idiopathic true leukoplakia
DESCRIPTION
Idiopathic True LeukoplakiaTRANSCRIPT
1. Idiophatic True Leukoplakia
Leukoplakia adalah sebuah lesi prekanker yang berwarna putih yang memiliki
kemungkinan untuk bertransformasi menuju keganasan. Kasus lesi prekanker yang
paling umum pada rongga mulut adalah leukoplakia dan erytroplakia. Menurut WHO,
leukoplakia didefinisikan sebagai “sebuah patch atau plak berwarna putih yang tidak
dapat dikarakteristikkan secara klinis seperti penyakit lain”. Resiko berubahnya
leukoplakia menjadi keganasan bervariasi tergantung histology dan ciri klinisnya,
diperkirakan presentasi leukoplakia berubah menjadi lesi ganas sekitar 4-6%
1.1. Etiologi
Beberapa factor etiologi leukoplakia yang diketahui diantaranya tembakau, alcohol,
candidiasis, reaksi elektrogalvanis dan kemungkinan juga herpes simplex dan
papilomma virus. Kebanyakan true leukoplakia berelasi dengan tembakau (rokok),
karena 80% penderita leukoplakia adalah seorang perokok. Perkembangan penyakit
leukoplakia pada perokok bervariasi tergantung durasi dan dosis rokok yang
digunakan, biasanya yang lebih banyak terkena adalah seorang perokok berat, tetapi
ada juga kasus dimana orang bukan perokok memiliki resiko yang lebih tinggi
menuju keganasan daripada orang perokok, tetapi jarang.
Mengkonsumsi alcohol juga merupakan salah satu etiologi yang berhubungan dengan
leukoplakia, alcohol juga menyebabkan efek sinergis kuat jika dikonsumsi bersamaan
dengan rokok sehingga menyebabkan pertumbuhan leukoplakia dan kanker mulut.
Selain tembakau, etiologi lain untuk leukoplakia adalah sinar matahari (terutama
radiasi ultraviolet). Sinar matahari ini adalah factor etiologi formasi leukoplakia yang
terdapat pada vermilion border pada bibir bawah. Candida albicans biasanya
ditemukan pada histopatologi leukoplakia , pada lesi nodular 60% dari kasus
ditemukan candida albicans, leukoplakia juga ditemukan pada leukoplakia yang
homogen tetapi presentasinya hanya mencapai 3%. HPV (HPV tipe 16 dan 18) juga
kadang ditemukan pada lesi oral leukoplakia, perannya belum diketahui namun,
HPV-16 biasanya dikaitkan dengan transformasi leukoplakia menuju kegananasan.
1.2. Clinical Feature
Insidensi dari leukoplakia bervariasi dari lokasi geografi dan kebiasaan pasien,
contohnya di suatu lokasi yang banyak perokoknya, maka lokasi ini memiliki
prevalensi yang lebih tinggi. Leukoplakia biasanya terjadi pada pria dan dapat
mengenai permukaan mukosa dan juga menyebabkan rasa sakit serta
ketidaknyamanan. . Leukoplakia biasanya ditemukan pada pria usia diatas 50 tahun.
70 % dari lesi oral leukoplakia ditemukan pada mukosa bukal, vermillion dari tepi
bibir bagian bawah, dan gingival. Leukoplakia juga dapat mengenai palatum, mukosa
maksila, area retromolar, dasar mulut, dan lidah. Lesi pada lidah dan dasar mulut
lebih dari 90% menunjukkan lesi dysplasia atau carcinoma.
1.3. Subtipe
Leukplakia memiliki berbagai macam jenis diantaranya:
1.3.1. Leukoplakia Homogenus (thick leukoplakia)
Terdapat white patch (bintik putih) yang terlokalisir ataupun luas yang tinggi dan
memiliki fissure, kerutan atau permukaan yang bergelombang. Ketika dipalpasi, lesi
ini dapat terasa keras/kenyal sampai kering rapuh.
Gambar 1 Thick Leukoplakia
1.3.2. Leukoplakia Nodular (bercak)
Pada leukoplakia jenis ini terdapat lesi granular (lesi nonhomogenus). Nama ini
mengarah pada lesi merah dan putih pada nodula putih keratotic yang terdistribusi
pada dasar yang atrophic erythematous. Tipe leukoplakia ini memiliki resiko yang
lebih tinggi untuk menuju keganasan dengan dengan 2 dari 3 kasus yang memiliki
dysplasia epitel atau karsinoma.
Gambar 2 Leukoplakia Nodular
1.3.3. Leukoplakia Verrucious (verucciform leukoplakia)
Lesi leukoplakia ini berupa lesi putih tebal dengan permukaan berbentuk papilla pada
rongga mulut. Lesi ini biasanya berkeratin tebal dan biasanya terdapat pada orangtua
usia 60-80 tahun. Beberapa lesi ini dapat menghambat pola pertumbuhan exophytic.
Gambar 3 Leukoplakia Verrucious
1.3.4. Proliferative Verrucous Leukoplakia (PVL)
PVL ini pertama kali ditemukan tahun 1985. Lesi special leukoplakia ini
didefinisikan sebagai lesi papilla yang luas atau plak verrucoid putih yang ada pada
berbagai mukosa (multipel) di rongga mulut dan dapat merubah mukosa menjadi
squamous cell carcinoma dalam jangka waktu yang lama. PVL memiliki resiko yang
tinggi untuk dapat berubah menjadi dysplasia, squamous cell carcinoma atau
verrucous carcinoma. Verrucous carcinoma biasanya pertumbuhannya lambat,
diferensiasinya baik dan jarang bermetastase.
Gambar 4 Proliferative Verrucous Leukoplakia
1.4. Histophatology Features
Metode yang penting dilakukan dalam mendiagnosa leukoplakia adalah dengan
pemeriksaan mikroskopis jaringan. Lesi leukoplakia yang jinak dikarakteristikkan
dengan pola bervariasi dari hyperkeratosis dan inflamasi kronis. Waldon dan Shafer
meneliti bahwa 80% lesi adalah hyperkeratosis jinak. Perubahan displastis dimulai
dari zona basal dan parabasal dari epithelium. Semakin tinggi perluasan ephitelial,
maka semakin tinggi derajat dysplasianya. Perubahan dysplasia ephitelial dapat
dilihat dari pembesaran dan hypercromatic nucleus, selular dan nuclear pleomorf ,
premature keratinisasi, menambah rasio nukleositoplasmik, aktivitas mitosis yang
abnormal, berkurangnya polaritas orientasi sel. Ketika ketebalan dari epitel berubah,
hal ini dinamakan CIS (Carsinoma In Situ). Hanya sekitar 3% dari leukoplakia yang
berubah menjadi invasive squamous sel karsinoma.
1.5. Diagnosis dan Manajemen
Diagnosa leukoplakia dibuat dengan pemeriksaan adekuat anatara gejala klinis
dengan pemeriksaan histopatologi. Kriteria klinis yang penting dalam leukoplakia ini
diantaranya termasuk lokasi, tampilan klinis, iritan yang yang diketahui dan gejala
klinis. Banyak lesi putih yang mirip dengan lesi leukoplakia, diantaranya Lichen
Planus yang diakibatkan oleh mukosa bukal yang tergigit, Frictional keratosis,
keratosis karena rokok, Nicotin stomatitis, Leukodema, dan White sponge nevus.
Apabila lesi leukoplakia menghilang secara spontan atau menghilangnya iritan, maka
tidak perlu dilakukan tes lebih lanjut. Untuk lesi yang terjadi secara berulang, dapat
dibiopsi dan dilihat di mikroskop melalui pewarnaan toluidine blue dan teknik
cytobrush.
Toluidine blue digunakan dengan 1% aqueous solution dan bahan pewarnaannya
berupa 1% asam asetic. Teknik cytobrush menggunakan kuas untuk melihat ketebalan
dari stratified squamous epithelium. Teknik ini lebih akurat daripada menggunakan
toluidine blue.
Perawatan leukoplakia biasanya pembedahan (eksisi) melalui cryosurgery dan ablasi
laser karena cara ini penyembuhannya cepat. Kebanyakan dari leukoplakia jarang
yang bertransformasi menjadi ganas. Setelah pengangkatan lesi, dapat terjadi
kerekurenan akibat pengangkatan lesi yang tidak sempurna maupun kebiasaan yang
menimbulkan leukoplakia (rokok, alkohol) tidak diubah.
1.6. Prognosis
Setelah pengangkatan dengan pembedahan, diperlukan monitoring dan check-up
jangka panjang karena adanya kemungkinan lesi leukoplakia untuk tumbuh kembali.
Untuk lesi jinak yang kecil yang tidak menunjukan tanda tanda dysplasia tetap harus
dieksisi. Untuk lesi yang lebih besar tetapi tidak menujukkan gejala dysplasia pada
biopsy maka dilakukan pengangkatan jaringan setelah itu evaluasi lebih lanjut.
Rekuren dapat terjadi sekitar 2-4 tahun setelah onset leukoplakia, tetapi dapat juga
terjadi setelah berpuluh puluh tahun.
Setiap leukoplakia memiliki potensi keganasan yang berbeda beda. Speckled
leukoplakia menunjukkan potensi yang tertinggi dalam transformasi menuju
keganasan diikuti Verrucous leukoplakia. Homogenous leukoplakia memiliki resiko
paling rendah menuju keganasan. Daerah pada mulut yang memiliki resiko paling
tinggi dalam mulut diantaranya; dasar mulut, palatum lunak, oropharynx, atau
permukaan ventral lidah.