intro (1)hjnynyun

5

Click here to load reader

Upload: rizka-amalia

Post on 04-Dec-2015

214 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

nyuvvvvvvvvvvvvvrtbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbkjjjjjkkkkkjkkkkkkkkkkkkkjjjkkkkkkkkkkkkkkkkkkjjjj5jryjjjjjjjjjjyhrtttttttttttttttttttttttttttttttttthngfggggggg

TRANSCRIPT

Page 1: intro (1)hjnynyun

1

BAB 1

PENDAHULUAN.

1. 1. Latar Belakang.

Arsitektur merupakan suatu ciri khas dari suatu kawasan, dimana arsitektur

berperan juga dalam pembentukan kawasan tersebut. Arsitektur tidak hanya sebagai

bangunan fisik saja, tetapi juga harus memenuhi kebutuhan masyarakat dengan

maksimal. Selain itu arsitektur butuh perawatan yang rutin agar dapat selalu berfungsi

maksimal.

Kabupaten Klaten memiliki satu Gedung Olahraga yang cukup berperan

dalam perkembangan olahraga di Kota Klaten. Dalam perkembangannya Gedung

Olahraga sekarang ini dipandang mengalami kemunduran. Perkembangan GOR saat

ini cukup memprihatinkan, kurang terawat, dan kurang maksimal mewadahi kegiatan

olahraga masyarakat Klaten sekarang ini. Gedung Olahraga sekarang dipandang lebih

memihak pada kalangan menengah ke atas yang mampu menyewa gedung tersebut.

Sedangkan kalangan menengah ke bawah lebih memilih berolahraga pada lapangan-

lapangan outdoor milik sekolah yang lebih murah biayanya bahkan gratis. Selain itu

gedung olahraga tidak mencitrakan fungsi dinamis yang terjadi pada olahraga di

dalamnya.

Jika dilihat dari kondisi site sekarang orientasi gedung olahraga kurang tepat,

pintu masuk gedung olahraga dihadapkan pada jalan Mayor Sunaryo yang kurang

strategis apabila diakses dari jalan utama kota (jalan Pemuda Utara).

Penzoningan ruang pada gedung olahraga kurang tepat, sehingga banyak

memunculkan ruang-ruang sisa yang tidak fungsional. Selain itu penzoningan

komplek bangunan yang tidak tepat membuat beberapa zoning ruang tidak berfungsi

sebagaimana mestinya.

Fungsi gedung olahraga saat ini menyimpang dari konsep gedung olahraga itu

sendiri. Gedung sering digunakan untuk konser musik, resepsi pernikahan, try out tes,

yang sama sekali tidak berhubungan dengan kebutuhan olahraga dimana gedung

olahraga tidak mendukung untuk akustik ruang musik (untuk konser musik). Konsep

Page 2: intro (1)hjnynyun

2

gedung olahraga serba guna membuat gedung tersebut kurang maksimal, karena

lapangan dalam gedung hanya satu sehingga penggunaan gedung harus bergantian

dengan cabang olahraga lain.

Penggunaan struktur bentang panjang GOR sekarang hanya mengacu pada

segi fungsional sebagai penyangga atap saja, belum dipikirkan bahwa struktur

bentang panjang dapat menjadi elemen penghias ruang dalam bangunan maupun

ruang luar bangunan sesuai dengan perkembangan GOR yang mengacu pada citra

dinamis dari fungsi-fungsi yang ada di dalamnya.

Bangunan gedung olahraga merupakan bangunan publik yang harus

memenuhi beberapa persyaratan standar. Gedung olahraga harus mempunyai

beberapa persyaratan ruang antara lain: ruang-ruang olahraga, ruang serba guna,

ruang ganti, kamar kecil, gudang, ruang loket, dan ruang pengelola. Kebutuhan ruang

olahraga harus menyesuaikan dengan minat olahraga dari suatu kawasan karena

tingkat perkembangan olahraga di masing-masing daerah berbeda-beda.

Dalam desain gedung olahraga harus memikirkan ruang sirkulasi yang

maksimal agar tidak mengganggu kenyamanan orang yang berolahraga di dalamnya.

Gedung olahraga harus menghindari banyaknya deretan kolom di dalam ruangan,

maka dengan penggunaan sistem struktur bentang panjang memegang peranan

penting untuk gedung olahraga. Struktur bentang panjang dapat membentuk desain

yang atraktif yang sulit dilakukan pada struktur biasa pada umumnya.

Perlu adanya redesain pada gedung olahraga tersebut untuk memaksimalkan

penggunaan gedung olahraga dan dapat memenuhi animo masyarakat Klaten akan

ruang untuk olahraga, juga dapat memenuhi kebutuhan olahraga semua lapisan

masyarakat Klaten.

1. 2. Rumusan Masalah.

Bagaimana meredesain gedung olahraga GELARSENA di Klaten yang dapat

mewadahi kegiatan-kegiatan olahraga masyarakat dengan maksimal dan mampu

menyesuaikan dengan komplek kawasan, serta membuat gubahan massa yang

atraktif-dinamis dengan penerapan sistem struktur bentang panjang sebagai acuan

perancangan bangunan.

Page 3: intro (1)hjnynyun

3

1. 3. Tujuan.

Meredesain gedung olahraga GELARSENA di Klaten agar dapat mewadahi

kegiatan-kegiatan olahraga masyarakat dengan maksimal serta membuat gubahan

massa yang atraktif-dinamis dengan penerapan struktur bentang panjang sebagai

acuan perancangan bangunan.

1. 4. Sasaran.

• Melakukan studi tentang gedung olahraga.

• Melakukan studi tentang Kota Klaten.

• Melakukan studi tentang ruang-ruang olahraga.

• Melakukan studi tentang struktur bentang panjang.

1. 5. Lingkup.

• Gedung olahraga dibatasi pada bangunan gedung olahraga berstandar

nasional.

• Kota Klaten dibatasi pada site dan kegiatan olahraga di dalamnya, antara lain:

basket, voli, tenis, bulu tangkis, futsal dan bela diri.

• Ruang-ruang olahraga dibatasi pada olahraga basket, voli, tenis, bulu tangkis,

futsal, dan bela diri.

• Struktur bentang panjang dibatasi pada sistem kabel, flat truss, space frame

dan arch system.

1. 6. Metode.

1. 6. 1. Metode Mencari Data.

o Wawancara.

Ditujukan pada kantor KONI (Komite Olahraga Nasional

Indonesia) dan pengelola-pengelola gedung olahraga.

o Observasi.

Pengamatan lapangan pada Gedung Olahraga GELARSENA di

Klaten.

o Studi Pustaka.

Mempelajari buku-buku tentang gedung olahraga, gedung aula,

dan tentang struktur bentang panjang.

Page 4: intro (1)hjnynyun

4

1. 6. 2. Metode Menganalisis Data.

o Kuantitatif.

Menganalisis dari data peminat olahraga, tabel jumlah lapangan

olahraga di Klaten, dan tabel penggunaan lapangan di sekolah-

sekolah.

o Kualitatif.

Dari data pengunjung bisa dikatakan minat masyarakat pada

olahraga sangat sedikit. Hal tersebut disebabkan oleh mahalnya

harga sewa gedung olahraga sehingga hanya mampu dijangkau

oleh kalangan menengah atas.

1. 6. 3. Metode Redesain Gedung Olahraga.

Metode redesain yang diusulkan yaitu membuat gedung olahraga yang

dapat mewadahi fungsi yang berbeda-beda sehingga bisa

memaksimalkan penggunaan gedung olahraga tersebut. Selain itu

menggunakan sistem struktur bentang panjang sebagai acuan

perancangan untuk menampilkan gubahan massa yang atraktif-dinamis

pada bangunan gedung olahraga.

1. 7. Sistematika Penulisan.

BAB 1 : Pendahuluan

Membahas tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan, sasaran,

lingkup, metode, serta sistematika penulisan.

BAB 2 : Tinjauan Gedung Olahraga GELARSENA Klaten.

Membahas tentang kondisi komplek bangunan, potensi gedung

olahraga, kondisi bangunan, struktur bangunan, animo pengguna,

utilitas bangunan, dan kesimpulan.

BAB 3 : Tinjauan Teoritis Gedung Olahraga.

Membahas tentang pengertian gedung olahraga, persyaratan gedung

olahraga, kebutuhan ruang pada gedung olahraga, utilitas gedung

olahraga, dan kesimpulan.

Page 5: intro (1)hjnynyun

5

BAB 4 : Tinjauan Teoritis Sistem Struktur Bentang Panjang.

Membahas tentang pengertian sistem struktur bentang panjang,

pondasi struktur bangunan bentang panjang, material struktur bentang

panjang, material atap, dan macam-macam sistem struktur bentang

panjang.

BAB 5 : Analisis Menuju Konsep Redesain.

Membahas tentang analisis pada site, kebutuhan ruang, penzoningan,

gubahan massa, sirkulasi, sistem struktur bentang panjang, utilitas

bangunan, dan kesimpulan yang diaplikasikan pada site.

BAB 6 : Konsep Redesain.

Membahas tentang konsep perancangan untuk site, kebutuhan ruang,

penzoningan, gubahan massa, sirkulasi, sistem struktur bentang

panjang, utilitas bangunan, dan kesimpulan yang diusulkan untuk

meredesain gedung olahraga tersebut.