implementasi problem based learning dalam...

199
IMPLEMENTASI PROBLEM BASED LEARNING DALAM MATERI MAKANAN HALAL & HARAM DI SMPN 03 TANGERANG SELATAN Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Disusun oleh: Devi Rahmadani 11160110000109 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2020 M / 1441 H

Upload: others

Post on 17-Nov-2020

2 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: IMPLEMENTASI PROBLEM BASED LEARNING DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52234...ii ABSTRAK Devi Rahmadani (11160110000109). Implementasi Problem Based Learning

IMPLEMENTASI PROBLEM BASED LEARNING DALAM MATERI

MAKANAN HALAL & HARAM DI SMPN 03 TANGERANG SELATAN

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi

Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Disusun oleh:

Devi Rahmadani

11160110000109

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2020 M / 1441 H

Page 2: IMPLEMENTASI PROBLEM BASED LEARNING DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52234...ii ABSTRAK Devi Rahmadani (11160110000109). Implementasi Problem Based Learning
Page 3: IMPLEMENTASI PROBLEM BASED LEARNING DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52234...ii ABSTRAK Devi Rahmadani (11160110000109). Implementasi Problem Based Learning
Page 4: IMPLEMENTASI PROBLEM BASED LEARNING DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52234...ii ABSTRAK Devi Rahmadani (11160110000109). Implementasi Problem Based Learning
Page 5: IMPLEMENTASI PROBLEM BASED LEARNING DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52234...ii ABSTRAK Devi Rahmadani (11160110000109). Implementasi Problem Based Learning

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI

Skripsi berjudul Implementasi Problem Based Learning Dalam Materi

Makanan Halal & Haram Di SMPN 03 Tangerang Selatan disusun oleh Devi

Rahmadani, NIM 11160110000109, Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI),

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta. Telah melalui bimbingan dan dinyatakan sah sebagai karya

ilmiah yang berhak untuk diujikan pada sidang munaqasah sesuai ketentuan yang

ditetapkan oleh fakultas.

Jakarta, 08 Juni 2020

Yang Mengesahkan,

Pembimbing

Drs. Rusdi Jamil, M.Ag

NIP. 19621231 199503 1 005

Page 6: IMPLEMENTASI PROBLEM BASED LEARNING DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52234...ii ABSTRAK Devi Rahmadani (11160110000109). Implementasi Problem Based Learning
Page 7: IMPLEMENTASI PROBLEM BASED LEARNING DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52234...ii ABSTRAK Devi Rahmadani (11160110000109). Implementasi Problem Based Learning

ii

ABSTRAK

Devi Rahmadani (11160110000109). Implementasi Problem Based Learning

dalam Materi Makanan Halal & Haram di SMPN 03 Tangerang Selatan.

Kata kunci : Problem Based Learning, Materi Makanan Halal & Haram, SMPN

03 Tangerang Selatan.

Problem based learning adalah pembelajaran aktif progresif dan pendekatan

pembelajaran berpusat pada masalah yang tidak terstruktur yang digunakan

sebagai titik awal dalam proses pembelajaran. Salah satu yang dapat membantu

pendidik dalam proses pembelajaran terkait makanan halal & haram yakni dengan

menerapkan problem based learning. Dengan problem based learning dapat

mengembangkan keterampilan berfikir kritis siswa dalam membedakan makanan

yang halal & haram.

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan problem based learning

dalam materi makanan halal & haram yang meliputi bagaimana perencanaan,

penerapan, serta evaluasi pembelajaran di SMPN 03 Tangerang Selatan. Metode

penelitan yang digunakan adalah deskriptif kualitatif, yakni metode yang

bertujuan untuk menjelaskan suatu kegiatan atau keadaan tertentu lalu dianalisis

data-data dan suatu kejadian dengan tulisan. Penelitian ini menggunakan

pendekatan studi kasus yang hanya memfokuskan pada satu fenomena yang ingin

diteliti. Teknik pengumpulan data dalam penelitian menggunakan observasi,

wawancara dan dokumentasi. Analisis yang digunakan adalah reduksi data,

penyajian data, menarik kesimpulan/verifikasi. Dalam penelitian ini yang menjadi

responden adalah kepala sekolah, waka kurikulum, guru PAI, dan 4 orang peserta

didik.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran fiqih dalam materi

makanan halal & haram yang di lakukan dengan problem based learning telah

memenuhi konsep dasar problem based learning, dengan segala kekurangan serta

kelebihannya. Dalam perencanaan, implementasi serta evaluasinya sudah baik,

karena sebelum menentukan Model pembelajaran harus disesuaikan dengan

kondisi yang ada yakni kesesuaian antara materi sebelum melakukan proses

pembelajaran dan tidak adanya kendala serta proses pembelajaran berlangsung

secara baik, dibuktikan dengan adanya sikap saling menghargai pendapat orang

lain, bekerja kelompok, serta dapat berfikir secara kritis untuk memecahkan

masalah yang diajukan oleh guru. Hasil evaluasi peserta didik terkait materi

makanan halal & haram dengan problem based learning rata-rata telah mencapai

nilai di atas KKM, yang dibuktikan dengan peserta didik mengerjakan soal-soal

yang telah di berikan guru di kelas.

Page 8: IMPLEMENTASI PROBLEM BASED LEARNING DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52234...ii ABSTRAK Devi Rahmadani (11160110000109). Implementasi Problem Based Learning

iii

ABSTRACT

Devi Rahmadani (11160110000109). Implementation of Problem Based

Learning in Halal & Haram Food Material at SMPN 03 South Tangerang.

Keywords: Problem Based Learning, Halal & Haram Food Material, SMPN 03

South Tangerang.

Problem based learning is progressive active learning and an unstructured

problem-centered learning approach that is used as a starting point in the learning

process. One thing that can help educators in the learning process related to halal

& haram food is by applying problem based learning. With problem based

learning, students can develop critical thinking skills in distinguishing halal &

haram foods.

This study aims to describe the problem based learning in the halal & haram

food material which includes how to plan, implement, and evaluation of learning

at SMPN 03 South Tangerang. The research method used is descriptive

qualitative, which is a method that aims to explain an activity or certain

circumstances then analyzed the data and an event with writing. This research

uses a case study approach that only focuses on one phenomenon that wants to be

investigated. Data collection techniques in research using observation, interview

and documentation. The analysis used is data reduction, data presentation,

drawing conclusions / verification. In this research that becomes respondents are

the school principal, curriculum waka, PAI teacher, and four students.

The results showed that fiqh learning in halal & haram food materials carried

out with problem based learning has fulfilled the basic concept of problem based

learning, with all its shortcomings and advantages. In planning, implementation

and evaluation it is good, because before determining the learning model must be

adjusted to the existing conditions, namely the suitability between the material

before carrying out the learning process and the absence of obstacles and the

learning process takes place well as evidenced by the mutual respect for other

people's opinions, working in groups , and can think critically to solve problems

raised by the teacher. The results of student evaluations related to halal & haram

food material with problem based learning have on average reached a value above

the KKM, which is proven by students working on the questions that have been

given by the teacher in class.

Page 9: IMPLEMENTASI PROBLEM BASED LEARNING DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52234...ii ABSTRAK Devi Rahmadani (11160110000109). Implementasi Problem Based Learning

iv

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat

dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyusun skripsi dengan sebaik-baiknya

dan semoga dapat memberikan manfaat bagi para pembaca. Shalawat serta salam

tercurah kepada jujungan Nabi besar Muhammad SAW., beserta keluarga, para

sahabat, dan para pengikutnya sampai akhir zaman.

Penulis menyadari bahwa terdapat kesulitan dan hambatan dalam menyusun

penelitian ini. Namun, berkat bantuan do’a dan masukan-masukan yang positif

dari berbagai pihak akhirnya penulisan skripsi yang berjudul “Implementasi

Problem Based Learning Dalam Materi Makanan Halal & Haram Di SMPN 03

Tangerang Selatan” ini dapat terselesaikan. Oleh karena itu, perkenankanlah

penulis untuk mengucapkan terima kasih kepada :

1. Ibu Prof. Dr. Hj. Amany Burhanuddin Umar Lubis, MA, selaku rektor

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Ibu Dr. Sururin, M.Ag. selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Bapak Drs. Abdul Haris.,M.Ag selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama

Islam Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Isam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta.

4. Bapak Dr. Sapiduin, M.Ag. selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

telah memberikan mas`ukannya serta saran kepada penulis, semoga selalu

dalam lindungan Allah Swt.

5. Bapak Drs. Rusdi Jamil, M.Ag. selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang

telah meluangkan waktu, tenaga juga pikirannya untuk memberikan

pengarahan, bimbingan, nasehat, motivasi serta do’anya dan berbagai

macam disiplin ilmu serta pengalaman baru kepada Penulis dengan penuh

kesabaran dan ketulusan sampai terselesaikannya skripsi ini.

Page 10: IMPLEMENTASI PROBLEM BASED LEARNING DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52234...ii ABSTRAK Devi Rahmadani (11160110000109). Implementasi Problem Based Learning

v

6. Seluruh Dosen Pengajar Jurusan Pendidikan Agama Islam yang telah

memberikan ilmunya kepada penulis, semoga selalu dalam lindungan

Allah Swt serta ilmu yang telah diberikan menjadi manfaat untuk penulis.

7. Bapak Maryono, S.E.M.Pd, kepala sekolah SMPN 03 Tangerang Selatan

yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penilitian

ini.

8. Bapak Rendra Al-Mubarok, S.E.I., guru agama di SMPN 03 Tangerang

Selatan yang telah memberikan do’a, motivasi serta bantuannya.

9. Seluruh guru SMPN 03 Tangerang selatan yang telah banyak membantu

dan memberikan masukannya, semoga selalu dalam lindungan Allah

SWT serta ilmu yang telah diberikan menjadi manfaat untuk penulis.

10. Seluruh siswa SMPN 03 Tangerang Selatan yang telah bersedia

memberikan waktunya dan pelajaran yang berharga bagi penulis.

11. Teruntuk Orang tua dan teman-temanku yang selalu memberikan

dukungannya baik moril maupun materil sehingga penulis dapat

menyelesaikan proposal ini.

12. Teruntuk semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu,

karena dukungan dan bantuannya sehingga penulis dapat menyelesaikan

proposal ini. Penulis tidak dapat membalasnya dengan apapun, hanya doa

yang penulis panjatkan kepada semua pihak semoga mendapatkan balasan

pahala yang berlipat ganda dari Allah SWT.

Penulis menyadari pasti ada kekurangan dalam penyusunan skripsi

ini. Oleh karena itu, kritik, bimbingan, dan arahan dari pelbagai pihak

sangatlah peneliti harapkan demi perbaikan hasil penelitian selanjutnya.

Semoga hasil penelitian ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis dan

umumnya bagi masyarakat pembaca.

Jakarta, 4 Januari 2020

Devi Rahmadani

Page 11: IMPLEMENTASI PROBLEM BASED LEARNING DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52234...ii ABSTRAK Devi Rahmadani (11160110000109). Implementasi Problem Based Learning

vi

DAFTAR ISI

ABSTRAK............................................................................................................. ii

KATA PENGANTAR .......................................................................................... iv

DAFTAR ISI ........................................................................................................ vi

DAFTAR TABEL .............................................................................................. viii

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ ix

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1

A. Latar Belakang .......................................................................................... 1

B. Identifikasi Masalah ................................................................................ 10

C. Pembatasan Masalah ............................................................................... 10

D. Rumusan Masalah ................................................................................... 11

E. Tujuan Penelitian .................................................................................... 11

F. Manfaat Penelitian .................................................................................. 12

BAB II KAJIAN TEORI ..................................................................................... 13

A. Kajian Pustaka ............................................................................................... 13

1. Problem Based Learning ........................................................................ 13

a. Pengertian Problem Based Learning ................................................. 13

b. Ciri-ciri Khusus Problem Based Learning ........................................ 16

c. Karakteristik Problem Based Learning ............................................. 16

d. Prinsip-Prinsip Problem Based Learning .......................................... 18

e. Langkah-langkah Problem Based Learning ...................................... 19

f. Kelebihan dan Kekurangan Model Problem Based Learning ........... 20

2. Fikih ........................................................................................................ 21

a. Pengertian Fikih ................................................................................. 21

b. Materi Fikih Kelas VIII SMP ............................................................... 23

3. Evaluasi Pembelajaran ............................................................................ 47

a. Pengertian Evaluasi Pembelajaran ..................................................... 47

b. Alat Evaluasi ...................................................................................... 48

Page 12: IMPLEMENTASI PROBLEM BASED LEARNING DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52234...ii ABSTRAK Devi Rahmadani (11160110000109). Implementasi Problem Based Learning

vii

4. Implementasi Problem Based Learning Dalam Materi Makanan Halal &

Haram ............................................................................................................. 51

a. Tugas-tugas Perencanaan ................................................................... 51

b. Tugas Interaktif .................................................................................. 52

c. Lingkungan Belajar dan Tugas-tugas Manajemen ............................ 53

d. Asesmen dan Evaluasi ....................................................................... 53

B. Hasil Penelitian Yang Relevan ...................................................................... 54

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ............................................................ 57

A. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................. 57

B. Latar Penelitian ....................................................................................... 57

C. Metode Penelitian ................................................................................... 58

D. Teknik Pengumpulan Data ...................................................................... 59

E. Pemeriksaan atau Pengecekan Keabsahan data ...................................... 66

F. Teknik Analisi Data ................................................................................ 67

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................................... 69

A. Deskripsi Data ......................................................................................... 69

B. Pembahasan............................................................................................. 72

BAB V PENUTUP .............................................................................................. 95

A. Kesimpulan ............................................................................................. 95

B. Implikasi ................................................................................................. 96

C. Saran ....................................................................................................... 96

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 98

LAMPIRAN ...................................................................................................... 101

Page 13: IMPLEMENTASI PROBLEM BASED LEARNING DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52234...ii ABSTRAK Devi Rahmadani (11160110000109). Implementasi Problem Based Learning

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Kondisi Siswa dan Sekolah di SMPN 03 Tangerang Selatan................59

Tabel 3.2 Proses Problem Based Laerning dalam Materi Makanan Halal &

Haram.....................................................................................................................59

Tabel 3.3 Kisi-kisi Wawancara..............................................................................61

Tabel 3.4 Penerapan Problem Based Learning dalam Maateri Makanan Halal &

haram......................................................................................................................63

Tabel 3.5 Kisi-kisi Dokumentasi Penelitian...........................................................64

Tabel 4.1 Data hasil penilaian dari soal makanan halal & haram..........................91

Page 14: IMPLEMENTASI PROBLEM BASED LEARNING DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52234...ii ABSTRAK Devi Rahmadani (11160110000109). Implementasi Problem Based Learning

ix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Pedoman Observasi

Lampiran 2 : Pedoman Wawancara

Lampiran 3 : Lembar hasil observasi kondisi sekolah & peserta didik

Lampiran 4 : Lembar hasil observasi aktivitas guru PAI

Lampiran 5 : Lembar hasil observasi aktivitas peserta didik

Lampiran 6 : Hasil wawancara kepala sekolah

Lampiran 7 : Hasil wawancara Wakasek Kurikulum

Lampiran 8 : Hasil wawancara guru bidang studi PAI

Lampiran 9 : Hasil wawancara siswa

Lampiran 10 : Surat Keterangan telah melakukan penelitian

Lampiran 11 : Dokumentasi penelitian

Page 15: IMPLEMENTASI PROBLEM BASED LEARNING DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52234...ii ABSTRAK Devi Rahmadani (11160110000109). Implementasi Problem Based Learning

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam situasi masyarakat yang selalu berubah, idealnya pendidikan tidak

hanya berorientasi pada masa lalu dan masa kini, melainkan sudah dalam

tahap proses yang mengantisipasi dan membicarakan masa depan. Pendidikan

seharusnya melihat jauh ke depan dan memikirkan apa yang akan dihadapi

peserta didik di masa yang akan datang. Pendidikan yang baik ialah

pendidikan yang tidak hanya mempersiapkan para siswanya untuk sesuatu

profesi atau jabatan, melainkan untuk menyelesaikan masalah-masalah yang

dihadapinya dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu masalah pokok dalam

pembelajaran pendidikan formal ialah masih rendahnya daya serap peserta

didik. Hal ini terlihat rerata hasil belajar peserta didik yang senantiasa masih

sangat memprihatinkan. Melihat hal ini artinya hasil kondisi pembelajaran

yang masih bersifat konvensional dan tidak menyentuh ranah dimensi peserta

didik itu sendiri, yaitu bagaimana sebenarnya belajar itu. Dalam arti

substansial, proses pembelajaran hingga dewasa ini masih memberikan

dominasi guru serta tidak memberikan akses bagi peserta didik untuk

berkembang secara mandiri melalui penemuan dan proses berpikirnya.1

Selain itu, masalah yang dihadapi dalam dunia pendidikan kita adalah

masalah lemahnya proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, anak

kurang didorong untuk mengembangkan kemampuan berpikir. Terkadang

anak itu pintar secara teori tetapi mereka miskin di penerapannya seperti

mereka tahu bagaimana membuat karya tulis tetapi mereka bingung harus

darimana memulainya. Gejala-gejala semacam ini merupakan gejala umum

dari hasil proses pendidikan kita.

1 Trianto, Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik, (Jakarta :

Prestasi Pustaka Publisher, 2007), h. 1.

Page 16: IMPLEMENTASI PROBLEM BASED LEARNING DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52234...ii ABSTRAK Devi Rahmadani (11160110000109). Implementasi Problem Based Learning

2

Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik

secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritul

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.2

Dalam proses pendidikan yang utama ialah melibatkan guru serta siswa

yang mana memiliki cita-cita yang mulia, maka demikian segala aktifitas

yang akan dilakukan oleh elemen-elemen yang berada pada lingkungan

sekolah baik yang ada di dalam maupun di luar sekolah harus sesuai dengan

cita-cita pendidikan itu sendiri. Namun pendidikan dilakukan bukan hanya

semata-mata dengan perkataan saja, tetapi dengan sikap, tingkah laku serta

perbuatan.

Pada hakikatnya program pembelajaran bertujuan tidak hanya untuk

memahami serta menguasai apa dan bagaimana suatu terjadi, melainkan

memberi pemahaman serta penguasaan terhadap point “mengapa hal itu

terjadi”. Sehingga tujuan akhir pembelajaran berupa menghasilkan siswa

yang memiliki pengetahuan dan juga keterampilan dalam memecahkan

masalah di masyarakat yang dapat direalisasikan.

Dalam lampiran Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor

22 Tahun 2016 tentang standar proses pendidikan dasar dan menengah

dinyatakan bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan

diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang,

memotivasi peserta didik untuk aktif, dan memberikan ruang yang cukup bagi

prakarsa, kreativitas, serta kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan

perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Untuk itu setiap satuan

pendidikan melakukan perencanaan pembelajaran, pelaksanaan proses

2 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Peoses Pendidikan, (Jakarta:

Kencana, 2008), h. 1-2.

Page 17: IMPLEMENTASI PROBLEM BASED LEARNING DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52234...ii ABSTRAK Devi Rahmadani (11160110000109). Implementasi Problem Based Learning

3

pembelajaran serta penilaian proses pembelajaran untuk meningkatkan

efisiensi dan efektivitas ketercapaian kompetensi lulusan.3

Apabila ingin meningkatkan efisiensi serta efektivitas ketercapaian

lulusan (prestasi), tentunya tidak akan terlepas dari upaya peningkatan

kualitas pembelajaran di sekolah. Misalnya dengan adanya penataran guru,

penyediaan buku paket, dan alat-alat laboratorium serta penyempurnaan

kurikulum. Berdasarkan hasil evaluasi upaya-upaya tersebut ternyata belum

berhasil secara optimal sebagaimana yang diinginkan. Salah satu perubahan

paradigma pembelajaran tersebut ialah orientasi pembelajaran yang awalnya

berpusat pada guru beralih pada murid, metodologi yang semula lebih

didominasi ekspositori berubah menjadi partisipatori, serta pendekatan yang

awalnya lebih banyak bersifat tekstual berganti menjadi kontekstual. Melihat

perubahan ini hanya dimaksudkan untuk memperbaiki mutu pendidikan, baik

dari segi proses maupun hasil pendidikan.4

Satu hal lagi bahwa Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)

sebagai hasil pembaharuan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) tersebut

juga menghendaki, bahwasannya suatu pembelajaran pada hakikatnya tidak

hanya mempelajari mengenai konsep, teori serta fakta tapi juga aplikasi

dalam kehidupan sehari-hari. Terkait hal ini materi pembelajaran tidak hanya

tersusun mengenai hal-hal sederhana yang sifatnya hafalan serta pemahaman,

melainkan juga tersusun mengenai materi yang kompleks yang dimana

membutuhkan analisis, aplikasi dan sintesis, seperti dalam pembelajaran

pendidikan agama Islam mengenai materi makanan halal dan haram. Banyak

peserta didik yang kurang menyukai pembelajaran pendidikan agama Islam

dikarenakan kurangnya guru dalam menumbuhkan ketertarikan peserta didik

dalam pembelajaran. Mindset peserta didik sudah terprovokator dengan

identiknya pelajaran agama Islam melalui hafalan yang sangat banyak.

3 Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, Panduan Pembelajaran Untuk

Sekolah Menengah Pertama, (Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2016), Cet. 1, h.

16. 4 Trianto, op.cit., h. 2.

Page 18: IMPLEMENTASI PROBLEM BASED LEARNING DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52234...ii ABSTRAK Devi Rahmadani (11160110000109). Implementasi Problem Based Learning

4

Akhirnya memunculkan pemikiran yang kurang disenangi oleh peserta didik.

Padahal pendidikan agama Islam ini sangat penting untuk di dunia dan di

akhirat. Maka dari itu, guru harus bijaksana dalam menentukan suatu model

pembelajaran yang sesuai agar dapat menciptakan situasi serta kondisi kelas

yang kondusif agar proses belajar mengajar dapat berlangsung sesuai dengan

tujuan yang diinginkan.5

Mengenai hal itu, terdapat inovasi yang menarik mengiringi perubahan

paradigma tersebut yakni ditemukan dan diterapkannya model-model

pembelajaran inovatif dan konstruktif atau lebih tepat dalam mengembangkan

dan menggali pengetahuan peserta didik secara konkret dan mandiri. Inovasi

ini bermula dan diadopsi dari metode kerja para ilmuwan dalam menemukan

suatu pengetahuan baru.6

Jika dilihat dari karakteristik peserta didik, daya dukung sekolah,

lingkungan sekolah dan adanya wawancara terlebih dahulu dengan guru

pendidikan agama Islam di SMPN 03 Tangerang Selatan. Maka, salah satu

model pembelajaran yang diterapkan oleh guru tersebut ialah Problem Based

Learning (PBL). Makna problem based learning ialah suatu model

pembelajaran yang dimana guru memberikan suatu masalah mengenai materi

yang dipelajari kepada peserta didik dengan menekankan siswa mampu

menyelesaikan masalah yang diberikan oleh guru secara individual maupun

kelompok.

Model PBL ini banyak digunakan dalam pembelajaran Fikih. Hal ini bisa

menjadi upaya agar memudahkan peserta didik dalam menyelesaikan masalah

di kehidupan sehari-hari. Dalam sekolah yang berstatus umum seperti SD,

SMP, dan SMA/SMK, pelajaran Fikih ini tidak dijadikan mata pelajaran

sendiri tetapi masuknya ke dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam.

Dengan adanya pembelajaran agama Islam ini salah satunya peserta didik

akan mampu membedakan mana makanan yang halal dan haram, karena

5 Ibid., h. 3. 6 Ibid., h. 3.

Page 19: IMPLEMENTASI PROBLEM BASED LEARNING DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52234...ii ABSTRAK Devi Rahmadani (11160110000109). Implementasi Problem Based Learning

5

apapun yang kita makan itu harus sesuai ketentuan Islam agar apa yang

dihasilkan kelak menjadi baik. Sebagaimana dalam Al-Qur’an telah

dijelaskan :7

رأض حللا طيباا ول ت تبعو ا في الأ يأط يا أي ها الناس كلوا مم و ان إنه لكمأ عد ا خطوات الش

(861مبين )

"Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa

yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah

syaitan; Karena sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata

bagimu." (QS. Al-Baqarah (2): 168).8

Ketentuan terkait persoalan halal atau haramnya makanan sudah di atur

dalam al-Qur’an dan al-Sunnah berupa anjuran dan larangan konsumsi, baik

dari aspek jenis makanan yang dianjurkan dan yang dilarang maupun dari

aspek proses dan cara perolehan makanan itu sendiri. Namun, seiring dengan

perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang rekayasa pangan,

persoalan kehalalan produk makanan tidak lagi dipandang sederhana. Dengan

rekayasa genetika dan teknologi pangan saat ini, telah memungkinkan semua

yang ada dimuka bumi ini dapat dijadikan sebagai bahan baku makanan yang

dikonsumsi manusia. Ditambah masalah produk serta bahan baku makanan

yang diimpor terutama dari negeri yang penduduknya manyoritas non

muslim. Sepintas bahan makanan tersebut terlihat dari jenis barang yang

halal, namun tidak menutup kemungkinan dalam proses pembuatan,

penyimpanan, penyajian, serta peralatannya bercampur, bersentuhan dengan

bahan-bahan yang tidak suci atau tidak halal. Datangnya globalisasi di bidang

pangan tentu akan membawa konsekuensi dimana banyak makanan impor

baik yang jelas keharamannya atau yang tidak jelas keharamannya beredar di

luaran sana.

7Ursilatul Laili, “Mengkonsumsi Makanan Halal dan Haram dalam Islam”,

www.kompasiana.com/ursilatullaili/5c79175d12ae9409d03d8ff5/mengkonsumsi-makanan-halal-

dan-haram-dalam-islam?page=all, diakses tanggal 30 Desember 2019 pukul 13.53 WIB. 8 Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemah, (Depok: Al-Huda, 2002), h. 26.

Page 20: IMPLEMENTASI PROBLEM BASED LEARNING DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52234...ii ABSTRAK Devi Rahmadani (11160110000109). Implementasi Problem Based Learning

6

Jika dilihat keadaan sekarang, dimana teknologi telah berkembang

sedemikian rupa sehingga hal-hal yang dulunya tidak ada menjadi ada dengan

bantuan teknologi. Sebagai contoh, dahulu orang membuat roti cukup dengan

menggunakan bahan dasar terigu, ragi dan air. Akan tetapi, sekarang tidak

cukup hanya dengan bahan utama itu saja, tetapi perlu ada tambahan bahan

lainnya yang disebut dengan bahan tambahan makanan seperti shortening

(mentega putih), perisa atau flavor (bahan untuk menimbulkan aroma dan

rasa tertentu), serta anticacking agent. Diantara bahan-bahan tambahan

tersebut banyak orang tidak mengetahui asal usulnya, kecuali hanya sebagian

kecil atau ahli yang mengetahui bahwa diantara bahan tambahan makanan

tersebut ada yang mengandung bahan yang diharamkan, seperti lemak babi

atau bahan yang dapat berasal dari lemak babi yang diperoleh melalui reaksi

kimia. Dengan demikian, diperlukan usaha yang maksimal untuk mengetahui

mana yang halal dan mana yang tidak halal. Persoalan lain yang muncul

akibat proses teknologi pangan mengenai berbagai produk yang selalu hadir

ditengah-tengah masyarakat, yakni produk atau bahan pangan yang

diproduksi dari bahan yang berasal dari bahan-bahan hewani yaitu sapi,

kambing, kerbau, ayam, dan lain-lain yang dihalalkan secara syar‟i, tetapi

dalam proses penyembelihannya tidak memenuhi standar persyaratan yang

digariskan syariat Islam. Pada awalnya produk pangan tersebut berasal dari

jenis yang dihalalkan, namun menjadi haram ketika mengalami proses

teknologi yang menggunakan perangkat moderen.9

Ditambah lagi, banyak bahan utama serta bahan tambahan makanan yang

harus diimpor untuk memproduksi bahan pangan olahan di dalam negeri,

yang tidak diketahui status kehalalannya. Maka, apabila tidak ada jaminan

kehalalan suatu bahan atau produk pangan, akan meyulitkan peserta didik

untuk memilih mana makanan yang halal dan mana yang haram. Untuk itulah

diperlukan kesadaran, pemahaman, pengawasan, serta kontrol pemerintah

menjadi sesuatu yang nyata sebagai usaha perlindungan umat Muslim dan

9 Iqbal Muhammad, “Standarisasi Produk Pangan Halal (Studi Komparatif Perspektif Hukum

Islam dan Hukum Positif)”, Jurnal Mimbar Akademika, Vol. 3, 2018, h. 125.

Page 21: IMPLEMENTASI PROBLEM BASED LEARNING DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52234...ii ABSTRAK Devi Rahmadani (11160110000109). Implementasi Problem Based Learning

7

Muslimah agar hidup nyaman termasuk makanan yang dikonsumsinya. Peran

pemerintah dalam menetapkan peraturan terkait pangan halal, diharapkan

setidaknya dapat memberikan informasi yang jelas mengenai suatu produk

dan dapat mendorong masyarakat untuk mengkonsumsi makanan secara

aman dan memenuhi standar. Di lain hal, peserta didik harus dibekali dengan

pengetahuan yang cukup terkait masalah ini, bahkan guru agama atau para

ulama harus bekerjasama dengan para ilmuwan dalam menentukan kehalalan

suatu bahan atau produk pangan mengingat permasalahan ini memerlukan

pengetahuan yang mendalam mengenai asal usul bahan itu sendiri di samping

pengetahuan hukum Fiqih.10

Dengan perkembangan yang terus maju akan semakin banyak

permasalahan di kehidupan sehari-hari khususnya seputar makanan halal &

haram yang timbul dan baru untuk dapat diselesaikan solusinya. Dengan

demikian pembelajaran agama Islam di sekolah sangat penting untuk

menjawab permasalahan-permasalah tersebut. Namun tantangan yang paling

utama dari pembelajaran agama Islam ini ialah dalam hal implementasi.

Karena dengan kemajuan perkembangan yang modern ini memang sudah

dituntut bahwasannya pembelajaran agama Islam ini bukan hanya

mentransfer pengetahuan agama saja melainkan bagaimana peserta didik

dapat menerapkannya dan memilikinya dalam kehidupan sehari-hari. Maka

dari itu, SMPN 03 Tangerang Selatan menggunakan problem based learning

(pembelajaran berbasis masalah) dalam materi makanan halal dan haram

untuk menjadi solusi pemecahan masalah yang terjadi di dunia nyata.

Dalam pembelajaran pendidikan agama Islam sendiri Problem based

Learning ini memiliki tujuan yang sesuai dengan kurikulum sekarang yaitu

kurikulum 2013, dikarenakan dalam kurikulum 2013 guru Pendidikan Agama

Islam ditekankan untuk dapat memperbaiki dan membuat karakter-karakter

10 Ibid., h. 128.

Page 22: IMPLEMENTASI PROBLEM BASED LEARNING DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52234...ii ABSTRAK Devi Rahmadani (11160110000109). Implementasi Problem Based Learning

8

peserta didik yang mandiri, kreatif, cerdas serta berakhlak mulia.11 Guru

dituntut harus kreatif serta tepat dalam menggunakan berbagai model

pembelajaran yang dimana model pembelajaran ini memudahkan anak didik

untuk mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Jika dilihat arti

model pembelajaran itu sendiri ialah panduan bagi para pendidikan untuk

melaksanakan proses belajar mengajar. Sedangkan Joyce dan Weil

berpendapat bahwa model pembelajaran ialah suatu rencana atau pola yang

dapat digunakan untuk membentuk kurikulum (rencana pembelajaran jangka

panjang), merancang bahan-bahan pembelajaran serta membimbing

pembelajaran di kelas atau yang lain. Model pembelajaran dapat dijadikan

pola pilihan yang berarti para guru dapat memilih model pembelajaran yang

sesuai dan efisien untuk mencapai tujuan pendidikannya.12

Dari segi psikologi belajar, PBL bersandarkan pada ranah kognitif yang

berarti belajar ialah proses perubahan tingkah laku berkat adanya

pengalaman. Sedangkan dari segi filosofis mengenai fungsi sekolah sebagai

wadah untuk mempersiapkan peserta didik agar dapat hidup di masyarakat,

maka PBL ialah strategi yang memungkinkan dan sangat penting diterapkan.

Berangkat dari teori Jean Piaget sebagaimana dikutip oleh martinis

Yamin dalam strategi pembelajaran berbasis kompetensi bahwa dalam

penelitiannya : “Organisme itu bukan suatu penyebab yang pasif dalam

perkembangan genetik. Perubahan genetik bukanlah kejadian kebetulan yang

menyebabkan makhluk tetap bertahan hidup oleh proses selesksi yang

dikuasai lingkungan. Adaptasi biologi dan proses interaksi antara organisme

dan lingkungan menyebab makhluk itu hidup.”13

11 Ninin Dwi Novita, dkk, “Efektifitas Model Problem Based Learning Pada Pembelajaran

Pendidikan Agama Islam Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Di SMA Negeri 1 Pandaan”,

Jurnal Pendidikan Agama Islam, Vol. 4, 2019, h. 166. 12 Rusman, op.cit., h. 132. 13 Martinis Yamin, Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi, (Jakarta: Gaung Persada

Press, 2003), h. 8.

Page 23: IMPLEMENTASI PROBLEM BASED LEARNING DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52234...ii ABSTRAK Devi Rahmadani (11160110000109). Implementasi Problem Based Learning

9

Perkembangan biologi memberikan gambaran dasar terkait

perkembangan intelek, kecerdasan, dan sistem hidup yang lain serta proses

adaptasi dengan lingkungan. Paradigma konstruktivisme oleh Jean Piaget

sebagaimana dikutip oleh martinis Yamin dalam strategi pembelajaran

berbasis kompetensi yaitu melandasi timbulnya strategi kognitif yang disebut

teori meta cognition, yang artinya keterampilan yang dimiliki oleh peserta

didik dalam mengatur serta mengontrol proses berfikirnya.14 Bahkan perintah

berpikir ini sudah dijelaskan dalam Al-Qur’an :

لون الأ ن أن أفسكمأ وأن أتمأ ت ت أ (44كتاب أفل ت عأقلون )أتأأمرون الناس بالأبر وت نأسوأ

“Mengapa kamu suruh orang lain (mengerjakan) kebaktian, sedang

kamu melupakan diri (kewajiban)mu sendiri, padahal kamu membaca

Al Kitab (Taurat)? Maka tidaklah kamu berpikir?” (QS. Al-Baqarah (2):

44).15

Terdapat dua aspek yang menjadi penilaian dalam pelajaran pendidikan

agama Islam itu sendiri yakni aspek teori serta aspek praktek. Dimana kedua

aspek tersebut sama-sama penting dan bernilai cukup besar. Namun menurut

penulis dua-duanya cukup penting dalam menunjang penilaian yang terbaik.

Jika sudah dapat teorinya lalu akan di praktikkan yang dimana dua-duanya

tersebut dapat berguna dalam kehidupan sehari-hari. Tetapi jika dilihat

belakangan ini, banyak orang yang sudah mengerti teorinya namun banyak

yang tidak mempraktikkannya sesuai teori. maka penulis bisa simpulkan

bahwa ketika anda dapat mempraktikkannya secara otomatis anda pun akan

mengerti teorinya.

Seperti halnya mendapatkan pengalaman di luar kelas ialah bagian

strategi kognitif di mana seseorang akan belajar dari pengalaman dirinya dan

pengalaman orang lain. Pengalaman yang didapat oleh siswa di luar kelas

akan tercatat dalam benaknya dengan bentuk gagasan-gagasan serta

tanggapan-tanggapan. Hal ini akan tertuang dalam kata-kata yang

14 Ibid., h. 9. 15 Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemah, (Depok: Al-Huda, 2002), h. 8.

Page 24: IMPLEMENTASI PROBLEM BASED LEARNING DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52234...ii ABSTRAK Devi Rahmadani (11160110000109). Implementasi Problem Based Learning

10

disampaikan kepada orang yang mendengarkan ceritanya. Dengan begitu,

pengalaman siswa akan dapat dipresentasikannya dalam bentuk kata-kata dan

orang lain akan mengerti apa yang dimaksudnya.16

Dari penjelasan di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian

terkait implementasi problem based learning dalam materi makanan halal &

haram. berdasarkan hal tersebut, peneliti melakukan penelitian dengan

mengangkat judul “IMPLEMENTASI PROBLEM BASED LEARNING

DALAM MATERI MAKANAN HALAL & HARAM DI SMPN 03

TANGERANG SELATAN”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, terdapat beberapa masalah yang

dapat diidentifikasi diantaranya:

1. Hasil pelajaran pendidikan agama Islam materi fikih yang rendah.

2. Masih banyak guru yang kurang mendorong kemampuan berfikir siswa

dalam proses pembelajaran.

3. Masih banyak guru yang kurang melibatkan peserta didik dalam

pembelajaran.

4. Masih banyak guru yang kurang memberikan pemahaman keagamaan

kepada peserta didik.

5. Masih banyak guru yang kurang update dalam menerapkan berbagai

model pembelajaran.

6. Masih banyak guru yang kurang kreatif dalam menentukan model

pembelajaran.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang dilakukan penulis tersebut di atas,

penelitian ini dibatasi hanya seputar masalah pada implementasi Problem

Based Learning Dalam Materi Makanan Halal & Haram Kelas VIII SMPN 03

Tangerang Selatan. Dengan fokus penelitian ini untuk memaparkan :

16 Yamin, op.cit., h. 3.

Page 25: IMPLEMENTASI PROBLEM BASED LEARNING DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52234...ii ABSTRAK Devi Rahmadani (11160110000109). Implementasi Problem Based Learning

11

1. Perencanaan guru dalam problem based learning untuk materi makanan

halal & haram pada kelas VIII SMP.

2. Implementasi problem based learning dalam materi makanan halal &

haram pada kelas VIII SMP.

3. Pelaksanaan evaluasi problem based learning dalam materi makanan

halal & haram pada kelas VIII SMP.

D. Rumusan Masalah

Setelah menelaah identifikasi dan pembatasan masalah serta berkaitan

dengan kebutuhan pendekatan yang tepat untuk mengurai objek penelitian,

maka penelitian ini akan difokuskan kajiannya pada rumusan masalah yaitu:

Bagaimana implementasi problem based learning dalam materi makanan

halal & haram kelas VIII di SMPN 03 Tangsel?

E. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui perencanaan pembelajaran problem based learning

dalam materi makanan halal & haram kelas VIII di SMPN 03 Tangsel.

2. Untuk mengetahui implementasi Problem Based Learning dalam materi

makanan halal & haram kelas VIII di SMPN 03 Tangsel.

3. Untuk mengetahui pelaksanaan evaluasi problem based learning dalam

materi makanan halal & haram kelas VIII di SMPN 03 Tangsel.

Page 26: IMPLEMENTASI PROBLEM BASED LEARNING DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52234...ii ABSTRAK Devi Rahmadani (11160110000109). Implementasi Problem Based Learning

12

F. Manfaat Penelitian

Penulis memiliki harapan agar penulisan penelitian ini memberi manfaat

baik bagi penulis sendiri maupun bagi masyarakat pembaca terutama

kalangan akademisi, peneliti, praktisi, pengelola pendidikan, dan lain seba

gainya. Diantara manfaat tersebut adalah:

1. Kegunaan Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan serta ilmu

pengetahuan khsuusnya pada Pendidikan Agama Islam tentang model

pembelajaran materi makanan halal & haram.

2. Kegunaan Praktis

a. Bagi Peneliti

Dapat menambah wawasan serta ilmu pengetahuan baru kepada

peneliti, dan dapat menjadikan pengelaman seta pembelajaran

tersendiri untuk peneliti sebagai calon guru Pendidkan Agama Islam

yang akan datang.

b. Bagi Lembaga Pendidikan

Dapat dijadikan masukan sehingga dapat meningkatkan mutu

dunia pendidikan terkhusus untuk model pembelajaran Pendidikan

Agama Islam agar lebih baik lagi ke depannya.

c. Bagi Masyarakat

Dapat menambah pengetahuan masyarakat mengenai Problem

Based Learning dalam pembelajaran pendidikan agama Islam terkait

materi makanan halal & haram.

d. Bagi Peneliti Lain

Dapat memberikan informasi mengenai pembelajaran

Pendidikan Agama Islam serta dapat dijadikan seagai sumber

rujukan untuk melakukan penelitian yang sama.

Page 27: IMPLEMENTASI PROBLEM BASED LEARNING DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52234...ii ABSTRAK Devi Rahmadani (11160110000109). Implementasi Problem Based Learning

13

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Kajian Pustaka

1. Problem Based Learning

a. Pengertian Problem Based Learning

Problem based learning pertama kali diperkenalkan pada awal

tahun 1970-an di Universitas Mc Master Fakultas Kedokeran

Kanada, sebagai satu usaha untuk menemukan solusi dalam

diagnosis dengan membuat pertanyaan-pertanyaan sesuai kondisi

atau situasi yang ada.1 Pengajaran berdasarkan masalah sudah

dikenal pada zaman John Dewey. Dalam buku Trianto, menurut John

Dewey belajar yang berdasarkan masalah merupakan interaksi antara

stimulus dengan respons, adalah hubungan antara dua orang belajar

dari lingkungan. Lingkungan memberi masukan kepada peserta didik

berupa bantuan dan masalah, sedangkan sistem saraf otak memiliki

fungsi menafsirkan bantuan itu secara efektif lalu masalah yang

dihadapi dapat diselidiki, dinilai, dianalisis, dan dicari

pemecahannya dengan baik. Pengalaman siswa yang diperoleh dari

lingkungan akan menjadikan kepadanya bahan dan materi guna

memperoleh pengertian dan bisa dijadikan pedoman serta tujuan

belajarnya.2

Dalam jurnal Marhamah Saleh, “Pembelajaran Berbasis Masalah

(PBM) atau Problem Based Learning (PBL) adalah suatu model

pembelajaran yang didasarkan pada prinsip menggunakan masalah

sebagai titik awal akuisisi dan integrasi pengetahuan baru”.3 Problem

based learning menggunakan berbagai macam kecerdasan yang

1 Rusman, Model-model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru , (Jakarta:

Rajawali Press, 2016), Edisi kedua, h.242.

2 Trianto, Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik, (Jakarta :

Prestasi Pustaka Publisher, 2007), h. 67-68.

3 Marhamah Saleh, “Strategi Pembelajaran Fiqh Dengan Problem-Based Learning”, Jurnal

Ilmiah Didaktika, Vol. XIV, 2013, h. 203.

Page 28: IMPLEMENTASI PROBLEM BASED LEARNING DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52234...ii ABSTRAK Devi Rahmadani (11160110000109). Implementasi Problem Based Learning

14

diperlukan untuk melakukan konfrontasi terhadap tantangan dunia

nyata, kemampuan untuk menghadapi segala sesuatu yang baru dan

masalah-masalah yang dimunculkan. Problem based learning

merupakan suatu pendekatan yang menggunakan masalah dunia

nyata sebagai suatu konteks bagi peserta didik untuk belajar

mengenai cara berpikir kritis dan keterampilan pemecahan masalah

serta untuk memperoleh pengetahuan esensial dari materi pelajaran.4

Dalam jurnal John R. Savery : “It is an intuctional (and curricular)

learner-centered approach that empowers learners to conduct

research, integrate theory and practice, and apply knowledge and

skills to develop a viable solution to a defined problem”.5

Problem Based Learning ialah inovasi dalam pembelajaran

karena dalam PBL kemampuan berpikir siswa betul-betul

dioptimalisasikan melalui proses kerja kelompok atau tim yang

sistematis, sehingga siswa dapat memberdayakan, mengasah,

menguji, serta mengembangkan kemampuan berpikirnya secara

berkesinambungan.6 Problem Based Learning ini merupakan

penggunakan berbagai macam kecerdasan yang diperlukan untuk

melakukan konfrontasi terhadap tantangan dunia nyata, kemampuan

untuk menghadapi segala sesuatu yang baru serta kompleksitas yang

ada.7

Dari segi pedagogis, pembelajaran berbasis masalah di dasarkan

pada teori belajar konstruktivisme (Schmidt, 1993, Savery dan

Duffy, 1995, Hendry dan Murphy, 1995), dengan ciri :

1) Pemahaman diperoleh dari interaksi dengan skenario

permasalahan serta lingkungan belajar.

4 Maya Agustina, “Problem Based Learning (PBL): Suatu Model Pembelajaran Untuk

Mengembangkan Cara Berpikir Kreatif Siswa”, At-Ta’dib: Jurnal Ilmiah Pendidikan Agama Islam

Vol. 10, 2018, h. 166. 5 John R. Savery, “Overview Of Problem-based Leraning: Definitions and Distrinctions”, The

Interdisciplinary: Journal of Problem-based Learning, vol. 1, 2006, h. 9. 6 Rusman, op.cit., h. 229. 7 Ibid., h. 232.

Page 29: IMPLEMENTASI PROBLEM BASED LEARNING DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52234...ii ABSTRAK Devi Rahmadani (11160110000109). Implementasi Problem Based Learning

15

2) Pergulatan dengan masalah serta proses inquiry masalah

menciptakan disonansi kognitif yang menstimulasi belajar.

3) Pengetahuan terjadi melalui proses kolaborasi negosiasi sosial

serta evaluasi terhadap keberadaan sebuah sudut pandang.8

Selain teori belajar konstruktivisme, ada beberapa teori belajar

lainnya yang melandasi pendekatan PBL salah satunya ialah teori

belajar penemuan dari Jerome S. Bruner yang artinya dimana siswa

menemukan kembali, bukan menemukan yang sama sekali benar-

benar baru. Belajar penemuan sesuai dengan pencarian pengetahuan

secara aktif oleh manusia, dengan sendirinya memberikan hasil yang

lebih baik, berusaha sendiri mencari pemecahan masalah serta

didukung oleh pengetahuan yang menyertainya, serta menghasilkan

pengetahuan yang benar-benar bermakna. Bruner juga menggunakan

konsep Scaffolding dan interaksi sosial di kelas maupun di luar kelas.

Scaffolding ialah suatu proses untuk membantu siswa menuntaskan

masalah tertentu melampaui kapasitas perkembangannya melalui

bantuan guru, teman atau orang lain yang memiliki kemampuan

lebih.9 Guru disarankan tidak berorientasi pada problem based

learning tersebut, akan tetapi guru hanya memantau jalan fikiran

yang disampaikan oleh siswa, argument siswa, dan memotivasi

siswa agar mengeluarkan aargument mereka, dan sekali-kali guru

tidak boleh tidak menghargai argument siswa, walaupun argument

siswa tersebut salah menurut pandangan guru.10

Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwasannya Problem

Based Learning merupakan salah satu model pembelajaran yang

dapat memberikan kesempatan kepada siswa dalam memecahkan

suatu masalah yang akan dihadapi dalam kehidupannya, sehingga

siswa dapat mempelajari pengetahuan yang berhubungan dengan

8 Ibid., h. 231. 9 Ibid., h. 244.

10 Martinis Yamin, op.cit., h. 74.

Page 30: IMPLEMENTASI PROBLEM BASED LEARNING DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52234...ii ABSTRAK Devi Rahmadani (11160110000109). Implementasi Problem Based Learning

16

masalah tersebut serta memiliki keterampilan untuk

memecahkannya.

b. Ciri-ciri Khusus Problem Based Learning

Pembelajaran berbasis masalah (problem based learning) dapat

disebut sebagai rangkaian aktivitas pembelajaran yang menekankan

kepada proses penyelesaian masalah yang dihadapi secara alamiah.

Berdasarkan hal tersebut, maka problem based learning

memiliki tiga ciri utama, yakni sebagai berikut :

1) Aktivitas pembelajaran, yakni dalam implementasinya ada

sejumlah kegiatan yang harus dilakukan peserta didik. Dalam

problem based learning tidak diharapkan siswa hanya sekadar

mendengarkan, melihat, mencatat, serta menghafal materi

pelajaran, melainkan siswa aktif untuk berpikir, berkomunikasi,

mencari, juga mengolah data dan menyimpulkan.

2) Aktivitas pembelajaran diarahkan untuk menyelesaikan

masalah.

3) Pemecahan masalah dilakukan dengan menggunakan

pendekatan berpikir secara ilmiah. Proses berpikir ilmiah

dilakukan secara sistematis dan empiris. Sistematis berarti

melalui tahapan-tahapan tertentu, sedangkan empiris berarti

proses penyelesaian masalah berdasarkan pada data serta fakta

yang jelas.11

c. Karakteristik Problem Based Learning

Karakteristik Problem Based Learning adalah sebagai berikut :

1) Permasalahan menjadi starting point dalam belajar.

2) Permasalahan yang diangkat adalah permasalahan yang ada di

dunia nyata yang tidak terstruktur.

3) Permasalahan membutuhkan perspektif ganda.

11 Trianto Ibnu Badar Al-Tabany, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif, Progresif, Dan

Kontekstual: Konsep, Landasan, dan Implementasinya pada Kurikulum 2013 (Kurikulum Tematik

Integratif/TKI), (Jakarta: Prenadamedia Group, 2014), h. 65.

Page 31: IMPLEMENTASI PROBLEM BASED LEARNING DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52234...ii ABSTRAK Devi Rahmadani (11160110000109). Implementasi Problem Based Learning

17

4) Permasalahan, menantang pengetahuan yang dimilki oleh siswa,

sikap, dan kompetensi yang kemudian membutuhkan

identifikasi kebutuhan belajar dan bidang baru dalam belajar.

5) Belajar pengarahan diri menjadi hal yang utama.

6) Pemanfaatan sumber pengetahuan yang beragam,

penggunaannya, dan evaluasi sumber informasi merupakan

proses yang esensial dalam PBL.

7) Belajar adalah kolaboratif, komunikasi, dan kooperatif.

8) Pengembangan keterampilan inquiry serta pemecahan masalah

sama pentingnya dengan penguasaan isi pengetahuan untuk

mencari solusi dari sebuah permasalahan.

9) Keterbukaan proses dalam PBL meliputi sintesis serta integrasi

dari sebuah proses belajar, dan

10) PBL melibatkan evaluasi serta review pengalaman siswa dan

proses belajar.12

Dalam buku Alamsyah terdapat tiga karakteristik problem based

learning, yakni :

1) Pelajaran fokus pada masalah.

2) Tanggung jawab untuk memecahkan masalah bertumpu pada

siswa.

3) Guru mendukung proses saat siswa mengerjakan masalah.13

Ada juga yang menyebutkan terdapat 6 karakteristik PBL, yaitu :

1) Pintu masuk pembelajaran ialah masalah (problem), melainkan

bukan teori.

2) Masalah yang dimunculkan ialah yang peserta didik

kemungkinan besar akan menghadapi di kehidupan sehari-hari.

3) Unit-unit kurikulum lebih di sekitar masalah daripada

berdasarkan subjek-subjek disiplin ilmu.

12 Rusman, op. cit., h. 232-233. 13 Alamsyah Said, Andi Budimanjaya, 95 Strategi Mengajar Multiple Intelligences Mengajar

Sesuai Kerja Otak dan Gaya Belajar Siswa, (Jakarta: Kencana, 2015), h. 120.

Page 32: IMPLEMENTASI PROBLEM BASED LEARNING DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52234...ii ABSTRAK Devi Rahmadani (11160110000109). Implementasi Problem Based Learning

18

4) Peserta didik memiliki anggapan bahwa penanggung jawab

utama untuk mengelola belajar/pembelajaranya yakni mereka.

5) Kebanyakan pembelajaran terjadi dalam konteks kelompok-

kelompok kecil (small groups) dari pada kelompok-kelompok

besar.

6) Sedapat mungkin, peserta didik “mendemonstrasikan/

menunjukkan” simulasi solusi masalah.14

d. Prinsip-Prinsip Problem Based Learning

Adapun prinsip-prinsip PBL, sebagai berikut :

1) Pembelajaran adalah suatu proses konstruktif. (Learning should

be a constructive process). Pembelajaran adalah suatu proses

dimana peserta didik secara aktif membangun pengetahuan

mereka sendiri. Peserta didik tidak lagi pasif mendapatkan

pengetahuan tentang fakta-fakta melalui sekolahan, peserta didik

diharapkan dapat memahami tentang suatu teori berdasarkan

pengalaman mereka sendiri dan juga interaksi dengan

lingkungan sekitar.

2) Pembelajaran adalah suatu proses yang dimotori oleh keinginan

dari dalam diri sendiri (Learning should be a self directed

process). Dalam proses pembelajaran, peserta didik memiliki

tanggung jawab mulai dari perencanaan, monitoring, dan

evaluasi proses belajar mereka sendiri. Peserta didik harus dapat

menentukan tujuan belajar mereka, kemudian mencari cara yang

dapat dilakukan untuk mencapai tujuan belajar tersebut

termasuk didalamnya strategi belajar yang harus diterapkan,

sumber pembelajaran yang bisa digunakan, apa saja

kemungkinan kelemahan yang dapat menghambat

keberhasilannya dalam mencapai tujuan belajar.

3) Pembelajaran adalah suatu proses kolaborasi (learning should be

14 Burhannudin Ichsan, Dodik Nursanto, Keterampilan Belajar Dan Keterampilan Teknologi

Informasi, (Surakarta: UNS Press, 2013), h. 6.

Page 33: IMPLEMENTASI PROBLEM BASED LEARNING DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52234...ii ABSTRAK Devi Rahmadani (11160110000109). Implementasi Problem Based Learning

19

a collaborative process). Dalam diskusi tutorial, peserta didik

didorong untuk berinteraksi dengan yang lain, melalui interaksi

dengan sesama anggota kelompok, peserta didik akan mampu

membentuk suatu pemahaman baru mengenai suatu

permasalahan.15

e. Langkah-langkah Problem Based Learning

Langkah pertama yang harus dilakukan guru ialah

mengobservasi suatu fenomena, lalu langkah kedua ialah

memerintahkan murid untuk mencatat permasalahan-permasalahan

yang muncul, langkah ketiga adalah tugas guru pendidikan agama

Islam untuk merangsang murid agar berfikir kritis dalam

memecahkan permasalahan yang ada, dan Langkah keempat yakni

guru diharapkan mampu untuk memotivasi murid agar mereka

berani bertanya, berargument, serta mendengarkan argument yang

berbeda dengan mereka.16

Langkah-langkah Problem Based Learning adalah sebagai

berikut:

1) Fase pertama (Orientasi siswa pada masalah). Guru menjelaskan

tujuan pembelajaran, menjelaskan logistik yang diperlukan,

serta memotivasi siswa terlibat pada aktivitas pemecahan

masalah.

2) Fase kedua (Mengorganisasi siswa untuk belajar). Guru

membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas

belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut.

3) Fase ketiga (Membimbing pengalaman individual/kelompok).

Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang

sesuai, melaksanakan eksperimen untuk mendapatkan

penjelasan dan pemecahan masalah.

15 Maya Agustina, op.cit., h. 167-168.

16 Abdul Majid, Belajar Dan Pembelajaran, ( Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012), h.

172

Page 34: IMPLEMENTASI PROBLEM BASED LEARNING DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52234...ii ABSTRAK Devi Rahmadani (11160110000109). Implementasi Problem Based Learning

20

4) Fase keempat (Mengembangkan dan menyajikan hasil karya).

Guru membantu siswa dalam merencanakan dan menyiapkan

karya yang sesuai seperti laporan, dan membantu mereka untuk

berbagai tugas dengan temannya.

5) Fase kelima (Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan

masalah). Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi atau

evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan proses yang mereka

gunakan.17

f. Kelebihan dan Kekurangan Model Problem Based Learning

Dalam model pembelajaran pasti akan adanya kelebihan juga

kekurangan, dalam hal ini model problem based learning pun

memilikinya diantaranya sebagai berikut:

1) Kelebihan Model Problem Based Learning

a) Dapat membuat pendidikan di sekolah menjadi relevan

dengan kehidupan.

b) Dapat membiasakan para siswa menghadapi dan

memecahkan masalah secara terampil, yang selanjutnya

dapat mereka gunakan pada saat menghadapi masalah yang

sesungguhnya di masyarakat.

c) Dapat merangsang pengembangan kemampuan berpikir

secara kreatif serta menyekuruh, karena dalam proses

pembelajarannya, para siswa banyak melakukan proses

mental dengan menyoroti permasalahan dari berbagai

aspek.18

d) Melatih siswa untuk belajar mandiri.

e) Ilmu serta pengetahuan yang diperoleh siswa bersifat nyata

dan juga aplikatif.

f) Meningkatkan kemampuan analisis siswa.

17 Rusman, op.cit., h. 243. 18 Samsul Arifin, “Metode Problem Based Learning Dalam Peningkatan Pemahaman Fikih

Kontemporer”, TA’LIM : Jurnal Studi Pendidikan Islam, Vol. 2, 2019, h. 100.

Page 35: IMPLEMENTASI PROBLEM BASED LEARNING DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52234...ii ABSTRAK Devi Rahmadani (11160110000109). Implementasi Problem Based Learning

21

g) Menumbuhkan kebanggaan dalam diri siswa ketika ia

berhasil memecahkan masalah yang ia hadapi.

h) Ilmu serta pengetahuan yang diperoleh cenderung bersifat

permanen dalam arti melekat dalam ingatan siswa.19

2) Kekurangan Model Problem Based Learning

a) Sering menemukan kesulitan dalam menemukan masalah

yang sesuai dengan tingkat berpikir para siswa. Hal ini

terjadi karena adanya tingkat perbedaan tingkat kemampuan

berpikir para siswa.

b) Sering memerlukan waktu yang lebih banyak. Hal ini terjadi

antara lain karena dalam memecahkan masalah tersebut

sering keluar dari konteks atau cara pemecahannya yang

kurang efisien.

c) Sering mengalami kesulitan dalam perubahan kebiasaan

belajar dari yang semula belajar dengan mendengar,

mencatat dan menghafal informasi yang disampaikan guru,

menjadi belajar dengan cara mencari data, menganalisis,

menyusun hipotesis dan memecahkannya sendiri.20

d) Pada umumnya guru kesulitan mencari masalah atau kasus

yang sesuai dengan bidang studi.

e) Membutuhkan waktu dan proses yang lebih lama dari

model pembelajaran konvensional.

f) Untuk beberapa jenis mata pelajaran, kasus atau masalah

yang diberikan kepada siswa membutuhkan biaya dan

tenaga tambahan. Contoh dari biaya serta tenaga tambahan

seperti penyediaan bahan atau peralatan praktik.21

2. Fikih

a. Pengertian Fikih

19 Jasa Ungguh Muliawan, 45 Model Pembelajaran Spektakuler, (Yogyakarta : Ar-Ruzz

Media, 2016), h. 264. 20 Samsul Arifin, loc.cit. 21 Jasa Ungguh Muliawan, loc.cit.

Page 36: IMPLEMENTASI PROBLEM BASED LEARNING DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52234...ii ABSTRAK Devi Rahmadani (11160110000109). Implementasi Problem Based Learning

22

“Kata Fikih berasal berasal dari bahasa Arab, yakni bentuk masdar

dari akar kata فقه ، يفقه ، فقها secara bahasa, artinya pemahaman mendalam

yang dapat menangkap tentang asal, tujuan ucapan, serta perbuatan.

Fikih menurut bahasa Arab adalah paham atau pengertian.

Sedangkan menurut istilah adalah ilmu untuk mengetahui hukum-hukum

syara’ yang pada perbuatan anggota, diambil dari dalil-dalil yang tafsili

(terperinci).22

Menurut Imam Syafi’i, sebagaimana dikutip oleh Imam Subki dalam

kitab Jam’ul al-Jawami yakni fikih adalah ilmu yang membahas tentang

hukum syara’ yang dimana berhubungan dengan perbuatan yang

diperoleh melalui dalil-dalil secara terperinci.23

Dengan demikian, secara ringkas dapat dikatakan, “Fikih itu adalah

dugaan kuat yang dicapai seorang mujtahid dalam usahanya menemukan

hukum Allah.” Dari pengertian fikih dan syariah di atas terlihat kaitan yang

sangat erat antara fikih dengan syariah. Syariah diartikan dengan ketentuan

yang ditetapkan Allah tentang tingkah laku manusia di dunia dalam

mencapai kehidupan yang baik di dunia dan di akhirat. Ketentuan Allah itu

terbatas dalam firman Allah dan penjelasannya yang diwahyukan melalui lisan

Nabi. Semua tindakan manusia di dunia dalam mencapai kehidupan yang

baik itu harus tunduk kepada kehendak Allah dan Rasulullah. Kehendak Allah

dan Rasul itu sebagian terdapat secara tertulis dalam kitab-Nya yang disebut

syari'ah, sedangkan sebagian besar lainnya tersimpan di balik atau di luar

yang tertulis itu. Untuk mengetahui keseluruhan apa yang dikehendaki Allah

tentang tingkah laku manusia itu, harus ada pemahaman mendalam tentang

syariah, sehingga secara amaliah syariah itu dapat diterapkan dalam

kondisi dan situasi bagaimanapun. Hasil pemahaman itu dituangkan dalam

bentuk ketentuan yang terinci. Ketentuan terinci tentang tingkah laku

22 Sulaiman Rasjid, Fiqh Islam, (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2015), h. 12.

23 Sapiudin Shidiq, Ushul Fiqh, (Jakarta: Kencana, 2017), h. 4.

Page 37: IMPLEMENTASI PROBLEM BASED LEARNING DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52234...ii ABSTRAK Devi Rahmadani (11160110000109). Implementasi Problem Based Learning

23

manusia mukalaf yang diramu dan diformulasikan sebagai hasil

pemahaman terhadap syariah itu disebut fikih.24

b. Materi Fikih Kelas VIII SMP

1) Makanan Halal & Haram

Makanan ialah bahan yang berasal dari tumbuhan atau

binatang yang dimakan oleh makhluk hidup untuk mendapatkan

tenaga serta nutrisi dan juga sebagai bertahan hidup. Sedangkan

halal & haram adalah masalah yang paling dahulu berhubungan

dengan manusia. Masalah tersebut telah ada semenjak manusia

belum diturunkan ke bumi dan merupakan pelajaran pertama

yang diterima dari Tuhannya. Halal dan haram berlaku untuk

semua ciptaan Allah serta menjadi pondasi nerasa kehidupan.25

Al-Raghib al-Ishfahani dalam buku Ali Mustafa yaqub berkata,

“Thayyib (baik). Dikatakan untuk sesuatu yang benar-benar baik

ialah thayyib. Pada dasarnya, kata ini artinya sesuatu yang

dirasakan enak oleh indra dna jiwa. Al-Thayyibat ialah bentuk

jamak dari Thayyib, yang diambil dari derivasi thab-yathibu-

thayyibah: sesuatu yang baik maka disebut thayyib.26 al-Thayyib

merupakan kriteria halal dalam makanan. Thayyib di sini

diartikan sesuatu yang suci, enak serta tidak berbbahaya bagi

tubuh juga akal. Yang dimana hukumnya adalah halal. Jadi halal

itu dapat diartikan baik.

Dalam kitabnya Lisan al-‘Arab, Ibn Manzhur berkata,

“Sesuatu itu buruk, maka ia disebut “khabits” (yang buruk) atau

bisa juga berarti najis. Sedangkan menurut terminologi

merupakan sesuatu yang dipandang buruk. Khabits merupakan

kebalikan dari makna thayyib yakni sesuatu yang najis,

membahayakan pada tubuh dan akal, dan tidak lezat. Jadi, al- 24 H. Amir Syarifuddin, Ushul Fiqh, (Jakarata: Kencana, 2011). h. 5.

25 Muhammad Mutawalli Sya’rowi, Halal Dan Haram, (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 1994),

h. 12.

26 Ali Mustafa Yaqub, Kriteria Halal-Haram Untuk Pangan, Obat, Dan Kosmetika Menurut

Al-Qur’an Dan Hadis, (Jakarta: PT. Pustaka Firdaus, 2008), h. 12.

Page 38: IMPLEMENTASI PROBLEM BASED LEARNING DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52234...ii ABSTRAK Devi Rahmadani (11160110000109). Implementasi Problem Based Learning

24

Khabits merupakan kriteria haram yang dimana berarti sesuatu

yang dapat membahayakan tubuh juga akal, tidak suci serta

tidak enak. Maka hukmnya ialah haram.27

Dengan kuasa Allah, manusia diturunkan ke bumi agar

melanjutkan kehidupannya ditengah-tengah ciptaan lainnya

yang disertai dengan ketentuan pemeliharaannya yang

dicerminkan dalam aturan,illahi “Kerjakan” dan “jangan

mengerjakan”, yaitu yang kita anggap sebagai “halal” dan

“haram”.Adam dan Hawwa pun turun ke bumi ini setelah

melewati pengujian aturan tersebut yang kemudian mereka

mengarungi kehidupan dan membangunnya bersama semua

ciptaan Allah. Allah Yang Maha Suci lagi Maha Tinggi telah

menghalalkan banyak hal dan mengharamkan sedikit sekali.

Karena sangat banyaknya perkara yang dihallakan maka, Allah

tidak menyempitkan ruang lingkup kita dengan apa yang

dihalalkannya, akan tetapi Dia memperhitungkan apa-apa yang

diharamkannya. Mengapa demikian? Karena hal-hal yang

dihalalkan tidak terhitung banyaknya, sedangkan hal-hal yang

diharamkan sangat sedikit sekali yang memungkinkan untuk

dihitung, sementara manusia itu sendiri tentu akan enggan untuk

menghitung sesuatu kecuali jika sedikit, yang mana jumlahnya

menghitungnya, maka sebagai contoh tidak ada seorang pun

yang mau menghitung jumlah butiran-butiran pasir atau riak-

riak gelombang lautan dan sebagainya. Kendatipun terdapat

lembaga-lembaga statistik untuk skala besar seperti sekarang

data jumlahnya satu persatu. Demikian juga dengan ni’mat-

ni’mat Allah, jumlahnya sangat banyak dan di luar kemampuan

hitungan manusia. Mengenai hal ini Allah Ta’ala telah

berfirman :

27 Ibid., h. 28-29.

Page 39: IMPLEMENTASI PROBLEM BASED LEARNING DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52234...ii ABSTRAK Devi Rahmadani (11160110000109). Implementasi Problem Based Learning

25

نسان لظلوم ك وإن ت عدوا نعمت الله (43فار )ل تصوها إن ال

“Dan, jika kamu menghitung ni’mat Allah tidaklah dapat

kamu menghitungnya. Sesungguhnya manusia itu sangat dhalim

dan sangat mengingkari (ni’mat Allah).” (QS. Ibrahim/14 :

34).28

Halal berarti yang diperbolehkan oleh Allah Swt. untuk

dimakan atau dikonsumsi manusia sedangkan haram berarti

yang dilarang oleh Allah Swt. untuk dimakan atau dikonsumsi.

Jadi makanan halal & haram adalah bahan yang berasal dari

binatang atau tumbuhan yang diperbolehkan dan dilarang oleh

Islam untuk dimakan atau dikonsumsi oleh umat muslim dan

muslimah. 2) Dalil Al-Qur’an Tentang Makanan Halal & Haram

Kehalalalan Thayyibat dan keharaman khaba’its didukung

penuh dengan dalil-dalil syara’, yakni sebagai berikut :

a) Firman Allah Swt :

الالذين ي تبعون الرسول النب المي الذي ي نده تواا ت وراة دونه م ن المن هاه المعروف وي ن يل يأمره يرم و ر ويل ل الطيبات والن والغلل ا إصره ه ن البائث ويضع فال ليه ليه ذين لت كانت

زروه ونصروه وات ب عوا النور الذي أ المفل آمنوا ه و حون نزل معه أولئك ه(751)

“(Yaitu) orang-orang yang mengikuti Rasul, Nabi yang

ummi (tidak bisa baca tulis) yang (namanya) mereka dapati

tertulis di dalam Taurat dan Injil yang ada pada mereka,

yang menyuruh mereka berbuat yang makruf dan mencegah

dari yang mungkar, dan yang menghalalkan segala yang

baik bagi mereka dan mengharamkan segala yang buruk

bagi mereka, dan membebaskan beban-beban dan

belenggu-belenggu yang ada pada mereka. Adapun orang-

orang yang beriman kepadanya, memuliakannya,

28 Muhammad Mutawalli Sya’rowi, op.cit., h. 12-14.

Page 40: IMPLEMENTASI PROBLEM BASED LEARNING DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52234...ii ABSTRAK Devi Rahmadani (11160110000109). Implementasi Problem Based Learning

26

menolongnya, dan mengikuti cahaya yang terang yang

diturunkan kepadanya (Al-Qur’an), mereka itulah orang-

orang beruntung. (QS. Al-A’raf/7 : 157).”

Dalam ayat di atas, Allah Swt menyandarkan

penghalalan yang baik serta pengharaman yang buruk

kepada Rasulullah Saw. Hal ini berarti bahwa Allah Swt

memberi wewenang kepada Rasulullah Saw untuk

menghalalkan atau mengharamkan sesuatu. Ayat ini juga

menunjukkan kedudukan sunnah sebagai sumber hukum

dalam masalah penghalalan dan pengharaman secara

independen.

b) Firman Allah Swt :

الطيبات و وار يسألونك ماذا أحل ل قل أحل ل من ا لمت ما لوا م الله ف لم لبين ت علمون هن ما واذكروا اس م لي ن ا أمس

ليه وات قوا الل (3) ه إن الله سريع الساب الله

“Mereka bertanya kepadamu (Muhammad), “Apakah

yang dihalalkan bagi mereka?”Katakanlah,”Yang

dihalalkan bagimu (adalah makanan) yang baik baik dan

(buruan yang ditangkap) oleh binatang pemburu yang telah

kamu latih untuk berburu, yang kamu latih menurut apa

yang telah diajarkan Allah kepadamu. Maka, makanlah apa

yang ditangkapnya untukmu, dan sebutlah nama Allah

(waktu melepasnya). Dan bertakwalah kepada Allah,

sungguh,Allah sangat cepat perhitungan-Nya(QS. Al-

Maidah/5: 4).”

Dalam ayat di atas, Allah Swt menjelaskan bahwa yang

dihalalkan kepada mereka ialah sesuatu yang baik. Pada

ayat sebelumnya, Allah Swt mengungkapkan bahwa yang

diharamkan-Nya yaitu sesuatu yang buruk serta

membahayakan bagi orang yang mengkonsumsinya, baik

terhadap tubuhnya maupun agamanya. Atau kedua-duanya.

Page 41: IMPLEMENTASI PROBLEM BASED LEARNING DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52234...ii ABSTRAK Devi Rahmadani (11160110000109). Implementasi Problem Based Learning

27

c) Firman Allah Swt :

الطيبات وطعام الذين أوتوا ال الي وم أحل ل وطعام تاب حل ل الذين أوتوا حل ل والمحصنات من المؤمنات والمحصنات من

إذا آت يتموهن أجورهن مص تاب من ق بل ر مسافحين ول ال نين غي يمان ف قد حبط فر ال مله وهو الخرة من متخذي أخدان ومن ي

(5الاسرين )

“Pada hari ini, dihalalkan bagimu segala yang baik-

baik. Maknaan (sembelihan) Ahli Kitab itu halal bagimu,

dan makananmu halal bagi mereka. Dan (dihalalkan

bagimu menikahi) perempuan-perempuan yang menjaga

kehormatan diantara perempuan-perempuan yang beriman

danperempuan-perempuan yang menjaga kehormatan di

antara orang-orang yag diberi kitab sebelum kamu, apabila

kamu membayar maskawin mereka untuk menikahinya,

tidak dengan maksud berzina dan bukan untuk menjadikan

perempuan piaraan. Barang siapa kafir setelah beriman,

maka sungguh sia-sia amal mereka dan di akhirat dia

termasuk orang-orang yang rugi. (QS.Al-Ma’idah/5: 5).”

Dalam ayat di atas, Allah Swt menjelaskan secara

eksplisit bahwasannya yang dihalalkan kepada kaum

muslimin ialah sesuatu yang baik-baik.29

3) Makanan Yang Halal

Adapun makanan yang diperbolehkan untuk dimakan oleh

manusia adalah :

a) Makanan yang dibolehkan ialah makanan yang halal dan

baik, seperti dalam Firman Allah :

البائث ليه ويل ل الطيبات ويرم

29 Ali Mustafa Yaqub, op, cit., h. 32-33.

Page 42: IMPLEMENTASI PROBLEM BASED LEARNING DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52234...ii ABSTRAK Devi Rahmadani (11160110000109). Implementasi Problem Based Learning

28

“Dan menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan

mengharamkan bagi mereka segala yang buruk.” (Al-

A’raf/7: 157).30

Islam menyeru manusia secara umum untuk memakan

yang baik-baik dari meja makan besar yang telah disediakan

buat mereka yakni bumi yang segala isinya diciptakan

untuk mereka dan tidak mengikuti langkah-langkah dan

jalan-jalan syetan yang memanipulasi sebagian manusia

dengan menampakkan indah tindakan mengharamkan apa

yang dihalalkan Allah, lantas diharamkannya sebagian dari

yang baik-baik untuk mereka, dan diseretnya mereka ke

lembah kesesatan. Maka, Islam mengarahkan seruannya

kepada manusia secara keseluruhan yang dijelaskan dalam

al-Qur’an, yakni :

ي اس كلوا ما الرض حللا طيباا ول يا أي ها الن طان ت تبعوا خطوات ال

دو مبين ) (761إنه ل

“Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi

baik dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu

mengikuti langkah-langkah syetan, karena sesungguhnya

syetan itu adalah musuh yang nyata bagimu. (Al-

Baqarah/2 : 168).”

Dalam seruan khusus untuk orang-orang Mu’min

yaitu Allah memerintahkan mereka untuk memakan rezeki

yang baik-baik yang diberikan-Nya kepada mereka, dan

menunaikan hak nikmat itu dengan bersyukur kepada Yang

Memberi Nikmat.31

b) Binatang Sembelihan

30 Hasan Shaleh, Kajian Fiqh Nabawi & Fiqh Kontemporer, (Jakarta: Rajawali Pers, 2008), h.

262. 31 Yusuf Qardhawi, Penj. Drs. Abu Sa’id al-Falahi, Aunur Rafiq Shaleh Tamhid Lc, Halal

Dan Haram, (Jakarta : Robbani Press, 2000), h. 47-48.

Page 43: IMPLEMENTASI PROBLEM BASED LEARNING DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52234...ii ABSTRAK Devi Rahmadani (11160110000109). Implementasi Problem Based Learning

29

Binatang sembelihan yang halal ialah hewan yang

disembelih atas nama Allah Swt. Firman Allah :

ليه وإنه لفس الله ول تأكلوا ما ل يذكر اس ياطين ليوحون إ ق وإن ال

وإن ليجادلوك ركو أوليائه لم إن (727ن )أطعتموه

“Dan janganlah kamu memakan binatang-binatang

yang tidak disebut nama Allah ketika menyembelihnya.

Sesungguhnya perbuatan yang semacam itu adalah suatu

kefasikan. Sesungguhnya setan itu membisikkan kepada

kawan-kawannya agar mereka membantah kamu, dan jika

menuruti mereka, sesungguhnya kamu tentulah menjadi

orang-orang yang musyrik. (QS. Al-An’am/6 : 121).”32

Binatang dilihat dari segi tempatnya terbagi menjadi

dua macam, yakni binatang laut dan binatang darat.

Binatang laut adalah binatang yang hidup di dalam air

semuanya halal, dimana pun dia berada, baik yang diambil

dari dalam air dalam keadaan hidup maupun sudah menjadi

bangkai, baik terapung maupun tidak terapung, baik berupa

ikan maupun binatang lain seperti anjing laut, babi laut, atau

lainnya, terlepas apakah yang menangkapnya itu Muslim

ataupun non Muslim. Allah memberikan keleluasaan

kepada hamba-hamba-Nya dengan memperbolehkan semua

binatang laut, tanpa mengharamkan suatu jenis tertentu, dan

tanpa mensyaratkan penyembelihan seperti halnya binatang

lainnya. Bahkan Allah menyerahkan sepenuhnya kepada

manusia untuk membunuh dan mempergunakannya sesuai

dengan keperluannya, dengan tidak menyakitinya sedapat

mungkin. Allah berfirman :

32 Hasan Shaleh, op.cit., h. 263.

Page 44: IMPLEMENTASI PROBLEM BASED LEARNING DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52234...ii ABSTRAK Devi Rahmadani (11160110000109). Implementasi Problem Based Learning

30

ا طريا و تستخرجوا منه حلي ا وهو الذي سخر البحر لتأكلوا منه لما

رون )ت لبسون ها وت رى الفلك مواخر فيه ولتبت غوا من ت (73 فضله ولعل

“Dan Dialah yang menundukkan lautan (untukmu),

agar kamu dapat memakan daging yang segar (ikan)

darinya, dan (dari lautan itu) kamu mengeluarkan

perhiasan yang kamu pakai. Kamu (juga) melihat perahu

berlayar padanya, dan agar kamu mencari sebagian

karunia-Nya, dan agar kamu bersyukur. (QS. An-Nahl/16:

14).”33

Dengan demikian binatang yang hidupnya di dalam air

semuanya halal, baik yang berupa ikan ataupun bukan, mati

karena ada penyebabnya ataupun karena mati sendiri.

Firman Allah Swt :

وللسيارة أحل اا ل صيد البحر وطعامه متا ل

“Dihalalkan bagimu binatang buruan laut dan

makanan (yang berasal) dari laut sebagai makanan yang

lezat bagimu dan bagi orang yang dalam perjalanan.

(QS.Al-Ma’idah/5 : 96).”34

Sedangkan binatang darat ada yang halal dan juga ada

yang tidak halal. Namun yang boleh dimakan atau

dikonsumsi oleh manusia dibedakan menjadi 2 macam :

(1) Binatang-binatang yang bisa ditangkap, misalnya

binatang ternak semacam unta, sapi, kambing, serta

binatang-binatang jinak lainnya seperti burung-burung

yang dipelihara di rumah-rumah dan sebagainya. Maka,

Islam mensyaratkan supaya disembelih menurut

sembelihan syara’.

Syarat-syarat penyembelihan menurut syara’ :

33 Yusuf Qardhawi, op. cit., h. 57-58.

34 Sulaiman Rasjid, Fiqh Islam (hukum fiqh lengkap), (Bandung: Sinar Baru Algensindo,

1994), h. 466.

Page 45: IMPLEMENTASI PROBLEM BASED LEARNING DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52234...ii ABSTRAK Devi Rahmadani (11160110000109). Implementasi Problem Based Learning

31

(a) Binatang tersebut harus disembelih atau dipotong

(nahr) dengan alat yang tajam agar dapat

mengalirkan darahnya dan mencabut nyawanya,

walaupun hanya berupa kayu atau batu.

Diriwayatkan dari Adi bin Hatim ath-Tha’i, dia

berkata “Wahai Rasulullah, kami berburu dan

menangkap seekor binatang, tetapi kami tidak

mempunyai pisau kecuali batu tajam dan belahan

tongkat. Lalu beliau menjawab “Alirkanlah

darahnya dengan apa saja yang kamu kehendaki,

dan sebutlah nama Allah atasnya (waktu

menyembelih/mengalirkan darahnya).

(b) Penyembelihan atau pemotongan itu harus

dilakukan di leher (tenggorokan dan

kerongkongan), yaitu kematian binatang tersebut

diakibatkan oleh terputusnya urat nadi atau

kerongkongannya. Diriwayatkan dari Rafi’ bin

Khadij, dia berkata, “Kami bersama-sama dengan

Nabi saw dalam suatu berpergian, kemudian ada

seekor unta milik orang kampung melarikan diri,

sedang mereka tidak mempunyai kuda (untuk

mengejarnya), maka ada seorang laki-laki yang

melemparnya dengan panah. Kemudian Rasulullah

saw bersabda : “Sesungguhnya binatang ini

mempunyai sifat primitif seperti primitifnya

binatang liar. Oleh karena itu apa saja yang dapat

dilakukan (terhadapnya) maka lakukanlah.”

(c) Tidak disebut nama selain Allah pada waktu

menyembelihnya. Hal ini sudah disepakati oleh

para ulama. Sebab orang-orang jahiliyah dulu biasa

melakukan pendekatan diri kepada sembahan-

Page 46: IMPLEMENTASI PROBLEM BASED LEARNING DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52234...ii ABSTRAK Devi Rahmadani (11160110000109). Implementasi Problem Based Learning

32

sembahan dan berhala-berhala mereka dengan

menyembelih binatang untuknya, ada yang

menyebut nama-nama berhala itu pada waktu

menyembelihnya, dan ada pula yang

menyembelihnya untuk brrhala di atas nushub

(patung, batu, kayu, dan sebagainya sebagi simbol

berhalanya) yang khusus untuk itu. Kemudian

Allah mengharamkan semua itu.

(d) Dengan menyebut nama Allah pada waktu

menyembelih. Termaktub dalam Al-Qur’an

yakni :

لي الله لوا ما ذكر اس آياته مؤمنين )ف (771ه إن كنت

“Maka makanlah binatang-binatang (yang

halal) yang disebut nama Allah ketika

menyembelihnya, sesungguhnya perbuatan yang

semacam itu adalah suatu kefasikan. (QS. Al-

An’am/ 6 : 118).”

ليه وإنه ول تأكلوا ما الله لفسق ل يذكر اس

“Dan janganlah kamu memakan binatang-

binatang yang tidak disebut nama Allah ketika

menyembelihnya, sesungguhnya perbuatan yang

semacam itu adalah suatu kefasikan. (QS. Al-

An’am/6 : 121).”

Sebagian ulama berpendapat bahwa menyebut nama

Allah ialah wajib, tetapi tidak harus pada waktu

menyembelih. Bahkan boleh saja menyebut atau membaca

Bismillah pada waktu memakannya, karena apabila

seseorang menyebut nama Allah pada waktu hendak

memakannya maka berarti ia tidak memakan sesuatu yang

tidak disebut nama Allah atasnya. Diriwayatkan dalam

Shahih Bukhari dari Aisyah, bahwa suatu kaum yang baru

saja terbebas dari kejahiliyahan berkata kepada Nabi saw,

Page 47: IMPLEMENTASI PROBLEM BASED LEARNING DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52234...ii ABSTRAK Devi Rahmadani (11160110000109). Implementasi Problem Based Learning

33

“Suatu kaum memberi daging kepada kami, sedang kami

tidak mengetahui apakah mereka menyebut nama Allah

pada waktu menyembelihnya atau tidak. Apakah kami

boleh memakannya ataukah tidak?” Beliau menjawab :

ذكروااسم الله وكلواا

“Sebutlah nama Allah dan makanlah!”35

Rahasia penyembelihan ini adalah untuk melepaskan

nyawa binatang dengan cara yang lebih cepat dan mudah,

agar dapat meringankan serta tidak menyakiti. Untuk itu,

disyaratkan alat yang dipakai harus tajam agar lebih cepat.

Disamping itu, disyaratkan agar penyembelihan dilakukan

di leher, karena leher adalah tempat yang lebih dekat

untuk memisahkan kehidupan dengan mudah. Rasulullah

saw melarang menyembelih dengan gigi atau kuku, karena

penyembelihan dengan cara itu hanya akan menyakiti

binatang tersebut, dan pada umumnya kedua alat itu hanya

dapat mencekiki.

Rasulullah saw menyuruh menajamkan pisau dan

memudahkan penyembelihan. Beliau bersabda :

سوا ، فاذا قتلتم فأ ح انالله كتب ال حسا ن على كل شي ء

ه حسواالذبحة ، وليحد أحد كم شفر ت القتلة ، واذاذبحتم فأ

يرح ذبيحته ول

“Sesungguhnya Allah mewajibkan (kamu) berbuat baik

kepada segala sesuatu. Oleh karena itu jika kamu

membunuh, maka perbai-kilah cara membunuhnya. Apabila

kamu menyembelih, maka per-baikilah cara

menyembelihnya, serta hendaklah kamu tajamkan pisaunya

dan mudahkanlah sembelihannya.”36

35 Yusuf Qardhawi, op.cit., h. 60-62. 36 Ibid., h. 62

Page 48: IMPLEMENTASI PROBLEM BASED LEARNING DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52234...ii ABSTRAK Devi Rahmadani (11160110000109). Implementasi Problem Based Learning

34

(2) Binatang-binatang yang tidak dapat ditangkap.37

c) Binatang buruan

Banyak sekali orang Arab dan bangsa lain yang hidup

dengan berburu. Oleh karena itu al-Qur’an dan as-Sunnah

menaruh perhatian terhadapnya. Hal itu disebabkan banyak

jenis binatang dan bangsa burung yang enak dagingnya

tetapi tidak jinak. Karena ituIslam tidak mensyaratkan

menyembelihnya pada leher dan kerongkongannya

sebagaimana disyaratkan pada binatang jinak.

Penyembelihannya cukup dengan cara yang mudah

dilakukan untuk memberikan keringanan serta kelapangan

bagi manusia, di samping dibenarkan oleh fitrah dan

kebutuhan manusia itu sendiri. Islam hanya membuat

beberapa peraturan dan persyaratannya yang tunduk kepada

aqidah serta tatanan Islam. Syarat-syarat itu ada yang

berkaitan dengan si pemburu, ada yang berkaitan dengan

binatang yang diburu, dan ada yang berkaitan dengan alat

yang dipakai untuk berburu. Semua persyaratan ini berlaku

untuk buruan darat, sedangkan buruan laut, Allah telah

menghalalkannya secara keseluruhan, tanpa persyaratan apa

pun :

وللسي أ اا ل صيد البحر وطعامه متا حل ل صي لي د ارة وحرم

حرماا وات قوا الله الذي الب ر ما دمت (66رون )إليه ت

“Dihalalkan bagimu hewan buruan laut dan makanan

(yang berasal) dari laut sebagai makanan yang lezat

bagimu, dan bagi orang-orang yang dalam perjalanan, dan

diharamkan atasmu (menangkap) hewan darat, selama

kamu sedang ihram. Dan bertwakalah kepada Allah yang

kepada-Nya kamu akan dikumpulkan (kembali) (Q.S Al-

Maidah/5 : 96)."

37 Ibid., h. 59-60

Page 49: IMPLEMENTASI PROBLEM BASED LEARNING DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52234...ii ABSTRAK Devi Rahmadani (11160110000109). Implementasi Problem Based Learning

35

Syarat yang berkaitan dengan pemburu adalah orang

yang berburu binatang darat disyaratkan memenuhi

persyaratan yang berlaku bagi orang yang akan

menyembelih, yakni harus Muslim atau dari ahli kitab, atau

termasuk orang yang dihukumi seperti ahli kitab yaitu orang

Majusi dan Shabi’in. Di antara pengarahan yang diajarkan

Islam kepada pemburu adalah agar ia tidak bermain-main

dalam berburu, dengan melenyapkan nyawa binatang

buruan tersebut tanpa bermaksud untuk memakan atau

memanfaatkannya. Selain itu, disyaratkan bagi pemburu

agar tidak sedang melakukan ihram haji ataupun umrah,

karena pada saat ihram seorang Muslim sedang berada

dalam kondisi damai sepenuhnya serta aman seutuhnya

yang berpengaruh sangat luas terhadap alam sekelilingnya,

baik terhadap binatang di darat ataupun burung di angkasa,

sekalipun buruan itu ada di depannya serta dapat terjangkau

dengan tangan atau lembingnya (ia tidak boleh

menangkapnya). Ini adalah ujian serta pendidikan dari

Allah agar membentuk pribadi Muslim supaya menjadi

orang yang tabah dan juga sabar. Mengenai masalah ini

Allah berfirman :

ب يا أي ها الذين ل آمنوا أوفوا العقود أحلت ل ى يم الن عام إل ما ي ت

م حرم إن الله ي ر ملي الصيد وأن ت غي (7ا يريد )لي

“Wahai orang-orang yang beriman! Penuhilah janji-

janji. Hewan ternak dihalalkan bagimu, kecuali yang akan

disebutkan kepadamu, dengan tidak menghalalkan berburu

ketika kamu sedang berihram (haji atau umrah).

Sesungguhnya Allah menetapkan hukum sesuai dengan

yang Dia kehendaki. (QS. Al-Ma’idah/5 : 1).”38

38 Ibid., h. 69-70.

Page 50: IMPLEMENTASI PROBLEM BASED LEARNING DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52234...ii ABSTRAK Devi Rahmadani (11160110000109). Implementasi Problem Based Learning

36

Sedangkan syarat yang berkenaan dengan binatang

buruan itu sendiri adalah binatang itu tidak dapat

disembelih oleh seseorang secara normal pada

kerongkongan dan tenggorokannya. Akan tetapi, jika ia

dapat menyembelihnya, maka binatang itu harus

disembelih, tidak boleh pindah kepada cara lain, karena

itulah yang pokok.

Jika ia memanahnya atau melepas anjingnya kemudian

buruan itu tertangkap dalam keadaan masih hidup, maka

hendaklah ia menjadikan halalnya binatang tersebut dengan

menyembelihnya secara wajar di lehernya. Tetapi jika

hidupnya tidak menentu, lantas ia menyembelihnya, maka

itu adalah baik, dan jika ia membiarkannya mati dengan

sendirinya, maka tidak ada dosa atasnya kalau ia

memakannya. Diriwayatkan dalam Shahih Bukhari dan

Muslim bahwa Rasulullah saw besabda :

ليه , فأ ن الله ليك فأ در واذاأرسلت كلبك فا ذ كر اس أمسك

كته حيا فا ذبه

“Apabila engkau melepaskan anjingmu (untuk berburu)

maka sebutlah nama Allah atasnya. Jika ia menangkap

buruan untukmu dan engkau dapati buruan itu masih hidup,

maka sembelihlah.”39 Selain itu, alat yang dipergunakan untuk berburu ialah

alat dapat melukai seperti panah, pedang dan tombak atau

bis ajuga menggunakan binatang yang dapat melukai karean

berkat didikan serta latihan yang diberiakan, seperti anjing,

singa, burung elang dan rajawali. Sebagai dasar bagi

39 Ibid., h. 71.

Page 51: IMPLEMENTASI PROBLEM BASED LEARNING DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52234...ii ABSTRAK Devi Rahmadani (11160110000109). Implementasi Problem Based Learning

37

persyaratan-persyaratan ini adalah apa yang dikatakan oleh

Al-Qur’an :

الطيبات و وار يسألونك ماذا أحل ل قل أحل ل من ا لمت ما

ا لم لبين ت علمون هن ما لوا م م واذكروا اس لله ف لي ن ا أمسليه الله

“Mereka menanyakan kepadamu, Apakah yang

dihalalkan bagi mereka? Katakanlah, dihalalkan bagi

kamu yang baik-baik dan (binatang yang ditangkap) oleh

binatang buas yang telah kamu ajar dengan melatihnya

untuk berburu, kamu mengajarnya menurut apa yang

telah diajarkan Allah kepadamu. Maka makanlah apa

yang ditangkapnya untukmu, dan sebutlah nama Allah

atas binatang buas itu (waktu melepasnya).” (QS. Al-

Maidah/5: 4).

Sedangkan jika dengan senjata tajam, alat itu harus

dapat menembus kulit, agar buruan itu mati dan harus

menyebut nama Allah ketika melemparkan atau

memukulkan alat tersebut.

Adakalanya seseorang melemparkan panahnya dan

mengenai binatang buruannya, lalu binatang uruan itu

hilang dan ditemukan sudah mati setelah beberapa hari.

Dengan demikian keadaannya maka binatang buruan itu

halal hukumnya dengan beberapa syarat sebagai berikut :

(1) Tidak jatuh dalam air. Nabi saw bersabda :

د فان وجدته قد قتل فكل ، ال أن تج اذارميت سهمك ،

د ري : الما ء قتله أم سهمك ؟قد و قع فى ما ء فا نك ل ت

“Apabila engkau melemparkan panahmu, kemudian

engkau dapati buruanmu sudah mati, maka makanlah.

Kecuali jika engkau dapati buruan itu di dalam air,

karena engkau tidak mengetahui apakah mati karena

terandam air ataukah oleh panahmu.”

Page 52: IMPLEMENTASI PROBLEM BASED LEARNING DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52234...ii ABSTRAK Devi Rahmadani (11160110000109). Implementasi Problem Based Learning

38

(2) Tidak didapati bekas panah lain yang menyebabkan

kematiannnya.

ي عن عدي بن حا تم . قلت : يا ر سر ل الله ، د أر مى الص

لمت أن سهمك فأ جد فيه سهمي من الغد ؟ فقا ل : " اذا ع

قتله ولم تر فيه أثر سبغ فكل ."

Dari Adi bin Hatim, dia berkata: “Wahai

Rasulullah, saya melempar binatang buruan, kemudian

pada keesokan harinya saya dapati anak panah saya

padanya.” Beliau menjawab, “Bila engkau dapati

bahwa anak panahmu yang membunuhnya dan tidak

terdapat bekas terkaman binatang buas, maka

makanlah.”

(3) Binatang buruan itu belum sampai membusuk, karena

karakter jiwa yang sehat merasa kotor serta jijik

terhadapnya, terutama bila dipikirkan bahayanya.

Diriwayatkan dalam Shahih Muslim bahwa Nabi saw

bersabda kepada abu Tsa’labah al-Khusyani :

م اذا ر ميت سهمك فغا ب ثلا ثة أيا م و أد ركته فكله ما ل

تن .ي

“Apabila engkau melepaskan panahmu, kemudian

binatang buruanmu hilang selama tiga hari, lantas

engkau jumpai, maka makanlah selama belum

membusuk.”40

d) Binatang Sesembelihan Ahli Kitab

Sebagaimana kita ketahui, Islam memperketat dan

memperhatikan urusan penyembelihan ini, karena kaum

musyrikin Arab serta pengikut-pengikut agama lain

menjadikan sembelihan ini sebagai urusan ibadah, bahkan

menjadiaknnya sebagai bagian dari uruasan aqidah dan juga

40 Ibid., h. 68-75.

Page 53: IMPLEMENTASI PROBLEM BASED LEARNING DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52234...ii ABSTRAK Devi Rahmadani (11160110000109). Implementasi Problem Based Learning

39

pokok agama. Lalu Islam datang membatalkan cara-cara ini,

dan mewajibkan orang Muslim untuk tidak menyebut nama

selain Allah ketika menyembelih binatang dan

mengharamkan binatang yang disembelih untuk berhala

serta yang disembelih untuk selain Allah.

Karena ahli kitab pada asalnya adalah ahli tauhid

(pemeluk agama tauhid), lalu mereka dipengaruhi

kemusyrikan orang-orang musyrik yang memeluk agama

mereka serta belum bebas sama sekali dari kotoran-kotoran

syirik terdahulu, akibatnya menimbulkan persepsi sebagian

kaum Muslimin bahwa bermuamalah dengan ahli kitab

sama dengan bermuamalah dengan para penyembah

berhala. Dengan demikian, Allah memberikan keringanan

kepada mereka untuk memakan sembelihan ahli kitab

sebagaimana diperkenankan mengawini wanita-wanita

mereka. Allah berfirman dalam surat Al-Ma’idah yang

merupakan surat Al-Qur’an yang turun terakhir :41

الطيبات وطعام الذين أوتوا ال الي وم أحل ل وطعام تاب حل ل

حل ل

“Pada hari ini dihalalkan bagimu yang baik-baik. Makanan

(sembelihan) orang-orang yang diberi Al-Kitab itu halal

agimu, dan makanan kamu halal (pula) bagi mereka. (QS.

Al-Ma’idah/5 : 5).42

4) Makanan Yang Haram

Adapun makanan yang haram ialah :

a) Jenis hewan yang haram sudah dijelaskan dalam al-Qur’an

yakni :43

41 Ibid., h. 64. 42 Hasan Shaleh, op.cit., h. 264. 43 Ibid., h. 265.

Page 54: IMPLEMENTASI PROBLEM BASED LEARNING DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52234...ii ABSTRAK Devi Rahmadani (11160110000109). Implementasi Problem Based Learning

40

النزير وما أه م ول الميت والد لي الله ه والمنخ حرمت نق ل لغ

السبع إ والموقوذة والمت ردي والنطيح وما أكل يت ل ما ذك

“Diharamkan bagimu memakan bangkai, darah,

daging babi, (daging hewan) yang disembelih atas nama

selain Allah, (hewan) yang tercekik, yang dipukul, yang

jatuh, yang ditanduk, dan yang diterkam binatang buas,

kecuali yang sempat kamu menyembelihnya, dan

diharamkan bagimu) yang disembelih untuk berhala. (QS.

Al-Ma’idah/ 5 : 3)”.

Selain itu terdapat ayat Al-Qur’an yang menjelaskan

jenis makananan yang diharamkan yakni :

يطع قل ل أجد ما أوحي إل لى طا ون ميت ا مرماا مه إل أن ي

خنزير فإنه رجس أو فسقا ا أو ل الله ه ف أو دماا مسفوحا من ا أهل لغ

( اد فإن رك غفور رحي ر اغ ول (735اضطر غي

“Katakanlah, “Tidak kudapati di dalam apa yang

diwahyukan kepadaku, sesuatu yang diharamkan

memakannya, kecuali daging hewan yang mati (bangkai),

darah yang mengalir, daging babi, karena semua itu kotor

atau hewan yang disembelih bukan atas (nama) Allah.

Tetapi barang siapa terpaksa bukan karena menginginkan

dan tidak melebihi (batas darurat) maka sungguh, Tuhanmu

Maha Pengampun, Maha Penyayang. (QS. Al-An’am/6 :

145).”44

Syariat Islam mengecualikan belalang, ikan serta

binatang-binatang lainnya dari kategori sebagai bangkai

binatang yang diharamkan. Ketika ditanya mengenai air

laut, “Nabi saw menjawab: Laut itu airnya suci dan

44 Yusuf Qardhawi, op.cit., h. 48.

Page 55: IMPLEMENTASI PROBLEM BASED LEARNING DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52234...ii ABSTRAK Devi Rahmadani (11160110000109). Implementasi Problem Based Learning

41

bangkainya halal,” dan dalam ayat al-Qur’an juga

dijelaskan :

صيد البحر وطعامه أحل ل

“Dihalalkan bagimu binatang buruan laut dan

makanan (yang berasal dari) laut. (QS.Al-Ma’idah/5 :

96).”

Yang memiliki kesamaan hukum dengan binatang laut

adalah belalang. Rasulullah saw telah memberikan rukhsah

(keringanan) kepada kita untuk memakan bangkai belalang,

karena tidak mungkin menyembelihnya. Ibnu Abi Aufa ra

berkata : “Kami berperang bersama rasulullah saw sebanyak

tujuh kali, maka kami makan belalang bersama beliau.”

Sedangkan binatang darat yang haram dengan nas yakni

: himar jinak, keledai, setiap yang mempunyai taring

(binatang buas) serta setiap burung yang mempunyai kuku

tajam.

Ada juga yang haram karena kita disuruh

membunuhnya yakni ular, gagak, tikus, anjing galak serta

burung elang. Kemudian yang haram karena kita dilarang

membunuhnya yaitu semut, lebah, burung hud-hud dan

burung suradi. Terakhir, haram karena kotor (keji),

termasuk kutu, ulat, kepinding, kutu anjing, dan sebagainya.

Dan juga diharamkan memakan sesuatu yang bukan

binatang apabila memberi mudarat pada badan atau akal.

Misalnya racun, candu, arak, batu, kaca dan lain-lainnya.

Sebagaimana telah diterangkan di atas, yang menjaadi

pokok haramnya makanan ada lima :

(1) Nas dari Al-Qur’an dan hadis

(2) Karena disuruh membunuhnya

(3) Karena dilarang membunuhnya

Page 56: IMPLEMENTASI PROBLEM BASED LEARNING DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52234...ii ABSTRAK Devi Rahmadani (11160110000109). Implementasi Problem Based Learning

42

(4) Karena keji (kotor)

(5) Karena memberi mudarat45

b) Bangkai Dan Hikmahnya

Makanan haram yang pertama kali disebutkan oleh

ayat-ayat al-Qur’an adalah bangkai, yakni setiap binatang

atau burung yang mati dengan sendirinya. Yaitu, binatang

yang mati bukan karena disembelih atau diburu oleh

manusia.

Terdapat hikamh diharamkannya bangkai ini untuk

manusia serta membuangnya tanpa memakannya :

(1) Naluri manusia yang sehat tentu akan menolaknya serta

menganggapnya kotor.

(2) Agar setiap Muslim membiasakan niat serta tujuannya

dalam semua urusan, agar tidaklah ia memperoleh

sesuatu atau memetik buah kecuali setelah

mengarahkan niat, tujuan, serta usahanya. Hal ini

disebabkan makna menyembelih yang dapat

mengeluarkan binatang dari kedudukannya sebagai

bangkai adalah bertujuan untuk merenggut jiwa

binatang karena hendak memakannya. Seolah-olah

Allah tidak rela manusia memakan sesuatu tanpa tujuan

serta tanpa memikirkannya sebagaimana halnya

memakan bangkai.

(3) Binatang yang mati dengan sendirinya. Misalnya

binatang yang mati karena sangat lemah fisiknya serta

keadaannya yang tidak normal. Karena dikhawatirkan

binatang tersebut memakan yang beracun yang semua

itu tidak dijamin keamanan dari bahayanya.

45 Sulaiman Rasjid, op.cit., h. 467-469.

Page 57: IMPLEMENTASI PROBLEM BASED LEARNING DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52234...ii ABSTRAK Devi Rahmadani (11160110000109). Implementasi Problem Based Learning

43

(4) Allah mengharamkan manusia memakan bangkai

artinya memberi kesempatan kepada binatang lain

untuk memakannya., sebagai rahmat Allah kepada

mereka, karena mereka juga umat seperti kita

sebagaimana dikatakan oleh al-Qur’an.

(5) Agar manusia memperhatikan dengan serius mengenai

binatang peliharaannya, sehingga dia tidak

membiarkannya menjadi mangsa penyakit dan

kelemahan yang dapat menyebabkannya mati.46

c) Darah Yang mengalir

Makanan kedua yang diharamkan adalah darah yang

mengalir. Karena itu kotor serta dihindari oleh naluri

manusia yang sehat, di samping terdapat dugaan bahwa

darah tersebut dapat menimbulkan bahaya sebagaimana

halnya bangkai. Apabila lapar orang-orang jahiliyah

dahulub mengambil sesuatu yang tajam dari tulang atau

lainnya, kemudian menusukkannya pada unta atau binatang

ternaknya, lalu darahnya yang mengalir itu dikumpulkan

lalu diminum. Mengenai hal ini Allah mengharamkannya

karena mengeluarkan darah dengan cara itu dapat menyakiti

serta melemahkan binatang.47

d) Daging Babi

Makanan ketiga yang diharamkan adalah daging babi.

Naluri manusia yang sehat pasti menganggapnya kotor dan

membencinya, karena makanan yang paling disenangi babi

ialah kotoran dan benda-benda najis. Kedokteran modern

telah menetapkan bahwa memakan daging babi sangat

membahayakan manusia di seluruh kawasan, terutama di

kawasan yang beriklim panas. Ini dibuktikan oleh penelitian

46Yusuf Qardhawi, op.cit., h. 48. 47 Ibid., h. 49.

Page 58: IMPLEMENTASI PROBLEM BASED LEARNING DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52234...ii ABSTRAK Devi Rahmadani (11160110000109). Implementasi Problem Based Learning

44

ilmiah bahwa memakan daging babi adalah salah satu sebab

timbulnya cacing pita yang sangat membahayakan. Diantara

para peneliti ada yang mengatakan “Membiasakan makan

daging babi akan melemahkan semangat terhadap hal-hal

yang hormat.”48

e) Binatang yang disembelih atas nama selain Allah swt.

Makanan keempat yang diharamkan adalah binatang

yang disembelih untuk selain Allah, yakni binatang yang

sewaktu disembelih disebut dengan nama selain Allah yaitu

berhala sepertu Lata dan Uzza. Dengan demikian, sebab

pengharamannya ialah semata-mata alasan agama, untuk

memelihara tauhid serta membersihkan aqidah, untuk

memerangi kemusyrikan serta menghancurkan simbol-

simbol keberhalaan di semua lapangan.

f) Macam-macam Bangka

Makanan kelima yaitu binatang yang mati karena

dicekik atau dijepit lehernya, binatang yang dipukul dengan

kayu hingga mati, binatang yang jatuh dari tempat yang

tinggi hingga mati, sama halnya yang jatuh ke dalam sumur,

dan yang diterkam oleh binatang buas dan dimakan

sebagian tubuhnya oleh binatang buas hingga mati.49

Semua makanan yang diharamkan ini hukumnya

berlaku dalam kondisi normal. Tetapi dalam kondisi

darurat, ia mempunyai hukum tersendiri sebagaimana

dijelaskan dalam Al-Qur’an :

إل ما اضطررت إليه و لي ما حرم قد فصل ل

“Allah telah menjelaskan kepadamu apa yang

diharamkan-Nya atas kamu, kecuali apa yang kamu

terpaksa memakannya. (QS. Al-An’am/6 : 119).”

48 Ibid., h. 50. 49 Ibid., h. 50-51.

Page 59: IMPLEMENTASI PROBLEM BASED LEARNING DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52234...ii ABSTRAK Devi Rahmadani (11160110000109). Implementasi Problem Based Learning

45

Darurat yang disepakati ini adalah darurat untuk makan.

Yakni orang yang bersangkutan mengalami kelaparan,

sehingga fuqaha memberikan batas minimal selama sehari

semalam dia tidak makan serta tidak mendapatkan sesuatu

untuk dimakan kecuali makanan yang haram ini, maka ia

boleh mengambil dan memakannya untuk menghindarkan

bahaya dan menjaga diri dari kebinasaan. Imam Malik

berkata, “Batasnya adalah sekedar kenyang dan ia boleh

menyimpannya sehingga mendapatkan makanan lain.”

Sedangkan fuqaha yang lain berkata, “Tidak boleh

memakannya kecuali sekedar dapat mempertahankan sisa

hidupnya.” Lapar sebagai kondisi darurat ini sudah

dijelaskan secara eksplisit oelh Al-Qur’an yakni :

ث فإن الله غ ر متجانف ل )فور ر فمن اضطر ممص غي (4حي

“Barangsiapa yang terpaksa karena kelaparan tanpa

sengaja berbuat dosa, sesungguhnya Allah Maha

pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. Al-Ma’idah/5 :

3)”.50

Sedangkan darurat untuk berobat ialah ketergantungan

sembuhnya suatu penyakit pada memakan sesuatu dari

barang-barang yang diharamkan itu. Terdapat perkenan

rukhsah dalam menggunakan obat yang haram, dengan

harus memenuhi syarat-syarat, yakni terdapat bahaya yang

mengancam kehidupan manusia jika ia tidak berobat, tidak

ada obat lain yang halal sebagai obat yang haram itu, dan

adanya suatu pernyataan dari seorang doktor muslim yang

50 Ibid., h. 55-56.

Page 60: IMPLEMENTASI PROBLEM BASED LEARNING DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52234...ii ABSTRAK Devi Rahmadani (11160110000109). Implementasi Problem Based Learning

46

dapat dipercaya, baik pemeriksaannya maupun agamanya

(i’tikad baik).51

g) Hikmah Diharamkannya Memakan bangkai binatang Yang

dicekik, Yang dipukul, Yang jatuh, Yang ditanduk dan

Yang diterkam oleh binatang buas.

Adapun hikmahnya, sebagai berikut :

(1) Mengajari manusia agar menaruh perhatian terhadap

binatang, menyayanginya serta memeliharanya.

(2) Mengajarkan manusia agar tidak mengadu binatang

seperti sapi dengan sapi atau kambing dengan kambing

agar saling menanduk sehingga binasa atau hampir

mati.

(3) Untuk menghormati manusia dan membersihkannya

dari makanan sisa-sisa binatang buas.52

5) Hikmah Makanan Halal Dan Haram

Adapun hikmahnya, sebagai berikut :

a) Dengan diharamkannya makanan haram yang tidak baik

untuk tubuh dapat terhindar dari rusaknya produksi tubuh

dan sakit jasmani serta dapat menunaikan ibadah dengan

lancar.

b) Akibat makan yang haram yakni haram itu akan

menampakkan aurat manusia, baik aurat secara kejiwaan

atau aurat budi pekerti ataupun aurat jasmani, maka dengan

yang halal itu ialah busana ketaqwaan yang

menyembunyikan semua aurat kaum mukminin. Dan yang

haram ini akan menampakkan aurat-aurat ini yang akan

dilihat oleh seuruh masyarakat.

c) Untuk menjadikan hidup kita dalam kehidupan yang baik.53

51 Syekh Muhammad, Yusuf Qardhawi, Halal Dan Haram Dalam Islam, ( Surabaya: Pt Bina

Ilmu, 1982), h. 65-66. 52 Sulaiman Rasjid, op.cit., h. 52.

Page 61: IMPLEMENTASI PROBLEM BASED LEARNING DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52234...ii ABSTRAK Devi Rahmadani (11160110000109). Implementasi Problem Based Learning

47

3. Evaluasi Pembelajaran

a. Pengertian Evaluasi Pembelajaran

Secara etimologi "evaluasi" berasal dan bahasa Inggris yaitu

evaluation dari akar kata value yang berarti nilai atau harga. Nilai

dalam bahasa Arab disebut alqiamah atau al-taqdir’ yang bermakna

penilaian (evaluasi). Sedangkan secara harpiah, evaluasi pendidikan

dalam bahasa Arab sering disebut dengan al-taqdir altarbiyah yang

diartikan sebagai penilaian dalam bidang pendidikan atau penilaian

mengenai hal yang berkaitan dengan kegiatan pendidikan. Secara

terminologi, beberapa ahli memberikan pendapat tentang pengertian

evaluasi diantaranya: Edwind dalam Ramayulis mengatakan bahwa

evaluasi mengandung pengertian suatu tindakan atau proses dalam

menentukan nilai sesuatu (Ramayulis, 2002).54 M. Chabib Thoha,

mendefinisikan evaluasi adalah kegiatan yang terencana agar

rnengetahui keadaan objek dengan menggunakan instrumen lalu

hasilnya dibandingkan dengan tolak ukur untuk memperoleh

kesimpulan.55

Satu hal yang mencirikan evaluasi ialah proses ini diakhiri

dengan pengambilan keputusan. Keputusan ini berkenaan dengan

keberhargaan dan manfaat dari evaluan (Mahmudi, 2011). Evaluasi

lebih luas lingkupnya dari pada penilaian, sedangkan penilaian lebih

terfokus pada aspek tertentu saja yang merupakan bagian dari ruang

lingkup tersebut. Jika hal yang dinilai ialah sistem pembelajaran,

maka ruang lingkupnya yakni semua komponen pembelajaran serta

istilah yang tepat untuk menilai sistem pembelajaran yaitu evaluasi

bukan penilaian. Jika hal yang ingin dinilai satu atau beberapa

bagian/komponen pembelajaran, seperti hasil belajar, istilah yang

53 Syaikh Mutawalli Asy-Sya’rawi, Hikmah Di Balik Yang Halal Dan Haram, (Jakarta: Cv.

Pustaka Mantiq, 1994), h. 19-22. 54 Mahirah B, “Evaluasi belajar Peserta Didik (Siswa)”, Jurnal Idaarah, vol I, 2017, h. 258. 55 M.Chabib Thoha, Teknik Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1996),

h. 1.

Page 62: IMPLEMENTASI PROBLEM BASED LEARNING DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52234...ii ABSTRAK Devi Rahmadani (11160110000109). Implementasi Problem Based Learning

48

tepat digunakan ialah penilaian bukan evaluasi. Di sisi lain, ada juga

istilah pengukuran. Jika evaluasi dan penilaian bersifat kualitatif,

maka pengukuran bersifat kuantitatif (skor/angka) yang diperoleh

dengan menggunakan suatu alat ukur.56

Dalam sistem pembelajaran, evaluasi ialah salah satu komponen

penting serta tahap yang harus di tempuh oleh guru agar mengetahui

keefektifan pembelajaran. Hasil yang didapat akan dijadikan feed

back bagi guru untuk memperbaiki dan juga menyempurnakan

program dan kegiatan pembelajaran.57 “Menurut Ralph Tyler

mengatakan bahwa evaluasi merupakan sebuah proses pengumpulan

data untuk menentukan sejauh mana, dalam hal apa, dan bagian

mana tujuan pendidikan sudah tercapai."58

Dalam pembelajaran yang terjadi di sekolah atau khususnya di

kelas, guru ialah pihak yang paling bertanggung jawab atas

hasilnya.59 Perlu diperhatikan bagi guru ialah perlunya melibatkan

peserta didik dalam evaluasi agar mereka secara sadar dapat

mengenali perkembangan pencapaian hasil pembelajaran mereka.60

b. Alat Evaluasi

Alat adalah sesuatu yang dapat digunakan untuk mempermudah

seseorang dalam melaksanakan tugas atau mencapai tujuan secara

lebih efektif dan efisien. Kata “Alat” biasa disebut juga dengan

istilah “instrumen”. Dengan demikian, alat evaluasi juga dikenal

dengan instrument evaluasi.61

56 Tatang Hidayat Dan Abas Asyafah, “Konsep Dasar Evaluasi Dan Implikasinya Dalam

Evaluasi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Di Sekolah, Al-Tadzkiyyah: Jurnal Pendidikan

Islam, Vol. 10, 2019, h. 164.

57 Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, (Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Islam,

Kementerian Agama RI, 2012), Cet. II, h. 6.

58 Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2013), Ed.

2, Cet. III, h. 3.

59 Ibid., h. 4.

60 M. Sukardi, Evaluasi Pendidikan: Prinsip dan Operasionalnya, (Jakarta: PT. Bumi

Aksara, 2008), Ed. 1, Cet. 1, h. 12.

61 Suharsimi Arikunto, op.cit., h. 40.

Page 63: IMPLEMENTASI PROBLEM BASED LEARNING DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52234...ii ABSTRAK Devi Rahmadani (11160110000109). Implementasi Problem Based Learning

49

1) Tes

Tes ialah suatu kenyataan bahwa manusia dalam hidupnya

berbeda antara individu yang satu dengan individu lainnya.

Dengan alat pengukur berupa tes, maka orang akan berhasil

mengetahui adanya perbedaan antar individu.62 Dari segi

baku/tidaknya suatu tes, maka tes dibedakan menjadi 2 yaitu tes

standar dan tes buatan guru. Tes standar yakni tes yang telah

diakui reliabilitas serta validitasnya. Tes seperti itu telah lama

diujicobakan (di-tryout), dianalisa, direvisi dan juga disusun

kembali secara berulang-ulang, sehingga akan mendapatkan

validitas dan juga reliabilita yang tinggi. Kemudian, tes buatan

guru yakni tes yang dirancang khusus oleh guru mata pelajaran

untuk menilai proses serta hasil belajar peserta didik yang

dibelajarkannya. Namun, tes ini belum diketahui validitas dan

reliabilitasnya.63 Sedangkan dari segi bentuk, tes dibedakan

menjadi 2 yakni tes objektif dan tes essai. Bentuk tes yang

objektif itu bentuk pilihan ganda, benar salah, menjodohkan

serta analisis hubungan. Kemudian tes essai bentuknya

pertanyaan/pernyataan bebas atau terstruktur dan peserta

didiknya menyusun lalu mengorganisasikan sendiri jawaban tiap

pertanyaan itu melalui bahasa sendiri.64

Amir Dalen Indrakusuma mengatakan: “Tes adalah suatu

alat atau prosedur yang sistematis dan objektif untuk

memperoleh data-data atau keterangan-keterangan yang

62 Anas Sudjono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Rajawali Pers, 2011), Ed. 1, Cet.

11, h. 65.

63 Muri Yusuf, Asesmen Dan Evaluasi Pendidikan: Pilar Penyedia Informasi dan Kegiatan

Pengendalian Mutu Pendidikan, (Jakarta: Prenadamedia Group, 2015), Ed. 1, h. 95.

64 Ibid., h. 96.

Page 64: IMPLEMENTASI PROBLEM BASED LEARNING DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52234...ii ABSTRAK Devi Rahmadani (11160110000109). Implementasi Problem Based Learning

50

diinginkan tentang seseorang, dengan cara yang boleh dikatakan

tepat dan cepat”65

Ditinjau dari segi kegunaan untuk mengukur siswa, tes

dibagi menjadi 3, yaitu:

1. Tes diagnostik

Tes diagnostik adalah tes yang digunakan untuk

mengetahui kelemahan-kelemahan siswa sehingga

berdasarkan hal tersebut dapat dilakukan penaganan yang

tepat.66

2. Tes Formatif

Tes formatif adalah untuk mengetahui sejauh mana

siswa telah terbentuk setelah mengikuti program tertentu.67

3. Tes Sumatif

Evaluasi sumatif atau tes sumatif dilaksanakan setelah

berakhirnya pemberian sekelompok atau sebuah program

yang lebih besar. Biasanya, tes formatif dapat disamakan

dengan ulangan harian, sedangkan tes sumatif dapat

disamakan dengan ulangan umum yang dilaksanakan pada

tiap akhir semester.68

c. Non-Tes

Teknis tes bukanlah satu-satunya teknik untuk melakukan

evaluasi hasil belajar, sebab masih ada teknik lainnya yakni

teknis non tes. Dengan begitu, maka penilaian atau evaluasi

hasil belajar siswa dilakukan dengan tanpa “menguji” siswa,

melainkan dengan melakukan pengamatan secara sistematis,

65 Amir Dalen Indrakusuma, “Evaluasi Pendidikan Penilaian Hasil-Hasil Belajar”, dalam

Suharsimi Arikunto (ed), Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2013), Ed. 2,

Cet. III, h. 46.

66 Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2013), Ed.

2, Cet. III, h. 48.

67 Ibid., h. 50.

68 Ibid., h. 53.

Page 65: IMPLEMENTASI PROBLEM BASED LEARNING DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52234...ii ABSTRAK Devi Rahmadani (11160110000109). Implementasi Problem Based Learning

51

melakukan wawancara, menyebarkan angket serta memeriksa

atau meneliti dokumen-dokumen.69

4. Implementasi Problem Based Learning Dalam Materi Makanan

Halal & Haram

a. Tugas-tugas Perencanaan

Pada hakikatnya, model pengajaran berdasarkan masalah

membutuhkan banyak perencanaan, yakni sebagai berikut :

1) Penetapan tujuan

Problem based learning dirancang untuk mencapai tujuan

yakni keterampilan menyelidiki, memahami peran orang

dewasa, serta membantu peserta didik menjadi pelajar yang

mandiri. Dalam implementasi PBL bisa saja diarahkan untuk

mencapai tujuan itu.

2) Merancang situasi masalah

Beberapa guru dalam pengajaran berbasis masalah lebih

suka memberi kesempatan serta keleluasaan kepada peserta

didik agar memilih masalah yang akan diselidiki, karena cara ini

dapat meningkatkan motivasi peserta didik. Situasi masalah

yang baik seharusnya autentik, mengandung teka-teki serta tidak

didefinisikan secara ketat, memungkinkan adanya kerja sama,

bermakna bagi peserta diidk serta konsisten dengan tujuan

kurikulum.

3) Organisasi sumber daya dan rencana logistik

Dalam pengajaran berbasis masalah peserta didik

dimungkinkan bekerja sama dengan beragam material serta

peralattan, dan dalam implementasinya dapat dilakukan di

dalam kelas, di perpustakaan atau di laboratorium, bahkan bisa

dilakukan di luar sekolah. Dengan demikian, tugas

mengorganisasikan sumber daya serta merencanakan kebutuhan

69 Anas Sudjono, op.cit., h. 75-76.

Page 66: IMPLEMENTASI PROBLEM BASED LEARNING DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52234...ii ABSTRAK Devi Rahmadani (11160110000109). Implementasi Problem Based Learning

52

untuk penyelidikan peserta didik haruslah menjadi tugas

perencanaan yang utama bagi seorang guru yang menerapkan

PBL.70

b. Tugas Interaktif

1) Orientasi siswa pada masalah

Peserta didik perlu memahami bahwa tujuan PBL tidak

untuk memperoleh informasi baru dalam jumlah besar,

melainkan untuk melakukan penyelidikkan terhadap masalah-

masalah penting serta untuk menjadi pelajar yang mandiri. Cara

yang baik dalam menyajikan masalah untuk materi makanan

halal & haram dalam PBL, yaitu dengan menggunakan kejadian

yang mencengangkan serta menimbulkan misteri sehingga

menumbuhkan atau membangkitkan minat dan keinginan

peserta didik untuk menyelesaikan masalah yang sedang

dihadapi.

2) Mengorganisasikan siswa untuk belajar

Pada PBL ini dibutuhkan pengembangan keterampilan kerja

sama di antara peserta didik serta saling membantu agar dapat

menyelidiki masalah dengan bersama-sama. Dengan hal itu,

peserta didik tetap membutuhkan bantuan guru untuk

merencanakan penyelidikkan serta tugas-tugas pelaporan.

Bagaimana mengorganisasikan peserta didik ke dalam

kelompok belajar kooperatif, berlaku juga dalam

mengorganisasikan peserta didik ke dalam kelompok pengajaran

berbasis masalah.

3) Membantu penyelidikan mandiri dan kelompok

Dalam hal ini guru perlu membantu peserta didik dalam

pengumpulan informasi dari berbagai sumber, peserta didik

diberi pertanyaan yang membuat mereka berpikir tentang suatu

70 Trianto Ibnu Badar Al-Tabany, op.cit., h. 73.

Page 67: IMPLEMENTASI PROBLEM BASED LEARNING DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52234...ii ABSTRAK Devi Rahmadani (11160110000109). Implementasi Problem Based Learning

53

masalah mengenai makanan halal & haram serta berpikir jenis

informasi yang diperlukan agar dapat memecahkan masalah

tersebut. Selain itu, guru juga perlu mendorong pertukaran ide

gagasan secara bebas, serta penerimaan sepenuhnya. Gagasan-

gagasan itu sangat penting dalam tahap penyelidikkan dalam

rangka PBL. Dalam tahap penyelidikkan guru memberikan

bantuan yang dibutuhkan siswa tanpa mengganggu aktivitas

siswa. Selanjutnya, puncak proyek PBL ini ialah penciptaan

seperti laporan, poster, video tape dan model-model fisik.

4) Analisis serta evaluasi proses pemecahan masalah

Tugas guru pada tahap akhir dalam PBL ialah membantu

peserta didik menganalisis dan mengevaluasi proses berpikir

mereka sendiri, dan keterampilan penyelidikan yang mereka

gunakan.71

c. Lingkungan Belajar dan Tugas-tugas Manajemen

Salah satu masalah yang cukup sulit bagi guru dalam

pengelolaan PBL yakni bagaimana menangani peserta didik baik

individual maupun kelompok, yang dapat menyelasikan tugas lebih

awal maupun yang terlambat. Pada PBL ini peserta didik

dimungkinkan untuk mengerjakan tugas multi (rangkap), dan waktu

penyelesaian tugas itu dapat berbeda-beda. Hal ini mengakibatkan

diperlukannya pengelolaan serta pemantauan kerja peserta didik

yang rumit.72

d. Asesmen dan Evaluasi

Teknik penilaian dan evaluasi yang sesuai dengan problem

based learning ialah menilai pekerjaan yang dihasilkan peserta didik

yang dimana itu adalah hasil penyelidikkan mereka. Tugas penilaian

dan evaluasi yang sesuai dengan problem based learning terdiri dari

menemukan prosedur penilaian alternatif yang akan digunakan untuk

71 Ibid., h. 74. 72 Ibid., h. 75.

Page 68: IMPLEMENTASI PROBLEM BASED LEARNING DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52234...ii ABSTRAK Devi Rahmadani (11160110000109). Implementasi Problem Based Learning

54

mengukur pekerjaan peserta didik, seperti dilakukan dengan

penilaian kinerja seperti melakukan pengamatan, merumuskan

pertanyaan, serta merumuskan suatu hipotesis, dan dilakukan dengan

peragaan hasil.73

B. Hasil Penelitian Yang Relevan

Hasil penelitian yang relevan sebagai bahan penguat penelitian ini

adalah:

1. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Fatma Sri Rahayu tahun 2018

dalam penelitiannya yang berjudul “Implementasi Metode Problem

Based Learning (PBL) Pada Mata Pelajaran Agama Islam Kelas VII

SMPN 03 Jatipuro Tahun Pelajaran 2017/2018”. Hasil penelitian ini

menunjukkan metode mengajar yang dilakukan guru pendidikan agama

Islam pada siswa kelas VII di SMP Negeri 03 Jatipuro, yaitu memiliki

pelajaran Agama lebih banyak dengan memiliki empat pelajaran yaitu

Sejarah Kebudayaan Islam, Aqidah Akhlak, Fiqih, dan Al Qur’an Hadits.

Metode yang digunakan khususnya saat pelajaran agama Aqidah yaitu

dengan meningkatkan keaktifan siswa, meningkatkan rasa ingin tahu,

kemampuan analisis, dan inisiatif peserta didik. Hasil metode PBL pada

peserta didik kelas VII SMP Negeri 03 Jatipuro yaitu setelah dilakukan

nya metode PBL oleh Guru dapat dilihat dari perubahan bahwa peserta

didik sudah cukup aktif dalam belajar juga dalam memecahkan masalah,

peserta didik mampu menerima dan memahami pembelajaran dengan

baik. Penelitian Fatma Sri Rahayu ini memiliki kesamaan dengan penulis

dalam hal membahas implementasi problem based learning namun

sejatinya sangat berbeda dengan penelitian penulis dari segi lokasi, serta

kajian teorinya. Penelitian Fatma Sri Rahayu mengkaji tentang

Implementasi metode problem based learning pada mata pelajaran

Pendidikan Agama Islam Di kelas VII, sedangkan penelitian penulis

mengaji tentang implementasi problem based learning dalam materi

makanan halal & haram di kelas VIII. Selain itu, penelitian Fatma Sri

73 Ibid., h. 76.

Page 69: IMPLEMENTASI PROBLEM BASED LEARNING DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52234...ii ABSTRAK Devi Rahmadani (11160110000109). Implementasi Problem Based Learning

55

Rahayu bertempat di SMPN 03 Jatipuro, sedangkan penulis bertempat di

SMPN 03 Tangerang Selatan.

2. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Mohammad Fariz Amiruddin tahun

2018 dalam penelitiannya yang berjudul “Implementasi Problem Based

Learning Pada Kurikukulum 2013 Mata Pelajaran PAI Di SMP Negeri

34 Semarang.” Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perencanaan

serta evaluasi PBL di SMPN 34 Semarang ini sudah baik, karena

sebelum penentuan Model pembelajaran disesuaikan dengan kondisi

yang ada seperti kesesuaian antara materi sebelum melakukan proses

pembelajaran, juga tidak ada kendala dan berlangsung secara baik

dibuktikan dengan adanya sikap kerjasama kelompok, saling menghargai

pendapat orang lain, dapat berpikir kritis karena peserta didik di tuntut

bisa memecahkan masalah yang diajukan oleh guru, sehingga

terwujudlah sikap saling memberi menghargai pendapat satu sama

lainnya, saling membantu untuk mencapai tujuan bersama. Penelitian

Mohammad Fariz Amiruddin ini memiliki kesamaan dengan penulis

dalam kajian teori mengenai PBL. Namun terdapat perbedaan dalam

fokus penelitian serta lokasi penelitian. Penelitian Mohammad Fariz

Amiruddin ini lebih memfokuskan kepada implementasi PBL pada

kurikulum 2013 mata pelajaran PAI sedangkan penelitian penulis

memfokuskan kepada implementasi PBL dalam materi makanan halal &

haram di SMPN 03 Tangerang Selatan.

3. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Muhannimah tahun 2016 dalam

penelitinnya yang berjudul “Peningkatan Hasil Belajar Fiqih Melalui

Model Problem Based Learning”. Hasil penelitian ini menunjukkan

bahwa hasil belajar siswa dengan menggunakan model problem based

learning mengalami peningkatan. Penelitian Muhannimah memiliki

kesamaan dengan penelitian penulis dalam hal model pembelajarannya

dan juga tingkatan kelas yang diteliti yaitu mengunakan PBL dan kelas

VIII, sedangkan untuk batasan masalahnya berbeda jauh dengan penulis.

Penelitian Muhannimah bertempat di MTs Al-Ihsan Pondok Gede Bekasi

Page 70: IMPLEMENTASI PROBLEM BASED LEARNING DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52234...ii ABSTRAK Devi Rahmadani (11160110000109). Implementasi Problem Based Learning

56

dan mengenai materinya yaitu zakat di kelas VIII. Sedangkan penelitian

penulis mengenai materi makanan halal & haram di kelas VIII SMPN 03

Tangerang Selatan.

.

Page 71: IMPLEMENTASI PROBLEM BASED LEARNING DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52234...ii ABSTRAK Devi Rahmadani (11160110000109). Implementasi Problem Based Learning

57

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 03 Tangsel yang beralamat di Jl. Ir.

H. Juanda Ciputat, Cempaka Putih, Kec. Ciputat Timur, Kota Tangerang

Selatan Prov. Banten. Sedangkan waktu yang peneliti gunakan itu dimulai

pada bulan Januari- Maret 2020.

B. Latar Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana implementasi

problem based learning pada pembelajaran Pendidikan Agama Islam

khususnya terkait materi makanan halal dan haram. Yang akan diteliti disini

adalah aktivitas mengajar guru, aktivitas belajar siswa, serta bagaimana

respon siswa terhadap implementasi problem based learning oleh guru PAI

dalam proses pembelajaran. Adapun yang berperan dalam penelitian ini,

yaitu: peneliti sendiri, Waka Kurikulum SMPN 03 Tangerang Selatan, guru

mata pelajaran Pendidikan Agama Islam, dan sebagian (4 orang) siswa-siswi

SMP kelas VIII pengayaan.

Sejarah berdirinya SMPN 03 ini tanahnya hibah dari UIN dari

Departemen Agama dalam rangka mendirikan lembaga pendidikan, luas

bangunannya adalah 4.811 m2. Dulu namanya bukan SMPN 03 melainkan

SMPN 01 Kampung Utan, dengan demikian sering disebut dengan one. Lalu

diubah lagi menjadi SMPN 02 Ciputat. Kemudian karena SMPN 03 ini urutan

ketiga tertua di Tangerang Selatan, maka dari itu menjadi SMPN 03

Tangerang Selatan pada tahun 1977. Dimulai dengan kepala sekolahnya yang

pertama adalah pak Suharto, lalu pak Wanhar, setelah itu ibu Ade Halimah

Tussadiyah, lalu pak Kuswanda, lalu pak H. Nurhadi, lalu bulan juni 2010

dari pak Maryono sampai sekarang.

Penelitian ini dilakukan di dalam kelas dengan melihat guru mengajar

menggunakan problem based learning untuk materi makanan halal & haram.

Page 72: IMPLEMENTASI PROBLEM BASED LEARNING DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52234...ii ABSTRAK Devi Rahmadani (11160110000109). Implementasi Problem Based Learning

58

Peneliti menggunakan wawancara berkala terhadap guru PAI (Pendidikan

Agama Islam) guna memperoleh data serta informasi mengenai implementasi

problem based learning dalam materi makanan halal & haram, serta

informasi dari waka kurikulum dan 4 orang peserta didik mengenai

implementasi problem based learning serta sarana dan prasarana di SMPN 03

Tangerang Selatan.

C. Metode Penelitian

Adapun jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini ialah

penelitian kualitatif deskriptif yang bertujuan menggambarkan, menjabarkan

suatu keadaan sosial, situasi serta beragam fakta yang terjadi di masyarakat.

Penelitian kualitatif ialah penelitian yang dimaksudkan untuk memahami

fenomena terkait apa yang dialami oleh subjek penelitian secara holistik, serta

dengan deskripsi dengan bentuk kata-kata serta bahasa, pada suatu konteks

khusus yang alamiah serta dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah.1

Penelitian deskriptif adalah penelitian yang menjelaskan fenomena yang

terjadi di lapangan. Melihat rumusan masalah yang diajukan, maka penelitian

ini menggunakan penelitian deskriptif. Metode penelitian deskriptif adalah

prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata

tertulis, gambar, dan bukan angka, yang mana data diperoleh dari orang dan

perilaku yang diamati.

Dengan penelitian ini peneliti mengharapkan dapat memperoleh data

secara mendetail tentang hal-hal yang diteliti karena adanya hubungan

langsung dengan responden atau obyek penelitian.

Metode deskriptif bertujuan untuk menggambarkan, meringkas berbagai

kondisi, berbagai situasi, atau bahkan berbagai fenomena realitas sosial yang

ada di masyarakat yang menjadi obyek penelitian, serta berupaya menarik

1 Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2017),

Cet 30, h. 6.

Page 73: IMPLEMENTASI PROBLEM BASED LEARNING DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52234...ii ABSTRAK Devi Rahmadani (11160110000109). Implementasi Problem Based Learning

59

realitas itu ke permukaan sebagai suatu ciri, karakter, sifat, model, tanda atau

gambaran tentang kondisi, situasi, atau fenomena tertentu.2

Terkait kegiatan pokok dalam penelitian ini ialah hanya untuk

mendeskripsikan serta menganalisis secara intensif mengenai segala

fenomena pemasalahan yang diteliti, yakni mengenai masalah-masalah yang

berkaitan dengan implementasi problem based learning dalam materi

makanan halal & haram yang diperoleh melalui kualitatif.

D. Teknik Pengumpulan Data

Merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan

utama dari penelitian ialah mendapatkan data. Dalam penelitian kualitatif,

pengumpulan data lebih banyak pada observasi, wawancara serta

dokumentasi.3

1. Observasi

Observasi ialah dasar semua ilmu pengetahuan. Para ilmuwan hanya

dapat bekerja berdasarkan data, yakni fakta terkait dunia kenyataan yang

diperoleh melalui observasi.4 Observasi pada penelitian ini dimulai dari

melihat keadaan sekolah, lalu diamati selanjutnya melakukan wawancara

kepada beberapa informan yang bersangkutan dengan judul penelitian.

Setelah itu, peneliti melakukan observasi langsung di dalam kelas terkait

pelaksanaan proses pembelajarannya. Observasi ini bersifat partisipatif,

dimana peneliti juga terlibat dengan aktivitas yang sedang diamati.

Tujuan observasi ini ialah untuk mengetahui kondisi siswa, kondisi

sekolah, pelayanan yang diberikan sekolah kepada peserta didik

(fasilitas), perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, dan

evaluasi pembelajaran. Penelitian dilaksanakan dengan cara mengamati

guru PAI dan peserta didik dalam proses belajar mengajar dengan

menggunakan problem based learning. Di samping itu, peneliti juga

mengamati kondisi siswa dan kondisi SMPN 03 Tangerang Selatan untuk

2 Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif Edisi 2, (Jakarta : Prenada Media, 2007), h. 68. 3 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2017), h. 308. 4 Ibid., h. 310.

Page 74: IMPLEMENTASI PROBLEM BASED LEARNING DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52234...ii ABSTRAK Devi Rahmadani (11160110000109). Implementasi Problem Based Learning

60

melihat akhlak dan ketentuan sekolah bagi peserta didik. Selain itu

peneliti juga mengamati proses problem based learning dalam materi

makanan halal & haram yang dilakukan oleh guru PAI di SMPN 03

Tangerang Selatan. Berikut ini aspek pengamatan yang peneliti lakukan :

Tabel 3.1

Kondisi siswa dan sekolah di SMPN 03 Tangerang Selatan

No. Aspek yang diamati Indikator

1. Keadaan Lingkungan 1. Lokasi Sekolah

2. Kebersihan Sekolah

3. Tingkat

Kenyamanan

Sekolah

4. Tata Tertib Sekolah

5. Keamanan Sekolah

2. Kondisi Peserta Didik 1. Kondisi Peserta

Didik

2. Komunikasi Peserta

Didik

Tabel 3.2

Proses Poblem Based Learning dalam materi makanan halal &

haram

No. Aspek yang diamati Indikator

1. Orientasi peserta didik pada

masalah

1. Menginformasikan

Kompetensi Dasar

serta tujuan

pembelajaran

2. Menjelaskan logistik

yang dibutuhkan

3. Mengarahkan

pertanyaan atau

masalah

4. Memotivasi peserta

didik agar aktif

dalam pemecahan

masalah

Page 75: IMPLEMENTASI PROBLEM BASED LEARNING DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52234...ii ABSTRAK Devi Rahmadani (11160110000109). Implementasi Problem Based Learning

61

2. Mengorganisasikan peserta didik

untuk belajar

1. Membantu peserta

didik mendefinisikan

dan

mengorganisasikan

tugas belajar yang

terkait masalah

tersebut

2. Membantu peserta

didik dalam

memecahkan

masalah tersebut

3. Mendorong

keterbukaan dalam

menyatukan

pendapat antar

sesama teman

sekelompoknya

4. Menguji pemahaman

peserta didik atas

konsep yang

ditemukan

3. Penyelidikan Kelompok 1. Memberi kemudahan

pengerjaan peserta

didik dalam

memecahkan

masalah tersebut

2. Mendorong

kerjasama dalam

memecahkan

masalah tersebut

3. Mendorong peserta

didik dalam

mengumpulkan

informasi

4. Membantu peserta

didik dalam

menemukan

hipotesis dan juga

solusi

4. Mengembangkan dan

menyajikan hasil karya

1. Membimbing peserta

didik untuk

menyajikan hasil

karya seperti

mencatat semua

jawaban di kertas

selembar yang akan

Page 76: IMPLEMENTASI PROBLEM BASED LEARNING DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52234...ii ABSTRAK Devi Rahmadani (11160110000109). Implementasi Problem Based Learning

62

dikumpulkan ke

guru PAI

2. Mempresentasikan

hasil diskusi terkait

pemecahan masalah

tersebut di depan

kelas

5. Mengevaluasi proses pemecahan

masalah

1. Membantu peserta

didik dalam

mengkaji ulang hasil

pemecahan tersebut

2. Memotivasi peserta

didik untuk aktif

terlibat dalam

pemecahan masalah

3. Mengevaluasi hasil

belajar terkait materi

makanan halal &

haram

2. Wawancara

Peneliti menggunakan wawancara tak berstruktur, yakni wawancara

yang bebas di mana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara

yang telah tersusun secara sistematis serta lengkap untuk pengumpulan

datanya. Pedoman wawancara yang digunakan hanyalah berupa garis-

garis besar permasalahan yang akan ditanyakan.5 Wawancara ini

dilakukan kepada guru agama Islam, Waka Kurikulum serta sebagian (10

orang) murid-murid kelas VIII pengayaan di SMPN 03 Tangerang

Selatan.

Tabel 3.3

Kisi-kisi Wawancara

No. Informasi Yang dibutuhkan Responden

1. Informasi Lembaga:

a. Latar belakang berdirinya

Kepala Sekolah

5 Ibid., h. 320.

Page 77: IMPLEMENTASI PROBLEM BASED LEARNING DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52234...ii ABSTRAK Devi Rahmadani (11160110000109). Implementasi Problem Based Learning

63

lembaga sekolah SMPN 03

Tangerang Selatan

b. Visi Misi SMPN 03 Tangerang

Selatan

c. Tujuan dan peranan SMPN 03

Tangerang Selatan

2. Informasi Kurikulum dan Registrasi:

a. Kurikulum yang diterapkan

SMPN 03 Tangerang Selatan

b. Perencanaan pembelajaran di

SMPN 03 Tangerang Selatan

c. Proses belajar dan mengajar di

SMPN 03 Tangerang Selatan

d. Evaluasi pembelajaran di SMPN

03 Tangerang Selatan

e. Kendala dalam pembelajaran di

SMPN 03 Tangerang Selatan

f. Seleksi dan tes masuk siswa di

SMPN 03 Tangerang Selatan

g. Kualifikasi guru yang mengajar di

SMPN 03 Tangerang Selatan

Waka Kurikulum ,

dan Kepala Sekolah

3. Layanan Sekolah:

a. Ketersediaan sarana dan Prasarana

pendukung pembelajaran siswa

b. Ketersediaan infrastruktur di

SMPN 03 Tangerang Selatan

Kepala Sekolah

Page 78: IMPLEMENTASI PROBLEM BASED LEARNING DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52234...ii ABSTRAK Devi Rahmadani (11160110000109). Implementasi Problem Based Learning

64

Tabel 3.4

Penerapan Problem Based Learning Dalam Materi Makanan Halal &

Haram

No. Data yang dibutuhkan Instrumen Penelitian

1. Pelayanan pembelajaran yang diberikan

sekolah kepada siswa meliputi proses

pembelajaran di dalam kelas maupun di

luar kelas, model, media, dan strategi

pembelajaran, kurikulum dan

pengelolaan waktu pembelajaran, dan

kegiatan sosial serta ekstrakulikuler

Guru PAI

2. Penerapan problem based learning

meliputi dari kegiatan pembuka, kegiatan

inti dan kegiatan penutup

Guru PAI dan siswa

3. Kendala yang dihadapi saat menerapkan

problem based lerning

Guru PAI dan Siswa

4. Teknik mengajar yag digunakan dalam

problem based learning dalam materi

makanan halal & haram

Guru PAI

5. Dampak dari penerapan probem based

learning untuk siswa

Guru PAI

3. Dokumentasi

Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data yang berupa gambar,

tulisan, atau karya-karya monumental dari seseorang. Dokumentasi ini

sebagai pelengkap dari observasi dan wawancara. Terkait penelitian ini

peneliti melihat dokumen-dokumen seperti RPP, silabus pembelajaran

pendidikan agama Islam di SMPN 03 Tangerang Selatan, serta foto-foto

kegiatan pada saat pembelajaran, ataupun juga dokumen terkait data-data

sekolah SMPN 03 Tangerang Selatan.

Page 79: IMPLEMENTASI PROBLEM BASED LEARNING DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52234...ii ABSTRAK Devi Rahmadani (11160110000109). Implementasi Problem Based Learning

65

Tabel 3.5

Kisi-kisi Dokumentasi Penelitian

No. Data yang dibutuhkan

1. Informasi Lembaga:

a. Latar belakang berdirinya lembaga sekolah SMPN 03

Tangerang Selatan

b. Visi Misi SMPN 03 Tangerang Selatan

c. Tujuan dan peranan SMPN 03 Tangerang Selatan

2. Struktur organisasi dan tata kerja SMPN 03 Tangerang Selatan

a. Bagan struktur organisasi sekolah

b. Deskripsi tugas untuk masing-masing komponen

organisasi

c. Bagan struktur organisasi kelas

d. Bagan struktur organisasi atau ektrakulikuler dan

okulikuler sekolah

e. Deskripsi tugas untuk masing-masing komponen

ektrakulikuler dan

okulikuler sekolah

3. Layanan Sekolah

a. Ketersediaan sarana dan Prasarana pendukung

pembelajaran siswa

b. Ketersediaan infrastruktur di SMPN 03 Tangerang

Selatan

4. Kurikulum Sekolah

5. Buku ajar yang digunakan, media pembalajaran yang ada

Page 80: IMPLEMENTASI PROBLEM BASED LEARNING DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52234...ii ABSTRAK Devi Rahmadani (11160110000109). Implementasi Problem Based Learning

66

6. RPP, kisi-kisi soal ujian, evaluasi, remedial, penilaian

7. Kegiatan belajar mengajar di dalam kelas

E. Pemeriksaan atau Pengecekan Keabsahan data

Peneliti melakukan pemeriksaan data agar data yang diperoleh itu akurat

seperti perpanjang pengamatan, meningkatkan ketekunan serta triangulasi.

1. Perpanjang pengamatan

Pada tahap ini untuk menguji kredibilitas data penelitian, sebaiknya

difokuskan pada pengujian terhadap data yang diperoleh, apakah data

yang diperoleh itu setelah dicek kembali ke lapangan benar atau tidak,

berubah atau tidak. Jika sudah benar maka peneliti dapat mengakhiri

pengamatan ini namun jika tidak benar datanya maka peneliti melakukan

pengamatan lagi yang lebih luas serta mendalam sehingga diperoleh data

yang pasti kebenarannya. Dalam hal ini peneliti mengecek RPP serta

silabus Pendidkan Agama Islam di SMPN 03 Tangerang Selatan dengan

melihat langsung pembelajaran di kelas VIII pengayaan tersebut.

2. Meningkatkan ketekunan

Berarti melakukan pengamatan secara lebih cermat serta

berkesinambungan. Dengan cara tersebut maka kepastian data serta

urutan peristiwa akan dapat direkam secara pasti dan sistematis. Peneliti

melakuakan pengamatan sekiranya ada 7 kali dimana dengan kedatangan

peneliti di SMPN 03 Tangerang Selatan dapat menyaksikan kebenaran

data secara berkesinambungan.

3. Triangulasi

Dalam pengujian kredibilitas ini diartikan sebagai pengecekan data

dari berbagai sumber dengan berbagai cara serta waktu. Dengan

demikian terdapat triangulasi sumber, teknik pengumpulan data dan

waktu.

Page 81: IMPLEMENTASI PROBLEM BASED LEARNING DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52234...ii ABSTRAK Devi Rahmadani (11160110000109). Implementasi Problem Based Learning

67

a. Triangulasi Sumber

Untuk menguji kredibilitas data mengenai aktivitas guru

mengajar, maka pengumpulan serta pengujian data yang telah

diperoleh dapat dilakukan ke waka kurikulum, kepala sekolah dan

murid. Data yang telah dianalisis oleh peneliti akan menghasilkan

suatu kesimpulan selanjutnya dimintakan kesepakatan dengan tiga

sumber data tersebut.

b. Triangulasi Teknik

Data yang diperoleh dengan wawancara, lalu dicek dengan

observasi, dokumentasi atau kuesioner. Bila dengan tiga teknik

tersebut menghasilkan data yang berbeda-beda maka peneliti harus

melakukan diskusi lebih lanjut kepada sumber data yang

bersangkutan atau yang lain untuk memastikan data mana yang

dianggap benar atau mungkin semuanya benar, karena sudut

pandangnya berbeda-beda.

c. Triangulasi Waktu

Data yang dikumpulkan dengan teknik wawancara di pagi hari

pada saat narasumber masih segar, belum banyak masalah, itu

menimbulkan data yang lebih akurat atau valid. Untuk itu dalam

rangka pengujian kredibilitas data dapat dilakukan dengan cara

melakukan pengecekan melalui wawancara, observasi atau teknik

lain dalam waktu serta situasi yang berbeda. Bila hasil uji

menghasilkan data berbeda-beda maka harus dilakukan secara

berulang-ulang sehingga sampai ditemukan kepastian datanya.6

F. Teknik Analisi Data

Miles and Huberman dikutip oleh Sugiyono, mengatakan bahwa aktivitas

dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung

secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Aktivitas

dalam analisis data yakni data reduction, data display serta conclusion

drawing/verification. Data yang peniliti dapatkan itu semakin kompleks dan

6 Ibid., h. 368-374.

Page 82: IMPLEMENTASI PROBLEM BASED LEARNING DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52234...ii ABSTRAK Devi Rahmadani (11160110000109). Implementasi Problem Based Learning

68

rumit. Maka peneliti mereduksi data dengan merangkum, memilih hal-hal

yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting yang berkaitan dengan

judul penelitian tersebut serta membuang yang tidak perlu. Peneliti juga

selalu menguji apa yang telah ditemukan pada saat memasuki lapangan yang

masih bersifat hipotetik itu berkembang atau tidak. Bila setelah lama

memasuki lapangan ternayata hipotesis yang dirumuskan selalu didukung

oleh data pada saat dikumpulkan di lapangan, maka hipotesis tersebut tebukti

dan akan berkembang menjadi teori yang grounded. Setelah itu barulah

peneliti menyimpulkannya bahwa kesimpulan tersebut mungkin dapat

menjawab rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal, tetapi mungkin

juga tidak, karena seperti telah diungkapkan bahwa masalah dan rumusan

masalah dalam penelitian kualitatif itu masih bersifat sementara dan bisa

berkembang setelah penelitian berada di lapangan.7

7 Ibid., h. 337-345.

Page 83: IMPLEMENTASI PROBLEM BASED LEARNING DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52234...ii ABSTRAK Devi Rahmadani (11160110000109). Implementasi Problem Based Learning

69

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data

1. Latar Belakang Berdirinya SMPN 03 Tangerang Selatan

Berdiri sejak tahun 1977 dengan nama SMPN 03 Tangerang Selatan.

tanahnya merupakan hibah dari UIN dari Departemen Agama dalam

rangka mendirikan lembaga pendidikan. Bulan februari 1983 namanya

adalah SMPN 1 Kampung Utan. Perubahan nomenkelatur pada tahun

1999 untuk kecamatan Ciputat menjadikan SMPN 1 Kampung Utan

berubah nama menjadi SMPN 2 Ciputat. Kemudian karena SMPN 03 ini

urutan ketiga tertua di Tangerang Selatan, maka dari itu menjadi SMPN

03 Tangerang Selatan.

Sejak berdirinya SMPN 03 Tangerang Selatan telah dipimpin oleh 7

orang kepala sekolah yakni :

Nama Masa Jabatan

R. Soeharto 1977

Drs. H. Wanhar 1977-1989

Drs. H. Munadjat Indria 1989-1996

Dra. Hj. Ade Halimatussa’diah 1996-2000

Drs. H. Kuswanda M.Pd 2000-2006

Drs. H. Nurhadi M.M 2006-2009

H. Maryono, S.E.M.Pd 2009-sekarang

2. Profil Sekolah

a. Nama Sekolah : SMP NEGERI 3 KOTA

TANGERANG SELATAN

b. No. Statistik Sekolah : 201.280310.002

c. NPSN : 20603132

d. Tipe Sekolah : A = 27 A1 = 24 A2 = 21

B = 18 B1 = 15 B2 = 12

C = 9 C1 = 6 C2 = 3

Page 84: IMPLEMENTASI PROBLEM BASED LEARNING DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52234...ii ABSTRAK Devi Rahmadani (11160110000109). Implementasi Problem Based Learning

70

e. Alamat Sekolah : Jl. Ir. H. Juanda (samping UIN

Jakarta) Ciputat Timur Kota

Tangerang Selatan

f. Telepon / Fax : (021) 7401312

g. Status Sekolah : Negeri

h. Status Pembinaan : SSN

i. Luas Lahan/Tanah : 4.811 m2

j. Status Kepemilikan : Hak Milik

k. Nama Kepala Sekolah : H. Maryono, S.E.M.Pd

l. Pendidikan Terakhir : Strata Dua (S2) Management

Pendidikan

m. Masa Kerja Sebagai Kasek : 14 tahun

n. Nilai Akreditasi Sekolah : 96 (Amat Baik)

o. No Rekening : 0016653616101 Bank Jabar

Banten

p. NPWP : 00170.775.1.411.000

q. Visi, Misi dan Strategi SMP Negeri 3 Kota Tangerang Selatan

Visi Sekolah : Terunggul dalam Prestasi, Teladan dalam

bersikap dan bertindak, serta Konsisten dalam

menjalankan ajaran agama

Indikator Visi :

a) Terunggul dalam perolehan nilai akademis

b) Terunggul dalam persaingan masuk SMA / SMK Negeri

c) Terunggul dalam lomba (olimpiade) MIPA

d) Terunggul dalam prestasi non akademis

e) Bersikap baik dan sopan kepada siapapun

f) Selalu taat menjalankan ajaran agama (ibadah) di manapun

berada

Misi Sekolah :

b) Mewujudkan peningkatan kualitas / mutu lulusan

Page 85: IMPLEMENTASI PROBLEM BASED LEARNING DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52234...ii ABSTRAK Devi Rahmadani (11160110000109). Implementasi Problem Based Learning

71

c) Mewujudkan peningkatan jumlah lulusan yang masuk SMA

/ SMK Negeri

d) Membina sikap percaya diri, semangat gotong royong dan

cinta tanah air

e) Meningkatkan prestasi kerja yang diimbangi dengan

penghargaan yang layak serta dilandasi dengan semangat

ketauladanan dan keikhlasan

f) Meningkatkan status sekolah menjadi sekolah unggulan

r. Jumlah Peserta Ujian Nasional :

2016/2017 2017/2018 2018/2019

471 siswa 444 siswa 409 siswa

s. Prosentase Lulusan :

2016/2017 2017/2018 2018/2019

100% 100 % 100%

t. Nilai Rata-rata Ujian Nasional :

Mata Pelajaran 2016/2017 2017/2018 2018/2019

1. B.Indonesia 73.41 74.40 76.64

2. B. Inggris 58.44 35.63 64.00

3. Matematika 54.88 57.00 50.24

4. I P A 53.49 49.38 55.44

Rata2 Seluruh MP 240.22 216.41 226.39

u. Data Jumlah Kelas, Rombel, dan Siswa Tahun Pelajaran 2019/2020 :

No.

Data Kelas

Jumlah

Rombel

Jumlah Siswa

Laki-laki Perempuan Jumlah

1 Kelas VII 11 235 252 487

2 Kelas VIII 11 198 240 438

3 Kelas IX 11 182 226 408

J U M L A H 33 614 718 1333

Page 86: IMPLEMENTASI PROBLEM BASED LEARNING DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52234...ii ABSTRAK Devi Rahmadani (11160110000109). Implementasi Problem Based Learning

72

v. Data Jumlah Guru dan Statusnya :

No

Mata Pelajaran

Jumlah

Guru

Status Guru

PNS GTT Bantu Hono

r

1 Pendidikan Agama 5 1 3 - -

2 Pendidikan

Kewarganegaraan

4 3 1 - -

3 Matematika 6 6 - - -

4 Bahasa Indonesia 8 8 - - -

5 Bahasa Inggris 6 6 - - -

6 Ilmu Pengetahuan Alam 6 6 - - -

7 Ilmu Pengetahuan Sosial 7 7 - - -

8 Penjaskes 4 3 1 - -

9 Pendidikan Seni Budaya 4 2 1 - -

10 Prakarya 3 2 1 - -

11 BP / BK 4 3 1 - -

T o t a l 55 47 8 - -

B. Pembahasan

1. Perencanaan Pembelajaran Dengan Menggunakan Problem Based

Learning Dalam Materi Makanan Halal dan Haram Di SMPN 03

Tangerang Selatan

Perencanaan pembelajaran merupakan proses penyusunan yang di

dalamnya memuat materi pembelajaran, penggunaan media

pembelajaran, metode pembelajaran yang dimana dimuat untuk

digunakan pada masa satu semester yang akan datang untuk mencapai

tujuan yang dicapai. Terkait mengenai tujuan yang ingin dicapai

menandakan suatu keberhasilan yang sudah dipersiapkan secara matang.

Sebelum pelaksanaan pembelajaran menggunakan problem based

learning. Biasanya guru PAI kelas VIII pengayaan di SMPN 03

Page 87: IMPLEMENTASI PROBLEM BASED LEARNING DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52234...ii ABSTRAK Devi Rahmadani (11160110000109). Implementasi Problem Based Learning

73

Tangerang Selatan telah membuat serta menyiapkan perencanaan

pembelajaran yang biasa di kenal dengan silabus dan RPP (Renacana

Pelaksanaan Pembelajaran). Terkait silabus guru telah mempelajari lebih

dalam seperti kompetensi dasar (KD), materi pembelajaran, kegiatan

pembelajaran serta alokasi waktu. Kemudian terkait RPP memuat

kompetensi inti (KI), kompetensi dasar (KD), indikator, materi

pembelajaran, metode pembelajaran, kegiatan pembelajaran, sumber

belajar serta memuat penilaian. Dalam hal membuat RPP di SMPN 03

Tangerang Selatan disusun bersama-sama oleh gurunya melalui MGMP

(Musyawarah Guru Mata Pelajaran). Dengan MGMP ini semua guru

mata pelajaran berkumpul untuk membuat RPP serta silabus dan

perangkat lainnya yang diadakan setiap awal tahun pelajarandan awal

semester. Bahkan di dalam MGMP tersebut terdapat pengawas yang

bertugas mengawasi MGMP tersebut.

Observasi diatas diperoleh dari hasil wawancara peneliti dengan pak

Rendra selaku guru PAI kelas VIII pengayaan di SMPN 03 Tangerang

Selatan yang menjelaskan sebagai berikut :

Untuk perencanaan disebut dengan RPP. Di SMPN 03 Tangerang

Selatan ini terdapat MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran)

kecil dan gugus. Kalau di SMPN O3 Tangerang Selatan itu

menerapkan yang MGMP kecil. Namun kalau di sini hanya yang

mudah saja seperti hasil temuannya seperti ini lalu dikembangkan di

gugus. Biasanya yang gugus ini yang MGMP (Musyawarah Guru

Mata Pelajaran) besar. Maksud dari yang besar ini yakni satu gugus

ada sekitar 28 sekolah. Jadi dari 28 sekolah ini kumpul menjadi satu

untuk merencanakan suatu pembelajaran yang biasa kita kenal

adalah RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran). Maka seperti

itulah alurnya.1

Hal yang sama juga dikatakan oleh pak Sholeh Fathoni selaku waka

Kurikulum di SMPN 03 Tangerang Selatan, yang mengatakan bahwa :

Perencanaan itu disebut seperti RPP. Kalau di SMPN 03 Tangerang

Selatan membuatnya di MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran).

Kemudian di dalam MGMP tersebut guru mata pelajaran

1 Wawancara pak Rendra selaku guru PAI pada tanggal 29 Januari 2020.

Page 88: IMPLEMENTASI PROBLEM BASED LEARNING DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52234...ii ABSTRAK Devi Rahmadani (11160110000109). Implementasi Problem Based Learning

74

berkumpul untuk membahas indikator, langkah-langkah dan lainnya

yang termasuk di dalam RPP. Bahkan di dalamnya juga terdapat

pengawas. Lalu pengawas tersebut biasanya memberikan

pengarahan. Jadi, semua guru permata pelajaran membuat RPP di

MGMP secara bersama-sama sesuai mata pelajarannya.2

Di dalam RPP guru memuat langkah-langkah pembelajaran dengan

menggunakan problem based learning yakni seperti : Pertama, aktivitas

mengorientasi peserta didik kepada suatu masalah yang dilakukan

dengan cara guru menyampaikan suatu masalah lalu guru memotivasi

peserta didik agar aktif dalam memecahkan masalah tersebut. Kedua,

aktivitas mendefinisikan masalah serta mengorganisir peserta didik agar

belajar yakni dilaksanakan dengan guru membantu peserta didik dalam

mengorganisir tugas belajar dalam menyelesaikan masalah yang telah

diberikan oleh guru yang dimana guru telah meminta peserta didik untuk

duduk berkelompok lalu guru meminta peserta didik untuk mengamati

penjelasan serta video yang telah guru tayangkan di depan kelas. Ketiga,

aktivitas mengecek diskusi peserta didik antar kelompok untuk

menyelesaikan suatu permasalahan tersebut dengan cara guru berkeliling

dan membantu peserta didik yang mengalami kesulitan. Keempat,

mengembangkan serta mempresentasikan hasil diskusi kelompok dengan

cara guru meminta perwakilan kelompok yang sudah selesai berdiskusi

untuk segera menyajikannya serta mendemonstrasikannya di dalam kelas

lalu guru meminta kelompok yang lain mendengarkan, namun guru juga

memberikan kesempataan kelompok yang lain untuk memberi

tanggapannya. Kelima, refleksi serta penilaian yang dilakukan dengan

cara guru menganalisa peserta didik serta mengevaluasinya dengan

memberi penguatan terkait jawaban peserta didik yang masih kurang

menemukan jawaban yang benar atau bahkan yang sudah benar dan juga

evaluasinya adalah dengan memberikan ujian soal yang dibagikan ke

peserta didik melalui rumah belajar. Bagi peserta didik yang belum

2 Wawancara pak Sholeh Fathoni selaku waka Kurikulum padatanggal 11 Februari 2020.

Page 89: IMPLEMENTASI PROBLEM BASED LEARNING DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52234...ii ABSTRAK Devi Rahmadani (11160110000109). Implementasi Problem Based Learning

75

paham dengan diskusi tersebut maka guru melakukan penjelasan lagi

sedikit atau mengulas sedikit terkait masalah yang telah diberikan di

dalam kelas. Selain itu, di setiap pertemuan, guru telah menetapkan

alokasi waktu yang termuat di dalam silabus serta RPP yang terdiri dari

kegitan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup.

Hal di atas juga di sampaikan oleh pak Rendra selaku guru PAI kelas

VIII pengayaan sebagai berikut :

Terkait RPP, menurut saya apa yang sudah saya laksanakan di

dalam kelas dengan memberikan beberapa masalah terkait masalah

makanan halal & haram sudah saya cantumkan dibagian model

pembelajaran dengan menggunakan problem based learning. Jadi

nanti di RPP juga ada langkah-langkah bagaimana cara guru

melakukan model problem based learning itu. Sebenarnya mau

bagaimana pun caranya yang terpenting tujuan pembelajarannya

tercapai.3

Di dalam RPP guru PAI kelas VIII pengayaan juga memuat adanya

media, alat bahan serta sumber belajar yang telah disesuaikan dengan

langkah-langkah pembelajaran. Namun, terkait sumber belajar guru tidak

hanya bersumber pada buku LKS maupun buku paket saja melainkan

bersumber dari buku-buku yang terkait materi makanan halal & haram,

internet, Al-Qur’an serta lingkungan sekitar.

Hal tersebut diperkuat dengan perkataan pak Rendra selaku guru PAI

yang menyatakan bahwa : Untuk sumber belajar saya membebaskan

kepada peserta didik yang terpenting tidak hanya terpaku pada buku LKS

dan buku paket saja. Karena menurut pak Rendra kalau hanya

cakupannya buku paket dan LKS kurang meluas untuk pemahaman

peserta didik di kehidupan sehari-harinya nanti. Bahkan pak Rendra

jarang sekali menggunakan buku LKS atau buku paket tersebut, pak

Rendra lebih sering menggunakan sumber-sumber belajar yang

mengupas secara detail terkait makanan halal & haram. Buku paket dan

LKS hanya pak Rendra gunakan untuk dasar-dasarnya saja agar peserta

3 Wawancara pak Rendra selaku guru PAI pada tanggal 29 Januari 2020.

Page 90: IMPLEMENTASI PROBLEM BASED LEARNING DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52234...ii ABSTRAK Devi Rahmadani (11160110000109). Implementasi Problem Based Learning

76

didik mengetahui dalil, hikmah, manfaat dan apa saja jenis-jenis binatang

yang halal & haram tersebut.

Untuk perencanaan pembelajaran menggunakan problem based

learning ini sedikit terdapat kesulitan yakni kesulitan yang manusiawi

yaitu saat membuatnya karena memiliki rasa malas yang semua orang

atau semua manusia memilikinya.

Hal di atas di sampaikan oleh pak Sholeh Fathoni selaku waka

kurikulum di SMPN 03 Tangerang Selatan sebagai berikut :

Untuk keilmuwan pasti sudah memiliki semua. Namun yang sulit

itu ketika memulainya. Di saat ingin membuat RPP timbullah rasa

malas. Dengan demikian kalau tidak bersama-sama, rasanya malas

untuk membuat RPP tersebut. Maka dari itu adanya MGMP jadi

dapat mengerjakannya bersama-sama.4

Namun untuk penerapannya tidak ada masalah karena sebelum

adanya 2013 ini guru PAI kelas VIII pengayaan ini sudah menerapkan

terlebih dahulu namun belum mengetahui kalau yang selama ini

diterapkan adalah problem based learning.

Maka dapat disimpulkan bahwa perencanaan dalam pembelajaran

sangat diperlukan guru SMPN 03 Tangerang Selatan karena guru harus

memiliki suatu tujuan yang dimuat dalam RPP tersebut. Jika guru tidak

memiliki perencanaan yang matang tujuan yang ingin dicapai tidak akan

tercapai. Perencanaan itu berupa silabus, RPP serta perangkat-perangkat

lainnya. Di dalam RPP terdapat langkah-langkah pembelajaran yang

dibagi menjadi kegiatan pembuka, inti dan penutup. Selain itu termuat

juga adanya sumber belajar, model pembelajaran, metode pembelajaran

yang akan diterapkan guru dalam proses pembelajaran di dalam kelas dan

adanya penilaian ketika guru telah selesai dalam menjelaskan materi

makanan halla & haram.

4 Wawancara pak Sholeh Fathoni selaku waka Kurikulum padatanggal 11 Februari 2020.

Page 91: IMPLEMENTASI PROBLEM BASED LEARNING DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52234...ii ABSTRAK Devi Rahmadani (11160110000109). Implementasi Problem Based Learning

77

2. Implementasi Pembelajaran Dengan Menggunakan Problem Based

Learning Dalam Materi Makanan Halal & Haram Di SMPN 03

Tangerang Selatan

Hasil penelitian dapat diketahui bagaimana implementasi

pembelajaran di dalam kelas. Model pembelajaran yang digunakan guru

di dalam kelas terkait materi makanan halal & haram seperti kelas VIII

pengayaan yaitu problem based learning. Hal ini peneliti cocokkan juga

dengan RPP. Problem based learning ini melibatkan peran aktif peserta

didik dalam belajar yang dilakukan baik secara individual maupun

kelompok guna menemukan solusi dari suatu permasalahan yang erat

kaitannya dengan kehidupan sehari-hari.

Implementasi pembelajaran menggunakan problem based learning

dalam materi makanan halal & haram kelas VIII pengayaan di SMPN 03

Tangerang Selatan terdapat pada metode pembelajaran dan model

pembelajaran. sebelum memasuki kegiatan inti, terdapat susunan terkait

kegiatan inti serta kegiatan penutup. Guru PAI kelas VIII pengayaan

pada saat kegiatan pendahuluan mengadakan suasana belajar yang tertib

dengan meminta peserta didik untuk duduk sesuai kelompok. Setelah

masuk kelas guru juga menunggu sebagian peserta didik yang belum

masuk kelas karena masih sholat dzuhur di masjid sebab pelajaran PAI di

hari rabu memasuki waktu setelah dzuhur. Dengan demikian peserta

memasuki kelas ketika sudah selesai sholat dzuhur. Setelah itu guru

membuka kelas dengan diawali salam pembuka serta meminta

perwakilan satu orang untuk memimpin do’a. Kemudian guru meminta

peserta didik untuk mengecek kerapihan yakni baju, buku dan sampah

disekitar tempat duduk agar segera dibuang ke tempat sampah. Lalu guru

mengulas materi yang minggu lalu serta mendiskusikan materi yang

sudah dipelajari minggu lalu kemudian dikaitkan dengan materi makanan

halal & haram. Selanjutnya guru menjelaskan tujuan pembelajaran dari

materi makanan halal & haram kepada peserta didik pada saat itu.

Page 92: IMPLEMENTASI PROBLEM BASED LEARNING DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52234...ii ABSTRAK Devi Rahmadani (11160110000109). Implementasi Problem Based Learning

78

Hasil observasi di atas di dukung dengan adanya wawancara terkait

kegiatan pendahuluan dalam pembelajaran PAI, Nisrina merupakan salah

satu siswi kelas VIII pengayaan mengatakan bahwa pelajaran PAI

terdapat di hari selasa dan rabu. Jika di hari rabu dimulai setelah sholat

dzuhur, ada sebagian siswi yang masih ada di masjid jadi biasanya pak

rendra menunggu semuanya lengkap dahulu barulah bisa dimulai

pembelajaran. Lain hal dengan Illona yang juga merupakan salah satu

siswa kelas VIII pengayaan yang mengatakan bahwa pelajaran PAI di

buka dengan salam lalu di pimpin salah satu orang untuk membaca do’a

tak lupa juga guru meminta seluruh peserta didik untuk merapihkan baju,

buku serta sampah yang ada untuk dibuang ke tempat sampah. Kemudian

mengabsen peserta didik melalui kelompok yang sudah dibuat.

Dapat diketahui dari dokumentasi penelitian bahwa pada kegiatan

pendahuluan dalam materi makanan halal & haram yaitu guru melakukan

orientasi, apersepsi, motivasi, serta pemberian acuan kepada peserta

didik. Orientasi guru yaitu dengan cara mengucapkan salam lalu meminta

salah satu perwakilan kelas untuk memimpin do’a. Lalu untuk Apersepsi

guru seperti menyampaikan rencana kegiatan pembelajaran yang akan

dilakukan pada saat itu. Sedangkan untuk motivasi seperti memberitahu

peserta didik akan pentingnya mempelajari makanan halal & haram

dengan dikaitkan dalam kehidupan sehari-hari atau fakta-fakta yang

menarik yang sedang diperbincangkan pada saat itu. Kemudian guru

memberikan acuan dengan memberitahu peserta didik apa saja yang akan

dipelajari dalam materi makanan halal & haram.

Selanjutnya hasil observasi dalam kegiatan inti pembelajaran

menunjukkan bahwa problem based learning telah dilaksanakan oleh

guru dan juga siswa dengan baik. Yang dimana adanya bantuan seperti

sumber belajar, beberapa fasilitas penunjang lainnya, dan media. Bahkan

dari hasil wawancara dengan peserta didik terkait seberapa paham peserta

didik dengan materi makanan halal & haram menunjukkan bahwa hampir

Page 93: IMPLEMENTASI PROBLEM BASED LEARNING DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52234...ii ABSTRAK Devi Rahmadani (11160110000109). Implementasi Problem Based Learning

79

semua peserta didik sudah paham dengan materi tersebut. Artinya tujuan

pembelajaran sudah tercapai.

Berikut ini ialah langkah-langkah pembelajaran yang diterapkan oleh

guru di kelas VIII pengayaan, yakni :

a. Orientasi peserta didik terhadap suatu masalah yang diberikan oleh

guru PAI

Hasil observasi dan wawancara dengan guru PAI bahwasannya

dalam hal orientasi peserta didik yakni pak Rendra selaku guru PAI

kelas VIII pengayaan telah membentuk kelompok dari awal semester

lalu guru memberikan tiga permasalahan terkait makanan halal &

haram seperti kasus paha dan sayap ayam yang di Amerika harus di

beli Indonesia yang dimana faktanya ayamnya memakan pur babi,

maka dari itu apa hukumnya mengkonsumsi ayam yang makan pur

babi. Lalu kasus selanjutnya adalah luwak white cofee, apa

hukumnya mengkonsumsi kopi luwak tersebut. Selanjutnya

permasalahan yang terakhir yakni bagaimana peserta didik

menyikapi permasalahan lele yang memakan kotoran manusia.

Kemudian memotivasi peserta didik untuk aktif dalam

menyelesaikan permasalahan tersebut.

Pada kegiatan orientasi ini guru menyampaikan tiga masalah

terkait makanan halal & haram kemudian memotivasi peserta didik

untuk aktif dalam menyelesaikan masalah tersebut. Guru

memberikan kesempatan untuk semua peserta didik agar menjawab

atau memecahkan permasalahan tersebut secara bersama-sama.

Setelah semua permasalahan sudah di jawab oleh peserta didik,

kemudian guru memberikan penguatan terkait pemecahan masalah

tersebut seperti kasus ayam makan pur babi dengan melihat faktanya

yang sudah diteliti maka hukumnya boleh di konsumsi, dan kasus

yang kedua terkait kopi luwak boleh di konsumsi karena tidak

terkontaminasi yang dimana tidak adanya unsur-unsur najis ke dalam

kopi tersebut karena struktur buahnya yang seperti melinjo dan yang

Page 94: IMPLEMENTASI PROBLEM BASED LEARNING DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52234...ii ABSTRAK Devi Rahmadani (11160110000109). Implementasi Problem Based Learning

80

yang lebih kuat halalnya adalah ketika bijinya di tanam ia tumbuh,

zat kopinya tidak hilang, dan yang terakhir kasus lela mengkonsumsi

kotoran manusia yang dimana secara literasi hewan air tawar dan

laut itu halal di konsumsi, dan faktanya lele tersebut sebelum di jual

harus puasa dulu selama 3 hari yakni untuk membuang kotoran-

kotoran tersebut.

b. Menjelaskan permasalahan serta mengorganisir peserta didik agar

belajar

Hasil observasi pada hal ini menunjukkan bahwa menjelaskan

masalah serta mengorganisir peserta didik agar belajar yaitu dengan

cara guru membantu peserta didik dalam mengorganisir tugas belajar

untuk menyelesaikan tiga permasalahan yang telah diberikan guru

PAI lalu peserta didik mendiskusikannya dengan kelompok.

Kemudian guru menayangkan video terkait penjelasan mengenai

daging babi di depan kelas. Lalu guru menjelaskan lebih detail dan

melihat di kehidupan sehari-hari yang dimana akan banyak

permasalahan mengenai label halal yang mudah saja orang tempelin

di produk tertentu jadi harus melihat dari kode halalnya terlebih

dahulu dan mengingatkan peserta didik akan pentingnya makan &

minum dengan duduk dan menggunakan tangan kanan serta

membaca bismillah. Guru juga memberikan penjelasan yang erat

kaitannya dengan kehidupan sehari-hari seperti makan di warteg atau

di pinggir jalan apakah jelas kehalalannya dan memberikan

penguatan mengenai permasalahan yang erat kaitannya dengan

kehidupan sehari-hari. Lalu untuk minggu depan (rabu)

permasalahan akan datang dari peserta didik terkait makanan halal &

haram secara random apapun yang ia temui di luar sekolah boleh di

angkat atau di jadikan permasalahan yang dimana setiap kelompok

membuat tiga masalah lalu setelah itu guru mengorganisir semua

masalah dari kelompok tersebut untuk ditukar antar kelompok.

Selanjutnya peserta didik mengkondisikan posisi duduknya serta

Page 95: IMPLEMENTASI PROBLEM BASED LEARNING DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52234...ii ABSTRAK Devi Rahmadani (11160110000109). Implementasi Problem Based Learning

81

mulai untuk berdiskusi bersama dengan kelompoknya masing-

masing. Kegiatan ini ialah tindak lanjut dari penjelasan orientasi

siswa terhadap suatu masalah yang telah guru lakukan dengan

mengkoordinasi peserta didik.

Nisrina selaku salah satu siswi kelas VIII pengayaan di SMPN

03 Tangerang Selatan mengatakan cara guru PAI dalam

implementasi problem based learning terkait materi makanan halal

& haram yaitu :

Cara guru yang pasti awalnya di mulai dengan do’a. Lalu absen

kelompok setelah itu mengangkat beberapa masalah kemudian

diberi sedikit materi dengan power point lalu diperjelas dengan

video yang ditayangkan. Setelah itu guru PAI menanyakan

pendapat semua kelompok jadi membuat kelas menjadi aktif dan

menyenangkan. Lalu diakhiri dengan kesimpulan dari materi

makanan halal & haram tersebut setelah itu guru memberikan

beberapa tugas untuk di bahas di pertemuan yang akan datang

kemudian menutup kelas dengan do’a.5

Hal serupa diungkapkan dengan Ilona selaku salah satu siswi

kelas VIII pengayaan di SMPN 03 Tangerang Selatan yang

mengatakan mengenai pembelajaran PAI di kelas yaitu : “Menurut

saya, pembelajaran PAI sampai saat ini tidak ada masalah melainkan

sangat seru, asik, tidak membosankan, mudah dimengerti, dan

menyenangkan karena guru PAI tidak membuat tegang justru

bercanda-canda namun masih mengenai materi yang sedang di

pelajari.”6

Dalam hal ini yang dilakukan oleh guru ialah mengadakan

aktivitas menjelaskan masalah yang telah ditanyakan kepada peserta

didik sebanyak tiga permasalahan lalu permasalahan akan datang

dari peserta didik sebanyak tiga permasalahan juga yang akan di

5 Wawancara Nisrina selaku siswi kelas VIII pengayaan di SMPN 03 Tangerang Selatan

tanggal 11 Februari 2020.

6 Wawancara Ilona selaku siswi kelas VIII pengayaan di SMPN 03 Tangerang Selatan

tanggal 11 Februari 2020.

Page 96: IMPLEMENTASI PROBLEM BASED LEARNING DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52234...ii ABSTRAK Devi Rahmadani (11160110000109). Implementasi Problem Based Learning

82

tukar dengan masing-masing kelompok yang berbeda. Lalu guru

mengorganisir peserta didik agar dapat aktif dalam berpendapat

dengan teman kelompoknya dalam menyelesaikan masalah yang

diberikan teman beda kelompoknya, seperti permasalahan apakah

hiu boleh dimakan, ikan buntal boleh di makan, apakah dosa

memakan makanan yang bukan milik kita, mengapa makanan haram

di ciptakan, dan yang terakhir yaitu apakah gajah halal. Dalam

proses pemecahan masalah tersebut terlihat kelas sangat aktif serta

peserta didik berantusias untuk memecahkan masalah-masalah

tersebut. Lalu guru memberikan durasi waktu agar semua kelompok

dapat segera menyelesaikan masalah tersebut.

c. Mengecek diskusi peserta didik antar kelompok

Hasil observasi mengenai hal ini ditunjukkan dengan cara guru

berkeliling serta membantu siswa yang mengalami kesulitan dalam

mennyelesaikan masalah tersebut. Tugas peserta didik di sini ialah

menjawab semua pertanyaan atau permasalahan yang sudah

diberikan oleh kelompok lain di kertas yang sudah berisi

permasalahan tersebut dengan cara bersama-sama mengungkapkan

pendapatnya lalu diberi kesepakatan mengenai jawaban yang benar.

Dalam hal ini guru meminta peserta didik untuk berdiskusi lalu

guru dan penulis mengecek dengan berkeliling serta membantu

kelompok yang mengalami kesulitan. Jadi peserta didik dapat

bertanya dengan guru atau penulis apabila mengalami kesulitan

mengenai materi makanan halal & haram. Mengenai hal ini peserta

didik juga dapat mencari informasi dari mana saja, baik dari buku

paket, LKS, internet atau sumber lainnya terkait materi makanan

halal & haram.

Namun, sebenarnya dilihat dari observasi di kelas jarang sekali

peserta didik ketika diberi suatu masalah langsung mencari informasi

dari buku, internet atau lainnya, karena guru PAI sebelumnya sudah

mengarahkan mereka untuk membaca buku apapun terkait makanan

Page 97: IMPLEMENTASI PROBLEM BASED LEARNING DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52234...ii ABSTRAK Devi Rahmadani (11160110000109). Implementasi Problem Based Learning

83

halal & haram di rumah. Jadi ketika di dalam kelas peserta didik

langsung menjawabnya saja dengan berdiskusi dari bacaan yang

dibaca siswa dengan siswa yang lainnnya dan akhirnya menemukan

suatu kesepakatan kelompok untuk menentukan jawaban yang benar.

d. Mengembangkan serta mempresentasikan hasil diskusi kelompok

Hasil observasi mengenai hal ini ditunjukkan dengan cara guru

meminta kelompok yang sudah selesai menyelesaikan tiga

permasalahan tersebut yakni yang diberikan guru dan tiga

permasalahan yang ditukar antar kelompok untuk segera di

demonstrasikan di dalam kelas dengan secara bergantian lalu guru

memberikan kesempatan kelompok lain untuk memberikan

tanggapannya. Dalam hal ini guru hanya meminta satu permasalahan

saja yang menurut peserta didik unik dan menarik untuk di jawab di

dalam kelas. Artinya untuk pertanyaan antar kelompok hanya perlu

satu masalah saja yang dibahas namun tetap di kertas, peserta didik

menjawab tiga masalah tersebut. Sedangkan untuk tiga permasalahan

yang diberikan guru itu barulah harus dijawab oleh semua peserta

didik dengan cara berdiskusi sesama teman kelompok lalu

perwakilan setiap kelompok mengungkapkan hasil disksuinya

tersebut di dalam kelas melalui mengangkat tangan dan berdiri.

Terkait pelaksanaannya mengenai pembelajaran PAI ini

dilakukan pada hari selasa dan hari rabu yang dimana pada hari

selasa itu hanya digunakan sebagai motivasi serta evaluasi mengenai

materi makanan halal & haram yang telah dijelaskan pada hari rabu.

Dengan demikian hari rabu dilakukan guru dengan menjelaskan

mengenai makanan halal & haram seperti di pertemuan pertama guru

memberikan peserta didik dengan tiga permasalahan lalu di

selesaikan pada hari itu juga. kemudian dipertemuan selanjutnya

guru meminta peserta didik membuat tiga permasalahan dari masing-

masing kelompok untuk di tukar dan dijawab oleh masing-masing

kelompok tersebut. Seperti kelompok 1 menukar ke kelompok 2,

Page 98: IMPLEMENTASI PROBLEM BASED LEARNING DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52234...ii ABSTRAK Devi Rahmadani (11160110000109). Implementasi Problem Based Learning

84

begitu seterusnya. Lalu kelompok 2 akan mengangkat satu

permasalahan saja yang menurutnya unik dan menarik untuk dibahas

di dalam kelas. Begitupun dengan kelompok lainnya. ketika satu

kelompok sudah memaparkan hasil diskusinya, kelompok lain

memberikan tanggapan atau kritikan mengenai jawaban dari

kelompok tersebut dengan catatan semua kelompok harus

memberikan tanggapan terkait masalah tersebut. Lalu guru tetap

mengawasi diskusi tersebut agar tidak terlalu jauh pembahasan

mengenai makanan halal & haram.

e. Refleksi serta penilaian

Hasil observasi dalam hal ini ditunjukkan dengan cara guru

menganalisa serta mengevaluasi dan memberikan penguatan

terhadap semua jawab peserta didik seperti guru memberikan

kesimpulan dari setiap masalah tersebut serta meluruskan jawaban

yang kurang benar agar peserta didik dapat lebih mengerti. Lalu

ketika semua peserta didik telah selesai memaparkan semua

permasalahan yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari, diakhir

pembelajaran guru meminta peserta didik untuk mengumpulkan hasil

diskusinya yang berbentuk kertas tersebut kepada guru PAI.

Pak Rendra selaku guru PAI kelas VIII pengayaan mengatakan

mengenai evaluasi pembelajaran terkait materi makanan halal &

haram yaitu :

Biasanya saya buat soal melalui rumah belajar, setelah itu saya

sebarkan ke anak-anak lalu nanti akan mendapatkan hasilnya.

Namun, di dalam kelas saya mengamati mana anak-anak yang

aktif dan yang pasif. Walau bagaimana pun yang pasif tetap

masih memberikan pendapat ketemannya yang aktif. Jadi dapat

disimpulkan bahwa keseluruhan siswa aktif.7

Hal di atas juga pak rendra jelaskan bahwasannya problem based

learning ini memiliki kelebihan serta kekurangannya sebagai berikut :

7 Wawancara pak Rendra selaku guru PAI pada tanggal 29 Januari 2020.

Page 99: IMPLEMENTASI PROBLEM BASED LEARNING DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52234...ii ABSTRAK Devi Rahmadani (11160110000109). Implementasi Problem Based Learning

85

Menurut saya, berbicara mengenai kelebihan sudah jelas membuat

siswa menjadi lebih berfikir kritis dan menginginkan agar siswa

mandiri menghadapi suatu masalah yang erat kaitannya dengan

kehiudpan sehari-hari. Sedangkan untuk kekurangan dari problem

based learning ini adalah untuk mereka yang tidak mempunyai

referensi akan pasif, lalu saya tidak memposisikan sebagai sumber

ilmu melainkan saya hanya meluruskan. Jika pembahasannya sudah

di luar dari materi baru saya masuk untuk meluruskan dan jika ada

jawaban yang sudah tidak jelas maka saya luruskan, lalu juga

bahannya dan etikanya seperti kadang siswa itu untuk adu

argument dengan sesama temannya suka lupa etika. Namun kalau

saya hentikan kata “gua” dengan “kamu” dan kata “lu”dengan

“aku” pasti kelas tidak akan seaktif dan seenjoy tadi, seperti yang

sudah kamu lihat di dalam kelas. Akan tetapi saya hanya was-was

saja dengan mengontrol emosi anak-anak saja.8

Hal di atas mengenai evaluasi pembelajaran Devira selaku salah satu

siswi kelas VIII pengayaan mengatakan bahwa : “Biasanya guru PAI

memberikan kesimpulan di setiap diskusi dan ketika materi sudah

selesai. Setelah itu memberi soal untuk dikerjakan yang di sebarkan

melalui rumah belajar.”9

Dari uraian di atas, dapat ditemukan bahwa implementasi

pembelajaran dengan menggunakan problem based learning dalam materi

makanan halal & haram adalah sebagai berikut :

a. Guru membuat suasana belajar yang tertib dengan meminta peserta

didik untuk duduk sesuai kelompok.

b. Guru meminta perwakilan satu orang untuk memimpin do’a.

c. Guru meminta peserta didik untuk mengecek kerapihan yakni baju,

buku dan sampah yang ada di sekitar tempat duduk agar segera

dibuang ke tempat sampah.

d. Guru mengulas materi yang minggu lalu serta mendiskusikan materi

yang sudah dipelajari minggu lalu kemudian dikaitkan dengan materi

makanan halal & haram.

8 Ibid.,

9Ibid.,

Page 100: IMPLEMENTASI PROBLEM BASED LEARNING DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52234...ii ABSTRAK Devi Rahmadani (11160110000109). Implementasi Problem Based Learning

86

e. Guru mengadakan aktivitas orientasi peserta didik kepada masalah

yang timbul atau yang sering terjadi di kehidupan sehari-hari dengan

cara guru menyampaikan permasalahan yang sering muncul di

kehidupan sehari-hari lalu memotivasi peserta didik agar aktif untuk

memecahkan masalah yang diberikan oleh guru.

f. Guru mengadakan aktivitas menjelaskan masalah yang telah

ditanyakan kepada peserta didik sebanyak 3 permasalahan lalu

permasalahan akan datang dari peserta didik sebanyak 3

permasalahan juga yang akan di tukar dengan masing-masing

kelompok yang berbeda-beda serta mengorganisir peserta didik agar

dapat aktif dalam berpendapat dengan teman kelompoknya dalam

menyelesaikan masalah yang diberikan oleh guru lalu guru

memberikan durasi waktu agar semua kelompok dapat segera

menyelesaikan masalah tersebut.

g. Guru melakukan aktivitas mengecek diskusi peserta didik antar

kelompok melalui kegiatan mengontrol semua kelompok secara

berkeliling serta membantu peserta didik yang mengalami kesulitan.

h. Guru mengadakan aktivitas mengembangkan serta

mempresentasikan hasil diskusi kelompok dengan cara guru

meminta perwakilan kelompok yang sudah selesai berdiskusi untuk

segera menyajikannya serta mendemonstrasikannya di dalam kelas

lalu guru meminta kelompok yang lain mendengarkan, namun guru

juga memberikan kesempataan kelompok yang lain untuk memberi

tanggapannya.

i. Guru melakukan aktivitas refleksi serta penilaian yang dilakukan

dengan cara guru menganalisa peserta didik serta mengevaluasinya

dengan memberi penguatan terkait jawaban peserta didik yang masih

kurang menemukan jawaban yang benar atau bahkan yang sudah

benar berupa kesimpulan.

Page 101: IMPLEMENTASI PROBLEM BASED LEARNING DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52234...ii ABSTRAK Devi Rahmadani (11160110000109). Implementasi Problem Based Learning

87

Pak rendra selaku guru PAI kelas VIII pengayaan di SMPN 03

Tangerang Selatan mengatakan bahwa pelaksanaan problem based

laerning dalam materi makanan halal & haram adalah sebagai berikut :

Kita harus faham kelas, artinya anak pasif jangan di gabungkan

dengan anak pasif lagi dan anak aktif juga jangan di gabungkan

dengan anak yang aktif. Maka dari itu kelompok tidak saya tentukan

untuk bikin sendiri jadi saya menentukannya dengan saya tunjuk.

Jadi teknis nya itu random yang saya tunjuk berhitung 1 sampai 5.

Dari sini saya bertugas menghafalkan sekali anak-anaknya yang

nomor 1 siapa dan yang no 2 siapa, begitu seterusnya. Setelah

terbentuk kelompok lalu saya minta di desain tempatnya

bahwasannya saya tidak ingin menghadap ke depan semua karena

saya tidak nyaman jadi kurang banyak gerak di dalam kelas. Lalu

saya hanya mengingatkan bahwa materi kita mengenai makanan

halal & haram setelah itu cari referensi yang banyak dan menarik,

cari pembahasan-pembahasan yang tidak ada dibuku karena kalau

kalian hanya berpatokan ke buku hanya terpaku dalam bahasan itu

saja. Lalu saat di kelas biasanya saya mengawalinya dengan salam

dan membaca do’a yang di pimpin oleh satu orang lalu saya

mengabsen semua kelompok. Selanjutnya saya membacakan KD

juga tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Lalu akan saya

tayangkan sedikit materi mengenai makanan halal & haram

selanjutnya masuk ke bagian inti yakni menonton video agar dapat

memunculkan suatu permasalah yang membuat siswa membahasnya

bersama-sama dengan kelompok untuk mendapatkan suatu solusi

dari masalah tersebut. Lalu juga saya kaitkan dengan kenyataan atau

fakta yang ada terkait makanan halal & haram ini. Seperti sekarang

ini sedang hebohnya virus corona dari sup kelelawar yang berasal

dari wuhan Cina, yang dimana dalam materi makanan halal dan

haram sudah jelas binatang-binatang yang boleh dimakan dan yang

tidak boleh dimakan. Maka dari sinilah, siswa dapat menyimpulkan

sendiri akan pentingnya memakan makanan yang halal dan menjauhi

makanan yang haram. Dalam penerapannya saya menggunakan 3

permasalahan dan di hari berikutnya permasalahan itu datang dari

masing-masing kelompok untuk dibahas dan saling menukar

permasalahan yang muncul tersebut ke kelompok yang berbeda.

Seperti permasalahan kelompok 1 di berikan ke kelompok 2

sedangkan permasalahan kelompok 2 diberikan ke kelompok 3, dan

begitu seterusnya.10

Terkait penerapan problem based laerning pak Sholeh Hasan selaku

waka kurikulum mengatakan bahwa : Saya pun kadang-kadang

10 Wawancara pak Rendra selaku guru PAI pada tanggal 29 Januari 2020.

Page 102: IMPLEMENTASI PROBLEM BASED LEARNING DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52234...ii ABSTRAK Devi Rahmadani (11160110000109). Implementasi Problem Based Learning

88

menggunakannya di dalam kelas, dengan mengangkat suatu masalah lalu

bertanya kepada siswa agar mereka dapat berdiskusi untuk

memecahkannya. Penerapan problem based learning dapat berhasil

ketika semua siswa aktif untuk menyelesaikannya dan menemukan

solusinya. Namun, mereka harus banyak membaca agar dapat

menyelesaikannya. Tapi yang kita ketahui masih ada satu atau dua orang

bahkan bisa sebagian siswa yang pasif itu dikarenakan kurangnya

referensi yang ia baca. Maka, dari itu guru harus pintar-pintar

mengkondisikan kelas agar menjadi kelas yang menyenangkan dan

semua tujuan pembelajaran dapat tercapai.

Berbicara mengenai penerapan pasti erat kaitannya dengan kendala,

menurut pak rendra selaku guru PAI kelas VIII pengayaan di SMPN 03

Tangerang Selatan adalah sebagai berikut :

Kendalanya adalah menghadapi siswa yang berbagai macam

karakter dan kepandaiannya yang berbeda-beda, jadi ada siswa

yang aktif dan pasif. Bagi siswa yang tidak memiliki

referensi akan terlihat lebih pasif. Maka diskusi tidak akan

berjalan sesuai yang diharapkan. Dalam diskusi harus

menciptakan kelas yang hidup dan juga kondusif. Selain itu,

ada juga yang ditakutkan setiap sudah menggunakan problem

based learning dalam materi makanan halal & haramyakni

pemahaman siswa yang salah mengenai penjelasan saya terkait

makanan halal & haram yang dikarenakan siswa kurang peka atau

kurang konsentrasi.11

Hal di atas juga didukung oleh pendapat pak Sholeh selaku waka

Kurikulum di SMPN 03 Tangerang Selatan yakni :

Ketika ada siswa yang terlalu ramai agak sulit untuk

mengkondisikan waktu dalam menggunakan problem

based learning ini dan kendalanya ketika siswa kurang

membaca saja itu akan membuat problem based

learningnya kurang efektif Selain itu, ketika konsentrasi

siswa yang kurang fokus mengakibatkan kesalahpahaman

antara apa yang di jelaskan guru terkait materi dengan

pemahaman siswa yang kurang fokus tersebut.12

11 Ibid.,

12 Wawancara pak Sholeh Fathoni selaku waka kurikulum pada tanggal 11 Februari 2020.

Page 103: IMPLEMENTASI PROBLEM BASED LEARNING DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52234...ii ABSTRAK Devi Rahmadani (11160110000109). Implementasi Problem Based Learning

89

Maka dapat disimpulkan bahwa dalam pelaksanaannya guru harus

mengerti kelas serta semua peserta didiknya karena semua peserta didik

mengalami kepandaian yang berbeda-beda. Guru juga harus memiliki

banyak metode yang menyenangkan agar peserta didik santai dan senang

dengan pembelajaran itu sehingga untuk berpendapat tidak malu-malu

atau tidak takut salah lagi. Dalam pembelajaran penguatan yang

diberikan guru berupa kesimpulan, sangat penting untuk membuat

pemahaman peserta didik menjadi lebih mengerti dan menemukan solusi

yang total.

3. Evaluasi Pembelajaran dengan menggunakan Problem Based

Learning Dalam Materi Makanan Halal & Haram Di SMPN 03

Tangerang Selatan

Evaluasi menggunakan problem based learning dalam materi

makanan halal & haram di SMPN 03 Tangerang Selatan ditunjukkan

dengan cara guru memberikan masalah nyata atau masalah dalam

kehidupan sehari-hari kepada peserta didik lalu peserta didik di dorong

untuk menyelesaikan masalah tersebut selanjutnya memaparkan hasil

dari penyelesaian masalah dan pada akhir pembelajaran guru melakukan

pengulasan agar mengetahui tingkat pemahaman peserta didik serta hasil

belajar peserta didik.

Terkait cara mengevaluasi implementasi problem based learning

dalam materi makanan halal & haram biasanya guru PAI membuat soal

di rumah belajar lalu disebarkan ke peserta didik. Berdasarkan dari hasil

pengamatan, peneliti menemukan bahwa evaluasi pembelajaran dengan

problem based learning tidak hanya dilakukan diakhir pembelajaran

tetapi juga dilakukan pada setiap masalah yang sudah dipecahkan dengan

melihat atau mengamati semua peserta didik saat prosese belajar

mengajar. Dengan demikian jika guru merasa dalam proses pembelajaran

masih banyak kurangnya, guru dapat memperbaiki di pertemuan

Page 104: IMPLEMENTASI PROBLEM BASED LEARNING DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52234...ii ABSTRAK Devi Rahmadani (11160110000109). Implementasi Problem Based Learning

90

berikutnya. Berikut data hasil penilaian dari soal makanan halal &

haram :

Tabel 4.1

Data hasil penilaian dari soal makanan halal & haram

No. Nama Nilai

1. Adam Rizky Ramadhan 93

2. Adian Neutrino Raharjanto 80

3. Aisyah Cynthia Dwi Wardhani 80

4. Alfian Wahyu Saputra 91

5. Ali Zeidan 80

6. Andien Ayuningtyas 85

7. Arka Ananda Nugraha Sayogo 80

8. Aulia Maya Novianti 91

9. Dandrapurwa Kanigoro 88

10. Devara Khairinna Zandra 80

11. Devira Kahirinna Zandra 80

12. Gilang Rahmadan Saputra Sirega 80

13. Hanifah Khairunnisa 88

14. Illona Shafa wibowo 80

15. Kaluna Naysila Syahputri 80

19. Khaira Putri Fadilah 85

Page 105: IMPLEMENTASI PROBLEM BASED LEARNING DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52234...ii ABSTRAK Devi Rahmadani (11160110000109). Implementasi Problem Based Learning

91

20. Lugtya Anggira 87

21. Maisa Saskya Zahwa 97

22. Marshandini Laras Putri 94

23. Muhammad Alvito Saladin Nasution 90

24. Muhammad Budi Prakoso 82

25. Muhammad Dafa Romdani 87

26. Muhammad Fauzan Azima 80

27. Muhammad Irfan Ali 91

28. Muhammad Ziyad Arzaq Wafi 80

29. Nanda Laili Ambara 87

30. Nisrina Husna Dzakirah 85

31. Randhu Ningga Prabaswara 87

32. Robinendra Deko Awanta 82

33. Shofie Aulia Mauland 80

34. Siti Cantika Bidadari Permata Swargi 80

35. Zahwa Alisya Rivaie 90

Di dukung dengan pendapat dari Kayra selaku salah satu siswi kelas

VIII pengayaan di SMPN 03 Tangerang Selatan sebagai berikut :

Evaluasinya seperti memberi kesimpulan disetiap diskusi dan setelah

materi selesai. Setelah itu memberi soal untuk dikerjakan yang di

sebarkan melalui rumah belajar.

Page 106: IMPLEMENTASI PROBLEM BASED LEARNING DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52234...ii ABSTRAK Devi Rahmadani (11160110000109). Implementasi Problem Based Learning

92

Dari hasil wawancara dan observasi penelitian bahwa dalam evaluasi

pembelajaran menggunakan problem based learning dalam materi

makanan halal & haram menggunakan evaluasi dengan cara online

melalui rumah belajar. Namun jika memang sedang terpaksa sekali

kadang guru PAI menggunakan tes tulis juga namun memang lebih

sering menggunakan tes online melalui rumah belajar.

Hasil observasi mengenai kendala implementasi problem based

learning dalam materi makanan halal & haram yakni menghadapi peserta

didik yang memiliki berbagai macam karakter mengakibatkan terkadang

tidak sesuai harapan guru sepenuhnya. Dimana dapat dilihat dari segi

tingkat pemahaman serta kecerdasan anak yang berbeda-beda. Kondisi-

kondisi diluar program dari guru yang sudah direncanakan tetapi tidak

berjalan dengan semestinya. Seperti kendala di rumah belajar yang

terkadang susah untuk diakses oleh peserta didik dikarena jaringan dari

pusat rumah belajarnya. Akhinya evaluasinya terhambat. Selain itu,

kendalanya ketika peserta didik sudah terlalu asik dengan debat antar

kelompok mengakibatkan lupa etika namun jika guru menghentikannya

pembelajaran tidak akan seaktif itu. Kendala lain juga terdapat pada

waktu yang kurang banyak karena banyak hal baru yang menyangkut

makanan halal & haram dalam kehidupan sehari-hari. Dilain hal juga

mengenai konsentrasi peserta didik yang kurang fokus menangkap

penjelasan dari guru mengakibatkan salah pemahaman mengenai

makanan halal & haram.

Hal di atas disampaikan oleh pak Sholeh Fathoni selaku waka

kurikulum di SMPN 03 Tangerang Selatan bahwa :

Ketika ada siswa yang terlalu ramai agak sulit untuk

mengkondisikan waktu dalam menggunakan problem based learning

ini dan kendalanya ketika siswa kurang membaca saja itu akan

membuat problem based learningnya kurang efektif. Selain itu,

ketika konsentrasi siswa yang kurang fokus mengakibatkan

kesalahpahaman antara apa yang di jelaskan guru terkait materi

dengan pemahaman siswa yang kurang fokus tersebut.13

13 Wawancara pak Sholeh Fathoni selaku waka kurikulum pada tanggal 11 Februari 2020.

Page 107: IMPLEMENTASI PROBLEM BASED LEARNING DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52234...ii ABSTRAK Devi Rahmadani (11160110000109). Implementasi Problem Based Learning

93

Hal yang sama juga disampaikan oleh pak Rendra selaku guru PAI

kelas VIII pengayaan di SMPN 03 Tangerang Selatan bahwa :

Kendalanya adalah menghadapi siswa yang berbagai macam

karakter dan kepandaiannya yang berbeda-beda, jadi ada siswa yang

aktif dan pasif. Bagi siswa yang tidak memiliki referensi akan

terlihat lebih pasif. Maka diskusi tidak akan berjalan sesuai yang

diharapkan. Dalam diskusi harus menciptakan kelas yang hidup dan

juga kondusif. Selain itu, ada juga yang ditakutkan setiap sudah

menggunakan problem based learning dalam materi makanan halal

& haram yakni pemahaman siswa yang salah mengenai

penjelasan saya terkait makanan halal & haram yang dikarenakan

siswa kurang peka atau kurang konsentrasi.14

Jika disimpulkan kegiatan evaluasi pembelajaran yang dilakukan

sebagai berikut :

a. Siswa diberi kesempatan yang sama untuk bertanya terkait hal-hal

yang belum dipahami mengenai materi makanan halal & haram.

b. Evaluasi digunakan sebagai cara untuk melihat kekurangan guru

dalam mengajar. Jika terdapat banyak kekurangan di dalam

pembelajaran, guru dapat memperbaikinya di pertemuan selanjutnya.

c. Evaluasi pembelajaran tidak hanya dilakukan diakhir pembelajaran

saja melainkan juga pada penilaian tengah semester serta akhir

semester baik menggunakan online atau tes tulis.

d. Dalam proses belajar mengajar adanya evaluasi membuat guru tahu

akan kendala-kendala apa saja yang terdapat pada peserta didik.

e. Adanya evaluasi dapat mengukur sejauh mana pemahaman siswa

mengenai materi makanan halal & haram.

Hal di atas disampaikan oleh pak Rendra selaku guru PAI kelas VIII

pengayaan di SMPN 03 Tangerang Selatan adalah sebagai berikut :

“Biasanya saya bikin soal setelah itu saya sebarkan ke anak-anak

lalu nanti akan mendapatkan hasilnya. Namun di dalam kelas saya

mengamati mana anak-anak yang aktif dan yang pasif. Namun

14 Wawancara pak Rendra selaku guru PAI pada tanggal 29 Januari 2020.

Page 108: IMPLEMENTASI PROBLEM BASED LEARNING DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52234...ii ABSTRAK Devi Rahmadani (11160110000109). Implementasi Problem Based Learning

94

walupun dia pasif tetap masih memberikan pendapat ketemannya

yang aktif. Jadi dapat disimpulkan bahwa keseluruhan siswa aktif.”15

Maka dapat disimpulkan bahwa evaluasi pembelajaran yang

dimaksud adalah mengenai hasil belajar peserta didik yang dimana guru

meminta peserta didik agar menjawab soal-soal yang sudah diberikan

melalui rumah belajar. Artinya guru menggunakan evaluasi hasil belajar

secara online.

15Ibid.,

Page 109: IMPLEMENTASI PROBLEM BASED LEARNING DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52234...ii ABSTRAK Devi Rahmadani (11160110000109). Implementasi Problem Based Learning

95

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan paparan data dan analisis hasil penelitian diatas maka dapat

disimpulkan bahwa :

1. Perencanaan pembelajaran dengan menggunakan problem based learning

dalam materi makanan halal & haram kelas VIII pengayaan di SMPN 03

Tangerang Selatan telah memenuhi kaidah saintifik seperti :

a. Telah sesuai dengan silabus serta RPP yang telah dibuat oleh guru

bersama kelompok MGMPnya.

b. Guru menjabarkan langkah-langkah problem based learning dalam

proses belajar mengajar.

c. Guru membuat silabus, RPP, modul serta perangkat pembelajaran

lain dari program kerja MGMP.

2. Implementasi pembelajaran dengan menggunakan problem based

learning dalam materi makanan halal & haram kelas VIII pengayaan di

SMPN 03 Tangerang Selatan telah memenuhi kaidah saintifik seperti :

a. Guru mengorientasi peserta didik kepada masalah dengan cara

menyampaikan masalah lalu memotivasi peserta didik untuk aktif

memecahkan masalah tersebut.

b. Guru mendefinisikan serta mengorganisir peserta didik untuk belajar

dengan cara membantu peserta didik dalam mengorganisir tugas

belajar dalam menyelesaikan masalah yang diberikan dimana guru

meminta peserta didik membentuk kelompok, guru membagikan

masalah di dalam kelas lalu guru memberikan durasi waktu yang

sama untuk masing-kelompok.

c. investigasi mandiri maupun kelompok dengan cara guru berkeliling

serta membantu peserta didik serta mempresentasikan karya dengan

cara guru meminta kelompok yang telah selesai menyelesaikan

masalah yang diberikan oleh guru dengan memdemonstrasikannya di

Page 110: IMPLEMENTASI PROBLEM BASED LEARNING DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52234...ii ABSTRAK Devi Rahmadani (11160110000109). Implementasi Problem Based Learning

96

depan kelas lalu guru memberikan kesempatan kelompok lain agar

memberikan tanggapan.

d. Guru melakukan refleksi serta penilaian yg dimana guru membuat

soal makanan halal & haram melalui rumah belajar serta mengamati

semua peserta didik di dalam proses pembelajaran.

3. Evaluasi pembelajaran dengan menggunakan problem based learning

dalam materi makanan halal & haram kelas VIII pengayaan di SMPN 03

Tangerang Selatan seperti :

a. Peserta didik di beri kesempatan untuk bertanya mengenai hal-hal

yang belum di pahami.

b. Evaluasi digunakan untuk mengoreksi cara guru di dalam

pembelajaran apakah berhasil atau tidak (melihat kekurangan guru

dalam belajar).

c. Evaluasi dijadikan guru untuk mengetahui kendala2 peserta didik

dalam proses belajar mengajar.

d. Evaluasi pembelajaran tidak hanya dilakukan di akhir pembelajaran

saja melainkan pada penilaian tengah semester juga dilakukan.

B. Implikasi

1. Perhatian guru semakin meningkat mengenai masalah-masalah yang

baru dalam kehidupan sehari-hari.

2. Hasil dari pada proses guru mengajar di kelas terlihat lebih aktif,

efektif, dan dapat mencapai semua tujuan pembelajaran yang dimana

menjawab masalah-masalah baru di dalam kehidupan sehari-hari.

3. Mengembangkan serta menumbuhkan cara berfikir kritis untuk

menghadapi segala masalah yang erat kaitannya dengan kehidupan

sehari-hari.

C. Saran

Adapun saran yang dapat peneliti berikan atas adanya implementasi problem

based learning dalam materi makanan halal & haram yaitu :

a. Kepada guru, peneliti mengharapkan agar lebih sabar serta giat lagi untuk

memotivasi peserta didik menjadi lebih aktif lagi, kreatif serta

Page 111: IMPLEMENTASI PROBLEM BASED LEARNING DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52234...ii ABSTRAK Devi Rahmadani (11160110000109). Implementasi Problem Based Learning

97

bersemangat untuk mengikuti pembelajaran di dalam kelas. Sehingga

semua peserta didik memiliki kemauan yang sama untuk mengemukakan

pendapatnya serta dapat lagi menggunakan banyak metode-metode

pembelajaran yang baru serta menyenangkan.

b. Kepada peserta didik, peneliti mengharapakan peserta didik dapat

memotivasi sesama teman sejawatnya untuk belajar bersama dan saling

menukar ilmu agar proses belajar mengajar menjadi lebih aktif lagi serta

lebih banyak membaca buku-buku untuk menambah wawasan dan juga

pengetahuannya ketika ada suatu masalah yang diberikan guru di dalam

kelas.

c. Kepada pihak sekolah, peneliti mengharapkan dapat mengajak peserta

didik serta guru agar menggunakan sarana dan prasarana dengan sebaik

mungkin sesuai keperluannya.

Page 112: IMPLEMENTASI PROBLEM BASED LEARNING DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52234...ii ABSTRAK Devi Rahmadani (11160110000109). Implementasi Problem Based Learning

98

DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku

Al-Tabany, Trianto Ibnu Badar, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif,

Progresif, Dan Kontekstual: Konsep, Landasan, dan Implementasinya pada

Kurikulum 2013 (Kurikulum Tematik Integratif/TKI), Jakarta: Prenadamedia

Group, 2014.

Arifin, Zainal, Evaluasi Pembelajaran, Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan

Islam, Kementerian Agama RI, Cet. II, 2012.

Arikunto, Suharsimi, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, Ed.

2, Cet. III, 2013.

Arikunto, Suharsimi, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Edisi 2, Jakarta: Bumi

Aksara, 2016.

Asy-Sya’rawi, Syaikh Mutawalli, Hikmah Di Balik Yang Halal Dan Haram,

Jakarta: Cv. Pustaka Mantiq, 1994.

Bungin, Burhan, Penelitian Kualitatif Edisi 2, Jakarta : Prenada Media, 2007.

Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, Panduan Pembelajaran

Untuk Sekolah Menengah Pertama, (Jakarta: Kementerian Pendidikan dan

Kebudayaan, 2016), Cet. 1, h. 16.

Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemah, Depok: Al-Huda, 2002.

Ichsan, Burhannudin, Dodik Nursanto, Keterampilan Belajar Dan Keterampilan

Teknologi Informasi, Surakarta: UNS Press, 2013.

Majid, Abdul, Belajar Dan Pembelajaran, Bandung: PT Remaja Rosdakarya,

2012.

Muhammad, Syekh, Yusuf Qardhawi, Halal Dan Haram Dalam Islam, Surabaya:

Pt Bina Ilmu, 1982.

Muliawan, Jasa Ungguh, 45 Model Pembelajaran Spektakuler, Yogyakarta : Ar-

Ruzz Media, 2016.

Moleong, Lexy J. Metode Penelitian Kualitatif, Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya, Cet 30, 2017.

Qardhawi, Yusuf, Penj. Drs. Abu Sa’id al-Falahi, Aunur Rafiq Shaleh Tamhid Lc,

Halal Dan Haram, Jakarta : Robbani Press, 2000.

Rasjid, Sulaiman, Fiqh Islam (hukum fiqh lengkap), Bandung: Sinar Baru

Algensindo, 1994.

Page 113: IMPLEMENTASI PROBLEM BASED LEARNING DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52234...ii ABSTRAK Devi Rahmadani (11160110000109). Implementasi Problem Based Learning

99

Rusman, Model-model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru,

Jakarta: Rajawali Press, 2016.

Said, Alamsyah, dan Andi Budimanjaya, 95 Strategi Mengajar Multiple

Intelligences Mengajar Sesuai Kerja Otak dan Gaya Belajar Siswa, Jakarta:

Kencana, 2015.

Sanjaya, Wina. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Peoses Pendidikan,

Jakarta: Kencana, 2008.

Shaleh, Hasan, Kajian Fiqh Nabawi & Fiqh Kontemporer, Jakarta: Rajawali Pers,

2008.

Shidiq, Sapiudin, Ushul Fiqh, Jakarta: Kencana, 2017.

Sudjono, Anas, Pengantar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Rajawali Pers, Ed. 1, Cet.

11, 2011.

Sukardi, M., Evaluasi Pendidikan: Prinsip dan Operasionalnya, Jakarta: PT. Bumi

Aksara, Ed. 1, Cet. 11, 2008.

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, Jakarta: Alfabeta, 2017.

Syarifuddin, H. Amir, Ushul Fiqh, Jakarata: Kencana, 2011.

Sya’rowi, Muhammad Mutawalli, Halal Dan Haram, Jakarta: Pustaka Al-Kautsar,

1994.

Trianto, Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik,

Jakarta : Prestasi Pustaka Publisher, 2007.

Thoha, M. Chabib, Teknik Evaluasi Pendidikan, Jakarta : PT. Rajagrafindo

Persada, 1996.

Yamin, Martinis, Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi, Jakarta : Gaung

Persada Press, 2003.

Yaqub, Ali Mustafa, Kriteria Halal-Haram Untuk Pangan, Obat, Dan Kosmetika

Menurut Al-Qur’an Dan Hadis, Jakarta: PT. Pustaka Firdaus, 2008.

Yusuf, Muri, Asesmen Dan Evaluasi Pendidikan: Pilar Penyedia Informasi dan

Kegiatan Pengendalian Mutu Pendidikan, Jakarta: Prenadamedia Group, Ed.

1, 2015.

Sumber Jurnal

Agustina, Maya, Problem Based Learning (PBL): Suatu Model Pembelajaran

Untuk Mengembangkan Cara Berpikir Kreatif Siswa, At-Ta’dib: Jurnal

Ilmiah Pendidikan Agama Islam, 10, 2018.

Page 114: IMPLEMENTASI PROBLEM BASED LEARNING DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52234...ii ABSTRAK Devi Rahmadani (11160110000109). Implementasi Problem Based Learning

100

Arifin, Samsul, Metode Problem Based Learning Dalam Peningkatan Pemahaman

Fikih Kontemporer, TA’LIM : Jurnal Studi Pendidikan Islam, 2, 2019.

B, Mahirah. “Evaluasi belajar Peserta Didik (Siswa)”, Jurnal Idaarah, 1, 2017

Hidayat, Tatang Dan Abas Asyafah, “Konsep Dasar Evaluasi Dan Implikasinya

Dalam Evaluasi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Di Sekoah, Al-

Tadzkiyyah: Jurnal Pendidikan Islam, vol. 10, 2019.

Muhammad, Iqbal, Standarisasi Produk Pangan Halal (Studi Komparatif

Perspektif Hukum Islam dan Hukum Positif), Jurnal Mimbar Akademika, 3,

2018.

Novita, Ninin Dwi, Efektifitas Model Problem Based Learning Pada

Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Dalam Meningkatkan Motivasi

Belajar Di SMA Negeri 1 Pandaan, Jurnal Pendidikan Agama Islam, 4, 2019.

Saleh, Marhamah, Strategi Pembelajaran Fiqh Dengan Problem-Based Learning,

Jurnal Ilmiah Didaktika, XIV, 2013.

Savery, John R., Overview Of Problem-based Leraning: Definitions and

Distrinctions, The Interdisciplinary, Journal of Problem-based Learning, 1,

2006.

Sumber Internet

Laili, Ursilatul, “Mengkonsumsi Makanan Halal dan Haram dalam Islam”,

www.kompasiana.com/ursilatullaili/5c79175d12ae9409d03d8ff5/mengkonsumsi-makanan-

halal-dan-haram-dalam-islam?page=all, diakses tanggal 30 Desemeber 2019

Page 115: IMPLEMENTASI PROBLEM BASED LEARNING DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52234...ii ABSTRAK Devi Rahmadani (11160110000109). Implementasi Problem Based Learning

101

LAMPIRAN

Page 116: IMPLEMENTASI PROBLEM BASED LEARNING DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52234...ii ABSTRAK Devi Rahmadani (11160110000109). Implementasi Problem Based Learning

102

Lampiran 1

PEDOMAN OBSERVASI

Dalam pengamatan (observasi) yang dilakukan ialah mengamati kondisi

siswa dan sekolah, aktifitas guru serta aktifitas siswa di dalam kelas terkait

implementasi problem based learning dalam materi makanan halal & haram di

SMPN 03 Tangerang Selatan, meliputi :

A. Tujuan :

Untuk memperoleh informasi dan data yang baik terkait kondisi fisik

dan non fisik mengenai implementasi problem based learning dalam

materi makanan halal & haram di SMPN 03 Tangerang Selatan

B. Aspek yang diamati :

1. Lokasi sekolah

2. Lingkungan fisik sekolah pada umumnya

3. Ruang Kelas

4. Strategi dan metode pembelajaran

5. Sarana belajar mengajar

6. Suasana kehidupan sehari-hari dalam proses belajar mengajar PAI

dalam materi makanan halal & haram

7. Proses kegiatan belajar mengajar di dalam kelas

8. Aktifitas mengajar guru di dalam kelas

9. Aktifitas siswa di dalam kelas

Page 117: IMPLEMENTASI PROBLEM BASED LEARNING DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52234...ii ABSTRAK Devi Rahmadani (11160110000109). Implementasi Problem Based Learning

103

Lampiran 2

PEDOMAN WAWANCARA

Pedoman Wawancara untuk Kepala Sekolah :

1. Apa yang Bapak ketahui mengenai latar belakang berdirinya sekolah

SMPN 03 Tangerang selatan?

2. Apa saja visi & misi SMPN 03 Tangerang Selatan?

3. Bagaimana Bapak menerima guru-guru yang ingin mengajar di SMPN 03

Tangerang Selatan? Khususnya guru PAI?

4. Bagaimana cara penerimaan siswa di SMPN 03 Tangerang Selatan pak?

5. Kurikulum apa yang diterapkan di SMPN 03 Tangerang Selatan? Jika

2013 sudah sejak kapan diterapkan?

6. Bagaimana sarana & prasarana di SMPN 03 Tangerang Selatan?

Pedoman Wawancara untuk Waka Kurikulum :

1. Bagaimana sarana & prasarana di SMPN 03 Tangerang Selatan ?

2. Bagaimana analisis bapak mengenai problem based learning ?

3. Apakah Bapak/Ibu guru selalu membuat perencanaan sebelum

pelaksanaan pembelajaran ?

4. Kurikulum apa yang diterapkan di SMPN 03 Tangerang Selatan? Jika

2013 sudah sejak kapan diterapkan ?

5. Apakah ada kesulitan dari Bapak/Ibu guru dalam membuat perencanaan

pembelajaran ?

6. Apakah ada tujuan khusus yang ingin dicapai melalui problem based

learning ?

7. Apakah Bapak/Ibu guru di SMPN 03 Tangerang Selatan mengalami

kendala dalam pembelajaran saat menggunakan problem based learning ?

Pedoman Wawancara untuk Guru PAI :

1. Apakah Bapak memiliki sertifikasi guru profesional ?

2. Apakah Bapak menerapkan problem based learning di dalam kelas ?

3. Bagaimana analisis Bapak mengenai problem based learning ?

Page 118: IMPLEMENTASI PROBLEM BASED LEARNING DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52234...ii ABSTRAK Devi Rahmadani (11160110000109). Implementasi Problem Based Learning

104

4. Berbicara mengenai metode, lalu metode apa yang biasa bapak gunakan

di dalam kelas ?

5. Mengapa Bapak menerapkan problem based learning dalam makanan halal

& haram ?

6. Bagaimana perencanaan problem based learning dalam materi makanan

halal & haram ?

7. Bagaimana penerapan problem based learning dalam materi makanan halal

& haram ?

8. Bagaimana evaluasi penerapan problem based learning dalam materi

makanan halal & haram ?

9. Apa saja kekurangan dan kelebihan problem based learning dalam materi

makanan halal & haram ?

10. Apa saja kendala Bapak dalam menerapkan problem based learning dalam

materi makanan halal & haram ?

Page 119: IMPLEMENTASI PROBLEM BASED LEARNING DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52234...ii ABSTRAK Devi Rahmadani (11160110000109). Implementasi Problem Based Learning

105

Lampiran 3

Lembar Hasil Observasi Kondisi Sekolah & Peserta didik

No. Aspek yang diamati Indikator Hasil Observasi

1. Keadaan Lingkungan 1. Lokasi Sekolah Lokasi sekolah

berada di tempat

strategis, lalu

ketika jam pulang

sekolah membuat

jalanan di sekitar

menjadi ramai dan

macet.

2. Kebersihan Sekolah Kebersihan

sekolah cukup

baik, karena

sekolah sudah

menyiapkan

tempat sampah di

depan kelas dan di

kantin, agar

peserta didik tidak

membuang

sampah

sembarangan.

Bahkan juga

adanya petugas

kebersihan yang

bertugas

membersihkan

sekolah tersebut.

3. Tingkat

Kenyamanan

Sekolah

Kenyamanan

sekolah adalah hal

yang sangat

penting, sekolah

ini mempunyai

fasilitas-fasilitas

yang cukup

memadai

Page 120: IMPLEMENTASI PROBLEM BASED LEARNING DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52234...ii ABSTRAK Devi Rahmadani (11160110000109). Implementasi Problem Based Learning

106

diantaranya yakni

ruang konsultasi,

UKS,

perpustakaan,

mushollah, kantin,

ruang

laboratorium IPA,

ruang osis, ruang

kesenian dan lain-

lain.

4. Tata Tertib Sekolah Tata tertib sekolah

dibuat dengan

sangat baik, dan

dijalankan dengan

tegas oleh

pembuat

kebijakan sekolah

dan juga guru-

guru lainnya.

5. Keamanan Sekolah Terciptanya

keamanan yang

baik sehingga

peserta didik

merasa aman

ketika di sekolah.

2. Kondisi Peserta Didik 1. Kondisi Peserta

Didik

Kondisi peserta

didik cukup stabil

jika pagi, hanya

saja ketika belajar

setelah istirahat

sampai pulang,

konsentrasi

peserta didik

beraneka ragam

ada yang masih

fokus dan ada

yang belum fokus.

Page 121: IMPLEMENTASI PROBLEM BASED LEARNING DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52234...ii ABSTRAK Devi Rahmadani (11160110000109). Implementasi Problem Based Learning

107

2. Komunikasi Peserta

Didik

Komunikasi yang

dilakukan peserta

didik sangat baik,

karena banyaknya

buku yang sudah

mereka baca,

namun hanya

dalam hal

penyampaiannya

saja yang

memang masih

ada yang kurang

lancar dalam

menyampaikan

pendapatnya di

depan kelas.

Jakarta, Januari-Maret 2020

Rendra Al Mubarok SEI

Page 122: IMPLEMENTASI PROBLEM BASED LEARNING DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52234...ii ABSTRAK Devi Rahmadani (11160110000109). Implementasi Problem Based Learning

108

Lampiran 4

Lembar Hasil Observasi Aktivitas Guru Pendidikan Agama Islam (PAI)

No. Aspek yang diamati Pelaksanaan Keterangan

1. A. Kegiatan Pendahuluan

1. Mengkondisikan

kesiapan peserta

didik serta kesiapan

kelas

2. Memeriksa

kehadiran, kerapihan

berpakaian, posisi

tempat duduk

disesuaikan dengan

kegiatan

pembelajaran

3. Memotivasi siswa

4. Memberikan

informasi tentang

tujuan dan manfaat

pembelajaran

5. Melakukan apersepsi

Baik Guru

melakukan

kegiatan

pendahuluan

dengan sangat

baik dan juga

sesuai dengan

RPP.

2. B. Kegiatan Inti

1. Tahap Orientasi peserta

didik kepada masalah

Guru mengorientasi

peserta didik pada

masalah, menjelaskan

tujuan pembelajaran dan

Baik Guru

melakukan

kegiatan inti

dengan baik

dan tercapai

semua tujuan

pembelajaran

yang ingin di

capai dan guru

melakukannya

Page 123: IMPLEMENTASI PROBLEM BASED LEARNING DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52234...ii ABSTRAK Devi Rahmadani (11160110000109). Implementasi Problem Based Learning

109

logistik yang diperlukan,

serta memotivasi peserta

didik agar terlibat aktif

dalam kegiatan

pemecahan masalah

yang dipilih.

2. Tahap

mengorganisasikan

siswa untuk belajar

Guru meminta peserta

didik untuk duduk sesuai

keompoknya dan

mengorganisasikan

tugas belajar yang

berkaitan dengan

masalah tersebut.

3. Tahap penyelidikan

kelompok

Guru meminta setiap

kelompok untuk

berdiskusi dan juga

melakukan penyelidikan

terhadap masalah dalam

menyelesaikan masalah

tersebut serta

membimbing peserta

didik dalam proses

pemecahan masalah

tersebut.

4. Tahap mengembangkan

sesuai dengan

langkah-

langkah di

RPP.

Page 124: IMPLEMENTASI PROBLEM BASED LEARNING DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52234...ii ABSTRAK Devi Rahmadani (11160110000109). Implementasi Problem Based Learning

110

dan menyajikan laporan

Guru meminta

perwakilan tiap

kelompok untuk

memaparkan

penyelidikan serta

pemecahan masalah

tersebut dengan

presentasi di dalam

kelas.

5. Tahap mengevaluasi

proses pemecahan

masalah

Guru menanggapi semua

penyelidikkan serta

pemecahan masalah dari

setiap kelompok dan

mengevaluasi

penyelidikkan masalah

serta proses-proses

dalam pemecahan

masalah tersebut.

3. C. Kegiatan Penutup

1. Memberikan evaluasi

serta kesimpulan materi

yang dibahas.

2. Menjelaskan materi

yang akan dipelajari

pada pertemuan

berikutnya dan

Baik Guru

melakukan

kegiatan

penutup

dengan baik

karena sudah

sesuai dengan

yang dimuat di

dalam RPP.

Page 125: IMPLEMENTASI PROBLEM BASED LEARNING DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52234...ii ABSTRAK Devi Rahmadani (11160110000109). Implementasi Problem Based Learning

111

menyampaikan tugas

mandiri terstruktur

berupa mempelajari

materi selanjutnya.

3. Membaca do’a bersama-

sama.

Jakarta, Januari-Maret 2020

Rendra Al Mubarok SEI

Page 126: IMPLEMENTASI PROBLEM BASED LEARNING DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52234...ii ABSTRAK Devi Rahmadani (11160110000109). Implementasi Problem Based Learning

112

Lampiran 5

Lembar Hasil Observasi Aktivitas Peserta Didik

Berilah skor 1-4 pada kolom skor butir-butir observasi proses pembelajaran PAI

berikut.

Skor 1 = Tidak Baik

Skor 2 = Cukup Baik

Skor 3 = Baik

Skor 4 = Sangat Baik

No. Aspek yang diamati Indikator Skor Keterangan

1. Kegiatan

Pendahuluan

1. Peserta didik

duduk dengan

rapih.

2. Peserta didik

membuat

posisi tempat

duduk

membentuk

huruf U.

3. Peserta didik

termotivasi

untuk belajar.

4. Peserta didik

mengetahui

tujuan serta

manfaat

pembelajaran

mengenai

makanan halal

& haram

4 Cukup baik.

peserta didik

sudah duduk

dengan rapih

dan sesuai

dengan intruksi

guru PAI untuk

membentuk

posisi duduk

seperti huruf U.

Hanya saja ada

beberapa

peserta didik

yang duduk

tidak sesuai

dengan

kelompoknya.

2. Kegiatan Inti

1.Tahap Orientasi

Peserta didik pada

masalah

1. Peserta didik

disajikan

masalah untuk

mencari

pemecahan

masalah

tersebut.

2. Peserta didik

memperhatikan

pelajaran guru

terkait tujuan

4 Sangat baik.

Karena terdapat

masalah yang

diberikan guru

Page 127: IMPLEMENTASI PROBLEM BASED LEARNING DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52234...ii ABSTRAK Devi Rahmadani (11160110000109). Implementasi Problem Based Learning

113

pembelajaran

dan logistik

yang

diperlukan

2.Tahap

Mengorganisasikan

Peserta Didik untuk

Belajar

1. Peserta didik

duduk secara

berkelompok.

2. Peserta didik

membatasi

serta

mengorganisas

ikan tugas

belajar yang

berkaitan

dengan

masalah

tersebut.

3. Tahap

Penyelidikan

Kelompok

1. Peserta didik

mulai

berdiskusi dan

melakukan

penyelidikan

terhadap

masalah untuk

menyelesaikan

masalah

tersebut.

2. Peserta didik

mendapatkan

bimbingan dari

guru PAI

dalam proses

pemecahan

masalah

tersebut.

4.Tahap

Mengembangkan dan

Menyajikan laporan

1. Perwakilan

dari setiap

kelompok

memaparkan

penyelidikan

serta

pemecahan

masalah

tersebut

melalui

presentasi.

Page 128: IMPLEMENTASI PROBLEM BASED LEARNING DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52234...ii ABSTRAK Devi Rahmadani (11160110000109). Implementasi Problem Based Learning

114

5.Tahap

mengevaluasi proses

pemecahan masalah

1. Peserta didik

menyiapkan

semua proses

penyelidikan

serta proses

pemecahan

masalah

tersebut yang

akan dievaluasi

oleh guru.

3. Kegiatan Penutup 1. Mampu

menyimpulkan

materi yang

dibahas

2. Membaca do’a

dan mengucap

salam.

4 Sangat baik.

peserta didik

dapat

menyimpulkan

materi yang

dibahas dengan

baik dan benar,

dan di akhir

pelajaran

membaca do’a

serta

mengucapkan

salam bersama-

sama.

Jakarta, Januari-Maret 2020

Rendra Al Mubarok SEI

Page 129: IMPLEMENTASI PROBLEM BASED LEARNING DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52234...ii ABSTRAK Devi Rahmadani (11160110000109). Implementasi Problem Based Learning

115

Lampiran 6

HASIL WAWANCARA KEPALA SEKOLAH

Informan I

Tanggal Wawancara : Selasa, 11 Februari 2020

Tempat Wawancara :Ruang Guru

Identitas Informan I

Nama : H. Maryono, S.E.M.Pd

Jabatan : Kepala Sekolah

A : Pewawacara

B : Responden

A : “Apa yang Bapak ketahui mengenai latar belakang berdirinya

sekolah SMPN 03 Tangerang selatan ?”

B : “Sebenarnya SMPN 03 ini tanahnya hibah dari UIN dari

Departemen Agama dalam rangka mendirikan lembaga

pendidikan, luas bangunannya adalah 6.000 m2. Dulu namanya

bukan SMPN 03 melainkan SMPN 01 Kampung Utan, makanya

sering disebut dengan one. Lalu diubah lagi menjadi SMPN 02

Ciputat. Kemudian karena SMPN 03 ini urutan ketiga tertua di

Tangerang Selatan, maka dari itu menjadi SMPN 03 Tangerang

Selatan pada tahun 1977. Dimulai dengan kepala sekolahnya yang

pertama adalah pak Suharto, lalu pak Wanhar, setelah itu ibu Ade

Halimahtussa’diah, lalu pak Kuswanda, lalu pak H. Nurhadi, lalu

bulan juni 2010 dari pak Maryono sampai sekarang.”

A : “Apa saja visi & misi SMPN 03 Tangerang Selatan?”

B : “Adapun visinya yaitu :

1. Terunggul dalam perolehan nilai akademis

2. Terunggul dalam persaingan masuk SMA / SMK Negeri

3. Terunggul dalam lomba (olimpiade) MIPA

4. Terunggul dalam prestasi non akademis

Page 130: IMPLEMENTASI PROBLEM BASED LEARNING DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52234...ii ABSTRAK Devi Rahmadani (11160110000109). Implementasi Problem Based Learning

116

5. Bersikap baik dan sopan kepada siapapun

6. Selalu taat menjalankan ajaran agama (ibadah) di manapun

berada

A : “Bagaimana Bapak menerima guru-guru yang ingin mengajar di

SMPN 03 Tangsel ? Khususnya guru PAI ?”

B : “Yang terpenting guru tersebut mengerti mengenai pembelajaran

Agama Islam itu sendiri. bahkan walaupun dia bukan dari keguruan

tetapi dia pernah berada di pesantren itu tidak masalah.”

A : “Bagaimana cara penerimaan siswa di SMPN 03 Tangsel pak?”

B : “Dengan mengikuti aturan pemerintah yakni secara online. Lalu

karena kita ada kelas pengayaan (bilingual) maka di tes bahasa

Inggris. Jadi siswa diterima dulu melalui jalur online setelah itu

siswa tes untuk ke kelas pengayaan dan juga dengan tes interview.

Ketika hasilnya sudah mencukupi maka barulah siswa tersebut

masuk ke dalam kategori kelas pengayaan.”

A : “Kurikulum apa yang diterapkan di SMPN 03 Tangerang Selatan?

Jika 2013 sudah sejak kapan diterapkan?”

B : “Kurikulum yang diterapkan di SMPN 03 Tangerang Selatan ini

adalah kurikulum 2013. Lalu pada saat itu juga sudah menerapkan

kurikulum 2013. Jadi awal adanya kurikulum 2013, sekolah SMPN

03 Tangerang Selatan langsung menerapkannya.”

A : “Bagaimana sarana & prasarana di SMPN 03 Tangerang Selatan ?”

B : “Sarana & prasarana di SMPN 03 Tangerang Selatan ini di

lengkapi dengan PEMDA dan di biayai dengan dana BOSDA. Lalu

juga sangat memadai semuanya pun sudah lengkap.”

Jakarta, 28 Maret 2020

Kepala Sekolah

H. Maryono, S.E.M.Pd

Page 131: IMPLEMENTASI PROBLEM BASED LEARNING DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52234...ii ABSTRAK Devi Rahmadani (11160110000109). Implementasi Problem Based Learning

117

Lampiran 7

HASIL WAWANCARA WAKASEK KURIKULUM (WAKIL KEPALA

SEKOLAH BAGIAN KURIKULUM)

Informan II

Tanggal Wawancara : Selasa, 11 Februari 2020

Tempat Wawancara : Ruang guru

Identitas Informan II

Nama : Sholeh Fathoni M.pd

Jabatan : Waka Kurikulum

A : Pewawacara

B : Responden

A : “Apakah di SMPN 03 Tangerang selatan menerapkan problem based

learning ?”

B : “Ya. Sudah lama menerapkannya dari sebelum kurikulum 2013 ada

sebagian guru yang sudah menerapkannya. Barulah setelah berganti

menjadi 2013 semua guru menerapkannya.”

A : “Bagaimana analisis bapak mengenai problem based

learning ?”

B : “Analisis saya sudah banyak yang menggunakan problem

based learning. Saya pun kadang-kadang menggunakannya di

dalam kelas, dengan mengangkat suatu masalah lalu bertanya

kepada siswa agar mereka dapat berdiskusi untuk

memecahkannya. Pada kelas- kelas tertentu penggunaan

problem based learning ini lancar seperti, kelas pengayaan.

Namun, ada beberapa kelas yang kurang lancar, dan itu

hanya sedikit walaupun sebenarnya bisa. Ini diakibatkan dari

siswa yang kurang banyak baca buku atau bahkan tidak

memiliki referensi bahkan bisa juga kepekaannya kurang

Page 132: IMPLEMENTASI PROBLEM BASED LEARNING DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52234...ii ABSTRAK Devi Rahmadani (11160110000109). Implementasi Problem Based Learning

118

muncul tapi yang seperti ini tidak banyak hanya sedikit. Jadi,

bagus teori ini dipakai dalam pembelajaran.”

A : “Apakah Bapak/Ibu guru selalu membuat perencanaan

sebelum pelaksanaan pembelajaran ?”

B : “Perencanaan itu disebut seperti RPP. Kalau di SMPN 03 Tangerang

Selatan membuatnya di MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran).

Kemudian di dalam MGMP tersebut guru mata pelajaran

berkumpul untuk membahas indikator, langkah-langkah dan

lainnya yang termasuk di dalam RPP. Bahkan di dalamnya juga

terdapat pengawas. Lalu pengawas tersebut biasanya memberikan

pengarahan. Jadi, semua guru permata pelajaran membuat RPP di

MGMP secara bersama-sama sesuai mata pelajarannya.“

A : “Kurikulum apa yang diterapkan di SMPN 03 Tangerang Selatan?

Jika 2013 sudah sejak kapan diterapkan?”

B : “Kurikulum yang diterapkan di SMPN 03 Tangerang selatan ini

sudah menggunakan kurikulum 2013. Kebetulan juga ditunjuk yang

diantaranya SMPN 03, SMPN 04, SMPN 8, AL-Azhar dan

pembangunan jaya yang dimana ditunjuk untuk menerapkan

kurikulum 2013. Jadi, sudah saat 2013 langsung menerapkannya. “

A : “Apakah ada kesulitan dari Bapak/Ibu guru dalam membuat

perencanaan pembelajaran?”

B : “Keilmuwan pasti sudah memiliki semua. Namun yang sulit itu

ketika memulainya. Di saat ingin membuat RPP timbullah rasa

malas. Dengan demikian kalau tidak bersama-sama, rasanya malas

untuk membuat RPP tersebut. Maka dari itu adanya MGMP jadi

dapat mengerjakannya bersama-sama.“

A : “Apakah menurut Bapak problem based learning ini penting ?

Beserta alasannya?”

B : “Sangat penting karena untuk melatih kemampuan berfikir siswa dan

melatih kepekaan siswa. Dengan demikian ketika anak berada pada

kehidupann sehari-harinya sudah terbiasa dengan masalah-masalah

Page 133: IMPLEMENTASI PROBLEM BASED LEARNING DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52234...ii ABSTRAK Devi Rahmadani (11160110000109). Implementasi Problem Based Learning

119

yang diangkat yang berkaitan dengan kehidupan sehari-harinya dapat

membuat siswa mudah menyelesaikannya atau mencari solusinya.

Jadi berdasar pengalaman itu penting.”

A : “Apakah ada tujuan khusus yang ingin dicapai melalui problem

based learning ?”

B : “Minimal siswa dapat menyelesaikan masalah yang tiba-tiba muncul

baik di sekolah maupun di luar sekolah. Dengan demikian tujuan

khususnya ialah mendewasakan siswa dengan masalah terkait di

kehidupan sehari-hari.”

A : “Apakah Bapak/Ibu guru di SMPN 03 Tangsel mengalami kendala

dalam pembelajaran saat menggunakan problem based learning ?”

B : “Tidak ada kendala. Namun ketika ada siswa yang terlalu ramai agak

sulit untuk mengkondisikan waktu dalam menggunakan problem

based learning ini dan kendalanya ketika siswa kurang membaca saja

itu akan membuat problem based learningnya kurang efektif. Selain

itu, ketika konsentrasi siswa yang kurang fokus mengakibatkan

kesalahpahaman antara apa yang di jelaskan guru terkait materi

dengan pemahaman siswa yang kurang fokus tersebut.”

Jakarta, 28 Maret 2020

Waka Kurikulum

Sholeh Fathoni M.pd

Page 134: IMPLEMENTASI PROBLEM BASED LEARNING DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52234...ii ABSTRAK Devi Rahmadani (11160110000109). Implementasi Problem Based Learning

120

Lampiran 8

HASIL WAWANCARA GURU BIDANG STUDI PAI

Informan III

Tanggal Wawancara : Rabu, 29 Januari 2020

Tempat Wawancara : Ruang Perpustakaan

Identitas Informan III

Nama : Rendra Al Mubarok SEI

Jabatan : Guru PAI

A : Pewawacara

B : Responden

A : “Apakah Bapak memiliki sertifikasi guru profesional ?”

B : “Kalau untuk sertifikasi bagi pegawai, SMPN 03 Tangerang Selatan

ini dibiayai oleh daerah. Jadi untuk tenaga yang dibiayai oleh daerah

di instansi negeri itu sulit untuk mendapatkan sertifikasi guru

profesional. Maka saya belum memilikinya, tapi kita dilibatkan di

PPG (Pengembangan Profesional Keguruan) nya lalu di

pengembangan kurikulumnya. Sebenarnya sulit untuk mengajukan

untuk sekolah negeri yang ingin mengajukan itu.”

A : “Apakah Bapak menerapkan problem based learning di dalam

kelas ?”

B : “ Iya, saya menerapkan problem based learning di semua kelas

VIII.“

A : “Bagaimana analisis Bapak mengenai problem based learning ?”

B : “Menurut saya, untuk beberapa materi di PAI (Pendidikan

Agama Islam) terkait problem based learning cukup efektif,

yang sifatnya praktek, yang sifatnya kekinian sangat tepat

dengan menggunakan problem based learning ini tapi jika

sifatnya dogma lalu menggunakan problem based leraning

Page 135: IMPLEMENTASI PROBLEM BASED LEARNING DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52234...ii ABSTRAK Devi Rahmadani (11160110000109). Implementasi Problem Based Learning

121

cukup susah karena pembahasannya abstrak seperti

membahas mengenai malaikat, Allah SWT, Nabi & Rasul.

Namun biasanya untuk yang sifatnya dogma saya

menggunakan metode ceramah, lalu analisis referensi, dan

sebagainya. Jadi tidak mengacu hanya kepada satu buku

saja.”

A : “Berbicara mengenai metode, lalu metode apa yang biasa bapak

gunakan di dalam kelas ?”

B : “Metode ceramah, problem based learning, point to point, kunjung

kelas, kunjung karya. Anak-anak membuat sebuah karya, lalu

kelompok lain perwakilan mengunjungi karyanya. Seperti materi

tentang sholat sunnah. Kelompok A membahas mengenai sholat

gerhana matahari, apa dan bagaimana caranya. Mereka membuat

suatu karya ada yang dengan menggunakan karton, power point, dan

lain sebagainya. Satu orang menjelaskan lalu perwakilan atau duta-

duta kelompoknya datang menghampiri karya ke stand-stand

mereka. Itulah metode kunjung kelasnya. “

A : “Mengapa Bapak menerapkan problem based learning dalam

makanan halal & haram?”

B : “Karena menurut saya sangat tepat untuk digunakan dalam materi

makanan halal & haram. Tapi tidak menutup kemungkinan metode

yang lain juga bisa dan dapat diterapkan untuk materi makanan

halal & haram ini. Namun menurut saya dari kelas VIII untuk

materi makanan halal & haram yang ditepat di terapkan adalah

problem based learning. Selain itu mengenai tepat atau tidaknya di

kembalikan kepada guru itu masing- masing karena memiliki

target-target pencapaian tujuan pembelajaran masing-masing. Kalau

misalkan targetnya hanya mengerti lalu menutup materi, anak faham

pengertian makanan halal & haram itu masih di ranah C1 dan C2,

belum ke tahap menganalisis. Tapi kalau sudah ke tahap

menganalisis artinya sudah di ranah C4. Jadi guru harus

Page 136: IMPLEMENTASI PROBLEM BASED LEARNING DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52234...ii ABSTRAK Devi Rahmadani (11160110000109). Implementasi Problem Based Learning

122

memperhatikan metode yang tepat bagi anak terkait materi-materi

yang akan diajarkan. Maka, sangat tepat problem based learning itu

diterapkan untuk materi makanan halal & haram.”

A : “Bagaimana perencanaan problem based learning dalam materi

makanan halal & haram ?”

B : “Untuk perencanaan disebut dengan RPP. Di SMPN 03 Tangerang

Selatan ini terdapat MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran)

kecil dan gugus. Kalau di SMPN O3 Tangerang Selatan itu

menerapkan yang MGMP kecil. Namun kalau di sini hanya yang

mudah saja seperti hasil temuannya seperti ini lalu di kembangkan

di gugus. Biasanya yang gugus ini yang MGMP (Musyawarah Guru

Mata Pelajaran) besar. Maksud dari yang besar ini yakni satu gugus

ada sekitar 28 sekolah. Jadi dari 28 sekolah ini kumpul menjadi satu

untuk merencanakan suatu pembelajaran yang biasa kita kenal

adalah RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran). Maka seperti

itulah alurnya. Di dalam RPP itu harus memuat adanya sekolah,

mata pelajaran, kelas, materi pokok, alokasi waktu, kompetensi inti,

kompetensi dasar, indikator, tujuan, media, metode, sumber belajar,

lalu ada langkah-langkah dalam pembelajaran yang dimana memuat

kegiatan pembuka, kegiatan inti mencakup 5M (Mengamati,

menanya, mengeksplorasi, menganalisis, dan mengkomunikasikan)

dan kegiatan penutup, lalu ada penilain hasil belajar, remedial,

pengayaan, dan interaksi guru dengan orang tua.”

A : “Bagaimana penerapan problem based learning dalam materi

makanan halal & haram ?”

B : “Kita harus faham kelas, artinya anak pasif jangan di gabungkan

dengan anak pasif lagi dan anak aktif juga jangan di gabungkan

dengan anak yang aktif. Maka dari itu kelompok tidak saya tentukan

untuk bikin sendiri jadi saya menentukannya dengan saya tunjuk.

Jadi teknis nya itu random yang saya tunjuk berhitung 1 sampai

5. Dari sini saya bertugas menghafalkan sekali anak-anaknya yang

Page 137: IMPLEMENTASI PROBLEM BASED LEARNING DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52234...ii ABSTRAK Devi Rahmadani (11160110000109). Implementasi Problem Based Learning

123

nomor 1 siapa dan yang no 2 siapa, begitu seterusnya. Setelah

terbentuk kelompok lalu saya minta di desain tempatnya

bahwasannya saya tidak ingin menghadap ke depan semua karena

saya tidak nyaman jadi kurang banyak gerak di dalam kelas. Lalu

saya hanya mengingatkan bahwa materi kita mengenai makanan

halal & haram setelah itu cari referensi yang banyak dan menarik,

cari pembahasan-pembahasan yang tidak ada dibuku karena kalau

kalian hanya berpatokan ke buku hanya terpaku dalam bahasan itu

saja. Lalu saat di kelas biasanya saya mengawalinya dengan salam

dan membaca do’a yang di pimpin oleh satu orang lalu saya

mengabsen semua kelompok. Selanjutnya saya membacakan KD

juga tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Lalu akan saya

tayangkan sedikit materi mengenai makanan halal & haram

selanjutnya masuk ke bagian inti yakni menonton video agar

dapat memunculkan suatu permasalah yang membuat siswa

membahasnya bersama-sama dengan kelompok untuk mendapatkan

suatu solusi dari masalah tersebut. Lalu juga saya kaitkan dengan

kenyataan atau fakta yang ada terkait makanan halal & haram ini.

Seperti sekarang ini sedang hebohnya virus corona dari sup

kelelawar yang berasal dari wuhan Cina, yang dimana dalam materi

makanan halal dan haram sudah jelas binatang-binatang yang boleh

dimakan dan yang tidak boleh dimakan. Maka dari sinilah, siswa

dapat menyimpulkan sendiri akan pentingnya memakan makanan

yang halal dan menjauhi makanan yang haram. Dalam penerapannya

saya menggunakan 3 permasalahan dan dihari berikutnya

permasalahan itu datang dari masing-masing kelompok untuk

dibahas dan saling menukar permasalahan yang muncul tersebut ke

kelompok yang berbeda. Seperti permasalahan kelompok 1 diberikan

ke kelompok 2 sedangkan permasalahan kelompok 2 diberikan ke

kelompok 3, dan begitu seterusnya.”

Page 138: IMPLEMENTASI PROBLEM BASED LEARNING DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52234...ii ABSTRAK Devi Rahmadani (11160110000109). Implementasi Problem Based Learning

124

A : “Bagaimana evaluasi penerapan problem based learning dalam

materi makanan halal & haram ?”

B : “Biasanya saya bikin soal setelah itu saya sebarkan ke anak-anak

lalu nanti akan mendapatkan hasilnya. Namun di dalam kelas saya

mengamati mana anak-anak yang aktif dan yang pasif. Namun

walupun dia pasif tetap masih memberikan pendapat ketemannya

yang aktif. Jadi dapat disimpulkan bahwa keseluruhan siswa aktif.”

A : “Apa saja kekurangan dan kelebihan problem based learning dalam

materi makanan halal & haram ?”

B : “Menurut saya, berbicara mengenai kelebihan sudah jelas membuat

siswa menjadi lebih berfikir kritis dan menginginkan agar siswa

mandiri menghadapi suatu masalah yang erat kaitannya dengan

kehiudpan sehari-hari. Sedangkan untuk kekurangan dari problem

based learning ini adalah untuk mereka yang tidak mempunyai

referensi akan pasif, lalu saya tidak memposisikan sebagai sumber

ilmu melainkan saya hanya meluruskan. Jika pembahasannya sudah

di luar dari materi baru saya masuk untuk meluruskan dan jika ada

jawaban yang sudah tidak jelas maka saya luruskan, lalu juga

bahannya dan etikanya seperti kadang siswa itu untuk adu argument

dengan sesama temannya suka lupa etika. Namun kalau saya

hentikan kata “gua” dengan “kamu” dan kata “lu” dengan “aku”

pasti kelas tidak akan seaktif dan seenjoy tadi, seperti yang sudah

kamu lihat di dalam kelas. Akan tetapi saya hanya was-was saja

dengan mengontrol emosi anak-anak saja.”

A : “Apa saja kendala Bapak dalam menerapkan problem based learning

dalam materi makanan halal & haram ?”

B : “Kendalanya adalah menghadapi siswa yang berbagai macam

karakter dan kepandaiannya yang berbeda-beda, jadi ada siswa yang

aktif dan pasif. Bagi siswa yang tidak memiliki referensi akan

terlihat lebih pasif. Maka diskusi tidak akan berjalan sesuai yang

diharapkan. Dalam diskusi harus menciptakan kelas yang hidup dan

Page 139: IMPLEMENTASI PROBLEM BASED LEARNING DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52234...ii ABSTRAK Devi Rahmadani (11160110000109). Implementasi Problem Based Learning

125

juga kondusif. Selain itu, ada juga yang ditakutkan setiap sudah

menggunakan problem based learning dalam materi makanan halal

& haram yakni pemahaman siswa yang salah mengenai penjelasan

saya terkait makanan halal & haram yang dikarenakan siswa kurang

peka atau kurang konsentrasi.”

Jakarta, 28 Maret 2020

Guru Pendidikan Agama Islam

SMP 03 Tangerang Selatan

Rendra Al Mubarok S. EI

Page 140: IMPLEMENTASI PROBLEM BASED LEARNING DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52234...ii ABSTRAK Devi Rahmadani (11160110000109). Implementasi Problem Based Learning

126

Lampiran 9

Hasil Wawancara Siswa

Informan IV

Tanggal Wawancara : Selasa, 11 Februari 2019

Tempat Wawancara :Ruang Perpus

Identitas Informan III

Nama : Kayra Putri Fadila

Kelas : VIII Pengayaan

A : Pewawacara

B : Responden

A : “Bagaimana tanggapan kamu mengenai pembelajaran PAI ?”

B : “Menurut saya, pembelajaran PAI sangat penting untuk kehidupan

sehari-hari diantaranya mengenai akhlak, aqidah, fiqih dan masih

banyak lagi. Guru PAI mengajarkannya sangat menyenangkan

akhirnya apa yang di sampaikan mengerti dan dapat dengan mudah

di praktikkan secara langsung di dalam kehidupan sehari-hari. Jadi

sangat bagus untuk bekal di akhirat kelak, jika sudah paham

ilmunya.”

A : “Bagaimana cara guru mengajar di dalam kelas terkait materi

makanan halla & haram dari awal pembelajaran sampai akhir

pembelajaran?”

B : “Cara guru yang pasti awalnya di mulai dengan do’a. Lalu absen

kelompok setelah itu mengangkat beberapa masalah kemudian diberi

sedikit materi dengan power point lalu diperjelas dengan video yang

ditayangkan. Lalu cara guru PAI menjelaskan materi makanan

hallal & haram tidak dibuat tegang melainkan membuat seru,

menyenangkan, yang pastinya mudah dimengerti dan mudah di

lakukan secara langsung. Kemudian guru PAI menanyakan pendapat

semua kelompok terkait masalah yang sudah diangkat untuk materi

makanan halal & haram. Lalu diakhiri dengan kesimpulan dari

diskusi kelompok tersebut mengenai makanan halal & haram. Lalu

Page 141: IMPLEMENTASI PROBLEM BASED LEARNING DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52234...ii ABSTRAK Devi Rahmadani (11160110000109). Implementasi Problem Based Learning

127

guru memberikan beberapa tugas untuk di bahas di pertemuan yang

akan datang kemudian menutup kelas dengan do’a.”

A : “Apakah kamu paham dengan penjelasan guru mengenai materi

makanan halal & haram ?”

B : “Paham. Seperti dalilnya itu ada di Q.S. Al-Maidah : 3 dan 88. Lalu

untuk jenis makanan yang haram itu adalah anjing, babi, lalu hewan

yang bertaring, darah, lalu yang memabukkan, kemudian dengan

tidak menyembelih atas nama Allah Swt. sedangkan untuk jenis

makanan yang halal itu yang sudah tercantum di dalam Al-Qur’an

dan juga bagus untuk kesehatan dan juga disembelih dengan

menyebut nama Allah Swt, kandungannya baik, tidak ada bibit

penyaitnya, lalu tidak mengandung alkohol yang menyebabkan

mabuk atau kecanduan, yang di dapatkan dengan cara yang baik-

baik seperti tidak mencuri. Dengan mengkonsumsi makanan halal

membuat fikiran menjadi jernih dan membuat tubuh menjadi sehat,

menimbulkan perilaku yang baik juga. Begitu juga sebaliknya, jika

mengkonsumsi makanan yang haram akan menimbulkan berbagai

macam penyakit, fikiran tidak jernih, jauh dari Allah Swt, akan

menimbulkan perilaku yang buruk dan tentunya dosa.”

A : “Bagaimana evaluasi yang dilakukan guru diakhir pembelajaran

materi makanan halal & haram ?”

B : “Evaluasinya seperti memberi kesimpulan di setiap diskusi dan

setelah materi selesai. Setelah itu memberi soal untuk dikerjakan

yang di sebarkan melalui rumah belajar.”

A : “Menurut kamu apa saja kendala saat guru mengajar di dalam

kelas?”

B : “Kendalanya adalah ketika siswanya sedang ramai saja, maka apa

yang dijelaskan guru kurang sampai kepada siswa karena dengan

siswa ramai di kelas membuat siswa yang lain menjadi kurang fokus

mengikuti pembelajaran.”

Page 142: IMPLEMENTASI PROBLEM BASED LEARNING DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52234...ii ABSTRAK Devi Rahmadani (11160110000109). Implementasi Problem Based Learning

128

Hasil Wawancara Siswa

Informan V

Tanggal Wawancara : Selasa, 11 Februari 2019

Tempat Wawancara : Ruang Perpus

Identitas Informan III

Nama : Ilona syafaibo

Kelas : VIII Pengayaan

A : Pewawacara

B : Responden

A : “Bagaimana tanggapan kamu mengenai pembelajaran PAI ?”

B : “Menurut saya, pembelajaran PAI sampai saat ini tidak ada masalah

melainkan sangat seru, asik, tidak membosankan, mudah dimengerti,

dan menyenangkan karena guru PAI tidak membuat tegang justru

bercanda-canda namun masih mengenai materi yang sedang

dipelajari.”

A : “Bagaimana cara guru mengajar di dalam kelas terkait materi

makanan halal & haram dari awal pembelajaran sampai akhir

pembelajaran ?”

B : “Karena untuk pembelajaran PAI terdapat di hari selasa dan Rabu.

Maka di hari selasa biasanya dibuat untuk menjelaskan teori-teorinya

saja karena waktu yang terlalu singkat. Kemudian dihari rabu dibuat

untuk memperdalam materi tersebut. Lalu cara guru yang pasti

awalnya di mulai dengan do’a. Lalu absen kelompok setelah itu

mengangkat beberapa masalah kemudian diberi sedikit materi

dengan power point lalu diperjelas dengan video yang ditayangkan.

kemudian berdiskusi lalu memberikan inti dari materi tersebut. Lalu

guru PAI menanyakan pendapat semua kelompok terkait masalah

yang sudah diangkat untuk materi makanan halal & haram. Lalu

diakhiri dengan kesimpulan dari diskusi kelompok tersebut

mengenai makanan halal & haram. Lalu guru memberikan beberapa

Page 143: IMPLEMENTASI PROBLEM BASED LEARNING DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52234...ii ABSTRAK Devi Rahmadani (11160110000109). Implementasi Problem Based Learning

129

tugas untuk di bahas di pertemuan yang akan datang kemudian

menutup kelas dengan do’a.”

A : “Apakah kamu paham dengan penjelasan guru mengenai materi

makanan halal & haram ?”

B : “Paham. Seperti dalilnya itu ada di Q.S. Al-Maidah : 3 dan 88. Lalu

untuk jenis makanan yang haram itu adalah yang menyembelih

selain nama Allah Swt, babi, anjing, lalu hewan yang bertaring,

darah, lalu yang memabukkan, dan didapatkannya dengan cara yang

benar bahkan dalam cara memasaknya juga harus benar, tidak

mengandung zat- zat yang membahayakan tubuh, di dapati dari cara

yang tidak baik, dan sudah tercantum di dalam Al-Qur’an,

sedangkan untuk jenis makanan yang halal itu yang sudah tercantum

di dalam Al-Qur’an dan juga bagus untuk kesehatan dan juga

disembelih dengan menyebut nama Allah Swt, kandungannya baik,

tidak ada bibit penyakitnya, lalu tidak mengandung alkohol yang

menyebabkan mabuk atau kecanduan, yang di dapatkan dengan cara

yang baik-baik seperti tidak mencuri. Dengan mengkonsumsi

makanan halal membuat fikiran menjadi positif dan membuat tubuh

menjadi sehat, menimbulkan perilaku yang baik juga. Begitu juga

sebaliknya, jika mengkonsumsi makanan yang haram akan

menimbulkan berbagai macam penyakit, fikiran, jauh dari Allah Swt,

akan menimbulkan perilaku yang buruk dan tentunya dosa.”

A : “Bagaimana evaluasi yang dilakukan guru diakhir pembelajaran

materi makanan halal & haram ?”

B : “Biasanya untuk guru PAI seperti memberikan kesimpulan di setiap

diskusi dan ketika materi sudah selesai. Setelah itu memberi soal

untuk dikerjakan yang di sebarkan melalui rumah belajar.”

A : “Menurut kamu apa saja kendala saat guru mengajar di dalam

kelas ?”

B : “Kendalanya sejauh ini tidak ada.”

Page 144: IMPLEMENTASI PROBLEM BASED LEARNING DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52234...ii ABSTRAK Devi Rahmadani (11160110000109). Implementasi Problem Based Learning

130

Hasil Wawancara Siswa

Informan VI

Tanggal Wawancara : Selasa, 11 Februari 2019

Tempat Wawancara : Ruang Perpus

Identitas Informan III

Nama : Devira kahirina chandra

Kelas : VIII Pengayaan

A : Pewawacara

B : Responden

A : “Bagaimana tanggapan kamu mengenai pembelajaran PAI ?”

B : “Menurut saya, pembelajaran PAI sangat bermanfaat, seru, asik,

tidak membosankan, mudah dimengerti, dan menyenangkan karena

banyak metode-metode dari guru PAI.”

A : “Bagaimana cara guru mengajar di dalam kelas terkait materi

makanan halal & haram dari awal pembelajaran sampai akhir

pembelajaran ?”

B : “Cara guru yang pasti awalnya di mulai dengan do’a. Lalu absen

kelompok setelah itu mengangkat beberapa masalah kemudian diberi

sedikit materi dengan power point lalu diperjelas dengan video yang

ditayangkan. Biasanya disuruh baca buku dahulu lalu di pahami lalu

diberi pertanyaan, namun guru PAI tetap memberikan penjelasannya

terkait materi itu. kemudian berdiskusi. Lalu guru PAI menanyakan

pendapat semua kelompok terkait masalah yang sudah diangkat

untuk materi makanan halal & haram. Lalu diakhiri dengan

kesimpulan dari diskusi kelompok tersebut mengenai makanan halal

& haram. Lalu guru memberikan beberapa tugas untuk di bahas di

pertemuan yang akan datang kemudian menutup kelas dengan

do’a.”

A : “Apakah kamu paham dengan penjelasan guru mengenai materi

makanan halal & haram ?”

Page 145: IMPLEMENTASI PROBLEM BASED LEARNING DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52234...ii ABSTRAK Devi Rahmadani (11160110000109). Implementasi Problem Based Learning

131

B : “Paham. Seperti dalilnya itu ada di Q.S. Al-Maidah : 3 dan 88. Lalu

untuk jenis makanan yang haram itu adala yang menyembelih selain

nama Allah Swt, babi, anjing, lalu hewan yang bertaring, darah, lalu

yang memabukkan, dan didapatkannya dengan cara yang benar

bahkan dalam cara memasaknya juga harus benar, tidak mengandung

unsur-unsur bakteri yang membahayakan tubuh, sedangkan untuk

jenis makanan yang halal itu yang sudah tercantum di dalam Al-

Qur’an dan juga bagus untuk kesehatan dan juga disembelih dengan

menyebut nama Allah Swt, kandungannya baik, tidak ada bibit

penyakitnya, lalu tidak mengandung alkohol yang menyebabkan

mabuk atau kecanduan, yang di dapatkan dengan cara yang baik-

baik seperti tidak mencuri. Dengan mengkonsumsi makanan halal

membuat fikiran menjadi positif dan membuat tubuh menjadi sehat,

menimbulkan perilaku yang baik juga. Begitu juga sebaliknya, jika

mengkonsumsi makanan yang haram akan menimbulkan berbagai

macam penyakit, fikiran, jauh dari Allah Swt, akan menimbulkan

perilaku yang buruk dan tentunya dosa.”

A : “Bagaimana evaluasi yang dilakukan guru diakhir pembelajaran

materi makanan halal & haram ?”

B : “Biasanya guru PAI memberikan kesimpulan di setiap diskusi dan

ketika materi sudah selesai. Setelah itu memberi soal untuk

dikerjakan yang di sebarkan melalui rumah belajar.”

A : “Menurut kamu apa saja kendala saat guru mengajar di dalam kelas?

B : “Kendalanya tidak ada.”

Page 146: IMPLEMENTASI PROBLEM BASED LEARNING DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52234...ii ABSTRAK Devi Rahmadani (11160110000109). Implementasi Problem Based Learning

132

Hasil Wawancara Siswa

Informan VII

Tanggal Wawancara : Selasa, 11 Februari 2019

Tempat Wawancara :Ruang Perpus

Identitas Informan IV

Nama : Nisrina

Kelas : VIII Pengayaan

A : Pewawacara

B : Responden

A : “Bagaimana tanggapan kamu mengenai pembelajaran PAI ?”

B : “Menurut saya, pembelajaran PAI itu seperti sejarah-sejarah Islam

lalu juga seperti kehidupan sehari-hari. Lalu juga pembelajaran PAI

lumayan seru dan asik ditambah dengan guru PAI nya yang banyak

mengangkat masalah-masalah di kehidupan sehari-hari menjadi

sangat menyenangkan karena ada sedikit bercanda namun tetap

terkait materi yang dipelajari.”

A : “Bagaimana cara guru mengajar di dalam kelas terkait materi

makanan halal & haram dari awal pembelajaran sampai akhir

pembelajaran?”

B : “Cara guru yang pasti awalnya di mulai dengan do’a. Lalu absen

kelompok setelah itu mengangkat beberapa masalah kemudian diberi

sedikit materi dengan power point lalu diperjelas dengan video yang

ditayangkan. Setelah itu guru PAI menanyakan pendapat semua

kelompok jadi membuat kelas menjadi aktif dan menyenangkan.

Lalu diakhiri dengan kesimpulan dari materi makanan halal &

haram tersebut setelah itu guru memberikan beberapa tugas untuk

Page 147: IMPLEMENTASI PROBLEM BASED LEARNING DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52234...ii ABSTRAK Devi Rahmadani (11160110000109). Implementasi Problem Based Learning

133

di bahas di pertemuan yang akan datang kemudian menutup kelas

dengan do’a.”

A : “Apakah kamu paham dengan penjelasan guru mengenai materi

makanan halal & haram ?”

B : “Paham. Seperti dalilnya itu ada di Q.S. Al-Maidah : 3. Lalu untuk

jenis makanan yang haram itu adalah anjing, babi, lalu hewan yang

bertaring, kemudian dengan tidak menyembelih atas nama Allah

Swt. sedangkan untuk jenis makana yang halal itu yang

kandungannya baik, tidak ada bibit penyaitnya, lalu tidak

mengandung alkohol yang menyebabkan mabuk atau kecanduan,

yang di dapatkan dengan cara yang baik-baik seperti tidak mencuri,

dan di sembelih dengan menyebut nama Allah Swt. Dengan

demikian semua makanan itu akan masuk ke dalam tubuh, maka dari

itu harus mengkonsumsi makanan yang halal agar menimbulkan

perilaku yang baik juga, selain itu juga dapat membuat tubuh

menjadi sehat (lebih terjaga dari berbagai macam penyakit)

sedangkan jika mengkonsumsi makanan yang haram akan

menimbulkan perilaku yang buruk dan tentunya melanggar aturan

dari Allah Swt (dosa). Dari agama Islam pasti jelas mengapa Allah

Swt mengharam sesuatu tersebut, pasti ada alasannya seperti babi

yang banyak bibit penyakitnya jika di konsumsi oleh manusia. Jadi,

semua yang sudah tertera di dalam Al-Qur’an itu benar adanya dan

juga apa yang diperintahkan untuk dikonsumsi maka ikutilah dan

yang diperintahkan untuk dijauhi agar tidak dikonsumsi maka

hindarilah.

A : “Bagaimana evaluasi yang dilakukan guru diakhir pembelajaran

materi makanan halal & haram ?”

B : “Dengan memberikan kesimpulan di setiap diskusi dan setelah

materi selesai. Setelah itu memberi soal untuk dikerjakan yang di

sebarkan melaluirumah belajar.”

Page 148: IMPLEMENTASI PROBLEM BASED LEARNING DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52234...ii ABSTRAK Devi Rahmadani (11160110000109). Implementasi Problem Based Learning

134

A : “Menurut kamu apa saja kendala saat guru mengajar di dalam

kelas?”

B : “Tergantung ke guru itu masing-masing. Jika guru menjelaskan

materi dengan membosankan maka siswa akan merasa ngantuk

akhirnya pembelajaran tidak menyenangkan. Tapi kalau guru PAI

yaitu pak rendra, dia menjelaskan materi dengan kreatif maka

pembelajarannya sangat aktif dan menyenangkan.

Page 149: IMPLEMENTASI PROBLEM BASED LEARNING DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52234...ii ABSTRAK Devi Rahmadani (11160110000109). Implementasi Problem Based Learning

135

Lampiran 10

Page 150: IMPLEMENTASI PROBLEM BASED LEARNING DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52234...ii ABSTRAK Devi Rahmadani (11160110000109). Implementasi Problem Based Learning

136

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Sekolah : SMPN 3 Kota

Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam

Kelas/Semester : VIII / Genap

Materi Pokok : Makanan dan minuman yang halal dan haram

Alokasi Waktu : 3 Minggu x 3 Jam Pelajaran @40 Menit

A. Kompetensi Inti

KI1: Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.

KI2: Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, santun, percaya diri, peduli,

dan bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif sesuai dengan perkembangan

anak di lingkungan, keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa,

negara, dan kawasan regional.

KI3: Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan

metakognitif pada tingkat teknis dan spesifik sederhana berdasarkan rasa ingin tahunya

tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya dengan wawasan kemanusiaan,

kebangsaan, dan kenegaraan terkait fenomena dan kejadian tampak mata.

KI4: Menunjukkan keterampilan menalar, mengolah, dan menyaji secara kreatif,

produktif, kritis, mandiri, kolaboratif, dan komunikatif, dalam ranah konkret dan ranah

abstrak sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut

pandang teori.

B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi

Kompetensi Dasar Indikator

1.12. Meyakini ketentuan makanan dan

minuman yang halal dan haram

berdasarkan al-qur’an dan hadis

Meyakini ketentuan makanan dan minuman yang

halal dan haram berdasarkan al-qur’an dan hadis

2.12. Menunjukkan perilaku hidup sehat

dengan mengonsumsi makanan dan

minuman halal

Menunjukkan perilaku hidup sehat dengan

mengonsumsi makanan dan minuman halal

3.12. Memahami ketentuan makanan dan

minuman yang halal dan haram

berdasarkan al-qur’an dan hadis

Mengidentifikasi dalil naqli dan ketentuan

mengenai makanan dan minuman yang halal dan

yang diharamkan.

Menjelaskan skema tentang jenis-jenis makanan

dan minuman yang halal dan yang diharamkan.

Menjelaskan manfaat dari mengonsumsi

makanan dan minuman yang halal.

Menjelaskan bahaya dari mengonsumsi makanan

dan minuman yang diharamkan.

Merumuskan skema tentang jenis-jenis makanan

dan minuman yang halal dan yang diharamkan.

Merumuskan manfaat dari mengonsumsi

makanan dan minuman yang halal.

Merumuskan bahaya dari mengonsumsi makanan

dan minuman yang diharamkan.

4.12. Menyajikan hikmah mengonsumsi

makanan yang halal dan bergizi

sesuai ketentuan dengan al-qur’an

Memaparkan data dan informasi tentang dalil

naqli dan ketentuan mengenai makanan dan

minuman yang halal dan yang diharamkan.

Memaparkan skema tentang jenis-jenis makanan

Page 151: IMPLEMENTASI PROBLEM BASED LEARNING DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52234...ii ABSTRAK Devi Rahmadani (11160110000109). Implementasi Problem Based Learning

137

dan hadis dan minuman yang halal dan yang diharamkan.

Memaparkan manfaat dari mengonsumsi

makanan dan minuman yang halal.

Memaparkan bahaya dari mengonsumsi makanan

dan minuman yang diharamkan.

C. Tujuan Pembelajaran

Setelah mengikuti proses pembelajaran, peserta didik diharapkan dapat:

Meyakini ketentuan makanan dan minuman yang halal dan haram berdasarkan al-qur’an

dan hadis

Menunjukkan perilaku hidup sehat dengan mengonsumsi makanan dan minuman halal

Mengidentifikasi dalil naqli dan ketentuan mengenai makanan dan minuman yang halal

dan yang diharamkan.

Menjelaskan skema tentang jenis-jenis makanan dan minuman yang halal dan yang

diharamkan.

Menjelaskan manfaat dari mengonsumsi makanan dan minuman yang halal.

Menjelaskan bahaya dari mengonsumsi makanan dan minuman yang diharamkan.

Merumuskan skema tentang jenis-jenis makanan dan minuman yang halal dan yang

diharamkan.

Merumuskan manfaat dari mengonsumsi makanan dan minuman yang halal.

Merumuskan bahaya dari mengonsumsi makanan dan minuman yang diharamkan.

Memaparkan data dan informasi tentang dalil naqli dan ketentuan mengenai makanan dan

minuman yang halal dan yang diharamkan.

Memaparkan skema tentang jenis-jenis makanan dan minuman yang halal dan yang

diharamkan.

Memaparkan manfaat dari mengonsumsi makanan dan minuman yang halal.

Memaparkan bahaya dari mengonsumsi makanan dan minuman yang diharamkan.

D. Materi Pembelajaran

Makanan dan minuman yang halal dan haram

E. Metode Pembelajaran

Model Pembelajaran : Problem Best Learning

Metode : Tanya jawab, wawancara, diskusi dan bermain peran

F. Media Pembelajaran

Media :

Worksheet atau lembar kerja (siswa)

Lembar penilaian

Al-Qur’an

Alat/Bahan :

Penggaris, spidol, papan tulis

Laptop & infocus

G. Sumber Belajar

Buku Pendidikan Agama Islam Siswa Kelas VIII, Kemendikbud, Tahun 2016

e-dukasi.net

Buku refensi yang relevan,

LCD Proyektor

Tafsir al-Qur’an dan kitab hadits

Kitab asbabunnuzul dan asbabul wurud

Lingkungan setempat

Page 152: IMPLEMENTASI PROBLEM BASED LEARNING DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52234...ii ABSTRAK Devi Rahmadani (11160110000109). Implementasi Problem Based Learning

138

H. Langkah-Langkah Pembelajaran

1. Pertemuan Ke-1 (3 x 40 Menit)

Kegiatan Pendahuluan (15 Menit)

Guru :

Orientasi

● Melakukan pembukaan dengan salam pembuka, memanjatkan syukur kepada Tuhan YME dan berdoa

untuk memulai pembelajaran

● Memeriksa kehadiran peserta didik sebagai sikap disiplin

● Menyiapkan fisik dan psikis peserta didik dalam mengawali kegiatan pembelajaran.

Aperpepsi

● Mengaitkan materi/tema/kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan dengan pengalaman peserta didik

dengan materi/tema/kegiatan sebelumnya

● Mengingatkan kembali materi prasyarat dengan bertanya.

● Mengajukan pertanyaan yang ada keterkaitannya dengan pelajaran yang akan dilakukan.

Motivasi

● Memberikan gambaran tentang manfaat mempelajari pelajaran yang akan dipelajari dalam kehidupan

sehari-hari.

● Apabila materitema/projek ini kerjakan dengan baik dan sungguh-sungguh ini dikuasai dengan baik,

maka peserta didik diharapkan dapat menjelaskan tentang materi :

Dalil naqli dan ketentuan mengenai makanan dan minuman yang halal dan yang diharamkan

● Menyampaikan tujuan pembelajaran pada pertemuan yang berlangsung

● Mengajukan pertanyaan

Pemberian Acuan

● Memberitahukan materi pelajaran yang akan dibahas pada pertemuan saat itu.

● Memberitahukan tentang kompetensi inti, kompetensi dasar, indikator, dan KKM pada pertemuan yang

berlangsung

● Pembagian kelompok belajar

● Menjelaskan mekanisme pelaksanaan pengalaman belajar sesuai dengan langkah-langkah

pembelajaran.

Kegiatan Inti ( 90 Menit )

Sintak Model

Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran

Stimulation

(stimullasi/

pemberian

rangsangan)

KEGIATAN LITERASI

Peserta didik diberi motivasi atau rangsangan untuk memusatkan perhatian pada topik

materi Dalil naqli dan ketentuan mengenai makanan dan minuman yang halal dan yang

diharamkan dengan cara :

→ Melihat (tanpa atau dengan Alat)

Menayangkan gambar/foto/video yang relevan.

→ Mengamati

Page 153: IMPLEMENTASI PROBLEM BASED LEARNING DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52234...ii ABSTRAK Devi Rahmadani (11160110000109). Implementasi Problem Based Learning

139

● Lembar kerja materi Dalil naqli dan ketentuan mengenai makanan dan minuman yang

halal dan yang diharamkan

● Pemberian contoh-contoh materi Dalil naqli dan ketentuan mengenai makanan dan

minuman yang halal dan yang diharamkan untuk dapat dikembangkan peserta didik,

dari media interaktif, dsb

→ Membaca.

Kegiatan literasi ini dilakukan di rumah dan di sekolah dengan membaca materi dari

buku paket atau buku-buku penunjang lain, dari internet/materi yang berhubungan

dengan Dalil naqli dan ketentuan mengenai makanan dan minuman yang halal dan

yang diharamkan

→ Menulis

Menulis resume dari hasil pengamatan dan bacaan terkait Dalil naqli dan ketentuan

mengenai makanan dan minuman yang halal dan yang diharamkan

→ Mendengar

Pemberian materi Dalil naqli dan ketentuan mengenai makanan dan minuman yang

halal dan yang diharamkan oleh guru.

→ Menyimak

Penjelasan pengantar kegiatan secara garis besar/global tentang materi pelajaran

mengenai materi :

Dalil naqli dan ketentuan mengenai makanan dan minuman yang halal dan yang

diharamkan

untuk melatih rasa syukur, kesungguhan dan kedisiplinan, ketelitian, mencari

informasi.

Problem

statemen

(pertanyaan/

identifikasi

masalah)

CRITICAL THINKING (BERPIKIR KRITIK)

Guru memberikan kesempatan pada peserta didik untuk mengidentifikasi sebanyak

mungkin pertanyaan yang berkaitan dengan gambar yang disajikan dan akan dijawab

melalui kegiatan belajar, contohnya :

→ Mengajukan pertanyaan tentang materi :

Dalil naqli dan ketentuan mengenai makanan dan minuman yang halal dan yang

diharamkan

yang tidak dipahami dari apa yang diamati atau pertanyaan untuk mendapatkan informasi

tambahan tentang apa yang diamati (dimulai dari pertanyaan faktual sampai ke pertanyaan

yang bersifat hipotetik) untuk mengembangkan kreativitas, rasa ingin tahu, kemampuan

merumuskan pertanyaan untuk membentuk pikiran kritis yang perlu untuk hidup cerdas

dan belajar sepanjang hayat.

Data

collection

(pengumpulan

data)

KEGIATAN LITERASI

Peserta didik mengumpulkan informasi yang relevan untuk menjawab pertanyan yang

telah diidentifikasi melalui kegiatan:

→ Mengamati obyek/kejadian

Mengamati dengan seksama materi Dalil naqli dan ketentuan mengenai makanan dan

minuman yang halal dan yang diharamkan yang sedang dipelajari dalam bentuk

gambar/video/slide presentasi yang disajikan dan mencoba menginterprestasikannya.

→ Membaca sumber lain selain buku teks

Page 154: IMPLEMENTASI PROBLEM BASED LEARNING DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52234...ii ABSTRAK Devi Rahmadani (11160110000109). Implementasi Problem Based Learning

140

Secara disiplin melakukan kegiatan literasi dengan mencari dan membaca berbagai

referensi dari berbagai sumber guna menambah pengetahuan dan pemahaman tentang

materi Dalil naqli dan ketentuan mengenai makanan dan minuman yang halal dan

yang diharamkan yang sedang dipelajari.

→ Aktivitas

Menyusun daftar pertanyaan atas hal-hal yang belum dapat dipahami dari kegiatan

mengmati dan membaca yang akan diajukan kepada guru berkaitan dengan materi

Dalil naqli dan ketentuan mengenai makanan dan minuman yang halal dan yang

diharamkan yang sedang dipelajari.

→ Wawancara/tanya jawab dengan nara sumber

Mengajukan pertanyaan berkaiatan dengan materi Dalil naqli dan ketentuan

mengenai makanan dan minuman yang halal dan yang diharamkan yang telah disusun

dalam daftar pertanyaan kepada guru.

COLLABORATION (KERJASAMA)

Peserta didik dibentuk dalam beberapa kelompok untuk:

→ Mendiskusikan

Peserta didik dan guru secara bersama-sama membahas contoh dalam buku paket

mengenai materi Dalil naqli dan ketentuan mengenai makanan dan minuman yang

halal dan yang diharamkan

→ Mengumpulkan informasi

Mencatat semua informasi tentang materi Dalil naqli dan ketentuan mengenai

makanan dan minuman yang halal dan yang diharamkan yang telah diperoleh pada

buku catatan dengan tulisan yang rapi dan menggunakan bahasa Indonesia yang baik

dan benar.

→ Mempresentasikan ulang

Peserta didik mengkomunikasikan secara lisan atau mempresentasikan materi dengan

rasa percaya diri Dalil naqli dan ketentuan mengenai makanan dan minuman yang

halal dan yang diharamkan sesuai dengan pemahamannya.

→ Saling tukar informasi tentang materi :

Dalil naqli dan ketentuan mengenai makanan dan minuman yang halal dan yang

diharamkan

dengan ditanggapi aktif oleh peserta didik dari kelompok lainnya sehingga diperoleh

sebuah pengetahuan baru yang dapat dijadikan sebagai bahan diskusi kelompok kemudian,

dengan menggunakan metode ilmiah yang terdapat pada buku pegangan peserta didik atau

pada lembar kerja yang disediakan dengan cermat untuk mengembangkan sikap teliti,

jujur, sopan, menghargai pendapat orang lain, kemampuan berkomunikasi, menerapkan

kemampuan mengumpulkan informasi melalui berbagai cara yang dipelajari,

mengembangkan kebiasaan belajar dan belajar sepanjang hayat.

Data

processing

(pengolahan

Data)

COLLABORATION (KERJASAMA) dan CRITICAL THINKING (BERPIKIR

KRITIK)

Peserta didik dalam kelompoknya berdiskusi mengolah data hasil pengamatan dengan

cara :

→ Berdiskusi tentang data dari Materi :

Dalil naqli dan ketentuan mengenai makanan dan minuman yang halal dan yang

diharamkan

Page 155: IMPLEMENTASI PROBLEM BASED LEARNING DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52234...ii ABSTRAK Devi Rahmadani (11160110000109). Implementasi Problem Based Learning

141

→ Mengolah informasi dari materi Dalil naqli dan ketentuan mengenai makanan dan

minuman yang halal dan yang diharamkan yang sudah dikumpulkan dari hasil

kegiatan/pertemuan sebelumnya mau pun hasil dari kegiatan mengamati dan kegiatan

mengumpulkan informasi yang sedang berlangsung dengan bantuan pertanyaan-

pertanyaan pada lembar kerja.

→ Peserta didik mengerjakan beberapa soal mengenai materi Dalil naqli dan ketentuan

mengenai makanan dan minuman yang halal dan yang diharamkan

Verification

(pembuktian) CRITICAL THINKING (BERPIKIR KRITIK)

Peserta didik mendiskusikan hasil pengamatannya dan memverifikasi hasil

pengamatannya dengan data-data atau teori pada buku sumber melalui kegiatan :

→ Menambah keluasan dan kedalaman sampai kepada pengolahan informasi yang

bersifat mencari solusi dari berbagai sumber yang memiliki pendapat yang berbeda

sampai kepada yang bertentangan untuk mengembangkan sikap jujur, teliti, disiplin,

taat aturan, kerja keras, kemampuan menerapkan prosedur dan kemampuan berpikir

induktif serta deduktif dalam membuktikan tentang materi :

Dalil naqli dan ketentuan mengenai makanan dan minuman yang halal dan yang

diharamkan

antara lain dengan : Peserta didik dan guru secara bersama-sama membahas jawaban

soal-soal yang telah dikerjakan oleh peserta didik.

Generalization

(menarik

kesimpulan)

COMMUNICATION (BERKOMUNIKASI)

Peserta didik berdiskusi untuk menyimpulkan

→ Menyampaikan hasil diskusi tentang materi Dalil naqli dan ketentuan mengenai

makanan dan minuman yang halal dan yang diharamkan berupa kesimpulan

berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis, atau media lainnya untuk

mengembangkan sikap jujur, teliti, toleransi, kemampuan berpikir sistematis,

mengungkapkan pendapat dengan sopan.

→ Mempresentasikan hasil diskusi kelompok secara klasikal tentang materi :

Dalil naqli dan ketentuan mengenai makanan dan minuman yang halal dan yang

diharamkan

→ Mengemukakan pendapat atas presentasi yang dilakukan tentanag materi Dalil

naqli dan ketentuan mengenai makanan dan minuman yang halal dan yang

diharamkan dan ditanggapi oleh kelompok yang mempresentasikan.

→ Bertanya atas presentasi tentang materi Dalil naqli dan ketentuan mengenai makanan

dan minuman yang halal dan yang diharamkan yang dilakukan dan peserta didik lain

diberi kesempatan untuk menjawabnya.

CREATIVITY (KREATIVITAS)

→ Menyimpulkan tentang point-point penting yang muncul dalam kegiatan

pembelajaran yang baru dilakukan berupa :

Laporan hasil pengamatan secara tertulis tentang materi :

Dalil naqli dan ketentuan mengenai makanan dan minuman yang halal dan yang

diharamkan

Page 156: IMPLEMENTASI PROBLEM BASED LEARNING DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52234...ii ABSTRAK Devi Rahmadani (11160110000109). Implementasi Problem Based Learning

142

→ Menjawab pertanyaan tentang materi Dalil naqli dan ketentuan mengenai makanan

dan minuman yang halal dan yang diharamkan yang terdapat pada buku pegangan

peserta didik atau lembar kerja yang telah disediakan.

→ Bertanya tentang hal yang belum dipahami, atau guru melemparkan beberapa

pertanyaan kepada siswa berkaitan dengan materi Dalil naqli dan ketentuan

mengenai makanan dan minuman yang halal dan yang diharamkan yang akan selesai

dipelajari

→ Menyelesaikan uji kompetensi untuk materi Dalil naqli dan ketentuan mengenai

makanan dan minuman yang halal dan yang diharamkan yang terdapat pada buku

pegangan peserta didik atau pada lembar lerja yang telah disediakan secara individu

untuk mengecek penguasaan siswa terhadap materi pelajaran.

Catatan : Selama pembelajaran Dalil naqli dan ketentuan mengenai makanan dan minuman yang halal

dan yang diharamkan berlangsung, guru mengamati sikap siswa dalam pembelajaran yang meliputi

sikap: nasionalisme, disiplin, rasa percaya diri, berperilaku jujur, tangguh menghadapi masalah

tanggungjawab, rasa ingin tahu, peduli lingkungan

Kegiatan Penutup (15 Menit)

Peserta didik :

● Membuat resume (CREATIVITY) dengan bimbingan guru tentang point-point penting yang muncul

dalam kegiatan pembelajaran tentang materi Dalil naqli dan ketentuan mengenai makanan dan

minuman yang halal dan yang diharamkan yang baru dilakukan.

● Mengagendakan pekerjaan rumah untuk materi pelajaran Dalil naqli dan ketentuan mengenai makanan

dan minuman yang halal dan yang diharamkan yang baru diselesaikan.

● Mengagendakan materi atau tugas projek/produk/portofolio/unjuk kerja yang harus mempelajarai pada

pertemuan berikutnya di luar jam sekolah atau dirumah.

Guru :

● Memeriksa pekerjaan siswa yang selesai langsung diperiksa untuk materi pelajaran Dalil naqli dan

ketentuan mengenai makanan dan minuman yang halal dan yang diharamkan

● Peserta didik yang selesai mengerjakan tugas projek/produk/portofolio/unjuk kerja dengan benar diberi

paraf serta diberi nomor urut peringkat, untuk penilaian tugas

● Memberikan penghargaan untuk materi pelajaran Dalil naqli dan ketentuan mengenai makanan dan

minuman yang halal dan yang diharamkan kepada kelompok yang memiliki kinerja dan kerjasama yang

baik.

2. Pertemuan Ke-2 (3 x 40 Menit)

Kegiatan Pendahuluan (15 Menit)

Guru :

Orientasi

● Melakukan pembukaan dengan salam pembuka, memanjatkan syukur kepada Tuhan YME dan berdoa

untuk memulai pembelajaran

● Memeriksa kehadiran peserta didik sebagai sikap disiplin

● Menyiapkan fisik dan psikis peserta didik dalam mengawali kegiatan pembelajaran.

Aperpepsi

● Mengaitkan materi/tema/kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan dengan pengalaman peserta didik

dengan materi/tema/kegiatan sebelumnya

● Mengingatkan kembali materi prasyarat dengan bertanya.

● Mengajukan pertanyaan yang ada keterkaitannya dengan pelajaran yang akan dilakukan.

Motivasi

● Memberikan gambaran tentang manfaat mempelajari pelajaran yang akan dipelajari dalam kehidupan

sehari-hari.

Page 157: IMPLEMENTASI PROBLEM BASED LEARNING DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52234...ii ABSTRAK Devi Rahmadani (11160110000109). Implementasi Problem Based Learning

143

● Apabila materitema/projek ini kerjakan dengan baik dan sungguh-sungguh ini dikuasai dengan baik,

maka peserta didik diharapkan dapat menjelaskan tentang materi :

Jenis-jenis makanan dan minuman yang halal dan yang diharamkan

● Menyampaikan tujuan pembelajaran pada pertemuan yang berlangsung

● Mengajukan pertanyaan

Pemberian Acuan

● Memberitahukan materi pelajaran yang akan dibahas pada pertemuan saat itu.

● Memberitahukan tentang kompetensi inti, kompetensi dasar, indikator, dan KKM pada pertemuan yang

berlangsung

● Pembagian kelompok belajar

● Menjelaskan mekanisme pelaksanaan pengalaman belajar sesuai dengan langkah-langkah

pembelajaran.

Kegiatan Inti ( 90 Menit )

Sintak Model

Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran

Stimulation

(stimullasi/

pemberian

rangsangan)

KEGIATAN LITERASI

Peserta didik diberi motivasi atau rangsangan untuk memusatkan perhatian pada topik

materi Jenis-jenis makanan dan minuman yang halal dan yang diharamkan dengan cara :

→ Melihat (tanpa atau dengan Alat)

Menayangkan gambar/foto/video yang relevan.

→ Mengamati

● Lembar kerja materi Jenis-jenis makanan dan minuman yang halal dan yang

diharamkan

● Pemberian contoh-contoh materi Jenis-jenis makanan dan minuman yang halal dan

yang diharamkan untuk dapat dikembangkan peserta didik, dari media interaktif, dsb

→ Membaca.

Kegiatan literasi ini dilakukan di rumah dan di sekolah dengan membaca materi dari

buku paket atau buku-buku penunjang lain, dari internet/materi yang berhubungan

dengan Jenis-jenis makanan dan minuman yang halal dan yang diharamkan

→ Menulis

Menulis resume dari hasil pengamatan dan bacaan terkait Jenis-jenis makanan dan

minuman yang halal dan yang diharamkan

→ Mendengar

Pemberian materi Jenis-jenis makanan dan minuman yang halal dan yang diharamkan

oleh guru.

→ Menyimak

Penjelasan pengantar kegiatan secara garis besar/global tentang materi pelajaran

mengenai materi :

Jenis-jenis makanan dan minuman yang halal dan yang diharamkan

untuk melatih rasa syukur, kesungguhan dan kedisiplinan, ketelitian, mencari

informasi.

Problem CRITICAL THINKING (BERPIKIR KRITIK)

Page 158: IMPLEMENTASI PROBLEM BASED LEARNING DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52234...ii ABSTRAK Devi Rahmadani (11160110000109). Implementasi Problem Based Learning

144

statemen

(pertanyaan/

identifikasi

masalah)

Guru memberikan kesempatan pada peserta didik untuk mengidentifikasi sebanyak

mungkin pertanyaan yang berkaitan dengan gambar yang disajikan dan akan dijawab

melalui kegiatan belajar, contohnya :

→ Mengajukan pertanyaan tentang materi :

Jenis-jenis makanan dan minuman yang halal dan yang diharamkan

yang tidak dipahami dari apa yang diamati atau pertanyaan untuk mendapatkan informasi

tambahan tentang apa yang diamati (dimulai dari pertanyaan faktual sampai ke pertanyaan

yang bersifat hipotetik) untuk mengembangkan kreativitas, rasa ingin tahu, kemampuan

merumuskan pertanyaan untuk membentuk pikiran kritis yang perlu untuk hidup cerdas

dan belajar sepanjang hayat.

Data

collection

(pengumpulan

data)

KEGIATAN LITERASI

Peserta didik mengumpulkan informasi yang relevan untuk menjawab pertanyan yang

telah diidentifikasi melalui kegiatan:

→ Mengamati obyek/kejadian

Mengamati dengan seksama materi Jenis-jenis makanan dan minuman yang halal dan

yang diharamkan yang sedang dipelajari dalam bentuk gambar/video/slide presentasi

yang disajikan dan mencoba menginterprestasikannya.

→ Membaca sumber lain selain buku teks

Secara disiplin melakukan kegiatan literasi dengan mencari dan membaca berbagai

referensi dari berbagai sumber guna menambah pengetahuan dan pemahaman tentang

materi Jenis-jenis makanan dan minuman yang halal dan yang diharamkan yang

sedang dipelajari.

→ Aktivitas

Menyusun daftar pertanyaan atas hal-hal yang belum dapat dipahami dari kegiatan

mengmati dan membaca yang akan diajukan kepada guru berkaitan dengan materi

Jenis-jenis makanan dan minuman yang halal dan yang diharamkan yang sedang

dipelajari.

→ Wawancara/tanya jawab dengan nara sumber

Mengajukan pertanyaan berkaiatan dengan materi Jenis-jenis makanan dan minuman

yang halal dan yang diharamkan yang telah disusun dalam daftar pertanyaan kepada

guru.

COLLABORATION (KERJASAMA)

Peserta didik dibentuk dalam beberapa kelompok untuk:

→ Mendiskusikan

Peserta didik dan guru secara bersama-sama membahas contoh dalam buku paket

mengenai materi Jenis-jenis makanan dan minuman yang halal dan yang diharamkan

→ Mengumpulkan informasi

Mencatat semua informasi tentang materi Jenis-jenis makanan dan minuman yang

halal dan yang diharamkan yang telah diperoleh pada buku catatan dengan tulisan

yang rapi dan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.

→ Mempresentasikan ulang

Peserta didik mengkomunikasikan secara lisan atau mempresentasikan materi dengan

rasa percaya diri Jenis-jenis makanan dan minuman yang halal dan yang diharamkan

sesuai dengan pemahamannya.

Page 159: IMPLEMENTASI PROBLEM BASED LEARNING DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52234...ii ABSTRAK Devi Rahmadani (11160110000109). Implementasi Problem Based Learning

145

→ Saling tukar informasi tentang materi :

Jenis-jenis makanan dan minuman yang halal dan yang diharamkan

dengan ditanggapi aktif oleh peserta didik dari kelompok lainnya sehingga diperoleh

sebuah pengetahuan baru yang dapat dijadikan sebagai bahan diskusi kelompok kemudian,

dengan menggunakan metode ilmiah yang terdapat pada buku pegangan peserta didik atau

pada lembar kerja yang disediakan dengan cermat untuk mengembangkan sikap teliti,

jujur, sopan, menghargai pendapat orang lain, kemampuan berkomunikasi, menerapkan

kemampuan mengumpulkan informasi melalui berbagai cara yang dipelajari,

mengembangkan kebiasaan belajar dan belajar sepanjang hayat.

Data

processing

(pengolahan

Data)

COLLABORATION (KERJASAMA) dan CRITICAL THINKING (BERPIKIR

KRITIK)

Peserta didik dalam kelompoknya berdiskusi mengolah data hasil pengamatan dengan

cara :

→ Berdiskusi tentang data dari Materi :

Jenis-jenis makanan dan minuman yang halal dan yang diharamkan

→ Mengolah informasi dari materi Jenis-jenis makanan dan minuman yang halal dan

yang diharamkan yang sudah dikumpulkan dari hasil kegiatan/pertemuan sebelumnya

mau pun hasil dari kegiatan mengamati dan kegiatan mengumpulkan informasi yang

sedang berlangsung dengan bantuan pertanyaan-pertanyaan pada lembar kerja.

→ Peserta didik mengerjakan beberapa soal mengenai materi Jenis-jenis makanan dan

minuman yang halal dan yang diharamkan

Verification

(pembuktian) CRITICAL THINKING (BERPIKIR KRITIK)

Peserta didik mendiskusikan hasil pengamatannya dan memverifikasi hasil

pengamatannya dengan data-data atau teori pada buku sumber melalui kegiatan :

→ Menambah keluasan dan kedalaman sampai kepada pengolahan informasi yang

bersifat mencari solusi dari berbagai sumber yang memiliki pendapat yang berbeda

sampai kepada yang bertentangan untuk mengembangkan sikap jujur, teliti, disiplin,

taat aturan, kerja keras, kemampuan menerapkan prosedur dan kemampuan berpikir

induktif serta deduktif dalam membuktikan tentang materi :

Jenis-jenis makanan dan minuman yang halal dan yang diharamkan

antara lain dengan : Peserta didik dan guru secara bersama-sama membahas jawaban

soal-soal yang telah dikerjakan oleh peserta didik.

Generalization

(menarik

kesimpulan)

COMMUNICATION (BERKOMUNIKASI)

Peserta didik berdiskusi untuk menyimpulkan

→ Menyampaikan hasil diskusi tentang materi Jenis-jenis makanan dan minuman yang

halal dan yang diharamkan berupa kesimpulan berdasarkan hasil analisis secara lisan,

tertulis, atau media lainnya untuk mengembangkan sikap jujur, teliti, toleransi,

kemampuan berpikir sistematis, mengungkapkan pendapat dengan sopan.

→ Mempresentasikan hasil diskusi kelompok secara klasikal tentang materi :

Jenis-jenis makanan dan minuman yang halal dan yang diharamkan

Page 160: IMPLEMENTASI PROBLEM BASED LEARNING DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52234...ii ABSTRAK Devi Rahmadani (11160110000109). Implementasi Problem Based Learning

146

→ Mengemukakan pendapat atas presentasi yang dilakukan tentanag materi Jenis-jenis

makanan dan minuman yang halal dan yang diharamkan dan ditanggapi oleh

kelompok yang mempresentasikan.

→ Bertanya atas presentasi tentang materi Jenis-jenis makanan dan minuman yang halal

dan yang diharamkan yang dilakukan dan peserta didik lain diberi kesempatan untuk

menjawabnya.

CREATIVITY (KREATIVITAS)

→ Menyimpulkan tentang point-point penting yang muncul dalam kegiatan

pembelajaran yang baru dilakukan berupa :

Laporan hasil pengamatan secara tertulis tentang materi :

Jenis-jenis makanan dan minuman yang halal dan yang diharamkan

→ Menjawab pertanyaan tentang materi Jenis-jenis makanan dan minuman yang halal

dan yang diharamkan yang terdapat pada buku pegangan peserta didik atau lembar

kerja yang telah disediakan.

→ Bertanya tentang hal yang belum dipahami, atau guru melemparkan beberapa

pertanyaan kepada siswa berkaitan dengan materi Jenis-jenis makanan dan minuman

yang halal dan yang diharamkan yang akan selesai dipelajari

→ Menyelesaikan uji kompetensi untuk materi Jenis-jenis makanan dan minuman yang

halal dan yang diharamkan yang terdapat pada buku pegangan peserta didik atau pada

lembar lerja yang telah disediakan secara individu untuk mengecek penguasaan siswa

terhadap materi pelajaran.

Catatan : Selama pembelajaran Jenis-jenis makanan dan minuman yang halal dan yang diharamkan

berlangsung, guru mengamati sikap siswa dalam pembelajaran yang meliputi sikap: nasionalisme,

disiplin, rasa percaya diri, berperilaku jujur, tangguh menghadapi masalah tanggungjawab, rasa ingin

tahu, peduli lingkungan

Kegiatan Penutup (15 Menit)

Peserta didik :

● Membuat resume (CREATIVITY) dengan bimbingan guru tentang point-point penting yang muncul

dalam kegiatan pembelajaran tentang materi Jenis-jenis makanan dan minuman yang halal dan yang

diharamkan yang baru dilakukan.

● Mengagendakan pekerjaan rumah untuk materi pelajaran Jenis-jenis makanan dan minuman yang halal

dan yang diharamkan yang baru diselesaikan.

● Mengagendakan materi atau tugas projek/produk/portofolio/unjuk kerja yang harus mempelajarai pada

pertemuan berikutnya di luar jam sekolah atau dirumah.

Guru :

● Memeriksa pekerjaan siswa yang selesai langsung diperiksa untuk materi pelajaran Jenis-jenis

makanan dan minuman yang halal dan yang diharamkan

● Peserta didik yang selesai mengerjakan tugas projek/produk/portofolio/unjuk kerja dengan benar diberi

paraf serta diberi nomor urut peringkat, untuk penilaian tugas

● Memberikan penghargaan untuk materi pelajaran Jenis-jenis makanan dan minuman yang halal dan

yang diharamkan kepada kelompok yang memiliki kinerja dan kerjasama yang baik.

3. Pertemuan Ke-3 (3 x 40 Menit)

Kegiatan Pendahuluan (15 Menit)

Guru :

Orientasi

Page 161: IMPLEMENTASI PROBLEM BASED LEARNING DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52234...ii ABSTRAK Devi Rahmadani (11160110000109). Implementasi Problem Based Learning

147

● Melakukan pembukaan dengan salam pembuka, memanjatkan syukur kepada Tuhan YME dan berdoa

untuk memulai pembelajaran

● Memeriksa kehadiran peserta didik sebagai sikap disiplin

● Menyiapkan fisik dan psikis peserta didik dalam mengawali kegiatan pembelajaran.

Aperpepsi

● Mengaitkan materi/tema/kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan dengan pengalaman peserta didik

dengan materi/tema/kegiatan sebelumnya

● Mengingatkan kembali materi prasyarat dengan bertanya.

● Mengajukan pertanyaan yang ada keterkaitannya dengan pelajaran yang akan dilakukan.

Motivasi

● Memberikan gambaran tentang manfaat mempelajari pelajaran yang akan dipelajari dalam kehidupan

sehari-hari.

● Apabila materitema/projek ini kerjakan dengan baik dan sungguh-sungguh ini dikuasai dengan baik,

maka peserta didik diharapkan dapat menjelaskan tentang materi :

Manfaat dari mengonsumsi makanan dan minuman yang halal dan bahaya dari mengonsumsi makanan

dan minuman yang diharamkan

● Menyampaikan tujuan pembelajaran pada pertemuan yang berlangsung

● Mengajukan pertanyaan

Pemberian Acuan

● Memberitahukan materi pelajaran yang akan dibahas pada pertemuan saat itu.

● Memberitahukan tentang kompetensi inti, kompetensi dasar, indikator, dan KKM pada pertemuan yang

berlangsung

● Pembagian kelompok belajar

● Menjelaskan mekanisme pelaksanaan pengalaman belajar sesuai dengan langkah-langkah

pembelajaran.

Kegiatan Inti ( 90 Menit )

Sintak Model

Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran

Stimulation

(stimullasi/

pemberian

rangsangan)

KEGIATAN LITERASI

Peserta didik diberi motivasi atau rangsangan untuk memusatkan perhatian pada topik

materi Manfaat dari mengonsumsi makanan dan minuman yang halal dan bahaya dari

mengonsumsi makanan dan minuman yang diharamkan dengan cara :

→ Melihat (tanpa atau dengan Alat)

Menayangkan gambar/foto/video yang relevan.

→ Mengamati

● Lembar kerja materi Manfaat dari mengonsumsi makanan dan minuman yang halal

dan bahaya dari mengonsumsi makanan dan minuman yang diharamkan

● Pemberian contoh-contoh materi Manfaat dari mengonsumsi makanan dan minuman

yang halal dan bahaya dari mengonsumsi makanan dan minuman yang diharamkan

untuk dapat dikembangkan peserta didik, dari media interaktif, dsb

→ Membaca.

Kegiatan literasi ini dilakukan di rumah dan di sekolah dengan membaca materi dari

buku paket atau buku-buku penunjang lain, dari internet/materi yang berhubungan

dengan Manfaat dari mengonsumsi makanan dan minuman yang halal dan bahaya

dari mengonsumsi makanan dan minuman yang diharamkan

→ Menulis

Page 162: IMPLEMENTASI PROBLEM BASED LEARNING DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52234...ii ABSTRAK Devi Rahmadani (11160110000109). Implementasi Problem Based Learning

148

Menulis resume dari hasil pengamatan dan bacaan terkait Manfaat dari mengonsumsi

makanan dan minuman yang halal dan bahaya dari mengonsumsi makanan dan

minuman yang diharamkan

→ Mendengar

Pemberian materi Manfaat dari mengonsumsi makanan dan minuman yang halal dan

bahaya dari mengonsumsi makanan dan minuman yang diharamkan oleh guru.

→ Menyimak

Penjelasan pengantar kegiatan secara garis besar/global tentang materi pelajaran

mengenai materi :

Manfaat dari mengonsumsi makanan dan minuman yang halal dan bahaya dari

mengonsumsi makanan dan minuman yang diharamkan

untuk melatih rasa syukur, kesungguhan dan kedisiplinan, ketelitian, mencari

informasi.

Problem

statemen

(pertanyaan/

identifikasi

masalah)

CRITICAL THINKING (BERPIKIR KRITIK)

Guru memberikan kesempatan pada peserta didik untuk mengidentifikasi sebanyak

mungkin pertanyaan yang berkaitan dengan gambar yang disajikan dan akan dijawab

melalui kegiatan belajar, contohnya :

→ Mengajukan pertanyaan tentang materi :

Manfaat dari mengonsumsi makanan dan minuman yang halal dan bahaya dari

mengonsumsi makanan dan minuman yang diharamkan

yang tidak dipahami dari apa yang diamati atau pertanyaan untuk mendapatkan informasi

tambahan tentang apa yang diamati (dimulai dari pertanyaan faktual sampai ke pertanyaan

yang bersifat hipotetik) untuk mengembangkan kreativitas, rasa ingin tahu, kemampuan

merumuskan pertanyaan untuk membentuk pikiran kritis yang perlu untuk hidup cerdas

dan belajar sepanjang hayat.

Data

collection

(pengumpulan

data)

KEGIATAN LITERASI

Peserta didik mengumpulkan informasi yang relevan untuk menjawab pertanyan yang

telah diidentifikasi melalui kegiatan:

→ Mengamati obyek/kejadian

Mengamati dengan seksama materi Manfaat dari mengonsumsi makanan dan

minuman yang halal dan bahaya dari mengonsumsi makanan dan minuman yang

diharamkan yang sedang dipelajari dalam bentuk gambar/video/slide presentasi yang

disajikan dan mencoba menginterprestasikannya.

→ Membaca sumber lain selain buku teks

Secara disiplin melakukan kegiatan literasi dengan mencari dan membaca berbagai

referensi dari berbagai sumber guna menambah pengetahuan dan pemahaman tentang

materi Manfaat dari mengonsumsi makanan dan minuman yang halal dan bahaya dari

mengonsumsi makanan dan minuman yang diharamkan yang sedang dipelajari.

→ Aktivitas

Page 163: IMPLEMENTASI PROBLEM BASED LEARNING DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52234...ii ABSTRAK Devi Rahmadani (11160110000109). Implementasi Problem Based Learning

149

Menyusun daftar pertanyaan atas hal-hal yang belum dapat dipahami dari kegiatan

mengmati dan membaca yang akan diajukan kepada guru berkaitan dengan materi

Manfaat dari mengonsumsi makanan dan minuman yang halal dan bahaya dari

mengonsumsi makanan dan minuman yang diharamkan yang sedang dipelajari.

→ Wawancara/tanya jawab dengan nara sumber

Mengajukan pertanyaan berkaiatan dengan materi Manfaat dari mengonsumsi

makanan dan minuman yang halal dan bahaya dari mengonsumsi makanan dan

minuman yang diharamkan yang telah disusun dalam daftar pertanyaan kepada guru.

COLLABORATION (KERJASAMA)

Peserta didik dibentuk dalam beberapa kelompok untuk:

→ Mendiskusikan

Peserta didik dan guru secara bersama-sama membahas contoh dalam buku paket

mengenai materi Manfaat dari mengonsumsi makanan dan minuman yang halal dan

bahaya dari mengonsumsi makanan dan minuman yang diharamkan

→ Mengumpulkan informasi

Mencatat semua informasi tentang materi Manfaat dari mengonsumsi makanan dan

minuman yang halal dan bahaya dari mengonsumsi makanan dan minuman yang

diharamkan yang telah diperoleh pada buku catatan dengan tulisan yang rapi dan

menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.

→ Mempresentasikan ulang

Peserta didik mengkomunikasikan secara lisan atau mempresentasikan materi dengan

rasa percaya diri Manfaat dari mengonsumsi makanan dan minuman yang halal dan

bahaya dari mengonsumsi makanan dan minuman yang diharamkan sesuai dengan

pemahamannya.

→ Saling tukar informasi tentang materi :

Manfaat dari mengonsumsi makanan dan minuman yang halal dan bahaya dari

mengonsumsi makanan dan minuman yang diharamkan

dengan ditanggapi aktif oleh peserta didik dari kelompok lainnya sehingga diperoleh

sebuah pengetahuan baru yang dapat dijadikan sebagai bahan diskusi kelompok kemudian,

dengan menggunakan metode ilmiah yang terdapat pada buku pegangan peserta didik atau

pada lembar kerja yang disediakan dengan cermat untuk mengembangkan sikap teliti,

jujur, sopan, menghargai pendapat orang lain, kemampuan berkomunikasi, menerapkan

kemampuan mengumpulkan informasi melalui berbagai cara yang dipelajari,

mengembangkan kebiasaan belajar dan belajar sepanjang hayat.

Data

processing

(pengolahan

Data)

COLLABORATION (KERJASAMA) dan CRITICAL THINKING (BERPIKIR

KRITIK)

Peserta didik dalam kelompoknya berdiskusi mengolah data hasil pengamatan dengan

cara :

→ Berdiskusi tentang data dari Materi :

Manfaat dari mengonsumsi makanan dan minuman yang halal dan bahaya dari

mengonsumsi makanan dan minuman yang diharamkan

Page 164: IMPLEMENTASI PROBLEM BASED LEARNING DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52234...ii ABSTRAK Devi Rahmadani (11160110000109). Implementasi Problem Based Learning

150

→ Mengolah informasi dari materi Manfaat dari mengonsumsi makanan dan minuman

yang halal dan bahaya dari mengonsumsi makanan dan minuman yang diharamkan

yang sudah dikumpulkan dari hasil kegiatan/pertemuan sebelumnya mau pun hasil

dari kegiatan mengamati dan kegiatan mengumpulkan informasi yang sedang

berlangsung dengan bantuan pertanyaan-pertanyaan pada lembar kerja.

→ Peserta didik mengerjakan beberapa soal mengenai materi Manfaat dari

mengonsumsi makanan dan minuman yang halal dan bahaya dari mengonsumsi

makanan dan minuman yang diharamkan

Verification

(pembuktian) CRITICAL THINKING (BERPIKIR KRITIK)

Peserta didik mendiskusikan hasil pengamatannya dan memverifikasi hasil

pengamatannya dengan data-data atau teori pada buku sumber melalui kegiatan :

→ Menambah keluasan dan kedalaman sampai kepada pengolahan informasi yang

bersifat mencari solusi dari berbagai sumber yang memiliki pendapat yang berbeda

sampai kepada yang bertentangan untuk mengembangkan sikap jujur, teliti, disiplin,

taat aturan, kerja keras, kemampuan menerapkan prosedur dan kemampuan berpikir

induktif serta deduktif dalam membuktikan tentang materi :

Manfaat dari mengonsumsi makanan dan minuman yang halal dan bahaya dari

mengonsumsi makanan dan minuman yang diharamkan

antara lain dengan : Peserta didik dan guru secara bersama-sama membahas jawaban

soal-soal yang telah dikerjakan oleh peserta didik.

Generalization

(menarik

kesimpulan)

COMMUNICATION (BERKOMUNIKASI)

Peserta didik berdiskusi untuk menyimpulkan

→ Menyampaikan hasil diskusi tentang materi Manfaat dari mengonsumsi makanan

dan minuman yang halal dan bahaya dari mengonsumsi makanan dan minuman yang

diharamkan berupa kesimpulan berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis, atau

media lainnya untuk mengembangkan sikap jujur, teliti, toleransi, kemampuan

berpikir sistematis, mengungkapkan pendapat dengan sopan.

→ Mempresentasikan hasil diskusi kelompok secara klasikal tentang materi :

Manfaat dari mengonsumsi makanan dan minuman yang halal dan bahaya dari

mengonsumsi makanan dan minuman yang diharamkan

→ Mengemukakan pendapat atas presentasi yang dilakukan tentanag materi Manfaat

dari mengonsumsi makanan dan minuman yang halal dan bahaya dari mengonsumsi

makanan dan minuman yang diharamkan dan ditanggapi oleh kelompok yang

mempresentasikan.

→ Bertanya atas presentasi tentang materi Manfaat dari mengonsumsi makanan dan

minuman yang halal dan bahaya dari mengonsumsi makanan dan minuman yang

diharamkan yang dilakukan dan peserta didik lain diberi kesempatan untuk

menjawabnya.

CREATIVITY (KREATIVITAS)

→ Menyimpulkan tentang point-point penting yang muncul dalam kegiatan

pembelajaran yang baru dilakukan berupa :

Laporan hasil pengamatan secara tertulis tentang materi :

Page 165: IMPLEMENTASI PROBLEM BASED LEARNING DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52234...ii ABSTRAK Devi Rahmadani (11160110000109). Implementasi Problem Based Learning

151

Manfaat dari mengonsumsi makanan dan minuman yang halal dan bahaya dari

mengonsumsi makanan dan minuman yang diharamkan

→ Menjawab pertanyaan tentang materi Manfaat dari mengonsumsi makanan dan

minuman yang halal dan bahaya dari mengonsumsi makanan dan minuman yang

diharamkan yang terdapat pada buku pegangan peserta didik atau lembar kerja yang

telah disediakan.

→ Bertanya tentang hal yang belum dipahami, atau guru melemparkan beberapa

pertanyaan kepada siswa berkaitan dengan materi Manfaat dari mengonsumsi

makanan dan minuman yang halal dan bahaya dari mengonsumsi makanan dan

minuman yang diharamkan yang akan selesai dipelajari

→ Menyelesaikan uji kompetensi untuk materi Manfaat dari mengonsumsi makanan

dan minuman yang halal dan bahaya dari mengonsumsi makanan dan minuman yang

diharamkan yang terdapat pada buku pegangan peserta didik atau pada lembar lerja

yang telah disediakan secara individu untuk mengecek penguasaan siswa terhadap

materi pelajaran.

Catatan : Selama pembelajaran Manfaat dari mengonsumsi makanan dan minuman yang halal dan

bahaya dari mengonsumsi makanan dan minuman yang diharamkan berlangsung, guru mengamati

sikap siswa dalam pembelajaran yang meliputi sikap: nasionalisme, disiplin, rasa percaya diri,

berperilaku jujur, tangguh menghadapi masalah tanggungjawab, rasa ingin tahu, peduli lingkungan

Kegiatan Penutup (15 Menit)

Peserta didik :

● Membuat resume (CREATIVITY) dengan bimbingan guru tentang point-point penting yang muncul

dalam kegiatan pembelajaran tentang materi Manfaat dari mengonsumsi makanan dan minuman yang

halal dan bahaya dari mengonsumsi makanan dan minuman yang diharamkan yang baru dilakukan.

● Mengagendakan pekerjaan rumah untuk materi pelajaran Manfaat dari mengonsumsi makanan dan

minuman yang halal dan bahaya dari mengonsumsi makanan dan minuman yang diharamkan yang baru

diselesaikan.

● Mengagendakan materi atau tugas projek/produk/portofolio/unjuk kerja yang harus mempelajarai pada

pertemuan berikutnya di luar jam sekolah atau dirumah.

Guru :

● Memeriksa pekerjaan siswa yang selesai langsung diperiksa untuk materi pelajaran Manfaat dari

mengonsumsi makanan dan minuman yang halal dan bahaya dari mengonsumsi makanan dan minuman

yang diharamkan

● Peserta didik yang selesai mengerjakan tugas projek/produk/portofolio/unjuk kerja dengan benar diberi

paraf serta diberi nomor urut peringkat, untuk penilaian tugas

● Memberikan penghargaan untuk materi pelajaran Manfaat dari mengonsumsi makanan dan minuman

yang halal dan bahaya dari mengonsumsi makanan dan minuman yang diharamkan kepada kelompok

yang memiliki kinerja dan kerjasama yang baik.

I. Penilaian Hasil Pembelajaran

1. Penilaian Skala Sikap

Berilah tanda “centang” (√) yang sesuai dengan kebiasaan kamu terhadap pernyataan-

pernyataan yang tersedia!

No Pernyataan

Kebiasaan

Selalu Sering Jarang

Tidak

Pernah

Page 166: IMPLEMENTASI PROBLEM BASED LEARNING DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52234...ii ABSTRAK Devi Rahmadani (11160110000109). Implementasi Problem Based Learning

152

Skor 4 Skor 3 Skor 2 Skor 1

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

Nilai akhir = Jumlah skor yang diperoleh peserta didik× 100

skor tertinggi 4

2. Penilaian “Membaca dengan Tartil”

Rubrik Pengamatannya sebagai berikut:

No. Nama Peserta Didik

Aspek yang

dinilai Jumlah

Skor Nilai

Ketuntasan Tindak

Lanjut

1 2 3 4 T TT R P

1

2

Dst

Aspek yang dinilai : 1. Kelancaran Skor 25 → 100

2. Artinya Skor 25 → 100

3. Isi Skor 25 → 100

4. Dan lain-lain Skor dikembangkan

Skor maksimal…. 100

Rubrik penilaiannya adalah:

1) Kelancaran

a) Jika peserta didik dapat membaca sangat lancar, skor 100.

b) Jika peserta didik dapat membaca lancar, skor 75.

c) Jika peserta didik dapat membaca tidak lancar dan kurang sempurna, skor 50.

d) Jika peserta didik tidak dapat membaca , skor 25

2) Arti

a) Jika peserta didik dapat mengartikan dengan benar, skor 100.

Page 167: IMPLEMENTASI PROBLEM BASED LEARNING DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52234...ii ABSTRAK Devi Rahmadani (11160110000109). Implementasi Problem Based Learning

153

b) Jika peserta didik dapat mengartikan dengan benar dan kurang sempurna, skor

75.

c) Jika peserta didik tidak benar mengartikan, skor 50.

d) Jika peserta didik tidak dapat mengartikan, skor 25.

3) Isi

a) Jika peserta didik dapat menjelaskan dengan benar, skor 100.

b) Jika peserta didik dapat menjelaskan dengan mendekati benar, skor 75.

c) Jika peserta didik dapat menjelaskan dengan tidak benar, skor 50.

d) Jika peserta didik tidak dapat menjelaskan, skor 25.

4) Dan Lain-lain

Guru dapat mengembangkan skor tersebut jika ditemui kriteria penilaian lain

berdasarkan bentuk perilaku peserta didik pada situasi dan kondisi yang berkembang

3. Penilaian Diskusi Peserta didik berdiskusi tentang memahami makna .

Aspek dan rubrik penilaian:

1) Kejelasan dan ke dalaman informasi

(a) Jika kelompok tersebut dapat memberikan kejelasan dan ke dalaman informasi

lengkap dan sempurna, skor 100.

(b) Jika kelompok tersebut dapat memberikan penjelasan dan ke dalaman informasi

lengkap dan kurang sempurna, skor 75.

(c) Jika kelompok tersebut dapat memberikan penjelasan dan ke dalaman informasi

kurang lengkap, skor 50.

(d) Jika kelompok tersebut tidak dapat memberikan penjelasan dan ke dalaman

informasi, skor 25.

Contoh Tabel:

No. Nama Peserta

didik

Aspek yang Dinilai

Jumlah

Skor Nilai

Ketuntasan Tindak

Lanjut

Kejelasan dan

Kedalaman

Informasi

T TT R R

1

Dst.

2) Keaktifan dalam diskusi

(a) Jika kelompok tersebut berperan sangat aktif dalam diskusi, skor 100.

(b) Jika kelompok tersebut berperan aktif dalam diskusi, skor 75.

(c) Jika kelompok tersebut kurang aktif dalam diskusi, skor 50.

(d) Jika kelompok tersebut tidak aktif dalam diskusi, skor 25.

Contoh Tabel:

No. Nama Peserta

didik

Aspek yang Dinilai

Jumlah

Skor Nilai

Ketuntasan Tindak

Lanjut

Keaktifan dalam

Diskusi T TT R R

Page 168: IMPLEMENTASI PROBLEM BASED LEARNING DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52234...ii ABSTRAK Devi Rahmadani (11160110000109). Implementasi Problem Based Learning

154

1

Dst.

3) Kejelasan dan kerapian presentasi/ resume

(a) Jika kelompok tersebut dapat mempresentasikan/resume dengan sangat jelas dan

rapi, skor 100.

(b) Jika kelompok tersebut dapat mempresentasikan/resume dengan jelas dan rapi,

skor 75.

(c) Jika kelompok tersebut dapat mempresentasikan/resume dengan sangat jelas dan

kurang rapi, skor 50.

(d) Jika kelompok tersebut dapat mempresentasikan/resume dengan kurang jelas

dan tidak rapi, skor 25.

Contoh Tabel:

No. Nama Peserta

didik

Aspek yang Dinilai

Jumlah

Skor Nilai

Ketuntasan Tindak

Lanjut

Kejelasan dan

Kerapian Presentasi T TT R R

1

Dst.

4. Remedial

Peserta didik yang belum menguasai materi (belum mencapai ketuntasan belajar) akan

dijelaskan kembali oleh guru. Guru melakukan penilaian kembali dengan soal yang

sejenis atau memberikan tugas individu terkait dengan topik yang telah dibahas.

Remedial dilaksanakan pada waktu dan hari tertentu yang disesuaikan, contoh: pada saat

jam belajar, apabila masih ada waktu, atau di luar jam pelajaran (30 menit setelah jam

pelajaran selesai).

CONTOH PROGRAM REMIDI

Sekolah : ........................

Kelas/Semester : ........................

Mat Pelajaran : ........................

Ulangan Harian Ke : ........................

Tanggal Ulangan Harian : ........................

Bentuk Ulangan Harian : ........................

Materi Ulangan Harian : ........................

(KD/Indikator : ........................

KKM : ........................

No

Nama

Peserta

Didik

Nilai

Ulangan

Indikator yang

Belum Dikuasai

Bentuk

Tindakan

Remedial

Nilai

Setelah

Remedial

Ket.

1

2

Page 169: IMPLEMENTASI PROBLEM BASED LEARNING DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52234...ii ABSTRAK Devi Rahmadani (11160110000109). Implementasi Problem Based Learning

155

No

Nama

Peserta

Didik

Nilai

Ulangan

Indikator yang

Belum Dikuasai

Bentuk

Tindakan

Remedial

Nilai

Setelah

Remedial

Ket.

3

4

dst,

5. Pengayaan

Dalam kegiatan pembelajaran, peserta didik yang sudah menguasai materi sebelum

waktu yang telah ditentukan, diminta untuk soal-soal pengayaan berupa pertanyaan-

pertanyaan yang lebih fenomenal dan inovatif atau aktivitas lain yang relevan dengan

topik pembelajaran. Dalam kegiatan ini, guru dapat mencatat dan memberikan tambahan

nilai bagi peserta didik yang berhasil dalam pengayaan.

6. Interaksi Guru dengan Orang Tua

Interaksi guru dengan orang tua perlu dilakukan, salah satunya adalah, guru meminta

peserta didik memperlihatkan kolom “Membaca dengan Tartil” dalam buku teks peserta

didik kepada orang tuanya dengan memberikan komentar dan paraf.

Dapat juga dengan mengunakan buku penghubung kepada orang tua tentang perubahan

perilaku peserta didik setelah mengikuti kegiatan pembelajaran atau berkomunikasi

langsung, dengan pernyataan tertulis atau lewat telepon tentang perkembangan

kemampuan terkait dengan materi.

Tangerang Selatan,...

Juli 2019

Mengetahui

Kepala SMPN 3 Tangerang Selatan Guru Mata Pelajaran

H. Maryono, SE,MPd Rendra Al-Mubarok

NIP:19601012 19811211003 NIP………..

Catatan Kepala Sekolah

..............................................................................................................................................................

......

..............................................................................................................................................................

......

..............................................................................................................................................................

......

.............................................................................................................................................. ................

......

............................................................................................................................................................

Page 170: IMPLEMENTASI PROBLEM BASED LEARNING DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52234...ii ABSTRAK Devi Rahmadani (11160110000109). Implementasi Problem Based Learning

156

SILABUS PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI

Satuan Pendidikan : SMP NEGERI 3 Kota Tangerang Selatan

Kelas : VIII

Alokasi waktu : 3 jam pelajaran/minggu

Kompetensi Inti :

KI1: Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.

KI2: Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, santun, percaya diri, peduli, dan bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif sesuai dengan

perkembangan anak di lingkungan, keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa, negara, dan kawasan regional.

KI3: Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif pada tingkat teknis dan spesifik sederhana berdasarkan rasa

ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, dan kenegaraan terkait fenomena dan

kejadian tampak mata.

KI4: Menunjukkan keterampilan menalar, mengolah, dan menyaji secara kreatif, produktif, kritis, mandiri, kolaboratif, dan komunikatif, dalam ranah konkret

dan ranah abstrak sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang teori.

Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Kegiatan Pemebelajaran

1.1. Terbiasa membaca al-qur’an

dengan meyakini bahwa rendah

hati, hemat, dan hidup sederhana

adalah perintah agama

Q.S. al-Furqān/25: 63, Q.S.

al-Isrā’/17: 26-27 dan Hadis

tentang rendah hati, hemat

dan hidup sederhana

Menyimak bacaan Q.S. al-Furqān/25: 63, Q.S. al-Isrā’/17: 26-27

Mencermati arti Q.S. al-Furqān/25: 63, Q.S. al-Isrā’/17: 26-27.

Menyimak penjelasan tentang hukum bacaan mad.

Mengajukan pertanyaan tentang pentingnya belajar al-Qur’an, apa manfaat

belajar ilmu tajwid, atau pertanyaan lain yang relevan.

Mengajukan pertanyaan mengenai hukum bacaan mad.

Secara berkelompok mencari dan mengumpulkan lafal yang mengandung

hukum bacaan mad di dalam mushaf al-Qur’an.

Diskusi menyusun arti kataQ.S. al-Furqān/25: 63, Q.S. al-Isrā’/17: 26-27

menjadi terjemah secara utuh.

Secara berpasangan membaca dan menghafalkan Q.S. al-Furqān/25: 63, Q.S.

al-Isrā’/17: 26-27.

Melakukan koreksi secara berkelompok terhadap hasil pengumpulan lafal yang

2.1. Menunjukkan perilaku rendah

hati, hemat, dan hidup sederhana

sebagai implementasi pemahaman

q.s. al-furqan/25: 63, q.s. al-

isra’/17: 26-27 dan hadis terkait

3.1. Memahami q.s. al-furqan/25: 63,

q.s. al-isra’/17: 26-27 dan hadis

Page 171: IMPLEMENTASI PROBLEM BASED LEARNING DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52234...ii ABSTRAK Devi Rahmadani (11160110000109). Implementasi Problem Based Learning

157

terkait tentang rendah hati, hemat,

dan hidup sederhana

mengandung bacaan mad.

Merumuskan, mengoreksi, dan memperbaiki hasil penterjemahan.

Mengidentifikasi dan mengklasifikasi lafal yang mengandung hukum bacaan

madyang terdapat pada Q.S. al-Furqān/25: 63, Q.S. al-Isrā’/17: 26-27.

Mendemonstrasikan hafalan Q.S. al-Furqān/25: 63, Q.S. al-Isrā’/17: 26-27.

Menyajikan paparan hasil pencarian hukum bacaan mad dalam Q.S. al-

Furqān/25: 63, Q.S. al-Isrā’/17: 26-27.

Menunjukkan / memaparkan hasil diskusi maknaQ.S. al-Furqān/25: 63, Q.S.

al-Isrā’/17: 26-27.

Menanggapi paparan maknaQ.S. al-Furqān/25: 63, Q.S. al-Isrā’/17: 26-27.

Menyusun kesimpulan makna ayat dengan bimbingan guru.

4.1.1. Membaca q.s. al-furqan/25: 63,

q.s. al-isra’/17: 26-27 dengan tartil

4.1.2. Menunjukkan hafalan q.s. al-

furqan/25: 63, q.s. al-isra’/17: 26-

27 serta hadis terkait dengan

lancar

4.1.3. Menyajikan keterkaitan rendah

hati, hemat, dan hidup sederhana

dengan pesan q.s. al-furqan/25:

63, q.s. al-isra’/17: 26-27

1.2. Terbiasa membaca al-qur’an

dengan meyakini bahwa allah

memerintahkan untuk

mengonsumsi makanan dan

minuman yang halal dan bergizi

Q.S. an-Nahl/16: 114dan

Hadis terkait tentang perilaku

perilaku mengonsumsi

makanan dan minuman yang

halal dan bergizi

Mencermati bacaan Q.S. an-Nahl/16: 114.

Menyimak Q.S. an-Nahl/16: 114 serta Hadis tentang mengonsumsi makanan

dan minuman yang halal dan bergizi.

Menyimak penjelasan tentang hukum bacaan tafkhim dan tarqiq pada lam

jalalah dan ra.

Mengajukan pertanyaan tentang pentingnya belajar al-Qur’an, apa manfaat

belajar ilmu tajwid, atau pertanyaan lain yang relevan.

Mengajukan pertanyaan mengenai hokum bacaan tafkhim dan tarqiq pada lam

jalalah dan ra.

Secara berkelompok mencari dan mengumpulkan lafaz yang mengandung

hukum bacaan tafkhim dan tarqiq pada lam jalalah dan ra di dalam mushaf al-

Qur’an.

Diskusi menyusun arti kataQ.S. an-Nahl/ 16: 114. menjadi terjemah secara

2.2. Terbiasa mengonsumsi makanan

dan minuman yang halal dan

bergizi dalam kehidupan sehari-

hari sebagai implementasi

pemahaman q.s. an-nahl/16: 114

dan hadis terkait

Page 172: IMPLEMENTASI PROBLEM BASED LEARNING DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52234...ii ABSTRAK Devi Rahmadani (11160110000109). Implementasi Problem Based Learning

158

3.2. Memahami q.s. an-nahl/16: 114

dan hadis terkait tentang

mengonsumsi makanan dan

minuman yang halal dan bergizi

dalam kehidupan sehari-hari

utuh.

Secara berpasangan membaca dan menghafalkanQ.S. an-Nahl/ 16: 114.

Melakukan koreksi secara berkelompok terhadap hasil pengumpulan lafaz yang

mengandung bacaan tafkhim dan tarqiq pada lam jalalah dan ra.

Merumuskan, mengoreksi, dan memperbaiki hasil penerjemahan.

Mengidentifikasi dan mengklasifikasi lafal yang mengandung hukum bacaan

mim sukun yang terdapat pada Q.S. an-Nahl/ 16: 114.

Mendemonstrasikan hafalan Q.S. an-Nahl/ 16: 114.

Menyajikan paparan hasil pencarian hukum bacaan tafkhim dan tarqiq pada

lam jalalah dan radalam Q.S. an-Nahl/ 16: 114.

Menunjukkan / memaparkan hasil diskusi makna Q.S. an-Nahl/ 16: 114.

Menanggapi paparan maknaQ.S. an-Nahl/ 16: 114.

Menyusun kesimpulan makna ayat dengan bimbingan guru.

4.2.1. Membaca q.s. an-nahl/16: 114

terkait dengan tartil

4.2.2. Menunjukkan hafalan q.s. an-

nahl/16: 114 serta hadis terkait

dengan lancar

4.2.3. Menyajikan keterkaitan

mengonsumsi makanan dan

minuman yang halal dan bergizi

dalam kehidupan sehari-hari

dengan pesan q.s. an-nahl/16: 114

1.3. Beriman kepada kitab-kitab suci

yang diturunkan allah swt.

Iman Kepada Kitab-kitab

Allah

Mengamati dan mencermati gambar atau tayangan yang terkait dengan iman

kepada kitab-kitab Allah.

Menyimak dan membaca penjelasan iman kepada kitab-kitab Allah.

Membaca dalil naqli tentang iman kepada kitab-kitab Allah beserta artinya

Peserta didik mengajukan pertanyaan mengenai perbedaan/persamaan kitab-

kitab Allah yang diturunkan kepada para nabi dan rasul-Nya.

Menggali pengetahuan tentang kitab-kitab Allah melalui berbagai media yang

ada.

Mencari dan menelaah dalil naqli tentang keberadaan kitab-kitab Allah selain

al-Qur’an.

2.3. Menunjukkan perilaku toleran

sebagai implementasi beriman

kepada kitab-kitab allah swt.

3.3. Memahami makna beriman

kepada kitab-kitab allah swt.

Page 173: IMPLEMENTASI PROBLEM BASED LEARNING DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52234...ii ABSTRAK Devi Rahmadani (11160110000109). Implementasi Problem Based Learning

159

4.3. Menyajikan dalil naqli tentang

beriman kepada kitab-kitab allah

swt.

Mengumpulkan informasi dari media mengenai bukti-bukti yang relevan

terkait dengan keberadaan kitab-kitab Allah.

Mengumpulkan contoh-contoh nyata perilaku yang mencerminkan beriman

kepada kitab-kitab Allah.

Menghubungkan makna dalil naqli tentang kitab-kitab Allah dengan bukti-

bukti yang relevan terkait dengan keberadaan kitab-kitab Allah.

Merumuskan ciri-ciri orang yang beriman kepada kitab-kitab Allah.

Menyajikan paparan makna dalil naqli tentang kitab-kitab Allah disertai bukti-

bukti lain yang relevan terkait dengan keberadaan kitab-kitab Allah mulai

Taurat, Zabur, Injil, dan al-Qur’an.

Memaparkan rumusan ciri-ciri orang yang beriman kepada kitab-kitab Allah.

1.4. Beriman kepada rasul allah swt. Iman kepada Nabi dan Rasul Membaca dan mencermati teks bacaan tentang materi iman kepada nabi dan

rasul.

Mengamati gambar atau tayangan yang terkait dengan iman kepada nabi dan

rasul.

Menyimak dan membaca penjelasan mengenai iman kepada nabi dan rasul.

Mencermati dalil naqli tentang nabi dan rasul sebagai utusan Allah Swt.

Mengajukan pertanyaan tentang hal-hal tentang iman kepada nabi dan rasul.

Mengajukan pertanyaan fungsi nabi dan rasul diutus ke muka bumi.

Menggali informasi sejarah perjuangan dan ajaran para nabi dan rasul melalui

berbagai sumber.

Secara berkelompok mendiskusikan tugas para nabi dan rasul.

Secara berkelompok mendiskusikan keberadaan para rasul yang mendapat

gelar ulul ‘azmi.

Menghubungkan sejarah perjuangan dan ajaran antara satu nabi dengan nabi

yang lainnya.

Merumuskan tugas para nabi dan rasul serta perubahan yang dialami oleh

umatnya.

Menyimpulkan keberadaan para rasul yang mendapat gelar ulul ‘azmi.

Menyajikan paparan mengenai hubungan sejarah perjuangan dan ajaran antara

satu nabi dengan nabi yang lainnya.

2.4. Menunjukkan perilaku amanah

sebagai implementasi iman

kepada rasul allah swt.

3.4. Memahami makna beriman

kepada rasul allah swt.

4.4. Menyajikan dalil naqli tentang

iman kepada rasul allah swt.

Page 174: IMPLEMENTASI PROBLEM BASED LEARNING DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52234...ii ABSTRAK Devi Rahmadani (11160110000109). Implementasi Problem Based Learning

160

Memaparkan rumusan tugas para nabi dan rasul serta perubahan yang dialami

oleh umatnya.

Memaparkan keberadaan para rasul yang mendapat gelar ulul ‘azmi.

1.5. Meyakini bahwa minuman keras,

judi, dan pertengkaran adalah

dilarang oleh allah swt.

Bahaya mengonsumsi

minuman keras, judi, dan

pertengkaran

Mengamati dan memberi komentar gambar atau tayangan yang terkait dengan

bahaya mengonsumsi minuman keras, judi, dan pertengkaran.

Menyimak dan membaca penjelasan mengenai bahaya mengonsumsi minuman

keras, judi, dan pertengkaran.

Membaca Q.S. al-Māidah/5: 90–91 dan 32 serta Hadis terkait beserta artinya.

Mengajukan pertanyaan tentang bahaya mengonsumsi minuman keras, judi,

dan pertengkaranatau pertanyaan lain yang relevan dan aktual.

Mendiskusikan makna Q.S. al-Māidah/5: 90–91 da n 32 serta Hadis terkait.

Secara berkelompok mencari contoh-contoh nyata bahaya mengonsumsi

minuman keras, judi, dan pertengkaran dalam kehidupan sehari-hari melalui

berbagai sumber.

Merumuskan makna Q.S. al-Māidah/5: 90–91 dan 32 serta Hadis terkait.

Menghubungkan bahaya mengonsumsi minuman keras, judi, dan pertengkaran

dengan makna Q.S. al-Māidah/5: 90–91 dan 32 serta Hadis terkait.

Menyajikan rumusan makna Q.S. al-Māidah/5: 90–91 dan 32 serta hadis

terkait.

Memaparkan hubungan antara bahaya mengonsumsi minuman keras, judi, dan

pertengkaran dengan makna Q.S. al-Māidah/5: 90–91 dan 32 serta Hadis

terkait.

Menanggapi pertanyaan dan memperbaiki paparan.

Menyusun kesimpulan.

2.5. Menunjukkan perilaku

menghindari minuman keras, judi,

dan pertengkaran dalam

kehidupan sehari-hari

3.5. Memahami bahaya mengonsumsi

minuman keras, judi, dan

pertengkaran

4.5. Menyajikan dampak bahaya

mengomsumsi minuman keras,

judi, dan pertengkaran

1.6. Meyakini bahwa perilaku jujur

dan adil adalah ajaran pokok

Jujur dan adil Mengamati dan memberi komentar gambar atau tayangan yang terkait dengan

jujur dan adil.

Page 175: IMPLEMENTASI PROBLEM BASED LEARNING DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52234...ii ABSTRAK Devi Rahmadani (11160110000109). Implementasi Problem Based Learning

161

agama Menyimak dan membaca penjelasan mengenai jujur dan adil.

Membaca Q.S.al-Māidah/5: 8 dan Hadis terkait.

Mengajukan pertanyaan tentang cara menumbuhkan jujur dan adil.

Mengajukan pertanyaan tentang manfaat perilaku jujur dan adil atau

pertanyaan lain yang relevan dan aktual.

Mendiskusikan makna Q.S.al-Māidah /5: 8 dan Hadis terkait.

Secara berkelompok mencari contoh-contoh nyata jujurdan adil dalam

kehidupan sehari-hari melalui berbagai sumber.

Mencari data dan informasi tentang kesuksesan yang diawali dari sikap jujur

dan adil.

Merumuskan makna Q.S.al-Māidah /5: 8 dan Hadis terkait.

Menghubungkan perilaku jujur dan adil dalam kehidupan sehari-hari dengan

makna Q.S.al-Māidah /5: 8 dan Hadis terkait.

Menghubungkan perilaku jujur dan adil dengan kesuksesan seseorang dalam

kehidupan sehari-hari.

Memaparkan makna Q.S.al-Māidah /5: 8 dan Hadis terkait.

Memaparkan hubungan antara jujur dan adil dalam kehidupan sehari-hari

dengan makna Q.S.al-Māidah /5: 8 dan Hadis terkait.

Memaparkan hubungan perilaku jujur dan adil dengan kesuksesan seseorang

dalam kehidupan sehari-hari.

Menanggapi pertanyaan dan memperbaiki paparan.

Menyusun kesimpulan.

2.6. Menunjukkan perilaku jujur dan

adil dalam kehidupan sehari-hari

3.6. Memahami cara menerapkan

perilaku jujur dan adil

4.6. Menyajikan cara menerapkan

perilaku jujur dan adil

1.7. Menghayati ajaran berbuat baik,

hormat, dan patuh kepada orang

tua dan guru adalah perintah

agama

Perilaku berbuat baik,

hormat, dan patuh kepada

orang tua dan guru

Mengamati dan memberi komentar gambar atau tayangan yang terkait dengan

berbuat baik, hormat, dan patuh kepada orang tua dan guru.

Menyimak dan membaca penjelasan mengenai berbuat baik, hormat, dan patuh

kepada orang tua dan guru.

Membaca Q.S. an-Nisā/4: 36 dan Hadis terkait.

Mengajukan pertanyaan tentang cara menumbuhkan berbuat baik, hormat, dan

patuh kepada orang tua dan guru.

2.7. Menunjukkan perilaku berbuat

baik, hormat, dan patuh kepada

orang tua dan guru dalam

Page 176: IMPLEMENTASI PROBLEM BASED LEARNING DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52234...ii ABSTRAK Devi Rahmadani (11160110000109). Implementasi Problem Based Learning

162

kehidupan sehari-hari Mengajukan pertanyaan tentang manfaat perilaku berbuat baik, hormat, dan

patuh kepada orang tua dan guru atau pertanyaan lain yang relevan dan aktual.

Mendiskusikan makna Q.S. an-Nisā/4: 36 dan Hadis terkait.

Secara berkelompok mencari contoh-contoh nyata berbuat baik, hormat, dan

patuh kepada orang tua dan guru dalam kehidupan sehari-hari melalui berbagai

sumber.

Mencari data dan informasi tentang kesuksesan yang diawali dari sikap berbuat

baik, hormat, dan patuh kepada orang tua dan guru.

Menghubungkan perilaku berbuat baik, hormat, dan patuh kepada orang tua

dan guru dalam kehidupan sehari-hari dengan makna Q.S. an-Nisā/4: 36 dan

Hadis terkait.

Memaparkan hubungan antara berbuat baik, hormat, dan patuh kepada orang

tua dan guru dalam kehidupan sehari-hari dengan makna Q.S. an-Nisā/4: 36

dan Hadis terkait.

Mendemontrasikan/mensosiodramakan contoh perilaku berbuat baik, hormat,

dan patuh kepada orang tua dan guru.

Menanggapi pertanyaan dan memperbaiki paparan.

Menyusun kesimpulan.

3.7. Memahami cara berbuat baik,

hormat, dan patuh kepada orang

tua dan guru

4.7. Menyajikan cara berbuat baik,

hormat, dan patuh kepada orang

tua dan guru

1.8. Meyakini bahwa beramal saleh

dan berbaik sangka adalah ajaran

pokok agama

Gemar beramal saleh dan

berbaik sangka kepada

sesama

Mengamati dan memberi komentar gambar atau tayangan yang terkait dengan

gemar beramal saleh dan berbaik sangka kepada sesama dalam kehidupan

sehari-hari.

Menyimak dan membaca penjelasan mengenai gemar beramal saleh dan

berbaik sangka kepada sesama dalam kehidupan sehari-hari.

Membaca Q.S. al-’Asr/ 103: 2-3, Q.S. al-Hujurāt/ 49: 12 dan Hadis terkait

Mengajukan pertanyaan tentang cara menumbuhkan sikap gemar beramal saleh

dan berbaik sangka kepada sesama.

Mengajukan pertanyaan mengenai manfaat sikap gemar beramal saleh dan

berbaik sangka kepada sesama.

Mendiskusikan makna Q.S. al-’Asr/ 103: 2-3, Q.S. al-Hujurāt/ 49: 12 dan

hadis terkait.

Secara berkelompok mencari contoh-contoh nyata sikap gemar beramal saleh

2.8. Memiliki sikap gemar beramal

saleh dan berbaik sangka kepada

sesama

3.8. Memahami makna perilaku gemar

beramal saleh dan berbaik sangka

kepada sesama

4.8. Menyajikan contoh perilaku

Page 177: IMPLEMENTASI PROBLEM BASED LEARNING DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52234...ii ABSTRAK Devi Rahmadani (11160110000109). Implementasi Problem Based Learning

163

gemar beramal saleh dan berbaik

sangka kepada sesama

dan berbaik sangka kepada sesama di sekolah dan di masyarakat.

Mendiskusikan manfaat yang ditimbulkan oleh sikap gemar beramal saleh dan

berbaik sangka kepada sesama dalam kehidupan sehari-hari.

Mendiskusikan dan merumuskan makna Q.S. al-’Asr/ 103: 2-3, Q.S. al-

Hujurāt/ 49: 12 dan hadis terkait.

Menghubungkan sikap gemar beramal saleh dan berbaik sangka kepada sesama

dalam kehidupan sehari-hari dengan makna Q.S. al-’Asr/ 103: 2-3, Q.S. al-

Hujurāt/ 49: 12 dan Hadis terkait.

Merumuskan manfaat yang ditimbulkan oleh sikap gemar beramal saleh dan

berbaik sangka kepada sesama dalam kehidupan sehari-hari.

Memaparkan rumusan makna Q.S. al-’Asr/ 103: 2-3, Q.S. al-Hujurāt/ 49: 12

dan Hadis terkait.

Memaparkan hubungan sikap gemar beramal saleh dan berbaik sangka kepada

sesama dalam kehidupan sehari-hari dengan makna Q.S. al-’Asr/ 103: 2-3, Q.S.

al-Hujurāt/ 49: 12 dan Hadis terkait.

Memaparkan pentingnya perilaku gemar beramal saleh dan berbaik sangka

kepada sesama.

Memaparkan manfaat yang ditimbulkan oleh sikap gemar beramal saleh dan

berbaik sangka kepada sesama dalam kehidupan sehari-hari.

Menanggapi pertanyaan dan memperbaiki paparan.

Menyusun kesimpulan.

1.9. Melaksanakan salat sunah

berjamaah dan munfarid sebagai

perintah agama

Salat Sunah berjamaah dan

munfarid

Mengamati dan memberi komentar gambar atau tayangan yang terkait dengan

salat sunah berjamaah dan munfarid.

Menyimak dan membaca penjelasan mengenai tata cara salat sunah berjamaah

dan munfarid.

Membaca dan mencermati dalil naqli tentang tatacara salat sunah berjamaah

dan munfarid beserta artinya.

Mengajukan pertanyaan tentang hal-hal yang terkait dengan ibadah salat sunah

berjamaah dan munfarid.

Mengajukan pertanyaan tentang tatacara salat sunah berjamaah dan munfarid

2.9. Menunjukkan perilaku peduli dan

gotong royong sebagai

implementasi pemahaman salat

sunah berjamaah dan munfarid

3.9. Memahami tata cara salat sunah

Page 178: IMPLEMENTASI PROBLEM BASED LEARNING DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52234...ii ABSTRAK Devi Rahmadani (11160110000109). Implementasi Problem Based Learning

164

berjemaah dan munfarid beserta artinya.

Mengajukan pertanyaan mengenai pentingnya salat sunah yang dilakukan baik

secara berjamaah maupun munfarid.

Secara berkelompok mencari data dan informasi tentang dalil naqli, ketentuan,

tata cara, dan manfaat salat sunah berjamaah dan munfarid dari berbagai

media/literatur.

Mengumpulkan dan mengelompokkan macam-macam salat sunah yang

dikerjakan secara berjamaah maupun munfarid.

Mendiskusikan dalil naqli, ketentuan, tata cara, dan manfaat salat sunah

berjamaah dan munfarid.

Berlatih mempraktikkan salat sunah berjamaah dan munfarid.

Mengolah informasi mengenai dalil naqli, ketentuan, tata cara, dan manfaat

salat sunah berjamaah dan munfarid menjadi paparan yang menarik.

Merumuskan prosedur praktik salat sunah berjamaah dan munfarid.

Menyajikan paparan mengenai dalil naqli, ketentuan, tata cara, dan manfaat

salat sunah berjamaah dan munfarid.

Mendemonstrasikan praktik salat sunah berjamaah dan munfarid.

Menanggapi pertanyaan dalam diskusi.

Merumuskan kesimpulan.

4.9. Mempraktikkan salat sunah

berjamaah dan munfarid

1.10. Melaksanakan sujud syukur, sujud

tilawah, dan sujud sahwi sebagai

perintah agama

Macam-macam Sujud Menonton dan mencermati gambar atau tayangan yang terkait dengan tatacara

sujud syukur, sujud tilawah, dan sujud sahwi.

Mengamati secara langsung praktik tatacara pelaksanaan sujud syukur, sujud

tilawah, dan sujud sahwi.

Mencermati, menyimak, dan membaca kembali penjelasan tentang tatacara

pelaksanaan sujud syukur, sujud tilawah, dan sujud sahwi.

Mencermati dan membaca dalil naqli mengenai sujud syukur, sujud tilawah,

dan sujud sahwi.

Mengajukan pertanyaan tentang sujud syukur, sujud tilawah, dan sujud sahwi.

Mengajukan pertanyaan terkait dengan tatacara pelaksanaan sujud syukur,

sujud tilawah, dan sujud sahwi.

2.10. Menunjukkan perilaku tertib

sebagai implementasi dari sujud

syukur, sujud tilawah, dan sujud

sahwi

3.10. Memahami tata cara sujud syukur,

sujud sahwi, dan sujud tilawah

Page 179: IMPLEMENTASI PROBLEM BASED LEARNING DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52234...ii ABSTRAK Devi Rahmadani (11160110000109). Implementasi Problem Based Learning

165

4.10. Mempraktikkan sujud syukur,

sujud sahwi, dan sujud tilawah

Secara berkelompok menggali informasi tentang tatacara pelaksanaan sujud

syukur, sujud tilawah, dan sujud sahwidari berbagai sumber.

Mendiskusikan dalil naqli, ketentuan, tata cara, dan manfaat sujud syukur,

sujud tilawah, dan sujud sahwi.

Berlatih mempraktikkan sujud syukur, sujud tilawah, dan sujud sahwi.

Mengolah informasi mengenai dalil naqli, ketentuan, tata cara, dan manfaat

sujud syukur, sujud tilawah, dan sujud sahwimenjadi paparan yang menarik.

Merumuskan prosedur praktik pelaksanaan sujud syukur, sujud tilawah,

dan sujud sahwi.

Menyajikan paparan mengenai dalil naqli, ketentuan, tata cara, dan manfaat

sujud syukur, sujud tilawah, dan sujud sahwi.

Mendemonstrasikan praktik pelaksanaan sujud syukur, sujud tilawah,

dan sujud sahwi.

Menanggapi pertanyaan dalam diskusi.

Merumuskan kesimpulan.

1.11. Menjalankan puasa wajib dan

sunah sebagai perintah agama

Puasa Sunah dan Puasa

Wajib

Membaca literatur yang menyajikan materi tentang puasa sunah dan puasa

wajib.

Mengamati gambar atau tayangan yang terkait puasa wajib dan puasa sunah

melalui berbagai sumber dan media.

Menyimak dan membaca penjelasan mengenai ketetuan puasa wajib dan puasa

sunah.

Mencermati dan membaca dalil naqli puasa wajib dan puasa sunah.

Mengajukan pertanyaan tentang hal-hal tentang puasa wajib.

Mengajukan pertanyaan tentang puasa sunah.

Secara berkelompok mencari data dan informasi tentang dalil naqli, ketentuan,

tata cara, manfaat, dan halangan puasa wajibdan puasa sunah.

Mendiskusikan dalil naqli, ketentuan, tata cara, manfaat, dan halangan puasa

wajib dan puasa sunah.

Mendiskusikan hikmah puasa wajib dan puasa sunah.

Mengolah informasi mengenai dalil naqli, ketentuan, tata cara, manfaat, dan

halangan puasa wajib dan puasa sunah menjadi paparan yang menarik.

2.11. Menunjukkan perilaku empati

sebagai implementasi puasa wajib

dan sunah

3.11. Memahami tata cara puasa wajib

dan sunah

4.11. Menyajikan hikmah pelaksanaan

puasa wajib dan puasa sunah

Page 180: IMPLEMENTASI PROBLEM BASED LEARNING DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52234...ii ABSTRAK Devi Rahmadani (11160110000109). Implementasi Problem Based Learning

166

Merumuskan hikmah pelaksanaan puasa wajib dan puasa sunah.

Merumuskan hubungan antara ibadah puasa dengan manfaat dan hikmahnya.

Menyajikan paparan mengenai dalil naqli, ketentuan, tata cara, manfaat, dan

halangan puasa wajib dan puasa sunah.

Memaparkan hikmah pelaksanaan puasa wajib dan puasa sunah.

Memaparkan hubungan antara ibadah puasa dengan manfaat dan hikmahnya.

Menanggapi pertanyaan dalam diskusi.

Merumuskan kesimpulan.

1.12. Meyakini ketentuan makanan dan

minuman yang halal dan haram

berdasarkan al-qur’an dan hadis

Makanan dan minuman yang

halal dan haram

Membaca dan mencermati teks yang menyajikan materi tentang makanan dan

minuman yang halal dan haram.

Mencermati gambar atau tayangan yang terkait makanan dan minuman yang

halal dan haram.

Menyimak dan membaca penjelasan mengenai makanan dan minuman yang

halal dan haram.

Mencermati dan membaca dalil naqli tentang makanan dan minuman yang

halal dan haram.

Mengajukan pertanyaan tentang makanan dan minuman yang halal dan haram.

Mengajukan pertanyaan tentang kriteria dan jenis makanan yang diharamkan.

Mengajukan pertanyaan tentang kriteria dan jenis minuman yang diharamkan.

Secara berkelompok mencari data dan informasi tentang dalil naqli dan

ketentuan mengenai makanan dan minuman yang halal dan yang diharamkan.

Mendiskusikan skema tentang jenis-jenis makanan dan minuman yang halal

dan yang diharamkan.

Mendiskusikan manfaat dari mengonsumsi makanan dan minuman yang halal.

Mendiskusikan bahaya dari mengonsumsi makanan dan minuman yang

diharamkan.

Mengolah data dan informasi tentang dalil naqli dan ketentuan mengenai

makanan dan minuman yang halal dan yang diharamkan menjadi paparan yang

menarik.

Merumuskan skema tentang jenis-jenis makanan dan minuman yang halal dan

yang diharamkan.

2.12. Menunjukkan perilaku hidup

sehat dengan mengonsumsi

makanan dan minuman halal

3.12. Memahami ketentuan makanan

dan minuman yang halal dan

haram berdasarkan al-qur’an dan

hadis

4.12. Menyajikan hikmah mengonsumsi

makanan yang halal dan bergizi

sesuai ketentuan dengan al-qur’an

dan hadis

Page 181: IMPLEMENTASI PROBLEM BASED LEARNING DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52234...ii ABSTRAK Devi Rahmadani (11160110000109). Implementasi Problem Based Learning

167

Merumuskanmanfaat dari mengonsumsi makanan dan minuman yang halal.

Merumuskan bahaya dari mengonsumsi makanan dan minuman yang

diharamkan.

Memaparkan data dan informasi tentang dalil naqli dan ketentuan mengenai

makanan dan minuman yang halal dan yang diharamkan.

Memaparkan skema tentang jenis-jenis makanan dan minuman yang halal dan

yang diharamkan.

Memaparkan manfaat dari mengonsumsi makanan dan minuman yang halal.

Memaparkan bahaya dari mengonsumsi makanan dan minuman yang

diharamkan.

Menanggapi pertanyaan dalam diskusi.

Merumuskan kesimpulan.

1.13. Meyakini bahwa pertumbuhan

ilmu pengetahuan pada masa bani

umayah sebagai bukti nyata

agama islam dilaksanakan dengan

benar

Sejarah Pertumbuhan Ilmu

Pengetahuan pada masa

Umayah

Membaca dan mencermati teks atau bacaan tentang sejarah pertumbuhan ilmu

pengetahuan pada masa Umayah.

Menyaksikan film atau tayangan yang terkait dengan sejarah pertumbuhan

ilmu pengetahuan pada masa Umayah.

Menyimak dan membaca penjelasan mengenai sejarah sejarah pertumbuhan

ilmu pengetahuan pada masa Umayah.

Mengajukan pertanyaan tentang sejarah pertumbuhan ilmu pengetahuan pada

masa Umayah.

Mengajukan pertanyaan tentang faktor-faktor yang mendukung terjadinya

pertumbuhan ilmu pengetahuan pada masa Umayah.

Secara berkelompok mengumpulkan data dan informasi mengenai bukti-bukti

sejarah pertumbuhan ilmu pengetahuan pada masa Umayah.

Mendiskusikan karya dan kiprah tokoh-tokoh ilmuwan muslim pada masa

Umayah.

Mengolah data dan informasi mengenai bukti-bukti sejarah pertumbuhan ilmu

pengetahuan pada masa Umayah menjadi paparan yang menarik.

Merumuskan karyadan kiprah tokoh-tokoh ilmuwan muslim pada masa

Umayah.

Memaparkan data dan informasi mengenai bukti-bukti sejarah pertumbuhan

2.13. Menunjukkan perilaku tekun

sebagai implementasi dalam

meneladani ilmuwan pada masa

bani umayyah

3.13. Memahami sejarah pertumbuhan

ilmu pengetahuan masa bani

umayah

4.13. Menyajikan rangkaian sejarah

pertumbuhan ilmu pengetahuan

Page 182: IMPLEMENTASI PROBLEM BASED LEARNING DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52234...ii ABSTRAK Devi Rahmadani (11160110000109). Implementasi Problem Based Learning

168

pada masa bani umayah ilmu pengetahuan pada masa Umaya.

Memaparkan karya dan kiprah tokoh-tokoh ilmuwan muslim pada masa

Umayah.

Menanggapi pertanyaan dalam diskusi.

Merumuskan kesimpulan.

1.14. Meyakini bahwa pertumbuhan

ilmu pengetahuan pada masa

abbasiyah sebagai bukti nyata

agama islam dilaksanakan dengan

benar

Sejarah Pertumbuhan Ilmu

Pengetahuan masa Abbasiyah

Membaca dan mencermati teks atau bacaan tentang sejarah pertumbuhan ilmu

pengetahuan pada masa Abbasiyah.

Menyaksikan film atau tayangan yang terkait dengan sejarah pertumbuhan

ilmu pengetahuan pada masa Abbasiyah.

Menyimak dan membaca penjelasan mengenai sejarah sejarah pertumbuhan

ilmu pengetahuan pada masa Abbasiyah

Mengajukan pertanyaan tentang sejarah pertumbuhan ilmu pengetahuan pada

masa Abbasiyah.

Mengajukan pertanyaan tentang faktor-faktor yang mendukung terjadinya

pertumbuhan ilmu pengetahuan pada masa Abbasiyah.

Secara berkelompok mengumpulkan data dan informasi mengenai bukti-bukti

sejarah pertumbuhan ilmu pengetahuan pada masa Abbasiyah.

Mendiskusikan karya dan kiprah tokoh-tokoh ilmuwan muslim pada masa

Abbasiyah.

Mengolah data dan informasi mengenai bukti-bukti sejarah pertumbuhan ilmu

pengetahuan pada masa Abbasiyah menjadi paparan yang menarik.

Merumuskan karyadan kiprah tokoh-tokoh ilmuwan muslim pada masa

Abbasiyah.

Memaparkan data dan informasi mengenai bukti-bukti sejarah pertumbuhan

ilmu pengetahuan pada masa Abbasiyah.

Memaparkan karyadan kiprah tokoh-tokoh ilmuwan muslim pada masa

Abbasiyah.

Menanggapi pertanyaan dalam diskusi.

Merumuskan kesimpulan.

2.14. Menunjukkan perilaku gemar

membaca sebagai implementasi

dalam meneladani ilmuwan pada

masa abbasiyah

3.14. Memahami sejarah pertumbuhan

ilmu pengetahuan masa abbasiyah

4.14. Menyajikan rangkaian sejarah

pertumbuhan ilmu pengetahuan

pada masa abbasiyah

Page 183: IMPLEMENTASI PROBLEM BASED LEARNING DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52234...ii ABSTRAK Devi Rahmadani (11160110000109). Implementasi Problem Based Learning

169

SOAL MAKANAN HALAL & HARAM

Page 184: IMPLEMENTASI PROBLEM BASED LEARNING DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52234...ii ABSTRAK Devi Rahmadani (11160110000109). Implementasi Problem Based Learning

170

Page 185: IMPLEMENTASI PROBLEM BASED LEARNING DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52234...ii ABSTRAK Devi Rahmadani (11160110000109). Implementasi Problem Based Learning

171

Page 186: IMPLEMENTASI PROBLEM BASED LEARNING DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52234...ii ABSTRAK Devi Rahmadani (11160110000109). Implementasi Problem Based Learning

172

Page 187: IMPLEMENTASI PROBLEM BASED LEARNING DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52234...ii ABSTRAK Devi Rahmadani (11160110000109). Implementasi Problem Based Learning

173

Page 188: IMPLEMENTASI PROBLEM BASED LEARNING DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52234...ii ABSTRAK Devi Rahmadani (11160110000109). Implementasi Problem Based Learning

174

Page 189: IMPLEMENTASI PROBLEM BASED LEARNING DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52234...ii ABSTRAK Devi Rahmadani (11160110000109). Implementasi Problem Based Learning

175

Page 190: IMPLEMENTASI PROBLEM BASED LEARNING DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52234...ii ABSTRAK Devi Rahmadani (11160110000109). Implementasi Problem Based Learning

176

Page 191: IMPLEMENTASI PROBLEM BASED LEARNING DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52234...ii ABSTRAK Devi Rahmadani (11160110000109). Implementasi Problem Based Learning

177

Lampiran 11

Koperasi Kantin

Studio Musik Ruang UKS

Prasarana di ruang UKS Masjid

Page 192: IMPLEMENTASI PROBLEM BASED LEARNING DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52234...ii ABSTRAK Devi Rahmadani (11160110000109). Implementasi Problem Based Learning

178

Ruang Kelas Bilingual Susana Kegiatan Belajar Mengajar

Buku Paket Kelas VIII Kegiatan Mengecek Hasil Diskusi

Kegiatan Presentasi Hasil Diskusi Kelompok

Page 193: IMPLEMENTASI PROBLEM BASED LEARNING DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52234...ii ABSTRAK Devi Rahmadani (11160110000109). Implementasi Problem Based Learning

179

Page 194: IMPLEMENTASI PROBLEM BASED LEARNING DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52234...ii ABSTRAK Devi Rahmadani (11160110000109). Implementasi Problem Based Learning

180

Page 195: IMPLEMENTASI PROBLEM BASED LEARNING DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52234...ii ABSTRAK Devi Rahmadani (11160110000109). Implementasi Problem Based Learning

181

Page 196: IMPLEMENTASI PROBLEM BASED LEARNING DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52234...ii ABSTRAK Devi Rahmadani (11160110000109). Implementasi Problem Based Learning

182

Page 197: IMPLEMENTASI PROBLEM BASED LEARNING DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52234...ii ABSTRAK Devi Rahmadani (11160110000109). Implementasi Problem Based Learning

183

Page 198: IMPLEMENTASI PROBLEM BASED LEARNING DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52234...ii ABSTRAK Devi Rahmadani (11160110000109). Implementasi Problem Based Learning

184

Page 199: IMPLEMENTASI PROBLEM BASED LEARNING DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52234...ii ABSTRAK Devi Rahmadani (11160110000109). Implementasi Problem Based Learning

185

BIODATA PENULIS

Devi Rahmadani, lahir di Jakarta, 08 November

1998. Penulis tinggal di provinsi Banten tepatnya di

Tangerang Selatan. Penulis memulai Pendidikan di

SDN Pondok Betung V pada tahun 2004-2010.

Penulis melanjutkan Pendidikan ketingkat Madrasah

Tsanawiyah pada tahun 2010-2013, kemudian

melanjutkan ketingkat Sekolah Menangah Atas pada

tahun 2013-2016. Setelah lulus SMA Penulis melanjutkan kuliah S1 pada tahun

2016 di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, mengambil

program studi Pendidikan Agama Islam. Selama mengikuti masa perkuliahan ada

banyak hal yang telah penulis dapatkan terutama dalam hal organisasi yaitu HMJ

PAI, dan kegiatan Extra kampus yang diadakan Fakultas yaitu tarian saman di

POSTAR (Pojok Seni Tarbiyah).