i wayan sadha - erepo.unud.ac.id
TRANSCRIPT
i
I WAYAN SADHA
PARUMANBETARA
ii
PARUMAN BETARA
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta
Lingkup Hak CiptaPasal 21. Hak Cipta merupakan hak eksklusif bagi Pencipta atau Pemegang Hak Cipta untuk mengumumkan
atau memperbanyak Ciptaannya, yang timbul secara otomatis setelah suatu ciptaan dilahirkan tanpa mengurangi pembatasan menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Ketentuan PidanaPasal 721. Barang siapa dengan sengaja melanggar dan tanpa hak melakukan perbuatan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 2 Ayat (1) atau Pasal 49 Ayat (1) dan Ayat (2) dipidana dengan penjara masing-masing paling singkat 1 (satu) bulan dan/atau denda paling sedikit Rp 1.000.000,00 (satu juta rupiah), atau pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan/atau denda paling banyak Rp 5.000.000,00 (lima juta rupiah).
2. Barang siapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan atau menjual kepada umum suatu ciptaan atau barang hasil pelanggaran hak cipta atau hak terbit sebagai dimaksud pada Ayat (1) dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp. 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).
iii
I WAYAN SADHA
UDAYANA UNIVERSITY PRESS2014
I WAYAN SADHA
PARUMANBETARA
iv
PARUMAN BETARA
Penulis:I Wayan Sadha
Penyunting: Jiwa Atmaja
Cover & Ilustrasi: Repro
Lay Out: I Putu Mertadana
Diterbitkan oleh:Udayana University Press
Kampus Universitas Udayana Denpasar, Jl. P.B. Sudirman, Denpasar - Bali Telp. (0361) 9112762
[email protected] htt p://penerbit.unud.ac.id
Cetakan Pertama:2014, x + 161 hlm, 15,5 x 23 cm
ISBN: 978-602-7776-85-2
Hak Cipta pada Penulis. Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang :
Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini tanpa izin tertulis dari penerbit.
PARUMANBETARA
v
I WAYAN SADHA
Cerpen ini di tulis dengan Bahasa Bali Lisan.Untuk mendapatkan ucapan yang benar dalam cerpen di bawah ini, maka perlu diperhatikan petunjuk berikut.1. é diucapkan seperti dalam kata bule, ikan lele,2. è diucapkan seperti dalam kata lecet,ekor, karpet, santet, e diucapkan seperti dalam kata benar,pecel, mangkel
vi
PARUMAN BETARA
vii
I WAYAN SADHA
KATA PENGANTAR
Pada tahun 2010, I Wayan Sadha menyerahkan sebuah naskah yang berisi kumpulan cerita pendek karyanya
sendiri; cerpen-cerpen ini pernah dimuat dalam majalah kebudayaan Taksu tahun 2009—2011. Semua cerita pendek yang ditulisnya menggunakan bahasa Bali kepara, bahasa Bali yang lumrah dan disesuaikan dengan kebutuhan karakter tokoh-tokohnya, dan latar cerita yang mencerminkan latar sosial kelas bawah, yang seolah-olah tanpa dituntut untuk memenuhi anggah ungguh basa Bali. Dengan demifi liarisasi bahasa seperti itu, bahasa cerita menjadi terkesan egaliter sehingga para tokoh bebas menyampaikan persepsi, kritik, pikiran, impian, harapan, bahkan dengan bebas menertawakan dirinya sendiri.
Bagi pembaca yang akrab dengan lingkungan sosial seperti itu, akan dengan mudah menikmati domain sosial yang dikonstruksinya melalui bahasa yang khas dan unik. Jika ada orang yang mengatakan bahwa bahasa juga mengandung pikiran, maka melalui bahasa model Sadha ini, orang dengan mudah dapat memahami dunia rekaan Sadha yang khas dan hidup tidak jauh dari kehidupan orang Bali. Barangkali inilah
viii
PARUMAN BETARA
kelebihan Sadha, yang tidak dapat ditemukan dalam karya lain. Kecuali, orang bisa menemukan pikiran yang sama dan paralel dalam karya-karya karikatur, yang juga dihasilkannya secara tekun dan berlimpah.
Atas kekhususan itulah, kami memberi perhatian khusus pada naskah-naskah cerita pendek I Wayan Sadha ini, untuk diterbitkan agar dapat dibaca dan dinikmati oleh kalangan yang lebih luas. Di dalam serangkaian kisah ini, kita akan menemukan sisi kehidupan manusia Bali, yang tidak segan-segan menertawakan dirinya sendiri, bahkan mengejeknya, tanpa menutup-nutupi jalan pikiran yang konyol, nyeleneh, dan kadang-kadang mistik.
Naskah asli buku ini mengandung tidak kurang dari 50 judul cerita, yang kami bagi menjadi dua bagian, yakni “Paruman Betara” dan “Tutur Saking Niskala”, tetapi karena persoalan teknis, maka kami terbitkan lebih dulu bagian pertama dalam satu buku, antara lain untuk memenuhi janji dan rasa menghormati atas kerja keras penulisnya. Semoga buku ini dapat memberikan manfaat kepada pembaca.
Denpasar, 15 Januari 2014 Jiwa Atmaja, editor
ix
I WAYAN SADHA
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ~ vii
• Paruman Betare ~ 1• Pariselsel ring Gegumuk ~ 14• Paice Sabuk Pengelèakan ~ 20• Wangde Budal ke Tanah Wayah ~ 25• Pamarginé ke Gumi Wayah ~ 30• Tungked Pradah di Kelumpu ~ 40• Balian Èdan ~ 47• Ketibèn Sengkale ~ 53• Keliputan Gatep Engkag ~ 59• Otonan Titiange Nyapnyap ~ 63• Penuntun Nurani ~ 71• Kicalan Nurani ~ 75• Kawah ~ 79 • Penyeledii Pacang Ical ~ 92• Nyantosang Kanti Mati ~ 97• Guru Agung ~ 104• Kotaman Sampi Tlage Ngembeng ~ 111
x
PARUMAN BETARA
• Piteket Mulih Nelok ~ 117• Lekesan Makade Maplekes ~ 123• Wibawa Sinahe ke Makade Agung ~ 128• Sarin Ampah Guru Mautame ~ 133• Megarang Tanah Warisan ~ 139• Nurani Mati Ulian Ngubuh Krode ~ 146• Panak Druwake ~ 154
Tentang penulis ~ 160