identifikasi
DESCRIPTION
identifikasi kationTRANSCRIPT
G. PEMBAHASAN
Percobaan identifikasi kation ini bertujuan untuk mengidentifikasi berbagai macam
kation yang berasal dari berbagai golongan kation-kation yang di identifikasi antara lain :
Ag2+, Pb2+ , Co2+ , Fe3+, dan Al3+. Untuk mengidentifikasi kation-kation ini digunakan
berbagai macam reagensia.
Dalam analisis kation diperlukan pendekatan yang sistematis. Umumnya ini dilakukan
dengan dua cara , yaitu pemisahan dan identifikasi. Pemisahan dilakukan dengan cara
mengendapkan suatu kelompok kation dari larutannya. Kelompok kation yang mengendap
dipisahkan dari larutan dengan cara sentrifus dan menuangkan filtratnya ketabung uji yang
lain.Larutan yang masih berisi sebagian besar kation kemudian diendapkan kembali
membentuk kelompok kation baru. Jika dalam kelompok kation yang terendapkan masih
berisi beberapa kation maka kation-kation tersebut dipisahkan lagi menjadi kelompok
kation yang lebih kecil demikian seterusnya sehingga pada akhirnya dapat dilakukan uji
spesifik untuk satu kation. Jenis dan konsentrasinya pereaksinya serta pengaturan pH
larutan dilakukan untuk memisahkan kation menjadi beberapa kelompok ( Skoog, 1999 ).
Pada percobaan ini ,identifikasi dimulai dengan penambahan larutan NaCl 1 M
kedalam larutan sampel. Berdasarkan hasil pengamatan, larutan sampel yang awalnya
berwarna kuning kehijauan keruh, setelah ditambahkan NaCl 1 M warna larutan menjadi
kuning kehijauan agak bening dengan terbentuknya endapan. Kemudian larutan
disentrifugasi dan diperoleh hasil warna menjadi kuning kehijauan bening dan terdapat
endapan putih. Pada proses tersebut dengan ditambahkan larutan NaCl akan menyebabkan
sebagian kation akan bereaksi dengan ion Cl- (dari proses penguraian NaCl menjadi Na+
dan Cl- ) sehingga terbentuklah endapan AgCl dan PbCl2. Dengan ditandainya
pembentukan endapan setelah ditambahkan larutan NaCl pada larutan sampel
menyebabkan kation yang mengendap termasuk dalam golongan I. Kation golongan ini
membentuk endapan dengan asam klorida encer ( Svehla,1985). Dalam golongan I,
terdapat 3 macam kation yaitu Ag+,Pb2+,Hg+. Akan tetapi, berdasarkan hasil pengamatan
diperoleh endapan berwarna yang kemungkinan merupakan kation Ag+ dan Pb2+ , karena
Hg+ dalam proses penambahan NaCl menimbulkan endapan berwaarna putih abu-abu ,
sehingga kemungkinan besar kation Hg+ tidak terdapat dalam larutan sampel.
Untuk memisahkan golongan I, antara kation Ag+ dan Pb2+ maka kedalam endapan
ditambahkan dengan air panas. Hal ini bertujuan agar PbCl2 larut dalam air panas menjadi
kation Pb2+ ,sedangkan AgCl (kation Ag+) akan tetap mengendap sesuai dengan sifatnya
yaitu tidak memiliki kelarutan dalam air. Berdasarkan hasil pengamatan,setelah
ditambahkan air panas ke dalam larutan sampel maka akan terbentuk endapan yang
menyatakan bahwa terdapat AgCl yang tidak larut dalam air panas, serta terdapatnya
larutan bening yang menyatakan kation Pb2+ larut dalam air panas. Untuk lebih
meyakinkan bahwa benar terdapat kation Pb2+ , maka filtrat yang telah dipisahkan dari
endapan AgCl yang berwarna putih, di identifikasi dengan menambahkan K2CrO4 dan
H2SO4 pada masing-masing tabung reaksi. Didapatkan bahwa pada penambahan K2CrO4
terbentuk endapan kuning menandakan bahwa benar terdapat kation Pb2+ dalam larutan
sampel. Selain itu untuk meyakinkan terdapatnya kation Pb2+ ,dilakukan pula penambahan
H2SO4 sehingga diperoleh endapan putih. Terbentuknya endapan putih dikarenakan
kelarutan dari timbal sulfat yang terbentuk sangatlah kecil. Hal ini pula yang terjadi pada
penambahan K2CrO4 kedalam Pb2+ ,sehingga terbentuk endapan PbCrO4 (Rohman ,2006).
Terbentuknya endapan PbSO4 lebih sedikit dibandingkan dengan endapan PbCrO4,yang
menandakan bahwa Pb2+ lebih reaktif terhadap CrO42- daripada SO4
2- (Masruri,2008).
Pada proses identifikasi selanjutnya,filtrat (a) yaang telah dipisahkan darti endapan
(1). Larutan yang semula berwarna hijau kekuningan setelah ditambahkan dengan NaOH 2
M beerlebih membentuk endapan dengan warna coklat yang setelah disentrifugasi terdapat
endapan (2) berwarna coklat dan filtrat (b) yang berwarna bening. Terbentuknya endapan
berwarna coklat menandakan bahwa dalam endapan (2) terdapat adanya kation Fe3+ dan
Co2+. Hal ini dikarenakan dengan adanya penambahan NaOH berlebih menyebabkan
terbentuknya endapan Fe(OH)3 dan Co(OH)2 . Untuk memisahkan antara kation Fe3+
dengan Co2+ ditambahkan laruta HNO3 dan NH3. Pada proses penambahan HNO3 dan NH3
terdapat endapan coklat menandakan terbenntuknya ion heksaaminakobaltat (II)
[Co(NH3)6]2+ yang menandakan adanya kation Co2+ dalam sampel ( Setiono,1985 ).
Persamaan reaksi yang terjadi ,yaitu :
¤ Fe3+(Aq) + NaOH(aq) ⟶ Fe(OH)3 ↓ coklat + Na+ (aq)
¤ Co2+(Aq) + NaOH(aq) ⟶ Co(OH)2 ↓ coklat + Na+ (aq)
¤ Fe(OH)3 ↓ coklat + NH3(aq) ⟶ Fe(OH)3 ↓ coklat + NH3 (aq)
¤ Fe(OH)3 (s) + HNO3(aq) + NH3(aq) ⟶ Fe(OH)3(s) + NH4+ (aq) + NO3
-(aq)
Dengan terbentuknya endapan berwarna coklat muda yang merupakan endapan (3)
dapat diidentifikasi dengan menambahkan kembali HNO3 dan NH3 dengan terdapatnya
endapan berwarna coklat menandakan terbentuknya endapan Fe(OH)3 yang berarti dalam
sampel tersebut terdapat adanya kation Fe3+ . Hasil kali kelarutan Fe(OH)3 besi (III)
hidroksida begitu kecil (3,8 x 10-38) sehingga terjadi pengendapan sempurna,bahkan
dengan adanya garam-garam amonium ( Svehla,1985 ).
Untuk filtrat (b) yanmg merupakan hasil dari pemisahan filtrat (a) yang berwarna
bening,dengan cara membagi filtrat tersebut menjadi dua bagian . Pada tabung pertama di
tambahkan dengan larutan HNO3 dan NH3 ,sedangkan pada tabung reaksi kedua di
tambahkan dengann NH3. Berdasarkan hasil pengamatan kedua tabung mengalami
perubahan yang sama yaitu terbentuk perubahan warna larutan menjadi putih jernih dan
terdapat endapan berwarna putih keruh. Terjadinya perubahan tersebut menandakan
terbentuknya endapan AL(OH)3,yang berarti dalam sampel tersebut terdapat kation Al3+.
Dalam proses identifikasi, Al3+ yang ditambahkan dengan NaOH berlebih akan
menyebabkan terbentuknya ion kompleks [Al(OH)4]- yang mana dengan menambahkan
HNO3 dan NH3 atau larutan NH3 akan terbentuk endapan putih Al(OH)3. Pada tabung
pertama, ion kompleks [Al(OH)4]- akan bereaksi dengan amonium (NH4+) sehingga akan
terbentuk enndapan Al(OH)3 , H2O dan gas NH3 yang di bebaskan. Sedangkan pada
penambahan NH3 untuk tabung 2 akan terbentuk endapan Al(OH)3 dan NH3 pada suasana
sedikit basa ( Sudjadi,2004).
H. PENUTUP
1. Kesimpulan
- Dari hasil pengamatan dan analisis data yang di lakukan dapat diketahui kation-kation
yang terdapat dalam sampel yang digunakan yaitu Ag2+, Pb2+ , Co2+ , Fe3+, dan Al3+.
¤ Identifikasi kation Ag+
Ag+(aq) + NaCl (aq) ⟶ AgCl↓ putih + Na+ (aq)
¤ Identifikasi kation Pb2+
Pb2+(aq) + NaCl (aq) ⟶ PbCl2↓ putih + Na+ (aq)
Pb2+(aq) + K2CrO4 (aq) ⟶ PbCrO4↓ kuning+ 2 K+ (aq)
Pb2+(aq) + H2SO4 (aq) ⟶ PbSO4↓ putih + 2 H+ (aq)
¤ Identifikasi Fe3+
Fe3+(aq) + NaOH (aq) ⟶ Fe(OH ¿¿3↓ coklat + Na+ (aq)
Fe(OH ¿¿2↓ coklat + NH3 (aq) ⟶ Fe(OH ¿¿3↓ coklat + NH3 (aq)
¤ Identifikasi Co2+
Co2+(aq) + NaOH (aq) ⟶ Co(OH ¿¿2↓ coklat + Na+ (aq)
Co(OH)2 (s) + NH3 (aq) ⟶ [Co(NH3)6]2+
¤ Identifikasi Al3+
Al3+(aq) + NaOH (aq) ⟶ Al(OH ¿¿3↓ putih + Na+ (aq)