iii bahan dan metode penelitian 3.1 ... -...
TRANSCRIPT
III
BAHAN DAN METODE PENELITIAN
3.1. Bahan dan Peralatan Penelitian
3.1.1. Bahan Penelitian
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Daun kemangi (Ocimum sactum L)
Daun kemangi yang digunakan dalam penelitian ini berupa daun segar dengan
ciri-ciri warna daun hijau tua dan lebar daun kurang lebih 3 cm.
2. Fillet broiler 500 g sebagai sampel bahan yang akan diteliti.
Sampel bahan yang akan digunakan yaitu daging fillet broiler yang diambil
dari bagian dada. Fillet broiler didapatkan di pasar tradisional Jatinangor,
Kabupaten Sumedang, Jawa Barat.
3. Aquades digunakan dalam prosedur pewarnaan gram sebagai pembilas larutan
warna.
4. Etanol 96% sebagai pelarut/pengekstrak polar daun kemangi.
5. Lactose Broth sebagai media pembiakan bakteri dari sampel fillet dada ayam.
6. Media Nutrient Agar sebagai media tumbuh bakteri yang akan diamati.
- Alkohol 96%
7. NaCl 0,9% sebagai kontrol negatif untuk memastikan alat dan bahan yang
digunakan dalam membuat konsentrasi dalam kertas cakram tidak
mengandung zat anti bakteri.
8. Spirtus sebagai bahan bakar bunsen.
3.1.2. Peralatan Penelitian
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Autoclave, digunakan untuk mensterilkan berbagai macam alat dan bahan
penelitian yang digunakan dalam penelitian dengan menggunakan uap air
panas bertekanan tinggi pada 121°C atau lebih.
2. Batang pengaduk, terbuat dari gelas tahan panas yang digunakan untuk
mengaduk larutan di dalam alat gelas hingga larutan homogen.
3. Bulb dan pipet ukur 10 ml, digunakan untuk menyedot larutan atau reagen
dalam jumlah tertentu secara akurat.
4. Bunsen, digunakan untuk menciptakan kondisi yang steril saat pewarnaan
bakteri.
5. Cawan petri, digunakan sebagai wadah untuk pembiakan bakteri.
6. Gelas ukur 250 ml, digunakan untuk mengukur volume cairan.
7. Inkubator, digunakan untuk inkubasi bakteri. (Suhu 37˚C)
8. Penggaris, digunakan untuk mengukur diameter zona hambat.
9. Blender digunakan untuk menghaluskan daun kemangi.
10. Evaporator vacuum digunakan untuk mengevaporasi etanol dalam pembuatan
ekstrak daun kemangi.
11. Magnetic stirrer digunakan untuk mengaduk larutan dengan kecepatan yang
konstan dalam pembuatan ekstraksi daun kemangi.
12. Kertas label, digunakan untuk memudahkan penandaan suatu alat dan bahan.
13. Pisau, digunakan untuk memotong sampel.
14. Talenan, digunakan sebgai alas untuk memotong bahan dan sampel.
15. Mortal – mortar, digunakan untuk menghaluskan sampel.
16. Tabung durham, digunakan untuk melubangi media nutrient agar dalam
pembuatan sumur atau cakram.
17. Tabung Erlenmeyer 1000 ml, digunakan sebagai wadah pembuatan media
nutrient agar dan Lactose Broth.
18. Timbangan digital, digunakan untuk menimbang suatu bahan atau sampel.
3.2. Prosedur Penelitian
3.2.1. Persiapan Alat
Peralatan yang digunakan untuk penelitian, seperti batang pengaduk, pipet,
cawan petri, gelas ukur, kertas saring, tabung durham, tabung reaksi, dan Erlenmeyer
flask dicuci, kemudian dikeringkan dan disterilisasi kering dalam oven bersuhu
150˚C selama 60 menit.
3.2.2. Persiapan Media Nutrien Agar
1. Nutrient agar ditimbang sebanyak 39 gram, kemudian disimpan dalam gelas
Erlenmeyer.
2. Aquades ditambahkan ke dalam gelas Erlenmeyer yang telah berisi nutrient
agar hingga 1000 ml.
3. Bahan dipanaskan pada api kecil dan diaduk hingga homogen.
4. Bahan yang sudah homogen dituangkan ke dalam cawan petri steril.
5. Cawan petri yang berisi nutrient agar tersebut disterilisasi dengan metode
sterilisasi basah menggunakan autoclave pada suhu 121°C selama 15 menit.
3.2.3. Persiapan Larutan Ekstrak Daun Kemangi
1. Mencuci daun kemangi segar hingga bersih dari kotoran yang menempel,
kemudian ditiriskan.
2. Menjemur daun kemangi yang telah dibersihkan di bawah sinar matahari.
3. Menimbang daun kemangi yang telah dikeringkan sebanyak 1000 gram
kemudian dibagi menjadi dua bagian (masing-masing 500 gram).
4. Menghaluskan daun kemangi yang telah ditimbang menggunakan blender.
5. Melakukan maserasi, yaitu merendam serbuk daun kemangi menggunakan
pelarut. Sebagian daun dilarutkan dengan menggunakan aquabides dan
sebagian lagi dilarutkan menggunakan etanol 96% sebanyak 1000 ml,
kemudian masing-masing diaduk menggunakan magnetic stirrer selama 3 jam
dengan kecepatan 400 rpm. Selanjutnya larutan didiamkan selama 3 × 24 jam.
6. Menyaring hasil maserasi daun kemangi menggunakan kertas saring,
kemudian diperas.
7. Memisahkan debris (ampas) daun kemangi dari filtrat.
8. Melakukan maserasi ulang pada debris yang dihasilkan. Cara yang dilakukan
sama seperti perendaman sebelumnya.
9. Memisahkan debris dan filtrat dari hasil maserasi kedua.
10. Mencampurkan filtrat yang dihasilkan dari maserasi pertama dan kedua.
11. Mengevaporasi filtrat daun kemangi yang dimaserasi menggunakan etanol
menggunakan evaporator vacuum pada suhu 40˚C dan tekanan 76 mmHg
selama 3 jam untuk membebaskan etanol dari filtrat, sehingga diperoleh
ekstrak kemangi warna hijau pekat.
3.2.4. Proses Pembuatan Konsentrasi Ekstrak Daun Kemangi
Proses pembuatan konsentrasi esktrak daun kemangi menggunakan rumus
dasar berdasarkan volume per volume (v/v). perhitungan volume larutan ekstrak daun
kemangi menggunakan rumus sebagai berikut :
𝑉1. 𝐶1 = 𝑉₂. 𝐶₂
Keterangan :
V1 = Volume larutan ekstrak daun kemangi murni (100%)
C1 = Konsentrasi larutan ekstrak daun murni (100%)
V2 = Volume larutan ekstrak daun kemangi yang diinginkan
C2 = Konsetrasi larutan ekstrak daun kemangi yang diinginkan
a. Pembuatan konsetrasi 8% diperoleh dengan cara mengambil 8 ml larutan ekstrak
daun kemangi murni kemudian ditambahkan aquades sebanyak 100 ml. Hasil ini
berdasarkan perhitungan sebagai berikut :
V1.C1 =V2.C2 →V1. 100% = 100ml. 8%
V1 = 800/100 = 8 ml ekstrak daun kemangi
b. Pembuatan konsentrasi 10% diperoleh dengan cara mengambil 10 ml larutan ekstrak
daun kemangi murni kemudian ditambahkan aquades sebanyak 100 ml. hasil ini
berdasarkan perhitungan sebagai berikut :
V1.C1 =V2.C2 →V1. 100% = 100ml. 10%
V1 = 1000/100 = 10 ml ekstrak daun kemangi
c. Pembuatan konsentrasi 12% diperoleh dengan cara mengambil 12 ml larutan ekstrak
daun kemangi murni kemudian ditambahkan aquades sebanyak 100 ml. hasil ini
berdasarkan perhitungan sebagai berikut :
V1.C1 =V2.C2 →V1. 100% = 100ml. 12%
V1 = 1200/100 = 12 ml ekstrak daun kemangi
3.2.5. Persiapan Fillet Broiler
Fillet broiler dipotong dengan berat yang sama, masing–masing seberat 100
gram dan dibuat menjadi 4 potongan, dengan bentuk dadu (potong dadu).
Pemotongan dengan bentuk dadu dilakukan dengan tujuan agar seluruh permukaan
sampel fillet broiler yang akan digunakan memiliki permukaan yang sama rata,
sehingga proses perendaman menjadi efektif.
3.2.6. Perendaman Filler Broiler
a. Fillet broiler diambil sebanyak 100 gram direndam larutan
ekstrak daun kemangi dengan konsentrasi 8%, 10%, dan 12% selama 30
menit menggunakan metode Afrianti, 2013.
b. Filler broiler ditiriskan, kemudian dilakukan pengujian bakteri total dan
pengujian daya hambat bakteri.
3.2.7. Perhitungan Jumlah Bakteri Total pada Fillet Broiler
Pengujian jumlah bakteri total pada daging menggunakan metode Total Plate
Count dengan menghitung jumlah bakteri total (TPC) adalah jumlah mikroba aerob
per millimeter sampel yang ditentukan melalui metode standar. Perlunya dilakukan
pengujian jumlah bakteri total untuk mengetahui jumlah bakteri total pada sampel
fillet broiler sebelum dan sesudah perendaman esktrak daun kemangi. Proses
perhitungan bakteri total menggunakan metode Pour Plate Methode sebagai berikut :
1. Mengerjakan semua proses, peralatan dan bahan secara aseptik.
2. Menimbang sampel fillet broiler sebanyak 10 gram menggunakan timbangan
digital.
3. Mencincang sampel hingga halus.
4. Menambahkan larutan NaCl fisiologi sebanyak 90 ml ke Erlenmeyer flask di
aduk hingga homogen, sehingga didapat pengenceran-1.
5. Memindahkan 1 ml larutan yang berada di tabung Erlenmeyer pengenceran 10-
1 menggunakan pipet ke dalam tabung reaksi pengenceran 10 yang telah diberi
larutan NaCl sebanyak 9 ml, aduk hingga homogen, sehingga didapat
pengenceran pengenceran 10-2. Pengenceran dilakukan hingga pengenceran 10-
6.
6. Mengambil masing – masing 1 ml larutan dari pengenceran-6 menggunakan
pipet ke dalam masing – masing cawan petri steril.
7. Memasukan Nutrient Agar (NA) pada suhu 45˚C sebanyak 15ml.
8. Membungkus cawan petri dengan kertas sampul dan beri label.
9. Memasukan cawan petri dalam keadaan tebalik ke dalam inkubator pada suhu
37˚C selama 1x24 jam.
10. Menghitung jumlah mikroorganisme yang tumbuh pada cawan petridish
berkisar 25-250 koloni, dengan rumus: Jumlah Mikroorganisme
(cfu
gram) = Jumlah Koloni Cawan x (
1
Faktor Pengenceran )
Ilustrasi 2. Diagram Alir Pengujian Bakteri Total
3.2.8. Pengukuran Zona Hambat yang Dihasilkan oleh Bakteri pada Fillet
Broiler
Pengukuran daya hambat bakteri terhadap suatu zat dilakukan dengan
mengukur zona hambat yang dihasilkan oleh bakteri. Pembuatan kultur bakteri dan
perhitungan zona hambat, adalah sebagai berikut:
a. Persiapan Lactose Broth
1. Lactose Broth ditimbang sebanyak 13 gram dan disimpan dalam tabung
Erlenmeyer.
2. Aquades sebanyak 1000 ml dimasukan dalam Erlenmeyer dengan perlahan dan
dihomogenkan di atas nyala api kecil.
3. Setelah homogen, Erlenmeyer ditutup rapat dengan penutup dan disterilisasi
dengan menggunakan autoclave dengan suhu 121˚C 1 atm selama 15 menit.
b. Penanaman Kultur Bakteri
1. Kultur bakteri dari media pertumbuhan bakteri yang berasal dari fillet broiler
diinkubasi, dimasukan ke Lactose Broth dan dibiakkan selama 24 jam pada
suhu 37˚C.
2. Kultur bakteri sebanyak 1 ml dituangkan dalam cawan petri dan sebanyak ±15
ml nutrient agar dengan suhu ± 40˚C ditambahkan ke dalamnya.
3. Setelah nutrient agar membeku, buat sumur atau cakram dengan menggunakan
tabung durham berdiameter 5 mm.
4. Sumur ditetesi larutan daun kemangi sesuai dengan perlakuan P1, P2, P3 dalam
cawan petri yang berbeda sebanyak 1 tetes dan ditutupi dengan kertas saring
steril berbentuk bulat.
5. Semua cawan petri diinkubasi dengan suhu 37˚C selama 24jam.
6. Diameter zona bening yang terlihat di sekitar kertas saring diukur dengan
menggunakan jangka sorong.
3.3. Metode Penelitian
3.3.1. Peubah yang diamati
Adapun peubah yang diamati dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Zona Hambat
Mengidentifikasi daya hambat bakteri terhadap ekstrak daun kemangi melalui
pengukuran zona hambat, yaitu zona bening yang terbentuk di sekeliling koloni
bakteri (mm).
2. Penurunan Jumlah Bakteri Total
Penurunan jumlah bakteri total dihitung melalui perhitungan jumlah bakteri
total pada fillet broiler sebelum direndam ekstraksi daun kemangi dikurangi dengan
jumlah bakteri total pada fillet broiler setelah dilakukan perendaman ekstrak daun
kemangi, kemudian dipersentasekan (%). Berdasarkan SNI 3924: 2009 (BSNI, 2009)
bahwa cemaran mikroba karkas ayam maksimal adalah 1x106 cfu/gram.
3.3.2. Rancangan Percobaan dan Analisis Statistik
Penelitian ini dilakukan dengan metoda eksperimental menggunakan
Rancangan Acak Lengkap/RAL (Completely Randomized Design) yang terdiri atas
tiga perlakuan yaitu P1 = perendaman ekstrak daun kemangi dengan konsentrasi 8%,
P2 = perendaman ekstrak daun kemangi dengan konsentrasi 10%, dan P3 =
perendaman ekstrak daun kemangi dengan konsentrasi 12%,– masing perlakuan
diulang sebanyak enam kali.
Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan Analisis Ragam
(Gasperz,1991) dengan model matematika yang digunakan sebagai berikut :
Yij = 𝜇 + 𝛼i + 𝜀ij
Keterangan :
Yij : Respon atau nilai pengamatan dari perlakuan ke-i dan ulangan ke-j
𝜇 : Nilai tengah umum (rata-rata)
𝛼i : Pengaruh perendaman ke-i (8%, 10% dan 12%)
𝜀ij : Galat percobaan dari perlakuan ke-i dan ulangan ke-j
i : Percobaan ke-i (1,2,3)
j : Ulangan ke-j (1,2,3,4,5,6)
Hipotesis yang akan diuji adalah :
H0: P2 ≤ P1 ; P2 ≤ P3, artinya persentase penurunan jumlah bakteri daya daya
hambat pada P2 (10%) lebih kecil atau sama dengan P1 (8%) dan P3 (12%)
H1: P2 > P1 ; P2 > P3, artinya persentase penurunan jumlah bakteri dan daya
hambat lebih besar diberikan oleh P2 (10%), daripada P1 (8%) dan P3 (12%)
Data yang diperoleh kemudian dianalisis dengan menggunakan tabel sidik
ragam seperti yang tertera pada Tabel 1.
Tabel 1. Daftar Sidik Ragam
Keterangan :
DB : Derajat bebas
JK : Jumlah kuadrat
KT : Kuadrat tengah
G : Galat
P : Perlakuan (P1, P2, P3)
U : Ulangan (U1, U2, U3, U4, U5,U6)
Sumber Keragaman Db JK KT Fhit F tabel
0,05
Perlakuan (P) (P-1) = 2 JKP KTP 𝐾𝑇𝑃
𝐾𝑇𝐺
Galat (G) P(U-1) = 15 JKG KTG
Total (U.P-1) = 17 JKT -
33
Kaidah keputusan
Jika Fhitung ≤ Ftabel 0,05 artinya tidak berbeda nyata (non significant), terima H0 dan
tolak H1.
Jika Fhitung > Ftabel 0,05 artinya berbeda nyata (significant), tolak H0 dan terima
H1.
Selanjutnya untuk menentukan apakah selisih rata – rata perlakuan berbeda atau
tidak maka digunakan Uji Tukey (Honestly Significant Difference) dengan rumus
sebagai berikut :
HSD = qα (p,fe) Sȳ
Sȳ = √𝐾𝑇𝐺
𝑈
Keterangan :
HSD : Honestly Significant Difference
qα : Nilai Tabel untuk Uji Tukey
p : Jumlah perlakuan
fe : Derajat bebas galat
Sȳ : Galat baku nilai tengah
KTG : Kuadrat Tengah Galat
U : Banyaknya ulangan
d : selisih rata – rata antar perlakuan
Kaidah keputusan :
Jika d ≤ HSD0,05 , maka tidak berbeda nyata
Jika d > HSD0,05 , maka berbeda nyata
Uji Polinomial Ortogonal dilakukan untuk mengetahui gambaran secara
umum kecenderungan terjadinya peningkatan ataupun penurunan respon akibat
34
perlakuan yang diberikan, hubungan fungsional antara peragam (Variabel) bebas y
dan peragam tak bebas x secara polinomial (Hanafiah, 2010), Dinyatakan dengan
rumus :
Y = α + β1x + β2x2 + … + βnx
n
Keterangan :
α : intersepsi
β1 : (i = 1,2,…,n) = koefisien regresi parsial yang berasosiasi dengan derajat
polInomial ke – I sampai ke – n
y : respon
x : perlakuan
Koefisien pembanding (Guilford dan Frunchter, 1978) disusun untuk
mengetahui apakah setiap perlakuan saling orthogonal atau tidak. Perhitungan dengan
daftar sidik ragam dilakukan untuk melihat pola kecenderungan, apakah meningkat
atau menurun serta untuk menentukan persamaan garis berbeda nyata.
35
Tabel 2. Daftar Sidik Ragam Polinomial Ortogonal
Sumber : Gaspersz (1991)
Apabila hasil analisis menunjukan signifikan selanjutnya akan dicari model
persamaan regresi yang terbaik, untuk kemudian dapat dibuat dalam bentuk kurva.
Sumber
Keragaman
DB JK KT Fhit F tabel
0,05
Perlakuan (P) (P-1) = 2 JKP KTP KTP/KTG
- Linier
- Kuadratik
- Kubik
1
1
1
JKLinier
JKKuadratik
JKKubik
KTLinier
KTKuadratik
KTKubik
KTlinier/KTG
KTkuadratik/KTG
KTkubik/KTG
Galat (U.P1)=15 JKG KTG
Total PU-1=17 JKT
36
Tata letak percobaan dilakukan seperti ilustrasi sebagai berikut :
1
P2
2
P1
3
P3
4
P3
5
P2
6
P2
7
P1
8
P3
9
P2
10
P1
11
P3
12
P1
13
P2
14
P1
15
P2
16
P3
17
P1
18
P3
Ilustrasi 3. Tata Letak Percobaan
Keterangan :
P1 : Perendaman dalam ekstrak daun kemangi konsentrasi 8%
P2 : Perendaman dalam ekstrak daun kemangi konsentrasi 10%
P3 : Perendaman dalam ekstrak daun kemangi konsentrasi 12%