ias 40 (properti) & 41(pertanian)

35
KELOMPOK 6 : Elba Akbar Iswandi : Desy Ratnasari : Arsista Kanczha Surianto : Putri Yulia Rochman : 21110720 : 21112017 : 21112040 : 21112050 IAS :40 :41 INTERNATIONAL ACCOUNTING STANDARD

Upload: putri-yulia-r

Post on 14-Apr-2017

450 views

Category:

Economy & Finance


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: IAS 40 (Properti) & 41(Pertanian)

KELOMPOK

6 :Elba Akbar Iswandi :

Desy Ratnasari :Arsista Kanczha

Surianto :Putri Yulia Rochman :

21110720 : 21112017 : 21112040 : 21112050

IAS:40:41

INTERNATIONAL ACCOUNTING STANDARD

Page 2: IAS 40 (Properti) & 41(Pertanian)

PROPERTI INVESTASI (IAS 40)

Page 3: IAS 40 (Properti) & 41(Pertanian)

• Tujuan dari IAS 40 adalah menggambarkan perlakuan akuntansi atas investasi di bidang properti dan pengungkapan yang diminta.

• Masalah utama adalah ketika entitas memutuskan untuk mengadopsi nilai wajar atau model biaya untuk tujuan pencatatan investasi dalam properti.

Page 4: IAS 40 (Properti) & 41(Pertanian)

YANG TERMASUK PROPERTI INVESTASI

Properti (tanah dan bangunan atau bagian dari bangunan atau keduanya) yang dimiliki oleh pemiliknya atau disewa dengan sewa pendanaan ( financial lease ) untuk memperoleh pendapatan sewa atau agar terjadi peningkatan modal.

Page 5: IAS 40 (Properti) & 41(Pertanian)

YANG TIDAK TERMASUK GOLONGAN PROPERTI INVESTASI

• Properti yang digunakan oleh pemilik (Aset Tetap, IAS 16)• Properti tersedia untuk dijual dlam jangka pendek pada uasaha umum

(Persediaan, IAS 2 )• Properti yang dikonstruksi atau dibangun mewakili pihak ketiga

(kontrak konstruksi, ias 11 )• Properti yang tersedia untuk disewakan berdasarkan sewa operasi

( Sewa, IAS 17)• Aset biolojik (Pertanian, IAS 41)• Hak pertambangan dan sumber daya mineral (Aktivitas Eksplorasi

dan evaluasi pada pertambangan sumber daya Mineral , IFRS 6 )

Page 6: IAS 40 (Properti) & 41(Pertanian)

PERLAKUAN AKUNTANSI PADA PROPERTI INVESTASI

Page 7: IAS 40 (Properti) & 41(Pertanian)

PENGAKUAN

• Properti investasi diakui sebagai aset

• Kepemilikan properti oleh penyewa dengan sewa operasiaonal dapat diperhitungkan sebagai properti investasi.

Page 8: IAS 40 (Properti) & 41(Pertanian)

PENGUKURAN AWAL

Pada pengukuran awal, properti investasi diakui pada harga perolehan awal, terdiri dari harga beli, dan biaya langsung yang dapat didistribusikan atas transaksi tersebut (seperti biaya legal, pajak, dan biaya transaksi lainnya). Tetapi biaya administrasi umum seperti biaya star up dikeluarkan dari harga perolehan .

Untuk properti investasi diperoleh melalui sewa pendanaan, aset dan liabilitas harus diukur berdasarkan nilai terendah dari nilai wajar dan nilai kini pembayaran sewa minimum masa mendatang.

Page 9: IAS 40 (Properti) & 41(Pertanian)

PENGUKURAN SETELAH PEROLEHAN AWAL

Pengukuran investasi dalam properti setelah pengukuran awal dengan menggunakan metode sebagai berikut :

Model biaya, Mengukur properti investasi pada harga perolehan dikurangi akumulasi depresiasi dan keruguian penurunana nilai.

Model nilai wajar, Mengukur properti investasi pada nilai wajar. Untung dan rugi dari perubahan pada nilai wajar diakui pada laporan laba rugi komprehensif ketika terjadi kenaikan.

Page 10: IAS 40 (Properti) & 41(Pertanian)

PENGALIHAN PROPERTI INVESTASI

Pengalihan dari atau menjadi investasi properti harus dibuat jika terjadi perubahan dalam peruntukan

dan penggunaannya.

Page 11: IAS 40 (Properti) & 41(Pertanian)

PENGHENTIAN PENGAKUAN PADA PROPERTI INVESTASI

Investasi properti harus dihentikan pengakuannya pada saat pelepasan atau pada saat properti

invesatasi secara permanen ditarik dari penggunaan dan tidak adanya manfaat ekonomis

dimasa mendatang yang diharapkan dari pelepasan tersebut.

Page 12: IAS 40 (Properti) & 41(Pertanian)

PENYAJIAN DAN PENGUNGKAPAN

Page 13: IAS 40 (Properti) & 41(Pertanian)

ESTIMASI DAN ASUMSI SIGNIFIKAN

Estimasi dan asumsi signifikan yang harus disediakan :

Metode dan asumsi signifikan yang digunakan untuk menentukan nilai wajar.

Adanya nilai wajar yang digunakan oleh penilai luar yang independen.

Dasar pengukuran, metode depresiasi, dan tingkat depresiasi untuk properti investasi yang menggunakan metode biaya.

Keberadaan dan pembatasan terhadap investasi properti. Kewajiban kontraktual yang material untuk emmbeli,

membangun atau mengembangkan properti investasi .

Page 14: IAS 40 (Properti) & 41(Pertanian)

LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF DAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Harus memasukan hal-hal :

Pendapatan sewa dari properti investasi Beban operasi langsung dari investasi properti yang

dapat menghasilkan pendapatan sewa Beban operasi langsung dari properti investasi yang tidak

dapat menghasilkan pendapatan sewa

Page 15: IAS 40 (Properti) & 41(Pertanian)

LAPORAN POSISI KEUANGAN DAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Harus memasukan hal-hal sebagai berikut :

Pada saat entitas menerapkan nilai wajar : rekonsiliasi perpindahan nilai terbawa secara rinciselama periode harus disiapkan , ketika properti investasi tidak dapat diukur nilai wajarnya rekonsiliasi tersebut harus diungkapkan secara terpisah dari properti investasi lainnya yang disajikan sebesar nilai wajarnya.

Pada saat entitas menerapkan model biaya : seluruh pengungkapan yang diminta dalam IAS 16 harus dipenuhi dan nilai wajar dari properti investasi diungkapkan melalui catatan atas laporan keuangan .

Page 16: IAS 40 (Properti) & 41(Pertanian)

PAJAK UNTUK PROPERTI INVESTASI

Undang-undang pajak memperbolehkan baik pendapatan sewa atau penjualan modal akan berlaku pada realisasi dari aset. Pada banyak yuridiksi tarif pajak berlakuk untuk penjualan modal berbeda denngan tarif pajak yang berlaku untuk pendapatan sewa .

Pada kasus ini adanya ketidakpastian mengenai tarif mana yang digunakan untuk menentukan pajak tangguhan yang berlaku untuk properti investasi.

Page 17: IAS 40 (Properti) & 41(Pertanian)

International Accounting Standard (IAS) 41 Agriculture Asset

Page 18: IAS 40 (Properti) & 41(Pertanian)

TujuanIAS 41 menentukan perlakuan akuntansi, penyajian laporan keuangan, dan pengungkapan yang berkaitan dengan aset biologis dan produk hasil pertanian pada saat masa panen sejauh ada kaitannya dengan kegiatan pertanian.

Aktivitas pertanian merupakan industri spesialisasi, karena itu perlakuan akuntansi tidak tercakup pada standar lainnya. IAS 41 menentukan model nilai wajar untuk akuntansi pada produk pertanian, dengan tujuan mengakui perubahan pada nilai wajar dari aset biologis selama masa manfaat mereka, penjualan atau realisasi.

Page 19: IAS 40 (Properti) & 41(Pertanian)

Ruang Lingkup1. Jenis aset dalam standar ini yang dibahas berhubungan dengan pertanian :

Aset biologis Produk hasil pertanian pada masa panen Hibah pemerintah

2. Standar ini tidak berlaku untuk : Tanah yang terkait dengan kegiatan pertanian Aset tak berwujud terkait dengan kegiatan pertanian

3. IAS 41 tidak berhubungan dengan pengolahan hasil pertanian setelah panen. IAS 41 hanya berlaku untuk aset biologis dan hasil pertanian sampai titik panen. Dari titik ini IAS 2 atau IFRS lain yang akan berlaku. Proses penuaan dan pemasakan yang terjadi setelah masa panen secara spesifik dikeluarkan dari ruang lingkup.

Page 20: IAS 40 (Properti) & 41(Pertanian)

Konsep Pokok Kegiatan Pertanian adalah proses manajemen yang

dilakukan suatu entitas dengan transformasi biologis dari aset biologis untuk dijual, atau dikonversi menjadi produk pertanian atau untuk dikonversi menjadi aset biologis lainnya.

Produk Pertanian adalah produk yang dipanen dari aset biologis milik entitas.

Aset Biologis (Termasuk Aset Tidak Lancar) antara lain hewan ternak atau tanaman.

Panen adalah proses yang menghasilkan dari aset biologis atau penghentian dari proses hidup suatu aset biologis.

Pasar Aktif adalah pasar yang memiliki ketiga syarat berikut :1. Jenis barang yang diperdagangkan dalam pasar tersebut

bersifat homogen (sejenis).2.Pembeli dan penjual yang berkeinginan umumnya dapat

ditemukan setiap saat.3.Harga tersedia secara umum.

Page 21: IAS 40 (Properti) & 41(Pertanian)

Perlakuan Akuntansi

Aset Biologis

Page 22: IAS 40 (Properti) & 41(Pertanian)

PengakuanEntitas yang memiliki aset biologis dapat mengakui aset biologis maupun produk pertaniannya jika dan hanya jika :• Entitas tersebut memegang kontrol atas aset tersebut sebagai akibat dari kejadian masa lalu;• Ada kemungkinan besar akan mendapatkan keuntungan ekonomis di masa depan yang terkait dengan aset, dan• Nilai wajar atau biaya aset yang dapat diukur secara andal.

Page 23: IAS 40 (Properti) & 41(Pertanian)

Pengukuran Aset biologis harus dinilai pada saat pengakuan awal

dan pada setiap tanggal laporan posisi keuangan, dengan menggunakan nilai wajar. Hasil yang diperoleh dari aset biologis dinilai menggunakan nilai wajar dikurangi dengan estimasi biaya pada saat penjualan hasil panen.

Apabila nilai wajar tidak dapat diukur dengan andal pada awal pengakuan, aset biologis dapat diukur dengan harga perolehan dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi kerugian penurunan nilai.

Produk pertanian yang dihasilkan dari panen aset biologis dapat diukur pada nilai wajar dikurangi dengan estimasi biaya penjualan pada saat panen.

Penilaian aset biologis dilakukan dengan mengelompokkan terlebih dahulu berdasarkan umur dan kualitas.

Selisih keuntungan atau kerugian yang berasal dari pengakuan awal atau hasil penilaian aset biologis harus diakui sebagai bagian dari laba rugi berjalan.

Page 24: IAS 40 (Properti) & 41(Pertanian)

Penyajian dan Pengungkapan Suatu entitas harus menyajikan nilai tercatat aset

biologisnya secara terpisah di Laporan Posisi Keuangan.

Suatu entitas harus mengungkapkan keuntungan atau kerugian agregat yang timbul selama periode berjalan saat pengakuan awal aset biologis dan produk pertanian dan dari perubahan nilai wajar dikurangi biaya pada titik penjualan aset biologis.

Suatu entitas harus menyediakan deskripsi untuk setiap kelompok aset biologis.

Suatu entitas harus menjelaskan : • Sifat dari kegiatan yang melibatkan setiap kelompok aset biologis, dan• Pengukuran non keuangan atau estimasi kuantitas fisik dari : Setiap kelompok aset biologis pada akhir

periode, dan Hasil produk pertanian selama periode berjalan

Page 25: IAS 40 (Properti) & 41(Pertanian)

Penyajian dan Pengungkapan Suatu entitas harus mengungkapkan :

a)Metode dan asumsi yang signifikan untuk diterapkan dalam menentukan nilai wajar setiap kelompok hasil pertanian dan aset biologis;

b)Nilai wajar dikurangi perkiraan biaya pada titik penjualan yang menghasilkan panen selama periode berjalan, ditentukan pada saat panen;

c)Keberadaan dan nilai tercatat aset biologis dimana kepemilikannya dibatasi, dan nilai tercatat dari aset biologis yang dijaminkan sebagai jaminan dari liabilitas; dan

d)Jumlah komitmen untuk pengembangan atau perolehan aset biologis dan strategi manajemen risiko keuangan yang terkait dengan kegiatan pertanian;

Page 26: IAS 40 (Properti) & 41(Pertanian)

Penyajian dan Pengungkapan Suatu entitas harus menyajikan rekonsiliasi

perubahan dalam nilai tercatat aset biologis pada awal dan akhir periode saat ini, termasuk : Penurunan akibat penjualan Penurunan karena panen Kenaikan yang disebabkan adanya kombinasi

bisnis Perbedaan kurs neto yang timbul pada translasi

laporan keuangan asing, dan Perubahan perubahan lainnya

Page 27: IAS 40 (Properti) & 41(Pertanian)

Keputusan Implementasi

Page 28: IAS 40 (Properti) & 41(Pertanian)

Keputusan Strategis1.Menentukan apakah nilai wajar dari aset biologis

dapat diukur secara andal.Keputusan Taktis1. Proses harus diterapkan untuk menentukan

bagaimana nilai wajar dari setiap kelompok besar aset biologis akan ditentukan. Untuk setiap kelompok besar dari aset biologis , nilai wajar ditentukan : Berdasarkan harga pasar aktif Dengan referensi harga pasar yang ditentukan Pada nilai kini atas arus kas neto yang

diharapkan di masa mendatang dari asset atau Pada harga perolehan (jika harga pasar yang

ditentukan tidak dapat ditentukan secara andal

Page 29: IAS 40 (Properti) & 41(Pertanian)

Keputusan Strategis2. Menentukan kapan titik panen untuk aset biologis.Keputusan Taktis2. Perbedaan antara hasil, aset biologis dan produk

yang merupakan hasil dari proses setelah panen. Setiap kelompok besar aset biologis, entitas harus mendokumentasikan di proses mana yang terkait dengan proses pemanenan dan perubahan biologis.

Page 30: IAS 40 (Properti) & 41(Pertanian)

Permasalahan Pada Penerapan IAS

41

Page 31: IAS 40 (Properti) & 41(Pertanian)

Beberapa penelitian mengungkapkan kelemahan penerapan IAS 41. Aryanto (2011) menyebutkan beberapa kegagalan IAS 41 antara :1. Konsep akuntansi yang dipakai dalam IAS 41 adalah

konsep tambahan.2. Perlakuan yang berbeda atas aset biologis diperlukan

untuk aset biologis yang ditahan kurang dari satu tahun dan yang lebih dari satu tahun.

3. IAS 41 merupakan contoh yang jelas terlalu umumnya perlakuan untuk aset biologis yang memiliki berbagai macam tipe, dimana hal tersebut berdampak signifikan pada kualitas informasi yang disajikan dalam laporan keuangan perusahaan.

Page 32: IAS 40 (Properti) & 41(Pertanian)

Pada penelitian lainnya yang dilakukan Elad dan Herbohn (2011), menemukan beberapa permasalahan dalam praktik IAS 41, antara lain:1. Karakteristik kualitatif tidak bisa diperbandingkan karena

adanya beragam metode yang digunakan untuk mengukur nilai wajar.

2. Tidak ditemukannya batasan cost benefit, misalnya dalam estimasi nilai wajar yang dilakukan oleh appraisal.

3. Earnings volatility. 4. Data yang dihasilkan tidak handal (unreliable) karena nilai

wajar yang ditentukan oleh otoritas pasar tidak menggambarkan nilai wajar komoditas itu sendiri.

Page 33: IAS 40 (Properti) & 41(Pertanian)

KESIMPULAN

Properti investasi menghasilkan arus kas berbeda dari properti yang digunakan untuk menghasilkan aktivitas operasi entitas dengan menghasilkan properti investasi

berbeda dari properti yang dimiliki pemilik, pengguna dari laporan keuangan dapat membedakan antara dua tipe

properti dan memperoleh pengertian atas jumlah, waktu, dan sifat dari arus kas yang diharapkan dimasa mendatang.

Page 34: IAS 40 (Properti) & 41(Pertanian)

KesimpulanIAS 41 mewajibkan kegiatan pertanian pada awal diukur menggunakan nilai wajar, dimana perbedaan dari biaya historis diterpakan pada pengukuran awal dari aset lain sesuai dengan definisi IFRS. Aset biologis diukur pada nilai wajar dan tidak ada anggapan awal lain bahwa nilai wajar dapat diukur secara andal.Model nilai wajar diadopsi oleh IASB dikarenakan mereka percaya bahwa hal ini akan memberikan informasi yang lebih relevan sehubungan dengan manfaat ekonomi dimasa mendatang yangn diharapkan dari aset biologis.

Page 35: IAS 40 (Properti) & 41(Pertanian)

Thank You