implementasi nilai pendidikan agama islam dalam

179
IMPLEMENTASI NILAI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PEMBENTUKAN KARAKTER SIKAP KEPEDULIAN SOSIAL SISWA DI SMP N 2 GUNUNG JATI SKRIPSI Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) pada Program Studi Pendidikan Agama Islam Oleh : VERREN FITRI QOMARIYAH NIM. 2015.1.18.1.02153 FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM IAI BUNGA BANGSA CIREBON TAHUN 2019

Upload: others

Post on 18-Nov-2021

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

IMPLEMENTASI NILAI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

DALAM PEMBENTUKAN KARAKTER SIKAP KEPEDULIAN

SOSIAL SISWA DI SMP N 2 GUNUNG JATI

SKRIPSI

Diajukan sebagai Salah Satu Syarat

untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

pada Program Studi Pendidikan Agama Islam

Oleh :

VERREN FITRI QOMARIYAH NIM. 2015.1.18.1.02153

FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM

IAI BUNGA BANGSA CIREBON

TAHUN 2019

PENGESAHAN

Skripsi yang berjudul “Implementasi Pendidikan Agama Islam Dalam

Membentuk Karakter Sikap Kepedulian Sosial Di Smp Negeri 2 Gunung

Jati” oleh Verren Fitri Qomariyah NIM: 2015.1.18.1.02153, telah diajukan

dalam sidang Munaqosah Program Studi Pendidikan Agama Islam Institut Agama

Islam Bunga Bangsa Cirebon pada tanggal

Skripsi ini diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Pendidikan (S.Pd.) pada Program Studi Pendidikan Agama Islam Fakultas

Tarbiyah Institut Agama Islam Bunga Bangsa Cirebon.

Cirebon,

Sidang Munaqosah

Ketua

Merangkap Anggota

Dr. H. Oman Fathurohman, M.A

NIDN. 8886160017

Penguji I,

NIDN.

iii

Penguji II,

NIDN.

Sekretaris,

Merangkap Anggota,

Drs. Sulaiman, M.MPd

NIDN. 2118096201

1

KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat, taufik dan hidayah–Nya serta nikmat, baik nikmat jasmani

maupun rohani, sehingga penyusun dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

“Implementasi Pendidikan Agama Islam Dalam Pembentukan Karakter Sikap

Kepedulian Sosial Di Smp Negeri 2 Gunung Jati”. Dalam rangka menyelesaikan

studi Strata I untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Tarbiyah

Institut Agama Islam Bunga Bangsa Cirebon.

Dalam penyusunan skripsi ini, penyusun telah menerima banyak

bimbingan, dorongan dan bantuan dari berbagai pihak yang tak ternilai harganya.

Jasa baik mereka tentu tidak dapat penyusun lupakan begitu saja, pada

kesempatan ini penyusun mengucapkan terimakasih kepada :

1. Drs. H. A. Basuni, Ketua Yayasan Pendidikan Bunga Bangsa Cirebon.

2. Dr. H. Oman Fathurohman, MA., Rektor IAI Bunga Bangsa Cirebon.

3. Drs. Sulaiman, M.MPd., Dekan Fakultas Tarbiyah IAI Bunga Bangsa

Cirebon.

4. Agus Dian Alirahman, M.Pd.I., Ketua Program Studi PAI IAI Bunga

Bangsa Cirebon.

5. Drs. Ahmad Abd. Khozim, M.A., M.Pd Dosen Pembimbing I.

6. Dr. Iffan Ahmad Gufron, M.Phil Dosen Pembimbing II.

7. Dra. Hj. Asmuri, M.M. Kepala SMP Negeri 2 Gunung Jati yang telah

bersedia memberikan ijin dan fasilitas selama penyusun melakukan

penelitian

8. Kedua orang tua, saudara, teman dan semua pihak yang turut membantu

dalam penyelesaian skripsi ini.

Semoga segala bantuan dan kebaikan tersebut mendapat limpahan balasan

dari Allah SWT. Akhirnya penyusun berharap semoga skripsi ini dapat berguna

dapat berguna dan bermanfaat bagi pembaca. Aamiin.

Cirebon,

Penyusun

v

ABSTRAK

VERREN FITRI QOMARIYAH. NIM. 2015.1.18.1.02153 IMPLEMENTASI

NILAI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBENTUK

KARAKTER SIKAP KEPEDULIAN SOSIAL DI SMP NEGERI 2

GUNUNG JATI

Skripsi ini membahas mengenai implementasi nilai pendidikan agama

Islam dalam membentuk karakter sikap kepedulian sosial siswa di SMP Negeri 2

Gunung Jati. Kajian ini dilatarbelakangi oleh nilai pendidikan agama Islam yang

telah dipelajari oleh siswa yakni mengenai kepedulian sosial akankan karakter

sikap tersebut di terapkan di kehidupan sehari-hari.

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan data mengenai 1) karakter

sikap peduli sosial siswa di SMP Negeri 2 Gunung Jati, 2) implementasi nilai

pendidikan agama Islam dalam membentuk karakter sikap peduli sosial siswa di

SMP Negeri 2 Gunung Jati, 3) faktor pendukung dan penghambat dalam

implementasi nilai pendidikan agama Islam dalam membentuk karakter sikap

peduli sosial siswa di SMP Negeri 2 Gunung Jati.

Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif dengan menentukan

informan menggunakan pengambilan sampel secara purposive sampling dan

snowball sampling. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan observasi, interview dan dokumentasi.

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan diketahui bahwa nilai dari pendidikan agama Islam masih diterapkan oleh siswa di dalam kehidupan sehari-hari. Karakter sikap peduli sosial siswa di SMP Negeri 2 Gunung Jati itu tinggi,

jika ada sedikit paksaan dan arahan dari para guru dan orang tua, dan dilakukan

melalui pembiasaan yang rutin dilakukan oleh siswa, dimana program yang telah

ditetapkan itu berjalan seuai dengan tujuan untuk menanamkan sikap peduli dari

siswa. Dengan adanya suatu program yang dapat menunjang dimulai dari

perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.

Perencanaan, dengan adanya forum musyawaran dan dipadukan karakter

yang muncul pada setiap mata pelajaran. Pelaksanaan, berjalannya untuk

membentuk karakter sikap peduli sosial siswa disuguhkan dengan berbagai

kegiatan: kegiatan belajar mengajar, kegiatan peringatan hari besar Islam, dan

kegiatan ekstrakulikuler. Dan evaluasi, semua orang ikut terlibat untuk

mengevaluasi setiap perubahan karakter sikap kepedulian siswa.

Kata Kunci: Nilai Pendidikan Agama Islam, Karakter Kepedulian Sosial,

Membentuk Karakter

vi

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Allah swt. telah banyak memberikan begitu banyak rizki kepada umat

manusia, berupa, harta, kesehatan, panjang umur. Harta yang Allah swt.

berikan bukan hanya dengan kekayaan maupun harta berlimpah, dalam hal ini

anak juga termasuk harta yang sangat berharga bagi orang tua yang diberikan

kepercayaan oleh Allah swt. dengan diberikannya seorang anak. Sebagaimana

firman Allah swt. dalam QS. Al-Kahfi [18] : 46

☺ ⧫❑⧫◆ ➔◆ ❑◆⬧

◆ Artinya: “Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia....”1

Sesuai dengan firman Allah di atas, bahwa anak merupakan harta yang

dimiliki oleh kedua orang tuanya. Anak bukan hanya milik kita seutuhnya,

tetapi di sisi lain anak juga merupakan amanah yang Allah swt. titipkan

kepada kita. Amanah tersebut harus dijaga dengan benar, karena semua yang

diamanahkan kepada kita akan dimintai pertanggungjawaban oleh Allah swt.

Demikian anak harus memperoleh kasih sayang dan pendidikan yang akan

menghiasi karakter si anak ketika berada dalam sebuah lingkungan

masyarakat dari kedua orang tuanya.

1 Kementrian agama RI, AlQur’an Terjemah (Jakarta: Nur , 2009), h. 299

2

Anak merupakan sebuah titipan (amanah) dari Allah swt. sebagaimana

firman Allah swt. surat Al-Anfal ayat 27-28:

⧫ ❑⧫◆ ❑❑➔

⧫❑▪◆ ❑❑➔◆ ⧫ ◆

⧫❑☺◼➔⬧ ❑☺◼◆ ☺

→◆❑ ⬧◆ ◆

◆ ◼ →⧫

Artinya: “ Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu

menghianati Allah dan Rasul dan (juga) janganlah kamu menghianati

amanat yang telah dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui. Dan

ketahuilah bahwa harta-mu dan anak-anakmu itu hanyalah sebagai cobaan

dan sesungguhnya di sisi Allah ada pahala yang besar. 2

Dengan begini Allah Swt. mewajibkan kedua orangtua untuk menjaga,

merawat dan mendidik anak sesuai dengan kehendak atau perintah si pemberi

amanah, supaya potensi baik yang telah dianugrahkan Allah SWT dapat

dikembangkan seoptimal mungkin.

Semua anak terlahir dalam keadaan fitrah (suci), di sinilah peran orang tua

dan lingkungan sekitar sangatlah penting dalam membimbing dan

memberikan pengarahan pada anak.

2 Ibid., h. 180.

3

Anak-anak menjalani proses tumbuh dan berkembang dalam suatu

lingkungan dan hubungan. Pengalaman mereka sepanjang waktu bersama

orang-orang yang mengenal mereka dengan baik, serta berbagai karakteristik

dan kecenderungan yang mulai mereka pahami merupakan hal-hal pokok

yang mempengaruhi perkembangan konsep dan kepribadian sosial mereka.3

Selain mendapatkan bimbingan dan pengarahan, anak juga perlu adanya

pendidikan baik itu pendidikan formal dan non formal. Pendidikan

merupakan hak bagi setiap anak dalam mengembangkan nalar berpikirnya,

menanamkan sikap dan perilaku yang mulia, memiliki keterampilan untuk

kehidupannya dan menjadikannya sebagai manusia yang memiliki

kepribadian baik.

Dalam UU No.20 tahun 2003 tentang Sisdiknas Pendidikan adalah usaha

sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses

pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya

untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,

kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya,

masyarakat, bangsa dan negara.4 Pendidikan yang sangat utama yakni

pendidikan yang diberikan oleh keluarga dimana penanaman agama dan

membentuk akhlak karimah yang dimiliki anak. Beberapa point yang

diajarkan oleh orang tua tersebut masuk ke dalam pendidikan agama Islam.

Tujuan pendidikan agama Islam harus dikaitkan pula dengan tujuan

pendidikan nasional negara tempat pendidikan islam itu dilaksanakan dan

3 Sri Lestari, Psikologi Keluarga (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2012), h. 16. 4 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003, Sistem Pendidikan

Nasional, 2019, h.3, (http://www.luk.staff.ugm.ac.id).

4

harus dikaitkan pula dengan tujuan institusional lembaga yang

menyelenggarakan pendidikan itu. Tujuan umum itu tidak dicapai kecuali

setelah melalui proses pengajaran, pengalaman, pembiasaan, penghayatan dan

keyakinan akan kebenarannya. Tahapan-tahapan dalam mencapai tujuan itu

pada pendidikan formal (sekolah, madrasah), dirumuskan dalam bentuk

tujuan kurikuler yang selanjutnya dikembangkan dalam tujuan instruksional.5

Pendidikan juga berperan untuk mengembangkan seluruh potensi yang

dimiliki anak. Pendidikan agama bukan hanya diberikan oleh keluarga, tetapi

pemerintah juga memiliki tanggung jawab dalam mendidik agama anak.

Pendidikan agama Islam tidak lagi menjadi mata pelajaran tambahan

melainkan menjadikannya bidang studi wajib yang harus diajarkan disetiap

jenjang pendidikan.

Pendidikan Agama merupakan hak bagi setiap peserta didik hal ini

tertuang dalam Undang–Undang No. 20 Tahun 2003 pasal 12 yang

menyatakan bahwa setiap peserta didik pada setiap satuan pendidikan berhak

mendapat pendidikan agama sesuai dengan agama yang dianutnya dan

diajarkan oleh pendidik yang seagama.6 Dalam melaksanakan pendidikan

diharapkan siswa akan mendapatkan hasil dari proses pembelajaran yang

akan mempengaruhi karakter dan kepedulian terhadap lingkungan anak yang

akan ditunjang oleh potensi pada setiap masing individu siswa.

Pendidikan karakter sudah banyak diselenggarakan pada setiap akademisi

pendidikan yang ditetapkan kepada peserta didik tetapi belum mampu

5 Zakiah Daradjat, dkk. Ilmu Pendidikan Islam (Bumi Aksara), h.30 6 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003, op.cit., h.2.

5

memecahkan persoalan-persoalan pendidikan yang sekarang semakin pelik,

dengan kucuran dana yang begitu besar untuk pendidikan, harusnya mampu

menangani permasalahan yang dialami dalam dunia akademisi.

Seiring berbicara pendidikan karakter adanya signifikan dengan

pendidikan agama Islam, dimana di dalam pendidikan Islam juga

mengajarakan seseorang agar memiliki akhlak yang baik dan memiliki

kepedulian sosial dalam kehidupannya. Ketakwaan yang dimiliki oleh

seseorang dilihat dari tingkah laku dan karakter yang dimiliki.

Ki Hajar Dewantara berpendapat mengenai pendidikan karakter telah jauh

berpikir dalam masalah pendidikan karakter. Mengasah kecerdasan budi

sungguh baik karena dapat membangun budi pekerti yang baik dan kokoh,

hingga dapat mewujudkan kepribadian (per- soonlijkhheid) dan karakter

(jiwa yang berasas hukum kebatinan). Jika itu terjadi , orang akan senantiasa

dapat mengalahkan nafsu dan tabiat-tabiatnya yang asli (bengis, murka,

pemarah, kikir, keras, dan lain -lain) (Ki Hadjar Dewantara dalam Majelis

Luhur Persatuan Tamansiswa).

Selanjutnya, Ki Hadjar Dewantara mengatakan, yang dinamakan “budi

pekerti” atau watak atau dalam bahasa asing disebut “ karakter ” yaitu “

bulatnya jiwa manusia ” sebagai jiwa yang “ berasas hukum kebatinan”. Orang

yang memiliki kecerdasan budipekerti itu senantiasa memikirkan dan

merasakan serta selalu memakai ukuran, timbangan, dan dasar-dasar yang

pasti dan tetap. Itulah sebabnya orang dapat kita kenal wataknya dengan

pasti, yaitu karena watak atau budipekerti itu memang bersifat tetap dan

6

pasti.7, Allah juga berfirman dalam surat Al-Qalam ayat 4 :

◆ ◼➔⬧ ➔ →⧫

Artinya : “Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang

agung”.8

Dalam surat di atas menjelaskan bahwa Nabi Muhammad saw. sebagai

contoh akhlak uang baik untuk ditiru ole kita, sehingga kita dapat memiliki

karakter yang telah dicontohkan oleh Nabi saw.

Dilansir oleh Kompas.com Rencana pendidikan untuk tahun 2020 tetap

fokus kepada pembangunan karakter sebagai payung dari seluruh visi

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Di dalamnya mencakup

mendorong motivasi semua perangkat sekolah agar senang meningkatkan

ilmu dan kompetensi, termasuk di dalam skema perekrutan, pelatihan, dan

evaluasi guru.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy mengatakan hal

itu dalam Musyawarah Rencana Pembangunan Nasional 2019 di Jakarta,

Kamis (9/5/2019).

”Penguatan Pendidikan Karakter, peningkatan akses dan mutu pendidikan

anak usia dini (PAUD), serta keterkaitan dan kesepadanan (link and match)

dunia pendidikan dengan kebutuhan industri adalah program kerja tahun ini

7 Haryanto, Pendidikan Karakter Menurut Ki Hajar Dewantara, p.18

(Ippmp.uny.ac/sites/Ippmp.uny.ac.id) 8 kementrian agama RI, op. cit., h. 564

7

dan akan datang,” tuturnya.9

Dengan demikian maka sudah jelaslah bahwa pendidikan karakter akan

menjadi sebuah sistim pendidikan yang akan dijalankan di Indonesia untuk

saat ini khususnya dalam membentuk pribadi yang iman taqwa juga memiliki

jiwa sosial yang baik.

Munculnya gagasan program nilai pendidikan karakter dalam dunia

pendidikan di Indonesia, bisa dimaklumi, sebab selama ini dirasakan, proses

pendidikan ternyata belum berhasil membangun manusia Indonesia yang

berkarakter. Bahkan banyak yang menyebut, pendidikan telah gagal

membangun nilai karakter. Banyak lulusan sekolah dan sarjana yang piawai

dalam menjawab soal ujian, berotak cerdas, tetapi mentalnya lemah, penakut,

dan perilaku tidak terpuji.

Selain seseorang harus memiliki karakter yang baik, perlu adanya juga

kepedulian sosial yang harus diterapkan dalam sekitar lingkungan tempat ia

tinggal, dimana dalam proses pembelajaran siswa harus mampu belajar

berintraksi dengan lingkungannnya, seperti belajar bermasyarakat.

Kita sebagai makhluk sosial pasti membutuhkan orang lain, entah itu

budaya, ekonomi, politik maupun amal yang berkaitan dengan Allah swt.

dengan begitu sepatutnya kita harus saling tolong menolong, peduli, antara

satu dengan yang lain.

Mengenai kepedulian sosial, siswa-siswi SMPN 2 Gunung Jati dapat

menerapkan hal tersebut, berdasarkan hasil fenomena tersebut, penulis

9Laraswati Ariadne Anwar, “Pendidikan Karakter Payung Peningkatan Mutu

Pemelajaran”, Kompas, Jakarta, 10 Mei 2019.

8

tertarik mengadakan penelitian “Implementasi Nilai Pendidikan Agama Islam

Dalam Membentuk Karakter Sikap Peduli Sosial Siswa Sekolah Menengah

Pertama Negeri 2 Gunung Jati” Hal ini perlu diketahui secara rinci mengenai

sejauh mana nilai pendidikan agama Islam dalam membentuk karakter sikap

peduli sosial di smp tersebut, sehingga dapat dimanfaatkan serta dijadikan

contoh bagi sekolah lain yang memerlukan.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, masalah

dapat diidentifikasikan sebagai berikut:

1. Kurangnya karakter sikap peduli sosial siswa di SMP Negeri 2

Gunung Jati.

2. Adanya implementasi nilai pendidikan agama Islam dalam

membentuk karakter sikap peduli sosial siswa di SMP Negeri 2

Gunung Jati.

3. Adanya faktor pendukung dan penghambat dalam implementasi nilai

pendidikan agama Islam dalam membentuk karakter sikap peduli

sosial siswa di SMP Negeri 2 Gunung Jati.

C. Fokus Masalah dan Subfokus

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukkan di atas, fokus

penelitian sebagai berikut:

1. Karakter sikap peduli sosial siswa di SMP Negeri 2 Gunung Jati.

9

2. Implementasi nilai pendidikan agama Islam dalam membentuk karakter

sikap peduli sosial siswa di SMP Negeri 2 Gunung Jati.

3. Faktor pendukung dan penghambat dalam implementasi nilai pendidikan

agama Islam dalam membentuk karakter sikap peduli sosial siswa di

SMP Negeri 2 Gunung Jati.

D. Rumusan Masalah

Dari latar belakang masalah diatas, maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah bagaimana, dengan demikian dimunculkan pertanyaan

penelitian :

1. Bagaimana karakter sikap peduli sosial siswa di SMP Negeri 2 Gunung

Jati?

2. Bagaimana implementasi nilai pendidikan agama Islam dalam

membentuk karakter sikap peduli sosial siswa di SMP Negeri 2 Gunung

Jati?

3. Bagaimana faktor pendukung dan penghambat dalam implementasi nilai

pendidikan agama Islam dalam membentuk karakter sikap peduli sosial

siswa di SMP Negeri 2 Gunung Jati?

E. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini sebagai berikut:

1. Untuk memperoleh data mengenai karakter sikap peduli sosial siswa di

SMP Negeri 2 Gunung Jati.

10

2. Untuk memperoleh data mengenai implementasi nilai pendidikan agama

Islam dalam membentuk karakter sikap peduli sosial siswa di SMP

Negeri 2 Gunung Jati.

3. Untuk memperoleh data mengenai faktor pendukung dan penghambat

dalam implementasi nilai pendidikan agama Islam dalam membentuk

karakter sikap peduli sosial siswa di SMP Negeri 2 Gunung Jati.

F. Kegunaan Penelitian

1. Teori

a. Menambah khazanah keilmuan penulis tentang Karakter Sikap peduli

Sosial Siswa di SMP Negeri 2 Gunung Jati.

b. Melengkapi hasil–hasil penelitian yang telah dilakukan oleh para

peneliti sebelumnya khususnya tentang bagaimana Karakter Sikap

peduli Sosial Siswa di SMP Negeri 2 Gunung Jati.

2. Praktis

a. Bagi siswa

Karakter Sikap peduli Sosial dalam nilai pendidikan agama Islam

b. Bagi guru

Untuk memilih metode dan evaluasi apa yang tepat untuk

digunakan dalam proses pembelajaran pendidikan agama Islam bagi di

SMP Negeri 2 Gunung Jati.

11

c. Bagi pembaca

Penelitian ini diharapkan akan menambah wawasan mengenai

Implementasi Nilai Pendidikan Agama Islam dalam Membentuk

Karakter Sikap Peduli Sosial Siswa di SMP Negeri 2 Gunung Jati.

G. Sistematika Penulisan

Penulisan skripsi tentang “Implementasi Nilai Pendidikan Agama Islam

Dalam Pembentukan Karakter Sikap Kepedulian Sosial Siswa di SMP Negeri

2 Gunung jati” secara keseluruhan terdiri dari lima bab, berikut sistematika

pembahasannya:

Bab I tentang pendahuluan yang terdiri dari latar belakang masalah,

identifikasi masalah, fokus masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian,

kegunaan penelitian dan sistematika penulisan.

Bab II tentang landasan teori yang terdiri dari deskripsi teoritik, hasil

penelitian yang relevan, dan kerangka pemikiran/konseptual.

Bab III tentang metodologi penelitian yang terdiri dari setting penelitian/

tempat dan waktu penelitian, data dan sumber data, teknik pengumpulan data,

teknik pengolahan data dan pemeriksaan keabsahan data.

Bab IV tentang hasil penelitian dana pembahasan yang terdiri dari

deskripsi hasil data penelitian, pembahasan hasil penelitian dan keterbatasan

penelitian.

Bab V tentang simpulan dan saran yang mengenai simpulan dan saran dari

peneliti terhadap hasil penelitian yang telah dilakukan.

12

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Deskripsi Teoritik

1. Pengertian Nilai

Mulyana mendefiniskan tentang nilai itu adalah rujukan dan

keyakinan dalam menentukan pilihan. Definisi tersebut dikemukakan

oleh Mulyana yang secara eksplisit menyertakan proses pertimbangan

nilai, tidak hanya sekedar alamat yang dituju oleh sebuah kata „ya‟.10

Pengertian nilai menurut Lorens Bagus dalam bukunya Kamus

Filsafat menjelaskan tentang nilai yaitu Nilai dalam bahasa Inggris value,

bahasa Latin valere (berguna,mampu akan, berdaya, berlaku, kuat). Dan

menurut Mulyana mendefiniskan tentang nilai itu adalah rujukan dan

keyakinan dalam menentukan pilihan. Definisi tersebut dikemukakan oleh

Mulyana yang secara eksplisit menyertakan proses pertimbangan nilai,

tidak hanya sekedar alamat yang dituju oleh sebuah kata „ya‟.11

10 Dudung Rahmat Hidayat dan Mulyadi, Hakikat Dan Makna Nilai, Tugas Mata Kuliah

Pendidikan Nilai Dalam Pendidiikan Umum, Program Pendidikan Umum Sekolah Pascasarjana

Universitas Pendidikan Indonesia, 2006 11 Ibid.

13

2. Pengertian Pendidikan

Istilah pendidikan terbagi menjadi dua, paedagogiek dan paedagogie,

jika paedagogie artinya pendidikan sedangkan paedagogiek artinya ilmu

pendidikan. Pedagogik atau ilmu pendidikan ialah ilmu pengetahuan yang

menyelidiki, merenungkan tentang gejala-gejala perbuatan mendidik.12

Menurut UUD Tahun 1945 No. 20 Tahun 2003 pendidikan adalah

usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses

pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi

dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan

dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.13

Sesuai dengan UUD di atas, bahwasanya kita menempuh pendidikan

yakni untuk belajar mengembangkan potensi yang dimiliki oleh seseorang,

dengan begini setiap individu akan menjadi manusia yang unggul akan

potensi nya masing-masing.

Ki Hadjar Dewantara mengatakan bahwa pendidikan ialah usaha

kebudayaan yang bermaksud memberi bimbingan dalam hidup tumbuhnya

jiwa raga anak agar dalam kodrat pribadinya serta pengaruh

lingkunganannya, mereka memperoleh kemajuan lahir batin menuju ke

arah adab kemanusiaan.14

12 Fristiana Irina, Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan, (Yogyakarta: Parama Ilmu, 2017), h.1. 13 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003, op. cit, h.2

A. 14Haryanto, Pendidikan Karakter Menurut Ki Hadjar Dewantara, p. 18,

(Ippmp.Uny.ac.id)

14

a. Teori Yang Meladasi Pendidikan

1) Teori Tabularasa

Teori tabularasa dikemukakan oleh John Locke dan Francis

Bacon. Teori ini mengatakan bahwa anak yang baru dilahirkan itu

dapat diumpakan sebagai kertas putih bersih yang belum ditulisi.

Jadi, sejak lahir anak itu tidak mempunyai bakat dan pembawaan

apa-apa. Anak dapat dibentuk sekehendak pendidiknya. Disi

kekuatanya ada pada pendidik. Pendidik atau lingkungan berkuasa

atas pembentukan anak.

Pendapat John Lock seperti di atas dapat juga empirisme,

yaitu suatu aliran atau paham yang berpendapat bahwa segala

kecakapan dan pengetahuan manusia itu timbul dari pengalaman

(empiri) yang masuk melalui alat indra.

Kaum behavioris juga berpendapat senada dengan teori

tabularasa itu. Behaviorisme tidak mengakui adnya pembawaan dan

keturunan, atau sifat-sifat yang turun-temurun. Semua pendidikan,

menurut behaviorisme, adalah pembentukan kebiasaan-kebiasaan

yang berlaku dalam lingkungan anak.

2) Teori Nativisme (Schopenhauer)

Lawan dari empirisme iala nativisme. Nativus (latin) berarti

karena kelahiran. Aliran nativisme berpendapat bahwa tiap-tiap anak

sejak dilahirkan sudah mempunyai berbagai pembawaan yang akan

berkembang sendiri menurut arahnya masing-masing. Pembawaan

15

anak-anak itu ada yang baik dan ada yang buruk. Pendidikan tidak

perlu dan tidak berkuasa apa-apa.

Aliran pendidikan yang menganut paham nativisme ini disebut

aliran pesimisme. Sedangkan yang menganut empirisme dan teori

tabularasa disebut aliran optimisme.

3) Teori konvergensi

Teori konvergensi dikemukakan oleh William Stern ahli ilmu

jiwa bangsa Jerman. Menurut teori konvergensi hasil pendidikan

anak itu ditentukan atau dipengaruhi oleh dua faktor: pembawaan

dan lingkungan.15

b. Tujuan Pendidikan Nasional

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan

membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermatabat dalam rangka

mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi

peserta didik agar menjadi manusia yan beriman dan bertakwa kepada

Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,

mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung

jawab.16

15 Fristiana Irina, op. cit., h.23.

16 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003, op. cit., h.4.

16

c. Fungsi pendidikan

Peranan pendidikan dalam pengembangan kualitas sumber daya insani

secara mikro, sebagai proses belajar-mengajar: alih pengetahuan (transfer

of knowledge), alih metode (transfer of metidology), dan alih nilai (transfer

of value).

Fungsi pendidikan sebagai sarana alih pengetahuan dapat ditinjau dari

teori human “capital” bahwa pendidikan dipandang sebagai investasi.

Dimana hasil investasi ini berupa tenaga kerja yang mempunyai

kemampuan untuk menerapkan ilmu pengetahuan dan keterampilannya

dalam proses produksi dan pembangunan pada umumnya. Proses alih

pengetahuan ini berperan pada proses pembudayaan dan pembinaan iman,

takwa, dan akhlak.

Fungsi pendidikan sebagai sarana alih metode berperan pengembangan

kemampuan penerapan teknologi dan profesionalitas seseorang.

Penguasaan teknologi dalam sistem pembelajaran informasi merupakan

sesuatu yang harus dikuasai oleh pendidikan agama. Menguasai peluang

dan menejemen masa depan diharuskan dapat mengetahui dan menguasai

informasi. Menguasai informasi dan teknologi sama artinya dengan

menguasai masa depan.

Fungsi pendidikan sebagai sarana alih nilai. Seacara makro memiliki

tiga sasaran. Pertama, tujuan pendidikan adalah untuk membentuk

manusia yang mempunyai keseimbangan antara kemampuan kognitif dan

psikomotor di satu pihak serta kemampuan afektif. Hal ini juga dapat

17

diartikan bahwa pendidikan menghasilkan manusia yang berkepribadian,

tetap menjungjung tinggi nilai-nilai budaya dan luhur, serta mempunyai

wawasan, sikap kebangsaan dan sikap menjaga serta memupuk jati

dirinya. Kedua, dalam sistem ini nilai yang dialihkan juga termasuk nilai-

nilai keagamaan, ketakwaan, dan akhlak mulia, yang senantiasa menjaga

harmonisasi dengan Tuhan, sesama manusia, dan alam sekitarnya. Ketiga,

dalam alih nilai juga dapat ditransformasikan tata nilai yang mendukung

proses industrialisasi dan penerapan teknologi, seperti penghargaan akan

waktu, disiplin, etos kerja, kemandirian, kewirausahaan.17

3. Pendidikan Agama Islam

Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 55 tahun 2007

tentang Pendidikan agama dan pendidikan keagamaan, Pendidikan Agama

adalah pendidikan yang memberikan pengetahuan dan membentuk sikap,

kepribadian, dan keterampilan peserta didik dalam mengamalkan ajaran

agamanya, yang dilaksanakan sekurang-kurangnya melalui mata

pelajaran/kuliah pada semua jalur, jenjang, dan jenis pendidikan.18

Pendidikan agama Islam adalah pendidikan dengan melalui ajaran-ajaran

agama Islam, yaitu berupa bimbingan dan asuhan terhadap anak didik agar

nantinya setelah selesai dari pendidikan ia dapat memahami, menghayati dan

mengamalkan ajaran-ajaran agama Islam yang telah diyakininya secara

17 Said Agil Husin Al Munawar, Aktualisasi Nilai-Nilai Qur’ani Dalam Sistem Pendidikan

Islam (Ciputat Press: 2005), h.11 18 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 55 Tahun 2007, Pendidikan Agama Dan

Pendidikan Keagamaan, (Https://Kemenag.go.id).

18

menyeluruh, serta menjadikan agama Islam itu sebagai suatu pandangan

hidupnya demi keselamatan dan kesejahteraan hidup di dunia maupun di

akhirat.

a. Tujuan Pendidikan Agama Islam

Sebenarnya tujuan pendidikan agama Islam, sama halnya dengan

tujuan pendidikan nasional. Ada beberapa pendapat para ahli mengenai

tujuan pendidikan Islam. Pertama, Ibnu Khaldun berpendapat tujuan

pendidikan Islam berorientasi ukhrawi dan duniawi. Pendidikan Islam

harus membentuk manusia seorang hamba yang taat kepada Allah dan

membentuk manusia yang mampu menghadapi segala bentuk persoalan

kehidupan dunia. Kedua, al-Ghazali merumuskan tujuan pendidikan Islam

kedalam dua segi, yaitu membentuk insan purna yang bertujuan

mendekatkan diri kepada Allah dan menuju kebahagiaan hidup di dunia

dan akhirat. Menurut al-Ghazali bahwa tujuan pendidikan Islam adalah

kesempurnaan manusia di dunia dan akhirat. Manusia dapat mencapai

kesempurnaan melalui menggunaan ilmu. Dengan keutamaan tersebut,

maka akan memberinya kebahagiaan di dunia serta sebagai jalan untuk

mendekatkan diri kepada Allah untuk kebahagiaan yang hakiki.19

Pendidikan keagamaan bertujuan untuk terbentuknya peserta didik

yang memahami dan mengamalkan nilai-nilai ajaran agamanya dan/atau

menjadi ahli ilmu agama yang berwawasan luas, kritis, kreatif, inovatif,

B. 19 Miftahur Rohman, dan Hairudin, Konsep Tujuan Pendidikan Islam Perspektif Nilai-Nilai

Sosial Kultural, vol.3, 2018, p.25, (Ejournal.Radenintan.Ac.Id)

19

dan dinamis dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang beriman,

bertakwa, dan berakhlak mulia.20

Tujuan pendidikan Islam juga tertuang dalam Al-Qur’an surat Az-

Zariyat [51]: ayat 56:

⧫◆ →◼ ▪◆ ➔◆

Artinya: “Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya

mereka mengabdi kepada-Ku”.21

4. Nilai Pendidikan Agama Islam

Secara filosofis, nilai sangat terkait dengan etika. Etika juga sering

disebut sebagai filsafat nilai, yang mengkaji nilai-nilai moral sebagai tolak

ukur tindakan dan perilaku manusia dalam berbagai aspek kehidupannya.

Sumber-sumber etika dan moral bisa merupakan hasil pemikiran, adat istiadat

atau tradisi, ideologi bahkan agama. Dalam konteks etika pendidikan Islam,

maka sumber etika dan nilai-nilai yang kemudian dikembangkan oleh hasil

ijtihad para ulama. Nilai-nilai yang bersumber pada adat-istiadat atau tradisi

dan ediologi sangat rentan dan situasional. Sebab keduanya adalah produk

budaya manusia yang bersifat relatif, kadang-kadang bersifat lokal dan

situasional. Sedangkan nila-nilai Qur’ani, yaitu nilai yang bersumber kepada

al-Qur’an adalah kuat, karena ajaran al-Qur’an bersifat mutlak dan

20 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 55 Tahun 2007, op. cit., 21 Kementrian Agama RI, Nur Qur’an (Jakarta: Nur, 2009), h.523

20

universal.22

Nilai pendidikan Islam sesuai dengan isi yang ada pada Al-Qur’an yang

di yang meliputi tiga dimensi yang harus dikembangkan melalui pendidikan.

Pertama, dimensi spritual, yaitu iman, takwa dan akhlak mulia (yang

tercemin dalam ibadah dan muamalah). Dimensi spritual ini tersimpul dalam

satu kata yaitu akhlak. Akhlak merupakan alat kotrol psikis dan sosial bagi

individu dan masyarakat. Tanpa akhlak, manusia akan berada dengan

kumpulan hewan dan binatang yang tidak memiliki tata nilai dalam

kehidupannya. Pendidikan dalam Islam tersimpul dalam prinsip “berpegang

teguh pada kebaikan dan kebajikan serta menjauhi keburukan dan

kemungkaran” berhubungan erat dengan upaya mewujudkan tujuan dasar

pendidikan Islam, yaitu ketakwaan, ketundukan, dan beribadah kepada Allah

swt.

Kedua, dimensi budaya, yaitu kepribadian yang mantap dan mandiri,

tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. Dimensi ini

menitikberatkan pada pembentukan kepribadian muslim sebagai individu

yang diarahkan pada peningkatan dan pengembangan faktor dasar (bawaan)

dan faktor ajar (lingkungan). Dengan berpedoman kepada nilai-nilai

keIslaman. Faktor dasar dikembangkan dan ditingkatkan kemampuan melalui

bimbingan dan pembiasaan berfikir, bersikap dan bertingkah laku menurut

norma-norma Islam. sedangkan faktor ajar dilakukan dengan cara

mempengaruhi individu melalui proses dan usaha membentuk kondisi yang

22 Said Agil Husin Al Munawar, op. cit., h. 3.

21

mencerminkan pola kehidupan yang sejalan dengan norma-norma Islam

seperti teladan, nasehat, ganjaran, pembiasaan, hukuman, dan pembentukan

lingkungan serasi.

Ketiga, dimensi kecerdasan, yang membawa pada kemajuan, yaitu

cerdas, kreatif, terampil, disiplin, etos kerja, profesional, inovatif dan

produktif. Dimensi kecerdasan dalam pandangan psikologi merupakan sebuah

proses yang mencangkup tiga proses yaitu analisis, kreativitas, dan praktis.

Kecerdasan apapun bentuknya, baik IQ-ISQ dan lain-lain saat ini diukur

dengan prestasi di sekolah, dan bukan prestasi dalam kehidupan. Dulu

kecerdasan itu diukur dengan membandingkan usia mental dengan usia

kronologis, tetapi saat ini test IQ membandingkan penampilan individu

dengan rata-rata bagi kelompok dengan usia yang sama. Tegasnya dimensi

kecerdasan ini erimplikasi bagi pemahaman nilai-nilai Al-Qur’an.

5. Pendidikan Karakter

a. Pengertian Karakter

Karakter berasal dari bahasa Yunani yang berarti to mark atau menandai

dengan focus mengaplikasikan nilai kebaikan dalam bentuk tindakan atau

tingkah laku.23

23 Anas Salahudin dan Irwanto Alkrienciehie, Pendidikan Karakter (Bandung: Pustaka

Setia,2017), h. 44.

22

Karakter atau watak adalah sifat batin yang memengaruhi segenap

pikiran, perilaku, budi pekerti, dan tabiat yang dimiliki manusia atau

makhluk hidup lainnya.24

Karakter adalah nilai-nilai yang khas baik (tahu nilai kebaikan, mau

berbuat baik, nyata berkehidupan baik, dan berdampak baik terhadap

lingkungan) yang terpantri dalam diri dan terwujud dalam perilaku.

Rumusan dari kementrian pendidikan nasional, khususnya direktorat

pendidikan tinggi menjelaskan bahwa secara umum, arti karakter adalah

karakter mendemostrasikan etika atau sistem nilai personal yang ideal (baik

dan penting) untuk eksistensi diri dan berhubungan dengan orang lain.

Karakter merupakan ciri khas seseorang atau sekelompok orang yang

mengandung nilai, kemampuan, kapasitas moral, dan ketegaran dalam

menghadapi kesulitan dan tantangan.25

Selanjutnya, Ki Hadjar Dewantara mengatakan, yang dinamakan “budi-

pekerti” atau watak atau dalam bahasa asing disebut “ karakter ” yaitu “

bulatnya jiwa manusia” sebagai jiwa yang “berasas hukum kebatinan”. Orang

yang memiliki kecerdasan budipekerti itu senantiasa memikir-mikirkan dan

merasa-rasakan serta selalu memakai ukuran, timbangan, dan dasar-dasar

yang pasti dan tetap. Itulah sebabnya orang dapat kita kenal wataknya

dengan pasti, yaitu karena watak atau budipekerti itu memang bersifat tetap

dan pasti. Budipekerti, watak atau karakter, bermakna bersatunya gerak

pikiran, perasaan, dan kehendak atau kemauan, yang menimbulkan tenaga.

24 Wikipedia, Karakter, 2019, (Https://Id.Wikipedia.Org/Wiki/Karakter) 25 Anas Salahudin dan Irwanto Alkrienciehie, op.cit., h.42

23

Ketahuilah bahwa “budi” itu berarti pikiran, perasaan dan kemauan,

sedang “pekerti” itu artinya “ tenaga”. Jadi “budipekerti” itu sifatnya jiwa

manusia, mulai angan-angan hingga terjelma sebagai tenaga . Dengan

“budipekerti” itu , tiap-tiap manusia berdiri sebagai manusia merdeka

(berpribadi), yang dapat memerintah atau menguasai diri sendiri (mandiri,

zelfbeheersching). Inilah manusia yang beradab dan itulah maksud dan

tujuan pendidikan.26

b. Pengertian Pendidikan Karakter

Karakter tidak akan lepas dari pendidikan, karena karakter terbentuk

melalui pendidikan. Pendidikan karakter dapat dimaknai sebagai pendidikan

nilai, pendidikan budi pekerti, pendidikan moral, pendidikan watak, yang

bertujuan mengembangkan kemampuan siswa untuk memberikan keputusan

baik-buruk, memelihara kebaikan, mewujudkan dan menebar kebaikan

dalam kehidupan sehari-hari dengan sepenuh hati.27

Adapun pendidikan karakter adalah pendidikan budi pekerti plus, yaitu

melibatkan aspek pengetahuan (cognitive), perasaan (feeling). Dan tindakan

(action). Menurut Thomas Lickona, dengan ketiga aspek tersebut, jika

pendidikan karakter diterapkan secara sistematis dan berkelanjutan akan

membuat anak menjadi cerdas dalam emosinya. Kecerdasan emosi adalah

bekal penting dalam mempersiapkan anak menyongsong masa depan karena

26 Haryanto, Pendidikan Karakter Menurut Ki Hadjar Dewantara, (Ippmp.uny.ac.id) h.18 27 Anas Salahudin dan Irwanto Alkrienciehie, op.cit., h.44

24

seseorang akan lebih mudah dan berhasil menghadapi segal macam

tantangan kehidupan, termasuk tantangan untuk berhasil secara akademis.

Ruang lingkup pendidikan karakter adalah satuan pendidikan, keluarga,

dan masyarakat.

Pembentukan karakter dengan nilai agama dan norma bangsa sangat

penting dalam Islam, antara akhlak dan karakter merupakan satu kesatuan

yang kukuh seperti pohon dan menjadi inspirasi keteladanan akhlak dan

karakter adalah Nabi Muhammad saw. pilar-pilar pembentukan karakter

Islam bersumber pada hal berikut:

1) Al-Qur’an. Firman Allah swt. merupakan pilar penting dalam Islam.

buah “pohon” Islam yang berakarkan akidah yang benarterhujam dihati

dan teraplikasi dalam kehidupan nyata dan berdaunkan syariah yang

berbudaya dalam ritual ibadah dan sosial bersifat muamalah.

2) Sunnah atau hadits. Seperti sabda Rasulullah saw.

“Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak

manusia” (H.R. Ahmad). Dan hadits: “Mukmin yang paling

sempurna imannya adalah yang paling baik akhlaknya” (H.R.

Tarmizi)

3) Keteladanan Nabi Muhammad saw. Mahatma Gandi pernah

menyatakan:

“Saya lebih dari yakin bahwa bukan pedanglah yang

memberikan kebesaran pada Islam pada masanya.tapi, ia

datang dari kesederhanaan, kebersahajaan, kehati-hatian

Muhammad; serta pengabdian luar biasa kepada teman dan

pengikutnya, tekadnya, keberaniannya, serta keyakinannya pada

Tuhan dan tugasnya” (Sukro Muhab).28

28 Anas Salahudin dan Irwanto Alkrienciehie, op.cit., h.45

25

c. Tujuan pendidikan karakter

Tujuan pendidikan karakter adalah meningkatkan mutu penyelenggaraan

dan hasil pendidikan di sekolah melalui pembentukan karakter peserta didik

secara utuh, terpadu, dan seimbang, sesuai standar kompetensi lulusan.

Adapun nilai -nilai yang perlu di hayati dan diamalkan oleh guru saat

mengajarkan mata pelajaran di sekolah adalah: religius, jujur, toleran,

disiplin, kerja keras, kerja cerdas, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin

tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi,

bersahabat/komunikatif, cinta damai, senang membaca, peduli sosial, peduli

lingkungan, dan tanggung jawab.29

d. Dasar Hukum Pendidikan Karakter

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional, pasal 3 yang berbunyi:

“Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan

membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi

peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada

Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,

mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung

jawab”.30

Potensi yang anak miliki perlu dikembangkan dengan adanya pendidikan

yang terus menerus di ajarkan kepada anak. Inilah pendidikan sangat berperan

aktif di lingkungan sekolah, rumah dan lingkungan masyarakat sekitar.

29 Haryanto, op.cit., h. 17. 30 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003. loc. cit.

26

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005

Tentang Standar Nasional Pendidikan Bab II Pasal 4 menyatakan bahwa:

“Standar Nasional Pendidikan bertujuan menjamin mutu pendidikan

nasional dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan membentuk

watak serta peradaban bangsa yang bermartabat.”31

Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 87 Tahun 2017 Tentang

Penguatan Pendidikan Karakter Bab I pasal 1 menyatakan:

“Penguatan pendidikan karakter yang selanjutnya disingkat PPK adalah

gerakan pendidikan di bawah tanggung jawab satuan pendidikan untuk

memperkuat karakter peserta didik melalui harmonisasi olah hati, olah

rasa, olah pikir, dan olah raga dengan pelibatan dan kerja sama antara

satuan pendidikan, keluarga, dan masyarakat sebagai bagian dari Gerakan

Nasional Revolusi Mental (GNRM)”32

Penguatan pendidikan karakter itu dimulai bukan dengan kekerasan, tetapi

kita menanamkan kepada anak itu dengan kelemah lembutan kita, yang saling

melibatkan anak dalam berbagai kegiatan yang menunjang anak itu memiliki

karakter yang baik buat dirinya dan orang lain.

Dasar religius pendidikan karakter terdapat juga dalam Al-Qur’an surat

Sad [38] : 29, berikut ayatnya:

⧫ ⧫ ⬧ ⧫⧫

31 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia, Standar Nasional Pendidikan, 2005, p.6

(https://www.unm.ac.id). 32 Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 87 Tahun 2017, Penguatan Pendidikan

Karakter, 2017, p. 2 (https://setkab.go.id)

27

⧫◆ ⧫⧫◆◆ ❑ ⧫

Artinya: “ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh

dengan berkah supaya mereka memperhatikan ayat-ayatNya dan supaya

mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai fikiran”.33

6. Kepudulian sosial

Kepedulian sosial yaitu sebuah sikap keterhubungan dengan kemanusiaan

pada umumnya, sebuah empati bagi setiap anggota komunitas manusia.

Menurut Adler Kepedulian sosial adalah kondisi alamiah spesies manusia dan

perangkat yang mengikat masyarakat secara bersama-sama. Oleh karena itu,

kepedulian sosial adalah minat atau ketertarikan kita untuk membantu orang

lain.34

Menurut Tronto dalam Phillips kata peduli memiliki makna yang beragam.

Banyak literatur yang menggolongkannya berdasarkan orang yang peduli,

orang yang dipedulikan dan sebagainya. Oleh karena itu kepedulian

menyangkut tugas, peran, dan hubungan. Kata peduli juga berhubungan

dengan pribadi, emosi dan kebutuhan.35

Peduli sosial yaitu sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan

pada orang lain dan masyarakat yang membutuhkan.36

33 Mushaf Al-Qur’an Terjemah (Jakarta: Nur, 2009), h. 455 34http://dimas-p-a-fib11.web.unair.ac.id/artikel_detail-104726 Etika%20dan%20Kepribadian-

Kepedulian%20Sosial.html diakses pada hari senin 11 januari 2016 08:16 WIB 35 repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/46282/4/Chapter%20II.pdf Tanggal 27-6-2019

jam 11:53 hal 24 36 Anas Salahudin dan Irwanto Alkrienciehie, op.cit.,h. 56

28

Kepedulian juga dapat didefenisikan sebagai sesuatu yang memiliki tiga

komponen, yaitu :

1. Pemahaman dan empati kepada perasaan dan pengalaman orang lain

2. Kesadaran kepada orang lain

3. Kemampuan untuk bertindak berdasarkan perasaan tersebut dengan

perhatian dan empati.

Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa kepedulian

merupakan cara memelihara hubungan dengan orang lain yang bemula dari

perasaan dan ditunjukkan dengan perbuatan seperti memperhatikan orang

lain, bebelas kasih, dan menolong.

Menurut Addison E. Gradel aspek-Aspek Kepedulian Sosial sebagai

berikut:

a. Motivation (dorongan, berjuang) adalah sebuah dorongan untuk

melakukan sesuatu demi mencapai suatu tujuan. Manusia

dimotivasikanoleh pengaruh sosial dan oleh perjuangan menuju

keunggulan atau keberhasilan.

b. Cognitive (pemahaman, identifikasi) adalah pemahaman seorang

individu dalam mengembangan empatik terhadap orang lain dan

pandangannya mengenai masa depan yang mempengaruhi perilakunya

saat ini.

29

c. Emotion (empati, simpati) adalah sebuah sikap positif terhadap orang

lain, sechingga manusia dapat menyadari apa yang sedang dikerjakan

dan alasan dikerjakannya.

d. Behavior (kerjasama, kontribusi terhadap kesejahteraan umum) adalah

cara orang bertindak-laku terhadap orang lain, berkontribusi terhadap

kesejahteraan umat manusia. Manusia dapat bertanggungjawab.

B. Hasil Penelitian Yang Relevan

Penelitian “Implementasi Nilai Religius Dalam Pendidikan Karakter Bagi

Peserta Didik Di Sekolah Dasar Juara Yogyakarta” Pendidikan karakter

dengan melakukan pembiasaan untuk siswa dengan mengedepankan nilai

religius di SD Juara ini sudah ada sejak sekolah ini berdiri. Pembiasaan yang

dilakukan di SD Juara Yogyakarta masih bersifat dasar dan hanya untuk

mengajarkan serta melatih siswa untuk lebih bertanggung jawab. Pembiasaan

dan penanaman nilai-nilai moral dan agama pada peserta didik harus dimulai

dengan latihan yang konkret, sederhana, praktis dan tidak menimbulkan

perasaan takut, malu ataupun rasa bersalah yang berlebihan. Namun melalui

pembiasaan ini belum sepenuhnya ke-18 nilai karakter diterapkan disekolah

yang mengedepankan nilai religius ini. Nilai karakter yang termasuk kedalam

nilai religius diantaranya: 1) Nilai dasar takwa disinkronkan dengan nilai

dasar Ubudiyah. 2)Tanggung Jawab disinkronkan dengan nilai

moralitas/Akhlakul Karimah. 3) Kedisiplinan disinkronkan dengan nilai Islam

30

Nizhamiyah. 4) Kejujuran. 5) Persaudaraan. 6) Peduli Sosial.37

Penelitian yang berjudul Pelaksanaan Pendidikan Karakter Dalam

Pembelajaran di SLB Negeri 2 Padang. Dari hasil penelitian diperoleh

gambaran bahwa sebagian besar sekolah tidak memiliki kebijakan dan

administrasi mengenai pendidikan karakter, sebagian besar sekolah yang

memiliki lingkungan yang mendukung penyelenggaraan pendidikan karakter,

sebagian besar guru tidak memiliki pengetahuan dan sikap yang baik dalam

pendidikan karakter, sebagian besar guru tidak memiliki kompetensi yang

baik, sebagian besar sekolah telah menggunakan kurikulum dan sebagian

besar guru belum menggunakan penilaian yang cocok bagi pendidikan

karakter dan sebagian besar masyarakat belum mendukung jalannya

pendidikan karakter.38

Dari penelitian pendahulu yang relevan dengan penelitian yang akan

dilakukan oleh penyusun, dengan segala persamaan dan perbedaan, penyusun

nyatakan bahwa tidak ada satupun penelitian yang diduplikasi atau diplagiasi

oleh penyusun. Jika ada bagian yang dikutip dari penelitian-penelitian yang

terdahulu, pengutipan dilakukan dengan ketentuan yang berlaku. Dengan

demikian penyusun menyatakan penelitian ini dapat dipertanggungjawabkan

keasliannya.

37 Listya Rani Aulia, Implementasi Nilai Religius Dalam Pendidikan Karakter Bagi Peserta

Didik Di Sekolah Dasar Juara Yogyakarta, 2016. (journal.student.uny.ac.id)

38 Yulia Citra, Pelaksanaan Pendidikan Karakter Dalam Pembelajaran di SLB Negeri 2

Padang. 2012 (http://ejournal.unp.ac.id)

31

C. Kerangka Pemikiran

Nilai Pendidikan Agama Islam adalah nilai yang bersumber dari Al-

Qur’an dan Sunnah Nabi saw. dimana nilai-nilai tersebut dapat dibentuk di

dalam keluarga, sekolah dan lingkungan.

Dalam pendidikan agama Islam banyak berbagai nilai yang di pelajari

oleh peserta didik salah satunya yakni untuk menanamkan karakter peduli

sosial yang menyangkut hubungan kita terhadap masyarakat (hablum

minannas).

Berbagai macam cara untuk membentuk nilai-nilai tersebut dalam

lingkungan sekolah SMPN 2 Gunung Jati kepada peserta didik nya tetapi

pendidikan agama Islam harus tepat dan benar dalam penanamannya agar

karakter pedulian sosial menghasilkan lulusan yang baik secara intelektual

dan karakternya.

Bagan 2.1

Alur kerangka berpikir pada penelitian ini adalah:

Peserta Didik

Orang Tua

Karakter Kepedulian Sosial

Pendidikan Agama Islam

Lingkungan

Interaksi Sosial

Sekolah

32

32

BAB III

Metodologi Penelitian

A. Desain Penelitian

Dalam meneliti sebuah obyek, tentunya harus menggunakan metode agar hal

yang dicari sesuai dengan tujuan kita. Dalam penelitian ini penulis menggunakan

metode penelitian kualitatif karena letak permasalahannya belum jelas, sehinga

perlu adanya penelitian yang secara mendalam juga dapat menjadi peranan

penting, karena metode menjadi arahan yang tepat untuk peneliti. Penelitian

kualitatif tertuju pada field research (penelitian lapangan) serta buku referensi

yang relevan.

Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan

pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang

alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai

instrumen kunci, pengambilan sempel sumber data dilakukan secara purposive

dan snowbaal, teknik pengumpulan dengan trianggulasi (gabungan), analisis data

bersifat induktif/ kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan

makna dari pada generalisasi. 39

Penelitian kualitatif secara umum dapat digunakan untuk penelitian

tentang kehidupan masyarakat, sejarah, tingkah laku, fungsionalisasi organisasi,

aktivitas sosial, dan lain-lain. Salah satu alasan menggunakan pendekatan

kualitatif adalah pengalaman para peneliti dimana metode ini dapat digunakan

39 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2017), h. 15

33

untuk menemukan dan memahami apa yang tersembunyi dibalik fenomena yang

kadangkala merupakan sesuatu yang sulit untuk dipahami secara memuaskan.40

Lima ciri pokok sebagai karakteristik penelitian kualitatif yaitu:41

1. Menggunakan lingkungan alamiah sebagai sumber data

2. Memiliki sifat deskriptif analitik

3. Tekanan pada proses bukan hasil

4. Bersifat induktif

5. Mengutamakan makna

Karena pada penelitian ini menggunakan penelitian kualitif maka penelti

akan mendeskripsikan mengenai yang ada dilapangan yang berkaitan dengan

Implementasi nilai pendidikan agama Islam dalam pembentukan karakter

kepedulian sosial di SMP Negeri 2 Gunung Jati.

B. Setting Penelitian/ Tempat Dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Adapun lokasi dilaksanakan penelitian ini adalah di SMP Negeri 2

Gunung Jati yang beralamat di Jl. Raya Sunan Gunung Jati Ds. Grogol 45151

Telp(0231)8227453 Kabupaten Cirebon Provinsi Jawa Barat. Alasan peneliti

memilih lokasi ini karena SMP Negeri 2 Gunung Jati termasuk sekolah yang

terbaik yang ada di kecamatan Gunung Jati, selain dengan prestasi akademik

yang baik dengan ditunjang dengan prestasi non akademik yang dikatakan

40 Pupu Saeful Rahmat, Penelitian Kualitatif, 2012. h. 3 (yusuf.staff.ub.ac.id)

41 DT Kependidikan, Penelitian Pendidikan, 2008. (staff.uny.ac.id)

34

baik. Selain itu SMP Negeri 2 Gunung Jati telah mengikuti proses akreditasi

dalam rangka penjaminan mutu pendidikan, dengan ditetapkan sekolah

tersebut yang terakreditasi A (dengan predikat sangat baik) dengan skore 93.

2. Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada April 2018 sampai dengan 7 Oktober 2019,

C. Data Dan Sumber Data

Data merupakan sesuatu hasi yang diteliti, dan diperoleh dalam proses

penelitian. Untuk memperoleh data yang valid dalam penelitian sering dilakukan,

oleh karena itu data yang telah terkumpul sebelum diketahui validitasnya, dapat di

uji melalui pengujian reliabilitas dan obyektivitas. Pada umumnya kalau data itu

reliabilitas dan obyektivitas, maka terdapat kecenderungan data tersebut akan

valid.42

Sumber data dalam penilitian adalah subjek dari mana data itu diperoleh.

Sumber data terbagi menjadi dua, sumber data primer dan sumber data sekunder.

Berikut penjelasanya:

1. Sumber Data Primer

Sumber data primer adalah sumber data yang langsung memberikan data

kepada pengumpul data.43 Dalam hal ini peneliti menentukaan informan

menggunakan pengambilan sampel secara purposive sampling dan snowball

sampling.

42 Sugiyono, op. cit., h. 4. 43 Ibid., h. 308.

35

Purposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan

tertentu. Misalnya akan melakukan penelitian tentang kualitas makanan, maka

sampel sumber datanya adalah orang yang ahli makanan, atau penelitian

tentang kondisi politik di suatu daerah, maka sampel sumber datanya adalah

orang yang ahli politik.44 Purposive sampling ini sebenarnya menjadi kunci

untuk membuka data yang lainnya dengan begini akan dikembangkan dengan

snowball sampling. Snowball sampling adalah teknik penentuan sampel yang

mula-mula jumlahnya kecil, kemudian membesar. Ibarat bola salju yang

menggelinding yang lama-lama menjadi besar. Dalam penentuan sampel,

pertama-tama dipilih satu atau dua orang, tetapi karena dengan dua orang ini

belum merasa lengkap terhadap data yang diberikan, maka peneliti mencari

orang lain yang dipandang lebih tahu dan dapat melengkapi data yang

diberikan oleh dua orang sebelumnya, sehingga jumlah sempel semakin

banyak.45 dalam menentukan informan adalah orang yang dianggap kompeten

(dianggap tahu), adapun informan tersebut sebagai berikut:

a. Kepala SMP Negeri 2 Kota Gunung Jati adalah orang yang berpengaruh

dalam perkembangan pendidikan di lembaga yang dipimpinnya.

b. Waka SMP Negeri 2 Gunung Jati

c. Guru-guru PAI SMP Negeri 2 Gunung Jati

d. Siswa-siswi SMP Negeri 2 Gunung Jati

e. Petugas kebersihan SMP Negeri 2 Gunung Jati

44 Ibid., h. 124. 45 Ibid., h. 125

36

Dan hal lain yang berkaitan dengan dokumen sekolah yang berkaitan

dengan Implementasi Nilai Pendidikan Agama Islam dalam membentuk

karakter sikap kepedulian sosial siswa di SMP Negeri 2 Gunung Jati.

Alasan mengapa ditetapkannya informan tersebut, pertama: mereka terlibat

langsung dalam lingkungan sekolah, kedua: mereka mengetahui mengenai

persoalan yang akan dikaji oleh peneliti, ketiga: mereka mengetahui

permasalah yang ada di sekolah dengan akurat.

2. Sumber Data Sekunder

Sumber data sekunder adalah sumber data yang tidak langsung

memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau

lewat dokumen.46

D. Teknik Pengumpulan Data

Berikut adalah bentuk pengumpulan data peneliti yang ditempuh, antara lain:

1. Observasi

Observasi menurut Nasution adalah dasar semua ilmu pengetahuan. Para

ilmuan hanya bekerja berdasarkan data, yaitu fakta mengenai kenyataan

yang diperoleh melalui observasi. Data itu dikumpulkan dan sering dengan

bantuan berbagai alat yang sangat canggih, sehingga benda-benda yang

46 Ibid., h. 308.

37

sangat kecil (proton dan elektron) maupun yang sangat jauh (benda ruang

angkasa) dapat diobservasi dengan jelas.47

a. Observasi Partisipatif

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan macam observasi

partisipatif dengan observasi yang pasif. Observasi partisipasif adalah

observasi yang dilakukan peneliti terlibat dengan sehari-hari orang yang

sedang diamati atau digunakan sebagai sumber data penelitian. Sambil

melakukan pengamatan, peneliti ikut melakukan apa yang dikerjakan

oleh sumber data, dan ikut merasakan suka dukanya.dengan observasi

partisipan ini, maka data yang diperoleh akan lebih lengkap, tajam, san

sampai mengetahui pada tingkatan makna dari setiap perilaku yang

tampak.48 Maksud observasi disini, peneliti mengadakan pengamatan

secara langsung di sekolah dan ikut serta dalam proses pembelajaran

serta serta kegiatannya untuk memperoleh data penelitiann, yakni

mengenai implementasi nilai pendidikan agama Islam dalam membentuk

karakter dan sikap kepedulian sosial, serta faktor-faktor pendukung dan

penghambatnya. Peneliti akan melakukan pengamatan di SMP Negeri 2

Gunung Jati meliputi:

1) Kegiatan keagamaan dan ibadah, yakni sholat dhuha berjamaah,

shalat duhur berjamaah, mengaji yasin setiap hari jumat,

sedangkan bentuk peduli sosialnya adalah jumat bersih, dan

masjid.

47 Ibid., h. 310. 48 Ibid.,

38

2) Observasi mengenai kegiatan pembelajaran PAI dalam

membentuk karakter religius dan sikap peduli sosial siswa.

3) perilaku keseharian siswa SMP Negeri 2 Gunung Jati.

b. Interview

Interview adalah suatu teknik pengumpulan data menggunakan lisan,

dengan kata lain interview ini dilakukan dengan wawancara tanya jawab

antara peneliti dengan informan. Wawancara mendalam (in-depth

interview) adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian

dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara

dengan informan atau orang yang diwawancarai, dengan atau tanpa

menggunakan pedoman (guide) wawancara, di mana pewawancara dan

Beberapa hal yang perlu diperhatikan seorang peneliti saat mewawancarai

responden adalah intonasi suara, kecepatan berbicara, sensitifitas

pertanyaan, kontak mata, dan kepekaan nonverbal.49

Adapun dalam penelitian ini menggunakan interview terstruktur

(structured interview) hal ini karena informan yang telah ditetapkan

termasuk orang yang memiliki kesibukan tertentu di SMP Negeri 2

Gunung Jati. Wawancara terstruktur digunakan sebagai teknik

pengumpulan data dimana dalam wawancara tersebut peneliti telah

menyiapkan intrumen penelitian berupa petanyaan-pertanyaan tertulis

yang alternatif jawabannya pun telah disiapkan.

49 Pupu Saeful Rahmat,op.cit., h.12.

39

Dengan wawancara terstruktur ini setiap responden diberi pertanyaan

yang sama, dan peneliti mencatatnya. Dengan wawancara terstruktur ini

pula, pengumpulan data dapat menggunakan beberapa pewawancara

sebagai pengumpul data. Supaya setiap pewawancara mempunyai

keterampilan yang sama, maka diperlukan training kepada

pewawancara.50

Beberapa hal lain yang perlu disiapkan yakni pedoman wawancara,

yang menjadi pedoman peneliti saat melakukan interview kepada

informan yang berkaitan dengan implementasi nilai pendidikan agama

Islam dalam membentuk karakter sikap kepedulian sosial di SMP N egeri

2 Gunung Jati.

Licoln and Guba dalam Sanapiah Faisal, mengemukakan ada tujuh

langkah dalam penggunaan wawancara untuk mengumpulkan data dalam

penelitian kualitatif, yaitu:

1) Menetapkan kepada siapa wawancara itu akan dilakukan

2) Menyiapkan pokok-pokok masalah yang akan menjadi bahan

pembicaraan

3) Mengawali atau membuka alur wawancara

4) Melangsungkan alur wawancara

5) Mengkonfirmasikan ikhtisar hasil wawancara dan mengakhirinya

6) Menulis hasil wawancara ke dalam catatan lapangan

50 Ibid., h. 319.

40

7) Mengidentifikasi tindak lanjut hasil wawancara yang telah

diperoleh.51

Ketujuh langkah wawancara tersebut akan menjadi alur kita dalam

tanya jawab dengan informaa yang telah ditetapkan, antara lain :

1) Kepala SMP Negeri 2 Gunung Jati 2) Waka SMP Negeri 2 Gunung

Jati 3) Guru-guru PAI SMP Negeri 2 Gunung Jati 4) Siswa-siswi SMP

Negeri 2 Gunung Jati 5) Petugas kebersihan SMP Negeri 2 Gunung Jati

yang akan melengkapi data penelitian.

c. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu.

Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental

dari seseorang.52 Dokumen yang dirasa penting sangat diperlukan oleh

peneliti yang berkaitan dengan implementasi nilai pendidikan agama

Islam dalam membentuk karakter sikap kepedulian sosial di SMP Negeri

2 Gunung Jati, adapun hal-hal yang diperluan oleh peneliti:

Tabel 3.1 Dokementasi

No Jenis Dokumen Keterangan

1 Gambaran umum lokasi

penelitian:

a. Sejarah Berdirinya

-Dokumen Sekolah

51 Ibid., h. 322. 52 Ibid., h. 329.

41

b. Visi Misi

2 Data Keterangan:

a. Kepala Sekolah

b. Guru

c. Staff

d. Peserta Didik

-Dokumen Sekolah

3. Implementasi nilai pendidikan agama

Islam dalam Membentuk karakter

kepedulian Sosial di SMP Negeri 2

Gunung Jati

-Arsip Sekolah

-Dokumentasi Peneliti

E. Teknik Pengolahan Data

Teknik pengolahan data atau teknik analisis data diarahkan untuk

menjawab rumusan masalah atau menguji hipotesis, karena penelitian ini

termasuk penelitian kualitatif, maka mengolah datanya menggunakan teori

model Miles and Huberman dengan aktivitas dalam analisis data, yaitu data

reduction, data display, dan conclusion srawing/verification.53

53 Ibid., h. 337.

42

Bagan 3.1 teknik pengolahan data

Berikut ini adalah penjelasan langkah-langkah yang akan dilakukan oleh

peneliti yaitu:

1. Reduksi data, tahap ini peneliti akan memilih hal-hal pokok,

memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya yang

berkaitan dengan implementasi nilai pendidikan agama Islam dalam

membentuk karakter peduli sosial siswa SMP Negeri 2 Gunung Jati.

2. Penyajian data/ Display data, pada tahap ini peneliti melakukan penyajian

data dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan anar kategori,

flowchart dan sejenisnya .

3. Kesimpulan dan verifikasi, pada tahap ini peneliti menarik kesimpulan

yang diharapkan merupakan temuan baru yang sebelumnya belum ada.

Temuan dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu obyek yang

sebelumnya masih remang-remang menjadi lebih jelas.

Pengumpulan

data

Reduksi data Kesimpulan

dan verifikasi

Penyajian data

43

Bagan 3.2 Rancangan teknik analisis data

Keterangan:

S : Situs (SMP Negeri 2 Gunung Jati)

F1 : Fokus Penelitian 1 (bagaimana karakter sikap peduli sosial siswa SMP

Negeri 2 Gunung Jati)

F2 : Fokus Penelitian 2 (implementasi nilai pendidikan agama Islam dalam

Pembentukan karakter Sikap Peduli Sosial di SMP Negeri 2 Gunung

Jati)

F3 : Fokus Penelitian 3 (faktor pendukung dan penghambat implementasi

S

OWD

OWD OWD

S F1 S F3

F1S

S F2

F2S

F3S

44

nilai pendidikan agama Islam dalam Pembentukan karakter Sikap

Peduli Sosial di SMP Negeri 2 Gunung Jati)

OWD :Observasi, Wawancara, Dokumentasi

F. Pemeriksaan Keabsahan Data.

Sesudah data di olah, lalu kemudian data di uji kredibilitasnya

menggunakan Triangulasi dan Bahan Referensi, agar ditemukan data itu valid

atau tidak. Berikut penjelasanya:

1. Triangulasi, yaitu teknik pemeriksaan keabsaha data yang bersifat

menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data

yang telah ada.54

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan Triangulasi sumber dan

Triangulasi Teknik. Triangulasi sumber adalah teknik untuk menguji

kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data yang telah

diperoleh melalui beberapa sumber. Sedangkan Triangulasi Teknik adalah

teknik untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek

data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda. Misalnya

data diperoleh dengan wawancara, lalu dicek dengan observasi,

dokumentasi, atau kuesioner. Bila dengan tiga teknik pengujian

kredibilitas data tersebut, menghasilkan data yang berbeda-beda, maka

peneliti melakukan diskusi lebih lanjut kepada sumber data yang

bersangkutan atau yang lain, untuk memastikan data mana yang dianggap

54 Ibid., h. 330.

45

benar. Atau mungkin semuanya benar, karena sudut pandangnya

berbeda.55

2. Bahan Referensi adalah adanya pendukung untuk membuktikan data yang

telah ditemukan oleh peneliti. Sebagai contoh, data hasil wawancara perlu

di dukung dengan adanya rekaman wawancara. Data tentang interaksi

manusia, atau gambaran suatu keadaan perlu didukung oleh foto-foto.

Alat-alat bantu perekam data seperti kamera, handycam, alat rekam suara

sangat diperlukan untuk mendukung kredibilitas data yang telah

ditemukan oleh peneliti.

55 Ibid., h. 373.

46

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data Hasil Penelitian

1. Deskripsi Objek Penelitian

a. Sejarah Sekolah SMP Negeri 2 Gunung Jati

Sejarah Singkat SMP Negeri 2 Gunung Jati didirikan pada tanggal 23

Agustus 1993 yang terletak pada tanah milik Negara dengan status hak

pakai sesuai dengan Akte Tanah nomor .......................... seluas 9870 M2 ,

terletak di Desa Grogol, Kecamatan Gunung Jati Kabupaten Cirebon.

Selanjutnya berdasarkan Keputusan Menteri Pendidian dan

Kebudayaan Republik Indonesia nomor ................................ telah

ditetapkan struktur Sekolah Menengah Umum Tingkat Pertama ( SMP )

dengan Kepala Sekolah pertama sebagai penanggung jawab adalah Ibu

Enok Suarni yang dibantu oleh guru dan staf tata usaha.

SMP Negeri 2 Gunung jati pada awalnya bernama SMP Negeri 2

Cirebon Utara yang merupakan filial dari SMP Negeri 1 Cirebon Utara.

Kemudian berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan

Republik Indonesia nomor 034/O/1997 tanggal 27 Maret 1997, sebutan

Sekolah Menengah Pertama ( SMP ) diganti menjadi Sekolah Lanjutan

Tingkat Pertama ( SLTP) . Oleh karena itu sejak tanggal 27 Maret 1997

sebutan SMPN 2 Gunung Jati diubah menjadi SLTP negeri 2 Gunung Jati

dengan nomor Statisik Sekolah 20102170105.

47

Kemudian berdasarkan Surat Keputusan Bupati Cirebon Nomor

420/Kep.96-Disdik/2007 tanggal 19 Februari 2007 berubah nama menjadi

SMP Negeri 2 Gunung Jati.

Selama kurang lebih 22 tahun usia SMP Negeri 2 Gunung Jati telah

beberapa kali dijabat oleh Kepala Sekolah yang definitif yaitu :

1. Ibu Enok Suarni , menjabat dari 8 April 1993 – 11 Desember 1996

2. Bapak Drs. Aenudin menjabat dari 12 Desember 1996 – 30 Juni 2000

3. Bapak Jaya Supriyadinata,S.Pd. menjabat dari 4 Juli 2000 – 14 Februari

2003

4. Bapak Drs. HR Moh. Sumaputra menjabat dari 15 Februari 2003 – 8

Mei 2006

5. Drs. Moh. Tamani dari 8 desember 2006 – 12 februari 2009

6. HA Budiyanto,S.Pd.M.Pd. dari Desember 2009 – Juni 2010

7. Drs. Abdul Hamid, M.Pd. 2010 - 2011

8. Sudiono,S.Pd. 2011- 2012

9. Darudin,S.Pd.MM 2012 – 2013

10. Dedy Aryadi,S.Pd. dari 8 Februari 2013 – 8 Februari 2017.

11. Heryanto,S.Pd. dari 8 Februari 2017 – 3 Oktober 2018

12. Dra. Hj. Asmuri,M.M. dari 3 Oktober 2018 - sekarang

48

b. Visi Misi dan Tujuan

Visi

“Mewujudkan Masyarakat Belajar ( Learning Community ), Generasi

Unggul, Berbudaya Dan Berkarakter”

Indikatornya

1) Terwujudnya lingkungan warga sekolah yang gemar belajar, saling

belajar dan berbagi.

2) Terwujudnya lingkungan warga sekolah yang berkarakter

48ocal4848us, jujur, toleransi, peduli 48ocal48, dan cinta damai.

3) Terwujudnya lingkungan warga sekolah yang menjunjung tinggi nilai-

nilai kebangsaan yaitu demokratis, semangat kebangsaan, cinta tanah

air, bersahabat, dan peduli lingkungan.

4) Terwujudnya lingkungan warga sekolah yang berkarakter professional

yaitu disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, rasa ingin tahu, gemar

membaca, tanggung jawab dan menghargai prestasi.

5) Terwujudnya lingkungan warga sekolah yang menjunjung tinggi

budaya 48ocal dan mengapresiasi budaya global.

Misi

1) Mewujudkan generasi yang memiliki motivasi belajar mandiri dan

mental belajar sepanjang hayat.

2) Mewujudkan generasi yang menjalankan nilai – nilai agama

3) Mewujudkan generasi yang memiliki semangat kebangsaan

4) Mewujudkan generasi yang professional

49

5) Mewujudkan generasi yang mencintai budaya 49ocal

6) Mewujudkan generasi yang mampu mengapresiasi budaya global

dengan tetap mengedepankan budaya 49ocal.

c. Tujuan

Tujuan yang ingin di capai 5 tahun kedepan yaitu:

1) Memantapkan langkah sekolah dengan 8 standar nasional pendidikan

2) Meningkatkan standar sekolah menjadi bertaraf internasional

3) Membangun kerja sama kemitraan untuk mempercepat peningkatan

kualitas standar sekolah.

4) Menyatukan semua sumber daya yang ada untuk meningkatkan

standar sekolah.

5) Menjadikan sekolah yang memiliki ciri menjunjung tinggi budaya

lokal dan mengapresiasi budaya global.

6) Menjadikan sekolah yang memiliki wawasan budaya lingkungan.

50

d. Struktur Organisasi

Struktur Organisasi Upt Smp Negeri 2 Gunungjati

A.

B.

Komite

Sekolah Kepala SEKOLAH

Dra. Hj. Asmuri, MM

Wks Bidang

Kurikulum

Hermawan,M.Pd.

Wks Bidang Hub

Masyarakat

Suhendi,S.Pd.

Wks Bidang Sar-Pras

Hidayat Lanya,S.Pd.

Wks Bidang

Kesiswaan

Turilah ,S.Pd.Ekop

Pelaksanana Administrasi

Kepala Tu : Suprayogi,S.Pd.

Staff

KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL

Pengelola Laboratorium

Wasiri, S.Pd.

Guru

Pengelola Perpustakaan

Hj. Riani, S.Pd

51

e. Jumlah Tenaga Pendidik dan Kependidikan

Pendidik dan Tenaga Kependidikan

1) Kepala sekolah

Nama

Jenis

Kela-

min Usia PendAkhir

Masa

Kerja

L P

1. Kepala

Sekolah

HERYANTO,S.Pd. L - 53 S1

2. Wakil

Kepala

Sekolah

Bidang

Kurikulum

Hermawan, M.Pd. L - 47 S2

3. Wakil

Kepala

Sekolah

Bidang

Kesiswaan

Turilah, S.Pd.Ekop - P 49 S1

52

4. Wakil

Kepala

Sekolah

Bidang

Humas

Suhendi, S.Pd. L - 50 S1

5. Wakil

Kepala

Sekolah

Bidang

Sarpras

Hidayat Lanya,S.Pd. L - 51 S1

2) Guru

Kualifikasi Pendidikan, Status, Jenis Kelamin, dan Jumlah

No.

Tingkat

Pendidikan

Jumlah dan Status Guru

Jumlah

GT/PNS GTT/Guru

Bantu

L P L P

1. S3/S2 1 2

53

2. S1 10 17 6 11 46

3. D-4 - - - - -

4. D3/Sarmud 3 - - - 3

5. D2 - - - - -

6. D1 - - - - -

7. ≤

SMA/sederajat

- - - - -

Jumlah 14 17 6 11 48

guru dengan tugas mengajar sesuai dengan latar belakang pendidikan

(keahlian)

No

.

Guru

Jumlah guru dengan latar

belakang pendidikan

sesuai dengan tugas

mengajar

Jumlah guru dengan latar

belakang pendidikan yang

TIDAK sesuai dengan

tugas mengajar

Jumla

h

D1/D

2

D3/

Sarmu

S1/D

4

S2/S

3

D1/D

2

D3/

Sarmu

S1/D

4

S2/S

3

54

d d

1. IPA 5 1

2. Matematika 5

3. Bahasa

Indonesia

4

4. Bahasa

Inggris

4

5. Pendidikan

Agama

3

6. IPS 4

7. Penjasorkes 3

8. Seni Budaya - 3

9. PKn 2 1 1

10. TIK/Prakary

a

1 1 1

11. BK - 2

55

12. Lainnya:

..............

5

Jumlah 2 32 2 12 48

Pengembangan kompetensi/profesionalisme guru

No.

Jenis Pengembangan

Kompetensi

Jumlah Guru yang telah mengikuti kegiatan

pengembangan kompetensi/profesionalisme

Laki-laki Jumlah Perempuan Jumlah

1. Penataran

KBK/KTSP/Kurtilas

17 24 41

3. Penataran Metode

Pembelajaran

(termasuk CTL)

14 13 27

4. Penataran PTK 10 13 23

5. Penataran Karya Tulis

Ilmiah

5 3 8

6. Sertifikasi 7 7 14

56

Profesi/Kompetensi

7. Penataran PTBK 1 1 2

8.

9.

Penataran lainnya:

(LESSON STUDY)

OSN

17

1

24

3

41

4

10. Pelatihan Kurikulum

2013

17 24 41

3) Tenaga Kependidikan dan Tenaga Pendukung

No.

Tenaga

pendukung

Jumlah tenaga pendukung

dan kualifikasi

pendidikannya

Jumlah tenaga

pendukung

Berdasarkan

Status dan Jenis

Kelamin

Jumlah

SMP

SMA D1 D2 D3 S1 PNS Honorer

L P L P

57

1. Tata Usaha 6 1 2 3 2 7

2. Perpustakaan 1 1 1

3. Laboran lab.

IPA

1 1 1

4. Teknisi

lab. Komputer

5. Laboran

lab. Bahasa

6. PTD (Pend Tek.

Dasar)

7. Kantin

8. Penjaga

Sekolah/jaga

mlm

3 2 1 3

9. Tukang Kebun

10. Keamanan 2 2 2

11. Lainnya:

58

...................

Jumlah 5 8 1 4 3 3 4 14

f. Jumlah Siswa-Siswi SMP Negeri 2 Gunung jati

Data Siswa 4 (empat tahun terakhir):

Th.

Pelajara

n

Jml

Pendafta

r

(Cln

Siswa

Baru)

Kelas VII Kelas VIII Kelas IX

Jumlah

(Kls. VII +

VIII + IX)

Jml

Sisw

a

Jumlah

Rombe

l

Jml

Sisw

a

Jumlah

Rombe

l

Jml

Sisw

a

Jumlah

Rombe

l

Sisw

a

Rombe

l

2006/200

7

412 331 7 296 7 260 7

867

21

2007/200

8

406 302

7

302

7

292

7 896 21

2008/200

9

405 309

7

308

7

295

7 912 21

2009/201 410 318 8 291 7 281 7 891 22

59

0

2010 /

2011

376 333

8

318

8

291

7 942 23

2011 /

2012

400 317

8

317

8

292

8 927 24

2012/201

3

620 327

9

300

8

305

8 932 25

2013/201

4

450 313

9

318

9

297

8 928 26

2014/201

5

400 303

9

297

9

299

8 899 26

2015/201

6

425 322

9

289

8

291

8 902 25

2016/201

7

427 320

9

318

8

284

8 922 25

2017/201

8

400 285

9

313

8

308

8 305 25

60

g. Fasilitas Sekolah

1) Nama Sekolah : SMP NEGERI 2 GUNUNG JATI

2) No. Statistik Sekolah : 201021701095

3) Tipe Sekolah : A/A1/A2/B/B1/B2/C/C1/C2

4) Alamat Sekolah : Jl. Raya Sunan Gunung Jati Kecamatan

Gunung Jati Kabupaten/Kota Cirebon Provinsi Jawa Barat

5) Telepon/HP/Fax : (0231) 8227453

6) Status Sekolah : Negeri

7) Nilai Akreditasi Sekolah : A

Skor = 93 Tahun : 2014 \

8) Luas Lahan, dan jumlah rombel :

Luas Lahan : 9870 m2

jumlah ruang pada lantai 1 : 38

jumlah ruang pada lantai 2 : .......................

jumlah ruang pada lantai 3 : .......................

Jumlah Rombel : 25.....................

Nilai Akreditasi Sekolah : A

9) Prosentase ruang kelas yang sudah berbasis IT : 10%

10) Apakah sekolah sudah memiliki sister-school : Belum

Lantai = 1

61

Apabila sudah : sekolah :

..........................................................................................................

Negara :

..........................................................................................................

Tahun :

..........................................................................................................

Apakah sekolah sudah memiliki sertifikat ISO 9001 : Belum

Apabila sudah : Lembaga sertifikasi :

..........................................................................................................

Versi ISO :

..........................................................................................................

Tahun :

..........................................................................................................

11) Kepemilikan Tanah :

Pemerintah/yayasan/pribadi/menyewa/menumpang*)

Status Tanah : SHM/HGB/Hak Pakai/Akte Jual

Beli/Hibah*)

Luas Lahan/Tanah : 9870 m2

Luas Tanah Terbangun : 2394 m2

Luas Tanah Siap Bangun : 7476 m2

Luas Lantai Atas Siap Bangun : -

…………………………………………........................ m2

62

*) Coret yang tidak perlu

Lampirkan rencana tapak (site plan) sekolah skalatis (berskala)

dengan ukuran kertas minimal A4

h. Data Ruang Belajar (Kelas)

Kondisi

Jumlah dan ukuran Jml. ruang

lainnya

yg

digunakan

untuk r.

Kelas

(e)

Jumlah

ruang yg

digunakan u.

R. Kelas

(f)=(d+e)

Ukuran

7x9 m2 (a)

Ukuran

> 63m2

(b)

Ukuran

< 63 m2

(c)

Jumlah (d)

=(a+b+c)

Baik 19 19 .............

ruang, yaitu:

………

26

Rsk

ringan

4 4

Rsk

sedang

- -

Rsk

Berat

3 3

63

Rsk

Total

Keterangan kondisi:

Baik Kerusakan < 15%

Rusak ringan 15% - < 30%

Rusak sedang 30% - < 45%

Rusak berat 45% - 65%

Rusak total >65%

i. Data Ruang Belajar Lainnya

Jenis Ruangan Jumlah

(buah)

Ukuran

(pxl)

Kondisi*) Jenis Ruangan Jumlah

(buah)

Ukuran

(pxl)

Kondisi

1.Perpustakaan 1 7x9 Sedang 6. Lab. Bahasa 1 8 X 15 Baik

2. Lab. IPA 1 8x15 Baik 7. Lab.

Komputer

1 7x9 Sedang

64

3. Ketrampilan - 7x7 Baik 8. PTD - - -

4. Multimedia 1 8x12 Baik 9.

Serbaguna/aula

- 7 x 18 -

5. Kesenian - - - 10. PSB - 7x9 -

j. Data Ruang Kantor

Jenis Ruangan Jumlah

(buah)

Ukuran

(pxl)

Kondisi*)

1. Kepala Sekolah 1 7 x 3 Baik

2. Wakil Kepala

Sekolah

1 7 x 3 Baik

3. Guru 1 7 x 9 Baik

4. Tata Usaha 1 7 x 9 Baik

5. Tamu 1 7 x 3 Baik

Lainnya:

………………

65

k. Data Ruang Penunjang

Jenis

Ruangan

Jumla

h

(buah)

Ukura

n (pxl)

Kondisi*

)

Jenis

Ruangan

Jumla

h

(buah)

Ukura

n (pxl)

Kondis

i

1. Gudang 1 3 x 3 Sedang 10.

Ibadah

1 6 x 9 Baik

2. Dapur 1 3 x 3 Sedang 11. Ganti - - -

3. Reproduksi - - - 12.

Koperasi

1 5 x 7 Baik

4. KM/WC

Guru

3 2 x 2 Sedang 13.

Hall/lobi

1 3 x 7 Baik

5. KM/WC

Siswa

10 2 x 2 Rusak 14.

Kantin

1 4 x 15 Baik

6. BK 1 3 x 4 Baik 15.

Rumah

Pompa/

Menara

Air

- - -

66

7. UKS 1 2 x 8 Baik 16.

Bangsal

Kendaraa

n

1 4 x 12 Baik

8.

PMR/Pramuk

a

1 3x4 Sedang 17.

Rumah

Penjaga

- - -

9. OSIS 1 3x4 sedang 18. Pos

Jaga

1 2 x 2 Baik

l. Lapangan Olahraga dan Upacara

Lapangan Jumlah

(buah)

Ukuran

(pxl)

Kondisi Keterangan

1. Lapangan Olahraga

a. basket

b. bola volley

c. badminton

d. loncat jauh

1

1

1

1

18 x 27

8 x 14

6 x 13

2 x 5

Baik

Baik

sedang

sedang

67

e.

........................................

2. Lapangan Upacara 1 24 x 50 Baik

m. Perabot (furniture) utama

Perabot ruang kelas (belajar)

N

o.

Ju

ml

ah

rua

ng

kel

as

Perabot

Jumlah dan

kondisi meja

siswa

Jumlah dan

kondisi kursi

siswa

Almari + rak

buku/alat

Papan tulis

Jml

Bai

k

Rsk

.

Rin

gan

R

sk.

Ber

at

Jml

Bai

k

Rsk

.

Rin

gan

R

sk.

Ber

at

Jml

Bai

k

Rsk

.

Rin

gan

R

sk.

Ber

at

Jml

Bai

k

Rsk

.

Rin

gan

R

sk.

Ber

at

2

6

520 420 80 20 1.0

40

832 160 48 - - - - 52 45 5 2

Perabot ruang belajar lainnya

68

No. Ruang

Perabot

Meja Kursi

Almari + rak

buku/alat

Lainnya Jm

l

Bai

k

Rsk

.

Rin

gan

R

sk.

Ber

at

Jml

Bai

k

Rsk

.

Rin

gan

R

sk.

Ber

at

Jml

Bai

k

Rsk

.

Rin

gan

R

sk.

Ber

at

Jml

Bai

k

Rsk

.

Rin

gan

R

sk.

Ber

at

1. Perpustak

aan

5 4 1 - 20 15 5 - 4 2 2 - - - - -

2. Lab. IPA 1

1

11 - - 40 40 - - 2 2 - - - - - -

3. Ketrampil

an

- - - - - - - - - - - - 8 8 - -

4. Multimed

ia

- - - - - - - - - - - - - - - -

5. Lab.

Bahasa

- - - - - - - - - - - - - - - -

6. Lab.

komputer

2

0

10 10 - 40 20 20 - - - - - - - - -

7. Serbagun 1 1 - - 54 54 - - - - - - - - - -

69

a

8. Kesenian - - - - - - - - - - - - - - - -

9. PTD - - - - - - - - - - - - - - - -

10. Lainnya:

........

- - - - - - - - - - - - - - - -

Perabot Ruang Kantor

No. Ruang

Perabot

Meja Kursi

Almari + rak

buku/alat

Lainnya

Jml

Bai

k

Rsk

.

Rin

gan

R

sk.

Ber

at

Jml

Bai

k

Rsk

.

Rin

gan

R

sk.

Ber

at

Jml

Bai

k

Rsk

.

Rin

gan

R

sk.

Ber

at

Jml

Bai

k

Rsk

.

Rin

gan

R

sk.

Ber

at

1. Kepala

Sekolah

2 2 - - 6 6 - - 1 1 - - - - - -

2. Wk

Kepala

Sekolah

4 4 - - 4 4 - - 4 3 1 - 3 - 3 -

3. Guru 48 48 - - 48 48 - - 8 8 - - - - - -

70

4. Tata

Usaha

7 7 - - 10 10 - - 4 4 - - - - - -

5. Tamu 1 1 - - 4 4 - - 1 1 - - - - - -

6. Lainnya:

d. Perabot Ruang Penunjang

No

.

Ruang

Perabot

Meja Kursi

Almari + rak

buku/alat

Lainnya

Jml

Bai

k

Rsk

.

Rin

gan

R

sk.

Ber

at

Jml

Bai

k

Rsk

.

Rin

gan

R

sk.

Ber

at

Jml

Bai

k

Rsk

.

Rin

gan

R

sk.

Ber

at

Jml

Bai

k

Rsk

.

Rin

gan

R

sk.

Ber

at

1. BK 2 2 - - 4 4 - - - - - - - - - -

2. UKS - - - - - - - - - - - - - - - -

3. PMR/P

ramuk

4 4 - - 4 2 2 - - - - - - - - -

4. OSIS 4 4 - - 4 2 2 - - - - - - - - -

5. Gudan - - - - - - - - 4 2 2 - - - - -

71

g

6. Ibadah - - - - - -- - - - - - - 1 1 - -

7. Kopera

si

- - - - - - - - 2 2 - - - - - -

8. Hall/lo

bi

1 1 - - 4 4 - - 1 1 - - - - - -

9. Kantin 4 4 - - 10 10 - - - - - - - - -- -

10. Pos

jaga

- - - - 1 1 - - - - - - - - - -

11. Reprod

uksi

- - - - - - - - - - - - - - - -

12. Lainny

a: …..

- - - - - - - - - - - - - - - -

n. Koleksi Buku Perpustakaan

No. Jenis Jumlah Kondisi

Rusak Baik

72

1. Buku siswa/pelajaran

(semua mata pelajaran)

6207 207 6000

2. Buku bacaan (misalnya

novel, buku ilmu

pengetahuan dan

teknologi, dsb.)

4018 318 3700

3. Buku referensi (misalnya

kamus, ensiklopedia, dsb.)

150 50 100

5. Jurnal - - -

6. Majalah 50 10 40

7. Surat kabar 600 - 600

8. Lainnya:

.....................................

- - -

Total 11025 585 10440

73

19. Fasilitas Penunjang Perpustakaan

No. Jenis Jumlah / Ukuran/ Spesifikasi

1. Komputer 1

2. Ruang baca 4 x 6

4. TV -

5. LCD -

6. VCD/DVD player -

7. Lainnya:

...........................................

-

74

o. Alat/Bahan di Laboratorium/Ruang Keterampilan/Ruang Multimedia

No

.

Alat/bahan

Jumlah, kualitas, dan kondisi alat/bahan*)

Jumlah Kualitas Kondisi

Kuran

g dari

25%

dr keb.

25%

-

50%

dr

keb.

50%

-

75%

dr

keb.

75%-

100

% dr

keb.

Kuran

g

Cuku

p

Bai

k

Sanga

t baik

Rusa

k

berat

Rusa

k

ringa

n

Bai

k

Lab. IPA - - - v - - v - - - V

1. Lab.

Bahasa

- - - - - - - - - - -

2. Lab.

Komputer

- v - V - - - v - -

3. Ketrampila

n

v - - - - v - - - v -

4. PTD - - - - - - - - - - -

75

5. Kesenian - - - - - - - - - -- -

6. Multimedi

a

- - - v - - v - - - v

*) Lampirkan daftar alat pada laboratorium/ruang dengan spesifikasi

teknisnya.

p. Prestasi Sekolah

1) Prestasi guru

No. Jenis lomba

Perolehan kejuaraan 1 sampai 3 dalam 3

tahun terakhir

Tingkat Jumlah Guru

1. Lomba PTK Nasional -

Provinsi -

Kab/Kota -

2. Lomba Karya tulis Inovasi

Pembelajaran

Nasional -

Provinsi -

Kab/Kota -

76

3. Lomba Guru Berprestasi Nasional -

Provinsi -

Kab/Kota -

4. Lomba lainnya: .....(BULU

TANGKIS)

Nasional -

Provinsi -

Kab/Kota 2

4. Nasional -

Provinsi -

Kab/Kota -

2) Prestasi sekolah/siswa dua (2) tahun terakhir

Prestasi Akademik: NUAN

No.

Tahun

Pelajaran

Rata-rata NUAN

Bhs

Indonesia

Matematika

Bahasa

Inggris

IPA

Jumlah

Rata-

rata

tiga

mapel

1. 2007/2008 6,80 8,70 8,00 - 23,50 7,83

77

2. 2008/2009 6,95 8,98 8,10 - 24,03 8,01

3. 2009/2010 6,86 6,85 5,70 7,65 27,06 6,77

4. 2010/2011 8,09 9,25 8,64 9,06 35,04 8,76

5 2011/2012 7,83 9,02 7,59 8,11 32,55 8,14

6. 2012/2013

7. 2013/2014

Prestasi Akademik: Peringkat rerata NUAN

No.

Tahun

Pelajaran

Peringkat

Tingkat Kecamatan

(Rayon)

Tingkat Kab/Kota Tingkat Propinsi

Sek.

Negeri

Sek.

Swasta

Sek.

Negeri

dan

Swasta

Sek.

Negeri

Sek.

Swasta

Sek.

Negeri

dan

Swasta

Sek.

Negeri

Sek.

Swasta

Sek.

Negeri

dan

Swasta

1. 2007/2008 1 - 1 9 - 9 - - -

2. 2008/2009 1 - 1 10 - 10 - - -

3. 2009/2010 1 - 1 9 - 9 - - -

78

4. 2010/2011 1 - 1 11 - 11 - - -

5. 2011/2012 1 - 1 10 - 10 - - -

6. 2012/2013 1 - 1 15 - 15 - - -

7. 2013/2014 1 - 1 14 - 14 - - -

Prestasi Akademik: Nilai Ujian Sekolah (US)

N

o

Mata

Pelajara

n

Rata-rata Nilai US

2007/2

008

2008/2

009

2009/2

010

2010/2

011

2011/2

012

2012/2

013

2013/2

014

1 Pend.

Agama

Islam

7,50 7,70 7,56 8,16 8,08 8,02

2 Pkn 7,55 7,70 7,52 8,65 8,61 8,49

3 IPS 7,58 7,60 7,99 8,50 8,47 8,35

4 TIK 7,50 7,60 7,69 8,36 8,10 8,04

5 Penjask

es

7,50 7,60 7,66 8,16 8,18 8,20

6 Senibud 7,80 7,90 7,13 8,31 8,19 7,86

79

aya

7 Bahasa

Sunda

7,80 7,90 7,39 8,79 8,41 7,89

8 Bahasa

Cerbon

7,80 7,90 7,67 8,38 8,85 8,25

9 B.

Indones

ia

- - - 8,65 8,71 8,78

1

0

B.

Inggris

- - - 8,27 8,39 8,47

1

1

Matema

tika

- - - 8,25 8,55 8,49

1

2

IPA - - - 8,27 8,52 8,52

Angka Kelulusan dan Melanjutkan

No.

Tahun

Ajaran

Jumlah Kelulusan dan Kelanjutan Studi

Jumlah Jumlah % % Lulusan % Lulusan

80

Peserta

Ujian

Lulus Kelulusan yang

Melanjutkan

Pendidikan

yang

TIDAK

Melanjutkan

Pendidikan

1. 2007/2008 292 292 100 80 20

2. 2008/2009 295 295 100 80 20

3. 2009/2010 281 280 99,28 85 15

4. 2010/2011 311 311 100 87 13

5. 2011/2012 289 289 100 88 12

6. 2012/2013 301 301 100 91 9

7. 2013/2014 297

Perolehan Kejuaraan/Prestasi Akademik: Lomba-lomba

N

o.

Nama

Lomba

Tahun 2010/2011

Tahun 2011/2012

Juar Juara ke: Juar Juara ke:

81

a

ke:

Kab

/

Kot

a

Propin

si

Nasio

nal

a

ke:

Kab

/

Kot

a

Propin

si

Nasiona

l

1. Pidato

Bahasa

Indonesia

1 v

2. OSN - -

3. PASIAD

4. Pidato

Bahasa

Cirebon

(pa)

1 v

3

v

-

5. Pidato

Bahasa

Cirebon (pi)

2 v

6. Pidato

Bahasa

Sunda

1 v - -

7. FLS2N - -

82

N

o.

Nama

Lomba

Tahun 2010/2011

Tahun 2011/2012

Juar

a

ke:

Juara ke:

Juar

a

ke:

Juara ke:

Kab

/

Kot

a

Propin

si

Nasio

nal

Kab

/

Kot

a

Propin

si

Nasiona

l

-Cipta puisi 2 v

8.

9.

Perolehan Kejuaraan/Prestasi Non Akademik

PRESTASI SISWA DI TAHUN 2015/2016

JENIS

LOMBA

PESERTA

LOMBA

INSTANSI

PENYELENGGARA

TINGKAT

HASIL

LOMBA

Lomba

Mengarang Nanda SMKN 1 Kota Cirebon

Se - wilayah III

Cirebon Juara 1

83

Tentang

Kesehatan (

MTK )

Lomba

Olimpiade

Palang Hasanh Garnita SMKN 1 Kota Cirebon

Se - wilayah III

Cirebon Juara 1

Merah ( OPM )

Lompat Jauh

Putra Gunadi Sanjaya PASI Kab. Cirebon

Kabupaten

Cirebon Juara 1

Lari Estafet

Putra Gunadi Sanjaya PASI Kab. Cirebon

Kabupaten

Cirebon Juara 1

Lari Estafet

Putra Moh. Nuryasin PASI Kab. Cirebon

Kabupaten

Cirebon Juara 1

84

Lari Estafet

Putra Aldo Pramono PASI Kab. Cirebon

Kabupaten

Cirebon Juara 1

Lari Estafet

Putra David Susanto PASI Kab. Cirebon

Kabupaten

Cirebon Juara 1

Lari 100 m

putra David Susanto PASI Kab. Cirebon

Kabupaten

Cirebon Juara 2

Lempar

Lembing Putra Aldo Pramono PASI Kab. Cirebon

Kabupaten

Cirebon Juara 2

Lari Estafet

Putri

Lisa Haryani

PASI Kab. Cirebon

Kabupaten

Cirebon Juara 2

Lari Estafet

Putri Darlinda PASI Kab. Cirebon

Kabupaten

Cirebon Juara 2

85

Lari Estafet

Putri Zessika PASI Kab. Cirebon

Kabupaten

Cirebon Juara 2

Lari Estafet

Putri Siti Nurfaujiah PASI Kab. Cirebon

Kabupaten

Cirebon Juara 2

JENIS

LOMBA

PESERTA

LOMBA

INSTANSI

PENYELENGGARA

TINGKAT

HASIL

LOMBA

Lari 100 m

putrid Darlinda PASI Kab. Cirebon

Kabupaten

Cirebon Juar 3

Lari 200 m

putrid Siti Nurfaujiah PASI Kab. Cirebon

Kabupaten

Cirebon Juara 3

Lempar

lembing putri Zessika PASI Kab. Cirebon

Kabupaten

Cirebon Juara 3

86

Lari 60 m putra Gunadi Sanjaya

Disdik Kabupaten

Cirebon

Kabupaten

Cirebon Juara 1

Lompat Jauh

Putra Gunadi Sanjaya

Disdik Kabupaten

Cirebon

Kabupaten

Cirebon Juara 1

Karate Putra

nomor Kata Agis Syahfrizal

Disdik Kabupaten

Cirebon

Kabupaten

Cirebon Juara 1

Sepak Bola

Mini

Tim smpn 2

Gunung Jati

Disdik Kabupaten

Cirebon

Kabupaten

Cirebon Juara 2

Lompat Jauh

Putra Gunadi Sanjaya

PEMDA Tingkat I (

Propinsi Jabar) Propinsi Jabar Juara 1

Lari Estafet

Putra Gunadi Sanjaya

PEMDA Tingkat I (

Propinsi Jabar) Propinsi Jabar Juara 2

87

Lari 60 m putra Gunadi Sanjaya

Disdik Propinsi Jawa

Barat Propinsi Jabar Juara 1

Lompat Jauh

putra Gunadi Sanjaya

Disdik Propinsi Jawa

Barat Propinsi Jabar Juara1

2. Data hasil penelitian Implementasi nilai pendidikan agama Islam

dalam membentuk karakter sikap kepedulian sosial di SMP Negeri 2

Gunung Jati

1. Karakter Sikap Peduli Sosial Siswa di SMP Negeri 2 Gunung Jati

Setelah melakukan penelitian dengan observasi dan wawancara

kepada beberapa guru dan siswa maka peneliti mendapatkan data tentang

karakter sikap kepedulian sosial siswa di SMP Negeri 2 Gunung Jati

sikap peduli sosial di sana cukup tinggi dengan seiringnya program yang

telah tercantum dan terlaksana, sikap peduli sosial sendiri pasti dimiliki

oleh setiap siswa, walaupun hanya hal kecil, entah itu dari segi bantuan

maupun material. Sikap karakter siswa dari tahun-ketahun itu memiliki

variasi.

Jadi kalau pengalaman ibu setiap angkatan itu beda-beda ya karena

ibu mengajar disini mulai tahun 1995 berarti sudah berapa tahun

ya? 24 tahun karakter anak itu berbeda-beda, ya kalau secara

keseluruhan rata-rata namanya anak sesuai dengan lingkungan

disini kan lingkungan pantura, anak-anak itu anak yang keras tapi

ya tetap pembelajaran sikap sopan santun, keramah tamahan yang 5

s yang sudah kita terapkan tu ya kita tetap perkenalkan ke anak-

88

anak, jadi perkenalan itu dimulai dari mereka awal siswa baru,

kelas 7, kelas 8 sampai kelas 9 sampai lulus. Dari pengalaman yang

sudah-sudah ya beragam itu variasinya, ada anak yang berprestasi

apa yang diserap oleh guru yang disekolah itu bisa dicerna, ada

yang untuk mengenal sikap juga langsung bisa dipahami harus

dikasih tau, ada yang dicontohkan, ada yang dicontohkan nya

dengan heeehh... Nih harus dengan cara agak ada semacam ditegur

itu setiap anak beda-beda dan tiap angkatan juga beda-beda. Itu

variasinya karena anak terlahir dari orang tua yang berbeda-beda ya

lingkungan dari pantura ya seperti itu lingkungan nelayan. 56

Karakter siswa yang berbeda-beda menjadikan tantangan sendiri bagi

semua guru yang mengajar di SMP Negeri 2 Gunung Jati. Tetapi dalam

wadah sekolah semua karakter keagamaan di tanamkan selagi itu baik

untuk para siswa. Berikut macam-macam sikap peduli yang ditemukan di

SMP Negeri 2 Gunung Jati:

1) Peduli dengan adanya zakat fitrah dan bakti sosial

Kegiatan zakat fitrah ini suatu kegiatan yang dilakukan selama satu

tahun sekali, dimana siswa melakukan zakat fitrah di sekolah dan

dikumpulkan menjadi satu darn hasilnya dibagikan kepada orang

yang membutuhkan. Hal ini sesuai yang di sampaikan oleh guru PAI

Ibu Erni:

Tapi biasanya ada zakat fitrah, siswa zakat fitrah di rumah dan di

sekolah, ada juga guru-guru yang menyumbang tetapi tidak mau

disebutkan.57

Ini merupakan salah satu kegiatan yang sangat bagus untuk

mengembangkan nilai kepedulian siswa dengan adanya kegiatan

56 Wawancara dengan wakasek kesiswaan Ibu Turilah di ruang wakasek SMP Negeri 2

Gunung Jati, Senin 23 september 2019 11:34:28 57 Wawancara dengan guru PAI Ibu Erni di kelas IX C SMP Negeri 2 Gunung Jati, Senin

23 September 2019 jam 10:32:57

89

tersebut. Dimana zakat fitrah ini di dasarkan atas surat Al-Baqarah :

43 yang berbunyi:

❑☺◆ ◼❑◼

❑➔◆◆ ◼❑

❑➔◆ ⧫

⧫✓➔▪

Artinya : “dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku'lah

beserta orang-orang yang ruku”58

Zakat fitrah ini dilakukan dengan adanya bantuan osis dan guru-

guru yang berperan di dalamnya. Untuk zakat fitrah anak diharuskan

membawa beras seberat 2,5 kg. Dan beras tersebut dikumpulkan mulai

dari siswa kelas 7 sampai kelas 9. Dan untuk untuk baksos seperti

yang dituturkan oleh bu erni:

Jadi setiap anak bawa mie dan beras dibagikan kepada orang yang

tidak mampu, dan digerakkan oleh osis saling membantu. Yang

patungan ga hampir 100% ada yang ga patungan juga ada tetapi

kegiatan ini mendukung semua. Jadi dengan baksos pada bulan

puasa.59

2) Peduli dengan adanya kegiatan jum’at bersih

Kebersihan merupakan sebagian dari iman, dimana kebersihan dari

suatu tempat itu mencerminkan seseorang yang memiliki iman.

58 kementrian agama RI, Nur Qur’an (Jakarta: Nur , 2009), h.7 59 Wawancara dengan guru PAI Ibu Erni, di kelas IX C SMP Negeri 2 Gunung Jati, Senin

23 September 2019 jam 10:32:57

90

Halaman dan kelas di SMP Negeri 2 Gunung Jati setiap hari

dilakukannya kebersihan dimana sudah terjadwal dengan adanya

jadwal piket pada setiap kelas, ketika siswa yang sudah tercantum

namanya dijadwal piket memnpunyai kewajiban yakni berangkat pagi

dan membersihkan kelas dan halaman kelas. Itu merupakan sikap

peduli yang ditanamkan oleh sekolah agar anak bisa menjaga

lingkungan tempat anak belajar dengan bersih agar pelaksanaan

kegiatan belajar mengajar itu berjalan lancar dan nyaman.

Anak itu melihat dari contoh kaka kelas, dari teman juga bisa.

Tetapi siswa disini itu tidak semuanya jelek, yang bagus banyak.

Tetapi disini setiap tahunnya menaik. Siswa disini itu kita kan

memberikan pembelajaran, contoh dan semuanya bimbingan nah

itu terus konstan setiap hari setiap bulan waktunya dikelas juga

ada wali kelas dari kepala sekolah nya juga, jadi tingkat

menurunnya harus ada penelitian nya tersendiri. Misal sikap

peduli mereka terhadap sampah. Sikap peduli terhadap sampah itu

kita sudah mengusahakan dengan adanya program kebersihan

melalui lomba K3 nah melalu lomba K3 anak-anak sudah ada

kepedulian walaupun semacam ada keterpaksaan karena adanya

keinginan dapat juara tapi kalau dibandingkan sebelum adanya

lomba anak itu sudah masa bodo banget mau bersih mau engga

kan, kalau dari sekolah ada suatu bentuk kegiatan ada lomba anak

itu semacam semangat guru juga bisa ada alasan, anak-anak juga

aga mending dibandingkan sebelum adanya lomba itu mereka

amburadul kelasnya artinya belum ada kesadaran betul, kalau

sekarang sih nanti guru juga akan menilai itu. Pada saat guru

masuk kelas juga memberikan pembelajaran kebersihan kepada

siswa. Untuk anak peduli pakaian juga mereka merasa bangga

pada saat baju dikeluarkan tetapi kita harus terus memberikan

pembelajaran sikap kepada anak. Jadi selalu intens, dan jangan

pernah bosan.60

60 Wawancara dengan wakasek kesiswaan Ibu Turilah di ruang wakasek SMP Negeri 2

Gunung Jati, Senin 23 september 2019, jam 11:34:28

91

Untuk pelaksanaan jum’at bersih ini dilaksanakan setiap hari

jum’at sebelum dilaksanakannya kegiatan belajar-mengajar. Dimulai

dari jam 07:00 sampai 07:30. Semua siswa harus berperan aktif dalam

kegiatan ini, bergotong royong agar terlaksananya jum’at bersih ini.

Dimulai dar menyapu, mengepel lantai, mengelap kaca jendela,

membersikan papa tulis diharapkan dengan kegiatan ini siswa

memiliki kesadaran peduli dengan lingkungan sekitar, agar terciptanya

kelas bersih dan nyaman.

Sikap peduli sosial itu berupa, sikap peduli terhadap lingkungan

sekitar, peduli dengan teman, peduli dengan guru, peduli tentang

masyarakat. Contohnya peduli tentang kebersihan itu kegiatan

jumat bersih, kegiatan piket kelas. Sikap peduli masyarakat itu

misalkan ada kegiatan jadwal sholat berjamaah. Pentingnya yaitu

penting banget, karena kalau kita bersikap bodo amat, kita mau apa

gitu, jadi ga berguna buat kehidupan nya.61

Ungkapan yang disampaikan oleh Nurul tersebut merupakan salah

satu jawaban yang mengemukakan bahwa masih adanya kepedulian

dalam diri siswa.

Tetapi ada juga siswa yang mengemukakan bahwasanya sikap

peduli terhadap lingkungan itu kurang menurut siswa tersebut.

Menurut saya sih kurang kepedulian siswa nya itu kurang, misal

disuruh bersih-bersih itu tidak mau.62

Yang dikemukakan oleh Pasekh menunjukan kurangnya hanya

beberapa kelas saja yang sikap pedulinya kurang terhadap kebersihan.

61 Wawancara dengan siswa kelas IX bernama Nurul di musholah SMP Negeri 2

Gunung Jati Senin, 26 September 2019, jam 9:12:38 62 Wawancara dengan siswa kelas IX bernama Pasekhl di musholah SMP Negeri 2

Gunung Jati Senin, 26 September 2019, jam 9:09:58

92

Menyambung dengan masalah sampah, seperti yang dialami oleh

peneliti siswa SMP Negeri 2 Gunung Jati itu banyak, dan pada saat

mereka jajan juga banyak sampah makanan. Ada beberapa siswa

yang buang sampah dengan benar, dan ada juga siswa yang buang

sampah sembarangan.

ya buang anak-anak si buang di tempat sampah, dan jam 4 saya

kumpulkan sampah dimasukan ke blong(tempat sampah) terus

besoknya diangkut, ada petugasnya yang ngangkut. Tetapi ada

saja yang buang sembarangan. Sampah itu banyak ketika

diadakan lomba. Apalagi pada saat pelaksanaan pensi, sampai

banyak sekali, kadang 1 grobak itu tidak muat, kalau hari biasa itu

1 gotrok.63

Itu membuktikan bahwa ketika diadakannya pentas seni semakin

banyak sampah, dan selama kepedulian siswa terhadap sampah serta

kebersihan ditanamkan dengan baik, hal ini akan menjaga lingkungan

sekolah yang bersih dan nyaman.

3) Peduli dengan adanya siswa yang sakit atau meninggal

Membantu siswa yang lain sudah kewajiban dari setiap siswa,

ketika ada siswa yang sakit pada saat kegiatan belajar temannya

berperan untuk membawa teman yang sakit ke dalam UKS (unit

kesehatan siswa) seperti yang disampaikan oleh kepa sekolah.

Ya kalau peduli sosial karena kita juga orang daerah ya jadi masih

memakai adat ketimuran, gotong royong masih ada, kalau ada

temenya yang sakit ya langsung dibantu di bawa keruangan UKS

63Wawancara dengan petugas kebersihan mang Bandi di kantin SMP Negeri 2 Gunung

Jati, Rabu 26 September 2019, jam 09:58:03

93

(unit kesehatan siswa) semampunya kita, seadanya kita. Terus

juga ada yang kekurangan keuangan ya kita saling membantu.64

Setelah siswa yang sakit dibawa ke ruang UKS, anak tersebut

dikasih obat sesuai dengan sakitnya itu apa. Dikasih minum air hangat

dan diberikan kenyamanan untuk istirahat. Anak PMR sangat

berperan aktif untuk menolong temannya yang sedang sakit. Dengan

ini siswa membentuk siswa memiliki sikap peduli sosial terhadap

temannya yang sakit. Seperti hadits yang diriwayatkan dari Muslim:

Artinya: Dari Abu Hurairah r a. berkata Bahwa Rasulullah Saw.

bersabda: “Hak seorang muslim atas muslim lainnya ada enam

perkara: Apabila engkau berjumpa dengannya, sampaikanlah salam;

apabila ia mengundangmu, maka penuhilah undangannya; apabila ia

minta nasihat, berilah ia nasihat; apabila ia bersin dan mengucapkan

“al-Hamdulillah”, ‘ maka jawablah dengan “Yarhamukallah”,

64 Wawancara dengan kepala sekolah Ibu Hj. Asmuri di ruang kepala sekolah SMP

Negeri 2 Gunung Jati, Senin 23 september 2019, jam 12:00:25

94

apabila ia sakit, maka jenguklah; dan apabila ia mati,

antarkanjenazahnya.” (HR. Muslim)65

Hadits tersebut sejalan dengan kebiasaan yang dilakukan di

sekolah yang telah dilakukan. Kegiatan tersebut juga di ungkapkan

oleh wakasek sekolah SMP Negeri 2 Gunung Jati.

Kalau ada anak yang sakit kita bareng-bareng membaca al-fatihah

itu sudah termasuk kepedulian karakter terhadap teman. Tidak

hanya berdo’a dan mendo’akan kita datang kesana. Kita hayu

bareng-bareng kasih sumbangan kelas, atau ada yang meninggal

kita takziah kita dateng kesan dengan wali kelasnya itu anak ada

kegiatan kepeduliannya.66

4) Peduli dengan adanya kegiatan kurban

Pelaksanaan penyembelihan kurban ini dilaksanakan oleh pihak

sekolah dan para siswa yang ikut memperhatikan. Proses penyembelih

Kepedulian dengan adanya kegiatan kurban ini memberikan contoh

kepada siswa agar kita itu selalu berbagi kepada orang lain.

2. Implementasi Nilai Pendidikan Agama Islam Dalam Membentuk

Karakter Sikap Kepedulian Sosial Di Smp Negeri 2 Gunung Jati

1) Perencanaan implementasi nilai pendidikan agama Islam dalam

membentuk karakter sikap kepedulian sosial di SMP Negeri 2

Gunung Jati

65 Pondok Pesantren Darunnajah, Hadits Tentang Hak Seorang Muslim Atas Muslim

Lainnya diakses hari Senin tanggal 30 September 2019 jam 19:12 (https://darunnajah.com/hak-

seorang-muslim-atas-muslim-lainnya/)

66 Wawancara dengan wakasek kesiswaan Ibu Turilah di ruang wakasek SMP Negeri 2

Gunung Jati, Senin 23 september 2019, jam 11:34:28

95

Perencanaan merupakan suatu yang perlu di desain sedemikian rupa

dalam suatu kegiatan, karena perencanaan merupakan awal dari

berjalannya suatu program yang akan diterapkan dengan tujuan yang akan

dicapai.

Untuk menanamkan nilai pendidikan agama Islam merujuk kepada

silabus dan norma tata krama yang berlaku di lingkungan. Dimana setiap

siswa diberikan nasehat-nasehat yang baik untuk dirinya. Di SMP Negeri 2

Gunung Jati juga membentuk program pendidikan agama Islam dan budi

pekerti. Peran guru dalam mengimplementasikan nilai pendidikan agama

Islam dalam pembentukan sikap peduli sosial ini sangat penting khususnya

guru PAI agar siswa bisa menerapkannya di kehidupan sehari-hari.

Ya kita harus ada keharusan di dalam batin saya sebagai seorang

guru saya sebagai seorang ibu, saya sebagai seorang pendidik itu

harus jelas memberikan contoh dan merupakan suatu kewajiban

tersendiri bagi kita, jadi perasaan nya ya ini adalah suatu kewajiban

yang saya lakukan jadi apapun yang bisa dicontohkan kepada anak

kita lakukan berusaha semaksimal mungkin, sebisa kita ya kita

lakukan yang terbaik. Dari mulai kita bertutur sapa, berperilaku,

bertemu dengan orang, ga boleh judes, ya saya rasa semua guru

disini juga sama.67

Susuai dengan yang disampaikan ibu Turilah bahwa peran dari setiap

guru itu penting menjadi contoh kepada para siswa agar memiliki karakter

yang baik.

Berdasarkan penelitian dilapangan bahwa perencanaan implementasi

nilai pendidikan agama Islam dalam pembentukan karakter sikap

kepedulian sosial adalah sesuai dengan keterangan salah satu guru PAI:

67 Wawancara dengan wakasek kesiswaan Ibu Turilah di ruang wakasek SMP Negeri 2

Gunung Jati, Senin 23 september 2019, jam 11:34:28

96

Untuk peningkatan guru saya rasa semua guru itu meningkat,

misalnya kita mengundang narasumber dari luar untuk membina guru-

guru smp setiap ajaran baru, misalnya ada MGMP kumpulnya di dinas

latihan peningkatan mutu.68

Sesuai dengan yang disampaikan ibu Erni selaku guru PAI sebelum

melaksanakan kegiatan dan program terlebih dahulu melakukan forum

koordinasi MGMP bersama para guru PAI di SMP Negeri 2 Gunung Jati

untuk menentukan jenis kegiatan, waktu, dan tempat, kemudian guru PAI

meminta pertimbangan dan persetujuan dari kepala sekolah. Didalam nya

rapat tersebut juga guru-guru diberikan kompetensi baru agar dalam

melaksanakan program tersebut berjalan dengan lancar.

Bagan 4.1 alur perencanaan implementasi nilai pendidikan agama Islam

dalam membentuk karakter sikap kepedulian sosial di SMP Negeri 2

Gunung Jati

Dengan ini perencanaan pendidikan agama Islam melalui penyusunan

silabus, sosialisasi silabus dan penyusunan RPP.

Tabel 4.1 perencanaan implementasi pendidikan agama Islam

dalam membentuk karakter sikap kepedulian sosial:

Program Waktu Tujuan

68 Wawancara dengan guru PAI Ibu Erni di kelas IX C SMP Negeri 2 Gunung Jati, Senin

23 September 2019 jam 10:32:57

Forum MGMP Koordinasi Guru PAI Konsultasi Ke Kepala

Sekolah

Sosialisasi Kepada

Seluruh Guru

Pelaksanaan

Kepada Siswa

97

Kegiatan belajar

mengajar

Setiap jam

pelajaran

Memberikan pemahaman

karakter sikap kepedulian sosial

PHBI (Kurban,

zakat, baksos)

Kegiatan PHBI Menumbuhkan kepedulian dalam

diri siswa, membangun sikap

untuk saling berbagi kepada

orang yang membutuhkan

Kegiatan

ekstrakulikuler

Dalam 1 minggu

1 kali pertemuan

Penerapan karakter sikap

kepedulian sosial di antara teman

2) Pelaksanaan implementasi nilai pendidikan agama Islam dalam

membentuk karakter sikap kepedulian sosial di SMP Negeri 2

Gunung Jati

a) Kegiatan belajar mengajar

Pada pelaksanaan kegiatan belajar mengajar setiap guru pasti

memunculkan karakter yang diperoleh dalam setiap pertemuan

pembelajaran, dimana sesuai dengan tujuan pendidikan yang diharapkan

oleh semua pihak yakni setelah siswa mempelajari mata pelajaran ada

karakter yang dapat dibentuk dalam setiap mata pelajaran.

Dan dari setiap RPP guru mengajar sudah ada pendidikan karakternya

yang ditanamkan.69

Sesuai dengan yang di tuturkan oleh ibu Turilah bahwasanya setiap

guru akan melaksanakan pembelajaran, guru harus sudah menyiapkan

69 Wawancara dengan wakasek kesiswaan Ibu Turilah di ruang wakasek SMP Negeri 2

Gunung Jati, Senin 23 september 2019, jam 11:34:28

98

RPP untuk menunjang tekhnis pembelajarannya. Dimana dari setiap

pelajaran dapat diambil karakternya, terutana karakter kepedulian sosial

yang berhubungan dengan orang lain.

b) Kegiatan PHBI (Kurban, zakat, baksos)

Kegiatan peringatan hari besar Islam juga mengajarkan kita untuk

saling berbagi, salah satunya kurban. Dimana kurban ini diwajibkan

bagi yang mampu. Di SMP Negeri 2 Gunung Jati juga melaksanakan

kurban, tidak dilihat dari berapa kurbannya, tetapi dilihat dari karakter

sikap kepedulian sosial yang bisa ditanamkan kepada siswa ini. Dan

pada saat pelaksanaan baksos dan zakat fitrah juga siswa ikut saling

berzakat dan menyumbangkan beberapa makanan pokok untuk dibawa

ke sekolah dan di sumbangkan kepada orang yang membutuhkan.

Tapi intinya di smpn 2 gunung jati itu ada sikap kepedulian itu

ada, biasanya kurban, amal jumat, baksos, jadi setiap anak bawa

mie dan beras dibagikan kepada orang yang tidak mampu, dan

digerakkan oleh osis saling membantu. Yang patungan ga hampir

100% ada yang ga patungan juga ada tetapi kegiatan ini

mendukung semua. Jadi dengan baksos pada bulan puasa. 70

Kalau melihat dari segi ini yang sudah kita lakukan insya allah,

berkurban itu aga sedikit maksa, paling 80 persen kalau tidak ada

paksaan, tetapi kalau ada paksaan ya sekitar 95% sudah lumayan

dan butuh kerja keras.71

70 Wawancara dengan guru PAI Ibu Erni di kelas IX C SMP Negeri 2 Gunung Jati, Senin

23 September 2019 jam 10:32:57 71 Wawancara dengan guru PAI Ibu Marfu’ah di ruang guru SMP Negeri 2 Gunung Jati,

Rabu, 26 September 2019 jam 7:55:27

99

Saat dilakukan patungan untuk membeli kambing kurban untuk

setiap siswa ini ada kesulitan untuk sebagian siswa, tetapi guru-guru

tidak memaksa menagih terus menerus kepada siswa, di takutkan akan

memberatkan bagi siswa yang kurang mampu.

c) Kegiatan Ekstrakulikuler

Kegiatan ekstrakulikuler ini adalah kegiatan yang dilakukan di luar

jam pelajaran. Dimana kegiatan ekstrakulikuler ini menujang untuk

pembentukan karakter sikap peduli antar siswa. Seperti salah satu

ekstrakulikuler PMR, dimana kegiatan PMR ini di bentuk untuk eduli

pada orang yang sakit saat upacara, orang yang sakit pada saat kegiatan

belajar mengajar dan itu semua dilakukan berdasarkan sikap peduli yang

ditanamkan oleh eskul tersebut.

Jadi penanaman karakter di SMP Negeri 2 Gunung Jati ini pembentukan

karakter anak kan dimulai dari kegiatan MPLS. MPLS itu dimulai dari

menghormati kaka kelas, menghormati guru yang masuk dikelas kita sudah

menanamkan karakter-karakter itu ada kegiatan cara belajar, ada wawasan

wiyata mandala, ada cara disiplin lalu eskul juga diperkenalkan sampai ia

masuk kelas 7, kelas 8, kelas 9 adapun kalau penanaman karakter agama ya

sesuai dengan kegiatan pembelajaran sudah menerapkan dalam program.

Dan untuk BTQ Kalau prosesnya kita sedemikian awal dari mulai

penerimaan siswa dan ada juga MPLS kita juga sudah mulai seperti halnya

baca tulis quran, misalnya ada siswa yang masih buta huruf al-quran kita

100

adakan secara intensif kegiatan nya dan dikembangkan mulai dari kelas 7,

dan mengklasifikasi antara siswa yang bisa dan belum bisa baca tulis quran,

persenan antara siswanya 70% 30% .72

3) Evaluasi implementasi nilai pendidikan agama Islam dalam

membentuk karakter sikap kepedulian sosial di SMP Negeri 2

Gunung Jati

Evaluasi ini dilakukan dan diamati oleh para guru-guru dan orang tua

saling bekerja sama untuk menagamati setiap perubahan karakter yang

dilakukan oleh siswa, dimulai dari kepedulian kepada diri sendiri, orang

lain dan lingkungan sekitar.

3. Faktor pendukung dan faktor penghambat implementasi nilai

pendidikan agama Islam dalam membentuk karakter sikap

kepedulian sosial di SMP Negeri 2 Gunung Jati

Berdasarkan hasil temuan peneliti di lapangan bahwa implementasi nilai

pendidikan agama Islam dalam pembentukan karakter sikap kepedulian sosial

berjalan dengan baik, tetapi ada beberapa faktor pendukung dan penghambat

seagai berikut:

1) Faktor pendukung

72 Wawancara dengan guru PAI Pa Ghani di kantin SMP Negeri 2 Gunung Jati, Rabu, 26

September 2019 jam 8:25:41

101

a) Musholah, sebagai pusat tempat pelaksanaan ibadah yang dilakukan

oleh para siswa dan guru.

b) Mewadahi hobi para siswa

Untuk mewadahi hobi para siswa, SMP Negeri 2 Gunung Jati

menyediakan beberapa ektrakulikuler yang bagus, dimana ktika ada

siswa yang hobi berkelahi ada ekstrakulikuler pancak silat, siswa suka

dengan mengobati orang sakit dan kesehatan bisa gabung dengan

ekstrakulikuler PMR, siswa yang suka dengan kedisiplinan ada

ekstrakulikuler paskibra, dan siswa yang suka dengan cinta alam, bisa

mengikuti ekstrakulikuler pramuka, dan siswa yang suka dengan

olahragaada voly, futsal, sepakbol dll. Semua ekstrakulikuler tersebut

dapat menunjang dan menyalurkan hobi para siswa.

c) Perpustakaan

Perpustakaan di SMP Negeri 2 Gunung Jati ini juga menyediakan buku

buku Islam yang bisa dibaca dan menjadi rujukan siswa dalam

mengerjakan tugas, menambah khazanah keilmuan khususnya ilmu

agama

d) Kesemangatan guru SMP Negeri 2 Gunung Jati

Semangat dari guru SMP Negeri 2 Gunung Jati sangat menjadi

motivasi bagi para siswa untuk menanamkan karakter sikap peduli

sosial, entah itu antar sesama maupun lingkungan sekitar.

2) Faktor penghambat

102

a) Pengawasan siswa di luar sekolah, guru tidak dapat mengawasi para

siswa dalam kegiatan mereka di luar sekolah, karena para guru hanya

bisa mengawasi di sekolah, sedangkan diluar sekolah adalah tanggung

jawab orang tua dan masyarakat

b) Latar belakang siswa dan orang tua yang beragam, dengan

pengetahuan agama yang tidak sama antara satu dengan yang lainnya

c) Faktor lingkungan luar yang kurang mendukung, karena banyak

sebagian para siswa yang ditinggal orang tuanya pergi ke luar,

sehingga kiurangnya kasih sayang dan perhatian dari orang tua kepada

anak tersebut.

d) Faktor IT yang bisa membuat siswa memiliki sikap individual yang

tinggi, tidak memperhatikan seseorang yang butuh bantuan dan lebih

fokus pada gatget masing-masing.

B. Pembahasan

Sebagaimana telah kita lihat pada bab sebelumnya, telah ditemukan data

dari hasil observasi, wawancara maupun dokumentasi tentang Implementasi

nilai pendidikan agama Islam dalam membentuk karakter sikap kepedulian

sosial di SMP Negeri 2 Gunung Jati, Pada bab ini akan peneliti sajikan uraian

bahasan sesuai dengan rumusan masalah dan tujuan penelitian.

Karakter sikap peduli sosial siswa di SMP Negeri 2 Gunung Jati itu

tinggi, jika ada sedikit paksaan dan arahan dari para guru dan orang tua, dan

dilakukan melalui pembiasaan yang rutin dilakukan oleh siswa, dimana

103

program yang telah ditetapkan itu berjalan seuai dengan tujuan untuk

menanamkan sikap peduli dari siswa. Sikap peduli sosial para siswa yang

ditanmkan oleh pihak sekolah, antara lain:

1. Siswa peduli dengan adanya zakat fitrah dan bakti sosial

Dengan kegiatan ini diharapkan siswa dapat memiliki karakter peduli

terhadap orang yang kurang mampu,

2. Siswa peduli dengan adanya kegiatan jum’at bersih

Peduli dengan adanya jum’at bersih ini dimaksudkan agar siswa dapat

terbiasa dengan lingkungan yang bersih dan sehat, sehingga tidak dapat

menimbulkan penyakit oleh keadaan lingkungan yang kurang bersih,

dengan begini sampah tidak akan berserakan lagi. Dan berapa bulan

sekali sekolah mengadakan lomba kebersihan, ini juga sebuah dororngan

bagi siswa untuk selalu menjaga lingkungan yang bersih.

3. Siswa peduli dengan adanya siswa yang sakit atau meninggal

Siswa di SMP Negeri 2 Gunung Jati ini antara satu dengan yang lain

bukan hanya seorang teman, tetapi mereka ditanamkan bahwa satu

dengan yang lain itu bersaudara, jadi dimana ada salah satu siswa yang

sakit atau meninggal, mereka merasakan hal itu semua. Jadi persaudaraan

mereka sangat kuat.

4. Siswa peduli dengan adanya kegiatan kurban

Kurban dilaksanakan pada saat hari raya idul adha, semua siswa

pataungan untuk membeli kambing dan banyak juga guru yang ikut

menyumbang, dimaksudkan program begini agar anak mengetahui

104

caranya berbagi, mengetahui tata cara penyembelihan yang benar sesuai

dengan syariat Islam.

Implementasi nilai pendidikan agama Islam dalam pembentukan karakter

sikap peduli sosial siswa di SMP Negeri 2 Gunung jati dimulai dari program

yang telah disusun oleh pihak guru serta tambahan dari setiap mata pelajaran

yang dipelajari itu ada karakter yang di munculkan, dengan begini karakter

sikap peduli sosial itu akan terbentuk untuk peserta didik. Bukan hanya pada

saat kegiatan belajara mengajar sikap itu ditanamkan, tetapi selama anak itu

bertemu dengan seorang guru, guru menanamkan sikap peduli tersebut, entah

itu di luar lingkungan sekolah maupun pada saat di lingkungan sekolah.

Faktor-faktor yang mendukung implementasi nilai pendidikan agama

Islam dalam membentuk karakter sikap kepedulian sosial di SMP Negeri 2

Gunung Jati seperti musholah yang selalu dilengkapi dengan fasilitas untuk

beribadah, mewadahi hobi para siswa dengan berbagai kegiatan

ektrakulikuler maupun intrakulikuler, perpustakaan yang berguna untuk

menambah pengetahuan umum, serta semangat dari berbagai pihak guru dan

tenaga pendidik yang selalau mengayomi siswa agar memiliki karakter yang

baik.

Faktor-faktor yang menghambat implementasi nilai pendidikan agama

Islam dalam membentuk karakter sikap kepedulian sosial di SMP Negeri 2

Gunung Jati seperti pengawasan siswa di luar sekolah setelah pulang dari

sekolah, latar belakang orang tua yang beragam apalagi anak yang kurang

105

perhatian dan kasih sayang dari orang tuanya karena orang tua yang

berangkat ke luar negeri menjadi TKW (tenaga kerja wanita), faktor

lingkungan yang kurang mendukung, antara tetangganya ada yang tidak baik

pergaulannya jika anak ini tidak kuat maka akan terpengaruh oleh keadaan

yang tidak baik tersebut, dan faktor IT juga menjadi penghambat anak dalam

bersikap peduli sosial kepada orang yang ada di sekitarnya.

C. Keterbatasan Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian implementasi nilai pendidikan agama Islam

dalam membentuk karakter sikap kepedulian sosial peneliti mengalami

beberapa kesulitan sebagai berikut:

1. Komunikasi, komunikasi sebenarnya berjalan lancar, tetapi beberapa

jawaban yang diberikan oleh narasumber ada yang tidak sesuai dengan

pertanyaan yang diajukan oleh peneliti, jadi ketika jawaban yang diberikan

oleh narasumber aga sedikit berbeda dengan jawaban yang dibutuhkan

oleh peneliti, peneliti mencoba mengulang kembali dengan mempertegas

pertanyaan yang ingin diketahui oleh peneliti.

2. Pengamatan, pengamatan dilakukan secara terus menerus, dengan segala

fenomena yang terjadi di sekolah, gerak-gerik dan setiap perilaku

kepedulian siswa dengan yang lain, itu semua di amati.

Itulah beberapa kesulitan yang ditemukan oleh peneliti selama meneliti

dilapangan, untuk lembaga dan pendidik semoga menanamkan terus-menerus

karakter sikap kepedulian sosial kepada siswa, dan untuk penelitian

106

selanjutnya, semoga menemukan beberapa teori agar bisa memecahkan

permasalahan yang dihadapi oleh sekolah.

107

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis yang dilakukan mengenai

implementasi nilai pendidikan agama Islam dalam membentuk karakter sikap

kepedulian sosial di SMP Negeri 2 Gunung Jati, maka dapat diambil

kesimpulan sebagai berikut:

4. Karakter Sikap Peduli Sosial Siswa di SMP Negeri 2 Gunung Jati

a. Peduli dengan adanya zakat fitrah dan bakti sosial

b. Peduli dengan adanya kegiatan jum’at bersih

c. Peduli dengan adanya siswa yang sakit atau meninggal

d. Peduli dengan adanya kegiatan kurban

5. Implementasi Nilai Pendidikan Agama Islam Dalam Membentuk

Karakter Sikap Kepedulian Sosial Di Smp Negeri 2 Gunung Jati

4) Perencanaan implementasi nilai pendidikan agama Islam dalam

membentuk karakter sikap kepedulian sosial di SMP Negeri 2

Gunung Jati melalui forum MGMP- koordinasi guru PAI- konsultasi

ke kepala sekolah- sosialsasi kepada seluruh guru-pelaksanaan

kepada siswa

5) Pelaksanaan implementasi nilai pendidikan agama Islam dalam

membentuk karakter sikap kepedulian sosial di SMP Negeri 2

Gunung Jati

108

1) Kegiatan belajar mengajar

2) Kegiatan PHBI (Kurban, zakat, baksos)

3) Kegiatan Ekstrakulikuler

6) Evaluasi implementasi nilai pendidikan agama Islam dalam

membentuk karakter sikap kepedulian sosial di SMP Negeri 2

Gunung Jati

6. Faktor pendukung dan faktor penghambat implementasi nilai

pendidikan agama Islam dalam membentuk karakter sikap kepedulian

sosial di SMP Negeri 2 Gunung Jati

3) Faktor pendukung

e) Musholah,

f) Mewadahi hobi para siswa

g) Perpustakaan

h) Kesemangatan guru SMP Negeri 2 Gunung Jati

4) Faktor penghambat

e) Pengawasan siswa di luar sekolah,

f) Latar belakang siswa dan orang tua yang beragam

g) Faktor lingkungan luar yang kurang mendukung,

h) Faktor IT yang bisa membuat siswa memiliki sikap individual

yang tinggi, tidak memperhatikan seseorang yang butuh bantuan

dan lebih fokus pada gatget masing-masing.

109

B. Saran

Berdasarkan paparan data, hasil penelitian, analisis hasil penelitian

disarankan kepada

1. Kepala Sekolah agar mempertahankan apa yang telah dicapai dan

mengembangkan penerapan karakter kepedulian sosial ini.

2. Kepada para guru agar meningkatkan usaha dan kegiatan yang

mendukung dalam penerapan karakter kepedulian sosial di sekolah.

3. Kepada para siswa-siswi SMP Negeri 2 Gunung Jati agar

memperhatikan dan lebih serius untuk menanamkan sikap kepedulian

sosial sesuai yang diajarkan oleh Islam untuk memiliki jiwa sosial

tinggi.

4. Untuk penelitian selanjutnya:

a. Agar dilakukan penelitian yang mengungkap lebih jauh temtang

implementasi pendidikan agama Islam dalam pembentukan karakter

sikap kepedulian sosial di SMP Negeri 2 Gunung Jati

b. Agar dilakukan penelitian yang sama dengan fokus yang berbeda

seperti konsep, metode, dan pendekatannya.

DAFTAR PUSTAKA

Daradjat, Zakiah dkk. Ilmu Pendidikan Islam. Bumi Aksara.

Irina, Fristiana. Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan. Yogyakarta: Parama Ilmu. 2017.

Kementrian Agama RI, Al-Qur’an Terjemah. Jakarta: Nur. 2009.

Lestari, Sri. Psikologi Keluarga. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. 2012.

Munawar, Said Agil Husin Al. Aktualisasi Nilai-Nilai Qur’ani Dalam Sistem

Pendidikan Islam. Ciputat Press. 2005.

Salahudin, Anas dan Irwanto Alkrienciehie. Pendidikan Karakter. Bandung:

Pustaka Setia. 2017.

Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta. 2017.

MAKALAH

Hidayat, Dudung Rahmat dan Mulyadi, Hakikat Dan Makna Nilai, Tugas

Makalah Pendidikan Nilai Dalam Pendidikan Umum, Program Pendidikan

Umum Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia.2006.

ARTIKEL DAN JURNAL

Anwar, Laraswati Ariadne, Pendidikan Karakter Payung Peningkatan Mutu

Pemelajaran, Kompas, Jakarta, 10 Mei 2019. Diakses pada tanggal 15 Mei

2019 pukul 07:45 WIB (http://www.kompas.com)

Dimas, Etika Dan Kepribadian Kepedulian Sosial. Diakses pada hari senin 11

januari 2016 08:16 WIB (http://dimas-p-a-fib11.web.unair.ac.id)

Haryanto, Pendidikan Karakter Menurut Ki Hajar Dewantara. Jurnal FIP

Universitas Negeri Yogyakarta. Diakses pada tanggal 10 Mei 2019 pukul

10:12 WIB (Ippmp.uny.ac/sites/Ippmp.uny.ac.id)

A. Miftahur Rohman, dan Hairudin, Konsep Tujuan Pendidikan Islam Perspektif

Nilai-Nilai Sosial Kultural. 2018. Jurnal STIT Bustanul ‘Ulum Lampung

Tengah, STEBI Lampung Diakses pada tanggal 16 Mei 2019 pukul 13:07 WIB

(ejournal.radenintan.ac.id)

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 55 Tahun 2007, Pendidikan

Agama Dan Pendidikan Keagamaan. Diakses pada tanggal 18 Mei 2019

pukul 19:41 WIB (https://kemenag.go.id).

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia, Standar Nasional Pendidikan.2005.

Diakses pada tanggal 15 Oktober 2019 pukul 12:46 WIB

(https://www.unm.ac.id).

Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 87 Tahun 2017, Penguatan

Pendidikan Karakter. 2017. Diakses pada tanggal 31 Mei 2019 pukul 20:53

WIB (https://setkab.go.id)

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003, Sistem Pendidikan

Nasional. 2019.diakses pada tanggal 6 Maret 2019 pukul 14:25 WIB

(http://www.luk.staff.ugm.ac.id).

Wikipedia, Karakter. 2019. Diakses pada tanggal 13 Juli 2019 pukul 19:45 WIB

(https://Id.Wikipedia.Org/Wiki/Karakter

Pedoman Wawancara

Informan : Ibu Erni, S.Ag.

Jabatan/ status : Guru Pendidikan Agama Islam

Tempat : Kelas IX C

Hari dan Tanggal : Senin, 23 September 2019

Pukul : 10:32:57

NO INSTRUMEN

PERTANYAAN

JAWABAN

1. Bagaimana pengalaman

bapak/ibu selama mengajar

mengenai karakter sikap

peduli sosial yang dilakukan

para siswa?

Ya itu sudah kewajiban saya sebagai

pendidik, dimana saya selalu

menanamkan nilai karakter yang baik

kepada siswa.

2. Bagaimana pendapat

bapak/ibu dengan menurunnya

karakter sikap peduli sosial di

lingkungan sekolah?

Sebernernya kita disini sikap peduli

cukup tinggi misal ada siswa yang

membolos para siswa yang lain itu

memberi tahu kepada guru-guru atau wali

kelas, itu menandakan bahwa anak-anak

masih peduli

3. Bagaimana perasaan

bapak/ibu menjadi sosok

Ya memang Itu adalah kewajiban kita

sebagai guru pai, untuk membuat karakter

112

panutan karakter sikap peduli

oleh peserta didik?

menjadi lebih baik, harus senang marubah

karakter anak

4. Bagaimana proses penanaman

nilai pendidikan agama Islam

dalam membentuk karakter

sikap peduli sosial? Berapa

persen siswa yang karakter

sikap peduli sosial nya

terbentuk? Dan berapa persen

siswa yang karakter sikap

peduli sosial nya tidak

terbentuk?

Ada iuran dalam melaksanakn kurban,

dan di perlihatkan kepada anak-anak tata

cara penyembelihan nya, dan di perliatkan

kepada anak-anak bahwa ini adalah

kambing dari hasil uang kalian, dipotong

dan dibagikan dengan bantuan osis dan

semua itu di dokumentasikan karena itu

diminta untuk akreditasi dan semua

kegiatan itu ada dokumentasinya.

5. Dilansir oleh Kompas.com

menurut Menteri Pendidikan

dan Kebudayaan Muhadjir

Effendy mengatakan Rencana

pendidikan untuk tahun 2020

tetap fokus kepada

pembangunan karakter

sebagai payung dari seluruh

visi Kementerian Pendidikan

dan Kebudayaan. Di dalamnya

mencakup mendorong

Untuk peningkatan guru saya rasa semua

guru itu meningkat, misalnya kita

mengundang narasumber dari luar untuk

membina guru-guru smp setiap ajaran

baru, misalnya ada MGMP kumpulnya di

dinas latihan peningkatan mutu

113

motivasi semua perangkat

sekolah agar senang

meningkatkan ilmu dan

kompetensi, termasuk di

dalam skema perekrutan,

pelatihan, dan evaluasi guru.

Hal itu dalam Musyawarah

Rencana Pembangunan

Nasional 2019 di Jakarta,

Kamis (9/5/2019). Bagaimana

tanggapan bapak/ ibu

mengenai hal ini?

6. Menurut bapak/ ibu

bagaimana pendidikan agama

Islam bisa membentuk siswa

memiliki karakter sikap peduli

sosial dalam kehidupannya?

Tapi intinya di smpn 2 gunung jati itu ada

sikap kepedulian itu ada, biasanya

kurban, amal jumat, baksos, jadi setiap

anak bawa mie dan beras dibagikan

kepada orang yang tidak mampu, dan

digerakkan oleh osis saling membantu.

Yang patungan ga hampir 100% ada yang

ga patungan juga ada tetapi kegiatan ini

mendukung semua. Jadi dengan baksos

pada bulan puasa

7. Jika karakter peduli sosial ini Belum, karena disini masih menggunakan

114

sudah memudar di lingkungan

siswa, langkah/ cara apa

yang dilakukan bapak/ ibu

untuk menanamkan nilai

pendidikan agama Islam itu

kembali?

program pada tiap tahunnya jadi lebih

meningkat, tapi biasanya ada zakat fitrah,

siswa zakat fitrah di rumah dan di

sekolah, ada juga guru-guru yang

menyumbang tetapi tidak mau disebutkan

8. Apakah bapak/ ibu yakin

kalau karakter sikap peduli

sosial sudah dimiliki oleh

siswa, hal ini dapat

meningkatkan mutu

pendidikan agama Islam yang

sesungguhnya?

Ya pasti yakin lah

9. Menurut bapak/ ibu

Bagaimana faktor pendukung

dalam implementasi nilai

pendidikan agama Islam untuk

membentuk karakter sikap

peduli sosial siswa di SMP

Negeri 2 Gunung Jati?

Ya kita Cuma hanya mewadahi saja,

membuat programnya dan kita serahkan

kepada anak, kemudian anaknya ikut

10. Menurut bapak/ ibu,

Bagaimana mengenai faktor

penghambat dalam

Anak yang ga mau ada pasti lah, karena

kita punya wadah, tetapi ada anak-anak

yang tidak mau menyumbang tetapi

115

implementasi nilai pendidikan

agama Islam untuk

membentuk karakter sikap

peduli sosial siswa di SMP

Negeri 2 Gunung Jati?

tertutup oleh patungan temen-temn yang

lain tertutup. Tiap patungan kita tidak

memaksa, takutnya yang dipaksa-paksa

untuk patungan takut tidak mampu,

yasudah. Kita juga sekarang lagi ada

pembangunan musholah itu juga kan dari

uang patungan amal jumat karena itu

masih menyangkut sikap peduli sosial

terhadap sarana tempat ibadah, bukan

hanya orang satu kepada orang lainnya.

Jadi guru hanya memfasilitasi saja. Jadi

intinya karakter sosial di smpn 2 gunung

jati itu tiggi dan bisa dibuktikan dengan

foto-foto.

116

Pedoman Wawancara

Informan : Ibu Turilah, S.Pd.Ekop

Jabatan/ status : Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan

Tempat : Ruang Wakil kepala Sekolah

Hari dan Tanggal : Senin, 23 September 2019

Pukul : 11:34:28

NO INSTRUMEN

PERTANYAAN

JAWABAN

1. Bagaimana pengalaman

bapak/ibu selama mengajar

mengenai karakter sikap

peduli sosial yang dilakukan

para siswa?

Jadi kalau pengalaman ibu setiap

angkatan itu beda2 ya karena ibu

mengajar disini mulai tahun 1995 berarti

sudah berapa tahun ya? 24 tahun karakter

anak itu berbeda-beda, ya kalau secara

keseluruhan rata-rata namanya anak

sesuai dengan lingkungan disini kan

lingkungan pantura, anak-anak itu anak

yang keras tapi ya tetap pembelajaran

sikap sopan santun, keramah tamahan

yang 5 s yang sudah kita terapkan tu ya

kita tetap perkenalkan ke anak-anak, jadi

117

perkenalan itu dimulai dari mereka awal

siswa baru, kelas 7, kelas 8 sampai kelas

9 sampai lulus. Dari pengalaman yang

sudah-sudah ya beragam itu variasinya,

ada anak yang berprestasi apa yang

diserap oleh guru yang disekolah itu bisa

dicerna, ada yang untuk mengenal sikap

juga langsung bisa dipahami harus

dikasih tau, ada yang dicontohkan, ada

yang dicontohkan nya dengan heeehh...

Nih harus dengan cara agak ada semacam

ditegur itu setiap anak beda-beda dan tiap

angkatan juga beda-beda. Itu variasinya

karena anak terlahir dari orang tua yang

berbeda-beda ya lingkungan dari pantura

ya seperti itu lingkungan nelayan.

2. Bagaimana pendapat

bapak/ibu dengan menurunnya

karakter sikap peduli sosial di

lingkungan sekolah?

Anak itu melihat dari contoh kaka kelas,

dari teman juga bisa. Tetapi siswa disini

itu tidak semuanya jelek, yang bagus

banyak. Tetapi disini setiap tahunnya

menaik. Siswa disini itu kita kan

memberikan pembelajaran, contoh dan

118

semuanya bimbingan nah itu terus

konstan setiap hari setiap bulan waktunya

dikelas juga ada wali kelas dari kepala

sekolah nya juga, jadi tingkat

menurunnya harus ada penelitian nya

tersendiri. Misal sikap peduli mereka

terhadap sampah. Sikap peduli terhadap

sampah itu kita sudah mengusahakan

dengan adanya program kebersihan

melalui lomba K3 nah melalu lomba K3

anak-anak sudah ada kepedulian

walaupun semacam ada keterpaksaan

karena adanya keinginan dapat juara tapi

kalau dibandingkan sebelum adanya

lomba anak itu sudah masa bodo banget

mau bersih mau engga kan, kalau dari

sekolah ada suatu bentuk kegiatan ada

lomba anak itu semacam semangat guru

juga bisa ada alasan, anak-anak juga aga

mending dibandingkan sebelum adanya

lomba itu mereka amburadul kelasnya

artinya belum ada kesadaran betul, kalau

sekarang sih nanti guru juga akan menilai

119

itu. Pada saat guru masuk kelas juga

memberikan pembelajaran kebersihan

kepada siswa. Untuk anak peduli pakaian

juga mereka merasa bangga pada saat

baju dikeluarkan tetapi kita harus terus

memberikan pembelajaran sikap kepada

anak. Jadi selalu intens, dan jangan

pernah bosan.

3. Bagaimana perasaan

bapak/ibu menjadi sosok

panutan karakter sikap peduli

oleh peserta didik?

Ya kita harus ada keharusan di dalam

batin saya sebagai seorang guru saya

sebagai seorang ibu, saya sebagai seorang

pendidik itu harus jelas memberikan

contoh dan merupakan suatu kewajiban

tersendiri bagi kita, jadi perasaan nya ya

ini adalah suatu kewajiban yang saya

lakukan jadi apapun yang bisa

dicontohkan kepada anak kita lakukan

berusaha semaksimal mungkin, sebisa

kita ya kita lakukan yang terbaik. Dari

mulai kita bertutur sapa, berperilaku,

bertemu dengan orang, ga boleh judes, ya

saya rasa semua guru disini juga sama

4. Bagaimana proses penanaman Kalau begini harus ada penelitian nya

120

nilai pendidikan agama Islam

dalam membentuk karakter

sikap peduli sosial? Berapa

persen siswa yang karakter

sikap peduli sosial nya

terbentuk? Dan berapa persen

siswa yang karakter sikap

peduli sosial nya tidak

terbentuk?

sendiri ya, kalau pembentukan karakter

anak kan dimulai dari kegiatan MPLS.

MPLS itu dimulai dari menghormati kaka

kelas, menghormati guru yang masuk

dikelas kita sudah menanamkan karakter-

karakter itu ada kegiatan cara belajar, ada

wawasan wiyata mandala, ada cara

disiplin lalu eskul juga diperkenalkan

sampai ia masuk kelas 7, kelas 8, kelas 9

adapun kalau penanaman karakter agama

ya sesuai dengan kegiatan pembelajaran

kita kan sudah menerapkan dalam

program. Kalau untuk bulan puasa ya ada

pesantren kilat kalau setiap hari juga kita

menanamkan untuk kegiatan juga setiap

hari kamis dan jumat itu kan kita ada

yasinan ngaji bersama anak dikelas ngaji

bareng, terus juga ada sholat duhur

berjamaah, dan guru yang menjadi

imamnya. Dan dari setiap RPP guru

mengajar sudah ada pendidikan

karakternya yang ditanamkan. Secara

garis besar ya bagus lah. Sudah ada

121

peningkatan.

5. Dilansir oleh Kompas.com

menurut Menteri Pendidikan

dan Kebudayaan Muhadjir

Effendy mengatakan Rencana

pendidikan untuk tahun 2020

tetap fokus kepada

pembangunan karakter sebagai

payung dari seluruh visi

Kementerian Pendidikan dan

Kebudayaan. Di dalamnya

mencakup mendorong

motivasi semua perangkat

sekolah agar senang

meningkatkan ilmu dan

kompetensi, termasuk di

dalam skema perekrutan,

pelatihan, dan evaluasi guru.

Hal itu dalam Musyawarah

Rencana Pembangunan

Nasional 2019 di Jakarta,

Kamis (9/5/2019). Bagaimana

tanggapan bapak/ ibu

Bagus, ini merupakan suatu upaya agar

karakter anak ini tetap dimiliki oleh setiap

siswa. Sepintar apapun karakter anaknya

tidak baik ilmunya itu digunakan untuk

hal-hal yang tidak baik dasarnya itu.

Kalau karakter anak itu bisa terbentuk

kalu kita melakukan pembisaan dilakukan

setiap hari pada lingkungan rumah,

lingkungan sekolah, lingkungan kelas,

sampai lingkungan luar kelas terus juga di

masyarakat umum. Upaya untuk

pembentukan karakter siswa itu harus.

Disekolah kita di SMP N 2 Gunung Jati

ini visi misi kita juga nyambung. Di eskul

juga untuk sikap peduli ada eskul PMR,

jadi bagus kalau pemerintah menerapkan

hal tersebut.

122

mengenai hal ini?

6. Menurut bapak/ ibu

bagaimana pendidikan agama

Islam bisa membentuk siswa

memiliki karakter sikap peduli

sosial dalam kehidupannya?

Ya semuanya berawal dari rumah tangga

dulu khususnya keluarga, di sekolah juga

dilakukan pembiasaan kalau anak sudah

terbiasa nanti di luar pun akan terbiasa,

besar banget pngaruhnya dunia luar atau

lingkungan itu. Walaupun di rumah

ditanamkan, di sekolah ditanamkan anak

ga kuat dengan pendirian nya, maka anak

akan terpengaruh . kita kan juga bekerja

sama dengan beberapa pihak desa, disdik

juga diminta untuk hadir. Penanaman

nilai tersebut juga diberikan pada saat

pembelajaran.

7. Jika karakter peduli sosial ini

sudah memudar di lingkungan

siswa, langkah/ cara apa

yang dilakukan bapak/ ibu

untuk menanamkan nilai

pendidikan agama Islam itu

kembali?

Jelas kita bekerja sama dengan guru

agama, terus kita juga itu dala bulan

ramadhan itu adanya pesantren kilat kita

tanamkan di situ. Dan perilaku anak kalau

pada setiap pembelajaran KBM tetap

karakter agama itu terus jadi semua

terpadu dengan nilai-nilai karakter anak

salah satunya sikap agama, misalnya

salam itu kan termasuk karakter agama,

123

kalau ada anak yang sakit kita bareng-

bareng membaca al-fatihah itu sudah

termasuk kepedulian karakter terhadap

teman. Tidak hanya berdo’a dan

mendo’akan kita datang kesana. Kita

hayu bareng-bareng kasih sumbangan

kelas, atau ada yang meninggal kita

takziah kita dateng kesan dengan wali

kelasnya itu anak ada kegiatan

kepeduliannya. Pada saat hari raya idul

adha kita juga melakukan demo

penyembelihan kurban dan tata caranya.

Pada saat mau melaksanakan UN kelas 9

sekolah mengadakan istigosah dengan

dihadiri orang tua siswa itu juga bertujuan

untuk anak itu berpasrah diri, intropeksi

diri yang dipimpin oleh ustad iwan dari

at-taqwa.

8. Apakah bapak/ ibu yakin

kalau karakter sikap peduli

sosial sudah dimiliki oleh

siswa, hal ini dapat

meningkatkan mutu

Pada dasarnya semua siswa itu baik,

orang tua, guru tidak ada yang

menanamkan yang jelek-jelek , mungkin

dapat dipengaruhi oleh lingkungan bisa

dilihat dari ketebalan karakter anak itu

124

pendidikan agama Islam yang

sesungguhnya?

pembiasaan karakter dalam kehidupan

sehari-harinya bagaimana itu akan

terlihat. Polesan kita seperti apa, berjalan

selama 3 tahun disekolah smp itu hasilnya

bagaimana, ketika ada siswa yang mogok

sekolah, kita datengin langsung

kerumahnya, karena pengaruh lingkungan

rumah, dengan pendekatan antara guru

dan orang tua dengan melakukan

pendekatan kepada siswa.

9. Menurut bapak/ ibu

Bagaimana faktor pendukung

dalam implementasi nilai

pendidikan agama Islam untuk

membentuk karakter sikap

peduli sosial siswa di SMP

Negeri 2 Gunung Jati?

Faktor pendukung nya ya medianya satu,

yakni bentuk-bentuk kegiatan 1) dalam

pembelajaran sehari-hari 2) kegiatan-

kegiatan yang dilakukan oleh smpn 2

gunung jati 3) musholah untuk shalat

10. Menurut bapak/ ibu,

Bagaimana mengenai faktor

penghambat dalam

implementasi nilai pendidikan

agama Islam untuk

membentuk karakter sikap

Faktor penghambat diri siswa sendiri,

faktor lingkungan, di keluarganya ada

perhatian tidak. Di sini juga ada pengaruh

lingkungan teman.

125

peduli sosial siswa di SMP

Negeri 2 Gunung Jati?

126

Pedoman Wawancara

Informan : Ibu Dra. Hj. Asmuri, MM

Jabatan/ status : Kepala Sekolah SMP Negeri 2 Gunung Jati

Tempat : Ruang Kepala Sekolah

Hari dan Tanggal : Senin, 23 September 2019

Pukul : 12:00:25

NO INSTRUMEN

PERTANYAAN

JAWABAN

1. Bagaimana pengalaman

bapak/ibu selama mengajar

mengenai karakter sikap

peduli sosial yang dilakukan

para siswa?

Ya kalau peduli sosial karena kita juga

orang daerah ya jadi masih memakai adat

ketimuran, gotong royong masih ada,

kalau ada temenya yang sakit ya langsung

dibantu di bawa keruangan UKS (Unit

kesehatan siswa) semampunya kita,

seadanya kita. Terus juga ada yang

kekurangan keuangan ya kita saling

membantu

2. Bagaimana pendapat

bapak/ibu dengan menurunnya

karakter sikap peduli sosial di

lingkungan sekolah?

Itu biasanya menurun karena adanya

faktor IT, misalnya di rumah anak sudah

disibukan dengan adanya gatget ya jadi

intinya peduli terhadap sesama itu ada

127

pengaruhnya juga sudah semakin

berkurang. Kadang anak itu tidak

menengok atau tidak peduli dengan

sekitarnya jika ada yang meminta bantuan

kita. Jadi itu hal yang wajar dan sudah

mendunia, bukan hanya di kami saja dan

intinya kita saling mengingatkan, jadi

kepedulian terhadap sesama kita saling

mengingatkan saja jangan sampai

memudar gara-gara adanya teknologi.

kecanggihan teknologi itu sebenernya

menjadi ajang untuk mencari yang belum

kita ketahui tentang materi pembelajaran,

ilmu, dan bisa di ambil sisi positifnya

3. Bagaimana perasaan

bapak/ibu menjadi sosok

panutan karakter sikap peduli

oleh peserta didik?

Ya intinya si, kita bukan hanya

menasehati begini begitu tapi kita harus

kerja nyata, contohnya kalau peduli

peserta didik adanya ibu asuh, untuk

membantu bantuan kepada peserta didik

yang kurang mampu, sedangkan

pendanaan nya itu disisihkan dari gaji kita

untuk membantu anak-anak yang kurang

mampu

128

4. Bagaimana proses penanaman

nilai pendidikan agama Islam

dalam membentuk karakter

sikap peduli sosial? Berapa

persen siswa yang karakter

sikap peduli sosial nya

terbentuk? Dan berapa persen

siswa yang karakter sikap

peduli sosial nya tidak

terbentuk?

Kalau pendidikan agama ya ini lebih dari

70% lah bisa terbentuk, ditiap hari jumat

ada yasinan, ya jadi intinya kita

mengingatkan anak memulai

pembelajaran itu dengan ayat-ayat suci al-

quran.

5. Dilansir oleh Kompas.com

menurut Menteri Pendidikan

dan Kebudayaan Muhadjir

Effendy mengatakan Rencana

pendidikan untuk tahun 2020

tetap fokus kepada

pembangunan karakter

sebagai payung dari seluruh

visi Kementerian Pendidikan

dan Kebudayaan. Di dalamnya

mencakup mendorong

motivasi semua perangkat

sekolah agar senang

Ya emang pembangunan karakter ini

perlu bagi anak-anak, kadang kalau kita

menyampaikan ilmu mendefinisikan,

mengartikan tanpa kita mempraktekan,

tanpa kita memberikan contoh-contoh ril

dilapangan, memberikan contoh yang

berkaitang dengan sesama masyarakat

intinya itu tidak akan melekat kita sudah

memberikan contoh yang nyata dalam

kehidupan, pembentukan karakter bagi

anak itu sangat bagus sekali, dapat

dilakukan di setiap hari.

129

meningkatkan ilmu dan

kompetensi, termasuk di

dalam skema perekrutan,

pelatihan, dan evaluasi guru.

Hal itu dalam Musyawarah

Rencana Pembangunan

Nasional 2019 di Jakarta,

Kamis (9/5/2019). Bagaimana

tanggapan bapak/ ibu

mengenai hal ini?

6. Menurut bapak/ ibu

bagaimana pendidikan agama

Islam bisa membentuk siswa

memiliki karakter sikap peduli

sosial dalam kehidupannya?

Agama Islam mengarah pada tolong

menolong, bergotong royong, kita harus

pahami dan memaknai itu untuk

membantu sesama yakni hablum

minannas.

7. Jika karakter peduli sosial ini

sudah memudar di lingkungan

siswa, langkah/ cara apa

yang dilakukan bapak/ ibu

untuk menanamkan nilai

pendidikan agama Islam itu

kembali?

Tidak capek-capeknya kita harus saling

mengingatkan pada siswa bahwa

kepedulian sesama harus ditingkatkan,

jangan sibuk dengan individual kita,

karena kita pasti membutuhkan orang

lain.

8. Apakah bapak/ ibu yakin Biasanya anak yang sudah peduli antar

130

kalau karakter sikap peduli

sosial sudah dimiliki oleh

siswa, hal ini dapat

meningkatkan mutu

pendidikan agama Islam yang

sesungguhnya?

sesama itu juga dilatarbelakangi dengan

agama yang baik, biasanya anak yang

dilahirkan dari keluarga agamais itu

biasanya akan terbentuk pula kasih

sayang, welas asih, saling menolong, beda

dengan seorang anak yang dilahirkan dari

keluarga yang agamanya dipertanyakan

maksudnya tidak pernah menyuruh shalat,

karena orang tuanya sendiri tidak

melakukannya.

9. Menurut bapak/ ibu

Bagaimana faktor pendukung

dalam implementasi nilai

pendidikan agama Islam untuk

membentuk karakter sikap

peduli sosial siswa di SMP

Negeri 2 Gunung Jati?

Musholah di sekolah, memfasilitasi

prasarana di mushalah diperbaiki

10. Menurut bapak/ ibu,

Bagaimana mengenai faktor

penghambat dalam

implementasi nilai pendidikan

agama Islam untuk

membentuk karakter sikap

IPTEK, anak yang difasilitasi nya dengan

gatget yang smart pada saat tidak di

kontrol oleh orang tua.

131

peduli sosial siswa di SMP

Negeri 2 Gunung Jati?

132

Pedoman Wawancara

Informan : Ibu Marfu’ah, S.Ag.

Jabatan/ status : Guru Pendidikan Agama Islam

Tempat : Ruang Guru

Hari dan Tanggal : Rabu, 26 September 2019

Pukul : 7:55:27

NO INSTRUMEN

PERTANYAAN

JAWABAN

1. Bagaimana pengalaman

bapak/ibu selama mengajar

mengenai karakter sikap

peduli sosial yang dilakukan

para siswa?

Sikap peduli sosial di siswa harus

ditekankan, jadi kalau kitanya tidak

seperti itu kita juga akan merasa susah

belum bisa,

2. Bagaimana pendapat

bapak/ibu dengan menurunnya

karakter sikap peduli sosial di

lingkungan sekolah?

Kalau secara jujur kita sangat sedih

banget dengan adanya penurunan sikap

karakter anak, ya kita sebagai guru tidak

ada bosen-bosen nya mengingatkan anak

supaya anak memiliki karakter yang baik,

3. Bagaimana perasaan

bapak/ibu menjadi sosok

panutan karakter sikap peduli

oleh peserta didik?

Ya memang kita sebagai seorang manusia

pasti memiliki kekurangan gitu ya, cuman

kita berusaha menutupi kekurangan itu

jangan sampai terlihat oleh siswa kalau

133

kita itu memiliki kekurangan ya barang

kali dengan sikap.

4. Bagaimana proses penanaman

nilai pendidikan agama Islam

dalam membentuk karakter

sikap peduli sosial? Berapa

persen siswa yang karakter

sikap peduli sosial nya

terbentuk? Dan berapa persen

siswa yang karakter sikap

peduli sosial nya tidak

terbentuk?

Kalau melihat dari segi ini yang sudah

kita lakukan insya allah, berkurban itu

aga sedikit maksa, paling 80 persen kalau

tidak ada paksaan, tetapi kalau ada

paksaan ya sekitar 95% sudah lumayan

dan butuh kerja keras.

5. Dilansir oleh Kompas.com

menurut Menteri Pendidikan

dan Kebudayaan Muhadjir

Effendy mengatakan Rencana

pendidikan untuk tahun 2020

tetap fokus kepada

pembangunan karakter

sebagai payung dari seluruh

visi Kementerian Pendidikan

dan Kebudayaan. Di dalamnya

mencakup mendorong

Ya setuju, karena pendidikan karakter itu

lebih diutamakan yang namanya

pendidikan karakter harus dimulai sedini

mungkin

134

motivasi semua perangkat

sekolah agar senang

meningkatkan ilmu dan

kompetensi, termasuk di

dalam skema perekrutan,

pelatihan, dan evaluasi guru.

Hal itu dalam Musyawarah

Rencana Pembangunan

Nasional 2019 di Jakarta,

Kamis (9/5/2019). Bagaimana

tanggapan bapak/ ibu

mengenai hal ini?

6. Menurut bapak/ ibu

bagaimana pendidikan agama

Islam bisa membentuk siswa

memiliki karakter sikap peduli

sosial dalam kehidupannya?

Kalau menurut pendidikan agama Islam

di situ memang adanya pelajaran akhlak

juga, memang harus juga diajarkan dari

situ kita bisa membentuk pribadi karakter

anak dasar pendidikan karakter itu orang

tua di rumah, kalau di sekolah saja itu

kurang masalahnya di sekolah itu hanya

beberapa jam, ya berangkat dari rumah

juga anak akan terbentuk karakter

pribadinya anak itu dan yang akan

merusak itu ya lingkungannya, biasanya

135

pergaulan anak-anaknya. Jadi kalau anak

yang tidak patuh kepada orang tua,

pulang sekolah tidak langsung pulang ,

biasanya sudah terbentuk sama orang lain

yakni sama lingkungan.

7. Jika karakter peduli sosial ini

sudah memudar di lingkungan

siswa, langkah/ cara apa

yang dilakukan bapak/ ibu

untuk menanamkan nilai

pendidikan agama Islam itu

kembali?

Sebenarnya kita bukan seperti malaikat

ya, yang mana kita serba bisa kita tetap

bekrja sama kepada orang tua untuk

mengawasi anak-anak itu. Ketika anak

sudah mulai melenceng, sekolah sudah

tidak bisa menangani ya tetap harus orang

tua yang bergerak, bekerja sama dengan

orang tua, berkomunikasi. Kendalanya

disini kadang-kadang siswa ini tidak

punya orang tua di rumah, karena orang

tuanya itu banyak bekerja di luar negeri

kebanyakannya, jadi kami di sini kadang

kesusahan dalam berkomunikasi, jadilah

anak itu dari korban pergaulan. Kita di

sini sudah ketat, baik-baik jadi memang

kembali kepada orang tua, orang tua juga

tidak mengawasi secara intens juga, anak

lebih berkomunikasi dengan lingkungan

136

sekitar.

8. Apakah bapak/ ibu yakin

kalau karakter sikap peduli

sosial sudah dimiliki oleh

siswa, hal ini dapat

meningkatkan mutu

pendidikan agama Islam yang

sesungguhnya?

Ya insya allah bisa kalau sudah seperti ini

akhlak nya juga akan menjadi lebih baik.

9. Menurut bapak/ ibu

Bagaimana faktor pendukung

dalam implementasi nilai

pendidikan agama Islam untuk

membentuk karakter sikap

peduli sosial siswa di SMP

Negeri 2 Gunung Jati?

Anak- anak itu harusnya di alihkan pada

keiatan yang positif, entah itu kegiatan

ekstrakulikuler untuk mengantisipasi anak

agar tidak terjerumus kepada kegiatan

yang tidak baik, jadi tu anak minatnya

apa, hobinya ke mana, misal hobi

berkelahi ke pancak silat, dan dapat

dorongan dari keluarga, sekolah dan

lingkungan masyarakat.

10. Menurut bapak/ ibu,

Bagaimana mengenai faktor

penghambat dalam

implementasi nilai pendidikan

agama Islam untuk

Lingkungan yang tidak baik, terutama

lingkungan sekolah, lingkungan

masyrakat, seprti bliyar, tempat warung

internet, kehilangan figur orang tua yang

orang tuanya bekerja ke luar negeri.

137

membentuk karakter sikap

peduli sosial siswa di SMP

Negeri 2 Gunung Jati?

138

Pedoman Wawancara

Informan : Bapak Abdul ghani, S.Ag.

Jabatan/ status : Guru Pendidikan Agama Islam

Tempat : Kantin

Hari dan Tanggal : 26 September 2019

Pukul : 8:25:41

NO INSTRUMEN

PERTANYAAN

JAWABAN

1. Bagaimana pengalaman

bapak/ibu selama mengajar

mengenai karakter sikap

peduli sosial yang dilakukan

para siswa?

Pengalaman nya sangat relatif bagus ya,

yang merupakan tantangan antara siswa

yang satu dengan siswa yang lain dengan

beda basic nya dan ini merupakan amal

dan ibadah kita karena yang kurang itu

merupakan tambahan kekuatan amal kita

selalu memberikan dorongan atau

menumbuhkan karakter yang diinginkan

oleh kita

2. Bagaimana pendapat

bapak/ibu dengan

menurunnya karakter sikap

peduli sosial di lingkungan

sekolah?

Ya sangat prihatin, dikarenakan bisa

dipengaruhi oleh lingkungan di rumah

sebelum masuk ke sekolah, tetapi tentunya

disekolah itu juga banyak atau sedikit

mempengaruhi siswa agar memiliki

139

karakter

3. Bagaimana perasaan

bapak/ibu menjadi sosok

panutan karakter sikap peduli

oleh peserta didik?

Ya bangga, ya memang segala tindak

tanduk kita sebagai pengajar seperti halnya

penilaian masyarakat ke kita sebagai guru

itu memang guru yang selalu digugu dan

ditiru. Ini merupakan kebanggaan kita

sebagai uswah dari bapak atau para

pengajar yang selalu dekat dengan para

siswa

4. Bagaimana proses

penanaman nilai pendidikan

agama Islam dalam

membentuk karakter sikap

peduli sosial? Berapa persen

siswa yang karakter sikap

peduli sosial nya terbentuk?

Dan berapa persen siswa

yang karakter sikap peduli

sosial nya tidak terbentuk?

Kalau prosesnya kita sedemikian awal dari

mulai penerimaan siswa dan ada juga

MPLS kita juga sudah mulai seperti

halnya baca tulis quran, misalnya ada

siswa yang masih buta huruf al-quran kita

adakan secara intensif kegiatan nya dan

dikembangkan mulai dari kelas 7, dan

mengklasifikasi antara siswa yang bisa dan

belum bisa baca tulis quran, persenan

antara siswanya 70% 30%

5. Dilansir oleh Kompas.com

menurut Menteri Pendidikan

dan Kebudayaan Muhadjir

Bagus, kita harus dukung hal yang seperti

ini, jadi hal yang menjadikan kegiatan

yang intinya bisa memotivasi sekolah

140

Effendy mengatakan Rencana

pendidikan untuk tahun 2020

tetap fokus kepada

pembangunan karakter

sebagai payung dari seluruh

visi Kementerian Pendidikan

dan Kebudayaan. Di

dalamnya mencakup

mendorong motivasi semua

perangkat sekolah agar

senang meningkatkan ilmu

dan kompetensi, termasuk di

dalam skema perekrutan,

pelatihan, dan evaluasi guru.

Hal itu dalam Musyawarah

Rencana Pembangunan

Nasional 2019 di Jakarta,

Kamis (9/5/2019).

Bagaimana tanggapan

bapak/ ibu mengenai hal ini?

dalam rangka peningkatan karakter siswa

kita dukung.

6. Menurut bapak/ ibu

bagaimana pendidikan agama

Islam bisa membentuk siswa

Kalau menurut saya awalnya itu dari PAI

dulu, pembentukan karakter siswa itu

sudah dimulai, dilihat dari basic siswa

141

memiliki karakter sikap

peduli sosial dalam

kehidupannya?

kekeluargaannya itu kuat, ya bagus.

7. Jika karakter peduli sosial ini

sudah memudar di

lingkungan siswa, langkah/

cara apa yang dilakukan

bapak/ ibu untuk

menanamkan nilai pendidikan

agama Islam itu kembali?

Alternatifnya yaitu pembiasaan, misalnya

mereka sudah tentukan untuk jadwal

sholat, setidaknya mereka memiliki

tanggung jawab, untuk melaksanakan

sholat berjamaah, melaksanakan puasa

senin kamis yang puasa itu mendapatkan

rewerd dan itu juga berpengaruh oleh

siswa yang lainnya.

8. Apakah bapak/ ibu yakin

kalau karakter sikap peduli

sosial sudah dimiliki oleh

siswa, hal ini dapat

meningkatkan mutu

pendidikan agama Islam yang

sesungguhnya?

Yakin, kan ada take linenya manjadda

wajadda.

9. Menurut bapak/ ibu

Bagaimana faktor pendukung

dalam implementasi nilai

pendidikan agama Islam

untuk membentuk karakter

Kalau secara keseluruhan bisa dibilang

sudah bagus, dukungan secara keseluruhan

142

sikap peduli sosial siswa di

SMP Negeri 2 Gunung Jati?

10. Menurut bapak/ ibu,

Bagaimana mengenai faktor

penghambat dalam

implementasi nilai

pendidikan agama Islam

untuk membentuk karakter

sikap peduli sosial siswa di

SMP Negeri 2 Gunung Jati?

Kalau penghambat itu adanya sarana

prasarana. Misalnya sumber daya manusia

dengan basic PAI itu terbatas, dan

penanganan para siswa itu harus intens,

kalu ada lab untuk keagamaan juga belum

ada, supaya kita memiliki lab secara

spesifik untuk PAI

143

Pedoman Wawancara

Informan : Gita

Jabatan/ status : Kelas IX A (Mantan ketua Osis)

Tempat : Musholah

Hari dan Tanggal : Senin, 26 September 2019

Pukul : 8:51:35

NO INSTRUMEN

PERTANYAAN

JAWABAN

1. Menurut adik sikap peduli

sosial itu macam-macamnya

apa di dalam kehidupan

sehari-hari? Dan apa sih

pentingnya buat kita?

Salah satunya diadakan bakti sosial, dan

pada hari raya idul adha mengadakan

penyembelihan kurban, dan mengadakan

zakat fitrah lalu membagikan nya kepada

orang yang berhak menerimanya. Kita

memiliki sikappeduli sosial agar memiliki

sikap peduli sosial terhadap sesama

2. Bagaimana pendapat adik

mengenai karakter sikap

peduli sosial yang dilakukan

para siswa SMP Negeri 2

Gunung Jati?

Bahwasanya siswa smpn negeri 2 gunung

jati memiliki peduli sosial yang baik

seperti kegiatan baksos yang

dilaksanakan setiap hari jumat, mereka

sangat berpartisipasi untuk melakukannya

3. Bagaimana pengalaman adik, Dengan belajar agama Islam di sekolah

144

setelah belajar pendidikan

agama Islam disekolah

maupun dirumah itu berguna

tidak di kehidupan sehari-

hari?

maupun di rumah saya bisa memahami

bahwa pendidikan agama Islam sangat

berguna sekali untuk kehidupan sehari-

hari contohnya adab kita kepada orang

tua itu harus bagaimana, kita bisa

mengetahui sunnah-sunnah yang di

anjurkan oleh Islam.

145

Pedoman Wawancara

Informan : Nurul

Jabatan/ status : Kelas IX I (Siswa)

Tempat : Musholah

Hari dan Tanggal : Senin, 26 September 2019

Pukul : 9:12:38

NO INSTRUMEN

PERTANYAAN

JAWABAN

1. Menurut adik sikap peduli

sosial itu macam-macamnya

apa di dalam kehidupan

sehari-hari? Dan apa sih

pentingnya buat kita?

Sikap peduli sosial itu berupa, sikap

peduli terhadap lingkungan sekitar,

peduli dengan teman, peduli dengan guru,

peduli tentang masyarakat. Contohnya

peduli tentang kebersihan itu kegiatan

jumat bersih, kegiatan piket kelas. Sikap

peduli masyarakat itu misalkan ada

kegiatan jadwal sholat berjamaah.

Pentingnya yaitu penting banget, karena

kalau kita bersikap bodo amat, kita mau

apa gitu, jadi ga berguna buat kehidupan

nya

2. Bagaimana pendapat adik Masih amat sangat kurang karena banyak

146

mengenai karakter sikap

peduli sosial yang dilakukan

para siswa SMP Negeri 2

Gunung Jati?

sikap yang acuh tak acuh

3. Bagaimana pengalaman adik,

setelah belajar pendidikan

agama Islam disekolah

maupun dirumah itu berguna

tidak di kehidupan sehari-hari?

Berguna, karena kita bisa mengetahui

pengethuan agama yang sebelumnya

belum kita ketahui menjadi tahu

147

Pedoman Wawancara

Informan : Pasekh

Jabatan/ status : Kelas IX I (Siswa)

Tempat : Musholah

Hari dan Tanggal : Senin, 26 September 2019

Pukul : 9:09:58

NO INSTRUMEN

PERTANYAAN

JAWABAN

1. Menurut adik sikap peduli

sosial itu macam-macamnya

apa di dalam kehidupan

sehari-hari? Dan apa sih

pentingnya buat kita?

Peduli sekolah dalam sehari hari seperti

membersikan halaman, membantu guru

yang sedang kesusahan, pentingnya agar

kita bisa menjaga kebersihan lingkungan

2. Bagaimana pendapat adik

mengenai karakter sikap

peduli sosial yang dilakukan

para siswa SMP Negeri 2

Gunung Jati?

Menurut saya sih kurang kepedulian

siswa nya itu kurang, misal disuruh

bersih-bersih itu tidak mau

3. Bagaimana pengalaman adik,

setelah belajar pendidikan

agama Islam disekolah

Berguna, karena kita lebih mengetahui

yang dilarang dan diperbolehkan oleh

Islam.

148

maupun dirumah itu berguna

tidak di kehidupan sehari-hari?

149

Pedoman Wawancara

Informan : Syalwa

Jabatan/ status : Kelas IX I (Siswa)

Tempat : Musholah

Hari dan Tanggal : Senin, 26 September 2019

Pukul : 9:16:08

NO INSTRUMEN

PERTANYAAN

JAWABAN

1. Menurut adik sikap peduli

sosial itu macam-macamnya

apa di dalam kehidupan

sehari-hari? Dan apa sih

pentingnya buat kita?

Peduli sama sekitarnya misalnya

kebersihan, peduli sama teman itu saling

membantu,. Penting banget saling

menolong antara teman dan guru

2. Bagaimana pendapat adik

mengenai karakter sikap

peduli sosial yang dilakukan

para siswa SMP Negeri 2

Gunung Jati?

Peduli sosialnya masih kurang, cuman

orang tertentu saja yang pedulinya tinggi,

tapi ada juga yang nilai pedulinya kurang

3. Bagaimana pengalaman adik,

setelah belajar pendidikan

agama Islam disekolah

Berguna, setiap senin dan kamis itu ada

kegiatan mengaji, itu juga berguna untuk

memperlancar membaca al-quran .

150

maupun dirumah itu berguna

tidak di kehidupan sehari-hari?

151

Pedoman Wawancara

Informan : Mang bandi

Jabatan/ status : Petugas kebersihan

Tempat : Kantin

Waktu : 09:58:03

Hari dan Tanggal : Rabu, 26 september 2019

No. Pertanyaan Jawaban

1. Bagaimana pendapat bapak/ibu mengenai

karakter sikap peduli sosial yang dilakukan

para siswa SMP Negeri 2 Gunung Jati

tehadap sampah? dan berapa persen siswa

yang karakter sikap peduli sosial nya

tinggi?

ya buang anak-anak si

buang di tempat sampah,

dan jam 4 saya

kumpulkan sampah

dimasukan ke

blong(tempat sampah)

terus besoknya diangkut,

ada petugasnya yang

ngangkut. Tetapi ada saja

yang buang sembarangan

2. Menurut bapak/ ibu bagaimana perbedaan

nya jika dilakukannya lomba kebersihan

dengan tidak dilakukannya lomba

kebersihan? Apakah sampah itu berserakan

sampah itu banyak ketika

diadakan lomba. Apalagi

pada saat pelaksanaan

pensi, sampai banyak

152

atau bagaimana? sekali, kadang 1 grobak

itu tidak muat, kalau hari

biasa itu 1 gotrok

3. Jika karakter peduli sosial mengenai peduli

sampah ini sudah memudar di lingkungan

siswa, langkah/ cara apa yang bapak/ ibu

harapkan agar siswa dapat menjaga

kepedulian sosial nya mengenai sampah ?

Nasehati, kalau buang itu

di tempat sampah kan

sudah disediain

153

Wawancara dengan ibu Erni selaku guru PAI di SMP Negeri 2 Gunung Jati

Wawancara dengan ibu Turilah selaku Wakasek kesiswaan di SMP Negeri 2

Gunung Jati

154

Wawancara dengan ibu Marfu’ah selaku guru PAI di SMP Negeri 2 Gunung

Jati

Wawancara dengan Ibu Hj. Asmuri selaku Kepala Seokolah di SMP Negeri 2

Gunung Jati

155

Wawancara dengan Bapak Ghani selaku guru PAI di SMP Negeri 2 Gunung

Jati

156

Wawancara dengan Gita selaku mantan ketua Osis kelas IX di SMP Negeri 2

Gunung Jati

Wawancara dengan Pasekh selaku siswa kelas IX di SMP Negeri 2 Gunung

Jati

157

Wawancara dengan Nurul selaku siswa kelas IX di SMP Negeri 2 Gunung

Jati

Wawancara dengan Syalwa selaku siswa kelas IX di SMP Negeri 2 Gunung

Jati

158

Wawancara dengan Mang Bandi selaku Petuga kebersihan di SMP Negeri 2

Gunung Jati

Kegiatan Baksos dan zakat fitrah di SMP Negeri 2 Gunung Jati

159

Pelaksanaan penanaman nilai peduli dan penyembelihan kurban dan yang

disaksikan oleh siswa SMP Negeri 2 Gunung Jati

160

161

162

163

164

165

166