intradays4newbie
DESCRIPTION
intradays4newbie trickTRANSCRIPT
Fabianto Wangsamulya Page 1/7 21 November 2006
INTRADAY FOR NEWBIES
Versi 1.0 Oleh Fabianto Wangsamulya
Pengantar
Dalam dunia forex kita kenal bermacam-macam gaya trading. Ada yang long term dengan menahan posisi berhari-hari sampai
berbulan-bulan. Ada pula gaya swing dengan mengikuti trend
jangka sangat pendek misalnya dalam jangka waktu jam. Ada pula gaya scalping yang mengambil profit sangat kecil pada saat
pergerakan pasar besar. Terakhir ada pula yang kita kenal dengan nama intraday yaitu membuka posisi dan menutupnya dalam satu
hari. Dalam tulisan ini akan dijelaskan lebih lanjut mengenai gaya
trading intraday ini yang dikhususkan bagi para trader pemula alias newbies yang ingin mencoba memakai gaya ini. Walaupun tulisan
ini dikhususkan untuk para trader pemula, tulisan ini juga dapat
dipakai oleh para trader senior baik sebagai acuan yang dapat dilihat sewaktu-waktu ataupun sebagai referensi dalam pendidikan
kepada trader yang lebih junior.
Pertanyaan Para Pemula
Pertanyaan yang sering kali saya temukan dan dapatkan dari rekan-
rekan trader terutama para pemula adalah pertanyaan-pertanyaan
seperti ini: “Hari ini GU naik atau turun?” atau “Saya sebaiknya
buka posisi buy/sell di mana yah?” dan juga “Posisi saya sekarang + atau – berapa point, sebaiknya bagaimana yah?”. Bagi saya,
pertanyaan itu sah dan wajar saja ditanyakan oleh para pemula karena para pemula seringkali tidak mengerti bagaimana harus
bersikap dalam pasar termasuk bagaimana harus bersikap terhadap
posisinya sendiri karena saya pun pernah mengalami hal yang sama ☺. Di sini saya tidak akan membahas tentang bagaimana menjawab
pertanyaan itu secara langsung (karena memang jawabannya bisa
macam-macam) atau kewajiban-kewajiban yang harus dilakukan seorang trader agar bisa menjawab pertanyaan seperti itu, tapi
saya akan membahas tentang mengapa pertanyaan seperti itu muncul.
Menurut saya salah satu sebab pertanyaan seperti itu muncul karena pada umumnya para pemula belum atau tidak memiliki gaya
trading yang jelas alias masih coba-coba. Para pemula sering buka posisi berdasarkan feeling atau karena sinyal si anu atau petunjuk si
inu padahal tidak mengerti bagaimana menggunakan atau
memanfaatkan sinyal atau petunjuk tersebut. Dalam tulisan ini saya hendak mengemukakan suatu gaya trading yang disebut intraday
sehingga pada akhirnya para pemula bisa menjawab sendiri
Fabianto Wangsamulya Page 2/7 21 November 2006
pertanyaan-pertanyaan seperti di atas dan bertanggung jawab atas
hasil tradingnya sendiri.
Mengapa Intraday?
Banyak orang akan bertanya mengapa saya mengusulkan strategi intraday. Bukankah hasil dari intraday biasanya kalah dengan hasil
dari gaya swing atau bahkan scalping? Memang masing-masing trader mempunyai gaya sendiri-sendiri dan itu memang merupakan
hak para trader untuk menentukannya. Dalam tulisan ini saya
hanya menjabarkan beberapa hal mengapa saya memilih gaya trading ini tanpa bermaksud merendahkan atau meremehkan gaya
trading lain.
Pada awal atau mula saya trading, saya mulai menghitung-hitung
potensi keuntungan atau profit yang bisa diperoleh dari trading. Banyak masukan yang saya dapat terutama dari para trader senior
terutama dari Pak Richie yang tulisannya saya jadikan referensi
tulisan saya ini. Satu hal yang sangat saya ingat dari beliau adalah ikuti trend sampai trend itu berakhir dan kejar dahulu mutu trading
yang konsisten sebelum kuantitas. Saya pun mengikuti dua nasihat di atas dan saya memutuskan untuk menggunakan gaya scalping
dengan mengambil profit 5-10 point. Dalam pikiran saya sebagai
seorang pemula saya berpikir bahwa mutu trading yang konsisten
berarti profit yang terus menerus dari hari ke hari walau jumlahnya
kecil. Hitung-hitungan kasarnya jika satu hari bisa konsisten dapat
profit 5 point maka selama sebulan hasilnya kurang lebih (20*5) = 100 point dan selama setahun menjadi 1200 point! Jika setiap
trading menggunakan leverage 1:100 dan margin 10% dari modal maka dalam setahun modal saya sudah bertambah 120%! Wow,
bagi saya itu jumlah yang sangat besar sekali.
Misi scalping dengan harapan konsisten sehingga satu tahun dapat
120% modal pun saya jalani dengan memakai chart time frame 5
menit dan berbagai macam indikator seperti MA, MACD, RSI, Bolinger Bands, Stochastic, dll ☺. Hasilnya selama dua minggu
sangat menggembirakan yaitu profit 5-10 point setiap hari! Wow, what a lucky man I am! Tentu para pembaca sudah menyadari bahwa cerita ini belum berakhir dan ada tapinya ☺ Dan kali ini Anda
benar! Setelah masa-masa keberuntungan saya pun mulai bertemu loss alias kerugian. Karena saya termasuk orang yang disiplin dalam
trading maka saya selalu set stop loss (SL) dan target profit (TP). Biasanya saya set SL saya -35 di EU dan -50 di GU meniru Pak Richie ☺ Memang loss saya itu dapat diminalisir tapi saya mulai
menyadari satu hal lagi yang sering juga saya lihat dari para senior
yaitu peluang profit dan resiko lossnya tidak imbang! Dengan gaya
trading seperti itu perbandingan antara peluang profit dan resiko lossnya di EU adalah 5:35 alias 1:7. Artinya adalah profit 7 kali
Fabianto Wangsamulya Page 3/7 21 November 2006
impas dengan sekali loss! Di samping itu saya juga menyadari
bahwa waktu yang bisa saya gunakan untuk trading sangat terbatas, hanya beberapa jam saja setiap harinya. Kesimpulannya
adalah dengan resiko yang besar dan waktu trading yang terbatas
saya mengalami kelelahan dengan gaya trading seperti itu.
Saya pun mencari cara trading lain yang perbandingan antara peluang profit dan resikonya lebih baik. Akhirnya setelah melalui
bermacam-macam diskusi saya pun menyimpulkan untuk mengikuti
jejak para senior yang menggunakan intra day terutama Pak Richie ☺ Ternyata konsisten dalam trading itu bukan berarti profit setiap
hari tetapi hasil yang konsisten dari minggu ke minggu, bulan ke bulan, dan tahun ke tahun.
Dengan intraday ini saya mendapatkan perbandingan yang lebih baik antara peluang profit dan resiko loss yaitu sekitar 1:1 atau 6:5.
Ditambah dengan beberapa aturan yang saya rancang sendiri maka
rasio tersebut bisa ditingkatkan. Selain rasio profit yang meningkat, saya juga tidak mengalami kelelahan karena hanya buka satu posisi
per pair dalam satu hari. Selain itu karena posisi dibuka dan ditutup
dalam satu hari maka tidak perlu kuatir terkena swap atau interest
negatif.
Aturan Intraday
Sama seperti semua gaya trading lainnya, gaya intraday ini juga
memiliki beberapa aturan, yaitu: 1. Posisi dibuka dan ditutup dalam satu hari, tidak ada
overnight. Jika posisi masih terbuka menjelang tengah malam, maka posisi tersebut ditutup.
2. Selalu disiplin menggunakan SL dan TP setiap membuka
posisi atau membuat order. 3. Disiplin menggunakan margin. Sebaiknya tidak menggunakan
lebih dari 10% margin keseluruhan yang dipakai.
4. Sabar. Jangan menggeser-geser SL dan TP yang telah ditetapkan kecuali untuk trailing atau mengamankan profit.
Biarkan posisi terkena SL atau TP atau penutupan manual menjelang tengah malam.
Selain aturan-aturan dasar di atas tentunya masing-masing trader bisa membuat aturan sendiri-sendiri sesuai kepentingannya, yang
penting tetap dalam koridor intraday alias dalam sehari dan disiplin. Memang disiplin ini biasanya yang susah terutama bagi para pemula
tapi hal ini perlu dilatih terus menerus. Jika perlu jangan buka
trading platform Anda sampai menjelang tengah malam setelah membuka posisi atau membuat order ☺
Fabianto Wangsamulya Page 4/7 21 November 2006
Menentukan Trend
Hal paling mendasar dalam menerapkan intraday adalah menentukan trend. Jika trendnya bulish (naik) maka kita buy. Jika
trendnya bearish (turnn) maka kita sell. Jika trendnya sideway alias
tidak jelas arahnya maka kita tidak akan masuk pasar dan membuka posisi atau membuat order. Dengan mengikuti trend
maka kita memperkecil resiko loss kita dan memperbesar peluang profit kita. Pertanyaannya adalah bagaimana kita menentukan
trend? Menentukan trend bisa dengan indikator tapi bagi saya cara
menentukan trend yang terbaik adalah langsung dengan chart harga. Saya akan berikan contohnya secara sederhana.
Saya ambil contoh di chart 1d GU yang aslinya seperti ini.
Pertama kita buat titik tengah atas dan titik tengah bawah pada candlestick-candlestick yang ingin kita amati trendnya. Kemudian
kita sambungkan titik tengah atas dengan titik tengah atas antar
candlestick, demikian juga dengan titik tengah bawahnya sehingga kita akan dapati gambar seperti ini:
Fabianto Wangsamulya Page 5/7 21 November 2006
Kita bisa lihat dengan jelas pada periode 1 itulah trend bullish (naik) sehingga kita akan mengambil posisi buy pada trend itu. Periode 3
itulah trend bearish (turun) sehingga kita akan mengambil posisi
sell pada trend itu. Dan periode 2 itulah periode sideway ketika pasar tidak jelas pergerakannya karena cenderung naik turun atau
malah diam saja.
Membuat Order
Setelah menentukan trend kita beranjak kepada hal mendasar
lainnya yaitu membuat order. Trend hanya memberi kita arahan ke
mana pasar akan melangkah tapi tidak memberi jawaban di mana kita membuka posisi. Di sini saya akan menggunakan cara yang
sederhana tapi efektif yaitu menggunakan perhitungan pivot,
support, dan resistance untuk membuat order.
Perhitungan Pivot, Support, dan Resistance yang saya gunakan
adalah:
R3: H + 2*(Pivot – L) R2: Pivot + H - L
R1: (2*Pivot) - L
Pivot: (H + L + C)/3 S1: (2*Pivot) - H
S2: Pivot – H + L
S3: L – 2*(Pivot – H)
Fabianto Wangsamulya Page 6/7 21 November 2006
Keterangan:
H = high hari sebelumnya, L = low hari sebelumnya, C = close hari sebelumnya.
Saya menyarankan untuk memasang SL dari posisi buka sebesar ½ dari range rata-rata pair. Sebagai contoh SL yang saya pakai adalah
-50 untuk GU dan CHF, -35 untuk EU, -40 untuk UJ. Kemudian kita akan menaruh SL kita di atas resistance atau di bawah support agar
terlindung dari support/resistance. Biasanya saya menggunakan
selisih 10 point dengan support/resistance untuk menutupi deviasi perhitungan support/resistance dan spread. Kemudian biasa saya
memasang TP di R0.5 atau S0.5 yaitu titik tengah antara Pivot dengan R1 atau S1 karena biasa saya cari amannya saja ☺
Saya akan gunakan contoh di GU pada tanggal 15 November 2006 dan 16 November 2006.
Pada tanggal 15 November 2006 kita lihat trend GU adalah bearish sehingga kita buat order Sell GU dengan SL 10 point di atas R1
yaitu 1.9038 sehingga kita buat order Sel di 1.8988. Kita juga
tetapkan TP di S0.5 yaitu di 1.8938. Ternyata pada hari itu GU
memang turun tapi order kita tidak dieksekusi karena tidak sempat
menyentuk 1.8988. Hal ini biasa terjadi dan tidak masalah karena bagi saya lebih baik menaruh order dengan SL dan TP dengan aman
walaupun membuang peluang profit daripada mengalami kerugian ☺
Fabianto Wangsamulya Page 7/7 21 November 2006
Pada tanggal 16 November 2006 kita lihat trend GU masih bearish sehingga kita buat order Sell GU dengan SL 10 point di atas R1
yaitu di 1.8973 sehingga kita buat order Sell GU di 1.8923. Kita
tetapkan TP di S0.5 yaitu di 1.8864. Ternyata pada hari itu GU naik turun dan order kita tereksekusi tapi menjelang tengah malam tidak
sampai 1.8864. Tidak peduli apapun yang terjadi kita tutup saja posisi kita agar aman apalagi walaupun tidak sampai TP tapi posisi
kita sudah profit kira-kira +40 point.
Kesimpulan
Gaya trading intraday ini cocok bagi trader yang mengikuti trend dan tidak mempunyai waktu yang banyak. Dalam intraday, rasio
profit dan resiko loss bisa ditekan sehingga cukup sebanding.
Aturan dasar dalam intraday terutama adalah disiplin dalam membuka dan menutup posisi. Hal dasar dalam intraday ini adalah
menentukan trend dan membuat order menurut trend.
Penutup
Tulisan mengenai intraday ini hanyalah contoh pengamatan dan pengalaman saya mengenai intraday. Di luar contoh-contoh di atas
masih ada banyak varian intraday dengan kelebihan dan
kekurangan masing-masing. Silakan dipelajari dan disesuaikan
dengan minat masing-masing pembaca. Semoga tulisan ini
bermanfaat khususnya bagi para pemula.
Referensi
http://briansignal-indo.blogspot.com/, diambil tanggal 19 Oktober 2006.