoleh suatu usaha dan/atau kegiatan;

    Analisis mengenai dampak lingkungan hidup adalah kajian mengenai dampak besar dan pentingsuatu usaha dan/atau kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan bagiproses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan;

    Lampiran