ida bagus nyoman dhedy widyabawa 160521140005 prodi perio.pdf

29
0 TEORI KOMUNIKASI DALAM PRAKTIK DOKTER GIGI, BAIK DENGAN PASIEN MAUPUN DENGAN ASISTEN. DISUSUN OLEH: Ida Bagus Nyoman Dhedy Widyabawa 160521140005 PEMBIMBING Prof. Dr. Suryana Soemantri, drs., MSIE PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER GIGI SPESIALIS ILMU KEDOKTERAN GIGI ANAK FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS PADJADJARAN BANDUNG 2015

Upload: james-nash

Post on 14-Sep-2015

243 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 0

    TEORI KOMUNIKASI DALAM PRAKTIK DOKTER GIGI, BAIK DENGAN PASIEN

    MAUPUN DENGAN ASISTEN.

    DISUSUN OLEH:

    Ida Bagus Nyoman Dhedy Widyabawa

    160521140005

    PEMBIMBING

    Prof. Dr. Suryana Soemantri, drs., MSIE

    PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER GIGI SPESIALIS

    ILMU KEDOKTERAN GIGI ANAK

    FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

    UNIVERSITAS PADJADJARAN

    BANDUNG

    2015

  • 1

    DAFTAR ISI

    BAB I PENDAHULUAN. 2

    BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4

    2.1 Pengertian Komunikasi 4

    2.2 Tujuan Komunikasi.. 6

    2.3 Manfaat Komunikasi 7

    2.4 Fungsi Komunikasi... 8

    2.5 Macam-macam Komunikasi 9

    2.6 Proses Komunikasi 9

    2.7 Bentuk-bentuk Komunikasi. 14

    BAB III PEMBAHASAN 18

    3.1 Komunikasi Dokter Gigi dan Pasien 18

    3.2 Komunikasi Dokter gigi dan Asisten 21

    3.3 Komunikasi Dokter Gigi, Asisten dan Pasien. 24

    BAB IV KESIMPULAN. 27

    DAFTAR PUSTAKA 28

  • 2

    BAB I

    PENDAHULUAN

    Hubungan dokter dan pasien telah disadari merupakan bagian penting

    dalam aspek mutu pelayanan kesehatan dengan semakin disadari pentingnya suara

    pasien sebagai pelanggan pelayanan kesehatan. Komunikasi dokter dan pasien telah

    terbukti membawa pengaruh pada kepatuhan pengobatan, meningkatkan kepuasan

    pasien dan akhirnya akan membawa manfaat bagi keberhasilan pengobatan

    (Roberts, 2002; Roter et al., 2006).

    Menurut teori komunikasi, komunikasi yang terjadi selama transaksi

    terapeutik adalah komunikasi interpersonal. Naude cit. Santosa menyebutkan

    bahwa pada proses pelayanan medik gigi terjalin suatu hubungan kerja sama antara

    dokter gigi dengan penderitanya yang dikenal dengan komunikasi interpersonal.

    Komunikasi interpersonal adalah komunikasi yang terjadi antara dua orang atau

    lebih, bisa secara verbal dan nonverbal proses ini dapat terjadi secara langsung

    tanpa melibatkan media komunikasi sebagai penghantar pesan. Dalam proses

    komunikasi interpersonal sumber komunikasi.

    Komunikasi dokter-pasien yang efektif adalah terciptanya rasa nyaman

    dengan terapi medis yang diberikan dokter pada pasien. Faktor perilaku dokter

    terhadap pasiennya, kemampuan dokter untuk mendapatkan dan menghormati

    perhatian pasien, tersedianya informasi yang tepat dan timbulnya empati serta

    membangun kepercayaan pasien ternyata merupakan kunci yang menentukan

    dalam kenyamanan yang baik dengan terapi medis pada pasien. Sikap empati yang

    ditunjukkan oleh dokter kepada pasien akan menumbuhkan rasa kepercayaan

    pasien kepada dokternya yang kemudian dapat menimbulkan kepuasan dan

    kepatuhan pasien pada pengobatan (Kim et al., 2004). Komunikasi dokter-pasien

    yang efektif ditandai dengan adanya proses yang interaktif antara dokter dan pasien,

    dimana terjadi penyampaian informasi yang timbal balik antara dokter dan pasien

    secara efektif baik secara verbal maupun nonverbal (Ali MM et al., 2006).

    Komunikasi yang kolaboratif, proaktif dan menghargai pendapat pasien dalam

  • 3

    pengambilan keputusan medis serta ternyata dapat membawa efek yang baik bagi

    outcome pengobatan (Naik et al., 2008). Sebuah penelitian di Korea menyimpulkan

    bahwa pasien akan mempunyai pandangan negatif terhadap dokternya jika dokter

    mempunyai gaya komunikasi yang dominan terhadap pasien dan tidak memberi

    kesempatan bagi pasien untuk mengemukakan pandangannya tentang suatu rencana

    terapi (Kim et al, 2008).

  • 4

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Pengertian Komunikasi

    Secara etimologis komunikasi berasal dari bahasa Latin yaitu cum, sebuah

    kata depan yang artinya dengan, atau bersama dengan, dan kata units, sebuah kata

    bilangan yang berarti satu. Dua kata tersebut membentuk kata Benda communio,

    yang dalam bahasa Inggris disebut dengan communion, yang berarti kebersamaan,

    persatuan, persekutuan gabungan, pergaulan, atau hubungan. Karena untuk

    bercommunio diperlukan adanya usaha dan kerja, maka kata itu dibuat kata kerja

    communicate yang berarti membagi sesuatu dengan seseorang, tukar menukar,

    membicarakan sesuatu dengan orang, memberitahukan sesuatu kepada seseorang,

    bercakap-cakap, bertukar pikiran, berhubungan, berteman. Jadi, komunikasi berarti

    pemberitahuan pembicaraan, percakapan, pertukaran pikiran atau hubungan.

    (Hardjana, 2003).

    Secara umum, definisi komunikasi adalah Sebuah proses penyampaian

    pikiran pikiran atau informasi dari seseorang kepada orang lain melalui suatu cara

    tertentu sehingga orang lain tersebut mengerti betul apa yang dimaksud oleh

    penyampai pikiran-pikiran atau informasi. (Komaruddin, 1994; Schermerhorn,

    Hunt & Osborn, 1994; Koontz & Weihrich, 1988).

    Komunikasi adalah proses dimana orang yang bekerja dalam organisasi

    saling mentransmisikan informasi dan menginterpretasikan artinya. Yang penting

    komunikasi dalam organisasi diperolehnya komunikasi yang efisien dan efektif.

    Komunikasi yang efektif terjadi bila artian yang dimaksudkan oleh pengirim berita

    dan artian yang ditangkap oleh penerima berita itu sama dan satu. Sedangkan

    komunikasi yang efisien terjadi bila biayanya minimum berdasar sumber daya yang

    dimanfaatkan.

    Longman Dictionary of Contemporary English memberikan definisi kata

    communicate sebagai upaya untuk membuat pendapat, mengatakan perasaan,

  • 5

    menyampaikan informasi dan sebagainya agar diketahui atau dipahami oleh orang

    lain (to make opinions, feelings, information etc, known or understood by others).

    Komunikasi adalah proses penyampaian pikiran atau perasaan oleh

    seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang-lambang yang

    bermakna bagi kedua pihak, dalam situasi yang tertentu komunikasi menggunakan

    media tertentu untuk merubah sikap atau tingkah laku seorang atau sejumlah orang

    sehingga ada efek tertentu yang diharapkan (Effendy, 2000).

    Komunikasi adalah proses pemindahan pengertian dalam bentuk gagasan,

    informasi dari seseorang ke orang lain (Handoko, 2002).

    Tidak ada kelompok yang dapat eksis tanpa komunikasi pentransferan

    makna di antara anggota-anggotanya. Hanya lewat pentransferan makna dari satu

    orang ke orang lain informasi dan gagasan dapat dihantarkan. Tetapi komunikasi

    itu lebih dari sekedar menanamkan makna tetapi harus juga dipahami (Robbins,

    2002).

    Aplikasi definisi komunikasi dalam interaksi antara dokter gigi dan pasien

    di tempat praktik dokter gigi diartikan tercapainya pengertian dan kesepakatan yang

    dibangun dokter gigi bersama pasien pada setiap langkah penyelesaian masalah

    pasien. Untuk sampai pada tahap tersebut, diperlukan berbagai pemahaman seperti

    pemanfaatan jenis komunikasi (lisan, tulisan/verbal, non-verbal), menjadi

    pendengar yang baik (active listener), adanya penghambat proses komunikasi

    (noise), pemilihan alat penyampai pikiran atau informasi yang tepat (channel), dan

    mengenal mengekspresikan perasaan dan emosi.

    Selanjutnya definisi tersebut menjadi dasar model proses komunikasi yang

    berfokus pada pengirim pikiran-pikiran atau informasi (sender/source), saluran

    yang dipakai (channel) untuk menyampaikan pikiran-pikiran atau informasi, dan

    penerima pikiran-pikiran atau informasi (receiver). Model tersebut juga akan

    mengilustrasikan adanya penghambat pikiran-pikiran atau informasi sampai ke

    penerima (noise), dan umpan balik (feedback) yang memfasilitasi kelancaran

    komunikasi itu sendiri. Sender, channel, receiver, noise, dan feedback akan dibahas

    pada subbab berikut.

  • 6

    2.2 Tujuan Komunikasi

    Tujuan komunikasi adalah untuk membangun/menciptakan pemahaman

    atau pengertian bersama. Saling memahami atau mengerti bukan berarti harus

    menyetujui, tetapi mungkin dengan komunikasi terjadi suatu perubahan sikap,

    pendapat, perilaku, ataupun perubahan secara sosial.

    1. Perubahan sikap

    Seorang komunikan setelah menerima pesan kemudian sikapnya berubah,

    baik positif maupun negatif.

    2. Perubahan pendapat

    Dalam komunikasi berusaha menciptakan pemahaman.

    3. Perubahan perilaku

    Komunikasi bertujuan untuk merubah perilaku maupun tindakan seseorang,

    dari perilaku yang dekstruktif (tidak mencerminkan perilaku hidup sehat,

    menuju perilaku hidup sehat).

    4. Perubahan sosial

    Membangun dan memelihara ikatan hubungan dengan orang lain sehingga

    menjadi hubungan yang makin baik. Dalam proses komunikasi yang efektif

    secara tidak sengaja meningkatkan kadar hubungan interpersonal.

    Dari sekian banyak tujuan komunikasi maka yang relevan dengan profesi

    dokter adalah:

    1) Memfasilitasi terciptanya pencapaian tujuan kedua pihak (dokter dan

    pasien).

    2) Membantu pengembangan rencana perawatan pasien bersama pasien, untuk

    kepentingan pasien dan atas dasar kemampuan pasien, termasuk

    kemampuan finansial.

    3) Membantu memberikan pilihan dalam upaya penyelesaian masalah

    kesehatan pasien.

    4) Membimbing pasien sampai pada pengertian yang sebenarnya tentang

    penyakit/masalah yang dihadapinya.

  • 7

    5) Membantu mengendalikan kinerja dokter dengan acuan langkah-langkah

    atau hal-hal yang telah disetujui pasien.

    2.3 Manfaat Komunikasi

    menurut Alo Liliweri (2007), secara umum ada lima kategori fungsi utama

    komunikasi dan Manfaat Komunikasi diantaranya :

    1. Sumber atau pengirim menyebarluaskan informasi agar dapat diketahui

    penerima (informasi / to inform), fungsi utama dan pertama dari informasi

    adalah menyampaikan pesan (informasi) atau menyebarluaskan informasi

    kepada orang lain, artinya diharapkan dari penyebarluasan informasi itu

    para penerima informasi akan mengetahui sesuatu yang ingin dia ketahui.

    2. Sumber menyebarluaskan informasi dalam rangka mendidik penerima

    (pendidikan / to educate), fungsi utama dan pertama dari informasi adalah

    menyampaikan pesan (informasi) atau menyebarluaskan informasi yang

    bersifat mendidik kepada orang lain, artinya dari penyebarluasan informasi

    itu diharapkan para penerima informasi akan menambah pengetahuan

    tentang sesuatu yang ingin dia ketahui.

    3. Sumber memberikan instruksi agar dilaksanakan penerima (instruksi),

    fungsi instruksi adalah fungsi komunikasi untuk memberikan instruksi

    (mewajibkan atau melarang) penerima melakukan sesuatu yang

    diperintahkan.

    4. Sumber mempengaruhi komunikan dengan informasi yang persuasif untuk

    mengubah persepsi, sikap dan perilaku penerima (persuasi / to influence),

    fungsi persuasi terkadang disebut fungsi memengaruhi, fungsi persuasi

    adalah fungsi komunikasi yang menyebarkan informasi yang dapat

    mempengaruhi (mengubah) sikap penerima agar dia menentukan sikap dan

    perilaku yang sesuai dengan kehendak pengirim.

    5. Sumber menyebarluaskan informasi untuk menghibur sekaligus

    mempengaruhi penerima (menghibur / to entertain), fungsi hiburan adalah

    fungsi pengirim untuk mengirimkan pesanpesan yang mengandung hiburan

    kepada penerima menikmati apa yang diinformasikan.

  • 8

    Dari semua manfaat komunikasi di atas maka manfaat komunikasi efektif

    untuk dokter-pasien di antaranya:

    1) Meningkatkan kepuasan pasien dalam menerima pelayanan medis dari

    dokter atau institusi pelayanan medis.

    2) Meningkatkan kepercayaan pasien kepada dokter gigi yang merupakan

    dasar hubungan dokter-pasien yang baik.

    3) Meningkatkan keberhasilan diagnosis terapi dan tindakan medis.

    4) Meningkatkan kepercayaan diri dan ketegaran pada pasien fase terminal

    dalam menghadapi penyakitnya.

    2.4 Fungsi Komunikasi

    Fungsi komunikasi adalah :

    1. Kendali : komunikasi bertindak untuk mengendalikan prilaku anggota

    dalam beberapa cara, setiap organisasi mempunyai wewenang dan garis

    panduan formal yang harus dipatuhi oleh karyawan.

    2. Motivasi : komunikasi membantu perkembangan motivasi dengan

    menjelaskan kepada para karyawan apa yang harus dilakukan bagaimana

    mereka bekerja baik dan apa yang dapat dikerjakan untuk memperbaiki

    kinerja jika itu di bawah standar.

    3. Pengungkapan emosional : bagi banyak karyawan kelompok kerja mereka

    merupakan sumber utama untuk interaksi sosial, komunikasi yang terjadi di

    dalam kelompok itu merupakan mekanisme fundamental dengan mana

    anggota-anggota menunjukkan kekecewaan dan rasa puas mereka oleh

    karena itu komunikasi menyiarkan ungkapan emosional dari perasaan dan

    pemenuhan kebutuhan sosial.

    4. Informasi : komunikasi memberikan informasi yang diperlukan individu

    dan kelompok untuk mengambil keputusan dengan meneruskan data guna

    mengenai dan menilai pilihan-pilihan alternatif (Robbins, 2002).

  • 9

    2.5 Macam-macam Komunikasi

    1. Komunikasi searah

    Komunikator mengirim pesannya melalui saluran atau media dan diterima

    oleh komunikan. Sedangkan komunikan tersebut tidak memberikan umpan

    balik (feedback).

    2. Komunikasi dua arah

    Komunikator mengirim pesan (berita) diterima oleh komunikan, setelah

    disimpulkan kemudian komunikan mengirimkan umpan balik kepada sumber

    berita atau komunikator.

    3. Komunikasi berantai

    Komunikan menerima pesan atau berita dari komunikator kemudian

    disalurkan kepada komunikan kedua, dari komunikan kedua disampaikan

    kepada komunikan ketiga dan seterusnya.

    2.6 Proses Komunikasi

    Unsur-unsur dalam proses kominikasi antara lain sebagai berikut.

    1. Pengiriman pesan (sender) atau komunikator dan materi/isi pesan.

    Pengirim pesan adalah orang mempunyai satu paket ide untuk disampaikan

    kepada orang lain dengan harapan pesannya dapat dipahami oleh penerima pesan

    sesuai yang dimaksud. Materi pesan dapat berupa informasi, ajakan, rencana kerja,

    pertanyaan, dan tanggapan.

    2. Bahasa pesan (coding/encoding)

    Bahasa pesan bertujuan untuk menyingkat pola pikir pengirim pesan ke

    bentuk bahasa, kode, atau lambang lainnya sehingga pesannya dapat dipahami oleh

    orang lain. Biasaya dokter gigi menyampaikan pesannya dalam bentuk kata kata,

  • 10

    gerakan anggota badan (bahasa tubuh). Tujuan penyampaian pesan ini adalah untuk

    mengajak, membujuk, mengubah sikap atau perilaku ke arah tujuan tertentu.

    3. Media

    Pilihan media dipengaruhi isi pesan yang harus disampaikan, jumlah

    penerima pesan, situasi, dan sebagainya. Media yang dapat digunakan antara lain

    telepon, radio, TV, mikrofon, memo, surat, komputer, internet, foto, papan

    pengumuman, pertemuan, lokakarya, seminar, rapat kerja, penerbitan, dan

    sebagainya.

    4. Mengertikan pesan (decoding)

    Setelah pesan diterima melalui indra, maka si penerima pesan harus dapat

    mengartikan bahasa isyarat sesuai dengan isi pesan yang dimaksud.

    5. Penerima pesan (komunikasi)

    Penerima pesan ialah orang yang dapat memahami pesan pengirim

    walaupun dalam bentuk sandi tanpa mengurangi arti pesan yang dimaksudkan oleh

    pengirim pesan.

    6. Feedback (balikan/respon penerima pesan)

    Balikan adalah isyarat atau tanggapan yang berisi kesan dari penerima pesan

    ke pengirim pesan dalam bentuk verbal maupun nonverbal. Tanpa balikan seorang

    pengirim pesan tidak pernah mengetahui dengan pasti apakah pesannya dapat

    diterima sesuai denga yang diharapkan. Balikan dapat disampaikan oleh penerima

    pesan dan atau oleh orang lain bukan menerima pesan. Dalam upaya balik terjadi

    komunikasi dua arah. Komunikasi ini perlu terjadi untuk menghindari kesalah

    pahaman (misscomunication) sehingga dapat diketahui bahwa si penerima pesan

    sudah benar-benar memahami pesan.

  • 11

    Sender Reciever

    FeebBack

    Gambar. Model Proses Komunikasi

    Menurut Schermerhorn, Hunt & Osborn (1994) Sumber (source) atau

    kadang disebut juga pengirim pesan adalah orang yang menyampaikan pemikiran

    atau informasi yang dimilikinya. Pengirim pesan bertanggungjawab dalam

    menerjemahkan ide atau pemikiran (encoding) menjadi sesuatu yang berarti, dapat

    berupa pesan verbal, tulisan, dan atau nonverbal, atau kombinasi dari ketiganya.

    Pesan ini dikomunikasikan melalui saluran (channel) yang sesuai dengan

    kebutuhan.

    Pesan diterima oleh penerima pesan (receiver). Penerima akan

    menerjemahkan pesan tersebut (decoding) berdasarkan batasan pengertian yang

    dimilikinya. Dengan demikian dapat saja terjadi kesenjangan antara yang dimaksud

    oleh pengirim pesan dengan yang dimengerti oleh penerima pesan yang disebabkan

    kemungkinan hadirnya penghambat (noise). Penghambat dalam pengertian ini

    bisadiakibatkan oleh perbedaan sudut pandang, pengetahuan atau pengalaman,

    perbedaan budaya, masalah bahasa, dan lainnya.

    Pada saat menyampaikan pesan, pengirim perlu memastikan apakah pesan

    telah diterima dengan baik. Sementara penerima pesan perlu berkonsentrasi agar

    pesan diterima dengan baik dan memberikan umpan balik (feedback) kepada

    pengirim. Umpan balik penting sebagai proses klarifikasi untuk memastikan tidak

    terjadi salah interpretasi.

    Pesan Lambang Media Diterima

    Interpretasi

  • 12

    Dalam hubungan dokter-pasien, baik dokter maupun pasien dapat berperan

    sebagai sumber atau pengirim pesan dan penerima pesan secara bergantian. Pasien

    sebagai pengirim pesan, menyampaikan apa yang dirasakan atau menjawab

    pertanyaan dokter sesuai pengetahuannya. Sementara dokter sebagai pengirim

    pesan, berperan pada saat menyampaikan penjelasan penyakit, rencana pengobatan

    dan terapi, efek samping obat yang mungkin terjadi, serta dampak dari dilakukan

    atau tidak dilakukannya terapi tertentu. Dalam penyampaian ini, dokter

    bertanggung jawab untuk memastikan pasien memahami apa yang disampaikan.

    Karakteristik Komunikasi

    1. Komunikasi membutuhkan lebih dari dua orang yang akan menentukan

    tingkat hubungan dengan oranglain

    2. Komunikasi verbal dan nonverbal terjadi secara simultan

    3. Dalam komunikasi seseorang akan berespon terhadap pesan yang diterima

    4. Pesan yang diterima tidak selalu diasumsikan sama antara penerima dan

    pengirim

    5. Pertukaran informasi dibutuhkan ilmu pengetahuan

    6. Pesan yang dikirim dan diterima dipengaruhi oleh pengalaman masa lalu,

    pendidikan, keyakinan dan budaya

    7. Posisi seseorang di dalam sistem sosiokultural dapat mempengaruhi proses

    komunikasi

    8. Komunikasi dipengaruhi oleh perasaan diri sendiri, subyek yang

    dikomunikasikan dan oranglain

    9. Komunikasi terjadi secara berkesinambungan dan terjadi hubungan timbal

    balik.

  • 13

    Bentuk komunikasi

    1. Aggressive communication

    Komunikasi ini dapat mengurangi hak orang lain dan cenderung untuk

    merendahkan atau mengendalikan orang lain. Komunikasi ini

    menenggelamkan hak orang lain.

    2. Passive communication

    Komunikasi ini merupakan lawan dari komunikasi agresif di mana orang

    tersebut cenderung untuk mengalah dan tidak dapat mempertahankan

    kepentimngannya sendiri. Bahakan hak mereka cenderung dilanggar namun

    dibiarkan.

    3. Assertive communication

    Komuniksi asertif adalah komunikasi yang terbuka, menghargai diri sendiri

    dan orang lain. Komunikasi asertif tidak menaruh perhatian hanya pada

    hasil akhir, tetapi juga hubungan perasaan antarmanusia.

    Prinsip komunikasi

    1) Komunikasi adalah suatu proses

    Komunikasi adalah suatu proses yang merupakan kegiatan yang merupakan

    suatu kegiatan yang terus menerus, yang tidak mempunyai permulaan atau

    akhir dan selalu berubah-ubah serta berdampak pada terjadinya perubahan.

    2) Komunikasi adalah suatu sistem

    Masing-masing elemen atau unsur dalam komunikasi sangat terkait dan

    mempengaruhi dalam proses komunikasi yang efektif. Satu elemen atau

    unsur tidaklah penting dibanding elemen yang lain.

  • 14

    3) Komunikasi merupakan suatu interaksi

    Interaksi dalam komunikasi adalah saling bertukar pesan atau fikiran.

    4) Komunikasi dapat terjadi secara disengaja maupun tidak sengaja,

    komunikasi yang disengaja terjadi apabila pesan yang akan disampaikan

    disiapkan terlebih dahulu dan dikirimkan kepada penerima yang

    dimaksudkan.

    Jalur Komunikasi

    Komunikasi formal adalah suatu proses komunikasi yang bersifat resmi dan

    biasanya dilakukan di dalam lembaga formal melalui garis perintah atau sifatnya

    instruktif, berdasarkan struktur organisasi oleh pelaku yang berkomunikasi sebagai

    petugas organisasi dengan status masing - masing yang tujuannya menyampaikan

    pesan yang terkait dengan kepentingan dinas.

    Komunikasi informal adalah komunikasi antara orang yang ada dalam suatu

    organisasi, akan tetapi tidak direncanakan atau tidak ditentukan dalam struktur

    organisasi

    2.7 Bentuk-bentuk Komunikasi

    Komunikasi mempunyai aneka macam bentuk yang semuanya tergantung

    dari segi apa kita memandangnya. Berikut adalah diantaranya:

    1. Dari segi penyampaian pesannya, komunikasi dapat dilakukan secara lisan

    dan secara tertulis, atau secara elektronik melalui radio, televisi, telepon,

    internet dan sebagainya.

    2. Dari segi kemasan pesan, komunikasi dapat dilakukan secara verbal

    (dengan berbicara) atau dengan non verbal (dengan bahasa isyarat).

    Komunikasi verbal: diwakili dalam penyebutan kata-kata, yang

    pengungkapannya dapat dengan lisan atau tertulis. Komunikasi non verbal:

  • 15

    terlihat dalam ekspresi atau mimik wajah, gerakan tangan, mata dan bagian

    tubuh lainnya.

    3. Dari segi kemasan keresmian pelaku komunikasi, saluran komunikasi yang

    digunakan, dan bentuk kemasan pesan, komunikasi dapat dikategorikan

    sebagai bentuk komunikasi formal dan non formal.

    4. Dari segi pasangan komunikasi, komunikasi dapat dilihat sebagai:

    a. Komunikasi intrapersonal (Infra Personal Communication), ialah

    proses komunikasi dalam diri komunikator: pengirim dan pesannya

    adalah dirinya sendiri. (Manusia sebagai makhluk rohani);

    b. Komunikasi interpersonal (Inter Personal Communication) ialah

    interaksi tatap muka antara dua orang atau lebih di mana pengirim dapat

    menyampaikan pesan secara langsung, dan penerima pesan dapat

    menerima dan menanggapinya secara langsung pula. (Manusia sebagai

    makhluk sosial).

    Dari uraian di atas dapat disarikan bahwa secara garis besar komunikasi

    dapat dibagi menjadi komunikasi verbal dan komunikasi non verbal.

    1) Komunikasi Verbal (Verbal Communication)

    Dalam komunikasi verbal, informasi disampaikan secara verbal atau lisan.

    Proses penyampaian informasi secara lisan inilah yang dinamakan berbicara.

    Kualitas proses komunikasi verbal ini seringkali ditentukan oleh intonasi suara dan

    ekpresi raut muka serta gerakan-gerakan tubuh atau body language. Maksudnya,

    kata-kata yang diucapkan akan lebih jelas apabila disampaikan dengan intonasi

    suara, mimic dan gerakan-gerakan yang tepat.

    Dalam kehidupan sehari-hari, penyampaian dan penerimaan pesan yang

    menggunakan kata-kata sering juga menggunakan tulisan. Meskipun dalam bentuk

    tulisan tetapi bahasa yang dipakai adalah bahasa lisan. Dalam organisasi, media

    verbal seperti bulletin, pamflet, leaflet merupakan media yang mempunyai

    hubungan personal yang tinggi dan mempunyai peluang yang dapat langsung

    memberikan umpan balik, seperti diskusi dan tatap muka.

  • 16

    2) Komunikasi non verbal (Non verbal communication)

    Dalam komunikasi non verbal informasi disampaikan dengan menggunakan

    isyarat (gestures), gerak-gerik (movement), sesuatu barang, waktu, cara berpakaian,

    atau sesuatu yang dapat menunjukkan suasana hati atau perasaan pada saat tertentu.

    Misalnya, pada saat seseorang sedang sakit, atau mungkin sedang stres.

    Beberapa Komunikasi Non Verbal

    (a) Cara berpakaian : komunikasi dengan penampilan.

    Kita sering mendengar pernyataan "Pakaian menunjukkan apakah ia laki-laki

    atau perempuan", dan kita mungkin akan memperhatikan bahwa model pakaian

    mengkomunikasikan sesuatu.

    (b) Waktu : menantikan saat

    Mekanisme lainnya dalam komunikasi non verbal dalam suatu organisasi

    adalah penggunaan waktu. Misalnya pada saat kita akan pergi ke dokter atau

    dokter gigi. Biasanya kita akan memperhatikan waktu, dan di sana biasanya

    disediakan ruang tunggu. Mengapa kita harus menunggu dokter itu? Karena ia

    mempunyai keahlian khusus yang dapat meningkatkan pendapatannya dengan

    memberikan pelayanan. Akibatnya, waktunya telah diatur sedemikian rupa agar

    efisien dan menyenangkan.

    (c) Menggunakan tempat : Apa artinya bagi Saudara

    Seperti waktu, tempat membawakan komunikasi penting. Misalnya: seorang

    Kepala Biro, tentu menduduki meja kerja yang besar dengan ukuran tertentu

    dan bentuk-bentuk tertentu yang biasa disebut sebagai meja biro, di dalam satu

    ruangan yang besar. Sedangkan para staf atau pegawai biasa menduduki meja

    dengan ukuran yang lebih kecil, dan di suatu ruangan bersama-sama dengan

    rekan lainnya.

  • 17

    Komunikasi non verbal juga dikatakan sebagai komunikasi bahasa tubuh

    (kinesik). Demikian menurut Cassagrande, O.Diane dalam bukunya Oral

    Communication (in technical professions and businesses), (1986), sebagaimana

    dikutip oleh Alo Liliweri dalam buku Komunikasi Antar Pribadi, (1991). Contoh

    lain misalnya, menunjukkan tanda dua jari sebagai "Victory", mengacungkan

    jempol sebagai "memuji".

  • 18

    BAB III

    PEMBAHASAN

    3.1 Komunikasi Dokter Gigi dan Pasien

    Komunikasi sangat dibutuhkan antara dokter gigi dan asisten dengan pasien.

    Hal ini penting karena rasa percaya dimulai dari komunikasi yang baik. Dokter gigi

    harus mempunyai skills komunikasi yang mumpuni agar perawatan dapat

    terlaksana. Pasien yang telah menaruh kepercayaan kepada dokter gigi akan mampu

    digali informasi lebih dalam sehingga dokter gigi dapat mendiagnosa lebih mudah

    dan memperkirakan rencana perawatan yang tepat. Komunikasi yang terjadi antara

    dokter gigi dan pasien sendiri dikatakan baik dan efektif ketika pasien mengerti dan

    menyepakati setiap tindakan perawatan yang akan dilakukan oleh dokter gigi

    sebagai wujud pengobatan terhadap penyakit yang dideritanya.

    Menurut Konsil Kedokteran Indonesia (KKI) tahun 2006, komunikasi

    dokter pasien adalah hubungan yang berlangsung antara dokter/dokter gigi

    dengan pasiennya selama proses pemeriksaan/pengobatan.perawatan yang terjadi

    di ruang praktik perorangan, poliklinik, rumah sakit, dan puskesmas dalam rangka

    membantu menyelesaikan masalah kesehatan pasien. Sebagai profesional,

    keterampilan komunikasi dokter pasien merupakan salah satu kompetensi yang

    harus di kuasai dokter gigi karena akan menentukan keberhasilan dalam membantu

    penyelesaian masalah kesehatan pasien.

    Komunikasi yang terjadi antara dokter gigi dan pasien sendiri dikatakan

    baik dan efektif ketika pasien mengerti dan menyepakati setiap tindakan perawatan

    yang akan dilakukan oleh dokter gigi sebagai wujud pengobatan terhadap penyakit

    yang dideritanya. Proses komunikasi yang dipergunakan antara dokter gigi dan

    pasien pengiriman pesan (sender) atau komunikator dan materi/isi pesan, bahasa

    pesan (coding/encoding), media, mengertikan pesan (decoding), penerima pesan

    (komunikasi), feedback (balikan/respon penerima pesan).

  • 19

    Komunikasi dokter gigi dengan pasien merupakan Komunikasi

    interpersonal (Inter Personal Communication) ialah interaksi tatap muka antara dua

    dokter gigi dan pasien atau bersama asisten di mana dokter gigi dapat

    menyampaikan pesan secara langsung, dan pasien dapat menerima dan

    menanggapinya secara langsung pula. (Manusia sebagai makhluk sosial).

    Secara umum ada 4 tahapan yang perlu dilakukan untuk membangun suatu

    komunikasi yang baik dan efektif yaitu:

    1. Beri salam dan sapaan hangat saat bertemu : Hal ini menunjukkan bahwa

    kita bersedia meluangkan waktu untuk berbicara dengannya.

    2. Berkomunikasi dua arah : Sangat penting untuk dilakukan dalam

    percakapan antara dokter dan pasien. Jangan sampai pasien merasa bahwa

    hanya dokter yang berhak berbicara panjang lebar sehingga merasa lebih

    rendah dari dokter. Dorong pasien agar mau mengemukakan pikiran dan

    perasaannya. Tunjukkan pula bahwa dokter memahami dan menghargai apa

    yang dia rasakan.

    3. Beri penjelasan : Jelaskan mengenai hal-hal yang ingin diketahuinya,

    tentang penyakit yang dia derita, tentang perawatan yang harus dilakukan

    dan sebagainya. Luruskan persepsi pasien yang keliru tentang penyakit atau

    apapun yang berhubungan dengan hal tersebut.

    4. Recall the "important" : Penjelasan yang telah diberikan mungkin tidak

    seluruhnya mampu diingat oleh pasien. Ingatkan kembali tentang informasi

    kesehatan yang penting yang harus diketahui dan jangan lupa untuk selalu

    melakukan klarifikasi apakah pasien telah benar-benar mengerti atau

    tentang apa saja yang masih belum jelas bagi kedua belah pihak.

    Komunikasi efektif diharapkan dapat mengatasi kendala yang ditimbulkan

    oleh kedua pihak, pasien dan dokter. Opini yang menyatakan bahwa

    mengembangkan komunikasi dengan pasien hanya akan menyita waktu dokter,

    tampaknya harus diluruskan. Sebenarnya bila dokter dapat membangun hubungan

    komunikasi yang efektif dengan pasiennya, banyak hal-hal negatif dapat dihindari.

    Dokter dapat mengetahui dengan baik kondisi pasien dan keluarganya dan pasien

  • 20

    pun percaya sepenuhnya kepada dokter. Kondisi ini amat berpengaruh pada proses

    penyembuhan pasien selanjutnya. Pasien merasa tenang dan aman ditangani oleh

    dokter sehingga akan patuh menjalankan petunjuk dan nasihat dokter karena yakin

    bahwa semua yang dilakukan adalah untuk kepentingan dirinya.hal ini sangat

    mendukung terciptanya tujuan komunikasi yaitu Perubahan sikap, perubahan

    pendapat, perubahan perilaku, perubahan sosial bagi Pasien dan percaya bahwa

    dokter tersebut dapat membantu menyelesaikan masalah kesehatannya.

    Kurtz (1998) menyatakan bahwa komunikasi efektif justru tidak

    memerlukan waktu lama. Komunikasi efektif terbukti memerlukan lebih sedikit

    waktu karena dokter terampil mengenali kebutuhan pasien (tidak hanya ingin

    sembuh). Atas dasar kebutuhan pasien, dokter melakukan manajemen pengelolaan

    masalah kesehatan bersama pasien. Komunikasi efektif dokter-pasien adalah

    kondisi yang diharapkan dalam pemberian pelayanan medis namun disadari bahwa

    dokter dan dokter gigi di Indonesia belum disiapkan untuk melakukannya. Untuk

    itu dirasakan perlunya memberikan pedoman (guidance) untuk dokter guna

    memudahkan berkomunikasi dengan pasien dan atau keluarganya. Melalui

    pemahaman tentang hal-hal penting dalam pengembangan komunikasi dokter-

    pasien diharapkan terjadi perubahan sikap dalam hubungan dokter-pasien.

    Kurtz (1998), Dengan kemampuan mengerti harapan, kepentingan,

    kecemasan, dan kebutuhan pasien, maka patient-centered communication style

    tidak memerlukan waktu lebih lama daripada komunikasi berdasarkan kepentingan

    dokter untuk menegakkan diagnosis (doctor-centered communication style). Dalam

    dunia kedokteran ada dua pendekatan komunikasi yang digunakan:

    1. Disease centered communication style atau doctor centered communication

    style. Komunikasi berdasarkan kepentingan dokter dalam usaha

    menegakkan diagnosis, termasuk penyelidikan dan penalaran klinik

    mengenai tanda dan gejala-gejala.

    2. Illness centered communication style atau patient centered communication

    style. Komunikasi berdasarkan apa yang dirasakan pasien tentang

    penyakitnya yang secara individu merupakan pengalaman unik. Di sini

  • 21

    termasuk pendapat pasien, kekhawatirannya, harapannya, apa yang menjadi

    kepentingannya serta apa yang dipikirkannya.

    Carma L. Bylund & Gregory Makoul dalam tulisannya tentang Emphatic

    Communication in Physician-Patient Encounter (2002), menyatakan betapa

    pentingnya empati ini dikomunikasikan. Dalam konteks ini empati disusun dalam

    batasan definisi berikut:

    1) Kemampuan kognitif seorang dokter dalam mengerti kebutuhan pasien (a

    physician cognitive capacity to understand patients needs),

    2) Menunjukkan afektifitas/sensitifitas dokter terhadap perasaan pasien (an

    affective sensitivity to patients feelings),

    3) Kemampuan perilaku dokter dalam memperlihatkan/menyampaikan

    empatinya kepada pasien (a behavioral ability to convey empathy to

    patient).

    Komunikasi terapeutik merupakan salah satu teknik komunikasi yang

    digunakan dalam dunia kesehatan. Komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang

    direncanakan secara sadar, bertujuan dan kegiatannya dipusatkan untuk

    kesembuhan pasien (Indrawati, 2003).

    Dengan komunikasi terapeutik ini dapat disadari bahwa perawatan medis

    dengan menggunakan obat-obatan bukanlah satu-satunya jalan untuk mencapai

    kesembuhan. Karena sesungguhnya manusia memiliki semua kebutuhan kimia

    yang diperlukan untuk bertahan hidup, dengan kata lain tubuh manusia telah

    memiliki segala obat untuk berbagai penyakit. Dan yang paling penting dalam

    proses penyembuhan seseorang adalah pikiran yang sehat dan positif.

    3.2 Komunikasi Dokter gigi dan Asisten

    Tim pelayanan kesehatan interdisiplin merupakan sekelompok profesional

    yang mempunyai aturan yang jelas, tujuan umum dan berbeda keahlian. Tim akan

    berfungsi baik jika terjadi adanya konstribusi dari anggota tim dalam memberikan

    pelayanan kesehatan terbaik. Anggota tim kesehatan meliputi: pasien, dokter/dokter

  • 22

    gigi, perawat, fisioterapi, pekerja sosial, ahli gizi, manager, dan apoteker. Oleh

    karena itu tim kolaborasi hendaknya memiliki komunikasi yang efektif,

    bertanggung jawab dan saling menghargai antar sesama anggota tim.

    Asisten/perawat sebagai anggota membawa perspektif yang unik dalam

    interdisiplin tim. Perawat menfasilitasi dan membantu pasien untuk mendapatkan

    pelayanan kesehatan dari praktek profesi kesehatan lain. Perawat berperan sebagai

    penghubung penting antara pasien dan pemberi pelayanan kesehatan.

    Dokter memiliki peran utama dalam mendiagnosis, mengobati dan

    mencegah penyakit. Pada siuasi ini dokter menggunakan modalitas pengobatan

    seperti pemberian obat dan pembedahan. Mereka sering berkonsultasi dengan

    anggota tim lainnya sebagai membuat refelan pembarian pengobatan.

    Kolaborasi didasarkan pada konsep tujuan umum, konstribusi praktis

    profesional, kolegalitas, komunikasi dan praktek yang difokuskan pada pasien.

    Kolegasilitas menekankan pada saling menghargai, dan pendekatan profesional

    untuk masalah-masalah dalam tim dari pada menyalahkan seseorang atau

    menghindari tanggung jawab. Hensen menyarankan konsep dengan arti yang sama:

    mutualitas, dimana dia mengartikan sebagai sutu hubungan yang menfalitasi suatu

    proses dinamis antar orang-orang ditandai oleh keinginan maju mencapai tujuan

    dan kepuasan setiap anggota. Kepercayaan adalah konsep umum untuk semua

    elemen kolaborasi. Tanpa rasa percaya, kerjasama tidak akan ada, asertif menjadi

    ancaman, menghindari dari tanggung jawab, terganggunya komunikasi. Otonom

    akan ditekan dan koordinasi tidak kan terjadi.

    Elemen kunci kolaborasi dalam kerja sama team multidisipliner dapat

    digunakan untuk mencapai tujuan kolaborasi team:

    1. Memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas dengan

    menggabungkan keahlian unik professional

    2. Produktifitas maksimal serta efektifitas dan efesiensi sumber daya

    3. Meningkatnya profesionalisme dan kepuasan kerja, dan loyalitas

    4. Meningkatnya kohensifitas antar professional

    5. Kejelasan peran dalam berinteraksi antar profesional

  • 23

    6. Menumbuhkan komunikasi, kolegalitas, dan menghargai dan memahami

    orang lain.

    Seorang asisten dokter gigi harus memiliki kemampuan dan keterampilan

    serta kompetensi khusus untuk mendukung kerjasama dengan dokter gigi dalam

    merawat pasien diantaranya adalah:

    A. Kemampuan Administrasi dan Manajemen

    1. Kemampuan menunjukkan kepemimpinan dalam permasalahan

    keperawatan gigi.

    2. Kemampuan merencanakan pengelolaan rencana kerja harian, bulanan dan

    tahunan serta pencatatan kegiatan dan keluarannya.

    3. Kemampuan melaksanakan pekerjaan perkantoran, administrasi dan tugas-

    tugas akuntansi yang diharapkan secara teliti dan efisien dengan

    menggunakan komputer atau peralatan lainnya.

    4. Kemampuan membuat dokumen secara teliti dan memelihara

    kerahasiaannya. Kemampuan mengontrol persediaan peralatan dan bahan-

    bahan dan mencatat persediaan obat.

    5. Kemampuan memelihara kebersihan dan pengaturan klinik.

    6. Tanggung jawab dan tanggung gugat dalam pelayanan asuhan kesehatan

    gigi dan mulut.

    7. Kemampuan mengelola pelayanan asuhan kesehatan gigi dan mulut.

    B. Komunikasi

    1. Kemampuan menunjukkan komunikasi dan hubungan antar manusia yang

    efektif dan berembuk dengan pasien dan tim kesehatan gigi baik secara

    perorangan dan dalam tim atau pertemuan.

    2. Kemampuan melaksanakan komunikasi yang efektif dan proses pendidikan

    kesehatan gigi dan mulut termasuk saran pre/post operation (chair side

    talk).

    3. Kemampuan menilai kebersihan mulut dan memotivasi pasien untuk

    berperilaku yang menunjang kesehatan gigi dan mulut.

  • 24

    4. Kemampuan berkomunikasi dengan menggunakan saluran-saluran

    komunikasi formal maupun informal.

    5. Kemampuan berkomunikasi dalam taraf international.

    6. Kemampuan melakukan informasi concern dengan pasien.

    7. Kemampuan melakukan komunikasi terapeutik dengan pasien.

    C. Kerjasama Tim

    1. Kemampuan mengembangkan proses kepemimpinannya yang diperlukan

    untuk menciptakan kerjasama yang baik dalam tim.

    2. Kemampuan berkerjasama dalam tim kesehatan lainnya dalam membuat

    keputusan baik individu maupun tim.

    3. Kemampuan menjalin dan memelihara hubungan kerjasama dengan para

    sejawat anggota tim kesehatan lain.

    4. Kemampuan mendorong peran anggota tim pemeliharaan kesehatan dalam

    memberikan pelayanan kesehatan.

    3.3 Komunikasi Dokter Gigi, Asisten dan Pasien

    Stephen Covey menekankan konsep saling ketergantungan

    (interdependency) untuk menjelaskan hubungan antar manusia. Unsur yang paling

    penting dalam komunikasi bukan sekedar pada apa yang kita tulis atau kita katakan,

    tetapi pada karakter kita dan bagaimana kita menyampaikan pesan kepada penerima

    pesan. Jika kata-kata ataupun tulisan kita dibangun dari teknik hubungan manusia

    yang dangkal (etika kepribadian), bukan dari diri kita yang paling dalam (etika

    karakter), orang lain akan melihat atau membaca sikap kita.

    Syarat utama dalam komunikasi efektif adalah karakter yang kokoh yang

    dibangun dari fondasi integritas pribadi yang kuat. Dokter gigi, asisten dan pasien

    berusaha benar-benar harus saling mengerti. Ini adalah dasar dari apa yang disebut

    Emphatetic communication (komunikasi empatik). Ketika berkomunikasi dengan

    orang lain, kita biasanya berkomunikasi dalam salah satu dari empat tingkat. Kita

    mungkin mengabaikan orang itu dengan tidak serius membangun hubungan yang

    baik. Kita mungkin berpura-pura. Kita mungkin secara selektif berkomunikasi pada

  • 25

    saat kita memerlukannya, atau kita membangun komunikasi yang atentif (penuh

    perhatian) tetapi tidak benar-benar berasal dari dalam diri kita. Bentuk komunikasi

    tertinggi adalah komunikasi empatik, yaitu melakukan komunikasi untuk terlebih

    dahulu mengerti orang lain memahami karakter dan maksud atau tujuan dari peran

    orang lain.

    Bagaimana kita meraih perhatian, cinta kasih, minat, kepedulian,

    simpati,tanggapan, maupun respon positif dari orang lain. Hukum tersebut adalah:

    1. Respect

    Sikap menghargai setiap individu yang menjadi sasaran pesan yang kita

    sampaikan. Rasa hormat dan saling menghargai merupakan hukum yang pertama

    dalam kita berkomunikasi dengan orang lain. Prinsipnya manusiaingin dihargai dan

    dianggap penting. Bahkan menurut Dale Carnegiedalam bukunya How to Win

    Friends and Influence People, rahasia terbesar yang merupakan salah satu prinsip

    dasar dalam berurusan dengan manusia adalah dengan memberikan penghargaan

    yang jujur dan tulus. Seorang ahli psikologi, William James, juga mengatakan

    bahwa Prinsip paling dalam pada sifat dasar manusia adalah kebutuhan untuk

    dihargai. Diamengatakan ini sebagai suatu kebutuhan (bukan harapan ataupun

    keinginan yang bisa ditunda atau tidak harus dipenuhi), yang harusdipenuhi. Ini

    adalah suatu rasa lapar manusia yang tak terperikan dan tak tergoyahkan.

    2. Empathy

    Empati adalah kemampuan kita untuk menempatkan diri kita pada

    situasiatau kondisi yang dihadapi oleh orang lain. Salah satu prasyarat utamadalam

    memiliki sikap empati adalah kemampuan kita untuk mendengarkanatau mengerti

    terlebih dulu sebelum didengarkan atau dimengerti olehorang lain. Secara khusus

    Covey menaruh kemampuan untuk mendengarkan sebagaisalah satu dari 7

    kebiasaan manusia yang sangat efektif, yaitu kebiasaanuntuk mengerti terlebih

    dahulu, baru dimengerti (Seek First to Understand understand then be understood

    to build the skills of empathetic listening that inspires openness and trust). Inilah

    yang disebutnya denganKomunikasi Empatik. Dengan memahami dan mendengar

  • 26

    orang lainterlebih dahulu, kita dapat membangun keterbukaan dan kepercayaan

    yangkita perlukan dalam membangun kerjasama atau sinergi dengan orang

    lain.Rasa empati akan memampukan kita untuk dapat menyampaikan pesan

    (message) dengan cara dan sikap yang akan memudahkan penerima pesan

    (receiver) menerimanya.

    3. Audible

    Makna dari audible antara lain: dapat didengarkan atau dimengerti dengan

    baik. Jika empati berarti kita harus mendengar terlebih dahulu ataupun mampu

    menerima umpan balik dengan baik, maka audible berarti pesanyang kita

    sampaikan dapat diterima oleh penerima pesan. Dalamkomunikasi personal hal ini

    berarti bahwa pesan disampaikan dengan caraatau sikap yang dapat diterima oleh

    penerima pesan.

    4.Clarity

    Adalah kejelasan dari pesan itu sendiri sehingga tidak menimbulkan

    multiinterpretasi atau berbagai penafsiran yang berlainan. Clarity dapat pula berarti

    keterbukaan dan transparansi. Dalam berkomunikasi kita perlu mengembangkan

    sikap terbuka (tidak ada yang ditutupi atau disembunyikan), sehingga dapat

    menimbulkan rasa percaya (trust) dari penerima pesan atau anggota tim kita.

    5. Humble.

    Artinya adalah sikap rendah hati. Sikap ini merupakan unsur yang

    terkaitdengan hukum pertama untuk membangun rasa menghargai orang lain,

    biasanya didasari oleh sikap rendah hati yang kita miliki. Pada intinyaantara lain:

    sikap yang penuh melayani (Customer First Attitude), sikapmenghargai, mau

    mendengar dan menerima kritik, tidak sombong danmemandang rendah orang lain,

    berani mengakui kesalahan, relamemaafkan, lemah lembut dan penuh pengendalian

    diri, sertamengutamakan kepentingan yang lebih besar.

  • 27

    BAB IV

    KESIMPULAN

    Dari pembahasan yang telah di uraikan di atas baik komunikasi antara

    dokter dengan pasien atau dokter dengan asisten dapat lebih optimal apabila

    kualitas komunikasi interpersonal lebih di optimalkan. Komunikasi yang terjadi

    antara dokter gigi dan pasien sendiri dikatakan baik dan efektif ketika pasien

    mengerti dan menyepakati setiap tindakan perawatan yang akan dilakukan oleh

    dokter gigi sebagai wujud pengobatan terhadap penyakit yang dideritanya. Proses

    komunikasi yang dipergunakan antara dokter gigi dan pasien pengiriman pesan

    (sender) atau komunikator dan materi/isi pesan, bahasa pesan (coding/encoding),

    media, mengertikan pesan (decoding), penerima pesan (komunikasi), feedback

    (balikan/respon penerima pesan).

    Komunikasi interpersonal mampu membangun hubungan interpersonal

    anatara dokter gigi, pasien, dan asisten. komunikasi interpersonal antara dokter gigi

    dengan penderitanya sangat penting, agar proses layanan medik gigi dan mulut akan

    lebih optimal, dan pemahaman tentang peran komunikasi interpersonal diharapkan

    mampu mendorong peningkatan kemampuan dan penguasaan berkomunikasi

    dengan penderita dan akhirnya timbul hubungan interpersonal yang optimal antara

    dokter gigi dengan penderitanya.

    Dalam hubungan Dokter dengan asisten juga dapat disimpulkan bahwa

    Masing-masing profesi memiliki kompetensi profesional yang berbeda sehingga

    ketika digabungkan dapat menjadi kekuatan untuk mencapai tujuan yang

    diharapkan. Banyaknya faktor yang berpengaruh seperti kerjasama, sikap saling

    menerima, berbagi tanggung jawab, komunikasi efektif sangat menentukan

    bagaimana suatu tim berfungsi.Kolaborasi yang efektif antara anggota tim

    kesehatan memfasilitasi terselenggaranya pelayanan pasien yanag berkualitas.

  • 28

    DAFTAR PUSTAKA

    1. Konsil Kedokteran Indonesia. 2005. Kemitraan dalam Hubungan Dokter-

    Pasien. Jakarta:KKI

    2. Kurtz, S., Silverman, J. & Drapper, J. (1998). Teaching and Learning

    Communication Skills in Medicine. Oxon: Radcliffe Medical Press.

    3. Soetopo, Hendyat & Soemanto, Wasty. 1982. Kepemimpinan dalam

    Pendidikan. Surabaya. Usaha Nasional.

    4. Soewarso & Sjafioedin. 1984. Kepemimpinan Sekolah. Jakarta. PT. New

    Aqua Press.

    5. Usman, Husaini. 2006. Manajemen Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan.

    Jakarta. Bumi aksara.

    6. Sofiaribowo. Pengertian, Jenis, dan Proses Komunikasi. Online : 7 Mei

    2015. Available at :

    https://sofiaribowo.wordpress.com/2013/06/22/pengertian-jenis-dan-

    proses-komunikasi/

    7. Indrawati. 2003. Komunikasi Untuk Perawat. Jakarta: EGC.

    8. Carma, L. Bylund & Gregory Makoul, Patient Education & Counseling 48

    (2002) 207-216.

    9. Dinia L. 2015. Kopetensi Perawat Gigi. ONLINE :7 Mei 2015. Available at

    : https://utamadental.wordpress.com/kompetensi-perawat-gigi/.