repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/1451/1/bab i-v.doc · web viewpenelitian dilakukan pada...

40
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Prasarana transportasi jalan memiliki arti yang sangat penting bagi masyarakat dan kepentingan kegiatan pembangunan di suatu wilayah. Kondisi jalan yang baik memudahkan masyarakat dalam melakukan aktifitas/kegiatan dan mobilitas dalam rangka pemenuhan kebutuhan hidup. Untuk memberikan pelayanan yang baik pada masyarakat sebagai pemakai jasa angkutan jalan raya, maka sejalan dengan program tersebut pemerintah Republik Indonesia yang diwakili oleh dinas pemukiman dan prasarana Wilayah Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam kembali mengadakan Peningkatan Jalan Gampong Cot-Lhok Bubon, yang sebelumnya telah rusak akibat sudah terlalu lama tidak direhabilitasi. Proyek peningkatan Jalan Gampong Cot-Lhok Bubon, bertujuan untuk memenuhi kebutuhan pelayanan transportasi jalan raya bagi masyarakat setempat serta kembali menata sarana transportasi tersebut. Pada pembangunan jalan tersebut banyak menggunakan peralatan alat berat yang operasionalnya saling berkaitan satu dengan yang lainnya. Persoalan yang sering dihadapi oleh kontraktor ketika hendak membangun suatau proyek adalah perencanaan penggunaan peralatan 1

Upload: others

Post on 11-Dec-2020

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/1451/1/BAB I-V.doc · Web viewPenelitian dilakukan pada proyek Peningkatan Jalan Gampong Cot – Lhok Bubon, Kecamatan Samatiga Kabupaten

BAB 1PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Prasarana transportasi jalan memiliki arti yang sangat penting bagi

masyarakat dan kepentingan kegiatan pembangunan di suatu wilayah. Kondisi

jalan yang baik memudahkan masyarakat dalam melakukan aktifitas/kegiatan dan

mobilitas dalam rangka pemenuhan kebutuhan hidup. Untuk memberikan

pelayanan yang baik pada masyarakat sebagai pemakai jasa angkutan jalan raya,

maka sejalan dengan program tersebut pemerintah Republik Indonesia yang

diwakili oleh dinas pemukiman dan prasarana Wilayah Provinsi Nanggroe Aceh

Darussalam kembali mengadakan Peningkatan Jalan Gampong Cot-Lhok Bubon,

yang sebelumnya telah rusak akibat sudah terlalu lama tidak direhabilitasi. Proyek

peningkatan Jalan Gampong Cot-Lhok Bubon, bertujuan untuk memenuhi

kebutuhan pelayanan transportasi jalan raya bagi masyarakat setempat serta

kembali menata sarana transportasi tersebut.

Pada pembangunan jalan tersebut banyak menggunakan peralatan alat

berat yang operasionalnya saling berkaitan satu dengan yang lainnya. Persoalan

yang sering dihadapi oleh kontraktor ketika hendak membangun suatau proyek

adalah perencanaan penggunaan peralatan yang sesuai. Untuk itu dibutuhkan

analisa produktivitas peralatan pada suatu proyek yang akan sangat membantu

dalam penentuan waktu kerja peralatan, sehingga mengakibatkan efektifnya

sumber daya, baik sumber daya peralatan itu sendiri maupun sumber daya lainnya.

Peralatan merupakan salah satu sumber daya utama dalam menajemen

kontruksi sehingga pemakaian peralatan harus seefektif mungkin. Menurut

Anonim (1998), efektif adalah kemapuan maksimal dalam menyelesaikan suatu

pekerjaan. Produktivitas dalam hal ini yaitu ukuran kemampuan peralatan untuk

memproduksi berupa hasil kerjannya yang aktual persatuan waktu kerja efektif.

Jika Produktivitas suatu mesin menurun pada waktu penggunaannya, maka akan

mengakibatkan peningkatan biaya produksi yang setara dengan peningkatan biaya

secara keseluruhan pada pekerjaan tersebut.

1

Page 2: repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/1451/1/BAB I-V.doc · Web viewPenelitian dilakukan pada proyek Peningkatan Jalan Gampong Cot – Lhok Bubon, Kecamatan Samatiga Kabupaten

Penelitian ini bertujuan untuk menentukan produktivitas kerja AMP dan

Dump Truck sebagai Alat angkut dari hasil pengamatan pekerjaan perkerasan

aspal pada proyek Peningkatan Jalan Gampong Cot-Lhok Bubon, disamping itu

bertujuan untuk melakukan pengendalian biaya yang dikeluarkan untuk biaya

sewa alat AMP dan sewa Dump Truck, khususnya pada pekerjaan perkerasan

aspal, berdasarkan produktivitas jam kerja efektif. Manfaat yang diharapkan dari

penelitiannya adalah bagi pihak yang berperan dalam bidang jasa kontruksi, dalam

hal ini kontraktor dan konsultan diharapkan dapat menjadi salah satu alternatif

dalam menentukan peralatan yang akan digunakan pada suatu proyek tertentu.

Bagi bidang pendidikan, penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan

informasi dan peran kajian terhadap suatu wacana mengenai suatu produktivitas

alat berat untuk menghasilkan penelitian-penelitian lebih lanjut.

Penelitian ini tidak dilakukan pada seluruh tahap pekerjaan perkerasan

jalannya. Dimana pada penelitian ini hanya mengamati pada tahap pekerjaan

perkerasan aspal. Penelitian yang dilakukan merupakan pengamatan terhadap

produktivitas kerja AMP yaitu sebagai alat pencampur aspal dan agregat (mix

asphalt) dan produktivitas kerja dump truck sebagai alat angkut serta menentukan

jumlah kebutuhan alat dump truck, dimana adanya keterkaitan antara

produktivitas AMP dan jumlah dump truck yang dibutuhkan pada proyek tersebut.

Ruang lingkup penelitian ini adalah proyek Peningkatan Jalan Gampong

Cot-Lhok Bubon, dana bersumber dari anggaran Dana Alokasi Khusus (DAK)

tahun anggaran 2015 dengan biaya proyek senilai Rp.1.420.530.000,- (Satu miliar

empat ratus dua puluh juta lima ratus tiga puluh ribu rupiah). Dengan data fisik

jalan: Panjang keseluruhan jalan 770 m. Jalan ini mempuyai lebar 4 m, yaitu dari

STA 0+000-STA 0+770, AMP yang sering digunakan di indonesia adalah type

TSAP series dengan kapasitas alat 40 ton/jam dan kapasitas peralatan masih

dalam batas umur ekonomis dengan kemampuan operator sangat baik. Lokasi

AMP berada di Gunong Meh kecamatan kaway XVI kabupaten Aceh Barat, untuk

dump truck yang digunakan kapasitas 6 m3 dan kondisi peralatan dump truck

masih dalam batas umur ekonomis dengan kemampuan operator yang baik.

2

Page 3: repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/1451/1/BAB I-V.doc · Web viewPenelitian dilakukan pada proyek Peningkatan Jalan Gampong Cot – Lhok Bubon, Kecamatan Samatiga Kabupaten

Metode pengumpulan data pada penelitian ini adalah metode survey

penelitian, dimana pada penelitian ini diamati adalah seberapa banyak siklus yang

dapat dihasilkan oleh AMP dan dump truck bedasarkan jam kerja efektif, dengan

siklus rata- rata,volume, produktivitas, dan berapa banyak dump truck yang kerja

yang dilayani oleh AMP. Pengolahan dan analisa dan dilakukan dengan

menggunakan metode distribusi frekuensi.

Berdasarkan penelitian ini diperoleh waktu siklus rata-rata AMP 3887

detik (1.47 jam) dan waktu siklus rata-rata dump truck didapat 9010 detik

(2.31jam). Hasil perhitungan produktivitas kerja AMP didapat 32.61 ton/jam dan

untuk dump truck didapat 2.4 m3/jam.

Beberapa hal yang ditinjau dalam penelitian ini, antara lain:

1. Produktivitas pemakaian alat-alat berat pada proyek Peningkatan Jalan

Gampong Cot-Lhok Bubon.

2. Kajian terhadap total waktu keseluruhan pekerjaan yang dicapai dalam

Peningkatan Jalan Gampong Cot-Lhok Bubon.

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan maslah dalam hal ini adalah:

1. Berapa produktivitas peralatan alat berat berdasarkan volume pekerjaan sudah

dapat tercapai secara optimal ?

2. Berapa waktu pelaksanaan yang dibutuhkan untuk Peningkatan Jalan Gampong

Cot-Lhok Bubon, agar tercapai mutu yang sempurna dengan waktu

penyelesaian yang efektif ?

1.3 Tujuan Penelitian

3

Page 4: repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/1451/1/BAB I-V.doc · Web viewPenelitian dilakukan pada proyek Peningkatan Jalan Gampong Cot – Lhok Bubon, Kecamatan Samatiga Kabupaten

Tujuan penelitian ini adalah :

1. Mengetahui produktivitas kerja asphalt mixing plant, dan dump truck sebagai

alat berat yang digunakan pada hasil pengamatan pekerjaan pengaspalan

proyek Peningkatan Jalan Gampong Cot – Lhok Bubon.

2. Untuk mengetahui durasi yang efektif dari masing-masing peralatan.

1.4 Batasan Masalah

Adapun batasan pembahasan dalam penelitian adalah:

1. Objek penelitian proyek Peningkatan Jalan Gampong Cot-Lhok Bubon, proyek

ini dikerjakan oleh PT. Bina Usaha

2. Variabel-variabel yang ditinjau antara lain efesiensi kerja alat berat, total waktu

pelaksanaan setiap pekerjaan dan pengoperasian peralatan untuk mendapatkan

produktivitas yang baik.

3. Jam kerja dimulai dari pagi 07.00 WIB dan berakhir pada sore hari jam 18.00

WIB (10 jam kerja efektif).

4. Tahapan pekerjaan lapis resap pengikat dan lapisan AC-BC, dari STA 0+000 –

0+770.

5. Alat berat yang dihitung Asphalt Mixing Plant (AMP), dan Dump Truck.

1.5 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang dapat diambil dari hasil penelitian ini adalah sebagai

panduan tertulis atau referensi yang berguna bagi pihak kontraktor dan pihak

terkait dalam hal perencanaan anggaran biaya berdasarkan produktivitas alat

berat, sehinga dapat mengoptimalkan dalam pengendalian waktu pekerjaan.

1.6 Hasil

4

Page 5: repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/1451/1/BAB I-V.doc · Web viewPenelitian dilakukan pada proyek Peningkatan Jalan Gampong Cot – Lhok Bubon, Kecamatan Samatiga Kabupaten

Berdasarkan hasil yang didapat dari penelitian pada proyek yang penulis

teliti, yaitu dengan waktu siklus AMP yang berawal dari Perhitungan waktu rata-

rata dari: AMP ke Dump Truck didapat X= 840 detik, hasil perhitungan waktu

angkut rata-rata dump truck didapat X = 4230 detik, hasil perhitungan waktu

tuang rata-rata dump truck didapat X = 72 detik, dan hasil perhitungan waktu

kembali rata-rata didapat X = 3866 detik. Hasil perhitungan pada produktivitas

kerja untuk AMP didapat 20 jam dan produktivitas kerja dump truck didapat 20

jam.

BAB II

TINJAUAN KEPUSTAKAAN

5

Page 6: repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/1451/1/BAB I-V.doc · Web viewPenelitian dilakukan pada proyek Peningkatan Jalan Gampong Cot – Lhok Bubon, Kecamatan Samatiga Kabupaten

Sebagai faktor pendukung dalam menyelesaikan permasalahan dan

pedoman dalam penelitian ini, akan dibahas kepustakaan yang erat hubungannya

dengan pokok pemasalahan. Tinjauan kepustakaan merupakan anggapan-

anggapan dasar, baik teori-teori yang dikemukan para ahli maupun kutipan-

kutipan dari literatur yang digunakan sebagai pedoman dalam penyelesaian, teori

dan rumus-rumus yang berhungan dengan pokok permasalahan. Tujuan dari

tinjauan kepustakaan ini adalah untuk membentuk kerangka teori dan konsepsi

sebagai dasar acuan penulisan.

2.1 Peralatan dan material kontruksi

Anonim (1997), mengemukakan bahwa, aplikasi alat-alat tidak dapat

dipisahkan dari sifat fisik material, karena akan menentukan segi teknis alat yang

akan digunakan. Sifat fisik material ini sangat berpengaruh terhadap operasi alat-

alat besar, terutama dala:

a. Menentukan jenis alat yang akan digunakan dan taksiran kapasitas

produksinya.

b. Perhitungan volume pekerjaan,dan

c. Kemampuan kerja alat pada kondisi material yang ada.

Pelaksanaan suatu proyek memerlukan bermacam-macam material atau

bahan sesuai dengan jenis pekerjaan, karena itu material yang diperlukan untuk

pembangunan suatu proyek dibedakan atas ruang lingkup pekerjaan dan

disesuaikan menurut kebutuhan pada saat pelaksanaan dilapangan. Jika terjadi

ketidak sesuaian alat dengan kondisi material maka akan menimbulkan kesulitan

berupa tidak efesiennya alat dan akan mengakibatkan kerugian kerena banyaknya

waktu yang terbuang.

Anonim (1997), mengemukakan bahwa,pelaksanaan pekerjaan dengan

peralatan adalah segala kegiatan dalam suatu proyek yang dilaksanakan dengan

menggunakan alat-alat berat. Penggunaan tergantung dari keadaan masing-masing

kegiatan proyek sehingga penyelesaian pekerjaan harus sesuai dengan kuantitas,

kualitas, waktu dan biaya yang direncanakan. Biaya yang direncanakan sangat 6

Page 7: repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/1451/1/BAB I-V.doc · Web viewPenelitian dilakukan pada proyek Peningkatan Jalan Gampong Cot – Lhok Bubon, Kecamatan Samatiga Kabupaten

tergantung pada saat memprediksi keadaan alat dan usia guna alat tersebut.

Sebelum ditaksirkan suatu alat perlu diketahui kemampuan peralatan yang

digunakan. Penggunaan peralatan harus sesuai dengan jenis dan volume

pekerjaan, sehingga waktu yang telah ditentukan untuk menyelesaikan suatu

pekerjaan dapat dilaksanakan.

2.2 Kapasitas dan Produktivitas Peralatan

Peurifoy (1988), mengemukakan bahwa, dalam menentukan jenis dan

jumlah alat yang diperlukan dalam suatu proyek, maka kapasitas produksi alat per

jam mutlak diperlukan. Sedangkan peralatan yang belum ditempatkan dilapangan

agak sulit untuk menentukan nilai produktivitas yang sebenarnya. Agar

memperoleh nilai yang mendekati kenyataan dilapangan, maka dalam kalkulasi

harus dimasukkan faktor koreksi proyek.

2.3 Kelompok Kerja Peralatan Asphalt Concrete

Menurut Anonim (1997), pekerjaan Asphalt Concrete baru dapat

dilaksanakan apabila prime coat telah memenuhi syarat sebagai berikut :

a. Harus sudah kering

b. Permukaan prime coat bersih dari kotoran atau debu

Adapun alat-alat yang digunakan dalam pekerjaan asplhat concrete adalah :

1. Asphalt Mixing Plant

2. Asphalt Distributor (dump truck), banyaknya dump truck ditentukan oleh jarak

antara lokasi proyek dengan AMP (Asphalt Mixing Plant)

3. Asphalt Finisher, untuk menghamparkan campuran aspal di atas permukaan

pondasi jalan

4. Pneumatic Tire Roller yang berfungsi sebagi compector.

2.4 Produktivitas Kerja Asphalt Mixing Plant

7

Page 8: repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/1451/1/BAB I-V.doc · Web viewPenelitian dilakukan pada proyek Peningkatan Jalan Gampong Cot – Lhok Bubon, Kecamatan Samatiga Kabupaten

Menurut Rostiyanti (2002), asphalt mixing plant merupakan alat berat

yang digunakan sebagai tempat campuran aspal diaduk, dipanaskan, dan

dicampur. Ada dua macam AMP yang sering digunakan yaitu Drum mix plant dan

batch plant. Asphalt mixing plant yang digunakan pada proyek ini adalah bertipe

batch plant.

Anonim (2005), mengemukakan bahwa perbedaan antara kedua tipe AMP

ini adalah dalam kelengkapan dan proses bekerjannya. Proses pencampuran pada

AMP tipe batch plant dimulai dengan penimbangan agregat, bahan pengisi (filler)

bila diperlukan dan aspal sesuai komposisi yang telah ditentukan dan dicampur

pada pencampur (mixer/pugmill) dalam waktu tertentu. Pada AMP tipe drum mix

plant, agregat panas lansung dicampur dengan aspal panas didalam drum

pemanas, penggabungan agregat dilakukan dengan cara mengatur bukaan pintu

pada bin dingin dan pemberian aspal ditentukan berdasarkan pengaliran dari

pompa aspal, pada lampiran Gambar A.2.1 Skema pengoperasian untuk AMP tipe

bacth.

2.4.1 Skema pengoperasian Asphalt Mixing Plant Tipe Batch

Bagian pertama dari AMP ini adalah bin dingin (cold bin), yaitu tempat

penyimpanan agregat dengan gradasi tertentu sesuai dengan tumpukan agregat

(stockpile), kemudian agregat dibawa melalui elevator ke dalam pengering (dryer)

untuk dipanaskan dan dikeringkan pada temperatur tertentu. Agregat yang telah

dikeringkan dan dipanaskan diangkut untuk disaring dengan unit ayakan panas

(hot sceening test) dan dipisahkan dalam beberapa ukuran yang selanjutnya

dikirim ke bin panas (hot bin), pada AMP tipe bacth umunya terdapat 4 bin untuk

menampung agregat dalam berbagai ukuran fraksi yang telah dipisah-pisahkan.

Pada tahap penakaran/timbangan, terdapat dua timbangan yaitu timbangan

agregat (aggregate weight hopper) dan timbangan aspal (asphalt weight hopper).

Untuk timbangan agregat ditempatkan lansung dibawah bin panas sehingga hasil

penimbangan dari agregat lansung ditranmisikan secara mekanisme kedalam

mixer/pugmill. Sedangkan pada pertimbangan aspal, aspal terlebih dahulu

dipanaskan lalu dialirkan ke dalam timbangan kemudian dimasukkan kedalam

8

Page 9: repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/1451/1/BAB I-V.doc · Web viewPenelitian dilakukan pada proyek Peningkatan Jalan Gampong Cot – Lhok Bubon, Kecamatan Samatiga Kabupaten

mixer/pugmill. Setelah dilakukan pencampuran kemudian campuran aspal agregat

(mix asphalt) dituang kedalam dump truck untuk didistribusikan kelokasi proyek.

Hal tersebut berbeda dengan sistem pengoperasian untuk AMP tipe drum mix,

pada lampiran Gambar A. 2.2 Skema pengoperasian untuk AMP tipe drum mix.

2.4.2 Skema Pengoperasian Asphalt Mixing Plant Tipe Drum Mix

Pada AMP jenis drum mix, agregat ditumpuk pada stockpile sesuai

dengan ukuran fraksi dan lansung dimasukkan ke dalam bin dingin. Proporsi

masing-masing fraksi yang ditransmisikan ke drum mix diatur dengan pengaturan

bukaan pada bin dingin (tidak terdapat unit saringan panas). Untuk menjamin

pemasokan agregat kedalam drum mix sesuai rencana maka pada tiap pintu

bukaan bin dingin dipasang alat pengontrol.

Sistem pemberian aspal pada jenis AMP drum adalah sistem menerus

mekanis yang proporsinya disesuaikan dengan berat agregat kering dan dapat

dilihat pada meteran aspal pada kontrol panel, kemudian produksi campuran

beraspal mengalir terus sehingga diperlukan penambung untuk wadah, sementara

dari campuran dan dilanjutkan ke dalam truk pengangkut (dump truck).

Pengukuran berat umumnya dicatat oleh sisten panel kontrol.

Rostiyanti (2002), mengemukakan bahwa, rumus yang berkaitan dengan

perhitungan produktivitas AMP adalah :

P = ..................................................................................(2.1)

dimana: P = produktivitas (ton/jam);

V = volume (ton);

E = efisiensi alat AMP;

T = waktu siklus produksi (menit).

2.5 Produktivitas Kerja Dump Truck

9

Page 10: repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/1451/1/BAB I-V.doc · Web viewPenelitian dilakukan pada proyek Peningkatan Jalan Gampong Cot – Lhok Bubon, Kecamatan Samatiga Kabupaten

Menurut Anonim (1984), dump truck merupakan peralatan utama pada

pekerjaan pemindahan material jarak menengah sampai jarak jauh (500 m lebih).

Faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja dump truck adalah jenis alat

muat, kapasitas bak, waktu siklus dan faktor koreksi. Waktu siklus dump truck

dipengaruhi oleh waktu muat, waktu angkut, waktu bongkar/tuang, waktu kembali

dan waktu tunggu/antri. Rostiyanti (2002), produktivitas kerja dump truck dapat

dihitung dengan persaan berikut:

P = .......................................................................................(2.2)

dimana : P = produktivitas (m3/jam);

V = volume (m3);

T = waktu (menit).

2.5.1 Penentuan Banyaknya Dump Truck Yang Dapat Dilayani

Hubungan kerja antara AMP dan dump truck merupakan sistem produksi

yang berkombinasi antara sistem kerja kedua peralatan tersebut. Jika diperhatikan

pengoperasiannya maka merupakan sistem terpadu kerena berinteraksi satu sama

lainnya.

Rochmanhadi (1985), mengemukakan, banyaknya dump truck yang dapat

dilayani adalah waktu siklus dump truck dibagi waktu muat. Rumus yang

menyatakan banyaknya dump truck yang dapat beroperasi secara optimum adalah:

Bdt = ............................................................................................(2.3)

dimana: Bdt = banyaknya dump truck yang beroperasi;

Wdt = waktu siklus dump truck;

Wm = waktu muat.

Dari hasil perhitungan dengan menggunakan persamaan (2.3) didapatkan

jumlah dump truck yang dapat beroperasi secara optimum, namun bukan dalam

bentuk bilangan bulat, sehinnga harus dilakukan pembulatan.10

Page 11: repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/1451/1/BAB I-V.doc · Web viewPenelitian dilakukan pada proyek Peningkatan Jalan Gampong Cot – Lhok Bubon, Kecamatan Samatiga Kabupaten

Akibat dari pembulatan ini terjadi 2 kemungkinan yang didapat, yaitu :

a. Bila dibulatkan ke atas maka AMP akan bekerja penuh, sedangkan dump truck

akan terjadi antrian;

b. Bila dibulatkan kebawah maka dump truck akan bekerja penuh,sedangkan

AMP akan menunggu.

2.6 Waktu Siklus Peralatan

Menurut Anonim (1997), waktu siklus adalah waktu yang diperlukan

untuk menyelesaikan sebuah siklus dari suatu operasi (pekerjaan). Waktu siklus

AMP adalah waktu yang diperlukan untuk berproduksi campuran aspal agregat

(mix aspal) dimulai dari waktu pencampuran agregat hingga waktu tuang ke

dalam dump truck, sedangkan waktu siklus dump truck dimulai dari waktu muat

campuran beraspal, waktu yang ditempuh ke lokasi proyek, kemudian waktu

tuang dan waktu kembali kelokasi AMP.

Rostiyanti (2002), mengemukakan bahwa waktu siklus dump truck dapat

dihitung dengan persamaan :

CT = LT + HT + DT + RT .............................................................(2.4)

dimana : CT = cycle time (waktu siklus)

LT = loading time (waktu muat)

HT = hauling time (waktu angkut)

DT = dumping time (waktu tuang)

RT = return time (waktu kembali)

Waktu siklus AMP dapat dihitung dengan persamaan :

CT = ML + LT.................................................................................(2.5)

dimana : CT = cycle time (waktu siklus)

MT = mixing time (waktu pencampuran)

LT = loading time (waktu muat)

11

Page 12: repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/1451/1/BAB I-V.doc · Web viewPenelitian dilakukan pada proyek Peningkatan Jalan Gampong Cot – Lhok Bubon, Kecamatan Samatiga Kabupaten

2.7 Statistika Pengolahan Data

Metode pengolahan dan analisa data yang berupa konsep-konsep

statistika yang digunakan pada proses pengolahan data yang diperoleh dari hasil

observasi selam dilakukan penelitian.

2.7.1 Statistika Distribusi Frekuensi

Hine dan Montgomery (1990), mengemukakan bebrapa model

metemetis sebagai berikut :

a. Banyaknya kelas :

K = l + 3.3 log n ................................................................................(2.6)

b. Range :

R = H – L ............................................................................................(2.7)

c. Intervak kelas :

i = R/K .............................................................................................(2.8)

d. Nilai rata-rata :

.....................................................................................(2.9)

e. Standar deviasi :

.............................................................(2.10)

f. Koefisien Variasi :

CV= ................................................................................(2.11)

Dimana : K = banyak kelas;

12

Page 13: repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/1451/1/BAB I-V.doc · Web viewPenelitian dilakukan pada proyek Peningkatan Jalan Gampong Cot – Lhok Bubon, Kecamatan Samatiga Kabupaten

n = jumlah data;

R = rentang data;

H = nilai tertinggi data;

I = interval data;

X = nilai rata-rata;

f = frekuensi;

d = nilai tengah.

BAB III

METODELOGI PENELITIAN

13

Page 14: repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/1451/1/BAB I-V.doc · Web viewPenelitian dilakukan pada proyek Peningkatan Jalan Gampong Cot – Lhok Bubon, Kecamatan Samatiga Kabupaten

Metode penelitian yang akan dikemukakan dalam bab ini sesuai dengan

peranan dan didukung oleh telaah kepustakaan, penelitian ini berkaitan erat

dengan tinjauan produktivitas kerja AMP berdasarkan jam kerja efektif

dilapangan memerlukan kebutuhan terhadap alat dump truck yang digunakan

sebagai alat angkut.

3.1 Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan pada proyek Peningkatan Jalan Gampong Cot – Lhok

Bubon, Kecamatan Samatiga Kabupaten Aceh Barat. Panjang keseluruhan jalan

770 meter dengan lebar pengaspalan jalan 4 meter, dapat dilihat pada Lampiran A

Halaman 32.

3.2 Data

Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data primer dan data

sekunder. Data primer didapat dari hasil pengamatan terhadap pekerjaan

perkerasan aspal pada proyek Peningkatan Jalan Gampong Cot- Lhok Bubon, dan

data sekunder diperoleh dari dokumen kontrak yang berasal dari dinas pemukiman

dan prasarana Wilayah Aceh barat dan kontraktor pelaksana PT. Bina Usaha.

Data primer didapat dari dua lokasi yang berbeda, pertama data yang

didapat dari lahan AMP yaitu tempat diproduksinya aspal yang berada pada

Gunong Meh kecamatan kaway XVI kabupaten Aceh Barat, kedua data yang

didapat pada lokasi proyek yang terletak pada desa Meureubo kecamatan

Meureubo kabupaten Aceh Barat, jarak tempuh dari AMP dengan lokasi

pengaspalan sekitar 42 km.

3.2.1 Peralatan Pengumpulan Data

14

Page 15: repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/1451/1/BAB I-V.doc · Web viewPenelitian dilakukan pada proyek Peningkatan Jalan Gampong Cot – Lhok Bubon, Kecamatan Samatiga Kabupaten

Data primer berasal dari pengamatan lansung ke lapangan, mengukur

aktifitas kerja AMP dan dump truck, foto pelaksanaan, dan data pendukung

seperti peralatan yang dipakai pada saat pengamatan antara lain:

Stopwatch; digunakan untuk mencatat waktu pengamatan

Alat tulis dan;

Kalkulator.

3.2.2 Metode Pengumpulan Data

Penulis mengambil data pengamatan pada awal bulan Agustus, yang

dilakukan selama pekerjaan pengaspalan berlansung, ruang lingkup penelitian

pada jarak dari STA 0+000 – STA 0 +770, dengan lebar jalan 4 m, panjang 770 m

dan ketebalan AC-BC 6 cm. Penulis dalam pengambilan data di lapangan dibantu

oleh steorang rekan yang berada pada lokasi AMP, sedangkan penulis berada pada

lokasi proyek,hal disebabkan karena jauhnya jarak antara lokasi AMP dengan

lokasi proyek pekerjaan. Jumlah hari selama pengamatan 2 hari dimulai dari jam

08.00 s/d 17.00 WIB, keadaan cuaca pada tempat pengamatan sangat baik.

Pada lokasi AMP data yang diamati adalah produksi AMP per hari kerja

dan waktu curah aspal kedalam dump truck, waktu dump truck tiba dan waktu

dump truck berangkat dari lokasi AMP. Sedangkan data yang didapat pada lokasi

AMP adalah waktu siklus dump truck, yaitu waktu tiba dump truck, waktu tuang

dan waktu kembali. Jalur lintasan yang dilewati oleh dump truck merupakan jalur

yang cukup baik yaitu melitasi Jalan Gunong meeh layung, Meulaboh Kualabhee,

dan Pinem dengan jarak tempuh ± 42 km, kondisi peralatan masih dalam batas

umur ekonomis dan kemampuan operator yang baik.

Lingkup pengamatan dimulai pada saat proses pencampuran agregat di

AMP, kemudian dump truck diisi aspal concrete senbanyak kapasitas angkut

dump truck, gambar dilihat pada pada Lampiran B Halaman 30. Selanjutnya

dump truck berangkat menuju ke lokasi proyek dan setibanya di lokasi, dump

truck menempatkan aspal pada alat penghampar aspal (asphalt finisher) dan

melakukan dumping (penuangan ) sebanyak 2 – 3 kali, Secara sistematis langkah-

langkah yang ditempuh untuk pengumpulan data adalah sebagai berikut:

15

Page 16: repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/1451/1/BAB I-V.doc · Web viewPenelitian dilakukan pada proyek Peningkatan Jalan Gampong Cot – Lhok Bubon, Kecamatan Samatiga Kabupaten

1. Bedasarkan lampiran Tabel 3.1 pengumpulan data dilokasi AMP,

diperoleh:

- Mengamati operasional AMP

- Volume curahan campuran aspal concrete

- Waktu siklus AMP

2. Berdasarkan lampiran Tabel 3.2 pengumpulan data dilokasi proyek,

diperoleh :

- Mengamati operasional dump truck

- Waktu siklus kerja dump truck

3.2.3 Analisa

Analisa waktu yang menggunakan suatu grafik yang menyatakan

hubungan antara dua variabel atau lebih dimana terdapat hubungan antara dua

varikabel tersebut. Dalam hal ini variabel yang mempengaruhi (independent

variable) dan variabel bebas adalah waktu siklus AMP, waktu siklus dump truck

dan variabel pada truck dump dan variabel yang dipengaruhi (independent

variabel) atau variabel terikat adalah produktivitas.

3.3 Analisa Pengolahan Data

Realisasi pengolahan dan analisa data untuk penyelesaian tugas akhir ini

yaitu untuk mendapatkan nilai dengan mengunakan rumus 2.1 - 2.11 pada bab II

Halaman 8 - 12. sehingga bisa didapatkan hasil dengan tepat.

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

16

Page 17: repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/1451/1/BAB I-V.doc · Web viewPenelitian dilakukan pada proyek Peningkatan Jalan Gampong Cot – Lhok Bubon, Kecamatan Samatiga Kabupaten

Pada bab ini akan dipaparkan hasil-hasil pengolahan data berdasarkan

metodologi yang dikemukakan dalam metode penelitian dan data hasil

pengamatan dilapangan. Adapun hasil yang dikemukakan yaitu megenai seluruh

hasil-hasil dan perhitungan yang dilakukan pada penelitian ini.

4.1 Hasil

Hasil yang didapat nantinya disajikan data hasil penelitian pada proyek

yang penulis teliti, yaitu rumus dengan waktu siklus AMP yang berawal dari

waktu pencampuran agregat dan waktu tuang ke dalam dump truck, dapat dilihat

pada Tabel 4.1 Halaman 18, selanjutnya pada waktu siklus dump truck di mulai

dari waktu muat, berjalan ke lokasi, dumping dan kembali ke lokasi dengan

produktivitas kerja AMP rata-rata, produktivitas kerja dump truck, jumlah

penurunan terhadap dump truck, dapat dilihat pada Tabel 4.2 Halaman 25.

4..1.1 Waktu Siklus AMP dan Pencampuran Agregat.

Waktu siklus AMP adalah waktu yang diperlukan untuk berproduksi

menggunakan aspal agregat yang dimulai dari waktu pencampuran agregat hingga

waktu tuang dalam truck.

Perhitungan waktu pencampuran agregat dimulai dari material agregat

yang berjalan dari split, pasir, dan dust yang diangkut dari bin dingin melalui

elevator ke asphalt spayer, kemudian dikirim ke dalam bin panas dan selanjutnya

ditranmisikan ke mixer pugmill. Waktu pencampuran ini akan berlansung secara

terus-menerus hingga pekerjaan untuk per hari kerja efektif selesai. Perhitungan

waktu pencampuran agregat rata-rata dapat dilihat pada lampiran B.4.1 Halaman

36 sampai pada halaman 38 didapat X = 2700 detik.

4.1.2 Waktu Curah Campuran Aspal

Perhitungan waktu curah campuran aspal dari AMP ke dalam dump truck

sampai pada saat dump truck telah siap berada pada posisi tempat pencurahan.

Sistem pencurahan dilakukan secara berulang-ulang sebanyak 20 kali dengan 17

Page 18: repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/1451/1/BAB I-V.doc · Web viewPenelitian dilakukan pada proyek Peningkatan Jalan Gampong Cot – Lhok Bubon, Kecamatan Samatiga Kabupaten

volume dan masing-masing 800 kg, untuk waktu sekali curah selama 5 detik dan

interval dengan masing-masing curahan selama 40 detik. Hal ini telah diatur

secara mekanisme oleh operator, untuk perhitungan waktu curah rata-rata dapat

dilihat pada lampiran C 4.1 Halaman 44 didapat X = 840 detik.

4.2 Waktu Siklus Dump Truck

Waktu siklus dump truck adalah waktu yang diperlukan dump truck untuk

beroperasi yang dimulai dari waktu muat, berjalan ke lokasi proyek atau waktu

angkut, kemudian melakukan dumping atau waktu tuang, dan kembali ke lokasi

AMP atau waktu kembali.

4.2.1 Perhitungan waktu muat

Perhitungan waktu muat dump truck dimulai dari bak dump truck yang

kosong selanjutnya AMP secara mekanisme mengisi campuran aspal ke dump

truck hingga batas kapasitas muatan. Hal ini sama dengan perhitungan waktu

curah campuran aspal.

4.2.2 Perhitungan waktu angkut

Perhitungan waktu yang dibutuhkan oleh dump truck untuk mengangkut

muatan aspal dari lokasi AMP menuju ke lokasi proyek tergantung dari jarak yang

ditempuh oleh dump truck, jarak yang ditempuh dari lokasi AMP ke lokasi proyek

berjarak 42 km. Pengukuran waktu angkut dimulai dari dump truck meninggalkan

lokasi AMP hingga sampai kelokasi proyek. Hasil perhitungan waktu angkut rata-

rata dapat dilihat pada Lampiran C.4.2 Halaman 47 didapat X = 4230 detik.

4.2.3 Perhitungan waktu tuang

Perhitungan waktu tuang campuran aspal dimulai pada saat dump truck

telah mengatur posisi didepan finisher dan melakukan dumping untuk menuang

campuran aspal yang ada dalam bak dump truck hingga kosong. Dalam

18

Page 19: repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/1451/1/BAB I-V.doc · Web viewPenelitian dilakukan pada proyek Peningkatan Jalan Gampong Cot – Lhok Bubon, Kecamatan Samatiga Kabupaten

melakukan penuangan dump truck melakukan dumping sebanyak 2-3 kali. Hasil

perhitungan waktu tuang rata-rata dapat dilihat pada Lampiran C.4.3 Halaman 47

didapat X= 72 detik.

4.2.4 Perhitungan waktu kembali

Lamanya waktu kembali dimulai dari gerakan dump truck setelah

megakhiri damping dan selanjutnya melakukan perjalanan dengan muatan bak

kosong menuju ke lokasi AMP. Hasil perhitungan waktu kembali rata-rata dapat

dilihat pada Lampiran C.4.4 Halaman 49 didapat X= 3866 detik.

4.2.5 Kecepatan

Kecepatan dapat dihitung dengan mengetahui waktu siklus dan jarak

tempuh yang dilakukan oleh dump truck. Lamanya waktu siklus diamati mulai

dari gerakan saat angkut, tuang, dan kembali. Hasil perhitungan kecepatan rata-

rata dapat dilihat pada Lampiran B.4.3 Halaman 38 dan 39 dump truck didapat X=

4.5589 m/detik.

4.2.6 Waktu Kerja

Waktu kerja efektif berkaitan dengan efisiensi waktu sehingga akan dapat

mempengaruhi besarnya kapasitas produksi dalam satu hari kerja. dalam hal ini

tidak dihitung waktu yang dibutuhkan untuk kegiatan diluar kegiatan. kegiatan

gerakan AMP maupun dump truck.

Perhitungan waktu kerja efektif AMP dapat dilihat pada Lampiran C.4.5

Halaman 51, didapat X= 11625 detik atau 3.22 jam.

Untuk perhitungan waktu kerja efektif dump truck dapat dilihat pada lampiran

C.4.6 Halaman 53, didapat X = 24878 atau 6.91 jam.

4.2.7 Volume Dump Truck

Volume dump truck sangat dipengaruhi oleh volume bak dump truck itu

sendiri. Dalam penelitian ini volume bak dump truck yang digunakan 6 m3. Pada

peryataan dilapangan penulis memperoleh data volume dump truck didapat

19

Page 20: repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/1451/1/BAB I-V.doc · Web viewPenelitian dilakukan pada proyek Peningkatan Jalan Gampong Cot – Lhok Bubon, Kecamatan Samatiga Kabupaten

dengan menghitung banyaknya curahan aspal concrete oleh AMP secara mekanis.

Distribusi data volume dump truck dapat dilihat pada Lampiran C.4.7 Halaman 55

didapat X= 6.08 M3.

4.3 Produktivitas AMP

Produktivitas merupakan kemampuan AMP untuk berproduksi berupa

hasil hitungan yang aktual per satuan waktu kerja efektif . AMP dengan type

Great tysap mempuyai kapasitas 40 ton/jam dengan efesiensi kerja peralatan.

Hasil perhitungan produktivitas AMP dapat dilihat pada Lampiran C.4.11

Halaman 61, didapat, P= 32.12 ton/jam.

4.4 Produktivitas Dump Truck

Produktivitas kerja dump truck yaitu kemampuan kerja dump truck dalam

menyelesaikan pekerjaan per satuan kerja efektif. Hasil perhitungan produktivitas

dump truck dapat dilihat pada Lampiran C.4.11 Halaman 61, didapat P= 2.4

m3/jam.

4.4.1 Banyaknya Dump Truck Yang Dilayani AMP

Banyaknya dump truck yang dapat dilayani oleh AMP didapat berdasarkan

pada siklus dump truck dibagi dengan waktu muat AMP, dimana waktu muat

AMP mengunakan waktu muat itu sendiri. Hasil perhitungan dapat dilihat pada

Lampiran C.4.10 Halaman 61.

20

Waktu Siklus dump truckBanyaknya dump truck = Waktu muat dump truck

9008 = 840

Page 21: repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/1451/1/BAB I-V.doc · Web viewPenelitian dilakukan pada proyek Peningkatan Jalan Gampong Cot – Lhok Bubon, Kecamatan Samatiga Kabupaten

diperoleh = 10.7

Ada dua kemungkinan akibat dari pembulatan:

1. Bila dibulatkan ke atas maka AMP akan bekerja penuh, sedangkan dump

truck akan terjadi antrian (10.7 ≈ 11).

2. Bila dibulatkan ke bawah maka dump truck akan bekerja penuh,

sedangkan AMP akan menunggu (10.7 ≈ 10).

4.4.2 Banyaknya Trip Yang Mampu Dihasilkan Dump Truck

Perhitungan dilakukan dengan mengambil waktu kerja efektif AMP 1 jam

kerja selama 50 menit. Untuk satu hari kerja didapat jam kerja 6 jam 40 menit

atau 24000 detik.

Waktu tunggu dump truck =

Jika digunakan 10 dump truck:

21

Waktu kerja efektifBanyaknya Trip = Waktu muat

Waktu siklus dump truck Waktu muat - Jumlah dump truck

Waktu siklus dump truck Waktu tunggu AMP = - waktu muat Jumlah dump truck

9008 = - 840 = 60.8 detik 10

Waktu kerja efektif Banyaknya trip = Waktu muat + waktu tunggu

24000 = = 28.57 ≈ 28 trip 840

24000 = 840 + 60.8

9008 = 840 - = 21.1 detik 11

Page 22: repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/1451/1/BAB I-V.doc · Web viewPenelitian dilakukan pada proyek Peningkatan Jalan Gampong Cot – Lhok Bubon, Kecamatan Samatiga Kabupaten

= 26.64 ≈ 26 trip

4.4.3 Volume Satu Hari Kerja

a. Jika digunakan 11 dump truck:

Volume rata-rata = 6.08 m3 ( Lampiran C.4.7 halaman 56 )

Jumlah Trip = 28 trip

Volume 1 hari = 28 x 6.08 = 170.24 m3

b. Jika digunakan 10 dump truck:

Volume rata-rata = 6.08 m3 ( Lampiran C.4.7 halaman 56 )

Jumlah trip = 26 trip

Volume 1 hari = 26 x 6.08 = 158.08 m3

4.4.4 Lamanya Waktu Penyelesaian pekerjaan

a. Jika digunakan 11 dump truck :

Volume total pekerjaan = 700 m3

Volume 1hari = 170,24 m3

b. Jika Digunakan 10 Dump Truck :

Volume Total Pekerjaan = 700 m3

Volume 1 hari = 158,08 m3

Tabel 4.2 Waktu Gerak Dump Truck

No Gerakan Dump Truck (Waktu Siklus)

Rata-rata (detik)

1

2

Waktu Muat

Waktu Angkut

840

4230

22

700 Lamanya pekerjaan = = 4,42 ≈ 5 hari 158,08

700 Lamanya pekerjaan = = 4,09 hari ≈ 4 hari 170,24

Page 23: repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/1451/1/BAB I-V.doc · Web viewPenelitian dilakukan pada proyek Peningkatan Jalan Gampong Cot – Lhok Bubon, Kecamatan Samatiga Kabupaten

3

4

Waktu tuang

Waktu Kembali

72

3866

Total 9008

Perbandingan pada produktivitas dump truck per hari kerja dapat dilihat

pada gambar 4.1.

Gambar 4.1 Grafik Perbandingan Produktivitas Dump Truck Per Hari Kerja.

Pada gambar 4.1 terlihat bahwa terjadi perbedaan waktu siklus dump truck

pada hari pertama, kedua, dimana semakin besar waktu siklus yang dihasilkan

dump truck maka produktivitasnya semakin menurun. Besar kecilnya waktu siklus

dump truck dipengaruhi oleh elemen gerak dump truck ketika beroperasi pada saat

pengamatan.

23

Page 24: repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/1451/1/BAB I-V.doc · Web viewPenelitian dilakukan pada proyek Peningkatan Jalan Gampong Cot – Lhok Bubon, Kecamatan Samatiga Kabupaten

Gambar 4.2 Grafik Perbandingan Produktivitas AMP Per Hari Kerja

Pada gambar diatas terjadi perbedaan pada perbandigan produktivitas

AMP per hari kerja, dimana semakin besar waktu siklus AMP maka produktivitas

per hari semakin menurun. Besar kecilnya waktu siklus AMP tidak dipengaruhi

oleh elemen dari waktu siklus, yaitu waktu pencampuran dan waktu tuang, hal ini

dikarenakan sistem pengaturan secara mekanis. Namun besar kecilnya waktu

siklus pada AMP dipengaruhi oleh jumlah dump truck yang beroperasi per hari

kerja dan volume produksi sesuai dengan jarak pengaspalan per hari

4.5 Pembahasan

Berdasarkan perhitungan yang mengunakan metode distribusi frekuensi,

diperoleh suatu gambaran bahwa nilai produktivitas AMP dan dump truck pada

proyek pembangunan Jalan Gampong Cot-Lhok Bubon sangat dipengaruhi oleh

waktu siklus dari alat itu sendiri yaitu AMP dan dump truck. Watu siklus

dipengaruhi oleh jumlah dump truck yang beroperasi per hari kerja dan volume

produksi sesuai jarak pengaspalan per hari.

Pada pengamatan hari pertama, volume produksi yang dihasikan sebesar

280 ton dengan waktu siklus rata-rata 62.14 menit dan nilai produktivitas yang di

dapat 32.77 ton/jam. Pengamatan hari kedua, volume produksi yang dihasilkan

24

Page 25: repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/1451/1/BAB I-V.doc · Web viewPenelitian dilakukan pada proyek Peningkatan Jalan Gampong Cot – Lhok Bubon, Kecamatan Samatiga Kabupaten

294 ton dengan waktu siklus rata-rata 60 menit dan nilai produktivitas yang

didapat 33,94 ton/jam.

Dari pengamatan hari pertama hingga hari kedua terjadi kekosongan pada

waktu siklus AMP yang terjadi 10.00 – 11.00 WIB. Hal ini dikarenakan

kurangnya kurangnya jumlah dump truck yang digunakan pada proyek ini dan

faktor jarak antara lokasi AMP dan lokasi proyek yang jauh.

Pada dump truck waktu yang siklus dipengaruhi oleh elemen gerak dari

dump truck itu sendiri, elemen gerak yang dimaksud adalah waktu muat, waku

angkut, waktu tuang, dan waktu kembali, pada pengamatan hari pertama, waktu

siklus dump truck 151,11 menit dengan nilai produktivitas 2,414 m3/jam.

pengamatan hari kedua, waktu siklus yang terdapat 151,23 menit dan nilai

produktivitasnya 2,412 m3/jam. Jika waktu dari salah satu elemen gerak dump

truck lama, maka waktu siklus dump truck pun akan menjadi lama sehingga

mengakibtkan produktivitasnya menurun.

Produktivitas pada dump truck tidak hanya dipengaruhi oleh waktu siklus

dump truck, tetapi kecepatan dump truck juga dapat mempegaruhi produktivitas

dari dump truck, dimana semakin meningkat kecepatan pada dump truck maka

semakin tinggi produktivitas yang dihasilkan. Hal ini berbanding terbalik dengan

hubungan antara siklus dan produktivitas.

25

Page 26: repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/1451/1/BAB I-V.doc · Web viewPenelitian dilakukan pada proyek Peningkatan Jalan Gampong Cot – Lhok Bubon, Kecamatan Samatiga Kabupaten

BAB VKESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Setelah dilakukannya pengolahan data dan pembahasan mengenai

penelitian pada proyek pembangunan Jalan Gampong Cot-Lhok Bubon, maka

dapat diambil satu kesimpulan mengenai produktivitas Peralatan Asphalt Mixing

Plant (AMP) dan Dump Truck. Kesimpulan yang dapat penulis peroleh adalah

sebagai berikut:

1. Perhitungan waktu rata-rata dari:

AMP ke Dump Truck didapat X= 840 detik, hasil perhitungan waktu

angkut rata-rata dump truck didapat X = 4230 detik, hasil perhitungan

waktu tuang rata-rata dump truck didapat X = 72 detik, dan hasil

perhitungan waktu kembali rata-rata didapat X = 3866 detik.

2. Hasil perhitungan pada produktivitas kerja untuk AMP didapat 20 jam dan

produktivitas kerja dump truck didapat 20 jam..

5.2 Saran

Berdasarkan penelitian ini, dapat dikemukakan saran-saran yang

menyangkut produktivitas AMP dan dump truck, adapun saran-saran yang dapat

penulis kemukakan adalah sebagai berikut:

1. Perlu adanya suatu penelitian yang lebih mendalam mengenai analisa

peralatan alat berat, khususnya pada dump truck dan AMP sehingga

mampu menghasilkan pekerjaan secara efektif (misalnya, berapa banyak

dump truck yang mestinya digunakan pada suatu proyek dengan jarak

tertentu ataupun bisa mencoba sistem tipe AMP yang dapat berpindah

tempat.

2. Untuk penelitian kedepannya perlu lebih memperhitungkan faktor-faktor

yang mempengaruhi dari operasional peralatan. Seperti faktor lalu lintas,

kondisi jalan yang dilalui oleh dump truck dari lokasi AMP, ataupun dapat

membandingkan dengan cara mengamati terhadap AMP lainnya dengan

lokasi yang berbeda.26

Page 27: repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/1451/1/BAB I-V.doc · Web viewPenelitian dilakukan pada proyek Peningkatan Jalan Gampong Cot – Lhok Bubon, Kecamatan Samatiga Kabupaten

DAFTAR PUSTAKA

1. Anonim, 2005, Manual Pekerjaan Campuran Beraspal Panas, Direktorat Jenderal Prasarana Wilayah, Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah, Jakarta.

2. Anonim, 1997, Pedoman Pelaksanaan Pekerjaan dengan Menggunakan Peralatan, Direktorat Jenderal Pengairan, Departemen Pekerjaan Umum, Jakarta.

3. Anonim, 1984, Teknik Dasar Pemakaian Alat – Alat Berat, PT. United Tractors, Jakarta

4. Hines, W. W. , dan D. C. Montgomery, 1990, Probalitas dan Statistik Dala Ilmu Rekayasa dan Menajemen, Edisi kedua, Terjemahan Rudiansyah dan A. H. Manurung, Penerbit Universitas Indonesia Press, Jakarta.

5. Rostiyanti, Susy Fatena, 2002, Alat Berat Untuk Proyek Konstruksi, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.

6. Rochmanhadi, 1985, Kapasitas Dan Produksi Alat – Alat Berat, Badan Penerbit Pekerjaan Umum, Jakarta.

7. Peurifoy, RL, 1998, Perencanaan, Peralatan dan Metode Kontruksi, Terjemahan Djoko Martono, Penerbit Erlangga, Jakarta.

8. Sudjana, 1989, Tehnik Analisis Regresi dan Korelasi, Penerbit Tarsito, Bandung.

27