indra kherenzzzt

14
LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM KIMIA DASAR Topik percobaan : Menetapkan Kadar NaCl Dalam Garam Dapur Kotor Oleh : Nama : Ahmad Indra Ma’ruf N I M : DBD 109 017 Kelompok : II (dua) Pratikum ke : IV (empat) Tanggal pratikum : Jum’at, 30 April 2010 Dosen pembimbing : Lendra, ST, MT Asisten pembimbing : Novi Irianti UPT. LAB. DASAR DAN ANALITIK

Upload: richo-periyanto

Post on 21-Dec-2014

80 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

gfg

TRANSCRIPT

Page 1: Indra Kherenzzzt

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM

KIMIA DASAR

Topik percobaan : Menetapkan Kadar NaCl Dalam Garam Dapur Kotor

Oleh :

Nama : Ahmad Indra Ma’ruf

N I M : DBD 109 017

Kelompok : II (dua)

Pratikum ke : IV (empat)

Tanggal pratikum : Jum’at, 30 April 2010

Dosen pembimbing : Lendra, ST, MT

Asisten pembimbing : Novi Irianti

UPT. LAB. DASAR DAN ANALITIK

UNIVERSITAS PALANGKA RAYA

2010

I. Topik Percobaan

Menetapkan Kadar NaCl Dalam Garam Dapur Kotor

Page 2: Indra Kherenzzzt

II. Tujuan Percobaan

Untuk menentukan kemurnian NaCl dalam sampel garam dapur kotor

MOHR

Untuk mengetahui adanya ion logam dalam larutan.

III. Alat dan Bahan

Alat dan Bahan Jumlah

Neraca analitik 1

Gelasarloji 1

Corong 1

Buret Lengkap 1

Erlenmeyer 2

Pipet Volum 1

Labu takar 1

Garam dapur kotor 100 ml

AgNO3 standar 30 ml

K2CrO4 1% 10 tetes

Aqudes Seperlunya

IV. Landasan Teoritis dan Prosedur Pengukuran

A. Dasar Teori

Natrium Chlorida merupakan salah satu bahan yang banyak digunakan oleh masyarakat

dalam pengolahan makanan dan bahan baku dalam berbagai industri kimia. Industri kimia

yang paling banyak menggunakan Natrium Chlorida sebagai bahan bakunya adalah

industri Chlor Alkali. Produk utama dari industri ini adalah chlorine (Cl2) dan Natrium

Hidroksida (NaOH), yang banyak dibutuhkan oleh industri lain, seperti industri pulp dan

kertas, tekstil, deterjen, sabun dan pengolahan air limbah.

Page 3: Indra Kherenzzzt

Konsentrasi ion klorida dalam suatu larutan dapat ditentukan dengan cara titrasi dengan

larutan standart perak nitrat. Endapan putih perak klorida akan terbentuk selama proses

titrasi berlangsung dan digunakan indicator larutan kalium kromat encer. Setelah semua

ion klorida mengendap maka kelebihan ion Ag+ pada saat titik akhir titrasi dicapai akan

bereaksi dengan indicator membentuk endapan coklat kemerahan Ag2CrO4 (lihat gambar).

Prosedur ini disebut sebagai titrasi argentometri dengan metode Mohr.

Larutan standar dalam titrasi memegang peranan yang amat penting, hal ini disebabkan

larutan ini telah diketahui konsentrasi secara pasti (artinya konsentrasi larutan standar

adalah tepat dan akurat). Larutan standar merupakan istilah kimia yang menunjukkan

bahwa suatu larutan telah diketahui konsentrasinya.

Terdapat dua macam larutan standar yaitu larutan standar primer dan larutan standar

sekunder. Larutan standar primer adalah larutan standar yang konsentrasinya diperoleh

dengan cara menimbang.

Page 4: Indra Kherenzzzt

Contoh senyawa yang dapat dipakai untuk standar primer adalah:

Arsen trioksida (As2O3) dipakai untuk membuat larutan natrium arsenit NaASO2

yang dipakai untuk menstandarisasi larutan natrium periodat NaIO4, larutan iodine

I2, dan cerium (IV) sulfat Ce(SO4)2.

Asam bensoat dipakai untuk menstandarisasi larutan natrium etanolat, isopropanol

atau DMF.

Kalium bromat KBrO3 untuk menstandarisasi larutan natrium tiosulfat Na2S2O3.

Kalium hydrogen phtalat (KHP) dipakai untuk menstandarisasi larutan asam

perklorat dan asam asetat.

Natrium Karbonat dipakai untuk standarisasi larutan H2SO4, HCl dan HNO3.

Natrium klorida (NaCl) untuk menstandarisasi larutan AgNO3

jika AgNO3 ditambahkan pada larutan NaCl yang mengandung flourescein maka titik

akhir titrasi akan diamati dengan perubahan warna dari kuning cerah ke merah muda.

Warna endapan yang terlihat akan tampak berwarna sedangkan larutannya tampak tidak

berwarna hal ini disebabkan adanya indikator adsorbsi yang teradsorb pada permukaan

endapan AgCl. Warna dari endapan akan termodifikasi saat indikator teradsorbsi pada

permukaan endapan. Reaksi adsorbsi ini dapat dilihat dengan contoh indikator yang

bermuatan negatif seperti flouroscein.

.

Seperti yang telah kita ketahui dalam titrasi

senyawa yang tidak diketahui konsentrasinya (analit) dititrasi dengan larutan standar

(titran) sampai diperoleh titik akhir titrasi. Karena titran sudah diketahui konsentrasinya

maka kita dapat menghitung konsentrasi larutan analit dengan mudah.

Page 5: Indra Kherenzzzt

Tidak semua zat/senyawa yang ada dalam bentuk larutannya dapat ditentukan dengan

metode titrasi. Terdapat beberap hal (syarat) agar kita dapat menentukan sesuatu dengan

cara titrasi. Syarat-syarat tersebut adalah:

1. Reaksi antara titran dengan analit harus stoikiometri. Artinya reaksi keduanya dapat

ditulis dalam persamaan reaksi yang telah diketahui dengan pasti. Jadi produk reaksi

antara titran dan analit diketahui secara pasti sehingga kita dapat menulis dan

menyetarakan reaksinya. Sebagai contoh reaksi antara HCl dengan KOH dapat ditulis

secara pasti sebagai berikut:

HCl + KOH -> KCl + H2O

2. Reaksi antara titran dan analit harus berlangsung dengan cepat, hall ini untuk

memastikan proses titrasi cepat berlangsung dan titik equivalent cepat diketahui.

3. Tidak ada reaksi lain yang mengganggu reaksi antara titran dan analit. Bila ada zat-zat

pengganggu maka zat tersebut harus dihilangkan. Sebagai contoh bila kita melakukan

titrasi asam asetat dengan NaOH maka tidak boleh ada asam lain seperti H2SO4 yang

nantinya akan mengganggu reaksi antara asam asetat dan NaOH

4. Bila reaksi antara titran dengan analit telah berjalan dengan sempurna (artinya titran

dan analit sama-sama habis bereaksi) maka harus ada sesuatu yang dapat dipergunakan

untuk penanda keadaan ini. Perubahan ini bisa berupa berubahnya warna larutan,

perubahan arus listrik, ataupun perubahan sifat fisik larutan yang lain. Perubahan ini

dalam titrasi asam basa bisa dipergunakan indicator tapi yang perlu diingat jarak

antara titik akhir titrasi dengan titik equivalent harus berdekatan.

5. Kesetimbangan reaksi harus mengarah jauh ke pembentukan produk sehingga dapat

diukur secara kuantitatif. Bila reaksi tidak mengarah jauh ke pembentukan produk

maka akan sulit untuk menentukan titik akhir titrasi.

B. Prosedur Kerja

Timbanglah dengan tepat dari sampel garam dapur kotor di atas gelas arloji seberat

0,580 gram dan segera lanjutkan ke dalam gelas piala dengan air suling/aquades.

Kemudian masukkan pada labu takar 100 ml serta tambah lagi dengan aquades.

Kemudian masukkan pada labu takar.

Dari larutan sampel di atas, ambil dengan pipet volum sebanyak 10 ml dan

masukkan ke dalam Erlenmeyer.

Page 6: Indra Kherenzzzt

Tambahkan lagi indikator K2CrO4 1 % sebanyak 2-5 tetes.

Kemudian di titrasi dengan larutan standar AgNO3 tetes demi tetes melalui buret,

hingga warna berubah warna putih menjadi warna merah.

Lakukan percobaan tersebut minimal 2 kali dan catatlah.

V. Data Hasil Pengamatan

Tabung PerlakuanPenambahan AgNO3

Sebelum Sesudah Volume AgNO3

1 - mengambil larutan NaCl

sebanyak 10 ml, memasukan ke-

dalam Erlenmeyer. Lalu,

menambahkan indicator K2CrO4

1% sebanyak 5 tetes.

Warnanya

putih

kekuning-

kuningan

Warnanya

menjadi

merah bata

9,6 ml

- Kemudian, dititrasi dengan

larutan AgNO3, Ditetes

melalui buret hingga warnanya

berubah, kemudian mengamati

perubahannya / mencatat

hasilnya.

Volume awal

20 ml

Volume

akhir

29,6 ml

2 - mengambil larutan NaCl

sebanyak 10 ml, memasukan ke-

dalam Erlenmeyer. Lalu,

menambahkan indiKator K2CrO4

1% sebanyak 5 tetes.

Warnanya

kuning bening

Warnanya

berubah

menjadi

merah hati

10,3 ml

- Kemudian, dititrasi dengan

larutan AgNO3, Ditetes

melalui buret hingga warnanya

berubah, kemudian mengamati

perubahannya / mencatat

hasilnya.

Volume awal

29,6 ml

Volume

Akhir

39,9 ml

Page 7: Indra Kherenzzzt

VI. Analisis Data dan Tugas

A. Analisis Data

Pada umumnya titrasi argentometri dapat dibedakan atas tiga metode berdasarkan

indicator yang dipakai dalam titrasi tersebut, yaitu: Indikator kalium kromat K2CrO4

Titrasi argentometri dengan menggunakan indicator ini biasa disebut sebagai argentoetri

dengan metode Mohr. Ini merupakan titrasi langsung titrant dengan menggunakan larutan

standar AgNO3. Titik akhir titrasi diamati dengan terbentuknya endapan.

Pada titrasi argentometri dengan metode Fajans, Jika AgNO3 ditambahkan pada

larutan NaCl yang mengandung flourescein maka titik akhir titrasi akan diamati dengan

perubahan warna dari kuning cerah ke merah muda. Warna endapan yang terlihat akan

tampak berwarna sedangkan larutannya tampak tidak berwarna hal ini disebabkan adanya

indikator adsorbsi yang teradsorb pada permukaan endapan AgCl. Warna dari endapan

akan termodifikasi saat indikator teradsorbsi pada permukaan endapan. Reaksi adsorbsi

ini dapat dilihat dengan contoh indikator yang bermuatan negatif seperti flouroscein.

B. Ralat

Tabel: Menghitung kesalahan Mutlak dan Kesalahan Relatif

Volume AgNo3 Satuan panjang terkecil Kesalahan Mutlak Kesalahan Relatif

9,6 ml 0,1 0,05 0,005

10,3 0,1 0,05 0,004

C. Tugas

1. Hitunglah konsentrasi (M) dari NaCl pada masing-masing tabung

dengan rumus : V1 . M1 = V2 . M2, Jika diketahui MAgNO3 = 0,1 M !

2. Hitunglah massa NaCl pada masing-masing tabung dengan rumus

MNaCl = VNaCl x MNaCl x MrNaCl, jika diketahui Mr = 58,5 g/mol !

3. hitunglah kadar NaCl dalam garam dapur dengan rumus :

MNaCl

% NaCl = —————— x 100 %Mgaram dapur

4. Apa fungsi dari indikator K2CrO4 ?

5. Tulislah reaksi dari

Page 8: Indra Kherenzzzt

a. NaCl + AgNO3 →

b. NaCl + K2CrO4 →

Penyelesaian

dik : V1 = 20 ml

V2 = 29,6 ml

M2 = 0,1 M

Mr = 58,5 g/mol

1. V1 . M1 = V2 . M2

20 . M1 = 29,6 . 0,1

20 . M1 = 2,96

M1 = 6,75 M

2. MNaCl = VNaCl x MNaCl x MrNaCl

= 29,6 x 0,1 x 58,5

= 173,16 M

MNaCl

3. % NaCl = —————— x 100 %Mgaram dapur

173,16 = —————— x 100 %

58,5

= 296 %

4. Fungsi indicator K2CrO4

Untuk mengubah warna larutan menjadi warna kuning.

Sebagai indicator adsorbsi Dimana indicator ini akan berubah warnanya jika

teradsorbsi pada permukaan.

5. Reaksi

a. NaCl(aq) + AgNO3(aq) → AgCl(aq) + NaNO3(aq)

b. 2AgNO3 + K2CrO4 → Ag2CrO4(aq) + 2KNO3(aq)

c.VII. Diskusi, Kesimpulan, dan Saran

Page 9: Indra Kherenzzzt

A. Diskusi

Di dalam diskusi, kami mendapat beberapa kendala yang kami hadapi

Yaitu :

Dalam melakukan percobaan kami kurang teliti, pada saat melakukan

perhitungan titrasi.

B. Kesimpulan

Di dalam pratikum tersebut, hasil percobaan sesuai dengan teori yang

ada dalam praktikum kimia tersebut yaitu :

Titrasi argentometri adalah suatu proses titrasi yang menggunakan AgNO3

AgNO3 bebas larut dalam, air, alkohol, ammonia air, agak larut dalam Eter.

Jika AgNO3 ditambahkan pada larutan NaCl yang mengandung flourescein maka titik

akhir titrasi akan diamati dengan perubahan warna dari kuning cerah ke merah

muda. Warna endapan yang terlihat akan tampak berwarna sedangkan larutannya

tampak tidak berwarna hal ini disebabkan adanya indikator adsorbsi.

Titik equivalent dapat ditentukan dengan berbagai macam cara, cara yang umum

adalah dengan menggunakan indicator. Indikator akan berubah warna dengan

adanya penambahan sedikit mungkin titran, dengan cara ini maka kita dapat

langsung menghentikan proses titrasi.

argentometri dapat dibedakan atas tiga metode berdasarkan indicator yang dipakai

dalam titrasi tersebut, yaitu: Indikator kalium kromat K2CrO4 Titrasi argentometri

dengan menggunakan indicator ini biasa disebut sebagai argentoetri dengan metode

Mohr.

Tidak semua zat bisa ditentukan dengan cara titrasi akan tetapi kita harus

memperhatikan syarat-syarat titrasi untuk mengetahui zat apa saja yang dapat

ditentukan dengan metode titrasi untuk berbagai jenis titrasi yang ada. Mengenal

berbagai macam peralatan yang dipergunakan dalam titrasipun sangat berguna agar

kita mahir melakukan teknik titrasi.

C. Saran

Page 10: Indra Kherenzzzt

Ini saran buat teman-teman, Apabila melakukan percobaan harus memakai sarung tangan

dan menggunakan pakaian kerja.

Dalam pelaksanaan percobaan kita perlu ketelitian agar tidak terjadi kesalahan. Yang

perlu kita amati yaitu rangkaiannya, apakah sudah benar-benar maksimal, bila sudah

maksimal baru kita melaksanakan percobaan.

VIII.Daftar Pustaka

Herman DZ (2006). "Tinjauan terhadap tailing mengandung unsur pencemar As, Hg,

Pb, dan Cd". J Geol Indones 1: 31-36.

Klaassen CD, Amdur MO, Doull J (1986). Toxicology The Basic Science of Poisons. New

York: Macmillan Publishing Company.

Widowati W, Sastiono A, Jusuf R (2008). Efek Toksik logam Pencegahan dan

Penanggulangan Pencemaran. Yogyakarta: Andi. ISBN 978-979-29-0448-2.

Smart and Moore Solid State Chemistry: An Introduction (Chapman and Hall) ISBN 0-

412-40040-5

Stephenson, G. Mathematical Methods for Science Students (Longman)ISBN 0-582-

44416-0

Voet and Voet Biochemistry (Wiley) ISBN 0-471-58651-X

IX. LampiranLaporan sementara praktikum kimia Analitik