bab ii true

Upload: zulfani-aziz

Post on 13-Jan-2016

217 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

BAB II true

TRANSCRIPT

  • BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    Seismik inversi dapat didefinisikan sebagai suatu teknik pembuatan model bawah permukaan dengan menggunakan data seismik sebagai input dan data sumur sebagai kontrol (Sukmono, 2000). Hasil yang diperoleh dari inversi seismik adalah penampang distribusi impedansi terhadap kedalaman untuk setiap trace seismik. Sementara analisa seismik multiatribut adalah salah satu metode statistik yang menggunakan lebih dari satu atribut untuk memprediksi beberapa properti fisik bumi seperti porositas, densitas. Metode inversi seismik impedansi akustik dan metode seismik multiatribut telah banyak digunakan untuk memahami karakteristik batuan reservoir dengan hasil yang baik.

    Huda dkk (2005) dalam penelitiannya Analisis Multiatribut Seismik Untuk Pemetaan Batuan Reservoir pada Formasi Pematang di Lapangan Fi Cekungan Sumatra Tengah menjelaskan bahwa secara umum metode inversi seismik bandlimited belum menunjukan hasil akhir yang baik. Hasil inversi pada penelitian tersebut sudah dapat memisahkan antara top dan bottom dari zona target di sekitar sumur, tetapi kemenerusan lateralnya kurang baik. Hasil akhir yang didapatkan cukup baik dihasilkan oleh metode inversi model-based dan sparse spike.

    Gambar 2.1 Hasil inversi Bandlimited (Huda et al., 2005)

  • Gambar 2.2 Hasil inversi Modelbased (Huda et al., 2005)

    Gambar 2.3 Hasil inversi Sparse spike (Huda et al., 2005)

    Analisa multiatribut seismik dalam memprediksi pseudo-porositas dilakukan terhadap log porositas efektif. Pada penelitian tersebut dikatakan bahwa penampang volume pseudo-porositas memperlihatkan kecocokan antara porositas sumur dan porositas prediksi dengan hasil training dan validasi yang diperoleh dari regresi linier adalah 0,901688. Atas dasar tersebut diasumsikan bahwa volume porositas yang dihasilkan valid untuk memprediksi penyebaran batu pasir pada zona target.

  • Gambar 2.4 Penampang pseudo-porositas (Huda et al., 2005)

    Pada penelitian Fitriyanie (2011) yaitu Identifikasi Litologi Dan Porositas Menggunakan Analisa Inversi dan Multi-Atribut Seismik, Studi Kasus Lapangan Blackfoot, penggunaan metode inversi impedansi akustik memberikan gambaran yang baik tentang target reservoir sebagai zona dengan anomali impedansi rendah dan porositas tinggi, tetapi inversi algoritma model-based mempunyai koefisien korelasi tertinggi dan error paling rendah dalam hubungan antara data seismik dan data log sumur asli.

    Gambar 2.5 Penampang seismik kubus porositas hasil konversi dari inversi

    impedansi akustik dengan algoritma model-based. Inset adalah peta (slice) pada time 1060ms (Fitriyanie, 2011)

    Sementara penggunaan metode seismik multi-atribut memberikan hasil yang lebih baik dalam meningkatkan resolusi seismik untuk melihat penyebaran litologi dan prediksi

  • impedansi akustik, densitas dan porositas pada reservoir target. Dalam setiap uji coba prediksi, terlihat hasil prediksi transformasi stepwise regression (SWR) dapat ditingkatkan dengan hubungan non-linier probabilistic neural network (PNN).

    Gambar 2.6 (a). Penampang seismik kubus porositas terprediksi menggunakan

    transformasi Step Wise Regression (SWR). Inset adalah slice pada time 1060ms (Fitriyanie, 2011)

    Gambar 2.6 (b). Penampang seismik kubus porositas terprediksi menggunakan

    transformasi Probabilistic Neural Network (PNN). Inset adalah slice pada time 1060ms (Fitriyanie, 2011)

  • Rahim dkk (2014) dalam penelitiannya Seismic inversion and attributes analysis for porosity evaluation of the tight gas sandstones of the Whicher Range field in the Perth Basin, Western Australia bertujuan untuk memahami karakteristik dari reservoir batu pasir gas rapat dan menyelidiki variasi porositas reservoir batu pasir rapat di lapangan Whicher Range.

    Dalam penelitiannya, kombinasi dari data seismik 2D dan data log digunakan untuk memprediksi porositas berdasarkan teknik inversi seismik dan analisis regresi multi-atribut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa prediksi porositas dengan menggunakan satu set atribut seismik yang cocok yang diperoleh dari analisis regresi adalah cara yang efektif, karena dapat menunjukkan variasi porositas di semua bagian seismik dipelajari.

    Gambar 2.7 Daftar multiatribut dari SWR yang digunakan untuk prediksi porositas

    di lapangan batu pasir rapat (Rahim et al., 2014) Hasil penelitian juga menunjukan bahwa impedansi akustik dari inversi modelbased

    adalah atribut seismik utama dalam karakterisasi reservoir lapangan batu pasir rapat.

    Gambar 2.8 Contoh section inversi seismik (2050-2400 ms) batu pasir rapat dari Formasi

    Willespie (Rahim et al., 2014) Variasi yang luas dari parameter ini efektif digunakan untuk membedakan reservoir

    batu pasir berdasarkan tingkat kerapatannya. Investigasi porositas dengan metode ini menghasilkan pandangan 2D variasi porositas reservoir batu pasir yang sesuai dengan

  • variasi karakteristik geologi batu pasir gas rapat di lapangan. Pandangan ini dapat diperluas untuk 3D dalam rangka model reservoir untuk mengikuti variasi di seluruh lapangan.

    Gambar 2.9 Section porositas hasil prediksi analisis regresi multiatribut seismik

    (Rahim et al., 2014)