imunologi
DESCRIPTION
ImunologiTRANSCRIPT
Tugas Imunologi – Studi Kasus mengenai Sepsis dan Infeksi pada Mata
- Nama : Ellisa Widjanarko
- NRP : 2443013014
- Kelas : B
- Nama : Florensia Retha B.
- NRP : 2443013016
- Kelas : B
A. Seorang pria (28 tahun) telah menghabiskan waktu berjam-jam untuk bekerja hingga
kurang tidur. Tiga hari sebelumnya pria ini berekreasi ke pantai di siang hari. Semalam
sebelum memeriksakan diri ke dokter, pria ini merasa melihat ada benda asing pada mata
kiri. Setiap kali mengedipkan mata, pria ini merasa nyeri. Saat pria tersebut bangun pagi,
matanya lengket oleh cairan eksudat yang keluar dari mata. Saat pria berhasil membuka
kelopak matanya yang lengket, pria tersebut mendapati pandangannya kabur, matanya
terlihat merah dan sensitif terhadap cahaya. Saat diperiksa oleh optalmologis, hasil uji
menunjukkan bahwa terdapat lesi dendritik yang besar teramati oleh fluoresen, yang
menandai ada nya infeksi oleh herpes simplex, biasa dikenal sebagai keratitis.
1. Apa yang dimaksud dengan konjungtivitis?
- Konjungtivitis adalah peradangan pada konjungtiva. Konjungtivitis disertai
dengan terjadinya dilatasi pembuluh-pembuluh darah pada membran,
menyebabkan sklera yang putih nampak merah.
- Konjungtiva adalah membran berlendir yang menutupi bola mata sampai
kornea dan pelupuk mata. Konjungtiva dilindungi oleh air mata, yang
mengandung beberapa antibakteri, misalnya: lisozim, IgA, IgE. Orang yang
mengalami penurunan produksi air mata beresiko mengalami konjungtivitis.
2. Pada konjungtivitis, mengapa terjadi produksi eksudat yang berlebihan?
- Karena terjadi pembentukan nanah pada konjungtivitis. Keluarnya nanah
menyebabkan terjadinya pembengkakan pada pelupuk mata, rasa perih dan
gatal-gatal.
3. Apa saja yang dapat menyebabkan konjungtivitis?
- Bakteri menular, khususnya pada anak-anak. Ketika nanah dibersihkan,
segera terjadi pembentukan nanah yang baru. Nanah yang keluar tebal dan
berbentuk bulat.
- Virus Paling sering, sekitar 14% kasus. Eksudat yang dihasilkan sedikit
bernanah. Bila disebabkan virus, Chlamydia, ataupun racun jaringan limfe
pada konjungtiva dapat mengalami hipertiroid, membentuk folikel kecil.
Menular, dimana mata yang lain akan tertular pada 24-48 jam. Self limiting
disease (dapat sembuh dengan sendirinya), 1-3 minggu.
- Chlamydia oleh Chlamydia trachomatis, menyebabkan kebutaan. Di US,
banyak terjadi pada penduduk asli yang miskin. Bisa terjadi lewat hubungan
seks. Dapat terjadi pada janin yang keluar dari jalur lahir terinfeksi.
- Fungi Jarang terjadi. Biasanya disebabkan Candida, dan ini biasanya
terjadi pada penggunaan tetes mata kortikosteroid dalam jangka panjang.
- Parasit Misalnya disebabkan oleh Taenia solium, dll.
- Allergi dan racun Serbuk sari dapat menginduksi konjungtivitis yang
biasanya melibatkan kedua mata disertai dengan gatal-gatal. Konjungtivitis
tipe ini juga bisa disebabkan oleh larutan topikal yang diaplikasikan pada
mata, juga lensa kontak yang juga disertai dengan gatal-gatal.
- Penyebab lain Disebabkan oleh penyakit sindrom Reiter,
keratoconjunctivitis sicca, dll.
4. Pada saat terinfeksi oleh herpes simplex, respon imun tubuh yang aktif terlebih
dahulu adalah respon imun yang mana? Tuliskan respon aktivasi sel-sel imun
yang terjadi, termasuk sitokin yang terlibat di dalam aktivasi tersebut.
Virus masuk ke dalam tubuh sistem imun alami (sel-sel fagosit dan
makrofag. Makrofag menghasilkan sitokin (IL-12, IFN-ɣ), kemudian agar lebih
memfagositosis, menghasilkan TNF, IL-1 dan chemokines)
- MHC kelas II (APC berikatan dengan TCR, ada sitokin IL-2 sel T CD4+
IL-2 sel T CD8+, atau langsung: MHC kelas I Sel T CD8
+.
B. Seorang wanita (66 tahun) menjalani ‘elective thoracoabdominal aneurysm repair’.
Tiga hari setelah menjalani operasi, wanita tersebut mengalami demam, tanpa batuk,
urinasi normal, dan tanpa nyeri perut. Salah satu kelengkapan pasca operasinya
mengalami kebocoran, sehingga meningkatkan jumlah cairan serous dalam tubuh.
Suhu tubuhnya tercatat 39ᵒC, denyut nadi 143 per menit, dan tekanan darah 110/70
mmHg. Wanita tersebut diintubasi dan dirawat dengan respirator. Wanita tersebut
terlihat seperti keracunan dan terkadang mengalami letargi. Tidak terdapat luka pada
kulit, pernafasan, dan jantung. Bagian ekstremitasnya hangat bila disentuh. X-ray
menunjukkan tidak terdapatnya infiltrasi. Sebagai terapi profilaksis operasi wanita itu
memperoleh vancomycin.
Hasil uji laboratorium menunjukkan bahwa sel darah putihnya dibawah kadar normal,
mencapai 1400/mm3 dari 22.600/mm3 sehari sebelumnya. Hematokritnya 30%, blood
urea nitrogen (BUN) 41 mg/dL, kreatinin serum 1,0 mg/dL dan HCO3 sebesar 26
mEq/L. Pada kultur darah terdapat bakteri Eschericia coli.
1. Apakah yang dimaksud bakteremi? Apakah tanda-tandanya?
Masuknya bakteri ke dalam aliran darah. Bakteremi mungkin terjadi pada orang
setelah menjalani operasi.
Tanda : Jumlah sel darah putih < dari normal, karena leukosit-leukosit dilawan
oleh bakteri yang jumlahnya jauh lebih banyak.
2. Apakah bakteremi dapat menuju sepsis? Apakah tanda-tanda bakteremia telah
menuju sepsis?
Bisa tapi tidak selalu. Bakteremia tidak selalu berujung jadi sepsis, dan sepsis
tidak selalu disebabkan oleh bakteremia.
Tanda:
Suhu tubuh wanita tersebut 39oC (>38oC)
Denyut nadi wanita tersebut 143/menit (>90/menit)
Jumlah sel darah putih wanita tersebut pada hari 1: 22600/mm3 (>12000/mm3).
Hari 2: 1400/mm3 (<4000/mm3)
3. Apakah komponen bakteri E. coli yang dapat menyebabkan sepsis?
E. coli Bakteri gram negatif
Ada endotoxin yang berimplikasi pada sepsis. Ada juga lipid A/LPS dimana
inflamasi yang terjadi dimulai dari interaksi LPS dengan reseptor seluler pada
leukosit mononukleus dan makrofag.
Ditangani dengan: endotoxin ditangkap oleh monosit-makrofag pada sel
dendritik. Endotoxin akan mengikat kompleks LPS-protein. LPS-protein ini
adalah ligan untuk CD14 (TCR) dan TLR. Kemudian, reseptor TLR dan co-
reseptornya mengikat stimulan asing tersebut dan diinternalisasi menghasilkan
transduksi sinyal aktivasi sel pelepasan sitokin: TNF-ɑ, IL-1, IL-6, IL-8,
IL-10.
4. Apakah yang dimaksud dengan superantigen? Dan bakteri mana yang dapat
menghasilkannya?
Antigen yang tidak harus melewati proses pengenalan oleh sel makrofag dan
dendritik namun dapat langsung mengaktivasi limfosit. Superantigen dihasilkan
oleh bakteri gram positif (Streptococcus pyogenes).
Streptococcus pyogenes SPEA (Streptococcal pyrogenic exotoxin A)
memicu pelepasan toksin secara sistemik aktivasi limfosit besar pelepasan
sitokin, berujung pada infeksi seluler dan kerusakan organ.
5. Pada wanita tersebut, apakah infeksi E.coli telah memicu telah menyebabkan
kondisi sepsis?
Kemungkinan iya. Hal ini dapat dilihat dari tanda – tanda yang dialami wanita
tersebut yang menunjukkan gejala sepsis dan dari hasil uji laboratorium yang
menunjukkan adanya E. coli sehingga dapat disimpulkan E.coli memicu kondisi
sepsis.