ida bagus nyoman dhedy widyabawa 160521140005 prodi perio.pdf
TRANSCRIPT
-
0
TEORI KOMUNIKASI DALAM PRAKTIK DOKTER GIGI, BAIK DENGAN PASIEN
MAUPUN DENGAN ASISTEN.
DISUSUN OLEH:
Ida Bagus Nyoman Dhedy Widyabawa
160521140005
PEMBIMBING
Prof. Dr. Suryana Soemantri, drs., MSIE
PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER GIGI SPESIALIS
ILMU KEDOKTERAN GIGI ANAK
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS PADJADJARAN
BANDUNG
2015
-
1
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN. 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4
2.1 Pengertian Komunikasi 4
2.2 Tujuan Komunikasi.. 6
2.3 Manfaat Komunikasi 7
2.4 Fungsi Komunikasi... 8
2.5 Macam-macam Komunikasi 9
2.6 Proses Komunikasi 9
2.7 Bentuk-bentuk Komunikasi. 14
BAB III PEMBAHASAN 18
3.1 Komunikasi Dokter Gigi dan Pasien 18
3.2 Komunikasi Dokter gigi dan Asisten 21
3.3 Komunikasi Dokter Gigi, Asisten dan Pasien. 24
BAB IV KESIMPULAN. 27
DAFTAR PUSTAKA 28
-
2
BAB I
PENDAHULUAN
Hubungan dokter dan pasien telah disadari merupakan bagian penting
dalam aspek mutu pelayanan kesehatan dengan semakin disadari pentingnya suara
pasien sebagai pelanggan pelayanan kesehatan. Komunikasi dokter dan pasien telah
terbukti membawa pengaruh pada kepatuhan pengobatan, meningkatkan kepuasan
pasien dan akhirnya akan membawa manfaat bagi keberhasilan pengobatan
(Roberts, 2002; Roter et al., 2006).
Menurut teori komunikasi, komunikasi yang terjadi selama transaksi
terapeutik adalah komunikasi interpersonal. Naude cit. Santosa menyebutkan
bahwa pada proses pelayanan medik gigi terjalin suatu hubungan kerja sama antara
dokter gigi dengan penderitanya yang dikenal dengan komunikasi interpersonal.
Komunikasi interpersonal adalah komunikasi yang terjadi antara dua orang atau
lebih, bisa secara verbal dan nonverbal proses ini dapat terjadi secara langsung
tanpa melibatkan media komunikasi sebagai penghantar pesan. Dalam proses
komunikasi interpersonal sumber komunikasi.
Komunikasi dokter-pasien yang efektif adalah terciptanya rasa nyaman
dengan terapi medis yang diberikan dokter pada pasien. Faktor perilaku dokter
terhadap pasiennya, kemampuan dokter untuk mendapatkan dan menghormati
perhatian pasien, tersedianya informasi yang tepat dan timbulnya empati serta
membangun kepercayaan pasien ternyata merupakan kunci yang menentukan
dalam kenyamanan yang baik dengan terapi medis pada pasien. Sikap empati yang
ditunjukkan oleh dokter kepada pasien akan menumbuhkan rasa kepercayaan
pasien kepada dokternya yang kemudian dapat menimbulkan kepuasan dan
kepatuhan pasien pada pengobatan (Kim et al., 2004). Komunikasi dokter-pasien
yang efektif ditandai dengan adanya proses yang interaktif antara dokter dan pasien,
dimana terjadi penyampaian informasi yang timbal balik antara dokter dan pasien
secara efektif baik secara verbal maupun nonverbal (Ali MM et al., 2006).
Komunikasi yang kolaboratif, proaktif dan menghargai pendapat pasien dalam
-
3
pengambilan keputusan medis serta ternyata dapat membawa efek yang baik bagi
outcome pengobatan (Naik et al., 2008). Sebuah penelitian di Korea menyimpulkan
bahwa pasien akan mempunyai pandangan negatif terhadap dokternya jika dokter
mempunyai gaya komunikasi yang dominan terhadap pasien dan tidak memberi
kesempatan bagi pasien untuk mengemukakan pandangannya tentang suatu rencana
terapi (Kim et al, 2008).
-
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Komunikasi
Secara etimologis komunikasi berasal dari bahasa Latin yaitu cum, sebuah
kata depan yang artinya dengan, atau bersama dengan, dan kata units, sebuah kata
bilangan yang berarti satu. Dua kata tersebut membentuk kata Benda communio,
yang dalam bahasa Inggris disebut dengan communion, yang berarti kebersamaan,
persatuan, persekutuan gabungan, pergaulan, atau hubungan. Karena untuk
bercommunio diperlukan adanya usaha dan kerja, maka kata itu dibuat kata kerja
communicate yang berarti membagi sesuatu dengan seseorang, tukar menukar,
membicarakan sesuatu dengan orang, memberitahukan sesuatu kepada seseorang,
bercakap-cakap, bertukar pikiran, berhubungan, berteman. Jadi, komunikasi berarti
pemberitahuan pembicaraan, percakapan, pertukaran pikiran atau hubungan.
(Hardjana, 2003).
Secara umum, definisi komunikasi adalah Sebuah proses penyampaian
pikiran pikiran atau informasi dari seseorang kepada orang lain melalui suatu cara
tertentu sehingga orang lain tersebut mengerti betul apa yang dimaksud oleh
penyampai pikiran-pikiran atau informasi. (Komaruddin, 1994; Schermerhorn,
Hunt & Osborn, 1994; Koontz & Weihrich, 1988).
Komunikasi adalah proses dimana orang yang bekerja dalam organisasi
saling mentransmisikan informasi dan menginterpretasikan artinya. Yang penting
komunikasi dalam organisasi diperolehnya komunikasi yang efisien dan efektif.
Komunikasi yang efektif terjadi bila artian yang dimaksudkan oleh pengirim berita
dan artian yang ditangkap oleh penerima berita itu sama dan satu. Sedangkan
komunikasi yang efisien terjadi bila biayanya minimum berdasar sumber daya yang
dimanfaatkan.
Longman Dictionary of Contemporary English memberikan definisi kata
communicate sebagai upaya untuk membuat pendapat, mengatakan perasaan,
-
5
menyampaikan informasi dan sebagainya agar diketahui atau dipahami oleh orang
lain (to make opinions, feelings, information etc, known or understood by others).
Komunikasi adalah proses penyampaian pikiran atau perasaan oleh
seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang-lambang yang
bermakna bagi kedua pihak, dalam situasi yang tertentu komunikasi menggunakan
media tertentu untuk merubah sikap atau tingkah laku seorang atau sejumlah orang
sehingga ada efek tertentu yang diharapkan (Effendy, 2000).
Komunikasi adalah proses pemindahan pengertian dalam bentuk gagasan,
informasi dari seseorang ke orang lain (Handoko, 2002).
Tidak ada kelompok yang dapat eksis tanpa komunikasi pentransferan
makna di antara anggota-anggotanya. Hanya lewat pentransferan makna dari satu
orang ke orang lain informasi dan gagasan dapat dihantarkan. Tetapi komunikasi
itu lebih dari sekedar menanamkan makna tetapi harus juga dipahami (Robbins,
2002).
Aplikasi definisi komunikasi dalam interaksi antara dokter gigi dan pasien
di tempat praktik dokter gigi diartikan tercapainya pengertian dan kesepakatan yang
dibangun dokter gigi bersama pasien pada setiap langkah penyelesaian masalah
pasien. Untuk sampai pada tahap tersebut, diperlukan berbagai pemahaman seperti
pemanfaatan jenis komunikasi (lisan, tulisan/verbal, non-verbal), menjadi
pendengar yang baik (active listener), adanya penghambat proses komunikasi
(noise), pemilihan alat penyampai pikiran atau informasi yang tepat (channel), dan
mengenal mengekspresikan perasaan dan emosi.
Selanjutnya definisi tersebut menjadi dasar model proses komunikasi yang
berfokus pada pengirim pikiran-pikiran atau informasi (sender/source), saluran
yang dipakai (channel) untuk menyampaikan pikiran-pikiran atau informasi, dan
penerima pikiran-pikiran atau informasi (receiver). Model tersebut juga akan
mengilustrasikan adanya penghambat pikiran-pikiran atau informasi sampai ke
penerima (noise), dan umpan balik (feedback) yang memfasilitasi kelancaran
komunikasi itu sendiri. Sender, channel, receiver, noise, dan feedback akan dibahas
pada subbab berikut.
-
6
2.2 Tujuan Komunikasi
Tujuan komunikasi adalah untuk membangun/menciptakan pemahaman
atau pengertian bersama. Saling memahami atau mengerti bukan berarti harus
menyetujui, tetapi mungkin dengan komunikasi terjadi suatu perubahan sikap,
pendapat, perilaku, ataupun perubahan secara sosial.
1. Perubahan sikap
Seorang komunikan setelah menerima pesan kemudian sikapnya berubah,
baik positif maupun negatif.
2. Perubahan pendapat
Dalam komunikasi berusaha menciptakan pemahaman.
3. Perubahan perilaku
Komunikasi bertujuan untuk merubah perilaku maupun tindakan seseorang,
dari perilaku yang dekstruktif (tidak mencerminkan perilaku hidup sehat,
menuju perilaku hidup sehat).
4. Perubahan sosial
Membangun dan memelihara ikatan hubungan dengan orang lain sehingga
menjadi hubungan yang makin baik. Dalam proses komunikasi yang efektif
secara tidak sengaja meningkatkan kadar hubungan interpersonal.
Dari sekian banyak tujuan komunikasi maka yang relevan dengan profesi
dokter adalah:
1) Memfasilitasi terciptanya pencapaian tujuan kedua pihak (dokter dan
pasien).
2) Membantu pengembangan rencana perawatan pasien bersama pasien, untuk
kepentingan pasien dan atas dasar kemampuan pasien, termasuk
kemampuan finansial.
3) Membantu memberikan pilihan dalam upaya penyelesaian masalah
kesehatan pasien.
4) Membimbing pasien sampai pada pengertian yang sebenarnya tentang
penyakit/masalah yang dihadapinya.
-
7
5) Membantu mengendalikan kinerja dokter dengan acuan langkah-langkah
atau hal-hal yang telah disetujui pasien.
2.3 Manfaat Komunikasi
menurut Alo Liliweri (2007), secara umum ada lima kategori fungsi utama
komunikasi dan Manfaat Komunikasi diantaranya :
1. Sumber atau pengirim menyebarluaskan informasi agar dapat diketahui
penerima (informasi / to inform), fungsi utama dan pertama dari informasi
adalah menyampaikan pesan (informasi) atau menyebarluaskan informasi
kepada orang lain, artinya diharapkan dari penyebarluasan informasi itu
para penerima informasi akan mengetahui sesuatu yang ingin dia ketahui.
2. Sumber menyebarluaskan informasi dalam rangka mendidik penerima
(pendidikan / to educate), fungsi utama dan pertama dari informasi adalah
menyampaikan pesan (informasi) atau menyebarluaskan informasi yang
bersifat mendidik kepada orang lain, artinya dari penyebarluasan informasi
itu diharapkan para penerima informasi akan menambah pengetahuan
tentang sesuatu yang ingin dia ketahui.
3. Sumber memberikan instruksi agar dilaksanakan penerima (instruksi),
fungsi instruksi adalah fungsi komunikasi untuk memberikan instruksi
(mewajibkan atau melarang) penerima melakukan sesuatu yang
diperintahkan.
4. Sumber mempengaruhi komunikan dengan informasi yang persuasif untuk
mengubah persepsi, sikap dan perilaku penerima (persuasi / to influence),
fungsi persuasi terkadang disebut fungsi memengaruhi, fungsi persuasi
adalah fungsi komunikasi yang menyebarkan informasi yang dapat
mempengaruhi (mengubah) sikap penerima agar dia menentukan sikap dan
perilaku yang sesuai dengan kehendak pengirim.
5. Sumber menyebarluaskan informasi untuk menghibur sekaligus
mempengaruhi penerima (menghibur / to entertain), fungsi hiburan adalah
fungsi pengirim untuk mengirimkan pesanpesan yang mengandung hiburan
kepada penerima menikmati apa yang diinformasikan.
-
8
Dari semua manfaat komunikasi di atas maka manfaat komunikasi efektif
untuk dokter-pasien di antaranya:
1) Meningkatkan kepuasan pasien dalam menerima pelayanan medis dari
dokter atau institusi pelayanan medis.
2) Meningkatkan kepercayaan pasien kepada dokter gigi yang merupakan
dasar hubungan dokter-pasien yang baik.
3) Meningkatkan keberhasilan diagnosis terapi dan tindakan medis.
4) Meningkatkan kepercayaan diri dan ketegaran pada pasien fase terminal
dalam menghadapi penyakitnya.
2.4 Fungsi Komunikasi
Fungsi komunikasi adalah :
1. Kendali : komunikasi bertindak untuk mengendalikan prilaku anggota
dalam beberapa cara, setiap organisasi mempunyai wewenang dan garis
panduan formal yang harus dipatuhi oleh karyawan.
2. Motivasi : komunikasi membantu perkembangan motivasi dengan
menjelaskan kepada para karyawan apa yang harus dilakukan bagaimana
mereka bekerja baik dan apa yang dapat dikerjakan untuk memperbaiki
kinerja jika itu di bawah standar.
3. Pengungkapan emosional : bagi banyak karyawan kelompok kerja mereka
merupakan sumber utama untuk interaksi sosial, komunikasi yang terjadi di
dalam kelompok itu merupakan mekanisme fundamental dengan mana
anggota-anggota menunjukkan kekecewaan dan rasa puas mereka oleh
karena itu komunikasi menyiarkan ungkapan emosional dari perasaan dan
pemenuhan kebutuhan sosial.
4. Informasi : komunikasi memberikan informasi yang diperlukan individu
dan kelompok untuk mengambil keputusan dengan meneruskan data guna
mengenai dan menilai pilihan-pilihan alternatif (Robbins, 2002).
-
9
2.5 Macam-macam Komunikasi
1. Komunikasi searah
Komunikator mengirim pesannya melalui saluran atau media dan diterima
oleh komunikan. Sedangkan komunikan tersebut tidak memberikan umpan
balik (feedback).
2. Komunikasi dua arah
Komunikator mengirim pesan (berita) diterima oleh komunikan, setelah
disimpulkan kemudian komunikan mengirimkan umpan balik kepada sumber
berita atau komunikator.
3. Komunikasi berantai
Komunikan menerima pesan atau berita dari komunikator kemudian
disalurkan kepada komunikan kedua, dari komunikan kedua disampaikan
kepada komunikan ketiga dan seterusnya.
2.6 Proses Komunikasi
Unsur-unsur dalam proses kominikasi antara lain sebagai berikut.
1. Pengiriman pesan (sender) atau komunikator dan materi/isi pesan.
Pengirim pesan adalah orang mempunyai satu paket ide untuk disampaikan
kepada orang lain dengan harapan pesannya dapat dipahami oleh penerima pesan
sesuai yang dimaksud. Materi pesan dapat berupa informasi, ajakan, rencana kerja,
pertanyaan, dan tanggapan.
2. Bahasa pesan (coding/encoding)
Bahasa pesan bertujuan untuk menyingkat pola pikir pengirim pesan ke
bentuk bahasa, kode, atau lambang lainnya sehingga pesannya dapat dipahami oleh
orang lain. Biasaya dokter gigi menyampaikan pesannya dalam bentuk kata kata,
-
10
gerakan anggota badan (bahasa tubuh). Tujuan penyampaian pesan ini adalah untuk
mengajak, membujuk, mengubah sikap atau perilaku ke arah tujuan tertentu.
3. Media
Pilihan media dipengaruhi isi pesan yang harus disampaikan, jumlah
penerima pesan, situasi, dan sebagainya. Media yang dapat digunakan antara lain
telepon, radio, TV, mikrofon, memo, surat, komputer, internet, foto, papan
pengumuman, pertemuan, lokakarya, seminar, rapat kerja, penerbitan, dan
sebagainya.
4. Mengertikan pesan (decoding)
Setelah pesan diterima melalui indra, maka si penerima pesan harus dapat
mengartikan bahasa isyarat sesuai dengan isi pesan yang dimaksud.
5. Penerima pesan (komunikasi)
Penerima pesan ialah orang yang dapat memahami pesan pengirim
walaupun dalam bentuk sandi tanpa mengurangi arti pesan yang dimaksudkan oleh
pengirim pesan.
6. Feedback (balikan/respon penerima pesan)
Balikan adalah isyarat atau tanggapan yang berisi kesan dari penerima pesan
ke pengirim pesan dalam bentuk verbal maupun nonverbal. Tanpa balikan seorang
pengirim pesan tidak pernah mengetahui dengan pasti apakah pesannya dapat
diterima sesuai denga yang diharapkan. Balikan dapat disampaikan oleh penerima
pesan dan atau oleh orang lain bukan menerima pesan. Dalam upaya balik terjadi
komunikasi dua arah. Komunikasi ini perlu terjadi untuk menghindari kesalah
pahaman (misscomunication) sehingga dapat diketahui bahwa si penerima pesan
sudah benar-benar memahami pesan.
-
11
Sender Reciever
FeebBack
Gambar. Model Proses Komunikasi
Menurut Schermerhorn, Hunt & Osborn (1994) Sumber (source) atau
kadang disebut juga pengirim pesan adalah orang yang menyampaikan pemikiran
atau informasi yang dimilikinya. Pengirim pesan bertanggungjawab dalam
menerjemahkan ide atau pemikiran (encoding) menjadi sesuatu yang berarti, dapat
berupa pesan verbal, tulisan, dan atau nonverbal, atau kombinasi dari ketiganya.
Pesan ini dikomunikasikan melalui saluran (channel) yang sesuai dengan
kebutuhan.
Pesan diterima oleh penerima pesan (receiver). Penerima akan
menerjemahkan pesan tersebut (decoding) berdasarkan batasan pengertian yang
dimilikinya. Dengan demikian dapat saja terjadi kesenjangan antara yang dimaksud
oleh pengirim pesan dengan yang dimengerti oleh penerima pesan yang disebabkan
kemungkinan hadirnya penghambat (noise). Penghambat dalam pengertian ini
bisadiakibatkan oleh perbedaan sudut pandang, pengetahuan atau pengalaman,
perbedaan budaya, masalah bahasa, dan lainnya.
Pada saat menyampaikan pesan, pengirim perlu memastikan apakah pesan
telah diterima dengan baik. Sementara penerima pesan perlu berkonsentrasi agar
pesan diterima dengan baik dan memberikan umpan balik (feedback) kepada
pengirim. Umpan balik penting sebagai proses klarifikasi untuk memastikan tidak
terjadi salah interpretasi.
Pesan Lambang Media Diterima
Interpretasi
-
12
Dalam hubungan dokter-pasien, baik dokter maupun pasien dapat berperan
sebagai sumber atau pengirim pesan dan penerima pesan secara bergantian. Pasien
sebagai pengirim pesan, menyampaikan apa yang dirasakan atau menjawab
pertanyaan dokter sesuai pengetahuannya. Sementara dokter sebagai pengirim
pesan, berperan pada saat menyampaikan penjelasan penyakit, rencana pengobatan
dan terapi, efek samping obat yang mungkin terjadi, serta dampak dari dilakukan
atau tidak dilakukannya terapi tertentu. Dalam penyampaian ini, dokter
bertanggung jawab untuk memastikan pasien memahami apa yang disampaikan.
Karakteristik Komunikasi
1. Komunikasi membutuhkan lebih dari dua orang yang akan menentukan
tingkat hubungan dengan oranglain
2. Komunikasi verbal dan nonverbal terjadi secara simultan
3. Dalam komunikasi seseorang akan berespon terhadap pesan yang diterima
4. Pesan yang diterima tidak selalu diasumsikan sama antara penerima dan
pengirim
5. Pertukaran informasi dibutuhkan ilmu pengetahuan
6. Pesan yang dikirim dan diterima dipengaruhi oleh pengalaman masa lalu,
pendidikan, keyakinan dan budaya
7. Posisi seseorang di dalam sistem sosiokultural dapat mempengaruhi proses
komunikasi
8. Komunikasi dipengaruhi oleh perasaan diri sendiri, subyek yang
dikomunikasikan dan oranglain
9. Komunikasi terjadi secara berkesinambungan dan terjadi hubungan timbal
balik.
-
13
Bentuk komunikasi
1. Aggressive communication
Komunikasi ini dapat mengurangi hak orang lain dan cenderung untuk
merendahkan atau mengendalikan orang lain. Komunikasi ini
menenggelamkan hak orang lain.
2. Passive communication
Komunikasi ini merupakan lawan dari komunikasi agresif di mana orang
tersebut cenderung untuk mengalah dan tidak dapat mempertahankan
kepentimngannya sendiri. Bahakan hak mereka cenderung dilanggar namun
dibiarkan.
3. Assertive communication
Komuniksi asertif adalah komunikasi yang terbuka, menghargai diri sendiri
dan orang lain. Komunikasi asertif tidak menaruh perhatian hanya pada
hasil akhir, tetapi juga hubungan perasaan antarmanusia.
Prinsip komunikasi
1) Komunikasi adalah suatu proses
Komunikasi adalah suatu proses yang merupakan kegiatan yang merupakan
suatu kegiatan yang terus menerus, yang tidak mempunyai permulaan atau
akhir dan selalu berubah-ubah serta berdampak pada terjadinya perubahan.
2) Komunikasi adalah suatu sistem
Masing-masing elemen atau unsur dalam komunikasi sangat terkait dan
mempengaruhi dalam proses komunikasi yang efektif. Satu elemen atau
unsur tidaklah penting dibanding elemen yang lain.
-
14
3) Komunikasi merupakan suatu interaksi
Interaksi dalam komunikasi adalah saling bertukar pesan atau fikiran.
4) Komunikasi dapat terjadi secara disengaja maupun tidak sengaja,
komunikasi yang disengaja terjadi apabila pesan yang akan disampaikan
disiapkan terlebih dahulu dan dikirimkan kepada penerima yang
dimaksudkan.
Jalur Komunikasi
Komunikasi formal adalah suatu proses komunikasi yang bersifat resmi dan
biasanya dilakukan di dalam lembaga formal melalui garis perintah atau sifatnya
instruktif, berdasarkan struktur organisasi oleh pelaku yang berkomunikasi sebagai
petugas organisasi dengan status masing - masing yang tujuannya menyampaikan
pesan yang terkait dengan kepentingan dinas.
Komunikasi informal adalah komunikasi antara orang yang ada dalam suatu
organisasi, akan tetapi tidak direncanakan atau tidak ditentukan dalam struktur
organisasi
2.7 Bentuk-bentuk Komunikasi
Komunikasi mempunyai aneka macam bentuk yang semuanya tergantung
dari segi apa kita memandangnya. Berikut adalah diantaranya:
1. Dari segi penyampaian pesannya, komunikasi dapat dilakukan secara lisan
dan secara tertulis, atau secara elektronik melalui radio, televisi, telepon,
internet dan sebagainya.
2. Dari segi kemasan pesan, komunikasi dapat dilakukan secara verbal
(dengan berbicara) atau dengan non verbal (dengan bahasa isyarat).
Komunikasi verbal: diwakili dalam penyebutan kata-kata, yang
pengungkapannya dapat dengan lisan atau tertulis. Komunikasi non verbal:
-
15
terlihat dalam ekspresi atau mimik wajah, gerakan tangan, mata dan bagian
tubuh lainnya.
3. Dari segi kemasan keresmian pelaku komunikasi, saluran komunikasi yang
digunakan, dan bentuk kemasan pesan, komunikasi dapat dikategorikan
sebagai bentuk komunikasi formal dan non formal.
4. Dari segi pasangan komunikasi, komunikasi dapat dilihat sebagai:
a. Komunikasi intrapersonal (Infra Personal Communication), ialah
proses komunikasi dalam diri komunikator: pengirim dan pesannya
adalah dirinya sendiri. (Manusia sebagai makhluk rohani);
b. Komunikasi interpersonal (Inter Personal Communication) ialah
interaksi tatap muka antara dua orang atau lebih di mana pengirim dapat
menyampaikan pesan secara langsung, dan penerima pesan dapat
menerima dan menanggapinya secara langsung pula. (Manusia sebagai
makhluk sosial).
Dari uraian di atas dapat disarikan bahwa secara garis besar komunikasi
dapat dibagi menjadi komunikasi verbal dan komunikasi non verbal.
1) Komunikasi Verbal (Verbal Communication)
Dalam komunikasi verbal, informasi disampaikan secara verbal atau lisan.
Proses penyampaian informasi secara lisan inilah yang dinamakan berbicara.
Kualitas proses komunikasi verbal ini seringkali ditentukan oleh intonasi suara dan
ekpresi raut muka serta gerakan-gerakan tubuh atau body language. Maksudnya,
kata-kata yang diucapkan akan lebih jelas apabila disampaikan dengan intonasi
suara, mimic dan gerakan-gerakan yang tepat.
Dalam kehidupan sehari-hari, penyampaian dan penerimaan pesan yang
menggunakan kata-kata sering juga menggunakan tulisan. Meskipun dalam bentuk
tulisan tetapi bahasa yang dipakai adalah bahasa lisan. Dalam organisasi, media
verbal seperti bulletin, pamflet, leaflet merupakan media yang mempunyai
hubungan personal yang tinggi dan mempunyai peluang yang dapat langsung
memberikan umpan balik, seperti diskusi dan tatap muka.
-
16
2) Komunikasi non verbal (Non verbal communication)
Dalam komunikasi non verbal informasi disampaikan dengan menggunakan
isyarat (gestures), gerak-gerik (movement), sesuatu barang, waktu, cara berpakaian,
atau sesuatu yang dapat menunjukkan suasana hati atau perasaan pada saat tertentu.
Misalnya, pada saat seseorang sedang sakit, atau mungkin sedang stres.
Beberapa Komunikasi Non Verbal
(a) Cara berpakaian : komunikasi dengan penampilan.
Kita sering mendengar pernyataan "Pakaian menunjukkan apakah ia laki-laki
atau perempuan", dan kita mungkin akan memperhatikan bahwa model pakaian
mengkomunikasikan sesuatu.
(b) Waktu : menantikan saat
Mekanisme lainnya dalam komunikasi non verbal dalam suatu organisasi
adalah penggunaan waktu. Misalnya pada saat kita akan pergi ke dokter atau
dokter gigi. Biasanya kita akan memperhatikan waktu, dan di sana biasanya
disediakan ruang tunggu. Mengapa kita harus menunggu dokter itu? Karena ia
mempunyai keahlian khusus yang dapat meningkatkan pendapatannya dengan
memberikan pelayanan. Akibatnya, waktunya telah diatur sedemikian rupa agar
efisien dan menyenangkan.
(c) Menggunakan tempat : Apa artinya bagi Saudara
Seperti waktu, tempat membawakan komunikasi penting. Misalnya: seorang
Kepala Biro, tentu menduduki meja kerja yang besar dengan ukuran tertentu
dan bentuk-bentuk tertentu yang biasa disebut sebagai meja biro, di dalam satu
ruangan yang besar. Sedangkan para staf atau pegawai biasa menduduki meja
dengan ukuran yang lebih kecil, dan di suatu ruangan bersama-sama dengan
rekan lainnya.
-
17
Komunikasi non verbal juga dikatakan sebagai komunikasi bahasa tubuh
(kinesik). Demikian menurut Cassagrande, O.Diane dalam bukunya Oral
Communication (in technical professions and businesses), (1986), sebagaimana
dikutip oleh Alo Liliweri dalam buku Komunikasi Antar Pribadi, (1991). Contoh
lain misalnya, menunjukkan tanda dua jari sebagai "Victory", mengacungkan
jempol sebagai "memuji".
-
18
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Komunikasi Dokter Gigi dan Pasien
Komunikasi sangat dibutuhkan antara dokter gigi dan asisten dengan pasien.
Hal ini penting karena rasa percaya dimulai dari komunikasi yang baik. Dokter gigi
harus mempunyai skills komunikasi yang mumpuni agar perawatan dapat
terlaksana. Pasien yang telah menaruh kepercayaan kepada dokter gigi akan mampu
digali informasi lebih dalam sehingga dokter gigi dapat mendiagnosa lebih mudah
dan memperkirakan rencana perawatan yang tepat. Komunikasi yang terjadi antara
dokter gigi dan pasien sendiri dikatakan baik dan efektif ketika pasien mengerti dan
menyepakati setiap tindakan perawatan yang akan dilakukan oleh dokter gigi
sebagai wujud pengobatan terhadap penyakit yang dideritanya.
Menurut Konsil Kedokteran Indonesia (KKI) tahun 2006, komunikasi
dokter pasien adalah hubungan yang berlangsung antara dokter/dokter gigi
dengan pasiennya selama proses pemeriksaan/pengobatan.perawatan yang terjadi
di ruang praktik perorangan, poliklinik, rumah sakit, dan puskesmas dalam rangka
membantu menyelesaikan masalah kesehatan pasien. Sebagai profesional,
keterampilan komunikasi dokter pasien merupakan salah satu kompetensi yang
harus di kuasai dokter gigi karena akan menentukan keberhasilan dalam membantu
penyelesaian masalah kesehatan pasien.
Komunikasi yang terjadi antara dokter gigi dan pasien sendiri dikatakan
baik dan efektif ketika pasien mengerti dan menyepakati setiap tindakan perawatan
yang akan dilakukan oleh dokter gigi sebagai wujud pengobatan terhadap penyakit
yang dideritanya. Proses komunikasi yang dipergunakan antara dokter gigi dan
pasien pengiriman pesan (sender) atau komunikator dan materi/isi pesan, bahasa
pesan (coding/encoding), media, mengertikan pesan (decoding), penerima pesan
(komunikasi), feedback (balikan/respon penerima pesan).
-
19
Komunikasi dokter gigi dengan pasien merupakan Komunikasi
interpersonal (Inter Personal Communication) ialah interaksi tatap muka antara dua
dokter gigi dan pasien atau bersama asisten di mana dokter gigi dapat
menyampaikan pesan secara langsung, dan pasien dapat menerima dan
menanggapinya secara langsung pula. (Manusia sebagai makhluk sosial).
Secara umum ada 4 tahapan yang perlu dilakukan untuk membangun suatu
komunikasi yang baik dan efektif yaitu:
1. Beri salam dan sapaan hangat saat bertemu : Hal ini menunjukkan bahwa
kita bersedia meluangkan waktu untuk berbicara dengannya.
2. Berkomunikasi dua arah : Sangat penting untuk dilakukan dalam
percakapan antara dokter dan pasien. Jangan sampai pasien merasa bahwa
hanya dokter yang berhak berbicara panjang lebar sehingga merasa lebih
rendah dari dokter. Dorong pasien agar mau mengemukakan pikiran dan
perasaannya. Tunjukkan pula bahwa dokter memahami dan menghargai apa
yang dia rasakan.
3. Beri penjelasan : Jelaskan mengenai hal-hal yang ingin diketahuinya,
tentang penyakit yang dia derita, tentang perawatan yang harus dilakukan
dan sebagainya. Luruskan persepsi pasien yang keliru tentang penyakit atau
apapun yang berhubungan dengan hal tersebut.
4. Recall the "important" : Penjelasan yang telah diberikan mungkin tidak
seluruhnya mampu diingat oleh pasien. Ingatkan kembali tentang informasi
kesehatan yang penting yang harus diketahui dan jangan lupa untuk selalu
melakukan klarifikasi apakah pasien telah benar-benar mengerti atau
tentang apa saja yang masih belum jelas bagi kedua belah pihak.
Komunikasi efektif diharapkan dapat mengatasi kendala yang ditimbulkan
oleh kedua pihak, pasien dan dokter. Opini yang menyatakan bahwa
mengembangkan komunikasi dengan pasien hanya akan menyita waktu dokter,
tampaknya harus diluruskan. Sebenarnya bila dokter dapat membangun hubungan
komunikasi yang efektif dengan pasiennya, banyak hal-hal negatif dapat dihindari.
Dokter dapat mengetahui dengan baik kondisi pasien dan keluarganya dan pasien
-
20
pun percaya sepenuhnya kepada dokter. Kondisi ini amat berpengaruh pada proses
penyembuhan pasien selanjutnya. Pasien merasa tenang dan aman ditangani oleh
dokter sehingga akan patuh menjalankan petunjuk dan nasihat dokter karena yakin
bahwa semua yang dilakukan adalah untuk kepentingan dirinya.hal ini sangat
mendukung terciptanya tujuan komunikasi yaitu Perubahan sikap, perubahan
pendapat, perubahan perilaku, perubahan sosial bagi Pasien dan percaya bahwa
dokter tersebut dapat membantu menyelesaikan masalah kesehatannya.
Kurtz (1998) menyatakan bahwa komunikasi efektif justru tidak
memerlukan waktu lama. Komunikasi efektif terbukti memerlukan lebih sedikit
waktu karena dokter terampil mengenali kebutuhan pasien (tidak hanya ingin
sembuh). Atas dasar kebutuhan pasien, dokter melakukan manajemen pengelolaan
masalah kesehatan bersama pasien. Komunikasi efektif dokter-pasien adalah
kondisi yang diharapkan dalam pemberian pelayanan medis namun disadari bahwa
dokter dan dokter gigi di Indonesia belum disiapkan untuk melakukannya. Untuk
itu dirasakan perlunya memberikan pedoman (guidance) untuk dokter guna
memudahkan berkomunikasi dengan pasien dan atau keluarganya. Melalui
pemahaman tentang hal-hal penting dalam pengembangan komunikasi dokter-
pasien diharapkan terjadi perubahan sikap dalam hubungan dokter-pasien.
Kurtz (1998), Dengan kemampuan mengerti harapan, kepentingan,
kecemasan, dan kebutuhan pasien, maka patient-centered communication style
tidak memerlukan waktu lebih lama daripada komunikasi berdasarkan kepentingan
dokter untuk menegakkan diagnosis (doctor-centered communication style). Dalam
dunia kedokteran ada dua pendekatan komunikasi yang digunakan:
1. Disease centered communication style atau doctor centered communication
style. Komunikasi berdasarkan kepentingan dokter dalam usaha
menegakkan diagnosis, termasuk penyelidikan dan penalaran klinik
mengenai tanda dan gejala-gejala.
2. Illness centered communication style atau patient centered communication
style. Komunikasi berdasarkan apa yang dirasakan pasien tentang
penyakitnya yang secara individu merupakan pengalaman unik. Di sini
-
21
termasuk pendapat pasien, kekhawatirannya, harapannya, apa yang menjadi
kepentingannya serta apa yang dipikirkannya.
Carma L. Bylund & Gregory Makoul dalam tulisannya tentang Emphatic
Communication in Physician-Patient Encounter (2002), menyatakan betapa
pentingnya empati ini dikomunikasikan. Dalam konteks ini empati disusun dalam
batasan definisi berikut:
1) Kemampuan kognitif seorang dokter dalam mengerti kebutuhan pasien (a
physician cognitive capacity to understand patients needs),
2) Menunjukkan afektifitas/sensitifitas dokter terhadap perasaan pasien (an
affective sensitivity to patients feelings),
3) Kemampuan perilaku dokter dalam memperlihatkan/menyampaikan
empatinya kepada pasien (a behavioral ability to convey empathy to
patient).
Komunikasi terapeutik merupakan salah satu teknik komunikasi yang
digunakan dalam dunia kesehatan. Komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang
direncanakan secara sadar, bertujuan dan kegiatannya dipusatkan untuk
kesembuhan pasien (Indrawati, 2003).
Dengan komunikasi terapeutik ini dapat disadari bahwa perawatan medis
dengan menggunakan obat-obatan bukanlah satu-satunya jalan untuk mencapai
kesembuhan. Karena sesungguhnya manusia memiliki semua kebutuhan kimia
yang diperlukan untuk bertahan hidup, dengan kata lain tubuh manusia telah
memiliki segala obat untuk berbagai penyakit. Dan yang paling penting dalam
proses penyembuhan seseorang adalah pikiran yang sehat dan positif.
3.2 Komunikasi Dokter gigi dan Asisten
Tim pelayanan kesehatan interdisiplin merupakan sekelompok profesional
yang mempunyai aturan yang jelas, tujuan umum dan berbeda keahlian. Tim akan
berfungsi baik jika terjadi adanya konstribusi dari anggota tim dalam memberikan
pelayanan kesehatan terbaik. Anggota tim kesehatan meliputi: pasien, dokter/dokter
-
22
gigi, perawat, fisioterapi, pekerja sosial, ahli gizi, manager, dan apoteker. Oleh
karena itu tim kolaborasi hendaknya memiliki komunikasi yang efektif,
bertanggung jawab dan saling menghargai antar sesama anggota tim.
Asisten/perawat sebagai anggota membawa perspektif yang unik dalam
interdisiplin tim. Perawat menfasilitasi dan membantu pasien untuk mendapatkan
pelayanan kesehatan dari praktek profesi kesehatan lain. Perawat berperan sebagai
penghubung penting antara pasien dan pemberi pelayanan kesehatan.
Dokter memiliki peran utama dalam mendiagnosis, mengobati dan
mencegah penyakit. Pada siuasi ini dokter menggunakan modalitas pengobatan
seperti pemberian obat dan pembedahan. Mereka sering berkonsultasi dengan
anggota tim lainnya sebagai membuat refelan pembarian pengobatan.
Kolaborasi didasarkan pada konsep tujuan umum, konstribusi praktis
profesional, kolegalitas, komunikasi dan praktek yang difokuskan pada pasien.
Kolegasilitas menekankan pada saling menghargai, dan pendekatan profesional
untuk masalah-masalah dalam tim dari pada menyalahkan seseorang atau
menghindari tanggung jawab. Hensen menyarankan konsep dengan arti yang sama:
mutualitas, dimana dia mengartikan sebagai sutu hubungan yang menfalitasi suatu
proses dinamis antar orang-orang ditandai oleh keinginan maju mencapai tujuan
dan kepuasan setiap anggota. Kepercayaan adalah konsep umum untuk semua
elemen kolaborasi. Tanpa rasa percaya, kerjasama tidak akan ada, asertif menjadi
ancaman, menghindari dari tanggung jawab, terganggunya komunikasi. Otonom
akan ditekan dan koordinasi tidak kan terjadi.
Elemen kunci kolaborasi dalam kerja sama team multidisipliner dapat
digunakan untuk mencapai tujuan kolaborasi team:
1. Memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas dengan
menggabungkan keahlian unik professional
2. Produktifitas maksimal serta efektifitas dan efesiensi sumber daya
3. Meningkatnya profesionalisme dan kepuasan kerja, dan loyalitas
4. Meningkatnya kohensifitas antar professional
5. Kejelasan peran dalam berinteraksi antar profesional
-
23
6. Menumbuhkan komunikasi, kolegalitas, dan menghargai dan memahami
orang lain.
Seorang asisten dokter gigi harus memiliki kemampuan dan keterampilan
serta kompetensi khusus untuk mendukung kerjasama dengan dokter gigi dalam
merawat pasien diantaranya adalah:
A. Kemampuan Administrasi dan Manajemen
1. Kemampuan menunjukkan kepemimpinan dalam permasalahan
keperawatan gigi.
2. Kemampuan merencanakan pengelolaan rencana kerja harian, bulanan dan
tahunan serta pencatatan kegiatan dan keluarannya.
3. Kemampuan melaksanakan pekerjaan perkantoran, administrasi dan tugas-
tugas akuntansi yang diharapkan secara teliti dan efisien dengan
menggunakan komputer atau peralatan lainnya.
4. Kemampuan membuat dokumen secara teliti dan memelihara
kerahasiaannya. Kemampuan mengontrol persediaan peralatan dan bahan-
bahan dan mencatat persediaan obat.
5. Kemampuan memelihara kebersihan dan pengaturan klinik.
6. Tanggung jawab dan tanggung gugat dalam pelayanan asuhan kesehatan
gigi dan mulut.
7. Kemampuan mengelola pelayanan asuhan kesehatan gigi dan mulut.
B. Komunikasi
1. Kemampuan menunjukkan komunikasi dan hubungan antar manusia yang
efektif dan berembuk dengan pasien dan tim kesehatan gigi baik secara
perorangan dan dalam tim atau pertemuan.
2. Kemampuan melaksanakan komunikasi yang efektif dan proses pendidikan
kesehatan gigi dan mulut termasuk saran pre/post operation (chair side
talk).
3. Kemampuan menilai kebersihan mulut dan memotivasi pasien untuk
berperilaku yang menunjang kesehatan gigi dan mulut.
-
24
4. Kemampuan berkomunikasi dengan menggunakan saluran-saluran
komunikasi formal maupun informal.
5. Kemampuan berkomunikasi dalam taraf international.
6. Kemampuan melakukan informasi concern dengan pasien.
7. Kemampuan melakukan komunikasi terapeutik dengan pasien.
C. Kerjasama Tim
1. Kemampuan mengembangkan proses kepemimpinannya yang diperlukan
untuk menciptakan kerjasama yang baik dalam tim.
2. Kemampuan berkerjasama dalam tim kesehatan lainnya dalam membuat
keputusan baik individu maupun tim.
3. Kemampuan menjalin dan memelihara hubungan kerjasama dengan para
sejawat anggota tim kesehatan lain.
4. Kemampuan mendorong peran anggota tim pemeliharaan kesehatan dalam
memberikan pelayanan kesehatan.
3.3 Komunikasi Dokter Gigi, Asisten dan Pasien
Stephen Covey menekankan konsep saling ketergantungan
(interdependency) untuk menjelaskan hubungan antar manusia. Unsur yang paling
penting dalam komunikasi bukan sekedar pada apa yang kita tulis atau kita katakan,
tetapi pada karakter kita dan bagaimana kita menyampaikan pesan kepada penerima
pesan. Jika kata-kata ataupun tulisan kita dibangun dari teknik hubungan manusia
yang dangkal (etika kepribadian), bukan dari diri kita yang paling dalam (etika
karakter), orang lain akan melihat atau membaca sikap kita.
Syarat utama dalam komunikasi efektif adalah karakter yang kokoh yang
dibangun dari fondasi integritas pribadi yang kuat. Dokter gigi, asisten dan pasien
berusaha benar-benar harus saling mengerti. Ini adalah dasar dari apa yang disebut
Emphatetic communication (komunikasi empatik). Ketika berkomunikasi dengan
orang lain, kita biasanya berkomunikasi dalam salah satu dari empat tingkat. Kita
mungkin mengabaikan orang itu dengan tidak serius membangun hubungan yang
baik. Kita mungkin berpura-pura. Kita mungkin secara selektif berkomunikasi pada
-
25
saat kita memerlukannya, atau kita membangun komunikasi yang atentif (penuh
perhatian) tetapi tidak benar-benar berasal dari dalam diri kita. Bentuk komunikasi
tertinggi adalah komunikasi empatik, yaitu melakukan komunikasi untuk terlebih
dahulu mengerti orang lain memahami karakter dan maksud atau tujuan dari peran
orang lain.
Bagaimana kita meraih perhatian, cinta kasih, minat, kepedulian,
simpati,tanggapan, maupun respon positif dari orang lain. Hukum tersebut adalah:
1. Respect
Sikap menghargai setiap individu yang menjadi sasaran pesan yang kita
sampaikan. Rasa hormat dan saling menghargai merupakan hukum yang pertama
dalam kita berkomunikasi dengan orang lain. Prinsipnya manusiaingin dihargai dan
dianggap penting. Bahkan menurut Dale Carnegiedalam bukunya How to Win
Friends and Influence People, rahasia terbesar yang merupakan salah satu prinsip
dasar dalam berurusan dengan manusia adalah dengan memberikan penghargaan
yang jujur dan tulus. Seorang ahli psikologi, William James, juga mengatakan
bahwa Prinsip paling dalam pada sifat dasar manusia adalah kebutuhan untuk
dihargai. Diamengatakan ini sebagai suatu kebutuhan (bukan harapan ataupun
keinginan yang bisa ditunda atau tidak harus dipenuhi), yang harusdipenuhi. Ini
adalah suatu rasa lapar manusia yang tak terperikan dan tak tergoyahkan.
2. Empathy
Empati adalah kemampuan kita untuk menempatkan diri kita pada
situasiatau kondisi yang dihadapi oleh orang lain. Salah satu prasyarat utamadalam
memiliki sikap empati adalah kemampuan kita untuk mendengarkanatau mengerti
terlebih dulu sebelum didengarkan atau dimengerti olehorang lain. Secara khusus
Covey menaruh kemampuan untuk mendengarkan sebagaisalah satu dari 7
kebiasaan manusia yang sangat efektif, yaitu kebiasaanuntuk mengerti terlebih
dahulu, baru dimengerti (Seek First to Understand understand then be understood
to build the skills of empathetic listening that inspires openness and trust). Inilah
yang disebutnya denganKomunikasi Empatik. Dengan memahami dan mendengar
-
26
orang lainterlebih dahulu, kita dapat membangun keterbukaan dan kepercayaan
yangkita perlukan dalam membangun kerjasama atau sinergi dengan orang
lain.Rasa empati akan memampukan kita untuk dapat menyampaikan pesan
(message) dengan cara dan sikap yang akan memudahkan penerima pesan
(receiver) menerimanya.
3. Audible
Makna dari audible antara lain: dapat didengarkan atau dimengerti dengan
baik. Jika empati berarti kita harus mendengar terlebih dahulu ataupun mampu
menerima umpan balik dengan baik, maka audible berarti pesanyang kita
sampaikan dapat diterima oleh penerima pesan. Dalamkomunikasi personal hal ini
berarti bahwa pesan disampaikan dengan caraatau sikap yang dapat diterima oleh
penerima pesan.
4.Clarity
Adalah kejelasan dari pesan itu sendiri sehingga tidak menimbulkan
multiinterpretasi atau berbagai penafsiran yang berlainan. Clarity dapat pula berarti
keterbukaan dan transparansi. Dalam berkomunikasi kita perlu mengembangkan
sikap terbuka (tidak ada yang ditutupi atau disembunyikan), sehingga dapat
menimbulkan rasa percaya (trust) dari penerima pesan atau anggota tim kita.
5. Humble.
Artinya adalah sikap rendah hati. Sikap ini merupakan unsur yang
terkaitdengan hukum pertama untuk membangun rasa menghargai orang lain,
biasanya didasari oleh sikap rendah hati yang kita miliki. Pada intinyaantara lain:
sikap yang penuh melayani (Customer First Attitude), sikapmenghargai, mau
mendengar dan menerima kritik, tidak sombong danmemandang rendah orang lain,
berani mengakui kesalahan, relamemaafkan, lemah lembut dan penuh pengendalian
diri, sertamengutamakan kepentingan yang lebih besar.
-
27
BAB IV
KESIMPULAN
Dari pembahasan yang telah di uraikan di atas baik komunikasi antara
dokter dengan pasien atau dokter dengan asisten dapat lebih optimal apabila
kualitas komunikasi interpersonal lebih di optimalkan. Komunikasi yang terjadi
antara dokter gigi dan pasien sendiri dikatakan baik dan efektif ketika pasien
mengerti dan menyepakati setiap tindakan perawatan yang akan dilakukan oleh
dokter gigi sebagai wujud pengobatan terhadap penyakit yang dideritanya. Proses
komunikasi yang dipergunakan antara dokter gigi dan pasien pengiriman pesan
(sender) atau komunikator dan materi/isi pesan, bahasa pesan (coding/encoding),
media, mengertikan pesan (decoding), penerima pesan (komunikasi), feedback
(balikan/respon penerima pesan).
Komunikasi interpersonal mampu membangun hubungan interpersonal
anatara dokter gigi, pasien, dan asisten. komunikasi interpersonal antara dokter gigi
dengan penderitanya sangat penting, agar proses layanan medik gigi dan mulut akan
lebih optimal, dan pemahaman tentang peran komunikasi interpersonal diharapkan
mampu mendorong peningkatan kemampuan dan penguasaan berkomunikasi
dengan penderita dan akhirnya timbul hubungan interpersonal yang optimal antara
dokter gigi dengan penderitanya.
Dalam hubungan Dokter dengan asisten juga dapat disimpulkan bahwa
Masing-masing profesi memiliki kompetensi profesional yang berbeda sehingga
ketika digabungkan dapat menjadi kekuatan untuk mencapai tujuan yang
diharapkan. Banyaknya faktor yang berpengaruh seperti kerjasama, sikap saling
menerima, berbagi tanggung jawab, komunikasi efektif sangat menentukan
bagaimana suatu tim berfungsi.Kolaborasi yang efektif antara anggota tim
kesehatan memfasilitasi terselenggaranya pelayanan pasien yanag berkualitas.
-
28
DAFTAR PUSTAKA
1. Konsil Kedokteran Indonesia. 2005. Kemitraan dalam Hubungan Dokter-
Pasien. Jakarta:KKI
2. Kurtz, S., Silverman, J. & Drapper, J. (1998). Teaching and Learning
Communication Skills in Medicine. Oxon: Radcliffe Medical Press.
3. Soetopo, Hendyat & Soemanto, Wasty. 1982. Kepemimpinan dalam
Pendidikan. Surabaya. Usaha Nasional.
4. Soewarso & Sjafioedin. 1984. Kepemimpinan Sekolah. Jakarta. PT. New
Aqua Press.
5. Usman, Husaini. 2006. Manajemen Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan.
Jakarta. Bumi aksara.
6. Sofiaribowo. Pengertian, Jenis, dan Proses Komunikasi. Online : 7 Mei
2015. Available at :
https://sofiaribowo.wordpress.com/2013/06/22/pengertian-jenis-dan-
proses-komunikasi/
7. Indrawati. 2003. Komunikasi Untuk Perawat. Jakarta: EGC.
8. Carma, L. Bylund & Gregory Makoul, Patient Education & Counseling 48
(2002) 207-216.
9. Dinia L. 2015. Kopetensi Perawat Gigi. ONLINE :7 Mei 2015. Available at
: https://utamadental.wordpress.com/kompetensi-perawat-gigi/.