indonesia kaya akan budaya.docx

4
MAKALAH DISKUSI TERSINGKIRNYA PRODUK LOKAL Disusun Oleh : Annida Falahaini (03) Azizah Nur A. (04) Dzaki Al Kafi (09)  Neli Hidaya ti (18) Sunnia Eka F. (27) Yussach Afdi (31) XII IPA 2 SMA NEGERI 1 TEGAL Jalan Menteri Supeno 16 Telepon (0283) 353498  

Upload: sunnia-eka-fajriyatin

Post on 10-Feb-2018

217 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Indonesia kaya akan budaya.docx

7/22/2019 Indonesia kaya akan budaya.docx

http://slidepdf.com/reader/full/indonesia-kaya-akan-budayadocx 1/4

MAKALAH DISKUSI

TERSINGKIRNYA PRODUK LOKAL

Disusun Oleh :

Annida Falahaini (03)

Azizah Nur A. (04)

Dzaki Al Kafi (09)

 Neli Hidayati (18)

Sunnia Eka F. (27)

Yussach Afdi (31)

XII IPA 2

SMA NEGERI 1 TEGAL

Jalan Menteri Supeno 16 Telepon (0283) 353498 

Page 2: Indonesia kaya akan budaya.docx

7/22/2019 Indonesia kaya akan budaya.docx

http://slidepdf.com/reader/full/indonesia-kaya-akan-budayadocx 2/4

Indonesia kaya akan budaya. Jika sebuah bangsa mencintai budaya mereka sendiri, tentu

mereka akan mempunyai rasa nasionalisme. Sebaliknya, jika bangsa sudah tidak mencintai

 budaya mereka sendiri dan justru mengadopsi budaya asing, rasa cinta tanah air pun tidak akan

tumbuh di dalam hati mereka. Bentuk cinta tanah air salah satunya adalah mencintai produk 

dalam negeri. Produk dalam negeri yang berkembang baik akan meningkatkan kemandirian

ekonomi bangsa.

Istilah yang digunakan untuk menyebut kondisi dimana masyarakat lebih memilih

menggunakan produk impor yang bermerk adalah brand minded. Gaya hidup brand minded 

merupakan gaya hidup individu yang berorientasi pada penggunaan produk-produk yang

memiliki merek eksklusif dan terkenal. Gaya hidup brand minded  memiliki beberapa dimensi

yang dapat digunakan untuk mengukur gaya hidup konsumen yaitu :

  Aktivitas

cenderung menghabiskan waktu dan uangnya untuk berbelanja di toko-toko atau butik-

 butik tertentu yang menjual barang-barang yang memiliki merek eksklusif atau terkenal

  Minatmemiliki minat yang tinggi terhadap penampilannya, sehingga menggunakan produk-

 produk yang bermerek atau terkenal agar menunjang penampilannya

  Opini

cederung memiliki pandangan positif terhadap produk-produk yang memiliki merek 

eksklusif atau terkenal yang merupakan produk internasioanl

   Nilai

memiliki keyakinan bahwa produk-produk yang memiliki merek eksklusif atau terkenal

dapat meningkatkan gengsi dan harga diri serta akan mencerminkan siapa diri mereka.

Budaya barat sebagai pusat modernisasi, menjadikan segala sesuatu yang berasal dari luar 

dipandang memiliki nilai lebih. Contoh budaya barat yang mulai diadopsi oleh bangsa Indonesia

adalah budaya konsumtif. Perilaku konsumtif merupakan tindakan konsumen dalam

mendapatkan, menggunakan, dan mengambil keputusan dalam memilih suatu barang yang belum

menjadi kebutuhannya serta bukan menjadi prioritas utama, hanya karena ingin mengikuti mode,

mencoba produkbaru, bahkan hanya untuk memperoleh pengakuan social dengan dominasi

factor emosi. Beberapa indicator perilaku konsumtif :

  Membeli produk karena iming-iming hadiah

  Membeli produk karena kemasannya menarik 

  Membeli produk demi menjaga penampilan dan gengsi

  Membeli produk atas pertimbangan harga  Membeli produk hanya sekedar menjaga simbol status

Untuk mengantisipasi pengaruh budaya konsumtif :

  Perlunya kearifan dalam memilih barang

  Menanamkan pola hidup sederhana dalam kehidupan sehari-hari

  Membuat skala prioritas

  Kedewasaan dalam berpikir sehingga dapat membentengi diri dari pola hidup konsumtif 

Page 3: Indonesia kaya akan budaya.docx

7/22/2019 Indonesia kaya akan budaya.docx

http://slidepdf.com/reader/full/indonesia-kaya-akan-budayadocx 3/4

 

Melemahnya perekonomian Indonesia dikarenakan kurang diminatinya produk lokal.

Masyarakat cenderung mengonsumsi barang impor. Alasan mereka beragam. Mulai dari segi

harga barang impor yang lebih murah sampai pada kualitas barang produksi lokal yang kurang

dapat bersaing dengan produk impor. Masyarakat sebagai konsumen hanya mampu bertindak 

sebatas memenuhi kebutuhan mereka dengan kemampuan financial yang mereka miliki. Kalau

ada sebuah barang yang kualitas barang dan harganya sesuai kebutuhan mengapa mereka

memilih barang mahal dengan kualitas yang buruk meskipun itu barang produksi bangsa sendiri.

Banyak produsen yang menjual produknya dengan mutu kualitas nomor 2, dan mutu

kualitas yang nomor 1 malah dijual dipasaran luar negeri. Hal itu memicu konsumen dalamnegeri enggan membeli produk dalam negeri, memang benar harganya lebih murah tetapi untuk 

keamanan dan kenyamanan apalagi segi keawetan produk itu pasti rendah, padahal masyarakat

sudah pintar dalam memilih barang untuk dibelinya, tidak mengapa lebih mahal asal kualitas

lebih bagusSudah menjadi rahasia umum bila layanan purna jual produk lokal tidak memberikan

servis yang memuaskan kepada pelanggan atau konsumen, apabila konsumen mempunyaikeluhan terhadap produk yang dibeli malah dibuat bingung harus menghubungi siapa, biasanya produk lokal tidak mencantumkan nomor customer care ataupun tidak mencantumkan garansi

dalam produknya.

Ada produk dalam negeri yang kualitasnya bagus malah tampilan luarnya monoton atau

kemasannya kurang menarik minat pembeli, biasanya konsumen terpancing oleh kemasan luar  produk jadi bisa dikatakan produk lokal sebagian besar kurang mempunyai variasi dalam barang

 barang yang dijualnya, atau modelnya pun kurang mengikuti trend perkembangan jaman

sekarang. Dan biasanya produsen kurang jeli untuk melihat dan memilih segmentasi pasar, biasanya produsen kurang memperhatikan apakah produknya cocok untuk kalangan kelas

ekonomi atas, menengah keatas, ataupun kalangan menengah kebawah.

Pengusaha produksi lokal tidak mampu berbuat banyak. Mahalnya biaya transportasi dan ongkos produksi di I ndonesia, membuat harga suatu produk tidak kompeti tif dipasar 

lokal apalagi pada pasar I nternasional, hasil I ndustri made in I ndonesia saat in i nyaris 

hanya bisa bertahan pada pasar dalam negeri , dan itupun sudah mulai tertekan karena 

desakan barang yang sama dari China, harganya pun jauh l ebih murah, walaupun mutunya 

sul it un tuk dipercaya.

Ketidak mampuan I ndustri I ndonesia untuk bersaing dengan melakukan 

pengur angan ongkos produksi dan distribusi menjadi salah satu penyebab ni lai j ual produk 

dalam negeri mahal, hancurnya sarana inf rastruktur antar pul au dan banyak yang sudah 

masuk dalam kategori rusak berat, sepert i penutur an pengusaha angkutan darat, membuat 

harga barang lokal mahal, ditambah lagi produk yang dihasilkan memakai bahan baku 

import, seperti produk teksti l maupun electronic yang kesemua bahan baku utamanya ( kapas,semicoductor) harus di import dari l uar negeri .

 Nasionalisme dapat kita artikan sebagai rasa cinta terhadap negeri sendiri. Hal ini dapat

kita lakukan dalam berbagai sisi kehidupan, termasuk dalam konsumsi untuk memenuhi

kebutuhan sehari  – hari. Dengan kata lain bahwa cinta negeri sendiri dapat kita lakukan dengan

mencintai, mengkonsumsi, serta ikut berperan dalam pengembangan produk dalam negeri.

Mencintai disini adalah kita bangga terhadap produk dalam negeri. Mengkonsumsi, artinya kita

Page 4: Indonesia kaya akan budaya.docx

7/22/2019 Indonesia kaya akan budaya.docx

http://slidepdf.com/reader/full/indonesia-kaya-akan-budayadocx 4/4

seharusnya lebih memilih untuk mengonsumsi produk produk dalam negeri, baik kebutuhan

sandang, papan, maupun pangan. Ikut berperan dalam pengembangan pruduk dalam negeri,

artinya kita seharusnya dapat ikut berpartisipasi , atau setidaknya ikut mendukung, dalam

 program  –  program pengembangan lebih lanjut produk   –  produk dalam negeri agar dapat

 bersaing dengan produk asing.

Pemerintah, selaku pemangku amanah dari rakyat, sebenarnya telah melakukan langkah

nyata dalam mendukung program pengembangan produk   –  produk dalam negeri. Beberapa

kebijakan pemerintah yang telah dicanangkan untuk mendukung program tersebut, antara lain :

1.  Pembatasan kuota impor 

2.  Pemberian subsidi kepada pengusaha yang mengekspor produknya keluar negeri

3.  Pemberian kredit usahakepada pengusaha kecil dan menengah

4.  Mempromosikan produk lokal

5.  Pelatihan kepada pengusaha agar produk mereka mampu bersaing dengan barang impor 

Kebijakan impor yang dikeluarkan pemerintah sangatalah tidak sesuai dengan keadaan

masyarakat Indonesia. Masyarakat Indonesia memiliki tingkat konsumtif yang berlebihan dancenderung memilih produk impor. Kebijakan impor pemerintah membuat kita membutuhkan

 banyak dolar sehingga nilai mata uang rupiah semakin menurun.

Kebijakan impor, memang dapat bekerja secara instan untuk menurunkan harga

kebutuhan masyarakat. Namun, pemerintah tidak memikirkan jangka panjang dari impor, yaitu

kebutuhan dolar yang meningkat hingga melemahkan nilai rupiah.

Kebijakan impor tidak berpihak pada penguatan rupiah. Dan pemerintah bersikap seolah-

olah nilai rupiah merupakan tugas dan tanggung jawab Bank Indonesia semata.

Seharusnya, dalam menyelesaikan masalah kenaikan harga pemerintah lebih bijaksana

dengan membuat kebijakan yang pro pada industri lokal seperti penguatan infrastruktur dan tidak 

 bergantung pada impor.Infrastruktur yang baik dipercaya bisa meningkatkan investasi dan hasil produksi dalam

negeri, sehingga pasokan kebutuhan pun tercukupi dan harga bisa impor tidak lagi dibutuhkan.

Senada dengan Harry, anggota DPRD Kota Batam Ricky Indrakari mengatakan

kebijakan impor yang diterapkan pemerintah ikut memicu pelemahan nilai rupiah. Untuk 

kembali menguatkan nilai rupiah, kebijakan itu perlu dihentikan.

Apalagi di Batam, kebanyakan kebutuhan masyarakat diimpor dari Negara Jiran, seperti

 buah, minuman kaleng, dan tekstil. Padahal kebutuhan itu bisa didapatkan dari dalam negeri.

Bahkan secara sadar, produk makanan minuman kaleng Singapura dan Malaysia itu sudah

menjadi oleh-oleh wajib bagi setiap kita yang akan pulang kampung.