infeksi saluran pernafasan akut - 428

Upload: tokekkompie

Post on 16-Oct-2015

11 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Pediatric

TRANSCRIPT

Infeksi saluran pernafasan akut (ISPA)Pengertian dan batasan umumInfeksi saluran pernafasan akut (ISPA) termasuk penyakit yang sering terjadi pada anak. Ada 2 pembagian ISPA yaitu ISPA atas dan ISPA bawah. Yang termasuk ISPA atas antara lain faringitis, sinusitis, epiglotis, laringotrakeitis, dan common cold, sedangkan ISPA bawah antara lain bronkitis akut dan pneumonia.virus berperan penting pada patogenesis terjadinya ISPA atas.Faringitis adalah peradangan pada faring,hipofaring, uvula dan tonsil yang disebabkan oleh infeksi virus atau bakteri. Faringitis biasanya disebabkan o;eh virus dan Streptococcus -hemolitycus group A. Sinusitis adlah peradangan pada sinus paranasal (maksila,frontal,ethmoid,sphenoid), umunya merupakan komplikasi infeksi bakteri (Streptococcus pneumoniae, Haemophilus influenza, Moraxxela catarhalis) terhadap ISPA atas karena infeksi virus. Common cold merupakan virus influenza yang ringan dan self-limited. Sebagian penderita common cold mengalami komplikasi infeksi bakteri pada sinus paranasal dan telinga tengah. Penyebab tersering common cold adalah Rhinovirus.Diagnosis Anamnesis dan pemeriksaan fisisGejala faringitis bakterial terdiri dari nyeri tenggorokan, demam, sakit kepala dan gejala gastrointestinal. Faring berwarna merah, tonsil membesar dan tertutup oleh eksudat berwarna kuning kemerahan, bisa terdapat petekiae dan lesi doughunt pada palatum molle dan faring posterior, uvula bengkak, berbintik-bintik dan berwarna merah, kelenjer limfe servikales anterior membengkak dan nyeri tekan. Faringitis viral umunya memberikan gejala pilek, batuk dan diare.Gejala commond cold hampir sama dengan faringitis. Pada yang ringan gejala demam tidak muncul. Gejala yang timbul adalah batukmpilek, dan hidung tersumbat.Sinusitis dapat menunjukkan gejala hidung tersumbat,cairan hidung berwarna kuning-hijau (unilateral atau bilateral), demam, batuk kronik berulang, halitosis, menurunnya penciuman, dan edema periorbital. Bisa didaptkan nyeri kepala dan nyeri di daerah muka yang menjalar ke geraham ats (geligi). Pemeriksaan fisis didapatkan pembengkakan mukosa hidung yang kemerahan disertai dengan cairan hidung berwarna kuning-hijau. Nyeri tekan dilokasi sinus maksilaris dan frontalis. Dengan spatel lidah kadang dapat dilihat post-nasal drip di dinding belakang faring. Dapat ditemukan adanya deviasi sseptum atau polip hidung sebagai faktor predisposisi atau efusi cairan di telinga tengah.Pemeriksaan penunjangFaringitis Pada pemeriksaan darah tepi dapat terjadi leukositosis Kultur swab tenggorokan dpat ditemukan kuman Streptococcus -hemolityc Group ASinusitis Transiluminasi Foto rontgen adalah cara diagnostik yang dipakai sampai saat ini. Foto baku untuk diagnostik sinusitis: Waters (okspitomental) untuk melihat sinus frontalis dan maksilaris Caldwell (poatero-anterior) untuk melihat sinus frontalis dan etmoid. Lateral untuk melihat sinus sphenoid dan edenoid.Kriteria adanya sinusitis (maksilaris), jika ditemukan air fluid level, gambaran opaque, penebalan mukosa >50%. CT-scan indikasi: Persiapan operasi karena pengobatan dengan antibiotik gagal Memastikan diagnosis yang sudah dtegakkan dengan foto rontgen normal tapi gejala masih ada Evaluasi kemungkinan adanya penyebaran infeksi ke orbita MRI, jika ada dugaan keganasan, infeksi ajmur, atau penyebaran intrakranialCommon cold Pemeriksaan darah perifer dan hitung jenis leukosit

Terapi Tujuan terapi faringitis yang disebabkan oleh Streptococcus -hemolityc group A adalah untuk mengurangi lama dan keparahan gejala, mencegah komplikasi lokal dan mencegah terjadinya demam reumatik akut dan glomerulonefritis akut.Terapi faringitis dan common cold umunya: Analgetik antipiretik: asetaminofen 10-15 mg/kg/kali, diberikan 4-6 kali/hari atau ibuprofen 10 mg/kg/kali, diberikan 3-4 kali/hari Dekongestan / agonis adrenergik: pseudoefedrin < 2tahun: 4 mg/kg/hari, dibagi 2-4 kali/hari 2-5 tahun: 15 mg/kali, diberikan 3-4 kali/hari, tidak melebihi 60 mg/hari 6-12 tahun: 30 mg/kali, diberikan 3-4 kali/hari, tidak melebihi 120 mg/hari Steroid: deksametason 0,5-2mg/kg/hari, diberikan 3-4x/hariFaringitis pada keadaan tertentu (detritus pada tonsil, KGB leher membesar, leukositosis) memerlukan terapi antibiotik. Antibiotik linni pertama: amoksisilin 50 mg/kg/hari, diberikan 3x/hari. Jika alergi penisilin dapat diberikan eritromisin 20-40mg/kg/hari, diberikan 4x/hari selama 10 hari. Pada pasien defisiensi imun dapat diberikan acyclovir 5mg/kg/hari, diberikan 4x/hari selama 5-10 hari.Terapi utama sinusitis adalah pemberian antibiotik. Antibotik lini pertama: amoksisislin 50mg/kg/hari, diberikan 3x/hari. Jika alergi penisilin dapat diberikan eritromisin 20-40mg/kg/hari, diberikan 4x/hari selama 10 hari. Setelah pemberian antibiotik yang tepat, bila sinusitis masih menetap atau masih rekuren, konsul ke THT untuk mempertimbangkan diperlukannya pembedahan.Pencegahan dan pendidikan Perbaiki hygiene umum, hindari kontak dengan orang dewasa/anak yang menderita infeksi saluran nafas. Banyak minum Hindari merokok dan menghirup zat-zat iritan lainnya Pada pasien rinitis alergi, tetapi agresif terhadap edema mukosa,yang dapat mengganggu aliran sinus dapat mencegah sinusitis sekunder.Daftar pustaka Gabriel GH, Julio PF. The respiratory system. Dalam: Behman RE, Kliegman RM, Jensom HB, penyunting, Nelson textbook of pediatric. Edisi ke-17. Philadelphia: WB Saunders; 2004/ h. 1357-401. Stephen B, Candice J, Kenny C, Peggy K. Ear,nose and throat. Dalam: William WH, Anthony RH, Myron JL, Judith MS, penyunting, Current pediatric daignosis and treatment. Edisi ke-15. New York: McGraw-Hill; 2001. h. 400-27. Metin O, Upper respiratory infection. [Diakses tanggal 9 April 2006]. Diunduh dari http:/www.emedicine.cpm/ped/topic1785.htm