implementasi span
DESCRIPTION
Implementasi SPAN di IndonesiaTRANSCRIPT
-
1
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN
SEKOLAH TINGGI AKUNTANSI NEGARA
TANGERANG SELATAN
MAKALAH
ANALISIS DAMPAK IMPLEMENTASI
SISTEM PERBENDAHARAAN DAN ANGGARAN NEGARA
TERHADAP LAYANAN KPPN
Diajukan:
Dwisapta Firmansastriyawan144060006329
Kelas 7-B STAR BPKP, No. Urut 10
Untuk Memenuhi Tugas Akhir Mata Kuliah
Manajemen Keuangan Pemerintah Program Diploma IV Keuangan
Spesialisasi Akuntansi STAR BPKP Semester VII T.A 2014/2015
-
2
ANALISIS DAMPAK IMPLEMENTASI SISTEM PERBENDAHARAAN DAN
ANGGARAN NEGARA TERHADAP LAYANAN KPPN
Analysis of Impact of SPAN Implementation to KPPN Services
Dwisapta Firmansastriyawan 1*
1 Auditor Pelaksana pada Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan, Jl. Pramuka No. 33, Jakarta 13120,Email: [email protected]
Abstrak
Tuntutan masyarakat akan pengelolaan anggaran negara yang transparan, akuntabel,terintegrasi, dan berbasis kinerja merupakan faktor pendorong bagi pemerintah untukmelaksanakan reformasi di bidang pengelolaan keuangan negara. Salah satu perubahan yangsedang dilakukan Kementerian Keuangan yaitu pada sisi pembenahan proses bisnis dansistem informasi manajemen. Untuk itulah Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara(SPAN) dirancang dan diterapkan. Dampak diterapkannya SPAN yaitu akan semakinmempermudah proses penganggaran yang dimulai dari perencanaan sampai denganpelaporan. SPAN menawarkan kemudahan dan peningkatan efisiensi, khususnya dalampelayanan yang berkaitan dengan keuangan negara.
Kata Kunci: anggaran, keuangan negara, terintegrasi
Abstract
Public demands for the management of state budgeting that is transparent, accountable,integrated, and performance-based is a factor driving for the government to implementreforms in the field of financial management. One of the changes that are being conducted bythe Ministry of Finance is on the improvement of business processes and information systemsmanagement. For this reason Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara (SPAN) isdesigned and implemented. The impact of the implementation of SPAN that will furtherfacilitate the budgeting process that starts from planning to reporting. SPAN offersconvenience and improved efficiency, especially in the financial services related to the state.
Key Word: budget, public finance, integrated
-
3
PENDAHULUAN
Reformasi birokrasi yang digulirkan
mulai tahun 1999 dalam rangka menciptakan
pemerintahan yang baik (Good Governance)
terus berjalan. Tuntutan masyarakat akan
pengelolaan anggaran negara yang
transparan, akuntabel, terintegrasi, dan
berbasis kinerja merupakan faktor pendorong
bagi pemerintah untuk melaksanakan
reformasi di bidang pengelolaan keuangan
negara. Selain itu tentu saja hal tersebut juga
merupakan kebutuhan dari internal
pemerintah untuk mengantisipasi
perkembangan tumbuh pesatnya kemajuan di
bidang teknologi informasi.
Sebagai pioner, kementerian
keuangan telah memulai proses reformasi
sejak tahun 2004. Perubahan yang
dilaksanakan mencakup aspek penataan
organisasi, perbaikan proses bisnis, dan
peningkatan manajemen sumber daya
manusia. Saat ini perubahan sedang
dilakukan pada sisi pembenahan proses
bisnis dan sistem informasi manajemen.
Untuk itulah Sistem Perbendaharaan dan
Anggaran Negara (SPAN) muncul.
Salah satu perubahan yang diusung
seiring dengan SPAN adalah perubahan
sistem akuntansi yang semula berbasis kas
menjadi berbasis akrual (Accrual Based
Accounting). Basis ini mengakui adanya
penerimaan dan pengeluaran semenjak
adanya peristiwa atau transaksi yang terjadi.
Suatu perjanjian kerja/kontrak yang
dilakukan satuan kerja pemerintah dengan
pihak ketiga, dicatat dan dialokasikan
sebagai pengeluaran. Perjanjian inilah yang
menjadi landasan di dalam pengeluaran
Negara karena sifat dari perjanjian adalah
mengikat pihak-pihak yang membuatnya
layaknya undang-undang (Pasal 1338 KUH
Perdata). Setelah adanya perjanjian/kontrak
tersebut, maka satuan kerja pemerintah harus
melaporkan/mendaftarkan kontrak tersebut
ke dalam sistem SPAN agar terdaftar dalam
manajemen kontrak SPAN. Dengan di
daftarkannya perjanjian tersebut, maka
secara otomatis pagu dana DIPA satker
tersebut terkunci sejumlah besaran kontrak
tersebut meskipun dana belum dicairkan oleh
KPPN. Pada saat kontrak berakhir, maka
akan dilaksanakan pencairan sesegera
mungkin sesuai dengan tagihan yang
diajukan oleh satker dan tidak menumpuk
pada akhir tahun anggaran.
Ide dasar dari SPAN adalah integrasi
sistem penganggaran negara ke dalam satu
kesatuan sistem. Proses bisnis yang selama
ini terpisah-pisah diupayakan terhubung satu
sama lain dalam satu jaringan dan database.
Tujuannya sudah pasti adalah peningkatan
kualitas pengelolaan keuangan negara,
akurasi dan akuntabilitas data serta kualitas
laporan keuangan yang lebih baik.
-
4
Implementasi SPAN akan membawa
dampak secara langsung maupun tidak
langsung bagi layanan KPPN, sehingga perlu
dikaji terlebih dahulu apakah implementasi
SPAN akan menghasilkan perubahan yang
cukup signifikan ke arah yang lebih baik
pada pelaksanaan tupoksi di KPPN. Untuk
itu perlu mengetahui bagaimana dampak
implementasi SPAN mempengaruhi layanan
di KPPN?
LANDASAN TEORI
Sistem Perbendaharaan dan
Anggaran Negara (SPAN) adalah suatu
sistem manajemen informasi keuangan yang
terintegrasi, mencakup keseluruhan proses
pengelolaan keuangan negara, mulai dari
persiapan, pelaksanaan, hingga pelaporan
anggaran. SPAN dikembangkan guna
menggantikan sistem yang ada saat ini. yakni
sistem penganggaran pada DJA, dan Sistem
Perbendaharaan pada Ditjen Perbendaharaan,
DJPU, DJPK, dan DJKN
Dalam SPAN seluruh proses terkait
dengan pengelolaan anggaran yakni:
1. penyusunan anggaran,
2. manajemen dokumen anggaran,
3. manajemen komitmen pengadaan
barang dan jasa,
4. manajemen pembayaran,
5. manajemen penerimaan negara,
6. manajemen kas dan pelaporan
diintegrasikan ke dalam SPAN secara
realtime & online
Berdasarkan PMK No 276 tahun
2008 program reformasi SPAN dilaksanakan
melalui tiga komponen utama yaitu :
reformasi Proses Bisnis, reformasi Sistem
Teknologi Informasi, dan Tata Kelola
Perubahan. Reformasi Proses Bisnis
dikembangkan melalui beberapa modul yaitu
perencanaan anggaran (budget preparation),
manajemen DIPA (management of spending
authority), Manajemen Komitmen
(commitment management), Manajemen
Pembayaran (payment management),
Manajemen Kas (cash management),
Akuntansi (general ledger and chart of
account), dan Pelaporan (reporting).
PMK Nomor 276 tahun 2008 tentang
Program Reformasi Sistem Perbendaharaan
dan Anggaran Negara menyebut secara jelas
tentang tujuan dilaksanakan program
tersebut, yaitu :
1. Mengendalikan anggaran Negara,
asset, dan kewajiban Pemerintah
Pusat;
2. Menyediakan informasi yang
komprehensif, dapat dipercaya, dan
tepat waktu tentang keuangan
pemerintah;
-
5
3. Memudahkan pengambilan
keputusan dalam manajemen
keuangan pemerintah.
Sasaran yang ingin dicapai meliputi :
1. Otomasi proses operasional
penganggaran dan pegelolaan kas,
asset dan utang pemerintah;
2. Peningkatan keandalan proses
penganggaran dan pengelolaan kas,
asset dan utang pemerintah;
3. Peningkatan efisiensi layanan kepada
kementrian Negara/lembaga,
masyarakat dan perbankan;
4. Peningkatan akuntabilitas melalui
penyusunan dan penyajian laporan
keuangan yang lebih komprehensif,
akurat dan tepat waktu;
5. Penyediaan fasilitas rekonsiliasi yang
andal, akurat, serta tepat waktu antara
pemerintah dan perbankan;
6. Penyediaan jejak audit (audit trail)
untuk memfasilitasi proses audit akun
pemerintah;
7. Mengintegrasikan data pada berbagai
subsistem manajemen keuangan
pemerintah.
Sedangkan manfaat yang ingin dicapai
adalah :
1. Tersedianya system pengendalian
alokasi dan pelaksanaan anggaran
yang efektif;
2. Tersedianya system pengelolaan kas
yang terpercaya;
3. Tersedianya system pelaporan
manajerial tentang tentang operasi
keuangan pemerintah yang
komprehensif, dapat diandalkan dan
realtime;
4. Terwujudnya tahapan transisi
penerapan system akuntansi dari
berbasis kas ke berbasis akrual, dan;
5. Terlaksananya pelayanan kepada
public yang lebih efisien.
Dengan adanya kejelasan tujuan,
sasaran dan manfaat dari pelaksanaan
reformasi pengelolaan keuangan Negara
melalui SPAN, diharapkan program SPAN
menghasilkan output berupa system
pengelolaan keuangan Negara yang bisa
diimplementasikan demi terwujudnya
pengelolaan keuangan Negara yang
professional, transparan, dan akuntabel
sebagaimana amanat Undang-Undang
Keuangan Negara.
Sistem Perbendaharaan dan
Anggaran Negara (SPAN) merupakan
system yang mengintegrasikan data dari
siklus pengelolaan keuangan Negara (mulai
dari penyusunan anggaran sampai dengan
pelaporan) secara online yang akan
membawa perubahan terhadap prosedur
kerja, sistem aplikasi yang dipergunakan dan
organisasi kearah yang lebih baik.
-
6
Karateristik SPAN dapat dijelaskan sebagai
berikut :
a. Integrasi Data
Data yang ada di SPAN merupakan satu-
satunya data yang dipergunakan untuk
berbagai kebutuhan. Data hanya dilakukan
satu kali entry dan data yang terkumpul
secara terpusat.
b. Secara Online
Siapa pun yang memiliki akses terhadap data
tersebut dapat mengambil data tersebut dari
mana pun, asalkan bisa terhubung dengan
internet.
c. Perubahan prosedur kerja
Adanya penyempurnaan prosedur kerja.
d. Perubahan system aplikasi
Adanya penyempurnaan sistem aplikasi.
e. Perubahan organisasi
Adanya penyempurnaan organisasi, baik
secara struktur maupun sumber daya
manusia (SDM).
SPAN terdiri atas modul-modul yang
dapat dikelompokkan dalam tiga proses
yaitu:
1. Perencanaan Anggaran, yang terdiri
atas Modul Penyusunan Anggaran
(Budget Preparation)
2. Pelaksanaan Anggaran, yang terdiri
atas:
i. Modul Manajemen DIPA
(Management of Spending Authority)
ii. Modul Manajemen Komitmen
(Commitment Management)
iii. Modul Manajemen Pembayaran
(Payment Management)
iv. Modul Penerimaan Negara
(Government Receipt )
v. Modul Manajemen Kas (Cash
Management)
3. Akuntansi dan Pelaporan, terdiri atas:
i. Modul Buku Besar dan Bagan
Akun Standar (General Ledger and
Chart of Accounts)
ii. Modul Pelaporan (Reporting)
Terdapat 3 (tiga) pilar dalam
pengembangan SPAN, yaitu :
1. Business Process Improvement (BPI)
Penelahaan dan perbaikan Treasury
Model yang mengacu pada best practices dan
kekhasan pada Kementrian Keuangan. BPI
bertujuan menyelaraskan antara bisnis proses
di DJA dan di DJPBN sehingga menjadi
landasan untuk pelaksanaan Commercial Of
The Shelf (COTS) solution SPAN.
2. Information Technologie (IT)
Solusi COTS (Commercial Off The
Shelf) menfasilitasi dan mengotomasi
implementasi Trasury Model. Program
aplikasi berbasis COTS adalah program
aplikasi yang dibuat secara khusus oleh
-
7
perusahaan penyedia software berdasarkan
best practices of business process pada
bidang bersangkutan, sehingga program
aplikasi tersebut dapat digunakan secara
umum oleh semua institusi untuk menangani
bidang bersangkutan. Didunia keuangan,
salah satu contoh COTS adalah Oracle
Finance (Orafin).
3. Change management and
Communications (CMC)
Berperan mempersiapkan organisasi
dan sumber daya manusia untuk menerima
mindset dan cara kerja baru. Kegiatan
manajemen perubahan dan komunikasi
SPAN meliputi:
i. Menganalisa dampak terhadap
organisasi dan SDM yang
diakibatkan perubahan dalam bisnis
proses dan IT karena diterapkannya
SPAN.
ii. Mengidentifikasi tingkat
kesiapan dari organisasi (DJPBN,
DJA dan Pusintek) serta K/L untuk
menghadapi perubahan dalam tiap
tahapan SPAN dan memastikan
persiapan yang diperlukan
dilaksanakan.
iii. Meningkatkan kemampuan para
change agent melalui pelatihan.
iv. Mempersiapkan strategi
pengelolaan perubahan dan
komunikasi serta rencana kerja yang
komprehensif.
v. Mengidentifikasi risiko
perubahan dan mempersiapkan
rencana mitigasi terhadap
kemungkinan risiko tersebut.
vi. Mempersiapkan pelatihan dan
workshop yang dibutuhkan untuk
mendukung pelaksanaan SPAN.
PEMBAHASAN
1. Proses Bisnis SPAN
a. Manajemen DIPA
i. Pengertian dan konsep dasar
SPAN adalah proyek jangka
panjang yang menempatkan
Direktorat Jenderal Perbendaharaan
dan Direktorat Jenderal Anggaran
sebagai leading institutions, meliputi
pembangunan sistem perbendaharaan
dan anggaran negara yang sesuai
dengan best practices yang
diharapkan, dengan didukung oleh
sistem informasi yang modern, baik
yang terkait dengan software maupun
hardware, melibatkan dan
menghubungkan sistem informasi
perbendaharaan dan anggaran di
beberapa Eselon I di Departemen
Keuangan, lima kementrian/lembaga
negara di pusat, DPR, seluruh KPPN
-
8
dan institusi pemerintah lainnya yang
ditetapkan.
Sistem pelaksanaan anggaran
harus memenuhi sasaran dari Public
Expenditure Management (PEM)
yaitu pengawasan pengeluaran secara
menyeluruh, alokasi strategis dan
efisiensi pelaksanaan. Dalam sistem
pelaksanaan anggaran sebelumnya
mengacu pada : fokus pada kepatuhan
dan meyakinkan penerapan disiplin
fiscal.
Perubahan dalam proses
perencanaan dan pelaksanaan
anggaran berpengaruh terhadap
proses penyusunan dokumen DIPA
yang memuat satuan-satuan terukur
yang berfungsi sebagai dasar
pelaksanaan kegiatan bagi satker dan
jaminan dari BUN atas sejumlah dana
yang diperlukan bagi satker tersebut.
Proses penyusunan dokumen DIPA
juga disesuaikan dengan kewenangan
DJPB dalam kaitannya dengan tugas
sebagai BUN antara lain apabila
terjadi kesalahan dalam pencantuman
kode kantor bayar, cara penarikan
dan sebagainya oleh satker.
ii. Proses bisnis manajemen DIPA
Proses bisnis manajemen
DIPA Future terdiri dari 3 aktivitas
utama (bisnis domain) yaitu
penerbitan DIPA, revisi DIPA, dan
pelaksanaan penggunaan dana.
Secara ringkas, proses bisnis DIPA
kedepannya adalah:
a. Pengesahan DIPA
Pengesahan DIPA pada
dasarnya dibagi menjadi beberapa
alur kerja (workflow) yaitu,
Pengesahan DIPA biasa, pengesahan
DIPA Sementara, carry forward dan
Vote on Account.
1. Pengesahan DIPA biasa
2. Pengesahan DIPA sementara
3. Pengesahan DIPA Vote on
Account
4. Pengesahan DIPA Format
Khusus
b. Revisi DIPA
Revisi DIPA kedepan akan
terdiri dari terdiri dari revisi DIPA
akibat Perubahan Rincian Anggaran
Belanja Pemerintah Pusat (RABPP),
Revisi DIPA tanpa perubahan
RABPP dan revisi ambang batas
BLU. Revisi DIPA pada dasarnya
adalah semua perubahan yang terjadi
pada DIPA atas usulan satker.
Berikut akan dijelaskan mengenai
bisnis proses revisi DIPA yang
dimulai dari revisi akibat perubahan
RABPP. Revisi DIPA ini dibagi
menjadi :
-
9
1. Revisi DIPA tanpa perubahan
RABPP;
2. Revisi DIPA dengan perubahan
RABPP;
3. Revisi DIPA lintas kanwil oleh
DJPBN cq Dit Pelaksanaan
Anggaran;
4. Updating Pagu DIPA BLU;
5. Updating Komponen Input;
6. Revisi halaman III secara
manual.
b. Manajemen Komitmen
i. Pengertian dan konsep dasar
Pelaksanaan manajemen
komitmen memiliki dua tujuan utama
yang masing-masing memiliki
orientasi yang berbeda tetapi saling
melengkapi. Pelaksanaan manajemen
komitmen terutama ditujukan untuk
mengelola tindakan-tindakan awal
yang menimbulkan kewajiban negara
dalamrangka disiplin anggaran
(ketaatan terhadap batas
pengeluaran). Di samping itu,
manajemen komitmen juga ditujukan
untuk mendukung terwujudnya
perencanaan kas yang berorientasi ke
depan (forward cash planning) yang
berbeda dengan perencanaan kas
berdasarkan data trend dari periode
sebelumnya (historical data trend).
Dengan mencatatkan komitmen ke
dalam sistem perbendaharaan, maka
institusi perbendaharaan dapat
membuat perencanaan kas yang
berorientasi ke depan berdasarkan
perkiraan arus kas yang akan
menyertai pelunasan sebuah
komitmen (Radev & Khemani, 2007;
Potter & Diamond, 1999).
ii. Proses bisnis manajemen komitmen
Dalam rangka SPAN secara
garis besar komitmen dibagi menjadi
2, yaitu:
a. Spesific commitment: komitmen
yang menimbulkan kewajiban
pembayaran atau serangkaian
pembayaran dalam jangka waktu
tertentu.
b. Continuing commitment:
komitmen yang pembayarannya
bersifat berkelanjutan, tidak
dibatasi oleh jangka waktu
tertentu dan tidak didasarkan
pada adanya kontrak tersendiri.
c. Manajemen Pembayaran
i. Pengertian dan konsep dasar
Cakupan Proses Manajemen
Pembayaran:
- Proses Pendaftaran Tagihan
sampai dengan Pembayaran
-- Pembayaran Langsung
-- Pembayaran Uang Persediaan
-
10
-- Pembayaran yang berasal dari
Pinjaman dan Hibah
-- Pembayaran Satuan Kerja
PNBP
- Proses Pengesahan Pendapatan
dan Pengeluaran dengan
menggunakan Modul Pembayaran.
-- Pengesahan BLU
-- Pengesahan Hibah Langsung
Konsep dasar manajemen
pembayaran:
- Integrasi sistem
- Accrual dan penerapan payment
term
- Lesspaper
- Otomatisasi Sistem Pengujian
Tagihan
- Perbaikan Pola Hubungan satuan
kerja, KPPN dan Perbankan
ii. Proses Pendaftaran Resume Tagihan
Proses Pendaftaran Resume
Tagihan dalam aplikasi dikenal
secara luas sebagai invoicing. Proses
ini digunakan dalam SPAN sebagai
perekaman tagihan kepada database
baik untuk keperluan pembayaran,
penyaluran uang persediaan,
pengesahan, maupun pembayaran
yang bersumber dari pinjaman dan
hibah.
d. Manajemen Penerimaan
i. Pengertian dan konsep dasar
Salah satu wujud dari
kegiatan administrasi keuangan
negara adalah penatausahaan atas
penerimaan negara (Government
Receipt). Pengelolaan penerimaan
negara saat ini bertumpu pada Sistem
MPN (Modul Penerimaan Negara)
yang di kelola oleh Ditjen Pajak.
Permasalahan utama dari
pengelolaan negara saat ini adalah
integrasi antara sistem informasi
yang belum baik. Hal ini terjadi
karena ada penerimaan negara yang
di terima tidak melalui MPN, seperti
penerimaan negara yang diterima
melalui Bank Indonesia (contoh:
Penerimaan pembiayaan, Penerimaan
PNBP Migas.
ii. Proses bisnis manajemen penerimaan
Proses bisnis Manajemen Penerimaan
SPAN yang dilakukan oleh KPPN
terdiri atas 3 aktivitas utama yakni:
a. Unggah penerimaan
Penerimaan Negara yang masih
dikelola oleh KPPN terdiri atas
tiga jenis yakni Penerimaan dari
Bank/Pos Persepsi (MPN),
Penerimaan BLU, Penerimaan
Retur SP2D.
-
11
b. Reviu transaksi penerimaan
Proses selanjutnya setelah proses
unggah penerimaan adalah reviu
terhadap transaksi penerimaan.
Proses ini tidak harus dilakukan
oleh Staff KPPN, akan tetapi
disediakan sebagai sarana proses
pengecekan kembali terhadap
transaksi-transaksi penerimaan
yang telah dilakukan.
Proses reviu transaksi penerimaan
dilakukan dengan membuka form
Ikhtisar Penerimaan kemudian
lakukan pencarian berdasarkan
parameter tertentu, semisal
berdasarkan tanggal buku, atau
berdasarkan nomor penerimaan.
c. Permintaan laporan
Laporan manajerial yang
disediakan dalam SPAN dan
dapat diakses oleh KPPN terdiri
atas 5 (lima) jenis Laporan, yakni:
a. Laporan Daftar Retur SP2D
b. Laporan Daftar Pembagian
Pembagian DBH PBB
c. Laporan Daftar Penerimaan
d. Laporan Realisasi
Penerimaan, Pembagian, dan
Penyaluran PBB
e. Laporan Daftar Pelimpahan
PBB ke BO III
e. Manajemen Kas
i. Pengertian dan konsep dasar
Manajemen kas pada SPAN yang
merupakan sistem terintegrasi dengan
konsep database tunggal sehingga
data-data dari modul-modul lain
seperti terlihat pada gambar diatas
dapat dijadikan dasar bagi
manajemen kas untuk melakukan
transaksi dan pelaporan. Data dari
manajemen DIPA (Management of
Spending Authority), manajemen
komitmen (Budget Commitment),
manajemen pembayaran (Payment
Management), dan manajemen
penerimaan negara (Government
Receipt) merupakan sumber data bagi
manajemen kas untuk transaksi
maupun pelaporan.
ii. Proses bisnis manajemen kas
Skenario dasar pada modul
manajemen kas SPAN, antara lain:
a. Pencatatan rekening baru (entry
new bank account)
b. Transfer antar rekening (bank
account transfer)
c. Rekonsiliasi bank secara otomatis
(auto reconcile)
d. Rekonsiliasi bank secara manual
(manual reconcile)
-
12
e. Non-aktifasi rekening (closing
existing bank account)
f. Perencanaan kas (cash
forecasting)
f. Manajemen Pelaporan
General Ledger merupakan inti dari
sistem kerangka pengelolaan keuangan
Negara yang terintegrasi. Seluruh
transaksi keuangan yang diinput ke
dalam sistem akan diposting ke dalam
General Ledger sesuai dengan siklus
pengelolaan keuangan Negara sehingga
GL merupakan sumber data bagi
penyusunan laporan keuangan
pemerintah. Penyempurnaan proses
bisnis GL di dalam SPAN adalah GL
terintegrasi terpusat, sehingga transaksi
subledger di tiap-tiap KPPN akan
terposting ke dalam GL yang
terintegrasi. Terdapat 2 GL di dalam
SPAN, yaitu; GL akrual dan GL cash
untuk mengakomodir penerapan
penganggaran berbasis kas dan
penerapan akuntansi full akrual.
2. Teknologi dan Informasi SPAN
Salah satu tujuan pengembangan sistem
SPAN adalah semakin mempermudah
proses penganggaran yang dimulai dari
perencanaan sampai dengan pelaporan.
Dalam sistem SPAN proses penyusunan
dokumen pelaksanaan anggaran akan
semakin terintegrasi sehingga
meningkatkan efektivitas dan efisiensi
pengelolaan keuangan negara.
Sejalan dengan reformasi di bidang
keuangan Negara, reformasi
penganggaran dan perbendaharaan
negara mengagendakan sejumlah
penyempurnaan terutama di bidang
penganggaran dan perbendaharaan.
Dalam penyempurnaan ini,
pengintegrasian fungsi-fungsi sistem
penganggaran dan perbendaharaan
menjadi dasar bagi upaya pencapaian
akuntabilitas pertanggungjawaban
keuangan Pemerintah yang dapat
diandalkan. Sistem pengelolaan
keuangan negara yang modern,
transparan dan akuntabel menjadi tujuan
yang akan dicapai dalam reformasi
dimaksud.
Dalam pelaksanaan APBN, akan dikenal
beberapa proses bisnis yang baru, yaitu
manajemen data supplier, manajemen
data kontrak, manajemen data tagihan
dan Surat Perintah Membayar. Dalam
penyusunan laporan keuangan,
penyempurnaan yang akan dilakukan
meliputi aplikasi akuntansi keuangan,
akuntansi barang milik negara,
rekonsiliasi SAI, penyusunan LPJ
bendahara, dan akuntansi persediaan.
Selain aplikasi SAKTI, juga akan
dikembangkan aplikasi pendukung yang
meliputi portal SPAN dan SPAN SMS.
-
13
SIMPULAN
Dampak diterapkannya SPAN yaitu
akan semakin mempermudah proses
penganggaran yang dimulai dari perencanaan
sampai dengan pelaporan. SPAN merupakan
sebuah terobosan sistem dalam birokrasi
keuangan negara yang terintegrasi secara
menyeluruh, meliputi berbagai level. SPAN
menawarkan kemudahan dan peningkatan
efisiensi, khususnya dalam pelayanan yang
berkaitan dengan keuangan negara. Hal ini
menjadi tawaran yang cukup menggiurkan
bagi sebagian kalangan yang pro terhadap
kemajuan teknologi dan kemudahan yang
ditawarkan.
Pembangunan SPAN hingga saat ini
tidak memiliki kendala berarti dan hanya
berkutat pada permasalahan teknis
operasional, tetapi sedikit terbentur dengan
penyesuaian terhadap peraturan perundang-
undangan yang senantiasa berubah karena
kedinamisannya, tetapi tidak signifikan.
Yang menjadi fokus utama saat ini adalah
kesiapan penggunaan dan penyesuaian
operasional oleh pengguna yang selama ini
belum memanfaatkan penerapan teknologi
yang ada secara penuh.
DAFTAR REFERENSI
Prasetia, Andika. 2013. 3 Pilar Utama
SPAN. Diakses pada 10 Maret 2015,
dari http://www.andikaprasetia.com/
2013/12/3-pilar-utama-span.html
Prasetia, Andika. 2013. Implementasi SPAN.
Diakses pada 10 Maret 2015, dari
http://www.andikaprasetia.com/2013/
12/implementasi-span.html
Prasetia, Andika. 2013. Latar Belakang
Munculnya SPAN. Diakses
pada 10 Maret 2015, dari
http://www.andikaprasetia.com/2013/
12/latar-belakang-munculnya-
span.html.
Prihadi, Ragil. 2015. Implementasi SPAN
dalam Mendukung Good Governance
di Lingkup Ditjen Perbendaharaan.
Diakses pada 10 Maret 2015, dari
http://www.span.depkeu.go.id/conten
t/implementasi-span-dalam-
mendukung-good-governance-di-
lingkup-ditjen-perbendaharaan
SPAN. 2015. Apa itu SPAN?. Diakses
pada 10 Maret 2015, dari
http://www.span.depkeu.go.id/