ias (international accounting standard ) ke dalam psak di .../pengaruh...ias (international...
TRANSCRIPT
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
i
PENGARUH BUDAYA TERHADAP KEPUTUSAN ADOPSI
IAS (International Accounting Standard ) KE DALAM PSAK
DI INDONESIA : SURVEI TERHADAP ETNIS MINANG
SKRIPSI
Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat
untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret
Oleh :
DIESTA ARUM PRAMESTI
F0308040
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
PENGARUH BUDAYA TERHADAP KEPUTUSAN ADOPSI
IAS (International Accounting Standard ) KE DALAM PSAK
DI INDONESIA : SURVEI TERHADAP ETNIS MINANG
DIESTA ARUM PRAMESTI
F0308040
ABSTRAKSI
Penelitian ini menguji pengaruh budaya terhadap keputusan adopsi IAS
(International Accounting Standards) ke dalam PSAK di Indonesia ditinjau dari
etnis Minang. Dimensi budaya yang digunakan dalam penelitian terhadap survei
ini merupakan pengembangan dari konsep budaya Hofstede (1983) yaitu Power
Distance, Individualism, Masculinity, Uncertainty Avoidance, dan Confucian
Work Dynamism
Data yang digunakan dalam penelitian ini didapat melalui penyebaran
kuesioner yang diberikan kepada mahasiswa jurusan akuntansi dan karyawan
perusahaan yang mempunyai latar belakang pendidikan jurusan akuntansi yang
beretnis Minang.
Hasil uji t menunjukkan bahwa hanya Masculinity yang berpengaruh
terhadap keputusan Adopsi IAS (International Accounting Standards) ke dalam
PSAK di Indonesia ditinjau dari sudut pandang etnis Minang, sedangkan Power
Distance, Individualism, Uncertainty Avoidance, dan Confucian Work Dynamism
tidak berpengaruh. Hasil uji F menunjukkan bahwa kelima variabel, yaitu Power
Distance, Individualism, Masculinity, Uncertainty Avoidance, dan Confucian
Work Dynamism secara bersama-sama berpengaruh terhadap keputusan Adopsi
IAS (International Accounting Standards) ke dalam PSAK di Indonesia ditinjau
dari sudut pandang etnis Minang.
Kata Kunci: Budaya, Etnis Minang, Standar Akuntansi, IAS (International
Accounting Standards), Keputusan Adopsi IAS ke dalam PSAK
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
THE EFFECT OF CULTURE TOWARD
IAS (International Accounting Standards) ADOPTION DECISION
ON PSAK IN INDONESIA : SURVEY ON MINANG ETHNICS
DIESTA ARUM PRAMESTI
F0308040
ABSTRACT
This research examines the effect of culture toward IAS (International
Accounting Standards) adoption decision on PSAK in Indonesia viewed from
Minang ethnics. The dimensions of culture used in this survey was developed by
Hofstede’s culture dimensions (1980), consist of Power Distance, Individualism,
Masculinity, Uncertainty Avoidance, and Confucian Work Dynamism
The data used in this research were collected through questionnaire
distributed to accounting students, and employees on companies background
(majors) accounting ethnic Minang.
The t-test result indicate that Masculinity influence IAS (International
Accounting Standards) adoption decision on PSAK in Indonesia viewed from
Minang ethnics, while Power Distance, Individualism, Uncertainty Avoidance,
and Confucian Work Dynamism do not influence. The F-test result show that
Power Distance, Individualism, Masculinity, Uncertainty Avoidance, and
Confucian Work Dynamism are simultaneous influence IAS (International
Accounting Standards) adoption decision on PSAK in Indonesia viewed from
Minang ethnics.
Keyword: Culture, Minang Etnics, Accounting Standards, IAS (International
Accounting Standards), and IAS adoption decision on PSAK
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
HALAMAN PERSEMBAHAN
Aku persembahkan kepada….
Allah SWT, Yang Telah Memberikan Kekuatan
dan Jalan Terbaik Dalam Hidupku……
Dan Kepada…..
Ayah dan ibuku tercinta,
Teman dan sahabat yang setia menemani…
Almamaterku,
Universitas Sebelas Maret
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
MOTTO
“Bersama kesulitan itu pasti ada kemudahan. Maka jika kamu telah selesai dari
satu urusan, kerjakanlah dengan sungguh-sungguh urusan yang lain. Dan hanya
kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap” (Q.S. Alam Nasyrah:5-8)
Ilmu adalah petunjuk kebaikan dan keutamaan. Dan belajar ilmu adalah sebaik-
baiknya beramal (Azzubad)
“Sesungguhnya pada hari ini Aku beri imbalan kepada mereka disebabkan
kesabaran mereka, sesungguhnya mereka itulah orang-orang yang menang”.
(Q.S. Al Mu’Minuun 111).
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka
mengubah keadaan diri mereka sendiri.”
(QS. Ar-Ro’du:11).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Puji syukur hanya kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
nikmat-Nya, serta memberikan kemudahan bagi penulis dalam menyelesaikan
skripsi sehingga tersusunlah skripsi dengan judul “Pengaruh Budaya Terhadap
Keputusan Adopsi IAS (International Accounting Standard ) Ke Dalam
PSAK Di Indonesia : Survei Terhadap Etnis Minang”. Skripsi ini disusun
sebagai salah satu syarat guna memenuhi syarat-syarat untuk mencapai gelar
Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Penulis menyadari bahwa banyak pihak yang telah memberikan bimbingan dan
bantuan dalam penulisan skripsi ini. Maka dari itu penulis mengucapkan terima
kasih kepada :
1. Allah SWT, atas segala rejeki dan karuniaNYa.
2. Bapak dan Ibuk yang selalu memberikan kasih sayang, cinta, dukungan
serta doanya.
3. Adik-adikku, “Reza dan Hanan” yang selalu mendukungku cepat lulus.
4. Prof. Dr. Ravik Karsidi, M.S selaku Rektor Universitas Sebelas Maret.
5. Bapak Dr. Wisnu Untoro, M.S. selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta.
6. Bapak Drs. Santosa Tri Hananto, M.Si., Ak. selaku Ketua Jurusan
Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret.
7. Bapak Drs. Agus Budiatmanto, M.Si., Ak, selaku pembimbing skripsi,
yang telah memberikan banyak bantuan dan bimbingan kepada penulis
selama proses penyusunan skripsi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
8. Prof. Bambang Sutopo, M.Com., selaku pembimbing akademis yang telah
memberikan banyak masukan.
9. Bapak-bapak dan ibu-ibu dosen serta karyawan FE UNS, terimakasih atas
ilmu dan pelayanan yang diberikan.
10. Keluarga di Solo, “Pak Iwan, Bulek Atun, Astrid, dan Alena” yang selalu
setia membantu dan menemaniku.
11. Anikha Yulianti Sutarmo, Hervina Putri Indriana, Dana Christianti,
Yohana Wisnu Wardani, Ayu Nur Fitria, Winda Tri Herwanti, Lina
Ramadhani, Yuwandita dan Kunti Kathina Agung sahabat yang selalu ada
dalam suka dan duka membantuku.
12. Teman senasib sepenanggungan dan yang selalu memberi tumpangan
selama penyusunan skripsi, “Denny Afrian Purwarananda”, terimakasih
teman, jasamu akan selalu ku ingat.
13. Teman-teman akuntansi A yang selalu kompak, heboh, alay, dan rame,
semoga kita semua tetap bersahabat dan kelak bertemu sudah menjadi
orang yang sukses.
14. Teman-teman Akuntansi angkatan 2008 Fakultas Ekonomi Universitas
Sebelas Maret Surakarta.
15. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
Penulis menyadari dalam penyusunan skripsi ini masih jauh dari
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat penulis
harapkan sebagai masukan yang berharga. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat
bagi pembaca dan semua pihak yang berkepentingan.
Wassalammu’alaikum Wr. Wb
Surakarta, 28 Februari 2012
Penulis
Diesta Arum Pramesti
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ……………………………………………… i
ABSTRAKSI ……………………………………………………... ii
ABSTRACT ....................................................................................... iii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING...........…………… iv
HALAMAN PENGESAHAN …………………………………..... v
HALAMAN PERSEMBAHAN ………………………………….. vi
HALAMAN MOTTO …………………………………................. vii
KATA PENGANTAR ……………………………………………. viii
DAFTAR ISI ……………………………………………………… xi
DAFTAR TABEL ………………………………………………… xiv
DAFTAR GAMBAR ......................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................... xvi
BAB I. PENDAHULUAN ................................................................ 1
A. Latar Belakang Masalah ……………………………… 1
B. Perumusan Masalah ………………………………….. 5
C. Tujuan Penelitian ……………………………………… 5
D. Manfaat Penelitian ……………………………………. 5
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ..................................................... 7
A. Pengertian Budaya …………………………………….. 7
B. Tingkatan Budaya ........................................................... 8
C. Dimensi Budaya .............................................................. 9
D. Budaya Minang.................................................................. 13
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
E. IAS (International Accaounting Standards) ....................... 15
F. Pengadopsian Standar Akuntansi Internasional di Indonesia 17
G. Harmonisasi Standar Akuntansi Internasional....................... 19
H. Pengembangan Hipotesis .................................................... 21
I. Kerangka Pemikiran ............................................................ 24
BAB III. METODE PENELITIAN ...................................................... 25
A. Desain Penelitian ................................................................ 25
B. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel .......... 25
C. Tekhnik Pengumpulan Data ................................................ 26
D. Variabel Penelitian dan Pengukuran Variabel .................... 27
E. Metode Analisis Data............................................................ 30
1. Statistik Deskriptif ........................................................ 30
2. Pengujian Kualitas Data ............................................... 30
a. Uji Validitas ........................................................... 30
b. Uji Reliabilitas ........................................................ 31
3. Pengujian Asumsi Klasik .............................................. 32
a. Uji Normalitas Data................................................. 32
b. Uji Multikolinearitas Data ..................................... 32
c. Uji Autokorelasi ………………………….............. 32
d. Uji Heterokedastisitas Data ..................................... 33
4. Metode Pengujian Hipotesis .......................................... 33
a. Uji Analisis Regresi Berganda …………………… 33
b. Uji Statistik F (Uji F) .............................................. 34
c. Uji Koefisien Determinasi ...................................... 35
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
d. Uji Statistik t (Uji t) ............................................... 35
BAB IV. ANALISIS DAN PEMBAHASAN ...................................... 37
A. Pelaksanaan Penelitian ..................................................... 37
B. Statistik Deskriptif ........................................................... 39
C. Pengujian Kualitas Data ………………………………… 41
1. Uji Validitas ................................................................ 41
2. Uji Reliabilitas ............................................................ 43
D. Uji Asumsi Klasik ............................................................ 43
1. Uji Normalitas Data .................................................... 44
2. Uji Multikolinearitas Data ............................................ 44
3. Uji Heterokedastisitas Data ......................................... 45
4. Uji Autokorelasi …………………………………….. 46
E. Analisis Regresi Berganda …............................................ 46
BAB V. PENUTUP ............................................................................ 54
A. Simpulan ……………………………………………...... 54
B. Keterbatasan ………………………………………….... 55
C. Saran ................................................................................. 56
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
DAFTAR TABEL
TABEL
IV.1 Data Distribusi Kuesioner …………………………………. 37
IV.2 Jenis Kelamin ……………………………………………… 38
IV.3 Usia Responden ……..……………….................................. 38
IV.4 Pekerjaan Responden ………………………........................ 39
IV.5 Pendidikan Terakhir ……………......................................... 39
IV.6 Statistik Deskriptif ………………........................................ 40
IV.7 Hasil Uji Validitas ……………............................................ 42
IV.8 Hasil Uji Reliabilitas ............................................................ 43
IV.90 Hasil Normalitas ................................................................... 44
IV.10 Hasil Uji Multikolinearitas .................................................. 45
IV.11 Hasil Heteroskedastisitas .................................................... 45
IV.12 Hasil Uji Autokorelasi ......................................................... 46
IV.13 Hasil Analisis Regresi Berganda ......................................... 47
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xv
DAFTAR GAMBAR
GAMBAR
II.1 Pola Budaya ............................................................................. 8
II.2 Kerangka Pemikiran ................................................................. 24
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN
1 Kuesioner.................................................................................... a
2 Data Variabel............................................................................. b
3 Hasil Output SPSS..................................................................... c
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PENGARUH BUDAYA TERHADAP KEPUTUSAN ADOPSI
IAS (International Accounting Standard ) KE DALAM PSAK
DI INDONESIA : SURVEI TERHADAP ETNIS MINANG
DIESTA ARUM PRAMESTI
F0308040
ABSTRAKSI
Penelitian ini menguji pengaruh budaya terhadap keputusan adopsi IAS
(International Accounting Standards) ke dalam PSAK di Indonesia ditinjau dari
etnis Minang. Dimensi budaya yang digunakan dalam penelitian terhadap survei
ini merupakan pengembangan dari konsep budaya Hofstede (1983) yaitu Power
Distance, Individualism, Masculinity, Uncertainty Avoidance, dan Confucian
Work Dynamism
Data yang digunakan dalam penelitian ini didapat melalui penyebaran
kuesioner yang diberikan kepada mahasiswa jurusan akuntansi dan karyawan
perusahaan yang mempunyai latar belakang pendidikan jurusan akuntansi yang
beretnis Minang.
Hasil uji t menunjukkan bahwa hanya Masculinity yang berpengaruh
terhadap keputusan Adopsi IAS (International Accounting Standards) ke dalam
PSAK di Indonesia ditinjau dari sudut pandang etnis Minang, sedangkan Power
Distance, Individualism, Uncertainty Avoidance, dan Confucian Work Dynamism
tidak berpengaruh. Hasil uji F menunjukkan bahwa kelima variabel, yaitu Power
Distance, Individualism, Masculinity, Uncertainty Avoidance, dan Confucian
Work Dynamism secara bersama-sama berpengaruh terhadap keputusan Adopsi
IAS (International Accounting Standards) ke dalam PSAK di Indonesia ditinjau
dari sudut pandang etnis Minang.
Kata Kunci: Budaya, Etnis Minang, Standar Akuntansi, IAS (International
Accounting Standards), Keputusan Adopsi IAS ke dalam PSAK
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
THE EFFECT OF CULTURE TOWARD
IAS (International Accounting Standards) ADOPTION DECISION
ON PSAK IN INDONESIA : SURVEY ON MINANG ETHNICS
DIESTA ARUM PRAMESTI
F0308040
ABSTRACT
This research examines the effect of culture toward IAS (International
Accounting Standards) adoption decision on PSAK in Indonesia viewed from
Minang ethnics. The dimensions of culture used in this survey was developed by
Hofstede’s culture dimensions (1980), consist of Power Distance, Individualism,
Masculinity, Uncertainty Avoidance, and Confucian Work Dynamism
The data used in this research were collected through questionnaire
distributed to accounting students, and employees on companies background
(majors) accounting ethnic Minang.
The t-test result indicate that Masculinity influence IAS (International
Accounting Standards) adoption decision on PSAK in Indonesia viewed from
Minang ethnics, while Power Distance, Individualism, Uncertainty Avoidance,
and Confucian Work Dynamism do not influence. The F-test result show that
Power Distance, Individualism, Masculinity, Uncertainty Avoidance, and
Confucian Work Dynamism are simultaneous influence IAS (International
Accounting Standards) adoption decision on PSAK in Indonesia viewed from
Minang ethnics.
Keyword: Culture, Minang Etnics, Accounting Standards, IAS (International
Accounting Standards), and IAS adoption decision on PSAK
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan akuntansi suatu negara dipengaruhi oleh beberapa
faktor, antara lain kondisi budaya, ekonomi, hukum, sosial, dan politik. Oleh
karena setiap negara mempunyai faktor yang berbeda, hal ini mengakibatkan
akuntansi di suatu negara akan berbeda dengan negara lainnya (Soemarso,
1995:98).
Proses pembentukan standar akuntansi merupakan proses yang
melibatkan aspek politik, bisnis, dan sosial budaya. Standar akuntansi di
Indonesia mulai tahun 2012 menggunakan standar akuntansi internasional
secara penuh (sumber: Ikatan Akuntan Indonesia, 2009).
Era globalisasi saat ini menuntut adanya suatu sistem akuntansi
internasional yang dapat diberlakukan di setiap negara, dengan tujuan agar
dapat menghasilkan informasi keuangan yang dapat dibandingkan, sehingga
mempermudah dalam melakukan analisis kompetitif. Pada proses
harmonisasi ini memiliki hambatan antara lain nasionalisme dan budaya tiap-
tiap negara, perbedaan sistem pemerintahan pada tiap-tiap negara, perbedaan
kepentingan antara perusahaan multinasional dengan perusahaan nasional,
serta tingginya biaya untuk merubah prinsip akuntansi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
Budaya merupakan faktor lingkungan yang mempengaruhi sistem
akuntansi suatu negara dan juga bagaimana individu di negara tersebut
menggunakan informasi akuntansi. Banyak literatur yang mengemukakan
bahwa akuntansi sangat dipengaruhi oleh budaya (Violet, 1983), dan
kurangnya konsensus dalam praktik akuntansi antar negara dikarenakan
masalah budaya bukan masalah teknis (Hofstede, 1986).
Banyak para ahli menawarkan kerangka teori hubungan budaya dan
akuntansi seperti Hofstede dan Gray. Secara keseluruhan kerangka teori
Hofstede dan Gray masih relevan dan dapat disimpulkan bahwa budaya suatu
negara mempengaruhi dalam memilih teknik akuntansi, bahkan berguna
dalam mendesain standar akuntansi internasional, selain digunakan oleh
investor dalam mapping budaya dan disclosure di berbagai negara (Zaitul,
1999:53) sehingga dibutuhkan harmonisasi akuntansi internasional. Banyak
pula publikasi ilmiah mendokumentasikan bahwa akuntansi dipengaruhi oleh
budaya dan perbedaan budaya tersebut dijadikan sebagai dasar melakukan
harmonisasi.
Budaya adalah nilai dan attitude yang digunakan dan diyakini oleh
suatu masyarakat atau negara. Variabel budaya tergambar dalam
kelembagaan negara yang bersangkutan. Budaya dipelajari dan dilahirkan
oleh orang-orang dari sebuah lingkungan sosial di sepanjang hidup mereka.
Budaya dicerminkan dalam hubungan sosial masyarakat Indonesia.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
Lingkungan akan berpengaruh terhadap budaya suatu bangsa yang
selanjutnya akan berpengaruh terhadap budaya profesi akuntansi. Pada
akhirnya konsekuensi institusional dan budaya profesi akuntansi bersama-
sama akan berpengaruh terhadap sistim akuntansi dan praktik akuntansi.
Penggunaan standar akuntansi Internasional di Indonesia sudah
berlangsung sejak tahun 1973. Pada saat itu, Indonesia menggunakan
aturan-aturan akuntansi yang berasal dari Belanda. Kemudian tahun 1975
hingga tahun 1984, Indonesia mengunakan aturan Generally Accepted
Accounting Principle (GAAP) dari Amerika Serikat. Tahun selanjutnya ada
perubahan pada aturan-aturan dalam GAAP, tetapi Indonesia tetap
menggunakannya. Tahun 1994, Indonesia mulai mengunakan akuntansi dari
IAS, hingga saat ini.
Proses adopsi IAS ke dalam PSAK adalah proses pengambilalihan
seluruh materi IAS ke dalam PSAK. Secara singkat dapat dikatakan bahwa
adopsi IAS ke dalam PSAK harus diikuti dengan transfer budaya yang
melekat pada IAS tersebut ke dalam PSAK.
Penelitian mengenai pengaruh budaya terhadap keputusan adopsi
suatu standar internasional dalam suatu negara masih jarang dilakukan.
Doupnik dan Salter (1995), dan Nobes (2008:65) memberikan kerangka teori
yang berusaha menjelaskan proses budaya secara umum mempengaruhi
akuntansi, namun, tidak satupun dari penelitian ini dapat menjelaskan
bagaimana sistem, standar atau aspek-aspek akuntansi dalam suatu negara
tersebut mungkin berbeda karena perbedaan budaya antar negara (Doupnik,
2009).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
Penelitian ini mengacu pada penelitian Hofstede dan Bond
(1984:2001) yang meneliti beberapa negara Asia dan menyatakan bahwa
dalam dimensi budaya Hofstede, di Indonesia power distance memiliki
rangking tertinggi, yang selanjutnya diikuiti uncertainty avoidance dan
rangking terendahnya adalah individualism. Penelitian lain yang digunakan
sebagai acuan adalah penelitian Clement et al. (2010) yang menguji
Cultural Diversity, Country Size, dan keputusan pengadopsian IFRS.
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian Clement et al. (2010)
adalah penelitian ini menggunakan lima dimensi budaya Hostede dan Bond
(1988:2001) yaitu individualism, power distance, uncertainty avoidance,
masculinity, dan confucian work dynamism sebagai variabel independen dan
keputusan pengadopsian IAS (International Accounting Standards) ke
dalam PSAK di Indonesia dalam sudut pandang etnis Minang sebagai
variabel dependen. Alasan pemilihan etnis Minang sebagai sasaran
penelitian karena etnis Minang merupakan etnis besar dan merupakan etnis
penganut matrilineal terbesar di dunia.
Berdasarkan latar belakang tersebut maka peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian dengan judul: “PENGARUH BUDAYA TERHADAP
KEPUTUSAN ADOPSI IAS (International Accounting Standard) KE
DALAM PSAK DI INDONESIA : SURVEI TERHADAP ETNIS
MINANG”.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
B. Perumusan Masalah
Mengacu pada penelitian-penelitian terdahulu, maka permasalahan
yang ingin dikaji dalam penelitian ini adalah apakah budaya yang
direpresentasikan dengan Individualism, Uncertainty Avoidance, Power
Distance , Masculinity, dan Confucian Work Dinamics berpengaruh dalam
keputusan adopsi IAS ke dalam PSAK di Indonesia dalam sudut pandang etnis
Minang?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh budaya menurut
dimensi Hofstede yaitu : Individualism, Uncertainty Avoidance, Power
Distance , Masculinity, dan Confucian Work Dinamics terhadap Keputusan
Adopsi IAS (International Accounting Standards) ke dalam PSAK di
Indonesia dalam sudut pandang etnis Minang.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, antara
lain:
1. Bagi Standard Setter
Diharapkan dapat menjadi sarana untuk mengetahui kondisi
masyarakat di Indonesia dengan adanya peran etnis Minang terhadap
pengadopsian IAS ke dalam PSAK sehingga dapat menjadi bahan
pertimbangan dalam pengambilan keputusan saat pembuatan standar
akuntansi di Indonesia.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
2. Bagi Akuntan/Auditor
Dengan adanya prediksi mengenai penerapan baik pengadopsian
maupun pengadaptasian IAS terhadap PSAK dapat menjadi alat yang
berguna bagi akuntan/auditor dalam membuat penilaian going concern
perekonomian suatu negara.
3. Bagi kalangan akademisi dan praktisi.
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi input untuk menentukan
strategi penyusunan PSAK serta menambah referensi bukti empiris
sebagai rekomendasi penelitian yang dilakukan di Indonesia di masa
yang akan datang.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Budaya
Hofstede (1983) mendefinisikan budaya sebagai :
The collective programming of the mind which distinguishes one group
category of people from another. The category of people here is the nation”
Hofstede menurunkan konsep budaya dari program mental yang
dibedakan dalam tiga tingkatan (Hofstede, 1980:23), yaitu: a) tingkat
universal, yaitu program mental yang dimiliki oleh seluruh manusia, b)
tingkat collective, yaitu program mental yang dimiliki oleh beberapa, tidak
seluruh manusia, c) tingkat individual, yaitu program mental yang unik yang
dimiliki oleh hanya seorang, dua orang tidak akan memiliki program mental
yang persis sama.
Program mental oleh Hofstede dijelaskan dengan dua konstruk yaitu
value (nilai) dan culture (budaya). Nilai didefinisikan sebagai suatu tendensi
yang luas untuk menunjukkan state of affairs tertentu atas lainnya, yang
pengukurannya menggunakan belief, attitudes, dan personality. Sedangkan
culture didefinisikan oleh Hofstede (1991) sebagai program mental yang
berpola pikiran (thinking), perasaan (feeling), dan tindakan (action) atau
disebut dengan “software of the mind”. Dengan demikian kebudayaan adalah
suatu sistem nilai yang dianut oleh suatu lingkungan, baik lingkungan
keluarga, lingkungan sekolah, lingkungan kerja, sampai pada lingkungan
masyarakat luas. Pemrograman mental atau budaya ini dikembangkan melalui
suatu sistem nilai yang berkembang dalam masyarakat, kemudian sistem nilai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
ini akan menjadi norma-norma sosial yang mempengaruhi perilaku sosial.
Hofstede (1980) menggambarkan pola budaya seperti pada gambar berikut :
Reinforcemet
Gambar II.1 : Pola Budaya
B. Tingkatan Budaya
Hofstede menurunkan budaya dari tingkatan yang kedua (collective)
sehingga budaya adalah sesuatu yang dapat dipelajari bukan merupakan suatu
gen atau bawaan, tetapi diturunkan dari lingkungan sosial, organisasi ataupun
kelompok lain. Budaya membedakan antara sifat manusia dan dari
kepribadian individu. Sifat manusia adalah segala yang dimiliki oleh manusia
misalnya sifat cinta, sedih, sifat membutuhkan orang lain, dan sebagainya,
ekspresi sifat ini dipengaruhi oleh budaya yang dianut pada masyarakat
tersebut. Sedangkan kepribadian (personality) seorang individu adalah
seperangkat program mental personal yang unik yang tidak dapat dibagikan
OUTSIDE
INFLUENCES:
Forces of nature,
Force of man:
Trade, Conquest Scientific
discovery
ORIGIN
Ecological factors:
Geographic
Economic
Demographic
Genetic/hygienic
Historical
Technological
Urbanization
SOCIETAL
NORMS
Value system
Of major
groups
Of population
CONSEQUENCES
Structure and
functioning of
instituions:
Family patterns
Role of differentiation
Social stratification
Socialization
Emphases
Education
Religion
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
dengan orang lain. Hofstede (1991:32) mengkategorikan lapisan budaya
untuk mengelompokkan kebiasaan orang sesuai dengan lingkungannya:
a. Tingkatan nasional (national level), berdasarkan suatu negara.
b. Tingkatan daerah (regional), dan/atau etnis (ethnic), dan atau agama
(religion), dan atau bahasa (lingistic).
c. Tingkatan perbedaan jenis kelamin (gender).
d. Tingkatan generasi, misalnya orang tua dengan anak-anak.
e. Tingkatan sosial, dihubungkan dengan pendidikan, dan pekerjaan atau
profesi.
f. Tingkatan organisasi atau perusahaan.
C. Dimensi Budaya
Seperti yang dinyatakan oleh Hofstede (1991:32) bahwa budaya adalah
daerah program mental yang mempengaruhi cara berfikir dan perilaku
manusia. Berdasarkan analisis faktor, Hofstede (1980:19) secara empiris
menemukan ada empat dimensi program mental, yaitu:
a. Power Distance
Merupakan dimensi budaya yang menunjukkan adanya ketidak
sejajaran (inequality) bagi anggota yang tidak mempunyai kekuatan dalam
suatu institusi atau organisasi. Perbedaan kekuasaan ini tergantung dari
tingkatan sosial, tingkat pendidikan, dan jabatan. Ketidak sejajaran ini dapat
terjadi dalam masyarakat (perbedaan dalam karakteristik mental dan phisik,
status sosial, kesejahteraan, kekuasaan, aturan, hukum, dan hak, keluarga,
sekolah, dan ditempat kerja/organisasi (nampak pada struktur organisasi dan
hubungan antara boss-subordinate).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
Norma perbedaan kekuasaan, berikatan dengan 1) tingkat ketidak
sejajaran yang diinginkan atau tidak diinginkan 2) tingkat ketergantungan dan
ketidak saling ketergantungan dalam masyarakat. Nilai tentang ketidak
sejajaran ini melekat pada nilai tentang kekuasaan yang dipraktekkan dalam
masyarakat. Perbedaan nilai yang dianut menyebabkan perbedaan dalam
mengartikan sesuatu yang ada. Adanya perbedaan kekuasaan ini mempunyai
konsekuensi pada sistem politik, kehidupan beragama, ideologi, dan pada
organisasi. Ukuran-ukuran yang digunakan oleh Hosftede dalam mengukur
tingkat perbedaan kekuasaan adalah:
a. Luasnya geografis
b. Besarnya populasi
c. Kesejahteraan
Tingkat kesejahteraan yang tinggi diwakili dengan ukuran-ukuran:
kurangnya pertanian tradisional, tehnologi lebih modern, lebih banyak
kehidupan urban, mobilitas sosial lebih banyak, sistem pendidikan lebih baik,
dan lebih banyak masyarakat tingkat menengah.
b. Uncertainty Avoidance
Merupakan dimensi budaya yang menunjukkan sifat masyarakat
dalam menghadapi lingkungan budaya yang tidak terstruktur, tidak jelas, dan
tidak dapat diramalkan. Masyarakat dapat melakukan pengelakan terhadap
ketidak pastian ini dengan tehnologi, hukum, dan agama. Tehnologi
digunakan untuk membantu dalam mempertahankan diri dari ketidak pastian
yang disebabkan oleh sifat alam, hukum digunakan untuk membantu dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
mempertahankan diri dari ketidak pastian atas perilaku orang lain, sedangkan
agama digunakan untuk menerima ketidak pastian yang tidak dapat
dipertahankan oleh diri manusia sendiri.
Ketidak pastian dalam suatu organisasi berkaitan dengan konsep
dari lingkungan yang selalu dikaitkan dengan sesuatu yang diluar kendali
perusahaan. Dalam organisasi, pengelakan ketidak pastian ini dilakukan
dengan tehnologi, aturan, dan tatacara (ritual). Tekhnologi digunakan untuk
menciptakan prediksi jangka pendek sebagai pencapaian hasil. Sedangkan
aturan dan tatacara digunakan untuk mengurangi ketidak pastian akibat tidak
dapat diprediksinya perilaku dari anggota organisasi. Ukuran-ukuran yang
digunakan dalam mengukur tingkat pengelakan kepastian adalah: Orientasi
aturan, Stabilitas pekerja, dan Stress.
c. Individualism
Merupakan dimensi budaya yang menunjukkan adanya sikap yang
memandang kepentingan pribadi dan keluarga sebagai kepentingan utama
ataukah sebagai kepentingan bersama di dalam suatu kelompok. Dimensi ini
juga dapat terjadi di masyarakat, dan organisasi. Dalam organisasi yang
masyarakatnya mempunyai dimensi Collectivism memerlukan ketergantungan
emosional yang lebih besar dibandingkan dengan masyarakat yang memiliki
dimensi Individualism (Hofstede, 1980:49). Beberapa faktor yang
mempengaruhi tingkat individualisme di antaranya adalah: tingkat
pendidikan, sejarah organisasi, besarnya organisasi, tehnologi yang
digunakan dalam organisasi, dan subkultur yang dianut oleh organisasi yang
bersangkutan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
d. Masculinity
Merupakan dimensi budaya yang menunjukkan bahwa dalam
masyarakat terdapat peran yang berbeda bergantung pada anggotanya. Pada
masyarakat maskulin, menganggap pria harus lebih berambisi, suka bersaing,
berani menyatakan pendapatnya, dan cenderung berusaha mencapai
keberhasilan material. Dalam masyarakat feminin, kaum pria diharapkan
untuk lebih memperhatikan kualitas kehidupan dibandingkan dengan
keberhasilan materalitas. Lebih jauh dijelaskan bahwa masyarakat dari sudut
pandang maskulinitas adalah masyarakat yang lebih menggambarkan sifat
kelaki-lakian, sedangkan masyarakat femininitas lebih menggambarkan sifat
kewanitaan. Jadi sudut pandangnya bukan dari sudut jenis kelamin.
e. Confucian Work Dynamics
Hofstede dan Bond (1988) menemukan sebuah dimensi dan dinamai
Confucian Work Dynamics, untuk menekankan pentingnya etika dalam
bermasyarakat berdasarkan prinsip-prinsip: (1) keharmonisan hubungan antar
masyarakat tergantung pada hubungan seimbang yang menyatakan kewajiban
bersama dan saling melengkapi antara ayah dan anak, tua dan muda,
penguasa dan subjek, (2) perilaku berbudi luhur terhadap orang lain dengan
tidak memperlakukan orang lain seperti mereka tidak ingin diperlakukan oleh
mereka; (3) keluarga adalah pondasi dan pola dasar dari semua organisasi
sosial, individualitas harus ditundukkan jika mengurangi harmoni, dan sangat
penting untuk menjaga wajah setiap orang dengan menjaga martabat orang
lain; (4) kebajikan dalam kehidupan melibatkan keterampilan dan pendidikan,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
bekerja keras, hema, memiliki rasa malu, dan sabar, dan (5) individu harus
memiliki rasa komitmen dan identitas organisasi dan loyalitas.
D. Budaya Minang
Dataran tinggi Minangkabau terletak dibagian tengah Bukit Barisan,
pegunungan yang membujur hampir sepanjang pulau Sumatra itu sendiri,
tepatnya di Sumatra Barat, daerah Minangkabau mungkin merupakan daerah
yang paling subur di Indonesia. Masyarakat Minangkabau juga dikenal
sebagai suatu masyarakat yang sangat religius.
Minangkabau lebih kepada kultur etnis dari suatu rumpun Melayu
yang tumbuh dan besar karena sistem monarki, serta menganut sistem adat
yang khas, yang dicirikan dengan sistem kekeluargaan melalui jalur
perempuan atau matrilineal, walaupun budayanya juga sangat kuat diwarnai
ajaran agama Islam. Saat ini masyarakat Minang merupakan masyarakat
penganut matrilineal terbesar di dunia. Selain itu, etnik ini juga telah
menerapkan sistem proto-demokrasi sejak masa pra Hindu dengan adanya
kerapatan adat untuk menentukan hal-hal penting dan permasalahan hukum.
Orang Minangkabau sangat menonjol dibidang perniagaan, sebagai
profesional dan intelektual. Mereka merupakan pewaris terhormat dari tradisi
tua Kerajaan Melayu dan Sriwijaya yang gemar berdagang dan dinamis.
Hampir separuh jumlah keseluruhan anggota masyarakat ini berada dalam
perantauan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
Masyarakat Minang merupakan bagian dari masyarakat Deutro
Melayu (Melayu Muda) yang melakukan migrasi dari daratan China Selatan
ke pulau Sumatera sekitar 2.500-2.000 tahun yang lalu. Adat dan budaya
Minangkabau bercorakkan keibuan (matrilineal), dimana pihak perempuan
bertindak sebagai pewaris harta pusaka dan kekerabatan.
Dalam masyarakat Minangkabau, ada tiga pilar yang membangun
dan menjaga keutuhan budaya serta adat istiadat. Mereka adalah alim ulama,
cerdik pandai, dan ninik mamak, yang dikenal dengan istilah Tali nan Tigo
Sapilin. Ketiganya saling melengkapi dan bahu membahu dalam posisi yang
sama tingginya. Dalam masyarakat Minangkabau yang demokratis, semua
urusan masyarakat dimusyawarahkan oleh ketiga unsur itu secara mufakat.
Etos merantau orang Minangkabau sangatlah tinggi, bahkan
diperkirakan tertinggi di Indonesia. Dari hasil studi yang pernah dilakukan
oleh Mochtar Naim, pada tahun 1961 terdapat sekitar 32 % orang Minang
yang berdomisili di luar Sumatera Barat. Kemudian pada tahun 1971 jumlah
itu meningkat menjadi 44 %. Berdasarkan sensus tahun 2000, etnis Minang
yang tinggal di Sumatera Barat berjumlah 3,7 juta jiwa, dengan perkiraan
hampir sepertiga orang Minang berada di perantauan. Mobilitas migrasi orang
Minangkabau dengan proporsi besar terjadi dalam rentang antara tahun 1958
sampai tahun 1978, dimana lebih dari 80 % perantau yang tinggal di kawasan
rantau telah meninggalkan kampung halamannya setelah masa kolonial
Belanda. Melihat data tersebut, maka terdapat perubahan cukup besar pada
etos merantau orang Minangkabau dibanding etnis lainnya di Indonesia.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
Para perantau biasanya telah pergi merantau sejak usia belasan
tahun, baik sebagai pedagang ataupun penuntut ilmu. Bagi sebagian besar
masyarakat Minangkabau, merantau merupakan sebuah cara yang ideal untuk
mencapai kematangan dan kesuksesan. Dengan merantau tidak hanya harta
kekayaan dan ilmu pengetahuan yang didapat, namun juga prestise dan
kehormatan individu di tengah-tengah lingkungan adat.
Namun tidak terdapat angka pasti mengenai jumlah orang Minang di
perantauan. Angka-angka yang ditampilkan dalam perhitungan, biasanya
hanya memasukkan para perantau kelahiran Sumatera Barat. Namun belum
mencakup keturunan-keturunan Minang yang telah beberapa generasi
menetap di perantauan.
E. IAS (International Accounting Standards)
a. Pengertian
Doupnik et al. (2009) menyatakan bahwa IAS (International
Accounting Standards) merupakan standar akuntansi internasional yang
diterbitkan oleh IASC (International Accounting Standard Committe).
Standar Akuntansi Internasional disusun oleh empat organisasi utama
dunia yaitu Badan Standar Akuntansi Internasional (IASC), Komisi
Masyarakat Eropa (EC), Organisasi Internasional Pasar Modal (IOSOC),
dan Federasi Akuntansi Internasioanal (IFAC). Badan Standar Akuntansi
Internasional (IASC) yang dulu bernama Komisi Standar Akuntansi
Internasional (IASB), merupakan lembaga independen untuk menyusun
standar akuntansi. Organisasi ini memiliki tujuan mengembangkan dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
mendorong penggunaan standar akuntansi global yang berkualitas tinggi,
dapat dipahami dan dapat dibandingkan.
Sedangkan menurut Choi dan Mueller (1998:135), IAS
(International Accounting Standards) adalah suatu upaya untuk
memperkuat arsitektur keungan global dan mencari solusi jangka panjang
terhadap kurangnya transparansi informasi keuangan.
b. Tujuan
Adopsi penuh IAS diharapkan memberikan manfaat :
1. Memudahkan pemahaman atas laporan keuangan dengan menggunakan
SAK yang dikenal secara internasional
2. Meningkatkan arus investasi global.
3. Menurunkan biaya modal melalui pasar modal global
dan menciptakan efisiensi penyusunan laporan keuangan.
c. Efek penerapan terhadap Laporan Keuangan
Beberapa penelitian di luar negeri telah dilakukan untuk
menganalisa dan membuktikan efek penerapan IAS (IFRS) dalam
laporan keuangan perusahaan domestik. Penelitian itu antara lain
dilakukan oleh Landsman (2005), yang melakukan pengujian untuk
membuktikan pengaruh Standar Akuntansi Internasional (IAS) terhadap
kualitas akuntansi. Penelitian lain dilakukan oleh Marjan Petreski (2005),
menguji efek adopsi IAS terhadap manajemen perusahaan dan laporan
keuangan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
Hung & Subramanyan (2004) menguji efek adopsi IAS terhadap
laporan keuangan perusahaan di Jerman. Hasil penelitian ini memberikan
bukti bahwa total aktiva, total kewajiban dan nilai buku ekuitas lebih
tinggi pada penerapan IAS dibanding standar akuntansi Jerman, dan tidak
ada perbedaan yang signifikan pada pendapatan dan laba bersih yang
didasarkan atas keduanya. Adopsi IAS berdampak pada rasio keuangan,
antara lain rasio ROE, RAO, ATO, LEV, dan PM
Pricewaterhouse Coopers (2005) menyatakan bahwa perubahan
standar akuntansi tersebut akan berdampak pada berbagai area antara
lain: Product viability, Capital Instruments, Derivatives dan hedging,
Employee benefits, fair valuations, capital allocation, leasing, segment
reporting, revenue recognition, impairment reviews, deferred taxation,
cash flows, disclosures, borrowing arrangements and banking covenants.
F. Pengapdosian Standar Akuntansi Internasional di Indonesia
Saat ini standar akuntansi keuangan Indonesia sedang dalam proses
konvergensi secara penuh terhadap International Financial Reporting
Standards (IFRS) yang dikeluarkan oleh IASB (International Accounting
Standards Committe, oleh karena itu, arah penyusunan dan pengembangan
standar akuntansi keuangan ke depan akan selalu mengacu pada standar
akuntansi internasional (IFRS) tersebut.
Standar Akuntansi Keuangan Indonesia perlu mengadopsi IAS
karena kebutuhan akan informasi keuangan secara global, serta agar dapat
bersaing dan dapat menarik investor. Menurut Dewan Standar Akuntansi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
Keuangan (DSAK), tingkat pengadopsian IAS dapat dibedakan menjadi 5
tingkat, yaitu:
1. Full Adoption
Suatu negara mengadopsi seluruh produk IAS dan
menerjemahkan IAS word by word ke dalam bahasa yang negara
tersebut gunakan.
2. Adopted
Mengadopsi seluruh IAS namun disesuaikan dengan kondisi di
negara tersebut.
3. Piecemeal (Sedikit Demi Sedikit)
Suatu negara hanya mengadopsi sebagian besar nomor IAS
yaitu nomor standar tertentu dan memilih paragraf tertentu saja.
4. Referenced
Sebagai referensi, standar yang diterapkan hanya mengacu
pada IAS tertentu dengan bahasa dan paragraf yang disusun sendiri
oleh badan pembuat standar.
5. Not adopted at all
Suatu negara sama sekali tidak mengadopsi IAS.
Pernyataan standar akuntansi keuangan saat ini sedang dalam proses
konvergensi secara penuh dengan International Financial Reporting
Standards (IFRS) yang dikeluarkan oleh IASB (International Accounting
Standards Board). Oleh karena itu, arah penyusunan dan pengembangan
standar akuntansi keuangan ke depan akan selalu mengacu pada standar
akuntansi internasional (IAS atau IFRS) tersebut. Dengan mengadopsi IAS
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
berarti laporan keuangan berbicara dengan bahasa akuntansi yang sama, hal
ini akan memudahkan perusahaan multinasional dalam berkomunikasi
dengan cabang-cabang perusahaannya yang berada dalam negara yang
berbeda, meningkatkan kualitas pelaporan manajemen dan pengambilan
keputusan.
G. Harmonisasi Standar Akuntansi Internasional
Choi dan Mueller (1998:135) mendefinisikan akuntansi internasional
adalah akuntansi yang memperluas akuntansi yang bertujuan umum, yang
berorientasi nasional, dalam arti yang luas untuk: (1) analisa komparatif
internasional, (2) pengukuran dan isu-isu pelaporan akuntansinya yang unik
bagi transaksi bisnis-bisnis internasional dan bentuk bisnis perusahaan
multinasional, (3) kebutuhan akuntansi bagi pasar-pasar keuangan
internasional, dan (4) harmonisasi akuntansi di seluruh dunia dan harmonisasi
keragaman pelaporan keuangan melalui aktivitas-aktivitas politik, organisasi,
profesi dan pembuatan standar.
Choi dan Mueller (1998:136) menyatakan bahwa harmonisasi
merupakan proses untuk meningkatkan kesesuaian praktik akuntansi dengan
menentukan batasan-batasan seberapa besar praktik-praktik tersebut dapat
beragam. Standar harmonisasi ini bebas dari konflik logika dan dapat
meningkatkan komparabilitas (daya banding) informasi keuangan yang
berasal dari berbagai negara.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
Saat ini harmonisasi standar akuntansi internasional menjadi isu
hangat karena berhubungan erat dengan globalisasi dalam dunia bisnis yang
terjadi saat ini. Globalisasi bisnis tampak dari kegiatan perdagangan antar
negara yang mengakibatkan munculnya perusahaan multinasional. Hal ini
mengakibatkan timbulnya kebutuhan akan suatu standar akuntansi yang
berlaku secara luas di seluruh dunia. Akuntansi sebagai penyedia informasi
bagi pengambilan keputusan yang bersifat ekonomi juga dipengaruhi oleh
lingkungan bisnis yang terus menerus berubah karena adanya globalisasi.
Adanya transaksi antar negara dan prinsip-prinsip akuntansi yang berbeda
antar negara mengakibatkan munculnya kebutuhan akan harmonisasi standar
akuntansi di seluruh dunia.
IASB (International Accounting Stadard Committe) adalah badan
yang bertujuan merumuskan dan menerbitkan standar akuntansi sehubungan
dengan pelaporan keuangan dan mempromosikannya untuk bisa diterima
secara luas di seluruh dunia, serta bekerja untuk pengembangan dan
harmonisasi standar dan prosedur akuntansi sehubungan dengan pelaporan
keuangan (Choi & Mueller, 1998:136). IFRS (Internasional Financial
Accounting Standard) adalah suatu upaya untuk memperkuat arsitektur
keuangan global dan mencari solusi jangka panjang terhadap kurangnya
transparansi informasi keuangan. Tujuan IFRS adalah memastikan bahwa
laporan keungan interim perusahaan untuk periode-periode yang dimaksukan
dalam laporan keuangan tahunan, mengandung informasi berkualitas tinggi
yang: (1) Menghasilkan transparansi bagi para pengguna dan dapat
dibandingkan sepanjang periode yang disajikan, (2) Menyediakan titik awal
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
yang memadai untuk akuntansi yang berdasarkan pada IFRS, (3) dapat
dihasilkan dengan biaya yang tidak melebihi manfaat untuk para pengguna.
H. Pengembangan Hipotesis
1. Power Distance
Menurut Hofstede power distance didefinisikan sebagai
kekuatan anggota organisasi untuk menerima dan mendistribusikannya
secara merata. Dalam konteks keputusan adopsi IAS, IASB dilihat
sebagai badan otoritatif dalam hal penyebarluasan standar-standar
akuntansi internasional.
H1 : Power Distance berpengaruh terhadap keputusan adopsi IAS
dalam PSAK.
2. Uncertainty Avoidance
Hofstede mendefinisikan penghindaran ketidakpastian sebagai
sejauh mana anggota suatu budaya merasa terancam oleh karena sesuatu
hal. Anggota masyarakat dengan penghindaran ketidakpastian yang
tinggi akan lebih suka dan stabil dengan situasi akrab dan mungkin
menyukai situasi baru.
Dalam penelitian Clement, et al. (2010) berhipotesis bahwa
negara-negara dengan penghindaran ketidakpastian yang tinggi enggan
akan suatu perubahan dari keadaan negara saat ini, khususnya mengenai
penetapan standar akuntansi dengan mengadopsi IAS.
H2 : Uncertainty avoidance berpengaruh terhadap keputusan adopsi
IAS dalam PSAK.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
3. Masculinity
Dimensi ini menunjukkan suatu nilai-nilai yang dominan dalam
suatu kelompok yang berkaitan dengan pekerjaan. Bagi organisasi
dengan budaya maskulin mempunyai suatu sistem reward yang
didasarkan pada pengakuan individu dan promosi, bonus, dan
sebagainya. Sedangkan pada organisasi dengan budaya feminim sistem
reward akan didasarkan pada sistem kerja sama, keamanan, dan rasa
memiliki.
Sekelompok masyarakat disebut maskulin adalah: laki-laki yang
seharusnya tegas, keras, dan fokus pada keberhasilan materi, sedangkan
perempuan seharusnya lebih sederhana, lembut, dan peduli dengan
kualitas hidup (Hofstede, 2005).
H3 : Masculinty berpengaruh terhadap keputusan adopsi IAS dalam
PSAK.
4. Individualism
Dimensi ini berhubungan dengan hubungan antara individu dan
kelompok dimana individu tersebut menjadi anggotanya. Masyarakat
yang mempunyai budaya dengan tingkat individualisme yang tinggi akan
memberikan kebebasan personal dan otonomi kepada kepentingan
individu. Sebaliknya masyarakat yang mempunyai budaya dengan
tingkat collectivism yang rendah, individu yang berada dalam suatu
kelompok akan mementingkan kepentingan kelompok dan akan saling
memperhatikan satu individu terhadap individu lainnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
Dalam hal keputusan adopsi IAS, negara yang sangat
individualistis akan enggan untuk menyerahkan kontrol terhadap proses
penetapan standar akuntansi untuk organisasi internasional di luar,
sementara masyarakat kolektivis akan lebih mungkin untuk
menghasilkan suatu pengaturan badan standar internasional dalam hal ini
adalah IAS.
H4 : Individualism berpengaruh terhadap keputusan adopsi IAS
dalam PSAK.
5. Confucian Work Dynamics
Implikasi etis dari dinamisme konfusianisme menunjukkan
bahwa individu-individu dari budaya jangka panjang mungkin melihat
implikasi etis dari pemotongan sudut untuk mencapai keuntungan jangka
panjang lebih negatif daripada individu-individu dari budaya jangka
pendek (Cohen, 1995:74.). Temuan ini mendukung gagasan individu
yang berorientasi pada jangka panjang akan lebih idealis dan kurang
relatistis pada individu yang berorientasi jangka pendek.
H5 : Confucian Work Dynamics berpengaruh terhadap keputusan adopsi
IAS dalam PSAK.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
I. Kerangka Pemikiran
Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh
budaya terhadap keputusan adopsi IAS ke dalam PSAK di Indonesia, survey
terhadap etnis Minang. Untuk memudahkan dalam menganalisa maka
dibuatlah kerangka teoritis sebagai berikut :
Variabel Independen Variabel Dependen
H1
H2
H3
H4
H5
Gambar II.2 Kerangka Pemikiran
Keputusan
Adopsi IAS ke
dalam PSAK
Power Distance
Uncertainty Avoidance
Masculinity
Individualism
Confucian Work Dynamics
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian ini menganalisis pengaruh budaya terhadap keputusan adopsi
IAS (International Accounting Standard) ke dalam PSAK di Indonesia dalam
sudut pandang etnis Minang. Budaya dalam sudut pandang etnis Minang ini
direpresentasikan oleh power distance, uncertainty avoidance, masculinity,
individualism, dan confucian work dynamism. Metode pengumpulan data
dalam penelitian ini dilakukan dengan pembagian kuesioner pada responden.
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan uji validitas, uji
reliabilitas, uji asumsi klasik dan analisis regresi linier berganda.
B. Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto, 2002:130).
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto,
2002:131). Populasi yang menjadi obyek dalam penelitian ini adalah seluruh
etnis Minang. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian
ini adalah non-probability sampling yaitu dengan metode convenient
sampling yaitu metode pengambilan sampel kepada sekelompok responden
dengan kriteria tertentu yang dapat memberikan informasi yang diharapkan
oleh peneliti atau kriteria lain yang ditetapkan oleh peneliti. Sampel yang
diambil dalam penelitian ini dengan kriteria :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
a. Praktisi akuntansi yang beretnis Minang di berbagai perusahaan.
b. Mahasiswa jurusan akuntansi yang beretnis Minang di berbagai
universitas.
Mengenai besar kecilnya pengambilan sampel pada prinsipnya tidak
ada peraturan secara mutlak untuk menentukan ukuran sampel. Hal ini dapat
dilihat dari beragamnya pendapat para ahli mengenai patokan untuk
menentukan besar kecilnya sampel. Menurut Roscoe dalam Sekaran
(1992:253), ukuran sampel yang layak digunakan dalam penelitian adalah
antara 30 sampai dengan 500.
C. Teknik Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah field research atau studi lapangan. Studi lapangan adalah penelitian
yang secara langsung membagikan kuesioner kepada responden yang
dianggap memenuhi syarat dan dapat memberi informasi yang cukup.
Sumber data yang digunakan yaitu data primer yang dikumpulkan
melalui kuesioner yang dibagikan kepada responden. Kuesioner ini digunakan
untuk mengukur power distance, masculinity, uncertainty avoidance,
individualism, confucian work dinamycs, dan keputusan Adopsi IAS ke
dalam PSAK di Indonesia.
Kuesioner yang dipakai adalah tipe pilihan dengan skala Likert yang
dikategorikan ke dalam lima skala dengan skor (nilai): 1 (sangat tidak
setuju); 2 (tidak setuju); 3 (netral); 4 (setuju); 5 (sangat setuju).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
D. Variabel Penelitian dan Pengukuran Variabel
a. Variabel Dependen
Variabel dependen atau variabel terikat merupakan variabel
yang dipengaruhi oleh variabel independen atau variabel bebas.Variabel
dependen dalam penelitian ini adalah keputusan adopsi IAS
(International Accounting Standard) ke dalam PSAK di Indonesia.
Pengukuran indeks keputusan adopsi IAS ke dalam PSAK
dalam kuisioner terdiri dari sembilan pernyataan dengan penggunaan
skala likert lima poin, yaitu: Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Kurang
Setuju (KS), Tidak Setuju (TS) dan Sangat Tidak Setuju (STS). Rentang
nilai untuk mengukur jawaban di dalam kuesioner mengenai kompensasi
nilai 1 untuk jawaban sangat tidak setuju sampai dengan nilai 5 untuk
jawaban sangat setuju.
b. Variabel Independen
Variabel independen atau variabel bebas merupakan variabel
yang mempengaruhi variabel dependen atau variabel terikat. Variabel
independen dalam penelitian ini adalah budaya dalam sudut pandang
etnis Minang. Budaya direpresentasikan oleh power distance,
uncertainty avoidance, masculinity, individualism, dan confucian work
dynamism. Kuisioner dalam masing-masing indeks budaya mengacu
pada penelitian Ming-Yi Wu (2006). Penjelasan masing-masing indeks
budaya meliputi:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
1. Power distance.
Menurut Hofstede (1980:26), Power distance
menggambarkan sampai seberapa jauh anggota masyarakat dapat
menerima ketidakadilan pendistribusian kekuasaan (power). Power
distance menunjukkan tingkat ketergantungan antara atasan dengan
bawahan. Kuesioner untuk mengukur kinerja ini menggunakan lima
pertanyaan dengan skala likert lima poin, yaitu: Sangat Setuju (SS),
Setuju (S), Kurang Setuju (KS), Tidak Setuju (TS) dan Sangat Tidak
Setuju (STS). Rentang nilai untuk mengukur jawaban di dalam
kuesioner mengenai kompensasi nilai 1 untuk jawaban sangat tidak
setuju sampai dengan nilai 5 untuk jawaban sangat setuju.
2. Strong versus weak uncertainty avoidance
Uncertainty avoidance adalah tingkat sampai berapa jauh
anggota masyarakat merasa tidak nyaman terhadap ketidakpastian
dan ambiguitas. Dalam hal menghadapi ketidakpastian dan
ambiguitas, anggota masyarakat dapat berperilaku antsipatif dengan
meyakini aturan dengan ketat atau membiarkannya berlalu.
Kuesioner untuk mengukur kinerja ini menggunakan lima
pertanyaan dengan skala likert lima poin, yaitu: Sangat Setuju (SS),
Setuju (S), Kurang Setuju (KS), Tidak Setuju (TS) dan Sangat Tidak
Setuju (STS). Rentang nilai untuk mengukur jawaban di dalam
kuesioner mengenai kompensasi nilai 1 untuk jawaban sangat tidak
setuju sampai dengan nilai 5 untuk jawaban sangat setuju.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
3. Masculinity versus feminity.
Masculinity adalah kondisi masyarakat yang lebih
mementingkan usaha keras, heroisme, melawan resiko, dan lebih
mementingkan kebendaan. Sementara femininity adalah kondisi
sosial yang sebaliknya, lebih mementingkan persahabatan
(relationship), kerendahan hati/kesopanan, saling berbagi rasa, dan
tidak mengutamakan aspek kebendaan (Hofstede,1980:30).
Kuesioner untuk mengukur kinerja ini menggunakan lima
pertanyaan dengan skala likert lima poin, yaitu: Sangat Setuju (SS),
Setuju (S), Kurang Setuju (KS), Tidak Setuju (TS) dan Sangat Tidak
Setuju (STS). Rentang nilai untuk mengukur jawaban di dalam
kuesioner mengenai kompensasi nilai 1 untuk jawaban sangat tidak
setuju sampai dengan nilai 5 untuk jawaban sangat setuju.
4. Individualism versus collectivisme.
Individualisme menempatkan kepentingan individu lebih
penting ketimbang kepentingan kelompok. Hal yang sebaliknya
terjadi pada kolektivisme. Isu sentral dari masalah ini adalah
ketergantungan antar individu dalam kelompok. Kuesioner untuk
mengukur kinerja ini menggunakan empat pertanyaan dengan skala
likert lima poin, yaitu: Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Kurang Setuju
(KS), Tidak Setuju (TS) dan Sangat Tidak Setuju (STS). Rentang
nilai untuk mengukur jawaban di dalam kuesioner mengenai
kompensasi nilai 1 untuk jawaban sangat tidak setuju sampai dengan
nilai 5 untuk jawaban sangat setuju.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
5. Confucianism Work Dynamism
Confucian work dynamics dinamakan dengan orientasi
jangka panjang sebagai gambaran masa datang yang berorientasi
pada reward dan punishment. Kuesioner untuk mengukur kinerja ini
menggunakan empat pertanyaan dengan skala likert lima poin, yaitu:
Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Kurang Setuju (KS), Tidak Setuju
(TS) dan Sangat Tidak Setuju (STS). Rentang nilai untuk mengukur
jawaban di dalam kuesioner mengenai kompensasi nilai 1 untuk
jawaban sangat tidak setuju sampai dengan nilai 5 untuk jawaban
sangat setuju.
E. Metode Analisis Data
1. Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu
data yang dilihat dari kisaran teoritis, kisaran sesungguhnya, rata-rata
hitung (mean), dan standar deviasi (standard deviation). Analisis ini
dimaksudkan untuk memberikan gambaran mengenai distribusi dan
perilaku data (Ghozali, 2006:16). Statistik deskriptif juga dimaksudkan
untuk memberikan gambaran yang baik tentang bagaimana responden
bereaksi terhadap item dalam kuesioner (Sekaran, 2006:176).
2. Pengujian kualitas data
a. Uji Validitas
Untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner
digunakan uji validitas. Uji validitas mengukur apakah pertanyaan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
dalam kuesioner yang digunakan betul-betul dapat mengukur apa
yang hendak diukur (Ghozali, 2006:45).
Teknik yang digunakan untuk mengukur validitas dalam
penelitian ini adalah dengan menggunakan Pearson’s Correlation
Product Moment, dengan cara mengkorelasikan antara skor masing-
masing item pernyataan dengan skor total item pernyataan tersebut.
Instrumen dinyatakan valid jika nilai probabilitas < 0,05 (α = 5%).
b. Uji Reliabilitas
Untuk mengukur suatu kuesioner dapat berperan sebagai
indikator dari variabel atau konstruk digunakan uji reliabilitas. Uji
reliabilitas digunakan untuk mengetahui sejauh mana hasil
pengukuran tetap konsisten apabila diukur dua kali atau lebih
terhadap gejala yang sama dengan menggunakan alat ukur yang
sama. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban
seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari
waktu ke waktu (Ghozali, 2006:41).
Uji reliabilitas dalam penelitian ini dilakukan dengan uji
statistik Cronbach Alpha (α). Suatu konstruk atau variabel dikatakan
reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha > 0,60 (Nunnally,
1967 dalam Ghozali, 2006:42).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
3. Uji Asumsi Klasik
Sebagai persyaratan pengujian regresi berganda maka dilakukan
uji asumsi klasik. Uji asumsi klasik dilakukan untuk memastikan bahwa
data penelitian valid, tidak bias, konsisten, dan penaksiran regresinya
efisien (Gujarati, 1995:59). Uji asumsi klasik ini meliputi :
a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam
model regresi, variabel pengganggu atau residual terdistribusi normal
(Ghozali, 2006:147). Hasil pengujian data dilakukan dengan pengujian
Kolmogorov-Sminorv. Kriteria pengujian apabila p value > 0,05 maka
data terdistribusi normal, sedangkan apabila p value < 0,05 maka data
tidak terdistribusi normal.
b. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah
terdapat korelasi yang tinggi antar dua atau lebih variabel independen
(Ghozali, 2006:95). Pengujian dilakukan dengan menggunakan nilai
toleransi dan VIF (variance inflation factor). Jika nilai tolerance value
> 0,1 dan VIF < 10 maka tidak terjadi multikolinearitas.
c. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam
model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada
periode t-1 (Ghozali, 2006:99). Untuk mengetahui dan menguji ada
tidaknya autokorelasi dalam model analisis regresi, dilakukan
pengujian Durbin Watson. Nilai Durbin-Watson hitung (d) diperoleh
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
dari hasil pengujian yang dibandingkan dengan nilai Durbin-Watson
tabel, yaitu batas lebih tinggi (upper bond atau du) dan batas lebih
rendah (lower bond atau dl). Model regresi yang baik adalah model
regresi yang tidak terjadi autokorelasi (Ghozali, 2006:99). Data
dikatakan tidak terjadi autokorelasi apabila du < d < 4 - du.
d. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah
dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu
pengamatan ke pengamatan yang lain (Ghozali, 2006:125). Model
regresi yang baik adalah model regresi yang tidak terjadi
heteroskedastisitas (Ghozali, 2006:125).
Untuk menentukan heteroskedastisitas dapat digunakan
dengan uji Park. Metode ini menyatakan bahwa variance merupakan
fungsi dari variabel-variabel independen. Jika koefisien parameter
untuk variabel independen tidak ada yang signifikan, yaitu jika
parameter beta > 0,05 maka tidak terdapat heteroskedastisitas
(Ghozali, 2006:125).
4. Metode Pengujian Hipotesis
a. Analisis Regresi Linier Ganda
Analisis regresi merupakan teknik utama yang digunakan dalam
penelitian ini untuk menguji hipotesis yang telah ditentukan. Regresi
linier berganda digunakan untuk menguji pengaruh lebih dari satu
variabel bebas terhadap variabel terikat (Wijaya, 2009:125). Secara
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
umum didapatkan beberapa informasi dari model regresi yaitu bentuk
persamaan linier, angka koefisien determinasi, dan pengujian statistik.
Model yang digunakan dalam penelitian ini disajikan dalam
persamaan regresi berikut ini :
Y = α + 1X1 + 2X2 + 3X3 + 4X4 + 5X5 + e
Keterangan :
Y = Keputusan Adopsi IAS ke dalam PSAK di Indonesia
α = konstanta
β = koefisien regresi
X1 = power distance
X2 = uncertainty avoidance
X3 = masculinity
X4 = individualisme
X5 = confucianism work dynamism
e = error term
b. Uji Statistik F (Uji F)
Uji statistik F digunakan untuk menunjukkan apakah semua
variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam model
mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel
dependen atau terikat (Ghozali, 2006:88).
Kriteri dalam uji statistik F adalah sebagai berikut:
a) H0 diterima dan Ha ditolak yaitu apabila nilai signifikansi lebih
dari nilai alpha 0,05 berarti variabel independen secara bersama-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
sama tidak berpengaruh terhadap variabel dependen atau dapat
dikatakan bahwa model regresi tidak signifikan.
b) H0 ditolak dan Ha diterima yaitu apabila nilai signifikansi kurang
dari nilai alpha 0,05 berarti variabel independen secara serentak
dan signifikan bersama-sama berpengaruh terhadap variabel
dependen atau dapat dikatakan bahwa model regresi signifikan.
c. Uji Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi (R2) mengukur seberapa jauh
kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen
(Ghozali, 2006:87). Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan
satu. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel
independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat
terbatas.
Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen
memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk
memprediksi variasi variabel dependen. Secara umum koefisien
determinasi untuk data silang (crosssection) relatif rendah karena
adanya variasi yang besar antara masing-masing pengamatan,
sedangkan untuk data runtun waktu (time series) biasanya mempunyai
nilai koefisiensi determinasi yang tinggi.
d. Uji Statistik t (Uji t)
Uji statistik t pada dasarnya untuk menunjukkan seberapa jauh
pengaruh satu variabel penjelas atau independen secara individual
dalam menerangkan variasi variabel dependen (Ghozali, 2006:88).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
Kriteria dalam uji statistik t adalah sebagai berikut:
a) H0 diterima dan Ha ditolak yaitu apabila thitung < ttabel atau
bila nilai signifikansi lebih dari nilai alpha 0,05 berarti
variabel independen secara individual tidak berpengaruh
terhadap variabel dependen.
b) H0 ditolak dan Ha diterima yaitu apabila thitung > ttabel atau
bila nilai signifikansi kurang dari nilai alpha 0,05 berarti
variabel independen secara individual berpengaruh
terhadap variabel dependen.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Pelaksanaan Penelitian
Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode
kuesioner, dimana pertanyaan peneliti dan jawaban responden dikemukakan
secara tertulis. Penyebaran kuesioner dilakukan dengan dua cara yaitu
personnel survey dan mail survey. Kuesioner didistribusikan mulai bulan
September 2011 dan sampai dengan bulan Desember 2011. Kuesioner telah
terkumpul melebihi target minimal yakni 30 responden. Kuesioner yang
disebar sebanyak 50 kuesioner, dari jumlah tersebut kembali sebanyak 31
kuesioner dan yang tidak kembali sebanyak 19 kuesioner. Kuesioner yang
kembali tersebut, setelah diperiksa kelengkapan isinya dan sebanyak 31
kuesioner siap dianalisis (Tabel IV.1).
Tabel IV.1
Data Distribusi Kuesioner
Kuesioner Jumlah Persentase (%)
(dari total yang disebar)
Didistribusikan
Kembali
Tidak Kembali
Siap dianalisis
50
31
19
31
100
62
38
62
Sumber: data primer diolah
Jumlah tersebut di atas sudah dianggap mencukupi karena target
sampel minimal yang diharapkan dalam analisis data adalah 30 responden.
Lima puluh kuesioner tersebut didistribusikan kepada dua Perguruan Tinggi
Negeri dan dua Perusahaan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
Gambaran mengenai responden yang menjadi sampel dalam
penelitian dapat diketahui berdasarkan karakteristik demografinya.
Karakteristik demografi dalam penelitian ini meliputi jenis kelamin, usia,
pekerjaan, dan pendidikan.
Tabel IV.2
Jenis Kelamin Responden
Sumber: Data primer Diolah, 2011
Tabel IV.2 di atas menunjukkan bahwa responden yang bersedia
mengisi kuisioner didominasi oleh jenis kelamin perempuan yaitu sebanyak
17 orang (54%), sedangkan untuk jenis kelamin laki-laki sebanyak 14 orang
(46%).
Tabel IV.3
Usia Responden
Usia Jumlah Persentase (%)
< 25 tahun
25 - 50 tahun
Total
25 orang
6 orang
31 orang
80
20
100
Sumber: Data primer Diolah, 2011
Tabel IV.3 di atas menunjukkan bahwa usia responden yang mengisi
kuisioner didominasi oleh responden yang berusia kurang dari 25 tahun
yaitu sebanyak 25 orang (80%). Kemudian diikuti oleh responden yang
berusia 25-50 tahun sebanyak 6 orang (20%).
Jenis Kelamin Jumlah Persentase (%)
Laki-laki
Perempuan
17 orang
14 orang
54
46
Total 31 orang 100
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
Tabel IV.4
Pekerjaan Responden
Pekerjaan Responden Jumlah Persentase (%)
Mahasiswa
Karyawan (Pegawai)
Total
21 orang
10 orang
31 orang
67
33
100
Sumber: Data primer Diolah, 2011
Tabel IV.4 di atas menunjukkan bahwa pekerjaan responden yang
mengisi kuisioner didominasi oleh mahasiswa yaitu sebanyak 21 orang
(67%), dan sisanya berasal dari responden karyawan (pegawai) sebanyak 10
orang (33%).
Tabel IV.5
Pendidikan Terakhir Responden
Pendidikan Terakhir Responden Jumlah Persentase(%)
SMU
D3
S1
21 orang
4 orang
6 orang
67
14
19
Total 51 orang 100
Sumber: Data primer Diolah, 2011
Tabel IV.5 di atas menunjukkan bahwa pendidikan terakhir
responden yang mengisi kuisioner didominasi oleh responden yang berasal
dari SMU sebanyak 21 orang (67%). Kemudian diikuti oleh responden yang
berasal dari D3 sebanyak 4 orang (14%) dan S1 sebanyak 6 orang (19%).
B. Statistik Deskriptif
Analisis data dilakukan pada 31 jawaban responden yang telah
memenuhi kriteria untuk diolah lebih lanjut. Hasil pengolahan data
mengenai statistik deskriptif variabel-variabel dalam penelitian ini disajikan
dalam tabel IV.6.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
Tabel IV.6
Statistik Deskriptif Variabel
Variabel N Min Max Mean Std.Deviation
Keputusan Adopsi IAS ke
dalam PSAK 31 20 43 31,45 5,749
Power Distance 31 12 23 17,65 3,261
Uncertainty Avoidance 31 12 24 19,58 2,814
Masculinity 31 6 23 14,39 4,566
Individualism 31 10 19 14,13 2,592
Confucian Work Dinamics 31 10 19 16,29 2,369
Sumber : data primer diolah
Hasil tabel statistik deskriptif variabel penelitian menunjukkan jumlah
responden (N) sebanyak 31. Mean dari Power Distance adalah 17,65 dengan
standar deviasi 3,261. Hal ini berarti etnis Minang (Padang) memiliki
tingkat ketergantungan antara bawahan terhadap atasan yang tinggi. Mean
dari Uncertainty Avoidance adalah 19,58 dengan standar deviasi 2,814. Ini
berarti etnis Minang (Padang) cenderung kurang mempunyai kemauan
untuk mengambil resiko. Mean dari Masculinity sebesar 14,39 dengan
standar deviasi 4,566. Hal ini berarti etnis Minang cenderung membedakan
secara tegas antara pria dan wanita. Mean dari Individualism adalah 14,13
dengan standar deviasi 2,592. Ini menunjukkan etnis Minang (Padang)
cenderung memilih ketergantungan satu sama lain. Mean dari Confucian
work dinamism yaitu 16,29 dengan standar deviasi 2,3699, etnis Minang
(Padang) berarti cenderung tidak idealis. Keputusan adopsi IAS ke dalam
PSAK di Indonesia memiliki mean sebesar 31,45 dengan standar deviasi
5,749, hal ini berarti etnis Minang (Padang) cenderung setuju dengan
keputusan adopsi IAS ke dalam PSAK di Indonesia.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
C. Pengujian Kualitas Data
Agar data yang diperoleh layak digunakan dalam analisis maka dilakukan
pengujian kualitas data yang meliputi :
1. Uji Validitas
Uji validitas dilakukan untuk mengukur sah atau valid tidaknya
suatu instrumen. Suatu instrumen dikatakan valid jika dapat
mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat dan mampu
mengukur apa yang diinginkan. Uji validitas dalam penelitian ini dengan
melakukan korelasi bivariate antara maing-masing skor indikator dengan
total skor konstruk.
Hasil uji validitas terhadap instrumen dengan menggunakan bantuan
program komputer SPSS 18.0 for windows menunjukkan bahwa masing-
masing indikator pertanyaan adalah valid.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
Tabel IV.7
Hasil Uji Validitas
Sumber : data primer diolah
Variabel Item r hitung Rtabel P Keterangan
Power Distance 1
2
3
4
5
0,814
0,742
0,807
0,713
0,757
0,355
0,000
0,000
0,000
0,000
0,000
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Uncertainty
Avoidance
1
2
3
4
5
0,794
0,765
0,812
0,779
0,851
0,355
0,000
0,000
0,000
0,000
0,000
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Masculinity 1
2
3
4
5
0,821
0,886
0,811
0,841
0,680
0,355
0,000
0,000
0,000
0,000
0,000
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Individualism 1
2
3
4
0,690
0,779
0,745
0,850
0,355
0,000
0,000
0,000
0,000
Valid
Valid
Valid
Valid
Confucian Work
Dynamics
1
2
3
4
0,678
0,783
0,740
0,699
0,355
0,000
0,000
0,000
0,000
Valid
Valid
Valid
Valid
Keputusan
Adopsi IAS
dalam PSAK
1
2
3
4
5
6
7
8
9
0,825
0,809
0,730
0,724
0,826
0,681
0,819
0,759
0,731
0,355
0,000
0,000
0,000
0,000
0,000
0,000
0,000
0,001
0,002
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
2. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui apakah suatu variabel
(yang diukur dengan sekelompok item) memiliki konsistensi
pengukuran. Suatu instrumen pertanyaan dikatakan reliabel atau handal
apabila memiliki Croanbach Alpha lebih besar dari 0,60 kriteria
Nunnally (1960) dalam Ghozali (2006:46). Berikut ini adalah hasil
pengujian reliabilitas yang dilakukan dengan bantuan program komputer
SPSS 18.0 for windows:
Tabel IV.8
Hasil Uji Reliabilitas
Variabel Croanbach
Alpha
Keterangan
Power Distance 0,824 Reliabel
Uncertainty Avoidance 0,856 Reliabel
Masculinity 0,869 Reliabel
Individualism 0,777 Reliabel
Confucian Work Dynamics 0,763 Reliabel
Keputusan Adopsi IAS dalam
PSAK
0,912 Reliabel
Sumber : data primer diolah, 2011
Hasil pengujian reliabilitas (tabel IV.8) terhadap variabel dengan
Cronbach’s alpha semua variabel dalam penelitian ini lebih dari 0,60
sehingga dapat dikatakan bahwa semua instrumen variabel penelitian ini
reliabel.
D. Uji Asumsi Klasik
Penggunaan analisis regresi dalam statistik harus bebas dari asumsi-
asumsi klasik, apabila data tidak memenuhi syarat tersebut maka model
regresi yang diperoleh beserta analisisnya akan bersifat bias (menyimpang).
Pengujian asumsi klasik yang dilakukan adalah :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
1. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi, data residual memiliki distribusi normal sehingga model regresi
dikatakan tidak bias. Normalitas data diuji dengan menggunakan
Kolmogorov-Smirnov Test pada program komputer SPSS 18.0 for
windows. Jika tingkat signifikansi > 0,05 maka berarti asumsi normalitas
terpenuhi.
Tabel IV.9
Hasil Uji Normalitas
Parameter yang Diuji Z P Keterangan
Unstandardized Residual 0,606 0,856 Normal
Sumber : data primer diolah, 2011
Besarnya nilai Kolmogorov-Smirnov adalah 0,606 dan signifikan
pada 0,856. Tingkat signifikansi pada uji normalitas tersebut lebih dari
0,05 maka berarti asumsi normalitas terpenuhi, data residual
berdistribusi normal.
2. Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model
regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen (bebas),
jika tidak ada korelasi maka model tersebut dikatakan baik. Uji
multikolinieritas dalam penelitian ini berdasarkan nilai Tolerance dan
VIF (Variance Inflation Factor). Penelitian ini dinyatakan bebas
multikolineritas apabila nilai toleransi > 0,10 dan nilai VIF (Variance
Inflation Factor) < 10 (Ghozali, 2006:95). Hasil pengujian
multikolinieritas tersebut menunjukkan tidak ada korelasi antar variabel
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
independen, sehingga bebas dari masalah multikolinieritas (Tabel
IV.10).
Tabel IV.10
Hasil Uji Multikolinieritas
Variabel Tolerance VIF
Power Distance 0,871 1,148
Uncertainty Avoidance 0,827 1,209
Masculinity 0,651 1,536
Individualisme 0,731 1,368
Confucian Work Dynamics 0,875 1,143
Sumber : data primer diolah, 2011
3. Uji Heteroskedastisitas
Model regresi linier yang baik adalah yang homogenitas atau
kesamaan variansi dari satu residual ke residual berikutnya dan jika
berbeda maka model dikatakan mengalami masalah heteroskedastisitas.
Uji heteroskedastisitas dalam penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan uji park yaitu dengan meregres semua variabel
independen terhadap nilai logaritma natural dari kuadrat residual.
Variabel independen dikatakan tidak terkena heterokedastisitas, jika
tidak signifikan secara statistik yaitu p lebih besar dari 0,05 (Ghozali,
2009:125).
Tabel IV.11
Hasil Uji Heteroskedastisitas
Variabel T p Keterangan
Power Distance -0,358 0,723 Tidak signifikan
Uncertainty Avoidance -0,528 0,602 Tidak signifikan
Masculinity 0-.982 0,336 Tidak signifikan
Individualism 0,101 0,920 Tidak signifikan
Confucian Work Dynamics -0,066 0,948 Tidak signifikan
Sumber : data primer diolah, 2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
Hasil uji heteroskedastisitas tersebut menunjukkan bahwa semua
koefisien regresi untuk variabel independen tidak signifikan (p > 0,05),
sehingga tidak terdapat masalah heteroskedastisitas dalam model regresi
pada penelitian ini (Tabel IV.11).
4. Uji Autokorelasi
Model regresi yang baik data harus bebas dari autokorelasi.
Dalam penelitian ini uji autokorelasi dilakukan dengan menggunakan uji
Durbin-Watson. Model regresi dinyatakan tidak terjadi autokorelasi
apabila data yang digunakan memiliki nilai statistik Durbin-Watson
yang terletak di antara DU dan 4 – DU (DU adalah batas atas nilai kritis
dari distribusi Durbin-Watson yang ditentukan menurut banyaknya
variabel independen dan banyaknya sampel).
Tabel IV.12
Hasil Uji Autokorelasi
DU DW 4 – DU
DU< DW<
(4-DU)
Keterangan
Hasil
regresi 1,825 1,845 2,175
terpenuhi
Tidak Terjadi
Autokorelasi
Sumber : data primer diolah, 2011
Hasil dari pengujian autokorelasi ini menunjukkan bahwa tidak
terjadi autokorelasi karena nilai hasil perhitungan Durbin Watson lebih
besar dari DU dan lebih kecil 4-DU (1,825 < 1,845 < 2,175).
E. Analisis Regresi Linear Berganda
Analisis regresi merupakan teknik utama yang digunakan dalam
penelitian ini untuk menguji hipotesis yang telah ditentukan. Secara umum
didapatkan beberapa informasi dari model regresi yaitu bentuk persamaan
linier, angka koefisien determinasi, dan pengujian statistik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
. Dalam penelitian ini, signifikansi () diartikan sebagai tingkat
kesalahan, atau seberapa besar tingkat kepercayaan yang dihasilkan. Peneliti
menggunakan angka signifikansi () sebesar 0,05. Angka signifikansi
sebesar 0,05, maka tingkat kepercayaan adalah sebesar 95%. Tabel IV.13
menunjukkan hasil perhitungan model regresi linier ganda.
Tabel IV.13
Hasil Analisis Regresi Linier Ganda
Variabel B T P
Constant
Power Distance
Uncertainty Avoidance
Masculinity
Individualism
Confucian Work Dynamics
2,861
-0,314
0,628
0,596
0,565
0,325
1,245
-1,116
1,877
2,564
1,462
0,836
0,760
0,275
0,720
0,017
0,156
0,411
Adjusted R Square
F
P
0,334
4,003
0,008
* Signifikan pada = 0,05
Sumber : data primer diolah, 2011
1. Persamaan Regresi Linier Ganda
Tabel IV.13 di atas menunjukkan bahwa hasil persamaan
regresi linier dapat disajikan sebagai berikut:
Y = 2,861 – 0,314 X1 + 0,628X2 + 0,596X3 +0,565X4 +0,325X5
Keterangan:
Y= Keputusan adopsi IAS dalam PSAK
X1= Power distance
X2= Uncertainty avoidance
X3= Masculinity
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
X4= Individualism
X5= Confucian work dynamism
Dari persamaan di atas, variabel uncertainty avoidance,
masculinity, individualism dan confucian work dynamism memiliki
koefisien bertanda positif yang menunjukkan bahwa keempat
variabel tersebut merupakan faktor pendukung (memiliki kontribusi
positif atau bersifat meningkatkan skor Y). Sedangkan variabel
power distance memiliki koefisien bertanda negatif yang
menunjukkan bahwa variabel tersebut menurunkan skor Y).
2. Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi (R2) mengukur seberapa jauh
kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen
(Ghozali, 2006:87). Pada tabel IV.13 dapat dilihat koefisien
determinasi melalui besarnya nilai adjusted R square sebesar 0,334,
hal ini berarti bahwa 33,4% variasi keputusan adopsi IAS dalam
PSAK dapat dijelaskan oleh variasi variabel independen power
distance, uncertainty avoidance, masculinity, individualism dan
confucian work dynamics. Sisanya sebesar 66,6% dijelaskan oleh
sebab lain diluar model. Dengan kata lain dapat juga dikatakan
bahwa kelima variabel independen memiliki kontribusi bersama-
sama atas pengaruhnya terhadap keputusan adopsi IAS dalam PSAK
sebesar 33,4%, sedangkan 66,6% sisanya dijelaskan oleh sebab lain
diluar model.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
3. Pengujian Statistik terhadap Model (Uji F)
Uji statistik F digunakan untuk menunjukkan apakah semua
variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam model
mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel
dependen atau terikat (Ghozali, 2006:88). Berdasarkan tabel IV.13,
hasil nilai statistik F sebesar 4,003 dengan probabilitas (p) sebesar
0,008. Oleh karena p < 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa model
regresi dapat digunakan untuk memprediksi keputusan adopsi IAS
ke dalam PSAK atau dapat dikatakan kelima dimensi budaya (power
distance, uncertainty avoidance, masculinity, individualism dan
confucian work dynamics) secara bersama-sama berpengaruh
terhadap keputusan adopsi IAS ke dalam PSAK.
4. Pengujian Statistik terhadap Koefisien Regresi (Uji t)
Uji statistik t pada dasarnya digunakan untuk menunjukkan
seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas atau independen
secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen
(Ghozali, 2006:88). Berdasarkan hasil analisis regresi berganda pada
tabel IV.13 tersebut, dapat diinterprestasikan sebagai berikut:
a. Power Distance
Model analisis yang dijelaskan dalam Bab III, digunakan untuk
menguji hipotesis pertama yaitu: “Power distance berpengaruh
terhadap keputusan adopsi IAS dalam PSAK”.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
Hasil analisis regresi (Tabel IV.13) menunjukkan bahwa power
distance menghasilkan nilai t sebesar -1,116 dengan p sebesar 0,275.
Nilai p > 0,05 (tidak signifikan). Interprestasi dari hasil pengujian ini
adalah bahwa power distance tidak berpengaruh signifikan terhadap
keputusan adopsi IAS dalam PSAK. Hal ini berarti budaya power
distance dalam etnis Minang (Padang), tidak mempengaruhi
keputusan Adopsi IAS dalam PSAK di Indonesia. Hasil ini berarti
tidak menerima hipotesis pertama.
Temuan ini tidak sesuai dengan penelitian Clement et al.
(2010) power distance yang tinggi dalam masyarakat akan lebih
besar kemungkinannya untuk menghasilkan pengendalian
pembentukan standar akuntansi kepada badan internasional yang
berwenang, tetapi dalam penelitian Ramanna dan Sletten (2009)
memberikan bukti mengenai hubungan antara budaya dan keputusan
pengadopsian IFRS, yaitu bahwa negara dengan kekuasaan yang
besar akan lebih tidak memilih mengadopsi IFRS, dimana negara
dengan kekuasaan yang besar tersebut tidak akan menyetujui adanya
otoritas penetapan standar yang dilakukan oleh badan internasional.
b. Uncertainty Avoidance
Model analisis yang dijelaskan dalam Bab III, digunakan untuk
menguji hipotesis kedua yaitu: “Uncertainty avoidance berpengaruh
terhadap keputusan adopsi IAS dalam PSAK”.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
Uji statistik terhadap koefisien regresi menghasilkan nilai t
sebesar 1,877 dengan p sebesar 0,720. Nilai p > 0,05 menunjukkan
bahwa uncertainty avoidance tidak berpengaruh signifikan terhadap
keputusan adopsi IAS dalam PSAK. Hasil ini berarti tidak menerima
hipotesis kedua.
c. Masculinity
Model analisis yang dijelaskan dalam Bab III, digunakan untuk
menguji hipotesis ketiga yaitu: “Masculinity berpengaruh terhadap
keputusan adopsi IAS dalam PSAK”.
Uji statistik terhadap koefisien regresi masculinity
menghasilkan nilai t sebesar 2,564 dengan p sebesar 0,017. Nilai p <
0,05 menunjukkan bahwa masculinity berpengaruh signifikan
terhadap keputusan adopsi IAS dalam PSAK. Dengan demikian
hipotesis yang menyatakan bahwa masculinity berpengaruh terhadap
keputusan adopsi IAS dalam PSAK diterima. Hal ini berarti budaya
masculinity dalam etnis Minang (Padang), mempengaruhi keputusan
Adopsi IAS dalam PSAK di Indonesia. Hal ini sesuai dengan
penelitian Clement et al. (2010) dan Gray (1988) menyebutkan
bahwa masculinity pada tingkat yang tinggi berhubungan dengan
conservatism yang tinggi, dimana IAS diasumsikan cenderung
mendukung transparansi yang besar, sedangkan masculinity yang
rendah diasosiasikan berbeda dari IAS.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
d. Individualism
Model analisis yang dijelaskan dalam Bab III, digunakan untuk
menguji hipotesis keempat yaitu: “Individualism berpengaruh
terhadap keputusan adopsi IAS dalam PSAK”.
Uji statistik terhadap koefisien regresi individualism
menghasilkan nilai t sebesar 1,462 dengan p sebesar 0,156. Nilai p >
0,05 menunjukkan bahwa individualism tidak berpengaruh signifikan
terhadap keputusan adopsi IAS dalam PSAK. Dengan demikian
hipotesis yang menyatakan bahwa individualism berpengaruh
terhadap keputusan adopsi IAS dalam PSAK tidak diterima. Hal ini
berarti budaya individualism dalam etnis Minang (Padang), tidak
mempengaruhi keputusan Adopsi IAS dalam PSAK di Indonesia.
Hal ini tidak sesuai dengan penelitian Clement et al. (2010) dan
Freedman dan Burh(2005) yang menunjukkan bahwa individualism
yang tinggi mewakili standar akuntansi yang berbeda dari IAS, yang
didasarkan pada keseragaman serta pengungkapan yang lebih.
e. Confucian Work Dynamics
Model analisis yang dijelaskan dalam Bab III, digunakan untuk
menguji hipotesis kelima yaitu:“Confucian Work Dynamics
berpengaruh terhadap keputusan adopsi IAS dalam PSAK”.
Uji statistik terhadap koefisien regresi confucian work
dynamics menghasilkan nilai t sebesar 0,836 dengan p sebesar 0,411.
Nilai p > 0,05 menunjukkan bahwa confucian work dynamics tidak
berpengaruh signifikan terhadap keputusan adopsi IAS dalam PSAK.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
Dengan demikian hipotesis yang menyatakan bahwa confucian
work dynamics berpengaruh terhadap keputusan adopsi IAS dalam
PSAK tidak diterima. Hal ini berarti budaya orientasi jangka panjang
dalam budaya etnis Minang (Padang), tidak mempengaruhi
keputusan Adopsi IAS dalam PSAK di Indonesia. Hal ini tidak
sesuai dengan penelitian Cohen s(1995) yang menyatakan bahwa
confucian work dynamics berpengaruh terhadap keputusan adopsi
IAS .
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan dalam penelitian,
dari uji F didapat nilai F hitung sebesar 4,003 dengan p sebesar 0,008. Karena
nilai probabilitas < 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa model regresi dapat
digunakan sebagai prediktor yang signifikan atau dapat disimpulkan bahwa
kelima dimensi budaya secara bersama-sama berpengaruh terhadap keputusan
adopsi IAS dalam PSAK.
Uji statistik terhadap koefisien regresi masculinity menghasilkan nilai t
sebesar 2,564 dengan p sebesar 0,017. Nilai p < 0,05 menunjukkan bahwa
masculinity berpengaruh signifikan terhadap keputusan adopsi IAS dalam
PSAK di Indonesia. Hal ini berarti semakin tinggi tingkat maskulinitas dalam
etnis Minang (Padang), akan cenderung tidak mendukung keputusan Adopsi
IAS dalam PSAK di Indonesia. Dalam masyarakat maskulin, individu lebih
memilih untuk mandiri dibandingkan bergantung kepada pihak lain, sehingga
dapat disimpulkan bahwa masyarakat Minang cenderung melawan aturan-
aturan yang dibuat oleh pihak luar, dalam hal ini yaitu IAS yang dibuat oleh
IASB.
Sedangkan Uji statistik terhadap koefisien regresi Power distance,
Uncertainty Avoidance, Individualism dan Confucian Work Dynamics dalam
budaya etnis Minang (Padang) menghasilkan nilai t masing-masing sebesar -
1,116, 1,877, 1,462, dan 0,836 dengan nilai p masing-masing sebesar 0,275,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
0,720, 0,156, dan 0,411. Nilai p keempat variabel independen tersebut > 0,05
ini menunjukkan bahwa keempat variabel tersebut tidak berpengaruh terhadap
Keputusan adopsi IAS (International Accounting Standards) ke dalam PSAK
di Indonesia.
Dari kelima dimensi budaya dalam budaya Etnis Minang (Padang) yang
berpengaruh signifikan terhadap keputusan adopsi IAS dalam PSAK di
Indonesia hanyalah masculinity, dan dari hasil dapat disimpulkan bahwa etnis
Minang (Padang) cenderung setuju dengan keputusan adopsi IAS ke dalam
PSAK di Indonesia.
B. Keterbatasan
Penelitian ini mengandung keterbatasan sebagai berikut :
1. Dalam penelitian ini hanya melakukan survei terhadap satu etnis saja
yaitu etnis Minang (Padang), padahal di Indonesia terdapat beragam
etnis seperti etnis Batak, Jawa, Sunda, Betawi, dan lain-lain.
2. Penelitian ini menggunakan 31 sampel dari etnis Minang (Padang)
dengan penyebaran kusioner yang hanya mencakup beberapa wilayah di
Indonesia, sehingga belum dapat mewakili semua pendapat pada etnis
Minang (Padang).
3. Lingkup penelitian yang terbatas pada Mahasiswa dan Karyawan yang
hanya mencakup beberapa wilayah di Indonesia, sehingga tidak dapat
digeneralisasikan untuk semua jenis perusahaan dan wilayah di
Indonesia.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
C. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh, maka saran untuk
penelitian selanjutnya adalah sebagai berikut :
1. Penelitian yang akan datang diharapkan dapat melakukan survei
terhadap beberapa etnis yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia.
2. Penelitian yang akan datang diharapkan dapat lebih meratakan wilayah
penelitian, sehingga diperoleh sampel yang dapat mewakili setiap
wilayah diseluruh Indonesia untuk memperoleh hasil yang lebih valid.
3. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat menambah jumlah sampel
dengan memperbarui sampel yang digunakan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
Lampiran 1
Kuesioner KUESIONER PENELITIAN
Dengan hormat,
Sehubungan dengan penelitian yang saya lakukan dengan judul: “PENGARUH BUDAYA TERHADAP
KEPUTUSAN ADOPSI IAS (International Accounting Standards) KE DALAM PSAK DI INDONESIA: SURVEI
TERHADAP ETNIS MINANG”, maka saya mohon kesediaan Bapak/Ibu/Sdr/Sdri untuk mengisi daftar pertanyaan yang
saya ajukan. Atas bantuan Bapak/Ibu/Sdr/Sdri, saya ucapkan terimakasih. Hormat saya,
Diesta Arum Pramesti (F0308040)
Data Responden :
Nama : .........................................................
Pekerjaan/Mahasiswa S-1/mahasiswa S-2* : ......................................................... Jabatan/Semester* : .........................................................
Lokasi kerja/kuliah* : .........................................................
Etnis : ......................................................... Jenis kelamin : .........................................................
Usia : .........................................................
Pendidikan : ......................................................... Keterangan * : bisa memilih salah satu
Petunjuk:
Dalam kuesioner ini terbagi menjadi dua bagian. Bagian pertama berisi tentang dimensi budaya Hofstede, sementara bagian dua berisi tentang keputusan adopsi IAS (International Accounting Standards) ke dalam PSAK di
Indonesia. Mohon kesediaannya Bapak/Ibu/Sdr/Sdri untuk menjawab masing-masing pertanyaan pada dua bagian tersebut.
Setelah Bapak/Ibu/Sdr/Sdri membaca pernyataannya, maka pilihlah: STS jika pernyataan tersebut SANGAT TIDAK SETUJU dengan Bapak/Ibu/sdr/sdri
TS jika pernyataan tersebut TIDAK SETUJU dengan Bapak/Ibu/sdr/sdri
KS jika pernyataan tersebut NETRAL dengan Bapak/Ibu/sdr/sdri S jika pernyataan tersebut SETUJU dengan Bapak/Ibu/sdr/sdri
SS jika pernyataan tersebut SANGAT SETUJU dengan Bapak/Ibu/sdr/sdri
Cara memberi jawaban dengan memberi tanda cross check ( ) pada jawaban yang Bapak/Ibu/sdr/sdri pilih.
Dimensi Budaya Hofstede
Hofstede, merupakan ahli kebudayaan negeri Belanda, yang melakukan riset terhadap perbedaan budaya di
kantor cabang IBM di 64 negara kemudian meneruskan riset pada studi pelajar di 23 negara, studi kelompok atas pada 19
negara, studi pada pilot di 23 negara dan studi pada konsumen kelas atas di 15 negara.
Budaya menurut Hofstede (1983) didefinisikan sebagai “sebuah program kolektif dari pemikiran di mana membedakan dari satu kelompok manusia terhadap yang lainnya, dan membagi dimensi budaya menjadi lima bagian,
antara lain:
Individualism versus Collectivism Individualism menempatkan kepentingan individu lebih penting ketimbang kepentingan kelompok.
Hal yang sebaliknya terjadi pada collectivism.
Large versus Small Power Distance Power distance menggambarkan sampai seberapa jauh anggota masyarakat dapat menerima
ketidakadilan pendistribusian kekuasaan (power).
Strong versus Weak Uncertainty Avoidance Uncertainty avoidance adalah tingkat sampai berapa jauh anggota masyarakat merasa tidak nyaman
terhadap ketidakpastian dan ambiguitas.
Masculinity versus Femininity Masculinity adalah kondisi masyarakat yang lebih mementingkan usaha keras, heroisme, melawan
resiko, dan lebih mementingkan kebendaan. Sementara femininity adalah kondisi sosial yang sebaliknya, lebih mementingkan persahabatan (relationship),
kerendahan hati/kesopanan, saling berbagi rasa, dan tidak mengutamakan aspek kebendaan.
Confucianism Dynamism Confucian Dynamic kemudian dinamakan dengan orientasi jangka panjang sebagai gambaran masa
datang yang berorientasi pada reward dan punishment.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
Bagian Pertama: Dimensi Budaya Hofstede
(Mengacu pada penelitian Ming-Yi Wu, ”Hofstede’s Cultural Dimensions 30 Years Later: A Study of Taiwan and
The United States”).
Power Distance
1 Apapun yang dilakukan oleh pimpinan organisasi dalam mengambil
keputusan dengan jarang meminta pendapat kepada karyawannya, saya tidak
mendukung dengan sepenuh hati.
STS TS N S SS
2 Saya tidak mendukung apabila seorang pimpinan organisasi sesering mungkin menggunakan otoritas dan kekuasaannya ketika berurusan dengan
karyawannya.
STS TS N S SS
3 Saya merasa bahwa pimpinan sebuah organisasi seharusnya sering untuk
menanyakan atau meminta opini kepada karyawannya, hal tersebut dianggap
hal penting yang akan menguntungkan organisasi karena opini atau masukan dari karyawan merupakan hal positif yang dapat memajukan organisasi.
STS TS N S SS
4 Sebagai karyawan seharusnya saya boleh tidak setuju dengan keputusan yang
dibuat manajemen dalam organisasi. STS TS N S SS
5 Di dalam sebuah organisasi, pimpinan boleh menyerahkan tugas penting kepada karyawan yang dianggap berkompeten dan terpercaya.
STS TS N S SS
Uncertainty Avoidance
1 Sangatlah penting bagi pimpinan organisasi dalam memberikan kebutuhan
dan instruksi dari pekerjaan dengan serinci mungkin sehingga karyawan selalu tahu apa yang harus dikerjakan.
STS TS N S SS
2 Saya setuju apabila pimpinan organisasi selalu mengharapkan para karyawannya untuk mematuhi seluruh instruksi dan prosedur yang ada.
STS TS N S SS
3 Aturan dan peraturan menurut saya sangat penting untuk disosialisasikan
kepada para karyawan mengenai hal-hal apa saja yang organisasi harapkan
dari kinerja mereka.
STS TS N S SS
4 Dengan adanya prosedur operasional yang baku di dalam sebuah organisasi
sangatlah membantu para karyawan dalam pekerjaannya. STS TS N S SS
5 Instruksi operasional sangat penting bagi karyawan dalam pekerjaannya. STS TS N S SS
Masculinity-Feminity
1 Saya merasa bahwa situasi meeting organisasi lebih baik dipimpin oleh pria. STS TS N S SS
2 Sangatlah penting bagi seorang pria untuk mempunyai karir profesional
dibanding seorang wanita. STS TS N S SS
3 Saya setuju dengan opini bahwa pria dalam menyelesaikan masalah selalu
menggunakan analisa logika, sedangkan wanita menggunakan intuisi atau perasaan.
STS TS N S SS
4 Lebih baik seorang pria berada dalam posisi yang lebih tinggi daripada seorang wanita.
STS TS N S SS
5 Dalam menyelesaikan masalah organisasi sudah merupakan ciri khas dari pria, di mana pria selalu menghendaki keaktifan, serta adanya pendekatan
pemaksaan.
STS TS N S SS
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
Individualism-Collectivism
1 Menurut saya kesejahteraan kelompok lebih penting daripada penghargaan
secara individual. STS TS N S SS
2 Kesuksesan kelompok lebih penting daripada kesuksesan individual.
STS TS N S SS
3 Diterima menjadi anggota dalam kelompok sangatlah penting bagi saya
sebab kebersamaan itu sangat berharga. STS TS N S SS
4 Karyawan tidak harus meyakinkan apa yang menjadi tujuan mereka dalam
sebuah organisasi setelah kesejahteraan kelompok karyawan tercapai. STS TS N S SS
Confucianism Dynamics
1 Saya akan berusaha menjaga hubungan yang baik dengan rekan di dalam
berorganisasi karena hal tersebut penting bagi saya. STS TS N S SS
2 Saya adalah seseorang yang tekun dalam melakukan suatu pekerjaan di organisasi saya.
STS TS N S SS
3 Segala fasilitas yang telah diberikan oleh organisasi saya pergunakan sehemat
dan sebaik mungkin.
STS TS N S SS
4 Sangat penting bagi saya untuk memiliki perasaan rendah hati di dalam organisasi tempat saya bekerja.
STS TS N S SS
Bagian Kedua: Keputusan Adopsi International Accounting Standards (IAS) ke dalam PSAK di Indonesia.
(Mengacu pada survei AICPA, Deloitte, GrantThornton dan KPMG terhadap adopsi IFRS dalam U. S GAAP).
1 Saya adalah seseorang yang mengetahui segala sesuatu mengenai IAS
(International Accounting Standards) STS TS N S SS
2 Saya adalah seseorang yang memiliki pengalaman menyusun laporan keuangan sesuai dengan IAS (International Accounting Standards).
STS TS N S SS
3 Sudah seharusnya bahwa perusahaan-perusahaan di Indonesia bersiap diri
untuk mengadopsi IAS (International Accounting Standards). STS TS N S SS
4 Saya menyetujui bahwa BAPEPAM mengizinkan seluruh perusahaan di Indonesia mengadopsi IAS (International Accounting Standards) ke dalam
PSAK dalam mempersiapkan seluruh laporan keuangan mereka.
STS TS N S SS
5 Saya dukung dengan sepenuh hati apabila fakultas memasukkan materi IAS (International Accounting Standards) ke dalam kurikulum pengajaran.
STS TS N S SS
6 Saya mempercayai bahwa banyaknya lulusan akuntansi yang memiliki
pengetahuan mengenai IAS (International Accounting Standards) disebabkan
oleh ada banyaknya tenaga pengajar yang memiliki pertanggungjawaban untuk mempersiapkan pengajaran materi IAS (International Accounting
Standards) di dalam kelas.
STS TS N S SS
7 Dengan adanya adopsi IAS (International Accounting Standards) ke dalam PSAK, akan membuat Indonesia lebih kompetitif di pasar global.
STS TS N S SS
8 Saya beranggapan bahwa investor dan pengguna laporan keuangan lebih
menyukai IAS (International Accounting Standards) daripada penggunaan PSAK dalam menyusun laporan keuangan, sebab IAS (International
Accounting Standards) dianggap lebih superior dibandingkan dengan PSAK.
STS TS N S SS
9 Sebagai bagian dari penilaian IAS (International Accounting Standards),
perusahaan-perusahaan di Indonesia dapat mempertimbangkan adanya analisis pajak untuk memasukkan kesempatan dan risiko perencanaan pajak
yang lebih baik.
STS TS N S SS
***Terima Kasih***
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
Lampiran 3
Hasil Statistik Deskriptif
Descriptive Statistic
Hasil Uji Validitas UJI VALIDITAS POWER DISTANCE
Descriptive Statistics
N Range Minimu
m Maxim
um Sum Mean
Std. Deviatio
n Variance Skewness Kurtosis
Statistic
Statistic
Statistic
Statistic
Statistic
Statistic
Std. Error Statistic Statistic
Statistic
Std. Error
Statistic
Std. Error
PDT 31 11 12 23 547 17.65 .586 3.261 10.637 -.253 .421 -.899 .821
UAT 31 12 12 24 607 19.58 .505 2.814 7.918 -1.295 .421 2.186 .821
MFT 31 17 6 23 446 14.39 .820 4.566 20.845 -.070 .421 -.788 .821
ICT 31 9 10 19 438 14.13 .465 2.592 6.716 .057 .421 -.801 .821
CDT 31 9 10 19 505 16.29 .426 2.369 5.613 -.853 .421 -.069 .821
KAT 31 23 20 43 975 31.45 1.033 5.749 33.056 -.005 .421 -.392 .821
Valid N (listwise)
31
Correlations
PD1 PD2 PD3 PD4 PD5 PDT
PD1
Pearson Correlation 1 .485** .666
** .534
** .403
* .814
**
Sig. (2-tailed) .006 .000 .002 .025 .000
N 31 31 31 31 31 31
PD2
Pearson Correlation .485** 1 .504
** .400
* .541
** .742
**
Sig. (2-tailed) .006 .004 .026 .002 .000
N 31 31 31 31 31 31
PD3
Pearson Correlation .666** .504
** 1 .385
* .446
* .807
**
Sig. (2-tailed) .000 .004 .032 .012 .000
N 31 31 31 31 31 31
PD4
Pearson Correlation .534** .400
* .385
* 1 .549
** .713
**
Sig. (2-tailed) .002 .026 .032 .001 .000
N 31 31 31 31 31 31
PD5
Pearson Correlation .403* .541
** .446
* .549
** 1 .757
**
Sig. (2-tailed) .025 .002 .012 .001 .000
N 31 31 31 31 31 31
PDT
Pearson Correlation .814** .742
** .807
** .713
** .757
** 1
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000
N 31 31 31 31 31 31
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
UJI VALIDITAS INDIVIDUALISM
Correlations
IC1 IC2 IC3 IC4 ICT
IC1 Pearson Correlation 1 .358* .457
** .507
** .690
**
Sig. (2-tailed) .048 .010 .004 .000
N 31 31 31 31 31
IC2 Pearson Correlation .358* 1 .461
** .518
** .779
**
Sig. (2-tailed) .048 .009 .003 .000
N 31 31 31 31 31
IC3 Pearson Correlation .457** .461
** 1 .527
** .745
**
Sig. (2-tailed) .010 .009 .002 .000
N 31 31 31 31 31
IC4 Pearson Correlation .507** .518
** .527
** 1 .850
**
Sig. (2-tailed) .004 .003 .002 .000
N 31 31 31 31 31
ICT Pearson Correlation .690** .779
** .745
** .850
** 1
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000
N 31 31 31 31 31
UJI VALIDITAS UNCERTAINTY AVOIDANCE
Correlations
UA1 UA2 UA3 UA4 UA5 UAT
UA1 Pearson Correlation 1 .641** .591
** .420
* .511
** .794
**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .019 .003 .000
N 31 31 31 31 31 31
UA2 Pearson Correlation .641** 1 .542
** .474
** .496
** .765
**
Sig. (2-tailed) .000 .002 .007 .005 .000
N 31 31 31 31 31 31
UA3 Pearson Correlation .591** .542
** 1 .461
** .612
** .812
**
Sig. (2-tailed) .000 .002 .009 .000 .000
N 31 31 31 31 31 31
UA4 Pearson Correlation .420* .474
** .461
** 1 .737
** .769
**
Sig. (2-tailed) .019 .007 .009 .000 .000
N 31 31 31 31 31 31
UA5 Pearson Correlation .511** .496
** .612
** .737
** 1 .851
**
Sig. (2-tailed) .003 .005 .000 .000 .000
N 31 31 31 31 31 31
UAT Pearson Correlation .794** .765
** .812
** .769
** .851
** 1
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000
N 31 31 31 31 31 31
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
UJI VALIDITAS MASCULINITY
Correlations
MF1 MF2 MF3 MF4 MF5 MFT
MF1 Pearson Correlation 1 .756** .479
** .609
** .475
** .821
**
Sig. (2-tailed) .000 .006 .000 .007 .000
N 31 31 31 31 31 31
MF2 Pearson Correlation .756** 1 .682
** .653
** .446
* .886
**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .012 .000
N 31 31 31 31 31 31
MF3 Pearson Correlation .479** .682
** 1 .643
** .444
* .811
**
Sig. (2-tailed) .006 .000 .000 .012 .000
N 31 31 31 31 31 31
MF4 Pearson Correlation .609** .653
** .643
** 1 .478
** .841
**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .007 .000
N 31 31 31 31 31 31
MF5 Pearson Correlation .475** .446
* .444
* .478
** 1 .680
**
Sig. (2-tailed) .007 .012 .012 .007 .000
N 31 31 31 31 31 31
MFT Pearson Correlation .821** .886
** .811
** .841
** .680
** 1
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000
N 31 31 31 31 31 31
UJI VALIDITAS CONFUCIANISM DYNAMICS
Correlations
CD1 CD2 CD3 CD4 CDT
CD1 Pearson Correlation 1 .432* .462
** .405
* .678
**
Sig. (2-tailed) .015 .009 .024 .000
N 31 31 31 31 31
CD2 Pearson Correlation .432* 1 .447
* .479
** .783
**
Sig. (2-tailed) .015 .012 .006 .000
N 31 31 31 31 31
CD3 Pearson Correlation .462** .447
* 1 .473
** .740
**
Sig. (2-tailed) .009 .012 .007 .000
N 31 31 31 31 31
CD4 Pearson Correlation .405* .479
** .473
** 1 .699
**
Sig. (2-tailed) .024 .006 .007 .000
N 31 31 31 31 31
CDT Pearson Correlation .678** .783
** .740
** .699
** 1
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000
N 31 31 31 31 31
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
UJI VALIDITAS KEPUTUSAN ADOPSI IAS KE DALAM PSAK
Correlations
KA1 KA2 KA3 KA4 KA5 KA6 KA7 KA8 KA9 KAT
KA1 Pearson
Correlation 1 .793** .573** .649** .630** .400* .565** .527** .506** .825**
Sig. (2-tailed) .000 .001 .000 .000 .026 .001 .002 .004 .000
N 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31
KA2 Pearson
Correlation .793** 1 .485** .643** .626** .387* .505** .660** .417* .809**
Sig. (2-tailed) .000 .006 .000 .000 .031 .004 .000 .020 .000
N 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31
KA3 Pearson
Correlation .573** .485** 1 .394* .631** .397* .577** .500** .491** .730**
Sig. (2-tailed) .001 .006 .028 .000 .027 .001 .004 .005 .000
N 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31
KA4 Pearson
Correlation .649** .643** .394* 1 .588** .364* .454* .465** .380* .724**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .028 .001 .044 .010 .008 .035 .000
N 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31
KA5 Pearson
Correlation .630** .626** .631** .588** 1 .419* .647** .565** .554** .826**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .001 .019 .000 .001 .001 .000
N 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31
KA6 Pearson
Correlation .400* .387* .397* .364* .419* 1 .756** .468** .576** .681**
Sig. (2-tailed) .026 .031 .027 .044 .019 .000 .008 .001 .000
N 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31
KA7 Pearson
Correlation .565** .505** .577** .454* .647** .756** 1 .527** .663** .819**
Sig. (2-tailed) .001 .004 .001 .010 .000 .000 .002 .000 .000
N 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31
KA8 Pearson
Correlation .527** .660** .500** .465** .565** .468** .527** 1 .571** .759**
Sig. (2-tailed) .002 .000 .004 .008 .001 .008 .002 .001 .000
N 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31
KA9 Pearson
Correlation .506** .417* .491** .380* .554** .576** .663** .571** 1 .731**
Sig. (2-tailed) .004 .020 .005 .035 .001 .001 .000 .001 .000
N 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31
KAT Pearson
Correlation .825** .809** .730** .724** .826** .681** .819** .759** .731** 1
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
Hasil Uji Reliabilitas UJI RELIABILITAS POWER DISTANCE
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.824 5
UJI RELIABILITAS UNCERTAINTY AVOIDANCE
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.856 5
UJI RELIABILITAS MASCULINITY
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.869 5
UJI RELIABILITAS INDIVIDUALISM
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.777 4
UJI RELIABILITAS CONFUCIANISM DYNAMICS
UJI RELIABILITAS KEPUTUSAN ADOPSI IAS KE DALAM PSAK
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.912 9
Hasil Uji Asumsi Klasik UJI NORMALITAS
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 31
Normal Parametersa Mean .0000000
Std. Deviation 4.28456575
Most Extreme Differences Absolute .109
Positive .104
Negative -.109
Kolmogorov-Smirnov Z .606
Asymp. Sig. (2-tailed) .856
a. Test distribution is Normal.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.763 4
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69
UJI MULTIKOLINIERITAS Coefficient Correlations
a
Model CDT MFT UAT PDT ICT
1 Correlations CDT 1.000 -.054 -.220 -.267 .017
MFT -.054 1.000 .356 -.190 -.501
UAT -.220 .356 1.000 -.007 -.240
PDT -.267 -.190 -.007 1.000 -.010
ICT .017 -.501 -.240 -.010 1.000
Covariances CDT .149 -.005 -.028 -.029 .003
MFT -.005 .054 .028 -.012 -.045
UAT -.028 .028 .112 .000 -.031
PDT -.029 -.012 .000 .079 -.001
ICT .003 -.045 -.031 -.001 .150
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta
Tolerance VIF
1 (Constant) 2.861 9.271 .309 .760
PDT -.314 .281 -.178 -1.116 .275 .871 1.148
UAT .628 .335 .307 1.877 .072 .827 1.209
MFT .596 .233 .474 2.564 .017 .651 1.536
ICT .565 .387 .255 1.462 .156 .731 1.368
CDT .323 .387 .133 .836 .411 .875 1.143
a. Dependent Variable: KAT
UJI HETEROSKEDASTISITAS
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Toleran
ce VIF
1 (Constant) 1.360 1.092 1.245 .225
PDT -.012 .033 -.074 -.358 .723 .871 1.148
UAT -.021 .039 -.112 -.528 .602 .827 1.209
MFT -.027 .027 -.235 -.982 .336 .651 1.536
ICT .005 .046 .023 .101 .920 .731 1.368
CDT -.003 .046 -.014 -.066 .948 .875 1.143
a. Dependent Variable: logkuadratresid
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
70
UJI AUTOKORELASI
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R
Square Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .667a .445 .334 4.694 1.845
a. Predictors: (Constant), CDT, MFT, UAT, PDT, ICT
b. Dependent Variable: KAT
Hasil Analisis Regresi KOEFISIEN DETERMINASI
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R
Square Std. Error of the
Estimate
1 .667a .445 .334 4.694
a. Predictors: (Constant), CDT, MFT, UAT, PDT, ICT
b. Dependent Variable: KAT
UJI STATISTIK F
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 440.952 5 88.190 4.003 .008a
Residual 550.725 25 22.029
Total 991.677 30
a. Predictors: (Constant), CDT, MFT, UAT, PDT, ICT
b. Dependent Variable: KAT
UJI STATISTIK t
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) 2.861 9.271 .309 .760
PDT -.314 .281 -.178 -1.116 .275 .871 1.148
UAT .628 .335 .307 1.877 .072 .827 1.209
MFT .596 .233 .474 2.564 .017 .651 1.536
ICT .565 .387 .255 1.462 .156 .731 1.368
CDT .323 .387 .133 .836 .411 .875 1.143
a. Dependent Variable: KAT
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
71