implementasi problem based learning dalam...
TRANSCRIPT
IMPLEMENTASI PROBLEM BASED LEARNING DALAM MATERI
MAKANAN HALAL & HARAM DI SMPN 03 TANGERANG SELATAN
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi
Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Disusun oleh:
Devi Rahmadani
11160110000109
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2020 M / 1441 H
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI
Skripsi berjudul Implementasi Problem Based Learning Dalam Materi
Makanan Halal & Haram Di SMPN 03 Tangerang Selatan disusun oleh Devi
Rahmadani, NIM 11160110000109, Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI),
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta. Telah melalui bimbingan dan dinyatakan sah sebagai karya
ilmiah yang berhak untuk diujikan pada sidang munaqasah sesuai ketentuan yang
ditetapkan oleh fakultas.
Jakarta, 08 Juni 2020
Yang Mengesahkan,
Pembimbing
Drs. Rusdi Jamil, M.Ag
NIP. 19621231 199503 1 005
ii
ABSTRAK
Devi Rahmadani (11160110000109). Implementasi Problem Based Learning
dalam Materi Makanan Halal & Haram di SMPN 03 Tangerang Selatan.
Kata kunci : Problem Based Learning, Materi Makanan Halal & Haram, SMPN
03 Tangerang Selatan.
Problem based learning adalah pembelajaran aktif progresif dan pendekatan
pembelajaran berpusat pada masalah yang tidak terstruktur yang digunakan
sebagai titik awal dalam proses pembelajaran. Salah satu yang dapat membantu
pendidik dalam proses pembelajaran terkait makanan halal & haram yakni dengan
menerapkan problem based learning. Dengan problem based learning dapat
mengembangkan keterampilan berfikir kritis siswa dalam membedakan makanan
yang halal & haram.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan problem based learning
dalam materi makanan halal & haram yang meliputi bagaimana perencanaan,
penerapan, serta evaluasi pembelajaran di SMPN 03 Tangerang Selatan. Metode
penelitan yang digunakan adalah deskriptif kualitatif, yakni metode yang
bertujuan untuk menjelaskan suatu kegiatan atau keadaan tertentu lalu dianalisis
data-data dan suatu kejadian dengan tulisan. Penelitian ini menggunakan
pendekatan studi kasus yang hanya memfokuskan pada satu fenomena yang ingin
diteliti. Teknik pengumpulan data dalam penelitian menggunakan observasi,
wawancara dan dokumentasi. Analisis yang digunakan adalah reduksi data,
penyajian data, menarik kesimpulan/verifikasi. Dalam penelitian ini yang menjadi
responden adalah kepala sekolah, waka kurikulum, guru PAI, dan 4 orang peserta
didik.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran fiqih dalam materi
makanan halal & haram yang di lakukan dengan problem based learning telah
memenuhi konsep dasar problem based learning, dengan segala kekurangan serta
kelebihannya. Dalam perencanaan, implementasi serta evaluasinya sudah baik,
karena sebelum menentukan Model pembelajaran harus disesuaikan dengan
kondisi yang ada yakni kesesuaian antara materi sebelum melakukan proses
pembelajaran dan tidak adanya kendala serta proses pembelajaran berlangsung
secara baik, dibuktikan dengan adanya sikap saling menghargai pendapat orang
lain, bekerja kelompok, serta dapat berfikir secara kritis untuk memecahkan
masalah yang diajukan oleh guru. Hasil evaluasi peserta didik terkait materi
makanan halal & haram dengan problem based learning rata-rata telah mencapai
nilai di atas KKM, yang dibuktikan dengan peserta didik mengerjakan soal-soal
yang telah di berikan guru di kelas.
iii
ABSTRACT
Devi Rahmadani (11160110000109). Implementation of Problem Based
Learning in Halal & Haram Food Material at SMPN 03 South Tangerang.
Keywords: Problem Based Learning, Halal & Haram Food Material, SMPN 03
South Tangerang.
Problem based learning is progressive active learning and an unstructured
problem-centered learning approach that is used as a starting point in the learning
process. One thing that can help educators in the learning process related to halal
& haram food is by applying problem based learning. With problem based
learning, students can develop critical thinking skills in distinguishing halal &
haram foods.
This study aims to describe the problem based learning in the halal & haram
food material which includes how to plan, implement, and evaluation of learning
at SMPN 03 South Tangerang. The research method used is descriptive
qualitative, which is a method that aims to explain an activity or certain
circumstances then analyzed the data and an event with writing. This research
uses a case study approach that only focuses on one phenomenon that wants to be
investigated. Data collection techniques in research using observation, interview
and documentation. The analysis used is data reduction, data presentation,
drawing conclusions / verification. In this research that becomes respondents are
the school principal, curriculum waka, PAI teacher, and four students.
The results showed that fiqh learning in halal & haram food materials carried
out with problem based learning has fulfilled the basic concept of problem based
learning, with all its shortcomings and advantages. In planning, implementation
and evaluation it is good, because before determining the learning model must be
adjusted to the existing conditions, namely the suitability between the material
before carrying out the learning process and the absence of obstacles and the
learning process takes place well as evidenced by the mutual respect for other
people's opinions, working in groups , and can think critically to solve problems
raised by the teacher. The results of student evaluations related to halal & haram
food material with problem based learning have on average reached a value above
the KKM, which is proven by students working on the questions that have been
given by the teacher in class.
iv
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat
dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyusun skripsi dengan sebaik-baiknya
dan semoga dapat memberikan manfaat bagi para pembaca. Shalawat serta salam
tercurah kepada jujungan Nabi besar Muhammad SAW., beserta keluarga, para
sahabat, dan para pengikutnya sampai akhir zaman.
Penulis menyadari bahwa terdapat kesulitan dan hambatan dalam menyusun
penelitian ini. Namun, berkat bantuan do’a dan masukan-masukan yang positif
dari berbagai pihak akhirnya penulisan skripsi yang berjudul “Implementasi
Problem Based Learning Dalam Materi Makanan Halal & Haram Di SMPN 03
Tangerang Selatan” ini dapat terselesaikan. Oleh karena itu, perkenankanlah
penulis untuk mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ibu Prof. Dr. Hj. Amany Burhanuddin Umar Lubis, MA, selaku rektor
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Ibu Dr. Sururin, M.Ag. selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Bapak Drs. Abdul Haris.,M.Ag selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama
Islam Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Isam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
4. Bapak Dr. Sapiduin, M.Ag. selaku Dosen Pembimbing Akademik yang
telah memberikan mas`ukannya serta saran kepada penulis, semoga selalu
dalam lindungan Allah Swt.
5. Bapak Drs. Rusdi Jamil, M.Ag. selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang
telah meluangkan waktu, tenaga juga pikirannya untuk memberikan
pengarahan, bimbingan, nasehat, motivasi serta do’anya dan berbagai
macam disiplin ilmu serta pengalaman baru kepada Penulis dengan penuh
kesabaran dan ketulusan sampai terselesaikannya skripsi ini.
v
6. Seluruh Dosen Pengajar Jurusan Pendidikan Agama Islam yang telah
memberikan ilmunya kepada penulis, semoga selalu dalam lindungan
Allah Swt serta ilmu yang telah diberikan menjadi manfaat untuk penulis.
7. Bapak Maryono, S.E.M.Pd, kepala sekolah SMPN 03 Tangerang Selatan
yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penilitian
ini.
8. Bapak Rendra Al-Mubarok, S.E.I., guru agama di SMPN 03 Tangerang
Selatan yang telah memberikan do’a, motivasi serta bantuannya.
9. Seluruh guru SMPN 03 Tangerang selatan yang telah banyak membantu
dan memberikan masukannya, semoga selalu dalam lindungan Allah
SWT serta ilmu yang telah diberikan menjadi manfaat untuk penulis.
10. Seluruh siswa SMPN 03 Tangerang Selatan yang telah bersedia
memberikan waktunya dan pelajaran yang berharga bagi penulis.
11. Teruntuk Orang tua dan teman-temanku yang selalu memberikan
dukungannya baik moril maupun materil sehingga penulis dapat
menyelesaikan proposal ini.
12. Teruntuk semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu,
karena dukungan dan bantuannya sehingga penulis dapat menyelesaikan
proposal ini. Penulis tidak dapat membalasnya dengan apapun, hanya doa
yang penulis panjatkan kepada semua pihak semoga mendapatkan balasan
pahala yang berlipat ganda dari Allah SWT.
Penulis menyadari pasti ada kekurangan dalam penyusunan skripsi
ini. Oleh karena itu, kritik, bimbingan, dan arahan dari pelbagai pihak
sangatlah peneliti harapkan demi perbaikan hasil penelitian selanjutnya.
Semoga hasil penelitian ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis dan
umumnya bagi masyarakat pembaca.
Jakarta, 4 Januari 2020
Devi Rahmadani
vi
DAFTAR ISI
ABSTRAK............................................................................................................. ii
KATA PENGANTAR .......................................................................................... iv
DAFTAR ISI ........................................................................................................ vi
DAFTAR TABEL .............................................................................................. viii
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ ix
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
A. Latar Belakang .......................................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ................................................................................ 10
C. Pembatasan Masalah ............................................................................... 10
D. Rumusan Masalah ................................................................................... 11
E. Tujuan Penelitian .................................................................................... 11
F. Manfaat Penelitian .................................................................................. 12
BAB II KAJIAN TEORI ..................................................................................... 13
A. Kajian Pustaka ............................................................................................... 13
1. Problem Based Learning ........................................................................ 13
a. Pengertian Problem Based Learning ................................................. 13
b. Ciri-ciri Khusus Problem Based Learning ........................................ 16
c. Karakteristik Problem Based Learning ............................................. 16
d. Prinsip-Prinsip Problem Based Learning .......................................... 18
e. Langkah-langkah Problem Based Learning ...................................... 19
f. Kelebihan dan Kekurangan Model Problem Based Learning ........... 20
2. Fikih ........................................................................................................ 21
a. Pengertian Fikih ................................................................................. 21
b. Materi Fikih Kelas VIII SMP ............................................................... 23
3. Evaluasi Pembelajaran ............................................................................ 47
a. Pengertian Evaluasi Pembelajaran ..................................................... 47
b. Alat Evaluasi ...................................................................................... 48
vii
4. Implementasi Problem Based Learning Dalam Materi Makanan Halal &
Haram ............................................................................................................. 51
a. Tugas-tugas Perencanaan ................................................................... 51
b. Tugas Interaktif .................................................................................. 52
c. Lingkungan Belajar dan Tugas-tugas Manajemen ............................ 53
d. Asesmen dan Evaluasi ....................................................................... 53
B. Hasil Penelitian Yang Relevan ...................................................................... 54
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ............................................................ 57
A. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................. 57
B. Latar Penelitian ....................................................................................... 57
C. Metode Penelitian ................................................................................... 58
D. Teknik Pengumpulan Data ...................................................................... 59
E. Pemeriksaan atau Pengecekan Keabsahan data ...................................... 66
F. Teknik Analisi Data ................................................................................ 67
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................................... 69
A. Deskripsi Data ......................................................................................... 69
B. Pembahasan............................................................................................. 72
BAB V PENUTUP .............................................................................................. 95
A. Kesimpulan ............................................................................................. 95
B. Implikasi ................................................................................................. 96
C. Saran ....................................................................................................... 96
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 98
LAMPIRAN ...................................................................................................... 101
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Kondisi Siswa dan Sekolah di SMPN 03 Tangerang Selatan................59
Tabel 3.2 Proses Problem Based Laerning dalam Materi Makanan Halal &
Haram.....................................................................................................................59
Tabel 3.3 Kisi-kisi Wawancara..............................................................................61
Tabel 3.4 Penerapan Problem Based Learning dalam Maateri Makanan Halal &
haram......................................................................................................................63
Tabel 3.5 Kisi-kisi Dokumentasi Penelitian...........................................................64
Tabel 4.1 Data hasil penilaian dari soal makanan halal & haram..........................91
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Pedoman Observasi
Lampiran 2 : Pedoman Wawancara
Lampiran 3 : Lembar hasil observasi kondisi sekolah & peserta didik
Lampiran 4 : Lembar hasil observasi aktivitas guru PAI
Lampiran 5 : Lembar hasil observasi aktivitas peserta didik
Lampiran 6 : Hasil wawancara kepala sekolah
Lampiran 7 : Hasil wawancara Wakasek Kurikulum
Lampiran 8 : Hasil wawancara guru bidang studi PAI
Lampiran 9 : Hasil wawancara siswa
Lampiran 10 : Surat Keterangan telah melakukan penelitian
Lampiran 11 : Dokumentasi penelitian
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam situasi masyarakat yang selalu berubah, idealnya pendidikan tidak
hanya berorientasi pada masa lalu dan masa kini, melainkan sudah dalam
tahap proses yang mengantisipasi dan membicarakan masa depan. Pendidikan
seharusnya melihat jauh ke depan dan memikirkan apa yang akan dihadapi
peserta didik di masa yang akan datang. Pendidikan yang baik ialah
pendidikan yang tidak hanya mempersiapkan para siswanya untuk sesuatu
profesi atau jabatan, melainkan untuk menyelesaikan masalah-masalah yang
dihadapinya dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu masalah pokok dalam
pembelajaran pendidikan formal ialah masih rendahnya daya serap peserta
didik. Hal ini terlihat rerata hasil belajar peserta didik yang senantiasa masih
sangat memprihatinkan. Melihat hal ini artinya hasil kondisi pembelajaran
yang masih bersifat konvensional dan tidak menyentuh ranah dimensi peserta
didik itu sendiri, yaitu bagaimana sebenarnya belajar itu. Dalam arti
substansial, proses pembelajaran hingga dewasa ini masih memberikan
dominasi guru serta tidak memberikan akses bagi peserta didik untuk
berkembang secara mandiri melalui penemuan dan proses berpikirnya.1
Selain itu, masalah yang dihadapi dalam dunia pendidikan kita adalah
masalah lemahnya proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, anak
kurang didorong untuk mengembangkan kemampuan berpikir. Terkadang
anak itu pintar secara teori tetapi mereka miskin di penerapannya seperti
mereka tahu bagaimana membuat karya tulis tetapi mereka bingung harus
darimana memulainya. Gejala-gejala semacam ini merupakan gejala umum
dari hasil proses pendidikan kita.
1 Trianto, Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik, (Jakarta :
Prestasi Pustaka Publisher, 2007), h. 1.
2
Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik
secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritul
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.2
Dalam proses pendidikan yang utama ialah melibatkan guru serta siswa
yang mana memiliki cita-cita yang mulia, maka demikian segala aktifitas
yang akan dilakukan oleh elemen-elemen yang berada pada lingkungan
sekolah baik yang ada di dalam maupun di luar sekolah harus sesuai dengan
cita-cita pendidikan itu sendiri. Namun pendidikan dilakukan bukan hanya
semata-mata dengan perkataan saja, tetapi dengan sikap, tingkah laku serta
perbuatan.
Pada hakikatnya program pembelajaran bertujuan tidak hanya untuk
memahami serta menguasai apa dan bagaimana suatu terjadi, melainkan
memberi pemahaman serta penguasaan terhadap point “mengapa hal itu
terjadi”. Sehingga tujuan akhir pembelajaran berupa menghasilkan siswa
yang memiliki pengetahuan dan juga keterampilan dalam memecahkan
masalah di masyarakat yang dapat direalisasikan.
Dalam lampiran Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor
22 Tahun 2016 tentang standar proses pendidikan dasar dan menengah
dinyatakan bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan
diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang,
memotivasi peserta didik untuk aktif, dan memberikan ruang yang cukup bagi
prakarsa, kreativitas, serta kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan
perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Untuk itu setiap satuan
pendidikan melakukan perencanaan pembelajaran, pelaksanaan proses
2 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Peoses Pendidikan, (Jakarta:
Kencana, 2008), h. 1-2.
3
pembelajaran serta penilaian proses pembelajaran untuk meningkatkan
efisiensi dan efektivitas ketercapaian kompetensi lulusan.3
Apabila ingin meningkatkan efisiensi serta efektivitas ketercapaian
lulusan (prestasi), tentunya tidak akan terlepas dari upaya peningkatan
kualitas pembelajaran di sekolah. Misalnya dengan adanya penataran guru,
penyediaan buku paket, dan alat-alat laboratorium serta penyempurnaan
kurikulum. Berdasarkan hasil evaluasi upaya-upaya tersebut ternyata belum
berhasil secara optimal sebagaimana yang diinginkan. Salah satu perubahan
paradigma pembelajaran tersebut ialah orientasi pembelajaran yang awalnya
berpusat pada guru beralih pada murid, metodologi yang semula lebih
didominasi ekspositori berubah menjadi partisipatori, serta pendekatan yang
awalnya lebih banyak bersifat tekstual berganti menjadi kontekstual. Melihat
perubahan ini hanya dimaksudkan untuk memperbaiki mutu pendidikan, baik
dari segi proses maupun hasil pendidikan.4
Satu hal lagi bahwa Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
sebagai hasil pembaharuan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) tersebut
juga menghendaki, bahwasannya suatu pembelajaran pada hakikatnya tidak
hanya mempelajari mengenai konsep, teori serta fakta tapi juga aplikasi
dalam kehidupan sehari-hari. Terkait hal ini materi pembelajaran tidak hanya
tersusun mengenai hal-hal sederhana yang sifatnya hafalan serta pemahaman,
melainkan juga tersusun mengenai materi yang kompleks yang dimana
membutuhkan analisis, aplikasi dan sintesis, seperti dalam pembelajaran
pendidikan agama Islam mengenai materi makanan halal dan haram. Banyak
peserta didik yang kurang menyukai pembelajaran pendidikan agama Islam
dikarenakan kurangnya guru dalam menumbuhkan ketertarikan peserta didik
dalam pembelajaran. Mindset peserta didik sudah terprovokator dengan
identiknya pelajaran agama Islam melalui hafalan yang sangat banyak.
3 Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, Panduan Pembelajaran Untuk
Sekolah Menengah Pertama, (Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2016), Cet. 1, h.
16. 4 Trianto, op.cit., h. 2.
4
Akhirnya memunculkan pemikiran yang kurang disenangi oleh peserta didik.
Padahal pendidikan agama Islam ini sangat penting untuk di dunia dan di
akhirat. Maka dari itu, guru harus bijaksana dalam menentukan suatu model
pembelajaran yang sesuai agar dapat menciptakan situasi serta kondisi kelas
yang kondusif agar proses belajar mengajar dapat berlangsung sesuai dengan
tujuan yang diinginkan.5
Mengenai hal itu, terdapat inovasi yang menarik mengiringi perubahan
paradigma tersebut yakni ditemukan dan diterapkannya model-model
pembelajaran inovatif dan konstruktif atau lebih tepat dalam mengembangkan
dan menggali pengetahuan peserta didik secara konkret dan mandiri. Inovasi
ini bermula dan diadopsi dari metode kerja para ilmuwan dalam menemukan
suatu pengetahuan baru.6
Jika dilihat dari karakteristik peserta didik, daya dukung sekolah,
lingkungan sekolah dan adanya wawancara terlebih dahulu dengan guru
pendidikan agama Islam di SMPN 03 Tangerang Selatan. Maka, salah satu
model pembelajaran yang diterapkan oleh guru tersebut ialah Problem Based
Learning (PBL). Makna problem based learning ialah suatu model
pembelajaran yang dimana guru memberikan suatu masalah mengenai materi
yang dipelajari kepada peserta didik dengan menekankan siswa mampu
menyelesaikan masalah yang diberikan oleh guru secara individual maupun
kelompok.
Model PBL ini banyak digunakan dalam pembelajaran Fikih. Hal ini bisa
menjadi upaya agar memudahkan peserta didik dalam menyelesaikan masalah
di kehidupan sehari-hari. Dalam sekolah yang berstatus umum seperti SD,
SMP, dan SMA/SMK, pelajaran Fikih ini tidak dijadikan mata pelajaran
sendiri tetapi masuknya ke dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam.
Dengan adanya pembelajaran agama Islam ini salah satunya peserta didik
akan mampu membedakan mana makanan yang halal dan haram, karena
5 Ibid., h. 3. 6 Ibid., h. 3.
5
apapun yang kita makan itu harus sesuai ketentuan Islam agar apa yang
dihasilkan kelak menjadi baik. Sebagaimana dalam Al-Qur’an telah
dijelaskan :7
رأض حللا طيباا ول ت تبعو ا في الأ يأط يا أي ها الناس كلوا مم و ان إنه لكمأ عد ا خطوات الش
(861مبين )
"Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa
yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah
syaitan; Karena sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata
bagimu." (QS. Al-Baqarah (2): 168).8
Ketentuan terkait persoalan halal atau haramnya makanan sudah di atur
dalam al-Qur’an dan al-Sunnah berupa anjuran dan larangan konsumsi, baik
dari aspek jenis makanan yang dianjurkan dan yang dilarang maupun dari
aspek proses dan cara perolehan makanan itu sendiri. Namun, seiring dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang rekayasa pangan,
persoalan kehalalan produk makanan tidak lagi dipandang sederhana. Dengan
rekayasa genetika dan teknologi pangan saat ini, telah memungkinkan semua
yang ada dimuka bumi ini dapat dijadikan sebagai bahan baku makanan yang
dikonsumsi manusia. Ditambah masalah produk serta bahan baku makanan
yang diimpor terutama dari negeri yang penduduknya manyoritas non
muslim. Sepintas bahan makanan tersebut terlihat dari jenis barang yang
halal, namun tidak menutup kemungkinan dalam proses pembuatan,
penyimpanan, penyajian, serta peralatannya bercampur, bersentuhan dengan
bahan-bahan yang tidak suci atau tidak halal. Datangnya globalisasi di bidang
pangan tentu akan membawa konsekuensi dimana banyak makanan impor
baik yang jelas keharamannya atau yang tidak jelas keharamannya beredar di
luaran sana.
7Ursilatul Laili, “Mengkonsumsi Makanan Halal dan Haram dalam Islam”,
www.kompasiana.com/ursilatullaili/5c79175d12ae9409d03d8ff5/mengkonsumsi-makanan-halal-
dan-haram-dalam-islam?page=all, diakses tanggal 30 Desember 2019 pukul 13.53 WIB. 8 Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemah, (Depok: Al-Huda, 2002), h. 26.
6
Jika dilihat keadaan sekarang, dimana teknologi telah berkembang
sedemikian rupa sehingga hal-hal yang dulunya tidak ada menjadi ada dengan
bantuan teknologi. Sebagai contoh, dahulu orang membuat roti cukup dengan
menggunakan bahan dasar terigu, ragi dan air. Akan tetapi, sekarang tidak
cukup hanya dengan bahan utama itu saja, tetapi perlu ada tambahan bahan
lainnya yang disebut dengan bahan tambahan makanan seperti shortening
(mentega putih), perisa atau flavor (bahan untuk menimbulkan aroma dan
rasa tertentu), serta anticacking agent. Diantara bahan-bahan tambahan
tersebut banyak orang tidak mengetahui asal usulnya, kecuali hanya sebagian
kecil atau ahli yang mengetahui bahwa diantara bahan tambahan makanan
tersebut ada yang mengandung bahan yang diharamkan, seperti lemak babi
atau bahan yang dapat berasal dari lemak babi yang diperoleh melalui reaksi
kimia. Dengan demikian, diperlukan usaha yang maksimal untuk mengetahui
mana yang halal dan mana yang tidak halal. Persoalan lain yang muncul
akibat proses teknologi pangan mengenai berbagai produk yang selalu hadir
ditengah-tengah masyarakat, yakni produk atau bahan pangan yang
diproduksi dari bahan yang berasal dari bahan-bahan hewani yaitu sapi,
kambing, kerbau, ayam, dan lain-lain yang dihalalkan secara syar‟i, tetapi
dalam proses penyembelihannya tidak memenuhi standar persyaratan yang
digariskan syariat Islam. Pada awalnya produk pangan tersebut berasal dari
jenis yang dihalalkan, namun menjadi haram ketika mengalami proses
teknologi yang menggunakan perangkat moderen.9
Ditambah lagi, banyak bahan utama serta bahan tambahan makanan yang
harus diimpor untuk memproduksi bahan pangan olahan di dalam negeri,
yang tidak diketahui status kehalalannya. Maka, apabila tidak ada jaminan
kehalalan suatu bahan atau produk pangan, akan meyulitkan peserta didik
untuk memilih mana makanan yang halal dan mana yang haram. Untuk itulah
diperlukan kesadaran, pemahaman, pengawasan, serta kontrol pemerintah
menjadi sesuatu yang nyata sebagai usaha perlindungan umat Muslim dan
9 Iqbal Muhammad, “Standarisasi Produk Pangan Halal (Studi Komparatif Perspektif Hukum
Islam dan Hukum Positif)”, Jurnal Mimbar Akademika, Vol. 3, 2018, h. 125.
7
Muslimah agar hidup nyaman termasuk makanan yang dikonsumsinya. Peran
pemerintah dalam menetapkan peraturan terkait pangan halal, diharapkan
setidaknya dapat memberikan informasi yang jelas mengenai suatu produk
dan dapat mendorong masyarakat untuk mengkonsumsi makanan secara
aman dan memenuhi standar. Di lain hal, peserta didik harus dibekali dengan
pengetahuan yang cukup terkait masalah ini, bahkan guru agama atau para
ulama harus bekerjasama dengan para ilmuwan dalam menentukan kehalalan
suatu bahan atau produk pangan mengingat permasalahan ini memerlukan
pengetahuan yang mendalam mengenai asal usul bahan itu sendiri di samping
pengetahuan hukum Fiqih.10
Dengan perkembangan yang terus maju akan semakin banyak
permasalahan di kehidupan sehari-hari khususnya seputar makanan halal &
haram yang timbul dan baru untuk dapat diselesaikan solusinya. Dengan
demikian pembelajaran agama Islam di sekolah sangat penting untuk
menjawab permasalahan-permasalah tersebut. Namun tantangan yang paling
utama dari pembelajaran agama Islam ini ialah dalam hal implementasi.
Karena dengan kemajuan perkembangan yang modern ini memang sudah
dituntut bahwasannya pembelajaran agama Islam ini bukan hanya
mentransfer pengetahuan agama saja melainkan bagaimana peserta didik
dapat menerapkannya dan memilikinya dalam kehidupan sehari-hari. Maka
dari itu, SMPN 03 Tangerang Selatan menggunakan problem based learning
(pembelajaran berbasis masalah) dalam materi makanan halal dan haram
untuk menjadi solusi pemecahan masalah yang terjadi di dunia nyata.
Dalam pembelajaran pendidikan agama Islam sendiri Problem based
Learning ini memiliki tujuan yang sesuai dengan kurikulum sekarang yaitu
kurikulum 2013, dikarenakan dalam kurikulum 2013 guru Pendidikan Agama
Islam ditekankan untuk dapat memperbaiki dan membuat karakter-karakter
10 Ibid., h. 128.
8
peserta didik yang mandiri, kreatif, cerdas serta berakhlak mulia.11 Guru
dituntut harus kreatif serta tepat dalam menggunakan berbagai model
pembelajaran yang dimana model pembelajaran ini memudahkan anak didik
untuk mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Jika dilihat arti
model pembelajaran itu sendiri ialah panduan bagi para pendidikan untuk
melaksanakan proses belajar mengajar. Sedangkan Joyce dan Weil
berpendapat bahwa model pembelajaran ialah suatu rencana atau pola yang
dapat digunakan untuk membentuk kurikulum (rencana pembelajaran jangka
panjang), merancang bahan-bahan pembelajaran serta membimbing
pembelajaran di kelas atau yang lain. Model pembelajaran dapat dijadikan
pola pilihan yang berarti para guru dapat memilih model pembelajaran yang
sesuai dan efisien untuk mencapai tujuan pendidikannya.12
Dari segi psikologi belajar, PBL bersandarkan pada ranah kognitif yang
berarti belajar ialah proses perubahan tingkah laku berkat adanya
pengalaman. Sedangkan dari segi filosofis mengenai fungsi sekolah sebagai
wadah untuk mempersiapkan peserta didik agar dapat hidup di masyarakat,
maka PBL ialah strategi yang memungkinkan dan sangat penting diterapkan.
Berangkat dari teori Jean Piaget sebagaimana dikutip oleh martinis
Yamin dalam strategi pembelajaran berbasis kompetensi bahwa dalam
penelitiannya : “Organisme itu bukan suatu penyebab yang pasif dalam
perkembangan genetik. Perubahan genetik bukanlah kejadian kebetulan yang
menyebabkan makhluk tetap bertahan hidup oleh proses selesksi yang
dikuasai lingkungan. Adaptasi biologi dan proses interaksi antara organisme
dan lingkungan menyebab makhluk itu hidup.”13
11 Ninin Dwi Novita, dkk, “Efektifitas Model Problem Based Learning Pada Pembelajaran
Pendidikan Agama Islam Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Di SMA Negeri 1 Pandaan”,
Jurnal Pendidikan Agama Islam, Vol. 4, 2019, h. 166. 12 Rusman, op.cit., h. 132. 13 Martinis Yamin, Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi, (Jakarta: Gaung Persada
Press, 2003), h. 8.
9
Perkembangan biologi memberikan gambaran dasar terkait
perkembangan intelek, kecerdasan, dan sistem hidup yang lain serta proses
adaptasi dengan lingkungan. Paradigma konstruktivisme oleh Jean Piaget
sebagaimana dikutip oleh martinis Yamin dalam strategi pembelajaran
berbasis kompetensi yaitu melandasi timbulnya strategi kognitif yang disebut
teori meta cognition, yang artinya keterampilan yang dimiliki oleh peserta
didik dalam mengatur serta mengontrol proses berfikirnya.14 Bahkan perintah
berpikir ini sudah dijelaskan dalam Al-Qur’an :
لون الأ ن أن أفسكمأ وأن أتمأ ت ت أ (44كتاب أفل ت عأقلون )أتأأمرون الناس بالأبر وت نأسوأ
“Mengapa kamu suruh orang lain (mengerjakan) kebaktian, sedang
kamu melupakan diri (kewajiban)mu sendiri, padahal kamu membaca
Al Kitab (Taurat)? Maka tidaklah kamu berpikir?” (QS. Al-Baqarah (2):
44).15
Terdapat dua aspek yang menjadi penilaian dalam pelajaran pendidikan
agama Islam itu sendiri yakni aspek teori serta aspek praktek. Dimana kedua
aspek tersebut sama-sama penting dan bernilai cukup besar. Namun menurut
penulis dua-duanya cukup penting dalam menunjang penilaian yang terbaik.
Jika sudah dapat teorinya lalu akan di praktikkan yang dimana dua-duanya
tersebut dapat berguna dalam kehidupan sehari-hari. Tetapi jika dilihat
belakangan ini, banyak orang yang sudah mengerti teorinya namun banyak
yang tidak mempraktikkannya sesuai teori. maka penulis bisa simpulkan
bahwa ketika anda dapat mempraktikkannya secara otomatis anda pun akan
mengerti teorinya.
Seperti halnya mendapatkan pengalaman di luar kelas ialah bagian
strategi kognitif di mana seseorang akan belajar dari pengalaman dirinya dan
pengalaman orang lain. Pengalaman yang didapat oleh siswa di luar kelas
akan tercatat dalam benaknya dengan bentuk gagasan-gagasan serta
tanggapan-tanggapan. Hal ini akan tertuang dalam kata-kata yang
14 Ibid., h. 9. 15 Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemah, (Depok: Al-Huda, 2002), h. 8.
10
disampaikan kepada orang yang mendengarkan ceritanya. Dengan begitu,
pengalaman siswa akan dapat dipresentasikannya dalam bentuk kata-kata dan
orang lain akan mengerti apa yang dimaksudnya.16
Dari penjelasan di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
terkait implementasi problem based learning dalam materi makanan halal &
haram. berdasarkan hal tersebut, peneliti melakukan penelitian dengan
mengangkat judul “IMPLEMENTASI PROBLEM BASED LEARNING
DALAM MATERI MAKANAN HALAL & HARAM DI SMPN 03
TANGERANG SELATAN”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, terdapat beberapa masalah yang
dapat diidentifikasi diantaranya:
1. Hasil pelajaran pendidikan agama Islam materi fikih yang rendah.
2. Masih banyak guru yang kurang mendorong kemampuan berfikir siswa
dalam proses pembelajaran.
3. Masih banyak guru yang kurang melibatkan peserta didik dalam
pembelajaran.
4. Masih banyak guru yang kurang memberikan pemahaman keagamaan
kepada peserta didik.
5. Masih banyak guru yang kurang update dalam menerapkan berbagai
model pembelajaran.
6. Masih banyak guru yang kurang kreatif dalam menentukan model
pembelajaran.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah yang dilakukan penulis tersebut di atas,
penelitian ini dibatasi hanya seputar masalah pada implementasi Problem
Based Learning Dalam Materi Makanan Halal & Haram Kelas VIII SMPN 03
Tangerang Selatan. Dengan fokus penelitian ini untuk memaparkan :
16 Yamin, op.cit., h. 3.
11
1. Perencanaan guru dalam problem based learning untuk materi makanan
halal & haram pada kelas VIII SMP.
2. Implementasi problem based learning dalam materi makanan halal &
haram pada kelas VIII SMP.
3. Pelaksanaan evaluasi problem based learning dalam materi makanan
halal & haram pada kelas VIII SMP.
D. Rumusan Masalah
Setelah menelaah identifikasi dan pembatasan masalah serta berkaitan
dengan kebutuhan pendekatan yang tepat untuk mengurai objek penelitian,
maka penelitian ini akan difokuskan kajiannya pada rumusan masalah yaitu:
Bagaimana implementasi problem based learning dalam materi makanan
halal & haram kelas VIII di SMPN 03 Tangsel?
E. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui perencanaan pembelajaran problem based learning
dalam materi makanan halal & haram kelas VIII di SMPN 03 Tangsel.
2. Untuk mengetahui implementasi Problem Based Learning dalam materi
makanan halal & haram kelas VIII di SMPN 03 Tangsel.
3. Untuk mengetahui pelaksanaan evaluasi problem based learning dalam
materi makanan halal & haram kelas VIII di SMPN 03 Tangsel.
12
F. Manfaat Penelitian
Penulis memiliki harapan agar penulisan penelitian ini memberi manfaat
baik bagi penulis sendiri maupun bagi masyarakat pembaca terutama
kalangan akademisi, peneliti, praktisi, pengelola pendidikan, dan lain seba
gainya. Diantara manfaat tersebut adalah:
1. Kegunaan Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan serta ilmu
pengetahuan khsuusnya pada Pendidikan Agama Islam tentang model
pembelajaran materi makanan halal & haram.
2. Kegunaan Praktis
a. Bagi Peneliti
Dapat menambah wawasan serta ilmu pengetahuan baru kepada
peneliti, dan dapat menjadikan pengelaman seta pembelajaran
tersendiri untuk peneliti sebagai calon guru Pendidkan Agama Islam
yang akan datang.
b. Bagi Lembaga Pendidikan
Dapat dijadikan masukan sehingga dapat meningkatkan mutu
dunia pendidikan terkhusus untuk model pembelajaran Pendidikan
Agama Islam agar lebih baik lagi ke depannya.
c. Bagi Masyarakat
Dapat menambah pengetahuan masyarakat mengenai Problem
Based Learning dalam pembelajaran pendidikan agama Islam terkait
materi makanan halal & haram.
d. Bagi Peneliti Lain
Dapat memberikan informasi mengenai pembelajaran
Pendidikan Agama Islam serta dapat dijadikan seagai sumber
rujukan untuk melakukan penelitian yang sama.
13
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Kajian Pustaka
1. Problem Based Learning
a. Pengertian Problem Based Learning
Problem based learning pertama kali diperkenalkan pada awal
tahun 1970-an di Universitas Mc Master Fakultas Kedokeran
Kanada, sebagai satu usaha untuk menemukan solusi dalam
diagnosis dengan membuat pertanyaan-pertanyaan sesuai kondisi
atau situasi yang ada.1 Pengajaran berdasarkan masalah sudah
dikenal pada zaman John Dewey. Dalam buku Trianto, menurut John
Dewey belajar yang berdasarkan masalah merupakan interaksi antara
stimulus dengan respons, adalah hubungan antara dua orang belajar
dari lingkungan. Lingkungan memberi masukan kepada peserta didik
berupa bantuan dan masalah, sedangkan sistem saraf otak memiliki
fungsi menafsirkan bantuan itu secara efektif lalu masalah yang
dihadapi dapat diselidiki, dinilai, dianalisis, dan dicari
pemecahannya dengan baik. Pengalaman siswa yang diperoleh dari
lingkungan akan menjadikan kepadanya bahan dan materi guna
memperoleh pengertian dan bisa dijadikan pedoman serta tujuan
belajarnya.2
Dalam jurnal Marhamah Saleh, “Pembelajaran Berbasis Masalah
(PBM) atau Problem Based Learning (PBL) adalah suatu model
pembelajaran yang didasarkan pada prinsip menggunakan masalah
sebagai titik awal akuisisi dan integrasi pengetahuan baru”.3 Problem
based learning menggunakan berbagai macam kecerdasan yang
1 Rusman, Model-model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru , (Jakarta:
Rajawali Press, 2016), Edisi kedua, h.242.
2 Trianto, Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik, (Jakarta :
Prestasi Pustaka Publisher, 2007), h. 67-68.
3 Marhamah Saleh, “Strategi Pembelajaran Fiqh Dengan Problem-Based Learning”, Jurnal
Ilmiah Didaktika, Vol. XIV, 2013, h. 203.
14
diperlukan untuk melakukan konfrontasi terhadap tantangan dunia
nyata, kemampuan untuk menghadapi segala sesuatu yang baru dan
masalah-masalah yang dimunculkan. Problem based learning
merupakan suatu pendekatan yang menggunakan masalah dunia
nyata sebagai suatu konteks bagi peserta didik untuk belajar
mengenai cara berpikir kritis dan keterampilan pemecahan masalah
serta untuk memperoleh pengetahuan esensial dari materi pelajaran.4
Dalam jurnal John R. Savery : “It is an intuctional (and curricular)
learner-centered approach that empowers learners to conduct
research, integrate theory and practice, and apply knowledge and
skills to develop a viable solution to a defined problem”.5
Problem Based Learning ialah inovasi dalam pembelajaran
karena dalam PBL kemampuan berpikir siswa betul-betul
dioptimalisasikan melalui proses kerja kelompok atau tim yang
sistematis, sehingga siswa dapat memberdayakan, mengasah,
menguji, serta mengembangkan kemampuan berpikirnya secara
berkesinambungan.6 Problem Based Learning ini merupakan
penggunakan berbagai macam kecerdasan yang diperlukan untuk
melakukan konfrontasi terhadap tantangan dunia nyata, kemampuan
untuk menghadapi segala sesuatu yang baru serta kompleksitas yang
ada.7
Dari segi pedagogis, pembelajaran berbasis masalah di dasarkan
pada teori belajar konstruktivisme (Schmidt, 1993, Savery dan
Duffy, 1995, Hendry dan Murphy, 1995), dengan ciri :
1) Pemahaman diperoleh dari interaksi dengan skenario
permasalahan serta lingkungan belajar.
4 Maya Agustina, “Problem Based Learning (PBL): Suatu Model Pembelajaran Untuk
Mengembangkan Cara Berpikir Kreatif Siswa”, At-Ta’dib: Jurnal Ilmiah Pendidikan Agama Islam
Vol. 10, 2018, h. 166. 5 John R. Savery, “Overview Of Problem-based Leraning: Definitions and Distrinctions”, The
Interdisciplinary: Journal of Problem-based Learning, vol. 1, 2006, h. 9. 6 Rusman, op.cit., h. 229. 7 Ibid., h. 232.
15
2) Pergulatan dengan masalah serta proses inquiry masalah
menciptakan disonansi kognitif yang menstimulasi belajar.
3) Pengetahuan terjadi melalui proses kolaborasi negosiasi sosial
serta evaluasi terhadap keberadaan sebuah sudut pandang.8
Selain teori belajar konstruktivisme, ada beberapa teori belajar
lainnya yang melandasi pendekatan PBL salah satunya ialah teori
belajar penemuan dari Jerome S. Bruner yang artinya dimana siswa
menemukan kembali, bukan menemukan yang sama sekali benar-
benar baru. Belajar penemuan sesuai dengan pencarian pengetahuan
secara aktif oleh manusia, dengan sendirinya memberikan hasil yang
lebih baik, berusaha sendiri mencari pemecahan masalah serta
didukung oleh pengetahuan yang menyertainya, serta menghasilkan
pengetahuan yang benar-benar bermakna. Bruner juga menggunakan
konsep Scaffolding dan interaksi sosial di kelas maupun di luar kelas.
Scaffolding ialah suatu proses untuk membantu siswa menuntaskan
masalah tertentu melampaui kapasitas perkembangannya melalui
bantuan guru, teman atau orang lain yang memiliki kemampuan
lebih.9 Guru disarankan tidak berorientasi pada problem based
learning tersebut, akan tetapi guru hanya memantau jalan fikiran
yang disampaikan oleh siswa, argument siswa, dan memotivasi
siswa agar mengeluarkan aargument mereka, dan sekali-kali guru
tidak boleh tidak menghargai argument siswa, walaupun argument
siswa tersebut salah menurut pandangan guru.10
Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwasannya Problem
Based Learning merupakan salah satu model pembelajaran yang
dapat memberikan kesempatan kepada siswa dalam memecahkan
suatu masalah yang akan dihadapi dalam kehidupannya, sehingga
siswa dapat mempelajari pengetahuan yang berhubungan dengan
8 Ibid., h. 231. 9 Ibid., h. 244.
10 Martinis Yamin, op.cit., h. 74.
16
masalah tersebut serta memiliki keterampilan untuk
memecahkannya.
b. Ciri-ciri Khusus Problem Based Learning
Pembelajaran berbasis masalah (problem based learning) dapat
disebut sebagai rangkaian aktivitas pembelajaran yang menekankan
kepada proses penyelesaian masalah yang dihadapi secara alamiah.
Berdasarkan hal tersebut, maka problem based learning
memiliki tiga ciri utama, yakni sebagai berikut :
1) Aktivitas pembelajaran, yakni dalam implementasinya ada
sejumlah kegiatan yang harus dilakukan peserta didik. Dalam
problem based learning tidak diharapkan siswa hanya sekadar
mendengarkan, melihat, mencatat, serta menghafal materi
pelajaran, melainkan siswa aktif untuk berpikir, berkomunikasi,
mencari, juga mengolah data dan menyimpulkan.
2) Aktivitas pembelajaran diarahkan untuk menyelesaikan
masalah.
3) Pemecahan masalah dilakukan dengan menggunakan
pendekatan berpikir secara ilmiah. Proses berpikir ilmiah
dilakukan secara sistematis dan empiris. Sistematis berarti
melalui tahapan-tahapan tertentu, sedangkan empiris berarti
proses penyelesaian masalah berdasarkan pada data serta fakta
yang jelas.11
c. Karakteristik Problem Based Learning
Karakteristik Problem Based Learning adalah sebagai berikut :
1) Permasalahan menjadi starting point dalam belajar.
2) Permasalahan yang diangkat adalah permasalahan yang ada di
dunia nyata yang tidak terstruktur.
3) Permasalahan membutuhkan perspektif ganda.
11 Trianto Ibnu Badar Al-Tabany, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif, Progresif, Dan
Kontekstual: Konsep, Landasan, dan Implementasinya pada Kurikulum 2013 (Kurikulum Tematik
Integratif/TKI), (Jakarta: Prenadamedia Group, 2014), h. 65.
17
4) Permasalahan, menantang pengetahuan yang dimilki oleh siswa,
sikap, dan kompetensi yang kemudian membutuhkan
identifikasi kebutuhan belajar dan bidang baru dalam belajar.
5) Belajar pengarahan diri menjadi hal yang utama.
6) Pemanfaatan sumber pengetahuan yang beragam,
penggunaannya, dan evaluasi sumber informasi merupakan
proses yang esensial dalam PBL.
7) Belajar adalah kolaboratif, komunikasi, dan kooperatif.
8) Pengembangan keterampilan inquiry serta pemecahan masalah
sama pentingnya dengan penguasaan isi pengetahuan untuk
mencari solusi dari sebuah permasalahan.
9) Keterbukaan proses dalam PBL meliputi sintesis serta integrasi
dari sebuah proses belajar, dan
10) PBL melibatkan evaluasi serta review pengalaman siswa dan
proses belajar.12
Dalam buku Alamsyah terdapat tiga karakteristik problem based
learning, yakni :
1) Pelajaran fokus pada masalah.
2) Tanggung jawab untuk memecahkan masalah bertumpu pada
siswa.
3) Guru mendukung proses saat siswa mengerjakan masalah.13
Ada juga yang menyebutkan terdapat 6 karakteristik PBL, yaitu :
1) Pintu masuk pembelajaran ialah masalah (problem), melainkan
bukan teori.
2) Masalah yang dimunculkan ialah yang peserta didik
kemungkinan besar akan menghadapi di kehidupan sehari-hari.
3) Unit-unit kurikulum lebih di sekitar masalah daripada
berdasarkan subjek-subjek disiplin ilmu.
12 Rusman, op. cit., h. 232-233. 13 Alamsyah Said, Andi Budimanjaya, 95 Strategi Mengajar Multiple Intelligences Mengajar
Sesuai Kerja Otak dan Gaya Belajar Siswa, (Jakarta: Kencana, 2015), h. 120.
18
4) Peserta didik memiliki anggapan bahwa penanggung jawab
utama untuk mengelola belajar/pembelajaranya yakni mereka.
5) Kebanyakan pembelajaran terjadi dalam konteks kelompok-
kelompok kecil (small groups) dari pada kelompok-kelompok
besar.
6) Sedapat mungkin, peserta didik “mendemonstrasikan/
menunjukkan” simulasi solusi masalah.14
d. Prinsip-Prinsip Problem Based Learning
Adapun prinsip-prinsip PBL, sebagai berikut :
1) Pembelajaran adalah suatu proses konstruktif. (Learning should
be a constructive process). Pembelajaran adalah suatu proses
dimana peserta didik secara aktif membangun pengetahuan
mereka sendiri. Peserta didik tidak lagi pasif mendapatkan
pengetahuan tentang fakta-fakta melalui sekolahan, peserta didik
diharapkan dapat memahami tentang suatu teori berdasarkan
pengalaman mereka sendiri dan juga interaksi dengan
lingkungan sekitar.
2) Pembelajaran adalah suatu proses yang dimotori oleh keinginan
dari dalam diri sendiri (Learning should be a self directed
process). Dalam proses pembelajaran, peserta didik memiliki
tanggung jawab mulai dari perencanaan, monitoring, dan
evaluasi proses belajar mereka sendiri. Peserta didik harus dapat
menentukan tujuan belajar mereka, kemudian mencari cara yang
dapat dilakukan untuk mencapai tujuan belajar tersebut
termasuk didalamnya strategi belajar yang harus diterapkan,
sumber pembelajaran yang bisa digunakan, apa saja
kemungkinan kelemahan yang dapat menghambat
keberhasilannya dalam mencapai tujuan belajar.
3) Pembelajaran adalah suatu proses kolaborasi (learning should be
14 Burhannudin Ichsan, Dodik Nursanto, Keterampilan Belajar Dan Keterampilan Teknologi
Informasi, (Surakarta: UNS Press, 2013), h. 6.
19
a collaborative process). Dalam diskusi tutorial, peserta didik
didorong untuk berinteraksi dengan yang lain, melalui interaksi
dengan sesama anggota kelompok, peserta didik akan mampu
membentuk suatu pemahaman baru mengenai suatu
permasalahan.15
e. Langkah-langkah Problem Based Learning
Langkah pertama yang harus dilakukan guru ialah
mengobservasi suatu fenomena, lalu langkah kedua ialah
memerintahkan murid untuk mencatat permasalahan-permasalahan
yang muncul, langkah ketiga adalah tugas guru pendidikan agama
Islam untuk merangsang murid agar berfikir kritis dalam
memecahkan permasalahan yang ada, dan Langkah keempat yakni
guru diharapkan mampu untuk memotivasi murid agar mereka
berani bertanya, berargument, serta mendengarkan argument yang
berbeda dengan mereka.16
Langkah-langkah Problem Based Learning adalah sebagai
berikut:
1) Fase pertama (Orientasi siswa pada masalah). Guru menjelaskan
tujuan pembelajaran, menjelaskan logistik yang diperlukan,
serta memotivasi siswa terlibat pada aktivitas pemecahan
masalah.
2) Fase kedua (Mengorganisasi siswa untuk belajar). Guru
membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas
belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut.
3) Fase ketiga (Membimbing pengalaman individual/kelompok).
Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang
sesuai, melaksanakan eksperimen untuk mendapatkan
penjelasan dan pemecahan masalah.
15 Maya Agustina, op.cit., h. 167-168.
16 Abdul Majid, Belajar Dan Pembelajaran, ( Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012), h.
172
20
4) Fase keempat (Mengembangkan dan menyajikan hasil karya).
Guru membantu siswa dalam merencanakan dan menyiapkan
karya yang sesuai seperti laporan, dan membantu mereka untuk
berbagai tugas dengan temannya.
5) Fase kelima (Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan
masalah). Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi atau
evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan proses yang mereka
gunakan.17
f. Kelebihan dan Kekurangan Model Problem Based Learning
Dalam model pembelajaran pasti akan adanya kelebihan juga
kekurangan, dalam hal ini model problem based learning pun
memilikinya diantaranya sebagai berikut:
1) Kelebihan Model Problem Based Learning
a) Dapat membuat pendidikan di sekolah menjadi relevan
dengan kehidupan.
b) Dapat membiasakan para siswa menghadapi dan
memecahkan masalah secara terampil, yang selanjutnya
dapat mereka gunakan pada saat menghadapi masalah yang
sesungguhnya di masyarakat.
c) Dapat merangsang pengembangan kemampuan berpikir
secara kreatif serta menyekuruh, karena dalam proses
pembelajarannya, para siswa banyak melakukan proses
mental dengan menyoroti permasalahan dari berbagai
aspek.18
d) Melatih siswa untuk belajar mandiri.
e) Ilmu serta pengetahuan yang diperoleh siswa bersifat nyata
dan juga aplikatif.
f) Meningkatkan kemampuan analisis siswa.
17 Rusman, op.cit., h. 243. 18 Samsul Arifin, “Metode Problem Based Learning Dalam Peningkatan Pemahaman Fikih
Kontemporer”, TA’LIM : Jurnal Studi Pendidikan Islam, Vol. 2, 2019, h. 100.
21
g) Menumbuhkan kebanggaan dalam diri siswa ketika ia
berhasil memecahkan masalah yang ia hadapi.
h) Ilmu serta pengetahuan yang diperoleh cenderung bersifat
permanen dalam arti melekat dalam ingatan siswa.19
2) Kekurangan Model Problem Based Learning
a) Sering menemukan kesulitan dalam menemukan masalah
yang sesuai dengan tingkat berpikir para siswa. Hal ini
terjadi karena adanya tingkat perbedaan tingkat kemampuan
berpikir para siswa.
b) Sering memerlukan waktu yang lebih banyak. Hal ini terjadi
antara lain karena dalam memecahkan masalah tersebut
sering keluar dari konteks atau cara pemecahannya yang
kurang efisien.
c) Sering mengalami kesulitan dalam perubahan kebiasaan
belajar dari yang semula belajar dengan mendengar,
mencatat dan menghafal informasi yang disampaikan guru,
menjadi belajar dengan cara mencari data, menganalisis,
menyusun hipotesis dan memecahkannya sendiri.20
d) Pada umumnya guru kesulitan mencari masalah atau kasus
yang sesuai dengan bidang studi.
e) Membutuhkan waktu dan proses yang lebih lama dari
model pembelajaran konvensional.
f) Untuk beberapa jenis mata pelajaran, kasus atau masalah
yang diberikan kepada siswa membutuhkan biaya dan
tenaga tambahan. Contoh dari biaya serta tenaga tambahan
seperti penyediaan bahan atau peralatan praktik.21
2. Fikih
a. Pengertian Fikih
19 Jasa Ungguh Muliawan, 45 Model Pembelajaran Spektakuler, (Yogyakarta : Ar-Ruzz
Media, 2016), h. 264. 20 Samsul Arifin, loc.cit. 21 Jasa Ungguh Muliawan, loc.cit.
22
“Kata Fikih berasal berasal dari bahasa Arab, yakni bentuk masdar
dari akar kata فقه ، يفقه ، فقها secara bahasa, artinya pemahaman mendalam
yang dapat menangkap tentang asal, tujuan ucapan, serta perbuatan.
Fikih menurut bahasa Arab adalah paham atau pengertian.
Sedangkan menurut istilah adalah ilmu untuk mengetahui hukum-hukum
syara’ yang pada perbuatan anggota, diambil dari dalil-dalil yang tafsili
(terperinci).22
Menurut Imam Syafi’i, sebagaimana dikutip oleh Imam Subki dalam
kitab Jam’ul al-Jawami yakni fikih adalah ilmu yang membahas tentang
hukum syara’ yang dimana berhubungan dengan perbuatan yang
diperoleh melalui dalil-dalil secara terperinci.23
Dengan demikian, secara ringkas dapat dikatakan, “Fikih itu adalah
dugaan kuat yang dicapai seorang mujtahid dalam usahanya menemukan
hukum Allah.” Dari pengertian fikih dan syariah di atas terlihat kaitan yang
sangat erat antara fikih dengan syariah. Syariah diartikan dengan ketentuan
yang ditetapkan Allah tentang tingkah laku manusia di dunia dalam
mencapai kehidupan yang baik di dunia dan di akhirat. Ketentuan Allah itu
terbatas dalam firman Allah dan penjelasannya yang diwahyukan melalui lisan
Nabi. Semua tindakan manusia di dunia dalam mencapai kehidupan yang
baik itu harus tunduk kepada kehendak Allah dan Rasulullah. Kehendak Allah
dan Rasul itu sebagian terdapat secara tertulis dalam kitab-Nya yang disebut
syari'ah, sedangkan sebagian besar lainnya tersimpan di balik atau di luar
yang tertulis itu. Untuk mengetahui keseluruhan apa yang dikehendaki Allah
tentang tingkah laku manusia itu, harus ada pemahaman mendalam tentang
syariah, sehingga secara amaliah syariah itu dapat diterapkan dalam
kondisi dan situasi bagaimanapun. Hasil pemahaman itu dituangkan dalam
bentuk ketentuan yang terinci. Ketentuan terinci tentang tingkah laku
22 Sulaiman Rasjid, Fiqh Islam, (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2015), h. 12.
23 Sapiudin Shidiq, Ushul Fiqh, (Jakarta: Kencana, 2017), h. 4.
23
manusia mukalaf yang diramu dan diformulasikan sebagai hasil
pemahaman terhadap syariah itu disebut fikih.24
b. Materi Fikih Kelas VIII SMP
1) Makanan Halal & Haram
Makanan ialah bahan yang berasal dari tumbuhan atau
binatang yang dimakan oleh makhluk hidup untuk mendapatkan
tenaga serta nutrisi dan juga sebagai bertahan hidup. Sedangkan
halal & haram adalah masalah yang paling dahulu berhubungan
dengan manusia. Masalah tersebut telah ada semenjak manusia
belum diturunkan ke bumi dan merupakan pelajaran pertama
yang diterima dari Tuhannya. Halal dan haram berlaku untuk
semua ciptaan Allah serta menjadi pondasi nerasa kehidupan.25
Al-Raghib al-Ishfahani dalam buku Ali Mustafa yaqub berkata,
“Thayyib (baik). Dikatakan untuk sesuatu yang benar-benar baik
ialah thayyib. Pada dasarnya, kata ini artinya sesuatu yang
dirasakan enak oleh indra dna jiwa. Al-Thayyibat ialah bentuk
jamak dari Thayyib, yang diambil dari derivasi thab-yathibu-
thayyibah: sesuatu yang baik maka disebut thayyib.26 al-Thayyib
merupakan kriteria halal dalam makanan. Thayyib di sini
diartikan sesuatu yang suci, enak serta tidak berbbahaya bagi
tubuh juga akal. Yang dimana hukumnya adalah halal. Jadi halal
itu dapat diartikan baik.
Dalam kitabnya Lisan al-‘Arab, Ibn Manzhur berkata,
“Sesuatu itu buruk, maka ia disebut “khabits” (yang buruk) atau
bisa juga berarti najis. Sedangkan menurut terminologi
merupakan sesuatu yang dipandang buruk. Khabits merupakan
kebalikan dari makna thayyib yakni sesuatu yang najis,
membahayakan pada tubuh dan akal, dan tidak lezat. Jadi, al- 24 H. Amir Syarifuddin, Ushul Fiqh, (Jakarata: Kencana, 2011). h. 5.
25 Muhammad Mutawalli Sya’rowi, Halal Dan Haram, (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 1994),
h. 12.
26 Ali Mustafa Yaqub, Kriteria Halal-Haram Untuk Pangan, Obat, Dan Kosmetika Menurut
Al-Qur’an Dan Hadis, (Jakarta: PT. Pustaka Firdaus, 2008), h. 12.
24
Khabits merupakan kriteria haram yang dimana berarti sesuatu
yang dapat membahayakan tubuh juga akal, tidak suci serta
tidak enak. Maka hukmnya ialah haram.27
Dengan kuasa Allah, manusia diturunkan ke bumi agar
melanjutkan kehidupannya ditengah-tengah ciptaan lainnya
yang disertai dengan ketentuan pemeliharaannya yang
dicerminkan dalam aturan,illahi “Kerjakan” dan “jangan
mengerjakan”, yaitu yang kita anggap sebagai “halal” dan
“haram”.Adam dan Hawwa pun turun ke bumi ini setelah
melewati pengujian aturan tersebut yang kemudian mereka
mengarungi kehidupan dan membangunnya bersama semua
ciptaan Allah. Allah Yang Maha Suci lagi Maha Tinggi telah
menghalalkan banyak hal dan mengharamkan sedikit sekali.
Karena sangat banyaknya perkara yang dihallakan maka, Allah
tidak menyempitkan ruang lingkup kita dengan apa yang
dihalalkannya, akan tetapi Dia memperhitungkan apa-apa yang
diharamkannya. Mengapa demikian? Karena hal-hal yang
dihalalkan tidak terhitung banyaknya, sedangkan hal-hal yang
diharamkan sangat sedikit sekali yang memungkinkan untuk
dihitung, sementara manusia itu sendiri tentu akan enggan untuk
menghitung sesuatu kecuali jika sedikit, yang mana jumlahnya
menghitungnya, maka sebagai contoh tidak ada seorang pun
yang mau menghitung jumlah butiran-butiran pasir atau riak-
riak gelombang lautan dan sebagainya. Kendatipun terdapat
lembaga-lembaga statistik untuk skala besar seperti sekarang
data jumlahnya satu persatu. Demikian juga dengan ni’mat-
ni’mat Allah, jumlahnya sangat banyak dan di luar kemampuan
hitungan manusia. Mengenai hal ini Allah Ta’ala telah
berfirman :
27 Ibid., h. 28-29.
25
نسان لظلوم ك وإن ت عدوا نعمت الله (43فار )ل تصوها إن ال
“Dan, jika kamu menghitung ni’mat Allah tidaklah dapat
kamu menghitungnya. Sesungguhnya manusia itu sangat dhalim
dan sangat mengingkari (ni’mat Allah).” (QS. Ibrahim/14 :
34).28
Halal berarti yang diperbolehkan oleh Allah Swt. untuk
dimakan atau dikonsumsi manusia sedangkan haram berarti
yang dilarang oleh Allah Swt. untuk dimakan atau dikonsumsi.
Jadi makanan halal & haram adalah bahan yang berasal dari
binatang atau tumbuhan yang diperbolehkan dan dilarang oleh
Islam untuk dimakan atau dikonsumsi oleh umat muslim dan
muslimah. 2) Dalil Al-Qur’an Tentang Makanan Halal & Haram
Kehalalalan Thayyibat dan keharaman khaba’its didukung
penuh dengan dalil-dalil syara’, yakni sebagai berikut :
a) Firman Allah Swt :
الالذين ي تبعون الرسول النب المي الذي ي نده تواا ت وراة دونه م ن المن هاه المعروف وي ن يل يأمره يرم و ر ويل ل الطيبات والن والغلل ا إصره ه ن البائث ويضع فال ليه ليه ذين لت كانت
زروه ونصروه وات ب عوا النور الذي أ المفل آمنوا ه و حون نزل معه أولئك ه(751)
“(Yaitu) orang-orang yang mengikuti Rasul, Nabi yang
ummi (tidak bisa baca tulis) yang (namanya) mereka dapati
tertulis di dalam Taurat dan Injil yang ada pada mereka,
yang menyuruh mereka berbuat yang makruf dan mencegah
dari yang mungkar, dan yang menghalalkan segala yang
baik bagi mereka dan mengharamkan segala yang buruk
bagi mereka, dan membebaskan beban-beban dan
belenggu-belenggu yang ada pada mereka. Adapun orang-
orang yang beriman kepadanya, memuliakannya,
28 Muhammad Mutawalli Sya’rowi, op.cit., h. 12-14.
26
menolongnya, dan mengikuti cahaya yang terang yang
diturunkan kepadanya (Al-Qur’an), mereka itulah orang-
orang beruntung. (QS. Al-A’raf/7 : 157).”
Dalam ayat di atas, Allah Swt menyandarkan
penghalalan yang baik serta pengharaman yang buruk
kepada Rasulullah Saw. Hal ini berarti bahwa Allah Swt
memberi wewenang kepada Rasulullah Saw untuk
menghalalkan atau mengharamkan sesuatu. Ayat ini juga
menunjukkan kedudukan sunnah sebagai sumber hukum
dalam masalah penghalalan dan pengharaman secara
independen.
b) Firman Allah Swt :
الطيبات و وار يسألونك ماذا أحل ل قل أحل ل من ا لمت ما لوا م الله ف لم لبين ت علمون هن ما واذكروا اس م لي ن ا أمس
ليه وات قوا الل (3) ه إن الله سريع الساب الله
“Mereka bertanya kepadamu (Muhammad), “Apakah
yang dihalalkan bagi mereka?”Katakanlah,”Yang
dihalalkan bagimu (adalah makanan) yang baik baik dan
(buruan yang ditangkap) oleh binatang pemburu yang telah
kamu latih untuk berburu, yang kamu latih menurut apa
yang telah diajarkan Allah kepadamu. Maka, makanlah apa
yang ditangkapnya untukmu, dan sebutlah nama Allah
(waktu melepasnya). Dan bertakwalah kepada Allah,
sungguh,Allah sangat cepat perhitungan-Nya(QS. Al-
Maidah/5: 4).”
Dalam ayat di atas, Allah Swt menjelaskan bahwa yang
dihalalkan kepada mereka ialah sesuatu yang baik. Pada
ayat sebelumnya, Allah Swt mengungkapkan bahwa yang
diharamkan-Nya yaitu sesuatu yang buruk serta
membahayakan bagi orang yang mengkonsumsinya, baik
terhadap tubuhnya maupun agamanya. Atau kedua-duanya.
27
c) Firman Allah Swt :
الطيبات وطعام الذين أوتوا ال الي وم أحل ل وطعام تاب حل ل الذين أوتوا حل ل والمحصنات من المؤمنات والمحصنات من
إذا آت يتموهن أجورهن مص تاب من ق بل ر مسافحين ول ال نين غي يمان ف قد حبط فر ال مله وهو الخرة من متخذي أخدان ومن ي
(5الاسرين )
“Pada hari ini, dihalalkan bagimu segala yang baik-
baik. Maknaan (sembelihan) Ahli Kitab itu halal bagimu,
dan makananmu halal bagi mereka. Dan (dihalalkan
bagimu menikahi) perempuan-perempuan yang menjaga
kehormatan diantara perempuan-perempuan yang beriman
danperempuan-perempuan yang menjaga kehormatan di
antara orang-orang yag diberi kitab sebelum kamu, apabila
kamu membayar maskawin mereka untuk menikahinya,
tidak dengan maksud berzina dan bukan untuk menjadikan
perempuan piaraan. Barang siapa kafir setelah beriman,
maka sungguh sia-sia amal mereka dan di akhirat dia
termasuk orang-orang yang rugi. (QS.Al-Ma’idah/5: 5).”
Dalam ayat di atas, Allah Swt menjelaskan secara
eksplisit bahwasannya yang dihalalkan kepada kaum
muslimin ialah sesuatu yang baik-baik.29
3) Makanan Yang Halal
Adapun makanan yang diperbolehkan untuk dimakan oleh
manusia adalah :
a) Makanan yang dibolehkan ialah makanan yang halal dan
baik, seperti dalam Firman Allah :
البائث ليه ويل ل الطيبات ويرم
29 Ali Mustafa Yaqub, op, cit., h. 32-33.
28
“Dan menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan
mengharamkan bagi mereka segala yang buruk.” (Al-
A’raf/7: 157).30
Islam menyeru manusia secara umum untuk memakan
yang baik-baik dari meja makan besar yang telah disediakan
buat mereka yakni bumi yang segala isinya diciptakan
untuk mereka dan tidak mengikuti langkah-langkah dan
jalan-jalan syetan yang memanipulasi sebagian manusia
dengan menampakkan indah tindakan mengharamkan apa
yang dihalalkan Allah, lantas diharamkannya sebagian dari
yang baik-baik untuk mereka, dan diseretnya mereka ke
lembah kesesatan. Maka, Islam mengarahkan seruannya
kepada manusia secara keseluruhan yang dijelaskan dalam
al-Qur’an, yakni :
ي اس كلوا ما الرض حللا طيباا ول يا أي ها الن طان ت تبعوا خطوات ال
دو مبين ) (761إنه ل
“Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi
baik dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu
mengikuti langkah-langkah syetan, karena sesungguhnya
syetan itu adalah musuh yang nyata bagimu. (Al-
Baqarah/2 : 168).”
Dalam seruan khusus untuk orang-orang Mu’min
yaitu Allah memerintahkan mereka untuk memakan rezeki
yang baik-baik yang diberikan-Nya kepada mereka, dan
menunaikan hak nikmat itu dengan bersyukur kepada Yang
Memberi Nikmat.31
b) Binatang Sembelihan
30 Hasan Shaleh, Kajian Fiqh Nabawi & Fiqh Kontemporer, (Jakarta: Rajawali Pers, 2008), h.
262. 31 Yusuf Qardhawi, Penj. Drs. Abu Sa’id al-Falahi, Aunur Rafiq Shaleh Tamhid Lc, Halal
Dan Haram, (Jakarta : Robbani Press, 2000), h. 47-48.
29
Binatang sembelihan yang halal ialah hewan yang
disembelih atas nama Allah Swt. Firman Allah :
ليه وإنه لفس الله ول تأكلوا ما ل يذكر اس ياطين ليوحون إ ق وإن ال
وإن ليجادلوك ركو أوليائه لم إن (727ن )أطعتموه
“Dan janganlah kamu memakan binatang-binatang
yang tidak disebut nama Allah ketika menyembelihnya.
Sesungguhnya perbuatan yang semacam itu adalah suatu
kefasikan. Sesungguhnya setan itu membisikkan kepada
kawan-kawannya agar mereka membantah kamu, dan jika
menuruti mereka, sesungguhnya kamu tentulah menjadi
orang-orang yang musyrik. (QS. Al-An’am/6 : 121).”32
Binatang dilihat dari segi tempatnya terbagi menjadi
dua macam, yakni binatang laut dan binatang darat.
Binatang laut adalah binatang yang hidup di dalam air
semuanya halal, dimana pun dia berada, baik yang diambil
dari dalam air dalam keadaan hidup maupun sudah menjadi
bangkai, baik terapung maupun tidak terapung, baik berupa
ikan maupun binatang lain seperti anjing laut, babi laut, atau
lainnya, terlepas apakah yang menangkapnya itu Muslim
ataupun non Muslim. Allah memberikan keleluasaan
kepada hamba-hamba-Nya dengan memperbolehkan semua
binatang laut, tanpa mengharamkan suatu jenis tertentu, dan
tanpa mensyaratkan penyembelihan seperti halnya binatang
lainnya. Bahkan Allah menyerahkan sepenuhnya kepada
manusia untuk membunuh dan mempergunakannya sesuai
dengan keperluannya, dengan tidak menyakitinya sedapat
mungkin. Allah berfirman :
32 Hasan Shaleh, op.cit., h. 263.
30
ا طريا و تستخرجوا منه حلي ا وهو الذي سخر البحر لتأكلوا منه لما
رون )ت لبسون ها وت رى الفلك مواخر فيه ولتبت غوا من ت (73 فضله ولعل
“Dan Dialah yang menundukkan lautan (untukmu),
agar kamu dapat memakan daging yang segar (ikan)
darinya, dan (dari lautan itu) kamu mengeluarkan
perhiasan yang kamu pakai. Kamu (juga) melihat perahu
berlayar padanya, dan agar kamu mencari sebagian
karunia-Nya, dan agar kamu bersyukur. (QS. An-Nahl/16:
14).”33
Dengan demikian binatang yang hidupnya di dalam air
semuanya halal, baik yang berupa ikan ataupun bukan, mati
karena ada penyebabnya ataupun karena mati sendiri.
Firman Allah Swt :
وللسيارة أحل اا ل صيد البحر وطعامه متا ل
“Dihalalkan bagimu binatang buruan laut dan
makanan (yang berasal) dari laut sebagai makanan yang
lezat bagimu dan bagi orang yang dalam perjalanan.
(QS.Al-Ma’idah/5 : 96).”34
Sedangkan binatang darat ada yang halal dan juga ada
yang tidak halal. Namun yang boleh dimakan atau
dikonsumsi oleh manusia dibedakan menjadi 2 macam :
(1) Binatang-binatang yang bisa ditangkap, misalnya
binatang ternak semacam unta, sapi, kambing, serta
binatang-binatang jinak lainnya seperti burung-burung
yang dipelihara di rumah-rumah dan sebagainya. Maka,
Islam mensyaratkan supaya disembelih menurut
sembelihan syara’.
Syarat-syarat penyembelihan menurut syara’ :
33 Yusuf Qardhawi, op. cit., h. 57-58.
34 Sulaiman Rasjid, Fiqh Islam (hukum fiqh lengkap), (Bandung: Sinar Baru Algensindo,
1994), h. 466.
31
(a) Binatang tersebut harus disembelih atau dipotong
(nahr) dengan alat yang tajam agar dapat
mengalirkan darahnya dan mencabut nyawanya,
walaupun hanya berupa kayu atau batu.
Diriwayatkan dari Adi bin Hatim ath-Tha’i, dia
berkata “Wahai Rasulullah, kami berburu dan
menangkap seekor binatang, tetapi kami tidak
mempunyai pisau kecuali batu tajam dan belahan
tongkat. Lalu beliau menjawab “Alirkanlah
darahnya dengan apa saja yang kamu kehendaki,
dan sebutlah nama Allah atasnya (waktu
menyembelih/mengalirkan darahnya).
(b) Penyembelihan atau pemotongan itu harus
dilakukan di leher (tenggorokan dan
kerongkongan), yaitu kematian binatang tersebut
diakibatkan oleh terputusnya urat nadi atau
kerongkongannya. Diriwayatkan dari Rafi’ bin
Khadij, dia berkata, “Kami bersama-sama dengan
Nabi saw dalam suatu berpergian, kemudian ada
seekor unta milik orang kampung melarikan diri,
sedang mereka tidak mempunyai kuda (untuk
mengejarnya), maka ada seorang laki-laki yang
melemparnya dengan panah. Kemudian Rasulullah
saw bersabda : “Sesungguhnya binatang ini
mempunyai sifat primitif seperti primitifnya
binatang liar. Oleh karena itu apa saja yang dapat
dilakukan (terhadapnya) maka lakukanlah.”
(c) Tidak disebut nama selain Allah pada waktu
menyembelihnya. Hal ini sudah disepakati oleh
para ulama. Sebab orang-orang jahiliyah dulu biasa
melakukan pendekatan diri kepada sembahan-
32
sembahan dan berhala-berhala mereka dengan
menyembelih binatang untuknya, ada yang
menyebut nama-nama berhala itu pada waktu
menyembelihnya, dan ada pula yang
menyembelihnya untuk brrhala di atas nushub
(patung, batu, kayu, dan sebagainya sebagi simbol
berhalanya) yang khusus untuk itu. Kemudian
Allah mengharamkan semua itu.
(d) Dengan menyebut nama Allah pada waktu
menyembelih. Termaktub dalam Al-Qur’an
yakni :
لي الله لوا ما ذكر اس آياته مؤمنين )ف (771ه إن كنت
“Maka makanlah binatang-binatang (yang
halal) yang disebut nama Allah ketika
menyembelihnya, sesungguhnya perbuatan yang
semacam itu adalah suatu kefasikan. (QS. Al-
An’am/ 6 : 118).”
ليه وإنه ول تأكلوا ما الله لفسق ل يذكر اس
“Dan janganlah kamu memakan binatang-
binatang yang tidak disebut nama Allah ketika
menyembelihnya, sesungguhnya perbuatan yang
semacam itu adalah suatu kefasikan. (QS. Al-
An’am/6 : 121).”
Sebagian ulama berpendapat bahwa menyebut nama
Allah ialah wajib, tetapi tidak harus pada waktu
menyembelih. Bahkan boleh saja menyebut atau membaca
Bismillah pada waktu memakannya, karena apabila
seseorang menyebut nama Allah pada waktu hendak
memakannya maka berarti ia tidak memakan sesuatu yang
tidak disebut nama Allah atasnya. Diriwayatkan dalam
Shahih Bukhari dari Aisyah, bahwa suatu kaum yang baru
saja terbebas dari kejahiliyahan berkata kepada Nabi saw,
33
“Suatu kaum memberi daging kepada kami, sedang kami
tidak mengetahui apakah mereka menyebut nama Allah
pada waktu menyembelihnya atau tidak. Apakah kami
boleh memakannya ataukah tidak?” Beliau menjawab :
ذكروااسم الله وكلواا
“Sebutlah nama Allah dan makanlah!”35
Rahasia penyembelihan ini adalah untuk melepaskan
nyawa binatang dengan cara yang lebih cepat dan mudah,
agar dapat meringankan serta tidak menyakiti. Untuk itu,
disyaratkan alat yang dipakai harus tajam agar lebih cepat.
Disamping itu, disyaratkan agar penyembelihan dilakukan
di leher, karena leher adalah tempat yang lebih dekat
untuk memisahkan kehidupan dengan mudah. Rasulullah
saw melarang menyembelih dengan gigi atau kuku, karena
penyembelihan dengan cara itu hanya akan menyakiti
binatang tersebut, dan pada umumnya kedua alat itu hanya
dapat mencekiki.
Rasulullah saw menyuruh menajamkan pisau dan
memudahkan penyembelihan. Beliau bersabda :
سوا ، فاذا قتلتم فأ ح انالله كتب ال حسا ن على كل شي ء
ه حسواالذبحة ، وليحد أحد كم شفر ت القتلة ، واذاذبحتم فأ
يرح ذبيحته ول
“Sesungguhnya Allah mewajibkan (kamu) berbuat baik
kepada segala sesuatu. Oleh karena itu jika kamu
membunuh, maka perbai-kilah cara membunuhnya. Apabila
kamu menyembelih, maka per-baikilah cara
menyembelihnya, serta hendaklah kamu tajamkan pisaunya
dan mudahkanlah sembelihannya.”36
35 Yusuf Qardhawi, op.cit., h. 60-62. 36 Ibid., h. 62
34
(2) Binatang-binatang yang tidak dapat ditangkap.37
c) Binatang buruan
Banyak sekali orang Arab dan bangsa lain yang hidup
dengan berburu. Oleh karena itu al-Qur’an dan as-Sunnah
menaruh perhatian terhadapnya. Hal itu disebabkan banyak
jenis binatang dan bangsa burung yang enak dagingnya
tetapi tidak jinak. Karena ituIslam tidak mensyaratkan
menyembelihnya pada leher dan kerongkongannya
sebagaimana disyaratkan pada binatang jinak.
Penyembelihannya cukup dengan cara yang mudah
dilakukan untuk memberikan keringanan serta kelapangan
bagi manusia, di samping dibenarkan oleh fitrah dan
kebutuhan manusia itu sendiri. Islam hanya membuat
beberapa peraturan dan persyaratannya yang tunduk kepada
aqidah serta tatanan Islam. Syarat-syarat itu ada yang
berkaitan dengan si pemburu, ada yang berkaitan dengan
binatang yang diburu, dan ada yang berkaitan dengan alat
yang dipakai untuk berburu. Semua persyaratan ini berlaku
untuk buruan darat, sedangkan buruan laut, Allah telah
menghalalkannya secara keseluruhan, tanpa persyaratan apa
pun :
وللسي أ اا ل صيد البحر وطعامه متا حل ل صي لي د ارة وحرم
حرماا وات قوا الله الذي الب ر ما دمت (66رون )إليه ت
“Dihalalkan bagimu hewan buruan laut dan makanan
(yang berasal) dari laut sebagai makanan yang lezat
bagimu, dan bagi orang-orang yang dalam perjalanan, dan
diharamkan atasmu (menangkap) hewan darat, selama
kamu sedang ihram. Dan bertwakalah kepada Allah yang
kepada-Nya kamu akan dikumpulkan (kembali) (Q.S Al-
Maidah/5 : 96)."
37 Ibid., h. 59-60
35
Syarat yang berkaitan dengan pemburu adalah orang
yang berburu binatang darat disyaratkan memenuhi
persyaratan yang berlaku bagi orang yang akan
menyembelih, yakni harus Muslim atau dari ahli kitab, atau
termasuk orang yang dihukumi seperti ahli kitab yaitu orang
Majusi dan Shabi’in. Di antara pengarahan yang diajarkan
Islam kepada pemburu adalah agar ia tidak bermain-main
dalam berburu, dengan melenyapkan nyawa binatang
buruan tersebut tanpa bermaksud untuk memakan atau
memanfaatkannya. Selain itu, disyaratkan bagi pemburu
agar tidak sedang melakukan ihram haji ataupun umrah,
karena pada saat ihram seorang Muslim sedang berada
dalam kondisi damai sepenuhnya serta aman seutuhnya
yang berpengaruh sangat luas terhadap alam sekelilingnya,
baik terhadap binatang di darat ataupun burung di angkasa,
sekalipun buruan itu ada di depannya serta dapat terjangkau
dengan tangan atau lembingnya (ia tidak boleh
menangkapnya). Ini adalah ujian serta pendidikan dari
Allah agar membentuk pribadi Muslim supaya menjadi
orang yang tabah dan juga sabar. Mengenai masalah ini
Allah berfirman :
ب يا أي ها الذين ل آمنوا أوفوا العقود أحلت ل ى يم الن عام إل ما ي ت
م حرم إن الله ي ر ملي الصيد وأن ت غي (7ا يريد )لي
“Wahai orang-orang yang beriman! Penuhilah janji-
janji. Hewan ternak dihalalkan bagimu, kecuali yang akan
disebutkan kepadamu, dengan tidak menghalalkan berburu
ketika kamu sedang berihram (haji atau umrah).
Sesungguhnya Allah menetapkan hukum sesuai dengan
yang Dia kehendaki. (QS. Al-Ma’idah/5 : 1).”38
38 Ibid., h. 69-70.
36
Sedangkan syarat yang berkenaan dengan binatang
buruan itu sendiri adalah binatang itu tidak dapat
disembelih oleh seseorang secara normal pada
kerongkongan dan tenggorokannya. Akan tetapi, jika ia
dapat menyembelihnya, maka binatang itu harus
disembelih, tidak boleh pindah kepada cara lain, karena
itulah yang pokok.
Jika ia memanahnya atau melepas anjingnya kemudian
buruan itu tertangkap dalam keadaan masih hidup, maka
hendaklah ia menjadikan halalnya binatang tersebut dengan
menyembelihnya secara wajar di lehernya. Tetapi jika
hidupnya tidak menentu, lantas ia menyembelihnya, maka
itu adalah baik, dan jika ia membiarkannya mati dengan
sendirinya, maka tidak ada dosa atasnya kalau ia
memakannya. Diriwayatkan dalam Shahih Bukhari dan
Muslim bahwa Rasulullah saw besabda :
ليه , فأ ن الله ليك فأ در واذاأرسلت كلبك فا ذ كر اس أمسك
كته حيا فا ذبه
“Apabila engkau melepaskan anjingmu (untuk berburu)
maka sebutlah nama Allah atasnya. Jika ia menangkap
buruan untukmu dan engkau dapati buruan itu masih hidup,
maka sembelihlah.”39 Selain itu, alat yang dipergunakan untuk berburu ialah
alat dapat melukai seperti panah, pedang dan tombak atau
bis ajuga menggunakan binatang yang dapat melukai karean
berkat didikan serta latihan yang diberiakan, seperti anjing,
singa, burung elang dan rajawali. Sebagai dasar bagi
39 Ibid., h. 71.
37
persyaratan-persyaratan ini adalah apa yang dikatakan oleh
Al-Qur’an :
الطيبات و وار يسألونك ماذا أحل ل قل أحل ل من ا لمت ما
ا لم لبين ت علمون هن ما لوا م م واذكروا اس لله ف لي ن ا أمسليه الله
“Mereka menanyakan kepadamu, Apakah yang
dihalalkan bagi mereka? Katakanlah, dihalalkan bagi
kamu yang baik-baik dan (binatang yang ditangkap) oleh
binatang buas yang telah kamu ajar dengan melatihnya
untuk berburu, kamu mengajarnya menurut apa yang
telah diajarkan Allah kepadamu. Maka makanlah apa
yang ditangkapnya untukmu, dan sebutlah nama Allah
atas binatang buas itu (waktu melepasnya).” (QS. Al-
Maidah/5: 4).
Sedangkan jika dengan senjata tajam, alat itu harus
dapat menembus kulit, agar buruan itu mati dan harus
menyebut nama Allah ketika melemparkan atau
memukulkan alat tersebut.
Adakalanya seseorang melemparkan panahnya dan
mengenai binatang buruannya, lalu binatang uruan itu
hilang dan ditemukan sudah mati setelah beberapa hari.
Dengan demikian keadaannya maka binatang buruan itu
halal hukumnya dengan beberapa syarat sebagai berikut :
(1) Tidak jatuh dalam air. Nabi saw bersabda :
د فان وجدته قد قتل فكل ، ال أن تج اذارميت سهمك ،
د ري : الما ء قتله أم سهمك ؟قد و قع فى ما ء فا نك ل ت
“Apabila engkau melemparkan panahmu, kemudian
engkau dapati buruanmu sudah mati, maka makanlah.
Kecuali jika engkau dapati buruan itu di dalam air,
karena engkau tidak mengetahui apakah mati karena
terandam air ataukah oleh panahmu.”
38
(2) Tidak didapati bekas panah lain yang menyebabkan
kematiannnya.
ي عن عدي بن حا تم . قلت : يا ر سر ل الله ، د أر مى الص
لمت أن سهمك فأ جد فيه سهمي من الغد ؟ فقا ل : " اذا ع
قتله ولم تر فيه أثر سبغ فكل ."
Dari Adi bin Hatim, dia berkata: “Wahai
Rasulullah, saya melempar binatang buruan, kemudian
pada keesokan harinya saya dapati anak panah saya
padanya.” Beliau menjawab, “Bila engkau dapati
bahwa anak panahmu yang membunuhnya dan tidak
terdapat bekas terkaman binatang buas, maka
makanlah.”
(3) Binatang buruan itu belum sampai membusuk, karena
karakter jiwa yang sehat merasa kotor serta jijik
terhadapnya, terutama bila dipikirkan bahayanya.
Diriwayatkan dalam Shahih Muslim bahwa Nabi saw
bersabda kepada abu Tsa’labah al-Khusyani :
م اذا ر ميت سهمك فغا ب ثلا ثة أيا م و أد ركته فكله ما ل
تن .ي
“Apabila engkau melepaskan panahmu, kemudian
binatang buruanmu hilang selama tiga hari, lantas
engkau jumpai, maka makanlah selama belum
membusuk.”40
d) Binatang Sesembelihan Ahli Kitab
Sebagaimana kita ketahui, Islam memperketat dan
memperhatikan urusan penyembelihan ini, karena kaum
musyrikin Arab serta pengikut-pengikut agama lain
menjadikan sembelihan ini sebagai urusan ibadah, bahkan
menjadiaknnya sebagai bagian dari uruasan aqidah dan juga
40 Ibid., h. 68-75.
39
pokok agama. Lalu Islam datang membatalkan cara-cara ini,
dan mewajibkan orang Muslim untuk tidak menyebut nama
selain Allah ketika menyembelih binatang dan
mengharamkan binatang yang disembelih untuk berhala
serta yang disembelih untuk selain Allah.
Karena ahli kitab pada asalnya adalah ahli tauhid
(pemeluk agama tauhid), lalu mereka dipengaruhi
kemusyrikan orang-orang musyrik yang memeluk agama
mereka serta belum bebas sama sekali dari kotoran-kotoran
syirik terdahulu, akibatnya menimbulkan persepsi sebagian
kaum Muslimin bahwa bermuamalah dengan ahli kitab
sama dengan bermuamalah dengan para penyembah
berhala. Dengan demikian, Allah memberikan keringanan
kepada mereka untuk memakan sembelihan ahli kitab
sebagaimana diperkenankan mengawini wanita-wanita
mereka. Allah berfirman dalam surat Al-Ma’idah yang
merupakan surat Al-Qur’an yang turun terakhir :41
الطيبات وطعام الذين أوتوا ال الي وم أحل ل وطعام تاب حل ل
حل ل
“Pada hari ini dihalalkan bagimu yang baik-baik. Makanan
(sembelihan) orang-orang yang diberi Al-Kitab itu halal
agimu, dan makanan kamu halal (pula) bagi mereka. (QS.
Al-Ma’idah/5 : 5).42
4) Makanan Yang Haram
Adapun makanan yang haram ialah :
a) Jenis hewan yang haram sudah dijelaskan dalam al-Qur’an
yakni :43
41 Ibid., h. 64. 42 Hasan Shaleh, op.cit., h. 264. 43 Ibid., h. 265.
40
النزير وما أه م ول الميت والد لي الله ه والمنخ حرمت نق ل لغ
السبع إ والموقوذة والمت ردي والنطيح وما أكل يت ل ما ذك
“Diharamkan bagimu memakan bangkai, darah,
daging babi, (daging hewan) yang disembelih atas nama
selain Allah, (hewan) yang tercekik, yang dipukul, yang
jatuh, yang ditanduk, dan yang diterkam binatang buas,
kecuali yang sempat kamu menyembelihnya, dan
diharamkan bagimu) yang disembelih untuk berhala. (QS.
Al-Ma’idah/ 5 : 3)”.
Selain itu terdapat ayat Al-Qur’an yang menjelaskan
jenis makananan yang diharamkan yakni :
يطع قل ل أجد ما أوحي إل لى طا ون ميت ا مرماا مه إل أن ي
خنزير فإنه رجس أو فسقا ا أو ل الله ه ف أو دماا مسفوحا من ا أهل لغ
( اد فإن رك غفور رحي ر اغ ول (735اضطر غي
“Katakanlah, “Tidak kudapati di dalam apa yang
diwahyukan kepadaku, sesuatu yang diharamkan
memakannya, kecuali daging hewan yang mati (bangkai),
darah yang mengalir, daging babi, karena semua itu kotor
atau hewan yang disembelih bukan atas (nama) Allah.
Tetapi barang siapa terpaksa bukan karena menginginkan
dan tidak melebihi (batas darurat) maka sungguh, Tuhanmu
Maha Pengampun, Maha Penyayang. (QS. Al-An’am/6 :
145).”44
Syariat Islam mengecualikan belalang, ikan serta
binatang-binatang lainnya dari kategori sebagai bangkai
binatang yang diharamkan. Ketika ditanya mengenai air
laut, “Nabi saw menjawab: Laut itu airnya suci dan
44 Yusuf Qardhawi, op.cit., h. 48.
41
bangkainya halal,” dan dalam ayat al-Qur’an juga
dijelaskan :
صيد البحر وطعامه أحل ل
“Dihalalkan bagimu binatang buruan laut dan
makanan (yang berasal dari) laut. (QS.Al-Ma’idah/5 :
96).”
Yang memiliki kesamaan hukum dengan binatang laut
adalah belalang. Rasulullah saw telah memberikan rukhsah
(keringanan) kepada kita untuk memakan bangkai belalang,
karena tidak mungkin menyembelihnya. Ibnu Abi Aufa ra
berkata : “Kami berperang bersama rasulullah saw sebanyak
tujuh kali, maka kami makan belalang bersama beliau.”
Sedangkan binatang darat yang haram dengan nas yakni
: himar jinak, keledai, setiap yang mempunyai taring
(binatang buas) serta setiap burung yang mempunyai kuku
tajam.
Ada juga yang haram karena kita disuruh
membunuhnya yakni ular, gagak, tikus, anjing galak serta
burung elang. Kemudian yang haram karena kita dilarang
membunuhnya yaitu semut, lebah, burung hud-hud dan
burung suradi. Terakhir, haram karena kotor (keji),
termasuk kutu, ulat, kepinding, kutu anjing, dan sebagainya.
Dan juga diharamkan memakan sesuatu yang bukan
binatang apabila memberi mudarat pada badan atau akal.
Misalnya racun, candu, arak, batu, kaca dan lain-lainnya.
Sebagaimana telah diterangkan di atas, yang menjaadi
pokok haramnya makanan ada lima :
(1) Nas dari Al-Qur’an dan hadis
(2) Karena disuruh membunuhnya
(3) Karena dilarang membunuhnya
42
(4) Karena keji (kotor)
(5) Karena memberi mudarat45
b) Bangkai Dan Hikmahnya
Makanan haram yang pertama kali disebutkan oleh
ayat-ayat al-Qur’an adalah bangkai, yakni setiap binatang
atau burung yang mati dengan sendirinya. Yaitu, binatang
yang mati bukan karena disembelih atau diburu oleh
manusia.
Terdapat hikamh diharamkannya bangkai ini untuk
manusia serta membuangnya tanpa memakannya :
(1) Naluri manusia yang sehat tentu akan menolaknya serta
menganggapnya kotor.
(2) Agar setiap Muslim membiasakan niat serta tujuannya
dalam semua urusan, agar tidaklah ia memperoleh
sesuatu atau memetik buah kecuali setelah
mengarahkan niat, tujuan, serta usahanya. Hal ini
disebabkan makna menyembelih yang dapat
mengeluarkan binatang dari kedudukannya sebagai
bangkai adalah bertujuan untuk merenggut jiwa
binatang karena hendak memakannya. Seolah-olah
Allah tidak rela manusia memakan sesuatu tanpa tujuan
serta tanpa memikirkannya sebagaimana halnya
memakan bangkai.
(3) Binatang yang mati dengan sendirinya. Misalnya
binatang yang mati karena sangat lemah fisiknya serta
keadaannya yang tidak normal. Karena dikhawatirkan
binatang tersebut memakan yang beracun yang semua
itu tidak dijamin keamanan dari bahayanya.
45 Sulaiman Rasjid, op.cit., h. 467-469.
43
(4) Allah mengharamkan manusia memakan bangkai
artinya memberi kesempatan kepada binatang lain
untuk memakannya., sebagai rahmat Allah kepada
mereka, karena mereka juga umat seperti kita
sebagaimana dikatakan oleh al-Qur’an.
(5) Agar manusia memperhatikan dengan serius mengenai
binatang peliharaannya, sehingga dia tidak
membiarkannya menjadi mangsa penyakit dan
kelemahan yang dapat menyebabkannya mati.46
c) Darah Yang mengalir
Makanan kedua yang diharamkan adalah darah yang
mengalir. Karena itu kotor serta dihindari oleh naluri
manusia yang sehat, di samping terdapat dugaan bahwa
darah tersebut dapat menimbulkan bahaya sebagaimana
halnya bangkai. Apabila lapar orang-orang jahiliyah
dahulub mengambil sesuatu yang tajam dari tulang atau
lainnya, kemudian menusukkannya pada unta atau binatang
ternaknya, lalu darahnya yang mengalir itu dikumpulkan
lalu diminum. Mengenai hal ini Allah mengharamkannya
karena mengeluarkan darah dengan cara itu dapat menyakiti
serta melemahkan binatang.47
d) Daging Babi
Makanan ketiga yang diharamkan adalah daging babi.
Naluri manusia yang sehat pasti menganggapnya kotor dan
membencinya, karena makanan yang paling disenangi babi
ialah kotoran dan benda-benda najis. Kedokteran modern
telah menetapkan bahwa memakan daging babi sangat
membahayakan manusia di seluruh kawasan, terutama di
kawasan yang beriklim panas. Ini dibuktikan oleh penelitian
46Yusuf Qardhawi, op.cit., h. 48. 47 Ibid., h. 49.
44
ilmiah bahwa memakan daging babi adalah salah satu sebab
timbulnya cacing pita yang sangat membahayakan. Diantara
para peneliti ada yang mengatakan “Membiasakan makan
daging babi akan melemahkan semangat terhadap hal-hal
yang hormat.”48
e) Binatang yang disembelih atas nama selain Allah swt.
Makanan keempat yang diharamkan adalah binatang
yang disembelih untuk selain Allah, yakni binatang yang
sewaktu disembelih disebut dengan nama selain Allah yaitu
berhala sepertu Lata dan Uzza. Dengan demikian, sebab
pengharamannya ialah semata-mata alasan agama, untuk
memelihara tauhid serta membersihkan aqidah, untuk
memerangi kemusyrikan serta menghancurkan simbol-
simbol keberhalaan di semua lapangan.
f) Macam-macam Bangka
Makanan kelima yaitu binatang yang mati karena
dicekik atau dijepit lehernya, binatang yang dipukul dengan
kayu hingga mati, binatang yang jatuh dari tempat yang
tinggi hingga mati, sama halnya yang jatuh ke dalam sumur,
dan yang diterkam oleh binatang buas dan dimakan
sebagian tubuhnya oleh binatang buas hingga mati.49
Semua makanan yang diharamkan ini hukumnya
berlaku dalam kondisi normal. Tetapi dalam kondisi
darurat, ia mempunyai hukum tersendiri sebagaimana
dijelaskan dalam Al-Qur’an :
إل ما اضطررت إليه و لي ما حرم قد فصل ل
“Allah telah menjelaskan kepadamu apa yang
diharamkan-Nya atas kamu, kecuali apa yang kamu
terpaksa memakannya. (QS. Al-An’am/6 : 119).”
48 Ibid., h. 50. 49 Ibid., h. 50-51.
45
Darurat yang disepakati ini adalah darurat untuk makan.
Yakni orang yang bersangkutan mengalami kelaparan,
sehingga fuqaha memberikan batas minimal selama sehari
semalam dia tidak makan serta tidak mendapatkan sesuatu
untuk dimakan kecuali makanan yang haram ini, maka ia
boleh mengambil dan memakannya untuk menghindarkan
bahaya dan menjaga diri dari kebinasaan. Imam Malik
berkata, “Batasnya adalah sekedar kenyang dan ia boleh
menyimpannya sehingga mendapatkan makanan lain.”
Sedangkan fuqaha yang lain berkata, “Tidak boleh
memakannya kecuali sekedar dapat mempertahankan sisa
hidupnya.” Lapar sebagai kondisi darurat ini sudah
dijelaskan secara eksplisit oelh Al-Qur’an yakni :
ث فإن الله غ ر متجانف ل )فور ر فمن اضطر ممص غي (4حي
“Barangsiapa yang terpaksa karena kelaparan tanpa
sengaja berbuat dosa, sesungguhnya Allah Maha
pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. Al-Ma’idah/5 :
3)”.50
Sedangkan darurat untuk berobat ialah ketergantungan
sembuhnya suatu penyakit pada memakan sesuatu dari
barang-barang yang diharamkan itu. Terdapat perkenan
rukhsah dalam menggunakan obat yang haram, dengan
harus memenuhi syarat-syarat, yakni terdapat bahaya yang
mengancam kehidupan manusia jika ia tidak berobat, tidak
ada obat lain yang halal sebagai obat yang haram itu, dan
adanya suatu pernyataan dari seorang doktor muslim yang
50 Ibid., h. 55-56.
46
dapat dipercaya, baik pemeriksaannya maupun agamanya
(i’tikad baik).51
g) Hikmah Diharamkannya Memakan bangkai binatang Yang
dicekik, Yang dipukul, Yang jatuh, Yang ditanduk dan
Yang diterkam oleh binatang buas.
Adapun hikmahnya, sebagai berikut :
(1) Mengajari manusia agar menaruh perhatian terhadap
binatang, menyayanginya serta memeliharanya.
(2) Mengajarkan manusia agar tidak mengadu binatang
seperti sapi dengan sapi atau kambing dengan kambing
agar saling menanduk sehingga binasa atau hampir
mati.
(3) Untuk menghormati manusia dan membersihkannya
dari makanan sisa-sisa binatang buas.52
5) Hikmah Makanan Halal Dan Haram
Adapun hikmahnya, sebagai berikut :
a) Dengan diharamkannya makanan haram yang tidak baik
untuk tubuh dapat terhindar dari rusaknya produksi tubuh
dan sakit jasmani serta dapat menunaikan ibadah dengan
lancar.
b) Akibat makan yang haram yakni haram itu akan
menampakkan aurat manusia, baik aurat secara kejiwaan
atau aurat budi pekerti ataupun aurat jasmani, maka dengan
yang halal itu ialah busana ketaqwaan yang
menyembunyikan semua aurat kaum mukminin. Dan yang
haram ini akan menampakkan aurat-aurat ini yang akan
dilihat oleh seuruh masyarakat.
c) Untuk menjadikan hidup kita dalam kehidupan yang baik.53
51 Syekh Muhammad, Yusuf Qardhawi, Halal Dan Haram Dalam Islam, ( Surabaya: Pt Bina
Ilmu, 1982), h. 65-66. 52 Sulaiman Rasjid, op.cit., h. 52.
47
3. Evaluasi Pembelajaran
a. Pengertian Evaluasi Pembelajaran
Secara etimologi "evaluasi" berasal dan bahasa Inggris yaitu
evaluation dari akar kata value yang berarti nilai atau harga. Nilai
dalam bahasa Arab disebut alqiamah atau al-taqdir’ yang bermakna
penilaian (evaluasi). Sedangkan secara harpiah, evaluasi pendidikan
dalam bahasa Arab sering disebut dengan al-taqdir altarbiyah yang
diartikan sebagai penilaian dalam bidang pendidikan atau penilaian
mengenai hal yang berkaitan dengan kegiatan pendidikan. Secara
terminologi, beberapa ahli memberikan pendapat tentang pengertian
evaluasi diantaranya: Edwind dalam Ramayulis mengatakan bahwa
evaluasi mengandung pengertian suatu tindakan atau proses dalam
menentukan nilai sesuatu (Ramayulis, 2002).54 M. Chabib Thoha,
mendefinisikan evaluasi adalah kegiatan yang terencana agar
rnengetahui keadaan objek dengan menggunakan instrumen lalu
hasilnya dibandingkan dengan tolak ukur untuk memperoleh
kesimpulan.55
Satu hal yang mencirikan evaluasi ialah proses ini diakhiri
dengan pengambilan keputusan. Keputusan ini berkenaan dengan
keberhargaan dan manfaat dari evaluan (Mahmudi, 2011). Evaluasi
lebih luas lingkupnya dari pada penilaian, sedangkan penilaian lebih
terfokus pada aspek tertentu saja yang merupakan bagian dari ruang
lingkup tersebut. Jika hal yang dinilai ialah sistem pembelajaran,
maka ruang lingkupnya yakni semua komponen pembelajaran serta
istilah yang tepat untuk menilai sistem pembelajaran yaitu evaluasi
bukan penilaian. Jika hal yang ingin dinilai satu atau beberapa
bagian/komponen pembelajaran, seperti hasil belajar, istilah yang
53 Syaikh Mutawalli Asy-Sya’rawi, Hikmah Di Balik Yang Halal Dan Haram, (Jakarta: Cv.
Pustaka Mantiq, 1994), h. 19-22. 54 Mahirah B, “Evaluasi belajar Peserta Didik (Siswa)”, Jurnal Idaarah, vol I, 2017, h. 258. 55 M.Chabib Thoha, Teknik Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1996),
h. 1.
48
tepat digunakan ialah penilaian bukan evaluasi. Di sisi lain, ada juga
istilah pengukuran. Jika evaluasi dan penilaian bersifat kualitatif,
maka pengukuran bersifat kuantitatif (skor/angka) yang diperoleh
dengan menggunakan suatu alat ukur.56
Dalam sistem pembelajaran, evaluasi ialah salah satu komponen
penting serta tahap yang harus di tempuh oleh guru agar mengetahui
keefektifan pembelajaran. Hasil yang didapat akan dijadikan feed
back bagi guru untuk memperbaiki dan juga menyempurnakan
program dan kegiatan pembelajaran.57 “Menurut Ralph Tyler
mengatakan bahwa evaluasi merupakan sebuah proses pengumpulan
data untuk menentukan sejauh mana, dalam hal apa, dan bagian
mana tujuan pendidikan sudah tercapai."58
Dalam pembelajaran yang terjadi di sekolah atau khususnya di
kelas, guru ialah pihak yang paling bertanggung jawab atas
hasilnya.59 Perlu diperhatikan bagi guru ialah perlunya melibatkan
peserta didik dalam evaluasi agar mereka secara sadar dapat
mengenali perkembangan pencapaian hasil pembelajaran mereka.60
b. Alat Evaluasi
Alat adalah sesuatu yang dapat digunakan untuk mempermudah
seseorang dalam melaksanakan tugas atau mencapai tujuan secara
lebih efektif dan efisien. Kata “Alat” biasa disebut juga dengan
istilah “instrumen”. Dengan demikian, alat evaluasi juga dikenal
dengan instrument evaluasi.61
56 Tatang Hidayat Dan Abas Asyafah, “Konsep Dasar Evaluasi Dan Implikasinya Dalam
Evaluasi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Di Sekolah, Al-Tadzkiyyah: Jurnal Pendidikan
Islam, Vol. 10, 2019, h. 164.
57 Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, (Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Islam,
Kementerian Agama RI, 2012), Cet. II, h. 6.
58 Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2013), Ed.
2, Cet. III, h. 3.
59 Ibid., h. 4.
60 M. Sukardi, Evaluasi Pendidikan: Prinsip dan Operasionalnya, (Jakarta: PT. Bumi
Aksara, 2008), Ed. 1, Cet. 1, h. 12.
61 Suharsimi Arikunto, op.cit., h. 40.
49
1) Tes
Tes ialah suatu kenyataan bahwa manusia dalam hidupnya
berbeda antara individu yang satu dengan individu lainnya.
Dengan alat pengukur berupa tes, maka orang akan berhasil
mengetahui adanya perbedaan antar individu.62 Dari segi
baku/tidaknya suatu tes, maka tes dibedakan menjadi 2 yaitu tes
standar dan tes buatan guru. Tes standar yakni tes yang telah
diakui reliabilitas serta validitasnya. Tes seperti itu telah lama
diujicobakan (di-tryout), dianalisa, direvisi dan juga disusun
kembali secara berulang-ulang, sehingga akan mendapatkan
validitas dan juga reliabilita yang tinggi. Kemudian, tes buatan
guru yakni tes yang dirancang khusus oleh guru mata pelajaran
untuk menilai proses serta hasil belajar peserta didik yang
dibelajarkannya. Namun, tes ini belum diketahui validitas dan
reliabilitasnya.63 Sedangkan dari segi bentuk, tes dibedakan
menjadi 2 yakni tes objektif dan tes essai. Bentuk tes yang
objektif itu bentuk pilihan ganda, benar salah, menjodohkan
serta analisis hubungan. Kemudian tes essai bentuknya
pertanyaan/pernyataan bebas atau terstruktur dan peserta
didiknya menyusun lalu mengorganisasikan sendiri jawaban tiap
pertanyaan itu melalui bahasa sendiri.64
Amir Dalen Indrakusuma mengatakan: “Tes adalah suatu
alat atau prosedur yang sistematis dan objektif untuk
memperoleh data-data atau keterangan-keterangan yang
62 Anas Sudjono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Rajawali Pers, 2011), Ed. 1, Cet.
11, h. 65.
63 Muri Yusuf, Asesmen Dan Evaluasi Pendidikan: Pilar Penyedia Informasi dan Kegiatan
Pengendalian Mutu Pendidikan, (Jakarta: Prenadamedia Group, 2015), Ed. 1, h. 95.
64 Ibid., h. 96.
50
diinginkan tentang seseorang, dengan cara yang boleh dikatakan
tepat dan cepat”65
Ditinjau dari segi kegunaan untuk mengukur siswa, tes
dibagi menjadi 3, yaitu:
1. Tes diagnostik
Tes diagnostik adalah tes yang digunakan untuk
mengetahui kelemahan-kelemahan siswa sehingga
berdasarkan hal tersebut dapat dilakukan penaganan yang
tepat.66
2. Tes Formatif
Tes formatif adalah untuk mengetahui sejauh mana
siswa telah terbentuk setelah mengikuti program tertentu.67
3. Tes Sumatif
Evaluasi sumatif atau tes sumatif dilaksanakan setelah
berakhirnya pemberian sekelompok atau sebuah program
yang lebih besar. Biasanya, tes formatif dapat disamakan
dengan ulangan harian, sedangkan tes sumatif dapat
disamakan dengan ulangan umum yang dilaksanakan pada
tiap akhir semester.68
c. Non-Tes
Teknis tes bukanlah satu-satunya teknik untuk melakukan
evaluasi hasil belajar, sebab masih ada teknik lainnya yakni
teknis non tes. Dengan begitu, maka penilaian atau evaluasi
hasil belajar siswa dilakukan dengan tanpa “menguji” siswa,
melainkan dengan melakukan pengamatan secara sistematis,
65 Amir Dalen Indrakusuma, “Evaluasi Pendidikan Penilaian Hasil-Hasil Belajar”, dalam
Suharsimi Arikunto (ed), Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2013), Ed. 2,
Cet. III, h. 46.
66 Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2013), Ed.
2, Cet. III, h. 48.
67 Ibid., h. 50.
68 Ibid., h. 53.
51
melakukan wawancara, menyebarkan angket serta memeriksa
atau meneliti dokumen-dokumen.69
4. Implementasi Problem Based Learning Dalam Materi Makanan
Halal & Haram
a. Tugas-tugas Perencanaan
Pada hakikatnya, model pengajaran berdasarkan masalah
membutuhkan banyak perencanaan, yakni sebagai berikut :
1) Penetapan tujuan
Problem based learning dirancang untuk mencapai tujuan
yakni keterampilan menyelidiki, memahami peran orang
dewasa, serta membantu peserta didik menjadi pelajar yang
mandiri. Dalam implementasi PBL bisa saja diarahkan untuk
mencapai tujuan itu.
2) Merancang situasi masalah
Beberapa guru dalam pengajaran berbasis masalah lebih
suka memberi kesempatan serta keleluasaan kepada peserta
didik agar memilih masalah yang akan diselidiki, karena cara ini
dapat meningkatkan motivasi peserta didik. Situasi masalah
yang baik seharusnya autentik, mengandung teka-teki serta tidak
didefinisikan secara ketat, memungkinkan adanya kerja sama,
bermakna bagi peserta diidk serta konsisten dengan tujuan
kurikulum.
3) Organisasi sumber daya dan rencana logistik
Dalam pengajaran berbasis masalah peserta didik
dimungkinkan bekerja sama dengan beragam material serta
peralattan, dan dalam implementasinya dapat dilakukan di
dalam kelas, di perpustakaan atau di laboratorium, bahkan bisa
dilakukan di luar sekolah. Dengan demikian, tugas
mengorganisasikan sumber daya serta merencanakan kebutuhan
69 Anas Sudjono, op.cit., h. 75-76.
52
untuk penyelidikan peserta didik haruslah menjadi tugas
perencanaan yang utama bagi seorang guru yang menerapkan
PBL.70
b. Tugas Interaktif
1) Orientasi siswa pada masalah
Peserta didik perlu memahami bahwa tujuan PBL tidak
untuk memperoleh informasi baru dalam jumlah besar,
melainkan untuk melakukan penyelidikkan terhadap masalah-
masalah penting serta untuk menjadi pelajar yang mandiri. Cara
yang baik dalam menyajikan masalah untuk materi makanan
halal & haram dalam PBL, yaitu dengan menggunakan kejadian
yang mencengangkan serta menimbulkan misteri sehingga
menumbuhkan atau membangkitkan minat dan keinginan
peserta didik untuk menyelesaikan masalah yang sedang
dihadapi.
2) Mengorganisasikan siswa untuk belajar
Pada PBL ini dibutuhkan pengembangan keterampilan kerja
sama di antara peserta didik serta saling membantu agar dapat
menyelidiki masalah dengan bersama-sama. Dengan hal itu,
peserta didik tetap membutuhkan bantuan guru untuk
merencanakan penyelidikkan serta tugas-tugas pelaporan.
Bagaimana mengorganisasikan peserta didik ke dalam
kelompok belajar kooperatif, berlaku juga dalam
mengorganisasikan peserta didik ke dalam kelompok pengajaran
berbasis masalah.
3) Membantu penyelidikan mandiri dan kelompok
Dalam hal ini guru perlu membantu peserta didik dalam
pengumpulan informasi dari berbagai sumber, peserta didik
diberi pertanyaan yang membuat mereka berpikir tentang suatu
70 Trianto Ibnu Badar Al-Tabany, op.cit., h. 73.
53
masalah mengenai makanan halal & haram serta berpikir jenis
informasi yang diperlukan agar dapat memecahkan masalah
tersebut. Selain itu, guru juga perlu mendorong pertukaran ide
gagasan secara bebas, serta penerimaan sepenuhnya. Gagasan-
gagasan itu sangat penting dalam tahap penyelidikkan dalam
rangka PBL. Dalam tahap penyelidikkan guru memberikan
bantuan yang dibutuhkan siswa tanpa mengganggu aktivitas
siswa. Selanjutnya, puncak proyek PBL ini ialah penciptaan
seperti laporan, poster, video tape dan model-model fisik.
4) Analisis serta evaluasi proses pemecahan masalah
Tugas guru pada tahap akhir dalam PBL ialah membantu
peserta didik menganalisis dan mengevaluasi proses berpikir
mereka sendiri, dan keterampilan penyelidikan yang mereka
gunakan.71
c. Lingkungan Belajar dan Tugas-tugas Manajemen
Salah satu masalah yang cukup sulit bagi guru dalam
pengelolaan PBL yakni bagaimana menangani peserta didik baik
individual maupun kelompok, yang dapat menyelasikan tugas lebih
awal maupun yang terlambat. Pada PBL ini peserta didik
dimungkinkan untuk mengerjakan tugas multi (rangkap), dan waktu
penyelesaian tugas itu dapat berbeda-beda. Hal ini mengakibatkan
diperlukannya pengelolaan serta pemantauan kerja peserta didik
yang rumit.72
d. Asesmen dan Evaluasi
Teknik penilaian dan evaluasi yang sesuai dengan problem
based learning ialah menilai pekerjaan yang dihasilkan peserta didik
yang dimana itu adalah hasil penyelidikkan mereka. Tugas penilaian
dan evaluasi yang sesuai dengan problem based learning terdiri dari
menemukan prosedur penilaian alternatif yang akan digunakan untuk
71 Ibid., h. 74. 72 Ibid., h. 75.
54
mengukur pekerjaan peserta didik, seperti dilakukan dengan
penilaian kinerja seperti melakukan pengamatan, merumuskan
pertanyaan, serta merumuskan suatu hipotesis, dan dilakukan dengan
peragaan hasil.73
B. Hasil Penelitian Yang Relevan
Hasil penelitian yang relevan sebagai bahan penguat penelitian ini
adalah:
1. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Fatma Sri Rahayu tahun 2018
dalam penelitiannya yang berjudul “Implementasi Metode Problem
Based Learning (PBL) Pada Mata Pelajaran Agama Islam Kelas VII
SMPN 03 Jatipuro Tahun Pelajaran 2017/2018”. Hasil penelitian ini
menunjukkan metode mengajar yang dilakukan guru pendidikan agama
Islam pada siswa kelas VII di SMP Negeri 03 Jatipuro, yaitu memiliki
pelajaran Agama lebih banyak dengan memiliki empat pelajaran yaitu
Sejarah Kebudayaan Islam, Aqidah Akhlak, Fiqih, dan Al Qur’an Hadits.
Metode yang digunakan khususnya saat pelajaran agama Aqidah yaitu
dengan meningkatkan keaktifan siswa, meningkatkan rasa ingin tahu,
kemampuan analisis, dan inisiatif peserta didik. Hasil metode PBL pada
peserta didik kelas VII SMP Negeri 03 Jatipuro yaitu setelah dilakukan
nya metode PBL oleh Guru dapat dilihat dari perubahan bahwa peserta
didik sudah cukup aktif dalam belajar juga dalam memecahkan masalah,
peserta didik mampu menerima dan memahami pembelajaran dengan
baik. Penelitian Fatma Sri Rahayu ini memiliki kesamaan dengan penulis
dalam hal membahas implementasi problem based learning namun
sejatinya sangat berbeda dengan penelitian penulis dari segi lokasi, serta
kajian teorinya. Penelitian Fatma Sri Rahayu mengkaji tentang
Implementasi metode problem based learning pada mata pelajaran
Pendidikan Agama Islam Di kelas VII, sedangkan penelitian penulis
mengaji tentang implementasi problem based learning dalam materi
makanan halal & haram di kelas VIII. Selain itu, penelitian Fatma Sri
73 Ibid., h. 76.
55
Rahayu bertempat di SMPN 03 Jatipuro, sedangkan penulis bertempat di
SMPN 03 Tangerang Selatan.
2. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Mohammad Fariz Amiruddin tahun
2018 dalam penelitiannya yang berjudul “Implementasi Problem Based
Learning Pada Kurikukulum 2013 Mata Pelajaran PAI Di SMP Negeri
34 Semarang.” Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perencanaan
serta evaluasi PBL di SMPN 34 Semarang ini sudah baik, karena
sebelum penentuan Model pembelajaran disesuaikan dengan kondisi
yang ada seperti kesesuaian antara materi sebelum melakukan proses
pembelajaran, juga tidak ada kendala dan berlangsung secara baik
dibuktikan dengan adanya sikap kerjasama kelompok, saling menghargai
pendapat orang lain, dapat berpikir kritis karena peserta didik di tuntut
bisa memecahkan masalah yang diajukan oleh guru, sehingga
terwujudlah sikap saling memberi menghargai pendapat satu sama
lainnya, saling membantu untuk mencapai tujuan bersama. Penelitian
Mohammad Fariz Amiruddin ini memiliki kesamaan dengan penulis
dalam kajian teori mengenai PBL. Namun terdapat perbedaan dalam
fokus penelitian serta lokasi penelitian. Penelitian Mohammad Fariz
Amiruddin ini lebih memfokuskan kepada implementasi PBL pada
kurikulum 2013 mata pelajaran PAI sedangkan penelitian penulis
memfokuskan kepada implementasi PBL dalam materi makanan halal &
haram di SMPN 03 Tangerang Selatan.
3. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Muhannimah tahun 2016 dalam
penelitinnya yang berjudul “Peningkatan Hasil Belajar Fiqih Melalui
Model Problem Based Learning”. Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa hasil belajar siswa dengan menggunakan model problem based
learning mengalami peningkatan. Penelitian Muhannimah memiliki
kesamaan dengan penelitian penulis dalam hal model pembelajarannya
dan juga tingkatan kelas yang diteliti yaitu mengunakan PBL dan kelas
VIII, sedangkan untuk batasan masalahnya berbeda jauh dengan penulis.
Penelitian Muhannimah bertempat di MTs Al-Ihsan Pondok Gede Bekasi
56
dan mengenai materinya yaitu zakat di kelas VIII. Sedangkan penelitian
penulis mengenai materi makanan halal & haram di kelas VIII SMPN 03
Tangerang Selatan.
.
57
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 03 Tangsel yang beralamat di Jl. Ir.
H. Juanda Ciputat, Cempaka Putih, Kec. Ciputat Timur, Kota Tangerang
Selatan Prov. Banten. Sedangkan waktu yang peneliti gunakan itu dimulai
pada bulan Januari- Maret 2020.
B. Latar Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana implementasi
problem based learning pada pembelajaran Pendidikan Agama Islam
khususnya terkait materi makanan halal dan haram. Yang akan diteliti disini
adalah aktivitas mengajar guru, aktivitas belajar siswa, serta bagaimana
respon siswa terhadap implementasi problem based learning oleh guru PAI
dalam proses pembelajaran. Adapun yang berperan dalam penelitian ini,
yaitu: peneliti sendiri, Waka Kurikulum SMPN 03 Tangerang Selatan, guru
mata pelajaran Pendidikan Agama Islam, dan sebagian (4 orang) siswa-siswi
SMP kelas VIII pengayaan.
Sejarah berdirinya SMPN 03 ini tanahnya hibah dari UIN dari
Departemen Agama dalam rangka mendirikan lembaga pendidikan, luas
bangunannya adalah 4.811 m2. Dulu namanya bukan SMPN 03 melainkan
SMPN 01 Kampung Utan, dengan demikian sering disebut dengan one. Lalu
diubah lagi menjadi SMPN 02 Ciputat. Kemudian karena SMPN 03 ini urutan
ketiga tertua di Tangerang Selatan, maka dari itu menjadi SMPN 03
Tangerang Selatan pada tahun 1977. Dimulai dengan kepala sekolahnya yang
pertama adalah pak Suharto, lalu pak Wanhar, setelah itu ibu Ade Halimah
Tussadiyah, lalu pak Kuswanda, lalu pak H. Nurhadi, lalu bulan juni 2010
dari pak Maryono sampai sekarang.
Penelitian ini dilakukan di dalam kelas dengan melihat guru mengajar
menggunakan problem based learning untuk materi makanan halal & haram.
58
Peneliti menggunakan wawancara berkala terhadap guru PAI (Pendidikan
Agama Islam) guna memperoleh data serta informasi mengenai implementasi
problem based learning dalam materi makanan halal & haram, serta
informasi dari waka kurikulum dan 4 orang peserta didik mengenai
implementasi problem based learning serta sarana dan prasarana di SMPN 03
Tangerang Selatan.
C. Metode Penelitian
Adapun jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini ialah
penelitian kualitatif deskriptif yang bertujuan menggambarkan, menjabarkan
suatu keadaan sosial, situasi serta beragam fakta yang terjadi di masyarakat.
Penelitian kualitatif ialah penelitian yang dimaksudkan untuk memahami
fenomena terkait apa yang dialami oleh subjek penelitian secara holistik, serta
dengan deskripsi dengan bentuk kata-kata serta bahasa, pada suatu konteks
khusus yang alamiah serta dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah.1
Penelitian deskriptif adalah penelitian yang menjelaskan fenomena yang
terjadi di lapangan. Melihat rumusan masalah yang diajukan, maka penelitian
ini menggunakan penelitian deskriptif. Metode penelitian deskriptif adalah
prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata
tertulis, gambar, dan bukan angka, yang mana data diperoleh dari orang dan
perilaku yang diamati.
Dengan penelitian ini peneliti mengharapkan dapat memperoleh data
secara mendetail tentang hal-hal yang diteliti karena adanya hubungan
langsung dengan responden atau obyek penelitian.
Metode deskriptif bertujuan untuk menggambarkan, meringkas berbagai
kondisi, berbagai situasi, atau bahkan berbagai fenomena realitas sosial yang
ada di masyarakat yang menjadi obyek penelitian, serta berupaya menarik
1 Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2017),
Cet 30, h. 6.
59
realitas itu ke permukaan sebagai suatu ciri, karakter, sifat, model, tanda atau
gambaran tentang kondisi, situasi, atau fenomena tertentu.2
Terkait kegiatan pokok dalam penelitian ini ialah hanya untuk
mendeskripsikan serta menganalisis secara intensif mengenai segala
fenomena pemasalahan yang diteliti, yakni mengenai masalah-masalah yang
berkaitan dengan implementasi problem based learning dalam materi
makanan halal & haram yang diperoleh melalui kualitatif.
D. Teknik Pengumpulan Data
Merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan
utama dari penelitian ialah mendapatkan data. Dalam penelitian kualitatif,
pengumpulan data lebih banyak pada observasi, wawancara serta
dokumentasi.3
1. Observasi
Observasi ialah dasar semua ilmu pengetahuan. Para ilmuwan hanya
dapat bekerja berdasarkan data, yakni fakta terkait dunia kenyataan yang
diperoleh melalui observasi.4 Observasi pada penelitian ini dimulai dari
melihat keadaan sekolah, lalu diamati selanjutnya melakukan wawancara
kepada beberapa informan yang bersangkutan dengan judul penelitian.
Setelah itu, peneliti melakukan observasi langsung di dalam kelas terkait
pelaksanaan proses pembelajarannya. Observasi ini bersifat partisipatif,
dimana peneliti juga terlibat dengan aktivitas yang sedang diamati.
Tujuan observasi ini ialah untuk mengetahui kondisi siswa, kondisi
sekolah, pelayanan yang diberikan sekolah kepada peserta didik
(fasilitas), perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, dan
evaluasi pembelajaran. Penelitian dilaksanakan dengan cara mengamati
guru PAI dan peserta didik dalam proses belajar mengajar dengan
menggunakan problem based learning. Di samping itu, peneliti juga
mengamati kondisi siswa dan kondisi SMPN 03 Tangerang Selatan untuk
2 Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif Edisi 2, (Jakarta : Prenada Media, 2007), h. 68. 3 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2017), h. 308. 4 Ibid., h. 310.
60
melihat akhlak dan ketentuan sekolah bagi peserta didik. Selain itu
peneliti juga mengamati proses problem based learning dalam materi
makanan halal & haram yang dilakukan oleh guru PAI di SMPN 03
Tangerang Selatan. Berikut ini aspek pengamatan yang peneliti lakukan :
Tabel 3.1
Kondisi siswa dan sekolah di SMPN 03 Tangerang Selatan
No. Aspek yang diamati Indikator
1. Keadaan Lingkungan 1. Lokasi Sekolah
2. Kebersihan Sekolah
3. Tingkat
Kenyamanan
Sekolah
4. Tata Tertib Sekolah
5. Keamanan Sekolah
2. Kondisi Peserta Didik 1. Kondisi Peserta
Didik
2. Komunikasi Peserta
Didik
Tabel 3.2
Proses Poblem Based Learning dalam materi makanan halal &
haram
No. Aspek yang diamati Indikator
1. Orientasi peserta didik pada
masalah
1. Menginformasikan
Kompetensi Dasar
serta tujuan
pembelajaran
2. Menjelaskan logistik
yang dibutuhkan
3. Mengarahkan
pertanyaan atau
masalah
4. Memotivasi peserta
didik agar aktif
dalam pemecahan
masalah
61
2. Mengorganisasikan peserta didik
untuk belajar
1. Membantu peserta
didik mendefinisikan
dan
mengorganisasikan
tugas belajar yang
terkait masalah
tersebut
2. Membantu peserta
didik dalam
memecahkan
masalah tersebut
3. Mendorong
keterbukaan dalam
menyatukan
pendapat antar
sesama teman
sekelompoknya
4. Menguji pemahaman
peserta didik atas
konsep yang
ditemukan
3. Penyelidikan Kelompok 1. Memberi kemudahan
pengerjaan peserta
didik dalam
memecahkan
masalah tersebut
2. Mendorong
kerjasama dalam
memecahkan
masalah tersebut
3. Mendorong peserta
didik dalam
mengumpulkan
informasi
4. Membantu peserta
didik dalam
menemukan
hipotesis dan juga
solusi
4. Mengembangkan dan
menyajikan hasil karya
1. Membimbing peserta
didik untuk
menyajikan hasil
karya seperti
mencatat semua
jawaban di kertas
selembar yang akan
62
dikumpulkan ke
guru PAI
2. Mempresentasikan
hasil diskusi terkait
pemecahan masalah
tersebut di depan
kelas
5. Mengevaluasi proses pemecahan
masalah
1. Membantu peserta
didik dalam
mengkaji ulang hasil
pemecahan tersebut
2. Memotivasi peserta
didik untuk aktif
terlibat dalam
pemecahan masalah
3. Mengevaluasi hasil
belajar terkait materi
makanan halal &
haram
2. Wawancara
Peneliti menggunakan wawancara tak berstruktur, yakni wawancara
yang bebas di mana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara
yang telah tersusun secara sistematis serta lengkap untuk pengumpulan
datanya. Pedoman wawancara yang digunakan hanyalah berupa garis-
garis besar permasalahan yang akan ditanyakan.5 Wawancara ini
dilakukan kepada guru agama Islam, Waka Kurikulum serta sebagian (10
orang) murid-murid kelas VIII pengayaan di SMPN 03 Tangerang
Selatan.
Tabel 3.3
Kisi-kisi Wawancara
No. Informasi Yang dibutuhkan Responden
1. Informasi Lembaga:
a. Latar belakang berdirinya
Kepala Sekolah
5 Ibid., h. 320.
63
lembaga sekolah SMPN 03
Tangerang Selatan
b. Visi Misi SMPN 03 Tangerang
Selatan
c. Tujuan dan peranan SMPN 03
Tangerang Selatan
2. Informasi Kurikulum dan Registrasi:
a. Kurikulum yang diterapkan
SMPN 03 Tangerang Selatan
b. Perencanaan pembelajaran di
SMPN 03 Tangerang Selatan
c. Proses belajar dan mengajar di
SMPN 03 Tangerang Selatan
d. Evaluasi pembelajaran di SMPN
03 Tangerang Selatan
e. Kendala dalam pembelajaran di
SMPN 03 Tangerang Selatan
f. Seleksi dan tes masuk siswa di
SMPN 03 Tangerang Selatan
g. Kualifikasi guru yang mengajar di
SMPN 03 Tangerang Selatan
Waka Kurikulum ,
dan Kepala Sekolah
3. Layanan Sekolah:
a. Ketersediaan sarana dan Prasarana
pendukung pembelajaran siswa
b. Ketersediaan infrastruktur di
SMPN 03 Tangerang Selatan
Kepala Sekolah
64
Tabel 3.4
Penerapan Problem Based Learning Dalam Materi Makanan Halal &
Haram
No. Data yang dibutuhkan Instrumen Penelitian
1. Pelayanan pembelajaran yang diberikan
sekolah kepada siswa meliputi proses
pembelajaran di dalam kelas maupun di
luar kelas, model, media, dan strategi
pembelajaran, kurikulum dan
pengelolaan waktu pembelajaran, dan
kegiatan sosial serta ekstrakulikuler
Guru PAI
2. Penerapan problem based learning
meliputi dari kegiatan pembuka, kegiatan
inti dan kegiatan penutup
Guru PAI dan siswa
3. Kendala yang dihadapi saat menerapkan
problem based lerning
Guru PAI dan Siswa
4. Teknik mengajar yag digunakan dalam
problem based learning dalam materi
makanan halal & haram
Guru PAI
5. Dampak dari penerapan probem based
learning untuk siswa
Guru PAI
3. Dokumentasi
Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data yang berupa gambar,
tulisan, atau karya-karya monumental dari seseorang. Dokumentasi ini
sebagai pelengkap dari observasi dan wawancara. Terkait penelitian ini
peneliti melihat dokumen-dokumen seperti RPP, silabus pembelajaran
pendidikan agama Islam di SMPN 03 Tangerang Selatan, serta foto-foto
kegiatan pada saat pembelajaran, ataupun juga dokumen terkait data-data
sekolah SMPN 03 Tangerang Selatan.
65
Tabel 3.5
Kisi-kisi Dokumentasi Penelitian
No. Data yang dibutuhkan
1. Informasi Lembaga:
a. Latar belakang berdirinya lembaga sekolah SMPN 03
Tangerang Selatan
b. Visi Misi SMPN 03 Tangerang Selatan
c. Tujuan dan peranan SMPN 03 Tangerang Selatan
2. Struktur organisasi dan tata kerja SMPN 03 Tangerang Selatan
a. Bagan struktur organisasi sekolah
b. Deskripsi tugas untuk masing-masing komponen
organisasi
c. Bagan struktur organisasi kelas
d. Bagan struktur organisasi atau ektrakulikuler dan
okulikuler sekolah
e. Deskripsi tugas untuk masing-masing komponen
ektrakulikuler dan
okulikuler sekolah
3. Layanan Sekolah
a. Ketersediaan sarana dan Prasarana pendukung
pembelajaran siswa
b. Ketersediaan infrastruktur di SMPN 03 Tangerang
Selatan
4. Kurikulum Sekolah
5. Buku ajar yang digunakan, media pembalajaran yang ada
66
6. RPP, kisi-kisi soal ujian, evaluasi, remedial, penilaian
7. Kegiatan belajar mengajar di dalam kelas
E. Pemeriksaan atau Pengecekan Keabsahan data
Peneliti melakukan pemeriksaan data agar data yang diperoleh itu akurat
seperti perpanjang pengamatan, meningkatkan ketekunan serta triangulasi.
1. Perpanjang pengamatan
Pada tahap ini untuk menguji kredibilitas data penelitian, sebaiknya
difokuskan pada pengujian terhadap data yang diperoleh, apakah data
yang diperoleh itu setelah dicek kembali ke lapangan benar atau tidak,
berubah atau tidak. Jika sudah benar maka peneliti dapat mengakhiri
pengamatan ini namun jika tidak benar datanya maka peneliti melakukan
pengamatan lagi yang lebih luas serta mendalam sehingga diperoleh data
yang pasti kebenarannya. Dalam hal ini peneliti mengecek RPP serta
silabus Pendidkan Agama Islam di SMPN 03 Tangerang Selatan dengan
melihat langsung pembelajaran di kelas VIII pengayaan tersebut.
2. Meningkatkan ketekunan
Berarti melakukan pengamatan secara lebih cermat serta
berkesinambungan. Dengan cara tersebut maka kepastian data serta
urutan peristiwa akan dapat direkam secara pasti dan sistematis. Peneliti
melakuakan pengamatan sekiranya ada 7 kali dimana dengan kedatangan
peneliti di SMPN 03 Tangerang Selatan dapat menyaksikan kebenaran
data secara berkesinambungan.
3. Triangulasi
Dalam pengujian kredibilitas ini diartikan sebagai pengecekan data
dari berbagai sumber dengan berbagai cara serta waktu. Dengan
demikian terdapat triangulasi sumber, teknik pengumpulan data dan
waktu.
67
a. Triangulasi Sumber
Untuk menguji kredibilitas data mengenai aktivitas guru
mengajar, maka pengumpulan serta pengujian data yang telah
diperoleh dapat dilakukan ke waka kurikulum, kepala sekolah dan
murid. Data yang telah dianalisis oleh peneliti akan menghasilkan
suatu kesimpulan selanjutnya dimintakan kesepakatan dengan tiga
sumber data tersebut.
b. Triangulasi Teknik
Data yang diperoleh dengan wawancara, lalu dicek dengan
observasi, dokumentasi atau kuesioner. Bila dengan tiga teknik
tersebut menghasilkan data yang berbeda-beda maka peneliti harus
melakukan diskusi lebih lanjut kepada sumber data yang
bersangkutan atau yang lain untuk memastikan data mana yang
dianggap benar atau mungkin semuanya benar, karena sudut
pandangnya berbeda-beda.
c. Triangulasi Waktu
Data yang dikumpulkan dengan teknik wawancara di pagi hari
pada saat narasumber masih segar, belum banyak masalah, itu
menimbulkan data yang lebih akurat atau valid. Untuk itu dalam
rangka pengujian kredibilitas data dapat dilakukan dengan cara
melakukan pengecekan melalui wawancara, observasi atau teknik
lain dalam waktu serta situasi yang berbeda. Bila hasil uji
menghasilkan data berbeda-beda maka harus dilakukan secara
berulang-ulang sehingga sampai ditemukan kepastian datanya.6
F. Teknik Analisi Data
Miles and Huberman dikutip oleh Sugiyono, mengatakan bahwa aktivitas
dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung
secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Aktivitas
dalam analisis data yakni data reduction, data display serta conclusion
drawing/verification. Data yang peniliti dapatkan itu semakin kompleks dan
6 Ibid., h. 368-374.
68
rumit. Maka peneliti mereduksi data dengan merangkum, memilih hal-hal
yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting yang berkaitan dengan
judul penelitian tersebut serta membuang yang tidak perlu. Peneliti juga
selalu menguji apa yang telah ditemukan pada saat memasuki lapangan yang
masih bersifat hipotetik itu berkembang atau tidak. Bila setelah lama
memasuki lapangan ternayata hipotesis yang dirumuskan selalu didukung
oleh data pada saat dikumpulkan di lapangan, maka hipotesis tersebut tebukti
dan akan berkembang menjadi teori yang grounded. Setelah itu barulah
peneliti menyimpulkannya bahwa kesimpulan tersebut mungkin dapat
menjawab rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal, tetapi mungkin
juga tidak, karena seperti telah diungkapkan bahwa masalah dan rumusan
masalah dalam penelitian kualitatif itu masih bersifat sementara dan bisa
berkembang setelah penelitian berada di lapangan.7
7 Ibid., h. 337-345.
69
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
1. Latar Belakang Berdirinya SMPN 03 Tangerang Selatan
Berdiri sejak tahun 1977 dengan nama SMPN 03 Tangerang Selatan.
tanahnya merupakan hibah dari UIN dari Departemen Agama dalam
rangka mendirikan lembaga pendidikan. Bulan februari 1983 namanya
adalah SMPN 1 Kampung Utan. Perubahan nomenkelatur pada tahun
1999 untuk kecamatan Ciputat menjadikan SMPN 1 Kampung Utan
berubah nama menjadi SMPN 2 Ciputat. Kemudian karena SMPN 03 ini
urutan ketiga tertua di Tangerang Selatan, maka dari itu menjadi SMPN
03 Tangerang Selatan.
Sejak berdirinya SMPN 03 Tangerang Selatan telah dipimpin oleh 7
orang kepala sekolah yakni :
Nama Masa Jabatan
R. Soeharto 1977
Drs. H. Wanhar 1977-1989
Drs. H. Munadjat Indria 1989-1996
Dra. Hj. Ade Halimatussa’diah 1996-2000
Drs. H. Kuswanda M.Pd 2000-2006
Drs. H. Nurhadi M.M 2006-2009
H. Maryono, S.E.M.Pd 2009-sekarang
2. Profil Sekolah
a. Nama Sekolah : SMP NEGERI 3 KOTA
TANGERANG SELATAN
b. No. Statistik Sekolah : 201.280310.002
c. NPSN : 20603132
d. Tipe Sekolah : A = 27 A1 = 24 A2 = 21
B = 18 B1 = 15 B2 = 12
C = 9 C1 = 6 C2 = 3
70
e. Alamat Sekolah : Jl. Ir. H. Juanda (samping UIN
Jakarta) Ciputat Timur Kota
Tangerang Selatan
f. Telepon / Fax : (021) 7401312
g. Status Sekolah : Negeri
h. Status Pembinaan : SSN
i. Luas Lahan/Tanah : 4.811 m2
j. Status Kepemilikan : Hak Milik
k. Nama Kepala Sekolah : H. Maryono, S.E.M.Pd
l. Pendidikan Terakhir : Strata Dua (S2) Management
Pendidikan
m. Masa Kerja Sebagai Kasek : 14 tahun
n. Nilai Akreditasi Sekolah : 96 (Amat Baik)
o. No Rekening : 0016653616101 Bank Jabar
Banten
p. NPWP : 00170.775.1.411.000
q. Visi, Misi dan Strategi SMP Negeri 3 Kota Tangerang Selatan
Visi Sekolah : Terunggul dalam Prestasi, Teladan dalam
bersikap dan bertindak, serta Konsisten dalam
menjalankan ajaran agama
Indikator Visi :
a) Terunggul dalam perolehan nilai akademis
b) Terunggul dalam persaingan masuk SMA / SMK Negeri
c) Terunggul dalam lomba (olimpiade) MIPA
d) Terunggul dalam prestasi non akademis
e) Bersikap baik dan sopan kepada siapapun
f) Selalu taat menjalankan ajaran agama (ibadah) di manapun
berada
Misi Sekolah :
b) Mewujudkan peningkatan kualitas / mutu lulusan
71
c) Mewujudkan peningkatan jumlah lulusan yang masuk SMA
/ SMK Negeri
d) Membina sikap percaya diri, semangat gotong royong dan
cinta tanah air
e) Meningkatkan prestasi kerja yang diimbangi dengan
penghargaan yang layak serta dilandasi dengan semangat
ketauladanan dan keikhlasan
f) Meningkatkan status sekolah menjadi sekolah unggulan
r. Jumlah Peserta Ujian Nasional :
2016/2017 2017/2018 2018/2019
471 siswa 444 siswa 409 siswa
s. Prosentase Lulusan :
2016/2017 2017/2018 2018/2019
100% 100 % 100%
t. Nilai Rata-rata Ujian Nasional :
Mata Pelajaran 2016/2017 2017/2018 2018/2019
1. B.Indonesia 73.41 74.40 76.64
2. B. Inggris 58.44 35.63 64.00
3. Matematika 54.88 57.00 50.24
4. I P A 53.49 49.38 55.44
Rata2 Seluruh MP 240.22 216.41 226.39
u. Data Jumlah Kelas, Rombel, dan Siswa Tahun Pelajaran 2019/2020 :
No.
Data Kelas
Jumlah
Rombel
Jumlah Siswa
Laki-laki Perempuan Jumlah
1 Kelas VII 11 235 252 487
2 Kelas VIII 11 198 240 438
3 Kelas IX 11 182 226 408
J U M L A H 33 614 718 1333
72
v. Data Jumlah Guru dan Statusnya :
No
Mata Pelajaran
Jumlah
Guru
Status Guru
PNS GTT Bantu Hono
r
1 Pendidikan Agama 5 1 3 - -
2 Pendidikan
Kewarganegaraan
4 3 1 - -
3 Matematika 6 6 - - -
4 Bahasa Indonesia 8 8 - - -
5 Bahasa Inggris 6 6 - - -
6 Ilmu Pengetahuan Alam 6 6 - - -
7 Ilmu Pengetahuan Sosial 7 7 - - -
8 Penjaskes 4 3 1 - -
9 Pendidikan Seni Budaya 4 2 1 - -
10 Prakarya 3 2 1 - -
11 BP / BK 4 3 1 - -
T o t a l 55 47 8 - -
B. Pembahasan
1. Perencanaan Pembelajaran Dengan Menggunakan Problem Based
Learning Dalam Materi Makanan Halal dan Haram Di SMPN 03
Tangerang Selatan
Perencanaan pembelajaran merupakan proses penyusunan yang di
dalamnya memuat materi pembelajaran, penggunaan media
pembelajaran, metode pembelajaran yang dimana dimuat untuk
digunakan pada masa satu semester yang akan datang untuk mencapai
tujuan yang dicapai. Terkait mengenai tujuan yang ingin dicapai
menandakan suatu keberhasilan yang sudah dipersiapkan secara matang.
Sebelum pelaksanaan pembelajaran menggunakan problem based
learning. Biasanya guru PAI kelas VIII pengayaan di SMPN 03
73
Tangerang Selatan telah membuat serta menyiapkan perencanaan
pembelajaran yang biasa di kenal dengan silabus dan RPP (Renacana
Pelaksanaan Pembelajaran). Terkait silabus guru telah mempelajari lebih
dalam seperti kompetensi dasar (KD), materi pembelajaran, kegiatan
pembelajaran serta alokasi waktu. Kemudian terkait RPP memuat
kompetensi inti (KI), kompetensi dasar (KD), indikator, materi
pembelajaran, metode pembelajaran, kegiatan pembelajaran, sumber
belajar serta memuat penilaian. Dalam hal membuat RPP di SMPN 03
Tangerang Selatan disusun bersama-sama oleh gurunya melalui MGMP
(Musyawarah Guru Mata Pelajaran). Dengan MGMP ini semua guru
mata pelajaran berkumpul untuk membuat RPP serta silabus dan
perangkat lainnya yang diadakan setiap awal tahun pelajarandan awal
semester. Bahkan di dalam MGMP tersebut terdapat pengawas yang
bertugas mengawasi MGMP tersebut.
Observasi diatas diperoleh dari hasil wawancara peneliti dengan pak
Rendra selaku guru PAI kelas VIII pengayaan di SMPN 03 Tangerang
Selatan yang menjelaskan sebagai berikut :
Untuk perencanaan disebut dengan RPP. Di SMPN 03 Tangerang
Selatan ini terdapat MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran)
kecil dan gugus. Kalau di SMPN O3 Tangerang Selatan itu
menerapkan yang MGMP kecil. Namun kalau di sini hanya yang
mudah saja seperti hasil temuannya seperti ini lalu dikembangkan di
gugus. Biasanya yang gugus ini yang MGMP (Musyawarah Guru
Mata Pelajaran) besar. Maksud dari yang besar ini yakni satu gugus
ada sekitar 28 sekolah. Jadi dari 28 sekolah ini kumpul menjadi satu
untuk merencanakan suatu pembelajaran yang biasa kita kenal
adalah RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran). Maka seperti
itulah alurnya.1
Hal yang sama juga dikatakan oleh pak Sholeh Fathoni selaku waka
Kurikulum di SMPN 03 Tangerang Selatan, yang mengatakan bahwa :
Perencanaan itu disebut seperti RPP. Kalau di SMPN 03 Tangerang
Selatan membuatnya di MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran).
Kemudian di dalam MGMP tersebut guru mata pelajaran
1 Wawancara pak Rendra selaku guru PAI pada tanggal 29 Januari 2020.
74
berkumpul untuk membahas indikator, langkah-langkah dan lainnya
yang termasuk di dalam RPP. Bahkan di dalamnya juga terdapat
pengawas. Lalu pengawas tersebut biasanya memberikan
pengarahan. Jadi, semua guru permata pelajaran membuat RPP di
MGMP secara bersama-sama sesuai mata pelajarannya.2
Di dalam RPP guru memuat langkah-langkah pembelajaran dengan
menggunakan problem based learning yakni seperti : Pertama, aktivitas
mengorientasi peserta didik kepada suatu masalah yang dilakukan
dengan cara guru menyampaikan suatu masalah lalu guru memotivasi
peserta didik agar aktif dalam memecahkan masalah tersebut. Kedua,
aktivitas mendefinisikan masalah serta mengorganisir peserta didik agar
belajar yakni dilaksanakan dengan guru membantu peserta didik dalam
mengorganisir tugas belajar dalam menyelesaikan masalah yang telah
diberikan oleh guru yang dimana guru telah meminta peserta didik untuk
duduk berkelompok lalu guru meminta peserta didik untuk mengamati
penjelasan serta video yang telah guru tayangkan di depan kelas. Ketiga,
aktivitas mengecek diskusi peserta didik antar kelompok untuk
menyelesaikan suatu permasalahan tersebut dengan cara guru berkeliling
dan membantu peserta didik yang mengalami kesulitan. Keempat,
mengembangkan serta mempresentasikan hasil diskusi kelompok dengan
cara guru meminta perwakilan kelompok yang sudah selesai berdiskusi
untuk segera menyajikannya serta mendemonstrasikannya di dalam kelas
lalu guru meminta kelompok yang lain mendengarkan, namun guru juga
memberikan kesempataan kelompok yang lain untuk memberi
tanggapannya. Kelima, refleksi serta penilaian yang dilakukan dengan
cara guru menganalisa peserta didik serta mengevaluasinya dengan
memberi penguatan terkait jawaban peserta didik yang masih kurang
menemukan jawaban yang benar atau bahkan yang sudah benar dan juga
evaluasinya adalah dengan memberikan ujian soal yang dibagikan ke
peserta didik melalui rumah belajar. Bagi peserta didik yang belum
2 Wawancara pak Sholeh Fathoni selaku waka Kurikulum padatanggal 11 Februari 2020.
75
paham dengan diskusi tersebut maka guru melakukan penjelasan lagi
sedikit atau mengulas sedikit terkait masalah yang telah diberikan di
dalam kelas. Selain itu, di setiap pertemuan, guru telah menetapkan
alokasi waktu yang termuat di dalam silabus serta RPP yang terdiri dari
kegitan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup.
Hal di atas juga di sampaikan oleh pak Rendra selaku guru PAI kelas
VIII pengayaan sebagai berikut :
Terkait RPP, menurut saya apa yang sudah saya laksanakan di
dalam kelas dengan memberikan beberapa masalah terkait masalah
makanan halal & haram sudah saya cantumkan dibagian model
pembelajaran dengan menggunakan problem based learning. Jadi
nanti di RPP juga ada langkah-langkah bagaimana cara guru
melakukan model problem based learning itu. Sebenarnya mau
bagaimana pun caranya yang terpenting tujuan pembelajarannya
tercapai.3
Di dalam RPP guru PAI kelas VIII pengayaan juga memuat adanya
media, alat bahan serta sumber belajar yang telah disesuaikan dengan
langkah-langkah pembelajaran. Namun, terkait sumber belajar guru tidak
hanya bersumber pada buku LKS maupun buku paket saja melainkan
bersumber dari buku-buku yang terkait materi makanan halal & haram,
internet, Al-Qur’an serta lingkungan sekitar.
Hal tersebut diperkuat dengan perkataan pak Rendra selaku guru PAI
yang menyatakan bahwa : Untuk sumber belajar saya membebaskan
kepada peserta didik yang terpenting tidak hanya terpaku pada buku LKS
dan buku paket saja. Karena menurut pak Rendra kalau hanya
cakupannya buku paket dan LKS kurang meluas untuk pemahaman
peserta didik di kehidupan sehari-harinya nanti. Bahkan pak Rendra
jarang sekali menggunakan buku LKS atau buku paket tersebut, pak
Rendra lebih sering menggunakan sumber-sumber belajar yang
mengupas secara detail terkait makanan halal & haram. Buku paket dan
LKS hanya pak Rendra gunakan untuk dasar-dasarnya saja agar peserta
3 Wawancara pak Rendra selaku guru PAI pada tanggal 29 Januari 2020.
76
didik mengetahui dalil, hikmah, manfaat dan apa saja jenis-jenis binatang
yang halal & haram tersebut.
Untuk perencanaan pembelajaran menggunakan problem based
learning ini sedikit terdapat kesulitan yakni kesulitan yang manusiawi
yaitu saat membuatnya karena memiliki rasa malas yang semua orang
atau semua manusia memilikinya.
Hal di atas di sampaikan oleh pak Sholeh Fathoni selaku waka
kurikulum di SMPN 03 Tangerang Selatan sebagai berikut :
Untuk keilmuwan pasti sudah memiliki semua. Namun yang sulit
itu ketika memulainya. Di saat ingin membuat RPP timbullah rasa
malas. Dengan demikian kalau tidak bersama-sama, rasanya malas
untuk membuat RPP tersebut. Maka dari itu adanya MGMP jadi
dapat mengerjakannya bersama-sama.4
Namun untuk penerapannya tidak ada masalah karena sebelum
adanya 2013 ini guru PAI kelas VIII pengayaan ini sudah menerapkan
terlebih dahulu namun belum mengetahui kalau yang selama ini
diterapkan adalah problem based learning.
Maka dapat disimpulkan bahwa perencanaan dalam pembelajaran
sangat diperlukan guru SMPN 03 Tangerang Selatan karena guru harus
memiliki suatu tujuan yang dimuat dalam RPP tersebut. Jika guru tidak
memiliki perencanaan yang matang tujuan yang ingin dicapai tidak akan
tercapai. Perencanaan itu berupa silabus, RPP serta perangkat-perangkat
lainnya. Di dalam RPP terdapat langkah-langkah pembelajaran yang
dibagi menjadi kegiatan pembuka, inti dan penutup. Selain itu termuat
juga adanya sumber belajar, model pembelajaran, metode pembelajaran
yang akan diterapkan guru dalam proses pembelajaran di dalam kelas dan
adanya penilaian ketika guru telah selesai dalam menjelaskan materi
makanan halla & haram.
4 Wawancara pak Sholeh Fathoni selaku waka Kurikulum padatanggal 11 Februari 2020.
77
2. Implementasi Pembelajaran Dengan Menggunakan Problem Based
Learning Dalam Materi Makanan Halal & Haram Di SMPN 03
Tangerang Selatan
Hasil penelitian dapat diketahui bagaimana implementasi
pembelajaran di dalam kelas. Model pembelajaran yang digunakan guru
di dalam kelas terkait materi makanan halal & haram seperti kelas VIII
pengayaan yaitu problem based learning. Hal ini peneliti cocokkan juga
dengan RPP. Problem based learning ini melibatkan peran aktif peserta
didik dalam belajar yang dilakukan baik secara individual maupun
kelompok guna menemukan solusi dari suatu permasalahan yang erat
kaitannya dengan kehidupan sehari-hari.
Implementasi pembelajaran menggunakan problem based learning
dalam materi makanan halal & haram kelas VIII pengayaan di SMPN 03
Tangerang Selatan terdapat pada metode pembelajaran dan model
pembelajaran. sebelum memasuki kegiatan inti, terdapat susunan terkait
kegiatan inti serta kegiatan penutup. Guru PAI kelas VIII pengayaan
pada saat kegiatan pendahuluan mengadakan suasana belajar yang tertib
dengan meminta peserta didik untuk duduk sesuai kelompok. Setelah
masuk kelas guru juga menunggu sebagian peserta didik yang belum
masuk kelas karena masih sholat dzuhur di masjid sebab pelajaran PAI di
hari rabu memasuki waktu setelah dzuhur. Dengan demikian peserta
memasuki kelas ketika sudah selesai sholat dzuhur. Setelah itu guru
membuka kelas dengan diawali salam pembuka serta meminta
perwakilan satu orang untuk memimpin do’a. Kemudian guru meminta
peserta didik untuk mengecek kerapihan yakni baju, buku dan sampah
disekitar tempat duduk agar segera dibuang ke tempat sampah. Lalu guru
mengulas materi yang minggu lalu serta mendiskusikan materi yang
sudah dipelajari minggu lalu kemudian dikaitkan dengan materi makanan
halal & haram. Selanjutnya guru menjelaskan tujuan pembelajaran dari
materi makanan halal & haram kepada peserta didik pada saat itu.
78
Hasil observasi di atas di dukung dengan adanya wawancara terkait
kegiatan pendahuluan dalam pembelajaran PAI, Nisrina merupakan salah
satu siswi kelas VIII pengayaan mengatakan bahwa pelajaran PAI
terdapat di hari selasa dan rabu. Jika di hari rabu dimulai setelah sholat
dzuhur, ada sebagian siswi yang masih ada di masjid jadi biasanya pak
rendra menunggu semuanya lengkap dahulu barulah bisa dimulai
pembelajaran. Lain hal dengan Illona yang juga merupakan salah satu
siswa kelas VIII pengayaan yang mengatakan bahwa pelajaran PAI di
buka dengan salam lalu di pimpin salah satu orang untuk membaca do’a
tak lupa juga guru meminta seluruh peserta didik untuk merapihkan baju,
buku serta sampah yang ada untuk dibuang ke tempat sampah. Kemudian
mengabsen peserta didik melalui kelompok yang sudah dibuat.
Dapat diketahui dari dokumentasi penelitian bahwa pada kegiatan
pendahuluan dalam materi makanan halal & haram yaitu guru melakukan
orientasi, apersepsi, motivasi, serta pemberian acuan kepada peserta
didik. Orientasi guru yaitu dengan cara mengucapkan salam lalu meminta
salah satu perwakilan kelas untuk memimpin do’a. Lalu untuk Apersepsi
guru seperti menyampaikan rencana kegiatan pembelajaran yang akan
dilakukan pada saat itu. Sedangkan untuk motivasi seperti memberitahu
peserta didik akan pentingnya mempelajari makanan halal & haram
dengan dikaitkan dalam kehidupan sehari-hari atau fakta-fakta yang
menarik yang sedang diperbincangkan pada saat itu. Kemudian guru
memberikan acuan dengan memberitahu peserta didik apa saja yang akan
dipelajari dalam materi makanan halal & haram.
Selanjutnya hasil observasi dalam kegiatan inti pembelajaran
menunjukkan bahwa problem based learning telah dilaksanakan oleh
guru dan juga siswa dengan baik. Yang dimana adanya bantuan seperti
sumber belajar, beberapa fasilitas penunjang lainnya, dan media. Bahkan
dari hasil wawancara dengan peserta didik terkait seberapa paham peserta
didik dengan materi makanan halal & haram menunjukkan bahwa hampir
79
semua peserta didik sudah paham dengan materi tersebut. Artinya tujuan
pembelajaran sudah tercapai.
Berikut ini ialah langkah-langkah pembelajaran yang diterapkan oleh
guru di kelas VIII pengayaan, yakni :
a. Orientasi peserta didik terhadap suatu masalah yang diberikan oleh
guru PAI
Hasil observasi dan wawancara dengan guru PAI bahwasannya
dalam hal orientasi peserta didik yakni pak Rendra selaku guru PAI
kelas VIII pengayaan telah membentuk kelompok dari awal semester
lalu guru memberikan tiga permasalahan terkait makanan halal &
haram seperti kasus paha dan sayap ayam yang di Amerika harus di
beli Indonesia yang dimana faktanya ayamnya memakan pur babi,
maka dari itu apa hukumnya mengkonsumsi ayam yang makan pur
babi. Lalu kasus selanjutnya adalah luwak white cofee, apa
hukumnya mengkonsumsi kopi luwak tersebut. Selanjutnya
permasalahan yang terakhir yakni bagaimana peserta didik
menyikapi permasalahan lele yang memakan kotoran manusia.
Kemudian memotivasi peserta didik untuk aktif dalam
menyelesaikan permasalahan tersebut.
Pada kegiatan orientasi ini guru menyampaikan tiga masalah
terkait makanan halal & haram kemudian memotivasi peserta didik
untuk aktif dalam menyelesaikan masalah tersebut. Guru
memberikan kesempatan untuk semua peserta didik agar menjawab
atau memecahkan permasalahan tersebut secara bersama-sama.
Setelah semua permasalahan sudah di jawab oleh peserta didik,
kemudian guru memberikan penguatan terkait pemecahan masalah
tersebut seperti kasus ayam makan pur babi dengan melihat faktanya
yang sudah diteliti maka hukumnya boleh di konsumsi, dan kasus
yang kedua terkait kopi luwak boleh di konsumsi karena tidak
terkontaminasi yang dimana tidak adanya unsur-unsur najis ke dalam
kopi tersebut karena struktur buahnya yang seperti melinjo dan yang
80
yang lebih kuat halalnya adalah ketika bijinya di tanam ia tumbuh,
zat kopinya tidak hilang, dan yang terakhir kasus lela mengkonsumsi
kotoran manusia yang dimana secara literasi hewan air tawar dan
laut itu halal di konsumsi, dan faktanya lele tersebut sebelum di jual
harus puasa dulu selama 3 hari yakni untuk membuang kotoran-
kotoran tersebut.
b. Menjelaskan permasalahan serta mengorganisir peserta didik agar
belajar
Hasil observasi pada hal ini menunjukkan bahwa menjelaskan
masalah serta mengorganisir peserta didik agar belajar yaitu dengan
cara guru membantu peserta didik dalam mengorganisir tugas belajar
untuk menyelesaikan tiga permasalahan yang telah diberikan guru
PAI lalu peserta didik mendiskusikannya dengan kelompok.
Kemudian guru menayangkan video terkait penjelasan mengenai
daging babi di depan kelas. Lalu guru menjelaskan lebih detail dan
melihat di kehidupan sehari-hari yang dimana akan banyak
permasalahan mengenai label halal yang mudah saja orang tempelin
di produk tertentu jadi harus melihat dari kode halalnya terlebih
dahulu dan mengingatkan peserta didik akan pentingnya makan &
minum dengan duduk dan menggunakan tangan kanan serta
membaca bismillah. Guru juga memberikan penjelasan yang erat
kaitannya dengan kehidupan sehari-hari seperti makan di warteg atau
di pinggir jalan apakah jelas kehalalannya dan memberikan
penguatan mengenai permasalahan yang erat kaitannya dengan
kehidupan sehari-hari. Lalu untuk minggu depan (rabu)
permasalahan akan datang dari peserta didik terkait makanan halal &
haram secara random apapun yang ia temui di luar sekolah boleh di
angkat atau di jadikan permasalahan yang dimana setiap kelompok
membuat tiga masalah lalu setelah itu guru mengorganisir semua
masalah dari kelompok tersebut untuk ditukar antar kelompok.
Selanjutnya peserta didik mengkondisikan posisi duduknya serta
81
mulai untuk berdiskusi bersama dengan kelompoknya masing-
masing. Kegiatan ini ialah tindak lanjut dari penjelasan orientasi
siswa terhadap suatu masalah yang telah guru lakukan dengan
mengkoordinasi peserta didik.
Nisrina selaku salah satu siswi kelas VIII pengayaan di SMPN
03 Tangerang Selatan mengatakan cara guru PAI dalam
implementasi problem based learning terkait materi makanan halal
& haram yaitu :
Cara guru yang pasti awalnya di mulai dengan do’a. Lalu absen
kelompok setelah itu mengangkat beberapa masalah kemudian
diberi sedikit materi dengan power point lalu diperjelas dengan
video yang ditayangkan. Setelah itu guru PAI menanyakan
pendapat semua kelompok jadi membuat kelas menjadi aktif dan
menyenangkan. Lalu diakhiri dengan kesimpulan dari materi
makanan halal & haram tersebut setelah itu guru memberikan
beberapa tugas untuk di bahas di pertemuan yang akan datang
kemudian menutup kelas dengan do’a.5
Hal serupa diungkapkan dengan Ilona selaku salah satu siswi
kelas VIII pengayaan di SMPN 03 Tangerang Selatan yang
mengatakan mengenai pembelajaran PAI di kelas yaitu : “Menurut
saya, pembelajaran PAI sampai saat ini tidak ada masalah melainkan
sangat seru, asik, tidak membosankan, mudah dimengerti, dan
menyenangkan karena guru PAI tidak membuat tegang justru
bercanda-canda namun masih mengenai materi yang sedang di
pelajari.”6
Dalam hal ini yang dilakukan oleh guru ialah mengadakan
aktivitas menjelaskan masalah yang telah ditanyakan kepada peserta
didik sebanyak tiga permasalahan lalu permasalahan akan datang
dari peserta didik sebanyak tiga permasalahan juga yang akan di
5 Wawancara Nisrina selaku siswi kelas VIII pengayaan di SMPN 03 Tangerang Selatan
tanggal 11 Februari 2020.
6 Wawancara Ilona selaku siswi kelas VIII pengayaan di SMPN 03 Tangerang Selatan
tanggal 11 Februari 2020.
82
tukar dengan masing-masing kelompok yang berbeda. Lalu guru
mengorganisir peserta didik agar dapat aktif dalam berpendapat
dengan teman kelompoknya dalam menyelesaikan masalah yang
diberikan teman beda kelompoknya, seperti permasalahan apakah
hiu boleh dimakan, ikan buntal boleh di makan, apakah dosa
memakan makanan yang bukan milik kita, mengapa makanan haram
di ciptakan, dan yang terakhir yaitu apakah gajah halal. Dalam
proses pemecahan masalah tersebut terlihat kelas sangat aktif serta
peserta didik berantusias untuk memecahkan masalah-masalah
tersebut. Lalu guru memberikan durasi waktu agar semua kelompok
dapat segera menyelesaikan masalah tersebut.
c. Mengecek diskusi peserta didik antar kelompok
Hasil observasi mengenai hal ini ditunjukkan dengan cara guru
berkeliling serta membantu siswa yang mengalami kesulitan dalam
mennyelesaikan masalah tersebut. Tugas peserta didik di sini ialah
menjawab semua pertanyaan atau permasalahan yang sudah
diberikan oleh kelompok lain di kertas yang sudah berisi
permasalahan tersebut dengan cara bersama-sama mengungkapkan
pendapatnya lalu diberi kesepakatan mengenai jawaban yang benar.
Dalam hal ini guru meminta peserta didik untuk berdiskusi lalu
guru dan penulis mengecek dengan berkeliling serta membantu
kelompok yang mengalami kesulitan. Jadi peserta didik dapat
bertanya dengan guru atau penulis apabila mengalami kesulitan
mengenai materi makanan halal & haram. Mengenai hal ini peserta
didik juga dapat mencari informasi dari mana saja, baik dari buku
paket, LKS, internet atau sumber lainnya terkait materi makanan
halal & haram.
Namun, sebenarnya dilihat dari observasi di kelas jarang sekali
peserta didik ketika diberi suatu masalah langsung mencari informasi
dari buku, internet atau lainnya, karena guru PAI sebelumnya sudah
mengarahkan mereka untuk membaca buku apapun terkait makanan
83
halal & haram di rumah. Jadi ketika di dalam kelas peserta didik
langsung menjawabnya saja dengan berdiskusi dari bacaan yang
dibaca siswa dengan siswa yang lainnnya dan akhirnya menemukan
suatu kesepakatan kelompok untuk menentukan jawaban yang benar.
d. Mengembangkan serta mempresentasikan hasil diskusi kelompok
Hasil observasi mengenai hal ini ditunjukkan dengan cara guru
meminta kelompok yang sudah selesai menyelesaikan tiga
permasalahan tersebut yakni yang diberikan guru dan tiga
permasalahan yang ditukar antar kelompok untuk segera di
demonstrasikan di dalam kelas dengan secara bergantian lalu guru
memberikan kesempatan kelompok lain untuk memberikan
tanggapannya. Dalam hal ini guru hanya meminta satu permasalahan
saja yang menurut peserta didik unik dan menarik untuk di jawab di
dalam kelas. Artinya untuk pertanyaan antar kelompok hanya perlu
satu masalah saja yang dibahas namun tetap di kertas, peserta didik
menjawab tiga masalah tersebut. Sedangkan untuk tiga permasalahan
yang diberikan guru itu barulah harus dijawab oleh semua peserta
didik dengan cara berdiskusi sesama teman kelompok lalu
perwakilan setiap kelompok mengungkapkan hasil disksuinya
tersebut di dalam kelas melalui mengangkat tangan dan berdiri.
Terkait pelaksanaannya mengenai pembelajaran PAI ini
dilakukan pada hari selasa dan hari rabu yang dimana pada hari
selasa itu hanya digunakan sebagai motivasi serta evaluasi mengenai
materi makanan halal & haram yang telah dijelaskan pada hari rabu.
Dengan demikian hari rabu dilakukan guru dengan menjelaskan
mengenai makanan halal & haram seperti di pertemuan pertama guru
memberikan peserta didik dengan tiga permasalahan lalu di
selesaikan pada hari itu juga. kemudian dipertemuan selanjutnya
guru meminta peserta didik membuat tiga permasalahan dari masing-
masing kelompok untuk di tukar dan dijawab oleh masing-masing
kelompok tersebut. Seperti kelompok 1 menukar ke kelompok 2,
84
begitu seterusnya. Lalu kelompok 2 akan mengangkat satu
permasalahan saja yang menurutnya unik dan menarik untuk dibahas
di dalam kelas. Begitupun dengan kelompok lainnya. ketika satu
kelompok sudah memaparkan hasil diskusinya, kelompok lain
memberikan tanggapan atau kritikan mengenai jawaban dari
kelompok tersebut dengan catatan semua kelompok harus
memberikan tanggapan terkait masalah tersebut. Lalu guru tetap
mengawasi diskusi tersebut agar tidak terlalu jauh pembahasan
mengenai makanan halal & haram.
e. Refleksi serta penilaian
Hasil observasi dalam hal ini ditunjukkan dengan cara guru
menganalisa serta mengevaluasi dan memberikan penguatan
terhadap semua jawab peserta didik seperti guru memberikan
kesimpulan dari setiap masalah tersebut serta meluruskan jawaban
yang kurang benar agar peserta didik dapat lebih mengerti. Lalu
ketika semua peserta didik telah selesai memaparkan semua
permasalahan yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari, diakhir
pembelajaran guru meminta peserta didik untuk mengumpulkan hasil
diskusinya yang berbentuk kertas tersebut kepada guru PAI.
Pak Rendra selaku guru PAI kelas VIII pengayaan mengatakan
mengenai evaluasi pembelajaran terkait materi makanan halal &
haram yaitu :
Biasanya saya buat soal melalui rumah belajar, setelah itu saya
sebarkan ke anak-anak lalu nanti akan mendapatkan hasilnya.
Namun, di dalam kelas saya mengamati mana anak-anak yang
aktif dan yang pasif. Walau bagaimana pun yang pasif tetap
masih memberikan pendapat ketemannya yang aktif. Jadi dapat
disimpulkan bahwa keseluruhan siswa aktif.7
Hal di atas juga pak rendra jelaskan bahwasannya problem based
learning ini memiliki kelebihan serta kekurangannya sebagai berikut :
7 Wawancara pak Rendra selaku guru PAI pada tanggal 29 Januari 2020.
85
Menurut saya, berbicara mengenai kelebihan sudah jelas membuat
siswa menjadi lebih berfikir kritis dan menginginkan agar siswa
mandiri menghadapi suatu masalah yang erat kaitannya dengan
kehiudpan sehari-hari. Sedangkan untuk kekurangan dari problem
based learning ini adalah untuk mereka yang tidak mempunyai
referensi akan pasif, lalu saya tidak memposisikan sebagai sumber
ilmu melainkan saya hanya meluruskan. Jika pembahasannya sudah
di luar dari materi baru saya masuk untuk meluruskan dan jika ada
jawaban yang sudah tidak jelas maka saya luruskan, lalu juga
bahannya dan etikanya seperti kadang siswa itu untuk adu
argument dengan sesama temannya suka lupa etika. Namun kalau
saya hentikan kata “gua” dengan “kamu” dan kata “lu”dengan
“aku” pasti kelas tidak akan seaktif dan seenjoy tadi, seperti yang
sudah kamu lihat di dalam kelas. Akan tetapi saya hanya was-was
saja dengan mengontrol emosi anak-anak saja.8
Hal di atas mengenai evaluasi pembelajaran Devira selaku salah satu
siswi kelas VIII pengayaan mengatakan bahwa : “Biasanya guru PAI
memberikan kesimpulan di setiap diskusi dan ketika materi sudah
selesai. Setelah itu memberi soal untuk dikerjakan yang di sebarkan
melalui rumah belajar.”9
Dari uraian di atas, dapat ditemukan bahwa implementasi
pembelajaran dengan menggunakan problem based learning dalam materi
makanan halal & haram adalah sebagai berikut :
a. Guru membuat suasana belajar yang tertib dengan meminta peserta
didik untuk duduk sesuai kelompok.
b. Guru meminta perwakilan satu orang untuk memimpin do’a.
c. Guru meminta peserta didik untuk mengecek kerapihan yakni baju,
buku dan sampah yang ada di sekitar tempat duduk agar segera
dibuang ke tempat sampah.
d. Guru mengulas materi yang minggu lalu serta mendiskusikan materi
yang sudah dipelajari minggu lalu kemudian dikaitkan dengan materi
makanan halal & haram.
8 Ibid.,
9Ibid.,
86
e. Guru mengadakan aktivitas orientasi peserta didik kepada masalah
yang timbul atau yang sering terjadi di kehidupan sehari-hari dengan
cara guru menyampaikan permasalahan yang sering muncul di
kehidupan sehari-hari lalu memotivasi peserta didik agar aktif untuk
memecahkan masalah yang diberikan oleh guru.
f. Guru mengadakan aktivitas menjelaskan masalah yang telah
ditanyakan kepada peserta didik sebanyak 3 permasalahan lalu
permasalahan akan datang dari peserta didik sebanyak 3
permasalahan juga yang akan di tukar dengan masing-masing
kelompok yang berbeda-beda serta mengorganisir peserta didik agar
dapat aktif dalam berpendapat dengan teman kelompoknya dalam
menyelesaikan masalah yang diberikan oleh guru lalu guru
memberikan durasi waktu agar semua kelompok dapat segera
menyelesaikan masalah tersebut.
g. Guru melakukan aktivitas mengecek diskusi peserta didik antar
kelompok melalui kegiatan mengontrol semua kelompok secara
berkeliling serta membantu peserta didik yang mengalami kesulitan.
h. Guru mengadakan aktivitas mengembangkan serta
mempresentasikan hasil diskusi kelompok dengan cara guru
meminta perwakilan kelompok yang sudah selesai berdiskusi untuk
segera menyajikannya serta mendemonstrasikannya di dalam kelas
lalu guru meminta kelompok yang lain mendengarkan, namun guru
juga memberikan kesempataan kelompok yang lain untuk memberi
tanggapannya.
i. Guru melakukan aktivitas refleksi serta penilaian yang dilakukan
dengan cara guru menganalisa peserta didik serta mengevaluasinya
dengan memberi penguatan terkait jawaban peserta didik yang masih
kurang menemukan jawaban yang benar atau bahkan yang sudah
benar berupa kesimpulan.
87
Pak rendra selaku guru PAI kelas VIII pengayaan di SMPN 03
Tangerang Selatan mengatakan bahwa pelaksanaan problem based
laerning dalam materi makanan halal & haram adalah sebagai berikut :
Kita harus faham kelas, artinya anak pasif jangan di gabungkan
dengan anak pasif lagi dan anak aktif juga jangan di gabungkan
dengan anak yang aktif. Maka dari itu kelompok tidak saya tentukan
untuk bikin sendiri jadi saya menentukannya dengan saya tunjuk.
Jadi teknis nya itu random yang saya tunjuk berhitung 1 sampai 5.
Dari sini saya bertugas menghafalkan sekali anak-anaknya yang
nomor 1 siapa dan yang no 2 siapa, begitu seterusnya. Setelah
terbentuk kelompok lalu saya minta di desain tempatnya
bahwasannya saya tidak ingin menghadap ke depan semua karena
saya tidak nyaman jadi kurang banyak gerak di dalam kelas. Lalu
saya hanya mengingatkan bahwa materi kita mengenai makanan
halal & haram setelah itu cari referensi yang banyak dan menarik,
cari pembahasan-pembahasan yang tidak ada dibuku karena kalau
kalian hanya berpatokan ke buku hanya terpaku dalam bahasan itu
saja. Lalu saat di kelas biasanya saya mengawalinya dengan salam
dan membaca do’a yang di pimpin oleh satu orang lalu saya
mengabsen semua kelompok. Selanjutnya saya membacakan KD
juga tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Lalu akan saya
tayangkan sedikit materi mengenai makanan halal & haram
selanjutnya masuk ke bagian inti yakni menonton video agar dapat
memunculkan suatu permasalah yang membuat siswa membahasnya
bersama-sama dengan kelompok untuk mendapatkan suatu solusi
dari masalah tersebut. Lalu juga saya kaitkan dengan kenyataan atau
fakta yang ada terkait makanan halal & haram ini. Seperti sekarang
ini sedang hebohnya virus corona dari sup kelelawar yang berasal
dari wuhan Cina, yang dimana dalam materi makanan halal dan
haram sudah jelas binatang-binatang yang boleh dimakan dan yang
tidak boleh dimakan. Maka dari sinilah, siswa dapat menyimpulkan
sendiri akan pentingnya memakan makanan yang halal dan menjauhi
makanan yang haram. Dalam penerapannya saya menggunakan 3
permasalahan dan di hari berikutnya permasalahan itu datang dari
masing-masing kelompok untuk dibahas dan saling menukar
permasalahan yang muncul tersebut ke kelompok yang berbeda.
Seperti permasalahan kelompok 1 di berikan ke kelompok 2
sedangkan permasalahan kelompok 2 diberikan ke kelompok 3, dan
begitu seterusnya.10
Terkait penerapan problem based laerning pak Sholeh Hasan selaku
waka kurikulum mengatakan bahwa : Saya pun kadang-kadang
10 Wawancara pak Rendra selaku guru PAI pada tanggal 29 Januari 2020.
88
menggunakannya di dalam kelas, dengan mengangkat suatu masalah lalu
bertanya kepada siswa agar mereka dapat berdiskusi untuk
memecahkannya. Penerapan problem based learning dapat berhasil
ketika semua siswa aktif untuk menyelesaikannya dan menemukan
solusinya. Namun, mereka harus banyak membaca agar dapat
menyelesaikannya. Tapi yang kita ketahui masih ada satu atau dua orang
bahkan bisa sebagian siswa yang pasif itu dikarenakan kurangnya
referensi yang ia baca. Maka, dari itu guru harus pintar-pintar
mengkondisikan kelas agar menjadi kelas yang menyenangkan dan
semua tujuan pembelajaran dapat tercapai.
Berbicara mengenai penerapan pasti erat kaitannya dengan kendala,
menurut pak rendra selaku guru PAI kelas VIII pengayaan di SMPN 03
Tangerang Selatan adalah sebagai berikut :
Kendalanya adalah menghadapi siswa yang berbagai macam
karakter dan kepandaiannya yang berbeda-beda, jadi ada siswa
yang aktif dan pasif. Bagi siswa yang tidak memiliki
referensi akan terlihat lebih pasif. Maka diskusi tidak akan
berjalan sesuai yang diharapkan. Dalam diskusi harus
menciptakan kelas yang hidup dan juga kondusif. Selain itu,
ada juga yang ditakutkan setiap sudah menggunakan problem
based learning dalam materi makanan halal & haramyakni
pemahaman siswa yang salah mengenai penjelasan saya terkait
makanan halal & haram yang dikarenakan siswa kurang peka atau
kurang konsentrasi.11
Hal di atas juga didukung oleh pendapat pak Sholeh selaku waka
Kurikulum di SMPN 03 Tangerang Selatan yakni :
Ketika ada siswa yang terlalu ramai agak sulit untuk
mengkondisikan waktu dalam menggunakan problem
based learning ini dan kendalanya ketika siswa kurang
membaca saja itu akan membuat problem based
learningnya kurang efektif Selain itu, ketika konsentrasi
siswa yang kurang fokus mengakibatkan kesalahpahaman
antara apa yang di jelaskan guru terkait materi dengan
pemahaman siswa yang kurang fokus tersebut.12
11 Ibid.,
12 Wawancara pak Sholeh Fathoni selaku waka kurikulum pada tanggal 11 Februari 2020.
89
Maka dapat disimpulkan bahwa dalam pelaksanaannya guru harus
mengerti kelas serta semua peserta didiknya karena semua peserta didik
mengalami kepandaian yang berbeda-beda. Guru juga harus memiliki
banyak metode yang menyenangkan agar peserta didik santai dan senang
dengan pembelajaran itu sehingga untuk berpendapat tidak malu-malu
atau tidak takut salah lagi. Dalam pembelajaran penguatan yang
diberikan guru berupa kesimpulan, sangat penting untuk membuat
pemahaman peserta didik menjadi lebih mengerti dan menemukan solusi
yang total.
3. Evaluasi Pembelajaran dengan menggunakan Problem Based
Learning Dalam Materi Makanan Halal & Haram Di SMPN 03
Tangerang Selatan
Evaluasi menggunakan problem based learning dalam materi
makanan halal & haram di SMPN 03 Tangerang Selatan ditunjukkan
dengan cara guru memberikan masalah nyata atau masalah dalam
kehidupan sehari-hari kepada peserta didik lalu peserta didik di dorong
untuk menyelesaikan masalah tersebut selanjutnya memaparkan hasil
dari penyelesaian masalah dan pada akhir pembelajaran guru melakukan
pengulasan agar mengetahui tingkat pemahaman peserta didik serta hasil
belajar peserta didik.
Terkait cara mengevaluasi implementasi problem based learning
dalam materi makanan halal & haram biasanya guru PAI membuat soal
di rumah belajar lalu disebarkan ke peserta didik. Berdasarkan dari hasil
pengamatan, peneliti menemukan bahwa evaluasi pembelajaran dengan
problem based learning tidak hanya dilakukan diakhir pembelajaran
tetapi juga dilakukan pada setiap masalah yang sudah dipecahkan dengan
melihat atau mengamati semua peserta didik saat prosese belajar
mengajar. Dengan demikian jika guru merasa dalam proses pembelajaran
masih banyak kurangnya, guru dapat memperbaiki di pertemuan
90
berikutnya. Berikut data hasil penilaian dari soal makanan halal &
haram :
Tabel 4.1
Data hasil penilaian dari soal makanan halal & haram
No. Nama Nilai
1. Adam Rizky Ramadhan 93
2. Adian Neutrino Raharjanto 80
3. Aisyah Cynthia Dwi Wardhani 80
4. Alfian Wahyu Saputra 91
5. Ali Zeidan 80
6. Andien Ayuningtyas 85
7. Arka Ananda Nugraha Sayogo 80
8. Aulia Maya Novianti 91
9. Dandrapurwa Kanigoro 88
10. Devara Khairinna Zandra 80
11. Devira Kahirinna Zandra 80
12. Gilang Rahmadan Saputra Sirega 80
13. Hanifah Khairunnisa 88
14. Illona Shafa wibowo 80
15. Kaluna Naysila Syahputri 80
19. Khaira Putri Fadilah 85
91
20. Lugtya Anggira 87
21. Maisa Saskya Zahwa 97
22. Marshandini Laras Putri 94
23. Muhammad Alvito Saladin Nasution 90
24. Muhammad Budi Prakoso 82
25. Muhammad Dafa Romdani 87
26. Muhammad Fauzan Azima 80
27. Muhammad Irfan Ali 91
28. Muhammad Ziyad Arzaq Wafi 80
29. Nanda Laili Ambara 87
30. Nisrina Husna Dzakirah 85
31. Randhu Ningga Prabaswara 87
32. Robinendra Deko Awanta 82
33. Shofie Aulia Mauland 80
34. Siti Cantika Bidadari Permata Swargi 80
35. Zahwa Alisya Rivaie 90
Di dukung dengan pendapat dari Kayra selaku salah satu siswi kelas
VIII pengayaan di SMPN 03 Tangerang Selatan sebagai berikut :
Evaluasinya seperti memberi kesimpulan disetiap diskusi dan setelah
materi selesai. Setelah itu memberi soal untuk dikerjakan yang di
sebarkan melalui rumah belajar.
92
Dari hasil wawancara dan observasi penelitian bahwa dalam evaluasi
pembelajaran menggunakan problem based learning dalam materi
makanan halal & haram menggunakan evaluasi dengan cara online
melalui rumah belajar. Namun jika memang sedang terpaksa sekali
kadang guru PAI menggunakan tes tulis juga namun memang lebih
sering menggunakan tes online melalui rumah belajar.
Hasil observasi mengenai kendala implementasi problem based
learning dalam materi makanan halal & haram yakni menghadapi peserta
didik yang memiliki berbagai macam karakter mengakibatkan terkadang
tidak sesuai harapan guru sepenuhnya. Dimana dapat dilihat dari segi
tingkat pemahaman serta kecerdasan anak yang berbeda-beda. Kondisi-
kondisi diluar program dari guru yang sudah direncanakan tetapi tidak
berjalan dengan semestinya. Seperti kendala di rumah belajar yang
terkadang susah untuk diakses oleh peserta didik dikarena jaringan dari
pusat rumah belajarnya. Akhinya evaluasinya terhambat. Selain itu,
kendalanya ketika peserta didik sudah terlalu asik dengan debat antar
kelompok mengakibatkan lupa etika namun jika guru menghentikannya
pembelajaran tidak akan seaktif itu. Kendala lain juga terdapat pada
waktu yang kurang banyak karena banyak hal baru yang menyangkut
makanan halal & haram dalam kehidupan sehari-hari. Dilain hal juga
mengenai konsentrasi peserta didik yang kurang fokus menangkap
penjelasan dari guru mengakibatkan salah pemahaman mengenai
makanan halal & haram.
Hal di atas disampaikan oleh pak Sholeh Fathoni selaku waka
kurikulum di SMPN 03 Tangerang Selatan bahwa :
Ketika ada siswa yang terlalu ramai agak sulit untuk
mengkondisikan waktu dalam menggunakan problem based learning
ini dan kendalanya ketika siswa kurang membaca saja itu akan
membuat problem based learningnya kurang efektif. Selain itu,
ketika konsentrasi siswa yang kurang fokus mengakibatkan
kesalahpahaman antara apa yang di jelaskan guru terkait materi
dengan pemahaman siswa yang kurang fokus tersebut.13
13 Wawancara pak Sholeh Fathoni selaku waka kurikulum pada tanggal 11 Februari 2020.
93
Hal yang sama juga disampaikan oleh pak Rendra selaku guru PAI
kelas VIII pengayaan di SMPN 03 Tangerang Selatan bahwa :
Kendalanya adalah menghadapi siswa yang berbagai macam
karakter dan kepandaiannya yang berbeda-beda, jadi ada siswa yang
aktif dan pasif. Bagi siswa yang tidak memiliki referensi akan
terlihat lebih pasif. Maka diskusi tidak akan berjalan sesuai yang
diharapkan. Dalam diskusi harus menciptakan kelas yang hidup dan
juga kondusif. Selain itu, ada juga yang ditakutkan setiap sudah
menggunakan problem based learning dalam materi makanan halal
& haram yakni pemahaman siswa yang salah mengenai
penjelasan saya terkait makanan halal & haram yang dikarenakan
siswa kurang peka atau kurang konsentrasi.14
Jika disimpulkan kegiatan evaluasi pembelajaran yang dilakukan
sebagai berikut :
a. Siswa diberi kesempatan yang sama untuk bertanya terkait hal-hal
yang belum dipahami mengenai materi makanan halal & haram.
b. Evaluasi digunakan sebagai cara untuk melihat kekurangan guru
dalam mengajar. Jika terdapat banyak kekurangan di dalam
pembelajaran, guru dapat memperbaikinya di pertemuan selanjutnya.
c. Evaluasi pembelajaran tidak hanya dilakukan diakhir pembelajaran
saja melainkan juga pada penilaian tengah semester serta akhir
semester baik menggunakan online atau tes tulis.
d. Dalam proses belajar mengajar adanya evaluasi membuat guru tahu
akan kendala-kendala apa saja yang terdapat pada peserta didik.
e. Adanya evaluasi dapat mengukur sejauh mana pemahaman siswa
mengenai materi makanan halal & haram.
Hal di atas disampaikan oleh pak Rendra selaku guru PAI kelas VIII
pengayaan di SMPN 03 Tangerang Selatan adalah sebagai berikut :
“Biasanya saya bikin soal setelah itu saya sebarkan ke anak-anak
lalu nanti akan mendapatkan hasilnya. Namun di dalam kelas saya
mengamati mana anak-anak yang aktif dan yang pasif. Namun
14 Wawancara pak Rendra selaku guru PAI pada tanggal 29 Januari 2020.
94
walupun dia pasif tetap masih memberikan pendapat ketemannya
yang aktif. Jadi dapat disimpulkan bahwa keseluruhan siswa aktif.”15
Maka dapat disimpulkan bahwa evaluasi pembelajaran yang
dimaksud adalah mengenai hasil belajar peserta didik yang dimana guru
meminta peserta didik agar menjawab soal-soal yang sudah diberikan
melalui rumah belajar. Artinya guru menggunakan evaluasi hasil belajar
secara online.
15Ibid.,
95
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan paparan data dan analisis hasil penelitian diatas maka dapat
disimpulkan bahwa :
1. Perencanaan pembelajaran dengan menggunakan problem based learning
dalam materi makanan halal & haram kelas VIII pengayaan di SMPN 03
Tangerang Selatan telah memenuhi kaidah saintifik seperti :
a. Telah sesuai dengan silabus serta RPP yang telah dibuat oleh guru
bersama kelompok MGMPnya.
b. Guru menjabarkan langkah-langkah problem based learning dalam
proses belajar mengajar.
c. Guru membuat silabus, RPP, modul serta perangkat pembelajaran
lain dari program kerja MGMP.
2. Implementasi pembelajaran dengan menggunakan problem based
learning dalam materi makanan halal & haram kelas VIII pengayaan di
SMPN 03 Tangerang Selatan telah memenuhi kaidah saintifik seperti :
a. Guru mengorientasi peserta didik kepada masalah dengan cara
menyampaikan masalah lalu memotivasi peserta didik untuk aktif
memecahkan masalah tersebut.
b. Guru mendefinisikan serta mengorganisir peserta didik untuk belajar
dengan cara membantu peserta didik dalam mengorganisir tugas
belajar dalam menyelesaikan masalah yang diberikan dimana guru
meminta peserta didik membentuk kelompok, guru membagikan
masalah di dalam kelas lalu guru memberikan durasi waktu yang
sama untuk masing-kelompok.
c. investigasi mandiri maupun kelompok dengan cara guru berkeliling
serta membantu peserta didik serta mempresentasikan karya dengan
cara guru meminta kelompok yang telah selesai menyelesaikan
masalah yang diberikan oleh guru dengan memdemonstrasikannya di
96
depan kelas lalu guru memberikan kesempatan kelompok lain agar
memberikan tanggapan.
d. Guru melakukan refleksi serta penilaian yg dimana guru membuat
soal makanan halal & haram melalui rumah belajar serta mengamati
semua peserta didik di dalam proses pembelajaran.
3. Evaluasi pembelajaran dengan menggunakan problem based learning
dalam materi makanan halal & haram kelas VIII pengayaan di SMPN 03
Tangerang Selatan seperti :
a. Peserta didik di beri kesempatan untuk bertanya mengenai hal-hal
yang belum di pahami.
b. Evaluasi digunakan untuk mengoreksi cara guru di dalam
pembelajaran apakah berhasil atau tidak (melihat kekurangan guru
dalam belajar).
c. Evaluasi dijadikan guru untuk mengetahui kendala2 peserta didik
dalam proses belajar mengajar.
d. Evaluasi pembelajaran tidak hanya dilakukan di akhir pembelajaran
saja melainkan pada penilaian tengah semester juga dilakukan.
B. Implikasi
1. Perhatian guru semakin meningkat mengenai masalah-masalah yang
baru dalam kehidupan sehari-hari.
2. Hasil dari pada proses guru mengajar di kelas terlihat lebih aktif,
efektif, dan dapat mencapai semua tujuan pembelajaran yang dimana
menjawab masalah-masalah baru di dalam kehidupan sehari-hari.
3. Mengembangkan serta menumbuhkan cara berfikir kritis untuk
menghadapi segala masalah yang erat kaitannya dengan kehidupan
sehari-hari.
C. Saran
Adapun saran yang dapat peneliti berikan atas adanya implementasi problem
based learning dalam materi makanan halal & haram yaitu :
a. Kepada guru, peneliti mengharapkan agar lebih sabar serta giat lagi untuk
memotivasi peserta didik menjadi lebih aktif lagi, kreatif serta
97
bersemangat untuk mengikuti pembelajaran di dalam kelas. Sehingga
semua peserta didik memiliki kemauan yang sama untuk mengemukakan
pendapatnya serta dapat lagi menggunakan banyak metode-metode
pembelajaran yang baru serta menyenangkan.
b. Kepada peserta didik, peneliti mengharapakan peserta didik dapat
memotivasi sesama teman sejawatnya untuk belajar bersama dan saling
menukar ilmu agar proses belajar mengajar menjadi lebih aktif lagi serta
lebih banyak membaca buku-buku untuk menambah wawasan dan juga
pengetahuannya ketika ada suatu masalah yang diberikan guru di dalam
kelas.
c. Kepada pihak sekolah, peneliti mengharapkan dapat mengajak peserta
didik serta guru agar menggunakan sarana dan prasarana dengan sebaik
mungkin sesuai keperluannya.
98
DAFTAR PUSTAKA
Sumber Buku
Al-Tabany, Trianto Ibnu Badar, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif,
Progresif, Dan Kontekstual: Konsep, Landasan, dan Implementasinya pada
Kurikulum 2013 (Kurikulum Tematik Integratif/TKI), Jakarta: Prenadamedia
Group, 2014.
Arifin, Zainal, Evaluasi Pembelajaran, Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan
Islam, Kementerian Agama RI, Cet. II, 2012.
Arikunto, Suharsimi, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, Ed.
2, Cet. III, 2013.
Arikunto, Suharsimi, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Edisi 2, Jakarta: Bumi
Aksara, 2016.
Asy-Sya’rawi, Syaikh Mutawalli, Hikmah Di Balik Yang Halal Dan Haram,
Jakarta: Cv. Pustaka Mantiq, 1994.
Bungin, Burhan, Penelitian Kualitatif Edisi 2, Jakarta : Prenada Media, 2007.
Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, Panduan Pembelajaran
Untuk Sekolah Menengah Pertama, (Jakarta: Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan, 2016), Cet. 1, h. 16.
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemah, Depok: Al-Huda, 2002.
Ichsan, Burhannudin, Dodik Nursanto, Keterampilan Belajar Dan Keterampilan
Teknologi Informasi, Surakarta: UNS Press, 2013.
Majid, Abdul, Belajar Dan Pembelajaran, Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2012.
Muhammad, Syekh, Yusuf Qardhawi, Halal Dan Haram Dalam Islam, Surabaya:
Pt Bina Ilmu, 1982.
Muliawan, Jasa Ungguh, 45 Model Pembelajaran Spektakuler, Yogyakarta : Ar-
Ruzz Media, 2016.
Moleong, Lexy J. Metode Penelitian Kualitatif, Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, Cet 30, 2017.
Qardhawi, Yusuf, Penj. Drs. Abu Sa’id al-Falahi, Aunur Rafiq Shaleh Tamhid Lc,
Halal Dan Haram, Jakarta : Robbani Press, 2000.
Rasjid, Sulaiman, Fiqh Islam (hukum fiqh lengkap), Bandung: Sinar Baru
Algensindo, 1994.
99
Rusman, Model-model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru,
Jakarta: Rajawali Press, 2016.
Said, Alamsyah, dan Andi Budimanjaya, 95 Strategi Mengajar Multiple
Intelligences Mengajar Sesuai Kerja Otak dan Gaya Belajar Siswa, Jakarta:
Kencana, 2015.
Sanjaya, Wina. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Peoses Pendidikan,
Jakarta: Kencana, 2008.
Shaleh, Hasan, Kajian Fiqh Nabawi & Fiqh Kontemporer, Jakarta: Rajawali Pers,
2008.
Shidiq, Sapiudin, Ushul Fiqh, Jakarta: Kencana, 2017.
Sudjono, Anas, Pengantar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Rajawali Pers, Ed. 1, Cet.
11, 2011.
Sukardi, M., Evaluasi Pendidikan: Prinsip dan Operasionalnya, Jakarta: PT. Bumi
Aksara, Ed. 1, Cet. 11, 2008.
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, Jakarta: Alfabeta, 2017.
Syarifuddin, H. Amir, Ushul Fiqh, Jakarata: Kencana, 2011.
Sya’rowi, Muhammad Mutawalli, Halal Dan Haram, Jakarta: Pustaka Al-Kautsar,
1994.
Trianto, Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik,
Jakarta : Prestasi Pustaka Publisher, 2007.
Thoha, M. Chabib, Teknik Evaluasi Pendidikan, Jakarta : PT. Rajagrafindo
Persada, 1996.
Yamin, Martinis, Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi, Jakarta : Gaung
Persada Press, 2003.
Yaqub, Ali Mustafa, Kriteria Halal-Haram Untuk Pangan, Obat, Dan Kosmetika
Menurut Al-Qur’an Dan Hadis, Jakarta: PT. Pustaka Firdaus, 2008.
Yusuf, Muri, Asesmen Dan Evaluasi Pendidikan: Pilar Penyedia Informasi dan
Kegiatan Pengendalian Mutu Pendidikan, Jakarta: Prenadamedia Group, Ed.
1, 2015.
Sumber Jurnal
Agustina, Maya, Problem Based Learning (PBL): Suatu Model Pembelajaran
Untuk Mengembangkan Cara Berpikir Kreatif Siswa, At-Ta’dib: Jurnal
Ilmiah Pendidikan Agama Islam, 10, 2018.
100
Arifin, Samsul, Metode Problem Based Learning Dalam Peningkatan Pemahaman
Fikih Kontemporer, TA’LIM : Jurnal Studi Pendidikan Islam, 2, 2019.
B, Mahirah. “Evaluasi belajar Peserta Didik (Siswa)”, Jurnal Idaarah, 1, 2017
Hidayat, Tatang Dan Abas Asyafah, “Konsep Dasar Evaluasi Dan Implikasinya
Dalam Evaluasi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Di Sekoah, Al-
Tadzkiyyah: Jurnal Pendidikan Islam, vol. 10, 2019.
Muhammad, Iqbal, Standarisasi Produk Pangan Halal (Studi Komparatif
Perspektif Hukum Islam dan Hukum Positif), Jurnal Mimbar Akademika, 3,
2018.
Novita, Ninin Dwi, Efektifitas Model Problem Based Learning Pada
Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Dalam Meningkatkan Motivasi
Belajar Di SMA Negeri 1 Pandaan, Jurnal Pendidikan Agama Islam, 4, 2019.
Saleh, Marhamah, Strategi Pembelajaran Fiqh Dengan Problem-Based Learning,
Jurnal Ilmiah Didaktika, XIV, 2013.
Savery, John R., Overview Of Problem-based Leraning: Definitions and
Distrinctions, The Interdisciplinary, Journal of Problem-based Learning, 1,
2006.
Sumber Internet
Laili, Ursilatul, “Mengkonsumsi Makanan Halal dan Haram dalam Islam”,
www.kompasiana.com/ursilatullaili/5c79175d12ae9409d03d8ff5/mengkonsumsi-makanan-
halal-dan-haram-dalam-islam?page=all, diakses tanggal 30 Desemeber 2019
101
LAMPIRAN
102
Lampiran 1
PEDOMAN OBSERVASI
Dalam pengamatan (observasi) yang dilakukan ialah mengamati kondisi
siswa dan sekolah, aktifitas guru serta aktifitas siswa di dalam kelas terkait
implementasi problem based learning dalam materi makanan halal & haram di
SMPN 03 Tangerang Selatan, meliputi :
A. Tujuan :
Untuk memperoleh informasi dan data yang baik terkait kondisi fisik
dan non fisik mengenai implementasi problem based learning dalam
materi makanan halal & haram di SMPN 03 Tangerang Selatan
B. Aspek yang diamati :
1. Lokasi sekolah
2. Lingkungan fisik sekolah pada umumnya
3. Ruang Kelas
4. Strategi dan metode pembelajaran
5. Sarana belajar mengajar
6. Suasana kehidupan sehari-hari dalam proses belajar mengajar PAI
dalam materi makanan halal & haram
7. Proses kegiatan belajar mengajar di dalam kelas
8. Aktifitas mengajar guru di dalam kelas
9. Aktifitas siswa di dalam kelas
103
Lampiran 2
PEDOMAN WAWANCARA
Pedoman Wawancara untuk Kepala Sekolah :
1. Apa yang Bapak ketahui mengenai latar belakang berdirinya sekolah
SMPN 03 Tangerang selatan?
2. Apa saja visi & misi SMPN 03 Tangerang Selatan?
3. Bagaimana Bapak menerima guru-guru yang ingin mengajar di SMPN 03
Tangerang Selatan? Khususnya guru PAI?
4. Bagaimana cara penerimaan siswa di SMPN 03 Tangerang Selatan pak?
5. Kurikulum apa yang diterapkan di SMPN 03 Tangerang Selatan? Jika
2013 sudah sejak kapan diterapkan?
6. Bagaimana sarana & prasarana di SMPN 03 Tangerang Selatan?
Pedoman Wawancara untuk Waka Kurikulum :
1. Bagaimana sarana & prasarana di SMPN 03 Tangerang Selatan ?
2. Bagaimana analisis bapak mengenai problem based learning ?
3. Apakah Bapak/Ibu guru selalu membuat perencanaan sebelum
pelaksanaan pembelajaran ?
4. Kurikulum apa yang diterapkan di SMPN 03 Tangerang Selatan? Jika
2013 sudah sejak kapan diterapkan ?
5. Apakah ada kesulitan dari Bapak/Ibu guru dalam membuat perencanaan
pembelajaran ?
6. Apakah ada tujuan khusus yang ingin dicapai melalui problem based
learning ?
7. Apakah Bapak/Ibu guru di SMPN 03 Tangerang Selatan mengalami
kendala dalam pembelajaran saat menggunakan problem based learning ?
Pedoman Wawancara untuk Guru PAI :
1. Apakah Bapak memiliki sertifikasi guru profesional ?
2. Apakah Bapak menerapkan problem based learning di dalam kelas ?
3. Bagaimana analisis Bapak mengenai problem based learning ?
104
4. Berbicara mengenai metode, lalu metode apa yang biasa bapak gunakan
di dalam kelas ?
5. Mengapa Bapak menerapkan problem based learning dalam makanan halal
& haram ?
6. Bagaimana perencanaan problem based learning dalam materi makanan
halal & haram ?
7. Bagaimana penerapan problem based learning dalam materi makanan halal
& haram ?
8. Bagaimana evaluasi penerapan problem based learning dalam materi
makanan halal & haram ?
9. Apa saja kekurangan dan kelebihan problem based learning dalam materi
makanan halal & haram ?
10. Apa saja kendala Bapak dalam menerapkan problem based learning dalam
materi makanan halal & haram ?
105
Lampiran 3
Lembar Hasil Observasi Kondisi Sekolah & Peserta didik
No. Aspek yang diamati Indikator Hasil Observasi
1. Keadaan Lingkungan 1. Lokasi Sekolah Lokasi sekolah
berada di tempat
strategis, lalu
ketika jam pulang
sekolah membuat
jalanan di sekitar
menjadi ramai dan
macet.
2. Kebersihan Sekolah Kebersihan
sekolah cukup
baik, karena
sekolah sudah
menyiapkan
tempat sampah di
depan kelas dan di
kantin, agar
peserta didik tidak
membuang
sampah
sembarangan.
Bahkan juga
adanya petugas
kebersihan yang
bertugas
membersihkan
sekolah tersebut.
3. Tingkat
Kenyamanan
Sekolah
Kenyamanan
sekolah adalah hal
yang sangat
penting, sekolah
ini mempunyai
fasilitas-fasilitas
yang cukup
memadai
106
diantaranya yakni
ruang konsultasi,
UKS,
perpustakaan,
mushollah, kantin,
ruang
laboratorium IPA,
ruang osis, ruang
kesenian dan lain-
lain.
4. Tata Tertib Sekolah Tata tertib sekolah
dibuat dengan
sangat baik, dan
dijalankan dengan
tegas oleh
pembuat
kebijakan sekolah
dan juga guru-
guru lainnya.
5. Keamanan Sekolah Terciptanya
keamanan yang
baik sehingga
peserta didik
merasa aman
ketika di sekolah.
2. Kondisi Peserta Didik 1. Kondisi Peserta
Didik
Kondisi peserta
didik cukup stabil
jika pagi, hanya
saja ketika belajar
setelah istirahat
sampai pulang,
konsentrasi
peserta didik
beraneka ragam
ada yang masih
fokus dan ada
yang belum fokus.
107
2. Komunikasi Peserta
Didik
Komunikasi yang
dilakukan peserta
didik sangat baik,
karena banyaknya
buku yang sudah
mereka baca,
namun hanya
dalam hal
penyampaiannya
saja yang
memang masih
ada yang kurang
lancar dalam
menyampaikan
pendapatnya di
depan kelas.
Jakarta, Januari-Maret 2020
Rendra Al Mubarok SEI
108
Lampiran 4
Lembar Hasil Observasi Aktivitas Guru Pendidikan Agama Islam (PAI)
No. Aspek yang diamati Pelaksanaan Keterangan
1. A. Kegiatan Pendahuluan
1. Mengkondisikan
kesiapan peserta
didik serta kesiapan
kelas
2. Memeriksa
kehadiran, kerapihan
berpakaian, posisi
tempat duduk
disesuaikan dengan
kegiatan
pembelajaran
3. Memotivasi siswa
4. Memberikan
informasi tentang
tujuan dan manfaat
pembelajaran
5. Melakukan apersepsi
Baik Guru
melakukan
kegiatan
pendahuluan
dengan sangat
baik dan juga
sesuai dengan
RPP.
2. B. Kegiatan Inti
1. Tahap Orientasi peserta
didik kepada masalah
Guru mengorientasi
peserta didik pada
masalah, menjelaskan
tujuan pembelajaran dan
Baik Guru
melakukan
kegiatan inti
dengan baik
dan tercapai
semua tujuan
pembelajaran
yang ingin di
capai dan guru
melakukannya
109
logistik yang diperlukan,
serta memotivasi peserta
didik agar terlibat aktif
dalam kegiatan
pemecahan masalah
yang dipilih.
2. Tahap
mengorganisasikan
siswa untuk belajar
Guru meminta peserta
didik untuk duduk sesuai
keompoknya dan
mengorganisasikan
tugas belajar yang
berkaitan dengan
masalah tersebut.
3. Tahap penyelidikan
kelompok
Guru meminta setiap
kelompok untuk
berdiskusi dan juga
melakukan penyelidikan
terhadap masalah dalam
menyelesaikan masalah
tersebut serta
membimbing peserta
didik dalam proses
pemecahan masalah
tersebut.
4. Tahap mengembangkan
sesuai dengan
langkah-
langkah di
RPP.
110
dan menyajikan laporan
Guru meminta
perwakilan tiap
kelompok untuk
memaparkan
penyelidikan serta
pemecahan masalah
tersebut dengan
presentasi di dalam
kelas.
5. Tahap mengevaluasi
proses pemecahan
masalah
Guru menanggapi semua
penyelidikkan serta
pemecahan masalah dari
setiap kelompok dan
mengevaluasi
penyelidikkan masalah
serta proses-proses
dalam pemecahan
masalah tersebut.
3. C. Kegiatan Penutup
1. Memberikan evaluasi
serta kesimpulan materi
yang dibahas.
2. Menjelaskan materi
yang akan dipelajari
pada pertemuan
berikutnya dan
Baik Guru
melakukan
kegiatan
penutup
dengan baik
karena sudah
sesuai dengan
yang dimuat di
dalam RPP.
111
menyampaikan tugas
mandiri terstruktur
berupa mempelajari
materi selanjutnya.
3. Membaca do’a bersama-
sama.
Jakarta, Januari-Maret 2020
Rendra Al Mubarok SEI
112
Lampiran 5
Lembar Hasil Observasi Aktivitas Peserta Didik
Berilah skor 1-4 pada kolom skor butir-butir observasi proses pembelajaran PAI
berikut.
Skor 1 = Tidak Baik
Skor 2 = Cukup Baik
Skor 3 = Baik
Skor 4 = Sangat Baik
No. Aspek yang diamati Indikator Skor Keterangan
1. Kegiatan
Pendahuluan
1. Peserta didik
duduk dengan
rapih.
2. Peserta didik
membuat
posisi tempat
duduk
membentuk
huruf U.
3. Peserta didik
termotivasi
untuk belajar.
4. Peserta didik
mengetahui
tujuan serta
manfaat
pembelajaran
mengenai
makanan halal
& haram
4 Cukup baik.
peserta didik
sudah duduk
dengan rapih
dan sesuai
dengan intruksi
guru PAI untuk
membentuk
posisi duduk
seperti huruf U.
Hanya saja ada
beberapa
peserta didik
yang duduk
tidak sesuai
dengan
kelompoknya.
2. Kegiatan Inti
1.Tahap Orientasi
Peserta didik pada
masalah
1. Peserta didik
disajikan
masalah untuk
mencari
pemecahan
masalah
tersebut.
2. Peserta didik
memperhatikan
pelajaran guru
terkait tujuan
4 Sangat baik.
Karena terdapat
masalah yang
diberikan guru
113
pembelajaran
dan logistik
yang
diperlukan
2.Tahap
Mengorganisasikan
Peserta Didik untuk
Belajar
1. Peserta didik
duduk secara
berkelompok.
2. Peserta didik
membatasi
serta
mengorganisas
ikan tugas
belajar yang
berkaitan
dengan
masalah
tersebut.
3. Tahap
Penyelidikan
Kelompok
1. Peserta didik
mulai
berdiskusi dan
melakukan
penyelidikan
terhadap
masalah untuk
menyelesaikan
masalah
tersebut.
2. Peserta didik
mendapatkan
bimbingan dari
guru PAI
dalam proses
pemecahan
masalah
tersebut.
4.Tahap
Mengembangkan dan
Menyajikan laporan
1. Perwakilan
dari setiap
kelompok
memaparkan
penyelidikan
serta
pemecahan
masalah
tersebut
melalui
presentasi.
114
5.Tahap
mengevaluasi proses
pemecahan masalah
1. Peserta didik
menyiapkan
semua proses
penyelidikan
serta proses
pemecahan
masalah
tersebut yang
akan dievaluasi
oleh guru.
3. Kegiatan Penutup 1. Mampu
menyimpulkan
materi yang
dibahas
2. Membaca do’a
dan mengucap
salam.
4 Sangat baik.
peserta didik
dapat
menyimpulkan
materi yang
dibahas dengan
baik dan benar,
dan di akhir
pelajaran
membaca do’a
serta
mengucapkan
salam bersama-
sama.
Jakarta, Januari-Maret 2020
Rendra Al Mubarok SEI
115
Lampiran 6
HASIL WAWANCARA KEPALA SEKOLAH
Informan I
Tanggal Wawancara : Selasa, 11 Februari 2020
Tempat Wawancara :Ruang Guru
Identitas Informan I
Nama : H. Maryono, S.E.M.Pd
Jabatan : Kepala Sekolah
A : Pewawacara
B : Responden
A : “Apa yang Bapak ketahui mengenai latar belakang berdirinya
sekolah SMPN 03 Tangerang selatan ?”
B : “Sebenarnya SMPN 03 ini tanahnya hibah dari UIN dari
Departemen Agama dalam rangka mendirikan lembaga
pendidikan, luas bangunannya adalah 6.000 m2. Dulu namanya
bukan SMPN 03 melainkan SMPN 01 Kampung Utan, makanya
sering disebut dengan one. Lalu diubah lagi menjadi SMPN 02
Ciputat. Kemudian karena SMPN 03 ini urutan ketiga tertua di
Tangerang Selatan, maka dari itu menjadi SMPN 03 Tangerang
Selatan pada tahun 1977. Dimulai dengan kepala sekolahnya yang
pertama adalah pak Suharto, lalu pak Wanhar, setelah itu ibu Ade
Halimahtussa’diah, lalu pak Kuswanda, lalu pak H. Nurhadi, lalu
bulan juni 2010 dari pak Maryono sampai sekarang.”
A : “Apa saja visi & misi SMPN 03 Tangerang Selatan?”
B : “Adapun visinya yaitu :
1. Terunggul dalam perolehan nilai akademis
2. Terunggul dalam persaingan masuk SMA / SMK Negeri
3. Terunggul dalam lomba (olimpiade) MIPA
4. Terunggul dalam prestasi non akademis
116
5. Bersikap baik dan sopan kepada siapapun
6. Selalu taat menjalankan ajaran agama (ibadah) di manapun
berada
A : “Bagaimana Bapak menerima guru-guru yang ingin mengajar di
SMPN 03 Tangsel ? Khususnya guru PAI ?”
B : “Yang terpenting guru tersebut mengerti mengenai pembelajaran
Agama Islam itu sendiri. bahkan walaupun dia bukan dari keguruan
tetapi dia pernah berada di pesantren itu tidak masalah.”
A : “Bagaimana cara penerimaan siswa di SMPN 03 Tangsel pak?”
B : “Dengan mengikuti aturan pemerintah yakni secara online. Lalu
karena kita ada kelas pengayaan (bilingual) maka di tes bahasa
Inggris. Jadi siswa diterima dulu melalui jalur online setelah itu
siswa tes untuk ke kelas pengayaan dan juga dengan tes interview.
Ketika hasilnya sudah mencukupi maka barulah siswa tersebut
masuk ke dalam kategori kelas pengayaan.”
A : “Kurikulum apa yang diterapkan di SMPN 03 Tangerang Selatan?
Jika 2013 sudah sejak kapan diterapkan?”
B : “Kurikulum yang diterapkan di SMPN 03 Tangerang Selatan ini
adalah kurikulum 2013. Lalu pada saat itu juga sudah menerapkan
kurikulum 2013. Jadi awal adanya kurikulum 2013, sekolah SMPN
03 Tangerang Selatan langsung menerapkannya.”
A : “Bagaimana sarana & prasarana di SMPN 03 Tangerang Selatan ?”
B : “Sarana & prasarana di SMPN 03 Tangerang Selatan ini di
lengkapi dengan PEMDA dan di biayai dengan dana BOSDA. Lalu
juga sangat memadai semuanya pun sudah lengkap.”
Jakarta, 28 Maret 2020
Kepala Sekolah
H. Maryono, S.E.M.Pd
117
Lampiran 7
HASIL WAWANCARA WAKASEK KURIKULUM (WAKIL KEPALA
SEKOLAH BAGIAN KURIKULUM)
Informan II
Tanggal Wawancara : Selasa, 11 Februari 2020
Tempat Wawancara : Ruang guru
Identitas Informan II
Nama : Sholeh Fathoni M.pd
Jabatan : Waka Kurikulum
A : Pewawacara
B : Responden
A : “Apakah di SMPN 03 Tangerang selatan menerapkan problem based
learning ?”
B : “Ya. Sudah lama menerapkannya dari sebelum kurikulum 2013 ada
sebagian guru yang sudah menerapkannya. Barulah setelah berganti
menjadi 2013 semua guru menerapkannya.”
A : “Bagaimana analisis bapak mengenai problem based
learning ?”
B : “Analisis saya sudah banyak yang menggunakan problem
based learning. Saya pun kadang-kadang menggunakannya di
dalam kelas, dengan mengangkat suatu masalah lalu bertanya
kepada siswa agar mereka dapat berdiskusi untuk
memecahkannya. Pada kelas- kelas tertentu penggunaan
problem based learning ini lancar seperti, kelas pengayaan.
Namun, ada beberapa kelas yang kurang lancar, dan itu
hanya sedikit walaupun sebenarnya bisa. Ini diakibatkan dari
siswa yang kurang banyak baca buku atau bahkan tidak
memiliki referensi bahkan bisa juga kepekaannya kurang
118
muncul tapi yang seperti ini tidak banyak hanya sedikit. Jadi,
bagus teori ini dipakai dalam pembelajaran.”
A : “Apakah Bapak/Ibu guru selalu membuat perencanaan
sebelum pelaksanaan pembelajaran ?”
B : “Perencanaan itu disebut seperti RPP. Kalau di SMPN 03 Tangerang
Selatan membuatnya di MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran).
Kemudian di dalam MGMP tersebut guru mata pelajaran
berkumpul untuk membahas indikator, langkah-langkah dan
lainnya yang termasuk di dalam RPP. Bahkan di dalamnya juga
terdapat pengawas. Lalu pengawas tersebut biasanya memberikan
pengarahan. Jadi, semua guru permata pelajaran membuat RPP di
MGMP secara bersama-sama sesuai mata pelajarannya.“
A : “Kurikulum apa yang diterapkan di SMPN 03 Tangerang Selatan?
Jika 2013 sudah sejak kapan diterapkan?”
B : “Kurikulum yang diterapkan di SMPN 03 Tangerang selatan ini
sudah menggunakan kurikulum 2013. Kebetulan juga ditunjuk yang
diantaranya SMPN 03, SMPN 04, SMPN 8, AL-Azhar dan
pembangunan jaya yang dimana ditunjuk untuk menerapkan
kurikulum 2013. Jadi, sudah saat 2013 langsung menerapkannya. “
A : “Apakah ada kesulitan dari Bapak/Ibu guru dalam membuat
perencanaan pembelajaran?”
B : “Keilmuwan pasti sudah memiliki semua. Namun yang sulit itu
ketika memulainya. Di saat ingin membuat RPP timbullah rasa
malas. Dengan demikian kalau tidak bersama-sama, rasanya malas
untuk membuat RPP tersebut. Maka dari itu adanya MGMP jadi
dapat mengerjakannya bersama-sama.“
A : “Apakah menurut Bapak problem based learning ini penting ?
Beserta alasannya?”
B : “Sangat penting karena untuk melatih kemampuan berfikir siswa dan
melatih kepekaan siswa. Dengan demikian ketika anak berada pada
kehidupann sehari-harinya sudah terbiasa dengan masalah-masalah
119
yang diangkat yang berkaitan dengan kehidupan sehari-harinya dapat
membuat siswa mudah menyelesaikannya atau mencari solusinya.
Jadi berdasar pengalaman itu penting.”
A : “Apakah ada tujuan khusus yang ingin dicapai melalui problem
based learning ?”
B : “Minimal siswa dapat menyelesaikan masalah yang tiba-tiba muncul
baik di sekolah maupun di luar sekolah. Dengan demikian tujuan
khususnya ialah mendewasakan siswa dengan masalah terkait di
kehidupan sehari-hari.”
A : “Apakah Bapak/Ibu guru di SMPN 03 Tangsel mengalami kendala
dalam pembelajaran saat menggunakan problem based learning ?”
B : “Tidak ada kendala. Namun ketika ada siswa yang terlalu ramai agak
sulit untuk mengkondisikan waktu dalam menggunakan problem
based learning ini dan kendalanya ketika siswa kurang membaca saja
itu akan membuat problem based learningnya kurang efektif. Selain
itu, ketika konsentrasi siswa yang kurang fokus mengakibatkan
kesalahpahaman antara apa yang di jelaskan guru terkait materi
dengan pemahaman siswa yang kurang fokus tersebut.”
Jakarta, 28 Maret 2020
Waka Kurikulum
Sholeh Fathoni M.pd
120
Lampiran 8
HASIL WAWANCARA GURU BIDANG STUDI PAI
Informan III
Tanggal Wawancara : Rabu, 29 Januari 2020
Tempat Wawancara : Ruang Perpustakaan
Identitas Informan III
Nama : Rendra Al Mubarok SEI
Jabatan : Guru PAI
A : Pewawacara
B : Responden
A : “Apakah Bapak memiliki sertifikasi guru profesional ?”
B : “Kalau untuk sertifikasi bagi pegawai, SMPN 03 Tangerang Selatan
ini dibiayai oleh daerah. Jadi untuk tenaga yang dibiayai oleh daerah
di instansi negeri itu sulit untuk mendapatkan sertifikasi guru
profesional. Maka saya belum memilikinya, tapi kita dilibatkan di
PPG (Pengembangan Profesional Keguruan) nya lalu di
pengembangan kurikulumnya. Sebenarnya sulit untuk mengajukan
untuk sekolah negeri yang ingin mengajukan itu.”
A : “Apakah Bapak menerapkan problem based learning di dalam
kelas ?”
B : “ Iya, saya menerapkan problem based learning di semua kelas
VIII.“
A : “Bagaimana analisis Bapak mengenai problem based learning ?”
B : “Menurut saya, untuk beberapa materi di PAI (Pendidikan
Agama Islam) terkait problem based learning cukup efektif,
yang sifatnya praktek, yang sifatnya kekinian sangat tepat
dengan menggunakan problem based learning ini tapi jika
sifatnya dogma lalu menggunakan problem based leraning
121
cukup susah karena pembahasannya abstrak seperti
membahas mengenai malaikat, Allah SWT, Nabi & Rasul.
Namun biasanya untuk yang sifatnya dogma saya
menggunakan metode ceramah, lalu analisis referensi, dan
sebagainya. Jadi tidak mengacu hanya kepada satu buku
saja.”
A : “Berbicara mengenai metode, lalu metode apa yang biasa bapak
gunakan di dalam kelas ?”
B : “Metode ceramah, problem based learning, point to point, kunjung
kelas, kunjung karya. Anak-anak membuat sebuah karya, lalu
kelompok lain perwakilan mengunjungi karyanya. Seperti materi
tentang sholat sunnah. Kelompok A membahas mengenai sholat
gerhana matahari, apa dan bagaimana caranya. Mereka membuat
suatu karya ada yang dengan menggunakan karton, power point, dan
lain sebagainya. Satu orang menjelaskan lalu perwakilan atau duta-
duta kelompoknya datang menghampiri karya ke stand-stand
mereka. Itulah metode kunjung kelasnya. “
A : “Mengapa Bapak menerapkan problem based learning dalam
makanan halal & haram?”
B : “Karena menurut saya sangat tepat untuk digunakan dalam materi
makanan halal & haram. Tapi tidak menutup kemungkinan metode
yang lain juga bisa dan dapat diterapkan untuk materi makanan
halal & haram ini. Namun menurut saya dari kelas VIII untuk
materi makanan halal & haram yang ditepat di terapkan adalah
problem based learning. Selain itu mengenai tepat atau tidaknya di
kembalikan kepada guru itu masing- masing karena memiliki
target-target pencapaian tujuan pembelajaran masing-masing. Kalau
misalkan targetnya hanya mengerti lalu menutup materi, anak faham
pengertian makanan halal & haram itu masih di ranah C1 dan C2,
belum ke tahap menganalisis. Tapi kalau sudah ke tahap
menganalisis artinya sudah di ranah C4. Jadi guru harus
122
memperhatikan metode yang tepat bagi anak terkait materi-materi
yang akan diajarkan. Maka, sangat tepat problem based learning itu
diterapkan untuk materi makanan halal & haram.”
A : “Bagaimana perencanaan problem based learning dalam materi
makanan halal & haram ?”
B : “Untuk perencanaan disebut dengan RPP. Di SMPN 03 Tangerang
Selatan ini terdapat MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran)
kecil dan gugus. Kalau di SMPN O3 Tangerang Selatan itu
menerapkan yang MGMP kecil. Namun kalau di sini hanya yang
mudah saja seperti hasil temuannya seperti ini lalu di kembangkan
di gugus. Biasanya yang gugus ini yang MGMP (Musyawarah Guru
Mata Pelajaran) besar. Maksud dari yang besar ini yakni satu gugus
ada sekitar 28 sekolah. Jadi dari 28 sekolah ini kumpul menjadi satu
untuk merencanakan suatu pembelajaran yang biasa kita kenal
adalah RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran). Maka seperti
itulah alurnya. Di dalam RPP itu harus memuat adanya sekolah,
mata pelajaran, kelas, materi pokok, alokasi waktu, kompetensi inti,
kompetensi dasar, indikator, tujuan, media, metode, sumber belajar,
lalu ada langkah-langkah dalam pembelajaran yang dimana memuat
kegiatan pembuka, kegiatan inti mencakup 5M (Mengamati,
menanya, mengeksplorasi, menganalisis, dan mengkomunikasikan)
dan kegiatan penutup, lalu ada penilain hasil belajar, remedial,
pengayaan, dan interaksi guru dengan orang tua.”
A : “Bagaimana penerapan problem based learning dalam materi
makanan halal & haram ?”
B : “Kita harus faham kelas, artinya anak pasif jangan di gabungkan
dengan anak pasif lagi dan anak aktif juga jangan di gabungkan
dengan anak yang aktif. Maka dari itu kelompok tidak saya tentukan
untuk bikin sendiri jadi saya menentukannya dengan saya tunjuk.
Jadi teknis nya itu random yang saya tunjuk berhitung 1 sampai
5. Dari sini saya bertugas menghafalkan sekali anak-anaknya yang
123
nomor 1 siapa dan yang no 2 siapa, begitu seterusnya. Setelah
terbentuk kelompok lalu saya minta di desain tempatnya
bahwasannya saya tidak ingin menghadap ke depan semua karena
saya tidak nyaman jadi kurang banyak gerak di dalam kelas. Lalu
saya hanya mengingatkan bahwa materi kita mengenai makanan
halal & haram setelah itu cari referensi yang banyak dan menarik,
cari pembahasan-pembahasan yang tidak ada dibuku karena kalau
kalian hanya berpatokan ke buku hanya terpaku dalam bahasan itu
saja. Lalu saat di kelas biasanya saya mengawalinya dengan salam
dan membaca do’a yang di pimpin oleh satu orang lalu saya
mengabsen semua kelompok. Selanjutnya saya membacakan KD
juga tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Lalu akan saya
tayangkan sedikit materi mengenai makanan halal & haram
selanjutnya masuk ke bagian inti yakni menonton video agar
dapat memunculkan suatu permasalah yang membuat siswa
membahasnya bersama-sama dengan kelompok untuk mendapatkan
suatu solusi dari masalah tersebut. Lalu juga saya kaitkan dengan
kenyataan atau fakta yang ada terkait makanan halal & haram ini.
Seperti sekarang ini sedang hebohnya virus corona dari sup
kelelawar yang berasal dari wuhan Cina, yang dimana dalam materi
makanan halal dan haram sudah jelas binatang-binatang yang boleh
dimakan dan yang tidak boleh dimakan. Maka dari sinilah, siswa
dapat menyimpulkan sendiri akan pentingnya memakan makanan
yang halal dan menjauhi makanan yang haram. Dalam penerapannya
saya menggunakan 3 permasalahan dan dihari berikutnya
permasalahan itu datang dari masing-masing kelompok untuk
dibahas dan saling menukar permasalahan yang muncul tersebut ke
kelompok yang berbeda. Seperti permasalahan kelompok 1 diberikan
ke kelompok 2 sedangkan permasalahan kelompok 2 diberikan ke
kelompok 3, dan begitu seterusnya.”
124
A : “Bagaimana evaluasi penerapan problem based learning dalam
materi makanan halal & haram ?”
B : “Biasanya saya bikin soal setelah itu saya sebarkan ke anak-anak
lalu nanti akan mendapatkan hasilnya. Namun di dalam kelas saya
mengamati mana anak-anak yang aktif dan yang pasif. Namun
walupun dia pasif tetap masih memberikan pendapat ketemannya
yang aktif. Jadi dapat disimpulkan bahwa keseluruhan siswa aktif.”
A : “Apa saja kekurangan dan kelebihan problem based learning dalam
materi makanan halal & haram ?”
B : “Menurut saya, berbicara mengenai kelebihan sudah jelas membuat
siswa menjadi lebih berfikir kritis dan menginginkan agar siswa
mandiri menghadapi suatu masalah yang erat kaitannya dengan
kehiudpan sehari-hari. Sedangkan untuk kekurangan dari problem
based learning ini adalah untuk mereka yang tidak mempunyai
referensi akan pasif, lalu saya tidak memposisikan sebagai sumber
ilmu melainkan saya hanya meluruskan. Jika pembahasannya sudah
di luar dari materi baru saya masuk untuk meluruskan dan jika ada
jawaban yang sudah tidak jelas maka saya luruskan, lalu juga
bahannya dan etikanya seperti kadang siswa itu untuk adu argument
dengan sesama temannya suka lupa etika. Namun kalau saya
hentikan kata “gua” dengan “kamu” dan kata “lu” dengan “aku”
pasti kelas tidak akan seaktif dan seenjoy tadi, seperti yang sudah
kamu lihat di dalam kelas. Akan tetapi saya hanya was-was saja
dengan mengontrol emosi anak-anak saja.”
A : “Apa saja kendala Bapak dalam menerapkan problem based learning
dalam materi makanan halal & haram ?”
B : “Kendalanya adalah menghadapi siswa yang berbagai macam
karakter dan kepandaiannya yang berbeda-beda, jadi ada siswa yang
aktif dan pasif. Bagi siswa yang tidak memiliki referensi akan
terlihat lebih pasif. Maka diskusi tidak akan berjalan sesuai yang
diharapkan. Dalam diskusi harus menciptakan kelas yang hidup dan
125
juga kondusif. Selain itu, ada juga yang ditakutkan setiap sudah
menggunakan problem based learning dalam materi makanan halal
& haram yakni pemahaman siswa yang salah mengenai penjelasan
saya terkait makanan halal & haram yang dikarenakan siswa kurang
peka atau kurang konsentrasi.”
Jakarta, 28 Maret 2020
Guru Pendidikan Agama Islam
SMP 03 Tangerang Selatan
Rendra Al Mubarok S. EI
126
Lampiran 9
Hasil Wawancara Siswa
Informan IV
Tanggal Wawancara : Selasa, 11 Februari 2019
Tempat Wawancara :Ruang Perpus
Identitas Informan III
Nama : Kayra Putri Fadila
Kelas : VIII Pengayaan
A : Pewawacara
B : Responden
A : “Bagaimana tanggapan kamu mengenai pembelajaran PAI ?”
B : “Menurut saya, pembelajaran PAI sangat penting untuk kehidupan
sehari-hari diantaranya mengenai akhlak, aqidah, fiqih dan masih
banyak lagi. Guru PAI mengajarkannya sangat menyenangkan
akhirnya apa yang di sampaikan mengerti dan dapat dengan mudah
di praktikkan secara langsung di dalam kehidupan sehari-hari. Jadi
sangat bagus untuk bekal di akhirat kelak, jika sudah paham
ilmunya.”
A : “Bagaimana cara guru mengajar di dalam kelas terkait materi
makanan halla & haram dari awal pembelajaran sampai akhir
pembelajaran?”
B : “Cara guru yang pasti awalnya di mulai dengan do’a. Lalu absen
kelompok setelah itu mengangkat beberapa masalah kemudian diberi
sedikit materi dengan power point lalu diperjelas dengan video yang
ditayangkan. Lalu cara guru PAI menjelaskan materi makanan
hallal & haram tidak dibuat tegang melainkan membuat seru,
menyenangkan, yang pastinya mudah dimengerti dan mudah di
lakukan secara langsung. Kemudian guru PAI menanyakan pendapat
semua kelompok terkait masalah yang sudah diangkat untuk materi
makanan halal & haram. Lalu diakhiri dengan kesimpulan dari
diskusi kelompok tersebut mengenai makanan halal & haram. Lalu
127
guru memberikan beberapa tugas untuk di bahas di pertemuan yang
akan datang kemudian menutup kelas dengan do’a.”
A : “Apakah kamu paham dengan penjelasan guru mengenai materi
makanan halal & haram ?”
B : “Paham. Seperti dalilnya itu ada di Q.S. Al-Maidah : 3 dan 88. Lalu
untuk jenis makanan yang haram itu adalah anjing, babi, lalu hewan
yang bertaring, darah, lalu yang memabukkan, kemudian dengan
tidak menyembelih atas nama Allah Swt. sedangkan untuk jenis
makanan yang halal itu yang sudah tercantum di dalam Al-Qur’an
dan juga bagus untuk kesehatan dan juga disembelih dengan
menyebut nama Allah Swt, kandungannya baik, tidak ada bibit
penyaitnya, lalu tidak mengandung alkohol yang menyebabkan
mabuk atau kecanduan, yang di dapatkan dengan cara yang baik-
baik seperti tidak mencuri. Dengan mengkonsumsi makanan halal
membuat fikiran menjadi jernih dan membuat tubuh menjadi sehat,
menimbulkan perilaku yang baik juga. Begitu juga sebaliknya, jika
mengkonsumsi makanan yang haram akan menimbulkan berbagai
macam penyakit, fikiran tidak jernih, jauh dari Allah Swt, akan
menimbulkan perilaku yang buruk dan tentunya dosa.”
A : “Bagaimana evaluasi yang dilakukan guru diakhir pembelajaran
materi makanan halal & haram ?”
B : “Evaluasinya seperti memberi kesimpulan di setiap diskusi dan
setelah materi selesai. Setelah itu memberi soal untuk dikerjakan
yang di sebarkan melalui rumah belajar.”
A : “Menurut kamu apa saja kendala saat guru mengajar di dalam
kelas?”
B : “Kendalanya adalah ketika siswanya sedang ramai saja, maka apa
yang dijelaskan guru kurang sampai kepada siswa karena dengan
siswa ramai di kelas membuat siswa yang lain menjadi kurang fokus
mengikuti pembelajaran.”
128
Hasil Wawancara Siswa
Informan V
Tanggal Wawancara : Selasa, 11 Februari 2019
Tempat Wawancara : Ruang Perpus
Identitas Informan III
Nama : Ilona syafaibo
Kelas : VIII Pengayaan
A : Pewawacara
B : Responden
A : “Bagaimana tanggapan kamu mengenai pembelajaran PAI ?”
B : “Menurut saya, pembelajaran PAI sampai saat ini tidak ada masalah
melainkan sangat seru, asik, tidak membosankan, mudah dimengerti,
dan menyenangkan karena guru PAI tidak membuat tegang justru
bercanda-canda namun masih mengenai materi yang sedang
dipelajari.”
A : “Bagaimana cara guru mengajar di dalam kelas terkait materi
makanan halal & haram dari awal pembelajaran sampai akhir
pembelajaran ?”
B : “Karena untuk pembelajaran PAI terdapat di hari selasa dan Rabu.
Maka di hari selasa biasanya dibuat untuk menjelaskan teori-teorinya
saja karena waktu yang terlalu singkat. Kemudian dihari rabu dibuat
untuk memperdalam materi tersebut. Lalu cara guru yang pasti
awalnya di mulai dengan do’a. Lalu absen kelompok setelah itu
mengangkat beberapa masalah kemudian diberi sedikit materi
dengan power point lalu diperjelas dengan video yang ditayangkan.
kemudian berdiskusi lalu memberikan inti dari materi tersebut. Lalu
guru PAI menanyakan pendapat semua kelompok terkait masalah
yang sudah diangkat untuk materi makanan halal & haram. Lalu
diakhiri dengan kesimpulan dari diskusi kelompok tersebut
mengenai makanan halal & haram. Lalu guru memberikan beberapa
129
tugas untuk di bahas di pertemuan yang akan datang kemudian
menutup kelas dengan do’a.”
A : “Apakah kamu paham dengan penjelasan guru mengenai materi
makanan halal & haram ?”
B : “Paham. Seperti dalilnya itu ada di Q.S. Al-Maidah : 3 dan 88. Lalu
untuk jenis makanan yang haram itu adalah yang menyembelih
selain nama Allah Swt, babi, anjing, lalu hewan yang bertaring,
darah, lalu yang memabukkan, dan didapatkannya dengan cara yang
benar bahkan dalam cara memasaknya juga harus benar, tidak
mengandung zat- zat yang membahayakan tubuh, di dapati dari cara
yang tidak baik, dan sudah tercantum di dalam Al-Qur’an,
sedangkan untuk jenis makanan yang halal itu yang sudah tercantum
di dalam Al-Qur’an dan juga bagus untuk kesehatan dan juga
disembelih dengan menyebut nama Allah Swt, kandungannya baik,
tidak ada bibit penyakitnya, lalu tidak mengandung alkohol yang
menyebabkan mabuk atau kecanduan, yang di dapatkan dengan cara
yang baik-baik seperti tidak mencuri. Dengan mengkonsumsi
makanan halal membuat fikiran menjadi positif dan membuat tubuh
menjadi sehat, menimbulkan perilaku yang baik juga. Begitu juga
sebaliknya, jika mengkonsumsi makanan yang haram akan
menimbulkan berbagai macam penyakit, fikiran, jauh dari Allah Swt,
akan menimbulkan perilaku yang buruk dan tentunya dosa.”
A : “Bagaimana evaluasi yang dilakukan guru diakhir pembelajaran
materi makanan halal & haram ?”
B : “Biasanya untuk guru PAI seperti memberikan kesimpulan di setiap
diskusi dan ketika materi sudah selesai. Setelah itu memberi soal
untuk dikerjakan yang di sebarkan melalui rumah belajar.”
A : “Menurut kamu apa saja kendala saat guru mengajar di dalam
kelas ?”
B : “Kendalanya sejauh ini tidak ada.”
130
Hasil Wawancara Siswa
Informan VI
Tanggal Wawancara : Selasa, 11 Februari 2019
Tempat Wawancara : Ruang Perpus
Identitas Informan III
Nama : Devira kahirina chandra
Kelas : VIII Pengayaan
A : Pewawacara
B : Responden
A : “Bagaimana tanggapan kamu mengenai pembelajaran PAI ?”
B : “Menurut saya, pembelajaran PAI sangat bermanfaat, seru, asik,
tidak membosankan, mudah dimengerti, dan menyenangkan karena
banyak metode-metode dari guru PAI.”
A : “Bagaimana cara guru mengajar di dalam kelas terkait materi
makanan halal & haram dari awal pembelajaran sampai akhir
pembelajaran ?”
B : “Cara guru yang pasti awalnya di mulai dengan do’a. Lalu absen
kelompok setelah itu mengangkat beberapa masalah kemudian diberi
sedikit materi dengan power point lalu diperjelas dengan video yang
ditayangkan. Biasanya disuruh baca buku dahulu lalu di pahami lalu
diberi pertanyaan, namun guru PAI tetap memberikan penjelasannya
terkait materi itu. kemudian berdiskusi. Lalu guru PAI menanyakan
pendapat semua kelompok terkait masalah yang sudah diangkat
untuk materi makanan halal & haram. Lalu diakhiri dengan
kesimpulan dari diskusi kelompok tersebut mengenai makanan halal
& haram. Lalu guru memberikan beberapa tugas untuk di bahas di
pertemuan yang akan datang kemudian menutup kelas dengan
do’a.”
A : “Apakah kamu paham dengan penjelasan guru mengenai materi
makanan halal & haram ?”
131
B : “Paham. Seperti dalilnya itu ada di Q.S. Al-Maidah : 3 dan 88. Lalu
untuk jenis makanan yang haram itu adala yang menyembelih selain
nama Allah Swt, babi, anjing, lalu hewan yang bertaring, darah, lalu
yang memabukkan, dan didapatkannya dengan cara yang benar
bahkan dalam cara memasaknya juga harus benar, tidak mengandung
unsur-unsur bakteri yang membahayakan tubuh, sedangkan untuk
jenis makanan yang halal itu yang sudah tercantum di dalam Al-
Qur’an dan juga bagus untuk kesehatan dan juga disembelih dengan
menyebut nama Allah Swt, kandungannya baik, tidak ada bibit
penyakitnya, lalu tidak mengandung alkohol yang menyebabkan
mabuk atau kecanduan, yang di dapatkan dengan cara yang baik-
baik seperti tidak mencuri. Dengan mengkonsumsi makanan halal
membuat fikiran menjadi positif dan membuat tubuh menjadi sehat,
menimbulkan perilaku yang baik juga. Begitu juga sebaliknya, jika
mengkonsumsi makanan yang haram akan menimbulkan berbagai
macam penyakit, fikiran, jauh dari Allah Swt, akan menimbulkan
perilaku yang buruk dan tentunya dosa.”
A : “Bagaimana evaluasi yang dilakukan guru diakhir pembelajaran
materi makanan halal & haram ?”
B : “Biasanya guru PAI memberikan kesimpulan di setiap diskusi dan
ketika materi sudah selesai. Setelah itu memberi soal untuk
dikerjakan yang di sebarkan melalui rumah belajar.”
A : “Menurut kamu apa saja kendala saat guru mengajar di dalam kelas?
B : “Kendalanya tidak ada.”
132
Hasil Wawancara Siswa
Informan VII
Tanggal Wawancara : Selasa, 11 Februari 2019
Tempat Wawancara :Ruang Perpus
Identitas Informan IV
Nama : Nisrina
Kelas : VIII Pengayaan
A : Pewawacara
B : Responden
A : “Bagaimana tanggapan kamu mengenai pembelajaran PAI ?”
B : “Menurut saya, pembelajaran PAI itu seperti sejarah-sejarah Islam
lalu juga seperti kehidupan sehari-hari. Lalu juga pembelajaran PAI
lumayan seru dan asik ditambah dengan guru PAI nya yang banyak
mengangkat masalah-masalah di kehidupan sehari-hari menjadi
sangat menyenangkan karena ada sedikit bercanda namun tetap
terkait materi yang dipelajari.”
A : “Bagaimana cara guru mengajar di dalam kelas terkait materi
makanan halal & haram dari awal pembelajaran sampai akhir
pembelajaran?”
B : “Cara guru yang pasti awalnya di mulai dengan do’a. Lalu absen
kelompok setelah itu mengangkat beberapa masalah kemudian diberi
sedikit materi dengan power point lalu diperjelas dengan video yang
ditayangkan. Setelah itu guru PAI menanyakan pendapat semua
kelompok jadi membuat kelas menjadi aktif dan menyenangkan.
Lalu diakhiri dengan kesimpulan dari materi makanan halal &
haram tersebut setelah itu guru memberikan beberapa tugas untuk
133
di bahas di pertemuan yang akan datang kemudian menutup kelas
dengan do’a.”
A : “Apakah kamu paham dengan penjelasan guru mengenai materi
makanan halal & haram ?”
B : “Paham. Seperti dalilnya itu ada di Q.S. Al-Maidah : 3. Lalu untuk
jenis makanan yang haram itu adalah anjing, babi, lalu hewan yang
bertaring, kemudian dengan tidak menyembelih atas nama Allah
Swt. sedangkan untuk jenis makana yang halal itu yang
kandungannya baik, tidak ada bibit penyaitnya, lalu tidak
mengandung alkohol yang menyebabkan mabuk atau kecanduan,
yang di dapatkan dengan cara yang baik-baik seperti tidak mencuri,
dan di sembelih dengan menyebut nama Allah Swt. Dengan
demikian semua makanan itu akan masuk ke dalam tubuh, maka dari
itu harus mengkonsumsi makanan yang halal agar menimbulkan
perilaku yang baik juga, selain itu juga dapat membuat tubuh
menjadi sehat (lebih terjaga dari berbagai macam penyakit)
sedangkan jika mengkonsumsi makanan yang haram akan
menimbulkan perilaku yang buruk dan tentunya melanggar aturan
dari Allah Swt (dosa). Dari agama Islam pasti jelas mengapa Allah
Swt mengharam sesuatu tersebut, pasti ada alasannya seperti babi
yang banyak bibit penyakitnya jika di konsumsi oleh manusia. Jadi,
semua yang sudah tertera di dalam Al-Qur’an itu benar adanya dan
juga apa yang diperintahkan untuk dikonsumsi maka ikutilah dan
yang diperintahkan untuk dijauhi agar tidak dikonsumsi maka
hindarilah.
A : “Bagaimana evaluasi yang dilakukan guru diakhir pembelajaran
materi makanan halal & haram ?”
B : “Dengan memberikan kesimpulan di setiap diskusi dan setelah
materi selesai. Setelah itu memberi soal untuk dikerjakan yang di
sebarkan melaluirumah belajar.”
134
A : “Menurut kamu apa saja kendala saat guru mengajar di dalam
kelas?”
B : “Tergantung ke guru itu masing-masing. Jika guru menjelaskan
materi dengan membosankan maka siswa akan merasa ngantuk
akhirnya pembelajaran tidak menyenangkan. Tapi kalau guru PAI
yaitu pak rendra, dia menjelaskan materi dengan kreatif maka
pembelajarannya sangat aktif dan menyenangkan.
135
Lampiran 10
136
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Sekolah : SMPN 3 Kota
Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam
Kelas/Semester : VIII / Genap
Materi Pokok : Makanan dan minuman yang halal dan haram
Alokasi Waktu : 3 Minggu x 3 Jam Pelajaran @40 Menit
A. Kompetensi Inti
KI1: Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
KI2: Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, santun, percaya diri, peduli,
dan bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif sesuai dengan perkembangan
anak di lingkungan, keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa,
negara, dan kawasan regional.
KI3: Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan
metakognitif pada tingkat teknis dan spesifik sederhana berdasarkan rasa ingin tahunya
tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, dan kenegaraan terkait fenomena dan kejadian tampak mata.
KI4: Menunjukkan keterampilan menalar, mengolah, dan menyaji secara kreatif,
produktif, kritis, mandiri, kolaboratif, dan komunikatif, dalam ranah konkret dan ranah
abstrak sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut
pandang teori.
B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi
Kompetensi Dasar Indikator
1.12. Meyakini ketentuan makanan dan
minuman yang halal dan haram
berdasarkan al-qur’an dan hadis
Meyakini ketentuan makanan dan minuman yang
halal dan haram berdasarkan al-qur’an dan hadis
2.12. Menunjukkan perilaku hidup sehat
dengan mengonsumsi makanan dan
minuman halal
Menunjukkan perilaku hidup sehat dengan
mengonsumsi makanan dan minuman halal
3.12. Memahami ketentuan makanan dan
minuman yang halal dan haram
berdasarkan al-qur’an dan hadis
Mengidentifikasi dalil naqli dan ketentuan
mengenai makanan dan minuman yang halal dan
yang diharamkan.
Menjelaskan skema tentang jenis-jenis makanan
dan minuman yang halal dan yang diharamkan.
Menjelaskan manfaat dari mengonsumsi
makanan dan minuman yang halal.
Menjelaskan bahaya dari mengonsumsi makanan
dan minuman yang diharamkan.
Merumuskan skema tentang jenis-jenis makanan
dan minuman yang halal dan yang diharamkan.
Merumuskan manfaat dari mengonsumsi
makanan dan minuman yang halal.
Merumuskan bahaya dari mengonsumsi makanan
dan minuman yang diharamkan.
4.12. Menyajikan hikmah mengonsumsi
makanan yang halal dan bergizi
sesuai ketentuan dengan al-qur’an
Memaparkan data dan informasi tentang dalil
naqli dan ketentuan mengenai makanan dan
minuman yang halal dan yang diharamkan.
Memaparkan skema tentang jenis-jenis makanan
137
dan hadis dan minuman yang halal dan yang diharamkan.
Memaparkan manfaat dari mengonsumsi
makanan dan minuman yang halal.
Memaparkan bahaya dari mengonsumsi makanan
dan minuman yang diharamkan.
C. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti proses pembelajaran, peserta didik diharapkan dapat:
Meyakini ketentuan makanan dan minuman yang halal dan haram berdasarkan al-qur’an
dan hadis
Menunjukkan perilaku hidup sehat dengan mengonsumsi makanan dan minuman halal
Mengidentifikasi dalil naqli dan ketentuan mengenai makanan dan minuman yang halal
dan yang diharamkan.
Menjelaskan skema tentang jenis-jenis makanan dan minuman yang halal dan yang
diharamkan.
Menjelaskan manfaat dari mengonsumsi makanan dan minuman yang halal.
Menjelaskan bahaya dari mengonsumsi makanan dan minuman yang diharamkan.
Merumuskan skema tentang jenis-jenis makanan dan minuman yang halal dan yang
diharamkan.
Merumuskan manfaat dari mengonsumsi makanan dan minuman yang halal.
Merumuskan bahaya dari mengonsumsi makanan dan minuman yang diharamkan.
Memaparkan data dan informasi tentang dalil naqli dan ketentuan mengenai makanan dan
minuman yang halal dan yang diharamkan.
Memaparkan skema tentang jenis-jenis makanan dan minuman yang halal dan yang
diharamkan.
Memaparkan manfaat dari mengonsumsi makanan dan minuman yang halal.
Memaparkan bahaya dari mengonsumsi makanan dan minuman yang diharamkan.
D. Materi Pembelajaran
Makanan dan minuman yang halal dan haram
E. Metode Pembelajaran
Model Pembelajaran : Problem Best Learning
Metode : Tanya jawab, wawancara, diskusi dan bermain peran
F. Media Pembelajaran
Media :
Worksheet atau lembar kerja (siswa)
Lembar penilaian
Al-Qur’an
Alat/Bahan :
Penggaris, spidol, papan tulis
Laptop & infocus
G. Sumber Belajar
Buku Pendidikan Agama Islam Siswa Kelas VIII, Kemendikbud, Tahun 2016
e-dukasi.net
Buku refensi yang relevan,
LCD Proyektor
Tafsir al-Qur’an dan kitab hadits
Kitab asbabunnuzul dan asbabul wurud
Lingkungan setempat
138
H. Langkah-Langkah Pembelajaran
1. Pertemuan Ke-1 (3 x 40 Menit)
Kegiatan Pendahuluan (15 Menit)
Guru :
Orientasi
● Melakukan pembukaan dengan salam pembuka, memanjatkan syukur kepada Tuhan YME dan berdoa
untuk memulai pembelajaran
● Memeriksa kehadiran peserta didik sebagai sikap disiplin
● Menyiapkan fisik dan psikis peserta didik dalam mengawali kegiatan pembelajaran.
Aperpepsi
● Mengaitkan materi/tema/kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan dengan pengalaman peserta didik
dengan materi/tema/kegiatan sebelumnya
● Mengingatkan kembali materi prasyarat dengan bertanya.
● Mengajukan pertanyaan yang ada keterkaitannya dengan pelajaran yang akan dilakukan.
Motivasi
● Memberikan gambaran tentang manfaat mempelajari pelajaran yang akan dipelajari dalam kehidupan
sehari-hari.
● Apabila materitema/projek ini kerjakan dengan baik dan sungguh-sungguh ini dikuasai dengan baik,
maka peserta didik diharapkan dapat menjelaskan tentang materi :
Dalil naqli dan ketentuan mengenai makanan dan minuman yang halal dan yang diharamkan
● Menyampaikan tujuan pembelajaran pada pertemuan yang berlangsung
● Mengajukan pertanyaan
Pemberian Acuan
● Memberitahukan materi pelajaran yang akan dibahas pada pertemuan saat itu.
● Memberitahukan tentang kompetensi inti, kompetensi dasar, indikator, dan KKM pada pertemuan yang
berlangsung
● Pembagian kelompok belajar
● Menjelaskan mekanisme pelaksanaan pengalaman belajar sesuai dengan langkah-langkah
pembelajaran.
Kegiatan Inti ( 90 Menit )
Sintak Model
Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran
Stimulation
(stimullasi/
pemberian
rangsangan)
KEGIATAN LITERASI
Peserta didik diberi motivasi atau rangsangan untuk memusatkan perhatian pada topik
materi Dalil naqli dan ketentuan mengenai makanan dan minuman yang halal dan yang
diharamkan dengan cara :
→ Melihat (tanpa atau dengan Alat)
Menayangkan gambar/foto/video yang relevan.
→ Mengamati
139
● Lembar kerja materi Dalil naqli dan ketentuan mengenai makanan dan minuman yang
halal dan yang diharamkan
● Pemberian contoh-contoh materi Dalil naqli dan ketentuan mengenai makanan dan
minuman yang halal dan yang diharamkan untuk dapat dikembangkan peserta didik,
dari media interaktif, dsb
→ Membaca.
Kegiatan literasi ini dilakukan di rumah dan di sekolah dengan membaca materi dari
buku paket atau buku-buku penunjang lain, dari internet/materi yang berhubungan
dengan Dalil naqli dan ketentuan mengenai makanan dan minuman yang halal dan
yang diharamkan
→ Menulis
Menulis resume dari hasil pengamatan dan bacaan terkait Dalil naqli dan ketentuan
mengenai makanan dan minuman yang halal dan yang diharamkan
→ Mendengar
Pemberian materi Dalil naqli dan ketentuan mengenai makanan dan minuman yang
halal dan yang diharamkan oleh guru.
→ Menyimak
Penjelasan pengantar kegiatan secara garis besar/global tentang materi pelajaran
mengenai materi :
Dalil naqli dan ketentuan mengenai makanan dan minuman yang halal dan yang
diharamkan
untuk melatih rasa syukur, kesungguhan dan kedisiplinan, ketelitian, mencari
informasi.
Problem
statemen
(pertanyaan/
identifikasi
masalah)
CRITICAL THINKING (BERPIKIR KRITIK)
Guru memberikan kesempatan pada peserta didik untuk mengidentifikasi sebanyak
mungkin pertanyaan yang berkaitan dengan gambar yang disajikan dan akan dijawab
melalui kegiatan belajar, contohnya :
→ Mengajukan pertanyaan tentang materi :
Dalil naqli dan ketentuan mengenai makanan dan minuman yang halal dan yang
diharamkan
yang tidak dipahami dari apa yang diamati atau pertanyaan untuk mendapatkan informasi
tambahan tentang apa yang diamati (dimulai dari pertanyaan faktual sampai ke pertanyaan
yang bersifat hipotetik) untuk mengembangkan kreativitas, rasa ingin tahu, kemampuan
merumuskan pertanyaan untuk membentuk pikiran kritis yang perlu untuk hidup cerdas
dan belajar sepanjang hayat.
Data
collection
(pengumpulan
data)
KEGIATAN LITERASI
Peserta didik mengumpulkan informasi yang relevan untuk menjawab pertanyan yang
telah diidentifikasi melalui kegiatan:
→ Mengamati obyek/kejadian
Mengamati dengan seksama materi Dalil naqli dan ketentuan mengenai makanan dan
minuman yang halal dan yang diharamkan yang sedang dipelajari dalam bentuk
gambar/video/slide presentasi yang disajikan dan mencoba menginterprestasikannya.
→ Membaca sumber lain selain buku teks
140
Secara disiplin melakukan kegiatan literasi dengan mencari dan membaca berbagai
referensi dari berbagai sumber guna menambah pengetahuan dan pemahaman tentang
materi Dalil naqli dan ketentuan mengenai makanan dan minuman yang halal dan
yang diharamkan yang sedang dipelajari.
→ Aktivitas
Menyusun daftar pertanyaan atas hal-hal yang belum dapat dipahami dari kegiatan
mengmati dan membaca yang akan diajukan kepada guru berkaitan dengan materi
Dalil naqli dan ketentuan mengenai makanan dan minuman yang halal dan yang
diharamkan yang sedang dipelajari.
→ Wawancara/tanya jawab dengan nara sumber
Mengajukan pertanyaan berkaiatan dengan materi Dalil naqli dan ketentuan
mengenai makanan dan minuman yang halal dan yang diharamkan yang telah disusun
dalam daftar pertanyaan kepada guru.
COLLABORATION (KERJASAMA)
Peserta didik dibentuk dalam beberapa kelompok untuk:
→ Mendiskusikan
Peserta didik dan guru secara bersama-sama membahas contoh dalam buku paket
mengenai materi Dalil naqli dan ketentuan mengenai makanan dan minuman yang
halal dan yang diharamkan
→ Mengumpulkan informasi
Mencatat semua informasi tentang materi Dalil naqli dan ketentuan mengenai
makanan dan minuman yang halal dan yang diharamkan yang telah diperoleh pada
buku catatan dengan tulisan yang rapi dan menggunakan bahasa Indonesia yang baik
dan benar.
→ Mempresentasikan ulang
Peserta didik mengkomunikasikan secara lisan atau mempresentasikan materi dengan
rasa percaya diri Dalil naqli dan ketentuan mengenai makanan dan minuman yang
halal dan yang diharamkan sesuai dengan pemahamannya.
→ Saling tukar informasi tentang materi :
Dalil naqli dan ketentuan mengenai makanan dan minuman yang halal dan yang
diharamkan
dengan ditanggapi aktif oleh peserta didik dari kelompok lainnya sehingga diperoleh
sebuah pengetahuan baru yang dapat dijadikan sebagai bahan diskusi kelompok kemudian,
dengan menggunakan metode ilmiah yang terdapat pada buku pegangan peserta didik atau
pada lembar kerja yang disediakan dengan cermat untuk mengembangkan sikap teliti,
jujur, sopan, menghargai pendapat orang lain, kemampuan berkomunikasi, menerapkan
kemampuan mengumpulkan informasi melalui berbagai cara yang dipelajari,
mengembangkan kebiasaan belajar dan belajar sepanjang hayat.
Data
processing
(pengolahan
Data)
COLLABORATION (KERJASAMA) dan CRITICAL THINKING (BERPIKIR
KRITIK)
Peserta didik dalam kelompoknya berdiskusi mengolah data hasil pengamatan dengan
cara :
→ Berdiskusi tentang data dari Materi :
Dalil naqli dan ketentuan mengenai makanan dan minuman yang halal dan yang
diharamkan
141
→ Mengolah informasi dari materi Dalil naqli dan ketentuan mengenai makanan dan
minuman yang halal dan yang diharamkan yang sudah dikumpulkan dari hasil
kegiatan/pertemuan sebelumnya mau pun hasil dari kegiatan mengamati dan kegiatan
mengumpulkan informasi yang sedang berlangsung dengan bantuan pertanyaan-
pertanyaan pada lembar kerja.
→ Peserta didik mengerjakan beberapa soal mengenai materi Dalil naqli dan ketentuan
mengenai makanan dan minuman yang halal dan yang diharamkan
Verification
(pembuktian) CRITICAL THINKING (BERPIKIR KRITIK)
Peserta didik mendiskusikan hasil pengamatannya dan memverifikasi hasil
pengamatannya dengan data-data atau teori pada buku sumber melalui kegiatan :
→ Menambah keluasan dan kedalaman sampai kepada pengolahan informasi yang
bersifat mencari solusi dari berbagai sumber yang memiliki pendapat yang berbeda
sampai kepada yang bertentangan untuk mengembangkan sikap jujur, teliti, disiplin,
taat aturan, kerja keras, kemampuan menerapkan prosedur dan kemampuan berpikir
induktif serta deduktif dalam membuktikan tentang materi :
Dalil naqli dan ketentuan mengenai makanan dan minuman yang halal dan yang
diharamkan
antara lain dengan : Peserta didik dan guru secara bersama-sama membahas jawaban
soal-soal yang telah dikerjakan oleh peserta didik.
Generalization
(menarik
kesimpulan)
COMMUNICATION (BERKOMUNIKASI)
Peserta didik berdiskusi untuk menyimpulkan
→ Menyampaikan hasil diskusi tentang materi Dalil naqli dan ketentuan mengenai
makanan dan minuman yang halal dan yang diharamkan berupa kesimpulan
berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis, atau media lainnya untuk
mengembangkan sikap jujur, teliti, toleransi, kemampuan berpikir sistematis,
mengungkapkan pendapat dengan sopan.
→ Mempresentasikan hasil diskusi kelompok secara klasikal tentang materi :
Dalil naqli dan ketentuan mengenai makanan dan minuman yang halal dan yang
diharamkan
→ Mengemukakan pendapat atas presentasi yang dilakukan tentanag materi Dalil
naqli dan ketentuan mengenai makanan dan minuman yang halal dan yang
diharamkan dan ditanggapi oleh kelompok yang mempresentasikan.
→ Bertanya atas presentasi tentang materi Dalil naqli dan ketentuan mengenai makanan
dan minuman yang halal dan yang diharamkan yang dilakukan dan peserta didik lain
diberi kesempatan untuk menjawabnya.
CREATIVITY (KREATIVITAS)
→ Menyimpulkan tentang point-point penting yang muncul dalam kegiatan
pembelajaran yang baru dilakukan berupa :
Laporan hasil pengamatan secara tertulis tentang materi :
Dalil naqli dan ketentuan mengenai makanan dan minuman yang halal dan yang
diharamkan
142
→ Menjawab pertanyaan tentang materi Dalil naqli dan ketentuan mengenai makanan
dan minuman yang halal dan yang diharamkan yang terdapat pada buku pegangan
peserta didik atau lembar kerja yang telah disediakan.
→ Bertanya tentang hal yang belum dipahami, atau guru melemparkan beberapa
pertanyaan kepada siswa berkaitan dengan materi Dalil naqli dan ketentuan
mengenai makanan dan minuman yang halal dan yang diharamkan yang akan selesai
dipelajari
→ Menyelesaikan uji kompetensi untuk materi Dalil naqli dan ketentuan mengenai
makanan dan minuman yang halal dan yang diharamkan yang terdapat pada buku
pegangan peserta didik atau pada lembar lerja yang telah disediakan secara individu
untuk mengecek penguasaan siswa terhadap materi pelajaran.
Catatan : Selama pembelajaran Dalil naqli dan ketentuan mengenai makanan dan minuman yang halal
dan yang diharamkan berlangsung, guru mengamati sikap siswa dalam pembelajaran yang meliputi
sikap: nasionalisme, disiplin, rasa percaya diri, berperilaku jujur, tangguh menghadapi masalah
tanggungjawab, rasa ingin tahu, peduli lingkungan
Kegiatan Penutup (15 Menit)
Peserta didik :
● Membuat resume (CREATIVITY) dengan bimbingan guru tentang point-point penting yang muncul
dalam kegiatan pembelajaran tentang materi Dalil naqli dan ketentuan mengenai makanan dan
minuman yang halal dan yang diharamkan yang baru dilakukan.
● Mengagendakan pekerjaan rumah untuk materi pelajaran Dalil naqli dan ketentuan mengenai makanan
dan minuman yang halal dan yang diharamkan yang baru diselesaikan.
● Mengagendakan materi atau tugas projek/produk/portofolio/unjuk kerja yang harus mempelajarai pada
pertemuan berikutnya di luar jam sekolah atau dirumah.
Guru :
● Memeriksa pekerjaan siswa yang selesai langsung diperiksa untuk materi pelajaran Dalil naqli dan
ketentuan mengenai makanan dan minuman yang halal dan yang diharamkan
● Peserta didik yang selesai mengerjakan tugas projek/produk/portofolio/unjuk kerja dengan benar diberi
paraf serta diberi nomor urut peringkat, untuk penilaian tugas
● Memberikan penghargaan untuk materi pelajaran Dalil naqli dan ketentuan mengenai makanan dan
minuman yang halal dan yang diharamkan kepada kelompok yang memiliki kinerja dan kerjasama yang
baik.
2. Pertemuan Ke-2 (3 x 40 Menit)
Kegiatan Pendahuluan (15 Menit)
Guru :
Orientasi
● Melakukan pembukaan dengan salam pembuka, memanjatkan syukur kepada Tuhan YME dan berdoa
untuk memulai pembelajaran
● Memeriksa kehadiran peserta didik sebagai sikap disiplin
● Menyiapkan fisik dan psikis peserta didik dalam mengawali kegiatan pembelajaran.
Aperpepsi
● Mengaitkan materi/tema/kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan dengan pengalaman peserta didik
dengan materi/tema/kegiatan sebelumnya
● Mengingatkan kembali materi prasyarat dengan bertanya.
● Mengajukan pertanyaan yang ada keterkaitannya dengan pelajaran yang akan dilakukan.
Motivasi
● Memberikan gambaran tentang manfaat mempelajari pelajaran yang akan dipelajari dalam kehidupan
sehari-hari.
143
● Apabila materitema/projek ini kerjakan dengan baik dan sungguh-sungguh ini dikuasai dengan baik,
maka peserta didik diharapkan dapat menjelaskan tentang materi :
Jenis-jenis makanan dan minuman yang halal dan yang diharamkan
● Menyampaikan tujuan pembelajaran pada pertemuan yang berlangsung
● Mengajukan pertanyaan
Pemberian Acuan
● Memberitahukan materi pelajaran yang akan dibahas pada pertemuan saat itu.
● Memberitahukan tentang kompetensi inti, kompetensi dasar, indikator, dan KKM pada pertemuan yang
berlangsung
● Pembagian kelompok belajar
● Menjelaskan mekanisme pelaksanaan pengalaman belajar sesuai dengan langkah-langkah
pembelajaran.
Kegiatan Inti ( 90 Menit )
Sintak Model
Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran
Stimulation
(stimullasi/
pemberian
rangsangan)
KEGIATAN LITERASI
Peserta didik diberi motivasi atau rangsangan untuk memusatkan perhatian pada topik
materi Jenis-jenis makanan dan minuman yang halal dan yang diharamkan dengan cara :
→ Melihat (tanpa atau dengan Alat)
Menayangkan gambar/foto/video yang relevan.
→ Mengamati
● Lembar kerja materi Jenis-jenis makanan dan minuman yang halal dan yang
diharamkan
● Pemberian contoh-contoh materi Jenis-jenis makanan dan minuman yang halal dan
yang diharamkan untuk dapat dikembangkan peserta didik, dari media interaktif, dsb
→ Membaca.
Kegiatan literasi ini dilakukan di rumah dan di sekolah dengan membaca materi dari
buku paket atau buku-buku penunjang lain, dari internet/materi yang berhubungan
dengan Jenis-jenis makanan dan minuman yang halal dan yang diharamkan
→ Menulis
Menulis resume dari hasil pengamatan dan bacaan terkait Jenis-jenis makanan dan
minuman yang halal dan yang diharamkan
→ Mendengar
Pemberian materi Jenis-jenis makanan dan minuman yang halal dan yang diharamkan
oleh guru.
→ Menyimak
Penjelasan pengantar kegiatan secara garis besar/global tentang materi pelajaran
mengenai materi :
Jenis-jenis makanan dan minuman yang halal dan yang diharamkan
untuk melatih rasa syukur, kesungguhan dan kedisiplinan, ketelitian, mencari
informasi.
Problem CRITICAL THINKING (BERPIKIR KRITIK)
144
statemen
(pertanyaan/
identifikasi
masalah)
Guru memberikan kesempatan pada peserta didik untuk mengidentifikasi sebanyak
mungkin pertanyaan yang berkaitan dengan gambar yang disajikan dan akan dijawab
melalui kegiatan belajar, contohnya :
→ Mengajukan pertanyaan tentang materi :
Jenis-jenis makanan dan minuman yang halal dan yang diharamkan
yang tidak dipahami dari apa yang diamati atau pertanyaan untuk mendapatkan informasi
tambahan tentang apa yang diamati (dimulai dari pertanyaan faktual sampai ke pertanyaan
yang bersifat hipotetik) untuk mengembangkan kreativitas, rasa ingin tahu, kemampuan
merumuskan pertanyaan untuk membentuk pikiran kritis yang perlu untuk hidup cerdas
dan belajar sepanjang hayat.
Data
collection
(pengumpulan
data)
KEGIATAN LITERASI
Peserta didik mengumpulkan informasi yang relevan untuk menjawab pertanyan yang
telah diidentifikasi melalui kegiatan:
→ Mengamati obyek/kejadian
Mengamati dengan seksama materi Jenis-jenis makanan dan minuman yang halal dan
yang diharamkan yang sedang dipelajari dalam bentuk gambar/video/slide presentasi
yang disajikan dan mencoba menginterprestasikannya.
→ Membaca sumber lain selain buku teks
Secara disiplin melakukan kegiatan literasi dengan mencari dan membaca berbagai
referensi dari berbagai sumber guna menambah pengetahuan dan pemahaman tentang
materi Jenis-jenis makanan dan minuman yang halal dan yang diharamkan yang
sedang dipelajari.
→ Aktivitas
Menyusun daftar pertanyaan atas hal-hal yang belum dapat dipahami dari kegiatan
mengmati dan membaca yang akan diajukan kepada guru berkaitan dengan materi
Jenis-jenis makanan dan minuman yang halal dan yang diharamkan yang sedang
dipelajari.
→ Wawancara/tanya jawab dengan nara sumber
Mengajukan pertanyaan berkaiatan dengan materi Jenis-jenis makanan dan minuman
yang halal dan yang diharamkan yang telah disusun dalam daftar pertanyaan kepada
guru.
COLLABORATION (KERJASAMA)
Peserta didik dibentuk dalam beberapa kelompok untuk:
→ Mendiskusikan
Peserta didik dan guru secara bersama-sama membahas contoh dalam buku paket
mengenai materi Jenis-jenis makanan dan minuman yang halal dan yang diharamkan
→ Mengumpulkan informasi
Mencatat semua informasi tentang materi Jenis-jenis makanan dan minuman yang
halal dan yang diharamkan yang telah diperoleh pada buku catatan dengan tulisan
yang rapi dan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
→ Mempresentasikan ulang
Peserta didik mengkomunikasikan secara lisan atau mempresentasikan materi dengan
rasa percaya diri Jenis-jenis makanan dan minuman yang halal dan yang diharamkan
sesuai dengan pemahamannya.
145
→ Saling tukar informasi tentang materi :
Jenis-jenis makanan dan minuman yang halal dan yang diharamkan
dengan ditanggapi aktif oleh peserta didik dari kelompok lainnya sehingga diperoleh
sebuah pengetahuan baru yang dapat dijadikan sebagai bahan diskusi kelompok kemudian,
dengan menggunakan metode ilmiah yang terdapat pada buku pegangan peserta didik atau
pada lembar kerja yang disediakan dengan cermat untuk mengembangkan sikap teliti,
jujur, sopan, menghargai pendapat orang lain, kemampuan berkomunikasi, menerapkan
kemampuan mengumpulkan informasi melalui berbagai cara yang dipelajari,
mengembangkan kebiasaan belajar dan belajar sepanjang hayat.
Data
processing
(pengolahan
Data)
COLLABORATION (KERJASAMA) dan CRITICAL THINKING (BERPIKIR
KRITIK)
Peserta didik dalam kelompoknya berdiskusi mengolah data hasil pengamatan dengan
cara :
→ Berdiskusi tentang data dari Materi :
Jenis-jenis makanan dan minuman yang halal dan yang diharamkan
→ Mengolah informasi dari materi Jenis-jenis makanan dan minuman yang halal dan
yang diharamkan yang sudah dikumpulkan dari hasil kegiatan/pertemuan sebelumnya
mau pun hasil dari kegiatan mengamati dan kegiatan mengumpulkan informasi yang
sedang berlangsung dengan bantuan pertanyaan-pertanyaan pada lembar kerja.
→ Peserta didik mengerjakan beberapa soal mengenai materi Jenis-jenis makanan dan
minuman yang halal dan yang diharamkan
Verification
(pembuktian) CRITICAL THINKING (BERPIKIR KRITIK)
Peserta didik mendiskusikan hasil pengamatannya dan memverifikasi hasil
pengamatannya dengan data-data atau teori pada buku sumber melalui kegiatan :
→ Menambah keluasan dan kedalaman sampai kepada pengolahan informasi yang
bersifat mencari solusi dari berbagai sumber yang memiliki pendapat yang berbeda
sampai kepada yang bertentangan untuk mengembangkan sikap jujur, teliti, disiplin,
taat aturan, kerja keras, kemampuan menerapkan prosedur dan kemampuan berpikir
induktif serta deduktif dalam membuktikan tentang materi :
Jenis-jenis makanan dan minuman yang halal dan yang diharamkan
antara lain dengan : Peserta didik dan guru secara bersama-sama membahas jawaban
soal-soal yang telah dikerjakan oleh peserta didik.
Generalization
(menarik
kesimpulan)
COMMUNICATION (BERKOMUNIKASI)
Peserta didik berdiskusi untuk menyimpulkan
→ Menyampaikan hasil diskusi tentang materi Jenis-jenis makanan dan minuman yang
halal dan yang diharamkan berupa kesimpulan berdasarkan hasil analisis secara lisan,
tertulis, atau media lainnya untuk mengembangkan sikap jujur, teliti, toleransi,
kemampuan berpikir sistematis, mengungkapkan pendapat dengan sopan.
→ Mempresentasikan hasil diskusi kelompok secara klasikal tentang materi :
Jenis-jenis makanan dan minuman yang halal dan yang diharamkan
146
→ Mengemukakan pendapat atas presentasi yang dilakukan tentanag materi Jenis-jenis
makanan dan minuman yang halal dan yang diharamkan dan ditanggapi oleh
kelompok yang mempresentasikan.
→ Bertanya atas presentasi tentang materi Jenis-jenis makanan dan minuman yang halal
dan yang diharamkan yang dilakukan dan peserta didik lain diberi kesempatan untuk
menjawabnya.
CREATIVITY (KREATIVITAS)
→ Menyimpulkan tentang point-point penting yang muncul dalam kegiatan
pembelajaran yang baru dilakukan berupa :
Laporan hasil pengamatan secara tertulis tentang materi :
Jenis-jenis makanan dan minuman yang halal dan yang diharamkan
→ Menjawab pertanyaan tentang materi Jenis-jenis makanan dan minuman yang halal
dan yang diharamkan yang terdapat pada buku pegangan peserta didik atau lembar
kerja yang telah disediakan.
→ Bertanya tentang hal yang belum dipahami, atau guru melemparkan beberapa
pertanyaan kepada siswa berkaitan dengan materi Jenis-jenis makanan dan minuman
yang halal dan yang diharamkan yang akan selesai dipelajari
→ Menyelesaikan uji kompetensi untuk materi Jenis-jenis makanan dan minuman yang
halal dan yang diharamkan yang terdapat pada buku pegangan peserta didik atau pada
lembar lerja yang telah disediakan secara individu untuk mengecek penguasaan siswa
terhadap materi pelajaran.
Catatan : Selama pembelajaran Jenis-jenis makanan dan minuman yang halal dan yang diharamkan
berlangsung, guru mengamati sikap siswa dalam pembelajaran yang meliputi sikap: nasionalisme,
disiplin, rasa percaya diri, berperilaku jujur, tangguh menghadapi masalah tanggungjawab, rasa ingin
tahu, peduli lingkungan
Kegiatan Penutup (15 Menit)
Peserta didik :
● Membuat resume (CREATIVITY) dengan bimbingan guru tentang point-point penting yang muncul
dalam kegiatan pembelajaran tentang materi Jenis-jenis makanan dan minuman yang halal dan yang
diharamkan yang baru dilakukan.
● Mengagendakan pekerjaan rumah untuk materi pelajaran Jenis-jenis makanan dan minuman yang halal
dan yang diharamkan yang baru diselesaikan.
● Mengagendakan materi atau tugas projek/produk/portofolio/unjuk kerja yang harus mempelajarai pada
pertemuan berikutnya di luar jam sekolah atau dirumah.
Guru :
● Memeriksa pekerjaan siswa yang selesai langsung diperiksa untuk materi pelajaran Jenis-jenis
makanan dan minuman yang halal dan yang diharamkan
● Peserta didik yang selesai mengerjakan tugas projek/produk/portofolio/unjuk kerja dengan benar diberi
paraf serta diberi nomor urut peringkat, untuk penilaian tugas
● Memberikan penghargaan untuk materi pelajaran Jenis-jenis makanan dan minuman yang halal dan
yang diharamkan kepada kelompok yang memiliki kinerja dan kerjasama yang baik.
3. Pertemuan Ke-3 (3 x 40 Menit)
Kegiatan Pendahuluan (15 Menit)
Guru :
Orientasi
147
● Melakukan pembukaan dengan salam pembuka, memanjatkan syukur kepada Tuhan YME dan berdoa
untuk memulai pembelajaran
● Memeriksa kehadiran peserta didik sebagai sikap disiplin
● Menyiapkan fisik dan psikis peserta didik dalam mengawali kegiatan pembelajaran.
Aperpepsi
● Mengaitkan materi/tema/kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan dengan pengalaman peserta didik
dengan materi/tema/kegiatan sebelumnya
● Mengingatkan kembali materi prasyarat dengan bertanya.
● Mengajukan pertanyaan yang ada keterkaitannya dengan pelajaran yang akan dilakukan.
Motivasi
● Memberikan gambaran tentang manfaat mempelajari pelajaran yang akan dipelajari dalam kehidupan
sehari-hari.
● Apabila materitema/projek ini kerjakan dengan baik dan sungguh-sungguh ini dikuasai dengan baik,
maka peserta didik diharapkan dapat menjelaskan tentang materi :
Manfaat dari mengonsumsi makanan dan minuman yang halal dan bahaya dari mengonsumsi makanan
dan minuman yang diharamkan
● Menyampaikan tujuan pembelajaran pada pertemuan yang berlangsung
● Mengajukan pertanyaan
Pemberian Acuan
● Memberitahukan materi pelajaran yang akan dibahas pada pertemuan saat itu.
● Memberitahukan tentang kompetensi inti, kompetensi dasar, indikator, dan KKM pada pertemuan yang
berlangsung
● Pembagian kelompok belajar
● Menjelaskan mekanisme pelaksanaan pengalaman belajar sesuai dengan langkah-langkah
pembelajaran.
Kegiatan Inti ( 90 Menit )
Sintak Model
Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran
Stimulation
(stimullasi/
pemberian
rangsangan)
KEGIATAN LITERASI
Peserta didik diberi motivasi atau rangsangan untuk memusatkan perhatian pada topik
materi Manfaat dari mengonsumsi makanan dan minuman yang halal dan bahaya dari
mengonsumsi makanan dan minuman yang diharamkan dengan cara :
→ Melihat (tanpa atau dengan Alat)
Menayangkan gambar/foto/video yang relevan.
→ Mengamati
● Lembar kerja materi Manfaat dari mengonsumsi makanan dan minuman yang halal
dan bahaya dari mengonsumsi makanan dan minuman yang diharamkan
● Pemberian contoh-contoh materi Manfaat dari mengonsumsi makanan dan minuman
yang halal dan bahaya dari mengonsumsi makanan dan minuman yang diharamkan
untuk dapat dikembangkan peserta didik, dari media interaktif, dsb
→ Membaca.
Kegiatan literasi ini dilakukan di rumah dan di sekolah dengan membaca materi dari
buku paket atau buku-buku penunjang lain, dari internet/materi yang berhubungan
dengan Manfaat dari mengonsumsi makanan dan minuman yang halal dan bahaya
dari mengonsumsi makanan dan minuman yang diharamkan
→ Menulis
148
Menulis resume dari hasil pengamatan dan bacaan terkait Manfaat dari mengonsumsi
makanan dan minuman yang halal dan bahaya dari mengonsumsi makanan dan
minuman yang diharamkan
→ Mendengar
Pemberian materi Manfaat dari mengonsumsi makanan dan minuman yang halal dan
bahaya dari mengonsumsi makanan dan minuman yang diharamkan oleh guru.
→ Menyimak
Penjelasan pengantar kegiatan secara garis besar/global tentang materi pelajaran
mengenai materi :
Manfaat dari mengonsumsi makanan dan minuman yang halal dan bahaya dari
mengonsumsi makanan dan minuman yang diharamkan
untuk melatih rasa syukur, kesungguhan dan kedisiplinan, ketelitian, mencari
informasi.
Problem
statemen
(pertanyaan/
identifikasi
masalah)
CRITICAL THINKING (BERPIKIR KRITIK)
Guru memberikan kesempatan pada peserta didik untuk mengidentifikasi sebanyak
mungkin pertanyaan yang berkaitan dengan gambar yang disajikan dan akan dijawab
melalui kegiatan belajar, contohnya :
→ Mengajukan pertanyaan tentang materi :
Manfaat dari mengonsumsi makanan dan minuman yang halal dan bahaya dari
mengonsumsi makanan dan minuman yang diharamkan
yang tidak dipahami dari apa yang diamati atau pertanyaan untuk mendapatkan informasi
tambahan tentang apa yang diamati (dimulai dari pertanyaan faktual sampai ke pertanyaan
yang bersifat hipotetik) untuk mengembangkan kreativitas, rasa ingin tahu, kemampuan
merumuskan pertanyaan untuk membentuk pikiran kritis yang perlu untuk hidup cerdas
dan belajar sepanjang hayat.
Data
collection
(pengumpulan
data)
KEGIATAN LITERASI
Peserta didik mengumpulkan informasi yang relevan untuk menjawab pertanyan yang
telah diidentifikasi melalui kegiatan:
→ Mengamati obyek/kejadian
Mengamati dengan seksama materi Manfaat dari mengonsumsi makanan dan
minuman yang halal dan bahaya dari mengonsumsi makanan dan minuman yang
diharamkan yang sedang dipelajari dalam bentuk gambar/video/slide presentasi yang
disajikan dan mencoba menginterprestasikannya.
→ Membaca sumber lain selain buku teks
Secara disiplin melakukan kegiatan literasi dengan mencari dan membaca berbagai
referensi dari berbagai sumber guna menambah pengetahuan dan pemahaman tentang
materi Manfaat dari mengonsumsi makanan dan minuman yang halal dan bahaya dari
mengonsumsi makanan dan minuman yang diharamkan yang sedang dipelajari.
→ Aktivitas
149
Menyusun daftar pertanyaan atas hal-hal yang belum dapat dipahami dari kegiatan
mengmati dan membaca yang akan diajukan kepada guru berkaitan dengan materi
Manfaat dari mengonsumsi makanan dan minuman yang halal dan bahaya dari
mengonsumsi makanan dan minuman yang diharamkan yang sedang dipelajari.
→ Wawancara/tanya jawab dengan nara sumber
Mengajukan pertanyaan berkaiatan dengan materi Manfaat dari mengonsumsi
makanan dan minuman yang halal dan bahaya dari mengonsumsi makanan dan
minuman yang diharamkan yang telah disusun dalam daftar pertanyaan kepada guru.
COLLABORATION (KERJASAMA)
Peserta didik dibentuk dalam beberapa kelompok untuk:
→ Mendiskusikan
Peserta didik dan guru secara bersama-sama membahas contoh dalam buku paket
mengenai materi Manfaat dari mengonsumsi makanan dan minuman yang halal dan
bahaya dari mengonsumsi makanan dan minuman yang diharamkan
→ Mengumpulkan informasi
Mencatat semua informasi tentang materi Manfaat dari mengonsumsi makanan dan
minuman yang halal dan bahaya dari mengonsumsi makanan dan minuman yang
diharamkan yang telah diperoleh pada buku catatan dengan tulisan yang rapi dan
menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
→ Mempresentasikan ulang
Peserta didik mengkomunikasikan secara lisan atau mempresentasikan materi dengan
rasa percaya diri Manfaat dari mengonsumsi makanan dan minuman yang halal dan
bahaya dari mengonsumsi makanan dan minuman yang diharamkan sesuai dengan
pemahamannya.
→ Saling tukar informasi tentang materi :
Manfaat dari mengonsumsi makanan dan minuman yang halal dan bahaya dari
mengonsumsi makanan dan minuman yang diharamkan
dengan ditanggapi aktif oleh peserta didik dari kelompok lainnya sehingga diperoleh
sebuah pengetahuan baru yang dapat dijadikan sebagai bahan diskusi kelompok kemudian,
dengan menggunakan metode ilmiah yang terdapat pada buku pegangan peserta didik atau
pada lembar kerja yang disediakan dengan cermat untuk mengembangkan sikap teliti,
jujur, sopan, menghargai pendapat orang lain, kemampuan berkomunikasi, menerapkan
kemampuan mengumpulkan informasi melalui berbagai cara yang dipelajari,
mengembangkan kebiasaan belajar dan belajar sepanjang hayat.
Data
processing
(pengolahan
Data)
COLLABORATION (KERJASAMA) dan CRITICAL THINKING (BERPIKIR
KRITIK)
Peserta didik dalam kelompoknya berdiskusi mengolah data hasil pengamatan dengan
cara :
→ Berdiskusi tentang data dari Materi :
Manfaat dari mengonsumsi makanan dan minuman yang halal dan bahaya dari
mengonsumsi makanan dan minuman yang diharamkan
150
→ Mengolah informasi dari materi Manfaat dari mengonsumsi makanan dan minuman
yang halal dan bahaya dari mengonsumsi makanan dan minuman yang diharamkan
yang sudah dikumpulkan dari hasil kegiatan/pertemuan sebelumnya mau pun hasil
dari kegiatan mengamati dan kegiatan mengumpulkan informasi yang sedang
berlangsung dengan bantuan pertanyaan-pertanyaan pada lembar kerja.
→ Peserta didik mengerjakan beberapa soal mengenai materi Manfaat dari
mengonsumsi makanan dan minuman yang halal dan bahaya dari mengonsumsi
makanan dan minuman yang diharamkan
Verification
(pembuktian) CRITICAL THINKING (BERPIKIR KRITIK)
Peserta didik mendiskusikan hasil pengamatannya dan memverifikasi hasil
pengamatannya dengan data-data atau teori pada buku sumber melalui kegiatan :
→ Menambah keluasan dan kedalaman sampai kepada pengolahan informasi yang
bersifat mencari solusi dari berbagai sumber yang memiliki pendapat yang berbeda
sampai kepada yang bertentangan untuk mengembangkan sikap jujur, teliti, disiplin,
taat aturan, kerja keras, kemampuan menerapkan prosedur dan kemampuan berpikir
induktif serta deduktif dalam membuktikan tentang materi :
Manfaat dari mengonsumsi makanan dan minuman yang halal dan bahaya dari
mengonsumsi makanan dan minuman yang diharamkan
antara lain dengan : Peserta didik dan guru secara bersama-sama membahas jawaban
soal-soal yang telah dikerjakan oleh peserta didik.
Generalization
(menarik
kesimpulan)
COMMUNICATION (BERKOMUNIKASI)
Peserta didik berdiskusi untuk menyimpulkan
→ Menyampaikan hasil diskusi tentang materi Manfaat dari mengonsumsi makanan
dan minuman yang halal dan bahaya dari mengonsumsi makanan dan minuman yang
diharamkan berupa kesimpulan berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis, atau
media lainnya untuk mengembangkan sikap jujur, teliti, toleransi, kemampuan
berpikir sistematis, mengungkapkan pendapat dengan sopan.
→ Mempresentasikan hasil diskusi kelompok secara klasikal tentang materi :
Manfaat dari mengonsumsi makanan dan minuman yang halal dan bahaya dari
mengonsumsi makanan dan minuman yang diharamkan
→ Mengemukakan pendapat atas presentasi yang dilakukan tentanag materi Manfaat
dari mengonsumsi makanan dan minuman yang halal dan bahaya dari mengonsumsi
makanan dan minuman yang diharamkan dan ditanggapi oleh kelompok yang
mempresentasikan.
→ Bertanya atas presentasi tentang materi Manfaat dari mengonsumsi makanan dan
minuman yang halal dan bahaya dari mengonsumsi makanan dan minuman yang
diharamkan yang dilakukan dan peserta didik lain diberi kesempatan untuk
menjawabnya.
CREATIVITY (KREATIVITAS)
→ Menyimpulkan tentang point-point penting yang muncul dalam kegiatan
pembelajaran yang baru dilakukan berupa :
Laporan hasil pengamatan secara tertulis tentang materi :
151
Manfaat dari mengonsumsi makanan dan minuman yang halal dan bahaya dari
mengonsumsi makanan dan minuman yang diharamkan
→ Menjawab pertanyaan tentang materi Manfaat dari mengonsumsi makanan dan
minuman yang halal dan bahaya dari mengonsumsi makanan dan minuman yang
diharamkan yang terdapat pada buku pegangan peserta didik atau lembar kerja yang
telah disediakan.
→ Bertanya tentang hal yang belum dipahami, atau guru melemparkan beberapa
pertanyaan kepada siswa berkaitan dengan materi Manfaat dari mengonsumsi
makanan dan minuman yang halal dan bahaya dari mengonsumsi makanan dan
minuman yang diharamkan yang akan selesai dipelajari
→ Menyelesaikan uji kompetensi untuk materi Manfaat dari mengonsumsi makanan
dan minuman yang halal dan bahaya dari mengonsumsi makanan dan minuman yang
diharamkan yang terdapat pada buku pegangan peserta didik atau pada lembar lerja
yang telah disediakan secara individu untuk mengecek penguasaan siswa terhadap
materi pelajaran.
Catatan : Selama pembelajaran Manfaat dari mengonsumsi makanan dan minuman yang halal dan
bahaya dari mengonsumsi makanan dan minuman yang diharamkan berlangsung, guru mengamati
sikap siswa dalam pembelajaran yang meliputi sikap: nasionalisme, disiplin, rasa percaya diri,
berperilaku jujur, tangguh menghadapi masalah tanggungjawab, rasa ingin tahu, peduli lingkungan
Kegiatan Penutup (15 Menit)
Peserta didik :
● Membuat resume (CREATIVITY) dengan bimbingan guru tentang point-point penting yang muncul
dalam kegiatan pembelajaran tentang materi Manfaat dari mengonsumsi makanan dan minuman yang
halal dan bahaya dari mengonsumsi makanan dan minuman yang diharamkan yang baru dilakukan.
● Mengagendakan pekerjaan rumah untuk materi pelajaran Manfaat dari mengonsumsi makanan dan
minuman yang halal dan bahaya dari mengonsumsi makanan dan minuman yang diharamkan yang baru
diselesaikan.
● Mengagendakan materi atau tugas projek/produk/portofolio/unjuk kerja yang harus mempelajarai pada
pertemuan berikutnya di luar jam sekolah atau dirumah.
Guru :
● Memeriksa pekerjaan siswa yang selesai langsung diperiksa untuk materi pelajaran Manfaat dari
mengonsumsi makanan dan minuman yang halal dan bahaya dari mengonsumsi makanan dan minuman
yang diharamkan
● Peserta didik yang selesai mengerjakan tugas projek/produk/portofolio/unjuk kerja dengan benar diberi
paraf serta diberi nomor urut peringkat, untuk penilaian tugas
● Memberikan penghargaan untuk materi pelajaran Manfaat dari mengonsumsi makanan dan minuman
yang halal dan bahaya dari mengonsumsi makanan dan minuman yang diharamkan kepada kelompok
yang memiliki kinerja dan kerjasama yang baik.
I. Penilaian Hasil Pembelajaran
1. Penilaian Skala Sikap
Berilah tanda “centang” (√) yang sesuai dengan kebiasaan kamu terhadap pernyataan-
pernyataan yang tersedia!
No Pernyataan
Kebiasaan
Selalu Sering Jarang
Tidak
Pernah
152
Skor 4 Skor 3 Skor 2 Skor 1
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Nilai akhir = Jumlah skor yang diperoleh peserta didik× 100
skor tertinggi 4
2. Penilaian “Membaca dengan Tartil”
Rubrik Pengamatannya sebagai berikut:
No. Nama Peserta Didik
Aspek yang
dinilai Jumlah
Skor Nilai
Ketuntasan Tindak
Lanjut
1 2 3 4 T TT R P
1
2
Dst
Aspek yang dinilai : 1. Kelancaran Skor 25 → 100
2. Artinya Skor 25 → 100
3. Isi Skor 25 → 100
4. Dan lain-lain Skor dikembangkan
Skor maksimal…. 100
Rubrik penilaiannya adalah:
1) Kelancaran
a) Jika peserta didik dapat membaca sangat lancar, skor 100.
b) Jika peserta didik dapat membaca lancar, skor 75.
c) Jika peserta didik dapat membaca tidak lancar dan kurang sempurna, skor 50.
d) Jika peserta didik tidak dapat membaca , skor 25
2) Arti
a) Jika peserta didik dapat mengartikan dengan benar, skor 100.
153
b) Jika peserta didik dapat mengartikan dengan benar dan kurang sempurna, skor
75.
c) Jika peserta didik tidak benar mengartikan, skor 50.
d) Jika peserta didik tidak dapat mengartikan, skor 25.
3) Isi
a) Jika peserta didik dapat menjelaskan dengan benar, skor 100.
b) Jika peserta didik dapat menjelaskan dengan mendekati benar, skor 75.
c) Jika peserta didik dapat menjelaskan dengan tidak benar, skor 50.
d) Jika peserta didik tidak dapat menjelaskan, skor 25.
4) Dan Lain-lain
Guru dapat mengembangkan skor tersebut jika ditemui kriteria penilaian lain
berdasarkan bentuk perilaku peserta didik pada situasi dan kondisi yang berkembang
3. Penilaian Diskusi Peserta didik berdiskusi tentang memahami makna .
Aspek dan rubrik penilaian:
1) Kejelasan dan ke dalaman informasi
(a) Jika kelompok tersebut dapat memberikan kejelasan dan ke dalaman informasi
lengkap dan sempurna, skor 100.
(b) Jika kelompok tersebut dapat memberikan penjelasan dan ke dalaman informasi
lengkap dan kurang sempurna, skor 75.
(c) Jika kelompok tersebut dapat memberikan penjelasan dan ke dalaman informasi
kurang lengkap, skor 50.
(d) Jika kelompok tersebut tidak dapat memberikan penjelasan dan ke dalaman
informasi, skor 25.
Contoh Tabel:
No. Nama Peserta
didik
Aspek yang Dinilai
Jumlah
Skor Nilai
Ketuntasan Tindak
Lanjut
Kejelasan dan
Kedalaman
Informasi
T TT R R
1
Dst.
2) Keaktifan dalam diskusi
(a) Jika kelompok tersebut berperan sangat aktif dalam diskusi, skor 100.
(b) Jika kelompok tersebut berperan aktif dalam diskusi, skor 75.
(c) Jika kelompok tersebut kurang aktif dalam diskusi, skor 50.
(d) Jika kelompok tersebut tidak aktif dalam diskusi, skor 25.
Contoh Tabel:
No. Nama Peserta
didik
Aspek yang Dinilai
Jumlah
Skor Nilai
Ketuntasan Tindak
Lanjut
Keaktifan dalam
Diskusi T TT R R
154
1
Dst.
3) Kejelasan dan kerapian presentasi/ resume
(a) Jika kelompok tersebut dapat mempresentasikan/resume dengan sangat jelas dan
rapi, skor 100.
(b) Jika kelompok tersebut dapat mempresentasikan/resume dengan jelas dan rapi,
skor 75.
(c) Jika kelompok tersebut dapat mempresentasikan/resume dengan sangat jelas dan
kurang rapi, skor 50.
(d) Jika kelompok tersebut dapat mempresentasikan/resume dengan kurang jelas
dan tidak rapi, skor 25.
Contoh Tabel:
No. Nama Peserta
didik
Aspek yang Dinilai
Jumlah
Skor Nilai
Ketuntasan Tindak
Lanjut
Kejelasan dan
Kerapian Presentasi T TT R R
1
Dst.
4. Remedial
Peserta didik yang belum menguasai materi (belum mencapai ketuntasan belajar) akan
dijelaskan kembali oleh guru. Guru melakukan penilaian kembali dengan soal yang
sejenis atau memberikan tugas individu terkait dengan topik yang telah dibahas.
Remedial dilaksanakan pada waktu dan hari tertentu yang disesuaikan, contoh: pada saat
jam belajar, apabila masih ada waktu, atau di luar jam pelajaran (30 menit setelah jam
pelajaran selesai).
CONTOH PROGRAM REMIDI
Sekolah : ........................
Kelas/Semester : ........................
Mat Pelajaran : ........................
Ulangan Harian Ke : ........................
Tanggal Ulangan Harian : ........................
Bentuk Ulangan Harian : ........................
Materi Ulangan Harian : ........................
(KD/Indikator : ........................
KKM : ........................
No
Nama
Peserta
Didik
Nilai
Ulangan
Indikator yang
Belum Dikuasai
Bentuk
Tindakan
Remedial
Nilai
Setelah
Remedial
Ket.
1
2
155
No
Nama
Peserta
Didik
Nilai
Ulangan
Indikator yang
Belum Dikuasai
Bentuk
Tindakan
Remedial
Nilai
Setelah
Remedial
Ket.
3
4
dst,
5. Pengayaan
Dalam kegiatan pembelajaran, peserta didik yang sudah menguasai materi sebelum
waktu yang telah ditentukan, diminta untuk soal-soal pengayaan berupa pertanyaan-
pertanyaan yang lebih fenomenal dan inovatif atau aktivitas lain yang relevan dengan
topik pembelajaran. Dalam kegiatan ini, guru dapat mencatat dan memberikan tambahan
nilai bagi peserta didik yang berhasil dalam pengayaan.
6. Interaksi Guru dengan Orang Tua
Interaksi guru dengan orang tua perlu dilakukan, salah satunya adalah, guru meminta
peserta didik memperlihatkan kolom “Membaca dengan Tartil” dalam buku teks peserta
didik kepada orang tuanya dengan memberikan komentar dan paraf.
Dapat juga dengan mengunakan buku penghubung kepada orang tua tentang perubahan
perilaku peserta didik setelah mengikuti kegiatan pembelajaran atau berkomunikasi
langsung, dengan pernyataan tertulis atau lewat telepon tentang perkembangan
kemampuan terkait dengan materi.
Tangerang Selatan,...
Juli 2019
Mengetahui
Kepala SMPN 3 Tangerang Selatan Guru Mata Pelajaran
H. Maryono, SE,MPd Rendra Al-Mubarok
NIP:19601012 19811211003 NIP………..
Catatan Kepala Sekolah
..............................................................................................................................................................
......
..............................................................................................................................................................
......
..............................................................................................................................................................
......
.............................................................................................................................................. ................
......
............................................................................................................................................................
156
SILABUS PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI
Satuan Pendidikan : SMP NEGERI 3 Kota Tangerang Selatan
Kelas : VIII
Alokasi waktu : 3 jam pelajaran/minggu
Kompetensi Inti :
KI1: Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
KI2: Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, santun, percaya diri, peduli, dan bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif sesuai dengan
perkembangan anak di lingkungan, keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa, negara, dan kawasan regional.
KI3: Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif pada tingkat teknis dan spesifik sederhana berdasarkan rasa
ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, dan kenegaraan terkait fenomena dan
kejadian tampak mata.
KI4: Menunjukkan keterampilan menalar, mengolah, dan menyaji secara kreatif, produktif, kritis, mandiri, kolaboratif, dan komunikatif, dalam ranah konkret
dan ranah abstrak sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang teori.
Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Kegiatan Pemebelajaran
1.1. Terbiasa membaca al-qur’an
dengan meyakini bahwa rendah
hati, hemat, dan hidup sederhana
adalah perintah agama
Q.S. al-Furqān/25: 63, Q.S.
al-Isrā’/17: 26-27 dan Hadis
tentang rendah hati, hemat
dan hidup sederhana
Menyimak bacaan Q.S. al-Furqān/25: 63, Q.S. al-Isrā’/17: 26-27
Mencermati arti Q.S. al-Furqān/25: 63, Q.S. al-Isrā’/17: 26-27.
Menyimak penjelasan tentang hukum bacaan mad.
Mengajukan pertanyaan tentang pentingnya belajar al-Qur’an, apa manfaat
belajar ilmu tajwid, atau pertanyaan lain yang relevan.
Mengajukan pertanyaan mengenai hukum bacaan mad.
Secara berkelompok mencari dan mengumpulkan lafal yang mengandung
hukum bacaan mad di dalam mushaf al-Qur’an.
Diskusi menyusun arti kataQ.S. al-Furqān/25: 63, Q.S. al-Isrā’/17: 26-27
menjadi terjemah secara utuh.
Secara berpasangan membaca dan menghafalkan Q.S. al-Furqān/25: 63, Q.S.
al-Isrā’/17: 26-27.
Melakukan koreksi secara berkelompok terhadap hasil pengumpulan lafal yang
2.1. Menunjukkan perilaku rendah
hati, hemat, dan hidup sederhana
sebagai implementasi pemahaman
q.s. al-furqan/25: 63, q.s. al-
isra’/17: 26-27 dan hadis terkait
3.1. Memahami q.s. al-furqan/25: 63,
q.s. al-isra’/17: 26-27 dan hadis
157
terkait tentang rendah hati, hemat,
dan hidup sederhana
mengandung bacaan mad.
Merumuskan, mengoreksi, dan memperbaiki hasil penterjemahan.
Mengidentifikasi dan mengklasifikasi lafal yang mengandung hukum bacaan
madyang terdapat pada Q.S. al-Furqān/25: 63, Q.S. al-Isrā’/17: 26-27.
Mendemonstrasikan hafalan Q.S. al-Furqān/25: 63, Q.S. al-Isrā’/17: 26-27.
Menyajikan paparan hasil pencarian hukum bacaan mad dalam Q.S. al-
Furqān/25: 63, Q.S. al-Isrā’/17: 26-27.
Menunjukkan / memaparkan hasil diskusi maknaQ.S. al-Furqān/25: 63, Q.S.
al-Isrā’/17: 26-27.
Menanggapi paparan maknaQ.S. al-Furqān/25: 63, Q.S. al-Isrā’/17: 26-27.
Menyusun kesimpulan makna ayat dengan bimbingan guru.
4.1.1. Membaca q.s. al-furqan/25: 63,
q.s. al-isra’/17: 26-27 dengan tartil
4.1.2. Menunjukkan hafalan q.s. al-
furqan/25: 63, q.s. al-isra’/17: 26-
27 serta hadis terkait dengan
lancar
4.1.3. Menyajikan keterkaitan rendah
hati, hemat, dan hidup sederhana
dengan pesan q.s. al-furqan/25:
63, q.s. al-isra’/17: 26-27
1.2. Terbiasa membaca al-qur’an
dengan meyakini bahwa allah
memerintahkan untuk
mengonsumsi makanan dan
minuman yang halal dan bergizi
Q.S. an-Nahl/16: 114dan
Hadis terkait tentang perilaku
perilaku mengonsumsi
makanan dan minuman yang
halal dan bergizi
Mencermati bacaan Q.S. an-Nahl/16: 114.
Menyimak Q.S. an-Nahl/16: 114 serta Hadis tentang mengonsumsi makanan
dan minuman yang halal dan bergizi.
Menyimak penjelasan tentang hukum bacaan tafkhim dan tarqiq pada lam
jalalah dan ra.
Mengajukan pertanyaan tentang pentingnya belajar al-Qur’an, apa manfaat
belajar ilmu tajwid, atau pertanyaan lain yang relevan.
Mengajukan pertanyaan mengenai hokum bacaan tafkhim dan tarqiq pada lam
jalalah dan ra.
Secara berkelompok mencari dan mengumpulkan lafaz yang mengandung
hukum bacaan tafkhim dan tarqiq pada lam jalalah dan ra di dalam mushaf al-
Qur’an.
Diskusi menyusun arti kataQ.S. an-Nahl/ 16: 114. menjadi terjemah secara
2.2. Terbiasa mengonsumsi makanan
dan minuman yang halal dan
bergizi dalam kehidupan sehari-
hari sebagai implementasi
pemahaman q.s. an-nahl/16: 114
dan hadis terkait
158
3.2. Memahami q.s. an-nahl/16: 114
dan hadis terkait tentang
mengonsumsi makanan dan
minuman yang halal dan bergizi
dalam kehidupan sehari-hari
utuh.
Secara berpasangan membaca dan menghafalkanQ.S. an-Nahl/ 16: 114.
Melakukan koreksi secara berkelompok terhadap hasil pengumpulan lafaz yang
mengandung bacaan tafkhim dan tarqiq pada lam jalalah dan ra.
Merumuskan, mengoreksi, dan memperbaiki hasil penerjemahan.
Mengidentifikasi dan mengklasifikasi lafal yang mengandung hukum bacaan
mim sukun yang terdapat pada Q.S. an-Nahl/ 16: 114.
Mendemonstrasikan hafalan Q.S. an-Nahl/ 16: 114.
Menyajikan paparan hasil pencarian hukum bacaan tafkhim dan tarqiq pada
lam jalalah dan radalam Q.S. an-Nahl/ 16: 114.
Menunjukkan / memaparkan hasil diskusi makna Q.S. an-Nahl/ 16: 114.
Menanggapi paparan maknaQ.S. an-Nahl/ 16: 114.
Menyusun kesimpulan makna ayat dengan bimbingan guru.
4.2.1. Membaca q.s. an-nahl/16: 114
terkait dengan tartil
4.2.2. Menunjukkan hafalan q.s. an-
nahl/16: 114 serta hadis terkait
dengan lancar
4.2.3. Menyajikan keterkaitan
mengonsumsi makanan dan
minuman yang halal dan bergizi
dalam kehidupan sehari-hari
dengan pesan q.s. an-nahl/16: 114
1.3. Beriman kepada kitab-kitab suci
yang diturunkan allah swt.
Iman Kepada Kitab-kitab
Allah
Mengamati dan mencermati gambar atau tayangan yang terkait dengan iman
kepada kitab-kitab Allah.
Menyimak dan membaca penjelasan iman kepada kitab-kitab Allah.
Membaca dalil naqli tentang iman kepada kitab-kitab Allah beserta artinya
Peserta didik mengajukan pertanyaan mengenai perbedaan/persamaan kitab-
kitab Allah yang diturunkan kepada para nabi dan rasul-Nya.
Menggali pengetahuan tentang kitab-kitab Allah melalui berbagai media yang
ada.
Mencari dan menelaah dalil naqli tentang keberadaan kitab-kitab Allah selain
al-Qur’an.
2.3. Menunjukkan perilaku toleran
sebagai implementasi beriman
kepada kitab-kitab allah swt.
3.3. Memahami makna beriman
kepada kitab-kitab allah swt.
159
4.3. Menyajikan dalil naqli tentang
beriman kepada kitab-kitab allah
swt.
Mengumpulkan informasi dari media mengenai bukti-bukti yang relevan
terkait dengan keberadaan kitab-kitab Allah.
Mengumpulkan contoh-contoh nyata perilaku yang mencerminkan beriman
kepada kitab-kitab Allah.
Menghubungkan makna dalil naqli tentang kitab-kitab Allah dengan bukti-
bukti yang relevan terkait dengan keberadaan kitab-kitab Allah.
Merumuskan ciri-ciri orang yang beriman kepada kitab-kitab Allah.
Menyajikan paparan makna dalil naqli tentang kitab-kitab Allah disertai bukti-
bukti lain yang relevan terkait dengan keberadaan kitab-kitab Allah mulai
Taurat, Zabur, Injil, dan al-Qur’an.
Memaparkan rumusan ciri-ciri orang yang beriman kepada kitab-kitab Allah.
1.4. Beriman kepada rasul allah swt. Iman kepada Nabi dan Rasul Membaca dan mencermati teks bacaan tentang materi iman kepada nabi dan
rasul.
Mengamati gambar atau tayangan yang terkait dengan iman kepada nabi dan
rasul.
Menyimak dan membaca penjelasan mengenai iman kepada nabi dan rasul.
Mencermati dalil naqli tentang nabi dan rasul sebagai utusan Allah Swt.
Mengajukan pertanyaan tentang hal-hal tentang iman kepada nabi dan rasul.
Mengajukan pertanyaan fungsi nabi dan rasul diutus ke muka bumi.
Menggali informasi sejarah perjuangan dan ajaran para nabi dan rasul melalui
berbagai sumber.
Secara berkelompok mendiskusikan tugas para nabi dan rasul.
Secara berkelompok mendiskusikan keberadaan para rasul yang mendapat
gelar ulul ‘azmi.
Menghubungkan sejarah perjuangan dan ajaran antara satu nabi dengan nabi
yang lainnya.
Merumuskan tugas para nabi dan rasul serta perubahan yang dialami oleh
umatnya.
Menyimpulkan keberadaan para rasul yang mendapat gelar ulul ‘azmi.
Menyajikan paparan mengenai hubungan sejarah perjuangan dan ajaran antara
satu nabi dengan nabi yang lainnya.
2.4. Menunjukkan perilaku amanah
sebagai implementasi iman
kepada rasul allah swt.
3.4. Memahami makna beriman
kepada rasul allah swt.
4.4. Menyajikan dalil naqli tentang
iman kepada rasul allah swt.
160
Memaparkan rumusan tugas para nabi dan rasul serta perubahan yang dialami
oleh umatnya.
Memaparkan keberadaan para rasul yang mendapat gelar ulul ‘azmi.
1.5. Meyakini bahwa minuman keras,
judi, dan pertengkaran adalah
dilarang oleh allah swt.
Bahaya mengonsumsi
minuman keras, judi, dan
pertengkaran
Mengamati dan memberi komentar gambar atau tayangan yang terkait dengan
bahaya mengonsumsi minuman keras, judi, dan pertengkaran.
Menyimak dan membaca penjelasan mengenai bahaya mengonsumsi minuman
keras, judi, dan pertengkaran.
Membaca Q.S. al-Māidah/5: 90–91 dan 32 serta Hadis terkait beserta artinya.
Mengajukan pertanyaan tentang bahaya mengonsumsi minuman keras, judi,
dan pertengkaranatau pertanyaan lain yang relevan dan aktual.
Mendiskusikan makna Q.S. al-Māidah/5: 90–91 da n 32 serta Hadis terkait.
Secara berkelompok mencari contoh-contoh nyata bahaya mengonsumsi
minuman keras, judi, dan pertengkaran dalam kehidupan sehari-hari melalui
berbagai sumber.
Merumuskan makna Q.S. al-Māidah/5: 90–91 dan 32 serta Hadis terkait.
Menghubungkan bahaya mengonsumsi minuman keras, judi, dan pertengkaran
dengan makna Q.S. al-Māidah/5: 90–91 dan 32 serta Hadis terkait.
Menyajikan rumusan makna Q.S. al-Māidah/5: 90–91 dan 32 serta hadis
terkait.
Memaparkan hubungan antara bahaya mengonsumsi minuman keras, judi, dan
pertengkaran dengan makna Q.S. al-Māidah/5: 90–91 dan 32 serta Hadis
terkait.
Menanggapi pertanyaan dan memperbaiki paparan.
Menyusun kesimpulan.
2.5. Menunjukkan perilaku
menghindari minuman keras, judi,
dan pertengkaran dalam
kehidupan sehari-hari
3.5. Memahami bahaya mengonsumsi
minuman keras, judi, dan
pertengkaran
4.5. Menyajikan dampak bahaya
mengomsumsi minuman keras,
judi, dan pertengkaran
1.6. Meyakini bahwa perilaku jujur
dan adil adalah ajaran pokok
Jujur dan adil Mengamati dan memberi komentar gambar atau tayangan yang terkait dengan
jujur dan adil.
161
agama Menyimak dan membaca penjelasan mengenai jujur dan adil.
Membaca Q.S.al-Māidah/5: 8 dan Hadis terkait.
Mengajukan pertanyaan tentang cara menumbuhkan jujur dan adil.
Mengajukan pertanyaan tentang manfaat perilaku jujur dan adil atau
pertanyaan lain yang relevan dan aktual.
Mendiskusikan makna Q.S.al-Māidah /5: 8 dan Hadis terkait.
Secara berkelompok mencari contoh-contoh nyata jujurdan adil dalam
kehidupan sehari-hari melalui berbagai sumber.
Mencari data dan informasi tentang kesuksesan yang diawali dari sikap jujur
dan adil.
Merumuskan makna Q.S.al-Māidah /5: 8 dan Hadis terkait.
Menghubungkan perilaku jujur dan adil dalam kehidupan sehari-hari dengan
makna Q.S.al-Māidah /5: 8 dan Hadis terkait.
Menghubungkan perilaku jujur dan adil dengan kesuksesan seseorang dalam
kehidupan sehari-hari.
Memaparkan makna Q.S.al-Māidah /5: 8 dan Hadis terkait.
Memaparkan hubungan antara jujur dan adil dalam kehidupan sehari-hari
dengan makna Q.S.al-Māidah /5: 8 dan Hadis terkait.
Memaparkan hubungan perilaku jujur dan adil dengan kesuksesan seseorang
dalam kehidupan sehari-hari.
Menanggapi pertanyaan dan memperbaiki paparan.
Menyusun kesimpulan.
2.6. Menunjukkan perilaku jujur dan
adil dalam kehidupan sehari-hari
3.6. Memahami cara menerapkan
perilaku jujur dan adil
4.6. Menyajikan cara menerapkan
perilaku jujur dan adil
1.7. Menghayati ajaran berbuat baik,
hormat, dan patuh kepada orang
tua dan guru adalah perintah
agama
Perilaku berbuat baik,
hormat, dan patuh kepada
orang tua dan guru
Mengamati dan memberi komentar gambar atau tayangan yang terkait dengan
berbuat baik, hormat, dan patuh kepada orang tua dan guru.
Menyimak dan membaca penjelasan mengenai berbuat baik, hormat, dan patuh
kepada orang tua dan guru.
Membaca Q.S. an-Nisā/4: 36 dan Hadis terkait.
Mengajukan pertanyaan tentang cara menumbuhkan berbuat baik, hormat, dan
patuh kepada orang tua dan guru.
2.7. Menunjukkan perilaku berbuat
baik, hormat, dan patuh kepada
orang tua dan guru dalam
162
kehidupan sehari-hari Mengajukan pertanyaan tentang manfaat perilaku berbuat baik, hormat, dan
patuh kepada orang tua dan guru atau pertanyaan lain yang relevan dan aktual.
Mendiskusikan makna Q.S. an-Nisā/4: 36 dan Hadis terkait.
Secara berkelompok mencari contoh-contoh nyata berbuat baik, hormat, dan
patuh kepada orang tua dan guru dalam kehidupan sehari-hari melalui berbagai
sumber.
Mencari data dan informasi tentang kesuksesan yang diawali dari sikap berbuat
baik, hormat, dan patuh kepada orang tua dan guru.
Menghubungkan perilaku berbuat baik, hormat, dan patuh kepada orang tua
dan guru dalam kehidupan sehari-hari dengan makna Q.S. an-Nisā/4: 36 dan
Hadis terkait.
Memaparkan hubungan antara berbuat baik, hormat, dan patuh kepada orang
tua dan guru dalam kehidupan sehari-hari dengan makna Q.S. an-Nisā/4: 36
dan Hadis terkait.
Mendemontrasikan/mensosiodramakan contoh perilaku berbuat baik, hormat,
dan patuh kepada orang tua dan guru.
Menanggapi pertanyaan dan memperbaiki paparan.
Menyusun kesimpulan.
3.7. Memahami cara berbuat baik,
hormat, dan patuh kepada orang
tua dan guru
4.7. Menyajikan cara berbuat baik,
hormat, dan patuh kepada orang
tua dan guru
1.8. Meyakini bahwa beramal saleh
dan berbaik sangka adalah ajaran
pokok agama
Gemar beramal saleh dan
berbaik sangka kepada
sesama
Mengamati dan memberi komentar gambar atau tayangan yang terkait dengan
gemar beramal saleh dan berbaik sangka kepada sesama dalam kehidupan
sehari-hari.
Menyimak dan membaca penjelasan mengenai gemar beramal saleh dan
berbaik sangka kepada sesama dalam kehidupan sehari-hari.
Membaca Q.S. al-’Asr/ 103: 2-3, Q.S. al-Hujurāt/ 49: 12 dan Hadis terkait
Mengajukan pertanyaan tentang cara menumbuhkan sikap gemar beramal saleh
dan berbaik sangka kepada sesama.
Mengajukan pertanyaan mengenai manfaat sikap gemar beramal saleh dan
berbaik sangka kepada sesama.
Mendiskusikan makna Q.S. al-’Asr/ 103: 2-3, Q.S. al-Hujurāt/ 49: 12 dan
hadis terkait.
Secara berkelompok mencari contoh-contoh nyata sikap gemar beramal saleh
2.8. Memiliki sikap gemar beramal
saleh dan berbaik sangka kepada
sesama
3.8. Memahami makna perilaku gemar
beramal saleh dan berbaik sangka
kepada sesama
4.8. Menyajikan contoh perilaku
163
gemar beramal saleh dan berbaik
sangka kepada sesama
dan berbaik sangka kepada sesama di sekolah dan di masyarakat.
Mendiskusikan manfaat yang ditimbulkan oleh sikap gemar beramal saleh dan
berbaik sangka kepada sesama dalam kehidupan sehari-hari.
Mendiskusikan dan merumuskan makna Q.S. al-’Asr/ 103: 2-3, Q.S. al-
Hujurāt/ 49: 12 dan hadis terkait.
Menghubungkan sikap gemar beramal saleh dan berbaik sangka kepada sesama
dalam kehidupan sehari-hari dengan makna Q.S. al-’Asr/ 103: 2-3, Q.S. al-
Hujurāt/ 49: 12 dan Hadis terkait.
Merumuskan manfaat yang ditimbulkan oleh sikap gemar beramal saleh dan
berbaik sangka kepada sesama dalam kehidupan sehari-hari.
Memaparkan rumusan makna Q.S. al-’Asr/ 103: 2-3, Q.S. al-Hujurāt/ 49: 12
dan Hadis terkait.
Memaparkan hubungan sikap gemar beramal saleh dan berbaik sangka kepada
sesama dalam kehidupan sehari-hari dengan makna Q.S. al-’Asr/ 103: 2-3, Q.S.
al-Hujurāt/ 49: 12 dan Hadis terkait.
Memaparkan pentingnya perilaku gemar beramal saleh dan berbaik sangka
kepada sesama.
Memaparkan manfaat yang ditimbulkan oleh sikap gemar beramal saleh dan
berbaik sangka kepada sesama dalam kehidupan sehari-hari.
Menanggapi pertanyaan dan memperbaiki paparan.
Menyusun kesimpulan.
1.9. Melaksanakan salat sunah
berjamaah dan munfarid sebagai
perintah agama
Salat Sunah berjamaah dan
munfarid
Mengamati dan memberi komentar gambar atau tayangan yang terkait dengan
salat sunah berjamaah dan munfarid.
Menyimak dan membaca penjelasan mengenai tata cara salat sunah berjamaah
dan munfarid.
Membaca dan mencermati dalil naqli tentang tatacara salat sunah berjamaah
dan munfarid beserta artinya.
Mengajukan pertanyaan tentang hal-hal yang terkait dengan ibadah salat sunah
berjamaah dan munfarid.
Mengajukan pertanyaan tentang tatacara salat sunah berjamaah dan munfarid
2.9. Menunjukkan perilaku peduli dan
gotong royong sebagai
implementasi pemahaman salat
sunah berjamaah dan munfarid
3.9. Memahami tata cara salat sunah
164
berjemaah dan munfarid beserta artinya.
Mengajukan pertanyaan mengenai pentingnya salat sunah yang dilakukan baik
secara berjamaah maupun munfarid.
Secara berkelompok mencari data dan informasi tentang dalil naqli, ketentuan,
tata cara, dan manfaat salat sunah berjamaah dan munfarid dari berbagai
media/literatur.
Mengumpulkan dan mengelompokkan macam-macam salat sunah yang
dikerjakan secara berjamaah maupun munfarid.
Mendiskusikan dalil naqli, ketentuan, tata cara, dan manfaat salat sunah
berjamaah dan munfarid.
Berlatih mempraktikkan salat sunah berjamaah dan munfarid.
Mengolah informasi mengenai dalil naqli, ketentuan, tata cara, dan manfaat
salat sunah berjamaah dan munfarid menjadi paparan yang menarik.
Merumuskan prosedur praktik salat sunah berjamaah dan munfarid.
Menyajikan paparan mengenai dalil naqli, ketentuan, tata cara, dan manfaat
salat sunah berjamaah dan munfarid.
Mendemonstrasikan praktik salat sunah berjamaah dan munfarid.
Menanggapi pertanyaan dalam diskusi.
Merumuskan kesimpulan.
4.9. Mempraktikkan salat sunah
berjamaah dan munfarid
1.10. Melaksanakan sujud syukur, sujud
tilawah, dan sujud sahwi sebagai
perintah agama
Macam-macam Sujud Menonton dan mencermati gambar atau tayangan yang terkait dengan tatacara
sujud syukur, sujud tilawah, dan sujud sahwi.
Mengamati secara langsung praktik tatacara pelaksanaan sujud syukur, sujud
tilawah, dan sujud sahwi.
Mencermati, menyimak, dan membaca kembali penjelasan tentang tatacara
pelaksanaan sujud syukur, sujud tilawah, dan sujud sahwi.
Mencermati dan membaca dalil naqli mengenai sujud syukur, sujud tilawah,
dan sujud sahwi.
Mengajukan pertanyaan tentang sujud syukur, sujud tilawah, dan sujud sahwi.
Mengajukan pertanyaan terkait dengan tatacara pelaksanaan sujud syukur,
sujud tilawah, dan sujud sahwi.
2.10. Menunjukkan perilaku tertib
sebagai implementasi dari sujud
syukur, sujud tilawah, dan sujud
sahwi
3.10. Memahami tata cara sujud syukur,
sujud sahwi, dan sujud tilawah
165
4.10. Mempraktikkan sujud syukur,
sujud sahwi, dan sujud tilawah
Secara berkelompok menggali informasi tentang tatacara pelaksanaan sujud
syukur, sujud tilawah, dan sujud sahwidari berbagai sumber.
Mendiskusikan dalil naqli, ketentuan, tata cara, dan manfaat sujud syukur,
sujud tilawah, dan sujud sahwi.
Berlatih mempraktikkan sujud syukur, sujud tilawah, dan sujud sahwi.
Mengolah informasi mengenai dalil naqli, ketentuan, tata cara, dan manfaat
sujud syukur, sujud tilawah, dan sujud sahwimenjadi paparan yang menarik.
Merumuskan prosedur praktik pelaksanaan sujud syukur, sujud tilawah,
dan sujud sahwi.
Menyajikan paparan mengenai dalil naqli, ketentuan, tata cara, dan manfaat
sujud syukur, sujud tilawah, dan sujud sahwi.
Mendemonstrasikan praktik pelaksanaan sujud syukur, sujud tilawah,
dan sujud sahwi.
Menanggapi pertanyaan dalam diskusi.
Merumuskan kesimpulan.
1.11. Menjalankan puasa wajib dan
sunah sebagai perintah agama
Puasa Sunah dan Puasa
Wajib
Membaca literatur yang menyajikan materi tentang puasa sunah dan puasa
wajib.
Mengamati gambar atau tayangan yang terkait puasa wajib dan puasa sunah
melalui berbagai sumber dan media.
Menyimak dan membaca penjelasan mengenai ketetuan puasa wajib dan puasa
sunah.
Mencermati dan membaca dalil naqli puasa wajib dan puasa sunah.
Mengajukan pertanyaan tentang hal-hal tentang puasa wajib.
Mengajukan pertanyaan tentang puasa sunah.
Secara berkelompok mencari data dan informasi tentang dalil naqli, ketentuan,
tata cara, manfaat, dan halangan puasa wajibdan puasa sunah.
Mendiskusikan dalil naqli, ketentuan, tata cara, manfaat, dan halangan puasa
wajib dan puasa sunah.
Mendiskusikan hikmah puasa wajib dan puasa sunah.
Mengolah informasi mengenai dalil naqli, ketentuan, tata cara, manfaat, dan
halangan puasa wajib dan puasa sunah menjadi paparan yang menarik.
2.11. Menunjukkan perilaku empati
sebagai implementasi puasa wajib
dan sunah
3.11. Memahami tata cara puasa wajib
dan sunah
4.11. Menyajikan hikmah pelaksanaan
puasa wajib dan puasa sunah
166
Merumuskan hikmah pelaksanaan puasa wajib dan puasa sunah.
Merumuskan hubungan antara ibadah puasa dengan manfaat dan hikmahnya.
Menyajikan paparan mengenai dalil naqli, ketentuan, tata cara, manfaat, dan
halangan puasa wajib dan puasa sunah.
Memaparkan hikmah pelaksanaan puasa wajib dan puasa sunah.
Memaparkan hubungan antara ibadah puasa dengan manfaat dan hikmahnya.
Menanggapi pertanyaan dalam diskusi.
Merumuskan kesimpulan.
1.12. Meyakini ketentuan makanan dan
minuman yang halal dan haram
berdasarkan al-qur’an dan hadis
Makanan dan minuman yang
halal dan haram
Membaca dan mencermati teks yang menyajikan materi tentang makanan dan
minuman yang halal dan haram.
Mencermati gambar atau tayangan yang terkait makanan dan minuman yang
halal dan haram.
Menyimak dan membaca penjelasan mengenai makanan dan minuman yang
halal dan haram.
Mencermati dan membaca dalil naqli tentang makanan dan minuman yang
halal dan haram.
Mengajukan pertanyaan tentang makanan dan minuman yang halal dan haram.
Mengajukan pertanyaan tentang kriteria dan jenis makanan yang diharamkan.
Mengajukan pertanyaan tentang kriteria dan jenis minuman yang diharamkan.
Secara berkelompok mencari data dan informasi tentang dalil naqli dan
ketentuan mengenai makanan dan minuman yang halal dan yang diharamkan.
Mendiskusikan skema tentang jenis-jenis makanan dan minuman yang halal
dan yang diharamkan.
Mendiskusikan manfaat dari mengonsumsi makanan dan minuman yang halal.
Mendiskusikan bahaya dari mengonsumsi makanan dan minuman yang
diharamkan.
Mengolah data dan informasi tentang dalil naqli dan ketentuan mengenai
makanan dan minuman yang halal dan yang diharamkan menjadi paparan yang
menarik.
Merumuskan skema tentang jenis-jenis makanan dan minuman yang halal dan
yang diharamkan.
2.12. Menunjukkan perilaku hidup
sehat dengan mengonsumsi
makanan dan minuman halal
3.12. Memahami ketentuan makanan
dan minuman yang halal dan
haram berdasarkan al-qur’an dan
hadis
4.12. Menyajikan hikmah mengonsumsi
makanan yang halal dan bergizi
sesuai ketentuan dengan al-qur’an
dan hadis
167
Merumuskanmanfaat dari mengonsumsi makanan dan minuman yang halal.
Merumuskan bahaya dari mengonsumsi makanan dan minuman yang
diharamkan.
Memaparkan data dan informasi tentang dalil naqli dan ketentuan mengenai
makanan dan minuman yang halal dan yang diharamkan.
Memaparkan skema tentang jenis-jenis makanan dan minuman yang halal dan
yang diharamkan.
Memaparkan manfaat dari mengonsumsi makanan dan minuman yang halal.
Memaparkan bahaya dari mengonsumsi makanan dan minuman yang
diharamkan.
Menanggapi pertanyaan dalam diskusi.
Merumuskan kesimpulan.
1.13. Meyakini bahwa pertumbuhan
ilmu pengetahuan pada masa bani
umayah sebagai bukti nyata
agama islam dilaksanakan dengan
benar
Sejarah Pertumbuhan Ilmu
Pengetahuan pada masa
Umayah
Membaca dan mencermati teks atau bacaan tentang sejarah pertumbuhan ilmu
pengetahuan pada masa Umayah.
Menyaksikan film atau tayangan yang terkait dengan sejarah pertumbuhan
ilmu pengetahuan pada masa Umayah.
Menyimak dan membaca penjelasan mengenai sejarah sejarah pertumbuhan
ilmu pengetahuan pada masa Umayah.
Mengajukan pertanyaan tentang sejarah pertumbuhan ilmu pengetahuan pada
masa Umayah.
Mengajukan pertanyaan tentang faktor-faktor yang mendukung terjadinya
pertumbuhan ilmu pengetahuan pada masa Umayah.
Secara berkelompok mengumpulkan data dan informasi mengenai bukti-bukti
sejarah pertumbuhan ilmu pengetahuan pada masa Umayah.
Mendiskusikan karya dan kiprah tokoh-tokoh ilmuwan muslim pada masa
Umayah.
Mengolah data dan informasi mengenai bukti-bukti sejarah pertumbuhan ilmu
pengetahuan pada masa Umayah menjadi paparan yang menarik.
Merumuskan karyadan kiprah tokoh-tokoh ilmuwan muslim pada masa
Umayah.
Memaparkan data dan informasi mengenai bukti-bukti sejarah pertumbuhan
2.13. Menunjukkan perilaku tekun
sebagai implementasi dalam
meneladani ilmuwan pada masa
bani umayyah
3.13. Memahami sejarah pertumbuhan
ilmu pengetahuan masa bani
umayah
4.13. Menyajikan rangkaian sejarah
pertumbuhan ilmu pengetahuan
168
pada masa bani umayah ilmu pengetahuan pada masa Umaya.
Memaparkan karya dan kiprah tokoh-tokoh ilmuwan muslim pada masa
Umayah.
Menanggapi pertanyaan dalam diskusi.
Merumuskan kesimpulan.
1.14. Meyakini bahwa pertumbuhan
ilmu pengetahuan pada masa
abbasiyah sebagai bukti nyata
agama islam dilaksanakan dengan
benar
Sejarah Pertumbuhan Ilmu
Pengetahuan masa Abbasiyah
Membaca dan mencermati teks atau bacaan tentang sejarah pertumbuhan ilmu
pengetahuan pada masa Abbasiyah.
Menyaksikan film atau tayangan yang terkait dengan sejarah pertumbuhan
ilmu pengetahuan pada masa Abbasiyah.
Menyimak dan membaca penjelasan mengenai sejarah sejarah pertumbuhan
ilmu pengetahuan pada masa Abbasiyah
Mengajukan pertanyaan tentang sejarah pertumbuhan ilmu pengetahuan pada
masa Abbasiyah.
Mengajukan pertanyaan tentang faktor-faktor yang mendukung terjadinya
pertumbuhan ilmu pengetahuan pada masa Abbasiyah.
Secara berkelompok mengumpulkan data dan informasi mengenai bukti-bukti
sejarah pertumbuhan ilmu pengetahuan pada masa Abbasiyah.
Mendiskusikan karya dan kiprah tokoh-tokoh ilmuwan muslim pada masa
Abbasiyah.
Mengolah data dan informasi mengenai bukti-bukti sejarah pertumbuhan ilmu
pengetahuan pada masa Abbasiyah menjadi paparan yang menarik.
Merumuskan karyadan kiprah tokoh-tokoh ilmuwan muslim pada masa
Abbasiyah.
Memaparkan data dan informasi mengenai bukti-bukti sejarah pertumbuhan
ilmu pengetahuan pada masa Abbasiyah.
Memaparkan karyadan kiprah tokoh-tokoh ilmuwan muslim pada masa
Abbasiyah.
Menanggapi pertanyaan dalam diskusi.
Merumuskan kesimpulan.
2.14. Menunjukkan perilaku gemar
membaca sebagai implementasi
dalam meneladani ilmuwan pada
masa abbasiyah
3.14. Memahami sejarah pertumbuhan
ilmu pengetahuan masa abbasiyah
4.14. Menyajikan rangkaian sejarah
pertumbuhan ilmu pengetahuan
pada masa abbasiyah
169
SOAL MAKANAN HALAL & HARAM
170
171
172
173
174
175
176
177
Lampiran 11
Koperasi Kantin
Studio Musik Ruang UKS
Prasarana di ruang UKS Masjid
178
Ruang Kelas Bilingual Susana Kegiatan Belajar Mengajar
Buku Paket Kelas VIII Kegiatan Mengecek Hasil Diskusi
Kegiatan Presentasi Hasil Diskusi Kelompok
179
180
181
182
183
184
185
BIODATA PENULIS
Devi Rahmadani, lahir di Jakarta, 08 November
1998. Penulis tinggal di provinsi Banten tepatnya di
Tangerang Selatan. Penulis memulai Pendidikan di
SDN Pondok Betung V pada tahun 2004-2010.
Penulis melanjutkan Pendidikan ketingkat Madrasah
Tsanawiyah pada tahun 2010-2013, kemudian
melanjutkan ketingkat Sekolah Menangah Atas pada
tahun 2013-2016. Setelah lulus SMA Penulis melanjutkan kuliah S1 pada tahun
2016 di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, mengambil
program studi Pendidikan Agama Islam. Selama mengikuti masa perkuliahan ada
banyak hal yang telah penulis dapatkan terutama dalam hal organisasi yaitu HMJ
PAI, dan kegiatan Extra kampus yang diadakan Fakultas yaitu tarian saman di
POSTAR (Pojok Seni Tarbiyah).