ii.2.jaringan dist tm-tr

32
PT PLN (Persero) JASDIK II. JARINGAN DISTRIBUSI PRAJABATAN D1 2. JARINGAN DISTRIBUSI TM-TR HAL - 1/32 JARINGAN DISTRIBUSI 1. Distribusi Tenaga Listrik Unit distribusi tenaga listrik merupakan salah satu bagian dari suatu sistem tenaga listrik yang terdiri dari unit pembangkit, unit penyaluran / transmisi dan unit distribusi yang dimulai dari PMT incoming di Gardu Induk sampai dengan Alat Penghitung dan Pembatas (APP) di instalasi konsumen. Rangkaian dari semua ini dapat di ilustrasikan seperti pada gambar.1 seperti berikut Gambar 1. Instalasi Sistem Tenaga Listrik Unit distribusi tenaga listrik dalam hal ini berfungsi untuk menyalurkan dan mendistribusikan tenaga listrik dari pusat pusat suplai atau Gardu Induk ke pusat- pusat beban yang berupa gardu-gardu distribusi (gardu trafo) atau secara langsung mensuplai tenaga PMT Tr U nit Pembangkitan U nit Transm isi G ardu Induk distribusi G T rf PM T U nitDistribusi PM T K onsum en B esar K onsum en U m um G enerator Transform ator Pem utus Tenaga D istribusi Prim er D istribusi sekunder

Upload: wendy-koto

Post on 10-Aug-2015

256 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

makalah

TRANSCRIPT

Page 1: II.2.Jaringan Dist Tm-tr

PT PLN (Persero)JASDIK

II. JARINGAN DISTRIBUSI PRAJABATAN D1

2. JARINGAN DISTRIBUSI TM-TR HAL - 1/21

JARINGAN DISTRIBUSI

1. Distribusi Tenaga Listrik

Unit distribusi tenaga listrik merupakan salah satu bagian dari suatu sistem tenaga listrik

yang terdiri dari unit pembangkit, unit penyaluran / transmisi dan unit distribusi yang

dimulai dari PMT incoming di Gardu Induk sampai dengan Alat Penghitung dan

Pembatas (APP) di instalasi konsumen. Rangkaian dari semua ini dapat di ilustrasikan

seperti pada gambar.1 seperti berikut

Gambar 1. Instalasi Sistem Tenaga Listrik

Unit distribusi tenaga listrik dalam hal ini berfungsi untuk menyalurkan dan

mendistribusikan tenaga listrik dari pusat pusat suplai atau Gardu Induk ke pusat-pusat

beban yang berupa gardu-gardu distribusi (gardu trafo) atau secara langsung mensuplai

tenaga listrik ke konsumen dengan mutu yang memadai. dengan demikian unit distribusi

ini menjadi suatu sistem tersendiri karena unit distribusi ini memiliki komponen

peralatan yang saling berkaitan dalam operasinya untuk menyalurkan tenaga listrik

Sistem adalah perangkat unsur-unsur yang saling ketergantungan yang disusun untuk

mencapai suatu tujuan tertentu dengan menampilkan fungsi yang ditetapkan. Dilihat dari

tegangannya unit distribusi dapat dibedakan dalam 2 macam yaitu

PMT Trf

Unit Pembangkitan

Unit Transmisi

Gardu Induk distribusi

G Trf PMT

Unit Distribusi

PMT

Konsumen Besar Konsumen Umum

Gen

erat

or

Tra

nsfo

rmat

or

Pem

utus

T

enag

a

Dis

trib

usi

P

rim

er

Dis

trib

usi

seku

nder

Page 2: II.2.Jaringan Dist Tm-tr

PT PLN (Persero)JASDIK

II. JARINGAN DISTRIBUSI PRAJABATAN D1

2. JARINGAN DISTRIBUSI TM-TR HAL - 2/21

a. Distribusi Primer, sering disebut Sistem Jaringan Tegangan

Menengah (JTM) dengan tegangan operasi nominal 20 kV/ 11,6 kV

b. Distribusi Sekunder, sering disebut Sistem Jaringan Tegangan

Rendah (JTR) dengan tegangan operasi nominal 380 / 220 volt

Dalam rencana pengembangan dan perluasan jaringan distribusi tenaga listrik

sedikitnya ada tiga kriteria sebagai dasar rekayasa (basic engineering) yang semestinya

diperhatikan dalam pengembangan distribusi ketenaga listrikan yaitu :

a. Desain sistem dan peralatan distribusi serta pembuatannya

b. Penentuan garis-garis besar standar konstruksi yang didasarkan pada peralatan

yang diperoleh

c. Memilih dan menyeleksi berbagai macam standar konstruksi yang akan

digunakan pada situasi tertentu berdasarkan hal-hal tertentu yang ditetapkan

perusahaan

2. Spesifikasi Sistem Distribusi

Adanya keberagaman spesifikasi desain ketenaga listrikan akan memungkinkan dapat

mengganggu kelancaran pengusahaan dan pembangunan ketenaga listrikan itu sendiri

Untuk keperluan penyederhanaan pengelolaan investasi serta kelancaran pengusahaan

ketenaga listrikan di wilayah PT PLN, perusahaan ini telah menyusun spesifikasi desain

untuk JTM dan JTR dalam SPLN 72 tahun 1987 yang diantaranya sebagai berikut :

1. Sistem Distribusi Tegangan Menengah

a. Saluran Udara Tegangan Menengah ( SUTM )

Jaringan Radial

Radial tanpa saklar seksi

Radial dengan saklar seksi manual Local , Remote

Radial dengan saklar seksi otomatik

Jaringan Lingkar (loop)

Loop dengan saklar seksi manual Local, Remote

Loop dengan saklar seksi otomatik

Page 3: II.2.Jaringan Dist Tm-tr

PT PLN (Persero)JASDIK

II. JARINGAN DISTRIBUSI PRAJABATAN D1

2. JARINGAN DISTRIBUSI TM-TR HAL - 3/21

b. Saluran Kabel Tegangan Menengah

Jaringan Gugus

Jaringan Spindel

Jaringan Simpul

2. Jenis Pemutus Tenaga

a. Pemutus Tenaga (PMT) tipe hembusan udara (Air Blast )

b. Pemutus Tenaga tipe hampa udara (Vacuum)

c. Pemutus Tenaga tipe minyak banyak ( Oill Bulk )

d. Pemutus Tenaga tipe minyak sedikit ( Low Oil Content)

e. Pemutus Tenaga tipe Gas ( SF 6 )

3. Gardu Transformator

a. Gardu Tembok Untuk SKTM

b. Gardu Tembok Untuk SUTM

c. Gardu Kiosk

d. Gardu Tiang

4. Pengaturan tegangan dan turun tegangan

a. Turun tegangan pada JTM diperbolehkan 2% dari tegangan kerja yang tidak

memanfaatkan Sadapan Tanpa Beban (STB) yaitu sistem spindle dan sistem

gugus.

b. Turun tegangan pada JTM diperbolehkan 5% dari tegangan kerja bagi sistem

yang memanfaatkan STB yaitu sistim radial diatas tanah dan sistim simpul

c. Turun tegangan pada sistim distribusi dibolehkan 3 % dari

tegangan kerja

d. Turun tegangan pada JTR dibolehkan sampai 4 % dari tegangan

kerja

e. Turun tegangan pada SR dibolehkan sampai 1 % dari tegangan

nominal

5. Penghantar Jaringan Tegangan Menengah

a. Penghantar terbuka diatas tanah

Page 4: II.2.Jaringan Dist Tm-tr

PT PLN (Persero)JASDIK

II. JARINGAN DISTRIBUSI PRAJABATAN D1

2. JARINGAN DISTRIBUSI TM-TR HAL - 4/21

b. Kabel alumunium type XLPE

c. Kabel pilin udara sesuai SPLN 43-5:1986

6. Suplai konsumen besar Tegangan Menengah ( TM )

Untuk konsumen besar TM dapat disuplai dengan cara sebagai berikut:

a. Saluran suplai tunggal diatas tanah

b. Saluran suplai ganda diatas tanah atau satu diatas tanah dan satu didalam tanah

c. Saluran suplai ganda didalam tanah

d. Saluran suplai ganda / banyak didalam tanah

7. Relai Pengaman

a. Relai pengaman yang dipakai untuk saluran penyulang sesuai dengan SPLN

52 –3 ; 1983

b. Relai Penutup Balik disesuaikan dengan sistim pentanahan netral

3. Konfigurasi Sistim

Beragam jenis konfigurasi sistem yang bisa dipilih untuk membangun suatu sistem

distribusi, namun pemilihan konfigurasi lain dari yang sudah dispesifikasi perlu

pengkajian yang lebih mendalam untuk menghindari timbulnya dampak yang tidak di

inginkan baik dalam investasi maupun dalam pengusahaan

Ada 6 jenis konfigurasi sistem distribusi yang sesuai dengan spesifikasi PLN[2] adalah

a. Simpul ( Spot Network )

b. Spindle dengan Pengatur Distribusi

c. Spindle tanpa Pengatur Distribusi

d. Gugus ( Cluster )

e. Lingkar / Ring ( Loop )

f. Radial

Pemilihan jenis konfigurasi untuk sistem distribusi tegangan menengah tergantung

kepada beberapa faktor antara lain faktor kawasan, kapasitas beban dan peruntukan.

Page 5: II.2.Jaringan Dist Tm-tr

PT PLN (Persero)JASDIK

II. JARINGAN DISTRIBUSI PRAJABATAN D1

2. JARINGAN DISTRIBUSI TM-TR HAL - 5/21

Untuk tujuan meningkatkan pelayanan tenaga listrik kepada konsumen modifikasi

konfigurasi jaringan dilapangan sering dilakukan dengan harapan dapat melancarkan

tugas operasi sistem dengan mempertahankan kontinuitas suplai pada konsumen.

Bentuk-bentuk dari konfigurasi sistem distribusi tegangan menengah ini dapat dilihat

pada gambar 2. sampai dengan gambar nomor 2.7 seperti berikut :

Gambar 2. Konfigurasi Sistem Radial

Pada gambar 3. diperlihatkan modifikasi dari konfigurasi sistem radial dengan

memasangkan suatu peralatan hubung Pemutus Balik Otomatis (PBO) yang sering

disebut recloser atau Load Break Switch ( LBS ) Umumnya dipasang ditengah jaringan

atau dibeberapa tempat yang diperlukan baik dengan sistem operasi lokal atau dengan

sistem operasi remote atau diperlukan operasi yang otomatis. Dengan adanya peralatan

hubung yang operasinya didukung teknologi informasi, pengoperasian sistem atau dalam

kegiatan manuver beban menjadi lebih cepat sehingga lamanya padam dapat dikurangi

lebih banyak

Gambar 3. Konfigurasi Radial dengan PBO

Page 6: II.2.Jaringan Dist Tm-tr

PT PLN (Persero)JASDIK

II. JARINGAN DISTRIBUSI PRAJABATAN D1

2. JARINGAN DISTRIBUSI TM-TR HAL - 6/21

Namun demikian keberadaan PBO memerlukan penelitian secara seksama terlebih

dahulu. Kemampuan PBO untuk melakukan trip dan close beberapa kali sering tidak

di kehendaki oleh peralatan listrik yang berbasis elektronika atau microprosesor dan

perusahaan garmen dan sejenisnya yang cukup peka dengan kondisi stabilitas dan

kontinuitas

Gambar 4. Konfigurasi sistem loop.

Gambar 5 Konfigurasi Sistem Gugus (Cluster).

Gambar 4 Konfigurasi Sistem Lingkar ( Loop )

Page 7: II.2.Jaringan Dist Tm-tr

PT PLN (Persero)JASDIK

II. JARINGAN DISTRIBUSI PRAJABATAN D1

2. JARINGAN DISTRIBUSI TM-TR HAL - 7/21

Gambar 6 Konfigurasi Sistem Spindle dengan PPJD

Gambar 7. Konfigurasi Sistem Simpul (Spot Net Word)

Page 8: II.2.Jaringan Dist Tm-tr

PT PLN (Persero)JASDIK

II. JARINGAN DISTRIBUSI PRAJABATAN D1

2. JARINGAN DISTRIBUSI TM-TR HAL - 8/21

4. Kontinuitas Pelayanan

Kontinuitas pelayanan merupakan salah satu unsur dari mutu pelayanan yang nilainya

akan tergantung kepada jenis sarana penyalurannya, sarana peralatan pengaman yang

dipilihnya. Tingkat kontinuitas pelayanan dari peralatan penyalur tenaga listrik disusun

berdasarkan lamanya upaya untuk pemulihan suplai tenaga listrik ke konsumen setelah

mengalami pemutusan

Pada SPLN 52-3 tingkat kontinuitas pelayanan tenaga listrik tersusun seperti berikut

a. Kontinuitas tingkat 1

Pada tingkat ini memungkinkan jaringan berada pada kondisi padam dalam

waktu berjam-jam dalam rangka mencari dan memperbaiki bagian bagian yang

mengalami kerusakan karena gangguan

b. Kontinuitas tingkat 2

Kondisi jaringan padam dimungkinkan dalam waktu beberapa jam untuk

keperluan mengirim petugas kelapangan, melokalisir kerusakan dan melakukan

pengaturan switching untuk menghidupkan suplai beban pada kondisi sementara

dari arah atau saluran lain

c. Kontinuitas tingkat 3.

Dimungkinkan padam dalam waktu beberapa menit untuk kegiatan pengaturan

switching dan pelaksanaan switching oleh petugas yang stand by di gardu atau

pelaksanaan deteksi dengan bantuan Pusat Pengatur Jaringan Distribusi yang

disingkat PPJD ( DCC )

d. Kontinuitas tingkat 4

Dimungkinkan padam dalam beberapa detik, pengaturan switching dan

pengamanan dilaksanakan secara otomatis

e. Kontinuitas tingkat 5

Dimungkinkan tanpa adanya pemadaman dengan melengkapi instalasi cadangan

terpisah dan otomatisasi penuh

Page 9: II.2.Jaringan Dist Tm-tr

PT PLN (Persero)JASDIK

II. JARINGAN DISTRIBUSI PRAJABATAN D1

2. JARINGAN DISTRIBUSI TM-TR HAL - 9/21

Jaringan distribusi untuk luar kota (pedesaan) terdiri dari saluran udara dengan susunan

jaringan menggunakan konfigurasi radial yang memenuhi kontinuitas tingkat 1

sedangkan untuk daerah dalam kota terdiri dari saluran udara dengan susunan jaringan

menggunakan konfigurasi loop / gelang atau cincin atau yang lebih baik yaitu

konfigurasi spindle dengan bantuan PPJD (Pusat Pengatur Jaringan Distribusi) dimana

tingkat kontinuitas sistem ini akan menjadi lebih baik lagi

Tingkat keandalan suatu sistem merupakan kebalikan dari besarnya jam pemadaman

atau pemutusan pelayanan jadi tingkat keandalan yang tinggi dapat diperoleh dengan

memilih jaringan dengan tingkat kontinuitas pelayanan yang tinggi dan frekuensi

pemadaman karena gangguan yang rendah.

5. Tingkat Jaminan Sistem Distribusi

Indeks-indeks yang dapat dipakai untuk membandingkan unjuk kerja (performance)

sistem distribusi dalam memberi pelayanannya pada konsumen sebagai tolok ukur

kemajuan atau untuk menentukan proyeksi yang akan dicapai adalah :

a. SAIFI : System Average Interuption Frequency Index

b. SAIDI : System Average Interuption Duration Index

c. CAIFI : Customer Average Interuption Frequency Index

d. CAIDI : Customer Average Interuption Duration Index

e. ASAI : Average System Availability Index

Untuk melihat unjuk kerja (performance) dari pengusahaan ketenaga listrikan yang

diusahakan PT PLN digunakan SAIDI dan SAIFI.

6. Konstruksi Jaringan Distribusi

Konstruksi jaringan tenaga listrik dengan saluran udara untuk sistem distribusi terdiri

dari beberapa macam bentuk atau formasi Konstruki jaringan distribusi yang

dipergunakan di wilayah Jawa tengah berbeda dengan yang dipergunakan di Jawa Timur

Page 10: II.2.Jaringan Dist Tm-tr

PT PLN (Persero)JASDIK

II. JARINGAN DISTRIBUSI PRAJABATAN D1

2. JARINGAN DISTRIBUSI TM-TR HAL - 10/21

demikian pula dengan yang dipergunakan di Jawa Barat. Dengan demikian karakteristik

komponen-komponen sistemnya pun akan berbeda

Selain dengan saluran udara untuk menyalurkan tenaga listrik dari pusat-pusat tenaga

dalam hal ini pembangkitan atau Gardu Induk (GI) ke pusat pusat beban gardu (trafo)

distribusi atau kosumen dapat dilakukan dengan sarana saluran kabel tanah dan

pemilihan sarana ini akan tergantung kepada kriteria pemilihan yang dipersyaratkan .

Penggunaan jaringan listrik dengan sarana kabel akan mempunyai nilai estetika yang

lebih baik dari saluran udara sehingga cocok untuk dipergunakan di daerah perkotaan

yang padat dengan bangunan dimana saluran udara tidak mungkin lagi diterapkan

dengan tidak adanya jaminan keselamatan dan berkurangnya nilai estetika.

Biaya investasi yang lebih mahal dan sulitnya dalam menelusuri letak gangguan serta

mahalnya biaya untuk perbaikan merupakan beberapa kendala dari pemilihan saluran

kabel. Saluran kabel tidak terpengaruh dengan kondisi-kondisi diluar sehingga tingkat

keandalan sistim menjadi lebih tinggi, hanya kabel yang tercangkul yang sering tercatat

sebagai gangguan pada saluran kabel selain itu hampir tidak ada catatan Namun

demikian. sampai saat ini saluran udara merupakan pilihan yang banyak dipergunakan

PT PLN terutama untuk mensuplai tenaga listriknya keluar kota (pedesaan) dimana hal

ini dengan mudah dapat dilihat secara nyata. Rawan terhadap gangguan eksternal

merupakan salah satu kekurangan dari penggunaan saluran udara terbuka yang

dampaknya saat ini sangat mempengaruhi kinerja perusahaan dan banyak mengurangi

kepercayaan konsumen pada perusahaan Konstruksi-konstruksi saluran udara untuk

jaringan distribusi tegangan menengah yang dipergunakan PT PLN secara garis besar

dapat dikelompokan dalam 4 macam formasi yaitu :

1. Formasi Horizontal simetris tanpa kawat tanah

2. Formasi Horizontal tidak simetris dengan satu kawat tanah di atas kawat

fasanya

3. Formasi Segitiga dengan kawat tanah di bawah kawat fasanya

4. Formasi Vertical satu fasa dengan kawat tanah dibawah kawat fasanya

Page 11: II.2.Jaringan Dist Tm-tr

PT PLN (Persero)JASDIK

II. JARINGAN DISTRIBUSI PRAJABATAN D1

2. JARINGAN DISTRIBUSI TM-TR HAL - 11/21

Bentuk bentuk formasi saluran udara ini dapat dilihat pada gambar–gambar seperti

berikut :

1. Formasi Horizontal simetris tanpa kawat tanah

Formasi ini dipergunakan di wilayah PLN Distribusi Jawa barat, Jakarta dan

Banten sebagai tiang penopang penghantar

2. Formasi Horizontal tidak simetris dengan satu kawat tanah di atas kawat

fasanya Formasi ini banyak di gunakan di Jawa Timur dan Kalimantan Selatan

Gambar 2.8 . Kostruksi SUTM Formasi Horizontal Simetris tanpa kawat tanah

Gambar 2.9 : Konstruksi SUTM Formasi Horixontal tidak

simetris dengan kawat tanah diatas kawat fasa

Page 12: II.2.Jaringan Dist Tm-tr

PT PLN (Persero)JASDIK

II. JARINGAN DISTRIBUSI PRAJABATAN D1

2. JARINGAN DISTRIBUSI TM-TR HAL - 12/21

3. Formasi Segitiga dengan kawat tanah di bawah

kawat fasanya

Formasi saluran ini banyak dipergunakan di wilayah PLN Distribusi Jawa

Tengah untuk saluran sutm 3 fasa

4. Formasi Vertical satu fasa dengan kawat

tanah dibawah kawat fasa

Fomasi saluran ini banyak dipergunakan di wilayah PLN Distribusi Jawa

Tengah untuk Saluran 1 fasa

Gambar 2.10 Konstruksi SUTM Formasi Segitiga dengan kawat Netral dibawah kawat fasa [8]

Page 13: II.2.Jaringan Dist Tm-tr

PT PLN (Persero)JASDIK

II. JARINGAN DISTRIBUSI PRAJABATAN D1

2. JARINGAN DISTRIBUSI TM-TR HAL - 13/21

7. Pengaman Sistem Distribusi

Untuk mendapatkan frekuensi pemadaman karena gangguan yang rendah dapat

diperoleh dengan memilih sistem dan peralatan pengaman yang memadai. Sistem

pengaman utamanya bertujuan untuk mencegah dan membatasi kerusakan pada jaringan

beserta peralatannya dan menjaga keselamatan umum yang disebabkan adanya

gangguan serta untuk meningkatkan kontinuitas pelayanan pada konsumen. Dengan

demikian tugas yang harus dilaksanakan pengaman sistem adalah :

a. Dapat melaksanakan koordinasi dengan unit-unit sistem yang terkait

b. Dapat mengamankan peralatan dari kerusakan akibat arus lebih

c. Dapat menghindarkan kemungkinan terjadinya kecelakaan atau kerugian atau

minimal dapat mengurangi dampaknya

d. Dapat secepatnya membebaskan pemadaman karena gangguan

e. Dapat membatasi daerah yang mengalami pemadaman

f. Dapat mengurangi frekuensi pemutusan tetap karena gangguan

Adapun cara, macam dan tingkat pengamanan yang akan atau semestinya diterapkan

pada suatu sistem distribusi tergantung pada sejumlah faktor, antara lain adalah :

a. Pola sistem distribusi yang dipergunakan termasuk pentanahan sistemnya

b. Jenis peralatan yang dipergunakan

c. Kondisi wilayah

d. Jenis dan karakteristik beban yang terpasang

e. Biaya yang dikeluarkan

Dengan demikian perencanaan pengaman sistem distribusi pada hakekatnya tidak dapat

dipisahkan melainkan harus terpadu (integrasi) dalam perencanaan sistem distribusi

Gambar 2.11 . Konstruksi SUTM Formasi Vertikal 1 kawat dengan kawat Netral dibawah kawat fasa [8]

Page 14: II.2.Jaringan Dist Tm-tr

PT PLN (Persero)JASDIK

II. JARINGAN DISTRIBUSI PRAJABATAN D1

2. JARINGAN DISTRIBUSI TM-TR HAL - 14/21

8. Jenis-Jenis Gangguan Pada Sistem Distribusi

Saluran udara dengan kawat terbuka merupakan saluran yang paling rawan terhadap

gangguan eksternal, gangguan akibat sentuhan pohon merupakan penyebab gangguan

pelayanan tenaga listrik yang paling banyak dilaporkan diseluruh unit pelayanan PLN

sehubungan dengan banyaknya pohon pohon yang tumbuh disekitar jaringan SUTM

selain itu disebabkan binatang seperti burung kelelawar dan ular dibeberapa tempat

layangan dilaporkan sebagai salah satu penyebab gangguan pelayanan tenaga listrik .

Gangguan-gangguan semacam ini dapat dikategorikan sebagai gangguan sesaat atau

temporer bila gangguan semacam ini dapat hilang dengan sendirinya yang disusul

dengan penutupan kembali perlatan hubungnya secara otomatis (Reclose) atau manual .

Gangguan terhadap pelayanan tenaga listrik yang tidak dapat hilang dengan sendirinya

dikategorikan sebagai gangguan permanen (persistent) jenis gangguan untuk kategori

permanent adalah : kawat putus dan gangguan hubung singkat yang terdiri dari :

1. Gangguan hubung singkat 3 fasa

2. Gangguan hubung singkat fasa-fasa

3. Gangguan hubung singkat 1 fasa ke tanah

4. Gangguan hubung singkat 2 fasa ke tanah

5. Gangguan hubung singkat 3 fasa ke tanah

9. Jenis Alat Pengaman Sistem Distribusi

Jenis alat pengaman untuk sistem distribusi tegangan menengah yang distandarisasi PT

PLN (Persero) sesuai SPLN 52-3:1983 adalah[3]

a. Pengaman lebur (Fuse)

Merupakan bagian pengaman dari saluran dan peralatan dari adanya gangguan

hubung singkat antar fasa dan dapat pula sebagai pengaman hubung tanah bagi

sistem distribusi yang menggunakan pentanahan langsung dan bagi peralatan

pada sistem didtribusi dengan pentanahan rendah

b. Pemutus Beban dengan relai arus lebih

Berlaku sebagai pengaman utama sistem terhadap gangguan hubung singkat

antar fasa dan hubung tanah bagi sistem yang ditanahkan langsung

Page 15: II.2.Jaringan Dist Tm-tr

PT PLN (Persero)JASDIK

II. JARINGAN DISTRIBUSI PRAJABATAN D1

2. JARINGAN DISTRIBUSI TM-TR HAL - 15/21

c. Pemutus Beban dengan relai arus tanah

Pealatan ini dapat dipergunakan sebagai pengaman utama terhadap gangguan

tanah bagi sistim yang di tanahkan dengan tahan rendah

d. Pemutus Beban dengan relai arus tanah terarah

Peralatan ini dipergunakan sebagai pengaman utama terhadap gangguan hubung

tanah pada sistem yang ditanhkan langsung atau sistem yang menggunakan

pentanahan dengan tahanan tinggi

e. Pemutus Beban dengan relai penutup balik otomatis ( Recloser )

Alat ini merupakan pengaman pelengkap untuk membebaskan gangguan yang

bersifat temporer

f. Saklar Seksi Otomatis (Sectionalizer)

Alat pemutus otomatis ini bermanfaat untuk mengurangi luas daerah yang padam

karena gangguan

g. Indikator Gangguan

Alat ini untuk mempercepat lokalisasi gangguan yang terjadi

h. Pemisah manual

Dipergunakan untuk mengurangi daerah yang padam karena gangguan

10. Pola Sistim Distribusi

Ada 3 (tiga) macam pola sistem distribusi utama yang dianut oleh PT PLN (persero) di

seluruh Indonesia dan satu pola tambahan untuk sistem yang tidak lagi dikembangkan

oleh PLN.

Di PT PLN untuk koordinasi, investasi, tingkat pelayanan dan keselamatan dalam

rangka pengamanan sistem distribusi, suatu wilayah atau distribusi hanya diperbolehkan

untuk menganut salah satu pola yang cocok untuk lingkungannya [3]

Jaminan keselamatan, keandalan dan kontinyuitas penyaluran sulit untuk dipertahankan

pada posisi yang optimum dan dalam pelaksanaanya dilapangan dapat menimbulkan

beberapa kesulitan dengan adanya ketimpangan antara kebutuhan dan ketersediaan biaya

investasi dan pemeliharaan peralatan. Pola-pola sistem distribusi tersebut adalah :

Page 16: II.2.Jaringan Dist Tm-tr

PT PLN (Persero)JASDIK

II. JARINGAN DISTRIBUSI PRAJABATAN D1

2. JARINGAN DISTRIBUSI TM-TR HAL - 16/21

1. Sistem Distribusi Pola 1:

Yaitu sistem distribusi 20 KV fasa tiga 3 kawat dengan pentanahan netral melalui

tahanan tinggi.

Di Indonesia pola sistem distribusi semacam ini petama dikembangkan di PLN

distribusi Jawa Timur dan ciri cirinya dapat di indentifikasi sebagai berikut

Sistem Jaringan :

a. Tegangan nominal : 20 kV

b. Sistem Pentanahan : Netral Kumparan TM yang dihubungkan secara bintang dari

trafo utama ditanahkan melalui tahanan dengan nilai 500 ohm (arus hubung

singkat ke tanah maksimum 25 A )

c. Konstruksi jaringan : Pada dasarnya adalah saluran udara yang terdiri dari

Saluran Utama ( Main lines ) : Kawat jenis AAAC 150 mm2 fasa tiga 3-kawat

untuk saluran cabang: kawat AAAC 70 mm2

d. Sistem pelayanan : radial dengan kemungkinan saluran utama antara jaringan

yang berdekatan dapat saling berhubungan dalam keadaan darurat

Sistem Pengaman :

a. Pemutus Beban (PMB) utama dipasang pada saluran utama di GI sebagai

pengaman utama jaringan dan dilengkapi dengan alat pengaman ( Relai )

Relai Penutup Balik (Recloser) untuk memulihkan sistem dari gangguan-

gangguan yang bersifat temporer dan untuk koordinasi kerja dengan

peralatan pemutus / pengaman yang lain disisi hilir dan saluran cabang dari

jaringan antara lain sectionalizer dan Pengaman Lebur (fuse)

Relai Gangguan Tanah Terarah (DGFR = Directional Ground Fault Relays)

dipergunakan untuk membebaskan gangguan fasa tanah

Relai arus lebih (OCR = Over Current Relays) untuk membebaskan

gangguan antar fasa

Page 17: II.2.Jaringan Dist Tm-tr

PT PLN (Persero)JASDIK

II. JARINGAN DISTRIBUSI PRAJABATAN D1

2. JARINGAN DISTRIBUSI TM-TR HAL - 17/21

b. Saklar seksi otomatis ( SSO )

Model saklar ini dipergunakan sebagai alat pemutus rangkaian untuk memisah-

misahkan saluran utma dalam beberapa seksi agar pada keadaan gangguan

permanen luas daerah (jaringan) yang terganggu diusahakan sekecil mungkin,

SSO untuk pola sistem ini akan membuka pada waktu rangkaian tidak

bertegangan dan pada saat rangkaian bertegangan harus mampu menutup

rangkaian dalam keadaan hubung singkat

c. Pengaman Lebur (Fuse)

Fuse dipasang pada titik percabangan antara saluran utama dan saluran cabang

juga dipasang pada sisi primer (20 kV) trafo distribusi dengan maksud untuk

mengamankan jaringan dan peralatan yang berada di sebelah hilirnya terhadap

gangguan permanen antar fasa dan tidak untuk mengamankan gangguan fasa

tanah.

2. Sistem Distribusi Pola 2:

Sistem Distribusi 20 kV fasa tiga 4 kawat dengan pentanahan netral secara

langsung .

Pola sistem ini mulai dikembangkan di Indonesia di PLN distribusi Jawa tengah

dan pola sistem distribusi ini di indentifikasi sebagai berikut:

Sistem Jaringan :

a. Tegangan Nominal : 20 kV

b. Sistem Pentanahan : Netral ditanahkan sepanjang jaringan dan kawat netral

dipakai bersama untuk saluran tegangan menengah dan saluran tegangan rendah

dibawahnya.

c. Konstruksi Jaringan : Terdiri dari saluran udara terutama dan saluran kabel

sedang saluran udara terdiri dari : saluran utama dan saluran cabang.

Saluran Utama : kawat AAC 240 dan 150 mm2 fasa tiga – 4 kawat

Saluran Cabang : kawat AAC 100 dan 55 mm2 fasa tiga – 4 dan kawat

AAC 55 dan 35 Fasa satu 2 kawat ( Fasa netral )

Page 18: II.2.Jaringan Dist Tm-tr

PT PLN (Persero)JASDIK

II. JARINGAN DISTRIBUSI PRAJABATAN D1

2. JARINGAN DISTRIBUSI TM-TR HAL - 18/21

Cat : Penghantar dapat dipilih yang setara

d. Sistem pelayanan : radial dengan kemungkinan saluran utama antara jaringan

yang berdekatan dapat saling berhubungan dalam keadaan darurat

e. Pelayanan Beban : Fasa tiga 4 kawat : 20 / 11.6 kV, Fasa tunggal : 2 kawat

11,6 kV

Sistem Pengaman :

a. Penutup Balik otomatis ( PBO )

Alat ini dipasang pada saluran utama Di GI sebagai pengaman utama jaringan .

Pada jaringan yang panjang ( > 20 km ) yang dipasang pada ujung GI tidak lagi

peka untuk mengindentifikasi gangguan yang berada jauh pada ujung hilir

sehingga untuk pengamanan terhadap gangguan temporer maupun untuk

membagi jaringan dalam beberapa seksi guna melokalisir daerah yang

terganggu skecil mungkin dipasang PBO ke dua dan ke tiga pada jarak jarak

tertentu sepanjang saluran utama

b. PMB ( PMT ) dapat dipasang sebagai PBO 1 dimana alat ini perlu dilengkapai

dengan relai–relai :

Relai penutup balik unutuk memulihkan sistem dari gangguan gangguan

yang bersifat temporer dan untuk kordinasi kerja dengan peralatan

pemutus / pengaman lain disisi hilir dan saluran cabang antar lain PBO ,

SSO dan Fuse Cut out

Relai arus lebih jenis waktu tebalik untuk membebaskan gangguan fasa

fasa

Relai arus tanah untuk membebaskan gangguan fasa tanah

c. Saklar seksi otomatis ( SSO )

Model saklar ini dipergunakan sebagai alat pemutus rangkaian untuk

memisah-misahkan saluran utama dalam beberapa seksi agar pada keadaan

gangguan permanen luas daerah (jaringan) yang terganggu diusahakan

sekecil mungkin, SSO untuk pola 2 ini akan membuka pada saat rangkaian

tidak ada arus dan tidak menutup kembali. Saklar ini bekerja berdasarkan

Page 19: II.2.Jaringan Dist Tm-tr

PT PLN (Persero)JASDIK

II. JARINGAN DISTRIBUSI PRAJABATAN D1

2. JARINGAN DISTRIBUSI TM-TR HAL - 19/21

penginderaan dan hitungan (account) trip PMT (PBO) arus hubung singkat

dengan demikian saklar ini dipasang apabila dibagian hulu terpasang PMT

atau PBO

d. Pengaman Lebur ( Fuse )

Fuse dipasang pada titik percabangan antara saluran utama dan saluran

cabang juga dipasang pada sisi primer (20 kV) trafo distribusi sebagi

pengaman saluran terhadap gangguan gangguan yang besrsifat permanen

koordinasi antar PBO dan alat lainnya perlu dilakukan

3. Sistem Distribusi Pola 3:

Sistem Distribusi 20 KV fasa tiga 3 kawat dengan pentanahan netral melalui

tahanan rendah

Pola sistem ini mulai dikembangkan di Indonesia di distribusi Jawa Barat dan DKI

Jaya , sekarang meluas keseluruh wilayah kerja PLN meskipun dibeberpa tempat

digunakan modifikasi. Pola sistem distribusi ini ciri-cirinya dapat di indentifikasi

seperti berikut :

Sistem Jaringan

a. Tegangan nominal : 20 kV

b. Sistem Pentanahan : Netral Kumparan TM yang dihubungkan secara bintang

dari trafo utama ditanahkan melalui tahanan dengan nilai 12 ohm (arus hubung

singkat ke tanah maksimum 1000 A ) dan 40 ohm

(arus hubung singkat ke tanah maksimum 300 A) untuk sistem SUTM atau

sistem campuran

c. Konstruksi jaringan : Pada dasarnya adalah saluran udara terdiri dari :

Saluran Utama ( Main lines ) : Kawat jenis AAAC 150 mm2 fasa tiga 3-kawat

untuk saluran cabang: kawat AAAC 70 mm2

a. Sistem pelayanan : radial dengan kemungkinan saluran utama antara jaringan

yang berdekatan dapat saling berhubungan dalam keadaan darurat

Page 20: II.2.Jaringan Dist Tm-tr

PT PLN (Persero)JASDIK

II. JARINGAN DISTRIBUSI PRAJABATAN D1

2. JARINGAN DISTRIBUSI TM-TR HAL - 20/21

Sistem Pengaman :

a. Pemutus Beban (PMB) utama dipasang pada saluran utama di GI sebagai

pengaman utama jaringan dan dilengkapi dengan alat pengaman ( Relai )

Relai Penutup Balik (Recloser) untuk memulihkan sistim dari gangguan-

gangguan yang bersifat temporer dan untuk koordinasi kerja dengan

peralatan pemutus / pengaman yang lain disisi hilir dan saluran cabang dari

jaringan antara lain sectionalizer dan fuse (PL = Pengaman Lebur)

Relai Gangguan Tanah Terarah (DGFR= Directional Ground Fault Relays)

dipergunakan untuk membebaskan gangguan fasa tanah

Relai arus lebih (OCR = Over Current Relays) dipergunakan untuk

membebaskan gangguan antar fasa

b. Saklar seksi otomatis ( SSO )

Model saklar ini dipergunakan sebagai alat pemutus rangkaian untuk memisah-

misahkan saluran utma dalam beberapa seksi agar pada keadaan gangguan

permanen luas daerah (jaringan) yang terganggu diusahakan sekecil mungkin,

SSO untuk pola sistem ini akan membuka pada saat rangkaian tidak ada arus

dan tidak menutup kembali.

Saklar ini bekerja berdasarkan penginderaan dan hitungan (account) trip PMT

(PBO) arus hubung singkat dengan demikian saklar ini dipasang apabila

dibagian hulu terpasang PMT atau PBO

c. Pengaman Lebur (Fuse)

Fuse dipasang pada titik percabangan antara saluran utama dan saluran cabang

juga dipasang pada sisi primer (20 kV) trafo distribusi dengan maksud untuk

mengamankan jaringan dan peralatan yang berada di sebelah hilirnya terhadap

gangguan permanen antar fasa dan tidak untuk mengamankan gangguan fasa

tanah.

Page 21: II.2.Jaringan Dist Tm-tr

PT PLN (Persero)JASDIK

II. JARINGAN DISTRIBUSI PRAJABATAN D1

2. JARINGAN DISTRIBUSI TM-TR HAL - 21/21

4. Sistem Distribusi Pola 4 :

Sistem Distribusi 6 KV fasa tiga 3 kawat dengan pentanahan netral mengambang.

Pada dewasa ini pola sistem distribusi ini diwilayah kerja PT PLN tidak

dikembangkan lagi dimana ciri cirinya antara lain :

Sistim Jaringan

a. Tegangan Nominal : 6 KV dan 12 KV

b. Sistem pentanahan netral : Tidak ditanahkan ( mengambang )

c. Krakteristik :

1. Terjadi kemencengan tegangan pada saat terjadi gangguan satu fasa ke

tanah pada seluruh sistim

2. Pada saat gangguan dua fasa dan tiga fasa cirinya sama dengan sistem

yang ditanahkan besarnya tergantung tegangan sistem, impedansi sumber

dan impedansi jaringan

3. Arus gangguan hubung singkat ke tanah hanya dipengaruhi tegangan

sistem dan kapasitansi jaringan

4. Bermasalah untuk keselamatan manusia dan hewan dimana pada saat

gangguan hubung singkat ke tanah tidak ada kelengkapan untuk segera

secara otomatis membuka rangkaian namun dilakukan dengan sistim coba-

coba (trial and error)