ii. tinjauan pustaka 2.1. taksonomi kentangeprints.umm.ac.id/65447/2/bab ii.pdf · 2020. 8. 27. ·...

15
3 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Taksonomi Kentang Kentang merupakan salah satu komoditas pilihan untuk mendukung program diverifikasi dalam rangka mewujudkan ketahanan pangan berkelanjutan (The International Potato Center, 2008). Kentang (Solanum tuberosum L.) termasuk jenis tanaman sayuran semusim, berumur pendek dan berbentuk perdu/semak. Kentang termasuk tanaman semusim karena hanya satu kali berproduksi, setelah itu mati. Umur tanaman kentang antara 90-180 hari. Taksomi kentang adalah sebagai berikut : Kingdom : Plantae Divisi : Magnoliophyta Kelas : Magnoliopsida Ordo : Solanales Famili : Solanaceae Genus : Solanum Spesies : Solanum tuberosum L. (Setijo pitojo, 2004) Berdasarkan (Lampiran 1) warna kulit dan daging umbinya, terdapat tiga golongan varietas kentang, yaitu kentang kuning (Granola, Cipanas, Cosima, Segunung, Thung, Cattela, Agria), kentang putih (Marita, Diamant) dan kentang merah (Desiree, Kondor). Selain itu juga terdapat beberapa varietas lain yang tidak termasuk ketiga golongan tersebut seperti Draga, Cardinal, Alpha, Atlante dan lain-lain (Setiadi, 2009). Tanaman kentang berasal dari Amerika Selatan di daerah pegunungan Andes yang meliputi Negara Bolivia, Chili dan Peru. Kentang masuk ke Indonesia di sekitar Cimahi sejak penjajahan Belanda pada tahun 1794. Kentang mulai dikembangkan secara umum di Jawa pada tahun 1920-an dengan luas tanam 18.000 ha (Setiadi,2009).

Upload: others

Post on 13-Jul-2021

0 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Taksonomi Kentangeprints.umm.ac.id/65447/2/BAB II.pdf · 2020. 8. 27. · Tentang Teknis Perbanyakan dan Sertifikasi Benih Kentang Nomor: 01/Kpts/SR.ISO/12/2012,

3

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Taksonomi Kentang

Kentang merupakan salah satu komoditas pilihan untuk mendukung program

diverifikasi dalam rangka mewujudkan ketahanan pangan berkelanjutan (The

International Potato Center, 2008). Kentang (Solanum tuberosum L.) termasuk jenis

tanaman sayuran semusim, berumur pendek dan berbentuk perdu/semak. Kentang

termasuk tanaman semusim karena hanya satu kali berproduksi, setelah itu mati. Umur

tanaman kentang antara 90-180 hari. Taksomi kentang adalah sebagai berikut :

Kingdom : Plantae

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

Ordo : Solanales

Famili : Solanaceae

Genus : Solanum

Spesies : Solanum tuberosum L. (Setijo pitojo, 2004)

Berdasarkan (Lampiran 1) warna kulit dan daging umbinya, terdapat tiga

golongan varietas kentang, yaitu kentang kuning (Granola, Cipanas, Cosima,

Segunung, Thung, Cattela, Agria), kentang putih (Marita, Diamant) dan kentang merah

(Desiree, Kondor). Selain itu juga terdapat beberapa varietas lain yang tidak termasuk

ketiga golongan tersebut seperti Draga, Cardinal, Alpha, Atlante dan lain-lain (Setiadi,

2009).

Tanaman kentang berasal dari Amerika Selatan di daerah pegunungan Andes

yang meliputi Negara Bolivia, Chili dan Peru. Kentang masuk ke Indonesia di sekitar

Cimahi sejak penjajahan Belanda pada tahun 1794. Kentang mulai dikembangkan

secara umum di Jawa pada tahun 1920-an dengan luas tanam 18.000 ha (Setiadi,2009).

Page 2: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Taksonomi Kentangeprints.umm.ac.id/65447/2/BAB II.pdf · 2020. 8. 27. · Tentang Teknis Perbanyakan dan Sertifikasi Benih Kentang Nomor: 01/Kpts/SR.ISO/12/2012,

4

2.2. Morfologi Kentang

1. Daun

Daun majemuk menempel di satu tangkai (rachis). Jumlah helai daun umumnya

ganjil, saling berhadapan dan di antara pasang daun terdapat pasangan daun kecil

seperti telinga yang disebut daun sela. Pada pangkal tangkai daun majemuk terdapat

sepasang daun kecil yang disebut daun penumpu (stipulae). Tangkai lembar daun

sangat pendek dan seolah-olah duduk. Warna daun hijau muda sampai hiju gelap dan

tertutup oleh bulu-bulu halus (Sunarjono, 2007).

2. Batang

Batang tanaman berbentuk segiempat atau segilima, tergantung pada varietasnya.

Batang tanaman berbuku–buku, berongga, dan tidak berkayu, namun agak keras bila

dipijat. Diameter batang kecil dengan tinggi dapat mencapai 50–120 cm, tumbuh

menjalar. Warna batang hijau kemerah-merahan atau hijau keungu–unguan (Rukmana,

1997). Batang tanaman berfungsi sebagai jalan zat–zat hara dari tanah ke daun dan

untuk menyalurkan hasil fotosintesis dari daun ke bagian tanaman yang lain.

3. Akar

Akar memiliki sistem perakaran tunggang dan serabut. Akar tunggang bisa

menembus sampai kedalaman 45 cm. Sedangkan akar serabutnya tumbuh menyebar

(menjalar) ke samping dan menembus tanah dangkal. Akar berwarna keputih-putihan,

halus dan berukuran sangat kecil. Dari akar-akar ini ada akar yang akan berubah bentuk

dan fungsinya menjadi bakal umbi (stolon) dan akhirnya menjadi umbi (Setiadi, 2009).

4. Bunga

Bunga kentang berkelamin dua (Hermaph roditus) yang tersusun dalam rangkaian

bunga atau karangan bunga yang tumbuh pada ujung batang dengan tiap karangan

bunga memiliki 7–15 kuntum bunga. Warna bunga bervariasi: putih, merah, biru.

Struktur bunga terdiri dari daun kelopak (calyx), daun mahkota (corolla), benang sari

(stamen), yang masing–masing berjumlah 5 buah serta putik 1 buah. Bunga bersifat

protogami, yakni putik lebih cepat masak dari pada tepung sari. Sistem

penyerbukannya dapat menyerbuk sendiri ataupun silang (Rukmana, 1997).

Page 3: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Taksonomi Kentangeprints.umm.ac.id/65447/2/BAB II.pdf · 2020. 8. 27. · Tentang Teknis Perbanyakan dan Sertifikasi Benih Kentang Nomor: 01/Kpts/SR.ISO/12/2012,

5

Bunga kentang yang telah mengalami penyerbukan akan menghasilkan buah dan

biji–biji (Samadi, 1997). Buah kentang berbentuk bulat, bergaris tengah kurang lebih

2,5cm, berwarna hijau tua sampai keungu–unguan dan tiap buah berisi 500 bakal biji.

Bakal biji yang dapat menjadi biji hanya berkisar 10 butir sampai dengan 300 butir.

Biji kentang berukuran kecil, bergaris tengah kurang lebih 0,5 mm, berwarna krem,

dan memiliki masa istirahat (dormansi) sekitar 6 bulan (Rukmana, 1997).

5. Umbi

Menurut Pitojo (2008) bentuk umbi, mata tunas, warna kulit dan warna daging

umbi bervariasi menurut varietas kentang. Umbi kentang berbetuk bulat, lonjong,

meruncing atau mirip ginjal, dengan ukuran kecil hingga besar. Pada waktu masih

muda, umbi kentang di lapisi ± 1 cm dan menghasilkan periderm, sehingga pada umbi

kentang yang sudah tua tersusun enam lapis periderm. Kulit umbi kentang sangat tipis,

berwarna putih, kuning, merah, atau ungu. Ketebalan kulit dipengaruhi oleh varietas

dan keadaan lingkungan. Pada umbi yang masih muda, sel-sel kulit membelah dengan

cepat, ditandai dengan kulit yang mudah terkelupas. Pada umbi yang sudah tua, sel-sel

kulit sudah tidak membelah dan kulit melekat erat sehingga tidak mudah terkelupas.

Daging umbi kentang berwarna putih, kuning, atau kemerahan (Gambar 1.).

Gambar 1. Keragaman Morfologis Umbi Kentang (Solanum tuberosum L.)

No. Bagian umbi Ciri-ciri visual

1. Bentuk umbi Bulat, bulat lonjong dan lonjong memanjang

2. Warna kulit umbi Putih, kuning dan merah

3. Warna daging umbi Putih, putih kekuning-kuningan dan kuning

4. Mata tunas Dangkal, menengah (medium) dan dalam

Sumber : Pitojo, 2008

Page 4: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Taksonomi Kentangeprints.umm.ac.id/65447/2/BAB II.pdf · 2020. 8. 27. · Tentang Teknis Perbanyakan dan Sertifikasi Benih Kentang Nomor: 01/Kpts/SR.ISO/12/2012,

6

Gambar 2. Morfologi Tanaman Kentang (Solanum tuberosum L.)

Sumber : (Setijo pitojo, 2004)

1.3. Syarat Tumbuh Tanaman Kentang

Tanaman kentang cocok tumbuh pada adalah dataran tinggi atau daerah

pegunungan dengan ketinggian 1000–3000 m di atas permukaan laut. Keadaan iklim

juga berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman kentang, iklim yang ideal pada

tanaman kentang merupakan suhu rendah (dingin) dengan suhu rata–rata harian antara

15 –20oC. Serta memiliki kelembapan udara sesuai berkisar antara 80-90%, cukup

mendapat sinar matahari dan curah hujan antara 200–300 mm per bulan atau rata–rata

1000 mm selama pertumbuhan (Suryana, 2013).

Pembentukan umbi kentang dengan suhu tanah optimum bekisar antara 15 –

18oC. Pertumbuhan umbi juga dapat terhambat apabila suhu tanah yang tidak maksimal

kurang dari 10oC dan lebih dari 30oC. Tanaman kentang membutuhkan tanah yang

subur, gembur, banyak mengandung bahan organik, bersolum dalam, aerasi dan

drainasenya baik dengan reaksi tanah (pH) 5–7 tergantung varietas yang dibudidayakan

(Suryana, 2013).

Jenis tanah yang paling baik pada tanaman kentang adalah Andosol dengan

ciri–ciri solum tanah agak tebal antara 1–2 m, berwarna hitam atau kelabu sampai

coklat tua, bertekstur debu atau lempung berdebu sampai lempung. Tanah Andosol

Page 5: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Taksonomi Kentangeprints.umm.ac.id/65447/2/BAB II.pdf · 2020. 8. 27. · Tentang Teknis Perbanyakan dan Sertifikasi Benih Kentang Nomor: 01/Kpts/SR.ISO/12/2012,

7

merupakan salah satu tanah dengan kandungan unsur hara sedang sampai tinggi,

produktivitas sedang sampai tinggi dan reaksi tanah masam sampai netral. Daerah

dengan curah hujan tinggi harus dilakukan pengairan yang cukup dan sering dilakukan

pengontrolan keadaan tanah karena angin kencang yang berkelanjutan berpengaruh

secara langsung maupun tidak langsung terhadap pertumbuhan tanaman dan penularan

penyakit ke tanaman dan ke areal pertanaman yang lain (Setiadi, 2009).

Budidaya tanaman kentang dilakukan persiapan bahan tanam, persiapan lahan,

penanaman, pemeliharaan dan juga pemanenan. Adapun faktor-faktor yang perlu

diperhatikan selama penanaman adalah pengaturan waktu tanam, pengaturan jarak

tanam dan cara menanam. Kegiatan pemeliharaan juga perlu dilakukan pada tanaman

kentang seperti pemupukan, pengairan, penyiangan, pembumbunan, pengaturan pola

tanam, dan pemangkasan bunga (Samadi, 2007).

Tanaman kentang dapat dipanen ketika memasuki usia 90 hingga 120 hari hal

ini dapat dilihat dari ukuran umbi kentang yang cukup besar dan tanaman kentang yang

mulai melayu daunnya menguning rata, pemanenan dilakukan pagi atau sore hari dan

dilakukan kegiatan pasca panen seperti pembersihan pencucian pengeringan dan

penyimpanan kentang (Sunarjono, 2007).

1.4. Benih Kentang

Benih secara umum mempunyai pengertian ialah biji tanaman yang

dipergunakan untuk keperluan dan pengembangan usaha tani serta memiliki fungsi

agronomis. Dalam konteks agronomi, benih dituntut untuk bermutu tinggi atau benih

unggul, sebab benih harus mampu menghasilkan tanaman yang dapat berproduksi

maksimum dengan sarana teknologi yang semakin maju. Beberapa jenis benih tanaman

pangan dan hortikultura dalam kemasan berlebel yang beredar di pasaran yang

digunakan oleh petani dalam usaha budidaya (Lesilolo, 2013).

Sedangkan benih kentang adalah bagian tanaman berupa umbi bukan dalam

bentuk biji botani (True Potato Seed/TPS) yang digunakan untuk memperbanyak

dan/atau mengembangbiakkan tanaman kentang (Kementerian Pertanian, 2014).

Page 6: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Taksonomi Kentangeprints.umm.ac.id/65447/2/BAB II.pdf · 2020. 8. 27. · Tentang Teknis Perbanyakan dan Sertifikasi Benih Kentang Nomor: 01/Kpts/SR.ISO/12/2012,

8

Gambar 3. Benih kentang (Solanum tuberosum L.)

(Sumber Gambar : Balai Penelitian Tanaman Sayuran, 2016)

a. Peng-Kelasan Benih

Sistem perbenihan kentang di Indonesia yang terdiri dari lima kelas benih, yaitu G0,

G1, G2, G3, dan G4. Kelas benih G0 sampai G3 merupakan kelas benih sumber, sedangkan

kelas benih G4 merupakan benih sebar. Dalam sertifikasi benih kentang, Direktorat

Perbenihan Hortikultura (2007) mengklasifikasikan benih kentang dengan urutan

sebagai berikut: kelas benih G0 setara dengan Benih Penjenis/BS, kelas benih G1 setara

dengan Benih Dasar Satu (BD1)/FS1, kelas benih G2 setara dengan Benih Dasar Dua

(BD2)/FS2, kelas benih G3 setara dengan Benih Pokok/ SS, dan kelas benih G4 setara

dengan Benih Sebar/ES.

Kelas benih G4 digunakan petani untuk memproduksi umbi konsumsi. Para petani

kentang sering menggunakan benih seadanya, tanpa mempertimbangkan mutu benih

(banyak yang menggunakan benih di bawah G4) sehingga produksi yang dihasilkan

tidak optimal. Akan tetapi pada tahun 2015 dilakukan pemangkasan menjadi G0, G1

dan G2 saja sesuai dengan pasal 3 Keputusan Menteri Pertanian Republik Indonesia

Tentang Teknis Perbanyakan dan Sertifikasi Benih Kentang Nomor:

01/Kpts/SR.ISO/12/2012, sepanjang yang mengatur benih kentang dinyatakan tidak

berlaku, kecuali untuk persyaratan teknis minimal G3 dan G4 masih berlaku sampai

dengan bulan November 2015 (Kementerian Pertanian, 2014).

Page 7: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Taksonomi Kentangeprints.umm.ac.id/65447/2/BAB II.pdf · 2020. 8. 27. · Tentang Teknis Perbanyakan dan Sertifikasi Benih Kentang Nomor: 01/Kpts/SR.ISO/12/2012,

9

1.5. Kandungan Kentang

Kentang memiliki kandungan yang cukup baik, dalam kentang terdapat

Kandungan kalori, karbohidrat, mineral, dan vitamin dalam kentang menjadikan

kentang layak untuk dijadikan makanan pokok. Kandungan kentang disajikan pada

gambar 4.

Gambar 4. Kandungan Gizi Kentang (Per 100 g Bahan)

Zat Makanan Kandungan

Kalori (kal) 83

Protein (g) 2

Lemak (g) 0,1

Karbohidrat (g) 19,1

Sukrosa (%) 0,5-1,0

Fruktosa (%) 0,5-2,0

Kalsium (mg) 11

Fosfor (mg) 56

Besi (mg) 7

Solanine (mg) -

Vit. A (S.I) -

Vit. B1 (mg) 0,11

Vit. C 17

Carotertoid (mg) -

Air (g) 77,8

Bagian yang dapat dimakan (%) 85

Sumber: Sastrahidayat (2011)

Umbi kentang memiliki kandungan berupa penyimpanan air (80%), protein

(2%), dan karbohidrat (17%). Karbohidrat paling tinggi terdapat pada jaringan-jaringan

umbi kentang (vaskular ring), sedangkan protein dan mineral terdapat pada jaringan

kortek yang jumlahnya dalam jumlah sedikit atau kecil (Nuraisyiah,2013).

Page 8: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Taksonomi Kentangeprints.umm.ac.id/65447/2/BAB II.pdf · 2020. 8. 27. · Tentang Teknis Perbanyakan dan Sertifikasi Benih Kentang Nomor: 01/Kpts/SR.ISO/12/2012,

10

Selain mengandung zat gizi, umbi kentang mengandung zat solanin yang beracun

dan berbahaya bagi yang memakannya. Semua bagian tanamannya mengandung

racun solanin. Begitu pula umbinya, yaitu ketika sedang memasuki masa bertunas.

Namun, bila telah berusia tua atau siap dipanen, racun ini akan berkurang bahkan bisa

hilang, sehingga aman untuk dikonsumsi (Setiadi dan Suryadi, 2007).

1.6. Ukuran Umbi

Ukuran umbi juga berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman kentang.

Menurut Samadi (2007) umbi yang terlalu ringan atau kecil akan menghambat

pertumbuhan dari tanaman kentang tersebut, pertumbuhannya akan lambat dan

kebutuhan pupuk akan lebih banyak. Umbi kentang yang terlalu besar jelas-jelas

merupakan pemborosan karena semakin besar umbi kentang yang ditanam akan

membutuhkan biaya yang lebih tinggi. Umbi yang ideal untuk ditanam berbobot 50-

100 gram.

Umbi kentang memiliki ukuran, bentuk, dan warna yang berbeda-beda,

tergantung varietasnya. Umbi kentang memiliki mata tunas sebagai bahan

perkembangbiakan, yang selanjutnya akan menjadi tanaman baru. Benih dengan

berbagai ukuran pada dasarnya dapat digunakan sebagai bahan tanam, akan tetapi

ukuran umbi berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman kentang itu sendiri. Apabila

ukuran umbi yang digunakan terlalu kecil pertumbuhan kentang tidak optimal, hal

tersebut diakibatkan oleh cadangan makanan yang tersedia sedikit dan mata tunas yang

muncul juga kecil, begitu juga dengan penggunaan benih yang besar, pertumbuhan

kentang akan semakin rimbun.

Pada penelitian (Nuraisyiah,2013) Penggunaan umbi kentang berukuran besar

dapat meningkatkan persentase tumbuh umbi dan jumlah batang perumpun. Semakin

banyak jumlah batang perumpun yang dihasilkan maka meningkatkan jumlah umbi

berukuran kecil (S). Penggunaan umbi yang telah disimpan 7 bulan berpengaruh

terhadap jumlah umbi ukuran kecil (S) per tanaman dan bobot umbi ukuran kecil (S)

Page 9: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Taksonomi Kentangeprints.umm.ac.id/65447/2/BAB II.pdf · 2020. 8. 27. · Tentang Teknis Perbanyakan dan Sertifikasi Benih Kentang Nomor: 01/Kpts/SR.ISO/12/2012,

11

per petak. Penggunaan umbi ini akan menghasilkan jumlah batang yang banyak tetapi

tidak produktif, tanaman lebih cepat mati dan produksi yang dihasilkan rendah.

Umbi yang baik untuk bahan tanam adalah yang sehat dengan ukuran 80-90 g.

Makin tinggi kelas bobot umbi yang ditanam akan menghasilkan umbi yang semakin

banyak. Bila umbi yang dihasilkan terlalu banyak maka tanaman tidak dapat

menghasilkan umbi yang besar, atau hanya menghasilkan umbi yang kecil-kecil

(Sutapradja, 2008).

1.7. Media Tanam

Media tanam adalah komponen penting dalam budidaya tanaman sebagai

tempat tanaman tumbuh, berakar dan berkembang. Pemilihan media tanam harus

sesuai tujuannya, sebagai media semai dan perbanyakan atau sebagai tempat tumbuh

sampai produksi. Media tanam yang akan digunakan harus disesuaikan dengan jenis

tanaman, biasanya jenis media tanam disesuaikan dengan habitat asal tanaman yang

akan dibudidayakan (Wuryaningsih, 2008).

Media tumbuh sangat penting untuk pertumbuhan dan produksi tanaman

optimal. Keadaan media tanam yang ideal bisa diperoleh dari kombinasi antara bahan

organik dan bahan anorganik. Bahan organik contohnya: berupa cacahan pakis,

kompos, humus, serbuk gergaji, arang sekam, dan cocopeat. Bahan anorganik antara

lain: tanah, pasir, batu kerikil, dan hydrogel.

Media tanam terdiri dari dua tipe yaitu campuran tanah (soil-mixes) yang

mengandung tanah alami dan campuran tanpa tanah (soilles-mixes) yang tidak

mengandung tanah. Bahan campuran media tanam harus memiliki peranan khusus di

dalam campuran tersebut. Adapun Faktor yang perlu diperhatikan dalam memilih

media untuk dijadikan campuran adalah kualitas dari bahan tersebut, sifat kimia atau

fisiknya, tersedia di pasaran, murah, mudah cara penggunaanya, dapat digunakan untuk

berbagai macam tanaman, tidak membawa hama dan penyakit, mempunyai drainase

dan kelembaban yang baik, mempunyai pH yang sesuai dengan jenis tanaman dan

mengandung unsur hara yang mendukung pertumbuhan tanaman (Acquaah, 2008)

Page 10: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Taksonomi Kentangeprints.umm.ac.id/65447/2/BAB II.pdf · 2020. 8. 27. · Tentang Teknis Perbanyakan dan Sertifikasi Benih Kentang Nomor: 01/Kpts/SR.ISO/12/2012,

12

1.7.1. Pupuk Kandang

Pupuk kandang sebagai komponen media 8 tanam dapat menjamin memberikan

efek positif seperti ketersediaan unsur hara bagi tanaman karena dalam pupuk kandang

terkandung unsur N, P, dan K yang berguna bagi tanaman. Pemakaian pupuk kandang

sebagai media tanam harus dalam keadaan sudah matang dan steril. Pupuk kandang

yang belum matang yang diakibatkan oleh belum sempurna proses fermentasi akan

berakibat timbul banyak bakteri dan menyebabkan tanaman mudah rusak serta akar

yang membusuk. Pupuk kandang yang akan digunakan harus yang sudah matang.

Pupuk kandang yang sudah matang memiliki ciri-ciri warna yang cenderung

kehitaman, dan teksturnya lebih remah. Beberapa jenis pupuk kandang yang umum

digunakan di bidang pertanian adalah pupuk kandang dari kotoran sapi, kotoran

kambing, dan kotoran ayam atau pun kelinci.

Menurut Muslihat (2003) menyatakan bahwa pemberian pupuk kandang pada

tanah, akan membentuk agregat tanah yang sempurna, keadaan ini akan berpengaruh

terhadap porositas dan aerasi persediaan air dalam tanah, yang berpengaruh terhadap

perkembangan akar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian pupuk kandang

20 ton/ha akan menunjang ketersediaan unsur hara yang dapat diserap oleh tanaman,

sehingga tanaman dapat tumbuh dengan subur, namun pemberian pupuk kandang

berlebihan tidak meningkatkan pertumbuhan tanaman. Fungsi dari pupuk kandang

antara lain: memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah, sehingga tanah dapat

menyediakan hara dalam jumlah yang berimbang.

1.7.2. Arang Sekam

Arang Sekam Arang sekam merupakan media yang diperoleh dari pembakaran

sekam padi yang tidak sempurna (sebelum berubah menjadi abu). Kandungan jenis

arang sekam paling banyak adalah SiO2 (52%) dan C (31%), dan komponen lain yang

terkandung dalam jumlah sedikit adalah Fe2O3, K2O, MgO, CaO, MnO dan CuO serta

bahan-bahan organik.

Page 11: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Taksonomi Kentangeprints.umm.ac.id/65447/2/BAB II.pdf · 2020. 8. 27. · Tentang Teknis Perbanyakan dan Sertifikasi Benih Kentang Nomor: 01/Kpts/SR.ISO/12/2012,

13

Arang sekam memiliki berat sebesar 0.2 kg/l, kasar sehingga sirkulasi udara

tinggi (banyak pori), berwarna coklat kehitaman sehingga dapat mengabsorpsi sinar

matahari dengan efektif, dapat mengurangi pengaruh penyakit khususnya bakteri. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa media arang sekam menghasilkan pertambahan tinggi

tanaman dan jumlah daun terbaik 10 pada planlet Anthurium hasil aklimatisasi

(Marliana dan Rusnandi, 2007).

1.7.3. Cocopeat

Serbuk sabut kelapa (cocopeat) merupakan media hasil penghancuran sabut

kelapa. Sabut kelapa adalah bagian mesokarp dari buah kelapa yang sudah matang.

Sabut kelapa dapat dimanfaatkan sebagai media tanam karena mengandung unsur

kalium dan fosfor. Serbuk sabut kelapa banyak diproduksi terutama di Sri Langka,

Philipina, Indonesia, Meksiko, Costa Rica dan Guyana. Serbuk sabut kelapa

merupakan hasil dari limbah pertanian, yang dapat digunakan sebagai media tanam

pengganti pakis dan moss yang merupakan hasil hutan.

Hasil penelitian Muhit (2010) serbuk sabut kelapa dapat menggantikan media

pakis dan moss sebagai media pembesaran bibit kompot anggrek bulan. Serbuk sabut

kelapa banyak digunakan untuk media tanam, karena mempunyai kapasitas memegang

air yang baik, dapat mempertahankan kelembaban (80%), kaya akan unsur hara, akan

tetapi mudah terdekomposisi jika terus menerus.

1.8. Pemanenan

Waktu pemanenan sangat dianjurkan dilakukan pada waktu sore/pagi hari dan

dilakukan pada saat cuaca sedang cerah. Prosedur pelaksanaan panen pada tanaman

kentang adalah sebagai berikut :

a. Sebelum panen dilakukan sangat dianjurkan untuk melakukan pemangkasan

tanaman kentang yang berada di atas permukaan tanah, bila diperlukan dapat

menggunakan herbisida dengan dosis setengah dari dosis anjuran.

b. Pembongkaran guludan dilakukan dengan cara mencangkul tanah disekitar umbi

dengan hati-hati, lalu mengangkatnya sehingga umbi keluar dari dalam tanah dan

Page 12: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Taksonomi Kentangeprints.umm.ac.id/65447/2/BAB II.pdf · 2020. 8. 27. · Tentang Teknis Perbanyakan dan Sertifikasi Benih Kentang Nomor: 01/Kpts/SR.ISO/12/2012,

14

diletakkan di permukaan tanah agar terjemur matahari. Pada tanaman kentang

pelaksaan pemanenan yang baik adalah pada saat tanaman berumur ±115 HST ditandai

dengan daun dan batang telah menguning atau mati serta kulit umbinya tidak mudah

mengelupas (Samadi, 2007).

1.9. Pasca Panen

Penanganan pasca panen bertujuan agar mutu benih tetap baik seperti pada saat

dipanen. Menurut Kitinoja dan Kader (1993) dalam R. Lia (2010), pasca panen dimulai

sejak komoditas dipisahkan dari tanaman (dipanen) dan berakhir bila komoditas

tersebut dikonsumsi atau siap digunakan untuk benih. Kegiatan pasca panen benih

kentang meliputi : pencucian, pemilihan (sortasi), pengkelasan (grading), pengemasan,

dan penyimpanan.

A. Pencucian

Umbi kentang yang telah dipanen, dibersihkan dengan cara memasukkannya

kedalam bak air. Pencucian bertujuan untuk menghilangkan kotoran, residu pestisida,

dan sumber-sumber kontaminasi. Biasanya ditambahkan suatu bahan kimia yaitu

klorin kedalam air pencucian yang bertujuan untuk mengendalikan mikroorganisme.

Klorin efektif bila larutan dijaga pada pH netral. Perlakuan klorin dengan konsentrasi

100-150 ppm dapat membantu mengendalikan patogen selama proses lebih lanjut.

Setelah itu, bahan dikeringkan dengan cara meniriskan dan memberikan udara

(Muchtadi, D., 1996 dalam R. Lia, 2010).

B. Penyortiran dan Pengkelasan

Penyortiran merupakan kegiatan memilih umbi kentang yang secara fisik dan

fisiologis mempunyai kondisi yang baik. Umbi kentang yang baik memiliki ciri yaitu

bentuk bulat atau oval, warna kulit kentang tergantung varietas misalnya varietas

Granola berwarna kuning, umbi kentang yang jelek memiliki ciri yaitu bentuk tidak

beraturan, warna kulit hijau, dan ada bercak-bercak hitam akibat serangan hama dan

penyakit. Menurut Peleg (1985) dalam R. Lia (2010), kriteria penyortiran ditentukan

Page 13: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Taksonomi Kentangeprints.umm.ac.id/65447/2/BAB II.pdf · 2020. 8. 27. · Tentang Teknis Perbanyakan dan Sertifikasi Benih Kentang Nomor: 01/Kpts/SR.ISO/12/2012,

15

berdasarkan warna, bentuk, berat, kerusakan mekanis dan busuk, serta derajat

kematangan. Pengkelasan dilakukan dengan mengelompokkan umbi kentang yang baik

kedalam beberapa kelas berdasarkan ukuran umbi. Ukuran atau bobot umbi dapat

dikelaskan menjadi XL = 120-200 g, L= 80-120 g dan M = 50-80 g (Ummah, 2010).

C. Pengemasan

Kegiatan pengemasan yaitu memasukkan dan menyusun hasil panen kedalam

suatu wadah atau tempat yang cocok dan baik sehingga umbi kentang terlindungi dari

kerusakan mekanis, fisiologis, kimiawi, dan biologis. Pengemasan bertujuan untuk

melindungi hasil terhadap kerusakan, mengurangi kehilangan air, dan mempermudah

dalam hal pengangkutan dan perhitungan (Satuhu, 2004 dalam R. Lia, 2010). Kemasan

yang baik yaitu dapat menjamin sanitasi dan syarat-syarat kesehatan, serta ukuran,

bentuk, dan berat harus sesuai dengan bahan yang akan dikemas (Rahardi, 1993 dalam

R. Lia, 2010).

D. Penyimpanan

Tujuan utama penyimpanan adalah mengendalikan laju transpirasi, respirasi,

infeksi penyakit, dan mempertahankan produk dalam bentuk yang paling baik bagi

konsumen (Pantastico et al., 1986 dalam R. Lia, 2010). Umbi kentang disimpan pada

suhu 150C – 250C dan kelembaban 85% - 95% untuk meningkatkan pembentukan

peridermis dan penyembuhan luka akibat panen. Setelah penyembuhan, suhu

penyimpanan diturunkan, besarnya penurunan suhu bergantung pada lamanya

penyimpanan.

Menurut Sumoprastowo (2004) dalam R. Lia, (2010), penyimpanan adalah

upaya untuk memperpanjang ketersediaan produk sehingga membantu memenuhi

kebutuhan pemasaran, distribusi, dan penggunaan. Selama penyimpanan, cahaya

dihalangi untuk menghindari terbentuknya klorofil pada kulit umbi yang dapat

menyebabkan penghijauan umbi sehingga terbentuk glikoalkaloid atau solanin yang

beracun. Kondisi penyimpanan yang paling ideal adalah ruangan yang dilengkapi

pengaturan kelembaban dan suhu yang tepat. Dalam berbagai tipe penyimpanan

Page 14: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Taksonomi Kentangeprints.umm.ac.id/65447/2/BAB II.pdf · 2020. 8. 27. · Tentang Teknis Perbanyakan dan Sertifikasi Benih Kentang Nomor: 01/Kpts/SR.ISO/12/2012,

16

berskala besar yang modern, kentang disimpan pada tumpukan yang besar atau didalam

ruangan. Sebagian besar produsen memiliki ruang penyimpanan bersuhu rendah untuk

memperpanjang umur simpan dan menyediakan pasokan kentang secara terus menerus.

Selama penyimpanan terdapat berbagai gangguan, sebagian besar disebabkan oleh

penanganan fisik yang keras dimulai pada saat panen hingga penyimpanan.

1.10. Hama dan Penyakit Tanaman Kentang

Hama dan penyakit merupakan faktor penghambat pertumbuhan tanaman yang

mendatangkan kerugian karena dapat menyebabkan penurunan kualitas dan kuantitas

kentang yang dihasilkan. Penyakit yang umumnya menyerang tanaman kentang

menurut Andarwati (2011) adalah hama trip, kutu daun, lalat, orong-orong, ulat, dan

cacing emas (Nematoda Sista Kuning). Sementara itu, penyakit yang umumnya

menyerang adalah busuk daun (Phytopthora infestans), layu bakteri (Pseudomonas),

busuk umbi, dan penyakit yang disebabkan oleh virus. Virus yang umumnya ditemukan

pada tanaman kentang menurut Sofiari (2009) adalah virus daun menggulung (PLRV)

dengan gejala daunnya menggulung sampai bagian bawah daunnya terlihat. Pada

tanaman kentang, virus merupakan kendala utama karena kentang pada umumnya

diperbanyak secara vegetatif, sehingga virus sering kali terbawa oleh bibit. Semakin

sering bibit digunakan, maka akumulasi virus akan semakin banyak.

1. Tanaman

Hama pada tanaman kentang saat musim kemarau dan hujan yaitu thrips, orong-

orong, ulat dan kutu kebul. Penyakit yang terserang pada tanaman saat musim hujan

dan musim kemarau adalah busuk daun, busuk pohon dan layu bakteri.

Penangkar/petani menggunakan obat fungisida, pendri, dakonil, pestisida, dan furadan.

Pada musim hujan interval penyiramannya 2 hari sekali dan pada musim kemarau

intervalnya 4 kali sehari penyemprotan dilakukan 20 HST.

Page 15: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Taksonomi Kentangeprints.umm.ac.id/65447/2/BAB II.pdf · 2020. 8. 27. · Tentang Teknis Perbanyakan dan Sertifikasi Benih Kentang Nomor: 01/Kpts/SR.ISO/12/2012,

17

Gambar 5. Hama Aphid

(Sumber Gambar : Direktorat perbenihan hortikultura direktorat. 2014)

2. Umbi

Hama pada umbi saat musim kemarau dan hujan di gudang yaitu kupu-kupu putih

dan pengendaliannya menggunakan mipcin 500 kg/ 1 ton dan diberi juga insektisida.

Penyakit yang terserang pada umbi yaitu nematoda, scab, penggerek umbi, busuk lunak

dan busuk kering biasanya terserang dalam gudang karena kesalahan sortir awal jadi

menyebabkan penyakit yang menyebar.

Gambar 6. Layu bakteri Gambar 7. Busuk lunak

(Sumber Gambar : Direktorat perbenihan hortikultura direktorat. 2014)