implementasi komunikasi antarbudaya (studi ...repository.uinjambi.ac.id/415/1/skripsi bela ardila...

93
IMPLEMENTASI KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (STUDI KELURAHAN CEMPAKA PUTIH KECAMATAN JELUTUNG KOTA JAMBI) SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S.1) dalam Komunikasi Penyiaran Islam Fakultas Dakwah Disusun Oleh: Bela Ardila UK. 150 144 PROGRAM STUDI KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM FAKULTAS DAKWAH UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI 2018

Upload: others

Post on 22-Jan-2021

15 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: IMPLEMENTASI KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (STUDI ...repository.uinjambi.ac.id/415/1/SKRIPSI BELA ARDILA UK...Cempaka Putih ini terdapat masyarakat yang saling membutuhkan satu sama lain,

1

IMPLEMENTASI KOMUNIKASI ANTARBUDAYA

(STUDI KELURAHAN CEMPAKA PUTIH KECAMATAN

JELUTUNG KOTA JAMBI)

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Strata

Satu (S.1) dalam Komunikasi Penyiaran Islam

Fakultas Dakwah

Disusun Oleh:

Bela Ardila

UK. 150 144

PROGRAM STUDI KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS DAKWAH

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SULTHAN THAHA SAIFUDDIN

JAMBI

2018

Page 2: IMPLEMENTASI KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (STUDI ...repository.uinjambi.ac.id/415/1/SKRIPSI BELA ARDILA UK...Cempaka Putih ini terdapat masyarakat yang saling membutuhkan satu sama lain,

2

Page 3: IMPLEMENTASI KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (STUDI ...repository.uinjambi.ac.id/415/1/SKRIPSI BELA ARDILA UK...Cempaka Putih ini terdapat masyarakat yang saling membutuhkan satu sama lain,

3

Page 4: IMPLEMENTASI KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (STUDI ...repository.uinjambi.ac.id/415/1/SKRIPSI BELA ARDILA UK...Cempaka Putih ini terdapat masyarakat yang saling membutuhkan satu sama lain,

4

Page 5: IMPLEMENTASI KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (STUDI ...repository.uinjambi.ac.id/415/1/SKRIPSI BELA ARDILA UK...Cempaka Putih ini terdapat masyarakat yang saling membutuhkan satu sama lain,

5

MOTTO

: ( 31)الحجرت

“13. Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang

laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa – bangsa

dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang

yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa

diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha

Mengenal.” (al-Hujuraat: 13).1

1 Tim Penterjemah dan Penafsir Al-Qur‟an dan Terjemahannya (Semarang:Departemen Agama RI, 1998), 412.

v

Page 6: IMPLEMENTASI KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (STUDI ...repository.uinjambi.ac.id/415/1/SKRIPSI BELA ARDILA UK...Cempaka Putih ini terdapat masyarakat yang saling membutuhkan satu sama lain,

6

ABSTRAK

Penelitian ini secara umum diusahakan untuk mencapai mengetahui mengapa

masyarakat Kelurahan Cempaka Putih tetap saling toleransi komunikasi di

tengah banyaknya perbedaan budaya. Lebih khusus penelitian ditujukan pula

untuk: (1) Mengetahui bentuk-bentuk budaya masyarakat Kelurahan Cempaka

Putih Kecamatan Jelutung, Kota Jambi; (2) Mengetahui Bagaimana proses

komunikasi antarbudaya pada masyarakat Kelurahan Cempaka Putih,

Kecamatan Jelutung, Kota Jambi; (3) Mengetahui Bagaimana penerapan

komunikasi antarbudaya pada masyarakat Kelurahan Cempaka Putih,

Kecamatan Jelutung, Kota Jambi. Untuk mencapai tujuan itu, maka skripsi ini

menggunakan pendekatan kualitatif dengan teknik pengumpulan datanya

berupa: observasi, wawancara, dan dokumentasi. Dengan pendekatan tersebut,

maka diperoleh hasil penelitian sebagai berikut: (1) Bentuk-bentuk budaya

pada masyarakat Kelurahan Cempaka Putih Kecamatan Jelutung, Kota Jambi

antara lain adalah: Terdapat budaya yaang heterogen yakni, budaya Melayu,

Minang, Jawa, Sunda, Bugis, Ambon, dan Tionghoa dengan menggunakan

bentuk komunikasi sirkular, bentuk komunikasi antar kelompok; yang terbagi

kepada komunikasi kelompok kecil dan besar, komunikasi bentuk keluarga

multi etnis, bentuk komunikasi linear, dan bentuk komunikasi personal. (2)

Adapun proses komunikasi antarbudaya pada masyarakat Kelurahan Cempaka

Putih, Kecamatan Jelutung Kota Jambi adalah: akulturasi budaya. Proses

akulturasi pada keluarga beda budaya yaitu memahami sikap, karakter dan

bahasa yang dibawa oleh masing-masing budaya. Masyarakat di Kelurahan

Cempaka Putih dengan seiringnya waktu di tengah banyaknya perbedaan

budaya, mereka menjunjung tinggi semboyan Indonesia yakni Bhinneka

Tunggal Ika. (3) Adapun penerapan komunikasi antarbudaya pada masyarakat

Kelurahan Cempaka Putih, Kecamatan Jelutung, Kota Jambi dimulai daripada

lingkungan keluarga. Perbedaan suku biasanya membawa pada perbedaan

bahasa, sehingga ada istilah yang tidak diketahui lawan bicara dan ada juga

yang sama namun berbeda makna. Jika keduanya tidak saling memahami dan

tidak bisa mengomunikasikannya dengan baik, maka kesalahpaham akan

terjadi. Selanjutnya terhadap lingkungan tempat tinggal, di Kelurahan

Cempaka Putih ini terdapat masyarakat yang saling membutuhkan satu sama

lain, saling tolong menolong, dan merasa menjadi keluarga sendiri. Hal ini

tentu disebabkan oleh adanya komunikasi antarbudaya yang efektif.

Kata Kunci: Komunikasi, Toleransi, Budaya.

vi

Page 7: IMPLEMENTASI KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (STUDI ...repository.uinjambi.ac.id/415/1/SKRIPSI BELA ARDILA UK...Cempaka Putih ini terdapat masyarakat yang saling membutuhkan satu sama lain,

7

PERSEMBAHAN

Bismillahirrohmanirrohiim

Alhamdulillahirobbil’alamiin,ucapan syukur yang tiada hentinya kepada

Allah SWT. atas segala karunia dan keberkahan yang telah diberikan kepada

kita semua dengan sifat Pengasih Lagi Penyayang-Nya. Terutama atas

anugerah akal, pikiran dan waktu yang masih diberikan hingga saat ini.

Karena dengan anugerah itu pula, saya bisa menyelesaikan skripsi ini.

Sholawat berangkaikan salam tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad

SAW. Semoga kita mendapatkan syafa’at beliau di akhirat kelak. Aamiin.

Kupersembahkan Skripsi ini

Untuk insan yang sangat berarti dalam hidupku

Terutama untuk kedua orangtuaku

Papa Drs. Mukhtar Damsyah (Alm) dan Mama Dr. Ratnawaty M. Fil

Orangtua sekaligus pahlawan terhebat untukku. Terimakasih sudah merawat,

membesarkan, mendidik, mendampingi dan memotivasi dengan rasa cinta dan

keikhlasan serta do’a yang tiada henti. Diriku bersyukur di anugerahkan

untuk menjadi anak mama dan papa. Diriku sangat bangga pada papa dan

mama.

Untuk keempat saudara kandungku, Alef Meichaty M. Pd., Alfia Apriani S. E.,

M. E. Sy., M. Yose Rizal S. Pt., M. Reza Pahlawan S. St. Pi., dan kedelapan

keponakanku.

Untuk kedua pembimbing skripsiku.

Untuk almamater kebanggaan UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

dan teruntuk Bangsa dan Negara Indonesia yang kucintai.

vii

Page 8: IMPLEMENTASI KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (STUDI ...repository.uinjambi.ac.id/415/1/SKRIPSI BELA ARDILA UK...Cempaka Putih ini terdapat masyarakat yang saling membutuhkan satu sama lain,

8

KATA PENGANTAR

Assalaamu’alaikum Warohmatullah Wabarokatuh

Dengan mengucapkan Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT.

penulis panjatkan karena atas limpahan rahma t dan karunia-Nya serta hanya

kepada-Nya penulis berserah diri memohon hidayah dan pertolongan-Nya

sehingga terselesaikan penulisan skripsi ini.

Selanjutnya sholawat berangkaikan salam senantiasa tercurahkan kepada

Nabi Muhammad SAW., seterusnya kepada semua keluarga, sahabat, dan seluruh

umat pengikut beliau sampai hari kiamat.

Tulisan yang berjudul “Implementasi Komunikasi Antarbudaya (Studi

Kelurahan Cempaka Putih Kecamatan Jelutung Kota Jambi)” ini adalah

skripsi yang disusun dan diajukan untuk melengkapi dan memenuhi persyaratan

memperoleh gelar Sarjana Strata Satu (S1) dalam Komunikasi Penyiaran Islam

pada Fakultas Dakwah UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

Selanjutnya selama penyusunan dan penulisan skripsi ini, penulis

menyampaikan ucapan terimakasih kepada yang terhormat:

1. Bapak Samsu, S. Ag., M. Pd. I., Ph. D selaku Dosen Pembimbing I yang

telah memberikan petunjuk, bimbingan, serta motivasi.

2. Bapak Agus Salim M. Pd. I selaku Dosen Pembimbing II yang telah

memberikan petunjuk, bimbingan, serta motivasi.

3. Bapak Drs. Sururuddin M. Pd dan Ibu Mardalina S. Ag., M. Ud selaku

Ketua dan Sekretaris Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam Fakultas

Dakwah UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

4. Bapak Samsu S. Ag., M. Pd. I., Ph. D selaku Dekan Fakultas Dakwah UIN

Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

5. Bapak Dr. Ruslan Abdul Gani, S. H., M. Hum selaku Wakil Dekan Fakultas

Dakwah UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

6. Bapak Dr. H. Hadri Hasan, MA selaku Rektor UIN Sulthan Thaha

Saifuddin Jambi.

7. Bapak Prof. Dr. H. Su‟aidi, MA. Ph. D selaku Wakil Rektor I Bidang

Akademik dan Pengembangan Lembaga UIN Sulthan Thaha Saifuddin

Jambi.

8. Bapak Dr. H. Hidayat, M. Pd selaku Wakil Rektor II Bidang Administrasi

Perencanaan dan Keuangan Lembaga UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

viii

Page 9: IMPLEMENTASI KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (STUDI ...repository.uinjambi.ac.id/415/1/SKRIPSI BELA ARDILA UK...Cempaka Putih ini terdapat masyarakat yang saling membutuhkan satu sama lain,

9

9. Ibu Dr. Hj. Fadlilah M. Pd selaku Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan

dan Kerjasama Luar UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

10. Bapak/Ibu Dosen dan Asisten Dosen di lingkungan Fakultas Dakwah UIN

Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

11. Karyawan dan Karyawati Perpustakaan di lingkungan Fakultas Dakwah

UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

12. Karyawan dan Karyawati di lingkungan Fakultas Dakwah UIN Sulthan

Thaha Saifuddin Jambi.

13. Bapak Deki Irawan S. IP selaku Kepala Kelurahan Cempaka Putih

Kecamatan Jelutung Kota Jambi beserta staf dan masyarakat.

14. Kepada teman-teman seperjuangan Komunikasi Penyiaran Islam dan

semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah

banyak memberikan bantuan dan dukungan kepada penulis selama

penelitian dan penulisan skripsi ini.

Penulis panjatkan do‟a kepada Allah SWT. semoga segala bantuan dan

pengorbanan jasa baik yang diberikan kepada penulis secara langsung maupun

tidak langsung serta amal shaleh dari beliau-beliau mendapat balasan dari Allah

SWT.

Akhirnya, jika dalam penulisan ini terdapat kekurangan dan kekhilafan baik

teknik maupun strategi serta materi-materi yang disajikan, penulis mengharapkan

kritik dan saran dari pembaca demi kesempuranaan skripsi ini. Terimakasih

penulis hanturkan kepada pembaca, semoga tulisan ini bermanfaat nantinya.

Aamiin Yaa Robbal „alamiin.

Wassalaamu’alaikum Warohmatullah Wabarokatuh.

Page 10: IMPLEMENTASI KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (STUDI ...repository.uinjambi.ac.id/415/1/SKRIPSI BELA ARDILA UK...Cempaka Putih ini terdapat masyarakat yang saling membutuhkan satu sama lain,

10

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i

NOTA DINAS ........................................................................................................... ii

SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI .......................................... iii

PENGESAHAN ........................................................................................................ iv

MOTTO .................................................................................................................... v

ABSTRAK ................................................................................................................ vi

PERSEMBAHAN ..................................................................................................... vii

KATA PENGANTAR .............................................................................................. viii

DAFTAR ISI ............................................................................................................. ix

DAFTAR TABEL..................................................................................................... x

PEDOMAN TRANSLITERASI ............................................................................. xi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ................................................................... 1

B. Permasalahan.................................................................................... 4

C. Batasan Masalah............................................................................... 5

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ........................................................ 5

E. Kerangka Teori................................................................................. 6

F. Metode Penelitian............................................................................. 10

G. Pemeriksaan Keabsahan Data .......................................................... 19

H. Studi Relevan ................................................................................... 21

BAB II PROFIL KELURAHAN CEMPAKA PUTIH

A. Sejarah .............................................................................................. 23

B. Keadaan Demografis ........................................................................ 23

C. Visi dan Misi .................................................................................... 26

D. Letak Geografis ................................................................................ 26

E. Struktur Organisasi........................................................................... 27

ix

Page 11: IMPLEMENTASI KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (STUDI ...repository.uinjambi.ac.id/415/1/SKRIPSI BELA ARDILA UK...Cempaka Putih ini terdapat masyarakat yang saling membutuhkan satu sama lain,

11

BAB III BENTUK KEBUDAYAAN DAN PROSES KOMUNIKASI

ANTARBUDAYA DI KELURAHAN CEMPAKA PUTIH

A. Bentuk Kebudayaan ......................................................................... 32

B. Proses Komunikasi Antarbudaya ..................................................... 40

BAB IV PENERAPAN DAN DAMPAK KOMUNIKASI

ANTARBUDAYA DI KELURAHAN CEMPAKA PUTIH

A. Penerapan Komunikasi Antarbudaya .............................................. 43

B. Dampak Komunikasi Antarbudaya .................................................. 43

C. Analisis Penelitian ............................................................................ 45

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ...................................................................................... 58

B. Implikasi ........................................................................................... 59

C. Kata Penutup .................................................................................... 60

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

CURRICULUM VITAE

Page 12: IMPLEMENTASI KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (STUDI ...repository.uinjambi.ac.id/415/1/SKRIPSI BELA ARDILA UK...Cempaka Putih ini terdapat masyarakat yang saling membutuhkan satu sama lain,

12

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 : Struktur Organisasi Kelurahan Cempaka Putih ....................................... 30

Tabel 1.2 : Struktur Organisasi Perangkat RT Kelurahan Cempaka Putih ................ 31

x

Page 13: IMPLEMENTASI KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (STUDI ...repository.uinjambi.ac.id/415/1/SKRIPSI BELA ARDILA UK...Cempaka Putih ini terdapat masyarakat yang saling membutuhkan satu sama lain,

13

PEDOMAN TRANSLITERASI2

A. Alfabet

Arab Indonesia Arab Indonesia

{t ط ا

{z ظ B ب

„ ع T ت

Gh غ Th ث

F ف J ج

Q ق {h ح

K ك Kh خ

L ل D د

M م Dh ذ

N ن R ر

H ه Z ز

W و S س

, ء Sh ش

Y ي {s ص

}d ض

2Tim Penyusun, Panduan Penulisan Karya Ilmiah Mahasiswa Fakultas Ushuluddin IAIN

STS Jambi (Jambi: Fak. Ushuluddin IAIN STS Jambi, 2014), 136-137.

xi

Page 14: IMPLEMENTASI KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (STUDI ...repository.uinjambi.ac.id/415/1/SKRIPSI BELA ARDILA UK...Cempaka Putih ini terdapat masyarakat yang saling membutuhkan satu sama lain,

14

B. Vokal dan Harakat

Arab Indonesia Arab Indonesia Arab Indonesia

<i اِى <a ا A ا

Aw ا و Á ا ى U ا

Ay ا ى <u ا و I اِ

C. Ta>’ Marbu>t}ah

Transliterasi untuk ta>’marbu>t}ah ini ada tiga macam:

1. Ta>’ Marbu>t}ah yang mati atau mendapat harakat sukun, maka

transliterasinya adalah /h/.

Arab Indonesia

S}ala>h صلا ة

Mir‟a>h مر ا ة

2. Ta>’ Marbu>t}ah hidup atau yang mendapat harakat fathah, kasrah dan

dammah, maka transliterasinya adalah /t/.

Arab Indonesia

Wiza>rat al-Tarbiyah وزارة التر بية

Mir‟a>t al-zaman مر اة الز من

3. Ta>’ Marbu>t}ah yang berharakat tanwin maka transliterasinya adalah

/tan/tin/tun/.

Arab Indonesia

فجئة

Page 15: IMPLEMENTASI KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (STUDI ...repository.uinjambi.ac.id/415/1/SKRIPSI BELA ARDILA UK...Cempaka Putih ini terdapat masyarakat yang saling membutuhkan satu sama lain,

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah negara yang memiliki budaya

terbanyak di dunia, hal ini dibuktikan dengan adanya semboyan Indonesia

“Bhinneka Tunggal Ika” yang berarti “berbeda- beda tapi tetap satu jua‟‟.Dalam

beragamnya budaya, manusia membutuhkan interaksi dengan manusia lainnya

yakni yang di kenal dengan kata “Komunikasi”. Istilah komunikasi atau dalam

bahasa Inggris communication berasal dari kata Latin communicatio, dan

bersumber dari kata communis yang berarti “sama”. Sama di sini maksudnya

adalah sama makna.3

Menurut Everett M. Rogers, Komunikasi adalah proses di mana suatu ide

dialihkan dari sumber kepada suatu penerima atau lebih, dengan maksud untuk

mengubah tingkah laku mereka.4 Komunikasi tidak bisa dipandang sekedar

sebagai sebuah kegiatan yang menghubungkan manusia dalam keadaan pasif,

tetapi komunikasi harus dipandang sebagai proses yang menghubungkan manusia

melalui sekumpulan tindakan yang terus menerus diperbaharui. Hal ini dapat

dibuktikan dengan adanya salah satu kajian dalam ilmu komunikasi yakni

komunikasi antarbudaya. Komunikasi dan kebudayaan tidak sekedar dua kata

tetapi dua konsep yang tidak dapat dipisahkan, harus dicatat bahwa studi

komunikasi antarbudaya dapat diartikan sebagai studi yang menekankan pada efek

kebudayaan terhadap komunikasi.5

Deddy Mulyana dan Jalaluddin Rakhmat telah menyebutkan bahwa

masalah utama dalam komunikasi antarbudaya adalah kesalahan dalam persepsi

sosial yang disebabkan oleh perbedaan-perbedaan budaya yang mempengaruhi

proses persepsi. Pendekatan yang telah mereka lakukan juga berdasarkan suatu

asumsi yang fundamental: pihak-pihak yang melakukan komunikasi antarbudaya

3Onong Uchjana Efendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek (Bandung:PT Remaja

Rosdakarya, 2009), 9. 4Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar(Bandung: PT Remaja Rosdakarya,

2007), 69. 5Alo Liliweri, Dasar-dasar Komunikasi Antarbudaya (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2013), 8

1

Page 16: IMPLEMENTASI KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (STUDI ...repository.uinjambi.ac.id/415/1/SKRIPSI BELA ARDILA UK...Cempaka Putih ini terdapat masyarakat yang saling membutuhkan satu sama lain,

2

harus mempunyai keinginan yang jujur dan tulus untuk berkomunikasi dan

mengharapkan pengertian timbal balik. Asumsi ini memerlukan sikap-sikap yang

positif dari para pelaku komunikasi antarbudaya dan penghilangan hubungan-

hubungansuperior-inferior yang berdasarkan keanggotaan dalam budaya-budaya,

ras-ras, atau kelompok-kelompok etnik tertentu.6 Dapat juga diberikan definisi

komunikasi antarbudaya yang paling sederhana, yakni komunikasi antarpribadi

yang dilakukan dengan oleh mereka yang berbeda latarbelakang kebudayaan.

Dalam banyak hal, hubungan antara budaya dan komunikasi bersifat

timbal balik. Keduanya saling mempengaruhi. Apa yang kita bicarakan,

bagaimana kita membicarakannya, apa yang kita lihat, perhatikan, atau abaikan,

bagaimana kita berpikir, dan apa yang kita pikirkan dipengaruhi oleh budaya.

Pada gilirannya, apa yang kita bicarakan, bagaimana kita membicarakannya, dan

apa yang kita lihat turut membentuk, menentukan, dan menghidupkan budaya

kita. Budaya takkan hidup tanpa komunikasi, dan komunikasi pun takkan hidup

tanpa budaya. Masing-masing tak dapat berubah tanpa menyebabkan perubahan

yang lainnya. Di Indonesia kerap terjadi konflik yang timbulnya masalah

disebabkan oleh faktor menipisnya rasa toleransi umat antar agama dan budaya,

berbagai kasus konflik seperti: di Aceh, Timika (Papua), Ambon (Maluku),

Pontianak (Kalimantan Barat), Sampit-Mataram (NTB), dan Poso (Sulawesi

Tengah).7 Fakta lain yang harus dipertimbangkan adalah keberhasilan setiap etnik

antar penganut budaya untuk hidup berdampingan dengan sikap toleransi dalam

perbedaan-perbedaan budaya yang ada. Pembahasan mengenai antarbudaya telah

dijelaskan pula dalam Qur‟an Surah Al-Hujurat : 13 sebagai berikut:

Artinya: “Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang

laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa –

6Deddy Mulyana dan Jalaluddin Rakhmat, Komunikasi Antarbudaya Panduan Berkomunikasi

Dengan Orang-orang Berbeda Budaya (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010), 34-35. 7Johni Najwan, Konflik Antarbudaya dan Antar Etnis di Indonesia serta Alternatif

Penyelesaiannya (Jambi: Jurnal Hukum Edisi Khusus, 2009), 197.

Page 17: IMPLEMENTASI KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (STUDI ...repository.uinjambi.ac.id/415/1/SKRIPSI BELA ARDILA UK...Cempaka Putih ini terdapat masyarakat yang saling membutuhkan satu sama lain,

3

bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal.

Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah

ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah

Maha mengetahui lagi Maha Mengenal.” (al-Hujuraat: 13).8

Berdasarkan observasi awal, mengenai toleransi ini terjadi di Kelurahan

Cempaka Putih, Kecamatan Jelutung, Kota Jambi menunjukkan bahwa

masyarakat tesebut saling menghargai dan menghormati, saling membutuhkan

satu sama lain, dan harmonis. Pada kenyataannya, Kelurahan Cempaka Putih

adalah salah satu pemukiman warga yang beragam agama dan budaya, antara lain

agama Islam, Kristen, Budha dan Konghucu, adapun suku atau budaya yang ada

yakni, Melayu, Minang, Jawa, Sunda, Bugis, Banjar, Flores, China, dan Arab.

Masyarakat di Kelurahan Cempaka Putih berkomunikasi dengan baik dan

efektif walau memiliki budaya yang heterogen, yang menyebabkan hal ini terjadi

ialah adanya rasa saling membutuhkan satu sama lain, pentingnya melebur

menjadi satu, serta menjunjung tinggi nilai Bhinneka Tunggal Ika.

Hubungan komunikasi yang diterapkan ialah komunikasi antarpribadi.

Pada hubungan komunikasi antarpribadi, para komunikator membuat prediksi

terhadap satu sama lain atas dasar data psikologis. Masing-masing mencoba

mengerti bagaimana pihak lainnya bertindak sebagai individu, tidak seperti pada

hubungan kultural dan sosiologis. Rentangan perilaku komunikasi yang

dibolehkan menjadi sangat berbeda dibandingkan dengan rentangan perilaku

komunikasi yang dibolehkan pada situasi non-antarpribadi.Pilihan pribadi dapat

secara bebas dilaksanakan dalam pengembangan hubungan.9

Sikap toleransi antarbudaya di Kelurahan Cempaka Putih ini sangat erat

kaitannya dengan proses komunikasi, dengan komunikasi masyarakat dapat

mengkokohkan jiwa kemanusiaan dan persatuan. Seperti halnya, ketika umat non

Muslim merayakan hari rayanya, mereka mengundang tetangga yang umat

8Tim Penterjemah dan Penafsir Al-Qur‟an dan Terjemahannya (Semarang:Departemen

Agama RI, 1998), 412. 9Muhammad Budyatna dan Leila Mona Ganiem, Teori Komunikasi Antarpribadi (Jakarta:

Kencana, 2011), 10.

Page 18: IMPLEMENTASI KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (STUDI ...repository.uinjambi.ac.id/415/1/SKRIPSI BELA ARDILA UK...Cempaka Putih ini terdapat masyarakat yang saling membutuhkan satu sama lain,

4

Muslim untuk berkunjung ke kediamannya, dengan tujuan untuk silaturrahmi dan

makan bersama, dan makanan tersebut halal di khususkan untuk umat Muslim.

Pada saat situasi berduka pun masyarakat tetap saling menghormati,

seperti contoh, ketika mendapatkan kabar bahwa tetangga yang non Muslim ada

yang meninggal dunia, umat Muslim mendatangi kediaman duka dan

mengantarkan ke rumah kebaktian.

Begitupun dalam suasana olahraga, ibu-ibu di Kelurahan Cempaka Putih

sangat terkenal di Kota Jambi mengenai keahlian bermain bola volly, ini tentunya

terjadi karena adanya komunikasi yang baik, solid, dan efektif diantara mereka,

padahalmemiliki agama dan budaya yang berbeda. Proses komunikasi yang

seperti apa digunakan oleh penganut agama dan budaya yang berbeda,

menyebabkan komunikasi yang baik ini dapat berjalan.

Melihat fenomena ini, penulis tertarik untuk mengungkap masalah ini

dalam sebuah penelitian dengan judul “Implementasi Komunikasi

Antarbudaya (Studi di Kelurahan Cempaka Putih, Kecamatan Jelutung,

Kota Jambi)” untuk mengetahui dan memahami bagaimana penerapan

Komunikasi Antarbudaya yang terjadi.

B. Permasalahan

Berdasarkan latar belakang pemikiran di atas, masalah pokok yang

diangkat sebagai kajian utama penelitian ini adalah: Bagaimana Penerapan

Komunikasi Antarbudaya pada masyarakat Kelurahan Cempaka Putih,

Kecamatan Jelutung, Kota Jambi? Dalam upaya mengkongkretkan pokok

masalah tersebut, beberapa masalah krusial yang akan diangkat melalui karya ini

adalah:

1. Apa bentuk-bentuk budaya pada masyarakat Kelurahan Cempaka Putih

Kecamatan Jelutung, Kota Jambi?

2. Bagaimana proses komunikasi antarbudaya pada masyarakat Kelurahan

Cempaka Putih, Kecamatan Jelutung, Kota Jambi?

3. Bagaimana penerapan komunikasi antarbudaya pada masyarakat Kelurahan

Cempaka Putih, Kecamatan Jelutung, Kota Jambi?

Page 19: IMPLEMENTASI KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (STUDI ...repository.uinjambi.ac.id/415/1/SKRIPSI BELA ARDILA UK...Cempaka Putih ini terdapat masyarakat yang saling membutuhkan satu sama lain,

5

C. Batasan Masalah

Sehubungan dengan banyaknya daerah yang beragam budaya, maka

penelitian ini dibatasi pada lingkup bahasan yang terkait dengan implementasi

komunikasi antarbudaya pada masyarakat Kelurahan Cempaka Putih, Kecamatan

Jelutung, Kota Jambi.

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Penelitian ini secara umum diusahakan untuk mencapai mengetahui

mengapa masyarakat Kelurahan Cempaka Putih tetap saling toleransi

komunikasi di tengah banyaknya perbedaan budaya. Lebih khusus penelitian

ditujukan pula untuk:

a. Mengetahui bentuk-bentuk budaya masyarakat Kelurahan Cempaka

Putih Kecamatan Jelutung, Kota Jambi.

b. Mengetahui Bagaimana proses komunikasi antarbudaya pada

masyarakat Kelurahan Cempaka Putih, Kecamatan Jelutung, Kota

Jambi.

c. Mengetahui Bagaimana penerapan komunikasi antarbudaya pada

masyarakat Kelurahan Cempaka Putih, Kecamatan Jelutung, Kota

Jambi.

2. Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan dari penelitian ini antara lain:

a. Kegunaan teoritis dimaksudkan untuk menerapkan teori yang berkaitan

dengan implementasi komunikasi antarbudaya, sehingga diharapkan

bermanfaat bagi pengembangan ilmu komunikasi yang dapat

memperkaya wawasan ilmu itu sendiri.

b. Kegunaan Praktis: Kegunaan praktis yang di maksud adalah

dipraktekkan dalam kehidupan nyata, baik individu, organisasi,

komunitas dan lain sebagainya.

Page 20: IMPLEMENTASI KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (STUDI ...repository.uinjambi.ac.id/415/1/SKRIPSI BELA ARDILA UK...Cempaka Putih ini terdapat masyarakat yang saling membutuhkan satu sama lain,

6

E. Kerangka Teori

Phillipsen mendeskripsikan budaya sebagai suatu konstruksi sosial dan

pola simbol, makna-makna, pendapat, dan aturan-aturan yang dipancarkan secara

mensejarah.Pada dasarnya, budaya adalah suatu kode.Terdapat empat dimensi

krusial yang dapat untuk memperbandingkan budaya-budaya, yaitu jarak

kekuasaan (power distance), maskulinitas, penghindaran ketidakpastian

(uncertainty avoidance), individualisme.10

Adapun teori-teori yang terdapat dalam komunikasi antarbudaya oleh

Griffin yakni, teori pengelolaan kecemasan/ketidakpastian (Anxiety/Uncertainly

Management Theory), teori negosiasi rupa (Face Negotiation Theory), dan teori

kode berbicara (Speech Codes Theory).

Pada teori pertama, yang dipublikasikan William Gudykunst ini

memfokuskan pada perbedaan budaya pada kelompok dan orang asing.Ia berniat

bahwa teorinya dapat digunakan pada segala situasi dimana terdapat perbedaan

diantara keraguan dan ketakutan.Perbedaannya dapat dijelaskan dengan apakah

seseorang merupakan anggota dari sebuah kebudayaan dengan konteks yang

tinggi atau kebudayaan dengan konteks yang rendah.Kebudayaan dengan konteks

yang tinggi sangat mengandalkan keseluruhan situasi untuk menafsirkan kejadian-

kejadian dan kebudayaan dengan konteks rendah lebih mengandalkan pada isi

verbal yang jelas dari pesan-pesan. William Gudykunst menggunakan istilah

komunikasi efektif kepada proses-proses meminimalisir ketidakmengertian dan ia

juga meyakini bahwa kecemasan dan ketidakpastian adalah dasar penyebab dari

kegagalan komunikasi pada situasi antar kelompok.

Pada teori kedua, yang dipublikasikan Stella Ting-Toomey ini membantu

menjelaskan perbedaan-perbedaan budaya dalam merespon konflik. Ting-Toomey

berasumsi bahwa orang-orang dalam setiap budaya akan selalu negotiating face.

Istilah itu adalah metaphor citra diri publik kita, cara kita menginginkan oranglain

melihat dan memperlakukan diri kita. Face work merujuk pada pesan verbal dan

non verbal yang membantu menjaga dan menyimpan rasa malu (face loss), dan

10Heri Rahmatsyah Putra, “Teori Komunikasi Antarbudaya”, diakses melalui alamat

http://herikomi.logspot.co.id/2016/08/teoi-komunikasi-antarbudaya.html, tanggal 21 Mei 2018.

Page 21: IMPLEMENTASI KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (STUDI ...repository.uinjambi.ac.id/415/1/SKRIPSI BELA ARDILA UK...Cempaka Putih ini terdapat masyarakat yang saling membutuhkan satu sama lain,

7

menegakkan muka terhormat.Identitas kita dapat selalu dipertanyakan, dan

kecemasan dan ketidakpastian yang digerakkan oleh konflik yang membuat kita

tidak berdaya/harus terima. Postulat teori ini adalah face work orang-orang dari

budaya individu akan berbeda dengan budaya kolektivis. Ketika face work adalah

berbeda, gaya penangan konflik juga beragam.

Dan pada teori ketiga, yang dipublikasikan Gerry Philipsen ini berusaha

menjawab tentang keberadaan speech code dalam suatu budaya, bagaimana

substansi dan kekuatannya dalam sebuah budaya.Ia menyampaikan proposisi-

proposisi sebagai berikut: dimanapun ada sebuah budaya, disitu diketemukan

speech code yang khas. Pembicaraan yang signifikan bergantung speech code

yang pembicara dan pendengar untuk memkreasi dan menginterpretasi

komunikasi mereka.Istilah, aturan, dan premis terkait kedalam pembicaraan itu

sendiri. Kegunaan suatu speech code bersama adalah menciptakan kondisi

memadai untuk memprediksi, menjelaskan, dan mengontrol formula wacana

tentang intelijenitas, prudens (bijaksana,hati-hati) dan moralitas dari perilaku

komunikasi. Lebih jauh ada beberapa definisi terminologis yang digunakan dan

perlu dijelaskan dalam penelitian ini, yaitu:

1. Konsep tentang Implementasi

Dalam Kamus Lengkap Bahasa Indonesia kata “implementasi” berarti

penerapan, pelaksanaan.11

Implementasi adalah suatu tindakan atau

pelaksanaan dari sebuah rencana yang sudah disusun secara matang dan

terperinci. Implementasi biasanya dilakukan setelah perencanaan sudah

dianggap sempurna. Menurut Nurdin Usman, implementasi adalah bermuara

pada aktivitas,aksi,tindakan atau adanya mekanisme suatu sistem,

implementasi bukan sekedar aktivitas , tapi suatu kegiatan yang terencana dan

untuk mencapai tujuan kegiatan.12

2. Konsep tentang Kebudayaan

Dewasa ini budaya diartikan sebagai manifestasi kehidupan setiap

orang dan setiapkelompok. Budaya tidak diartikan sebagai sebuah kata benda,

11

Sulchan Yasin, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia (Surabaya: Amanah, 1997), 221. 12

Nurdin Usman, Konteks Implementasi Berbasis Kurikulum, (Grasindo:Jakarta, 2002), 70.

Page 22: IMPLEMENTASI KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (STUDI ...repository.uinjambi.ac.id/415/1/SKRIPSI BELA ARDILA UK...Cempaka Putih ini terdapat masyarakat yang saling membutuhkan satu sama lain,

8

kini lebih dimaknai sebagai sebuah kata kerja yang dihubungkan

dengankegiatan manusia. Budaya adalah asumsi-asumsi dasar dankeyakinan-

keyakinan di antara para anggota kelompok atauorganisasi. Dalam Kamus

Besar Bahasa Indonesia “Budaya” berarti:pikiran, akal, budi, atau kebiasaan

(sesuatu yang sudah menjadi kebiasaan yang sukar untuk diubah).13

Secara formal budaya didefinisikan sebagai tatanan,pengetahuan,

pengalaman, kepercayaan, nilai, sikap, makna,hierarki, agama, waktu, peran,

hubungan, ruang, konsep alamsemesta, objek-objek materi dan milik yang

diperoleh sekelompokbesar orang dari generasi ke generasi melalui usaha

individu dankelompok.

Budaya menggambarkan cara kita melakukan sesuatu.Hasstrup

menegaskan, budaya terdiri dari hubungan, bukan sekedarsistem yang

stabil.Schwart and Davis mendefinisikan budaya sebagai suatu kesatuan

keyakinan danharapan yang diberikan oleh keseluruhan anggota organisasi.

3. Hakikat Komunikasi Antarbudaya

Deddy Mulyana mendefinisikan komunikasi antar budaya sebagai

komunikasi yang terjadi antara orang-orang yang berbeda agama, bangsa, ras,

bahasa, tingkat pendidikan, status sosial, bahkan jenis kelamin.14

Definisi

Komunikasi antar budaya menurut Alo Liliweri merupakan suatu proses

analisis atau membandingkan satu fenomena kebudayaan dengan fenomena

kebudayaan lain. Menurut Fiber Luce sebagaimana dikutip Liliweri

mengatakan bahwa pada hakikatnya studi lintas budaya adalah salah satu studi

komparatif yang bertujuan untuk membandingkan,1) variabel budaya

tertentu,2) konsekuensi atau akibat dari pengaruh kebudayaan dari dua

konteks kebudayaan atau lebih yang berbeda.15

13

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia,

(Jakarta:Balai Pustaka, 2005), hlm.169 14

Deddy Mulyana dan Jalaluddin Rakhmat, Komunikasi Antarbudaya Panduan

Berkomunikasi Dengan Orang-orang Berbeda Budaya (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010),

v. 15

Alo Liliweri, Dasar-dasar Komunikasi Antarbudaya (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2013),

365.

Page 23: IMPLEMENTASI KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (STUDI ...repository.uinjambi.ac.id/415/1/SKRIPSI BELA ARDILA UK...Cempaka Putih ini terdapat masyarakat yang saling membutuhkan satu sama lain,

9

Meningkatkan komunikasi antabudaya, komunikator harus mengetahui

budayanya sendiri, mengenali perilaku pribadi dan gaya komunikasinya,

memonitor diri sendiri, berempati, menyadari perbedaan budaya dalam

mendengar, umpan balik, mengembangkan fleksibilitas komunikasi, dan

belajar mengenai adaptasi budaya.16

4. Mekanisme/Proses Komunikasi

Proses komunikasi bagaimana pengirim pesan (komunikator)

menyampaikan pesan kepada penerima pesannya (komunikan) dengan

menggunakan media tertentu, sehingga mendapatkan suatu persamaan makna

untuk menciptakan komunikasi yang efektif.Proses komunikasi dapat terjadi

apabila ada interaksi antar manusia dan ada penyampaian pesan untuk

mewujudkan motif komunikasi. Adapun tahapan proses komunikasi dimulai

dari Penginterpretasian, Penyandian, Pengiriman, Perjalanan, Penerimaan,

Penyadian balik, dan di akhiri Penginterpretasian kembali. Proses komunikasi

terbagi menjadi dua tahap, yakni secara primer dan secara sekunder.

a. Proses komunikasi secara primer: Proses komunikasi secara primer

adalah proses penyampaian pikiran dan atau perasaan seseorang

kepada oranglain dengan munggunakan lambang (simbol) sebagai

media. Lambang sebagai media primer dalam proses komunikasi

adalah bahasa, kial, isyarat, gambar, warna, dan lain sebagainya yang

secara langsung mampu “menerjemahkan” pikiran dan atau perasaan

komunikator kepada komunikan.17

Dalam proses ini, bahasa adalah

lambang yang paling banyak dipergunakan. Namun, tidak semua orang

pandai berkata-kata dalam menggunakan bahasa.Oleh karena itu,

dalam penggunaan bahasa, kata-kata mengandung dua jenis, yaitu

denotatif (makna sebenarnya) dan konotatif (makna khiasan).

b. Proses komunikasi secara sekunder: Proses komunikasi secara

sekunder adalah proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada

16

Larry A. Samovar et. Al., Komunikasi Lintas Budaya Communication Between Cultures

(Jakarta: Salemba Humanika, 2010, 491. 17

Onong Uchjana Efendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek (Bandung:PT Remaja

Rosdakarya, 2009), 11.

Page 24: IMPLEMENTASI KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (STUDI ...repository.uinjambi.ac.id/415/1/SKRIPSI BELA ARDILA UK...Cempaka Putih ini terdapat masyarakat yang saling membutuhkan satu sama lain,

10

orangalain dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua

setelah memakai lambang sebagai media pertama.

Seorang komunikator menggunakan media kedua dalam

melancarkan komunikasinya karena komunikan sebagai sasarannya berada

di tempat yang relatif jauh atau jumlahnya banyak. Surat, telepon, teleks,

surat kabar, majalah, radio, televisi, film, dan banyak lagi adalah media

keduas yang sering digunakan dalam komunikasi.18

F. Metode Penelitian

1. Pendekatan Penelitian

Pendekatan penelitian ini adalah kualitatif. Pendekatan kualitatif

merupakan salah satu pendekatan dalam penelitian yang penyajian data dan

pembuktian kesimpulan penelitianya berbentuk naratif dan bersifat uraian.19

Penelitian kualitatif menurut John W. Creswell bertujuan untuk memahami

situasi sosial, peristiwa, peran kelompok, atau interaksi tertentu. Pada

umumnya paradigma penelitian kualitatif merupakan suatu proses investigasi

dimana peneliti secara bertahap berusaha memahami kondisi temuan di

lapangan dengan cara membedakan, membandingkan, meniru,

mengkatalogkan, dan mengelompokan objek studi.

Penelitian kualitatif studi kasus adalah sebuah metode penelitian yang

dibutuhkan untuk meneliti atau mengungkapkan secata utuh dan menyeluruh

terhadap kasus. Penelitian studi kasus berangkat dari kasus yang menarik

perhatian untuk diteliti.20

Penelitian reflektif juga bertujuan untuk mencapai

pemahaman mendasar tentang pokok-pokok sentral dalam kehidupan

manusia.21

Kebudayaan yang terwujud dalam pokok-pokok sentral kehidupan

manusia dapat pula digunakan untuk memahami motivasi manusia. Maka, di

dalam produk kebudayaan tersebut sebenarnya telah berintegrasi dengan unsur

18

Ibid., 16. 19

Muktar, Metode Praktis Penelitian Deskriptif Kualitatif (Jakarta: Referensi, 2013), hal. 10. 20

Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif Teori dan Praktek (Jakarta: Bumi Aksara,

2013), hal. 113-114 21

Sudarto, Metodologi Penelitian Filsafat (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2008), hal. 125

Page 25: IMPLEMENTASI KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (STUDI ...repository.uinjambi.ac.id/415/1/SKRIPSI BELA ARDILA UK...Cempaka Putih ini terdapat masyarakat yang saling membutuhkan satu sama lain,

11

agama. Oleh sebab itulah pendekatan dalam penelitian ini adalah kualitatif

untuk mencapai tujuan di atas.22

Kajian terhadap implementasi komunikasi antarbudaya pada

masyarakat Kelurahan Cempaka Putih, Kecamatan Jelutung, Kota Jambi,

menggunakan metode penelitian kualitatif atau data yang ada di lapangan.

Bergantung pada pengamatan manusia, dengan alasan memiliki latar alami

(the natural setting), bersifat deskriptif, lebih memperhatikan proses daripada

hasil, dan menganalisa data secara induktif, di mana makna menjadi hal yang

esensial.

Dalam prosesnya penulis akan mengarahkan penelitian kualitatif yang

bersifat deskriptif eksplanatoris ini untuk menjelaskan apa yang terjadi secara

lengkap,sedangkan eksplanatoris untuk menjawab mengapa dan bagaimana

suatu peristiwa terjadi. Artinya penelitian ini diupayakan untuk

menggambarkan fakta yang diinterpretasi secara tepat dan teruji.

2. Setting dan Subjek Penelitian

Setting penelitian adalah Kelurahan Cempaka Putih, Kecamatan

Jelutung, Kota Jambi. Pemilihan setting didasarkan atas pertimbangan rasional

bahwa Kelurahan Cempaka Putih tampak sekali banyaknya perbedaan budaya

dan masyarakatnyapun saling bertoleransi dibandingkan daerah lain.

Subjek penelitian berpusat pada segenap tenaga pada masyarakat

Kelurahan Cempaka Putih meliputi pimpinan kelurahan, tokoh masyarakat,

tokoh adat, tokoh pemuda, serta sebagian masyarakat di kelurahan tersebut.

3. Sumber dan Jenis Data

Sumber data dalam penelitian ini terdiri dari, manusia,

situasi/peristiwa, dan dokumentasi.Sumber data manusia berbentuk perkataan

maupun tindakan orang yang bisa memberikan data melalui

wawancara.Sumber data suasana/peristiwa berupa suasana yang bergerak

(peristiwa) ataupun diam (suasana), meliputi ruangan, suasana, dan

proses.Sumber data documenter atau berbagai referensi yang menjadi bahan

rujukan dan berkaitan langsung dengan masalah yang di teliti.

22

Abudin Nata, Metodologi Studi Islam (Jakarta: Raja Grafindo Persadam 2008), hal. 50

Page 26: IMPLEMENTASI KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (STUDI ...repository.uinjambi.ac.id/415/1/SKRIPSI BELA ARDILA UK...Cempaka Putih ini terdapat masyarakat yang saling membutuhkan satu sama lain,

12

Jenis data yang digunakan meliputi data primer dan data sekunder.Data

primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumber pertama (first hand)

melalui observasi atau wawancara di lapangan.Dalam hal ini data yang

diinginkan adalah faktor terjadinya toleransi komunikasi antarbudaya pada

masyarakat Kelurahan Cempaka Putih.Sementara data sekunder adalah data

yang diperoleh dari sumber kedua berupa dokumentasi serta peristiwa yang

bersifat lisan dan tertulis. Jenis data ini diusahakan sendiri oleh peneliti, dan

dinamakan sebagai data primer. Sedangkan data pendukung yang telah ada

dan lain sebagainya juga digunakan sebagai data pendukung atau dinamakan

data sekunder.

Dilihat dari sumber data, bahan tambahan yang berasal dari sumber

tertulis dapat dibagi atas sumber buku, majalah ilmiah, arsip dokumen pribadi

dan dokumen resmi. Untuk mempermudah mengidentifikasi sumber data

penulis mengklasifikasikanya menjadi tiga jenis sumber data yaitu:

a. Person. Yaitu sumber data yang bisa memberikan data berupa jawaban

lisan melalui wawancara. Dalam hal ini peneliti akan menyusun daftar

pertanyaan untuk diajukan dalam proses wawancara kepada subjek

penelitian selaku informan dan responden. Adapun sebagai informan

yaitu: masyarakat Kelurahan Cempaka Putih. Sedangkan responden

yaitu: kepala kelurahan dan staf, serta pihak-pihak terkait yang dapat

dimintai keterangannya berkenaan dengan objek materia

(pembahasan) penelitian ini.

b. Place. Yaitu sumber data yang menyajikan tampilan berupa keadaan

diam dan bergerak. Diam, misalnya ruangan, kelengkapan alat, wujud

benda, dan lain-lain. Dalam konteks penelitian ini, sumber data yang

“diam” itu secara praktisnya adalah: kantor lurah, sarana dan

prasarana, rumah ibadah, sekolah, pos kamling, dan lain sebagainya.

Bergerak, misalnya aktivitas, kinerja, laju kendaraan, dan lain

sebagainya. Adapun yang dimaksudkan dengan sumber data

“bergerak” yang sesuai dalam konteks penelitian ini.

Page 27: IMPLEMENTASI KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (STUDI ...repository.uinjambi.ac.id/415/1/SKRIPSI BELA ARDILA UK...Cempaka Putih ini terdapat masyarakat yang saling membutuhkan satu sama lain,

13

c. Paper. Yaitu sumber data yang menyajikan tanda-tanda berupa huruf,

angka, gambar, atau simbol-simbol lain. Dengan pengertiannya ini,

maka paper bukan terbatas pada kertas sebagaimana terjemahan dari

kata paper dalam bahasa Inggris, tetapi dapat beruwujud batu, kayu,

lontar dan sebagainya, yang cocok untuk penggunaan dokumentasi.23

Adapun secara praktisnya, yang konteks paper dalam penelitian ini

adalah print-out atau hard copy dokumen

4. Metode Pengumpulan Data

Prosedur pengumpulan data dalam studi ini menggunakan tiga teknik

yang dilakukan secara berulang-ulang agar keabsahan datanya dapat di

pertanggung jawabkan, yaitu:

Pertama, pengamatan tidak terlibat, merupakan pengamatan yang

dilakukan tanpa keterlibatan peneliti dalam aktifitas yang diamati, peneliti

dalam hal ini hanya melakukan satu fungsi, yaitu mengadakan pengamatan.

Metode pengumpulkan data melalui pengamatan tidak terlibat dalam

penelitian ini dilakukan secara umum terfokus pada metode, praktik, dan

dampak toleransi antarbudaya dalam proses komunikasi pada masyarakat

Kelurahan Cempaka Putih, Kecamatan Jelutung, Kota Jambi. Pengamatan

dipergunakan untuk mempelajari secara langsung permasalahan yang sedang

diteliti sehingga dapat diketahui secara empiris fenomena apa yang terjadi

dalam kaitannya dengan pesoalan yang di kaji.

Teknik observasi merupakan kegiatan pemuatan perhatian terhadap

semua objek dengan menggunakan seluruh indera.24

Observasi adalah

pengumpulan data dengan cara memperhatikan atau mengamati secara

langsung.25

Metode ini merupakan pengumpulan data yang akan dilakukan

dengan cara melakukan pengamatan dan pencatatan disetiap terjalinnya jalan

komunikasi, termasuk juga gejala-gejala yang nampak dalam objek penelitian

yang pelaksanaanya langsung pada tempat di mana suatu peristiwa, situasi dan

23

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (Jakarta: Rineka Cipta,

2010), hal. 172. 24

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), hal. 156 25

Irawan Suhartono, Metode Penelititian Sosial (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2009),69

Page 28: IMPLEMENTASI KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (STUDI ...repository.uinjambi.ac.id/415/1/SKRIPSI BELA ARDILA UK...Cempaka Putih ini terdapat masyarakat yang saling membutuhkan satu sama lain,

14

kondisi yang terjadi. Situasi kondisi dapat dibuat-buat namun ada juga yang

memang faktanya demikian. Sedangkan pengamatan di suatu tempat dapat

dilakukan dengan atau tanpa alat.26

Metode inipun akan peneliti lakukan guna

menggali informasi penting nantinya.

Penelitian ini menggunakan observasi non-participant dan jenis

observasinya adalah observasi terstruktur. Hal ini dilakukan dengan alasan

metode observasi ini sangat cocok untuk keadaan penelitian yang berkenaan

dengan perilaku manusia, proses kerja, dan bila responden yang diamati tidak

terlalu besar.27

Hasil observasi dapat digunakan untuk melengkapi data yang berasal

dari wawancara dan sangat bermanfaat untuk memberikan informasi tambahan

untuk menjelaskan permasalahan di dalam penelitian ini. Adapun pengamatan

yang dilakukan adalah secara tidak terlibat (non-partisipant).

Kedua, wawancara mendalam, secara umum adalah proses

memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab

sambil bertatap muka antara pewawancara dengan informan atau orang yang

diwawancarai, dengan atau tanpa menggunakan pedoman (guide) wawancara,

di mana pewawancara dan informan terlibat dalam kehidupan sosialk yang

relative lama. Dengan demikian, kekhasan wawancara mendalam adalah

keterlibatannya dalam kehidupan informan.28

Metode wawancara mendalam (in-depth interview) adalah sama seperti

metode wawancara lainnya, hanya peran pewawancara, tujuan wawancara,

peran informan, dan cara melakukan wawancara yang berbeda dengan

wawancara pada umumnya. Sesuatu yang amat berbeda dengan wawancara

lainnya adalah bahwa wawancara mendalam dilakukan berkali-kali dan

membutuhkan waktu yang lama bersama informan di lokasi penelitian, hal

mana kondisi ini tidak pernah terjadi pada wawancara pada umumnya.

26

Nurul Zuriah, Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan (Jakarta: Bumi Aksara, 2008),

hal. 172-173 27

Sugiyono, Metode Penelitian (Bandung: Alfabeta, 2008), hal. 203. 28

Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan Ilmu

Sosial Lainnya (Jakarta: Kencana, 2007), 108.

Page 29: IMPLEMENTASI KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (STUDI ...repository.uinjambi.ac.id/415/1/SKRIPSI BELA ARDILA UK...Cempaka Putih ini terdapat masyarakat yang saling membutuhkan satu sama lain,

15

Wawancara atau dikenal pula dengan istilah interview adalah sebuah

dialog dalam situasi dan keadaan tertentu untuk memperoleh informasi dari

terwawancara.29

Teknik wawancara di dalam skripsi ini menggunakan dua

cara yaitu (a) wawancara formal, dan (b) wawancara informal. Wawancara

formal adalah teknik wawancara secara formal dengan pertanyaan terstruktur

yang telah disusun oleh peneliti sebelum melakukan wawancara kepada

informan. Sedangkan wawancara informal adalah teknik wawancara yang

bersifat tidak resmi dengan pertanyaan yang tidak terstruktur dan lebih bersifat

obrolan dalam suasana yang wajar dan kondusif. Kedua teknik wawancara ini

akan peneliti gunakan secara bersamaan di lapangan kepada terwawancara dan

menjadi sumber data primer skripsi ini.

Demikianlah secara detil uraian teknis penerapan teknik pengumpulan

data dengan menggunakan wawancara di lapangan yang diterapkan oleh

peneliti dalam skripsi ini. Butir-butir wawancara telah dipersiapkan

sebelumnya dalam IPD. Hal ini dimaksudkan agar pertanyaan yang diajukan

menjadi sistematis, sehingga mudah diolah kembali, pemecahan masalah

penelitian pun menjadi lebih mudah.30

Pada observasi awal, penulis telah melakukan wawancara kepada

pihak Kelurahan, yakni Kepala Kelurahan atas nama Deki Irawan S. IP dan

Ketua RT. 18 atas nama Widianto.

Ketiga, dokumentasi, merupakan metode pengumpulan data melalui

data-data dokumenter, berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah,

agenda ataupun jurnal yang dapat memberikan informasi tentang objek yang

diteliti. Data dokumentasi yang dimaksud adalah data tentang struktur

kepemimpinan di kelurahan, budaya masyarakat, serta berbagai data yang

dibutuhkan dalam penelitian ini untuk melengkapi data yang diperoleh dari

wawancara dan observasi yang didapat.

Dokumentasi adalah mencari data tertulis mengenai hal-hal atau

fenomena-fenomena berupa catatan dalam bentuk transkrip, buku, surat kabar,

29

Beni Ahmad Saebeni, Metode Penelitian (Bandung: Pustaka Setia, 2008), hal. 92 30

Husaini Utsman dan Purnomo Setiady, Metodologi Penelitian Sosial (Jakarta: Bumi Aksara,

2009), hlm. 67

Page 30: IMPLEMENTASI KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (STUDI ...repository.uinjambi.ac.id/415/1/SKRIPSI BELA ARDILA UK...Cempaka Putih ini terdapat masyarakat yang saling membutuhkan satu sama lain,

16

dan sebagainya.31

Dokumentasi dilakukan oleh peneliti sebagai cara mencari

data dan mengurai hal-hal atau variabel penelitian dari agenda, notulen rapat,

koran, majalah dan lain sebagainya.32

Metode ini digunakan untuk

mengumpulkan data yang sudah tersedia sebelumnya dalam dokumen di

lapangan. Kedudukan metode dokumentasi dalam suatu penelitian adalah

seabgai data pendukung bagi data primer yang diperoleh lewat observasi dan

wawancara secara mendalam.33

Ketiga teknik pengumpulan data di atas digunakan secara simultan

dalam penelitian ini, dalam arti digunakan untuk saling melengkapi antara data

satu dengan data yang lain. Sehingga data yang penulis peroleh memiliki

validitas dan keabsahan yang baik untuk dijadikan sebagai sumber informasi.

5. Teknik Analisis Data

Analisis data dalam penelitian ini dilakukan sejak pengumpulan data

secara keseluruhan.Data kemudian dicek kembali, secara berulang dan untuk

mencocokkan data yang diperoleh, data disistemaktiskan dan diinterpretasikan

secara logis, sehingga diperoleh data yang absah dan kredibel.

Miles dan Huberman (1984), mengemukakan bahwa aktivitas dalam

analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus

menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Aktivitas dalam

analisis data, yaitu data reduction, data display, dan conclusion

drawing/verification.34

a. Data Reduction (Reduksi Data)

Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok,

memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. Dengan

demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih

jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data

31

Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian (Jakarta: P21PTK, 2008), hal. 202. Lihat pula:

Iskandar, Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial (Kualitatif dan Kuantitatif) (Jakarta:

Gaung Persada Press, 2008), hal. 219 32

Ibid., hal. 231 33

Basrowi, Memahami Penelitian Kualitatif (Jakarta: Rineka Cpta, 2008), hal. 158 34

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D (Bandung: Alfabeta, 2012),

246.

Page 31: IMPLEMENTASI KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (STUDI ...repository.uinjambi.ac.id/415/1/SKRIPSI BELA ARDILA UK...Cempaka Putih ini terdapat masyarakat yang saling membutuhkan satu sama lain,

17

selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan.35

Dalam teknik reduksi data

ini, sejumlah besar data mentah yang penulis peroleh dan kumpulkan di

lapangan akan penulis susun dalam bentuk catatan lapangan, salinan

wawancara, dan salinan dokumentasi.

b. Data Display (Penyajian Data)

Penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan,

hubungan antar kategori, flowchart dan sejenisnya. Dengan

mendisplaykan data, maka penulis akan memudahkan untuk memahami

apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang

telah difahami tersebut.36

Penyajian data dalam penelitian kualitatif bisa dilakukan dalam

bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, dan sejenisnya.

Dalam hal ini Miles dan Huberman menyatakan bahwa yang paling sering

digunakan untuk menyajikan data dalam penelitan kualitatif adalah dengan

teks yang bersifat naratif.37

Dari definisi ini, maka isi penyajian skripsi

akan berbentuk uraian deskriptif.

c. Conclusion Drawing/Verification (Verifikasi Data)

Penarikan kesimpulan dan verifikasi merupakan tahap akhir dalam

proses analisis data penelitian kualitatif menurut Miles dan Huberman.

Kesimpulan dalam penelitian kualitatif diharapkan dapat menjawab

rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal, namun masalah dapat pula

berubah, karena masih bersifat sementara dan akan berkembang setelah

penulis berada di lapangan.38

Verifikasi dan penarikan kesimpulan merupakan tahap akhir dalam

proses analisis data penelitian kualitatif. Kesimpulan dalam penelitian

kualitatif mungkin dapat menjawab rumusan masalah yang dirumuskan

sejak awal mungkin juga tidak, karena masalah dan rumusan masalah

35

Ibid., 247. 36

Ibid, 249. 37

Ibid., hal. 341 38

Ibid, 252-253.

Page 32: IMPLEMENTASI KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (STUDI ...repository.uinjambi.ac.id/415/1/SKRIPSI BELA ARDILA UK...Cempaka Putih ini terdapat masyarakat yang saling membutuhkan satu sama lain,

18

dalam penelitian kualitatif masih bersifat sementara.39

Kesimpulan dalam

penelitian kualitatif yang diharapkan adalah merupakan temuan baru yang

sebelumnya berupa deskripsi atau gambaran suatu objek yang sebelumnya

masih samar-samar sehingga setelah diteliti menjadi semakin jelas, cara

memverifikasinya dapat berupa melacak hubungan kausal atau interaktif,

hipotesis, atau teori.40

Setelah data-data yang diperoleh terkumpul, selanjutnya peneliti

akan menganalisisnya dengan teknis analisis domain, taksonomi, dan

komponensial. Adapun penjelasan mengenai teknis penggunaan teknik-

teknik analisis data tersebut adalah sebagai berikut:

a) Analisis Domain

Analisis domain biasanya dilakukan untuk memperoleh gambaran

atau pengertian yang bersifat umum dan relatif menyeluruh tentang apa

yang tercakup di satu fokus atau pokok permasalahan yang diteliti. Peneliti

akan menacari data dan informasi dengan sungguh-sungguh guna untuk

mendapatkan data yang bersifat menyeluruh, agar mendapatkan gambaran

secara umum tentang masalah yang diteliti.

b) Analisis Taksonomi

Pada analisis ini fokus penelitian terbatas pada domain tertentu

yang sangat berguna dalam upaya mendeskripsikan atau menjelaskan

fenomena atau fokus yang menjadi sasaran awal penelitian. Pada

penelitian ini terpusat pada penelitian yang menyeluruh atau global akan

tetapi tetap terkonsentrasi dan tidak bercabang-cabang meski pandangan

penelitian bersifat menyeluruh.

c) Analisis Komponensial

Analisis komponensial adalah analisis yang dilakukan oleh peneliti

perkomponen. Hal ini dilakukan supaya peneliti dapat memperoleh dan

mengusahakan penelitian yang komprehensif, menyeluruh, rinci, dan

mendalam mengenai suatu domain. Pada bagian ini, akan ditemukan

39

Beni Ahmad Saebeni, Op. Cit., hal. 202 40

Sugiyono, Op. Cit., hal. 345

Page 33: IMPLEMENTASI KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (STUDI ...repository.uinjambi.ac.id/415/1/SKRIPSI BELA ARDILA UK...Cempaka Putih ini terdapat masyarakat yang saling membutuhkan satu sama lain,

19

sebuah gambaran data yang telah konkret secara menyeluruh dan menjurus

sehingga data yang sudah didapatkan sudah dapat dikategorikan sebagai

data yang valid dan siap diolah menjadi sebuah karya ilmiah.

G. Pemeriksaan Keabsahan Data

Untuk memperoleh data yang terpercaya dan dapat dipercaya, maka

penulis melakukan teknik pemriksaan keabsahan data yang didasarkan atas

sejumlah kriteria. Dalam penelitian kualitatif, upaya pemeriksaan keabsahan data

dapat dilakukan lewat beberapacara yaitu:

1. Perpanjangan pengamatan

Dalam perpanjangan pengamatan untuk menguji kredibilitas data

penelitian ini, sebaiknya difokuskan pada pengujian terhadap data yang telah

diperoleh, apakah data yang diperoleh itu setelah dicek kembali ke lapangan

benar atau tidak, berubah atau tidak. Bila setelah dicek kembali ke lapangan

data sudah benar berarti kredibel, maka waktu perpanjangan pengamatan

dapat diakhiri.41

Perpanjangan keikutsertaan ini menuntut peneliti untuk terjun ke

dalam lokasi dan dalam waktu yang cukup panjang untuk mendeteksi dan

memperhitungkan distorsi (penyimpangan) yang mungkin mencemari

data, baik distorsi peneliti secara pribadi, maupun distorsi yang

ditimbulkan oleh informan; baik yang disengaja maupun tidak disengaja.

Dengan demikian, melalui perpanjangan keiktusertaan ini peneliti dapat

menentukan distorsi yang terjadi dalam penelitian sehingga peneliti dapat

mengatasi hal ini.

2. Ketekunan Observasi

Ketekunan observasi ini dimasksudkan untuk mengidentifikasi

karakteristik dan elemen dalam suatu situasi yang sangat relevan dengan

permasalahan atau isu yang sedang diteliti dan memfokuskannya secara

detail. Dalam hal ini, peneliti berupaya mengadakan observasi secara teliti

dan rinci secara terus-menerus terhadap faktor-faktor yang menonjol, dan

kemudian menelaahnya secara rinci sampai pada suatu titik sehingga pada

41

Ibid, 271.

Page 34: IMPLEMENTASI KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (STUDI ...repository.uinjambi.ac.id/415/1/SKRIPSI BELA ARDILA UK...Cempaka Putih ini terdapat masyarakat yang saling membutuhkan satu sama lain,

20

pemeriksaan tahap awal akan kelihatan salah satu atau keseluruhan faktor

yang telah dipahami.

3. Triangulasi

Triangulasi dalam pengujian kedibilitas ini diartikan sebagai

pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara, dan berbagai

waktu. Dengan demikian terdapat triangulasi sumber, teknik pengumpulan

data, dan waktu.42

1) Triangulasi Sumber

Triangulasi sumber untuk menguji kredibilitas data dilakukan

dengan cara mengecek data yang diperoleh melalui beberapa sumber.

2) Triangulasi Teknik

Triangulasi teknik untuk menguji kredibilitas data dilakukan

dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang

berbeda.

3) Triangulasi Waktu

Triangulasi waktu untuk menguji kredibilitas data dilakukan

dengan cara pengecekan dengan wawancara, observasi, atau teknik lain

dalam waktu dan situasi yang berbeda. Bila hasil uji menghasilkan data

yang benar, maka dilakukan secara berulang-ulang sehingga sampai

ditemukan kepastian datanya.43

Konsep triangulasi dengan metode yang berbeda mengimplikasikan

adanya model-model pengumpulan data secara berbeda (observasi dan

wawancara) dengan pola yang berbeda. Pada triangulasi dengan metode

ini, ada dua segi yang digunakan, yaitu 1) Pengecekan derajat

keterpercayaan data temuan hasil penelitian melalui beberapa teknik

pengumpulan data, dan 2) Pengecekan derajat keterpercayaan beberapa

sumber data dengan metode yang sama.

Triangulasi dengan teori didasarkan pada asumsi bahwa fakta

tertentu tidak dapat diperiksa keterpercayaannya hanya dengan satu teori.

42

Ibid, 273. 43

Ibid, 274

Page 35: IMPLEMENTASI KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (STUDI ...repository.uinjambi.ac.id/415/1/SKRIPSI BELA ARDILA UK...Cempaka Putih ini terdapat masyarakat yang saling membutuhkan satu sama lain,

21

Artinya, fakta yang diperoleh dalam penelitian ini harus dapat

dikonfirmasikan dengan dua teori atau lebih. Teori ini sebagai penjelasan

banding. Artinya, apabila peneliti telah menguraikan pola, hubungan, dan

memberikan penjelasan yang muncul dari analisis tersebut, peneliti juga

harus mencari penjelasan pembanding, baik secara induktif maupun

logika.

Dengan melakukan triangulasi ini bertujuan untuk membandingkan

informasi yang diperoleh dari berbagai corak untuk menjamin tingkat

keterpercayaan data, dan sekaligus mencegah timbulnya subjektivitas

peneliti. Hasil data dan analisis inilah yang kemudian akan ditulis dalam

bab temuan penelitian.

4. Pengecekan Melalui Diskusi

Diskusi dengan berbagai kalangan yang memahami masalah

penelitian, akan member informasi yang berarti kepada penulis, sekaligus

sebagai upaya untuk menguji keabsahan hasil penelitian. Cara ini dilakukan

dengan mengekspos hasil sementara dan atau hasil akhir untuk didiskusikan

secara analitis. Diskusi bertujuan untuk menyingkapkan kebenaran hasil

penelitian serta mencari titik-titik kekeliruan interpretasi dengan klarifikasi

penafsiran dari pihak lain.

Moleong mengatakan bahwa diskusi dengan kalangan sejawat akan

menghasilkan; (1) pandangan kritis hasil penelitian, (2) temuan teori

substantif, (3) membantu mengembangkan langkah berikutnya, (4) pandangan

lain sebagai pembanding.44

H. Studi Relevan

Toleransi antarbudaya telah banyak menarik perhatian pada ahli dan

peminat komunikasi. Berdasarkan penelusuran penulis, terdapat beberapa karya

yang membicarakan komunikasi antarbudaya, diantaranya karya Sinta Paramita

dan Wulan Purnama Sari, Komunikasi Lintasbudaya dalam Menjaga Kerukunan

Antara Umat Beragam di Kampung Jaton Minahasa. Karya ini membicarakan

44

Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan Ilmu

Sosial Lainnya (Jakarta: Kencana, 2007), 258.

Page 36: IMPLEMENTASI KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (STUDI ...repository.uinjambi.ac.id/415/1/SKRIPSI BELA ARDILA UK...Cempaka Putih ini terdapat masyarakat yang saling membutuhkan satu sama lain,

22

kerukunan dalam komunikasi antar kelompok pribumi yang beragama Kristen dan

kelompok pendatang yang beragama Islam di Kampung Jaton, Manado, Sulawesi

Utara.

Karya Reni Julani, Hafied Cangara, Andi Alimuddin Unde, “Komunikasi

Antarbudaya Etnis Aceh dan Bugis-Makassar Melalui Asimilasi Perkawinan di

Kota Makassar”, karya ini menceritakan mengenai komunikasi yang digunakan

oleh pasangan suami-istri etnis Aceh dengan etnis Bugis-Makassar merupakan

komunikasi interpersonal dalam konteks antarbudaya.

Selain karya-karya di atas terdapat pula beberapa karya akademik yang

telah membicarakan persoalan toleransi dalam komunikasi antarbudaya. Di

antaranya, Skripsi Suhardi, mahasiswa UIN Ar-Raniry, Banda Aceh, yang

berjudul “Komunikasi Antarbudaya: Akulturasi, Asimilasi dan Problematikanya”.

Ada juga skripsi Siti Asiyah, mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta, dengan

judul “Pola Komunikasi Antar Umat Beragama (Studi Komunikasi Antarbudaya

Tionghoa dengan Muslim Pribumi di Rw 04 Kelurahan Mekarsari Tangerang)”,

dan skripsi Edi Suparlan, mahasiswa UIN Alauddin, Makassar, dengan judul

“Dinamika Komunikasi Antarbudaya dan Agama di Desa Tawakua Kabupaten

Luwu Timur (Studi Kasus Etnik Bali dan Jawa)”.

Berdasarkan kaya ilmiah di atas tentunya terdapat persamaan dan

perbedaan dengan karya penulis, adapun persamaannya ialah sama-sama

membahas mengenai komunikasi antarbudaya. Sedangkan perbedaannya antara

lain, yakni tidak secara mendalam membahas mengenai toleransi, karena ada yang

membahas cara komunikasi, dinamika bahkan problematika dalm komunikasi

antarbudaya. Hanya terdapat dua suku yang berbeda, sedangkan penulis

membahas toleransi dari banyak suku, serta setting tempat yang berbeda.

Page 37: IMPLEMENTASI KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (STUDI ...repository.uinjambi.ac.id/415/1/SKRIPSI BELA ARDILA UK...Cempaka Putih ini terdapat masyarakat yang saling membutuhkan satu sama lain,

23

BAB II

PROFIL KELURAHAN CEMPAKA PUTIH

A. Sejarah Kelurahan Cempaka Putih

Kelurahan Cempaka Putih Kecamatan Jelutung Kota Jambi berdiri

pada tahun 1981. Kelurahan Cempaka Putih merupakan pecahan dari

Kelurahan Sungai Asam. Asal usul nama Cempaka Putih yakni dari adanya

pohon cempaka yang terdapat di Jalan HMO Bafadhal RT. 12 Kelurahan

Cempaka Putih Kecamatan Jelutung Kota Jambi yang mulai tumbuh kisaran

tahun 1940‟an. Pada zaman kepemimpinan Presiden Soeharto, beliau

memerintahkan untuk di bentuknya kelurahan-kelurahan di Indonesia.

Berdasarkan perihal tersebut, warga sekitar menetapkan pohon Cempaka

Putih sebagai nama kelurahan, maka terbentuklah Kelurahan Cempaka Putih

yang pertama kali di pimpin oleh Bapak Dahlan Sam, B. BA dan pada saat ini

di pimpin oleh Bapak Deki Irawan, S. IP.

B. Keadaan Demografis Kelurahan Cempaka Putih

1. Keadaan Penduduk dan Angkatan Kerja

Jumlah kepala rumah tangga 1.683 KK. Penduduk menurut

kelompok umur dan jenis kelamin belum ada perhitungan terbaru. Dan

mata pencaharian dapat dijelaskan melalui data berikut ini:45

a. Petani sendiri = 0 orang

b. Buruh tani = 24 orang

c. Nelayan = 0 orang

d. Pengusaha = 0 orang

e. Buruh bangunan = 1.400 orang

f. Pedagang = 626 orang

g. Tukang = 24 orang

h. Pensiunan = 0 orang

i. PNS = 139 orang

45

Dokumen Kelurahan Tahun 2018

23

Page 38: IMPLEMENTASI KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (STUDI ...repository.uinjambi.ac.id/415/1/SKRIPSI BELA ARDILA UK...Cempaka Putih ini terdapat masyarakat yang saling membutuhkan satu sama lain,

24

2. Mutasi Penduduk

Adapun data mengenai mutasi penduduk adalah sebagai berikut:46

Mutasi Laki-laki Perempuan Jumlah

Pindah 76 Orang 58 Orang 133 Orang

Datang 37 Orang 33 Orang 70 Orang

Lahir 18 Orang 7 Orang 25 Orang

Mati 26 Orang 18 Orang 44 Orang

Adapun tingkat pendidikan dapat dijelaskan sebagai berikut:47

a. Tamat Perguruan Tinggi = 8 Orang

b. Tamat SLTA = 64 Orang

c. Tamat SLTP = 58 Orang

d. Tamat SD = 60 Orang

e. Tidak tamat SD = 40 Orang

f. Masih SD = 210 Orang

g. Belum sekolah = 240 Orang

h. Tidak sekolah = 67 Orang

Adapun data mengenai pemeluk agama dijelaskan sebagai berikut:48

a. Islam = 4.760 Orang

b. Kristen Katolik = 1.221 Orang

c. Kristen Protestan = 272 Orang

d. Budha = 89 Orang

e. Lainnya = 0 Orang

Adapun data mengenai kejadian criminal dapat dijelaskan sebagai

berikut:49

a. Pencurian = 2 Kali

b. Perampokan = 4 Kali

c. Pembunuhan = 0 Kali

46

Dokumen Kelurahan Tahun 2018 47

Dokumen Kelurahan Tahun 2018 48

Dokumen Kelurahan Tahun 2018 49

Dokumen Kelurahan Tahun 2018

Page 39: IMPLEMENTASI KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (STUDI ...repository.uinjambi.ac.id/415/1/SKRIPSI BELA ARDILA UK...Cempaka Putih ini terdapat masyarakat yang saling membutuhkan satu sama lain,

25

d. Pemerkosaan = 1 Kali

e. Lainnya = 0 Kali.

Adapun sarana perekonomian dapat dijelaskan sebagai berikut:50

a. Jumlah pasar = 1 Unit

b. Jumlah toko = 38 Unit

c. Jumlah KUD = 0Unit

d. Jumlah warung = 6 Unit

e. Jumlah hotel = 0 Unit

f. Jumlah lainnya = 5 Unit.

Adapun sarana ibadah di lokasi terdapat:51

a. Masjid = 2 Buah

b. Surau = 2 Buah

c. Tempat pengajian = 7 Buah

d. Gereja = 1 Buah

e. Kelenteng = 1 Buah.

Adapun prasarana dan informasi lain di Kelurahan Cempaka Putih

adalah:52

a. PLN = 1.663 Unit

b. WC umum = 3 Unit

c. Sumur umum = 3 Unit

d. Luas wilayah = 70 Ha

e. PIL = 206 Orang

f. IUD = 11 Orang

g. Suntikan = 438 Orang

h. Kondom = 7 Orang

i. MOW = 5 Orang

j. Jarak dari kecamatan = 1 Km

k. Jarak dari kabupaten = 7 Km

l. Jumlah posyandu = 5 Posyandu

50

Dokumen Kelurahan Tahun 2018 51

Dokumen Kelurahan Tahun 2018 52

Dokumen Kelurahan Tahun 2018

Page 40: IMPLEMENTASI KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (STUDI ...repository.uinjambi.ac.id/415/1/SKRIPSI BELA ARDILA UK...Cempaka Putih ini terdapat masyarakat yang saling membutuhkan satu sama lain,

26

m. Jumlah pasien posyandu = 60 Orang

n. Jumlah hansip = 30 Orang

o. Alat pemadam kebakaran = 1 Unit

p. Jumlah pos kamling = 7 Buah

q. Jumlah ormas yayasan = 2 Buah

r. Jumlah ormas sosial = 26 Buah

s. Volume sampah = 180 M3

t. Hewan ternak = 100 Buah.

C. Visi dan Misi Kelurahan Cempaka Putih

Kelurahan Cempaka Putih Kecamatan Jelutung Kota Jambi memiliki

visi dan misi yang sama dengan visi dan misi Kota Jambi, yakni terwujudnya

Kota Jambi sebagai pusat perdagangan dan jasa berbasis masyarakat yang

berakhlak dan berbudaya. Adapun misinya ialah:

1. Membangun infrastruktur perkotaan yang merata dan berwawasan

lingkungan.

2. Meningkatkan perekonomian kota berbasis potensi local menuju

kemandirian daerah.

3. Mewujudkan masyarakat kota yang berakhlak, berbudaya dan berdaya

saing.

4. Mewujudkan pemerintahan yang professional dan bersih (Clean

Governance).

5. Meningkatkan kesejahteraan sosial masyarakat dalam bingkai kearifan

lokal.

D. Letak Geografis Kelurahan Cempaka Putih

Kelurahan Cempaka Putih Kecamatan Jelutung Kota Jambi merupakan

desa dengan jumlah penduduk sebanyak 9.475 jiwa, yang terbagi dalam laki-

laki sebanyak 6.356 jiwa dan perempuan 3.119 jiwa. Jumlah rukun tetangga

sebanyak 26 RT. Dengan batas wilayah sebagai berikut:

1. Kelurahan Cempaka Putih Kecamatan Jelutung Kota Jambi jika di lihat dari

sebelah Timur berbatasan dengan Talang Jauh.

Page 41: IMPLEMENTASI KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (STUDI ...repository.uinjambi.ac.id/415/1/SKRIPSI BELA ARDILA UK...Cempaka Putih ini terdapat masyarakat yang saling membutuhkan satu sama lain,

27

2. Kelurahan Cempaka Putih Kecamatan Jelutung Kota Jambi jika di lihat dari

sebelah Barat berbatasan dengan Kelurahan Lebak Bandung.

3. Kelurahan Cempaka Putih Kecamatan Jelutung Kota Jambi jika di lihat dari

sebelah Utara berbatasan dengan Kelurahan Sungai Asam.

4. Kelurahan Cempaka Putih Kecamatan Jelutung Kota Jambi jika di lihat dari

sebelah Selatan berbatasan dengan Kelurahan Jelutung.

Keadaan iklim Kelurahan Cempaka Putih Kecamatan Kota Jambi

termasuk kategori yang beriklim tropis, disebabkan oleh keadaan cuaca yang

tidak terlalu panas dan tidak pula terlalu dingin. Sementara itu, tidak jauh

berbeda dengan daerah tropis lainnya di Provinsi Jambi. Maka keadaan musim

di Kelurahan Cempaka Putih Kecamatan Jelutung Kota Jambi hamper sama

yakni mengalami dua musim yaitu musim hujan dan musim kemarau.

E. Struktur Organisasi Pemerintahan Kelurahan Cempaka Putih

Desa dan kelurahan adalah dua satuan pemerintahan terendah dengan

status berbeda. Desa adalah satuan pemerintahan yang diberikan hak otonomi

adat sehingga merupakan badan hukum, sedangkan kelurahan adalah satuan

pemerintahan administrasi yang hanya merupakan kepanjangan tangan dari

pemerintahan kabupaten/kota. Jadi, kelurahan bukan badan hukum melainkan

hanya sebagai tempat beroperasinya pelayanan pemerintahan dari

pemerintahan kabupaten/kota di wilayah kelurahan.

Pasal 1 ayat (5) Peraturan Pemerintahan Nomor 73 Tahun 2005

tentang Kelurahan, mengartikan kelurahan sebagai wilayah kerja lurah

sebagai perangkat daerah kebupaten/kota dalam wilayah Kecamatan.

Kelurahan merupakan wilayah pelayanan administrasi dari kabupaten/kota.

Kelurahan merupakan perangkat daerah kabupaten/kota yang

berkedudukan di wilayah kecamatan. Kelurahan sebagaimana dimaksud

dipimpin oleh lurah yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada

bupati/walikota melalui camat. Lurah sebagaimana diangkat oleh

bupati/walikota atsa usul camat dari Pegawai Negeri Sipil (PNS).

Sebagi PNS, lurah tunduk pada aturan yang sama yang mengatur

mengenai Aparatur Sipil Negara. Syarat-syarat seseorang dapat di angkat

Page 42: IMPLEMENTASI KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (STUDI ...repository.uinjambi.ac.id/415/1/SKRIPSI BELA ARDILA UK...Cempaka Putih ini terdapat masyarakat yang saling membutuhkan satu sama lain,

28

menjadi lurah meliputi: 1) Pangkat/golongan minimal penata (iii/c); 2) Masa

kerja minimal 10 tahun; 3) Kemampuan teknis di bidang administrasi

pemerintahan dan memahami sosial budaya masyarakat setempat.

Dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan

Daerah dalam Pasal 229, disebutkan: (1) Kelurahan dibentuk dengan Perda

Kabupaten/Kota berpedoman pada peraturan pemerintah. (2) Kelurahan

dipimpin olehseorang kepala kelurahan yangdisebut lurah selaku perangkat

Kecamatan danbertanggung jawab kepada camat. (3) Lurah diangkat oleh

bupati/wali kota atas usul sekretaris daerah dari pegawai negeri sipil yang

memenuhipersyaratan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan. (4) Lurah mempunyai tugas membantu camat dalam:

a. Melaksanakan kegiatan pemerintahan kelurahan;

b. Melakukan pemberdayaan masyarakat;

c. Melaksanakan pelayanan masyarakat;

d. Memelihara ketenteraman dan ketertiban umum;

e. Memelihara prasarana dan fasilitas pelayanan umum;

f. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh camat;dan

g. Melaksanakan tugas lain sesuai dengan ketentuanperaturan perundang-

undangan.

Penyelenggaraan pemerintahan kelurahan merupakan pelaksanaan

pemerintahan yang dilaksanakan atau dilakukan oleh pemerintah kelurahan.

Tugas pokok dari aparatur pemerintah kelurahan adalah sebagai berikut ;

1. Lurah

Kelurahan dipimpin oleh seorang lurah mempunyai tugas

memimpin kelurahan dalam membina, Mengoordinasikan dan

melaksanakan kewenangan pemerintahan yang dilimpahkan oleh walikota

melalui camat di bidang pemerintahan, pembangunan, perekonomian dan

kesejahteraan rakyat, ketentraman dan ketertiban. Pelayanan masyarakat

serta pembinaan sekretariat Kelurahan.

Page 43: IMPLEMENTASI KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (STUDI ...repository.uinjambi.ac.id/415/1/SKRIPSI BELA ARDILA UK...Cempaka Putih ini terdapat masyarakat yang saling membutuhkan satu sama lain,

29

2. Sekretaris

Sekretariat dipimpin oleh seorang sekretaris kelurahan, mempunyai

tugas membina, mengkoodinasikan dan melaksanakan kegiatan di bidang

ketatausahaan, kepegawaian, perencanaan dan pelaporan, keuangan, serta

memberikan pelayanan teknis dan administratif kepada semua unsur

dalam lingkup Kelurahan.

3. Kepala Seksi Pemerintahan dan Umum

Seksi Pemerintahan dipimpin oleh seorang kepala seksi mempunyai

tugas membantu lurah dalam membina, mengoordinasikan dan

melaksanakan tugas dibidang pemerintahan, seperti Pembuatan KK, KTP,

Akte Kelahiran dan Kematian, mengetahui jumlah penduduk, dan lain

sebagainya.

4. Kepala Seksi Pemberdayaan Masyarakat dan Sosial

Seksi Pemberdayaan Masyarakat dan Sosial dipimpin oleh seorang

kepala seksi yang mempunyai tugas membantu lurah dalam membina,

mengkoordinasikan dan melaksanakan tugas di bidang pemberdayaan

masyarakat, perekonomian dan kesejahteraan sosial rakyat, seperti

Pembangunan, Sosial, mengurusi masyarakat tidak mampu, dan lain

sebagainya.

5. Kepala Seksi Ketentraman Dan Ketertiban

Seksi Ketentraman dan Ketertiban dipimpin oleh seorang kepala seksi

mempunyai tugas membantu lurah dalam membina, Mengoordinasikan

dan melaksanakan tugas di bidang ketentraman dan ketertiban, seperti

mengontrol keamanan dan ketentraman kelurahan.

Page 44: IMPLEMENTASI KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (STUDI ...repository.uinjambi.ac.id/415/1/SKRIPSI BELA ARDILA UK...Cempaka Putih ini terdapat masyarakat yang saling membutuhkan satu sama lain,

30

Tabel. 1.1

STRUKTUR ORGANISASI KELURAHAN CEMPAKA PUTIH

KECAMATAN JELUTUNG KOTA JAMBI

LURAH

DEKI IRAWAN, S. IP

NIP: 198809252007011001

KASI PEMERINTAHAN

DAN UMUM

FENTI LESTARI, ST

NIP: 197804141999032002

KASI PERBERDAYAAN MASYARAKAT &

SOSIAL

YURNIATI

NIP: 196112311983032056

KASI KETENTRAMAN DAN KETERTIBAN

MUHILLI

NIP: 196002061982021001

SEKRETARIS LURAH

ANWAR RAHMAN

NIP: 196001291981011001

STAF

SRI RITA

DARYANTI, S. E

NIP:

197811192007012003

STAF

FRENNY

ISYUHARNI

NIP:

196702121991032006

STAF

M. SORI SAM

NIP:

196002101981011002

Page 45: IMPLEMENTASI KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (STUDI ...repository.uinjambi.ac.id/415/1/SKRIPSI BELA ARDILA UK...Cempaka Putih ini terdapat masyarakat yang saling membutuhkan satu sama lain,

31

Tabel. 1. 2

STRUKTUR ORGANISASI PERANGKAT

RUKUN TETANGGA (RT)

KELURAHAN CEMPAKA PUTIH KECAMATAN

JELUTUNG

KOTA JAMBI

LURAH

DEKI IRAWAN, S. IP

NIP:

198809252007011001

RT 01

A. SAPUAN

MARZUKI

RT 02

SUNARYO

RT 03

M. YAHYA

RT 04

PARMAN

RT 06

SYAFRIL

RT 05

SAILAN

RT 07

SYAMSURIZAL

RT 24

RD.

ISKANDAR

RT 08

ROHIM

RT 12

RAMLAN, SH,

MH

RT 16

PUTRA

PRATAMA, SH

RT 20

ZAILI EFENDI

RT 11

M. AMAN, S. Ag

RT 23

MULYADI

RT 19

M. NASIR

RT 15

R. M. ALI, S. Pd

RT 10

MUSA

RT 14

HERMANTO

RT 18

WIDIYANTO

RT 22

M. MAHDI

RT 09

MUSTIKA

RT 13

RD. HUSNI

RT 17

HERMAN

RT 21

ZAINAL ABIDIN

RT 25

ABUNJANI

RT 26

MUSRIWATI

Page 46: IMPLEMENTASI KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (STUDI ...repository.uinjambi.ac.id/415/1/SKRIPSI BELA ARDILA UK...Cempaka Putih ini terdapat masyarakat yang saling membutuhkan satu sama lain,

32

BAB III

BENTUK KEBUDAYAAN DAN PROSES KOMUNIKASI ANTAR

BUDAYA DI KELURAHAN CEMPAKA PUTIH

A. Bentuk Kebudayaan pada Masyarakat Kelurahan Cempaka Putih

Dalam penelitian kualitatif analisis merupakan tahap yang bermanfaat

untuk menelaah data yang telah di peroleh dari beberapa informan yang dipilih

selama penelitian berlangsung. Selain itu juga berguna untuk menjelaskan dan

memastikan kebenaran temuan penelitian.

Analisis data ini telah dilakukan sejak awal penelitian dan bersamaan

dengan proses pengumpulan data di lapangan. Adapun dari penelitian yang

dilakukan, peneliti mendapatkan beberapa temuan yang dapat menggambarkan

bentuk komunikasi pada keluarga beda etnis yang terlihat dari hasil wawancara

dan observasi.

Seperti kata ahli antropolgi kebudayaan merupakan keseluruhan kompleks

yang di dalamnya meliputi pengetahuan, seni, moral, hukum, adat istiadat, dan

setiap kemampuan atau kebiasaan yang dilakukan oleh seseorang sebagai anggota

suatu masyarakat. Berdasarkan paparan pada bab-bab sebelumnya, maka dapat

dilihat jelas adanya hubungan yang terjadi antara komunikasi antarbudaya

aparatur Kelurahan Cempaka Putih dalam proses meningkatkan kerukunan

masyarakat Islam yang ada dikelurahan Cempaka Putih. Hubungan ini

menegaskan bahwa manusia sebagai makhluk sosial sangat membutuhkan

interaksi/komunikasi dengan sesamanya sebagai referensi diri guna melakukan

seuatu tindakan. Dalam hal ini komunikasi yang dilakukan oleh aparatur

kecamatan Jelutung sudah cukup baik dan efektif sehingga mampu mempengaruhi

cara berfikir dan kepribadian masyarakat Islam dikelurahan Cempaka Putih dalam

kehidupan sehari hari. Sehingganya saat ini masyarakat lebih bisa hidup dengan

tentram dengan adanya hidup rukun dengan masyarakat Islam yang lainnya.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat difahami bahwa

dalam pelaksanaanya, komunikasi antarbudaya yang dilakukan oleh aparatur

kecamatan Jelutung yang dikemas dan dituangkan kedalam kegiatan kelembagaan

32

Page 47: IMPLEMENTASI KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (STUDI ...repository.uinjambi.ac.id/415/1/SKRIPSI BELA ARDILA UK...Cempaka Putih ini terdapat masyarakat yang saling membutuhkan satu sama lain,

33

masyarakat yang seperti halnya dalam bentuk majelis taklim dan pengajian

keislaman.53

Dilihat dari fakta yang telah penulis jelaskan pada bab sebelumnya, maka

ada pola komunikasi antarbudaya yang terjadi pada kalangan masyarakat etnis di

Jambi, yaitu pola komunikasi sirkular dan pola komunikasi linear. Jika melihat

dari teori yang telah disebutkan penulis pada Bab II, bahwa pola komunikasi

terbagi menjadi 4, yaitu pola komunikasi primer, sekunder, linear dan pola

komunikasi sirkular. Namun penulis hanya membahas tentang pola komunikasi

sirkular dan linear, dikarenakan pola komunikasi primer dan sekunder memiliki

kesamaan dengan pola komunikasi sirkular dan linear. Dan juga penulis

menganggap pola komunikasi ini lebih spesifik dengan data lapangan yang

penulis dapatkan. Berikut pola komunikasi antarbudaya:

1. Bentuk Komunikasi Sirkular

Pola komunikasi sirkular pada masyarakat etnis ini terlihat dari proses

komunikasi interpersonal, komunikasi ini lebih menitikberatkan pada

encoding, decoding yang melaksanakan fungsi-fungsi yang sama dan

sebanding. Dua fungsi pada bagian sumber dan dua sumber pada bagian

penerima. Dalam konteks komunikasi yang dimaksudkan dengan proses

secara sirkular itu adalah terjadi feedback atau umpan balik, yaitu terjadinya

arus dari komunikan ke komunikator.54

Hal tersebut dibuktikan dengan temuan yang penulis dapati ketika

proses komunikasi yang berlangsung antara beberapa suku dan ras yang ada

di Cempaka Putih, terjadilah dialog saling memberikan umpan balik pesan

secara langsung dan tatap muka. Hal tersebut juga terjadi pada komunikasi

yang berlangsung antara Ibu Mustika dengan Ibu Asui.

Temuan tersebut diperkuat dengan pernyataan dari seorang informan,

yang menyatakan bahwa komunikasi yang terjadi antara etnis secara tatap

muka dan adanya umpan balik secara langsung saat itu juga.

53

Observasi tanggal 01 September 2018 54

Observasi tanggal 02 September 2018

Page 48: IMPLEMENTASI KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (STUDI ...repository.uinjambi.ac.id/415/1/SKRIPSI BELA ARDILA UK...Cempaka Putih ini terdapat masyarakat yang saling membutuhkan satu sama lain,

34

Dalam proses pengiriman pesan dari etnis yang ada, ternyata kemudian

komunikan dapat memberikan respon balikan secara langsung (pada saat itu

juga) kepada komunikator. Komunikasi ini biasanya terjadi hampir setiap hari,

berlangsung saat masyarakat etnis yang berbeda budaya, kedua orang disini

melaksanakan fungsi yang sama yakni sebagai komunikator dan komunikan.

Para pelaku komunikasi disini memiliki peran ganda, dalam arti pada satu saat

bertindak sebagai pengirim pesan, namun pada waktu yang lain berlaku

sebagai penerima pesan. Pola komunikasi ini menggambarkan proses

komunikasi yang dinamis, di mana pesan transmit melalui proses encoding

dan decoding. Umpan balik dalam komunikasi ini sangat penting, karena

dengan adanya umpan balik dapat terlihat apakah komunikasinya berhasil atau

gagal. Hal ini terjadi secara terus menerus memutar sehingga mendapati

sebuah kesamaan pemahaman diantara keduanya.55

2. Terjadinya Bentuk Komunikasi Antar Kelompok

Situasi yang sama dengan komunikasi interpersonal adalah komunikasi

kelompok. Komunikasi ini biasanya terjadi saat proses musyawarah antar etnis

dalam memecahkan suatu permasalahan yang sedang dihadapi. Dalam

musyawarah tersebut terjadi proses komunikasi dengan umpan balik antara

tokoh adat dengan masyarakat dalam menyampaikan argumen dan tanggapan

tentang penyelesaian suatu masalah. Hal seperti ini diungkapkan oleh salah

seorang informan kepada peneliti.56

Baik komunikasi interpersonal maupun komunikasi kelompok ini

sesuai dengan pola komunikasi yang dibuat oleh Osgood dan Schramm dalam

teorinya tentang pola komunikasi sirkular. Jika mengambil gambaran pola

komunikasi sirkular sebagaimana yang telah digambarakan oleh Osgood dan

Schramm maka berikut gambar pola komunikasi sirkular yang terjadi pada

etnis di Jambi.57

55

Ketua FKUB Jambi, H. Husin Abd. Wahab, wawancara, catatan lapangan, 02 September

2018 56

Kepala Kesbangpol Kota Jambi, Drs. H. Asnawi AB, MM, wawancara, catatan lapangan, 09

September 2018 57

Observasi tanggal 11 Oktober 2018

Page 49: IMPLEMENTASI KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (STUDI ...repository.uinjambi.ac.id/415/1/SKRIPSI BELA ARDILA UK...Cempaka Putih ini terdapat masyarakat yang saling membutuhkan satu sama lain,

35

Dapatlah kita pahami bahwasanya dalam proses komunikasi yang

terjadi terkadang beberapa etnis menjadi komunikan, terkadang menjadi

komunikator dan begitu seterusnya. Hal ini sesuai dengan yang diungkapan

oleh Osgood dan Schramm dalam teorinya bahwa pola komunikasi

antarbudaya dengan pola komunikasi sirkular ini ada kalanya feedback

tersebut mengalir dari komunikan ke komunikator itu adalah “response” atau

tanggapan komunikan terhadap pesan yang ia terima dari komunikator akan

lebih mudah untuk melakukan komunikasi terhadap masyaraka Islam yang

mempunyai suku yang berbeda-beda. Kemudian aparatur lebih paham

permasalahan-permasalahan yang terjadi di masyarakat Islam kecamatan

Jelutung.58

Komunikasi kelompok yang terjadi di dalam aparatur dan masyarakat

Islam ialah, komunikasi antara aparatur Keluruhan Cempaka Putih dengan

kelembagaan yang dirikan dengan aparatur maupun yang didirikan oleh

masyarakat Islam misalnya, Forkopimda dan (FKUB) Kelurahan Cempaka

Putih, Majelis Talim, Karang Taruna, dan Ormas lainnya.59

Yang dimana komunikasi kelompok tersebut biasanya terjadi dalam

sebuah kegiatan-kegiatan seperti halnya pengajian bapak-bapak dan ibu-ibu

maupun pertemuan kelembagaan masyarakat yang lainnya. Yang kemudia

komunikasi kelompok tersebut dibedakan menjadi dua jenis yakni,

komunikasi kelompok kecil dan komunikasi kelompok besar.60

a. Komunikasi Kelompok Kecil

Yaitu dalam pertemuan kegiatan-kegiatan yang dibentuk oleh

aparatur kecamatan Jelutung maupun dibentuk oleh kelembagaan

masyarakat desa seperti halnya pengajian rutin. didalamnya meliputi

pengajian bapak-bapak dan ibu-ibu yang dilaksanakan satu kali dalam

seminggu yaitu pada hari jum‟at siang, pertemuan gabungan kelompok

tani yang dilaksanakan satu kali setiap bulannya, pertemuan kaum pemuda

58

Kepala KUA Kec. Jelutung Kota Jambi, Fatahuddin, S, Ag., M. Fil. I, wawancara, catatan

lapangan, 04 Oktober 2018 59

Ketua RT 09 Kota Jambi, Ibu Mustika, wawancara, catatan lapangan, 10 Oktober 2018 60

Observasi tanggal 02 November 2018

Page 50: IMPLEMENTASI KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (STUDI ...repository.uinjambi.ac.id/415/1/SKRIPSI BELA ARDILA UK...Cempaka Putih ini terdapat masyarakat yang saling membutuhkan satu sama lain,

36

ataupun yang sering disebut karangtaruna desa, yang tekhnis

pelaksanaannya menyesuaikan keadaan pemudanya, yang kemudian

anggota dari masing kelembagaan masyarakat tersebut tidak lebih dari 30

orang. Dengan jumlah anggota yang tidak terlalu banyak tersebut

harapannya pesan-pesan yang disampaiakan oleh aparatur akan lebih

mudah untuk diterima dan dimengerti oleh Masyarakat. Dengan demikin

yang menjadi tujuan apratur kecamatan Jelutung sendiri sudah berjalan

dengan baik.61

b. Komunikasi Kelompok Besar

penulis menemukan dalam konteks keagamaan dan forum diskusi

seperti halnya, kegiatan pengajian rutin yang dilaksanakan satu bulan

sekali oleh majelis ta‟lim tingkat Kelurahan, dan yang menjadi tuan rumah

secara bergilir disetiap RT , Peringatan Hari Besar Islam (PHBI) seperti

Maulid Nabi, Isra‟Mi‟roj dan tahun baru Islam yang diselenggarakan

aparatur kecamatan Jelutung. yang waktu pelaksanaannya pada hari

tertentu saja. Kemudian komunikasi kelompok melalaui Forum

Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) dan Forum Kerukunan Umat

Beragama (FKUB) kecamatan Jelutung melakukan silaturahmi bersama

masyarakat kecamatan silaturahmi yang dilakukan tiga bulan sekali

didesa-desa secara bergilir. Kemudian forum diskusi ini melibatkan semua

kalangan masyarakat Kelurahan Cempaka Putih, yaitu meliputi kepala

desa, kepala dusun, tokoh adat, tokoh agama, ketua pemuda-pemudi, ketua

kelembagaan masyarakat, maupun masyarakat biasa guna menciptakan

masyarakat yang rukun, tertib, damai dan tentunya menjadikan kecamatan

menjadi kecamatan yang maju daru segala aspek.62

Komunikasi kelompok yang mempertemukan aparatur dan

masyarakat Kelurahan Cempaka Putih ini paling sering dilakukan didesa-

desa yang rawan akan terjadinya konflik. Kemudian komunikasi yang

61

Warga Cempaka Putih, Hj. Bainar, wawancara, catatan lapangan, 10 Oktober 2018 62

Kasi Bimas Islam Kemenag Kota Jambi, H. Lukman Hakim, wawancara, catatan lapangan,

12 Oktober 2018

Page 51: IMPLEMENTASI KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (STUDI ...repository.uinjambi.ac.id/415/1/SKRIPSI BELA ARDILA UK...Cempaka Putih ini terdapat masyarakat yang saling membutuhkan satu sama lain,

37

terjadi dalam komunikasi kelompok pada aparatur kecamatan Jelutung

terhadap masyarakat Islam ini adalah komunikasi metode linier.

3. Bentuk Keluarga yang Multietnis

Komunikasi yang terjalin pada perbedaan budaya dalam keluarga atau

masyarakat setempat terjalin dengan baik. Seperti yang sudah peneliti teliti di

lapangan, bahwasannya perbedaan budaya sangatlah berpengaruh terhadap

individu satu dengan yang lain. Dari informan yang telah di wawancarai, logat

bahasa yang ia pergunakan sehari-hari dalam berkomunikasi belum bisa

dihilangkan. Hal itu sudah menjadi ciri khasnya dalam berkomunikasi. Dan ini

menunjukkan bahwa masyarakat menerima adanya budaya baru yang masuk

ke dalam lingkungan mereka.63

Komunikasi menuntun untuk bertemu dan bertukar simbol dengan

orang lain, sehingga dituntut untuk memahami orang lain yang berbeda

budaya. Kemiripan budaya dalam persepsi memungkinkan pemberian makna

yang mirip pula terhadap suatu objek sosial atau suatu peristiwa. Sebagaimana

budaya berbeda antara yang satu dengan yang lainnya, maka praktik dan

perilaku komunikasi individu-individu yang diasuh dalam budaya-budaya

tersebut akan berbeda pula. Dari cara komunikasi yang sederhana dengan gaya

komunikasi sehari-hari itu menumbuhkan rasa saling percaya dan mengerti.

Keefektifan itu sebenarnya berasal dari diri sendiri. Orang yang kesehariannya

sering berkomunikasi baik itu sedang suka atau duka terhadap pasangan akan

mudah saling percaya dan mengerti satu sama lain.64

Pada pasangan yang berbeda budaya, komunikasi itu sangat

diperlukan, bahkan sangat perlu untuk saling memahami. Komunikasi

dilakukuan tidak harus sesering mungkin, maksudnya itu komunikasi harus

ada topik yang dibicakan, seperti rasa kesal, keluh kesah, dan lainlain. Hal itu

akan menimbulkan keharmonisn pada keluarga saling jujur akan perasaan

masing-masing. Tidak menutupi segala kekurangan atau masalah-masalah

yang ada. Jika hal itu tidak terjaga maka akan terjadi konflik dalam keluarga.

63

Warga Cempaka Putih, Asui Alias Surniati, wawancara, catatan lapangan, 19 Oktober 2018 64

Warga Cemapaka Putih, Sayem, wawancara, catatan lapangan, 12 Oktober 2018

Page 52: IMPLEMENTASI KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (STUDI ...repository.uinjambi.ac.id/415/1/SKRIPSI BELA ARDILA UK...Cempaka Putih ini terdapat masyarakat yang saling membutuhkan satu sama lain,

38

Tidak hanya pada suami atau istri tetapi pada anak, karena jika kita sering

komunikasi dengan anak, maka kita akan tahu karakter dan kemauan anak

seperti apa. Segala sesuatunya adalah bagaimana kita dapat memulai

komunikasi pada komunikan agar terjalin hubungan yang baik. Dan dalam

setiap keluarga pastilah ada konflik, apalagi pasangan yang berbeda budaya.

Tidak mudah memahami itu semua dengan cepat. Semua butuh proses dan

saling memahami satu sama lain.65

4. Bentuk Komunikasi Linear

Di samping penulis mendapati pola komunikasi sirkular, penulis juga

mendapati adanya pola komunikasi linear yang terjadi antara etnis di Jambi.

Hal tersebut terjadi ketika dalam musyawarah yang diadakan oleh Tokoh Adat

ataupun Kepala Desa dalam menyelesaikan suatu masalah yang sedang terjadi

ataupun hal-hal lainnya yang berkenaan dengan kepentingan bersama yang

menyangkut kedua etnis tersebut. Dalam proses musyawarah tersebut terjadi

proses komunikasi kelompok yang dipimpin oleh tokoh adat maupun kepala

kampung.66

Dalam proses penyampaian pesan berupa pengumuman ataupun hasil

keputusan antar tokoh adat tentang masalah yang sedang dialami, masyarakat

hanya mendengarkan dan mengikuti keputusan dari tokoh adat, karena mereka

yakin keputusan tokoh adat akan menjadi kebaikan bersama. Dalam

komunikasi kelompok tersebut terkadang masyarakat hanya mendengarkan

saja, namun terkadang terjadi dialog dalam proses komunikasi kelompok

tersebut. bahwa pola komunikasi linear yaitu penyampaian pesan dari satu titik

ke titik yang lain secara lurus. Pola ini tidak menitiberatkan pada umpan balik,

tetapi lebih kepada tersampaikannya pesan dari komunikator kepada

komunikan.67

Dalam pola komunikasi ini penyampai pesan yaitu tokoh adat ataupun

kepala kampung menyampaikan pesan kepada masyarakat baik etnis local,

maupun perantau dari luar Jambi. Dalam pola komunikasi ini proses

65

Warga Cempaka Putih, Hj. Siti Majmu‟, wawancara, catatan lapangan, 20 Oktober 2018 66

Observasi tanggal 30 Oktober 2018 67

Warga Cempaka Putih, Berly, wawancara, catatan lapangan, 02 September 2018

Page 53: IMPLEMENTASI KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (STUDI ...repository.uinjambi.ac.id/415/1/SKRIPSI BELA ARDILA UK...Cempaka Putih ini terdapat masyarakat yang saling membutuhkan satu sama lain,

39

komunikasi berjalan secara lurus dan dengan adanya perbedaan strata antara

komunikator (tokoh adat atau kepala desa) dan komunikan.

5. Bentuk Komunikasi Personal

Berdasarkan observasi dilapangan menunjukan bahwa dalam proses

komunikasi personal ini lebih banyak ditemukan komunikasi personal secara

langsung (tatap muka). Yaitu komunikasi yang terjadi secara tatap muka

berlangsung secara dialogis saling menatap antar personal (komunikator dan

komunikan) sehingga terjadi kontak pribadi (personal contact).

Setelah penulis melakukan penelitian dikecamatan Jelutung, bahwa

komunikasi personal yang dilakukan aparatur Kelurahan Cempaka Putih

terhadap masyarakat Islam yang berlatar belakang budaya yang berbeda-beda

sangatlah efektif. Karena bentuknya dialog dan langsung mendapatkan

feedback sehingga komunikator dapat segera mengubah gaya komunikasinya

dipikiran jika komunikator mengetahui bahwa umpan balik dari komunikan

bersifat negatif. Dalam proses komunikasi antar personal ini aparatur

Kelurahan Cempaka Putih sebagai seorang komunikator menyampaikan

pesan-pesan yang berisi nasihat-nasihat, saran, pentingnya kerukunan hidup,

masukan-masukan, motivasi maupun program kerja kecamatan Jelutung

kepada para aparatur disetiap desa, yang kemudian aparatur desa tersebut

menyampaikan pesan yang telah disampaikan aparatur kecamatan kepada

masyarakat Islam yang ada didesanya masing-masing sebagai

komunikannya.68

Dalam pelaksanaanya komunikasi ini dilakukan untuk menyelesaikan

masalah-masalah yang ada pada masyarakat di Kelurahan Cempaka Putih

terkait selalu terjadinya konflik antar masyarakat Islam yang berbeda suku.

Dimana biasanya jenis komunikasi antar personal ini terjadi dalam kegiatan

seperti kunjungan aparatur Kelurahan Cempaka Putih yang diadakan satu

bulan sekali kedesa-desa yang ada di kelurahan Maupun masyarakat atau

aparatur desa yang berkunjung kekantor kelurahan untuk menyampaikan

aspirasi maupun keluhan masyarakat yang ada didesanya masing-masing.

68

Observasi tanggal 03 September 2018

Page 54: IMPLEMENTASI KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (STUDI ...repository.uinjambi.ac.id/415/1/SKRIPSI BELA ARDILA UK...Cempaka Putih ini terdapat masyarakat yang saling membutuhkan satu sama lain,

40

Dengan langsung terjunnya aparatur Kelurahan Cempaka Putih akan lebih

mudah untuk melakukan komunikasi terhadap masyarakat Islam yang

mempunyai suku yang berbeda-beda. Kemudian aparatur lebih paham

permasalahan-permasalahan yang terjadi di masyarakat Kelurahan Cempaka

Putih dengan keragaman yang ada di Cempaka Putih pada khususnya.69

B. Proses Komunikasi Antarbudaya pada Masyarakat Kelurahan Cempaka

Putih

Dalam proses komunikasi, angggota berperan sebagai komunikator dan

komunikan. Komunikasi berlangsung secara rileks, nyaman dan santai. Sehingga

memudahkan keluarga yang berbeda etnis dalam berinteraksi, baik menggunakan

bentuk komunikasi verbal atau nonverbal. komunikasi dalam bentuk verbal dan

non verbal pada keluarga beda etnis, disini juga sebagai alat ukur atau sebagai

bentuk komunikasi yang terjalin dimana komunikasi nonverbal digunakan untuk

memperjelas komunikasi verbal yang dalam prakteknya menggunakan bahasa

tubuh dan simbol-simbol yang digunakan. Simbol-simbol disini diguanakan untuk

mempraktekkan atau mengaplikasikan komunikasi verbal dalam bentuk bahasa

tubuh. Setiap komunikasi yang dilakukan oleh siapapun mempunyai tujuan.

Paling tidak komunikasi yang dilakukan mengarah kepada komunikasi efektif

melalui pemaknaan yang sama atas pesan yang dipertukarkan di antara peserta

komunikasi. Pemaknaan pesan akan semakin sulit pada daerah komunikasi

antarbudaya karena disebabkan beberapa hal:70

Pertama, perbedaan budaya diantara para peserta komunikasi antarbudaya

jelas hambatan yang terbesar. Sebab dengan berbeda budaya tersebut akan

menentukan cara berkomunikasi yang berbeda serta symbol (bahasa) yang

mungkin berbeda pikiran. Kedua, dalam komunikasi yang melibatkan peserta

komunikasi yang berbeda budaya akan muncul sikap etnosentrisme, yaitu

memandang segala sesuatu dalam kelompok sendiri. sebagai pusat segala sesuatu,

dan hal lain-lainnya diukur dan dinilai berdasarkan rujukan kelompoknya. Ketiga,

kelanjutan dari sikap etnosentris ini memunculkan stereotip, yaitu sikap

69

Ketua RT 18, Widiyanto, Cempaka Putih, wawancara, catatan lapangan, 09 September 2018 70

Observasi tanggal 10 Oktober 2018

Page 55: IMPLEMENTASI KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (STUDI ...repository.uinjambi.ac.id/415/1/SKRIPSI BELA ARDILA UK...Cempaka Putih ini terdapat masyarakat yang saling membutuhkan satu sama lain,

41

generalisasi atas kelompok orang, objek atau peristiwa yang secara luas dianut

suatu budaya.71

Kedua, Sedangkan keterkaitan hasil penelitian pada teori pluralism budaya

oleh nathan glaz yaitu proses penanganan pola-pola etnisitas dan keragaman

budaya yang mempengaruhi sikap terhadap karakteristik kebudayaan etnik dan

ras. Seperti yang telah peneliti teliti di lapangan, bahwa budaya yang telah di

bawa sejak lahir itu tidak dapat dihilangkan, namun dengan adanya perbedaaan

budaya, dan lahir lah percampuran akulturasi budaya satu dengan yang lain yang

prosesnya memerlukan adaptasi yang cukup lama.

1. Proses Akulturasi Budaya

Proses akulturasi yang terjadi pada kaum urban dengan Masyarakat

disambut dengan baik. Bahkan satu sama lain menghargai budaya yang masuk

ke desa mereka, sehingga terciptanya kerukunan antar umat,bangsa, suku

maupun etnis. Terjadinya proses akulturasi juga tidak menghilangkan sikap

atau sifat kepribadian asli, akulturasi hanya berperan sebagai pengantar media

untuk memperkenalkan budaya yang tertanam di desa tersebut.72

Para informan cenderung melakukan penyesuaian bahasa dalam

berkomunikasi selama mereka memahami bahasa komunikannya. Penelitian

ini menemukan bahwa pengalaman informan dalam mengomunikasikan

identitas kultural dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Faktor

internal dipengaruhi oleh perasaan dan prasangka yang muncul dalam diri

informan. Perasaan yang muncul dalam diri informan bila berkomunikasi

menggunakan bahasa jawa. Yang membuat komunikasi berjalan tidak efektif

yaitu Karena adanya sikap etnosentrisme, ketidaksadaran (mindlessness)

dalam memahami perbedaan identitas kultural serta adanya stereotip yang

melekat terhadap bahasa. Tidak adanya kesadaran (mindlessness) oleh orang-

orang yang memberikan stereotip tetapi komunikasi yang terjadi tidak

71

Observasi tanggal 11 September 2018 72

Observasi tanggal 11 September 2018

Page 56: IMPLEMENTASI KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (STUDI ...repository.uinjambi.ac.id/415/1/SKRIPSI BELA ARDILA UK...Cempaka Putih ini terdapat masyarakat yang saling membutuhkan satu sama lain,

42

seimbang, Komunikasi yang terjadi tidak setara bahkan terkesan merendahkan

salah satu pihak dengan memberikan stereotip negatif.73

Sebuah percampuran yang terjadi pada kebudayaan yang berbeda

seperti yang terjadi pada masyarakat kelurahan Cempaka Putih merupakan

sebuah kebudayaan yang dibawa oleh para kaum urban yang menetap disana.

Intensitas interaksi keseharian begitu rapat sehingga menunjang terjadinya

percampuran kebudayaan yang tidak dapat terbendung lagi.

Dalam suatu hubungan yang harmonis dan saling membutuhkan,

komunikasi yang menyenangkan akan terjadi dengan sendirinya. Baik suami

maupun istri selalu ingin berbagi cerita tentang pengalaman, pemikiran, dan

perasaan kepada pasangannnya. Perbedaan budaya pada satu lingkup keluarga

membutuhkan proses interkasi percampuran budaya. Hal ini cukup sulit jika

komunikasi yang dipakai tidak efektif.

Proses akulturasi pada keluarga beda budaya yaitu memahami sikap,

karakter dan bahasa yang dibawa oleh masing-masing budaya. Masyarakat di

Kelurahan Cempaka Putih dengan seiringnya waktu di tengah banyaknya

perbedaan budaya, mereka menjunjung tinggi semboyan Indonesia yakni

Bhinneka Tunggal Ika.

73

Warga Cempaka Putih, Abdul Muis, wawancara, catatan lapangan, 30 September 2018

Page 57: IMPLEMENTASI KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (STUDI ...repository.uinjambi.ac.id/415/1/SKRIPSI BELA ARDILA UK...Cempaka Putih ini terdapat masyarakat yang saling membutuhkan satu sama lain,

43

BAB IV

PENERAPAN DAN DAMPAK KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA DI

KELURAHAN CEMPAKA PUTIH

A. Penerapan Komunikasi Antarbudaya pada Masyarakat Kelurahan

Cempaka Putih

Penerapan di Lingkungan Keluarga

Secara umum, komunikasi yang paling berpengaruh dalam pernikahan

adalah ketika menjalani kehidupan sehari-hari, yaitu bagaimana kedua

pasangan saling memperhatikan, membuka diri terhadap pasangannya,

bagaimana bersikap secara emosional seperti menghibur ketika salah satu

memiliki masalah, bagaimana berespon ketika pasangan melakukan hal yang

kurang disenangi, dan sebagainya. Perbedaan suku biasanya membawa pada

perbedaan bahasa, sehingga ada istilah yang tidak diketahui pasangan dan ada

juga yang sama namun berbeda makna. Jika keduanya tidak saling memahami

dan tidak bisa mengomunikasikannya dengan baik, maka kesalahpaham akan

terjadi.74

B. Dampak Komunikasi Antar Budaya pada Masyarakat Kelurahan

Cempaka Putih

1. Terciptanya Keseimbangan Sosial

Komunikasi dinilai paling ampuh dalam kegiatan mengubah sikap,

kepercayaan, opini, dan perilaku komunikan Karena komunikasi yang

dilakukan pada keluarga beda buadaya ini berlangsung secara face to face

communication. Dengan keampuhannya dalam mengubah sikap, kepercayaan,

opini dan perilaku komunikan seringkali dipergunakan untuk melancarkan

komunikasi persuasif yaitu suatu teknik komunikasi secara psikologis

manusiawi yang sifatnya halus, luwes berupa ajakan, bujukan atau rayuan.75

Dalam penelitian ini, Aktifitas interaksi sosial dan tindakan

komunikasi itu dilakukan secara verbal, dan nonverbal. Kebutuhan adanya

74

Observasi tanggal 02 September 2018 75

Kepala Kesbangpol Provinsi Jambi, Drs. H. Asnawi, AB, MM., wawancara, catatan

lapangan, 09 September 2018

43

Page 58: IMPLEMENTASI KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (STUDI ...repository.uinjambi.ac.id/415/1/SKRIPSI BELA ARDILA UK...Cempaka Putih ini terdapat masyarakat yang saling membutuhkan satu sama lain,

44

sebuah sinergi fungsional dan Akselrasi positif dalam melakukan pemenuhan

kebutuhan manusia satu dengan yang lainnya kemudian melahirkan kebutuhan

tentang adanya norma-norma nilai sosial yang mampu mengatur tindakan

manusia dalam memenuhi berbagai kebutuhannya, sehingga tercipta

keseimbangan social antara hak dan kewajiban dalam pemenuhan kebutuhan

manusia terutama juga kondisi keseimbangan itu akan menciptakan tatanan

social dalam proses kehidupan masyarakat saat ini dan waktu yang akan

datang.76

2. Memunculkan Identitas Kelompok

Budaya memberikan identitas kepada sekelompok orang, diantaranya

dapat diidentifikasi dari komunikasi dan bahasa. Sistem komunikasi, verbal

dan nonverbal, membedakan suatu kelompok dari kelompok lainnya.

Karakteristik budaya yang berbeda yang dibawa saat keduanya berinteraksi

juga dapat menimbulkan konflik. Konflik timbul karena kurang memahami

makna pesan yang di bawa dalam proses interaksi. Dalam kaitan komunikasi

antar budaya, komunikasi antara masyarakat urban dengan masyarakat

setempat sudah tampak jelas memperlihatkan bahwa komunikasi yang terjadi

melibatkan dua unsur budaya yang berbeda. Masyarakat urban dengan latar

belakang budaya dari daerah tempat asalnya dan masyarakat setempat dengan

latarnbelakang budaya daerah setempat.77

Kebudayaan dapat diartikan sebagai keseluruhan kebiasaan, nilai,

pemaknaan, penggambaran (image), struktur aturan, pemrosesan informasi,

dan pengalihan konvensi, pikiran, perbuatan, dan perkataan yang dibagikan

diantara para anggota suatu sistem sosial dan kelompok sosial dalam suatu

masyarakat. Komunikasi yang terjadi dengan latar belakang budaya yang

berbeda, tak jarang hal ini menimbulkan kesalahpahaman dalam proses

komunikasinya. Demikian juga dengan komunikasi yang terjadi antara

masyarakat urban dan masyarakat setempat.78

76

Observasi tanggal 09 September 2018 77

Kepala KUA Kec. Jelutung Kota Jambi, Fatahuddin, S. Ag., M. Fil. I, wawancara, catatan

lapangan, 10 September 2018 78

Observasi tanggal 12 September 2018

Page 59: IMPLEMENTASI KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (STUDI ...repository.uinjambi.ac.id/415/1/SKRIPSI BELA ARDILA UK...Cempaka Putih ini terdapat masyarakat yang saling membutuhkan satu sama lain,

45

Dalam penelitiaan ini para informan melakukan pengungkapan diri

yang berbeda-beda. Adanya persepsi mengenai identitas kultural atau budaya

secara langsung dan tidak langsung mempengaruhi seseorang dalam

berkomunikasi dengan menggunakan bahasa asalnya. Persepsi identitas beda

etnis menurut informan lebih identik pada logat berbicara. Bentuk evaluasi

perilaku komunikasi yang dilakukan informan dan mereka cenderung

berbicara menggunakan Bahasa Indonesia.

C. Analisis Peneliti

setiap orang bisa mengetahui dan tidak mengetahui tentang dirinya

maupun orng lain. Teori Self Disclosure sering pula disebut Jendela Johari

merupakan dasar untuk menjelaskan dan memahami interaksi antar pribadi secara

manusiawi. Jendela Johari ini terdiri dari empat bingkai. Masing-masing bingkai

berfungsi menjelaskan bagaimana tiap individu mengungkapkan dan memahami

diri sendiri dalam kaitannya dengan orang lain.

Banyak sekali yang diungkapkan tentang diri sendiri melalui ekspresi

wajah, sikap tubuh, pakaian, nada suara dan melalui isyaratisyarat non verbal

lainnya, meskipun banyak diantara perilaku tersebut tidak sengaja. Namun

”penyingkapan diri” yang dipakai disini merupakan perilaku yang disengaja.

Terjadinya sebuah proses komunikasi ini tidak terlepas dari adanya

beberapa faktor baik faktor pendukung maupun faktor penghambat. Kemudian

dari kajian dan penelitian yang penulis lakukan dan temukan dilapangan bahwa

pada proses komunikasi antarbudaya yang dilakukan aparatur ormas dan lintas

agama dalam upayanya untuk meningkatkan kerukunan masyarakat Islam, maka

dapat penulis analisa bahwa proses komunikasi antarbudaya yang dilakukan

Aparatur terhadap masyarakat Islam tersebut memiliki dua faktor yakni faktor

pendukung dan faktor penghambat.79

Terkait pola komunikasi antarbudaya dalam memelihara kerukunan hidup

bermasyarakat. Dalam pembahasannya penulis mendapati pola komunikasi

antarbudaya yang dipakai adalah pola komunikasi sirkular dan pola komunikasi

79

Ketua RT 18, Widiyanto, Cempaka Putih, wawancara, catatan lapangan, 09 September 2018

Page 60: IMPLEMENTASI KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (STUDI ...repository.uinjambi.ac.id/415/1/SKRIPSI BELA ARDILA UK...Cempaka Putih ini terdapat masyarakat yang saling membutuhkan satu sama lain,

46

linear. Kemudian, mengenai faktor pendukung dan penghambat komunikasi

antarbudaya dalam memelihara kehidupan bermasyarakat. bahwa faktor

pendukung dan penghambat komunikasi antarbudaya etnis di Cempaka Putih,

Jambi adalah:

1. Faktor Pendukung Komunikasi Antar Budaya di Cempaka Putih

Komunikasi yang berhasil adalah komunikasi yang berlangsung efektif

antara komunikator dan komunikan, begitu pun sebaliknya. Efektifnya suatu

proses komunikasi berarti meningkatkan kesamaan arti pesan arti pesan yang

dikirim dengan pesan yang diterima. Dalam mewujudkan suatu keefektifan

dalam komunikasi tentunya ada faktor pendukung yang menjadi pendorong

bagi kelancaran dalam proses komunikasi tersebut.80

Dalam proses komunikasi yang terjadi antara etnis di Cempaka Putih,

penulis mendapati ada beberapa faktor pendukung yang memperlancar proses

komunikasi yang terjadi. Faktor pendukung tersebut jugalah yang menjadikan

kehidupan yang rukun diatas perbedaan budaya antar kedua etnis tersebut.

Berikut faktor-faktornya:

Pertama, faktor bahasa, bahasa menjadi pendukung komunikasi

antarbudaya dikarenakan antar etnis saling ingin mengetahui dan bisa untuk

berbicara menggunakan bahasa Jambi atau Indonesia. Sehingga terjadilah rasa

ingin tahu dan menimbulkan komunikasi yang efektif.81

Kedua, Rasa saling menghormati perbedaan budaya. Ketiga, Sikap

kekeluargaan, sikap saling membantu dan merasakan penderitaan antar etnis

yang kuat dan saling memberi bantuan tanpa harus diminta ketika adanya

musibah ataupun hajatan dan lain-lain. Keempat, Menjunjung tinggi sikap

sopan santun, dalam proses komunikasi menggunakan bahasa sapaan dan tutur

kata yang lembut. Selanjutnya faktor penghambat dalam komunikasi ini

hambatan semantik atau bahasa, logat bicara etnis tertentu di Cempaka Putih

yang cenderung keras terkadang menjadi konflik kecil diawal-awal serta ada

80

Warga Cempaka Putih, Hj. Bainar, wawancara, catatan lapangan, 02 September 2018 81

Akademisi UIN STS Jambi, DR. Bahrul Ulum, wawancara, catatan lapangan, 03 September

2018

Page 61: IMPLEMENTASI KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (STUDI ...repository.uinjambi.ac.id/415/1/SKRIPSI BELA ARDILA UK...Cempaka Putih ini terdapat masyarakat yang saling membutuhkan satu sama lain,

47

beberapa orang yang dalam pelaksanaan komunikasi kurang mengerti dengan

bahasa Indonesia yang dijadikan komunikasi sehari-hari bagi dua etnis ini.82

Ketiga, bahasa. bahwa bahasa merupakan sarana utama dalam

komunikasi. Gagasan, pikiran, dan perasaan dapat diketahui maksudnya ketika

disampaikan lewat bahasa. Bahasa biasanya dibagi menjadi dua sifat, yaitu

bahasa verbal dan bahasa non verbal. Bahasa menjembatani antar individu

dikaji secara kontekstual. Fokus kajian bahasa selalu dihubungkan dengan

perbedaan budaya.

Dalam proses komunikasi yang terjadi antara kedua etnis ini

menggunakan bahasa Indonesia, walaupun terkadang mereka menggunakan

bahasa masing-masing. Perbedaan bahasa dikalangan masyarakat etnis di

Cempaka Putih justeru menjadi keunikan tersendiri.

Perbedaan yang ada justru menjadi sarana mereka untuk saling belajar,

rasa ingin tahu dan ingin bisa berbicara dengan bahasa yang berbeda. Dengan

adanya perbedaan bahasa itu juga pebedaan bahasa dapat menimbulkan daya

tarik tersendiri bagi kedua etnis ini untuk melakukan komunikasi antarbudaya.

Hal ini sesuai dengan yang diungkapan oleh informan di lapangan.

Terkadang bahasa menjadi hambatan dalam berkomunikasi, oleh

karena adanya rasa ingin tahu dalam mempelajari bahasa, maka hal tersebut

menjadi daya tarik tersendiri bagi mereka. Hal ini juga sesuai dengan fungsi

dari komunikasi antarbudaya yaitu menambah pengetahuan.83

Selanjutnya, keempat yaitu sikap kekeluargaan. Sudah menjadi

karakteristik masyarakat desa yang mengutamakan sikap kekeluargaan.

Mereka menyadari bahwa tetangga adalah orang yang terdekat yang akan

membantunya disaat sedang membutuhkan bantuan.84

sikap kekeluargaan

membaur dengan antar sesama manusia maupun dengan suku lain merupakan

suatu nilai pengamalan falsafah hidup masyarakat Cempaka Putih yang harus

diterapkan dengan sesama manusia merupakan pengamalan dari nilai-nilai

kemanusiaan.

82

Warga Cempaka Putih, Asui, wawancara, catatan lapangan, 15 Oktober 2018 83Warga Cempaka Putih, Hj. Siti Majmu‟, catatan lapangan, 19 Oktober 2018

84Warga Cempaka Putih, Ibu Rosmayar, wawancara, catatan lapangan, 20 September 2018

Page 62: IMPLEMENTASI KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (STUDI ...repository.uinjambi.ac.id/415/1/SKRIPSI BELA ARDILA UK...Cempaka Putih ini terdapat masyarakat yang saling membutuhkan satu sama lain,

48

Dari sikap kekeluargaan antarbudaya tersebut telah terjadinya integrasi

sosial, dimana setiap anggota budaya mampu menciptakan kesatuan dan

menerima perbedaan sebagai suatu sikap kesamaan dengan tidak membeda-

bedakan dalam hal interaksi. Sikap tersebut akan menjadikan komunikasi

antarbudaya yang efektif, karena dengan adanya sikap tersebut akan

meminimalisir kesalahpahaman dan perbedaan.85

Kelima, menjunjung tinggi sikap sopan santun. Sikap sopan santun

yang diterapkan oleh masyarakat ni sangat terlihat sekali ketika dalam

berbicara, meskipun terdengar logat bahasa yang mereka ucapkan keras, akan

tetapi maknanya lembut. Penggunaan sapaan tersebut juga merupakan sebuah

penghormatan bagi lawan bicaranya, sehingga hal tersebut dapat

meminimalisir kesalahpahaman dalam komunikasi. Sikap sopan santun tidak

hanya dalam hal ucapan tetapi juga dalam hal perbuatan. Perilaku yang sopan

ketika bertindak baik oleh masyarakat etnis Jambi merupakan sebuah

pernyataan identitas individu.

Dalam proses komunikasi antarbudaya terdapat beberapa perilaku

komunikasi individu yang digunakan untuk menyatakan identitas diri maupun

identitas sosial. Perilaku itu dinyatakan melalui tindakan

berbahasa baik secara verbal maupun non verbal. Hal itu juga yang penulis

dapati di lapangan.

Keenam, menghormati perbedaan budaya. pemahaman dan penerimaan

yang kita lakukan terhadap budaya yang dimiliki oleh masyarakat lain yang

memiliki budaya yang berbeda menjadi satu dasar dalam membangun

komunikasi yang efektif. Disinilah komunikasi antarbudaya mempunyai

peranan yang sangat besar. perbedaan budaya antar etnis menjadi keunikan

tersendiri dan sebuah kekayaan budaya. Dalam perbedaan budaya tersebut

86terjadilah akulturasi budaya dan saling memperkenalkan budaya, bukan

saling menutup diri dan menganggap budayanya lah yang super dan tiada

duanya. Hal tersebut juga sesuai dengan teori yang diungkapkan oleh

85

Ketua FKUB Kota Jambi, Drs. H. Husin Abd. Wahab, wawancara, catatan lapangan, 19

Oktober 2018 86

Warga Cempaka Putih, Berly, wawancara, catatan lapangan, 20 September 2018

Page 63: IMPLEMENTASI KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (STUDI ...repository.uinjambi.ac.id/415/1/SKRIPSI BELA ARDILA UK...Cempaka Putih ini terdapat masyarakat yang saling membutuhkan satu sama lain,

49

Schramm yang menyatakan bahwa komunikasi antarbudaya akan efektif

apabila masing-masing anggota budaya menghormati dan memberikan hak

budaya lain.

Ketujuh, masyarakat yang antusias dan siap untuk menerima informasi

maupun pesan-pesan yang disampaikan oleh aparatur kecamatan Jelutung

bahkan masyarakat selalu menunggu kedatangan aparatur untuk menerima

nasehat-nasehat nya bila aparatur kecamatan yang tak kunjung hadir

didesanya.

Kedelapan, masyarakat yang selalu aktif untuk mencari informasi

tentang program-program yang diperuntukan untuk desa, bahkan masyarakat

atau aparat desa tidak ada rasa segan-segan mengunjungi aparatur kecamatan

Jelutung di kantor maupun dirumahnya.

Kesembilan, Sikap menghargai masyarakat kepada seorang aparatur

kecamatan sangat tinggi, kedatangan seorang aparatur selalu disambut dengan

baik oleh masyarakat, mengingat mereka memang sangat membutuhkan

bimbingan dari seorang aparatur kecamatan Jelutung dalam meningkatkan

kerukunan antar masyarakat Islam yang ada di kecamatan Jelutung khususnya

di Desa Cempaka Putih.

Kesepuluh, Masyarakat yang mudah untuk diajak bermusyawarah

untuk mufakat dalam menyelesaikan segala permasalahan ataupun

perselisihan yang terjadi pada masyarakat desa satu dan desa yang lainnya.

Hal ini cara yang sangat efektif bagi aparatur dalam upaya meningkatkan

kerukunan masyarakat Islam desa yang satu dengan desa yang lainnya yang

sedang mengalami perselisihan.87

Kesebelas, adanya berbagai macam kelembagaan yang di bentuk

masyarakat maupun oleh aparatur kecamtan Jelutung, seperti halnya,

pengajian bapak-bapak dan ibu-ibu, risma, gapoktan, pemuda atau karang

taruna dan yang lainya. Kemudian kelembagaan masyarakat tersebut selalu

aktif mengadakan kegiatan-kegiatan sehingga memudahkan aparatur

kecamatan Jelutung untuk berkunjung dan melakukan komunikasi terhadap

87

Warga Cempaka Putih, Ibu Rosmayar, wawancara, catatan lapangan, 21 September 2018

Page 64: IMPLEMENTASI KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (STUDI ...repository.uinjambi.ac.id/415/1/SKRIPSI BELA ARDILA UK...Cempaka Putih ini terdapat masyarakat yang saling membutuhkan satu sama lain,

50

masyarakat untuk menampung aspirasi atau keluhan permasalahan yang ada

pada masyarakat.88

2. Faktor Penghambat Komunikasi Antar Budaya di Cempaka Putih

Ada faktor pendukung dalam sebuah proses komunikasi, berarti ada

pula faktor yang menjadi penghambat dalam berkomunikasi antara etnis yang

berbeda. Adapun faktor penghambatnya adalah sebagai berikut:

Pertama, bahasa. Komunikasi merupakan keterampilan paling penting

dalam hidup setiap manusia. Pada dasarnya, manusia adalah mahluk yang

bergantung. Manusia adalah mahluk sosial sehingga tidak bisa hidup secara

mandiri dan pasti membutuhkan orang lain untuk mengatasi kendala yang

terjadi dalam kehidupannya. Namun, tak sekedar komunikasi saja yang

dibutuhkan, tetapi pemahaman atas pesan yang disampaikan oleh

komunikator. Jika tidak, maka komunikasi yang baik dan efektif tidak dapat

tercipta.

Bahasa disamping sebagai faktor pendukung dalam komunikasi

antarbudaya, juga menjadi faktor penghambat dalam proses komunikasi yang

berlangsung antara etnis. Kesulitan dalam menggunakan bahasa yang dapat

dimengerti oleh lawan bicara ini dapat mengakibatkan misalnya, lebih banyak

kesalahan komunikasi, lebih banyak kesalahan kalimat, lebih besar

kemungkinan salah paham dan makin banyak salah persepsi. Bahasa juga

menjadi faktor-faktor yang dapat mempengaruhi komunikasi antarbudaya bagi

pelaku komunikasi.89

Bahasa mencerminkan budaya. Makin besar perbedaan budaya, makin

perbedaan komunikasi baik dalam bahasa maupun dalam isyarat-isyarat

nonverbal. Makin besar perbedaan antara budaya (dan, karenanya, makin

besar perbedaan komunikasi), makin sulit komunikasi dilakukan. Hambatan

bahasa menjadi penghalang utama karena bahasa merupakan sarana utama

88

Kepala Kesbangpol Provinsi Jambi, Drs. H. Asnawi, AB, MM., wawancara catatan

lapangan, 23 September 2018 89

Ketua FKUB Kota Jambi, Drs. H. Husin Abd. Wahab, wawancara, catatan lapangan, 26

September 2018

Page 65: IMPLEMENTASI KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (STUDI ...repository.uinjambi.ac.id/415/1/SKRIPSI BELA ARDILA UK...Cempaka Putih ini terdapat masyarakat yang saling membutuhkan satu sama lain,

51

terjadinya komunikasi. Gagasan, pikiran, dan perasaan dapat diketahui

maksudnya ketika disampaikan lewat bahasa.90

Pada umumnya komunikasi yang terjadi antara etnis ini menggunakan

bahasa Indonesia sebagai bahasa komunikasi sehari-hari, namun sebagian

orang khususnya warga etnis Jawa yang telah lanjut usia tidak dapat

menggunakan bahasa Indonesia secara lancar. Sehingga hal tersebut menjadi

kendala ketika berkomunikasi dengan masyarakat etnis lainnya. Hambatan

bahasa yang terjadi dalam proses komunikasi tersebut tidak sampai

menimbulkan konflik, hanya saja terkadang salah dalam memahami maksud

pesan.

Kedua, kesibukan aparatur kecamamatan maupun tingkat desa yang

mempunyai padatnya agenda sehingga mengurangi waktu kunjungan dan

waktu bertemu dengan masyarakat dan aparat desa untuk melakukan tukar

informasi secara langsung.

Ketiga, Masyarakat antar agama di Kecamatan Jelutung dan Desa

Cempaka Putih pada khususnya yang mempunyai latar belakang budaya

berbeda-beda membuat aparatur Keluruhan Cempaka Putih kesulitan dalam

melakukan komunikasi terhadap masyarakat, karena tehknik komunikasi yang

digunakan RT satu dengan RT yang lainnya selalu berbeda.91

Keempat, beragamnya bahasa yang digunakan masyarakat membuat

aparatur kesulitan dalam melakukan komunikasi karena aparatur harus

beradaptasi sedikit-sedikit mengenai tata bahasa masing-masing suku agar

emosional aparatur sebagai seorang komunikator lebih dekat dengan

masyarakat. Dan agar tidak adanya kesalahpahaman bahasa atau makna

mengingat tidak sedikit dari masyarakat yang tidak paham bahasa Indonesia.

Kelima, sikap masyarakat yang malas untuk menghadiri kegiatan-

kegiatan yang sudah digagas oleh aparatur pemerintah Kelurahan Cempaka

Putih, sehingga pesan-pesan yang disampaikan oleh aparatur kecamatan

Jelutung tidak sampai kesemua masyarakat.

90

Warga Cempaka Putih, Hasan, wawancara catatan lapangan, 19 Oktober 2018 91

Kepala Kesbangpol Provinsi Jambi, Drs. H. Asnawi AB, MM, wawancara, catatan lapangan,

20 Oktober 2018

Page 66: IMPLEMENTASI KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (STUDI ...repository.uinjambi.ac.id/415/1/SKRIPSI BELA ARDILA UK...Cempaka Putih ini terdapat masyarakat yang saling membutuhkan satu sama lain,

52

Beberapa faktor pendukung dan penghambat tersebutlah yang terjadi pada

proses komunikasi antarbudaya masyarakat etnis Jawa dan Minang selama ini.

Faktor-faktor yang mendukung dan menghambat ini semakin disadari oleh

keduanya. Hambatan saat proses komunikasi antara keduanya semakin menipis

seiring berjalannya waktu. Hasil akhirnya adalah bahwa sejauh ini proses

komunikasi antara kedua etnis ini sudah bisa mencapai pengertian bersama.

Faktor-faktor yang mendukung dan menghambat dalam perilaku

komunkasi pun dapat dijadikan alat untuk mencapai suatu pengertian bersama,

yang berujung pada sikap toleransi antar keduanya. Pengertian bersama yang

dimaksud disini adalah ketika keduanya dapat memperkecil konflik yang terjadi

dalam kehidupan bermasyarakat dan menjadikan komunikasi sebagai alat untuk

menyatukan mereka dan pendapat- pendapatnya agar tercapainya suatu tujuan

bersama. Pengertian bersama merupakan hasil yang ideal dalam sebuah proses

komunikasi. Idealnya sebuah hubungan sosial dalam sebuah masyarakat haruslah

saling mengahargai dan menghormati sesama. Hubungan sosial yang baik dapat

menciptakan kehidupan bermasyarakat yang rukun dan damai, tanpa adanya

konflik yang berarti diantara kedua budaya yang bertemu.92

Komunikasi yang efektif, baik itu komunikasi personal maupun

komunikasi kelompok adalah komunikasi yang menimbulkan efek tertentu sesuai

dengan tujuan utama yang hendak dicapai. Dari proses komunikasi antarbudaya

aparatur Kelurahan Cempaka Putih tujuan yang hendak dicapai ialah untuk

memberikan bimbingan kepada masyarakat mengenai kerukunan dalam

menghadapi kehidupan bermsyarakat dengan masayarakat yang berbeda

kebudayaannya.

Adapun hasil analisa peneliti di lapangan, bahwa warga Kelurahan

Cempaka Putih dapat berkomunikasi dengan baik dan benar sehingga sampai ke

maksud yang di tentukan, seperti halnya di katakan oleh Mustika selaku Ketua

RT. 09.

[D]isini warganya menyatu walau banyak perbedaan agama dan budaya.

Bahasa yang sering digunakan adalah bahasa daerah Jambi. Dan jika ada

92

Observasi tanggal 20 Oktober 2018

Page 67: IMPLEMENTASI KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (STUDI ...repository.uinjambi.ac.id/415/1/SKRIPSI BELA ARDILA UK...Cempaka Putih ini terdapat masyarakat yang saling membutuhkan satu sama lain,

53

arahan dari pihak kelurahan kami bersama-sama menanggapinya, seperti

ajakan untuk gotong royong, saya bersama warga RT. 09 ikut

berpartisipasi.93

Hal ini di akui oleh Hj. Bainar (Suku Minang-Pariaman).

[U]mur nenek ni sudah tua 81 tahun. Saya tinggal di sini sudah 30 tahun,

dan tidak pernah terjadi masalah dengan tetangga, kami bagaikan adek-

beradek termasuk dengan non-muslim, ketika kita ada acara mereka datang

atas dasar undangan, begitupun ketika berduka, mereka segera mendatangi

rumah duka.

Adapun rasa kekeluargaan ini juga dirasakan oleh salah satu warga

beragama Konghucu, Ibu Surniati (nama tionghoanya, Asui) RT.09, umur 72

Tahun, yang telah 50 tahun di Cempaka Putih

[S]aya lahir di Bajubang, agama saya Konghucu dann nudaya saya

Tionghoa. Kami di sini akur, membaur, dan saling membantu apalagi

ketika ada acara, saya pun ikut bantu masak. Anak saya 7 orang, 3 orang

Beragama Muslim, 1 Orang Beragama Kristen, dan 2 orang Beragama

Buddha, tapi kami di keluarga tidak pernah bermasalah, menajalani

kehidupan sesuai Agama dan keyakinan masing-masing, dan kami pun

menggunakan bahasa Daerah Jambi baik dengan keluarga maupun

tetangga. Kami di sini berkeluarga, saling tolong menolong, dan kami

mengikuti pengajian ini rutin. Kami bangga dan bersyukur bertetangga

dengan berbeda-beda agama dan budaya.94

Salah satu Pasangan Suami Istri warga RT. 02 Kelurahan Cempaka Putih

Kecamatan Jelutung Kota Jambi, Bapak H. Abdul Muis (77 Th) dan Ibu

Rosmayar (67 Th) Beliau menyebutkan,

[D]i sekitar tempat tinggal kami terdapat 14 keluarga yang merupakan

Persatuan Ikatan Keluarga Kecamatan Matur (IKKM) Kabupaten Bukit Tinggi

Provinsi Sumatera Barat, tapi saya keturunan Bonjol, yakni salah satu Pahlawan

Indonesia Imam Bonjol yang berasal dari Bonjol dan daerah tersebut di lewati

oleh Jalur Khatulistiwa. Kehidupan di sekitar, merasa aman, nyaman dan tentram

selama 46 tahun.95

93

Observasi tanggal 02 November 2018 94

Warga Cempaka Putih, Asui, wawancara, catatan lapangan, 02 November 2018 95

Observasi tanggal 12 September 2018

Page 68: IMPLEMENTASI KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (STUDI ...repository.uinjambi.ac.id/415/1/SKRIPSI BELA ARDILA UK...Cempaka Putih ini terdapat masyarakat yang saling membutuhkan satu sama lain,

54

Mengenai perbedaan agama juga dibenarkan oleh Hendra, salah satu

pengurus Vihara tersebut menjelaskan mengenai salah satu kegiatan Umat

Buddha.

[K]athina Puja ini merupakan salah satu Perayaan Hari Besar Umat Buddha

yang dilaksanakan sekali dalam setahun sama halnya dengan Hari Besar

lainnya seperti Maga Puja, Hasada, dan Waisak. Kathina Puja ini

maksudnya ialah Hari Penyerahan Jubah kepada bhikkhu-bhikku setelah

menjalani pengasingan diri selama 3 bulan. Kegiatan ini di awali dengan

pindah pata, yakni berkeliling menemui masyarakat sekitar vihara yang

nantinya masyarakat tersebut akan bersedekah untuk para bikkhu,

dilanjutkan dengan bikkhu berbibadah bersama umat Buddha di Vihara dan

di akhiri dengan makan bersama. Dan yang menariknya di sini ialah,

kegiatan makan bersama juga di hadiri oleh masyarakat sekitar (muslim dan

non muslim) vihara yang terdapat di Kelurahan Cempaka Putih, dan

makanan tersebut di sediakan dengan menu yang halal.96

Pihak Kelurahan Cempaka Putih juga memberikan keterangan mengenai

warganya, yakni penyampaian dari Kasi Pemerintahan dan Umum Kelurahan

Cempaka Putih Kecamatan Jelutung Kota Jambi, Fenti Lestari S. E.

[K]elurahan Cempaka Putih ini budaya masyakatnya heterogen, seperti

Suku Jawa jika dipersentasikan bisa mencapai 60% dari jumlah penduduk,

terdapat di RT. 03, RT. 04, RT. 05, RT. 08, RT. 10, RT. 23, RT. 24, RT. 25, dan

RT. 26, sedangkan 20% dari jumlah penduduk yakni budaya China Keturunan,

dan 20% sisanya adalah masyarakat yang terdiri dari budaya Melayu, Minang,

Bugis, Banjar, Sunda, dan Flores. Salah satu Program di Kelurahan Cempaka

Putih ini ialah diadakannya Perkumpulan Antar Etnis, minimal 6 bulan sekali.

Tujuan dari perkumpulan ini ialah menjaga silaturrahim, saling bertukar pikiran,

dan menjunjung solidaritas agar terciptanya kelurahan yang aman, sejahtera, dan

bersikap toleransi. Di lain hal, seperti kegiatan olahraga Bola Volly masih aktif di

sini, dan gotong royong dilaksanakan 1 bulan sekali.97

Pemerintah Kota Jambi menyatakan perihal Kelurahan Cempaka Putih,

oleh Bapak Drs. H. Lukman Hakim, sebagai Kasi Bimbingan Masyarakat Islam di

Kemenag Kota Jambi.

[U]ntuk di Kota Jambi sendiri tidak pernah ada konflik besar antar umat

beragama, hanya saja ada permasalahan mengenai izin mendirikan rumah

96

Pengurus Vihara Mahacetya Oenang Hermawan, Hendra, wawancara, catatan lapangan, 28

Oktober 2018 97

Kasi Pemerintahan dan Umum Kelurahan Cempaka Putih, Fenti Lestari, wawancara,

catatan lapangan, 18 Agustus 2018.

Page 69: IMPLEMENTASI KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (STUDI ...repository.uinjambi.ac.id/415/1/SKRIPSI BELA ARDILA UK...Cempaka Putih ini terdapat masyarakat yang saling membutuhkan satu sama lain,

55

ibadah, karena kebiasaan masyarakat ini ialah mendirikan dulu baru

mengajukan perizinan, sedangkan untuk mendirikan rumah ibadah itu

salah satu syarat ialah penggunanya minimal 90 orang pada warga sekitar,

dan harus diizinkan oleh masyarakat sekitar minimal 60 orang. Terkhusus

di Kecamatan Jelutung atau di Kelurahan Cempaka Putih tepatnya, tidak

pernah terjadi hal seperti ini dan pihak Kemenag Kota Jambi pun tidak

pernah menerima laporan mengenai konflik antar agama di sana.

Pemerintah Kota Jambi memiliki program pawai budaya yang di ikuti oleh

masyarakat Kota Jambi dari berbagai Suku, Ras, Agama dan Budaya agar

terciptanya masyarakat yang toleransi, solid dan harmonis.98

Hal tersebut juga di benarkan oleh Fatahuddin, S. Ag., M. Fil. I selaku

Kepala KUA Kecamatan Jelutung

[D]i Kecamatan Jelutung ini ada 7 Kelurahan, namun Kelurahan Cempaka

Putih ini saya katakan sangat unik, karena terdapat suku yang beragam,

rumah ibadahnya juga ada Masjid, Vihara, Klenteng, dan di sana juga ada

Sekolah Kristen Bina Kasih. Sampai saat ini saya tidak ada menerima

laporan bahwa adanya terjadi konflik antar agama dan budaya.

Kepala FKUB Kota Jambi, Dr. Husin Abdul Wahab, Lc. juga

mengomentari perihal kerukunan umat beragama.

[S]elama ini mengenai umat antar agama dan budaya tidak pernah terjadi

konflik, hanya saja terkadang mengenai perizinan rumah ibadah masih

kurang di pahami oleh umat beragama. Dalam Peraturan Pemerintah

Bersama Mentri 98 Tahun 2006 Tentang Kerukunan Umat Beragama telah

di jelaskan mengenai segala macam bentuk mengenai umat beragama,

sehingga tujuannya tercipta masyarakat Indonesia yang saling menghargai

satu sama lain, tidak terjadi permusuhan, serta menghormati agama yang

di anut orang lain. Jangan mudah tersinggung dengan adanya berbeda

agama, semua berhak menjalani kehidupan sesuai agama, keyakinan, dan

budaya masing-masing, selagi ajaran dan budaya tesebut tidak

bertentangan dengan agama, Pancasila dan UUD yang berlaku di

Indonesia.99

Kepala FKUB mengungkapkan bahwasanya beliau pernah di undang

untuk buka bersama di Klenteng Kelurahan Cempaka Putih Kecamatan Jelutung

Kota Jambi, namun beliau tidak berkenan hadir karena mengenai agama harus

98

Kasi Bimas Kemenag Kota Jambi, H. Lukman Hakim, wawancara, catatan lapangan,

Oktober 2018 99

Ketua FKUB Kota Jambi, Drs. H. Husin Abd. Wahab, wawancara, catatan lapagan, 19

Oktober 2018

Page 70: IMPLEMENTASI KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (STUDI ...repository.uinjambi.ac.id/415/1/SKRIPSI BELA ARDILA UK...Cempaka Putih ini terdapat masyarakat yang saling membutuhkan satu sama lain,

56

berprinsip pada “ Lakum dinukum waliyadiin” yang artinya Bagimu agamamu,

bagiku agamaku.

Drs. H. Asnawi AB, MM selaku Kepala Kesbangpol Provinsi Jambi.

Menyebutkan,

[A]dat yang masih kental di Jambi ini ialah adat perkawinan, karena

mengenai hukum adat sendiri di gunakan ketika akhir dalam penyelesain

konflik, seperti orang mati terbunuh, kecelakaan dan lain sebagainya itu

setelah di proses melalui jalur hukum negara, juga di selesaikan dengan

hukum adat yang berlaku di Jambi. Karena istilah adat mengatakan “adat

bersendi syara‟, syara‟ bersendi kitabullah” dan “dimano bumi di pijak di

situ langit di junjung” ini selalu di gunakan dalam budaya Jambi sehingga

adat dapat sebagai pembatas diri untuk menjadi warga Indonesia yang

berakhlaq, bermoral, dan ber prikemanusiaan. Semua hal ini di dasari oleh

4 Pilar yakni : Pancasila sebagai Dasar dan Ideologi Negara, UUD NRI

1945 sebagai Konstitusi Negara serta Ketetapan MPR, NKRI sebagai

Bentuk Negara, dan Bhinneka Tunggal Ika sebagai Semboyan Negara.

Khususnya di Kelurahan Cempaka Putih memiliki ciri khas yakni

masyarakat yang beragama dan berbudaya yang heterogen, rumah ibadah

yang beragam, dan masyarakat yang menjunjung Bhinneka Tunggal Ika100

Penulis menggambarkan bahwasanya di Kelurahan Cempaka Putih

Kecamatan Jelutung Kota Jambi ini masyarakatnya rukun, tenang, dan saling

toleransi, hal ini disebabkan adanya komunikasi antarpersonal yang efektif serta

menegakkan rasa kekeluargaan, saling membutuhkan, dan tidak merasa ada

perbedaan dalam segi hak hidup. Namun di sisi lain, tentunya masih terdapat

minoritas masyarakat yang dikatakan individualis atau kurang bersosialisasi

dengan warga sekitar. Hal ini ada beberapa faktor yang menyebabkannya antara

lain tidak adanya rasa percaya diri, memiliki kesibukan di dunia pekerjaan, dan

bahkan bisa jadi disebabkan karena watak seseorang yang tidak peduli terhadap

sesama, tentu itu bisa saja terjadi namun hanya di masyarakat minoritas di

Kelurahan Cempaka Putih.

100

Kepala Kesbangpol Provinsi Jambi, Asnawi AB, MM., wawancara, catatan lapangan, 01

November 2018

Page 71: IMPLEMENTASI KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (STUDI ...repository.uinjambi.ac.id/415/1/SKRIPSI BELA ARDILA UK...Cempaka Putih ini terdapat masyarakat yang saling membutuhkan satu sama lain,

57

Walau demikian, salayaknya selaku warga negara yang baik haruslah

mampu menaati aturan negara tanpa melewati batas hukum agama, dengan

menerapkan semboyan “Bhinneka Tunggal Ika” yang artinya Berbeda-beda

Tetapi Tetap Satu jua, dan juga berkenaan dengan ayat Al-Qur‟an Surah Al-

Kafirun yang artinya Untukmu Agamamu, Untukku Agamaku.

Page 72: IMPLEMENTASI KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (STUDI ...repository.uinjambi.ac.id/415/1/SKRIPSI BELA ARDILA UK...Cempaka Putih ini terdapat masyarakat yang saling membutuhkan satu sama lain,

58

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tentang Implementasi Komunikasi

Antabudaya (Studi Kelurahan Cempaka Putih Kecamatan Jelutung Kota Jambi)

maka dapat disimpulkan beberapa hal penting sebagai berikut:

4. Bentuk-bentuk budaya pada masyarakat Kelurahan Cempaka Putih

Kecamatan Jelutung, Kota Jambi antara lain adalah: Terdapat budaya yang

heterogen yakni, budaya Melayu, Minang, Jawa, Sunda, Bugis, Ambon,

dan Tionghoa dengan menggunakan bentuk komunikasi sirkular, bentuk

komunikasi antar kelompok; yang terbagi kepada komunikasi kelompok

kecil dan besar, komunikasi bentuk keluarga multi etnis, bentuk

komunikasi linear, dan bentuk komunikasi personal.

5. Adapun proses komunikasi antarbudaya pada masyarakat Kelurahan

Cempaka Putih, Kecamatan Jelutung Kota Jambi adalah: akulturasi

budaya. Proses akulturasi pada keluarga beda budaya yaitu memahami

sikap, karakter dan bahasa yang dibawa oleh masing-masing budaya.

Masyarakat di Kelurahan Cempaka Putih dengan seiringnya waktu di

tengah banyaknya perbedaan budaya, mereka menjunjung tinggi

semboyan Indonesia yakni Bhinneka Tunggal Ika.

6. Adapun penerapan komunikasi antarbudaya pada masyarakat Kelurahan

Cempaka Putih, Kecamatan Jelutung, Kota Jambi dimulai daripada

lingkungan keluarga. Perbedaan suku biasanya membawa pada perbedaan

bahasa, sehingga ada istilah yang tidak diketahui lawan bicara dan ada

juga yang sama namun berbeda makna. Jika keduanya tidak saling

memahami dan tidak bisa mengomunikasikannya dengan baik, maka

kesalahpaham akan terjadi. Selanjutnya terhadap lingkungan tempat

tinggal, di Kelurahan Cempaka Putih ini terdapat masyarakat yang saling

membutuhkan satu sama lain, saling tolong menolong, dan merasa

58

Page 73: IMPLEMENTASI KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (STUDI ...repository.uinjambi.ac.id/415/1/SKRIPSI BELA ARDILA UK...Cempaka Putih ini terdapat masyarakat yang saling membutuhkan satu sama lain,

59

menjadi keluarga sendiri. Hal ini tentu disebabkan oleh adanya

komunikasi antarbudaya yang efektif.

B. Implikasi Penelitian

Setelah menarik kesimpulan, melalui penelitian ini implikasi penelitian

adalah sebagai berikut:

1. Untuk masyarakat Kelurahan Cempaka Putih Kecamatan Jelutung Kota

Jambi. Melalui tulisan ini penulis akan memberikan saran kepada

masyarakat agar tetap berkomunikasi dengan baik dan benar sehingga

tidak terjadi hal yang tidak di inginkan seperti kesalahpahaman atas

maksud ucapan yang barangkali berbeda bahasa, makna, maupun gaya

bahasa, sehingga tercipat masyarakat yang harmonis, toleransi, dan

saling menghargai di tengah perbedaan budaya.

2. Untuk UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi. Selalu meningkatkan

kinerja dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya agar kampus

UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi lebih baik, berkualitas, dan kreatif.

3. Untuk Fakultas Dakwah. Kepada seluruh karyawan/i diharapkan dapat

bekerjasama dengan baik dan meningkatkan kedisiplinan sehingga

sistem kerja berjalan sesuai prosedur dan tidak terhambat.

4. Untuk Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam. Penulis mengharapkan

agar tenaga pengajar lebih berkompeten di bidangnya masing-masing,

sehingga mahasiswa/i dapat mengeksplor ilmu dan pengetahuannya ke

arah yang lebih baik dan menyeluruh.

Selanjutnya penulis juga menyampaikan, bahwa penelitian ini tidak

sepenuhnya mengungkap ketidakpastian atau kecemasan dalam komunikasi antar

budaya karena hanya melibatkan atau meneliti sebagian masyarakat di Kelurahan

Cempaka Putih saja. Bagi penelitian selanjutnya, penggunaan teori dalam

penelitian ini sangat baik digunakan dalam meninjau aspek lainnya yang belum

tersentuh dalam penelitian ini secara lebih luas.

Page 74: IMPLEMENTASI KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (STUDI ...repository.uinjambi.ac.id/415/1/SKRIPSI BELA ARDILA UK...Cempaka Putih ini terdapat masyarakat yang saling membutuhkan satu sama lain,

60

C. Kata Penutup

Segala puji bagi Allah, Tuhan sekalian alam karena atas petunjuk dan

Ridha-Nya, peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini dengan segala usaha yang

maksimal, walaupun terdapat beberapa rintangan dan hambatan yang dihadapi

tetapi kesemuanya itu penulis anggap sebagai tantangan dalam meraih ilmu dan

kesuksesan. Dalam hal ini, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari

kesempurnan dan mungkin terdapat beberapa kekeliruan yang penulis tidak sadari

sewaktu dalam penulisan. Oleh karena itu peneliti mengharapkan saran dan kritik

yang konstruktif dari seluruh pembaca guna penyempurnaan skripsi ini di masa

yang akan datang.

Semoga apa yang dihasilkan oleh penulis pada hari ini bermanfaat bagi

penulis dan pembaca serta menjadi suatu ibadah dalam mensyukuri nikmat Allah

SWT. Akhir kata, peneliti tutup dengan ucapan shalawat dan salam serta pujian

bagi Rasulullah SAW.

Page 75: IMPLEMENTASI KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (STUDI ...repository.uinjambi.ac.id/415/1/SKRIPSI BELA ARDILA UK...Cempaka Putih ini terdapat masyarakat yang saling membutuhkan satu sama lain,

61

DAFTAR PUSTAKA

A. Buku

Al-Qur‟an dan Terjemahannya, Departemen Agama RI. Semarang: Toha Putera,

1998.

Arikunto, Suharsimi Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta, 2008

Arikunto, Suharsimi. Manajemen Penelitian. Jakarta: P21PTK, 2008

Basrowi. Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rineka Cpta, 2008

Budyatna, Muhammad dan Leila Mona Ganiem, Teori Komunikasi Antarpribadi.

Jakarta: Kencana, 2011.

Bungin, Burhan. Penelitian Kualitatif Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik,

dan Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta: Kencana, 2007.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta:

Balai Pustaka, 2005.

Gunawan, Imam. Metode Penelitian Kualitatif Teori dan Praktek. Jakarta: Bumi

Aksara, 2013

Iskandar. Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial. Kualitatif dan

Kuantitatif). Jakarta: Gaung Persada Press, 2008

Liliweri, Alo. Dasar-dasar Komunikasi Antarbudaya. Yogyakarta: Pustaka

Pelajar, 2013.

Muktar. Metode Praktis Penelitian Deskriptif Kualitatif. Jakarta: Referensi, 2013

Mulyana, Deddy. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2007.

Mulyana,Deddy dan Jalaluddin Rakhmat. Komunikasi Antarbudaya Panduan

Berkomunikasi Dengan Orang-orang Berbeda Budaya. Bandung: PT

RemajaRosdakarya, 2010.

Nata, Abudin. Metodologi Studi Islam. Jakarta: Raja Grafindo Persadam 2008

Saebeni, Beni Ahmad. Metode Penelitian. Bandung: Pustaka Setia, 2008

Samovar, Larry A.et. Al., Komunikasi Lintas Budaya Communication Between

Cultures. Jakarta: Salemba Humanika, 2010.

Page 76: IMPLEMENTASI KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (STUDI ...repository.uinjambi.ac.id/415/1/SKRIPSI BELA ARDILA UK...Cempaka Putih ini terdapat masyarakat yang saling membutuhkan satu sama lain,

62

Sudarto. Metodologi Penelitian Filsafat. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2008

Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung:

Alfabeta, 2012.

Sugiyono. Metode Penelitian. Bandung: Alfabeta, 2008

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:

Rineka Cipta, 2010

Suhartono, Irawan. Metode Penelititian Sosial. Bandung: Remaja Rosdakarya,

2009

Sulchan, Yasyin. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Surabaya: Amanah, 1997.

Tim Penyusun, Panduan Penulisan Karya Ilmiah Mahasiswa Fakultas

Ushuluddin IAIN STS Jambi. Jambi: Fakultas Ushuluddin IAIN STS

Jambi, 2016.

Uchjana, Onong Efendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung: PT

Remaja Rosdakarya, 2009

Utsman, Husaini dan Purnomo Setiady, Metodologi Penelitian Sosial. Jakarta:

Bumi Aksara, 2009

Zuriah, Nurul. Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan. Jakarta: Bumi

Aksara, 2008

B. Jurnal

Najwan, Johni. Konflik Antarbudaya dan Antar Etnis di Indonesia serta Alternatif

Penyelesaiannya Jambi: Jurnal Hukum Edisi Khusus, 2009.

C. Internet

Heri Rahmatsyah Putra, “Teori Komunikasi Antarbudaya”, diakses melalui alamat

http://herikomi.logspot.co.id/2016/08/teori-komunikasi-antarbudaya.html,

(diunduh tanggal 21 Mei 2018).

www.infodanpengertian.blogspot.co.id/2016/02/pengertian-toleransi-menurut-

para-ahli.html, (diunduh tanggal 21 Mei 2018).

www.pengertianmenurutparaahli.com, (diaunduh tanggal 21 Mei 2018).

Page 77: IMPLEMENTASI KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (STUDI ...repository.uinjambi.ac.id/415/1/SKRIPSI BELA ARDILA UK...Cempaka Putih ini terdapat masyarakat yang saling membutuhkan satu sama lain,

63

D. Wawancara

Kasi Bimas Islam Kemenag Kota Jambi, H. Lukman Hakim, wawancara, catatan

lapangan, 12 Oktober 2018

Kepala Kesbangpol Kota Jambi, Drs. H. Asnawi AB, MM, wawancara, catatan

lapangan, 09 September 2018

Kepala KUA Kemenag Kota Jambi, Fatahuddin, S, Ag., M. Fil. I, wawancara,

catatan lapangan, 04 Oktober 2018

Ketua FKUB Jambi, H. Husen Abd. Wahab, wawancara, catatan lapangan, 02

September 2018

Ketua RT 09 Kota Jambi, Ibu Maslika, wawancara, catatan lapangan, 10 Oktober

2018

Ketua RT 18 Cempaka Putih, Widiyanto, wawancara, catatan lapangan, 09

September 2018

Warga Cempaka Putih, Sayem, wawancara, catatan lapangan, 12 Oktober 2018

Warga Cempaka Putih, Abdul Muis, wawancara, catatan lapangan, 30 September

2018

Warga Cempaka Putih, Asui Alias Surniati, wawancara, catatan lapangan, 19

Oktober 2018

Warga Cempaka Putih, Berly, wawancara, catatan lapangan, 02 September 2018

Warga Cempaka Putih, Hj. Bainar, wawancara, catatan lapangan, 10 Oktober

2018

Warga Cempaka Putih, Hj. Siti Majmu‟, wawancara, catatan lapangan, 20

Oktober 2018

Page 78: IMPLEMENTASI KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (STUDI ...repository.uinjambi.ac.id/415/1/SKRIPSI BELA ARDILA UK...Cempaka Putih ini terdapat masyarakat yang saling membutuhkan satu sama lain,

64

INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA

Skripsi

“IMPLEMENTASI KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA (Studi di Kelurahan

Cempaka Putih, Kecamatan Jelutung, Kota Jambi)”

No Jenis Data Metode Sumber Data

1. Letak Geografis Kelurahan

Cempaka Putih

- Observasi

- Dokumentasi

- Wawancara

- Setting

- Dokumen Geografis

- Kepala Kelurahan

2. Sejarah Kelurahan Cempaka

Putih

- Wawancara

- Dokumentasi

- Kepala Kantor Lurah

- Dokumen Sejarah

Kelurahan Cempaka

Putih

3. Visi dan Misi Kelurahan

Cempaka Putih

- Dokumentasi

- Dokumen Visi dan

Misi Kelurahan

Cempaka Putih

4. Struktur Organisasi dan

Kepengurusan Kelurahan

Cempaka Putih

- Dokumentasi - Bagan Struktur

Organisasi dan

Kepengurusan

Kelurahan Cempaka

Putih

5. Sarana dan Prasarana

Kelurahan Cempaka Putih

- Observasi

- Dokumentasi

- Wawancara

- Keadaan Sarana dan

Prasarana.

- Dokumen Sarana dan

Prasarana

- Kepala Kantor Lurah

- Masyarakat

Kelurahan Cempaka

Putih

Page 79: IMPLEMENTASI KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (STUDI ...repository.uinjambi.ac.id/415/1/SKRIPSI BELA ARDILA UK...Cempaka Putih ini terdapat masyarakat yang saling membutuhkan satu sama lain,

65

6. Program Komunikasi

Antarbudaya

- Dokumentasi - Dokumen Program

Komunikasi

Antarbudaya

7. Metode dalam Implementasi

Komunikasi Antarbudaya

- Observasi

- Wawancara

- Kepala Kantor Lurah

- Masyarakat

Kelurahan Cempaka

Putih

8. Implementasi Komunikasi

Antarbudaya

- Observasi

- Wawancara

- Dokumentasi

- Kepala Kantor Lurah

- Masyarakat

Kelurahan Cempaka

Putih

A. Panduan Observasi

No. Jenis Data Objek Observasi

1. Letak Geografis Kelurahan

Cempaka Putih

- Keadaan Letak Geografis

2. Sarana dan Prasarana. - Sarana dan Prasarana yang

Tersedia di Kelurahan

Cempaka Putih,Seperti:

~Kelengkapan di Kelurahan

3. Metode dalam Implementasi

Komunikasi Antarbudaya

- Kepala Kantor Lurah

- Masyarakat Kelurahan Cempaka

Putih

4. Implementasi Komunikasi

Antarbudaya

- Kepala Kantor Lurah

- Masyarakat Kelurahan Cempaka

Putih

B. Panduan Dokumentasi

No. Jenis Data Data Dokumentasi

1. Historis dan Geografis Kelurahan

Cempaka Putih

- Data Dokumentasi Tentang

Historis dan Geografis.

2. Sejarah Kelurahan Cempaka Putih - Data Dokumentasi Tentang

Page 80: IMPLEMENTASI KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (STUDI ...repository.uinjambi.ac.id/415/1/SKRIPSI BELA ARDILA UK...Cempaka Putih ini terdapat masyarakat yang saling membutuhkan satu sama lain,

66

Sejarah Kelurahan.

3. Visi dan Misi Kelurahan Cempaka

Putih

- Data Dokumentasi Tentang

Visi dan Misi

4. Struktur Organisasi dan

Kepengurusan Kelurahan Cempaka

Putih

- Bagan Struktur Organisasi dan

Kepengurusan Kelurahan

Cempaka Putih

5. Sarana dan Prasarana Kelurahan

Cempaka Putih

- Keadaan Sarana dan Prasarana.

- Dokumen Sarana dan Prasarana

- Kepala Kantor Lurah

- Masyarakat Kelurahan Cempaka

Putih

6. Program Komunikasi Antarbudaya - Dokumen Program Komunikasi

Antarbudaya

7. Implementasi Komunikasi

Antarbudaya

- Kepala Kantor Lurah

- Masyarakat Kelurahan Cempaka

Putih

C. Butir-Butir Wawancara

No. Jenis Data Sumber Data & Substansi

Wawancara

1. Letak Geografis Kelurahan

Cempaka Putih

- Kepala Kantor Lurah

- Bagaimana Letak Geografis

Kelurahan Cempaka Putih?

2. Sejarah Kelurahan Cempaka Putih - Kepala Kantor Lurah

- Bagaimana Sejarah Kelurahan

Cempaka Putih?

3. Sarana dan Prasarana Kelurahan

Cempaka Putih - Kepala Kantor Lurah

- Masyarakat Kelurahan

Cempaka Putih

- Bagaimana Sarana dan

Prasarana Kelurahan Cempaka

Page 81: IMPLEMENTASI KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (STUDI ...repository.uinjambi.ac.id/415/1/SKRIPSI BELA ARDILA UK...Cempaka Putih ini terdapat masyarakat yang saling membutuhkan satu sama lain,

67

Putih?

4. Metode dalam Implementasi

Komunikasi Antarbudaya - Kepala Kantor Lurah

- Masyarakat Kelurahan Cempaka

Putih

- Bagaimana Metode dalam

Implementasi Komunikasi

Antarbudaya?

- Apa Kendala ?

- Apa yang Harus di Tingkatkan

dan diperbaiki ?

5. Implementasi Komunikasi

Antarbudaya - Kepala Kantor Lurah

- Masyarakat Kelurahan Cempaka

Putih

- Bagaimanana Implementasi

Komunikasi Antarbudaya yang

dilakukan?

- Apa Dampak yang diperoleh?

- Apa Kritik dan Saran?

Page 82: IMPLEMENTASI KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (STUDI ...repository.uinjambi.ac.id/415/1/SKRIPSI BELA ARDILA UK...Cempaka Putih ini terdapat masyarakat yang saling membutuhkan satu sama lain,

68

DAFTAR INFORMAN

NO NAMA RT SUKU PEKERJAAN

1. H. Abdul Muis 02 Minang Pensiunan

2. Abdul Somad 12 Melayu Pensiunan PNS

3. Drs. H. Asnawi, AB., MM - Minang

Kepala Adat Kota Jambi &

Kepala Kesbangpol Provinsi

Jambi

4. Dr. Bahrul Ulum 11 Bugis Dosen UIN STS Jambi &

Warga Cempaka Putih

5. Bainar 09 Minang IRT

6. Berly 23 Ambon Mahasiswa

7. Deki Irawan S. IP - Melayu Kepala Lurah Cempaka Putih

8. Fatahuddin S. Ag., M. Fil. I - Melayu Kepala KUA Jelutung

9. Fenti Lestari, ST - Melayu Staf Lurah Cempa Putih

10. Hasan - Tionghoa Pengurus Vihara

11. Hendra - Tionghoa Pengurus Vihara

12. DR. Husin Abdul Wahab Lc - Bugis Kepala FKUB Kota Jambi &

Dosen UIN STS Jambi

13. Drs. Lukman Hakim - Melayu Kasi Bimas Kemenag Kota

Jambi

14. Misnawati 11 Melayu IRT

15. Muslimah Faradiba 10 Melayu Mahasiswi

16. Mustika 09 Melayu Ketua RT. 09

17. Nitalya 08 Sunda IRT

18. Nurleni 08 Melayu IRT

19. Paraman 11 Jawa IRT

20. Rosmayar 02 Minang IRT

21. Sayem 26 Jawa IRT

22. Hj. Siti Majmu‟ 11 Bugis IRT

23. Suparni 08 Jawa IRT

24. Surniati (Asui) 09 Tionghoa IRT

25. Wahyuni 10 Melayu IRT & Anggota Persatuan Istri

Tentara (Persit)

26. Widiyanto 18 Melayu Ketua RT. 18

Page 83: IMPLEMENTASI KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (STUDI ...repository.uinjambi.ac.id/415/1/SKRIPSI BELA ARDILA UK...Cempaka Putih ini terdapat masyarakat yang saling membutuhkan satu sama lain,

69

DOKUMENTASI FOTO

Kantor Lurah Cempaka Putih Kecamatan Jelutung Kota Jambi

Page 84: IMPLEMENTASI KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (STUDI ...repository.uinjambi.ac.id/415/1/SKRIPSI BELA ARDILA UK...Cempaka Putih ini terdapat masyarakat yang saling membutuhkan satu sama lain,

70

Penulis bersama Kepala Kesbangpol Provinsi Jambi. Drs. H. Asnawi AB,

MM

Penulis Wawancara dengan Bapak Drs. H. Lukman Hakim, sebagai Kasi

Bimbingan Masyarakat Islam di Kemenag Kota Jambi.

Page 85: IMPLEMENTASI KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (STUDI ...repository.uinjambi.ac.id/415/1/SKRIPSI BELA ARDILA UK...Cempaka Putih ini terdapat masyarakat yang saling membutuhkan satu sama lain,

71

Penulis Wawancara dengan Kepala FKUB Kota Jambi

Dr. Husin Abdul Wahab, Lc.

Penulis Wawancara dengan Bapak Fatahuddin, S. Ag., M. Fil. I selaku Kepala

KUA Kecamatan Jelutung

Penulis Wawancara dengan Lurah Cempaka Putih

Page 86: IMPLEMENTASI KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (STUDI ...repository.uinjambi.ac.id/415/1/SKRIPSI BELA ARDILA UK...Cempaka Putih ini terdapat masyarakat yang saling membutuhkan satu sama lain,

72

Penulis sedang mengikuti pengajian di Masjid As-Sa‟adatain Kelurahan

Cempaka Putih Kecamatan Jelutung Kota Jambi bersama ibu-ibu warga

sekitar, yakni Ibu Hj. Siti Majmu‟ (Suku Bugis), Ibu Misnawati (Suku

Melayu-Jambi), Ibu Nitalya (Suku Sunda), Ibu Suparni (Keturunan Suku

Jawa-Kutoarjo), Ibu Nurleni (Suku Melayu-Jambi), Ibu Paraman (Suku

Minang-Pariaman).

Penulis bersama 6 Orang Bhikkhu dan pengurus Vihara Maha Cetya Oenang

Hermawan dalam kegiatan Kathina Puja.

Page 87: IMPLEMENTASI KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (STUDI ...repository.uinjambi.ac.id/415/1/SKRIPSI BELA ARDILA UK...Cempaka Putih ini terdapat masyarakat yang saling membutuhkan satu sama lain,

73

Penulis bersama Ibu Mustika selaku Ketua RT. 09

Penulis Wawancara dengan Ibu Hj. Bainar (Suku Minang-Pariaman) RT. 09

Page 88: IMPLEMENTASI KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (STUDI ...repository.uinjambi.ac.id/415/1/SKRIPSI BELA ARDILA UK...Cempaka Putih ini terdapat masyarakat yang saling membutuhkan satu sama lain,

74

Penulis bersama Ibu Sayem (Suku Jawa) RT.26

Penulis bersama Ibu Surniati (nama tionghoanya, Asui) RT.09

Page 89: IMPLEMENTASI KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (STUDI ...repository.uinjambi.ac.id/415/1/SKRIPSI BELA ARDILA UK...Cempaka Putih ini terdapat masyarakat yang saling membutuhkan satu sama lain,

75

Penulis bersama Ibu Hj. Siti Majmu‟ (Suku Bugis), RT. 11 umur 69 Tahun.

Penulis bersama Saudara Berly (Keturunan Suku Ambon) RT. 23,

Umur. 26 Tahun.

Page 90: IMPLEMENTASI KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (STUDI ...repository.uinjambi.ac.id/415/1/SKRIPSI BELA ARDILA UK...Cempaka Putih ini terdapat masyarakat yang saling membutuhkan satu sama lain,

76

Penulis bersama Bapak H. Abdul Muis (77 Th) dan Ibu Rosmayar (67 Th),

RT 02

Masjid As-Sa‟adatain RT. 11 Kelurahan Cempaka Putih Kecamatan Jelutung

Kota Jambi.

Page 91: IMPLEMENTASI KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (STUDI ...repository.uinjambi.ac.id/415/1/SKRIPSI BELA ARDILA UK...Cempaka Putih ini terdapat masyarakat yang saling membutuhkan satu sama lain,

77

Klenteng Tua Te Kong letaknya antara Kelurahan Cempaka Putih Kecamatan

Jelutung dengan Kelurahan Kampung Manggis Kecamatan Pasar Kota Jambi.

Vihara Maha Cetya Oenang Hermawan Kelurahan Cempaka Putih Kecamatan

Jelutung Kota Jambi.

Page 92: IMPLEMENTASI KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (STUDI ...repository.uinjambi.ac.id/415/1/SKRIPSI BELA ARDILA UK...Cempaka Putih ini terdapat masyarakat yang saling membutuhkan satu sama lain,

Jadwal Penelitian

Kegiatan Juni Juli Agustus September Oktober November

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Penulisan Draf Proposal

2 Konsultasi dg Ka. Jur/Prodi dan

lainnya utk fokus penelitian

3 Revisi Draf Proposal

4 Proses Seminar Proposal

5 Revisi Draf Proposal setelah Seminar

6 Konsultasi dengan Pembimbing

7 Koleksi data

8 Analisa dan Penulisan Draf Awal

Skripsi

9 Draf Awal dibaca Pembimbing

10 Revisi Draf Awal

11 Draf dua dibaca pembimbing

12 Revisi Draf Dua

13 Draf Dua Revisi Dibaca Pembimbing

14 Penulisan Draf Akhir

15 Draf Akhir Dibaca Pembimbing

16 Ujian Munaqashah

17 Revisi Skripsi Setelah Ujian

Munaqashah

18 Mengikuti Wisuda

Page 93: IMPLEMENTASI KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (STUDI ...repository.uinjambi.ac.id/415/1/SKRIPSI BELA ARDILA UK...Cempaka Putih ini terdapat masyarakat yang saling membutuhkan satu sama lain,

CURRICULUM VITAE

A. Informasi Diri

Nama : Bela Ardila

Tempat & Tanggal Lahir : Jambi, 23 April1998

Pekerjaan : Mahasiswi

Alamat : Jl. Kapten A. Hasan No. 109 RT. 21 RW. 07

Kelurahan Simpang IV Sipin Kecamatan

Telanaipura Jambi

B. Pendidikan

S1 UIN STS Jambi : 2015-Sekarang

SMA Islam Al-Falah Jambi : 2012-2015

SMP Islam Al-Falah Jambi : 2009-2012

SDN 66 Jambi : 2006-2012

TK Pertiwi II Jambi : 2005-2006

C. Karya Tulis : -

D. Penghargaan Akademis : -

E. Riwayat Organisasi :

1. Komandan Resimen Mahasiswa Batalyon 002 UIN STS Jambi Masa

Bakti 2018/2019