imunisasi

41
IMUNISASI IMUNISASI Kuliah oleh Kuliah oleh dr. Yuani Setiawati dr. Yuani Setiawati Departemen Farmakologi Departemen Farmakologi Unair Unair

Upload: benny-kosandi

Post on 25-Sep-2015

213 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

jobsss

TRANSCRIPT

  • IMUNISASI

    Kuliah oleh

    dr. Yuani Setiawati

    Departemen Farmakologi Unair

  • IMUNISASI

    Definisi

    Suatu cara untuk meningkatkan kekebalan seseorang terhadap suatu antigen, sehingga bila kelak ia terpajan pada antigen yang serupa, tidak terjadi penyakit

    Tujuan

    Mencegah terjadinya penyakit tertentu pada seseorang dan menghilangkan penyakit tertentu pada sekelompok masyarakat (populasi) atau bahkan menghilangkan penyakit tertentu dari dunia

  • Macam kekebalan : (cara timbul)

    1.Aktif

    -Dibuat oleh tubuh sendiri akibat terpajan pada antigen, mis: imunisasi aktif, terpajan secara alamiah.

    -Berlangsung lama ok memori imunologi

    2.Pasif

    -Diperoleh dari luar tubuh, bukan dibuat individu itu sendiri, mis: kekebalan janin yang diperoleh dari ibu, imunisasi pasif.

    -Tidak berlangsung lama

  • RESPON IMUN

    PRIMER

    Terjadi pada pajanan pertama kalinya dengan antigen

    Terbentuk antibodi Ig M

    SEKUNDER

    Terjadi setelah terpajang ulang dengan antigen yang sama

    Terbentuk antibodi Ig G

  • KEBERHASILAN IMUNISASI

    Status imun penjamuFaktor genetik penjamuKualitas dan kuantitas vaksin

    Cara pemberian

    dosis pemberian

    frekuensi pemberian

    ajuvan yang digunakan

    jenis vaksin : vaksin hidup

  • 1. Imunisasi Aktif

    Definisi: pemberian antigen pada inang untuk menginduksi pembentukan antibodi dan imunitas seluler.Tujuan: menginduksi perlindungan terhadap berbagai bahan infeksius
  • Bahan: materi yang diinaktivasi (mati) atau bahan hidup yang dilemahkanLebih disukai karena:

    kadar antibodi tinggi dipertahankan dalam jangka lebih lama

    frekuensi pemberian lebih jarang

    secara beriringan membentuk imunitas seluler

  • 2. Imunisasi Pasif

    Definisi: pemindahan imunitas pada inang menggunakan produk imunologis yang sudah terbentukTujuan: memberikan perlindungan terhadap antigenBahan: Imunoglobulin
  • Sasaran :

    Individu yang tidak mampu membentuk antibodi (agammaglobulinemia kongenital)

    Pencegahan penyakit ketika waktu tidak memungkinkan imunisasi aktif (misal: pasca paparan)

    Terapi penyakit tertentu yang secara normal dicegah dengan imunisasi (misal: tetanus)

    Terapi dalam kondisi imunisasi aktif tidak tersedia atau tidak dapat dilaksanakan (misal: tergigit ular)

  • JENIS VAKSIN

    Vaksin Hidup Attenuated

    bakteri atau virus hidup yang dilemahkan

    dengan cara pembiakan berulang-ulang

    harus dpt berkembang biak respon imun

    respon imun = infeksi alamiah

    bersifat labil, rusak oleh panas & cahaya

    contoh: campak, mumps, rubela, polio (virus)

    BCG, demam tifoid oral (bakteri)

  • 2. Vaksin Inactivated

    bakteri, virus/ komponennya yg dibuat tidak aktif dgn pemanasan atau bahan kimia

    tidak dapat replikasi seluruh dosis ag

    tidak dapat menyebabkan penyakit

    tidak dipengaruhi oleh ab yg beredar

    selalu membutuhkan dosis ganda

    sedikit atau tidak menimbulkan respon seluler

    contoh: difteri, tetanus (toksoid)

    haemophilus influenza(polisakarida)

  • TATA CARA PEMBERIAN IMUNISASI

    Sebelum melakukan imunisasi

    memberitahu risiko vaksinasi dan tdk imunisasi

    persiapan bila terjadi reaksi ikutan

    baca dgn teliti informasi produk

    tinjau apakah ada kontraindikasi

    periksa pasien dan beri antipiretik bila perlu

    periksa kondisi vaksin (warna, kadaluarsa)

    pemberian sesuai jadwal

    berikan vaksin dengan tehnik yang benar

  • Setelah pemberian imunisasi

    berilah petunjuk kpd pengasuh/ortu apa yg harus dikerjakan dalam kejadian reaksi biasa atau reaksi ikutan yang lebih berat

    catat imunisasi dalam rekam medis

    laporkan hasil imunisasi ke Dinkes

    periksa status imunisasi keluarga yg lain

  • Penyimpanan Vaksin

    Aturan umum: sebagian besar

    harus didinginkan pada suhu 2-8o C

    DPT, Hib, hepatitis B, hepatitis A (tdk beku)

    OPV, Yellow fever (dapat dalam kead. beku)

    Pengenceran

    Vaksin kering yang beku harus diencerkan

    Dengan pelarut khusus

    Digunakan dalam periode waktu tertentu, mis vaksin campak yg telah diencerkan cepat berubah warna pada suhu kamar.

  • Pembersihan kulit

    Tempat suntikan harus dibersiihkan (antiseptik)

    Pemberian suntikan

    Sebagian besar secara IM atau SK dalam kecuali OPV per oral dan BCG scr intradermal

    Petugas harus menguasai teknik dasar

  • Perlu diperhatikan pada anak sebelum imunisasi

    Pernah mengalami kejadian ikutan yg beratAlergi terhadap bahan dalam vaksinSedang terapi steroid, radioterapi/kemotxMenderita sakit yg menurunkan imunitasTinggal serumah dg org lain yg imunitasnya turun atau dalm terapi yg menurunkan imunBulan lalu mendapat vaksin virus hidup (campak, poliomielitis, rubela)Pada 3 bln lalu mendpt imunoglobulin/ transfusi darah
  • Pemberian Paracetamol sesudah imunisasi

    Mengurangi ketidaknyamanan pasca imunisasi Dosis 15 mg/kgbb kepada bayi/anak, 3-4 X/hr

    Reaksi KIPI

    Reaksi lokal di tempat suntikan atau reaksi umum

    Derajat ringan selama 1-2 hari

    Lokal: kemerahan, gatal, nyeri kompres hangat teraba benjolan kecil agak keras beberapa minggu atau lebih tidak perlu tindakan

  • BCG

    2-6 mgg dapat timbul papulasemakin besar

    ulserasi selama 2-4 bln sembuh perlahan dgn menimbulkan jaringan parut.

    Bila ulkus keluar cairan kompres antiseptik

    Bila cairan tambah banyak, koreng semakin besar ditambah pembesaran kelenjar regional (aksila) dibawa ke dokter

  • Hepatitis B

    jarang terjadi, demam yg agak tinggi

    lokal seperti pada umumnya (sementara)

    DPT

    demam tinggi, rewel

    lokal seperti pada umumnya

    DT

    lokal seperti pada umumnya

  • Polio oral

    sangat jarang terjadi reaksi KIPI

    Campak dan MMR

    lokal: rasa tidak nyaman

    5-12 hr setelah imunisasi dapat timbul :

    demam tidak tinggi atau erupsi kulit halus yg

    berlangsung kurang dari 48 jam

    3 mgg pasca imunisasi dapat timbul:

    pembengkakan KGB di belakang telinga

  • Vaksinasi BCG

    BCG adlh vaksin hidup dari M. bovis yang dibiakkan berulang selama 1-3 tahun basil yg tidak virulen tapi masih punya imunogenitasMenimbulkan sensitivitas terhdp tuberkulinVaksin BCG Biofarma BandungTidak mencegah infeksi TB tapi mengurangi risiko TB berat seperti meningitis TB, TB milierEfek proteksi 8-12 mgg pasca imunisasi,

    bervariasi antara 0-80% tergantung vaksin, lingkungan dengan M.atipik dan faktor penjamu (umur, gizi dll)

  • Diberikan scr intradermal 0,10 ml (anak)

    0,05 ml (bayi baru lahir)

    Sebaiknya pada deltoid kanan (bila ada limfadenitis (aksila) lebih mudah terdeteksi.Vaksin BCG tidak boleh terkena sinar matahari,

    harus disimpan pada 2-8o C, tidak boleh beku,

    yang telah diencerkan hrs dibuang dlm 8 jam.

    Diberikan pada umur kurang atau tepat 2 bulan.Sebaiknya diberikan pada anak dengan uji Mantoux (tuberkulin) negatif.
  • KIPP

    Penyuntikan BCG yang benar menimbulkan ulkus lokal yg superfisial. Ulkus yg biasanya tertutup krusta sembuh dlm 2-3 bln meninggalkan parut bulat dgn diameter 4-8 mm.Apabila dosis terlalu tinggi ulkus yang timbul lebih besar, namun apabila penyuntikan terlalu dalam parut yg terjadi tertarik ke dalam

    Limfadenitis supuratif kadang dijumpai (aksila/ leher) sembuh sendiri.

  • Kontraindikasi BCG

    Reaksi uji tuberkulin > 5 mmSedang menderita HIV, imunokompromiseAnak menderita gizi burukSedang menderita demam tinggiMenderita infeksi kulit yang luasPernah sakit tuberkulosisKehamilan
  • Rekomendasi BCG

    BCG diberikan pada bayi
  • Vaksinasi Hepatitis B

    Imunisasi Pasif

    Pemberian imunoglobulin (sebelum/sesudah)

    Misal: IG/ISG (Immune Serum Globulin) atau

    HBIG (Hepatitis B Immune Globulin)

    Indikasi utama:

    -Paparan darah yg mgandung HbsAg

    -Paparan seksual dgn pengidap HbsAg (+)

    -Paparan perinatal, ibu HbsAg(+),

  • Dosis:

    Kecelakaan jarum suntik: 0,06ml/kg,maks 5 ml, IM, harus diberikan dlm jangka 24 jam, diulang 1 bulan kemudian.

    Paparan seksual: dosis tunggal 0,06 ml/kg,

    IM, harus diberikan dalam jangka waktu 2 mgg, maks 5 ml.

    Paparan perinatal: 0,5 ml IM

  • Imunisasi Aktif Hepatitis B

    Pemberian partikel HbsAg yang tidak infeksius3 jenis :

    -Berasal dari plasma

    -Dibuat dengan tehnik rekombinan (rek.genetik)

    -Polipeptida

  • Vaksin yang beredar beserta dosis:

    Hevac-B (Aventis Pasteur), dws 5 ug,

    anak 2,5 ug, pada ibu HbeAg (+) dosis 2 X

    Hepaccine (Cheil Sugar), dws: 3 ug,

    anak 1,5 ug.

    B-Hepavac II (MSD), dws: 10 ug, anak 5 ug.

    Hepa-B (Korean green Cross), dws; 20 ug, anak 10 ug.

    Engerix-B (GSK), dws 20 ug, anak 10 ug.

    Penyuntikan scr IM pada deltoid/paha anterolat

  • JADWAL PEMBERIAN HEP. B

    Vaksinasi awal (primer) 3 XJarak antara suntikan I dan ke II 1-2 bln, suntikan ke III diberikan 6 bln dari yang ke I.Pemberian booster 5 tahun kemudian masih belum ada kesepakatan.Pemeriksaan Anti-HBs pasca imunisasi setelah 3 bulan dari suntikan terakhirSkrining pravaksinasi (pada praktek swasta perorangan)
  • Reaksi KIPI

    Umumnya ringan, nyeri, bengkak, panas mual, nyeri sendi & otot

    Kontra Indikasi

    Belum ada, terkecuali ibu hamil

    Tanggap kebal rendah dapat ok:

    Usia tua, pemberian di bokong, anak gemuk, pasien hemodialisis/ transplantasi, obat imunosupresif, lekemia/ keganasan, DM tipe I, HIV, peminum alkohol.

  • Difteri, Pertusis dan Tetanus

    Toksoid Difteria, vaksin aseluler, toksoid tetanusKadar antibodi protektif setelah DTP 3 kali mencapai 0,01 IU atau lebihReaksi lokal: merah, bengkak, nyeri

    Reaksi umum: demam ringan, jarang hiperpireksia, kejang.

  • DPT dasar diberikan 3X sejak umur 2 bln dg interval 4-6 mgg, ulangan (DPT 4) diberikan 1 thn setelah DPT3. DPT 5 pada umur 5-7 tahunDPT 6 pada umur 12 tahunDosis DPT/DT 0,5 ml, IM baik untuk imunisasi dasar dan ulangan.
  • VAKSIN VIRUS POLIO ORAL

    Virus hidup tetapi sudah dilemahkan.Virus polio tipe 1, 2, 3Digunakan scr rutin sjk bayi lahir dg dosis 2 tts per oral. Virus ini menempatkan diri di usus dan memacu pembentukan antibodi dlm darah, maupun epitel usus sebagai pertahanan lokal.Penerima vaksin terlindungi setelah dosis tunggal pertama, tiga dosis berikutnya memberikan imunitas jangka lama (3 tipe)
  • harus disimpan tertutup pada suhu 2-8o CVaksin sangat stabil, akan kehilangan potensi bila dibuka krn perubahan PH setelah terpapar dengan udara.Dapat disimpan pada 20o C. Dicairkan dg cara ditempatkan antara dua telapak tgn, dijaga agar tidak berubah warna (merah muda-oranye muda) sbg indikator PH
  • Imunisasi dasar (polio 0, 1, 2, 3) diberikan 2 tetes per oral dengan interval tidak kurang dari 4 minggu.Polio 0 diberikan saat bayi baru pulang dari rumah sakit.Imunisasi ulangan diberikan 1 tahun setelah polio 4, selanjutnya saat 5-6 tahun
  • KIPI

    dapat berupa pusing, diare ringan, sakit otot, jarang sekali poliomielitis (tapi tetap waspada)

    Indikasi kontra

    Penyakit akut/demam > 38,5oC, muntah/ diare

    Terapi KS, imunosupresif, radiasi, keganasan

    ibu hamil < 4 bln, bersama vaksin tifoid oral,

    Pada penderita imunosupresi beri IPV

  • Vaksinasi Campak

    2 Jenis :

    - virus hidup dan dilemahkan

    - virus yang dimatikan

    Reaksi KIPI :

    Biasanya terjadi pada imunisasi ulangan.

    Dapat berupa demam >39,5 oC pada hari ke 5-6 berlangsung 2 hari.

    Ruam pada hari ke 7-10, berlangsung 2-4 hari

  • Campak diberikan pada umur 9 bln, dgn dosis 0,5 ml SK dalam/ IM. Diulang usia 5-7 tahun.Diulang juga, bila:

    -imunisasinya pada usia < 1 thn

    -terjadi KLB (diberikan pada SD, SMP, SMA)

    -imunisasinya vaksin inaktif, imunoglobulin

    -catatan imunisasi tidak ada

    Kontra indikasi: demam tinggi, tx imunosupresi, hamil, alergi, tx imunoglobulin

  • VAKSIN NON - PPI

    Haemophilus Influenzae tipe bMeasles, Mumps, Rubella (MMR)VariselaDemam tifoidHepatitis AInfluenzaPneumokokos
  • SELAMAT BELAJAR