ict

7
Tes Antigen : p-f test Yaitu mendeteksi antigen dari P.falciparum (Histidine Rich Protein II). Deteksi sangat cepat hanya 3-5 menit, tidak memerlukan latihan khusus, sensitivitasnya baik, tidak memerlukan alat khusus. Deteksi untuk antigen vivaks sudah beredar dipasaran yaitu dengan metode ICT. Tes sejenis dengan mendeteksi laktat dehidrogenase dari plasmodium (pLDH) dengan cara immunochromatographic telah dipasarkan dengan nama tes OPTIMAL. Optimal dapat mendeteksi dari 0-200 parasit/ul darah dan dapat membedakan apakah infeksi P.falciparum atau P.vivax. Sensitivitas sampai 95 % dan hasil positif salah lebih rendah dari tes deteksi HRP-2. Tes ini sekarang dikenal sebagai tes cepat (Rapid test). http://wwwdagul88.blogspot.com/2009/11/askep-malaria-pada-anak.html An immunochromatographic card test (ICT) that uses fingerprick whole blood instead of serum for diagnosis of bancroftian filariasis has recently been developed. The card test was validated in the field in Kenya by comparing its sensitivity to the combined sensitivity of Knott's concentration and counting chamber methods. A total of 102 (14.6%) and 117 (16.7%) persons was found to be microfilaremic by Knott's concentration and counting chamber methods, respectively. The geometric mean intensities (GMI) were 74.6 microfilariae (mf)/ml and 256.5 mf/ml by Knott's concentration and counting chamber methods, respectively. All infected individuals detected by both Knott's concentration and counting chamber methods were also antigen positive by the ICT filariasis card test (100% sensitivity). Further, of 97 parasitologically amicrofilaremic persons, 24 (24.7%) were antigen positive by the ICT. The overall prevalence of antigenemia was 37.3%. Of 100 nonendemic area control persons, none was found to be filarial antigen positive (100% specificity). The results show that the new version of the ICT filariasis card test is a simple, sensitive, specific, and rapid test that is convenient in field settings. http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/11695380

Upload: linda-rimadini

Post on 04-Jul-2015

225 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: Ict

Tes Antigen : p-f testYaitu mendeteksi antigen dari P.falciparum (Histidine Rich Protein II). Deteksi sangat cepat hanya 3-5 menit, tidak memerlukan latihan khusus, sensitivitasnya baik, tidak memerlukan alat khusus. Deteksi untuk antigen vivaks sudah beredar dipasaran yaitu dengan metode ICT. Tes sejenis dengan mendeteksi laktat dehidrogenase dari plasmodium (pLDH) dengan cara immunochromatographic telah dipasarkan dengan nama tes OPTIMAL. Optimal dapat mendeteksi dari 0-200 parasit/ul darah dan dapat membedakan apakah infeksi P.falciparum atau P.vivax. Sensitivitas sampai 95 % dan hasil positif salah lebih rendah dari tes deteksi HRP-2. Tes ini sekarang dikenal sebagai tes cepat (Rapid test).

http://wwwdagul88.blogspot.com/2009/11/askep-malaria-pada-anak.html

An immunochromatographic card test (ICT) that uses fingerprick whole blood instead of serum for diagnosis of bancroftian filariasis has recently been developed. The card test was validated in the field in Kenya by comparing its sensitivity to the combined sensitivity of Knott's concentration and counting chamber methods. A total of 102 (14.6%) and 117 (16.7%) persons was found to be microfilaremic by Knott's concentration and counting chamber methods, respectively. The geometric mean intensities (GMI) were 74.6 microfilariae (mf)/ml and 256.5 mf/ml by Knott's concentration and counting chamber methods, respectively. All infected individuals detected by both Knott's concentration and counting chamber methods were also antigen positive by the ICT filariasis card test (100% sensitivity). Further, of 97 parasitologically amicrofilaremic persons, 24 (24.7%) were antigen positive by the ICT. The overall prevalence of antigenemia was 37.3%. Of 100 nonendemic area control persons, none was found to be filarial antigen positive (100% specificity). The results show that the new version of the ICT filariasis card test is a simple, sensitive, specific, and rapid test that is convenient in field settings.

http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/11695380

TEST TIK

Page 2: Ict

(Immuno Uji kromatografi)

ICT ini adalah in vitro tes immunodiagnostic untuk mendeteksi Wuchereria bancrofti antigen dalam darah keseluruhan.

Page 3: Ict

Prinsip: menggunakan tes poliklonal (antibodi PAb) dan monoklonal (antibodi MAb) khusus untuk W.bancrofti. The PAb melekat pada koloid emas dan diresapi ke dalam putih dan merah muda sampel pad.The Langkah pertama adalah untuk menambahkan sampel pad ini untuk mengizinkan semua <i.w.bancrofti< i=""> hadir untuk mengikat ke PAb emas berlabel koloid antigen. The MAb adalah diamobilisasi dalam garis pada membran. saat kartu ditutup, sampel dengan Pad berlabel pada panel pink kontak akhir membran melewati garis MAb bergerak. Dalam contoh positif, setiap Wuchereria. antigen bancrofti, sekarang dikomplekskan dengan berlabel PAb emas, ditangkap oleh MBA pada membran dan tidak ada bentuk-bentuk garis merah muda. Contoh koleksi: Kapiler atau darah vena dikumpulkan dalam wadah dilapisi EDTA atau heparin dapat digunakan. Prosedur uji 1. Tambahkan sampel </i.w.bancrofti<>

Buka kartu tes dan berbaring datar pada permukaan kerja.

Tambahkan 100 ul darah ke seluruh putih / pad pink

2. Baca Hasil

Tutup kartu tes dan membaca hasil melalui jendela

Hasil interpretasi:

Hasil uji positif: Pengujian Positif jika dua garis yang dilihat di jendela intip. Setiap garis terlihat di daerah T menunjukkan hasil tes positif. Tes positif bahkan ketika garis T muncul terang atau lebih gelap dari garis C.

Hasil uji negatif: Tes ini negatif jika hanya garis C terlihat. Untuk memastikan bahwa sampel positif rendah memiliki waktu yang cukup untuk mengembangkan, hasil negatif tidak harus dicatat sampai 15 menit telah kambuh dari saat kartu ditutup.

http://www.pon.nic.in/vcrc/web/ICT.HTML

Abstrak

Uji (ICT) filariasis immunochromatographic adalah alat skrining cepat yang akan berguna untuk menentukan prevalensi dan distribusi Wuchereria bancrofti sebagai bagian dari program global untuk mengeliminasi filariasis limfatik. Untuk menjawab pertanyaan tentang kegunaannya untuk pemantauan program pengendalian, kami menggunakan uji filariasis ICT untuk menilai tingkat antigen sisa setelah pengobatan antifilarial. Hasil penelitian kami menunjukkan bahwa tingkat antigen mikrofilaria bertahan pada orang-negatif sampai tiga tahun setelah perawatan. strategi yang berbeda untuk program pengendalian pemantauan mungkin harus dipertimbangkan.

Page 4: Ict

http://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&langpair=en|id&u=http://www.mendeley.com/research/evaluation-whole-blood-filariasis-ict-test-shortterm-monitoring-after-antifilarial-treatment/&rurl=translate.google.co.id&usg=ALkJrhhmFGHgjSbo6MrnouxgmVMYIT-TUQ

ICT PADA MALARIA

Immunochromatographic test (ICT) untuk mendeteksi P.falciparum trophozoite histidine rich protein-II (PfHRP-II). Uji ini lebih cepat dilakukan dan tidak membutuhkan peralatan laboratorium dan praktis dipakai di lapangan.12 ICT ini harganya Rp. 20.000 Diagnosis malaria dapat dilakukan secara mikroskopis dan non mikroskopis. Uji mikroskopis dapat dilihat secara langsung di bawah mikroskop, seperti pemeriksaan darah tepi, Quantitative Buffy Coat (QBS), Acridine orange (AO). Sedangkan uji non mikroskopis berguna untuk mengidentifikasi pada antigen parasit atau antibodi antiplasmodial atau produksi metabolik parasit, seperti uji Polymerase Chain Reaction, Detection of antibodies by Radio Immuno Assay, Indirect Hemaglutination, Deoxyribonucleic acid dan Rapid Manual Test.13 Immunochromatographic test (ICT) merupakan salah satu cara pemeriksaan rapid manual test. Uji ICT ini berdasarkan kepada deteksi antigen yang dikeluarkan oleh parasit malaria, yang spesifik terhadap Plasmodium falciparum Histidine Rich

Uji ICT ini umumnya digunakan dalam bentuk uji strip yang mengandung antibodi monoklonal yang berlangsung pada antigen parasit. Pemeriksaan serologi rapid imunokromatolografi prinsipnya adalah deteksi antigen berdasarkan reaksi kompleks antigen-antibodi pada bahan nitroselulose acetat dimana kompleks tersebut diberi marka monoklonal antibodi (Mab) yang berlabel zat warna ( colloidal gold) sebagai penanda, sedangkan antigen non spesifik lainnya dipisahkan, sehingga muncul suatu tanda yang menyatakan hasil positif/negatif.17 Uji ICT dapat mendeteksi P.falciparum dan non falciparum, tetapi tidak dapat membedakan antara P.vivax, P.ovale dan P. Malariae, maupun membedakan infeksi falciparum murni dari infeksi campuran yang termasuk P. Falciparum.11 Uji ICT merupakan uji yang lebih cepat, mudah dilakukan dan tidak memerlukan laboratorium khusus, seperti sentrifus, dan mikroskop. Uji ini lebih praktis digunakan di lapangan. Diagnosis yang cepat dan akurat adalah kunci penanganan yang efektif untuk mengatasi penyakit malaria.12 Selain ICT ada beberapa cara lain yang berdasarkan histidine rich protein II yaitu : ParaSight-F, Paracheck. Selain itu sudah dikembangkan pula uji Plasmodium Lactate Dehydrogenase (pLDH). Test ini berdasarkan deteksi enzim glycolitic soluble yang dikeluarkan oleh parasit dengan kadar yang tinggi dalam darah.13 Hingga saat ini diagnosis malaria dilakukan dengan cara konvensional yaitu dengan membuat sediaan darah tebal dan tipis yang dipulas dengan pewarnaan Giemsa dan diperiksa di bawah mikroskop cahaya. Hasil pemeriksaan negatif tidak selalu berarti tidak mengidap penyakit malaria, khususnya pada orang-orang yang mendapat pengobatan anti malaria ataupun mereka yang tinggal di daerah hipoendemis. Sediaan darah tebal berguna untuk mengkonsentrasikan parasit di dalam bidang sediaan, jadi untuk menegakkan diagnosis malaria harus menggunakan sediaan darah tebal. Sediaan darah tipis berguna untuk melihat morfologi parasit sekaligus menentukan spesies parasit.18 Kelebihan dari pewarnaan Giemsa ini adalah biaya relatif murah. Meskipun demikian masih terdapat beberapa kendala dan keterbatasan, dengan tenaga laboratorium yang berpengalaman sekalipun, memakan waktu dan membutuhkan upaya yang intensif, terutama bila parasit sedikit atau tidak dijumpai di dalam darah pada saat pemeriksaan.4,18

Page 5: Ict

Dalam kasus-kasus dengan infeksi campuran P.vivax dan P.falciparum, sulit membuat diagnosis yang benar bila P.vivax hanya muncul stadium cincin atau bila persentase sel darah merah terinfeksi P.falciparum sangat sedikit

Metoda ICT ICT berbentuk kartu segi empat merupakan uji diagnostik immunologik untuk mendeteksi P.falciparum didalam darah. Uji ini menggunakan antobodi yang spesifik terhadap PfHRP II antigen, buatan AMRAD, Australia. Sebelum digunakan kartu ICT dibuka dan letakkan diatas permukaan yang mendatar. Dengan menggunakan pipa kapiler yang tersedia, darah diambil dengan menusuk ujung jari dan pastikan bahwa pipa kaliper telah terisi penuh darah. Darah ditaruh pada daerah berwarna ungu yang ada pada kartu ICT, dilakukan dengan cara memegang pipa kapiler secara vertikal dan tekan ujungnya perlahan-lahan ke beberapa tempat di daerah ini. Kemudian teteskan reagen A ( yang telah tersedia) satu tetes pada bagian yang berwarna putih ( diatas bagian yang berwarna ungu) selanjutnya dua tetes reagen A ke bagian warna putih ( di bawah daerah berwarna ungu). Teteskan empat tetes reagen A ke tempat yang berada di atas bagian kiri dari kartu. Biarkan sampel darah memenuhi strip test, lalu tutup kartu. Dalam 3-4 menit dapat dibaca hasilnya dari celah yang terlihat pada kartu. Bila satu garis kontrol berarti negatif dan bila dua garis berarti positif falciparum.

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6296/3/anak-desrinawati.pdf.txt

Abstrak: Ruang lingkup dan cara penelitian: Infeksi cacing dan atopi akan meningkatkan respon Th2. Pada infeksi cacing terjadi peningkatan IgE poliklonal yang dapat menekan atopi. Hipotesis tentang adanya efek proteksi dari infeksi cacing terhadap atopi telah lama menjadi kontroversi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara infeksi cacing dan atopi pada ibu hamil di daerah endemis filariasis. Penelitian ini merupakan studi cross-sectional. Sebanyak 286 orang ibu hamil dari daerah endemis filariasis, Kelurahan Jati Sampuma dan Jati Karya, Bekasi, diperiksa tinja untuk infeksi cacing usus, dan serologi Immunochromatographic test untuk infeksi filaria (Wuchereria bancrofi). Atopi pada ibu hamil dilihat dari Skin prick test yang positif dan riwayat alergi. ELISA digunakan untuk menentukan kadar IgE total, dan pengisian kuesioner untuk menilai status sosial ekonomi, pendidikan, dan riwayat alergi. Hasil : Ada kecenderungan bahwa infeksi cacing (filaria dan atau cacing usus) mempunyai efek proteksi terhadap atopi (OR = 0,63 (95%CI: 0,37-1,08); P=0,09). Kadar IgE total rata-rata paling tinggi pada infeksi cacing filaria dengan prosentase atopi paling rendah (OR=0,51), diikuti oleh subjek yang terinfeksi cacing usus (4R=0,76) dan subjek tanpa infeksi cacing kadar IgE total rata-ratanya paling rendah dengan prosentase atopi paling tiriggi (DR=1,58). Infeksi cacing lebih banyak ditemukan pada sosial ekonomi dan pendidikan kurang, tetapi tidak terdapat perbedaan kasus atopi pada sosial ekonomi dan pendidikan baik dibanding kurang. Dengan mengontrol variabel sosial ekonomi, pendidikan, infeksi cacing usus, infeksi cacing campur (cacing usus dan atau filaria) dan kadar IgE total terdapat perbedaan bermakna kasus atopi pada ibu hamil yang terinfeksi filaria dengan tidak terinfeksi (DR=0,45, 95%CI(0,21-0,98); p=0,04).Kesimpulan : Infeksi cacing (terutama filaria) mempunyai efek proteksi terhadap atopi pada ibu hamil di daerah endemis filariasis.

Page 6: Ict

http://www.digilib.ui.ac.id/helper/viewKoleksi.jsp?id=85477&lokasi=lokal&template=abstrak.detail.template

elisa

Og4C3-ELISA: tes ini berisi antibodi monoklonal (Og4C3) dan memiliki prinsip yang sama dengan menguji kartu TIK 10 . Tes ini dikembangkan pada spesimen serum. Semua hasil diuji dalam rangkap dua. Rerata hasil diklasifikasikan menjadi delapan konsentrasi standar diketahui Onchocerca antigen gibsoni. Sampel dengan kerapatan optik (OD) antara standar 1 dan 2 dianggap negatif, 3 standar sebagai batas, dan standar 4 sampai 8 sebagai positif. http://www.scielo.br/pdf/rimtsp/v45n3/16160.pdf

pdf eng yg ict bergambar

http://www.filariasis.us/ICT_v9.pdf