intervensi kegawadaruratan syok hipovolemik yang baru.doc

4
Intervensi kegawadaruratan Syok Hipovolemik: Airway 1. Posisi tubuh penderita diletakkan berdasarkan letak luka. 2. Pastikan jalan napas pasien dan pola napas dan sirkulasi dipertahankan. Lakukan penghisapan, bila ada sekresi atau muntah. Rasional : Secara umum posisi penderita dibaringkan telentang dengan tujuan meningkatkan aliran darah ke organ-organ vital. Breathing 3. Beri bantuan ventilator tambahan sesuai kebutuhan. Berikan oksigen 6 liter/menit, bila pernapasan/ventilasi tidak adekuat dengan valve mask atau ETT. Rasional: Mempertahankan kadar oksigen dalam darah pasien. Circulation 4. Perbaiki volume darah sirkulasi dengan penggantian cairan dan darah cepat sesuai ketentuan untuk mengoptimalkan preload jantung, memperbaiki hipotensi dan mempertahankan perfusi jaringan. a. Kateter tekanan vena sentral dimasukkan di dalam atau di daerah atrium kanan untuk bertindak sebagai penunjuk penggantian cairan. Pembacaan tekanan sentral lanjutan (CVP) (normal 8–12 cmH 2 O) memberi petunjuk dan derajat perubahan dari pembacaan data dasar, kateter juga sebagai alat untuk penggantian volume cairan darurat.

Upload: wimbydea

Post on 26-Oct-2015

151 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

Intervensi kegawadaruratan Syok Hipovolemik yang baru.doc

TRANSCRIPT

Page 1: Intervensi kegawadaruratan Syok Hipovolemik yang baru.doc

Intervensi kegawadaruratan Syok Hipovolemik:

Airway

1. Posisi tubuh penderita diletakkan berdasarkan letak luka.

2. Pastikan jalan napas pasien dan pola napas dan sirkulasi dipertahankan. Lakukan

penghisapan, bila ada sekresi atau muntah.

Rasional : Secara umum posisi penderita dibaringkan telentang dengan tujuan meningkatkan aliran

darah ke organ-organ vital.

Breathing

3. Beri bantuan ventilator tambahan sesuai kebutuhan. Berikan oksigen 6 liter/menit, bila

pernapasan/ventilasi tidak adekuat dengan valve mask atau ETT.

Rasional: Mempertahankan kadar oksigen dalam darah pasien.

Circulation

4. Perbaiki volume darah sirkulasi dengan penggantian cairan dan darah cepat sesuai

ketentuan untuk mengoptimalkan preload jantung, memperbaiki hipotensi dan

mempertahankan perfusi jaringan.

a. Kateter tekanan vena sentral dimasukkan di dalam atau di daerah atrium kanan untuk

bertindak sebagai penunjuk penggantian cairan. Pembacaan tekanan sentral lanjutan (CVP)

(normal 8–12 cmH2O) memberi petunjuk dan derajat perubahan dari pembacaan data dasar,

kateter juga sebagai alat untuk penggantian volume cairan darurat.

b. Jarum atau kateter IV diameter besar dimasukkan ke dalam vena perifer. Dua atau

lebih kateter mungkin perlu untuk penggantian cairan cepat dan pengembalian

ketidakstabilan hemodinamik, penekanan pada penggantian volume.

5. Mulai infus IV dengan cepat sampai CVP meningkat di atas pengukuran dasar atau sampai

terdapat perbaikan pada kondisi klinis pasien.

a. Infus larutan Ringger Laktat digunakan pada awal penanganan karena cairan ini

mendekati komposisi elektrolit plasma, begitu juga dengan osmolalitasnya, sediakan waktu

pemeriksaan golongan darah dan pencocokan silang, perbaiki dan bertindak sebagai

Page 2: Intervensi kegawadaruratan Syok Hipovolemik yang baru.doc

tambahan terapi komponen darah. Pemberian infus diberikan lewat intravena berupa

kristaloid intervena (normal saline, ringer lactate) yang diberikan sebanyak 30% lewat

infuse isotonic kristaloid dengan rasio 3:1 (300 mL untuk 100 mL darah yang keluar atau 2-

3L bolus)

b. Mulai tranfusi terapi komponen darah sesuai program, khususnya saat kehilangan darah

lebih parah atau ketika pasien terus mengalami hemoraghi.

c. Kontrol hemoraghi yang menyertai status syok. Lakukan pemeriksaan hematokrit bila

dicurigai berlanjutnya perdarahan (normal pada pria 40-45%, normal pada wanita 37-47%).

d. Pertahankan tekanan darah sistolik dengan memberi cairan dan darah sesuai ketentuan.

4. Pasang kateter urine tidak menetap, catat haluaran urin setiap 15-30 menit. Volume urin

menunjukkan keadekuatan perfusi ginjal. (Normal haluaran urine ≥ 30 mL/jam)

5. Lakukan pemeriksaan fisik cepat untuk menentukan penyebab syok.

6. Pertahankan tindakan keperawatan secara terus menerus terhadap pasien, mulai dari

tekanan darah, denyut jantung, pernapasan, suhu kulit, warna, CVP, EKG, hematokrit

(normal pada pria 40-45%, normal pada wanita 37-47), Hb (normal pada pria 13-18

gr/100mL, pada wanita 12-16 gr/mL), gambaran koagulasi, elektrolit, haluaran urine

(Normal haluaran urine ≥ 30 mL/jam), untuk mengkaji respon pasien terhadap tindakan.

Rasional : Analisis kecenderungan menyatakan perbaikan atau penyimpangan pasien.

7. Tinggikan kaki sedikit untuk memperbaiki sirkulasi serebral lebih baik dan mendorong aliran

darah urine kembali ke jantung (posisi kontraindikasi pada pasien dengan cedera kepala).

Hindarkan tindakan yang tidak perlu.

Rasional: Meningkatkan aliran balik vena. Posisi ini mengembalikan kira-kira 500 mL darah

yang terkumpul di vena kaki ke sirkulasi central.

Drug

8.   Berikan obat khusus yang telah diresepkan (misal obat inatropik seperti dopamine) untuk

meningkatkan kerja kardiovaskuler. Indikasi pemberian dopamine pada pasien syok adalah

apabila setelah pasien diberikan terapi cairan (cairan infus dan transfusi darah) kemudian

menghasilkan haluaran urin normal, RR normal, denyut nadi normal tapi tekanan darah

masih rendah. Dopamin 2–5 µg/kg/menit bisa juga digunakan pengukuran tekanan vena

Page 3: Intervensi kegawadaruratan Syok Hipovolemik yang baru.doc

sentral (normal 8–12 cmH2O), dan bila masih terdapat gejala umum pasien seperti gelisah,

rasa haus, sesak, pucat, dan ekstremitas dingin, menunjukkan masih perlu transfusi cairan.

Penghentian pengobatan dopamine harus dilakukan secara bertahap, penghentian

pengobatan yang mendadak dapat menimbulkan hipotensi berat.